PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Yogyakarta,
28 Agustus 2008
DISTRIBUSI AKTIVITAS GROSS CUPLIKAN AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN SURABA YA 13
Iswantoro Pusat Tektoologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
ABSTRAK DISTRIBUSI AKTIVITAS GROSS P CUPLIKAN AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN SURABA VA. Radioaktivitas gross {3 cuplikan air dan sedimen dari sungai/kali, muara dan pesisir perairan Surabaya telah di evaluasi. Lokasi pengambilan cuplikan di sungai/kali, muara dan laut pesisir perairan Surabaya yang dipilih secara acak di dua belas (12) titik. Air diuapkan, sedimen dikeringkan, dihaluskan dan diayak lolos 100 mesh, kemudian ditentukan radioaktivitas gross {3 dengan detektor Low Background Counter Geiger Mueller (GM). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aktivitas gross {3 cuplikan air berkisar antara 0, 159 sid. 0,258 Bq/L masih di bawah nilai ambang batas sebesar 1 Bq/L menurut Peraturan Daerah Kota Surabaya no: 2 tahun 2002 Aktivitas cuplikan telah terjadi akumulasi radionuklida da/am sedimen. Ditemukan faktor distribusi Fo sedimen berkisar antara 26,449 dan 2127,848.
ABSTRACT GROSS P ACTIVTY DISTRIBUTION OF SURABA YA WATER AND SEDIMEN SAMPLES. The gross j3 radioactivity of Surabaya water and sediment environmental samples have been evaluated. The water and sediment (fresh, estuary and coastal) samples have been taken at 12 locations. Water has evaporated; sediment has dried and grinded and get away of mesh 100. The measurement gross-{3 of samples used Low Background Counter Geiger Mueller detector. The result showed that the gross-{3 of water were lower than the threshold value of local government regulation of Surabaya no: 2 year 2004 (1 Bq/L). Sediment sample can not be evaluated because it was not included yet in the river water quality. Distribution factor of sediment Fo indicated that was radionuclide accumulation in sediment sample. The distribution factor Fo is from 26.449 to 2127.848.
PENDAHULUAN Seperti Jakarta dan industri, Semarang,industriKota Surabayahalnya memiliki banyak industri tersebut menyebar di seluruh wilayah Kota Surabaya. Kota Surabaya memiliki 2600 usaha industri, dan sekitar 600 diantaranya merupakan usaha yang berskala industri (bukan industri rumah tangga), sebagian besar berlokasi di Kawasan industri Rungkut (SIERilJ Perairan merupakan tempat terakumuiasinya berbagai kontaminan, begitupula dengan perairan di Surabaya, yang memungkinkan terjadinya perubahan terhadap rona lingkungan awal dan terganggunya keseimbangan lingkungan. Sehingga data penelitian yang diperoleh diharapkan dapat digunakan untuk memonitor seberapa besar tingkat pencemaran yang disebabkan oleh zat radioaktivitas alam. Iswantoro
Zat radioaktivitas yang berada di lingkungan perairan kota Surabaya kemungkinan dapat berasal dari Iimbah industri serta limbah rumah sakit yang ada di kota Surabaya. Salah satu industri yang berpotensi menghasilkan limbah zat radioaktivitas adalah industri kaos lampu. Apabila ditinjau dari asalnya, maka bahan pencemar yang masuk ke perairan laut dapat dibagi menjadi dua, yang pertama berasal dari lautnya sendiri. Misalnya pembuangan sampah dan air limbah kapal, tumpahan minyak di laut, baik dari kapal tangki maupun sumur minyak lepas pantai, buangan dari pertambangan di laut, dan yang kedua berasal dari kegiatan-kegiatan di darat seperti limbah domestik, kegiatan industri dan lain-lain. Bahan pencemar dapat masuk ke ekosistem laut melalui udara atau terbawa oleh air permukaan (Resosoedarma dkk, 1993 dalam Prasetyo,2002pJ.
