EVALUASI PEMBELAJARAN MEMBACA, MENULIS, DAN BERHITUNG KELAS SATU SEKOLAH DASAR PELITA BANGSA BANDAR LAMPUNG Oleh : Shinta Widya Wardhani, Adelina Hasyim, Undang Rosidin FKIP Unila, Jl. Prof. Dr.Sumantri Bojonegoro No. 1 Bandar Lampung e_mail:
[email protected] Hp. 082185064949 Abstract: Evaluation Of Reading, Writing, And Counting In First Grade At Elementary School Of Pelita Bangsa Bandar Lampung.The aims of this research is to recommend the implementation of reading, writing, and counting in First Grade of Primary School Pelita Bangsa, which consist of context, input, process, and product in Calistung Program. This research uses CIPP evaluation method, and the samples are the students of Pelita Bangsa School. The techniques of collecting data are using observation, questionnaire, documentation, and descriptive qualitative analysis. The results of these study are :1) Context , school environment which supporting learning process, categories medium 2) Input, calistung learning implementation, including teachers motivation, parents support, school facilities, categories medium, 3) Process, calistung learning implementation including teachers work ethic, at the beginning, during implementation, and the end of implementation, categories medium , 4) Product, learning process of reading, writing, and counting including students ability in reading, writing, and counting, categories medium. Key words : evaluation, learning, reading-writing-counting Abstrak: Evaluasi Pembelajaran Membaca, Menulis, Dan Berhitung Kelas Satu Sekolah Dasar Pelita Bangsa Bandar Lampung.Tujuan dari penelitian ini adalah memberi rekomendasi berkenaan dengan pelaksanaan pembelajaran membaca, menulis, dan berhitung kelas 1 di SD Pelita Bangsa Bandar Lampung yang meliputi komponen konteks, input, proses, dan produk dalam program Calistung. Penelitian menggunakan metode evaluasi model CIPP, dilakukan di SD Pelita Bangsa Bandar Lampung. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket, dan dokumentasi serta analisis dengan deskriptif kualitatif yang selanjutnya dipersentasikan dan dikategorikan. Kesimpulan penelitian adalah : 1) context, yaitu kondisi lingkungan di sekolah dalam mendukung pembelajaran terkategori cukup 2) input, meliputi motivasi guru, dukungan orang tua, ketersediaan sarana dan prasarana, terkategori cukup , 3) process pelaksanaan pembelajaran calistung meliputi kinerja guru di awal pembelajaran, dalam pelaksanaan pembelajaran dan di akhir pembelajaran terkategori cukup , dan 4) product pelaksanaan pembelajaran calistung meliputi kemampuan siswa dalam membaca, menulis, dan berhitung terkategori cukup. Kata kunci : evaluasi,calistung, pembelajaran
1
PENDAHULUAN Pendidikan
Sekolah
Dasar
Pelita
khususnya di kelas 1 belum berjalan
27
secara maksimal, di lihat dari siswa
September 2003 oleh Kepala Dinas
yang sekarang duduk di kelas 2 masih
Pendidikan Kota Bandar Lampung.
terlihat lemah dalam membaca, menulis
Sekolah
dan
Bangsa didirikan pada tanggal
Pelita
Bangsa
merupakan
berhitung,
hal
ini
mungkin
lembaga pendidikan dengan Standar
disebabkan karena cara guru mengajar
Sekolah
dalam
Nasional
Plus
dengan
menyampaikan
materi,
akreditasi A sesuai dengan SK. No. 421
kurangnya media yang digunakan, dan
/ 2733.A. / 08/ 2004. Sekolah Pelita
kurangnya kemampuan guru dalam
Bangsa
mengajarkan
terletak
di
wilayah
calistung
di
kelas,
Tanjungkarang Pusat dan merupakan
khususnya di kelas satu SD Pelita
satu diantara program Pusat Kegiatan
Bangsa.
Belajar Masyarakat Yayasan Pelita Bangsa.
