Media Kedokteran Hewan
Vol. 21, No. 3, September 2005
Evaluasi Nilai Gizi Produk Bioproses Oleh Saccharomyces cerevisiae yang Disuplementasi dengan Mineral Zn dan Cu Nutrien Evaluation of Bioprocess Product By Saccharomyces cerevisiae Which are Suplemented with Zn and Cu Tjitjah Aisjah Staff Instructor Department of Nutriton and Feed Livestock Faculty of Animal Husbandry - University of Padjadjaran Jatinangor, Bandung 40600
Abstract Objectives of the research were to know the influence of Zn and Cu suplemented at bioprocess by yeast of Saccharomyces cerevisiae to the content of nutrien fermented product and its change (dry matter, crude protein, crude fat, and crude fibre) and also the change of colony a mount and pH. The research was conducted experimen tally with Completely Randomized Design with four treatment and each repeated by six times. Treatments consist of: S0 = ( 150 g of substrat + 0.2% Saccharomyces cerevisiae); S1 = ( 150 g of substrat + 0.2% Saccharomyces cerevisiae + 215.9 ml ZnCl2 ); S2 = ( 150 g of substrat + 0.2% Saccharomyces cerevisiae + 47.22 ml CuSO4 ); and S3 = (150 g of substrat + 0.2% Saccharomyces cerevisiae + 22.9 ml ZnCl2 + 23.5 ml CuSO4 ). Substrats consist of corn and soy bean meal with 20% crude protein. R esult of the research shows there is a high significant (p<0.05) increasing of dry matter, crude protein, and crude fat; and also colony amount and pH at the treatments which are suplemented with mineral of Zn and Cu compare to treatments without of suplemented. The crude fibre was decreases but not significant (p>0.05) with treatmen t without mineral suplemented. Treatment of mineral combination of Zn-Cu suplement ( S3 ) is the best fermented product Key words: Nutrient, Bioprocess, Saccharomyces cerevisiae, Suplemented, Zn- Cu.
Pendahuluan
Pemenuhan kebutuhan zat-zat makanan dalam menyusun ransum dapat dilakukan dengan menggunakan imbuhan pakan (feed additive) produk bioproses dengan teknologi fermentasi. Hal tersebut perlu dipertimbangkan, karena produk bioproses menghasilkan komposisi zat makanan yang lebih sederhana (asam amino, asam lemak, gula-gula sederhana, vitamin dan mineral organik). Penggunaan mineral secara langsung ke dalam ransum akan mengakibatkan efek negatif pada ransum tersebut yaitu dengan terikatnya mineral oleh asam lemak menjadi asam fitat yang dapat menyebabkan defisiensi mineral. Penggunaan mineral sebaiknya disediakan dalam bentuk organik, di mana mineral diolah melalui suatu bioproses dengan menggunakan jasa mikroba melalui teknologi fermentasi (Tanuwiria, 2004). Saat ini secara komersial banyak beraneka ragam feed additive yang dijual baik buatan dalam
negeri maupun luar negeri yang semuanya dihasilkan melalui bioproses dan diaplikasikan guna memacu pertumbuhan. Keberadaan produk tersebut mempunyai kemampuan dan keampuhan yang berbeda sesuai dengan rekomendasi dari masing-masing produsen, dan belum tentu cocok dengan formulasi ransum dasar yang disusun. Ketersediaan mineral harus dipertimbangkan dalam penyusunan ransum yang lengkap dan sempurna agar didapatkan ransum yang berkualitas. Mineral berfungsi sebagai co-factor dalam proses biologis pada umumnya dan proses fermentasi pada khususnya, seperti mineral Zn dan Cu yang berperan dalam sistem enzim (Georgievskii, et al., 1982; Murray et al., 1997; Pilliang, 1997). Mineral Zn dan Cu termasuk mineral esensial baik untuk ruminansia maupun non ruminansia dan dapat meningkatkan pertumbuhan pada babi sapih dan kerbau (Apgar and Kornegoy, 1996; Smith et al., 1997). Selain