ISSN 1410 - 8178
349
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLm Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008
Untuk membahas kualitas lingkungan dari aspek radioekologi perlu dilakukan kajian radioaktivitas pada suatu ekosistem yang berkaitan dengan radiasi gross a, gross fJ, gross y, identifikasi radionuklida, konsentrasi dan mekanisme perpindahan radionuklida dalam komponen-komponen penyusun nuklida dalam ekosistem perairan tersebut. Penelitian ini dianggap penting karena sampai sekarang data radioaktivitas lingkungan yang dilaporkan masih kurang (3]. Air laut merupakan air permukaan akan tetapi karena rasanya asin dan jumlahnya yang sangat besar, maka air laut dipisahkan dari air permukaan. Kandungan unsur radioaktif dalam laut lebih bervariasi dari pada jenis air lainnya. Hal ini karena sungai bermuara ke laut dan jatuhan debu radioaktif lebih banyak jatuh ke laut sehingga disebut jatuhan traposfir.[4] . Pada perairan laut radionuklida akan diencerkan dan tersebar dalam air untuk kemudian berpindah ke material biologis, sedimen dan partikel ter-suspensi. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsentrasi radionuklida di perairan laut adalah proses penyebaran, penyampuran dan interaksi dengan material biologis dan sedimen (Menurut IAEA, 1982 dalam Taimenas, 2002i5]. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi aktivitas rerata gross p dari cuplikan air cian sedimen yang diambil dari perairan (sungai, muara dan pantai) Surabaya, kemudian dibandingkan dengan baku mutu menurut Peraturan Daerah Kota Surabaya No.02 Tahun 2004[6]. Mengetahui faktor distribusi (FD) gross p dari air sedimen. TATA KERJA
Bahan Sampel lingkungan Surabaya air sungai/kali, muara dan pesisir (Tabel 2), HN03• N2 cair, Standar 90Sr untuk kalibrasi OM, 40KCI untuk penentuan efisensi detektor OM. Pengambilan Cuplikan[7]
Alat Termometer, pH meter, OPS, beker gelas, ice box, stop watch, cawan porselin, kompor listrik, pencacah gross fJ Low Background Counter Geiger Muller Counter Ortec 401 A, planset aluminium, grinder, ayakan 100 mesh, pisau bedah, timbangan digital. Cara Kerja a. Metode yang digunakan dalam pengambilan cuplikan pada penelitian ini adalah metode grab sampel (cuplikan sesaat), yaitu cuplikan yang diambil secara langsung dari badan air yang sedang dipantau sebagaimana dalam Agus Taftazani,2004[91• b. Sungai sarna dengan kali (bahasa lokal Surabaya~ dalam pengambilan cuplikan. a. Preparasi 7] Tujuan preparasi pada cuplikan adalah untuk menghindari agar cuplikan tidak terkontaminasi oleh bahan lain yang tidak diperlukan atau peralatan selama proses preparasi, serta agar cuplikan siar, untuk dianalisis. c. Perhitungan 7 Perhitungan yang dipakai adalah perhitungan dengan cara membandingkan aktivitas sampel dengan standar yang diketahui aktivitasnya, dan disusun dalam bentuk tabel. Adapun rumusrumus yang akan digunakan adalah :
Penjelasan mengenai ke-12 lokasipengambilan cuplikan lokasi seperti ditunjukkan pada Tabel I. Tabel I. Data OPS (global position system) lokasi sampling cuplikan air dan sedimen di peraiaran Surabaya. GPS
LOKASI SAMPLING
S
E
OT 20' 40,4" OT 18' 27"
