Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Fungsional Pengembangan Teknologi Nuklir V Jakarta, 14 Desember 2010
ISSN : 1978-9971
EVALUASI PEMANTAUAN TENORM PADA PEMBUATAN NATRIUM ZIRKONAT
Sajima dan Sunardjo Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
ABSTARK EVALUASI PEMANTAUAN TENORM PADA PEMBUATAN NATRIUM ZIRKONAT. Telah dilakukan pemantauan TENORM pada pembuatan natrium zirkonat dalam proses pelindian menggunakan air. Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir zirkon. Hasil reaksi antara pasir zirkon dengan natrium hidroksida dilindi dengan aquadest kemudian dipisahkan dengan penyaringan. Natrium zirkonat dianalisis radioaktivitasnya menggunakan Spektrometer gamma. Hasil analisis dengan spektrometer gamma untuk radionuklida 238U, 226Ra, 228Th, 232Th, 210Pb, dan 40K bertuurut-turut adalah (2874,14 ± 356,41) Bq/kg, ( 3366,95 ± 177,67) Bq/kg, ( 2601, 54 ± 137,62 ) Bq/kg, ( 677,81 ± 36,80 ) Bq/kg, (1278,60 ± 82,62) Bq/kg, dan ( 97,43 ± 31,55 ) Bq/kg. Hasil ini telah melampaui tingkat intervensi yang ditetapkan oleh BAPETEN yaitu untuk tiap radionuklida anggota deret uranium dan thorium aktivitas maksimal sebesar 1.000 Bq/kg sedangkan untuk kalium sebesar 10.000 Bq/kg. Kata kunci : TENORM, natrium zirkonat, pelindian, tingkat intervensi.
ABSTRACT EVALUATION FOR TENORM MONITORING AT PREPARATION OF SODIUM ZIRCONATE. The monitoring of TENORM in preparation of sodium zirconate resulted from leaching by water has been done. Zircon sand was used as raw material in this research. The reaction product of zircon sand with sodium hydroxide was leached by aquadest and then separated by filtration. Radioactivity in sodium zirconate was analyzed by using gamma spectrometer. The result of radioactivity analyzed by gamma spectrometer for 238U, 226Ra, 228Th, 232Th, 210Pb, and 40K were (2874.14 ± 356.41) Bq/kg, ( 3366.95 ± 177.67) Bq/kg, ( 2601.54 ± 137.62 ) Bq/kg, ( 677.81 ± 36.80 ) Bq/kg, (1278.60 ± 82.62) Bq/kg, and (97.43 ± 31.55) Bq/kg respectively. The results had been overed the BAPETEN intervention level, where the maximum permisible concentration for radionuclides in the member of uranium and thorium series was 1,000 Bq/kg and for potassium was 10,000 Bq/kg. Keywords : TENORM, sodium zirconate, leaching, intervention level.
2009 harganya Rp 3.000,- per kilogram 1.
I. PENDAHULUAN : Bahan natrium
baku
zirkonat
untuk adalah
mendapatkan pasir
zirkon
(ZrO2.SiO2). Harga pasir zirkon sangat murah dan mudah untuk mendapatkannya karena merupakan bahan tambang yang ada di permukaan Bumi. Harga konsentrat pasir zirkon di Kalimantan Tengah pada tahun
Natrium zirkonat apabila diolah lebih lanjut mempunyai peran yang sangat strategis dalam berbagai industri. Dalam industri nuklir, apabila dipadu dengan logam lainnya (Zircalloy) maka paduan ini akan dapat digunakan sebagai kelongsong bahan bakar reaktor nuklir dan struktur reaktor nuklir.
Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi – Badan Tenaga Nuklir Nasional
18
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Fungsional Pengembangan Teknologi Nuklir V Jakarta, 14 Desember 2010
ISSN : 1978-9971
Pada industri non nuklir, bahan ini dapat
Hasil proses pelindian dipisahkan untuk
diaplikasikan sebagai bahan ceramic, pelapis
mengambil
2
turbin dan bahan semi konduktor .
padatan
natrium
zirkonat
(Na2ZrO3) sedangkan filtrat yang berisi
Pasir zirkon (ZrO2.SiO2) merupakan bahan hasil tambang yang mempunyai sifat
natrium silikat (Na2SiO3) ditampung untuk pengolahan lanjutan 2.
non magnetik, non konduktor, tidak berbau 4
Tahap proses pelindian menggunakan
dan tidak berasa . Secara alami pasir zirkon
air memungkinkan dihasilkannya TENORM
mengandung Uranium dan Torium, sering
(Technologically
disebut
Occurring
Accurring Radioactive Material). TENORM
Radioactive Material), sehingga potensi
sering juga disebut LSA (Low Spesific
kontaminasi dan menaikkan paparan radiasi
Activity) berasal dari peluruhan radionuklida
NORM
(Naturally
3
Pada umumnya, radionuklida alam yang dominan ditemukan di dalam NORM adalah 220
210
U,
Rn,
232
Th,
Pb dan
yang
Naturally
primordial dari peluruhan 238U, 232Th dan 40K
cukup besar .
238
Enhanced
228
Th,
226
222
dari terkonsentrasinya radionuklida alam pada waktu proses berlangsung. TENORM
Po . Sedangkan radiasi
yang terbentuk dapat berupa slag, kerak air
dipancarkan
Ra,
. TENORM dapat terbentuk sebagai akibat
Rn,
210
Ra,
228
3
5
merupakan
(scale) dan lumpur (slude). Menurut sejarah,
campuran partikel alpha, beta dan photon
TENORM pertama kali dideteksi pada tahun
5
NORM
222
220
gamma . Radon ( Rn) dan Thoron ( Rn)
1904 pada industri minyak dan gas di
adalah pemancar alpha murni dan berwujud
Kanada,
gas. Proses pembentukan NORM diawali
dilakukan
dengan terlarutnya isotop Radium seperti
radiologi terhadap TENORM. Hasil kajian
226
226
Ra
dilaporkan bahwa TENORM berpotensi
U dan
228
Ra
memberikan
Ra berasal dari deret peluruhan
232
pekerja
Ra,
228
Ra,
224
Ra di dalam air. Isotop
berasal dari deret peluruhan dan
238
224
Th
4
.
selanjutnya pengkajian
dan
pada
tahun
terhadap
dampak radiologi lingkungan,
1980 aspek
terhadap
apabila
tidak
dikelola dengan benar. Akibat yang dapat Metode
yang
digunakan
untuk
ditimbulkan dalam masalah ini antara lain
mengolah pasir zirkon menjadi natrium
terkena partikel alpha dengan terhisapnya
zirkonat adalah metode proses basah. Proses
debu atau serbuk dalam pernafasan 6.
pengolahannya diawali dengan peleburan pasir zirkon dengan pereaksi NaOH, leburan yang diperoleh dilindi menggunakan air.
Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi – Badan Tenaga Nuklir Nasional
19
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Fungsional Pengembangan Teknologi Nuklir V Jakarta, 14 Desember 2010
Gambar 1. Skema peluruhan radioaktif
Radium
mempunyai
238
U
sangat
thorium. Keberadaan thorium karena bahan
mudah mengendap, sehingga dapat memicu
ini sebagai bahan ikutan bersama uranium
terbentuknya
dalam pasir zirkon 4.
TENORM
sifat
ISSN : 1978-9971
dalam
produk.
