EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS DI PUSKESMAS ABELI KOTA KENDARI TAHUN 2015
Skripsi
Oleh: Irdayanti Tahir J1A2 12 003
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
ii
ii
iv
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas di Puskesmas Abeli Kota Kendari Tahun 2015”. Sesuai dengan eksistensi penulis, maka apa yang tertuang dalam tulisan ini perwujudan dan upaya optimal yang penulis lakukan. Harapan untuk menyajikan hasil penelitian ini dengan sebaik-baiknya tentulah tidak diperoleh dengan mudah melainkan atas bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moril maupun materil sehingga segala sesuatunya dapatlah penulis atasi, yang pada akhirnya terwujud hasil penelitian ini sebagaimana adanya. Sebagaimana kata pepatah, Tak ada gading yang tak retak, seperti itulah kiranya yang bisa penulis ungkapkan, jika dalam hasil penelitian ini terdapat adanya kekurangan, baik dalam hal sistematika, pola penyampaian, bahasa, maupun materi yang di luar kemampuan penulis. Hal itu tidak terlepas dari keterbatasan penulis sebagai manusia biasa. Sehingga saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan hasil penelitian ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Bapak La Ode Ali Imran Ahmad, SKM., M.Kes., selaku Pembimbing I dan Bapak Syawal K. Saptaputra, S.KM., M.Sc., selaku Pembimbing
v
II yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam mengarahkan penulis dalam penyusunan hasil penelitian ini. Selain itu, kepada kedua orang tuaku tercinta ayahanda (Alm) M.Tahir.LT, Ibunda tercinta Darmawati, dan kakanda Sudarta Pratama Putra yang telah memberikan motivasi, materi dan kasih sayang serta mendoakan perjalanan studi penulis agar dapat selesai dan sukses. Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Usman Rianse, MS. selaku Rektor Universitas Halu Oleo Kendari. 2. Bapak Dr. Yususf Sabilu, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo Kendari. 3. Bapak La Ode Ali Imran Ahmad, SKM., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo Kendari. 4. Ibu Hariati Lestari, SKM., M.Kes., Ibu Lisnawaty, SKM., M.Kes dan Bapak Putu Eka Meiyana E, SKM., MPH., selaku penguji yang telah memberikan banyak pengetahuan serta memberikan motivasi kepada penulis. 5. Seluruh Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo. 6. Staf pengolola Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah banyak membantu administrasi penulis dalam menyelesaikan studi. 7. Bapak Kepala Badan Riset Daerah Provinsi Sulawesi tenggara yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
vi
8. Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari beserta seluruh stafnya telah banyak membantu dalam proses penelitian. 9. Kepala Puskesmas Abeli Kota Kendari beserta stafnya yang telah banyak membantu dalam penelitian ini. 10. Teman-teman mahasiswa seperjuangan HAC angkatan 2012 Ilam, Karman, Butet, Kk Nining, Serly, Ka Mono dan yang lainnya yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih untuk semuanya. Juga teman-teman EPID COM, ENVISISON dan PROMKES yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu terima kasih untuk semangat serta motivasi yang di berikan dan telah hadir untuk memberikan warna dalam hari- hariku selama menempuh bangku perkuliahan. 11. Teman-teman Jones Kaka Denvi, Suci, Dyan, Sasa, Wele, Ka Amang, Cina, Ka Dedi, Wa Adi, Ka Eka, Ka Agus, Ka Irfan, dan yang lainnya yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih untuk semuanya. 12. Teman-teman PBL Desa Panggosi Iwan beb, Bang Jep, Ilam, Kamrul, Inap, Kaka Jumi, Fia, Kaka Desi, Sari dan Atun yang memberikan banyak cerita serta pengalaman yang luar biasa sekali, terima kasih sudah memberikan semangat dan motivasi selama ini. 13. Kepada kakanda-kakanda senior 2009-2011 yang telah banyak membantu memberikan motivasi, bimbingan serta semangat yang sangat berharga. 14. Kepada adik-adik junior yang telah banyak membantu dalam proses perkuliahan terima kasih telah banyak memberikan semangat dan motivasi selama ini. vii
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan balasan yang lebih baik terutama mencyrahkan berkat dan rahmatNya kepada semua pihak yang terlah turut memberikan bantuannya kepada penulis.
Kendari,
Februari 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGAJUAN HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN DAFTAR ISTILAH DAN ARTI LAMBANG ABSTRAK ABSTRACT
i ii iii iv v ix xii xiii xiv xv xvii xx xxi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Ruang Lingkup/Batasan Penelitian F. Definis i dan Istilah G. Organisasi/Sistematika
1 8 9 9 10 10 11
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Penelitian sebelumnya B. Tinjauan Umum Tentang Sistem C. Tinjauan Tentang Sistem Informasi Kesehatan D. Tinjauan Tentang Pencatatan E. Tinjauan Tentang Pelaporan F. Tinjauan Tentang Terpadu G. Tinjauan Tentang Puskesmas H. Tinjauan Umum Tentang SP2TP I. Tinjauan Tentang Evaluasi J. Kerangka Pemik iran
12 16 17 18 18 19 19 20 27 30
ix
K. Kerangka Konseptual
31
III. METODE PENELITIAN A. Rancangan penelitian B. Pengelolaan Peran Sebagai Peneliti C. Waktu dan lokasi Penelitian D. Sumber Data E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data G. Pengecekan Validasi Temuan/Kesimpulan
35 35 35 35 38 39 40
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Letak geografis b. Keadaan Demografis c. Sosia l Ekonomi dan Budaya d. Tenaga Kesehatan e. Sarana Kesehatan 2. Gambaran Umum Informan Penelitian 3. Gambaran Penelitian B. Hasil Penelitian 1. Input a. SDM b. Fasilitas c. Dana 2. Proses a. Pencatatan b. Pelaporan 3. Output Ketepatan waktu dala m pelaporan laporan bulanan SP2TP C. Pembahasan 1. Input a. SDM b. Fasilitas c. Dana 2. Proses
42 42 42 43 43 45 45 46 47 51 51 51 54 59 60 60 62 63 63 65 66 66 68 69 71
x
a. Pencatatan b. Pelaporan 3. Output Ketepatan waktu dala m pelaporan laporan bulanan SP2TP D. Keterbatasan Penelitian
72 74 74 77
V. PENUTUP A. Simpulan B. Saran
78 79
DAFTAR PUSTAKA LAM PIRAN
81 85
xi
DAFTAR TABEL
Tabel. 1.
2.
3.
4.
5.
Teks Tabel 1. Hubungan Variabel independen, Informasi dan Informan kunci.
Halaman 36
Tabel 2. Distribusi Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2014
43
Tabel 3. Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2014
44
Tabel 4. Distribusi Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2014 Tabel 5. Jenis Ketenagaan yang Bertugas di Puskesmas Abeli sampai Tahun 2014
xii
44
45
DAFTAR GAMBAR
Gambar.
Teks
Halaman
1.
Mekanisme pencatatan di puskesmas
24
2.
Kerangka Pemikiran
30
3.
Kerangka Konspetual
31
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Gambar.
Teks
Halaman
1.
Lembar Penjelasan
85
2.
Lembar Persetujuan Informan ( Informan
86
Consent ) 3.
Panduan Wawancara
87
4.
Lembar Observasi
94
5.
Distribusi Informan Penelitian
98
6.
Lembar Telaah Dokumen
99
7.
Matriks Tabel Panduan Wawancara Dan
100
Analisis Isi 8.
Dokumentasi penelitian
xiv
151
DAFTAR SINGKATAN Singkatan
Arti / Kete rangan
TIK
Teknologi Informasi dan Komunikasi
SKN
Sistem Kesehatan Nasional
Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
RW
Rukun Keluarga
SP2TP
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
SIKNAS
Sistem Informasi Kesehatan Nasional
KIA
Kesehatan Ibu dan Anak
Depkes
Departemen Kesehatan
Dinkes
Dinas Kesehatan
LB-1
Laporan bulanan data kesakitan
LB-2
Laporan bulanan obat-obatan
LB-3 LB-4 LB-1S
LB-2S LT-1 LT-2
Laporan bulanan gizi, KIA, Imunisasi, dan pengamatan penyakit menular Laporan bulanan kegiatan Puskesmas Laporan bulanan sentinel penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi Laporan bulanan sentinel KIA, gizi, dan penyakit akibat kerja Laporan Tahunan mengenai data dasar puskesmas Laporan Tahunan mengenai data kepegawaian Puskesmas
LT-3
Laporan Tahunan mengenai data peralatan Puskesmas
LPLPO
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
JPKM
Jaminan Peme liharaan Kesehatan Masyarakat
PKM
Pusat Kesehatan Masyarakat
SDM
Sumber Daya Manusia
Kasubbag TU
Kepala Sub Bagian Tata Usaha.
SP3
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas
xv
SIMPUS
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
BP
Balai Pengobatan
SPO
Standar Operasional Prosedur
HP
Hand phone
UKP
Upaya Kesehatan Perorangan
MDGs
Mellenium Develoment Goals
UKM
Upaya Kesehatan Masyarakat
WHO
World Health Organization.
xvi
DAFTAR ISTILAH Istilah
Arti/ Keterangan
Input
Masukan
Proces
Proses
Output
Keluaran
Fenomenologis
Berdasarkan fenomena
Indept interwiew
Wawancara mendalam
Systema/ System
Sistem
Kuratif
Upaya Pengobatan
Rehabilitative
Upaya Pemulihan
preventif
Upaya Pencegahan
Promotif
Upaya Promosi
Evaluation / value
Evaluasi/Penilaian Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
Triangulasi
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Potong- lintang dan atau sebuah studi dari
Studi cross sectional
sekelompok orang pada satu titik waktu untuk menentukan apakah paparan berkaitan dengan terjadinya penyakit
PIECES (Performance,
Merupakan
Sistem
Analisis,
Information, Economic,
mengidentifikasi
Control, Efficiency,
dilakukan analisis terhadap kinerja informasi,
Service)
ekonomi,
masalah,
pengendalian,
untuk
maka
efisiensi
harus
dan
pelayanan. Content analysis
Analisis isi, adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap
xvii
isi suatu
informasi tertulis atau tercetak dalam media massa.
Analisis
ini
biasanya
digunakan
pada penelitian kualitatif. Perangkat alat telekomunikasi elektronik dan Handphone, tape recorder dan kamera digital
alat elektronik
yang digunakan pada saat
penelitian berlangsung baik untuk pengambilan gambar ataupun suara.
xviii
DAFTAR LAMBANG Lambang ()
Arti dan Keterangan Dalam kurung
.
Titik
,
Koma
%
Persen
-
Hingga/sampai
!
Tanda Seru
?
Tanda tanya
:
Titik dua
/
Atau
xix
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS DI PUSKESMAS ABELI KOTA KENDARI TAHUN 2015 OLEH IRDAYANTI TAHIR Abstrak Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) dapat berperan banyak dalam menunjang proses manajemen Puskesmas. Melalui SP2TP, puskesmas diwajibkan mengumpulkan data transaksi pelayanan baik pelayanan UKP maupun UKM secara rutin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan program SP2TP dari aspek input (sumber daya manusia, fasilitas dan dana), aspek procces (pencatatan dan pelaporan) dan aspek output (ketepatan waktu dalam pelaporan, pencatatan dan penyetoran laporan bulanan) di Puskesmas Abeli Kota Kendari. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis melalui wawancara mendalam dengan informan. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 3orang informan kunci dan 5 orang informan biasa yang terlibat langsung pada pelaksanaan program SP2TP. Jumlah puskesmas se-Kota Kendari Tahun 2015 yaitu 15 Puskesmas, 5 Puskesmas berstatus rawat inap dan 10 Puskesmas berstatus non rawat inap. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas di Puskesmas Abeli sudah terlaksana meskipun belum optimal, selain itu terdapat beberapa masalah yaitu, belum adanya koordinasi yang baik antara koordinator SP2TP dengan petugas SP2TP, tidak adanya teknologi yang menunjang pelaksanaan program SP2TP, belum adanya dukungan sumber daya manusia khusus pelaksanaan SP2TP baik secara kualitas dan kuantitas, dan untuk pengiriman laporan umumnya petugas yang bertugas mengantarkan laporan SP2TP ke Dinkes Kota masih menggunakan fasilitas dan saranan milik pribadi, tanpa diberi biaya dana operasional dan masih adanya petugas yang merekap data laporan secara manual dan tidak tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah di tetapkan oleh Koordinator SP2TP. Perlu adanya koordinasi antara petugas dengan koordinator SP2TP yang baik dan terbuka agar pelaksanaan program ini berjalan lancar, adanya bantuan dana dari pemerintah serta adanya sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung pelaksanaan SP2TP di puskesmas. Kata Kunci : Pelaksanaan, Sistem, Pencatatan, Pelaporan, Sumber Daya Manusia, Fasilitas, Pendanaan, Puskesmas
xx
EVALUATION OF IMPLEMENTATION PROGRAM OF THE INTEGRATED SYSTEM FOR RECORDING AND REPORTING IN THE LOCAL GOVERNMENT CLINIC OF ABELI KENDARI MUNICIPALITY 2015 BY IRDAYANTI TAHIR Abstract The Integrated System for Recording and Reporting (ISRR) can do much to support the management process in the local government clinic (LGC). Through the ISRR, the LGC are required to collect transaction data of UKP and UKM services by routine. The aim of this study was to determine the implementation program of the ISRR in aspect of input (human resources, facilities and fund), process (recording and reporting) and output (timeliness in reporting, recording and depositing the report in monthly basis) in the LGC of Abeli, Kendari Municipality. This study was qualitative research by a phenomenology with indepth interview to informants. Informants in this study consists of the key informants were 3 people and the ordinary informants were 5 people whom involved directly in the implementation program of the ISRR. Number of the LGCs in Kendari Municipality in 2015 were 15 LGCs, 5 LGCs had status as inpatient and 10 LGCs as non- inpatient. The results showed that the implementation of the ISRR in the LGC of Abeli already done although it was not optimal, also there were some problems, there has been no good coordination between coordinator of the ISRR with officers of the ISRR, there was no technology that supports the implementation program of the ISRR, there has been no support about human resources that expert in the implementation of the ISRR in quality and quantity of them, about delivery report, generally the officers that deliver reports of the ISRR to the Health Office of Kendari Municipality still use the private facilities, without being given the operational fund and still there were the officers that recapitulated report data manually and it was not timely in accordance with the time that has been set by coordinator of the ISRR. Need good coordination and openmindedness between officers with coordinators of the ISRR so the implementation program will be successful, need funding from the government and also need adequate facilities and infrastructure to support the implementation of the ISRR in the LGC. Keywords: Implementation, System, Recording, Reporting, Human Resources, Facilities, Funding, Local Government Clinic
xxi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pusat Kesehatan Masyarakat disingkat Puskesmas, adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat (Supraba, 2013). Undang-undang Nomer 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan. Informasi atau laporan haruslah mempunyai kualitas yang relevan, tepat waktu, dan efisien agar dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Sedangkan informasi yang dibuat dengan cara manual mempunyai risiko kebenaran dan keakuratan lebih kecil. Kemungkinan terjadi kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja akan lebih besar, sehingga keakuratan informasinya pun berkurang. Efisiensi waktu dan kecepatan menghasilkan informasi atau laporan kepada pengguna juga bisa terlambat. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan cara pengembangan sistem, yaitu menyusun sistem baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada (Putri, 2013). Sistem Informasi Kesehatan memberikan dasar-dasar untuk pengambilan keputusan dan memiliki empat fungsi utama: pembuatan data, kompilasi data, analisis dan sintesis data, serta komunikasi dan penggunaan data. Sistem
1
2
informasi Kesehatan mengumpulkan data dari sektor kesehatan dan sektor lain dengan analisis data secara keseluruhan yang relevan serta ketepatan waktu dan mengkonversi data menjadi informasi untuk pengambilan keputusan (WHO, 2008). Dengan berakhirnya agenda Mellenium Develoment Goals (MDGs) pada informasi Kesehatan mengumpulkan data dari sektor kesehatan dan sektor lain dengan analisis data secara keseluruhan yang relevan serta ketepatan waktu dan mengkonversi data menjadi informasi untuk pengambilan keputusan (WHO, 2008). Dengan berakhirnya agenda Mellenium Develoment Goals (MDGs) pada akhir tahun 2015 para pemimpin dunia telah menyeruhkan agenda ambisius baru untuk meningkatkan kehidupan manusia dan melindungi bumi bagi generasi masa depan. Pasca agenda pembangunan 2015 yang dikenal dengan istilah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Develoment Goals (SDGs) mengajukan 12 tujuan spesifik dengan 169 target yang saling berkaitan. Pada tujuan SDGs yang ke-3 yaitu memastikan hidup sehat dan memajukan kesejahtraan bagi semua orang disemua usia. SDGs diharapkan dapat menaggulangi berbagai masalah, termaksud tiga target agenda yang berhubungan secara khusus untuk masalah kesehatan diagenda MDGs sebelumnya yakni target MDGs 4 (Mengurangi tingkat kematian anak), MDG 5 (Meningkatkan kesehatan ibu) dan MDG 6 (Memerangi HIV/AIDS, malaria dan lainnya) dan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang berkualitas dan efektif maka akan
3
membantu organisasi untuk mengambil keputusan dan dapat membantu untuk mencapai Tujuan Ke-3 dari SDGs (UNIC Indonesia, 2015). Salah satu Sistem Informasi Kesehatan di Negara Australia adalah Electronic Health Record (EHR). Dimana sistem ini merupakan komponen penting untuk manajemen informasi dalam suatu sistem kesehatan terpadu. Tujuan utama dari EHR adalah untuk memberikan dokumentasi mengenai catatan akhir tahun 2015 para pemimpin dunia telah menyeruhkan agenda ambisius baru untuk meningkatkan kehidupan manusia dan melindungi bumi bagi generasi masa depan. Pasca agenda pembangunan 2015 yang dikenal dengan istilah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Develoment Goals (SDGs) mengajukan 12 tujuan spesifik dengan 169 target yang saling berkaitan. Pada tujuan SDGs yang ke-3 yaitu memastikan hidup sehat dan memajukan kesejahtraan bagi semua orang disemua usia. SDGs diharapkan dapat menaggulangi berbagai masalah, termaksud tiga target agenda yang berhubungan secara khusus untuk masalah kesehatan diagenda MDGs sebelumnya yakni target MDGs 4 (Mengurangi tingkat kematian anak), MDG 5 (Meningkatkan kesehatan ibu) dan MDG 6 (Memerangi HIV/AIDS, malaria dan lainnya) dan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang berkualitas dan efektif maka akan membantu organisasi untuk mengambil keputusan dan dapat membantu untuk mencapai Tujuan Ke-3 dari SDGs (UNIC Indonesia, 2015). Salah satu Sistem Informasi Kesehatan di Negara Australia adalah Electronic Health Record (EHR). Dimana sistem ini merupakan komponen penting untuk manajemen informasi dalam suatu sistem kesehatan terpadu.
4
Tujuan utama dari EHR adalah untuk memberikan dokumentasi mengenai catatan perawatan yang kemudian digunakan sebagai alat komunikasi antara tenaga kesehatan terhadap perawatan dengan konsumen (pasien) melalui kartu elektronik kesehatan (Bird et al, 2003). Adanya sistem EHR di Australia dapat memecahkan sejumlah masalah dalam kesehatan, salah satunya yakni antara 44.000 orang dari 98.000 orang meninggal setiap tahun di Amerika Serikat karena kesalahan medis, dimana banyak kematian yang dikaitkan dengan reaksi obat yang sangat merugikan pasien akibat tidak adanya komunikasi antara petugas kesehatan dengan pasien. Serta sebuah studi dalam kesalahan medis praktek umum di Australia faktor utama kesalahan medis adalah masalah komunikasi seperti tidak memberitahukan dokter dari hasil tindakan petugas kesehatan dengan pasien (Bhasale et al, 1998 dalam Bird et al, 2003) Peran informasi sangat penting terhadap organisasi, oleh karena informasi diibaratkan seperti darah yang mengalir didalam tubuh organisasi. Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh, kerdil, dan akhirnya tamat. Sistem informasi adalah suatu cara yang sudah tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan sukses. Kegiatannya terdiri dari input untuk menyediakan data, proses untuk memperoses dan mengolah data, output untuk menghasilkan laporan, penyimpanan untuk memelihara dan menyimpan data, serta kontrol yang menjamin suatu sistem informasi berjalan sesuai dengan yang diharapkan (Mangaro dan Setyowati, 2014).
5
Salah satu sumber informasi manajemen puskesmas (SIMPUS) di Negara Indonesia adalah Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu P uskesmas (SP2TP). Puskesmas merupakan suatu lembaga resmi dibawah naungan Dinas Kesehatan Kota. Keberadaan Puskesmas sangat dekat dengan tingkat kesehatan dengan mayoritas masyarakat. Hal ini terjadi karena Puskesmas merupakan institusi pelayanan kesehatan yang paling muda di jangkau oleh masyarakat (Bastian, 2003). Dan untuk total jumlah puskesmas per Oktober 2015 di Indonesia yakni mencapai 9.740 puskesmas dari 3.370 puskesmas rawat inap dan 6.370 puskesmas non rawat inap yang tersebar di 34 Provinsi se-Indonesia (Pusdatin Kemkes RI, 2015). Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas mencakup 3 hal: (1) pencatatan, pelaporan, dan pengolahan; (2) analisis; dan (3) pemanfaatan. Pencatatan hasil kegiatan oleh pelaksana dicatat dalam buku-buku register yang berlaku untuk masing- masing program. Data tersebut kemudian direkapitulasikan ke dalam format laporan SP3 yang sudah dibukukan. Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data dan informasi yang berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar (Mangaro dan Setyowati, 2014). Melalui SP2TP, Puskesmas diwajibkan mengumpulkan data transaks i pelayanan baik pelayanan UKP maupun UKM secara rutin. Melalui berbagai program yang terselenggara, mereka diwajibkan membuat laporan bulanan ke dinas kesehatan melalui format LB1 (l aporan bulanan 1) yang berisi data-data pasien selama sebulan dan pencatatan penyakit selama sebulan yang tentunya dalam pembuatan laporan tersebut banyak ditemui kendala seperti kesalahan
6
pencatatan, pencatatan yang ganda sehingga menyebabkan ketidak pastian hasil dari laporan tersebut (Supraba, 2013). Secara nasional SP2TP mulai dilaksanakan sejak tanggal 18 februari 1981. Sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 63/MENKES/SK/II/1981, serta telah disederhanakan melalui Surat Keputusan Direktorat
Jenderal
Pembinan
Kesehatan
Masyarakat
Nomer
590/BM/DJ/INFO/V/1996. Kedua surat keputusan tersebut, menekankan bahwa informasi yang dihasilkan dari SP2TP dapat digunakan untuk menunjang proses adminstrasi manajemen pelayanan kesehatan (Vidyanto, 2012). SP2TP dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota setiap awal bulan. Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota mengolah kembali laporan puskesmas dan mengirimkan umpan baliknya ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan Pusat. Feed back terhadap laporan puskesmas harus dikirimkan kembali secara rutin ke puskesmas untuk dapat dijadikan evaluasi keberhasilan program (Suryani dan Solikhah, 2013). Sesuai hasil evaluasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam Rencana
Strategis
Kementrian
Republik
Indonesia
Tahun
2010-2014.
Menemukan sejumlah permasalahan pada sistem informasi kesehatan di Indonesia. Keberadaan data di era desentralisasi menjadi lemah, kebutuhan data dan informasi untuk evidence planning tidak tersedia tepat waktu, meskipun Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) online sudah terintegrasi. Namun masih terdapat faktor yang mempengaruhi keberhasilan sistem informasi, diantaranya ketersediaan jaringan, input dari entry point di daerah, serta
7
pemanfaatan fasilitas kesehatan dan informasi dihasilkan masih sangat rendah (Supriyadi, 2011). Dampak daripada keterlambatan pelaporan atau tidak adanya laporan bulanan SP2TP yakni tidak tersedianya data yang up to date yang dapat digunakan sebagai informasi yang akurat/relevan bagi orang yang membutuhkan untuk dijadikan bahan referensi penelitian, dan tanpa adanya pencatatan dan pelaporan maka tidak adanya umpan balik di lintas sektor dari puskesmas ke Dinkes Kota, Dinkes Kota ke Dinkes Provinsi, dan Dinkes Provinsi ke pusat untuk memberikan informasi sistem apa yang mesti dievaluasi kembali untuk memperbaiki mutu dalam pelayanan kesehatan, selain itu tanpa adanya pencatatan dan pelaporan maka kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan terlihat dan terdokumentasi wujudnya menjadi informasi untuk pengambilan keputusan selanjutnya dan tidak tersedianya data yang lengkap untuk kemudian dijadikan laporan tahunan atau buku profil tahunan puskesmas (Ferri, 2009). Dewasa ini Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri dari 2 kota dan 12 Kabupaten, untuk jumlah puskesmas menurut Kabupaten/Kota pada keadaan 31 Oktober 2015 mencapai 269 puskesmas yang terdiri dari Puskesmas rawat inap dan Puskesmas non rawat inap. Ada 86 Puskesmas rawat inap dan 183 Puskesmas non rawat inap yang tersebar di hampir seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pusdatin Kemkes RI, 2015). Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas SP2TP di Dinkes Provinsi, mengatakan bahwa Kota Kendari sudah termaksud salah satu Kabupaten/Kota yang melakukan SP2TP. Dengan alur pelaporan dari semua Puskesmas se-Kota
8
Kendari yang pada tanggal 5 di bulan berjalan sudah semestinya melaporkan data bulanannya ke Dinkes Kota, kemudian pihak Dinkes Kota menganalisis data bulanan Puskesmas yang dilakukan oleh petugas pengelolahan data dan informasi di bidang perencanaan dan informasi yang selanjutnya hasil analisis data tersebut di kirim ke Dinkes Provinsi pada tanggal 10 dibulan berjalan sebagai umpan balik yang kemudian Dinkes Provinsi mengirim ke Pusat pada tanggal 15 dibulan berjalan, hanya saja waktu pelaporan dari Dinkes Kota ke Dinkes Provinsi kadang tidak sesuai waktu yang telah di tetapkan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada awal bulan Oktober 2015 dengan pengelolah data dan informasi di Dinkes Kota Kendari untuk mencari data SP2TP masih sangat sederhana, penyajian data belum tersajikan sebagaimana mestinya. Saat ini, untuk mendapatkan informasi program SP2TP hanya tersedia pada buku profil tahunan Dinas Kesehatan Kota Kendari dan itupun tidak lengkap untuk 15 puskesmas se-Kota Kendari yang terdiri dari 5 puskesmas rawat inap dan 10 puskesmas non rawat inap. Dan untuk pengiriman laporan SP2TP dari puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota Kendari sering terlambat, seharusnya laporan sudah diterima setiap awal bulan tepatnya di tanggal 5 dibulan berjalan. Ada beberapa puskesmas yang tidak dapat mengirimkan laporan secara tepat waktu. Terdapat 4 puskesmas atau (26,6%) melaporkan laporan bulanan SP2TP tepat waktu terdiri dari Puskesmas Poasia, Puskesmas Lepo- lepo, Puskesmas Labibia dan Puskesmas Wua-wua serta 11 puskesmas atau (73,3%) melaporkan laporan bulanan SP2TP tidak sesuai dengan waktu yang terdiri dari
9
Puskesmas Mekar, Puskesmas Kandai, Puskesmas Perumnas, Puskesmas Jati Raya, Puskesmas Puuwatu, Puskesmas Mokoau, Puskesmas Mata, Puskesmas Kemaraya, Puskesmas Benu-benua, Puskesmas Nambo, dan Puskesmas Abeli. Puskesmas Abeli terletak dijantung Kecamatan Abeli. Puskesmas Abeli adalah puskesmas perawatan yang sudah lama beroprasi sebagai pusat kesehata n masyarakat bagi warga Abeli. Luas wilayah kerja Puskesmas perawatan Abeli mencapai 25,18 km2 di 8 kelurahan pesisir, yakni Puday, Lapulu, Abeli, Benua Nirae, Talia, Poasia, Tobimeita dan Anggolomelai yang sebelumnya dari 13 wilayah kerja (Profil Puskesmas Abeli, 2014). Puskesmas perawatan Abeli merupakan salah satu diantara puskesmas yang digolongkan sebagai puskesmas terbawah yang menjalankan program SP2TP dari aspek ketepatan waktu dalam pelaporan laporan bulanan baik LB-1, LB-2, LB-3 dan LB-4. Berdasarkan alasan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas di Puskesmas Abeli Kota Kendari Tahun 2015”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan
yang diuraikan
diatas,
maka peneliti
merumuskan masalah yaitu “Bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas di Puskesmas Abeli Kota Kendari Tahun 2015?”