112'41'30,9" 112' 43' 12,2" 112' 44' 35,1" 112' 44' 27,8" 112' 47' 38,1"
OT 17' 23,0" OT 18' 01,5"
OT 18' 28,9" OT 16' 18,6"
OT 15' 31,6" 07' 14' 15,3" OT OT OT OT
350
ISSN 1410 - 8178
12' 19,5" 12' 59,1" 13' 40,8" 13' 10,1"
112' 50' 37,2" 112'47'57,1" 112' 112' 112' 112' 112'
47' 47' 46' 42' 42'
54,4" 03,0" 39,9" 26,1" 20,9"
Iswantoro
PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Yogyakarta,
- Air sungai 2
x
5/
28 Agustus 2008
Tabel 2. Data hasil smpling cuplikan di perairan Surabaya pada tanggal 22 sid 24 juni 2004 27" 27° 26° - Air laut 2 2x2x5x 2/ 5kg LOKASI Pukul : 22 08.45 10.50 -2004 09.00 12.30 28° 23 Rabu, Juni Juni 2004 Selasa, Air sungai Sedimen 26° 18.45 29° 8°AIR Pukul : -08.20 Wonokromo 28° UDARA 30° 26° Muara Kali pH Sari 25° 37" Cowek 28° 'C Pukul Pukul: 26° : Pukul: 11.50 10.10-10.25 12.10- -19.15 33° 29° 12.00 - 08.40 12.30--- -Air 31 27" Air laut 2 x 5 / // 10.30 14.45 16.00 13.45 10.25 16.25 14.07 10.45 11.15 15.05 WAKTU 8,1 8,9 8,6 8,8 33,5° Selasa, 2004 8,7 Rabu, 23 Juni 2004 8,4 Kamis, 24 Juni 8,0 8,1 Kenjeran Sedimen 2 AIR Surabaya xSUHU 2Cuaca kg KET Juni Sedimen Cuaca : Cerah Air sungai - Air Air laut 22x22x5xx2/ 5kg Wonokromo :22 Cerah JENIS SAM PEL Morokrembangan No Sedimen 2 x 2 kg 5/ (Darmokali) (Gunung sari) sungai Cuaca : Cerah
Aktivitas Beta An." -
Hasil Sampling cuplikan air dan sedimen dipaparkan di Tabel 2.
(Cacah cuplikan - Cacah Jatar) I waktu + ra Iat (60 x Efisiensi
x L)
(1)
dimana x E{!2!G112! x I) (2) UJ19f=--------------(C9C9J1 cnbJ!J<:9l1 - C9C9p J9f9L)O'2 \ M9J<:ff1 (QO
dengan : L = Berat Cuplikan (kg), Volume (L), Waktu = detik, 60 adalah faktor konversi dari menit ke detik.; Eff. = %.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Iswantoro
Distribusi radioaktivitas gross cuplikan air di perairan Surabaya
p pada
Dalam pembahasan tentang distribusi radioaktivitas gross ~ pada cuplikan air di perairan Surabaya dibagi menjadi tiga bagian yang berdasarkan asal cuplikan air, yaitu air sungai, muara dan pesisir perairan Surabaya. Lokasi yang merupakan tempat pengambilan cuplikan air sungai adalah lokasi Tengah Kali Surabaya, HiliI' Kali Surabaya, Hulu Kali Mas, dan Hulu Kali Wonokromo. Lokasi pengambilan cuplikan air muara adalah Muara Kali
ISSN 1410 - 8178
351
PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Yogyakarta,
28 Agustus 2008
Wonokromo, Muara Kali Sari, Muara Kali Kedinding, dan Muara Kali Anak. Sedangkan untuk Lokasi pengambilan cuplikan air Pantai adalah Pantai Wonokromo, Pantai Kenjeran, Pantai Kedung Cowek, dan Pantai Morokrembangan. Sebagai hasil perhitungan gross p dengan persamaan I, untuk cuplikan air dapat dilihat pada Gambar I.
daerah Kota Surabaya dalam Peraturan Pemerintah Daerah No.02 Tahun 2004[6], yaitu sebesar 1,0 8q/1. Sehingga air sungai di perairan Surabaya dapat dikatakan belum tercemar dari parameter radioaktivitas gross p. 1. Distribusi radioaktivitas gross ~ pada cuplikan air Muara di perairan Surabaya Aktivitas rerata gross p di muara dipengaruhi oleh aktivitas rerata gross p di aliran sungai yang bermuara di daerah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
-
ATZ
~ ...