144
Tjitjah Aisjah; Evaluasi Nilai Gizi Produk Bioproses Oleh Saccharomyces cerevisiae yang …
Metode Penelitian
mineral Zn dan Cu organik, asam amino dan vitamin dapat diproduksi melalui bioproses fermentasi dengan menggunakan ragi Saccharomyces cerevisiae pada substrat campuran bungkil kedele dan jagung yang mengandung protein sebesar 20%. Saccharomyces cerevisiae adalah fungi uniseluler yang juga disebut ragi, berbentuk bulat atau oval, berukuran 5-12 μ, bermultifikasi membentuk bulatan (oval), dan setelah dewasa akan pecah menjadi sel induk. Strukturnya mempunyai dinding polisakarida tebal yang menutup protoplasma (Frazier and Weshoft, 1993). Pertumbuhannya akan terhambat bila nutrien dalam substrat telah habis dikonsumsi (Suharto, 1991; Shin, 1996). Ragi yang hidup dan aktif dapat memproduksi enzim amilase, lipase, protease dan enzim-enzim lain yang dapat mengubah molekul komplek menjadi molekul yang lebih sederhana yang selanjutnya akan membatu proses pencernaan zat-zat makanan dalam organ pencernaan (Shin, 1988). Mekanisme kerja Saccharomyces cerevisiae adalah menyediakan mineral dalam bentuk chelate seperti Zn dan Cu serta campurannya setelah sel ragi mengalami otolisis dan sejumlah mineral yang siap diabsorpsi. Selama proses fermentasi berjalan, mineral Zn dan Cu yang ada dalam substrat dimetabolisme oleh ragi membentuk ikatan dengan gugus protein dan karbohidrat. Mineral yang terikat gugus karboksil protein atau karbohidrat sederhana tersebut menjadikan mineral lebih tersedia dalam bentuk organik pada rantai molekul protein, karbohidrat dan lemak. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dicoba untuk menggali informasi produk bioproses oleh Saccharomyces cerevisiae yang diperkaya dengan mineral Zn dan Cu serta campurannya untuk dijadikan sebagai feed additive. Produk tersebut dianalisis secara kimiawi dan diukur terhadap perubahan kandungan bahan kering, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, serta perubahan pH dan jumlah koloninya.
Penelitian menggunakan campuran bungkil kedele (32,43%) dan tepung jagung (67,57%) sebagai substrat dengan kandungan protein 20%, dan ragi Saccharomyces cerevisiae dengan takaran 2 g/kg substrat sebagai inokulum. Sebagai nutrien dalam bioproses ditambahkan pula larutan mineral standar (NH4NO3 0,5%; KCl 0,05%; MgSO4.7H2O 0,05%; FeSO4.7H2O 0,01%; dan CuSO4.5H2 O 0,001%). Mineral Zn dan Cu serta kombinasinya ditambahkan pada masing-masing perlakuan dalam bentuk larutan ZnCl 2 0,1M dan CuSO4 0,1M. Target produk mengandung 2000 ppm Zn dan 1000 ppm Cu, dan sesuai untuk pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae. Percobaan dilakukan secara eksperimen di laboratorium, menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan dan masingmasing diulang enam kali. Perlakuannya adalah sebagai berikut: 1) S0 (150 g substrat + 0,2% Saccharomyces cerevisiae + 150 ml larutan mineral standar); 2. S1 (150 g substrat + 0,2% Saccharomyces cerevisiae + 150 ml larutan mineral standar + 215,9 ml ZnCl 2); 3. S2 (150 g substrat + 0,2% Saccharomyces cerevisiae + 150 ml larutan mineral standar + 47,22 ml CuSO4); dan 4. S3 (150 g substrat + 0,2% Saccharomyces cerevisiae + 150 ml larutan mineral standar + 107,95 ml ZnCl 2 + 23,61 ml CuSO4).