10
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas di Puskesmas Abeli di Kota Kendari Tahun 2015. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pelaksanaan program SP2TP dari aspek input (SDM, Fasilitas, dan Dana) di Puskesmas Abeli Kota Kendari b. Untuk mengetahui pelaksanaan program SP2TP dari aspek procces (pencatatan dan pelaporan) di Puskesmas Abeli Kota Kendari c. Untuk mengetahui pelaksanaan program SP2TP dari aspek output (ketepatan waktu dalam pelaporan, pencatatan dan penyampaian Laporan Bulanan (LB-1, LB-2, LB-3 dan LB-4) ke Dinkes Kab/Kota) di Puskesmas Abeli Kota Kendari. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ata u sebagai bahan kajian pustaka bagi peneliti selanjutnya. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi petugas kesehatan dalam menerapkan SP2TP di puskesmas dengan baik dan benar serta dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak terkait untuk menjadikan acuan dalam penerapan sistem ini khususnya di Kota Kendari.
11
3. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan bisa menjadi suatu pengalaman berharga bagi peneliti sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat serta menambah wawasan dan pengetahuan. E. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut : 1.
Ruang lingkup lokasi penelitian hanya terbatas pada Puskesmas Abeli di Kota Kendari.
2.
Ruang lingkup variabel penelitian hanya terbatas pada aspek input (SDM, fasilitas dan pendanaan), pada aspek proses (pencatatan dan pelaporan) serta pada aspek output (ketepatan waktu dalam pelaporan dan penyampaian laporan khususnya Laporan Bulanan yaitu laporan LB-1, LB-2, LB-3 dan LB4 ke Dinkes Kota)
F. Definisi dan Istilah (Glosarium) 1. SP2TP adalah singkatan dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas merupakan tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan puskesmas, meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana, dan kegiatan pokok yang dilakukan serta hasil yang dicapai oleh puskesmas. 2. SIMPUS adalah singkatan dari Sistem Informasi Manajemen Puskesmas merupakan program sistem informasi kesehatan daerah yang memberikan informasi tentang segala keadaan kesehatan masyarakat di tingkat puskesmas mulai dari data diri orang sakit, ketersediaan obat sampai data penyuluhan kesehatan masyarakat.
12
3. SIKNAS adalah singkatan dari Sistem Informasi Kesehatan Nasional merupakan sistem informasi yang berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain baik secara nasional maupun internasional dalam rangka kerjasama yang saling menguntungkan. 4. UKP adalah singkatan dari Upaya Kesehatan Perorangan merupakan setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. 5. UKM adalah singkatan dari Upaya Kesehatan Masyarakat merupakan setiap kegiatan yang dilakukan pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan masyarakat. G. Organisasi/ Sistematika Proposal ini berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas di Puskesmas Abeli Kota Kendari Tahun 2015” yang dibimbing oleh Bapak La Ode Ali Imran Ahmad, SKM.,M.Kes, (selaku Pembimbing I) dan Bapak Syawal K. Saptaputra, SKM.,M.Sc (selaku Pembimbing II).
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Sebelumnya Anton Ferri (2009) meneliti tentang evaluasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas di Kabupaten Karimun. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif evaluatif dengan rancangan studi kasus (case study) dengan menggunakan metode kualitatif. Subjek penelitian ini berjumlah 11 orang yang terdiri atas kepala puskesmas dan koordinator SP2TP dan Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun. Sampel penelitian adalah puskesmas Durai, puskesmas Kundur Barat, dan puskesmas Tanjung Balai Karimun. Dan untuk hasil penelitian yaitu input pelaksanaan SP2TP di Kabupaten Karimun adalah untuk kebijakan belum ada SK dan juklak/juknis pelaksanaan SP2TP,dana tidak pernah ada, SDM masih kurang, khususnya puskesmas Durai, banyak petugas yang rangkap jabatan dan teknologi yang ada belum membawa perubahaan pelaksanaan SP2TP. Untuk proses SP2TP adalah pengumpulan data terlambat karena data tidak diarsip rapi, pengiriman laporan terdapat kendala transportasi. Adapun analisis, penyajian, kualitas pengecekan data dan umpan balik jarang dilakukan bahkan untuk puskesmas terpencil tidak pernah dilakukan. Output SP2TP ketepatan waktu laporan sering terlambat, keakuratan data laporan tidak akurat khususnya puskesmas terpencil, laporan tidak lengkap sehingga data disusulkan lewat SMS. dan pemanfaatan untuk perencanan dan evaluasi SP2TP juga belum dilakukan secara optimal.
12
13
Helmi (2011) meneliti mengenai analisis proses pelaksanaan SP2TP di Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Provinsi Aceh. Jenis Penelitian ini penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan studi kasus menggunakan metode kualitatif. Unit yang dianalisis puskesmas pembantu, puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe. Proses pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam dan observasi. Untuk Hasil Penelitian proses pelaksanaan SP2TP di Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe dari segi pengumpulan data untuk tingkat puskesmas pembantu masih dilakukan secara manual, sedangkan pengumpulan data laporan LB1 ditingkat puskesmas secara komputerisasi menggunakan Microsoft Access untuk input data. Sementara laporan LB3 dan LB4 pengumpulan data masih secara manual. Tingkat kelengkapan dan ketepatan waktu pengiriman laporan masih di bawah target. Sensitifitas pengelola SP2TP terhadap pengecekan da ta sudah baik. Untuk proses analisis dan penyajian data laporan SP2TP masih terfokus pada pola penyakit dan 10 penyakit terbanyak. Umpan balik secara tertulis yang diberikan secara berjenjang masih jarang dilakukan. Dilihat dari segi kualitas data SP2TP saat ini masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan masih rendahnya tingkat kelengkapan dan ketepatan waktu pengiriman laporan. Sementara pemanfaatan data dan informasi masih terfokus untuk pembuatan profil tahunan. Vidyanto (2012) meneliti mengenai Evaluasi Komunikasi Data SP2TP antara Puskesmas dan Dinas Kesehatan di Kabupaten Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif bersifat eksploratif. Subjek penelitian adalah petugas SP2TP puskesmas dan Dinas Kesehatan
14
ditentukan berdasarkan purposive sampling dengan total jumlah sampling sebanyak 14 orang. Hasil dari penelitian ini adalah proses komunikasi data SP2TP antara puskesmas dan Dinas Kesehatan di Kabupaten Tolitoli belum berjalan optimal dikarenakan adanya hambatan tehnis dan non tehnis dari penyedia data SP2TP baik di puskesmas maupun dinas kesehatan. Suryani dan Solikhah (2013) meneliti mengenai Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) di wilayah Dinas Kesehaan Kabupaten Dompu Provinsi NTB. Penelitian dilaksanakan di Dinas Kesehatan dan Puskesmas Dompu, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu Provinsi NTB pada bulan November-Desember 2012. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian proses kegiatan sistem pe ncatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) yang ada di tiap Puskesmas Kabupaten Dompu menunjukkan bahwa Pencatatan pada laporan SP2TP semua puskesmas di Kabupaten Dompu dalam pekerjaannya masih bersifat manual. Hesli Anna Mangaro dan Maryani Setyowati (2014) meneliti Evaluasi Penerapan SIMPUS untuk Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas di Puskesmas Pandanaran Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan metode PIECES (Performance, Information, Economic, Control, Eficiency, Service). Dan hasil dari penelitian ini bahwa Sistem Informasi Manajemen Puskesmas di Puskesmas Pandanaran Semarang belum terintegrasi secara menyeluruh agar dapat menyediakan informasi tepat waktu, akurat dan relevan.
15
Aisiyah Tri Annisa Putri (2013) melakukan analisis Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas
(SP3) dengan penerapan SIMPUS
di Puskemas
Karangmalang Semarang tahun 2012-2013. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode observasi dan wawancara. Pendekatan yang digunakan secara cross sectional yaitu data yang diperoleh pada saat penelitian. Hasil penelitiannya ini adalah kendala dalam penerapan SIMPUS di Puskesmas Karang Malang Semarang belum menggunakan sistem SIMPUS Online secara optimal. Dalam pengolahan datanya petugas tidak langsung memproses data dari unit-unit di Puskesmas yang berasal dari BP (Balai Pengobatan) Umum, Gigi, KIA dan Obat, sehingga data-data menumpuk dibagian Sistem Pencatatan dan Pelaporan (SP3), akibatnya terjadi keterlambatan dalam pelaporan ke Dinas Kesehatan Kota Semarang. Febriyanto (2014) meneliti Studi tentang Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas di Wilayah Kerja Puskesmas Baluase Kabupaten Sigi tahun 2014. Dengan jenis penelitian studi kasus denga n pendekatan deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif terhadap hasil wawancara. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 3 informan kunci yang berhubungan dengan SP2TP. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas di Puskesmas Baluase sudah berjalan, akan tetapi terdapat beberapa masalah yaitu banyak petugas yang rangkap jabatan, teknologi yang ada kondisinya kurang baik, SDM masih kurang, pengiriman laporan
16
terdapat kendala transportasi, dan masih banyaknya petugas yang menitipkan pengiriman laporan kepada masyarakat. B. Tinjauan Umum Tentang Sistem Istilah sistem berasal dari bahasa yunani “systema” yang mempunyai pengertian demikian : 1. Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian. 2. Hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen secara teratur. Jadi, dengan kata lain istilah “systema” itu mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Dengan berkembangnya pemakaian metode pendekatan sistem dalam pengelolahan berbagai kegiatan yang dimulai di era 1990-an, maka pekerjaan pengolahan informasi diperkantoran dan diberbagai organisasi pun berkembang ke dalam metode pendekatan sistem (Jogiyanto, 2008). Penggunaan pendekatan sistem dalam pekerjaan informasi atau pekerjaan lainnya adalah untuk memudahkan pengelolah terhadap objek bersangkutan agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Apa lagi bila dikaitkan dengan adanya kegiatan analisis dan desain sehubungan dengan bentuk-bentuk pengolahan yang akan dipergunakan. Terlihat bahwa di kantor terjadi pekerjaan informasi. Sedang dibeberapa unsur kegiatan lainnya, terjadi pekerjaan fisik bergabung dengan pekerjaan informasi. Karena itu berkembangla h pekerjaan sistem informasi disetiap unit kerja atau beberapa unsur kantor atau organisasi. Konsep ini sebagai satu organisasi, agar lalulintas informasi dan penyediaan
17
informasi dapat berjalan lancar bagi kepentingan organisasi secara keseluruhan (Febriyanto, 2014). C. Tinjauan Tentang Sistem Informasi Kesehatan Menurut Kinasih (2011) Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan- laporan yang diperlukan. Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari Sistem Kesehatan disuatu negara. Kemajuan atau kemunduran Sistem Informasi Kesehatan selalu berkorelasi dan mengikuti perkembangan Sistem Kesehatan, kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bahkan mempengaruhi sistem pemerintahan yang berlaku disuatu negara. Suatu system yang terkonsep dan terstruktur dengan baik akan menghasilkan Output yang baik juga. Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu bentuk pokok Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan
berbagai kebijakan,
pedoman dan
arahan penyelenggaraan
pembangunan kesehatan serta pembangunan berwawasan kesehatan (Supraba, 2013). Sistem informasi kesehatan
merupakan bagian fungsional sistem
kesehatan secara komprehensif, yang memberikan pelayanan kesehatan secara merata, terpadu, yang meliputi pelayanan kuratif, rehabilitatif; preventif dan promotif. Sistem informasi kesehatan harus dapat menghasilkan informasi yang
18
diperlukan untuk pengambilan keputusan diberbagai tingkatan administrasi pelayanan kesehatan (Yuniar dan Ahmad, 2012). D. Tinjauan Tentang Pencatatan Pencatatan adalah proses dalam mencatat kegiatan pokok puskesmas baik yang dilakukan di dalam gedung maupun di luar gedung puskesmas, puskesmas tempat tidur, dan puskesmas pembantu serta bidan di desa harus dicatat. Dengan demikian perlu adanya mekanisme pencatatan yang baik, formulir yang cukup serta cara isian yang benar dan diteliti (Febriyanto, 2014). Menurut Mardia (2010) pencatatan adalah suatu kegiatan pengumpulan informasi atau data dengan melalui penyimpanan secara manual (tertulis), maupun dengan bantuan alat seperti komputer, agar data atau informasi dapat dimanfaatkan dengan baik, serta dapat digunakan dalam pembuatan pelaporan. E. Tinjauan Tentang Pelaporan Pelaporan adalah suatu proses atau cara dalam melaporkan data tentang sistem pencatatan terpadu puskesmas. Pelaporan terpadu puskesmas ini menggunakan tahun kalender yaitu dari bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang sama sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat No:590/BM/DJ/V/96 diberlakukan formulir laporan yang baru (Dinkes. Prov, 2015). Laporan
adalah
penyampaian
informasi
dengan
maksud
untuk
memberikan informasi tentang apa yang telah terjadi dalam unit, dimana, kapan, dan mengapa hal itu terjadi, siapa yang bertanggung jawab serta bagaimana mengatasi akibat kejadian tersebut (Mardia, 2010).
19
F. Tinjauan Tentang Terpadu Terpadu adalah sebagai gabungan berbagai macam kegiatan upaya pelayanan Kesehatan Puskesmas yang tidak tumpang tindih, sehingga dapat menghindarkan pencatatan dan pelaporan lain, yang akan memperberat beban kerja petugas Puskesmas (Mangaro dan Setyowati, 2014) G. Tinjauan Tentang Puskesmas Puskesmas merupakan sebagai salah satu ujung tombak institusi pelayanan kesehatan masyarakat melayani pasien dalam kesehariannya. Pemberian layanan dan tindakan dalam banyak hal akan mempengarui kondisi dan rasa nyaman bagi pasien. Semakin cepat pelayanan yang diberikan akan semakin baik karena menyangkut nyawa pasien. Semakin besar jasa layanan suatu puskesmas, akan semakin kompleks pula jenis tindakan dan layanan yang harus diberikan yang kesemuanya harus tetap dalam satu koordinasi terpadu (Supriyadi, 2011) Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang
menyelenggarakan
upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No 75 Tahun 2014). Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing- masing puskesmas
20
tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Kepmenkes RI Nomor 128 Tahun 2004). H. Tinjauan Umum Tentang SP2TP 1. Definisi SP2TP Menurut Febriyanto (2014) Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan pencatatan dan pelaporan puskesmas secara menyeluruh (terpadu) dengan konsep wilayah kerja puskesmas. Sistem pelaporan ini diharapkan mampu memberikan informasi baik bagi puskesmas maupun untuk jenjang administrasi yang lebih tinggi, guna mendukung manajemen kesehatan. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas merupakan sumber pengumpulan data dan informasi ditingkat puskesmas. Segala data dan informasi baik faktor utama dan tenaga pendukung lain yang menyangkut puskesmas untuk dikirim ke pusat serta sebagai bahan laporan untuk kebutuhan. Menurut Putri (2013) data yang dikumpul oleh puskesmas dan dirangkum kelengkapan dan kebenaranya. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas ialah laporan yang dibuat semua puskesmas pembantu, posyandu, puskesmas keliling bidan-bidan desa dan lain- lain yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas (Vidyanto, 2012). Pengembangan SP2TP, berdasarkan pada efisiensi sistem yang sudah ada dan didukung oleh payung hukum sebagai berikut :
21
1. Kepmenkes RI No. 63/MENKES/SK/II/81, tanggal 18 Februari 1981 tentang Penetapan Berlakunya Penyelenggaraan Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu di Puskesmas (SP2TP). 2. Keputusan Dirjen Binkesmas No. 590/BM/DJ/INFO/V/96 10 Mei 1996 tentang Penyerderhanaan SP2TP. 2. Tujuan SP2TP SP2TP adalah pencatatan dan Pelaporan data umum, sarana, tenaga, dan pelayanan kesehatan di Puskesmas, yang memiliki beberapa tujuan yakni : a. Tujuan Umum Semua data tentang hasil kegiatan Puskesmas dan data lainya yang berkaitan serta pelaporan ke jenjang yang lebih tinggi. b. Tujuan Khusus 1) Tercatatnya semua data kegiatan dan hasil kegiatan Puskesmas 2) Diperolehnya kesamaan pengertian tentang SP2TP 3) Dilaporkannya data ke jenjang yang lebih tinggi 4) Terolahnya data menjadi informasi di Puskesmas 5) Tertatanya mekanisme pencatatan di Puskesmas 6) Tertatanya alur data ditingkat Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota Propinsi dan Pusat 7) Terlaporkannya data dan variabel yang menjadi kebutuhan manajemen di setiap jenjang administrasi kesehatan.
22
3. Data SP2TP Pencatatan dan pelaporan mencangkup data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas, data ketenagaan, data sarana yang dimiliki puskesmas yang dilakukan secara periodik (bulan, tribulan, semester dan tahunnan) dengan menggunakan formulir yang baku (Mardia, 2010). Berdasarkan keputusan
Direktur
Jenderal
Pembinaan
Kesehatan
Masyarakat Nomor 590/BM/DJ/lnfoA//1996 tentang Penyederhanaan SP2TP, formulir laporan telah disederhanakan dalam upaya untuk mengurangi beban kerja bagi petugas puskesmas, jadi diharapkan tidak adanya laporan lain dari Puskesmas selain SP2TP, dan data/variabel yang dilaporkan tersedia dalam formulir pencatatan.
Dengan demikian data/variabel yang dilaporkan
diharapkan dapat dipercaya serta dapat diterima tepat waktu. Adapun format pelaporan yang tersedia di dalam SP2TP meliputi: 1. Laporan Bulanan, meliputi jenis pelaporan sebagai berikut: a. Laporan bulanan data kesakitan (LB-1). b. Laporan bulanan obat-obatan (LB-2) atau LPLPO. c. Laporan bulanan gizi, KIA, Imunisasi, dan pengamatan penyakit menular (LB-3). d. Laporan bulanan kegiatan Puskesmas meliputi kunjungan Puskesmas, rawat tinggal, perawatan kesehatan masyarakat, pelayanan medik dasar, kesehatan gigi, pelayanan JPKM, kesehatan sekolah, kesehatan olahraga, PKM, kesehatan lingkungan dan laboratorium (LB-4).
23
2. Laporan bulanan sentinel, meliputi jenis pelaporan sebagai berikut: a. Laporan bulanan sentinel penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, ISPA dan Diare (LB-1S). b. Laporan bulanan sentinel KIA, gizi, dan penyakit akibat kerja (LB-2S), laporan bulanan ini dibuat oleh puskesmas
dengan rawat tinggal
(Dinkes. Prov, 2015). 3. Laporan tahunan terdiri dari LT1, LT2, LT3 dilaporkan paling lambat tanggal 31 bulan januari tahun berikutnya (Putri, 2013). 4. Pendanaan SP2TP Mengenai sumber pembiayaan SP2TP dibiayai melalui anggaran Dinas Kesehatan Kota sesuai dengan kebutuhan. Jenis biaya terdiri dari dua yakni biaya investasi adalah biaya pengadaan sarana prasarana pendukung dan rekrutmen SDM dan biaya operasional adalah biaya yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan pada SP2TP serta biaya pemeliharaan adalah untuk peningkatan dan pembaruan aplikasi SP2TP (Dinkes. Prov, 2015). Menurut Dinkes.Prov (2015) pada buku panduan umum mengenai Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas untuk proses mekanisme pencatatan terdiri dari 3 macam pencatatan yang di lakukan yakni: 1. Pencatatan di dalam gedung Pada prinsipnya seorang pasien yang berkunjung pertama kali atau kunjungan ulang ke puskesmas harus melalui loket untuk mendapatkan kartu tanda pengenal atau mengambil berkasnya dari petugas loket. Pasien tersebut disalurkan pada unit pelayanan yang dituju. Apabila pasien
24
mendapat pelayanan kesehatan di luar gedung puskesmas, maka pasien tersebut akan dicatat dalam register yang sesuai dengan pelayanan yang diterima. 2. Pencatatan pelayanan diluar gedung Pencatatan kegiatan yang dilaksanakan diluar gedung puskesmas dilakukan dengan menggunakan formulir atau kartu yang sama digunakan di dalam gedung. 3. Pencatatan di jaringan Puskesmas Pencatatan di Jaringan Puskesmas yaitu pencatatan data laporan yang berasal dari puskesmas pembantu, pos kesehatan desa, bidan desa dan puskesmas keliling dilakukan dengan menggunakan perangkat yang sama digunakan di gedung puskesmas. MEKANISME PENCATATAN DI PUSKESMAS Loket 1. RKK termasuk Dalam Gedung Kartu Status 2. KTP 3. Reg. Kunjungan 4. Kartu KB
Luar Gedung
Registerregister pelayanan luar gedung
Unit Pelayanan Registerregister pelayanan dalam gedung
Tindak lanjut Rujukan
1. Bank data Puskesmas 2. Pengelolah / pelayanan 3. Penyusun laporan
Gambar 1. Panduan Umum SP2TP (Dinkes. Prov, 2015)
25
Sedangkan pada proses mekanisme pelaporan terdiri dari beberapa cara yakni: a. Laporan dari puskesmas pembantu, laporan dari bidan di desa dan dari poskesdes/polindes dikumpulkan oleh pengelola data dan informasi puskesmas. b. Pengelola data dan informasi Puskesmas merekapitulasi data yang dicatat baik di dalam gedung maupun di luar gedung yang telah dimasukkan dalam register serta laporan yang diterima dari puskesmas pembantu dan bidan di desa. c. Hasil rekapitulasi oleh pelaksana kegiatan dimasukkan ke formulir laporan dan disampaikan kepada pelaksana program di puskesmas pada pertemuan bulanan untuk dikoreksi. d. Hasil koreksi oleh pelaksana kegiatan dimanfaatkan untuk memperbaiki laporan yang selanjutnya dikirim ke Dinas Kesehata n Kabupaten/Kota (Dinkes. Prov, 2015). 5. Pengorganisasian SP2TP a. Organisasi SP2TP 1. Penanggung jawab : Kepala puskesmas 2. Koordinator : Kasubbag TU puskesmas 3. Pengelola SP2TP : Petugas Pengelola data dan informasi puskesmas
26
b. Tugas Penanggung Jawab SP2TP 1. Kepala Puskesmas bertanggung jawab atas penyelenggaraan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu di puskesmas. 2. Kepala Puskesmas bertanggung jawab atas data dan informasi puskesmas telah dilaporkan dan disajikan. 3. Kepala
Puskesmas
bertugas
memberikan
pembinaan
dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan SP2TP. 4. Kepala Puskesmas bertugas untuk memberikan bimbingan tekhnis SP2TP kepada para pelaksana kegiatan di puskesmas (Dinkes. Prov, 2015). c. Tugas Koordinator SP2TP 1. Mengumpulkan data dan dokumen lintas program maupun lintas sector. 2. Menyusun laporan bulanan SP2TP dan mengirimkan laporan tersebut ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dan ditetapkan. 3. Bersama dengan para pelaksana kegiatan membuat laporan tahunan SP2TP dan mengirimkan laporan tersebut ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota sesuai dengan jadwal. 4. Mempersiapkan pertemuan berkala setiap 3 bulan dengan pelaksana kegiatan untuk pelaksanaan kegiatan SP2TP.yang dipimpin oleh Kepala Puskesmas
27
5. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan SP2TP kepada Kepala Puskesmas (Dinkes. Prov, 2015). d. Tugas pengelola SP2TP 1. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data SP2TP sesuai dengan kebutuhan pelaksana program 2. Membuat dan menyampaikan laporan SP2TP 3. Melakukan pemeliharaan dan penyimpanan data dan informasi SP2TP (Dinkes. Prov, 2015). I. Tinjauan Tentang Evaluasi Evaluasi program kesehatan merupakan bagian dari proses manajerial pembangunan kesehatan nasional yang lebih luas. Evaluasi secara etimologi berasal dari bahasa inggris yakni evaluation yang berarti value, yang secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian. Namun, dari sisi terminologis dimaknai sebagai suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas (Harahab, 2013). a. Ruang Lingkup Evaluasi Menurut Abramson (1990) dalam Harahab (2013), evaluasi adalah cara yang sistematis untuk belajar dari pengalaman dan menggunakan pelajaranpelajaran yang diperoleh untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan dan untuk meningkatkan perencanaan yang lebih baik dengan menyeleksi secara cermat alternatif-alternatif tindakan yang diambil. Ruang lingkup secara sederhana dapat dibedakan atas tiga kelompok yaitu :
28
a. Input (masukan) adalah yang menyangkut pemanfaatan berbagai sumber daya, baik sumber dana, tenaga dan sumber sarana. b. Procces (proses) adalah penilaian terhadap proses lebih dititik beratkan pada pelaksanaan program, apakah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau tidak, proses yang dimaksud disini mencangkup semua tahap administrasi,
mulai
dari
tahap
administasi,
tahap
perencanaan,
pengoorganisasian dan pelaksanaan program. c. Output (keluaran) adalah evaluasi terhadap hasil yang dicapai dari dilaksanakannya suatu program. b. Tujuan Evaluasi Evaluasi memiliki tujuan
yakni membantu perencanaan dimasa
mendatang, mengetahui apakah sarana yang tersedia dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, menentukan kelemahan dan kekuatan daripada program, baik dari segi teknis maupun administrasi yang selanjutnya diadakan perbaikan, membantu menentukan strategi serta mendapatkan dukungan moral dan material dari pemerintah atau swasta (Suhadi, 2012). c. Metode Evaluasi Metode evaluasi program kesehatan masyarakat merupakan cara yang dilakukan secara sistematis dan terencana sehingga proses evaluasi dapat dilakukan dengan baik. Adapun metode dalam melakukan evaluasi, dilakukan pada empat tahap proses pelaksanaan program. Metode evaluasi terhadap hasil program dan metode evaluasi terhadap dampak program.