Gambar I. Aktivitas rerata gross Betha cuplikan air Keterangan : TKS : Tengah Kali Surabaya HKM : Hulu Kali Mas HKS : Hilir Kali Surabaya HKW : Hulu Kali Wonokromo Dari Gambar 1 aktivitas rerata gross p terbesar pada cuplikan air sungai terdapat pada lokasi Hulu KaJi Wonokromo. Hal ini dikarenakan pada daerah aliran tersebut mendapat limpasan bahan pencemar radioaktivitas gross p dan lokasi Tengah Kali Surabaya dan Hilir Kali Surabaya yang membawa bahan pencemar radioaktivitas gross ~ dari kawasan industri Karangpilang. Trend distribusi pencemaran radioaktivi-tas gross ~ dari lokasi Tengah Kali Surabaya, Hilir Kali Surabaya, Hulu Kali Wonokromo adalah meningkat. Distribusi pencemaran radioaktivitas gross ~ di pengaruhi oleh arah aliran sungai, yang membawa bahan-bahan pencemar radioaktivitas gross ~ dari lokasi Tengah Kali Surabaya hingga Pesisir Kali WO:1okromo. Selain arah aliran sungai distribusi pencemaran radioaktivitas gross ~ juga dipengaruhi oleh lebamya sungai, semakin lebar sungai semakin banyak kadar radioaktivitas gross ~, karena semakin lebar sungai tersebut semakin banyak bahan pencemar radioaktivitas gross p yang masuk ke dalam sungai tersebut. Selain dari buangan industri di sekitamya radioaktivitas gross p pad a cuplikan air sungai juga dapat berasal dari alam, terkandung dalam atmosfir kemudian bahan-bahan pencemar yang mengandung partike! p jatuh dari atmosfir bersama hujan masuk ke dalam sungai dan terlarut di dalamnya. Aliran/arus sungai juga dapat mempengaruhi radioaktivitas gross p di suatu . . peralran sungal. Hasil tersebut dibawah baku mutu air sungai yang telah ditetapkan oleh pemerintah 352
Gambar 2. Gross beta cuplikan air muara sungai Surabaya Keterangan: MKW: Air Muara Kali Wonokromo MKK: Air Muara Kali Kedinding MKS : Air Muara Kali Sari MKA: Air Muara Kali Anak Aktivitas rerata gross p terbesar terdapat di lokasi Muara Kali Anak (Gambar 2). Hal ini disebabkan karena di sekitar lokasi tersebut terdapat Kawasan Industri Margomulyo yang diperkirakan membuang limbahnya ke dalam aliran sungai yang bermuara di lokasi ini. Aktivitas rerata gross p pad a lokasi Muara Kali Wonokromo dipengaruhi oleh aktivitas rerata gross p di aliran sungai Tengah Kali Surabaya, Hilir Kali Wonokromo, Hulu Kali Wonokromo. Selain itu aktivitas rerata grossp pad a lokasi ini juga dipengaruhi oleh industri yang berada di kelurahan Kali Rungkut yang diperkirakan membuang limbahnya ke Tengah Kali Wonokromo, dan juga yang berasal dari sumber-sumber radioaktivitas alamo Di indonesia belum ada baku mutu yang memuat ten tang radioaktivitas gross p di air muara, namun apabila dibandingkan dengan baku mutu untuk air sungai yang ditetapkan oleh pemerintah daerah Kota Surabaya dalarr. Peraturan Pemerintah Daerah No.02 Tahun 2004[6], yaitu sebesar 1,0 8q/l, hasil penelitian ini tidak melebihi baku mutu tersebut. Sehingga air muara di perairan Surabaya dapat dikatakan belum tercemar dari parameter radioaktivitas gross p. 2. Distribusi radioaktivitas gross ~ pada cuplikan air pesisir Surabaya
ISSN 1410 - 8178
Iswantoro
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Yogyakarta, Daerah pesisir merupakan tempat terakumulasinya bahan-bahan pencemar termasuk bahan-bahan pencemar yang mengandung partikel ~ dari seluruh sungai dan muara yang berakhir di pesisir tersebut. Radioaktivitas gross ~ di Pesisir dipengaruhi oleh arah aliran air laut, kadar radioaktivitas gross ~ muara masing-masing Pesisir. Grass bl!: te &,0
ZIIr
l'
&,J~ &,J &,JS
&,~ &,
I~
&"
&,H&
L"~J.I .J ••••~.