Selain radionuklida tersebut di atas adalah
Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi – Badan Tenaga Nuklir Nasional
20
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Fungsional Pengembangan Teknologi Nuklir V Jakarta, 14 Desember 2010
Gambar 2. Skema peluruhan radioaktif
Koordinasi
penanganan
terhadap
NORM/TENORM di Indonesia merupakan kegiatan
yang
melibatkan
ISSN : 1978-9971
232
Th
deret uranium dan torium pada kegiatan eksploitasi dan pengilangan gas bumi.
lembaga
pemerintah (BATAN, BAPETEN, DEPKES,
II.
BAHAN DAN TATA KERJA
BAPEDAL, Departemen terkait), lembaga swadaya
masyarakat,
dan
ilmuwan/
akademisi 5. Regulasi mengenai pengelolaan
Bahan yang digunakan Leburan hasil proses reaksi antara pasir zirkon dengan soda api
NORM/TENORM hingga saat ini belum ada
(NaOH) dengan perbandingan 1 :
guideline yang dikeluarkan oleh IAEA 5.
1,1 pada suhu 750
Menurut PERKA BAPETEN No.9 tahun 2009 tentang Intervensi terhadap paparan yang berasal dari TENORM, radionuklida yang wajib dianalsis paling kurang 228
Th,
230
Th,
226
Radionuklida
Ra,
210
228
Ra,
234
Th dan
210
Pb,
210
Po 5.
Po hanya berlaku untuk
o
C sebagai
umpan.
Aquadest
produksi
PTAPB-
BATAN Yogyakarta digunakan sebagai
pelarut
dalam
proses
pelindian.
konsentrasi aktivitas radionuklida anggota
Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi – Badan Tenaga Nuklir Nasional
21
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Fungsional Pengembangan Teknologi Nuklir V Jakarta, 14 Desember 2010
mencapai
Alat yang digunakan Satu
set
reaktor
analitik
maka
set
dilakukan
menggunakan
digunakan
sekuler.
pencacahan
spektrometer
gamma
selama 9 jam dilanjutkan pengolahan
untuk menimbang bahan. Satu
kesetimbangan
Apabila waktu kesetimbangan tercapai,
pelindian
digunakan untuk proses pelindian. Timbangan
ISSN : 1978-9971
spektrometer-
data.
untuk
pencacahan aktivitas radionuklida. Polietilen
dan
sarana
dukung
lainnya dalam preparasi sampel.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pasir zirkon hasil proses penambangan
Proses pelindian menggunakan air
pada umumnya mengandung uranium dan
Leburan ditimbang dengan berat
thorium,
sehingga
potensi
terjadinya
kemudian
kontaminasi dan paparan radiasi cukup
dimasukkan ke dalam reaktor pelindian
besar. Pada proses pelindian menggunakan
yang telah diberi aquades sambil
air akan terjadi pemurnian yaitu pemisahan
diaduk. Setelah itu, proses pelindian
silikat dari zirkonium. Produk dari proses
dilakukan pada waktu dan kecepatan
pelindian adalah natrium zirkonat dengan
tertentu.
Apabila
hasil samping antara lain TENORM. Hasil
selesai,
kemudian
yang
telah
ditentukan,
proses
pelindian
disaring
untuk
memisahkan padatan natrium zirkonat
samping ini mempunyai potensi kontaminasi dan paparan radiasi. Analisis
dan filtrat natrium silikat.
kandungan
radioaktivitas
alam yang ada pada natrium zirkonat
Preparasi untuk analisis
digunakan metode relatif dengan alat gamma
Padatan natrium zirkonat diayak
spektrometry memakai detektor germanium
dengan ukuran 0,8 mm. Hasil ayakan
HPGe (High Purity Germanium) mengacu
diambil, kemudian
ke
pada NCRP (National Council on Radiation
kemudian
Protection and Measurements). Sumber
Selanjutnya
standar yang digunakan adalah sumber multi
dalam ditutup
tabung hingga
dimasukkan
polietilen rapat.
tabung yang berisi sampel disimpan
gamma
dalam tempat tertentu pada suhu kamar
hasil pengukuran disajikan pada Tabel
selama lebih kurang 30 hari untuk
berikut.
