Jurnal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674
86
EVALUASI PELAKSANAAN PENDIDIKAN PESANTREN MINI DI MADRASAH ALIYAH PATRA MANDIRI PLAJU PALEMBANG
Miswanto Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Email:
[email protected] Abstrak: Evaluasi program pendidikan merupakan proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah dapat terealisasikan. Penelitian ini mengangkat masalah evaluasi program pendidikan pesantren mini di MA Patra Mandiri Plaju Palembang. Program Pesantren mini sendiri merupakan suatu pendidikan yang mengadopsi sistim pendidikan di pesantren pada umumnya, tetapi hanya sebagian kecil yang di terapkan. Dalam melakukan penelitian, evaluator menggunakan jenis evaluasi model CIPP (context, input, process, product). Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana program tersebut berjalan dengan baik. Jenis penelitian ini adalah evaluasi program yang menggunakan model CIPP, yaitu: contex, input, process dan product, dengan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian adalah kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, guru, tata usaha, dan masyarakat sekitar MA Patra Mandiri Plaju Palembang. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan untuk menganalisis data menggunakan tiga prosedur, yaitu reduksi data, display, dan verifikasi data. Kata Kunci: Evaluasi Program, Pendidikan, Pesantren Mini, Abstract: Evaluation of educational programs is a process to determine whether the purpose of education can already be realized. This study raised the question of the evaluation of education programs in mini schools Plaju MA Patra Mandiri Palembang. Program Pesantren mini itself is an education that adopts the education system in schools in general, but only a small portion is applied. In conducting the research, the evaluators use this type of model evaluation CIPP (context, input, process, product). The goal is to determine the extent to which the program is running properly. This type of research is the evaluation of a program that uses the model CIPP, namely: contex, input, process and product, with a qualitative approach to the subject of the research is the principal, waka curriculum, waka student, teachers, administrators, and the community around MA Patra Mandiri Plaju Palembang. Data collection techniques in this research is to use observation, interviews and documentation, while for analyzing the data using three procedures, namely data reduction, display, and data verification. Keywords: Program Evaluation, Education, Boarding Mini
Pendahuluan
yang berlangsung di sekolah atau di
Pendidikan merupakan usaha
luar sekolah agar peserta didik dapat
sadar yang dilakukan oleh keluarga
memainkan peranan dalam berbagai
dan pemerintah, melalui kegiatan
lingkungan hidup secara tepat dimasa
bimbingan pengajaran dan latihan
yang akan datang. Pendikan formal,
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
87
Desember 2016, Vol. 2 No. 2 pp 86-104
non-formal dan informal di sekolah
Tujuan pendidikan yang jelas
dan di luar sekolah, bertujuan untuk
seperti yang tertuang dalam Undang-
mengoptimalkan
undang Republik Indonesia Nomor 20
kemampuan-
kemampuan peserta didik, agar di
Tahun
kemudian
memainkan
Pendidikan
peranan hidup secara tepat (Redja
pendidikan
Mulyaharjo, 2001: 11). Sudirman AM
mengembangkan
kemampuan
dan
dalam Akmal Hawi,
mengembangkan
watak
serta
hari dapat
menyatakan
2003
tentang
Sistem
Nasional nasional
yaitu: berfungsi
peranan guru atau pendidik adalah
peradaban bangsa yang bermartabat
sebagai berikut : (1) Informator,
dalam
pelaksana cara mengajar informatif;
kehidupan
(2) Organisator, pengelola kegiatan
berkembangnya potensi anak didik
akademik;
agar menjadi manusia yang beriman
(3)
meningkatkan
Motivator,
mencerdaskan
bangsa,
bertujuan
dan
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
belajar
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
siswa; (4) Pengasuh/ direktor, yaitu
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
membimbing
menjadi
pengembangan
kegiatan
rangka
kegiatan
dan
mengarahkan
warga
Negara
yang
kegiatan belajar siswa sesuai dengan
demokratis serta bertanggung jawab
tujuan
(Undang-Undang, no 20 pasal 23
yang
dicita-citakan;
(5)
Inisiator, yaitu pencetus ide dalam proses
belajar
mengajar;
Transmitter,
yaitu
kebijaksanaan
pendidikan
tahun 2003 : 3).
(6)
penyebar
Peranan pendidikan
guru
moderen
dalam
dunia
saat
ini di
dan
pandang perlu untuk ditingkatkan.
pengetahuan; (7) Fasilitator, yaitu
Dalam proses belajar-mengajar lebih
memberikan fasilitas atau kemudahan
menekankan kepada keaktifan siswa
dalam proses belajar mengajar; (8)
dan
Mediator, penengah dalam kegiatan
pelajaran
belajar mengajar; (9) Evaluator, yaitu
Sehubungan dengan hal ini, dikatakan
menilai prestasi anak didik dalam
bahwa setiap pelaksanaan belajar
bidang akademis maupun tingkah
mengajar diharapkan mengarahkan
laku (Akmal Hawi, 2008: 57).
kepada hal-hal berikut: 1) Tujuan
guru
menyediakan dan
bahan
mengelolanya.