Pembelajaran calistung di SD Pelita Bangsa di berikan kepada siswa di kelas
Saat ini Sekolah Pelita Bangsa di asuh
1, rombongan belajar kelas satu di SD
oleh 15 guru kelas, 15 asisten guru, 3
Pelita Bangsa terdapat 3 rombel dan
guru ekspat , 3 guru mandarin, 1 guru
tiap kelas terdiri dari 25 siswa dengan
bahasa lampung, dan 2 guru penjas,
latar belakang siswa yang berbeda-beda.
dengan kualifikasi pendidikan Diploma,
Di kelas satu terdapat 4 orang guru
Strata 1, dan Strata 2. Jumlah siswa SD
dengan sistem mengajar pararel di dua
Pelita Bangsa berdasarkan data siswa
kelas yang berbeda, empat orang guru
tahun 2013/2014 sebanyak 338 siswa
di kelas satu ini memiliki jenjang
dengan latar belakang pekerjaan orang
pendidikan yang sama yaitu strata 1,
tua
dengan
adalah
PNS,
TNI,
POLRI,
wiraswasta, pegawai swasta dan lain-
spesifikasi
atau
gelar
pendidikan yang berbeda.
lain. Kemampuan siswa dalam membaca, Pembelajaran membaca, menulis dan
menulis dan berhitung tak lepas dari
berhitung atau biasa disingkat dengan
dari bimbingan dan peran guru serta
calistung
orang tua siswa dalam mendidik siswa
di
SD
Pelita
Bangsa 2
di sekolah maupun di rumah, dan di
keberhasilannya. Akan tetapi kunci
harapkan orang tua siswa di SD Pelita
utama
Bangsa mampu menjalin kerjasama
pembelajaran di dalam kelas. Lebih
yang baik dengan guru, tetapi karena
lanjut lagi, calistung merupakan salah
kesibukan orang tua siswa mereka
satu mata pelajaran di SD yang sangat
memberikan
sepenuhnya
berperan penting ternyata merupakan
kepada guru, sehingga terkadang guru
masalah tersendiri bagi para siswa.
di Pelita Bangsa merasa tanggung jawab
Persoalan
membaca,
dalam mendidik siswa sangat besar
berhitung
atau
dengan banyaknya tekanan dari orang
merupakan
tua siswa yang mengharuskan guru
setiap sekolah, terutama di kelas 1.
menangani
anaknya
siswa
sepenuhnya
keberhasilannya
menulis,
calistung
fenomena
adalah
dan
memang
tersendiri
di
di
sekolah.
Keberhasilan pembelajaran calistung di kelas juga tak lepas dari bagaimana
Pelaksanaan pembelajaran guru harus
seorang guru menyampaikan materi
berperan ganda dalam artian guru tidak
dengan baik dan dapat dipahami oleh
hanya sebagai pengajar, tetapi guru juga
siswa, seperti kemampuan guru diawal
sebagai pengganti orang tua di sekolah
pembelajaran, dalam pelaksanaannya
harus
motivator
dan diakhir pembelajaran, bagaimana
belajar, fasilitator, organisator, dan
seorang guru mampu melakukan itu
peran-peran lain yang dibutuhkan oleh
dengan baik. Agar semuanya berjalan
siswa dalam pembelajaran. Salah satu
dengan baik seorang guru juga harus
hal penting yang harus diperhatikan
memiliki kerjasama yang baik dengan
dalam pembelajaran adalah seorang
sesama rekan guru, siswa dan orang tua.
guru harus mampu mengkondisikan
Hubungan komunikasi antara sesama
pembelajaran
aktif
guru kurang terjaga, dan antara guru
,inspiratif, menyenangkan, dan menarik
satu dengan yang lainnya masih bersifat
perhatian siswa.
individualis.
Dalam rangka meningkatkan kualitas
Keterampilan membaca, menulis dan
pendidikan di SD, harus disadari juga
berhitung
terdapat
para siswa di SD karena keterampilan
mampu
menjadi
berlangsung
banyak
faktor
penentu 3
harus segera dikuasai oleh
ini secara langsung berkaitan dengan
kemampuan calistung yang rendah. Hal
seluruh
siswa.
ini terlihat hampir 64% siswa masih
dalam
kesulitan untuk membaca, menulis dan
belajar-
berhitung dan ditunjukkan dari nilai
mengajar di sekolah sangat ditentukan
yang diperoleh masih di bawah Kriteria
oleh penguasaan kemampuan membaca
Ketuntasan
mereka. Siswa yang tidak mampu
ditetapkan yaitu 85.
proses
Keberhasilan mengikuti
belajar
belajar
proses
siswa
kegiatan
Minimal
yang
telah
membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan
Menurut Arikunto (2009: 7), terdapat
pembelajaran
perbedaan
untuk
semua
mata
pelajaran.