Hasil dan Pembahasan Pengaruh Perlakuan terhadap Perubahan Komposisi Gizi Produk Bioproses Perubahan komposisi gizi terjadi pada produk bioproses dengan menggunakan ragi Saccharomyces cerevisiae yang disuplementasi dengan mineral Zn, Cu, dan kombinasinya terhadap kandungan bahan kering, protein kasar, lemak kasar dan serat kasar. Perubahan komposisi gizi tersebut ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Perubahan Komposisi Gizi Produk Bioproses dengan Saccharomyces cerevisiae yang Disuplementasi dengan Mineral Zn, Cu, dan Kombinasinya (%) Perlakuan Peubah
S1
S2
S3
Bahan Kering (%)
46,99 b
S0
42,07 c
54,10 a
55,38 a
Protein Kasar (%)
16,26 b
18,09 ab
7,02 c
24,37 a
Lemak Kasar (%)
0,99 b
0,74 b
1,26 b
3,08 a
Serat Kasar (%) (-) 0,73 (-) 0,08 (-) 0,07 (-) 0,61 a Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (p<0,05); (-) Penurunan serat kasar; S0 = (150 g substrat + 0,2% Saccharomyces cerevisiae + 150 ml larutan mineral standar); S1 = (150 g substrat + 0,2% Saccharomyces cerevisiae + 150 ml larutan mineral standar + 215,9 ml ZnCl 2); S2 = (150 g substrat + 0,2% Saccharomyces cerevisiae + 150 ml larutan mineral standar + 47,22 ml CuSO4); S3 = (150 g substrat + 0,2% Saccharomyces cerevisiae + 150 ml larutan mineral standar + 107,95 ml ZnCl 2 + 23,61 ml CuSO4). a
145
a
a
Media Kedokteran Hewan
Tabel 1 menunjukkan bahwa rataan kenaikan kandungan bahan kering produk bioproses (fermentasi) dengan ragi Saccharomyces cerevisiae yang disuplementasi dengan kombinasi mineral Zn-Cu (S3), dan suplementasi mineral Cu (S2) lebih tinggi (p<0,05) dari perlakuan yang disuplementasi dengan mineral Zn (S1) dan tanpa suplementasi mineral (S0); dan perlakuan dengan suplementasi mineral Zn (S1) lebih rendah (p<0,05) dari perlakuan tanpa suplementasi mineral (S0). Rataan kenaikan kandungan protein kasar produk bioproses dengan ragi Saccharomyces cerevisiae yang disuplementasi dengan kombinasi mineral Zn-Cu (S3) dan suplementasi mineral Zn (S1) lebih tinggi (p<0,05) dari perlakuan yang disuplementasi mineral Cu (S2); sedangkan antara perlakuan suplementasi mineral Zn (S1) dan tanpa suplementasi mineral (S0) tidak berbeda nyata (p>0,05). Begitu pula rataan kenaikan kandungan lemak kasar produk bioproses dengan ragi Saccharomyces cerevisiae yang disuplementasi dengan kombinasi mineral Zn-Cu (S3) lebih tinggi (p<0,05) dari perlakuan yang disuplementasi mineral Cu (S2), suplementasi mineral Zn (S1), dan tanpa suplementasi mineral (S0); sedangkan antar perlakuan yang disuplementasi mineral Cu (S2), suplementasi mineral Zn (S1), dan tanpa suplementasi mineral (S0) tidak berbeda nyata (p>0,05). Adapun rataan penurunan kandungan serat kasar produk bioproses dengan ragi Saccharomyces cerevisiae yang disuplementasi dengan kombinasi mineral Zn-Cu (S3), suplementasi mineral Cu (S2), suplementasi mineral Zn (S1), dan tanpa suplementasi mineral (S0) tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata (p>0,05). Adanya perubahan komponen gizi terhadap kandungan bahan kering disebabkan karena pada masing-masing substrat terjadi perbedaan kebutuhan nutrien baik yang diperkaya mineral maupun yang tidak pada saat bioproses berlangsung. Mekanisme bioproses melalui fermentasi substrat padat dengan ragi Saccharomyces cerevisiae terjadi interaksi antara ragi dengan mineral Zn dan Cu. Saccharomyces cerevisiae termasuk mikroflora yang dalam pertumbuhannya memerlukan mineral (Shin, 1988). Mineral berfungsi sebagai co-factor untuk menginduksi enzim dalam sel ragi (degradated emzyme) hingga proses perombakan pada substrat dapat berjalan (Suharto, 1991). Mineral Cu dan kombinasi Cu-Zn secara langsung digunakan oleh Saccharomyces cerevisiae sebagai co-factor enzim, sedangkan mineral Zn lebih lambat untuk dapat diserap oleh ragi. Hal ini yang menyebabkan kenaikan kandungan bahan kering terbaik dari produk bioproses oleh Saccharomyces cerevisiae . Kenaikan persentase kandungan protein kasar produk bioproses oleh Saccharomyces cerevisiae kar ena adanya pengaruh suplementasi mineral Zn dan Cu
Vol. 21, No. 3, September 2005