Jurnal of Islamic Education Management
88
ISSN: 2461-0674
yang jelas, yang akan dicapai, dan
evaluasi. Secara harfiah kata evaluasi
yang akan membantu peserta didik
berasal
untuk berkembang; 2) Suatu prosedur
“evaluation”, dalam bahasa Arab “al-
yang disusun secara sengaja dan
Taqdir”, dalam bahasa Indonesia
teratur (adanya suatu urutan kegiatan
berarti penilaiaan. Dengan demikian
yang ditentukan sesuai dengan tujuan
secara harfiah evaluasi pendidikan
yang akan dicapai); 3) Materi yang
dapat
menjadi
dalam
proses;
4)
Guru
yang
dari
bahasa
Inggris
diartikan sebagai penilaian bidang
pendidikan
melaksanakan sebagai pembimbing;
penilaian
5) Metode-metode yang tepat untuk
berkaitan
mencapai tujuan; 6) Suatu disiplin
pendidikan. Adapun dari segi istilah,
yang diikuti bersama oleh guru dan
sebagimana
peserta didik; dan 7) Peserta didik
Edwind Wandt dan Gerald W. Brown
yang aktif diamati (Zahra Idris dan
: Evaluation refer to the act or
Lisma Jamal, 1992: 93).
process to determining the value of
Maka,
pelaksanaan
mengenai
hal-hal
atau
dengan
yang
kegiatan
dikemukakan
oleh
belajar
something. Menurut definisi ini, maka
mengajar yang baik harus terlihat dari
istilah evaluasi itu merujuk kepada
beberapa aspek seperti adanya tujuan
atau mengandung pengertian: suatu
yang jelas, adanya prosedur yang
tindakan atau suatu proses untuk
sistematis,
menentukan nilai dari sesuatu (Anas
adanya
bahan,
guru
sebagai pusat kegiatan, metode yang
Sudijono,
2011:
digunakan untuk penyampaian bahan
Suharsimi
Arikunto
pengajaran, kedisiplinan dari dua
bahwa,
evaluasi
pihak dan siswa sebagai subjek
untuk
mengumpulkan
belajar yang aktif.
tentang bekerjanya sesuatu, yang
Dalam
beberapa
kegiatan
selanjutnya
1).
Sedangkan menjelaskan
adalah
informasi
informasi
tersebut
sehari-hari, kita jelas-jelas mengada-
digunakan
kan
penilaiaan.
alternatif yang tepat dalam meng-
Untuk mengukur atau menilai sejauh
ambil sebuah keputusan (Suharsimi
manakah proses program pendidikan
Arikunto, 2004: 2). Sehingga apabila
terlaksana
informasi sudah terkumpul maka
pengukuran
maka
dan
perlu
adanya
untuk
kegiatan
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
menentukan
Desember 2016, Vol. 2 No. 2 pp 86-104
89
dilakukanlah evaluasi untuk menentu-
Seharusnya pendidik dalam mendidik
kan alaternatif yang tepat dalam
harus lebih fokus dalam pembenahan
mengambil suatu keputusan.
akhlak peserta didik. Ditengah-tengah
Dalam
melakukan
kegiatan
masyarakat terlihat jelas seolah-olah
evaluasi setidaknya akan ada dua
terjadi dua hal yang sangat paradoks.
macam
akan
Pada satu sisi terlihat syiar dan gebyar
terjadi, yaitu: (1) hasil evaluasi itu
kehidupan beragama, tetapi disisi lain
ternyata menggembirakan, sehingga
dengan mudah disaksikan akhlak
dapat memberikan rasa lega bagi
anak didik berubah makin jauh dari
evaluator, sebab tujuan yang telah
nilai-nilai Qur’ani. Dengan kejadian
ditentukan
sesuai
ini maka Madrasah Aliyah Patra
dengan yang direncanakan. (2) Hasil
Mandiri Palembang berupaya untuk
evaluasi
tidak
membina akhlak peserta didik dengan
bahkan
menggunakan sistem pendidikan ala
kemungkinan
dapat
itu
yang
dicapai
ternyata
menggembirakan
atau
mengkhawatirkan,
dengan
alasan
pondok
pesanteren
yang
disebut
bahwa berdasarkan hasil evaluasi
sebagai Pesantren Mini. Yang mana
ternyata
pendidikan
dijumpai
penyimpangan-
adanya
pondok
pesantren
penyimpangan,
merupakan suatu lembaga pendidikan
hambatan atau kendala, sehingga
Islam yang saat ini dipandang paling
mengharuskan
untuk
berhasil dalam membentuk akhlak
perlu
anak didik.
bersikap
evaluator
waspada.
Ia
memikirkan dan melakukan peng-
Berdasarkan
uraian
di
atas
kajian ulang terhadap rencana yang
maka peneliti tertarik untuk meneliti
telah disusun, atau mengubah dan
bagaimana keefektifitasan program
memperbaiki cara pelaksanaannya.
pendidikan yang telah dicanangkan
Banyak fenomena yang terjadi
oleh pihak sekolah MA Patra Mandiri
pada saat ini, para anak didik mulai
dalam mengadopsi sistem pendidikan
menghadapi krisis akhlak. Oleh sebab
ala pondok pesantren.
itu krisis akhlak merupakan pangkal
Dalam
melakukan
suatu
penyebab timbulnya krisis dalam
penelitian,
berbagai
perlukan sebagai pisau analisis. Jadi
bidang
kehidupan.
tentu teori sangat
di
Jurnal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674
90
kerangka teori tersebut digunakan
evaluasi itu sendiri diantaranya adalah
sebagai
melakukan
sebagai berikut: a) Prinsip kontinuitas
analisis terhadap objek yang akan
yaitu evaluasi yang dilakukan secara
diteliti. Terkait dengan landasan teori,
terus
maka dalam studi kasus tentang
pendidikan
“Evaluasi
Pendidikan
berlangsung. b) Prinsip multi teknik
Pesantren Mini di MA Patra Mandiri
yaitu evaluasi yang harus dilakukan
Plaju Palembang Sumatera Selatan”,
dengan berbagai test dan non test
peneliti menggunakan teori model
yang bertujuan dapat mengetahui
evaluasi CIPP.