Iaa.-· ~..•.I
Gambar 3. Gros beta air pantai Timur Surabaya Keterangan: PPW : Pesisir Pantai Wonokromo
PPK
: Pesisir
Pantai Kenjeran PKC : Pesisir Kedung Cowek PPM : Pesisir Pantai Morokrembangan Aktivitas Gross-p pada air pesisir terbesar pada Pantai Morokrembangan (Gambar 3). Salah satu muara yang mempengaruhi tingginya aktivitas rerata gross ~ di Pantai Morokrembangan adalah Muara Kali Anak yang diperkirakan mendapat limpasan air buangan dari kawasan industri Margomulyo, selain itu di sekitar lokasi tersebut terdapat sebuah bozem yang ketinggian aimya juga dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pantai Wonokromo merupakan lokasi yang mempunyai aktivitas rerata ~ yang tinggi. Seperti halnya Pantai Morokrembangan, Pantai Wonokromo adalah pertemuan antara beberapa muara, yaitu Muara Kali Wonokromo yang diperkirakan mendapat limpasan buangan limbah industri dari industri yang berada di Kelurahan Kali Rungkut. Serta Muara dari Kali Tambakoso yang diperkirakan mendapat limpasan buangan limbah industri dari kawasan industri Rungkut (SIER) dan kawasan industri Brebek, namun untuk kadar radioaktivtas gross ~ pada Kali Tambakoso tidak dilakukan penelitiannya. Selain dari limpasan air buangan limbah industri di sekitar lokasi, radioaktivitas gross ~ di perairan juga dapat berasal dari udara yang kemudian masuk ke dalam air dan terlarut di dalamnya. Apabila radioaktivitas gross ~ di perairan Surabaya khususnya di perairan sungai dan digunakan oleh masyarakat Surabaya untuk air minum maka akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan mulai dari kerusakan organ Iswantoro
28 Agustus 2008
seperti kerusakan sistem saraf pusat, kerusakan sistem pencemaan, kerusakan ginjal, kerusakan paru-paru dan yang lainnya, sampai ke dampak negatif yang genetik atau turun-temurun yang terjadi karena mutasi gen pada sel reproduksi. Sedangkan kerusakan-kerusakan organ disebab-kan karena sel-sel pembentuk jaringan tidak dapat membelah, pembelahannya tertunda, atau pembelahannya tidak normal sehingga jaringan yang terkena radiasi tersebut mati. Trend distribusi pencemaran radio-aktivitas gross ~ dan lokasi Tengah Kali Surabaya, Hilir Kali Surabaya, Hulu Kali Wonokromo, Muara Kali Wonokromo dan Pesisir Kali Wonokromo adalah meningkat. Distribusi pencemaran radioaktivitas gross ~ di pengaruhi oleh arah aliran sungai, yang membawa bahan-bahan pencemar radioaktivitas gross ~ dan lokasi Tengah Kali Surabaya hingga Pesisir Kali Wonokromo. Selain arah aliran sungai distribusi pencemaran radioaktivitas gross ~ juga dipengaruhi oleh lebar dari suatu perairan, semakin lebar suatu perairan semakin banyak kadar radioaktivitas gross ~, karena semakin lebar suatu perairan tersebut semakin banyak bahan pencemar radioaktivitas gross ~ yang masuk ke dalam perairan tersebut. Sedangkan Trend distribusi radioaktivitas gross ~ untuk air pesisir adalah radioaktivitas gross ~ untuk lokasi Pantai Wonokromo, Pantai Kenjeran dan Kedung Cowek adalah menurun, dan kemudian meningkat pada lokasi Pantai Morokrembangan. Radioaktivitas gross ~ lokasi Pantai Wonokromo besar karena pada lokasi ini terakumulasi bahanbahan radioaktivitas gross ~ dari Muara Kali Wonokromo dan Muara Kali Tambakoso yang diperkirakan mendapatkan limpasan buangan