yang berfungsi sebagai co-factor dan berperan dalam proses enzimatis selama proses fermentasi berlangsung (Murray et al., 1997; Pilliang, 1997; Goswami, et al., 2004). Hal ini menunjukkan adanya aktivitas Saccharomyces cerevisiae yang tumbuh dan berkembang lebih baik pada substrat yang disuplementasi mineral Zn dan Cu, yang ditunjukkan dengan peningkatan jumlah koloni Saccharomyces cerevisiae dari 3,00 x 107 (sebelum fermentasi) menjadi 4,02 x 107 (setelah fermentasi). Peningkatan nilai biologis protein substrat produk fermentasi disebabkan karena ragi Saccharomyces cerevisiae yang disuplementasi oleh mineral Zn dan Cu dapat memproduksi enzim-enzim protease yang memecah molekul protein kompleks menjadi asam-asam amino (Shin, 1988). Kenaikan kandungan lemak kasar yang cukup tinggi (3,08%) pada kombinasi sumlementasi mineral Zn-Cu membuktikan bahwa kehadiran mineral tersebut menunjukkan adanya aktivitas metabolit dalam organ sel yang lebih tinggi dengan adanya enzim fosfolipase C dan enzim sitokrom C-oksidase yang diproduksi oleh ragi Saccharomyces cerevisiae. Enzim fosfolipase C yang berperan pada ikatan ester antara gliserol dan fosfofirilkolin serta pada ikatan ester antara gliserol dan fosfolipid dapat bekerja optimal apabila ada mineral Zn sebagai co-factor. Adapun enzim sitokrom C-oksidase yang berperan dalam mitokondria yaitu suatu pusat energi dalam organel sel dapat bekerja optimal bila adanya kehadiran mineral Cu sebagai co-factor-nya, dan Cu dapat memperlancar sintesa fosfolipid dalam proses metabolisme lemak (Pilliang, 1997). Pengaruh Perlakuan Terhadap pH dan Jumlah Koloni Terjadi perbedaan pH dan jumlah koloni pada produk bioproses dengan menggunakan ragi Saccharomyces cerevisiae yang disuplementasi dengan mineral Zn, Cu, dan kombinasinya. Rataan pH dan jumlah koloni ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa rataan pH produk bioproses dengan ragi Saccharomyces cerevisiae yang disuplementasi dengan kombinasi mineral Zn-Cu (S3), dan suplementasi mineral Zn (S1) lebih tinggi (p<0,05) dari perlakuan tanpa suplementasi mineral (S0), tetapi perlakuan yang disuplementasi dengan mineral Zn (S1) dan perlakuan suplementasi Cu (S2) tidak berbeda nyata; dan perlakuan suplementasi Cu (S2) lebih tinggi (p<0,05) dari perlakuan tanpa suplementasi mineral (S0). Adapun rataan jumlah koloni produk bioproses dengan ragi Saccharomyces cerevisiae yang disuplementasi dengan kombinasi mineral Zn-Cu (S3), dan suplementasi mineral Zn (S1) lebih tinggi (p<0,05) dari perlakuan yang disuplementasi mineral Cu (S2) dan perlakuan tanpa suplementasi mineral (S0); dan perlakuan suplementasi Cu (S2)
146
Tjitjah Aisjah; Evaluasi Nilai Gizi Produk Bioproses Oleh Saccharomyces cerevisiae yang …
lebih tinggi (p<0,05) dari perlakuan tanpa suplementasi mineral (S0). Data tersebut menunjukkan adanya indikasi perbedaan pH dan jumlah koloni yang disebabkan karena pengaruh suplementasi mineral Zn dan Cu. Hal ini bertentangan dengan pendapat Suharto (1991) yang menyatakan bahwa pada pH tinggi ragi tidak dapat tumbuh dengan baik sehingga berpengaruh pada jumlah koloni. Pada penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan pH dan jumlah koloni yang baik yang disebabkan oleh pengaruh suplementasi mineral Zn dan Cu. Ragi Saccharomyces cerevisiae selama proses fermentasi dapat memproduksi enzim heksokinase, laktase, dehidrogenase, glukosa 6-fosfat dehidrogeTabel 2.
nase dan alkohol dehidrogenase yang menyebabkan adanya perbedaan dan perubahan terhadap pH substrat produk bioproses (Suliantari dkk., 1990). Perubahan pH pada masing-msing perlakuan selama bioproses fermentasi ditampilkan pada Gambar 1. Gambar 1 memperlihatkan bahwa kombinasi mineral Zn-Cu (S3) menghasilkan kenaikan pH terbesar yaitu dari 5,31 menjadi 6,00 mendekati pH netral; kemudian disusul oleh perlakuan suplementasi Zn (S1) yaitu dari 5,39 menjadi 5,92; selanjutnya perlakuan tanpa suplementasi mineral (S0) yaitu dari 5,18 menjadi 5,70; dan terendah adalah pada perlakuan suplementasi mineral Cu (S2) yaitu dari 5,58 menjadi 5,83.