kemampuan siswa yang sesungguh-
dasar
dalam
Program
Evaluasi
merupakan
proses
nya
menerus
selama dan
baik
dalam
proses
pengajaran
kemampuan,
yang menentukan kondisi, dimana
keterampilan, maupun sikap terhadap
suatu tujuan telah dapat dicapai
bidang studi tersebut. c) Prinsip
(Sukardi, 2008: 1).Bloom dalam buku
menyeluruh dan berimbang yaitu
karangan
evaluasi
Daryanto,
sebagaimana
kita
pengumpulan
evaluasi
yang
dilakukan
dengan
lihat
adalah
menggambarkan penguasaan siswa
kenyataan
secara
terhadap
pencapaian
keseluruhan
sistematis untuk menetapkan apakah
tujuan yang diharapkan. d) Prinsip
dalam
objektif
kenyataannya
terjadi
yaitu
penilaian
secara
perubahan dalam diri siswa dan
seobjektif mungkin sehingga hasil
menetapkan sejauh
evaluasi
perubahan
dalam
mana tingkat pribadi
siswa
oleh
Suharsimi
Arikunto
kenyataan
yang sebenarnya.
(Daryanto, 2005: 1).Suchman yang dikutip
mencerminkan
Dari evaluasi
prinsip-prinsip didalam
diatas,
pendidikan
memandang evaluasi sebagai sebuah
mempunyai dua komponen yang akan
proses menentukan hasil yang telah
dievaluasi diantaranya: a) Evaluasi
dicapai
untuk menilai sejauh mana hasil
beberapa
kegiatan
yang
direncanakan
untuk
mendukung
proses
tercapainya
tujuan
(Suharsimi
dicapai oleh peserta didik, evaluasi ini
Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul
biasanya berbentuk tes surmatif dan
Jabar,
tesformatif. b) Evaluasi untuk menilai
2007:
3).
Prinsip-prinsip
pembelajaran
yang
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
telah
Desember 2016, Vol. 2 No. 2 pp 86-104
91
sejauh
mana
keberhasilan
Kemudian
dalam
mengevaluasi
pelaksanaan kurikulum, yang biasa
program, pelaksana (evaluator) ingin
disebut dengan evaluasi pelaksanan
mengatahui
kurikulum
keseluruhan
program, dan apabila tujuan belum
(Abdurrahmansyah dan Muhammad
tercapai pelaksana (evaluator) ingin
Fauzi, 2003: 25-26).
mengetahui letak kekurangan dan
secara
Dilihat dari beberapa pendapat
tingkat
ketercapaian
sebabnya. Hasilnya digunakan untuk
tentang pengertian evaluasi di atas,
menentukan
maka
keputusan yang akan diambil.
dapat
disimpulkan
bahwa
evaluasi adalah suatu kegiatan yang terencana
untuk
mengukur
suatu
tindak
lanjut
atau
Ada beberapa tujuan mengapa evaluasi
harus
dilakukan.
Selain
kegiatan atau program yang telah
untuk melengkapi penilaian secara
dilaksanakan, apakah hasilnya sudah
luas, evaluasi dibatasi sebagai alat
sesuai dengan keinginan atau belum.
penilaian
terhadap
faktor-faktor
Evaluasi program adalah suatu
penting
suatu
unit atau kesatuan kegiatan yang
situasi,
kemampuan,
bertujuan mengumpulkan informasi
dan perkembangan tujuan. Tujuan
tentang
realisasi atau implementasi
evaluasi menurut Muchtar Buchori
dari suatu kebijakan, berlangsung
yang dikutip oleh Chabib Thoha
dalam
berkesinam-
mengemukakan bahwa tujuan khusus
bungan, dan terjadi dalam suatu
evaluasi pendidikan ada 2, yaitu: 1)
organisasi
melibatkan
Untuk mengetahui kemajuan belajar
sekelompok orang guna pengambilan
peserta didik setelah ia menyadari
keputusan.
pendidikan
proses
yang
yang
Dalam
evaluasi
pelaksana
program,
(evaluator)
ingin
program
selama
termasuk
pengetahuan,
jangka waktu
tertentu. 2) Untuk mengetahui tingkat efisien
metode-metode pendidikan
mengetahui seberapa tinggi mutu atau
yang dipergunakan pendidikan selam
kondisi
jangka waktu tertentu tadi.
sesuatu
sebagai
hasil
pelaksanaan program, setelah data terkumpul kriteria
dibandingkan atau
standar
Adapun tujuan evaluasi secara
dengan
umum dapat dikaitkan dengan fungsi
tertentu.
evaluasi dalam pendidikan. Menurut
Jurnal of Islamic Education Management
92
ISSN: 2461-0674
Julian
C.