29
a. Metode
evaluasi
pada
tahap
awal
program
ditunjukkan
untuk
pengembangan program sebelum program dimulai. b. Metode evaluasi terhadap proses pelaksanaan program ditunjukan pada pelaksanaan program, yang menyangkut penggunaan sumber daya, seperti tenaga, dana, fasilitas serta mengelolah dan menganalisis data atau hasil pelaksanaan program. c. Metode evaluasi terhadap hasil program ditunjukan untuk menentukan keberhasilan program berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, serta memberikan penjelasan serta menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap program berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut. d. Metode evaluasi terhadap dampak program lebih diarahkan kepada penentuan kesimpulan program, apakah memberi dampak yang baik serta dapat menjadi program yang berkelanjutan (Harahab, 2013). d. Ukuran Evaluasi Kegiatan dalam evaluasi, dimensi pengukuran kinerjanya harus ditentukan dengan jelas, yaitu meliputi ketepatan dan kesesuaian, efektifitas dan efisiensi, serta pertimbangan keadialan. Ketetapan dan kesesuaian memandang kinerja dan apakah tindakan-tindakan yang diambil telah sesuai dengan permasalahan yang ada, sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya yang terbatas tersebut. Ukuran-ukuran efektifitas dan efeseinsi merupakan alat utama dasar evaluasi program. Efektifitas diartikan sebagai penyelesaian suatu program dalam kaitanya dengan kebutuhan atau perhatian. Sedangkan
30
efiseinsi dan efektifitas biaya adalah sering kali berhubungan dengan hasil terhadap input (rasio output terhadap input) (Suhadi, 2012). J. Kerangka Pe mikiran Berdasarkan teori yang dikemukakan pada sub bab sebelumnya, maka dapat dijabarkan kerangka pikir sebagai berikut :
INPUT
PROSES - Perencanaan
- SDM - Fasilitas
- Pencatatan
- Dana
- Pelaporan
OUTPUT Efektif dan Efisien
- Pengawasan
(Sumber: Pengantar Administrasi Kesehatan Azwar, 1996 dalam Mangaro dan Setyowati, 2014) Gambar 2. Kerangka Pikir
31
K. Kerangka Konseptual Kerangka konsep disusun berdasarkan penelitian yang akan dilakukan dan sebagai batasan dalam penelitian yang akan dilakukan. Kerangka konsep yang disusun oleh peneliti yang akan digunakan dalam pe nelitian adalah sebagai berikut:
Input 1. SDM 2. Fasilitas 3. Dana
Proses
Evaluasi
1. Pencatatan 2. Pelaporan
Pelaksanaan Program SP2TP di Puskesmas Abeli
Output Ketepatan waktu
1. Perencanaan 2. Pengawasan
Keterangan : Variabel yang diteliti Variabel yang tidak diteliti Gambar 3. Kerangka Konsep penelitian
32
Adapun definisi konsep dari masing- masing variabel dalam penelitian yang akan dilakukan, yakni sebagai berikut : 1. Input Input adalah faktor pendukung dalam mencapai keberhasilan suatu usaha atau pekerjaan yang menyangkut berbagai pemanfaatan sumber daya atau sarana suatu program atau kegiatan, yang meliputi : a.
SDM / Tenaga Sumber daya manusia merupkan fungsi utama yang harus dilaksanakan dalam organisasi guna menjamin tersedianya tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai posisi, jabatan dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat. Tenaga/SDM yang dimaksud dalam penelitian
ini
adalah
menyangkut
tenaga
pelaksanaan
dalam
penyelenggaraan program SP2TP di Puskesmas Abeli. b.
Fasilitas Fasilitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tersedianya segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan program SP2TP yang layak dipakai dalam keadaan baik. Untuk melaksanakan program ini, pusat pelayananan kesehatan dalam hal ini Puskesmas
Abeli,
harus
memiliki sarana prasarana
yang dapat
memperlancar pelaksanaan program, seperti jaringan internet, alat tulis kantor yang tersedia lengkap, buku panduan, kendaraan dinas dan lainlain.
33
c.
Dana/Biaya Dana yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adanya atau tersedianya sejumlah uang yang digunakan untuk dapat menunjang kelancaran pelaksanaan program SP2TP di Puskesmas Abeli.
2. Proses Proses adalah adanya pelaksanaan program dimana komponen yang satu saling berkaitan mempengaruhi komponen sistem ke komponen sistem yang lain. a.
Pencatatan Kegiatan pencatatan dilakukan dengan mencatat hasil pengamatan, pengukuran dan atau penghitungan pada setiap langkah / tahapan kegiatan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang telah dibakukan. Sumber data dalam proses pencatatan di puskesmas ini yakni pencatatan yang terdiri dati pencatatan dalam gedung dan pencatatan di luar gedung.
b.
Pelaporan Pelaporan atau pembuatan laporan adalah kegiatan untuk menyusun sekumpulan data hasil pencatatan untuk disampaikan kepada pihak terkait sebagai bentuk pertanggungjawaban dan atau pemberitahuan atas kegiatan dan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. Untuk pelaporan SP2TP terdiri dari 3 macam bentuk Laporan yakni laporan bulanan, laporan sentinel dan laporan tahunan puskesmas.
34
3. Output Output adalah hasil program dan kegiatan pelayanan yang dihasilkan oleh suatu program, yang meliputi: Ketepatan waktu yang dimaksud dalam penelitian ini yakni tepatnya waktu dalam pelaporan laporan bulanan yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Abeli ke Dinkes Kota sesuai dengan waktu yang telah dibakukan yakni pada tanggal 5 dibulan berjalan.
III. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan pendekatan fenomenologis yang bertujuan untuk memperoleh informasi secara mendalam mengenai Pelaksanaan Program Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas di Puskesmas Abeli Kota Kendari Tahun 2015. B. Pengelolaan Pe ran sebagai Peneliti Dalam penelitian yang dilakukan ini, peneliti berperan sebagai instrumen utama penelitian, dimana informan kunci dan informan biasa sebagai instrumen pendukung dengan menggunakan alat bantu panduan wawancara dan alat rekam suara dan video (kamera digital/HP). Peneliti berperan sebagai pengamat untuk mengobservasi secara langsung, sekaligus sebagai partisipan untuk melakukan interaksi dengan obyek penelitian di lapangan. C. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di Puskesmas Abeli Kota Kendari bulan Desember 2015. D. Sumber Data 1. Data/Informasi Prime r Sumber informasi berasal dari informan yang dianggap mengetahui permasalahan dengan jelas, dapat dipercaya untuk dapat menjadi sumber informasi yang baik serta mampu mengemukakan pendapat secara baik dan benar. Dengan kriteria sebagai berikut :
35
36
a. Kriteria untuk informan kunci adalah mereka yang dapat memberikan informasi secara jelas dan terpercaya, telah
mempunyai pengetahuan
dalam pelaksanaan program SP2TP di Kota Kendari serta mengetahui perkembangan dan terlibat langsung dalam program tersebut yaitu informan yang terdiri dari Kepala Puskesmas Abeli, Koordinator SP2TP di Kasubbag TU Puskesmas Abeli dan Petugas SP2TP di Puskesmas Abeli. b. Kriteria untuk informan biasa adalah koordinator SP2TP di Dinkes Kota, Petugas pengolah data dan informasi SP2TP di Dinas Kesehatan Kota Kendari, Kepala Ruangan Keperawatan Puskesmas Abeli, Kepala Ruangan Farmasi/Apotik Puskesmas Abeli, dan Kepala Ruangan Poli Anak. 2. Data/Informasi Sekunder Data sekunder meliputi data Dinas Kesehatan Kota Kendari tentang SP2TP di Kota Kendari, Data Dinas Kesehatan Provinsi beserta profil Puskesmas Abeli. 3. Tabel Kontongensi Hubungan Antara Variabel, Informan, dan Informasi Adapun hubungan antara variabel dan informasi dengan informan adalah sebagai berikut : Tabel 1. Hubungan variabel independen, informasi dan informan kunci No 1.
Variabel Input
Informasi a. Ketersediaan
Informan 1. Kepala
1. SDM
sumber daya
Puskesmas
2. Dana
manusia yang
3. Fasilitas
berhubungan
Kasubbang TU
dengan
Puskesmas
2. Koordinator
Teknik a. Wawancara Mendalam b.Dokumentasi
37
pelaksanaan
3. Petugas
program SP2TP.
Pengelolah Data
b. Ketersediaan biaya
dan Informasi di
dalam pelaksanaan program SP2TP. c. Ketersediaan SOP kegiatan, Ketersediaan Alat,
Puskesmas 4. Koordinator SP2TP di Dinkes Kota 5. Petugas
dan kendaraan
Pengelolah data
serta ketersediaan
dan Informasi di
Instrumen
Dinkes Kota.
pencatatan dan pelaporan dalam pelaksanaan program SP2TP.
6. Kepala Ruangan Keperawatan. 7. Kepala Ruangan Farmasi/Apotik. 8. Kepala Ruangan Poli Anak.
2.
Proses
a. Mekanisme dalam
1. Pencatatan
pelaksanaan
2. Pelaporan
pencatatan di puskesmas. b. Mekanisme dalam pelaksanaan
1. Kepala Puskesmas 2. Koordinator Kasubbang TU Puskesmas 3. Petugas
pelaporan di
Pengelolah Data
puskesmas.
dan Informasi di
c. Hambatan yang
Puskesmas
terjadi pada
4. Koordinator
pelaksanaan
SP2TP di
program di
Dinkes Kota
puskesmas.
5. Petugas Pengelolah data
a. Wawancara Mendalam b.Dokumentasi
38
dan Informasi di Dinkes Kota. 6. Kepala Ruangan Keperawatan. 7. Kepala Ruangan Farmasi/Apotik. 8. Kepala Ruangan Poli Anak. 3.
Output
Tingkat ketepatan
Ketepatan
waktu penyampaian,
Waktu
pencatatan dan
1. Kepala Puskesmas 2. Koordinator
pelaporan pada
Kasubbang TU
laporan SP2TP di
Puskesmas
Dinkes Kota.
3. Petugas Pengelolah Data dan Informasi di Puskesmas 4. Koordinator SP2TP di Dinkes Kota 5. Petugas Pengelolah data dan Informasi di Dinkes Kota. 6. Kepala Ruangan Keperawatan. 7. Kepala Ruangan Farmasi/Apotik. 8. Kepala Ruangan Poli Anak.
a Wawancara Mendalam b.Dokumentasi
39
E. Teknik Pengumpulan Data Metode
pengumpulan
data
yang
digunakan
untuk
mendapatkan
data/informasi yaitu : 1. Wawancara mendalam adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan dialog langsung dengan informan yaitu informan kunci dan informan biasa. 2. Pengamatan/observasi terlibat dimana peneliti sebagai instrumen penelitian terlibat langsung untuk melihat pelaksanaan pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas,
kemudian dikomparasikan dengan hasil wawancara yang
dilakukan, untuk melihat kenyataan yang ada dilapangan secara langsung. 3. Pemeriksaan dokumen dan arsip, hal ini ditujukan kepada peneliti dalam menelusuri/memeriksa arsip dan dokumen SP2TP, untuk mencari relevansi antara teori, hasil wawancara dan realitas yang ada dilapangan F. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari wawancara mendalam dilakukan secara manual sesuai dengan petunjuk pengolahan data kualitatif serta sesuai dengan tujuan penelitian ini dan selanjutnya dianalisis dengan metode content analysis kemudian diinterprestasikan dan disajikan dalam bentuk narasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yakni dilakukan melalui tiga alur sebagai berikut : 1. Reduksi data Analisis pada tahap ini merupakan proses pemilihan, pemusatan, penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang ditemukan di
40
lapangan. Dengan kata lain, pada tahap ini dilakukan analisis untuk menggolong-golongkan data, direduksi data yang tidak perlu, mengarahkan, dan mengorganisasi data. 2. Penyajian data Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data primer wawancara mendalam dan hasil observasi disajikan dalam bentuk narasi atau tekstular. Data sekunder disajikan dalam bentuk tabular. 3. Penarikan kesimpulan Analisis pada alur ini adalah mencari makna benda-benda dan peristiwa. Pola dan alur sebab akibat untuk membangun proposisi (Bungin, 2007). Data dari hasil penelitian setelah direduksi dan disajikan, langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan. Hasil dari data-data yang telah didapatkan dari laporan penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan serta diuji kebenarannya, kesimpulan-kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang besar dan tidaknya hasil lapora n penelitian. Kesimpulan dapat ditinjau sebagai makna- makna yang muncul dari data yang harus diuji validitasnya yaitu kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya. G. Pengecekan Validitas Temuan/Kesimpulan Penggunaan triangulasi adalah untuk menjamin validitas dan reliabilitas informasi yang diperoleh. Alasan menggunakan metode triangulasi adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat, lengkap dan dapat dipercaya. Data serta informasi tersebut diperoleh dengan menggunakan alat bantu berupa pedoman
41
wawancara, alat rekam suara dan HP/kamera digital sebagai lampiran dokumentasi. Teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan dari penggunaan triangulasi yakni: 1. Triangulasi sumber seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi dari informan kunci dan informan biasa. 2. Triangulasi metode seperti wawancara mendalam (Indepth interview) dan metode pengamatan/partisipasi terlibat (participant observation).
Dalam
penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang denga n metode observasi pada saat wawancara dilakukan. 3. Triangulasi teori digunakan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat, kemudian dilakukan pengecekkan dengan proses transferability (temuan dapat ditransfer ke latar lain), atau dengan kata lain hasil temuan dapat diungkapkan dengan menggunakan teori-teori yang relevan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Letak Geografis Puskesmas Abeli merupakan salah satu dari 15 puskesmas yang ada di Kota Kendari, yang terletak di Kelurahan Abeli Kecamatan Abeli. Jarak dari Kantor Walikota ± 73,13 km2. Puskesmas Abeli terletak di Kelurahan Abeli Kecamatan Abeli yang terdiri atas 8 (delapan), dengan batasnya adalah sebagai berikut : a.
Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari
b.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Konda
c.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Moramo
d.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Matabubu Kecamatan Poasia Keadaan alam di wilayah kerja Puskesmas Abeli terdiri dari dataran
(53%), pegunungan/bukit (47%). Iklim di wilayah kerja Puskesmas Abeli adalah iklim tropis dengan musim hujan umumnya bulan Desember - Mei dan musim kemarau terjadi bulan Juni-November. Suhu udara rata-rata berkisar antara 27 ºC - 37 ºC.
42
43
b. Keadaan Demografis Berdasarkan hasil pendataan terakhir, jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Abeli adalah 16032 jiwa yang tersebar dalam 8 (delapan) wilayah kelurahan. Adapun untuk lebih jelasnya distribusi penduduk perkelurahan, disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 2. Distribusi Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2014 No. Nama Kelurahan Jumlah Penduduk( Jiwa ) 1. Puday 1681 2. Lapulu 4019 3. Abeli 1775 4. Benuanirae 1639 5. Tobimeita 2052 6. Anggalomelai 1635 7. Poasia 1579 8. Talia 1552 Total 16032 Sumber : Data Sekunder Puskesmas Abeli 2014 c. Sosial Ekonomi dan Budaya Berdasarkan data terakhir, kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Abeli terdapat beragam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli. Adapun kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
44
Tabel 3. Sarana Pendidikan di Wilayah Ke rja Puskesmas Abeli Tahun 2014 Sarana Pendidikan No. Kelurahan TK SD MTSn SMP SMA 1. Puday 1 2 0 1 0 2. Lapulu 1 1 0 0 0 3. Abeli 1 3 1 0 0 4. Benuanirae 0 1 0 0 0 5. Anggalomelai 1 0 0 1 0 6. Tobimeita 0 2 0 0 0 7. Poasia 0 1 0 0 0 8. Talia 0 1 0 0 0 Jumlah 4 11 1 2 0 Sumber : Data Sekunder Puskesmas Abeli Tahun 2014 Distribusi penduduk menurut mata pencaharian di wilayah kerja Puskesmas Abeli tahun 2014, disajikan dalam tabel 4 berikut: Tabel 4. Distribusi Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2014 No. Mata Pencaharian Persentase (%) 1. PNS/ABRI 17,2 2. Petani 5,7 3. Nelayan 19,2 4. Pertukangan 7,4 5. Swasta 41,7 6. Tidak Bekerja 8,8 Total 100 Sumber : Profil Puskesmas Abeli Tahun 2014 Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Abeli berprofesi dibidang swasta yaitu sebesar 41,7%, sedangkan mata pencaharian penduduk yang paling sedikit yaitu sebagai petani sebesar 5,7%. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Abeli pada terdiri dari berbagai macam suku. Mayoritas adalah suku Tolaki, Bugis, Muna dan, selebihnya adalah Buton, Jawa, dan Makassar. Sebagian besar memeluk
45
agama Islam. Agama lain yang dianut adalah Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. d. Tenaga Kesehatan Dalam menjalankan fungsinya sebagai Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas Abeli memiliki beberapa staf sebagai pelaksana tugasnya yang masing- masing bekerja sesuai di bidangnya. Jenis ketenagaan yang bertugas di Puskesmas Abeli sampai tahun 2014, disajikan dalam tabel 5 berikut : Tabel 5. Jenis Ketenagaan yang Bertugas di Puskesmas Abeli sampai Tahun 2014 No. Jenis Ketenagaan Jumlah (Orang) 1. Dokter Umum 2 2. Dokter Gigi 1 3. S1 Keperawatan 4 4. S1 Kesmas 8 5. Bidan D3 16 6. Bidan D1 3 7. Perawat D3 15 8. Sanitasi AKL 3 9. Perawat SPK 7 10. Perawat Gigi 3 11. Tenaga Gizi (AMG) 4 12. Tenaga Gizi (SPAG) 1 13. SMU 3 Total 70 Sumber : Profil Puskesmas Abeli Tahun 2014 Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Abeli sampai tahun 2014 sebanyak 70 orang, jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak 66 orang. e. Sarana Kesehatan Sarana kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Abeli cukup memadai, hal ini ditandai dengan adanya 1 unit puskesmas induk yaitu Puskesmas
46
Abeli, dan terdapat 17 posyandu yang tersebar di seluruh kelurahan Abeli termasuk dalam kategori Posyandu Purnama dan Posyandu Mandiri. Setiap Posyandu dibina oleh satu orang petugas dari puskesmas dan diwajibkan hadir setiap ada posyandu di kelurahan binaannya. 2. Gambaran Umum Informan Penelitian Informan kunci dalam penelitian ini terdiri dari 3 orang yaitu Kepala Puskesmas Abeli, Koordinator SP2TP di Kasubbag TU Puskesmas Abeli dan Petugas SP2TP di Puskesmas Abeli. a. FA adalah Kepala Puskesmas Abeli Kota Kendari, berjenis kelamin perempuan, berumur 34 tahun dan berpendidikan terakhir S1 Dokter dan lama menjabat kurang lebih 2 tahun. b. M adalah Kepala Koordinator SP2TP di Kasubbag TU Puskesmas Abeli, berjenis kelamin perempuan, berumur 40 tahun, berpendidikan terakhir adalah S1 Kesehatan Masyarakat dan lama menjabat kurang lebih 14 tahun. c. SRD adalah Petugas SP2TP di Puskesmas Abeli, berje nis kelamin perempuan, berumur 25 tahun, berpendidikan terakhir Ners dan lama menjabat kurang lebih 4 bulan. Informan biasa dalam penelitian ini terdiri dari 5 orang yaitu koordinator SP2TP di Dinkes Kota, Petugas pengolah data dan informasi SP2TP di Dinas Kesehatan Kota Kendari, Kepala Ruangan Keperawatan Puskesmas Abeli, Kepala Ruangan Farmasi/Apotek Puskesmas Abeli, dan Kepala Ruangan Poli Anak.
47
a. R adalah Koordinator SP2TP di Dinkes Kota, berjenis kelamin perempuan, berumur 30 tahun, berpendidikan terakhir Sarjana Kesehatan Masyarakat dan lama menjabat kurang lebih 4 tahun. b. H adalah petugas pengolah data dan informasi SP2TP di Dinkes Kota Kendari, berjenis kelamin perempuan, berumur 28 tahun, berpendidikan terakhir Sarjana Kesehatan Masyarakat dan lama menjabat kurang lebih 4 setengah tahun. c. S adalah Kepala Ruangan Keperawatan Puskesmas Abeli, berjenis kelamin perempuan, berumur 31 tahun, berpendidikan terakhir Ners dan lama menjabat kurang lebih 3 setengah tahun. d. WY adalah Kepala Ruangan Farmasi/Apotik Puskesmas Abeli, berjenis kelamin perempuan, berumur 36 tahun, berpendidikan terakhir Sekolah Menegah Farmasi dan lama menjabat kurang lebih 12 tahun. e. MR adalah Kepala Ruangan Poli Anak, berjenis kelamin Laki- laki, berumur 39 tahun, berpendidikan terakhir S1 Kesehatan Masyarakat dan lama menjabat kurang lebih 11 setengah tahun. 3. Gambaran Penelitian Penelitian di lakukan mulai tanggal 07 Desember 2015, langkah awal yang di lakukan adalah dengan mengantarkan surat izin penelitian dari Litbang pada tempat yang di jadikan sebagai lokasi penelitian. Tujuan yang paling utama adalah Dinkes Kota. Setibanya di Dinkes Kota peneliti memasukkan surat ke bagian adminstrasi untuk di disposisi kemudian dibuatkan surat
48
pengantar penelitian ke Puskesmas Abeli, hanya saja petugas yang berwenang untuk mendatanggani surat tidak berda di tempat. Keesokan harinya tanggal 08 Desember 2015, peneliti kembali ke Dinkes Kota untuk mengambil surat yang telah dijanjikan sebelumnya, sekaligus mewawancarai informan biasa yang bertugas di bidang promkes di Dinas Kesehatan Kota. Akan tetapi pada saat itu Informan biasa peneliti yaitu koordinator program SP2TP dan petugas SP2TP tidak berada di tempat karena ada pertemuan di BAPELKES. Sehingga peneliti membuat janji untuk datang kembali pada tanggal 10 Desember 2015 berhubung keesokan hari tanggal 09 Desember 2015 sedang libur Nasional. Pada tanggal 10 Desember 2015 peneliti ke Dinkes Kota bermaksud untuk datang mengambil surat pengantar penelitian ke Puskesmas Abeli, dan sekaligus untuk mewawancarai 2 orang informan biasa yang bertugas di Dinkes Kota, dan pada saat itu informan bersedia untuk di wawancarai. Setelah peneliti melakukan wawancara di Dinkes Kota kemudian peneliti ke Puskesmas Abeli, setibanya disana peneliti langsung masuk di ruangan administrasi untuk mengantar surat serta membahas terkait dengan maksud penelitian ini. Setelah peneliti selesai melakukan wawancara, peneliti ke Puskesmas Abeli untuk memasukkan surat pengantar penelitian dari Dinkes Kota, akan tetapi pada saat itu Kepala Tata Usaha tidak berada di tempat karena ada tugas luar, dan peneliti di minta untuk kembali datang keesokan harinya.
49
Pada tanggal 11 Desember 2015 peneliti berada di Puskesmas Abeli tepat pukul 08.15 WITA, datang lebih awal sebab kemarin hari pada saat peneliti ke puskesmas seorang petugas memerintahkan untuk datang lebih awal agar bisa bertemu Kepala Tata Usaha lebih cepat. Dan tidak lama kemudian ruangan tata usaha terbuka, dan si peneliti memasukkan surat tersebut, hanya saja yang ada di ruangan itu hanya seorang Staf Tata Usaha. Setelah dikonfirmasi ternyata Kepala Tata Usaha Puskesmas Abeli sedang sakit dan beristirahat di rumah. Dan pada hari itu juga peneliti membuat janji bersama Kepala Puskesmas Abeli untuk diwawancarai sebagai informan kunci. Dan beliau bersedia, tetapi selang beberapa menit setelah Kepala Puskesmas selesai berbincang dengan tamunya, beliau bergegas untuk keluar puskesmas karena ada urusan yang mesti di kerjakan pada saat itu juga, dan penelitipun membuat janji untuk kembali lagi pada hari senin untuk mewawancarai beliau, dan menunggu Kepala Tata Usaha sehat kembali dan Staf Tata Usaha siap diwawancarai untuk dijadikan informan kunci peneliti. Pada tanggal 14 Desember 2015 tepat hari senin peneliti bertemu dengan Kepala Tata Usaha Puskesmas Abeli, dan beliau bersedia untuk di jadikan informan kunci dan di wawancarai pada saat itu walaupun dengan keadaan kurang enak badan, setelah peneliti mewawancarai kepala tata usaha, peneliti mewawancarai salah seorang informan biasa yaitu kepala ruangan Poli Anak, setelah informan biasa diwawancarai kemudian peneliti mewawancarai lagi petugas SP2TP atau staf tata usaha sebagai informan biasa. Sembari menunggu kedatangan kepala puskesmas pada hari itu juga. Akan tetapi setelah mencari
50
informasi keberadaan kepala puskesmas ternyata sedang mengikuti rapat di Dinkes Kota. Dan peneliti memutuskan untuk kembali keesokan harinya. Tanggal 15 Desember 2015, datang dengan niat mewawancarai informan kunci yaitu kepala puskesmas, hanya pada saat itu juga belum ada tanda-tanda info beliau datang, dan sembari menunggu kepala puskesmas peneliti mewawancarai Kepala Ruangan Farmasi/Apotek yang menjadi informan biasa peneliti. Setelah melakukan wawancara di hari itu peneliti bertemu dan mewawancarai pula seorang informan biasa pada penelitian ini yaitu Kepala Ruangan Keperawatan. Setelah semua informan biasa peneliti mewawancarai, peneliti mendapat informasi dari Kepala Tata Usaha Puskesmas bahwa Kepala Puskesmas sudah berada di ruangannya pada saat itu, dan peneliti berhasil mewawancarai kepala puskesmas pada hari itu. Tanggal 16 Desember 2015, peneliti ke Puskesmas Abeli untuk membuat surat keterangan telah meneliti dan kembali ke kampus untuk melaporkan ke pembimbing atas hasil yang ditemukan di lapangan. Pada tanggal 18 Desember 2015 atas saran dari pembembing untuk kembali ke Dinkes Kota untuk mencari informasi akurat mengenai kepastian absensi tanggal Pelaporan dan penyetoran Laporan bulanan yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Abeli ke pihak Dinkes Kota pada laporan bulan ini. Dan selesai pula peneliti melakukan penelitian ini.