limbah dan industri yang berada di sekitar daerah aliran Kali Wonokromo dan Kali Tambakoso. Sedangkan untuk lokasi Pantai Kenjeran dan Kedung Cowek diperkirakan radioaktivitas gross ~ yang terdeteksi hanya berasal dari alam dan tidak dipengaruhi oleh industri yang berada di sekitar lokasi-lokasi tersebut. Radioaktivitas gross ~ lokasi Pantai Morokrembangan lebih besar bila dibandingkan dengan pesisir lainnya karena pada lokasi ini merupakan tempat terakumulasinya bahan-bahan radioaktivitas gross ~ dari Muara Kali Anak yang mempunyai radioaktivitas gross ~ besar bila dibandingkan lokasi muara lainnya. Selain itu lokasi ini juga merupakan tempat terakumulasi-nya bahanbahan radioaktivitas gross ~ dari pesisir lainnya di perairan Surabaya. 3. Distribusi cuplikan Surabaya
ISSN 1410 - 8178
radioaktivitas gross sedimen sungai di
~ pada perairan
353
PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008
Hasil pencacahan dan perhitungan gross p untuk cuplikan sedimen dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini :
H.
.
!-...
~
':!
i
~
'1
"!:
Do
'11 ... III '" ...
1.
.II. ,
I
I/rZ
'1).:'
•• Its.
"k~••ItWI-ltW
Gambar 4. Aktivitas sedimen
"So I-Itk •.••. P'''W ,.pac L6h"I'INf!I •...•
PItC
,.,.~
rerata Gross betha cuplikan
Keterangan : I. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
TKS : Tengah Kali Surabaya HKS : Hilir Kali Surabaya HKM : Hulu Kali Mas HKW: Hulu Kali Wonokromo MKW: Muara Kali Wonokromo PPW : Pesisir Pantai Wonokromo MKS : Muara Kali Sari
8. PPK : Pesisir Pantai Kenjeran 9. PKC : Pesisir Kedung Cowek 10. MKK : Muara Kali Kedinding II. MKA : Muara Kali Anak 12. PPM
: Pesisir Pantai Morokrembangan
Dari Gambar 4 aktivitas terbesar terdapat pada sedimen sungai di lokasi Tengah Kali Surabaya . Hal ini terjadi karena pada lokasi ini terdapat kawasan industri Karang Pilang yang diperkirakan membuang limbahnya ke dalam lokasi ini. Limbah yang dibuang ke dalam lokasi ini diperkirakan mengandung lumpur yang kemudian tercampur dengan endapan yang berada di lokasi terse but sehingga membentuk sedimen yang kemudian mengendap di dasar lokasi Tengah Kali Surabaya. 4. Distribusi radioaktivitas gross ~ pada cuplikan sedimen muara di perairan Surabaya Aktivitas rerata gross p dalam cuplikan sedimen muara terbesar adalah sedimen pada lokasi Muara Kali Sari (Gambar 4). Aktivitas rerata gross p dalam cuplikan sedimen muara di lokasi ini berasal dari arus sungai yang mengalir menuju lokasi ini, serta aktivitas reratanya juga dipengaruhi oleh radioaktivitas p dari alam yang masuk ke dalam air dan bercampur dengan lumpur dan endapan yang berada di lokasi ini dan membentuk sedimen. Namun aktivitas rerata gross p dalam cuplikan sedimen muara pad a lokasi Muara Kali Sari tidak dipengaruhi oleh erosi tanah be rasa I dari daratan karena pad a lokasi ini tumbuh tanaman Bakau yang bertindak sebagai buffer dan menangkap lumpur alluvial yang selanjutnya menjaga permukaan lanah dari kehilangan sedimen. 354