Stanley
dan
Kenneth
maka
tujuan
evaluasi
akan
mengklasifikasikan tujuan evaluasi
tercapai.Ada beberapa faktor yang
dalam pendidikan dalam tiga fungsi
berpengaruh
yang saling terkait satu dengan yang
pembelajaran,
lainnya,
guru, materi yang dipelajari siswa,
yaitu:
administrative
instructional, dan
guidance
sarana
pada
belajar,
ketercapaiaan
diantaranya:
siswa,
pengelolaan
dan
(M.Cahabib Toha, 2001: 6-7).Apabila
lingkungan. Untuk lebih jelasnya
ketiga komponen tersebut berfungsi,
perhatikan gambar berikut:
Evaluasi Model CIPP
merupakan sebuah singkatan dari
Model
evaluasi
CIPP
huruf awal empat buah kata, yaitu
merupakan model yang paling banyak
Context evaluation
dikenal dan diterapkan oleh para
evaluasi terhadap konteks
evaluator. Oleh karena itu, uraian yang
diberikan
relatif
Input evaluation
panjang
evaluasi terhadap masukan
dibandingkan dengan model-model
Process evaluation
yang lainnya. Model evaluasi CIPP ini dikembangkan oleh Stufflebeam, di Ohio State University. CIPP yang
:
:
:
evaluasi terhadap proses Product evaluation evaluasi terhadap hasil
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
:
93
Desember 2016, Vol. 2 No. 2 pp 86-104
a. Evaluasi konteks
Konteks. adalah
menggambarkan lingkungan,
Evaluasi
upaya dan
kebutuhan
c. Evaluasi Proses. Evaluasi proses
untuk
dalam model CIPP menunjuk
merinci
pada “apa” (what) kegiatan yang
yang
dilakukan
dalam
program,
tidak terpenuhi, populasi dan
“siapa”
(who)
sampel yang dilayani, dan tujuan
ditunjuk
sebagai
proyek. Evaluasi konteks selain
jawab program, “kapan” (when)
memberikan
bagi
kegiatan akan selesai. Dalam
dalam
model CIPP, evaluasi proses
program
diarahkan pada seberapa jauh
pengambil
keputusan
perencanaan yang
informasi
akan
sesuatu
berlanjut,
orang
yang
penanggung
juga
kegiatan yang dilaksanakan di
mengidentifikasi rasional suatu
dalam program sudah terlaksanan
program. Dalam evaluasi konteks
sesuai dengan rencana. Evaluasi
terdapat “planning decision”.
proses ini memuat implementing
b. Evaluasi Masukan. Tahap kedua
dicision
yang
dirancang
dari model CIPP adalah evaluasi
diaplikasikan
masukan. Maksud dari evaluasi
(process)
masukan
kegiatan. Evaluasi proses ingin
adalah
kemampuan
dalam
dan
dalam
praktik
implementasi
awal siswa dan sekolah dalam
mengetahui
seberapa
besar
menunjang proses pembelajaran,
keberhasilan
interaksi
antara
antara lain kemampuan sekolah
komponen-komponen
dalam menyediakan petugas yang
sistem.
tepat, pengatur menejemen yang
mencakup
fungsi
andal, ahli yang berkualitas, dan
efisiensi
administrasi,
sebagainya.
keefektifan program.
“Structuring
Hal
didalam
tersebut
sudah
manajemen, dan
decision” terdapat dalam evaluasi
d. Evaluasi Hasil. Evaluasi produk
masukan ini. Yang diinginkan
atau hasil diarahkan pada hal-hal
pada evaluasi masukan adalah
yang
menunjukkan
mengetahui
yang
terjadi
bagaimana
cara
pada
perubahan masukan
tujuan-tujuan dari program dapat
mentah. Evaluasi hasil (product)
dicapai secara efektif.
menghasilkan informasi untuk
Jurnal of Islamic Education Management
94
ISSN: 2461-0674
memastikan sampai sejauh mana tujuan
dapat
dicapai
menentukan prosedur
jenis
strategi,
metode
Pesantren
mini
merupakan
istilah yang di utarakan oleh kepala
yang
sekolah, yang berarti suatu lembaga
diimplementasi dalam mencapai
pendidikan yang dalam proses belajar
tujuan tersebut perlu dilanjutkan,
mengajarnya
dimodifikasi,
pendidikan
Evaluasi
atau
dan
Pesantren Mini
atau
hasil
dihentikan.
ini
memuat
“recycling decision”.
Menurut
mengadopsi di
pondok
kamus
sistim
pesantren.
besar
bahasa
Indonesia “mini” berarti kecil. Jadi pesantren mini adalah pesantren kecil.
Keempat kata yang disebutkan dalam
singkatan
CIPP
tersebut
merupakan sasaran evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem.
dasar pemikiran ideal sebuah program pendidikan yang ada di pesantren. Kriteria ini akan dijadikan sebagai patokan standar
untuk mengukur
pencapaian pesantren
program mini
di
Madrasah Aliyah Patra Mandiri Plaju Palembang. Adapun kriteria standar yang
dijadikan
sebagai
acuan
penilaian ini dijelaskan pada tabel 1
mengadopsi
sistim
pendidikan di pondok pesantren pada umumnya. Tetapi di pesantren mini hanya beberapa metode saja yang digunakan.
Sehingga
disebutlah
pesantren mini. Pendidikan di Pondok Pesantren
pengajaran
Kriteria evaluasi dibangun atas
pendidikan
mengajarnya
Ada
Kriteria Evaluasi
tingkat
Yang mana dalam proses belajar
beberapa
metode
yang diberlakukan di
Pesantren-pesantren,
diantaranya
adalah : Sorogan, Weton/Bandungan, Halaqoh, Hafalan, Hiwar, Bahtsul Masa’il,
Fathul
Muqoronah.
Kutub,
dan
Metode-metode
pembelajaran tersebut tentunya belum mawakili keseluruhan dari metodemetode pembelajaran yang ada di pondok pesantren, tetapi setidaknya paling banyak diterapkan di lembaga pendidikan tersebut..