51
B. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian mengenai Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas di Puskesmas Abeli Kota Kendari Tahun 2015 dinilai dari aspek input (SDM, Fasilitas dan Dana), proses (Pencatatan dan Pelaporan) dan output (Ketepatan waktu pelaporan laporan bulanan SP2TP) adalah sebagai berikut : 1. Input a.
SDM Sumber daya manusia adalah orang-orang yang mengabdikan diri dalam bidang tertentu di wilayah kerja puskesmas serta memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya jenis tertentu dalam bidang yang digelutinya, termasuk pendayagunaan tenaga dalam penyelenggaraan upaya kesehatan serta dalam penyelenggaraan program di Puskesmas (Vidyanto, 2012). Penanggung jawab pelaksanan program SP2TP
yang dilakukan
oleh pihak Puskesmas adalah kepala puskesmas, dan koordinator atas laporan bulanan adalah kepala tata usaha. Berikut kutipan wawancaranya dari salah satu informan: “Yang bertanggung jawab untuk urus ini semua itu TU, kepala tata usaha mi ibu M yang bertanggung jawab karena dia kan yang bertanggung jawab terhadap manajemenya puskesmas mengenai pencatatan dan pelaporan puskesmas semua.” (Informan Kunci
FA, 34 Tahun, wc:15 Desember 2015). “Yang bertanggung jawab dengan laporan SP2TP itu KTU semua yang bertugas dek, bukan kapala puskesmas, kepala puskesmas hanya hanya sebagai penaggungjawab dan ada yang koordinator semua laporan KTU semua di semua puskesmas sebanyak 15
52
puskesmas” (Informan biasa R, 30 Tahun, wc:10 Desember
2015). “Laporan SP2TP yang penanggungjawab itu kepala puskesmas, tapi kalo yang tanggung jawab masalah laporan itu kepala tata usaha, dia yang koordinir semua programer di puskesmas sini”
(Informan biasa MR, 39 Tahun, wc:14 Desember 2015). Berdasarkan
hasil
wawancara
dapat
disimpulkan
bahwa
penanggung jawab untuk program SP2TP ini adalah Kepala puskesmas, kepala puskesmaslah yang mengetahui seluruh pelaporan, segala kegiatan yang mestinya ada di wilayah kerja puskesmas, dan kepala tata usaha merupakan koordinator diprogram SP2TP, koordinator bertugas untuk menyetorkan laporan bulanan ke pihak dinkes selanjutnya. Petugas yang merekap laporan bulanan di puskesmas adalah kepala tata usaha puskesmas selain itu para programer dari tiap-tiap unit yang merekap menjadi 1 laporan. Berikut kutipan wawancaranya dari salah satu informan: “Petugas SP2TP untuk laporan rekap itu yang buat hanya programernya ji saja seperti ruangan gigi, ruangan poli anak, poli umum perawatan kebidanan kalo sudah rampung mereka kumpul mi laporannya, kalo sudah komplit kita mi yang cek siapa yang belum kasih masuk laporannya, siapa yang sudah tapi kalo untuk di tata usaha selama ini da sendiri ji ibu kepala tata usaha yang urus ini laporan karena saya saja baru pi masuk juga disini.”.
(Informan Kunci SRD, 25 Tahun, wc:14 Desember 2015). Hal senada diungkapkan oleh salah seorang informan biasa dari Dinkes Kota Kendari, berikut kutipan wawancaranya : “Yang bertugas merekap laporan itu kepala tata usahanya puskesmas, tapi mungkin ada juga yang puskesmas tiap-tiap programer yang dia suruh untuk rekap laporannya...” (Informan
biasa R, 30 Tahun, wc:10 Desember 2015).
53
Sedang untuk yang bertugas merekap di tiap-tiap unit adalah mereka yang bertanggung jawab atas ruangan tempat mereka bekerja, berikut kutipan wawancaranya : “Untuk rekapan itu saya sendiri yang merekap, saya langsung yang merekap, ada petugas tapi saya ji yang kerja semua. Mengenai SDM, maksudnya kita anu sendiri mi saja karena kalo sa mau berharap mi sama orang nanti ada kesalahan ia jadi lebih baik anu sendiri mi, jadi saya kerja sendiri mi saja sekalian saya liat liat juga mereka, pelajari mereka kalo ada kesalahan saya kasih tau, tapi kalau mereka buat sendiri juga sa nda tau mi nanti sa di tanya sa nda bisa jawab nanti, tapi kadang saya ajarkan ji juga kalo duduk-duduk disini, tidak ada pasien, karena dulu saya juga seperti begitu, sering diajar sama kepala ruanganku dulu waktu kuliah, makanya sekarang bisa mi”. (Informan biasa S, 31
Tahun, wc:15 Desember 2015). Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa petugas khusus yang merekap laporan bulanan SP2TP dari tiap-tiap ruangan yaitu para petugas atau programer ditiap-tiap bidang. Mereka yang bertugas untuk membuat rekapan atau catatan kegiatan setiap b ulan dan rutin dilakukan. Mengenai tenaga khusus yang bertugas diprogram SP2TP di puskesmas itu tidak ada. Berikut kutipan wawancaranya dari informan: “Kalo petugas SP2TP yang khusus di bidang ini, nda ada. Tapi kalo saya cukup ji, kalo saya berdua SRD yang rekap karena tidak ribet ji juga..” (Informan Kunci M, 40 Tahun, wc:14
Desember 2015). “Kalo disini kalo di Puskesmas Abeli sebenarnya petugas SP2TP itu tidak ada secara khusus jadi yang ada itu hanya tata usaha kepala tata usaha dalam hal ini kan dia mengpeni semua yang berhubungan dengan pelaporan dan administrasi” (Informan
biasa MR, 39 Tahun, wc:14 Desember 2015). Senada dengan hasil wawancara dengan pihak Dinkes Kota yang mengatakan bahwa:
54
“Ada mungkin dek, tapi setau ku saya belum pi ada, nanti pi 2016 mungkin karena lagi baru di perbaiki ini sistem, mungkin ditahun itu mi di adakan pegawai khususnya, karena lagi perencanaan mi itu...” (Informan biasa H, 28 Tahun, wc:10 Desember 2015).
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa tidak adanya petugas khusus yang membantu kelancaran diprogram SP2TP ini, yang ada semua petugas yang mengerjakan program ini, mereka yang malakukan pencatatan dan pelaporan ditiap bulannya. b.
Fasilitas Kesiapan fasilitas kesehatan adalah berupa adanya fasilitas penunjang yang tersedia yang membantu dalam kelancaran kegiatan program SP2TP misalnya adanya unit komputer yang ada ditiap-tiap ruangan agar programer bisa merekap laporanya dengan mudah serta adanya jaringan wifi yang membantu sistem online ke pusat, adanya buku panduan, adanya format laporan serta fasilitas kendaraan yang digunakan untuk mengantarkan laporan ke Dinkes Kota. Hasil wawancara mengenai tidak adanya buku panduan SP2TP yang tersedia di puskesmas. Berikut kutipan wawancaranya: “Tidak ada panduan, itu suda dari dulu memang begitu (.....) ia itu ji format karena biasa format berubah bentuk juga karena setiap tahun pasti ada tambahannyan laporan” (Informan Kunci M, 40
Tahun, wc:14 Desember 2015). “Tidak perna sa liat ada buku panduan ato sejenisnya yang tentang sistem SP2TP dek disini..” (Informan biasa S, 31 Tahun,
wc:15 Desember 2015).
55
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa tidak adanya buku panduan SP2TP atau apapun mengenai sistematik pencatatan dan pelaporan yang dapat digunakan untuk membantu kelancaran diprogram SP2TP di puskesmas. Format laporan untuk sekarang ini puskesmas masih menggunakan format yang berasal dari pusat kemudian puskesmas mengirimkan laporan bulanan ke Dinkes masih menggunakan format ini. Berikut kutipan wawancaranya: “Format, ada format yang dikasih khusus ji memang dari Dinkes itu ji kita isi selama ini, nda ada ji yang lain-lain,” (Informan
biasa S, 31 Tahun, wc:15 Desember 2015) Senada dengan hasil wawancara informan biasa “H” yang menyatakan bahwa format laporan berasal dari pusat. Berikut kutipan wawancaranya: “Ia, itu format laporan dari pusat, ehm seragam. Kalo disini masih manual yang dikirimkan dari puskesmas ke sini masih manual masih pake kertas tapi kalo dari dinkes ke dinkes prov. Kita sudah pake sistem online mi itu, Em itu SP2TP panduanya dia langsung ada format yang dikirim dari pusat seperti. DO nya mi, definisinya mi itu...” (Informan biasa H, 28 Tahun, wc:10 Desember
2015) Berdasarkan hasil wawancara terkait format dan buku panduan SP2TP bahwa tidak adanya buku panduan yang tersedia, yang ada hanya format laporan yang didapatkan dari pusat dan pihak Dinkes Kota memberikan ke tiap-tiap puskesmas. Suatu puskesmas umumnya tersedia teknologi yang penunjang untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan puskesmas ditiap harinya. Teknologi penunjang merupakan salah satu item yang sangat berpengaruh untuk suatu
56
kelancaran kegiatan yang ada di puskesmas. Untuk di Puskesmas Abeli yang membantu kelancaran programer tersebut hanya ada 1 unit komputer dan itu masih kurang serta tidak tersedianya jaringan wifi. Berikut kutipan wawancaranya: “Untuk fasilitas puskesmas sekarang sudah mulai mi di benahi, pelan-pelan dulu, seperti komputer maunya harus ada di tiap-tiap ruangan, jaringan internet juga maunya dipasangkan biar jalan juga sistem informasinya kita seperti kayak untuk profil puskesmas to, tapi sekarang belum pi, sebenarnya yang lebih efisien itu sistem online tetapi karena kertebatasan jaringan dari dinas ke sini belum connect dan komputer juga belum tersedia dalam jumlah yang cukup...” (Informan Kunci FA, 34 Tahun, wc:15 Desember
2015). “Ada fasilitas komputer sebenarnya, hanya karena begitu banyak mahasiswa sering mengambil data pake flashdisk makanya ja kena pirus, jadi rusak semua data saya hilang, jadi kita pake saja yang ada di ruangan bendahara kalo mau buat-buat laporan“
(Informan Kunci M, 40 Tahun, wc:14 Desember 2015). Begitupun dengan informan biasa “S” yang menyatakan bahwa tidak adanya fasilitas komputer yang mendukung kegiatan program ini. Berikut kutipan wawancaranya : “Kalo untuk fasilitas tidak ada fasilitas yang sa pake untuk program SP2TP, merekap saja punyaku ji sendiri yang sa pake, bahkan sa tenteng sendiri dari rumah bawa disini untuk kerja itu laporan, kalo kendaraan nda ada juga, punyaku ji sendiri sa pake”
(Informan biasa S, 31 Tahun, wc:15 Desember 2015). Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa fasilitas teknologi yang menunjang seperti unit komputer yang tersedia di Puskesmas Abeli hanya ada 1 unit, dan posisi unit tersebut hanya ada di ruangan bendahara. Yang semestinya di ruang administrasi ataupun ruangan tata usaha yang diharuskan memiliki unit komputer untuk menyimpan seluruh arsip puskesmas, selain itu semestinya di tiap-tiap ruangan ada unit
57
komputer untuk mempermudah programer untuk menginput data laporanya akan tetapi fakta di Puskesmas Abeli kekurangan unit komputer, selain itu fasilitas jaringan wifi tidak ada yang tersedia di puskesmas ini. Puskesmas Abeli memiliki ruang tata usaha, untuk arsip laporan puskesmas dan laporan dari tiap-tiap unitnya menyatakan bahwa laporan ada sebagian yang disimpan di ruang tata usaha dan ada pula yang disimpan di ruang unit masing- masing Berikut kutipan wawancaranya: “Data itu ada arsipnya di TU, itu di map ada juga dalam bentuk profil jadi setiap tahun itu kan ada profil puskesmas, jadi semua disitu data ada semua disitu mulai dari januari sampai desember ah. (......) iya kalo data-datanya semua disitu karena kan setiap akhir tahun itu kan ada evaluasi program di Dinas Kesehatan ah jadi evaluasi program Dinkes itu, jadi semua data-data programer dari bulan januari sampai biasanya Oktober atau November itu dimasukkan semua”. (Informan biasa MR, 39 Tahun, wc:14
Desember 2015). “Arsip lengkap, juga ada kok, disimpan disini, pake kertas ji, ada arsip yang disimpan dikomputer tapi dipegang sama masingmasing programer. Kalo saya nda pengang sama masing-masing programmer...” (Informan Kunci M, 40 Tahun, wc:14
Desember 2015). Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa untuk arsip laporan ada yang disimpan di ruangan tata usaha, seperti laporan data pegawai puskesmas, data ijasah pegawai, data SK pegawai. Selain itu ada juga yang disimpan dalam bentuk softfile didalam flashdisk dan untuk laporan dari programer itu sendiri disimpan di ruangan masing- masing programer sebagai penanggungjawab laporan dari bidangnya. Bank data merupakan ruangan khusus yang digunakan untuk menyimpan arsip laporan puskesmas secara menyeruh dan terpadu, semua laporan pada umumnya disimpan disatu ruangan khusus bank data, tetapi
58
untuk di puskesmas belum tersedia ruangan khusus tersebut. Berikut kutipan wawancaranya: “Untuk bank data, tidak ada ruangan khusus bank data, tapi kalo untuk simpan data-data itu ada di ruangan TU, kalo yang LB1 LB2 itu kita setiap bulan ada arsip, sebelum disetor ke Dinas kita juga punya” (Informan Kunci M, 40 Tahun, wc:14 Desember 2015). “Tidak ada bank data di sini, datanya disimpan per ruangan ji, hem..jadi kalo ada pemeriksa kembali mi di siapa penanggungjawabnya tiap ruangan, jadi kalo ada pergantin tinggal terima sarahkan saja.” (Informan biasa S, 31 Tahun,
wc:15 Desember 2015). Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa Puskesmas Abeli tidak memiliki ruangan bank data sebagai ruangan arsip yang terpadu, yang ada hanya ruangan tata usaha sebagai ruang administrasi puskesmas. Petugas yang bertugas untuk melaporkan laporan bulanan ke Dinkes Kota masih menggunakanan fasilitas milik pribadi dan kadang menggunakan
kendaraan
operasional
puskesmas.
Berikut
kutipan
wawancaranya: “Kalo itu laporan dibawa ke Dinkes biasa pake kendaraan sendiri, kadang pake kendaraan kantor, kadang naik taksi, biasa juga pake mobil ambulans sa sama-sama dengan sopirnya biasa sa pi di Dinkes..” (Informan Kunci M, 40 Tahun, wc:14 Desember
2015) “Saya ji biasa yang bawa kalo nda ada ibu M, pake kendaraan ku sendiri” (Informan Kunci SRD, 25 Tahun, wc:14 Desember
2015). Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa fasilitas yang digunakan untuk
mengantar laporan ke Dinkes Kota yaitu
menggunakan fasilitas pribadi bagi petugas yang diperintahkan untuk membawa laporan itu, selain itu ada pula yang menggunakan fasilitas
59
puskesmas seperti Ambulance puskesmas atau menggunakan transportasi umum taksi untuk ke Dinkes Kota. c.
Dana Pendanaan yang dimaksud pada penelitian ini adalah apakah ada dana khusus yang diberikan dari pihak pemerintah ke tiap-tiap puskesmas untuk
melancarkan kegiatan program SP2TP
ini. Berikut kutipan
wawancaranya: “Kalo dana, nda ada dana khusus yang diberikan untuk program SP2TP, biaya transpor ke Dinkes juga nda ada, kita masih pake mobil ambulans puskesmas dan kita pake sebagai operasional ke Dinkes untuk melakukan pelaporan SP2TP yang dipake oleh kapus atau tata usaha. (....) tapi kalo memang nanti pake pendanaan dia itu harus membayar lagi honor dari petugas tersebut, itukan seharusnya harus ada, akan tetapi jaringan saja belum pi ada”
(Informan Kunci FA, 34 Tahun, wc:15 Desember 2015). Dipertegas pula oleh hasil wawancara informan biasa “R” yang menyatakan bahwa tidak ada dana khusus untuk program ini. Berikut kutipan wawancaranya: “Kalo dana toh dek, tida, tidak ada dana itu semua dari tergantung ji saja swadaya semua puskesmas. (....) bukan juga karena dana itu SP2TP terlambat da terlapor, karena SP2TP itu kan sudah menjadi pekerjaan rutin, sudah kewajibannya mi puskesmas da lapor semua apa yang da buat di puskesmasnya. Jangan berpikir kalo dana itu hambatan, bukan. Karena itu setiap bulan, laporan harus dikirim disini dan itu sudah menjadi tanggung jawab sebagai programer karena ini pengirimanya dari puskesmas ke Dinkes, Dinkes kirim ke pusat. Jadi kita harus meningkatkan kinerjanya puskesmas, jadi dana bukan salah satu hambatan ji.”
(Informan biasa R, 30 Tahun, wc:10 Desember 2015). Berdasarkan hasil wawancara terkait pendanaan program SP2TP dapat disimpulkan bahwa tidak ada pendanaan khusus untuk program SP2TP.
60
2. Proses a. Pencatatan Proses pencatatan data merupakan rangkaian kegiatan dalam menunjang ketersediaan data dan informasi. Proses pengelolahan data SP2TP pada Puskesmas Abeli, masih dilaksanakan dengan cara sederhana. Meskipun fasilitas komputer tidak tersedia di tiap-tiap ruangan, tetapi petugas atau programer di tiap-tiap ruangan menggunakan fasilitas milik pribadi untuk menunjang kelancaran pencatatan dan pelaporan SP2TP. Berikut kutipan wawancaranya: “Kalo pencatatan pasti programer yang paham tentang mekanisme bagaimana caranya menginput, merekap,mencatat semua apa yang mereka kerjakan Tidak ada gunanya jika kita bekerja tida di catat dan tidak ada gunanya dicatat jika tidak dilaporkan, jadi dengan adanya SP2TP ini pencatatan dan pelaporan terpadu itu lebih menjamin daripada keakuratan data dalam segi manajemen, jadi apa yang kita lakukan itu bisa terukur dan terlaporkan dengan cepat dan tepat.” (Informan Kunci FA,
34 Tahun, wc:15 Desember 2015). “Kalo pencatatan disini itu sebenarnya lengkap, hanya kendalanya itu kadang-kadang laporan itu tidak masuk, eh apa tida masuk bersamaan, karena ada beberapa laporan memang yang itemnya itu banyak seperti gizi, KIA, dan itu biasa yang bikin terlambat makanya biasa di kasih apah... tengang waktu sampai tanggal 3, ah bisa mundur itu tanggal 5 ato 6 itu baru bisa selesai, karena banyaknya itu laporan yang mau direkap KIA, sama gizi mi itu yang paling banyak” (Informan biasa MR, 39 Tahun,
wc:14 Desember 2015). Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pencatatan Laporan bulanan SP2TP yakni programer yang melakukan kegiatan dari tiap-tiap unit yang ada di puskesmas. Semua yang dicatat kemudian akan didokumentasikan dan dijadikan sebagai suatu informasi berupa laporan bulanan.
61
Ada beberapa kendala yang dirasakan oleh petugas yang merekap laporan ini seperti tidak adanya fasilitas yang menunjang serta adanya situasi yang membuat perekapan terhambat. Berikut kutipan wawancaranya: “Kalo kendalanya karena kita tunggu pasien mau pulang toh, karena biasa ada pasien yang pulang itu tapi menyebrang bulan pi lagi jadi kita tunggu pi lagi, umpanya da pulang tanggal 3 ato tanggal 2 baru ditulis, kalo da pulang diawal umpamanya sebelum tanggal 30 atau sebelum tanggal 1 cepat pasti laporannya karena tidak ada lagi pasien yang masuk didata laporan, enak langsung, langsung selesai tapi kalo ada pasien yang tertinggal jadi kita tunggu lagi sampe da pulang. Ada juga sampe tanggal 4, jadi terlambat juga laporan, biasakan di kasih waktu sampai tanggal 5 tapi tanggal 5 itu sudah dibawa mi di Dinkes, jadi terlambat mi lagi disetor” (Informan biasa S, 31 Tahun, wc:15 Desember
2015). “Kadang-kadang laporan terlambat kita rekap karena kalo di sini di poli anak, banyak sekali item yang mau diisi jadi itu mi susahya baru tidak ada unit komputer di ruanganku ini.. itu mi yang biasa kasih lambat kerjanya kita” (Informan biasa MR, 39 Tahun,
wc:14 Desember 2015). Berbeda pula pernyataan dari informan kunci “M”,
yang
menyatakan bahwa terlalu banyaknya item yang mesti dicatat sehingga pembuatan laporanya memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan laporannya. Berikut kutipan wawancaranya: “Em, perekapan dari masing-masing program. Ehem.. kan itu harus dari program masing-masing bidang, kayak misalnya contohnya kayak bidang P2M gitu kan, teruskan ada dari kebidanan nah itu kita tunggu dari mereka-mereka juga itu ada bisa langsung 1 kali merekap karena banyak unitnya, mulai dari mereka posyandu, pemeriksaan-pemeriksaan yang lain banyak”
(Informan Kunci M, 40 Tahun, wc:14 Desember 2015). Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hambatan pada saat mengumpulkan laporan bulanan untuk dijadikan 1 laporan yakni karena tidak adanya unit komputer yang bisa mempercepat penginputan dan menganalisis data laporan. Selain itu masih
62
adanya pasien yang dirawat inap diakhir bulan, sehingga laporanya terhambat dan menunggu pasien sampai pasien pulang dan programer bisa merekap laporan secara utuh, selain itu banyaknya jumlah item yang mesti diinput dan dianalisa sehingga data banyak dan memerlukan waktu perekapan yang lama. b. Pelaporan Pelaporan merupakan kegiatan untuk menyusun sekumpulan data hasil pencatatan untuk disampaikan kepada pihak terkait sebaga i bentuk pertanggungjawaban atau pemberitahuan atas kegiatan dan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. Hasil wawancara mengenai pelaporan yang dilakukan oleh para programer ke kepala tata usaha yang kemudian kepala tata usaha menyetorkan laporan bulanan puskesmas ke Dinkes Kota. Berikut kutipan wawancaranya: “Biasanya ditunggu karena biasanya ada ditunggu dari programer lain lagi kan bukan hanya keperawatan ji masih ada juga yang lain juga, saya belum perna ji bawa laporannya sendiri ke dinkes kota selalunya masih ada ji di TU itu laporan baru sa setor”
(Informan biasa S, 31 Tahun, wc:15 Desember 2015). “Pelaporan disini begitu mi, kita kita melaporkan ji laporannya kita ke ruang tata usaha kalo kita sudah rekap mi semua penggunaan obat selama 1 bulan itu baru kita setor mi..”
(Informan biasa WY, 36 Tahun, wc:15 Desember 2015). Dipertegas pula dengan hasil wawancara dengan informan kunci “M”. Berikut kutipan wawancaranya: “kalo pelaporan dari tiap unit-unit biasa saya yang ambil kalo mereka belum masukkan, biar mereka kerja cepat juga itu laporan karena apa bila laporan terlambat disetor ke Dinkes pasti gajinya kita juga ditahan, ini bukan dari saya tapi dari Dinkes sangsinya.