Rataan pH dan Jumlah Koloni Produk Bioproses dengan Ragi Saccharomyces cerevisiae yang Disuplementasi dengan Mineral Zn, Cu, dan Kombinasinya pada Pengamatan 72 Jam Perlakuan
Peubah
S0
pH
5,70
S1 5,92
c
S2 5,83
ab
S3 6,00 a
b
Jumlah Koloni (X107) per gram substrat 2,53 c 4,43 a 4,02 b 4,70 a Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (p<0,05); S0 = (150 g substrat + 0,2% Saccharomyces cerevisiae + 150 ml larutan mineral standar); S1 = (150 g substrat + 0,2% Saccharomyces cerevisiae + 150 ml larutan mineral standar + 215,9 ml ZnCl 2); S2 = (150 g substrat + 0,2% Saccharomyces cerevisiae + 150 ml larutan mineral standar + 47,22 ml CuSO4); S3 = (150 g substrat + 0,2% Saccharomyces cerevisiae + 150 ml larutan mineral standar + 107,95 ml ZnCl 2 + 23,61 ml CuSO4).
6.1 5.9 5.7 pH
5.67 5.55 5.50 5.46
5.58
5.5
5.39 5.31 5.18
5.3 5.1
6.00 5.92 5.83 5.70 S0 S1
5.35 5.25 5.13
S2 S3
4.9 4.7 4.61 4.5 01
242
Waktu (jam)
348
Gambar 1. Grafik perubahan pH selama bioproses.
147
4 72
Media Kedokteran Hewan
Vol. 21, No. 3, September 2005
Jumlah Koloni (X10 7)
Suplementasi mineral Zn-Cu meningkatkan jumlah koloni produk fermentasi. Hal ini menunjukkan adanya kontribusi yang cukup besar dengan penambahan mineral Zn dan Cu terhadap jumlah koloni. Sesuai dengan pendapat Kidd et al. (1996) yang menyatakan bahwa pertumbuhan mikroba dan produksi enzimnya sangat dipengaruhi oleh suplementasi beberapa mineral. Pertumbuhan ragi Saccharomyces cerevisiae yang cepat dan ditandai oleh jumlah koloni yang banyak akan diikuti oleh produksi enzim yang banyak pula. Hal ini terlihat dengan adanya kenaikan kandungan protein kasar dan adanya perbaikan kualitas gizi. Suryahadi dkk. (1995) menyatakan bahwa ragi dari jenis Saccharomyces cerevisiae dapat meningkatkan nilai biologis yang ditandai oleh jumlah koloni yang banyak dan dapat memperbaiki kualitas gizi. Perubahan jumlah koloni pada masing-masing perlakuan selama bioproses fermentasi ditampilkan pada Gambar 2. Gambar 2 memperlihatkan bahwa suplementasi mineral Zn (S1) menghasilkan kenaikan jumlah koloni terbesar yaitu dari 1,40 x 107 menjadi 4,43 x 107; kemudian disusul oleh kombinasi suplementasi Zn-Cu (S3) yaitu dari 3,00 x 107 menjadi 4,70 x 107; selanjutnya perlakuan suplementasi mineral Cu (S2) yaitu dari 3,00 x 107 menjadi 4,02 x 107; dan perlakuan
4.9 4.6 4.3 4.0 3.7 3.4 3.1 2.8 2.5 2.2 1.9 1.6 1.3 1.0
tanpa suplementasi mineral (S0) mengalami penurunan jumlah koloni dari 4,30 x 107 menjadi 2,53 x 107. Meningkatnya jumlah koloni ragi Saccharomyces cerevisiae akan diikuti oleh peningkatan pH dan perubahan komposisi nutrisi (Suryahadi dkk., 1995). Hasil percobaan menunjukkan adanya perubahan terhadap komposisi gizi (kenaikan kandungan bahan kering, protein kasar, lemak kasar, serta penurunan kandungan serat kasar) produk bioproses oleh ragi Saccharomyces cerevisiae. Perubahan komposisi gizi terbaik adalah pada kombinasi suplementasi mineral Zn dan Cu.