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
95
Desember 2016, Vol. 2 No. 2 pp 86-104
Tabel 1 Kriteria Standar Penelitian TAHAPAN
KRITERIA/STANDAR OBJEKTIF
Konteks
Analisis lingkungan program:
(Contex)
1. Memiliki landasan program yang jelas 2. Memiliki tujuan yang jelas 3. Merupakan kebutuhan masyarakat, dimana tamatan memiliki kompetensi yang lebih dalam hal keagamaan. 4. Sekolah penyelenggara memiiki kelayakan untuk melaksanakan program pendidikan pesantren mini
Masukan (Input)
1. Rekrutmen siswa 2. Keadaan guru: a. Jumlah guru sesuai rasio jumlah siswa b. Kualitas akademik guru minimal S1 c. Mengajar sesuai dengan keahlian (ijazah) d. Memiliki pengetahuan keagamaan yang relevan di sekolah 3. Kurikulum yang dipakai 4. Keadaan/kondisi fasilitas belajar minimal baik dalam menunjang proses kegiatan belajar mengajar
Proses (Process)
Implementasi Program 1. Pelaksanaan
pembelajaran
kegiatan
program
pendidikan
pesantren di tangani oleh guru yang ahli dalam bidangnya, dan dimonitoring oleh pihak sekolah 2. Terdapat kegiatan tambahan diluar jam pelajaran yang mendukung tercapainya program pendidikan pesantren Hasil (Product)
Hasil program 1. Hasil ujian nasional 2. Prestasi yang dicapai 3. Tanggapan masyarakat terhadap anak tamatan MA Patra Mandiri yang mengikuti prograam pendidikan pesantren baik.
Jurnal of Islamic Education Management
96
ISSN: 2461-0674
Wawancara. Dalam wawancara itu
Metodologi Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian
ditujukan kepada kepala sekolah,
yang menganalisis dan menjelaskan
wakil kepala sekolah, guru-guru,
tentang
program
siswa MA Patra Mandiri Palembang,
pendidikan pesantren mini, maka
dan warga sekitar sekolah berada.
penelitian ini merupakan penelitian
Tujuannya adalah untuk mendapatkan
evaluative.
data
pelaksanaan
Jenis
data
dalam
tentang
evaluasi
terhadap
pendidikan
pesantren
penelitian ini termasuk data kualitatif
pelaksanaan
yaitu data yang disajikan dalam
mini di MA Patra Mandiri Plaju
bentuk verbal, bukan dalam bentuk
Palembang.
angka. Data dalam bentuk verbal
digunakan untuk mendapatkan data
diperoleh dari hasil pengumpulan data
yang
yaitu
dan
prasarana, jumlah siswa, jumlah guru,
dokumentasi yang berkaitan dengan
pegawai administrasi dan sejarah
pokok bahasan.
sekolah. Adapun data-data yang di
observasi,
wawancara,
Sumber data yang digunakan ialah
Metode
objektif
dokumentasi
mengenai
sarana
peroleh dapat dilihat pada tabel 2.
melalui wawancara dengan
Teknik
analisa
data
yang
responden. Adapun yang menjadi
digunakan merupakan pembentukan
responden pada penelitian ini adalah
abstrak berdasarkan bagian-bagian
kepala sekolah, waka kurikulum,
yang telah dikumpulkan, kemudian
waka kesiswaan, TU, siswa dan
dikelompokkan. Pola analisis data
masyarakat sekitar MA Patra Mandiri
yang digunakan dalam penelitian
Plaju Palembang. Untuk mengumpul-
berdasarkan
kan data dalam penelitian ini penulis
dikemukakan oleh Nasution yaitu
menggunakan beberapa metode. Data
reduksi data, display, dan verifikasi
dalam penelitian ini dikumpulkan
data
melalui: Metode Observasi. Metode
130).Akhir
ini
terhadap
rekomendasi yang diajukan untuk
objek penelitian, hal yang berkaitan
kelangsungan pelaksanaan program
dengan
pendidikan pesantren mini untuk
digunakan
langsung
Evaluasi
Terhadap
Pendidikan Pesantren mini. Metode
(S.
prosedur
Nasution,
yang
1992:
evaluasi
masa yang akan datang.
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
129-
dihasilkan
97
Desember 2016, Vol. 2 No. 2 pp 86-104
Tabel 2 Pengumpulan Sumber Data TAHAPAN Konteks (Contex)
Masukan (Input)
Proses (Process)
Hasil (Product)
KRITERIA/STANDAR OBJEKTIF Analisis lingkungan program: 1. Memiliki landasan dan program yang jelas 2. Memiliki tujuan yang jelas 3. Merupakan kebutuhan masyarakat, dimana tamatan memiliki kompetensi yang lebih dalam hal keagamaan. 4. Sekolah penyelenggara memiiki kelayakan untuk melaksanakan program pendidikan pesantren mini 1. Rekrutmen siswa 2. Keadaan guru: a. Jumlah guru sesuai rasio jumlah siswa b. Kualitas akademik guru minimal S1 c. Mengajar sesuai dengan keahlian (ijazah) d. Memiliki pengetahuan keagamaan yang relevan di sekolah 3. Kurikulum yang dipakai 4. Keadaan/kondisi fasilitas belajar minimal baik dalam menunjang proses kegiatan belajar mengajar
INSTRUMEN
SUMBER DATA
Dokumentasi
Kep.Sek
Wawancara Wawancara
Kep.Sek Warga
Dokumentasi
TU
Dokumentasi Dokumentasi
Kep. Sek TU
Wawancara Observasi
Waka kur Evaluator
Wawancara
Kep.sek
Wawancara
Kep.Sek Dan Siswa
Dokumentasi Dokumentasi Wawancara
Waka kur Waka kes Warga sekitar
Implementasi Program 1. Pelaksanaan pembelajaran kegiatan program pendidikan pesantren di tangani oleh guru yang ahli dalam bidangnya, dan dimonitoring oleh pihak sekolah 2. Terdapat kegiatan tambahan diluar jam pelajaran yang mendukung tercapainya program pendidikan pesantren Hasil program 1. Hasil ujian nasional 2. Prestasi yang dicapai 3. Tanggapan masyarakat terhadap anak tamatan MA Patra Mandiri baik
Jurnal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674
Hasil Penelitian
beradaptasih
Komponen Konteks (Context)
dalam hal keagamaan. Selain itu,
Komponen
dalam
dengan
98
masyarakat
konteks
pendapat masyarakat lain mengatakan
difokuskan pada tiga hal, yaitu:
bahwa mereka mengharapkan anak-
Pertama,
dan
anak, khususnya para remaja dapat
tujuan. Landasan penerapan program
mempersiapkan diri untuk meng-
pendidikan pesantren mini di MA
hadapi perkembangan zaman dengan
Patra
cara menanamkan nilai-nilai kepri-
landasan
Mandiri
program
adalah
untuk
meningkatkan sumberdaya manusia
badian yang bagus.