63
Untuk itu yah caranya kita sampaikan ke programer karena kita juga ada tekanan dari Dinas, kalo sangsi sih paling kalo nda pada waktu yang ditentukan tidak menggumpul, paling programer yang berhubungan langsung dengan Dinas, saya tidak mau tau pokoknya kalo tanggal 3 saya sudah ambil, atau saya kasih waktu sampai tanggal 6 kalo sudah di luar itu mereka mi yang bawa itu langsung supaya tau kenapa harus dipercepat dan kenapa apa akibatnya kalo terlambat.” (Informan Kunci M, 40 Tahun,
wc:14 Desember 2015) Berdasarkan
hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa untuk
pelaporan yang terjadi di Puskesmas Abeli sudah dilakukan oleh para programer dan dilaporkan laporannya ke bagian tata usaha puskesmas yang selanjutnya kepala puskesmas yang terkewajiban untuk melaporkan laporan bulanan ke Dinkes Kota. Akan tetapi ada satu masalah yakni apa bila programer terlambat menyetorkan laporanya ke ruang tata usaha dari tanggal yang diharuskan untuk mengumpulkan maka programer tersebut yang mesti membawa laporan secara langsung ke Dinkes kota, sebab koordinator SP2TP tidak mau tahu lagi mengenai pelaporan yang terlambat. 3. Output Ketepatan waktu pelaporan disini dapat diartikan ketepatan waktu pelaporan laporan ke Dinkes Kota Kendari, sesuai tanggal berapa laporan harus dikumpul tiap bulan ke Dinkes Kota Kendari. Berikut kutipan wawancara mengenai waktu tanggal pelaporan dari pihak Dinkes Kota : “Kalo untuk tanggal pelaporan untuk laporan bulanan toh dek, kan mestinya per tanggal 1-2 itu laporan sudah harus mi masuk ke sini, tapi biasa batas sampe tanggal 5, lewat dari tanggal 5 itu kita disini sudah katakan mi itu puskesmas terlambat melaporkan. Untuk puskesmas yang paling sering terlambat itu Abeli dek, yang paling tepat waktu itu Poasia, Lepo-lepo, Labibia itu sama Wuawua juga biasa sebelum tanggal 5 mereka kumpul mi disini, tapi Abeli mi terbawah itu, kemarin juga waktu kita rapat dengan semua puskesmas di BAPELKES tanggal 8, kita sudah sampaikan
64
mi juga kalo Puskesmas Abeli itu terlambat terus kalo stor laporan, bahkan kepala puskesmasnya ja sudah tau mi itu dek kemarin waktu rapat” (Informan biasa R, 30 Tahun, wc:10
Desember 2015). “Batasnya itu tanggal 5, tapi kalo ada yang tidak melaporkan tepat tanggal 5, ditegur kalo dulu ditahan gajinya. Ada sangsi admnya, ada teguran ke puskesmas” (Informan biasa H, 28
Tahun, wc:10 Desember 2015). Berdasarkan hasil wawancara terkait dengan tanggal pelaporan laporan bulanan SP2TP dari tiap-tiap puskesmas yakini sesuai dengan aturan yang laporannya mesti masuk tanggal 1-2 atau sebelum tanggal 5, lewat tanggal 5 pihak Dinkes Kota Kendari mengatakan bahwa puskesmas tersebut terlambat dalam mengumpulkan laporan bulannya, untuk pukesmas yang paling terlambat mengumpulkan laporanya yaitu Puskesmas Abeli, yakni pengumpulan rata-rata diatas tanggal 5 bahkan ada sampai tanggal 18 dibulan berjalan. Berbeda dengan pihak puskesmas yang mengatakan bahwa penyetoran laporan bulanan ke Dinkes Kota dilakukan pada tanggal 3 paling lambat tanggal 6. Berikut kutipan wawancaranya: “Kalo tanggal kita itu, sudah kasih masuk itu harus tanggal 3, kalo paling lama tanggal 6 mi. biasa saya yang bawa ato biasa SRD. Kan LB itu kita kumpul di Dinkes tanggal 3 dan paling lama tanggal 6, tapi saya nda mau yang paling lama, mauku saya tanggal 3 dan semua lengkap semua programer dan kalo tidak lengkap, ada yang belum itu nanti menyusul, baru programernya sendiri yang bawa kesana, kemarin laporan bulanannya kita sudah di setor kemarin sebelum tanggal 3..” (Informan Kunci M,
40 Tahun, wc:14 Desember 2015) “Kalo selama ini sa tugas disini mereka kalo kumpul sama ji nda ada yang terlambat, maksudnya, kompak kalo seumpama ruangan keperawatan sudah pasti menyusul lagi ruangan-ruangan yang lain. Sekitar tanggal-tanggal sebelum tanggal 10 laporannya mereka itu sudah ada mi di sini baru kita bawa di Dinkes. Saya ji biasa yang bawah kalo nda ada ibu M, bi biasaya saya ji yang
65
bawa kesana laporannya, kayak baru-baru ini terakhir ini saya bawa waktu hari selasa tanggal 8 desember kan ada laporanya harus dibawa ke Dinkes yang laporan perbulan mi mungkin namanya, kan sekarang ini ada laporan bulanan jadi setiap akhir bulan mereka menyetor apa-apa saja ininya, ehh.... kegiatannya mereka apa saja yang mereka bikin selama satu bulan, kayanknya ini baru lagi itu karena dulu kan pertiga bulan sekarang per satu bulan kalo sa tidak salah itu. Kalo Batas waktunya, tergantung kayaknya dari apa data yang di minta Dinkes, tidak perna ji di kasih batas harus batas tiga hari, tidak ji kayaknya, di Dinkes paling da sampaikan batas-batas sampai 1 bulan kedepan. (.....) em,, oh kalo itu sa kurang tau, yang jelas itu awal-awal bulan ji harus mi di kumpul karena kemarin sa kumpul tanggal-tanggal 8 sa kumpul pi sana.” (Informan Kunci SRD, 25 Tahun, wc:14
Desember 2015). Berdasarkan hasil wawancara mengenai penyetoran laporan bulanan ke Dinkes Kota pihak puskesmas melakukan penyetoran pada tanggal 2 laporan sudah harus masuk ke Dinkes Kota, dan jika melewati tanggal 5 di bulan berjalan Dinkes Kota sudah mengatakan puskesmas tersebut terlambat dalam pengumpulan laporan bulanan. Dan dari hasil wawancara para programer di puskesmas ini menyetorkan laporannya di kepala tata usaha pada awal bulan, pada tanggal 5 dan 6 dibulan berjalan. Dan dapat disimpulkan bahwa pelaporan dari puskesmas untuk ke Dinkes Kota telah
melewati batas penyetoran yakni pada tanggal 5 di bulan
berjalan.
C. PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian mengenai Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas di Puskesmas Abeli Kota Kendari Tahun 2015 dinilai dari aspek input (SDM, Fasilitas dan Dana), proses
66
(Pencatatan dan Pelaporan) dan output (Ketepatan waktu pelaporan laporan bulanan SP2TP) adalah sebagai berikut : 1. Input a.
SDM Sebuah organisasi dalam pelaksanaannya mempunyai tujuan dan harapan berbeda-beda, dengan tujuan dan harapan tersebut dapat diraih melalui dukungan sumber daya yang dimiliki organisasi, tersedianya sumber daya memadai akan meningkatkan keunggulan dalam pelaksanaan kegiatan program pada organisasi (WHO,2008) Sumber daya manusia merupakan faktor masukan (input) terpenting dalam mencapai keberhasilan. Seperti halnya puskesmas sebagai organisasi pelayanan kesehatan memiliki tanggung jawab penuh dalam menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan
di
kecamatan.
Termasuk
melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan terpadu yang merupakan produk informasi manajemen puskesmas. Dengan pera n begitu besar perlu didukung oleh sumber daya manusia yang cukup baik jumlah, maupun kualitasnya. Pada kenyataannya, kesiapan sumber daya manusia khususnya tenaga pengelola data SP2TP di Puskesmas Abeli masih merupakan masalah, baik dari segi kaulitas dan kuantitas. Dari segi kuantitas memang puskesmas sudah ada yang menangani program SP2TP yakni para programer di tiap-tiap unit, namun dari segi kualitas belum sesuai kebutuhan dikarenakan saat ini petugas yang melaksanakan program SP2TP
67
merupakan tenaga yang fokus melaksanakan kegiatan-kegiatan program pelayanan kesehatan. Sedangkan untuk mengelolah data bukan petugas khusus ahli SP2TP yang harusnya petugas khusus yang mengerjakan itu, memang ada kepala ruangan tata usaha yang menjadi koordinator SP2TP, hanya saja koordinasi yang dilakukan oleh kepala ruang tata usaha kurang baik, belum terpadu, kepala tata usaha hanya melakukan penyampaian atau koordinator sesekali untuk mengingatkan batasan waktu pelaporan, setelah waktu pelaporan berakhir kepala tata usaha tidak mau lagi mengurus laporan bulanan itu dan memerintahkan untuk tiap-tiap programer
bertanggung
jawab dan melaporkan laporan unitnya langsung ke Dinkes. Keberhasilan pelaksanaan SP2TP sangat ditentukan oleh faktor manusia yang melaksanakan prosedur sistem informasi. Pengetahuan dan keterampilan merupakan hal mendasar yang harus dimiliki oleh petugas dalam melaksanakan kegiatan sistem informasi kesehatan. Untuk itu, sudah seharusnya puskesmas perlu dibekali dengan sumber daya manusia yang kompeten dan handal, agar dapat melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan SP2TP secara efektif dan efisein. Berkaitan dengan belum siapnya sumber daya manusia khusus pengelola data SP2TP. Pihak Puskesmas Abeli meminta untuk diadakannya pelatihan khusus atau adanya tenaga khusus SP2TP yang diharapkan akan lebih meningkatkan kualitas data pencatatan dan pelaporan SP2TP di Puskesmas Abeli.
68
b.
Fasilitas Media pengiriman laporan SP2TP dari puskesmas ke Dinkes Kota tidak satupun petugas dijumpai menggunakan fasilitas teknologi secara online. Melainkan laporan disampaikan dengan cara diantar langsung menggunakan kendaraan roda dua (sepeda motor) milik pribadi yang bertugas untuk mengantarkan ke Dinkes Kota, tapi kadang koordinator SP2TP
menggunakan mobil ambulance sebagai transportasi untuk
membawa laporan bulanan puskesmas ke Dinkes Kota. Ketersediaan sarana fasilitas pendukung teknologi maupun adminitrasi dalam menunjang pelaksanaan program SP2TP secara umum belum membawa perubahan dalam menyediakan data SP2TP. Meskipun di puskesmas ada 1 unit komputer, beberapa kendaraan operasional, listrik 24 jam, 1 unit printer. Kenyataan yang ada fasilitas tersebut belum dimanfaatkan dalam menunjang kelancaraan pelaksanaan SP2TP. Hal ini terlihat dari petugas melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan masih dilakukan dengan cara sederhana. Saat ini, fasilitas teknologi berupa komputer hanya digunakan sebagai alat mengetik surat-surat atau data mengenai laporanlapaoran puskesmas yang sederhana karena 1 unit komputer ini hanya berada pada ruangan bendahara saja. Sementara fasilitas pendukung adminstrasi yang tersedia di puskesmas seperti format laporan SP2TP memang secara umum sudah
69
tersedia dan tidak menjadi masalah di Dinkes Kota karena sudah sesuai dengan format dari pusat. Prinsipnya kegiatan program akan terlaksana dengan baik jika didukung oleh aspek legalitas tertulis berupa pedoman pelaksanaan kegiatan program. Saat ini, tidak tersedianya petunjuk teknis SP2TP atau tidak adanya buku panduan SP2TP yang dimiliki puskesmas. Kegiatan program SP2TP dilaksanakan hanya mengacu pada contoh yang sudah ada dari pengalaman-pengalaman petugas yang melaksanakan program SP2TP sebelumnya dan dilaksanakan hanya berdasarkan rutinitas. Padahal sesuai dengan SK Direktorat Jenderal Pembinaan Kese hatan Masyarakat Nomer 590/BM/DJ/INFO/1996, sangat jelas dinyatakan petunjuk teknis SP2TP dimanfaatkan sebagai acuan dan pedoman dalam melaksanakan kegiatan pengelolahan, penyajian dan interpretasi data SP2TP baik di puskesmas maupun di Dinas Kesehatan Kabupaten. Sehingga diperoleh informasi yang dijadikan bahan dalam penentuan prioritas masalah, upaya pemecahan masalah serta tindak lanjut dalam menunjang tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab (Depkes.RI,1997) c.
Dana Pendanaan merupakan salah satu sumber daya yang berpengaruh terhadap kinerja. Biaya merupakan sejumlah uang yang disediakan dan dipergunakan secara langsung untuk mencapai tujuan kegiatan. Fadlia (2012) menyatakan bahwa faktor keuangan yang merupakan tulang punggung bagi terselenggaranya aktivitas pelayanan publik. Adanya
70
pendanaan dalam suatu organisasi memegang peranan penting dalam kegiatan organisasi. Tujuan yang telah dirumuskan dengan strategi dan program sebaik apapun harus diikuti dengan dukungan anggaran yang memadai. Pendanaan yang dimaksud pada penelitian ini adalah apakah ada dana khusus yang diberikan dari pihak pemerintah ke tiap-tiap puskesmas untuk melancarkan kegiatan program SP2TP ini. Untuk program ini dibiayai melalui anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan kebutuhannya, akan tetapi hasil di lapangan menunjukkan bahwa tidak adanya bantuan mengenai anggaran ke Puskesmas yang diteliti. Seharusnya untuk dapat melaksanakan pencatatan dan pelaporan dengan baik, perlu dipenuhi prasyarat tersebut seperti ketersediaan biaya, adanya biaya pelaksanaan kegiatan baik biaya yang bersifat langsung untuk pelaksana kegiatan, biaya tidak langsung yang tetap dan biaya tidak langsung yang sifatnya relatif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anton Ferri (2009) di Kabupaten Karimun bahwa yang membuat program SP2TP belum berjalan optimal dikarenakan kebijakan belum ada SK dan juklak/juknis pelaksanaan SP2TP, dana tidak pernah ada, SDM masih kurang, banyak petugas yang rangkap jabatan dan teknologi yang ada belum membawa perubahaan pelaksanaan SP2TP.
71
2. Proses a.
Pencatatan Proses pencatatan data merupakan rangkaian kegiatan dalam menunjang ketersediaan data dan informasi. Kegiatan pencatatan dilakukan dengan mencatat hasil pengamatan, pengukuran dan atau penghitungan pada setiap langkah/tahapan kegiatan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang telah dibakukan. Proses pengelolahan data SP2TP pada puskesmas Abeli, masih dilaksanakan dengan cara sederhana. Meskipun fasilitas komputer tidak tersedia di tiap-tiap ruangan, tetapi petugas atau programer di tiap-tiap ruangan
menggunakan
fasilitas
milik
pribadi untuk
menunjang
kelancaran pencatatan dan pelaporan SP2TP. Selain itu ada pula petugas yang masih awam menggunakan komputer, keterbatasan kemampuan komputer petugas ini merupakan salah satu penyebab proses pencatatan dan pelaporan SP2TP tetap dilaksanakan dengan manual atau tulis tangan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa di Puskesmas Abeli ada fasilitas komputer, hanya saja computer yang dimiliki hanya 1 unit dan komputer ini berada di ruangan bendahara, yang idealnya unit komputer harusnya ada di ruangan tata usaha, karena di ruangan tata usahalah semua data dikelolah dan arsipkan. Baik arsip file maupun arsip printout data laporan. Salah
satu
upaya
untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan petugas terhadap pemanfaatan teknologi dapat dilakukan
72
melalui kegiatan pendidikan atau pelatihan kepada petugas yang memiliki keterbatasan kemampuan. b.
Pelaporan Pelaporan atau pembuatan
laporan adalah kegiatan untuk
menyusun sekumpulan data hasil pencatatan untuk disampaikan kepada pihak terkait sebagai bentuk pertanggungjawaban atau pemberitahuan atas hasil kegiatan yang telah dilaksanakan (Fadlia, 2012). Pengiriman laporan SP2TP dari Puskesmas Abeli ke Dinkes Kota memang berjalan sama seperti puskesmas lainnya, yang diantar langsung ke Dinkes Kota oleh koordinator SP2TP atau petugas yang diperintahkan oleh kepala tata usaha. Namun berdasarkan triangulasi dokumen pihak Puskesmas Abeli mengirimkan laporan ke Dinkes tidak sesuai tanggal disepakati. Kondisi tersebut tidak terlepas dari kurangnya koordinasi antara programer di tiap-tiap ruangan, koordinator memang melakukan penyampaian bahwa laporan dikumpul tanggal sekian, selebihnya dari tanggal yang ditetapkan oleh koordinator SP2TP tidak mau lagi untuk menagih laporan di tiap-tiap ruangan unit, dan koordinator SP2TP memerintahkan untuk programer langsung yang menyetorkan laporannya sendiri ke Dinkes Kota, selain itu karena masih menunggu laporan dari unit-unit yang masih merekap laporannya dikarenakan banyaknya item yang mesti dianalisis dan direkap menjadi 1 laporan.
73
Berdasarkan hasil temuan di lapangan pengiriman laporan dari puskesmas ke Dinkes Kota secara umum masih belum optimal. Kondisi tersebut dibuktikan dari absensi pelaporan SP2TP di Dinas Kesehatan Kota Kendari ditemukan tanggal penyetoran laporan bulanan SP2TP Puskesmas Abeli tidak tepat waktu atau lewat daripada tanggal 5 di bulan berjalan yang telah ditetapkan dari peraturan yang berlaku. Menurut peneliti permasalahan tersebut tidak terlapas dari koordinasi dari petugas dan koordinator SP2TP serta penanggungjawab Puskesmas itu sendiri, tidak tersediaanya fasilitas penunjang seperti komputer, printer dan jaringan wifi, tidak adanya petugas khusus yang melakukan analisis data dan penginputan data serta tidak adanya ruangan bank data di Puskesmas Abeli, menyebabkan laporan tidak tepat waktu dan tidak lengkap disampaikan ke Dinkes Kota Kendari. Hal ini berpengaruh pada kualitas laporan SP2TP. Jogiyanto (2008) mengatakan informasi akan bermanfaat jika informasi dilaporkan tepat waktunya, lengkap, akurat dan relevan. Informasi disampaikan setelah masa genting berlalu hanya merupakan sampah oleh karena informasi tidak lagi bernilai sebagai bahan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Berkaitan dengan permasalahan pengiriman laporan SP2TP diperlukan dukungan berupa reward yang dapat dijadikan kompensasi bagi petugas dengan tanggung jawab ganda, dukungan pengadaan fasilitas yang memadai, perbaikan tatalaksana pengiriman laporan. Serta
74
pengadaan tenaga ahli yang khusus bekerja diprogram SP2TP yang telah mendapatkan pelatihan terlebih dahulu. Hal ini diharapkan akan meningkatkan pola pengiriman laporan SP2TP puskesmas ke Dinkes Kota Kendari. 3. Output Ketepatan waktu pelaporan adalah penyampaian/penerimaan menjadi faktor penting dalam arus laporan atas dasar pertimbangan laporan diperlukan untuk bahan pengambilan kebijaksanaan pada saat tertentu atau secara berkala, keterlambatan penyampaian/penerimaan laporan akan menggangu mekanisme pengambilan keputusan (Mardia, 2009). Ketepatan waktu pelaporan disini dapat diartikan ketepatan waktu pelaporan laporan bulanan Puskesmas Abeli ke Dinkes Kota Kendari, sesuai tanggal pelaporan yang mesti dikumpul tiap bulan ke Dinkes Kota Kendari yakni pada tanggal 1-2 di bulan berjalan laporan harus sudah ada di Dinkes Kota, tetapi pihak Dinkes masih memberikan dispensasi hingga tanggal 5 di bulan berjalan, dan apabila lewat dari tanggal 5 maka pihak Dinkes mengatakan bahwa puskesmas itu sudah terlambat dalam pengumpulan laporan bulanan puskesmas di Dinkes Kota Kendari. Dari hasil di lapangan pada saat penelitian mendapatkan informasi bahwa untuk puskesmas yang paling sering terlambat dalam penyetoran laporan bulannanya adalah Puskesmas Abeli. Dan dari pengecekan validitas temuan/kesimpulan yang dilakukan oleh peneliti, dengan
75
penggunaan triangulasi sumber adalah untuk menjamin validitas dan reliabilitas informasi yang diperoleh. Alasan
menggunakan
metode
triangulasi
adalah
untuk
mendapatkan informasi yang tepat, lengkap dan dapat dipercaya. Salah satunya dengan memeriksa dokumen apsensi tanggal pelaporan laporan bulanan SP2TP yang ada di Dinkes Kota dan membandingan dengan informasi yang diperoleh saat peneliti mewawancarai informan kunci di Puskesmas. Hasilnya berbeda, untuk pelaporan laporan bulanan hampir ratarata disetor pada tanggal 6 atau 7 di bulan berjalan bahkan ada tanggal pelaporan hingga tanggal 18 di bulan berjalan untuk Puskesmas Abeli, sedangkan pernyataan dari koordinator SP2TP di Puskesmas Abeli bahwa mereka melakukan penyetoran maksimal tanggal 5 di bulan berjalan, laporan sudah harus dibawa ke Dinkes Kota. Laporan bulanan Puskesmas Abeli untuk laporan bulan November 2015 di setor pada tanggal 18 dan laporan bulan September yang disetor pada tanggal 13 di bulan. Dari semua keterangan untuk penyetoran laporan bulanan yang tepat pada waktunya yaitu hanya ada pada bulan Februari 2015 yang merupakan laporan bulanan Januari yang disetor pada tanggal 5 di bulan berjalan, sehingga penyetoran laporan dari Puskesmas Abeli dikatakan sangat terlambat dari kata tepat waktu oleh pihak Dinkes Kota.
76
Masalah ini sudah dirapatkan bersama 15 Puskesmas se-Kota Kendari pada awal bulan November 2015. Dan pihak Dinkes Kota Kendari mengatakan bahwa pihak Puskesmas Abeli sudah mengetahui permasalahan mengenai tidak tepat waktunya penyetoran laporan bulanan puskesmasnya ke Dinkes Kota Kendari. Bebarapa hambatan yang dikemukakan oleh pihak puskesmas alasan keterlambatan pelaporan ini yakni tidak adanya fasilitas yang menunjang kelancaran program seperti fasilitas unit komputer yang masih kurang, tidak adanya pemberian dana, tidak adanya petugas khusus yang mengurus program SP2TP di puskesmas, belum adanya koordinasi yang baik, banyaknya data yang mesti direkap di tiap unit, serta adanya hal yang tidak diinginkan seperti hilangnya data-data laporan sehingga perlu perekapan ulang pelaporan tersebut. Agar pengiriman laporan SP2TP dapat berjalan baik sebaiknya pihak Dinkes Kota perlu menggembangkan media pengiriman laporan secara elektronik (email), diadakannya fasilitas internet sehingga dapat mengurangi beban biaya dan waktu yang dikeluarkan pada proses pelaporan laporan bulanan, hal paling penting yaitu agar laporan dapat terjamin keamanannya serta akurat dan relevan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hesli Anna dan Maryani (2014) di Pandanaran Semarang bahwa seharusnya sistem informasi manajemen puskesmas, puskesmas dapat menyediakan informasi tepat waktu, akurat dan juga up to date.
77
D. KETERBATASAN PENELITIAN 1. Lambatnya penerbitan surat dari instansi. Hal ini disebabkan karena tidak adanya petugas yang berwenang untuk menandatangani surat peneliti ditempat pada saat itu. 2. Sulitnya bertemu dengan informan. Hal ini disebabkan karena banyaknya kesibukkan informan jadi tidak bisa diwawancarai. Sehingga, perlu mencari waktu yang tepat serta suasana yang kondusif untuk melakukan penelitian. 3. Telaah dokumen tidak dapat dilakukan dengan optimal sebab kurangnya dokumen mengenai program SP2TP serta peneliti sulit untuk mengakses dokumen yang diperlukan di ruangan Tata Usaha Puskesmas Abeli.
V. PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan
tentang
Evaluasi
Pelaksanaan Program Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas d i Puskesmas Abeli Kota Kendari Tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : Untuk pelaksanaan SP2TP dari aspek input untuk sumber daya manusia di Puskesmas Abeli yakni tidak adanya petugas khusus SP2TP yang khusus mengurus laporan SP2TP puskesmas, semuanya masih di lakukan oleh para programer di tiap ruangan, belum adanya koordinasi secara terpusat oleh koordinator SP2TP. Untuk Fasilitas penunjang di puskesmas belum memadai dan untuk pendanaan tidak adanya dana khusus yang diberikan kepada petugas SP2TP Puskesmas Abeli. Untuk pelaksanaan pencatatan SP2TP di Puskesmas Abeli yakni pencatatan yang dilakukan oleh programer memang sudah dilakukan, dengan tanpa adanya fasilitas yang memadai petugas tetap melakukan perekapan baik secara manual ataupun menggunakan alat bantu. Sedangkan untuk pelaksanaan pelaporan SP2TP yang dilakukan oleh programer ke kepala ruangan tata usaha di lakukan dengan semaksimal mungkin dengan pelaporan yang akurat dan relevan. Untuk pelaksanaan SP2TP di Puskesmas Abeli dari aspek ketepatan waktu pelaporan ke Dinkes Kota Kendari, yakni berdasarkan penelitian di lapangan ditemukan bahwa hasil wawancara dengan informan berbeda dengan fakta yang ada. Dari hasil pengecekan validitas temuan dengan menggunakan tria ngulasi
78
79
sumber berupa dokumen atau yang lebih tepatnya buku absensi tanggal penyetoran laporan bulanan SP2TP memberikan informasi bahwa Puskesmas Abeli menyetorkan laporan bulanannya rata-rata diatas tanggal 6 bahkan sampai tanggal 18 di bulan berjalan sedangkan informasi dari puskesmas mengatakan bahwa puskesmas melakukan penyetoran di awal bulan yakni pada tanggal 3 dan paling lama tanggal 5 di bulan berjalan. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Bagi pihak pemerintah Dinas Kesehatan Kota Kendari a. Perlu mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan elektronik baik dari Puskesmas ke dinas kesehatan maupun dari dinas kesehatan ke puskesmas agar memudahkan pelaporan data antar puskesmas dan dinas kesehatan kota di Kota Kendari. b. Perlu dilakukan pelatihan secara terencana dan berkesinambungan guna mendapatkan SDM yang terampil dan profesional dalam pengelohan data SP2TP. c. Perlu adanya anggaran untuk memperlancar kegiatan program SP2TP dan agar menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. 2. Bagi pihak Puskesmas Abeli a. Untuk kelancaran pelaporan seharusnya ada koordinasi antara petugas dengan koordinator SP2TP yang baik dan terpadu.
80
b. Perlunya menyediakan buku panduan SP2TP, fasilitas yang memadai dan pendanaan di puskesmas agar membantu petugas melaksanakan program SP2TP. c. Perlu adanya ruangan Bank Data yang seharusnya ada di suatu pusat kesehatan masyarakat, yang dijadikan ruangan arsip atau untuk menyimpan semua laporan- laporan mengenai puskesmas secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA Bastian, I. 2003. Akuntasi Kesehatan. Penerbit Erlangga. Jakarta Bird,L. Goodchild,A. and Tun, Z. 2003. Experiences with a Two-Level Modelling Approach to Electronic Health Records. Journal of Research and Practice in Information Technology, Vol. 35, No. 2, May 2003. Australia. (http://ws.acs.org.au/jrpit/JRPITVolumes/JRPIT35/JRPIT35.2.121.pdf diakses pada tanggal 29 oktober 2015) Bungin, B. 2007. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Raja Grafindo Persada, Jakarta Depkes RI, 1997. Petunjuk Pengolahan Dan Pemanfaatan Data SP2TP. Jakarta. Draf
Ringkasan, 2005. Laporan Perkembangan Pembangunan Milenium Indonesia. Jakarta
Pencapaian
Tujuan
Dinkes Kota. 2015. Profil Dinas Kesehatan Kota Kendari Tahun 2014. Kendari. Dinkes. Prov. 2015. Panduan Umum SP2TP Revisi jilid buku 1. Kendari. __________. 2015. Panduan Umum SP2TP Revisi jilid buku 2. Kendari. Fadlia.
2012. Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Tingkat Puskesmas. (http://fadlianeukatjeh.wordpress.com/2012/01/23/sistem-pencatatandan-pelaporan-tingkat-puskesmas-sp2tp/ diakses pada tanggal 2 desember 2015)
Febriyanto. 2014. Studi tentang Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas Baluase Kabupaten Sigi tahun 2014. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya. Palu. Ferri, Anton. 2009. Evaluasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas di Kabupaten Karimun. Skripsi. FKM UGM. Yogyakarta. http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub =PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=44369 diakses pada tanggal 25 November 2015)
81
82
Harahab. L. 2013. Evaluasi Program Jampersal di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2013. Skripsi. FKM Universitas Halu Oleo. Kendari Helmi. 2011. Analisis Proses Pelaksanaan SP2TP di Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Provinsi Aceh. Skripsi. FKM UGM. Yogyakarta http://eprints.ums.ac.id/27732/26/11._naskah_publikasi.pdf diakses pada tanggal 25 November 2015) Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian: Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi. _______. 2008. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Kepmenkes RI, 2004. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Kinasih, R.S.K, 2011. Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Pada Pusat Kesehatan Masyarakat Purwantoro II di Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informasi dan Komputer Amikom Yogyakarta. Yogyakarta. (http://repository.amikom.ac.id/files/publikasi_07.12.2355.pdf diakses pada tanggal 25 Oktober 2015) Mangaro,H.A; Setyowati,M. 2014. Evaluasi Penerapan Simpus untuk Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas di Puskesmas Pandanaran Semarang Tahun 2014. Artikel Ilmiah. FKM Universitas Dian Nuswantoro. Semarang. (http://eprints.dinus.ac.id/6687/1/jurnal_13838.pdf diakses pada tanggal 04 Oktober 2015). Mardia, 2010. Studi Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari tahun 2009. Skripsi. FKM Universitas Halu Oleo. Kendari. Fadlia.