Siswa
akan
mengalami
kesulitan
dalam
menangkap
yang
mencolok
antara
penelitian dan evaluasi program adalah
dan
sebagai berikut : (a) Dalam kegiatan
memahami informasi yang disajikan
penelitian, peneliti ingin mengetahui
dalam berbagai buku pelajaran, buku-
gambaran tentang sesuatu kemudian
buku bahan penunjang dan sumber-
hasilnya
sumber
lain.
dalam evaluasi program pelaksana ingin
Akibatnya, kemajuan belajarnya juga
mengetahui seberapa tinggi mutu atau
lamban
kondisi
belajar
jika
tertulis
yang
dibandingkan
dengan
dideskripsikan,
sesuatu
sedangkan
sebagai
hasil
teman-temannya yang tidak mengalami
pelaksanaan program, setelah data yang
kesulitan dalam membaca.
terkumpul dibandingkan dengan kriteria atau
Berdasarkan
hakikat
pembelajaran
membaca, menulis dan berhitung
standar
tertentu,
(2)
Dalam
kegiatan penelitian, peneliti dituntut
di
oleh rumusan masalah karena ingin
dilapangan
mengetahui jawaban dari penelitiannya,
pelaksanaan pembelajaran membaca,
sedangkan dalam evaluasi program
menulis dan berhitung permulaan yang
pelaksana ingin mengetahui tingkat
terjadi di SD Pelita Bangsa masih
ketercapaian
belum sesuai dengan pelaksaanaan yang
apabila
dianjurkan.
sebagaimana
atas,
yang
terjadi
Kurangnya
penggunaan
tujuan
tujuan
program, belum
ditentukan,
dan
tercapai pelaksana
media untuk mencapai tujuan belajar
ingin mengetahui letak kekurangan itu
yang maksimal mengakibatkan siswa
dan apa sebabnya.
kelas satu di SD Pelita Bangsa memiliki 4
Menurut Jean Piaget dalam Susmayanti
3. Belajar Kecakapan Hidup
(2013), seorang anak maju melalui
4. Belajar dari Benda Konkrit
empat tahap perkembangan kognitif,
5. Belajar Terpadu
antara lahir dan dewasa, yaitu tahap sensori motor, pra operasional, operasi
Menurut
Prabowo
konkrit, dan operasi formal. Kecepatan
pembelajaran
terpadu
perkembangan
berbeda,
proses pembelajaran dengan melibatkan
tergantung dari seberapa jauh anak aktif
atau mengkaitkan berbagai bidang studi.
memanipulasi dan berinteraksi aktif
Pembelajaran terpadu juga merupakan
dengan lingkungan. Lingkungan tempat
pendekatan
anak tumbuh dan berkembang sangat
melibatkan beberapa bidang studi.
tiap
anak
belajar
(2002:2), adalah
suatu
pengajar
yang
berpengaruh dalam menentukan proses perkembangan kognitif anak.
Menurut
Abraham
Maslow
dalam
Suharto (2011: 23) secara umum diakui Kegiatan pembelajaran pada anak usia
bahwa perilaku seseorang itu suatu
dini dan sekolah dasar, (Nurani, 2009:
ketika
138)
pada
pengembangan
biasanya
ditentukan
oleh
dasarnya
adalah
kebutuhan yang sangat kuat. Menurut
kurikulum
secara
Maslow
manusia
memiliki
hirarki
konkret berupa seperangkat rencana
kebutuhan dari urutan terendah sampai
yang
tertinggi.
berisi
sejumlah
pengalaman
Hirarki
belajar melalui bermain yang diberikan
menggambarkan
pada anak usia dini berdasarkan potensi
yang dimiliki seseorang. Jika dijabarkan
dan tugas perkembangan yang harus
hirarki kebutuhan manusia sebagaimana
dikuasainya dalam rangka pencapaian
dikemukakan oleh Maslow sebagai
kompetensi yang harus dimiliki oleh
berikut :
anak. Atas dasar pendapat di atas dapat
1. Psilogical needs (kebutuhan fisik)
dinyatakan bahwa pembelajaran untuk
meliputi kebutuhan makan, pakaian,
anak usia dini dan sekolah dasar
dan papan.