Industri-industri yang berada di kawasan industri Margomulyo selain membuang limbah caimya ke dalam aliran sungai yang bermuara di Muara Kali Anak, diperkirakan industri-indutri tersebut juga membuang limbah lumpur yang mengandung bahan-bahan radioaktivitas p. Hal ini dikatakan demikian karena aktivitas rerata gross p pada lokasi ini besar bila dibandingkan dengan lokasi Muara Kali Wonokromo dan Muara Kali Kedinding (Gambar 4). Selain itu radioaktivitas alam juga mempengaruhi aktivitas rerata gross p pada lokasi ini. Aktivitas rerata gross p dalam cuplikan sedimen muara lebih besar bila dibandingkan dengan aktivitas rerata gross p didalam cuplikan sedimen sungai. Aktivitas rerata gross p di muara dipengaruhi oleh sedimen sungai yang mengandung bahan-bahan radioaktivitas p baik dari alam maupun yang berasal dari hasil aktivitas manusia di darat dan terbawa oleh arus hingga pada akhimya bermuara di daerah tersebut. 5. Distribusi radioaktivitas gross ~ pada cuplikan sedimen di pantai Surabaya Aktivitas rerata gross p terbesar terdapat pada lokasi Pantai Morokrembangan (Gambar 4), hal ini dikarenakan lokasi ini merupakan daerah pantai yang merupakan tempat bermuaranya sedimen yang mengandung bahan-bahan pencemar air yang terbawa oleh aliran sungai-sungai di sekitamya, ataupun terbawa arus laut dan pada akhimya terakumulasi pada lokasi tersebut. Selain Pantai Morokrembangan, lokasi lain yang aktivitas rerata gross p pada cuplikan sedimen pesisir besar adalah lokasi Muara Kali Wonokromo. Aktivitas rerata gross p pada cuplikan sedimen di lokasi ini dipengaruhi oleh sedimen-sedimen yang berasal dari Muara Kali Wonokromo dan Muara Kali Tambakoso yang terbawa aliran air. Aktivitas rerata gross p pada cuplikan sedimen pesisir pantai di perairan Surabaya juga dipengaruhi oleh radioaktivitas p alam yang masuk ke dalam air, sebagian ada yang terIarut dan sebagian lagi ada mengendap di dasar pesisir pantai Perairan Surabaya (Gambar 4). Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa aktivitas rerata gross p dalam cuplikan sedimen pada muara dan pesisir dipengaruhi oleh sedimen sungai yang mengandung bahan-bahan radioaktivitas ~ baik dari alam maupun yang berasal dari hasil aktivitas manusia di darat dan terbawa oleh arus hingga pad a akhimya bermuara di daerah tersebut. Aktivitas rerata gross p pada sedimen lebih tinggi bila dibandingkan dengan aktivitas rerata gross p pada air. Hal ini menunjukkan bahwa bahan pencemar radioaktivitas p lebih mudah rnengendap dalam bentuk sedimen daripada terlarut dalam air.
ISSN 1410 - 8178
Iswantoro
PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008 Aktivitas rerata gross p pada cuplikan air lebih kecil bila dibandingkan dengan aktivitas rerata gross p pada sedimen, hal ini menunjukkan bahwa pencemar radioaktivitas P lebih mudah mengendap dalam bentuk sedimen, dan terakumulasi pada sedimen di perairan Surabaya sebagaimana ditunjukan harga Fo dalam Gambar 5 sebagai berikut, I~ ~ :!. ~ D IU
:
-
-
JtU.
nl
III
-
I. Radioaktivitas gross pair sungai hasil penelitian ini berkisar anatara 0,159 s/d.0,258 Bq/L masih jauh di bawah nilai ambang batas I Bq/L di dalam peraturan daerah Kota Surabaya No. 02 Tahun 2004, menunjukkan bahwa kualitas air sungai di perairan Surabaya dikategorikan baik bila ditinjau dari aspek radioaktivitas gross p, sedangkan untuk air laut belum ada peraturan mengenai nilai am bang batas pencemaran radioaktivitas gross p. 2. Faktor distribusi Fo mdioaktivitas gross p diperoleh berkisar antara 26,449 dan 2127,848
U I
DAFTAR PUSTAKA I. ANONIM.