2012. Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Tingkat Puskesmas. (http://fadlianeukatjeh.wordpress.com/2012/01/23/sistem-pencatatandan-pelaporan-tingkat-puskesmas-sp2tp/ diakses pada tanggal 02 Desember 2015)
Permenkes RI, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Profil Puskesmas Abeli, 2014. Profil Puskesmas Abeli Kota Kendari. Kendari.
83
Pusdatin Kemkes RI, 2015. Rekapitulasi Puskesmas menurut Provinsi dan Kabupaten. Jakarta. Putri,A.T.A. 2013. Analisis Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3) dengan Penerapan Simpus Puskesmas Karangmalang Semarang Tahun 2013. Artikel Ilmiah. FKM Universitas Dian Nuswantoro. Semarang. (http://eprints.dinus.ac.id/6579/1/jurnal_12789.pdf diakses pada tanggal 03 Oktober 2015) UNIC Indonesia, 2015. PBB di Indonesia. Jakarta Suhadi. 2012. Organisasi Manajemen dan Perencanaan Evaluasi. Kendari: Bahan Ajar Bagi Mahasiswa Kesehatan FKM UHO. Supraba, A. 2013. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pendaftaran Pasien pada Puskesmas Pakem Yogyakarta. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informasi dan Komputer Amikom Yogyakarta. Yogyakarta. (http://repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.12.4283.pdf diakses pada tanggal 27 September 2015) Supriyadi, A. 2011. Analisis Penerimaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Elektronik (Simpustronik) dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) pada Petugas BP (Balai Pengobatan Puskesmas di Kabupaten Situbondo. Skripsi. FKM Universitas Jember. Jember (http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/353/Adhing %20Supriyadi%20-%20092110101136.pdf?sequence=1 diakses pada tanggal 27 September 2015) Suryani,N.D; Solikhah. 2013. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) di Wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu Provinsi NTB. Jurnal Kesmas Vol. 7 No. 1. FKM Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Yogyakarta. (http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=12 3506 diakses pada tanggal 03 Oktober 2015) Vidyanto, 2012. Evaluasi Komunikasi Data SP2TP antara Puskesmas dan Dinas Kesehatan di Kabupaten Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah. Tesis. Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
84
WHO, 2008, Health Metrics Network: Framework and standards for country health information systems, World Health Organization, Second edition, Avenue Appia, Geneva. (http://www.who.int/healthmetrics/documents/hmn_framework20080 3.pdf diakses pada tanggal 01 desember 2015) Wijono, D. 2008. Manajemen puskesmas kebijakan dan strategi. Surabaya: CV. Duta Prima Airlangga Yuniar, N; Ahmad,A.I. 2012. Prinsip Administrasi Kebijakan Kesehatan. Kendari: Bahan Bacaan Bagi Mahasiswa Kesehatan FKM UHO.
LAMPIRAN
Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN
Assalamu’alaikumWr.Wb. Saya atas nama Irdayanti Tahir mahasiswa Kesehatan Masyarakat Semester Tujuh (VII) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo Kendari. Saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas di Puskesmas Abeli Kota Kendari Tahun 2015” Penelitian ini menggunakan metode observasi, pemeriksaan dokumen / arsip dan wawancara mendalam dengan beberapa pernyataan yang akan diajukan. Dengan informasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas. Jawaban yang anda berikan selama proses penelitian berlangsung tidak akan disalahgunakan untuk maksud lain. Identitas anda tidak akan disebarluaskan sehingga anda bisa memberikan informasi sebanyak-banyaknya. Data/informasi yang saya kumpulkan hanya untuk tujuan penelitian dan tidak untuk dipublikasikan ataupun disebarluaskan kepada pihak lain. Anda mempunyai kebebasan untuk ikut berpartisipasi ataupun menolak untuk diwawancarai. Kesediaan anda untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini sangat saya harapkan. Demikian penjelasan ini saya sampaikan, atas partisipasi dan kesediaannya saya ucapkan terimakasih. Kendari,
Desember 2015
Irdayanti Tahir
85
Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN INFORMAN ( Informed Consent )
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: ..............................................................................................
Umur
: ..............................................................................................
Jenis Kelamin
: ..............................................................................................
Pekerjaan
: ……………………………………………………………..
Setelah membaca keterangan dan mendapat penjelasan secara lengkap serta memahami manfaat dan tujuan dari penelitian yang berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas di Puskesmas Abeli Kota Kendari Tahun 2015”, menyatakan bersedia diikut sertakan sebagai subjek dalam penelitian tersebut. Dalam melaksanakan penelitian, saya bersedia diwawancarai dan akan memberikan jawaban ya ng sesuai dengan kenyataan pada diri saya. Demikianlah surat perjanjian ini saya perbuat tanpa paksaan dan apabila di kemudian hari saya mengundurkan diri, kepada saya tidak akan dituntut apapun. Kendari,
Desember 2015
Penanggung Jawab, Peneliti
Informan
(…………………..)
(………………....)
86
Lampiran 3 PANDUAN WAWANCARA EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS DI PUSKESMAS ABELI KOTA KENDARI TAHUN 2015
Institusi
:
Tanggal Wawancara : KARAKTERISTIK INFORMAN 1. Nama
:
2. Tanggal lahir/umur
:
3. Jenis kelamin
: 1. laki laki 2. Perempuan
4. Pendidikan
:
5. Tugas pokok
:
6. Berapa lama bertugas
:
7. Tugas tambahan
:
Tahun
87
A. Pertanyaan untuk informan kunci No Variabel Sub-variabel
Pertanyaan
1
1. Siapa yang bertanggung jawab untuk data laporan program SP2TP di Puskemas ini? Probing: apakah jabatan koordinator SP2TP di puskesmas ini? 2. Siapa yamg bertugas merekap laporan bulanan di puskesmas ini? Probing: Berapa orang petugas untuk pelaksanaan program SP2TP di puskesmas ini? 3. Apakah ada tenaga khusus yang betugas diprogram SP2TP yang bekerja di puskesmas ini? Probing:
Input
SDM
Apakah semua tenaga yang bekerja diprogram SP2TP merupakan lulusan dari jurusan Teknologi Informasi atau tenaga Administrasi Kesehatan? Fasilitas
1. Apakah ada buku panduan SP2TP yang dimiliki Puskesmas ini? Probing: Bersumber dari mana buku panduan itu? Siapa yang memengangnya? 2. Apakah ada teknologi penunjang dalam pelaksanaan program SP2TP ini? Probing: Seperti apa? Dari mana? Apakah cukup membantu dalam kelancaran program ini? 3. Apakah ada format laporan yang dimiliki? Probing : Darimanakah format itu? 4. Dimana berkas laporan puskesmas disimpan? Probing: Adakah arsip? 5. Apakah ada kendaraan Dinas di puskesmas ini yang khusus dipakai untuk ke Dinkes Kota melaporkan laporan bulanan? Probing: Kendaraan apa? Berapa jumlahnya? 6. Apakah ada ruangan khusus seperti Bank Data di puskesmas ini? Probing: Siapa yang mengelelolah?
Dana
Bagaimana menurut anda tentang dana operasional untuk pelaksanaan program SP2TP ini? Probing:
88
Sumbernya dari mana? Jumlahnya berapa? Dan digunakan untuk apa saja? 2
Proses
Pencatatan
1. Bagaimana pendapat anda tentang proses pencatatan laporan bulanan (LB) selama ini? Probing: Sumber data darimana yang anda gunakan? Siapa yang mencatatat? 2. Apa hambatan yang anda rasakan pada saat proses pencatatan data laporan berlangsung? Probing: Mengapa demikian?
Pelaporan
1. Bagaimana pendapat anda tentang proses pelaporan laporan bulanan (LB) selama ini? Probing: Laporan bulanan apa saja yang petugas kerjakan? Lengkapkah ? Laporan apa yang dikirim ke Dinkes Kota tiap bulananya? 2. Apa hambatan yang anda rasakan pada saat proses pelaporan data berlangsung?
3
Output
Ketepatan waktu
1. Setiap tanggal berapa pengiriman laporan bulanana dikirim ke Dinkes Kota? Probing: Apakah
rutin tiap pelaporannya? Siapa yang bertugas mengirimkan laporan bulanan ini? 2. Upaya apa yang dilakukan agar pengiriman laporan bulanan tepat waktu? 3. Harapan apa yang anda harapkan dari pihak pemerintah untuk program SP2TP ini khususnya
laporan bulanan agar berhasil mencapai target?
89
B. Pertanyaan untuk infoman biasa di Puskesmas No variabel Sub-variabel 1
Input
SDM
Pertanyaan 1. Siapa yang bertanggung jawab untuk data laporan program SP2TP di puskemas ini ? Probing: Apakah setiap bulan anda melakukan koordinator dengan petugas? 2. Siapa yamg bertugas merekap laporan bulanan di ruangan ini khususnya? 3. Apakah ada tenaga khusus yang betugas diprogram SP2TP yang bekerja di ruangan ini? Probing: Apakah semua tenaga yang bekerja diprogram SP2TP merupakan lulusan dari jurusan Teknologi Informasi atau Tenaga Administrasi Kesehatan? Apakah anda kewalahan untuk mengolah semua data dari kegiatan yang ada di puskesmas?
Fasilitas
1. Apakah ada buku panduan SP2TP di puskesmas ini? Probing: Dari mana? Berapa jumlahnya? Dipergunakankah buku panduan tersebut? 2. Apakah ada teknologi penunjang dalam pelaksanaan program SP2TP ini? Probing: Seperti apa? dari mana? Apakah cukup membantu dalam kelancaran program ini? 3. Apakah ada format laporan yang dimiliki? Probing : Darimanakah format itu? 4. Fasilitas apa yang petugas gunakan untuk mengirimkan laporan bulananya ke Dinkes Kota? 5. Dimana berkas laporan Puskesmas di simpan? Probing: Adakah arsip? Amankah? 6. Apakah ada ruang khusus, seperti bank data di puskesmas ini? Probing: Siapa yang bertanggung jawab dan bertugas di bank data puskesmas?
90
Dana
Bagaimana menurut anda tentang dana oprasional untuk pelaksanaan program SP2TP ini? Probing: Sumbernya dari mana? Jumlahnya berapa? Dan digunakan untuk apa saja? Cukupkah?
2
Proses
Pencatatan
1. Bagaimana pendapat anda tentang proses pencatatan laporan bulanan (LB) selama ini? Probing: data apa saja yang anda butuhkan? Dari mana sumber datanya? Bagaimana proses mekanisme penginputan data untuk menjadikan 1 Laporan Bulanan dari para programer puskesmas? Dalam bentuk apa laporan bulanan ini diserahkan ke Dinkes Kota? 2. Apa hambatan yang anda rasakan pada saat proses pengumpualan data laporan berlangsung?
Pelaporan
1. Bagaimana pendapat anda tentang proses pelaporan laporan bulanan (LB) selama ini? Probing: Tepat waktukah para programer melaporkan datanya ke Bank data Puskesmas? 2. Apa hambatan yang anda rasakan pada saat proses pelaporan data berlangsung?
3
Output
Ketepatan waktu
1. Setiap tanggal berapa pengiriman laporan bulanana dikirim ke Dinkes Kota? Probing: Laporan apa saja yang dilaporkan? apakah rutin tiap pelaporannya ke Dinkes Kota? Siapa yang bertugas mengirimkan laporan bulanan ini? 2. Upaya apa yang dilakukan agar pengiriman laporan bulanan tepat waktu? 3. Harapan apa yang anda harapkan dari pihak pemerintah untuk program SP2TP ini khususnya laporan bulanan agar berhasil mencapai target?
91
C. Pertanyaan untuk informan biasa di Dinkes Kota Kendari No Variabel Sub-variabel 1
Input
SDM
Pertanyaan 1. Siapa yang anda ketahui petugas Puskesmas yang bertugas untuk melaporkan laporan bulanan SP2TP ke Dinkes Kota? Probing: Penanggug jawab SP2TP di Puskesmas itukah yang melaporkan langsung ke Dinkes Kota? 2. Siapa yang anda ketahui yang bertugas merekap laporan bulanan di Puskesmas? 3. Apakah ada tenaga khusus yang anda ketahui yang betugas diprogram SP2TP yang bekerja di tiaptiap puskesmas?
Fasilitas
1. Bagaimana menurut anda dengan format laporan SP2TP yang dimiliki Puskesmas selama ini? Probing: Sesuaikah dengan format yang dibakukan? 2. Media apa yang puskesmas gunakan untuk melaporkan laporan bulananya ke Dinkes Kota? 3. Apakah ada buku panduan yang dimiliki oleh tiap-tiap Puskesmas?
Dana
Apakah ada dana yang diberikan kepada puskesmas untuk membantu kelancaran program ini? Probing: Berapa nominalnya?
2
Proses
Pencatatan & Bagaimana menurut anda mengenai pelaporan di puskesmas? Probing: Bisakah anda menceritakan alur Pelaporan pencatatan dan pelaporan laporan bulanan SP2TP dari Puskesmas ke Dinkes Kota?
3
Output
Ketepatan waktu
1. Idealnya setiap tanggal berapa pengiriman laporan bulanan dikumpulkan dari tiap-tiap Puskesmas ke Dinkes Kota? Probing: Tiap tanggal berapa Dinkes Kota menganalisis laporan bulanan yang
92
kemudian mengirimkan ke Dinkes Provinsi? 2. Puskesmas mana saja yang rutin melaporkan laporan bulananya ke Dinkes Kota tepat pada waktunya? Probing: Puskesmas yang tidak tepat waktu? Laporan bulanan apa saja yang mereka laporakan ke Dinkes Kota? Paling lama tanggal berapa puskesmas melaporkan laporan bulanannya ke Dinkes Kota? 3. Harapan apa yang anda harapkan dari pihak puskesmas untuk program SP2TP ini khususnya laporan bulanan agar berhasil mencapai target?
93
Lampiran 4 LEMBAR OBSERVASI EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS DI PUSKESMAS ABELI KOTA KENDARI TAHUN 2015
a. Sumber Daya Manusia di Puskesmas Hasil Observasi No 1
Uraian Ya Ahli teknik
.
Tidak Tidak ada, karena tidak ada
informasi
satupun ahli teknik informasi yang bertugas di Puskesmas Abeli.
2
Kepala Kasubbang
Ya, adanya Kepala
TU Puskesmas
Kasubbang TU Puskesmas yang mengurus ruangan TU puskesmas.
3
Petugas kusus
.
Tidak ada, tidak adanya
SP2TP Puskesmas
petugas khusus yang bertugas untuk program SP2TP di Puskesmas Abeli.
94
b. Sarana Fasilitas Pendukung di Puskesmas Hasil Observasi Uraian
No. 1
Ya Listrik
Tidak
Ya, ada listrik dan beroprasi 24 jam setiap harinya.
2
Jaringan Internet
3
Komputer
Tidak ada Ya, akan tetapi jumlah komputer yang ada pada puskesmas ini yaitu 1 buah dan komputer ini diletakkan hanya pada ruangan bendahara yang seharusnya ada dalam ruangan TU puskesmas.
4
Printer
Ya, akan tetapi printer ini berada di ruangan bendahara.
5
Kendaraan Oprasional
Ya, ada dengan jumlah kendaraan 1 unit mobil ambulance dan 6 unit kendaraan roda 2.
95
6
Tempat penyimpanan arsip
Tidak ada
7
Ketersediaan format
Ya, hanya dipengang
laporan SP2TP
oleh tiap-tiap programer.
8
Buku Petunjuk Teknis
Tidak ada
SP2TP 9
Bagan alur pelaporan di TU PKM
Tidak ada
10
Ruang Bank Data
Tidak ada
c. Pelaksanaan Pencatatan di Puskesmas No 1
Hasil Observasi
Uraian
Ya
Alur Bagan Mekanisme
Tidak Tidak ada
Pencatatan 2
Penginputan data di ruang
Tidak ada
TU Puskesmas 3
Analisis data
Tidak ada
4
Data dari Puskesmas
Tidak ada
pembantu/bidan setempat di ruangan TU Puskesmas 5
Aplikasi SP2TP
Tidak ada
dikomputer pada ruangan TU Puskesmas
96
6
Pemeliharaan data
Ya, pemeliharaan data di lakukan oleh pihak tiap-tiap programer puskesmas
d. Pelaksanaan Pelaporan di Puskesmas No 1
Hasil Observasi
Uraian
Ya
Alur bagan mekanisme
Tidak Tidak ada
Pelaporan 2
Data Laporan dari
Tidak ada
Puskesmas pembantu / bidan setempat di ruang Tu Puskesmas 3
Format laporan
Ya, untuk format laporan ada yang di berikan dari Dinkes Kota
4
Penyimpanan Laporan
Ya, penyimpanan laporan ada di tiaptiap programer Puskesmas dan hanya data LB-4 yang ada di ruangan TU puskesmas.
97
Lampiran 5 Distribusi Informan Penelitian Inisial No Informan
Tanggal dan Waktu Wawancara
Pendidikan Terakhir
Jabatan
34 Tahun
S1 Dokter
Kepala Puskesmas Abeli
Koordinator SP2TP d i Puskesmas Abeli
Umur
Ket.
Informan Kunci
FA
15 Desember 2015
2.
M
14 Desember 2015
40 Tahun
S1 Kesehatan Masyarakat
3.
SRD
14 desember 2015
25 Tahun
Ners
Petugas SP2TP di Puskesmas Abeli
4.
R
10 Desember 2015
30 Tahun
S1 Kesehatan Masyarakat
Koordinator SP2TP d i Din kes Kota Kendari
Informan Biasa
5.
H
10 Desember 2015
28 Tahun
S1 Kesehatan Masyarakat
Petugas SP2TP di Dinkes Kota Kendari
Informan Biasa
1.
6
S
15 Desember 2015
31 Tahun
Ners
7
WY
15 Desember 2015
36 Tahun
SMF
MR
14 Desember 2015
39 Tahun
S1 Kesehatan Masyarakat
8
98
Kepala Ruangan Keperawatan Puskesmas Abeli Kepala Ruangan Farmasi/Apotik Puskesmas Abeli Kepala Ruangan Poli Anak
Informan Kunci
Informan Kunci
Informan Biasa
Informan Biasa
Informan Biasa
Lampiran 6 LEMBAR TELAAH DOKUMEN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS DI PUSKESMAS ABELI KOTA KENDARI TAHUN 2015
1. Data Absensi Laporan Bulanan SP2TP Dinkes Kota Tahun 2015 Berisi data-data tanggal penyetoran laporan bulanan SP2TP dari tiap-tiap puskesmas di Kota Kendari. 2. Data Profil Kesehatan Kota Kendari Berisi data informasi mengenai profil kesehatan di Kota Kendari Tahun 2014 3. Data Profil Puskesmas Abeli tahun 2014 Berisi data informasi mengenai Puskesmas Abeli Tahun 2014
99
Lampiran 7 MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN KUNCI Informan Kateg ori
I N P U T
SDM
Pertanyaan
Siapa yang bertanggung jawab untuk data laporan program SP2TP di Puskemas in i ?
Data Emik (FA, 34 Tahun)
Data Emik (M, 40 Tahun)
Data Emik (SRD, 25 Tahun)
“Yang bertanggung jawab untuk urus ini semua itu TU, kepala tata usaha mi ibu M yang bertanggung jawab karena dia kan yang bertanggung jawab terhadap manajemenya puskesmas mengenai pencatatan dan pelaporan puskesmas semua”.
“yang bertanggung jawab itu kepala puskesmas, kalo saya hanya k oordinator program SP2TP sebagai kepala TU ji sajadi puskesmas ini”
“kalo penaggung jawab itu kapus kan semua data-data laporan harus masuk dulu di kapus, kalo sudah di tanda tangan mi kapus masuk mi di sini di sama katus..”
100
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa penaggungjawab untuk program SP2TP ini adalah Kepala puskesmas sendiri yang mengetahui seluruh pelaporan, segala kegiatan yang seharusnya ada di wilayah kerja puskesmas, dan kepala tata usaha merupakan koordinator d iprogram SP2TP, koordinator bertugas untuk menyetorkan laporan ini ke pihak dinkes selanjutnya.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN KUNCI
Informan Kateg ori
I N P U T
SDM
Pertanyaan
Siapa yamg bertugas merekap laporan bulanan di Puskesmas Ini?
Data Emik (FA, 34 Tahun)
Data Emik (M, 40 Tahun)
Data Emik (SRD, 25 Tahun)
“Jadi masingmasing petugas sudah mempunyai tugas masingmasing untuk merekap laporan masing-masing dan nanti semua pemengang LB1 LB2, LB, LB4 siapa dan nanti di kumpulkan kepada programernya atau TU untuk pencatatan dan pelaporan (SP2TP)”
“Petugas SP2TP yang bantu saya itu ada asisten, saya sendiri, emm kemudian ada juga SRD yang mengabdi sudah itu, cuman berdua yang merekap, sama kalo untuk merekap perbulan yang untuk disetor ke Dinkes hanya dua orang ji saja”
“Petugas SP2TP untuk laporan rekap itu yang buat hanya programernya ji saja seperti ruangan gigi, ruangan poli anak, poli umum perawatan kebinanan kalo sudah rampung mereka kumpul mi laporannya, kalo sudah komplit kita mi yang cek siapa yang belum kasih masuk laporannya, siapa yang sudah tapi kalo untuk di tata usaha selama ini ja sendiri ji ibu kepala tata usaha yang urus ini laporan karena saya saja baru pi masuk juga disini...”
101
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa petugas yang merekap laporan bulanan SP2TP yang ada di Puskesmas Abeli yaitu para petugas atau programer di tiaptiap bidang. Mereka yang bertugas untuk membuat rekapan atau catatan kegiatan setiap bulan dan rutin di lakukan.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN KUNCI Informan Kateg ori
I N P U T
Pertanyaan
Apakah ada tenaga khusus yang betugas di program SP2TP yang bekerja di puskesmas ini?
Data Emik (FA, 34 Tahun)
Data Emik (M, 40 Tahun)
Data Emik (SRD, 25 Tahun)
“tenaga kesehatan yang belum ada karena belum ada pelatihan khususnya untuk melakukan penginputan.”
“kalo petugas SP2TP yang khusus dibidang ini, nda ada. Tapi kalo saya cukup ji, kalo saya berdua SRD yang rekap karena tidak ribet ji juga..”
“setau ku nda ada pi dek, karena itu laporan dibuat dari programernya ji saja...”
SDM
102
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa t idak adanya petugas khusus yang membantu kelancaran diprogram SP2TP ini.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN KUNCI
Informan Kateg ori
Pertanyaan Data Emik (FA, 34 Tahun)
I N P U T
Apakah ada buku panduan di Puskesmas ini?
“Tidak ada panduan buku mengenai SP2TP disini..”
Data Emik (M, 40 Tahun)
Data Emik (SRD, 25 Tahun)
“Tidak ada panduan, itu sudah dari dulu memang begitu (.....) iya itu ji format karena biasa format berubah bentuk juga karena setiap tahun pasti ada tambahanan laporan”
“Panduan laporan, heheh ada nda dih? Nda ada kayaknya, karena itu juga saya.. apa dih? Sa masih awam masih, mengikut ji sama bunda, bertanya sama bunda, karena baru-baru ini kayaknya duk yang di minta sama dinkes sa belum mengerti juga karena dari sana ada juga cara baru jadi saya belajar dari bunda bagaimana ininya”
Fasilitas
103
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa t idak adanya buku panduan SP2TP atau apapun mengenai sistematik pencatatan dan pelaporan yang dapat digunakan untuk membantu kelancaran diprogram SP2TP ini.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN KUNCI Informan Kateg ori
I N P U T
Fasilitas
Pertanyaan
Apakah ada format laporan yang dimiliki? Probing : darimanakah format itu?
Data Emik (FA, 34 Tahun)
Data Emik (M, 40 Tahun)
Data Emik (SRD, 25 Tahun)
“Iya ada formatnya, itu formatnya dari Dinkes. Kemarin waktu pertemuan, ada pihak dari pusat dia hanya 2 lembar, tapi itu baru sosialisasi untuk bulan selanjutnya dan ada kemungkinan bahwa itu bisa di jadikan laporan SP2TP untuk tahun depan selanjutnya karena dianggap lebih simple dibandingkan dengan laporan yang sekarang misalnya LB1 bisa ji berapa lembar, LB, LB3 bisa beberapa lembar
“Kalo pormat laporan, sudah jadi memang mi laporannya yang laporannya yang secara langsung dari programer dikumpul. Kalo kita mau merekap, rekapannya itu ada, ada, satu benttt...apah, satu lembaran itu dari dinas yang di isi ada format khususnya
“kalo formatnya ada ji mereka pengang di tiap-tiap ruangan, itu dari Dinkes memang ji langsung ”
104
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa untuk format laporan, ada format yang digunakan oleh tiap-tiap programer yang diperoleh dari Din kes Kota, tiap-t iap programer memiliki format yang berbeda-beda yang dipakai untuk menginput data.
dan sedangkan pihak yang dari pusat kemarin dia hanya 2 lembar dan sudah mencakup semua program yang ada maupun pelayanan puskesmas.”
105
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN KUNCI Informan Kateg ori
I N P U T
Fasilitas
Pertanyaan
Apakah ada teknologi penujang di Puskesmas in i yang digunakan untuk membuat laporan SP2TP ?
Data Emik (FA, 34 Tahun)
Data Emik (M, 40 Tahun)
“Untuk fasilitas puskesmas sekarang sudah mulai mi di benahi, pelan-pelan dulu, seperti komputer maunya harus ada di tiap-tiap ruangan, jaringan internet juga maunya di pasangkan biar jalan juga sistem informasinya kita seperti kayak untuk profil puskesmas to, tapi sekarang belum pi, sebenarnya yang lebih efisien itu sistem online tetapi karena kertebatasan jaringan dari Dinas ke sini belum connect dan komputer juga belum tersedia dalam jumlah yang cukup...”