(anak didik), yang mana siswa lulusan
Ketiga,
kelayakan
dari MA Patra Mandiri siap terjun
penyelenggara.
kedalam
wawancara dan dokumentasi terhadap
masarakat
dalam
hal
Hasil
sekolah observasi,
keagamaan. Sedangkan tujuan dari
kelayakan
menerpakan
pendidikan
penyelenggara program pendidikan
pesantren mini di MA Patra Mandiri
pesantren mini, yang selanjutnya di
adalah untuk mempersiapkan anak
bandingkan dengan kriteria yang telah
didik ketika berada di tengah-tengah
ditetapkan dalam PERMENDIKNAS
masyarakat, dan agar anak didik lebih
tentang standar sarana dan prasarana.
program
siap menghadapi perkembangn Ilmu
sekolah
sebagai
Penilaian fasilitas belajar terkait
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
pelaksanaan
Oleh
pengetahuan
pesantren mini di MA Patra Mandiri
keagamaan sangat di butuhkan guna
Plaju Palembang secara keseluruhan
untuk membentengi anak didik agar
sudah cukup baik. Namaun apabila
tidak terjerumus kedalam hal-hal
mengacu kepada kriteria yang telah
yang dilarang agama akibat dari
ditetapkan dalam PERMENDIKNAS
perkembangan IPTEK tersebut.
tentang standar sarana dan prasarana
sebab
itu
Kedua, kebutuhan masyarakat.
program
pendidikan
ada beberapa sarana yang masih
Hasil wawancara dengan masyarakat
kurang,
pada dasarnya menginginkan anak-
ditingkatkan
anak
laboratorium biologi, fisika kimia,
memiliki
keagamaan,
pondasi
dan
anak
tentang bisa
diantaranya
dan
lagi
dan ruanag OSIS.
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
perlu
misalnya
Desember 2016, Vol. 2 No. 2 pp 86-104
99
barulah bisa mengikuti proses belajar
Komponen Masukan (Input) Tahap kedua dari model CIPP
mengajar di sekolah.
adalah evaluasi masukan. Tujuan
Kedua, keadaan guru, Untuk
utama evaluasi ini adalah untuk
mengetahui keadaan guru, evaluator
mengaitkan tujuan, konteks, input,
mengambil sumber dari Tata Usaha
proses
program.
(TU) yang ada di MA Patra Mandiri.
Evaluasi ini juga untuk menentukan
Adapun data yang di peroleh dapat
kesesuaian
dilihat pada tabel 3.
dengan
hasil
lingkungan
dalam
membantu pencapaian tujuan dan
Dari 26 tenaga pengajar di MA
objectif program. Komponen dalam
Patra Mandiri hanya ada 4 guru yang
masukan(input) difokuskan pada tiga
menangani secara khusus program
hal: (1) rekrutmen pada siswa, (2)
pendidikan
keadaan guru, (3) penilaiaan fasilitas
diantaranya : H. Makmur Rasyid, Lc
belajar
(mengajarkan marhaba),M. Yunus,
yang
dijelaskan
sebagai
berikut.
S.Pd.I
Pertama, rekrutmen siswa. Dari hasil
wawancara
dihasilkan
pesantren
(mengajarkan
mini,
Tahsinul
qur’an), Drs. Kasmuyadi (mengajarkan muhadoroh), dan Drs. Abdul
kesimpulan bahwa perekrutan siswa
Kadir
baru di MA Patra Mandiri melalui
Sedangkan
tiga tahap, yaitu : tes Baca Tulis Al-
kualifikasi akademik, pangkat dan
qur’an (BTA), sholat dan tes tertulis.
jabatan guru terdapat 26 tenaga
Pada
pengajar yang hampir keseluruhan
dasarnya
tes
yang
sangat
(mengajarkan dilihat
al-berjanji).
dari
menentukan lulus tidaknya siswa di
berlatar
titik beratkan pada tes baca tulis Al-
akademik sarjana (S1), yang mana
qur’an dan sholat. Sedangkan tes
terdapat
tertulis hanyalah sebagai formalitas
belakang pendidikan agama Islam. 2
saja. Setelah siswa lulus dari ketiga
guru
tes
tersebut
8
yang
guru
pendidikan/
yang
berlatar
berlatar
belakang
siswa
akan
pendidikan/akademik pasca sarjana
orientasi
siswa
(S2), kemudian 1 berlatar belakang
(MOS). Kemudian siswa yang telah
SGA, dan 1 tamatan tehnisi computer.