Kesimpulan
Bioproses substrat padat (campuran tepung jagung dan bungkil kedele dengan kandungan protein 20%) oleh ragi Saccharomyces cerevisiae yang diperkaya dengan mineral Zn dan Cu layak dimanfaatkan sebagai feed additive, terbukti meningkatkan kandungan bahan kering, protein kasar, lemak kasar, serta menurunkan kandungan serat kasar; dan dapat meningkatkan jumlah koloni dan pH substrat. Suplementasi dari kombinasi mineral Zn dan Cu dapat meningkatkan kualitas gizi produk b ioproses oleh ragi Saccharomyces cerevisiae.
4.30
4.70 4.43 4.02
4.17 4.05 4.03 3.20
3.10
3.00
2.53
2.50 2.37
S0 S1 S2 S3
1.83 1.40 01
24 2
48 3
72 4
Waktu (jam) Gambar 2. Grafik perubahan jumlah koloni selama bioproses.
148
Tjitjah Aisjah; Evaluasi Nilai Gizi Produk Bioproses Oleh Saccharomyces cerevisiae yang …
Daftar Pustaka Apgar, G.A. and E.T. Kornegoy. 1996. Mineral Balance of Finishing Pigs Feed Copper Sulfate or a Copper-Lysine Complex at Growth Stimulating Levels. J. Anim. Sci. 74(7): 1594–1600. Frazier, W.C. and D.C. Weshoft. 1993. Food Microbiology. Mc. Graw Hill Book Company, New York. Georgievskii, V.I., B.N. Awnekov and V.T. Samokhin. 1982. Mineral Nutrition of Animal. Butterworths, London.
Shin, T.H. 1996. Practical Uses of Yeast Culture (CYC-100) in Swine. Poultry and Ruminant Rations. Choong Ang Chemical Co. Ltd, Seoul, Korea. Smith, J.W., M.D. Tokach, R.D. Goodband, J.L. Nelssen and B.T. Richert. 1997. Effect of the Interelationship Between Zinc Oxide and Copper Sulfate on Growth Performance of Early Weaned Pigs. J. Anim. Sci. 75 (7) : 1861 – 1866. Suharto. 1991. Pengendalian Bioproses dalam Produk Bioteknologi. Warta Insinyur Kimia, Bandung.
Goswami, T.K., R. Bhar, S.E. Jadhav, S.N. Joardar and G.C. Ram. 2004. Rock of Dietary Zinc as a Nutritional Immunomodulator. Section of Immunology. Indian Veterinary Research Institute. J. Anim. Sci. 18 (3) : 439 – 448.
Suliantari, Weniati dan Pudji Rahayu. 1990. Teknologi Fermentasi Limbah Umbi-umbian dan Biji-bijian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Pendidikan Tinggi, PAU Pangan dan Gizi, IPB, Bogor.
Kidd, M.T., P.R. Ferket and M.A. Gureshi. 1996. Zinc Metabolism with Special Reference to its Role in Immunity. World’s Poultry Science Journal 52 (3) : 309 – 324.
Suryahadi, K.G. Wiryawan, I.G. Permana, H. Yono dan R. Kawasheina. 1995. The Use of Local Yeast Culture Saccharomyces cereviseae to Inprove Fermentation and Nutrient Utilization of Buffaloes. Faculty of Animal Science, Bogor Agriculture University – Faculty of Agriculture Kyoto University Kyoto, Japan.
Murray, R.K., D.K. Granner, P.A. Mayes and V.W. Rodwell. 1997. Biokimia Harper. Edisi ke-17. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. p. 616– 619. Pilliang, W.G. 1997. Nutrisi Mineral. Edisi II. PT. Penerbit Institut Pertanian Bogor, Bogor. Shin, T.H. 1988. The Effect of Yeast Culture in Swine and Poultry Ration. College of Agriculture, Sung Kyum Kwan University, Seoul, Korea.
149
Tanuwiria, U.H. 2004. Efek Suplementasi Zn-Cu Proteinat dalam Ransum terhadap Fermentabilitas dan Kecernaan in Vitro. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung. Jurnal Ilmu Ternak Vol. 4, No. 1 : Hal 7 – 12.