“Ada fasilitas komputer sebenarnya, hanya karena begitu banyak mahasiswa sering mengambil data pake flashdisk makanya ja kena pirus, jadi rusak semua data saya hilang, jadi kita pake saja yang ada di ruangan bendahara kalo mau buat-buat laporan“
106
Data Emik (SRD, 25 Tahun) “kalo disini nda ada pi komputer, ada hanya 1 unit, hanya ada di ruangan bendahara... kalo jaringan tidak ada pi juga dek”
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa fasilitas teknologi yang menunjang seperti unit ko mputer yang tersedia di Puskesmas Abeli hanya ada 1 unit, dan posisi unit tersebut hanya ada di ruangan bendahara. Yang s eharusnya di ruang admin istrasi ataupun ruangan tata usaha yang diharuskan memiliki unit ko mputer untuk menyimpan seluruh arsip puskesmas, akan tetapi di Puskesmas Abeli kekurangan unit ko mputer, selain itu fasilitas jaringan tidak ada yang tersedia di puskesmas ini.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN KUNCI Informan Kateg ori
I N P U T
Pertanyaan
Dimana berkas laporan puskesmas di simpan? Probing: adakah arsip?
Data Emik (FA, 34 Tahun)
Data Emik (M, 40 Tahun)
Data Emik (SRD, 25 Tahun)
“arsip ada semua di ruang tata usaha, di ruang administrasi”
“arsip lengkap, juga ada kok, disimpan disini, pake kertas ji, ada arsip yang disimpan di komputer tapi di pegang sama masing-masing programer. Kalo saya nda pengang sama masing-masing programer....”
“ Ada tapi kita kopi saja di fles biar kalo ada yang butuh biasa kita prinkan lagi. Kalo di ruangaan tata usaha ada data kepegawaian, ijasah, eh... Sk -nya, surat masuk surat keluar ada semau ji disini.”
Fasilitas
107
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa untuk arsip laporan ada yang disimpan di ruangan tata usaha, seperti laporan data pegawai puskesmas, data ijasah pegawai, data SK pegawai. Selain itu ada juga yang di simpan dalam bentuk sotfile di dalam flashdisk dan untuk laporan dari programer itu sendiri disimpan di ruangan masing-masing programer sebagai penanggungjawab laporan dari bidangnya.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN KUNCI Informan Kateg ori
Pertanyaan Data Emik (FA, 34 Tahun)
I N P U T
Apakah ada ruangan bank data di puskesmas ini ?
“tidak ada ruangan khusus, yang ada itu hanya TU ji di tempati sebagai tempat simpan arsip”
Data Emik (M, 40 Tahun) “Untuk bank data, tidak ada ruangan khusus bank data, tapi kalo untuk simpan data-dta itu ada di ruangan TU, kalo yang LB1 LB2 itu kita setiap bulan ada arsip, sebelum disetor ke dinas kita juga punya”
Fasilitas
108
Data Emik (SRD, 25 Tahun) “ Oh tidak ada bank data, data-data di poli kalo sa nda salah karena itu perasaan ada bukunya kusus toh, kegiatan-kegiatanya maksudnya kegiatan posyandu mereka dokumentasi setiap kegiatannya mereka diluar. Kalo seumpamanya mereka mau buat laporannnya hasil programnya mereka itu kan harus ada dokumentasinya mereka itu nah ada juga itu, tapi kalo simpanya dimana di? (......) ia kayaknya disimpan di iaip-tiap unit ji disini, terus nda ada mereka simpan disini, sa nda perna juga dapat hasil
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa untuk ruangan khusus bank data Puskesmas Abeli tidak memiliki, yang ada hanya ruangan Tata Usaha sebagai Ruang Admin istrasi Puskesmas.
kegiatannya mereka juga disini, kayaknya mereka langsung simpan baru langsung kumpul ji di dinkes tapi di tanda tangan ji dulu sama kapus dengan katus, tapi kalo untuk ijasah, daftar ketenagaan kerjaan kepegawaian, SK, nya mereka kumpul ji disini
109
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN KUNCI Informan Kateg ori
I N P U T
Pertanyaan
fasilitas apa yang digunakan petugas untuk mengirimkan laporan bulanannya ke dinkes kota?
Data Emik (FA, 34 Tahun)
Data Emik (M, 40 Tahun)
Data Emik (SRD, 25 Tahun)
“untuk itu ibu M yang tau, karena dia yang bawa pi dinkes kota itu laporan bukan saya dek..”
“Kalo itu laporan dibawa ke Dinkes biasa pake kendaraan sendiri, kadang pake kendaraan kantor, kadang naik taksi, biasa juga pake mobil ambulanz sa sama-sama dengan sopirnya biasa sa pi di Dinkes..”
“Saya ji biasa yang bawa kalo nda ada ibu M, pake kendaraan ku sendiri”
Fasilitas
110
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa fasilitas yang digunakan untuk mengantar laporan ke Dinkes Kota yaitu menggunakan fasilitas pribadi bagi petugas yang diperintahkan untuk membawa laporan itu, selain itu ada pula yang menggunakan fasilitas puskesmas seperti Ambulance puskesmas atau petugas menggunakan taksi ke dinkes kota.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN KUNCI Informan Kateg ori
I N P U T
Pendanaan
Pertanyaan
Bagaimana menurut anda mengenai pendanaan dengan program SP2TP ini?
Data Emik (FA, 34 Tahun)
Data Emik (M, 40 Tahun)
Data Emik (SRD, 25 Tahun)
“Kalo dana, nda ada dana khusus yang di berikan untuk program SP2TP , biaya transpor ke dinkes juga nda ada, kita masih pake mobil ambulance puskesmas dan kita pake sebagai operasional ke Dinkes untuk melakukan pelaporan SP2TP yang dipake oleh kapus atau tata usaha. (....) tapi kalo memang nanti pake pendanaan dia itu harus membayar lagi honor dari petugas tersebut, itukan seharusnya harus ada, akan tetapi jaringan saja belum pi ada”
“Mengenai uang tidak ada uang disini yang urus itu laporan, yang ada itu hanya swadaya petugas ji saja yang bertugas di sini. Sama ji saya juga pake punyaku sendiri nda ada dari kantor”
“Kalo setidak salah, ada.... karena ia sepertinya ada, karena perna sa dengar... aduh, (....) jan sampe salah bicara, oh bisa jadi tidak ada karena saya juga tidak tau masalah pendanaan, saya kurang tau masalah begitu. Kalo fasilitass dan dana itu saya pake punyaku ji sendiri, (....) hehehe... kalo seumpama ada paling dari BPJS ji sa ja itu, kalo ini nda ada setau saya tapi kadang toh dek ada ji biasanya dikasih sama ibu M kalo ada dia punya kehgitana dari kantor biasanya da kasih ji kita, dapat-dapatnya juga dari kantor yah seperti itu ji”
111
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Terkait pendanan dengan program SP2TP d i Puskesmas itu sendiri tidak ada pendanaan khusus untuk program in i.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN KUNCI Informan Kateg ori
P R O S E S
Pencatatan
Pertanyaan
Bagaimana menurut anda pencatatan laporan bulanan di puskesmas ini?
Data Emik (FA, 34 Tahun)
Data Emik (M, 40 Tahun)
Data Emik (SRD, 25 Tahun)
“kalo pencatatan pasti programer yang paham tentang mekanisme bagaimana caranya menginput, merekap, mencatat semua apa yang mereka kerjakan Tidak ada gunanya jika kita bekerja tidak d catat dan tidak ada gunanya dicatat jika tidak di laporkan, jadi dengan adanya SP2TP ini pencatatan dan pelaoporan terpadu itu lebih menjamin daripada keakuratan data dalam segi manajemen, jadi apa yang kita
“hem, kalo pencatatan itu dari programer ji, kalo seperti data darii bidan desa nda ada karena disini apah itu bidang-bidang yang cuman hanya di, apah, yang masuk pengang wilayah bukan desa.
“Aduh sa nda baca juga semua data kemarin tapi kayaknya ada laporan dari kebidanan, dari poli umum kan semua bidang toh disini itu mereka kayak dari poli umum kayak penyakitpenyakitnya paling banyak 1 bulan, sama ji juga dari kebidanan juga begitu pencatatatnya mereka kerjakan, terus dari posyandu kan mereka eh, yang turun langsung programernya yang turun ke sekolahsekolah itu dorang laporkan masukan juga data-datanya seperti itu kemarin dih, nah, seperti penyuluhan,
112
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pencatatan laporan bulanan SP2TP yaitu programer yang melaku kan kegiatan dari tiap-tiap unit yang ada di puskesmas. Semua yang dicatat kemudian akan didokumentasikan dan dijadikan sebagai suatu informasi berupa laporan.
lakukan itu bisa terukur dan terlaporkan dengan cepat dan tepat.”
jadi mereka kasih masuk juga laporanyanya”
113
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN KUNCI
Informan Kateg ori
P R O S E S
Pencatatan
Pertanyaan
Apa hambatan yang anda rasakan pada saat pengumpulan laporan yang anda lakukan?
Data Emik (FA, 34 Tahun)
Data Emik (M, 40 Tahun)
Data Emik (SRD, 25 Tahun)
“yang tau itu ibu M, karena dia yang bertanggung jawab dengan laporan bulanan di puskesmas ini, tapi biasa sa dengar biasanyaitu datadata tercecer jadi biasanya programer mereka merekap2 kali mii”
“Em, perekapan dari masing-masing program. Ehem.. kan itu harus dari program masingmasing bidang, kayak misalnya contohnya kayak bidang P2M gitu kan, teruskan ada dari kebidanan nah itu kita tunggu dari mereka-mereka juga itu ada bisa langsung 1 kali merekap karena banyak unitnya, mulai dari mereka posyandu, pemeriksaanpemeriksaan yang lain banyak.”
“Karena belum tersebar infonya, karena ada mungkin yang turun di lapangan jadi mereka tidak tau info baru itu mi yang perlambat kerjanya kita juga, biar tidak ada beban juga untuk kit merekap”
114
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hambatan pada saat mengumpulkan laporan bulanan untuk di jadikan 1 laporan yakni karena adanya situasi kondisi pada waktu itu berkas -berkas pencatatan tercecer sehingga programer merekap u lang untuk dilaporkan d i KTU, banyaknya jumlah unit kerja sehingga data banyak dan memerlu kan waktu perekapan yang lama, serta tidak tersebarnya informasi ke programer akan informasi batas waktu pengumpulan laporan mengenai SP2TP.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN KUNCI Informan Kateg ori
P R O S E S
Pelaporan
Pertanyaan
Bagaimana menurut anda mengenai pelaporan di puskesmas ini?
Data Emik (FA, 34 Tahun)
Data Emik (M, 40 Tahun)
Data Emik (SRD, 25 Tahun)
“pelaporan disini itu sudah bagus mi dek, petugas sudah tau mi apa tugasnya masingmasing, tau ji batasnya mereka kumpul itu laporan di KTU, hanya kalo masalah pelaporankan bisa saja ada kendala, seperti ini mi, nda ada fasilitas komputer di unitunit bagian,ato mungkin terlalu banyak yang mau dia input, jadi agak terlambat pelaporannya ...”
“kalo pelaporan dari tiap unit-unit biasa saya yang ambil kalo mereka belum masukkan, biar mereka kerja cepat juga itu laporan karena Apa bila laporan terlambat disetor kedinkes pasti gajinya kita juga di tahan, ini bukan dari saya tapi dari dinkes sangsinya. Untuk itu Yah caranya kita sampaikan ke programer karena kita juga ada tekanan dari dinas, kalo sangsi sih paling kalo nda pada waktu yang di tentukan tidak menggumpul, paling programer yang berhubungan
“ Untuk laporan bulanan 1 nya semuanya paling mereka lapor, kalo masalah penyakit 20 sampai 10 besar mereka lapor di ruang tata usaha trus kalo mereka habis turun lapangan mereka buat mi dokumntasinya ada jenis penyakit itu, berapa-berapa 20 besar penyakit itu, turun di keluarga datadatanya baru mereka buat mi itu laporan kegiatannya mereka, baru kita liat-liat mi, terus kita jadikan imi laporan juga disini.”
115
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa untuk pelaporan yang terjadi d i puskesmas abeli sudah dilakukan oleh para programer dan di laporkan laporannya ke bagian tata usaha puskesmas yang selanjutnya kepala puskesmas yang terkewajiban untuk melaporkan laporan bulanan ke Din kes Kota. Akan tetapi ada satu masalah yakni apabila programer terlambat menyetorkan laporanya ke ruang tata usaha dari tanggal yang di haruskan untuk mengumpulkan maka programer tersebut yang harus membawa laporan secara langsung ke Din kes kota, sebab koordinator SP2TP t idak mau tahu lag i mengenai pelaporan yang terlambat.
langsung dengan dinas, saya tidak mau tau pokoknya kalo tanggal 3 saya sudah ambil, atau saya kasih waktu sampai tanggal 6 kalo sudah di luar itu mereka mi yang bawa itu langsung supaya tau kenapa harus di percepat dan kenapa apa akibatnya kalo terlambat.”
116
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN KUNCI Informan Kateg ori
O U T P U T
Ketepatan waktu
Pertanyaan
Siapa yang bertugas mengantarkan laporan ini? Probing: setiap tanggal berapa laporan ini dilaporkan ke Din kes?
Data Emik (FA, 34 Tahun)
Data Emik (M, 40 Tahun)
Data Emik (SRD, 25 Tahun)
“Yang membawa laporan SP2TP ke dinkes itu kepala TU hanya karena kadang laporan yang dikumpulkan ke dinkes biasanya tercecer jadi biasanya di rekap 2 k ali nanti programernya juga akan membawa laporan ke dinkes, tetapi TU tetap mengumpulkan laporannya. Kalo yang di harapkan dari dinkes itu batas pelaporan itu sampai tanggal 2 sudah harus masuk, jadi biasa teman-teman menyelesaikan kegiatan biasanya tanggal 30-31 sudah selesai dan sudah bisa di rekap di tanggal 1 jadi tanggal 2 sudah dikumpulkan ke Dinkes
“Kalo tanggal kita itu, sudah kasih masuk itu harus tanggal 3, kalo paling lama tanggal 6 mi. biasa saya yang bawa ato biasa SRD. Kan LB itu kita kumpul di Dinkes tanggal 3 dan paling lama tanggal 6, tapi saya nda mau yang paling lama, mauku saya tanggal 3 dan semua lengkap semua programer dan kalo tidak lengkap, ada yang belum itu nanti menyusul, baru programernya sendiri yang bawa kesana,kemarin laporan bulanannya kita sudah di setor kemarin sebelum tanggal 3..”
“ Kalo selama ini sa tugas disini mereka kalo kumpul sama ji nda ada yang terlambat, maksudnya, kompak kalo seumpama ruangan keperawatan sudah pasti menyusul lagi ruanganruangan yang lain. Sekitar tanggal-tanggal sebelum tanggal 10 laporannya mereka itu sudah ada mi di sin baru kita bawa di dinkes. Saya ji biasa yang bawah kalo nda ada ibu M, bi biasaya saya ji yang bawah kesana laporannya, kayak baru-baru ini terakhir ini saya bawa waktu hari selasa tanggal 8 desember kan ada laporanya harus di bawa ke Dinkes yang laporan perbulan mi mungkin namanya, kan
117
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara mengenai petugas yang bertugas untuk mengantarkan laporan bulanan SP2TP ke Dinkes Kota yakni kepala tata usaha puskesmas, akan tetapi jika kepala tata usaha berhalangan, maka ada petugas lain yang mengantarkan ke Din kes kota. Pada tanggal 2 laporan sudah mesti masuk ke dinkes kota, dan jika melewati tanggal 5 di bulan berjalan din kes kota sudah mengatakan puskesmas tersebut terlambat dalam pengumpulan laporan bulanan.
dan paling lambat sampai tanggal 5 sudah masuk mi ke dinkes kota. (.......) dan minimal tanggal 2 semua harus ada mi di mejaku, tetapi semua itu tergantung kepala TU, jika TU terlambat mengumpulkan maka itu yang akan menjadi kendala, karena kadang juga ibu M beralasan teman-teman programer ada salah satu yang terlambat menyetor jika banyak pencatatan, pelaporan dan pertanggung jawaban yang mereka bik in, biasanya ada 1 atau 2 orang yang terlambat menyetor itu asalanya TU sehingga terlambat menyetor ke Dinkes”
sekarang ini ada laporan bulanan jadi setiap akhir bulan mereka menyetor apa-apa saja ininya, ehh.... kegiatannya mereka apa saja yang mereka bikin selama satu bulan, kayankya ini baru lagi itu karena dulu kan pertiga bulan sekarang per satu bulan kalo sa tidak salah itu. Kalo Batas waktunya, tergantung kayaknya dari apa data yang di minta Dinkes, tidak perna ji di kasih batas harus batas tiga hari, tidak ji kayaknya, di Dinkes paling da sampaikan batas-batas sampai 1 bulan kedepan. (.....) em,, oh kalo itu sa kurang tau, yang jelas itu awal-awal bulan ji harus mi di kumpul karena kemarin sa kumpul tanggal-tanggal 8 sa kumpul pi sana.”
118
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN KUNCI Informan Kateg ori
O U T P U T
Ketepatan waktu
Pertanyaan
Apa harapan anda khususnya untuk program in i?
Data Emik (FA, 34 Tahun)
Data Emik (M, 40 Tahun)
Data Emik (SRD, 25 Tahun)
“Tidak ada gunanya jika kita bekerja tidak d catat dan tidak ada gunanya di catat jika tidak di laporkan, jadi dengan adanya SP2TP ini pencatatan dan pelaporan terpadu itu lebih menjamin daripada keakuratan data dalam segi manajemen, jadi apa yang kita lakukan itu bisa terukur dan terlaporkan dengan cepat dan tepat di harapkan sistem ini bisa berjalan secepatnya karena mengingat manfaatnya, jadi tidak perlu lagi meminta laporan ke provinsi-provinsi ke kota, kota ke puskesmas, jadi
“Itu kalo laporan tidak ada namanya bisa terlambat kan karena itu kan hasil pekerjaan selama sebulan, yah berarti untuk tau kita punya eehh target pencapaian yah dari laporannya mi kita, jadi kalo memang itu eh kita harus mau bekerja secara bagus efisien dan sesuai dengan eh masingmasing bidang harus, sebelum berakhir bulan itu mereka sudah pertanggal 30 atau 31 itu sudah mereka setor mi sudah di rekap mi. Jadi kalo sudah di rekap mi jadi otomatis mau tanggal 1 itu sudah bisa mi di setor tapi kita kasih
“...Yah, kalo bisa seumpama di minta data langsung kumpul, di minta datanya dari dinkes jan mi lamalama, karena di Dinkes juga mau selesaikan juga cepat urusannya, Karena belum tersebar infonya, karena ada mungkin yang turun di lapangan jadi mereka tidak tau info baru itu mi yang perlambat kerjanya kita juga, biar tidak ada beban juga untuk kita..”
119
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara mengenai harapan khusus untuk program ini dapat disimpulkan bahwa p ihak puskesmas meminta bantuan dana khusus untuk program in i b isa berjalan lancar, fasilitas unit ko mputer harus di tambah, jaringan wifi diadakan agar SIK puskesmas berjalan, adanya pelatihan tenaga khusus untuk program SP2TP serta diminta kesadaran dari petugas programer agar tidak terlambat dalam pengumpulan laporan dari tiap-tiap unit di puskesmas.
puskesmas bisa langsung online ke pusat, jadi informasinya lebih akurat dan lebih cepat. Hanya kan perlu dukungan lain, seperti pendanaan yang harus di siapkan honor untuk petugasnya”.
kebijaksanaan paling kita kumpul tanggal 3, supaya kita juga gajiannya cepat”
120
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Puskesmas Abeli)
Informan Kateg ori
I N P U T
Pertanyaan
Siapa yang bertanggung jawab untuk data laporan program SP2TP di Puskemas in i ?
Data Emik (S, 31 Tahun)
Data Emik (WY, 36 Tahun)
Data Emik (MR, 39 Tahun)
“yang tanggungjawab laporan itu ibu M, karena beliau katus disini..”
“kalo yang bertanggungjawab di puskesmas itu kepala tata usaha, kalo laporan bulanan mau LB1 LB2 Lb3 atau LB4, beliau yang handle semuanya”
“laporan SP2TP yang penanggung jawab itu kepala puskesmas, tapi kalo yang tanggung jawab masalah laporan itu kepala tata usaha, dia yang koordinir semua programer dipuskesmas sini”
SDM
121
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa penaggung jawab untuk program SP2TP ini adalah Kepala puskesmas, kepala puskesmas yang mengetahui seluruh pelaporan, segala kegiatan yang harusnya ada di wilayah kerja puskesmas, dan kepala tata usaha merupakan koordinator diprogram SP2TP, koord inator bertugas untuk menyetorkan laporan ini ke pihak dinkes selanjutnya.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Puskesmas Abeli)
Informan Kateg ori
I N P U T
SDM
Pertanyaan
Siapa yamg bertugas merekap laporan bulanan di ruangan ini khususnya?
Data Emik (S, 31 Tahun)
Data Emik (WY, 36 Tahun)
Data Emik (MR, 39 Tahun)
“Untuk rekapan itu saya sendiri yang merekap, saya langsung yang merekap, ada petugas tapi saya ji yang kerja semua. Mengenai SDM, maksudnya kita anu sendiri mi saja karena kalo sa mau berharap mi sama orang nanti ada kesalahan ia jadi lebih baik anu sendiri mi, jadi saya kerja sendiri mi saja sekalian saya liat liat juga mereka, pelajari mereka kalo ada kesalahan saya kasih tau, tapi kalau mereka buat
“Yang input itu adami itu yang kayak dorang tadi di apotik, tapi dorang itu yang kasih masuk, saya tinggal merekap, saya bagi mi ada asisten ku satu orang yang membantu to, tapi saya yang bertanggung jawab“
“kalo secara khusus petugas SP2TP itu nga ada, kalo input-input laporan itu hanya masing-masing programer saja kemudian dia input kemudian dia serahkan sama kepala tata usaha saja.
122
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa petugas khusus yang merekap laporan bulanan SP2TP di tiap-tiap ruangan yaitu para petugas atau programer di tiap-tiap bidang. Mereka yang bertugas untuk membuat rekapan atau catatan kegiatan setiap bulan dan rutin dilakukan.
sendiri juga sa nda tau mi nanti sa di tanya sa nda bisa jawab nanti, tapi kadang saya ajarkan ji juga kalo duduk -duduk disini, tidak ada pasien, karena dulu saya juga seperti begitu, sering di ajar sama kepala ruanganku dulu waktu kulia, makanya sekarang bisa mi”.
123
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Puskesmas Abeli)
Informan Kateg ori
Pertanyaan Data Emik (S, 31 Tahun)
I N P U T
Apakah ada tenaga khusus yang betugas di program SP2TP yang bekerja di ruangan ini?
“untuk tenaga khusus SP2TP itu tidak ada kalo di ruangan ini, di puskesmas saja yang rekap itu hanya kepala ruangan ji saja semua..”
Data Emik (WY, 36 Tahun)
Data Emik (MR, 39 Tahun)
“tidak ada petugas khusus disini yang ada cuman satf-staf ji saja yang bantu kerja kita.....”
“kalo disini kalo di Puskesmas Abeli sebenarnya petugas SP2TP itu tidak ada secara khusus jadi yang ada itu hanya tata usaha kepala tata usaha dalam hal ini kan dia mengpeni semua yang berhubungan dengan pelaporan dan administrasi”
SDM
124
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa t idak adanya petugas khusus yang membantu kelancaran di program SP2TP ini.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Puskesmas Abeli)
Informan Kateg ori
Pertanyaan Data Emik (S, 31 Tahun)
I N P
Apakah ada buku panduan di Puskesmas ini?
“tidak perna sa liat ada buku panduan ato sejenisnya yang tentang sistem SP2TP dek disini..”
Data Emik (WY, 36 Tahun) “ nda ada itu, nda perna pi juga sa liat atau sa tau itu buku panduan...”
U T
Fasilitas
125
Data Emik (MR, 39 Tahun) “buku panduan, kayaknya nda ada pi itu disini, setau ku itu hanya format ji saja yang ada”
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa t idak adanya buku panduan SP2TP atau apapun mengenai sistematik pencatatan dan pelaporan yang dapat digunakan untuk membantu kelancaran di program SP2TP ini.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Puskesmas Abeli)
Informan Kateg ori
I N P U T
Fasilitas
Pertanyaan
Apakah ada format laporan yang di miliki? probing : darimana kah format itu?
Data Emik (S, 31 Tahun)
Data Emik (WY, 36 Tahun)
Data Emik (MR, 39 Tahun)
“format, ada format yang di kasih khusus ji memang dari dinkes itu ji kita isi selama ini, nda ada ji yang lain-lain,”
Ada formatnya dari dines, tapi bentuk kertas sebenranya toh, kita dikasih metodenya kayak begini toh (memengang lembaran kertas), format begini baru kita pindahkan di leptop tapi pekerjaan lagi mau pindahkan di lepotop, jadi kita manual ji saja, itu data dari apotik tapi nanti masuk di gudang di buatkan yang laporanya tapi di input pi lagi di komputer hanya ada mi formatnya di gudang”.
“Untuk format di tiap masing-masing programer punya format laporannya, formatnya itu seragama dari Dinkes kota. (.....) ia jadi dinas kesehatan kota itu kan ada, ada masingmasing bidang, terus bidang lagi ada membawahi seksi, ah seksi itu ada programprogramnya seperti P2M, kesehatn lingkungan, lain kemudian gizi toh, ada seksi apa lagi itu komuditas”
126
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa untuk format laporan, ada format yang di gunakan oleh tiap-t iap programer yang diperoleh dari Din kes Kota, tiap-tiap programer memiliki format yang berbeda-beda yang dipakai untuk menginput data.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Puskesmas Abeli)
Informan Kateg ori
I N P U T
Fasilitas
Pertanyaan
Apakah ada teknologi penujang di Puskesmas ini yang digunakan untuk membuat laporan SP2TP?