Gambar
5. Faktor Distribusi sedimen
(Fo) cuplikan
aIr 2. 3.
Keterangan : Faktor Distribusi (Fo) F _ Aktivitas rerata se dim en D Aktivitas rerata air Aktivitas remta sedimen dan bioata (Bq/kg) Aktivitas rerata air (Bq/I) I. TKS : Tengah Kali Surabaya 2. HKS : Hilir Kali Surabaya 3. HKM : Hulu Kali Mas 4. HKW : Hulu Kali Wonokromo 5. MKW : Muara Kali Wonokromo 6. PPW : Pesisir Pantai Wonokromo 7. MKS : Muara Kali Sari 8. PPK : Pesisir Pantai Kenjeran 9. PKC : Pesisir Kedung Cowek 10. MKK : Muara Kali Kedinding II. MKA : Muara Kali Anak 12.PPM : Pesisir Pantai Morokrembangan Dan Gambar 5 terlihat bahwa faktor distribusi berkisar antara 26,449 dan 2127,848 hal ini menunjukkan bahwa alur perpindahan pencemar radioaktivitas p adalah air ---~ sedimen. Bahan pencemar radioaktivitas p baik yang berasal dari atmosfir maupun yang dihasilkan oleh aktivitas manusia di darat masuk ke dalam air (sungai dan laut), sebagian bahan pencemar tersebut ada yang terlarut dalam air dan bagian yang lainnya mengendap di dasar perairan dan bercampur dengan lumpur menjadi sedimen.
4.
5. 6. 7.
8.
Studi
Inventarisasi
Industri
Berpotensi Mengeluarkan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Di Jawa Timur. Pemertintah Kotamadya Oaerah Tingkat II Surabaya Tahun 1994. RESOSUDARMA, dalam PRASETYO .. AGUS TAFTAZANI, KRIS TRI BASUKI, SUMINING, OWl P. SASONGKO OAN KUSMINARTO. Fak/or Distribusi Dan Bioakumu/asi Radionuk/ida Da/am Sedimen Dan Kerang di Perairan Pantai Semarang. Prosiding Sem. Nas VII Kimia Dalam Industri dan Lingkungan, Yogyakarta 15-16 Oesember 1998. ISSN0854-4778 dalam PRASETYO. ANONIM. Rencana Teknik Ruang Kota Unit Lingkungan Krembangan Selatan, Kemayoran, Krembangan Utara dan Perak Timur Unit Pengembangan Kembang Jepun. Pemertintah Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya Tahun 1996/1997 IAEA 1982 dalam, Taimenas 2002. ANONIM. Baku Mutu Air Bersih pada PERDA No.2 Tahun 2004, Pemda Surabaya. 2004. TAFTAZANI, AGUS. Diktat Kursus Sampling Dan Preparasi Sampe/ Lingkungan). Badan Tenaga Atom Nasional, Yogyakarta. 2004. AGUS TAFTAZANI. DWI P. SASONGKO, KRIS TRI BASUKI,. Radioak/ivitas Lingkungan Pesisisir Laut Semarang. Prosiding Temu Ilmiah Jaringan KeJjasama Kimia Indonesia (JASAKIAI) Seminar Nasional VI. Kimia Dalam Industri dan Lingkungan Buku I. Yogyakarta 1617 Desember I997.ISSN 0854-4778.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Iswantoro
ISSN 1410 - 8178
355