memiliki karakteristik sebagai berikut:
tingkat
kebutuhan kebutuhan
2. Safety needs (kebutuhan akan rasa
1. Belajar, bermain, dan bernyanyi
aman)
2. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan. 5
3. Afilization needs (kebutuhan untuk
proses pembiasaan di rumah, penciptaan
berafiliasi) antara lain kebutuhan
lingkungan yang kondusif, keterlibatan
untuk bergaul dalam masyarakat dan
dalam memantau hasil belajar peserta
mencari kebutuhan hubungan yang
didik dan aktivitas stimulasi perlu
bermakna.
diupayakan secara maksimal.
4. Self eestem (kebutuhan penghargaan) yaitu suatu kebutuhan agar orang lain
Menurut Suharto (2011: 27) sikap orang
mau menghargai akan dirinya dan
tua menjadi penting sebagai mitra
usaha-usaha yang dilakukannya.
positif para guru untuk memaksimalkan
5. Self actualization (kebutuhan akan
pencapaian tujuan pembelajaran dan
aktualisasi diri), kebutuhan ini adalah
pengembangan aspek tumbuh kembang
kebutuhan
anak-anak.Stimulasi
ingin
memaksimalkan
intensif
yang
dari
diberikan
potensi diri, suatu keinginan untuk
secara
orang
tuanya
menjadi apa yang dirasakan oleh
menjadi
seseorang karena mempunyai potensi
mampu
mencapainya.
perkembangannya dengan optimal.
faktor penting agar anak mengalami
tugas
Menurut Suharto (2011: 26) peran
Adapun hal-hal yang perlu dipelajari
orang tua terkait dengan pembelajaran
untuk
di rumah yaitu membangun suasana
membaca adalah sebagai berikut: (1)
belajar di rumah secara kondusif dengan
memahami
cara
ruang,
mengetahui cara mengukur kecepatan
pencahayaan, dan sirkulasi udara, dan
membaca, (3) mampu mengukur tingkat
tidak
kegiatan
pemahaman
kegiatan
(4) mengetahui dan menerapkan metode
pengaturan
tata
melakukan
kontraproduktif
dengan
pembelajaran peserta didik.
meningkatkan
hakikat
kecepatan
membaca,
terhadap
(2)
bacaan,
dan teknik pengembangan kecepatan membaca, (5) mengetahui faktor-faktor
Keterlibatan
mendesain
lingkungan
secara tak sadar menghambat kecepatan
bermain sambil belajar di rumah juga
membaca, baik internal maupun faktor
penting. Dari beberapa ketentuan di
eksternal, (6) mengetahui bermacam-
atas, dapat dikemukakan bahwa sikap
macam variasi kecepatan membaca
positif dan dukungan orang tua melalui
sesuai dengan variasi tujuan membaca, 6
(7) mampu memilih aspek tertentu saja
misalnya pembelajaran yang kurang
yang dibutuhkan dalam bacaan sesuai
atraktif (menyenangkan)
dengan
tujuan
membaca,
(8)
menganggap kegiatan membaca sebagai
METODE PENELITIAN
kebutuhan, (9) selalu membaca pada berbagai jenis bacaan, dengan rasa
Metode
yang
digunakan
dalam
butuh yang sangat tinggi (Nurhadi,
penelitian ini adalah evaluative dengan
2004: 38).
pendekatan Model CIPP (context, input, process, product). Jenis penelitian ini
Menurut Tarigan (2008:2), menulis
digunakan karena penelitian mengkaji
ialah
dan
menurunkan
lambang-lambang
mengevaluasi
keterlaksanaan
atau grafik yang menggambarkan suatu
program
bahasa yang dipahami oleh seseorang
dilaksanakan pada SD Pelita Bangsa
sehingga seseorang atau orang lain
Bandar Lampung. Tempat penelitian
dapat
diadakan di SDS Pelita Bangsa Bandar
membaca
lambang-lambang
pembelajaran
waktu
penelitian
yang
grafik tersebut kalau mereka memahami
lampung,
akan
bahasa dan gambaran grafik itu.
diadakan pada bulan Februari – April 2014.