Data Emik (S, 31 Tahun)
Data Emik (WY, 36 Tahun)
Data Emik (MR, 39 Tahun)
“Kalo untuk fasilitas tidak ada fasilitas yang sa pake untuk program SP2TP, merekap saja punyaku ji sendiri yang sa pake, bahkan sa tenteng sendiri dari rumah bawa di sini untuk kerja itu laporan, kalo kendaraan nda ada juga, punyaku ji sendiri sa pake”
“tida ada itu komputer disini ada hanya di ruangan sana (menunjuk ruangan bendahara), (.....) jaringan juga tidak ada kasihan disini, bagus itu tinggal dikirim saja ke pusat, sebenarnya itu bisa disini tapi disini tau ji toh banyak sekali orang toh, akhirnya belumpi orang poli, belumpi orang dari keperawatan namanya manusia diih siapa sih yang mau korbankan uangnya sendiri bukan kita yang perlu toh. Jadi itu mi,
“Untuk komputer ada di ruangan bendahara ji saja.kalo di ruanganku nda ada pi”
127
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa fasilitas teknologi yang menunjang seperti unit ko mputer yang tersedia di puskesmas abeli hanya ada 1 unit, dan posisi unit tersebut hanya ada di ruangan bendahara. Yang semestinya di ruang administrasi ataupun ruangan tata usaha yang diharuskan memiliki unit ko mputer untuk menyimpan seluruh arsip puskesmas, akan tetapi di puskesmas Abeli kekurangan unit ko mputer, selain itu fasilitas jaringan tidak ada yang tersedia di puskesmas ini.
menunggu mi orang, itu mi ja bilang orang-orang kadangkadang begitu, kadang-kadang kita mau online tidak bisa kan sekarang itu sistemnya online toh jadi langsung ke pusat mi tidak melewat-lewat mi lagi, langsung mi saja, tapi tau ji disini satu ji fles, eh apa itu modem, satu ji modem, jadi begitu mi”
128
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Puskesmas Abeli)
Informan Kateg ori
I N P U T
Fasilitas
Pertanyaan
Dimana berkas laporan bulanan unit ini di simpan? Probing: adakah arsip?
Data Emik (S, 31 Tahun)
Data Emik (WY, 36 Tahun)
Data Emik (MR, 39 Tahun)
“Mereka juga ja simpan, tapi kadang tau mi itu, hanya kalo ada yang mereka minta mereka kembali lagi kesini, makanya kita harus ada arspi, em... arsipnya kita masih disimpan didalam buku ji, biasa sa rekap manual ji juga”
“ia ada ji arsipnya kita, kita simpan ji di ruangan nya kita, karena biasa di mintai lagi itu kalo dibutuhkan, jadi kita simpan mi di situ,, aman ji kalo di ruanganku..”
“data itu ada arsipnya di TU itu di map ada juga dalam bentuk profil jadi setiap tahun itu kan ada profil puskesmas, jadi semua disitu data ada semua disitu mulai dari januari sampai desember ah. (......) ia kalo data-datanya semua disitu karena kan setiap akhir tahun itu kan ada evaluasi program di Dinas Kesehatan ah jadi evaluasi program Dinkes itu, jadi semua data-data programer dari bulan januari sampai biasanya oktober atau november itu dimasukkan semua”
129
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa untuk arsip laporan ada yang disimpan di ruangan tata usaha, seperti laporan data pegawai puskesmas, data ijasah pegawai, data SK pegawai. Selain itu ada juga yang di simpan dalam bentuk softfile di dalam flashdisk dan untuk laporan dari programer itu sendiri disimpan di ruangan masing-masing programer sebagai penanggungjawab laporan dari bidangnya.
datanya kemudian di buat dalam 1 profil ah itulah yang di sajikan di evaluasi program di tingkat kota, ada namanya minlok, mini loker puskesmas
130
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Puskesmas Abeli)
Informan Kateg ori
Pertanyaan Data Emik (S, 31 Tahun)
I N P U T
Fasilitas
Apakah ada ruangan bank data di puskesmas ini ?
“tidak ada bank data di sini, datanya disimpan per ruangan ji, hemmm....jadi kalo ada pemeriksa kembali mi di siapa penanggungjawabnya tiap ruangan, jadi kalo ada pergantin tinggal terima sarahkan saja.”
Data Emik (WY, 36 Tahun) “apa itu bank data? (.....) oh, kalo disini nda ada ruangan khusus, itu hanya ruangan TU ji yang di pake simpan semua aporanlaporannya puskesmas”
131
Data Emik (MR, 39 Tahun) “nda ada ruangan bank data, yang ada itu hanya ruangan adm ji atau KTU ji sa ja, kalo ruangan-ruangan begitu tidak ada..”
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa untuk ruangan khusus bank data Puskesmas Abeli tidak memiliki, yang ada hanya ruangan Tata Usaha sebagai Ruang Admin istrasi Puskesmas.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Puskesmas Abeli)
Informan Kateg ori
Pertanyaan Data Emik (S, 31 Tahun)
I N P U T
Fasilitas
fasilitas apa yang digunakan petugas untuk mengirimkan laporan bulanannya ke dinkes kota?
“setau ku saya KTU yang bawa itu laporan di dinkes, biasa sa liat dia pake mobil ambulance, biasa juga dia pake kendaraan nya sendiri. Kalo kita disini kita setor ji saja di TU, nda perna ji pi di dinkes untuk bawa itu laporan..”
Data Emik (WY, 36 Tahun) “pake kendaraan pribadi biasa sa liat ibu M ja pi bawa laporannya di Dinkes”
132
Data Emik (MR, 39 Tahun) “Katus ji yang biasa yang kirim laporanya ke dinas kesehatan, ja pakai mobilnya, kalo nda pake kendaraan operasionalnya puskesmas”
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa fasilitas yang di gunakan untuk mengantar laporan ke Dinkes Kota yaitu menggunakan fasilitas pribadi bagi petugas yang di perintahkan untuk membawa laporan itu, selain itu ada pula yang menggunakan fasilitas puskesmas seperti mobil A mbulance puskesmas.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Puskesmas Abeli)
Informan Kateg ori
I N P U T
Pertanyaan
Bagaimana menurut anda mengenai pendanaan dengan program SP2TP ini?
Data Emik (S, 31 Tahun)
Data Emik (WY, 36 Tahun)
Data Emik (MR, 39 Tahun)
“Untuk dana tidak ada di berikan, baik dari dinkes atau puskesmas, nda ada itu di bilang uang jalan ato apa..”
“Dana ko tanya.. tangkis moko itu pemerintah, nda ada hae dana, kita sendiri ji yang tanggung kalo mengenai ini program..”
“Kalo untuk oh pelaporan nga ada dana kususnya nga ada dananya, ia kalo dana kusus untuk mengantar laporan kusus itu nga ada”
Pendanaan
133
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Terkait pendanan dengan program SP2TP d i Puskesmas itu sendiri tidak ada pendanaan khusus untuk program in i.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Puskesmas Abeli)
Informan Kateg ori
P R O S E S
Pencatatan
Pertanyaan
Bagaimana menurut anda pencatatan laporan bulanan di ruangan ini?
Data Emik (S, 31 Tahun)
Data Emik (WY, 36 Tahun)
Data Emik (MR, 39 Tahun)
“pencatatan disini kayaknya begitubegitu ji, hanya itu mi kadang lambat karena kita tunggu pasien pulang, karena biasa akhir bulan mau buat laporan tapi begitu mi, kita tunggu dulu, kalo pencatatan kan ada buku kontrol sama registrasinya jadi itu mi nanti kita rekap jadi satu saja itu semua nanti jadi laporan bulanan mi”
“Kalo kita itu, kita catat setiap hari pengeluran obatnya, catat semua nanti di rekap lagi perbulannya, perbulannya berapa, eh selesai itu kasih masuk mi digormat yang di gudang, karna di gudang tunggu juga pencatatan dari pustu-pustu, posyandu berapa obat yang di pake disana”
“Kalo pencatatan disini itu sebenarnya lengkap, hanya kendalanya itu kadang-kadang laporan itu tidak masuk, eh apa tidak masuk bersamaan, karena ada beberapa laporan memang yang itemnya itu banyak seperti gizi, KIA, dan itu biasa yang bikin terlambat makanya biasa di kasih apah tengang waktu sampai tanggal 3, ah bisa mundur itu tanggal 5 ato 6 itu baru bisa selesai, karena banyaknya itu laporan yang mau di rekap Kia, sama gizi mi itu yang paling banyak ”
134
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pencatatan Laporan bulanan SP2TP yaitu programer yang melakukan kegiatan dari t iap-tiap unit yang ada di puskesmas. Semua yang di catat kemudian akan di doku mentasikan dan di jadikan sebagai suatu informasi berupa laporan bulanan.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Puskesmas Abeli)
Informan Kateg ori
P R O S E S
Pencatatan
Pertanyaan
Apa kendala yang anda rasakan pada saat pembuatan laporan bulanan ini?
Data Emik (S, 31 Tahun)
Data Emik (WY, 36 Tahun)
Data Emik (MR, 39 Tahun)
“Kalo kendalanya karena kita tunggu pasien mau pulang toh, karena biasa ada pasien yang pulang itu tapi menyebrang bulan pi lagi jadi kita tunggu pi lagi, umpanya ja pulang tanggal 3 ato tanggal 2 baru ditulis, kalo da pulang di awal umpamanya sebelum tanggal 30 atau sebelum tanggal 1 cepat pasti laporannya karena tidak ada lagi pasien yang masuk di data
“kendalanya itu karena tida ada komputer di ruanganya kita, jadi kita bawa dari rumah kita punya leptop. Terus biasa k ita tunggu lagi laporan data dari pustu-pustu tentang berapa mereka pake obat waktu kunjungan di sana, waktu posyandu juga ita tunggu juga datadata nya dari sana...”
“kadang-kadang laporan terlambat kita rekap karena kalo di sini di poli anak, banyak sekali item yang mau di isi jadi itu mi susahya baru tidak ada unit komputer di ruanganku ini.. itu mi yang biasa kasih lambat kerjanya kita”
135
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hambatan pada saat mengumpulkan laporan bulanan untuk di jadikan 1 laporan yakni karena t idak adanya unit ko mputer yang bisa mempercepat pengimputan dan penganalisisan data laporan. Selain itu masih adanya pasien yang di rawat inap di akhir bulan sehingga laporanya terhambat dan menunggu pasien sampai pasien pulang dan programer b isa merekap laporan secara utuh.
laporan, enak langsung, langsung selesai tapi kalo ada pasien yang tertinggal jadi kita tunggu lagi sampe ja pulang. Ada juga sampe tanggal 4, jadi terlambat juga laporan, biasakan di kasih waktu samapi tanggal 5 tapi tanggal 5 itu sudah di bawa mi di Dinkes, jadi terlambat mi lagi di setor”
136
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Puskesmas Abeli)
Informan Kateg ori
P R O S E S
Pelaporan
Pertanyaan
Bagaimana menurut anda mengenai pelaporan di puskesmas ini?
Data Emik (S, 31 Tahun)
Data Emik (WY, 36 Tahun)
Data Emik (MR, 39 Tahun)
“Biasanya di tunggu karena biasanya ada di tunggu dari programer lain lagi kan bukan hanya keperawatan ji masih ada juga yang lain juga, saya belum perna ji bawa laporannya sendiri ke dinkes kota selalunya masih ada ji di TU itu laporan baru sa setor”
“pelaporan disini begitu mi, kita kita melaporkan ji laporannya kita keruang tata usaha kalo kita sudah rekap mi semua penggunaan obat selama 1 bulan itu baru kita setor mi..”
“kalo laporan tertulis toh, itu programer menyetor ke KTU paling lambat tanggal 3, kemudian dari TU terkumpul semua, terus tanda tangan kepala Puskesmas toh, kemudian dikirim ke Dinkes tanggal 5. Biasanya tanggal 5 paling lambat tanggal 5. Kalo online-online ji langsung ji dia ke Dinkes tidak melalui KTU, kalo tanggaltanggalnya kita tidak tau tanggal awal-awal bulan mungkin karena pas tutup buku.”
137
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa untuk pelaporan yang terjadi d i puskesmas abeli sudah dilakukan oleh para programer dan di laporkan laporannya ke bagian tata usaha puskesmas yang selanjutnya kepala puskesmas yang terkewajiban untuk melaporkan laporan bulanan ke Din kes Kota.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Puskesmas Abeli)
Informan Kateg ori
O U T P U T
Ketepatan waktu
Pertanyaan
Siapa yang bertugas mengantarkan laporan ini? Probing: setiap tanggal berapa laporan ini di laporkan ke din kes?
Data Emik (S, 31 Tahun)
Data Emik (WY, 36 Tahun)
Data Emik (MR, 39 Tahun)
“yang tugas itu kepala tata usaha ji disini, dia biasa yang bawa laporan tiap bulan di awal bulan”
“oh itu ibu M yang pi di Dinkes bawa laporanya, tapi kalo nda ada ibu M biasa itu SRD yang pi di dinkes bawa. (...) kalo setor laporan itu tanggal 5 paling lambat mi itu kita setor di TU, kita nda perna ji terlambat menyetor. Dulu ji itu kadang biasa sa manipulasi ji saja data-datanya biar cepat selesai baru sa kumpul mi, sa malas mi di tagi-tagi, tapi itu dulu, kan sekarang ada mi formatnya di gudang jadi tingal stor data mi saja”
“yang biasa yang kirim laporanya ke dinas kesehatan itu katus kalo bukan katus, stafnya yang di ruangannya, kalo kirim itu awal awal bulan sudah dikirim mi, tapi kalo saya Tanggal 6 mi paling lama itu kalo laporan dari ruangannku sa lapor ke KTU”
138
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara mengenai petugas yang bertugas untuk mengantarkan laporan bulanan SP2TP ke Din kes Kota yakni kepala tata usaha puskesmas, akan tetapi jika kepala tata usaha berhalangan, maka ada petugas lain yang mengantarkan ke Din kes kota. Pada tanggal 2 laporan sudah mesti masuk ke dinkes kota, dan jika melewat i tanggal 5 di bulan berjalan d inkes kota sudah mengatakan puskesmas tersebut terlambat dalam pengumpulan laporan bulanan. Untuk para programer ini menyetorkan laporannya di awal bulan, pada tanggal 5 dan 6 di bulan berjalan. Dan in i disimpulkan bahwa pelaporan untuk di kirim ke d inkes kota itu melewati batas penyetoran.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Puskesmas Abeli)
Informan Kateg ori
O U T P U T
Ketepatan waktu
Pertanyaan
Apa harapan anda khususnya untuk program in i?
Data Emik (S, 31 Tahun)
Data Emik (WY, 36 Tahun)
Data Emik (MR, 39 Tahun)
“Yah, alatnya di sediakan, kan selama ini buat laporan kita pake kita punya ji milik pribadi, jadi saya harus tenteng dari rumah bawa ke kantor, jadi kalo nda ada itu kendalanya karena masih milik sendiri yang seharusnya di tiap tiap ruangan di sediakan untuk menunjang, emm.... Bisa ada buku panduannya juga maunya, sama juga seperti komputer, saya juga sudah ajukan kepada kepala puskesmas dulu tapi tidak ada dana
“Maunya ada pi komputer di tiap-tiap ruangan, ada jaringan internetnya di puskesmas biar langsung online mi, sama di adakan juga pelatihan sama petugas biar kalo kita kerja itu rekapan kita gampang juga, nda usa mi lagi kita bawa-bawa lagi leptop dari rumah, berat-berat saja”
“Kalo harapan saya kalo mengenai sistem SP2TP supaya lebih baik, bagus tetap waktu itu harusnya di siapkan sarana yang lebih bagus terutama komputer yang supaya bisa ja online karena kita disini belum ada jaringnya wifi intenet nah itu susah online tapi kalo sudah ada jaringannya itu saya kira kalo laporanlaporan walaupun laporan tulisanya itu terlambat tapi kalo laporan online itu sudah bisa cepat, nah kalo cepat begitu masuk umpama
139
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara mengenai harapan khusus untuk program ini dapat disimpulkan bahwa p ihak p rogramer meminta bantuan dana khusus untuk program in i bisa berjalan lancar, fasilitas unit ko mputer mesti di tambah dan ada di tiap-tiap ruangan, jaringan wifi di adakan agar SIK puskesmas berjalan, adanya pelatihan tenaga khusus untuk program SP2TP.
katanya, mudahmudahan ada pandanaan tahun depan, masih ada perlu yang lebih penting katanya kapus“
tanggal 3 langsung dikirim ke dinkes nah itu tepat tapi kalo masih bentuk manual kan dia akan terlambat terus.”
140
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Dinas Kesehatan Kota)
Informan Kateg ori
I N P U T
SDM
Pertanyaan
Siapa yang anda ketahui yang bertanggung jawab akan data laporan program SP2TP d i Puskemas?
Data Emik (R, 30 Tahun)
Data Emik (H, 28 Tahun)
“Yang bertanggung jawab dengan laporan SP2TP itu KTU semua yang bertugas dek, bukan kapala puskesmas, kepala puskesmas hanya hanya sebagai penaggung jawab dan ada yang kordinator semua laporan KTU semua di semua puskesmas sebanyak 15 puskesmas.”
“untuk laporan SP2YP yang tanggung jawab itu KTU nya puskesmas ji, karena dia kan di bidang adm nya puskesmas jadi dia yang urus itu laporannya puskesmasnya, biasanya begitu..”
141
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan wawancara terkait evaluasi terhadap pelaksanaan SP2TP di puskesmas dapat disimpulakan bahwa yang bertanggung jawab dengan laporan SP2TP adalah kepala ruang tata usaha dan yang penggung jawab atas laporan SP2TP adalah kepala puskesmas.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Dinas Kesehatan Kota)
Informan Kateg ori
I N P U T
Pertanyaan
Siapa yang anda ketahui yang bertugas merekap laporan bulanan di Puskesmas?
Data Emik (R, 30 Tahun)
Data Emik (H, 28 Tahun)
“.yang bertugas merekap laporan itu kepala tata usahanya puskesmas, tapi mungkin ada juga yang puskesmas tiap-tiap programer yang dia suruh untuk rekap laporannya...”
“untuk melapor itu bagian TU nya dari taiptiap puskesmas kan juga kumpul laporannya di TU dulu, bagian adm, baru bagian adm mengantar mi ke dinas”
SDM
142
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan wawancara terkait petugas yang bertugas untuk merekap laporan bulanan SP2TP adalah Kepala ruagan Tata Usaha, tetapi ada juga yang di rekap berdasarkan tiap-tiap bidang di puskesmas.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Dinas Kesehatan Kota)
Informan Kateg ori
I N P U T
Pertanyaan
Apakah ada tenaga khusus yang anda ketahui yang betugas di program SP2TP yang bekerja di tiap-tiap puskesmas?
Data Emik (R, 30 Tahun)
Data Emik (H, 28 Tahun)
“ kalo itu saya nda tau dek, ada tidak nya mungkin saja ada untuk puskesmas yang memang dia utamakan sistem pencatatan dan pelaporannya”
“ada mungkin dek, tapi setau ku saya belum pi ada, nanti pi 2016 mungkin karena lagi baru di perbaiki ini sistem, mungkin ditahun itu mi di adakan pegawai khususnya, karena lagi perencanaan mi itu...”
SDM
143
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara terkait tenaga khusus SP2TP d i puskesmas, dapat disimpulkan bahwa belum tersedianya tenaga khusus SP2TP.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Dinas Kesehatan Kota)
Informan Kateg ori
I N P U T
Fasilitas
Pertanyaan
Apakah ada buku panduan yang anda ketahui yang di miliki oleh Puskesmas? Atau format yang di miliki puskesmas?
Data Emik (R, 30 Tahun)
Data Emik (H, 28 Tahun)
“Ada itu hari, tapi masih dalam file, tapi kalo format apa sesuai dengan yang dikirim oleh puskesmas dan yang itu kita berikan formatnya itu yang kita berikan kembali, itu format dari pusat ji yang kita kasih ke tiap-tiap puskesmas”
“Ia, itu format laporan dari pusat, ehe seragam. Kalo disini masih manual yang di kirimkan dari puskesmas ke seni masih manual masih pake kertas tapi kalo dari dinkes ke dinkes prov. Kita sudah pake sistem online mi itu, Em itu SP2TP panduanya dia langsung ada format yang dikirim dari pusat seperti. DO nya mi, definisinya mi itu”
144
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara terkait format dan buku panduanSP2TP bahwa tidak adanya buku panduan yang tersedia, yang ada hanya format laporan yang di dapatkan dari pusat dan dari Dinkes Kota memberikan ke tiap-tiap puskesmas.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Dinas Kesehatan Kota)
Informan Kateg ori
I N P U T
Pendanaan
Pertanyaan
Bagaimana menurut anda mengenai pendanaan pada program SP2TP ini?
Data Emik (R, 30 Tahun)
Data Emik (H, 28 Tahun)
“Kalo dana toh dek, tida, tidak ada dana itu semua dari tergantung ji saja swadaya semua puskesmas. (....) bukan juga karena dana itu SP2TP terlambat ja terlapor, karena SP2TP itu kan sudah menjadi pekerjaan rutin, sdh kewajibannya mi puskesmas ja lapor semua apa yang da buat di puskesmasnya. Jangan berpikir kalo dana itu hambatan, bukan. Karena itu setiap bulan, laporan harus dikirim disini dan itu sudah menjadi tanggung jawab sebagai programer karena ini pengirimanya dari puskesmas ke Dinkes, Dinkes kirim kepusat. Jadi kita harus meningkatkan kinerjanya puskesmas, jadi dana bukan salah satu hambatan ji.”
“Ah, kalo itu saya kurang tau juga dek, itu dia di bagian P2M ada dananya ato tidak, langsung ke programernya.”
145
Data Etik (Kesimpulan Peneliti)
Berdasarkan hasil wawancara terkait pendanaan program SP2TP dapat disimpulkan bahwa tidak ada pendanaan khusus untuk program SP2TP.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Dinas Kesehatan Kota)
Informan Kateg ori
P R O S E S
Pertanyaan
Bagaimana menurut anda pencatatan laporan bulanan di puskesmas selama ini?
Data Emik (R, 30 Tahun)
Data Emik (H, 28 Tahun)
“Pencatatannya mereka itu masih sesuai ji dengan format, format yang kita kasih, tapi itu mi beda-beda format untuk tiap-tiap bidang, kerena bedabeda tiap ruangan apa yang mereka mau catatat disitu...”
“pencatatannya itu kan ada format toh yang di kasih biasa itu dora isi baru dorang bawa di sini, karena banyak item itu diformatnya sesuai dengan bidangbidangnya”
Pencatatan
146
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara terkait pencatatan pelaporan laporan bulanan di puskesmas saat ini dapat disimpulkan bahwa pencatatan masih sesuai dengan format yang di berikan dari pusat.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Dinas Kesehatan Kota)
Informan Kateg ori
P R O S E S
Pelaporan
Pertanyaan
Bagaimana menurut anda mengenai pelaporan di puskesmas?
Data Emik (R, 30 Tahun)
Data Emik (H, 28 Tahun)
“Tapi kalo pelaporannya kadang ada yang tidak lengkap laporan bulananya,kadang ada yang bawa duluan LB1 nya baru menyusul lagi LB3 nya padahal itu 1 puskesmas ji, kadang mereka bawa juga disini langsung, karena belum ada pi yang online, yang pake sistem online itu kita ji di sini ke dinkes prov.”
“Oh, di itu, dari..... anu ini dia alurnya (menunjuk gambar mekanisme SP2TP yang ada di dinding ruangan) puskesmas datang bawa laporanya ke dinas eh, em ah melalui ke seksi infokes, kemudian di distribusikan ke bidangbidang begitu”
147
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara terkait pelaporan laporan bulanan SP2TP di puskesmas saat ini dapat disimpulkan bahwa tidak sesuai dengan mekanis me yang telah ditetapkan, yang harusnya laporan disetor satu kali dan tepat pada waktunya.
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA (Institusi: Dinas Kesehatan Kota)
Informan Kateg ori
O U T P U T
Ketepatan waktu
Pertanyaan
Setiap tanggal berapa laporan bulanan SP2TP yang di laporkan ke din kes kota yang anda ketahui?
Data Emik (R, 30 Tahun)
Data Emik (H, 28 Tahun)
“Kalo untuk tanggal pelaporan untuk laporan bulanan toh dek, kan mestinya per tanggal 1-2 itu laporan sudah harus mi masuk ke sini, tapi biasa batas sampe tanggal 5, lewat dari tanggal 5 itu kita di sini sudah katakan mi itu puskesmas terlambat melaporkan. Untuk puskesmas yang paling sering terlambat itu abeli dek, yang paling tepat waktu itu poasia, lepo-lepo, labibia itu sama wua-wua juga biasa sebelum tanggal 5 mereka kumpul mi disini, tapi abeli mi terbawah itu, kemarin juga waktu kita rapat dengan semua puskesmas di BAPELKES tanggal 8, kita sudah sampaikan mi juga kalo puskesmas abeli itu terlambat
“Batasnya itu tanggal 5, tapi kalo ada yang tidak melaporkan tepat tanggal 5, di tegur kalo dulu di tahan gajinya. Ada sangsi admnya, ada teguran ke puskesmas”
148
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara terkait dengan tanggal pelaporan laporan bulanan SP2TP dari tiap-t iap puskesmas yakini sesuai dengan aturan yang laporannya mesti masuk tanggal 1-2 dan sebelum tanggal 5, lewat tanggal 5 pihak Dinkes kota mengatakan bahwa puskesmas tersebut terlambat mengumpulkan laporan bulannya.
terus kalo stor laporan, bahkan kepala puskesmasnya ja sudah tau mi itu dek kemarin waktu rapat.
149
MATRIKS TAB EL PANDUAN WAWANCARA DAN ANALIS IS ISI INFORMAN B IASA
Informan Kateg ori
O U T P U T
Ketepatan waktu
Pertanyaan
Apa harapan anda khususnya untuk program in i?
Data Emik (R, 30 Tahun)
Data Emik (H, 28 Tahun)
“harapan untuk puskesmas agar program SP2TP berjalan dengan lancar laporannya tepat waktu, setidaknya setiap bulan tepat waktu dengan pelaporanya, tepat akurat jangan asalasalan dalam pembuatan laporanya tepat waktu tapi tidak akurat”.
“Di bawa tepat waktu itu laporannya ke dinkes kota, karena kita juga supaya tidak di telpon-telpon juga dari provinsi, biar sama-sama enak kalo kerja”
150
Data Etik (Kesimpulan Peneliti) Berdasarkan hasil wawancara terkait harapan dengan program SP2TP, p ihak Dinkes mengharapkan untuk pelaporan mestinya tepat pada waktunya, akurat dan relevan.
Lampiran 8 DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1. Wawancara dengan salah satu informan
Gambar 2. Foto bersama dengan salah satu informan
151
Gambar 3. Wawancara dengan salah satu informan
Gambar 4. Wawancara dengan salah satu informan
152
Gambar 5. Wawancara dengan salah satu informan
Gambar 6. Wawancara dengan salah satu informa
153
Gambar 7. Foto bersama dengan salah satu informan
Gambar 8. Wawancara dengan salah satu informan
154
Gambar 9. Alur Mekanisme SP2TP yang ada di Dinkes Kota
155