mengikuti rentetan kegiatan tersebut
Dengan guru yang jumlahnya 26,
mengikuti
maka
belakang
indikator
masa
Jurnal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674
100
maka sisswa sebanyak 366 akan
bahwa rasio guru dengan siswa adalah
mudah diawasi dalam proses belajar
1:15 yang artinya sekolah MA Patra
mengajar secara formal. Mengacu
Mandiri
pada Peraturan Pemerintah Nomor 74
jumlah guru yang telah ditentukan.
sudah
memenuhi
rasio
Tahun 2008 tentang Guru Pasal 17 Tabel 3 Keadaan Guru MA Patra Mandiri No
Nama Guru
MPYA
Pendidikan Terakhir
1
Drs. Abdul Kadir
BHS. INGGRIS
S.1 IAIN RF PLG
2
Dra. Hj. Asnah. HN
MATEMATIKA
S.1 FKIP UNSRI
3
Drs. H. Yas’a, H. Cikmin
SOSIOLOGI
S.1 BP/BK UNSRI
4
Drs. Kasmuyadi
QUR’AN HADITS
S.1 IAIN RF PLG
5
H. Kurnia, M.Pd
BHS. INDONESIA
S.2 FKIP PGRI
6
Drs. H. Dwi Iswanto
MATEMATIKA
S.1 FKIP UNSRI
7
Dra. Hj. Artina. ARS
FIQIH
S.1 IAIN RF PLG
8
Taryana Tresnayana
PENJASKES
S.1 STIA BANDUNG
9
Drs.Syofyan Haris, M.Si
FISIKA
S.2 UMP
10
H. Makmur Rasyid, Lc
BHS. ARAB
S.1 DAMASKUS
11
Hj.Innis Dewi, S.Ag
SKI
S.1 IAIN RF PLG
12
Rusmiati, S.Ag
AKIDAH AKHLAK
S.1 IAIN RF PLG
13
Yuli Hartati, S.Pd
EKO-AKUNTASI
S.1 FKIP UNSRI
14
Sunarti, S.Pd
BIOLOGI
S.1 FKIP UMP
15
M. Yunus, S.Pd.I
MULOK
S.1 IAIN RF PLG
16
Yunita Sari, S.Pd
BHS. INGGRIS
S.1 FKIP PGRI
17
Dewi Sartika, S.Pd
BHS. INDONESIA
S.1 FKIP PGRI
18
Herman Sawiran, S.Pd
GEOGRAFI
S.1 FKIP PGRI
19
Eka Armawati, S.Pd
BHS. INDONESIA
S.1 FKIP UMP
20
H. Arifin Yahya
PKN
SGA
21
Helman Okfiana, S.Pd
MATEMATIKA
S.1 FKIP PGRI
22
M. Adetya Novali
TIK
PALCOMTECH
23
Hasan Basri, S.Si
BHS. ARAB
S.1 IAIN RF PLG
24
Ady Irawan, S.Pd
BHS. INGGRIS
S.1 FKIP PGRI
25
Rosmala Dewi, S.Pd
IPA
S.1 FKIP UNSRI
26
Emieliza, S.Pd
GEOGRAFI
S.1 FKIP PGRI
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
Desember 2016, Vol. 2 No. 2 pp 86-104
101
Ketiga, penilaian fasilitas belajar,
Pertama,
pelaksanaan
Dalam penilaiaan fasilitas belajar,
pembelajaran pesantren mini. Untuk
evaluator melakukan observasi secara
mengetahui
seksama terhadap lokasi pelaksanaan
pembelajaran,
pesantren
wawancara
mini.
observasi
yang
Adapun
hasil
pelaksanaan peneliti kepada
melakukan guru.Setelah
diperoleh
adalah
dilakukan wawancara dengan guru
masjid
yang
yang mengajar program pesantren
digunakan sebagai sarana beribadah
mini maka dapat ditarik kesimpulan
sekaligus
bahwa
sebagai
berikut:
tempat
pesantren
mini
pendidikan terdapat
program pendidikan pesantren mini
kurang
adalah untuk mempersiapkan peserta
luasnya ruangan masjid, sehingga
didik ketika berada di tengah-tengah
dalam proses mengajarkan program
masyarakat. Sehingga anak dididik
pendidikan pesantren mini tidak bisa
mampu
mencakup seluruh siswa dalam sekali
keagamaan dengan baik.
kekurangan,
masih
tujuan dari diterapkannya
diantaranya
mengikuti
kegiatan
mengajar. Sehingga dibuatlah jadwal
Kedua, adanya jam tambahan.
secara bergilir dari kelas per kelas.
Bentuk-bentuk jam tambahan di MA
Hal itu bisa berdampak pada kurang
patra mandiri dilakukan setelah jam
optimalnya
sekolah sudah habis. Selain itu juga,
hasil
dari
penerapan
program pendidikan pesantren mini.
MA
Patra
Mandiri
mewajibkan
Komponen Proses (Process)
siswanya untuk mengikuti kegiatan-
Evaluasi proses dalam model
kegiatan yang ada di dalam ruang
CIPP diarahkan pada seberapa jauh
lingkup sekolah. Diantaranya yaitu
kegiatan yang dilaksanakan sudah
ROHIS,
terlaksana sesuai dengan rencana.
tilawah dan sari tilawah, keputrian.