Menurut Hidayati, ( 2010:10) mengemu
2.
kan bahwa faktor yang mempengaruhi
Subjek yang diteliti terdiri dari tenaga
kemampuan berhitung anak adalah
pendidik, siswa, data dokumentasi SD
faktor internal dan faktor eksternal.
Pelita Bangsa di Bandar Lampung.
1.
Faktor internal adalah faktor yang
Populasi dalam penelitian ini adalah
ada
tersebut
siswa kelas satu SD Pelita Bangsa
berupa motivasi, kematangan, gaya
Bandar Lampung sejumlah 25 siswa
belajar yang khas dari masing-
dan 4 orang guru, 10 orang tua murid,
masing anak.
Kepala Sekolah dan Wakil Kepala
dalam
diri
anak
Faktor eksternal adalah faktor dari luar
Sekolah.
diri anak seperti dari proses belajar mengajar yang dapat mempengaruhi
Objek penelitian ini adalah pelaksanaan
rendahnya kemampuan berhitung ana
calistung di kelas satu yang bertumpu pada kurikulum 2013, menggunakan 7
pendekatan kuantitatif deskriptif karena data yang diambil menggunakan angka mulai
dari
pengumpulan
data,
penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.
Tabel 1: Teknik Pengumpulan Data Ranah Analisis Konteks
Variabel
Sumber Data
a.Kondisi Lingkungan yang mendukung pembelajaran
Teknik Pengambilan Data
Kepsek, Angket Waka dan Guru Guru dan Angket dan dokumentasi orang tua
Masukan a. Motivasi guru b.Dukungan Orang Tua c. Kesiapan sarana dan prasarana Proses a. Kinerja Guru dalam Guru Pembelajaran Produk a.Tingkatpencapaian membaca Siswa b.Tingkat pencapaian menulis c.tingkat pencapaian berhitung
Observasi dan angket tes
HASIL PENELITIAN DAN
a. Komponen Konteks
PEMBAHASAN
Hasil
analisis
deskiptif
didapatkan
jumlah responden adalah 4, rata-rata Berdasarkan hasil pengumpulan data
(mean)
melalui angket, observasi, dokumentasi,
simpangan
dan tes yang dilakukan maka temuan
adalah 1,1547. Berikut ini hasil data
penelitian terkait dengan komponen
kondisi lingkungan yang mendukung
context, input, process, dan product
pembelajaran siswa kelas 1 di SD Pelita
pada
Bangsa dijelaskan sebagai berikut:
kompetensi
pembelajaran
guru
calistung
dalam dapat
dijabarkan sebagai berikut.
8
skor
konteks
baku
113,
(standar
dan
deviasi)
Tabel 4.2: Kondisi Lingkungan SD Pelita Bangsa No
Responden
1
KS
Skor Total 114
2
WK
112
3
GR1
112
4
GR2
114
X
f
fX
112
2
224
114
2
228
N
4
SD
Tabel 4.3:Motivasi Guru SD Pelita Bangsa dalamPembelajaan No
Responden
f
fX
GR 1
24
23
2
46
2
GR 2
23
24
1
24
3
GR 3
25
25
1
25
4
GR 4
23 4
95
452
N SD
113
Kelas atas (Baik) Kelas tengah (Cukup) Kelas bawah (Kurang) % Baik Cukup
X
1
1.154 7
Mean
Skor Total
0.957
Mean
≥ 114,15 ≥ 114,15 sampai dengan < 111,85 < 111,85
23,7 5 ≥ 24,71
Kelas atas (Baik)
100% ( 4 orang responden)
Kurang
Kelas tengah (Cukup)
≥ 24,71 sampai dengan < 22,79
Kelas bawah (Kurang)
< 22,79
%
Baik
25% (1 orang responden)
Cukup
75% (3 orang responden)
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2014
Kurang
Berdasarkan data tabel 4.2 diketahui Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2014.
bahwa kondisi lingkungan pendukung pada pembelajaran calistung masuk
B. Dukungan orang tua
pada kategori cukup.
Hasil
analisis
deskiptif
didapatkan
b. Komponen Input
jumlah responden adalah 10 orang, rata-
A. Motivasi Guru
rata (mean) skor input 64,3 , dan
Hasil
analisis
deskiptif
simpangan
didapatkan
baku
(standar
deviasi)
jumlah responden adalah 4 orang, rata-
adalah 5,165. Di bawah ini disajikan
rata (mean) skor input 23, 75, dan
tabel 4.4
simpangan
baku
(standar
deviasi)
adalah 0,957. Di bawah ini disajikan tabel 4.3.
9
C. Kesiapan Sarana dan Prasarana
Tabel 4.4 : Dukungan Orang Tua dalam Pembelajaran di SD Pelita Bangsa
Hasil
analisis
deskiptif
didapatkan
jumlah responden adalah 3 orang, rataNo
Responden
1
OT 1
2
OT 2
3
OT 3
4
OT 4
5
OT 5
6
OT 6
7
OT 7
8
OT 8
9
OT 9
10
OT 10
Skor Total
X
f
fX
75
60
3
180
72
62
2
124
64
64
3
192
62
72
1
72
berdasarkan
60
75
1
75
Pendidikan tentang standar sarana dan
0
prasarana, berikut data temuan yang
rata (mean) skor input 27,33 , dan simpangan
60
deviasi)
tabel 4.5
sarana dan prasarana SD
Pelita Bangsa dalam Pembelajaran, Standar
62
dilakukan
melalui
64
pengamatan peneliti.
Nasional
angket
maupun
60
Tabel 4.5: Sarana dan Prasarana di SD Pelita Bangsa
64 10
SD
643
No
64.3
1 2 3 4
5.165
Mean ≥ 69,47
Kelas tengah (Cukup) Kelas bawah (Kurang) % Baik Cukup Kurang
≥ 69,47 sampai dengan < 59,13 < 59,13 20% ( 2 orang responden) 80% (8 orang responden)
Berdasarkan data di atas diketahui secara umum dukungan orang tua siswa pembelajaran baik,
dan
2
orang
8
orang
Responden
Guru 1 Guru 2 Guru 3 Guru 4 N SD Mean Kelas atas (Baik) Kelas tengah (Cukup) Kelas bawah (Kurang) % Baik Cukup
Kelas atas (Baik)
berkategori
(standar
adalah 0,577. Di bawah ini disajikan
N
terhadap
baku
Skor Total 39 39 40 40
X
f
fX
39 40
2 2
78 80
4
158
0.577 39,5 ≥ 40,08 ≥ 40,08 sampai dengan < 38,92 < 38,92
100% (4 orang responden)
Kurang
Berdasarkan hasil data diatas diperolah
berkategori cukup.
hasil secara umum bahwa kelengkapan sarana dan prasarana di SD Pelita 10
Bangsa di peroleh 3 orang berkategori
d. Komponen Produk
cukup.
a. Kemampuan Membaca
c. Komponen Proses
Membaca adalah suatu proses yang
Hasil
analisis
deskiptif
didapatkan
dilakukan serta di pergunakan oleh
jumlah responden adalah 4 orang, rata-
pembaca untuk memperoleh pesan yang
rata (mean) skor proses 39,5, dan
hendak
simpangan
deviasi)
melalui media kata-kata atau bahasa
adalah 0,577. Di bawah ini disajikan
tulis. Dalam hal ini, membaca adalah
tabel 4.6.
suatu usaha untuk menelusuri makna
baku
(standar
disampaikan
oleh
penulis
yang ada dalam tulisan. Kemampuan Tabel 4.6:
No
membaca di SD Pelita Bangsa di ujikan
Kinerja Guru dalam Pembelajaran di SD Pelita Bangsa
Responden
Skor Total
X
f
melalui tes tertulis yaitu siswa-siswi
siswa.
1
Kepsek
27
27
2
54
2
Waka
27
28
1
28
3
Guru
28
N SD
Kelas tengah (Cukup) Kelas bawah (Kurang) % Baik Cukup
Hasil
0 3
analisis
deskiptif
didapatkan
jumlah responden adalah 25 orang, rata-
82
0.577
rata (mean) skor produk 79,8 , dan
Mean Kelas atas (Baik)
kelas 1 SD Pelita Bangsa sebanyak 25
fX
27.33 ≥ 27,91
simpangan
≥ 27,91 sampai dengan < 26,76
adalah 11,23 . Di bawah ini disajikan tabel 4.7.
< 26,76
100% (3 orang responden)
Sumber data: Hasil Pengolahan data, 2014.
Berdasarkan
data
hasil
diatas
digambarkan
secara
umum
bahwa
kinerja guru SD Pelita Bangsa sebanyak 4 orang berkategori cukup. 11
baku
(standar
deviasi)
Berdasarkan hasil data diatas, siswa
Tabel 4.7 Kemampuan Membaca Siswa kelas 1 SD Pelita Bangsa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Responden
BD CV CS DM ED GR HK ID JR KY KZ KN KH LY MR ND NF NL NR OW RS RT SF ST YY N SD Mean Kelas atas (Baik) Kelas tengah (Cukup) Kelas bawah (Kurang) % Baik Cukup Kurang
Skor Total 60 75 70 80 80 65 70 70 85 80 90 90 95 100 80 75 100 70 65 90 65 80 85 90 85
kelas 1 di SD Pelita Bangsa memiliki
X
f
fX
60 65 70 75 80 85 90 95 100
1 3 4 2 5 3 4 1 2
60 195 280 150 400 255 360 95 200
kemampuan membaca sebanyak 3 orang siswa masuk dalam kategori baik , dan 18 orang siswa memiliki kemampuan membaca dengan kategori cukup, dan 4 orang
siswa
memiliki
kemampuan
membaca dengan kategori kurang.
b. Kemampuan Menulis
Keterampilan
menulis
merupakan
keterampilan yang sangat
kompleks,
siswa tidak hanya menuangkan ide tetapi,
siswa
juga
dituntut
untuk
menuangkan gagasan, konsep, perasaan, dan kemauan. Kemampuan menulis di SD Pelita Bangsa di ujikan melalui tes tertulis yaitu siswa-siswi kelas 1 SD Pelita Bangsa sebanyak 25 siswa. 25
1995
11,23
Hasil
79,8
analisis
deskiptif
didapatkan
jumlah responden adalah 25 orang, rata-
≥ 91,02 ≥ 91,02 sampai dengan < 68,58 < 68,58
rata (mean) skor produk 82,8, dan simpangan
baku
(standar
deviasi)
adalah 8,548. Di bawah ini disajikan
12% (3 orang responden) 72% (18 orang responden) 16% (4 orang responden)
pada tabel 4.8
Sumber data: Hasil Pengolahan Data, 2014
12
Tabel 4.8 Kemampuan Menulis Siswa kelas 1 SD Pelita Bangsa
Berdasarkan hasil data diatas, siswa
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Responden
BD CV CS DM ED GR HK ID JR KY KZ KN KH LY MR ND NF NL NR OW RS RT SF ST YY N SD Mean Kelas atas (Baik) Kelas tengah (Cukup) Kelas bawah (Kurang) % Baik Cukup Kurang
Skor Total 80 80 90 90 95 75 80 75 80 100 75 80 75 80 80 75 75 80 75 100 75 85 90 80 100
kelas 1 di SD Pelita Bangsa memiliki
X
f
fX
kemampuan menulis dengan kategori
75 80 85 90 95 100
8 9 1 3 1 3
600 720 85 270 95 300
baik sebanyak 4 orang siswa, dan sebanyak 21 orang siswa memiliki kemampuan menulis dengan kategori cukup.
c. Kemampuan Berhitung
Kemampuan
calistung
(membaca,
menulis dan berhitung) perlu dilatih (lagi) pada peserta didik Sekolah Dasar (SD) kelas 1 dan 2? Salah satu jawabannya adalah agar semua peserta didik mempunyai ketiga kemampuan itu dengan
dasar
(basic)
yang
kuat.
Kemampuan berhitung di SD Pelita Bangsa di ujikan melalui tes tertulis yaitu siswa-siswi kelas 1 SD Pelita 25
2070
Bangsa sebanyak 25 siswa. Berikut ini
8,548 82,8 ≥ 91,3 ≥ 91,3 sampai dengan < 74,3 < 74,3
data hasil tes kemampuan berhitung
16% (4 orang responden) 84% (21 orang responden)
Hasil
siswa kelas 1 SD Pelita Bangsa Bandarlampung.
analisis
deskiptif
didapatkan
jumlah responden adalah 25 orang, ratarata (mean) skor produk
Sumber data: Hasil Pengolahan Data, 2014.
simpangan
baku
(standar
82,8, dan deviasi)
adalah 8,548. Di bawah ini disajikan pada tabel 4.9
13
Berdasarkan hasil data diatas, 4 orang
Tabel 4.9 Kemampuan Berhitung Siswa kelas 1 SD Pelita Bangsa
siswa kelas 1 di SD Pelita Bangsa memiliki kemampuan berhitung dengan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Responden
BD CV CS DM ED GR HK ID JR KY KZ KN KH LY MR ND NF NL NR OW RS RT SF ST YY N SD Mean Kelas atas (Baik) Kelas tengah (Cukup) Kelas bawah (Kurang) % Baik Cukup Kurang
Skor Total 80 100 75 85 100 85 80 75 90 95 75 80 75 90 90 75 80 90 75 90 80 95 90 90 90
X
f
fX
75 80 85 90 95 100
6 5 2 8 2 2
450 400 170 720 190 200
kategori baik, 15 orang siswa memiliki kemampuan berhitung dengan kategori cukup, dan sebanyak 6 orang siswa memiliki kemampuan berhitung dengan kategori kurang.
Secara
keseluruhan
kemampuan
membaca, menulis dan berhitung di SD Pelita Bangsa di kategorikan cukup, hal ini
disebabkan
faktor
kondisi
lingkungan di SD Pelita Bangsa yang belum maksimal, dukungan orang tua dan motivasi guru yang belum berjalan dengan baik, dan proses pembelajaran dikelas yang belum maksimal, guru belum memiliki keterampilan dalam mengelola kelas dengan baik, dan penggunaan media yang kurang kreatif, 25
2130
di sertai sarana dan prasarana sekolah
8.098 85.2
yang belum cukup memadai.
≥ 93,3 ≥ 93,3 sampai dengan < 77,1 < 77,1
KESIMPULAN DAN SARAN
16% (4 orang responden) 60% (15 orang reponden) 24% (6 orang responden)
Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan
didapatkan
hasil
bahwa
pembelajaran calistung di SD Pelita
Sumber data: Hasil Pengolahan Data, 2014.
Bangsa termasuk dalam kategori cukup, baik itu dalam komponen konteks yang mencakup 14
kondisi
pembelajaran,
komponen
input
yang
Nurani, Yulianti. 2005. Menu Pembelajaran Anak Usia Dini. Yayasan Citra Pendidiakan Indonesia : Jakarta
mencakup
motivasi guru, ketersediaan sarana dan prasarana dan dukungan orang tua terhadap
pembelajaran,
komponen
Nurhadi. 2004. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca Suatu Teknik Memahami Literatur yang Efesien. Bandung : Sinar Baru Algensindo
proses yang mencakup kinerja guru dalam pembelajaran, dan komponen produk yang mencakup kemampuan siswa dalam membaca, menulis dan
Prabowo. 2000. Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Terpadu dalam Menghadapi Perkembangan IPTEK Millenium III. Makalah Universitas Negeri Surabaya. Surabaya
berhitung.
Berdasarkan
kesimpulan
di
sebaiknya SD Pelita Bangsa
atas lebih
meningkatkan
kondisi
lingkungan
pembelajaran
yang
kondusif,
meningkatkan
kemandirian
Suharto. 2011. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Rhaudhatuljinan Bandar Lampung. Tesis. Lampung
dan
pengembangan diri melalui pelatihan guru untuk memenuhi kompetensi guru,
Pelita Bangsa lebih baik lagi.
Susmayanti, Andriana. 2012. Peningkatan Prestasi Belajar IPA dengan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas IV SD Pelita Bangsa Bandar Lampung. Tesis. Bandar Lampung.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, H.G. 2008. Membaca. Bandung : Angkasa
serta melengkapi sarana dan prasarana sekolah yang belum ada agar lebih memaksimalkan kegiatan pembelajaran, sehingga kemampuan calistung SD
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar . 2009. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Hidayati, Ratna. 2010. Dasar-Dasar Membaca, Menulis dan Berhitung. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 15