152
Eu buatan LMRI Perancis. Data
Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi – Badan Tenaga Nuklir Nasional
22
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Fungsional Pengembangan Teknologi Nuklir V Jakarta, 14 Desember 2010
ISSN : 1978-9971
Tabel 1. Kandungan radioaktivitas alam dalam natrium zirkonat hasil proses pelindian menggunakan air.
No
Nuklida
Aktivitas (Bq/kg)
Ketidak pastian
Batas minimal pencacahan 68 %
1
U-238
2874,14
356,41
86,17
2
Ra-226
3366,95
177,67
1,60
3
Th-228
2601,54
137,62
1,73
4
Th-232
677,81
36,80
1,96
5
Pb-210
1278,60
82,62
9,86
6
K-40
97,43
31,55
12,90
kanker paru-paru. Peluruhan Tabel 1 menunjukkan bahwa natrium zirkonat hasil proses pelindian menggunakan air mengandung unsur-unsur radioaktif alam (238U dan
232
Th beserta anak luruhnya)
sehingga dapat berisiko secara radiologis. Radionuklida
40
acuan
226
dalam
Radionuklida
Ra digunakan sebagai
pengukuran
238
U dan
aktivitas.
232
Th pada proses
peluruhan akan memancarkan partikel α (alpha) yang disertai radiasi γ (gamma). Hasil radionuklida
menjadi
analisis 226
memperoleh
Ra, radionuklida ini akan
Pb
akan
Ra hingga
menghasilkan
radionuklida radon yang berperan sebagai sumber radiasi lingkungan dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga akan menaikkan tingkat penyinaran radiasi.
K perlu karakteristik lebih
lanjut, sedangkan
210
226
Berdasarkan
PERKA
BAPETEN
Nomor 9 tahun 2009 tentang Intervensi terhadap
paparan
yang
berasal
dari
TENORM untuk tiap radionuklida anggota deret
uranium
dan
torium
aktivitas
maksimum 1 Bq/gr (satu becquerel per gram)
sedangkan
10
Bq/gr
(sepuluh
becquerel per gram) untuk kalium, maka
Rn dengan waktu paro
natrium zirkonat hasil proses pelindian
3,8 hari dan merupakan gas pengemisi
menggunakan air dalam penanganannya
partikel
perlu perhatian karena melampaui batas
222
meluruh menjadi
alpha
yang
berpotensi
mengkontaminasi atmosfer. Gas ini cukup
maksimal yang telah ditetapkan.
berbahaya, apabila terhisap akan mengendap di dalam saluran pernafasan dan sebagian kecil radon akan mengendap dalam paruparu
sehingga
berpotensi
menimbulkan
Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi – Badan Tenaga Nuklir Nasional
23
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Fungsional Pengembangan Teknologi Nuklir V Jakarta, 14 Desember 2010
IV. KESIMPULAN Berdasarkan
analisis
radioaktivitas
menggunakan spektrometer gamma terhadap natrium zirkonat hasil proses pelindian menggunakan air memberikan konsentrasi 238
U,
226
Ra,
228
232
Th,
Th,
210
Pb, dan
40
K
bertuurut-turut adalah (2874,14 ± 356,41) Bq/kg, ( 3366,95 ± 177,67) Bq/kg, ( 2601,54 ± 137,62 ) Bq/kg, ( 677,81 ± 36,80 ) Bq/kg, (1278,60 ± 82,62) Bq/kg, dan (97,43 ± 31,55)
Bq/kg.
Hasil
tersebut
telah
melampaui tingkat intervensi yang telah ditetapkan oleh BAPETEN, maka diperlukan kehati-hatian
dan
keseriusan
dalam
penanganannya.
DAFTAR PUSTAKA 1. FAHRIZAL ABUBAKAR, Pengelolaan Zirkon di PT Timah Tbk., Workshop Keselamatan dan Keamanan Pertambangan Zirkon Bagi Pekerja, Masyarakat dan Lingkungan, Yogyakarta, 24 Juni 2009. 2. DWIRETNANI, Pengambilan Silikat dari Peleburan Pasir Zirkon dengan Pelindian Memakai Air, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah, PPBMI-BATAN Yogyakarta, 1985. 3. ANONIM, www:Iluka.com, Lembar Data Keselamatan Materi, Desember 2008. 4. WISNUBROTO, D.S., Studi NORM dan TENORM dari Kegiatan Industri Non Nuklir, Jurnal Pengolahan Limbah, Vol.6 No.2 Desember 2003. 5. BUNAWAS, SYARBAINI, Penentuan Potensi Resiko Tenorm pada Industri Non Nuklir, Buletin Alara, Vol. 6 No.3 April 2005.
ISSN : 1978-9971
Intervensi terhadap paparan yang berasal dari TENORM (Technologically Enhanced Naturally Accurring Radioactive Material), 2009. 7. RASITO, MUHAYATUN S, DIAH DWIANA L., Penentuan Konsentrasi Uranium dan Thorium dalam Pasir Zirkon dengan Teknik AAN dan Spektrometri Gamma Langsung, PTNBR-BATAN, 13 Desember 2008. 8. ISKANDAR, D., M NOGUCHI., Gamma-Ray Spectrometry for Environmental sample, Joint Training Course on Application of Nuclear Technique in Industry and Environment Available for the Safety of Nuclear Facility, June 29 – July 10, 2009. 9. YASIR, M.S., MAJID, A.A., IBRAHIM, F., TAB, S.Q.M., ABIDIN, M.R.Z., Analisis 238U, 232Th, 226Ra, 40K Dalam Sampel Amang, Tanah dan Air di Dengkil Selangor Menggunakan Spektrometer Gamma, Malaysia Jurnal of Analytical Sciences, Vol. 10, No. 1, 2006, hal. 35-40.
TANYA JAWAB
1. Penanya: Sri Subandini L. - PTKMR Pertanyaan: - Dari hasil penelitian, ternyata hasilnya melampauitingkat intevensi yang telah ditetapkan oleh BAPETEN, bagaimana caranya agar hasil tersebut dapat diminimalkan (dikurangi) sehingga tidak melampaui nilai yang telah ditetapkan olen BAPETEN? Jawaban: Sunardjo - Untuk menindaklanjuti proses pembuatan natrium zirkonat yang menghasilkan limbah radioaktif seperti U dan Th, maka akan dibuat peralatan tambahan berupa cyclon dan proses pengendapan bahan radioaktif tersebut.
6. BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Perka No.9 tahun 2009 tentang
Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi – Badan Tenaga Nuklir Nasional
24
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Fungsional Pengembangan Teknologi Nuklir V Jakarta, 14 Desember 2010
ISSN : 1978-9971
2. Penanya: Sri Wahyuni - PTKMR Pertanyaan: - Upaya apa yang dilakukan untuk mengurangi aktivitas dari U dan Th sehingga dapat diperoleh silikon murni? Jawaban: Sunardjo - Upaya yang dilakukan dengan dipasang alat cyclon dan proses pengendapan bahan U dan Th. 3. Penanya: Nazaroh - PTKMR Pertanyaan: - Apa yang saudara lakukan dari hasil pengukuran yang melebihi intervensi yang ditetapkan BAPETEN apakah melaporkan kepada BAPETEN atau bagaimana? - Potensi bahaya apa yang bisa terjadi? Jawaban: Sunardjo - Menampung bahan buangan atau limbah yang diperoleh. - Mengolah bahan limbah dengan proses pengendapan. - Membuat alat cyclon untuk penangkap debu limbah gas. - Penyakit kanker paru-paru.
Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi – Badan Tenaga Nuklir Nasional
25