Komponen
(process)
Selain itu juga dalam proses belajar
difokuskan pada: (a) pelaksanaan
mengajar guru juga di tuntut untuk
pembelajaran pesantren mini, (b)
mengkorelasikan pelajaran-pelajaran
adanya jam tambahan di luar jam
umum
sekolah
agama,
berikut.
yang
proses
dijelaskan
sebagai
yang
dengan
mencakup
Liqo’,
pelajaran-pelajaran
sehingga
pendidikan
keagamaan tidak hanya di dapat siswa
Jurnal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674
102
ketika siswa mengikuti pelajaran
bahkan dihentikan. Untuk mengetahui
agama saja. Tetapi siswa juga bias
hasil ini, difokuskan kepada: (a) Hasil
mendapatkannya
pelajaran
ujian nasional, (b) Prestasi yang
umum. Selain itu juga, MA Patra
dicapai, (c) Tanggapan masyarakat
mandiri mengaktifkan kegiatan ekstra
terhadap anak tamatan MA Patra
kurikuler
Mandiri.
mercing
pada
mulai band,
dari
pramuka,
futsal,
hadroh,
Pertama, hasil ujian nasional.
pembacaan al-berjanji, muhadoroh,
Dari
dan ROHIS yang mencakup liqo’,
nasional dapat diambil kesimpulan
tilawah dan sari tilawah, keputrian.
bahwa dari tahun ajaran 2008/2009 –
Komponen Hasil (Product)
2012/2013, MA Patra mandiri sudah
Pada
tahap
evaluasi
daftar
kolektif
hasil
ujian
inilah
meluluskan 408 siswa yang artinya
seorang evaluator dapat menentukan
selama program tersebut berjalan,
atau
rekomendasi
grafik kelulusan mencapai 100%.
kepada evaluan apakah suatu program
Untuk lebih jelanya dapat dilihat pada
dapat
grafik dibawah ini
memberikan
dilanjutkan,
dikembangkan/modifikasi,
atau Gambar 2
Grafik Kelulusan Siswa MA Patra Mandiri 90 80 70 60 50
IPA
40
IPS
30 20 10 0 2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012 2013/2013
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
103
Desember 2016, Vol. 2 No. 2 pp 86-104
Kedua, prestasi yang di capai.
permasalahan. Evaluasi tahap konteks
Dari hasil wawancara, dapat diambil
(context) sudah cukup bagus, namun
kesimpulan bahwa MA Patra Mandiri
ada beberapa kendala sehingga bisa
belum memiliki prestasi yang bersifat
menimbulkan
kompetisi dalam program pendidikan
terhadap
pesantren mini. Tetapi hasil dari
pembelajaran,
penerapan
program
pendidikan
sosialisasi kepada masyarakat terkait
pesantren
mini
mempengaruhi
program pendidikan pesantren mini.
prestasi siswa dalam kompetisi yang
Evaluasi tahapan masukan (input)
lain, seperti baris-berbaris, futsal,
terdapat beberapa kendala seperti
marcing band dan lain-lain.
kurangnya
suatu
permasalahan
pencapaian seperti
jumlah
tujuan kurangnya
guru
yang
Ketiga, tanggapan masyarakat
menangani secara khusus program
terhadap anak tamatan MA Patra
pendidikan pesantren mini. Evaluasi
Mandiri.
dalam
Dari
dilakukan
wawancara
kepada
warga
yang sekitar
tahapan
proses
(process)
memiliki peran yang sangat penting
mengatakan bahwa siswa lulusan dari
dalam
MA Patra Mandiri sudah mampu
pendidikan pesantren mini, dalam
terjun ke masarakat dalam masalah
pelaksanaan pembelajaran program
keagamaan, bahkan siswa juga ikut
pendidikan pesantren mini di MA
serta
Patra
dalam
meramaikan
masjid.
mewujudkan
Mandiri
tujuan
terdapat
dari
beberapa
Tetapi untuk masalah sekolah MA
kekurangan, diantaranya guru tidak
Patra Mandiri menerapkan pendidikan
memiliki
pesantren
tidak
terdokumentasi, sehingga kedepannya
mengetahuinya, karena tidak adanya
sulit untuk di evaluasi. Sedangkan
sosialisasi dari pihak sekolah.
dalam kegiatan jam tambahan sudah
mini
warga
cukup Simpulan
pembahasan
disimpulkan
baik,
yang
karena
tertulis/
hampir
keseluruhan kegiatannya berhubung-
Berdasarkan dan
silabus
hasil
penelitian
dapat
dapat
berdasarkan
pokok
an dengan keagamaan. Dari
penerapan
program
pendidikan pesantren mini di MA
Jurnal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674
Patra Mandiri Plaju Palembang secara garis besar output atau hasil (product)
104
Hawi, Akmal. 2008. Kompetensi Guru PAI. Palembang: Raden Fatah Press.
yang dikeluarkan dapat memenuhi kebutuhan keagamaan.
masyarakat Hal
dalam
tersebut
hal
sesuai
dengan tujuan dari diterapkannya program pendidikan pesantren mini yaitu untuk mempersiapkan peserta didik ketika berada di tengah-tengah masyarakat, sehingga anak dididik mampu
mengikuti
kegiatan
keagamaan dengan baik. Daftar Pustaka Arikunto. Suharsimi. 2004. Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2007. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Praktis Teoritis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta, Rineka Cipta. Fauzi, Muhammad dan Abdurrahmansyah 2003. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Palembang: CV.Grafika Telindo.
http://khofif.wordpress.com/2009/01/ 17/pola-pendidikan-santri-padapondok- pesantren/ Mulyaharjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal tentang Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan Di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Negara Lembaran Republik Indonesia No. 78, 2003. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional, Pasal 23. S.Nasution. 1992. Metode Nauralistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Perinsip dan Oprasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara. Toha,
M.Cahabib. 2001. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Zahra Idris dan Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan Jilid I. Jakarta: Gramedia Widia Sarana
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare