Evaluasi Layanan Taman Bacaan Masyarakat @ Mall : Blok M Mall, Pejaten Village dan Plaza Semanggi Happy Huimassa, Ike Iswary Lawanda Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16425, Indonesia Email :
[email protected] Abstrak Penelitian ini membahas mengenai Evaluasi Layanan Taman Bacaan Masyarakat @ Mall : Blok M Mall, Pejaten Village dan Plaza Semanggi. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendeskripsikan dan mengetahui keberhasilan penyelenggaraan layanan Taman Bacaan Masyarakat @ Mall di Blok M Mall, Pejaten Village dan Plaza Semanggi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Responden dalam penelitian ini adalah pengguna TBM@Mall Blok M Mall, Pejaten Village dan Plaza Semanggi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa koleksi yang dimiliki TBM@Mall Blok M Mall cukup membantu pengguna sedangkan koleksi yang dimiliki TBM@Mall Pejaten Village dan TBM@Mall Plaza Semanggi membantu pengguna. Layanan yang diberikan TBM@Mall Blok M Mall, TBM@Mall Pejaten Village dan TBM@Mall Plaza Semanggi dinilai baik oleh pengguna, terutama mahasiswa. Kata kunci : Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Layanan Perpustakaan
Abstract This research describes the evaluation of service towards Taman Bacaan Masyarakat @ Mall: Blok M Mall, Pejaten Village and Plaza Semanggi. The objective of this research is to describe and determine the achievement of service delivery Taman Bacaan Masyarakat @ Mall at Blok M Mall, Pejaten Village and Plaza Semanggi. This research is quantitative research using the survey method. Respondents in this study were users TBM @ Mall Blok M Mall, Pejaten Village and Plaza Semanggi. The results of this study indicate that the collection owned by TBM @ Mall Blok M Mall sufficient assist users while the collection is owned by Pejaten Village Mall @ TBM and TBM @ Mall Plaza Semanggi help users. Services provided TBM@Mall Blok M Mall, TBM@Mall Pejaten Village and TBM@Mall Plaza Semanggi rated well by users, especially college students. Keywords : Community Reading Center, Library Service
1. Pendahuluan Pada awalnya mall sering diartikan sebagai tempat untuk berbelanja namun, saat ini mulai berkembang bahwa mall telah menjadi bagian dari gaya hidup, pusat peradaban dan tempat untuk mencari hiburan. Saat ini mall sudah banyak dilengkapi fasilitas seperti restoran, café, sarana olahraga dalam ruangan, function hall serta tempat bermain anak. Bahkan kita sering menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut sebagai tempat berkumpul dan bergaul. Hal inilah yang membuat mall menjadi salah satu ruang publik yang berfungsi sebagai meeting point bagi masyarakat. Sebagai meeting point, fasilitas yang juga penting adalah fasilitas untuk pemenuhan pendidikan melalui bacaan. Salah satunya dengan mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di dalam gedung mall, hal ini dimaksudkan agar masyarakat tidak hanya menganggap mall sebagai tempat hiburan yang konsumtif, tetapi ada juga kegiatan lain yang dapat dilakukan selain belanja dan bergaul. Yakni dengan
melakukan kegiatan membaca di Taman Bacaan Masyarakat di mall yang kemudian disebut dengan TBM@Mall. Pendirian Taman Bacaan Masyarakat @ Mall ini sebenarnya berangkat dari tujuan sederhana, yakni belajar dimana dan kapan saja. Kemunculan TBM saat ini bermula dari kekecewaan masyarakat terhadap perpustakaan umum dalam memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Di samping itu gaya hidup masyarakat yang mulai menyadari bahwa minat baca sangat penting dalam kehidupan juga mendorong munculnya TBM di masyarakat. Beberapa tahun terakhir banyak dari kalangan public figure yang menyadari pentingnya minat baca dan mendirikan TBM seperti Dina Mariana, Andi F. Noya, Rieke Dyah Pitaloka, serta Dewi Hughes yang ditunjuk oleh Kementrian Pendidikan Nasional untuk memotori pendirian taman bacaan masyarakat di pusat perbelanjaan yang sering disebut TBM@Mall. Pengertian tentang Taman Bacaan Masyarakat dalam Petunjuk Teknis TBM Ruang Publik (2012) adalah lembaga pembudayaan kegemaran membaca masyarakat yang menyediakan dan memberikan layanan dibidang bahan bacaan, berupa: buku, majalah, tabloid, koran, komik, dan bahan multi media lain, yang dilengkapi dengan ruangan untuk membaca, diskusi, bedah buku, menulis, dan kegiatan–kegiatan sejenis lainnya, dan didukung oleh pengelola yang berperan sebagai motivator. Taman bacaan kerap menjadi alternatif bagi anak-anak dan remaja sebagai sarana untuk menerapkan budaya membaca sejak dini, baik sebagai tempat belajar membaca sekaligus sebagai taman berekreasi. Namun, saat ini bukan hanya anak-anak yang memerlukan sarana taman bacaan, tetapi juga para remaja juga perlu diberikan sarana belajar selain sekolah. Taman Bacaan Masyarakat di Indonesia sesungguhnya sudah ada sejak era tahun lima puluhan, kemudian mengalami pasang surut yang disebabkan berbagai faktor. Beberapa tahun belakangan TBM muncul kembali setelah pada tahun 1990-an pemerintah mulai menggerakkan TBM di daerah, dan harus terhenti lagi karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Baru setelah sekitar tahun 2010 pendirian TBM mulai mengalami perkembangan hingga saat ini. Prioritas pendirian TBM adalah untuk kelompok masyarakat di pedesaan atau daerah tertinggal yang ditandai dengan tidak adanya fasilitas perpustakaan dan sarana lain untuk membaca. Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat Indonesia (2010) menyebutkan bahwa saat ini tercatat sekira 5.000 TBM di seluruh Indonesia berpotensi mengembangkan program literasi lokal dari komunitas lokal. Selama ini, sejumlah fasilitas membaca, seperti perpustakaan, terasa menakutkan karena terkesan hanya orang yang berpendidikan yang dapat menikmatinya. TBM juga dapat didirikan di sekitar tempat tinggal penduduk dan tempat pelayanan publik (Direktorat Pendidikan Masyarakat, 2006 : p.10). Namun seiring dengan perluasan tampat pelayanan publik, mall yang juga menjadi tempat pelayanan publik juga mulai membangun TBM di dalam areanya. TBM dapat diselenggarakan atas prakarsa perseorangan, kelompok, komunitas masyarakat ataupun kerjasama antara instansi dengan pemerintah. Kehadi ran TBM di mall sejalan dengan pemikiran pendidikan untuk semua. Pendidikan ini dirangkai secara nonformal, semua orang dapat belajar tanpa harus di sekolah. Melainkan di ruang atau tempat baca yang menyediakan berbagai macam buku bacaan yang pada saat ini marak hadir kembali di berbagai tempat, seakan menjawab kebutuhan pemenuhan minat baca dan pilihan terhadap buku bacaan.
TBM yang diselenggarakan di ruang publik antara lain pusat perbelanjaan (mall) yang kemudian disebut TBM@Mall, lingkungan rumah sakit, rumah ibadah, yang dapat digunakan masyarakat untuk meningkatkan budaya baca dan menulis (Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, 2011). Keberadaan TBM sudah seharusnya dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin oleh masyarakat. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan agar TBM dapat dimanfaatkan sesuai dengan tujuan awalnya adalah pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sebagai pengguna taman bacaan. Layanan dapat dianggap sebagai ujung tombak keberhasilan sebuah TBM, bila pelayanan tidak baik, maka orang pasti akan meninggalkan TBM tersebut, sebaliknya orang akan beramai-ramai berkinjung ke TBM bila mendapatkan layanan yang baik (Sutarno, 2006:90). Ada banyak hal yang mempengaruhi layanan TBM, seperti misalnya, koleksi, waktu buka TBM, kegiatan penunjang, pengelola atau petugas TBM, sarana dan prasarana, hingga promosi TBM pun menjadi hal yang mempengaruhi pelayanan TBM. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang melihat latarbelakang munculnya TBM di pusat perbelanjaan modern yang kemudian disebut TBM@Mall, penelitian ini akan memperlihatkan layanan TBM@Mall yang diberikan kepada pengguna. Untuk itu ditentukan TBM@Mall yang menjadi tempat penelitian adalah TBM@Mall yang berada di wilayah Jakarta. TBM tersebut antara lain TBM@Mall Blok M Mall, Pejaten Village dan Plaza Semanggi. Pengelola dari ketiga TBM tersebut berbeda-beda. Dua dari tiga TBM tersebut, yakni TBM@Mall Plaza Semanggi dan Blok M Mall dikelola oleh yayasan Dewi Hughes International Foundations yang bekerja sama dengan KEMENDIKNAS. TBM@Mall Plaza Semanggi dan TBM@Mall Blok M Mall memiliki pengguna yang dapat dikatakan berbeda. Sedangkan di Pejaten Village, juga dikelola oleh sebuah yayasan GOTO yang juga bekerja sama dengan KEMENDIKNAS. Perbedaan pengelola ini juga berhubungan dengan perbedaan pada kualitas pelayanan yang diberikan kepada pengguna. Meskipun demikian, tujuan yang dimiliki oleh ketiga Taman Bacaan Masyarakat tersebut tetap sama, yakni untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Penelitian mengenai evaluasi kualitas layanan TBM@Mall perlu dilakukan untuk mengetahui hubungan antara layanan yang diberikan dengan pemanfaatan TBM@Mall. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi kemajuan sebuah taman bacaan masyarakat. Salah satu hal yang menjadi tolok ukur adalah layanan yang diberikan oleh pengelola taman bacaan masyarakat kepada pengguna. Beberapa hal yang mempengaruhi layanan taman bacaan masyarakat adalah kesesuaian koleksi dengan pengguna, sarana dan prasarana, keterbatasan yang dimiliki oleh petugas taman bacaan masyarakat, hingga permasalahan anggaran juga kerap mempengaruhi layanan taman bacaan masyarakat. Dari uraian di atas peneliti ingin mengetahui bagaimana penyelenggaraan layanan TBM@Mall dapat memenuhi kebutuhan pemakai. Dari pernyataan diatas, terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan layanan TBM@Mall yang menjadi pertanyaan penelitian adalah pertama, bagaimana koleksi bahan bacaan yang disediakan oleh TBM@Mall? Kedua, bagaimana akses layanan serta sarana dan prasarana yang disediakan oleh TBM@Mall?
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengetahui keberhasilan penyelenggaraan layanan Taman Bacaan Masyarakat @ Mall di Blok M Mall, Pejaten Village dan Plaza Semanggi. 1.2 Tinjauan Literatur 1.2.1 Taman Bacaan Masyarakat Pengertian Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dalam Panduan Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) (Depdiknas, 2006:9) adalah sebuah tempat/wadah yang didirikan dan dikelola baik masyarakat maupun pemerintah untuk memberikan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai sarana pembelajaran seumur hidup dalam rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar TBM. Selain itu juga, TBM adalah sebuah lembaga yang menyediakan berbagai jenis bahan belajar yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sebagai tempat penyelenggaraan pembinaan kemampuan membaca dan belajar, sekaligus sebagai tempat untuk mendapatkan informasi bagi masyarakat (Depdiknas, 2006:1). TBM memiliki peranan penting sebagai salah satu sarana belajar bagi masyarakat. Menurut Hermawan dan Zen (2006:43) mengatakan bahwa sebagian taman bacaan muncul di tengah-tengah masyarakat untuk mendukung program pemberantasan buta huruf. Sejak tahun 2010, pemerintah berupaya untuk membangun TBM di ruang publik seperti pusat perbelanjaan, rumah sakit, rumah ibadah maupun terminal. Hal ini dilakukan karena biasanya masyarakat yang berada di ruang publik tersebut tidak melakukan apa-apa, atau hanya mengobrol dengan teman. Dengan adanya TBM di ruang publik, masyarakat diharapkan dapat menjadikan budaya baca sebagai alternative hiburan. Taman bacaan juga menjadi pilihan lain untuk berekreasi karena selain buku pengetahuan umum terdapat pula buku cerita dan buku fiksi yang dapat mengembangkan imajinasi dan kreatifitas pengguna. Taman Bacaan Masyarakat dapat digolongkan menjadi empat jenis yaitu taman bacaan yang dikelola oleh perorangan atau keluarga, Lembaga Swadaya Masyarakat ataupun yayasan, perusahaan dan yang dikelola oleh badan pemerintah. Saat ini sudah banyak perusahaan yang mengembangkan taman bacaan dalam rangka kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) seperti Coca Cola Foundation yang membantu berdirinya beberapa TBM di pusat perbelanjaan dengan memberikan donasi berupa buku dan fasilitas penunjang. Untuk taman bacaan masyarakat yang ada di pusat perbelanjaan, juga disediakan ruang untuk mendirikan taman bacaan masayarakat oleh pengelola pusat perbelanjaan yang tentunya juga bekerja sama dengan pihak lain . Untuk memberikan layanan yang terbaik bagi penggunanya, TBM tentu memerlukan anggaran untuk menunjang kegiatan, berapapun ukuran TBM tersebut. Anggaran adalah jumlah total dana yang tersedia untuk memenuhi biaya dari sebuah perpustakaan untuk waktu yang telah ditetapkan (biasanya untuk satu atau dua tahun (Reitz, 2004:105). Anggaran TBM sebagian besar digunakan untuk pengadaan koleksi. Sumber anggaran dapat berasal dari swadaya masyarakat, pemerintah, swasta, organisasi kemasyarakatan, serta sumbangan yang tidak mengikat (Depdiknas, 2005:4) Layanan Taman Bacaan Masyarakat Menurut Mudjito (1992:79), layanan merupakan semua jenis kegiatan yang pelaksanaanya dilakukan dengan melakukan hubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pemakai jasa perpustakaan umum. Melalui layanan perpustakaan ini diharapkan bahwa pengguna dapat memperoleh informasi yang mereka butuhkan secara
optimal dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia dalam menunjang penyampaian informasi yang ada. Berdasarkan UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 14, layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka. Oleh karena itu TBM sebagai salah satu bentuk perpustakaan harus dapat menerapkan layanan cepat, tepat, mudah dan murah bagi pengguna. Dalam memberikan layanan pada umumnya TBM memberikan secara cuma-cuma meskipun ada beberapa layanan yang berbayar. Layanan yang diberikan suatu perpustakaan biasanya bergantung pada jenis dan besar perpustakaan. Oleh sebab itu, layanan yang ada di TBM tidak selengkap perpustkaan pada umumnya sebab layanan yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar dan kemampuan mereka. Ernawati (2010:71) menyebutkan bahwa jenis pelayanan TBM terdiri dari dua jenis yaitu layanan membaca dan layanan sirkulasi. Layanan membaca adalah memanfaatkan bahan bacaan seperti buku, majalah, surat kabar dan lainnya untuk dibaca di ruang baca. Sedangkan layanan sirkulasi/ peminjaman adalah peminjaman buku untuk dibawa keluar ruangan TBM. Namun, layanan yang diberikan oleh TBM tidak hanya akses bahan bacaan saja, terdapat pula layanan lain yang disebutkan dalam Petunjuk Teknis TBM Ruang Publik (2012:7) berikut ini: 1. membaca ditempat, agar pengunjung mau dan gemar membaca di TBM maka bahan bacaan yang disediakan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan pengunjung. Dengan menemukenali minat dan karakteristik pengunjung dapat menentukan bahan bacaan yang tepat. 2. Pembelajaran, dengan menggunakan berbagai pendekatan, misalnya: a. membacakan buku dan/atau mendongeng untuk anak usia dini, b. membimbing belajar membaca, menulis, berhitung, dan berkomunikasi, c. Membimbing teknik membaca cepat (scanning dan skimming), d. Menemukan kalimat dan kata kunci dari bacaan, e. Lomba-lomba: cerdas cermat, kemampuan membaca (menceriterakan kembali buku yang telah dibaca), menulis cerpen, pidato, mendongeng, dan lain-lain. 3. Kegiatan Literasi dan Praktek Keterampilan, Seperti: diskusi tematik, bedah buku, temu penulis, latihan jurnalis, nonton film bareng, pelatihan berketerampilan fungsional. Seperti pada perpustakaan lainnya, TBM juga memberikan layanan perminjaman atau sirkulasi. Layanan ini dapat dimanfaatkan oleh pengguna TBM apabila sudah menjadi anggota TBM. Waktu peminjaman biasanya berkisar antara 3 hari, 7 hari atau 2 minggu sekali pinjam dengan pertimbangan jumlah koleksi yang ada di TBM (Depdiknas, 2005). Selain layanan sirkulasi dan baca di tempat, jenis layanan lain adalah layanan pembelajaran. Dari layanan pembelajaran ini maka dapat dibentuk program kegiatan TBM yang mendorong minat baca dan kreativitas masyarakat. Hal ini juga dikatakan oleh Raseroka dalam Dent (2005:40) bahwa biasanya perpustakaan komunitas menyediakan layanan pendidikan informasi seperti kecakapan literasi. Dengan memberikan program yang merangsang kreativitas maka akan mengembangkan minat bakat masyarakat. Walaupun demikian, program kegiatan TBM tetap disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat penggunanya. Layanan TBM juga perlu memperhatikan hari dan jam buka sebab seperti yang dikatakan sebelumnya layanan TBM harus disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya. Dalam Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2005:18) disebutkan bahwa hari dan jam buka TBM hendaknya disesuaikan dan mempertimbangkan aktivitas kerja anggota dan masyarakatnya. Waktu layanan sangat mempengaruhi masyarakat untuk memanfaatkan
TBM. Jika waktu buka yang tepat maka TBM akan ramai dan sebaliknya jika tidak sesaui maka pemanfaatan TBM tidak akan maksimal. Koleksi Taman Bacaan Masyarakat Jenis koleksi yang terdapat di perpustakaan menentukan pula jenis perpustakaan tersebut. Hermawan dan Zen (2006:17) mengatakan koleksi adalah inti sebuah perpustakaan dan menentukan keberhasilan layanan. Ditambahkan pula bahwa indikator baik buruknya sebuah perpustakaan ditentukan oleh koleksi. TBM sebagai salah satu contoh perpustakaan harus dapat mengetahui jenis koleksi yang ideal yang seharusnya ada dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Berdasarkan Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2005: 4), koleksi bahan bacaan adalah 40% bahan bacaan hiburan, 30% ilmu pengetahuan praktis dan 30% mengenai ilmu-ilmu lainnya seperti agam, politik, kesenian, hukum, pendidikan. Pengadaan dan pengembangan koleksi juga harus dilakukan oleh TBM agar koleksi yang dimiliki lebih mutakhir dan beragam. Dalam melakukan pengadaan dan pengembangan koleksi, TBM harus memperhatikan kebutuhan penggunanya. Pengembangan koleksi ini menurut Sutarno (2006:115), bertujuan untuk menambah jumlah, meningkatkan jenis bahan bacaan serta mutu sesuai dengan kebutuhan masyarakat penggunanya. Pengadaan koleksi dapat dilakukan dengan membeli dengan anggaran yang tersedia, meminjam atau bertukar koleksi dengan perpustakaan/TBM lain dan donasi atau wakaf buku (Depdiknas, 2011:16). Pengadaan bahan bacaan juga harus memperhatikan target pengguna TBM tersebut. Jika target pengguna adalah anak-anak dan remaja, maka buku bergambar, komik serta buku pelajran merupakan bahan bacaan yang dapaat disediakan. Sedangkan bila target pengguna adalah masyarakat umum serta ibu-ibu, maka buku masak, buku keterampilan atau tentang pengasuhan anak serta bahan bacaan umum lainnya juga dapat disediakan di TBM. Pengadaan bahan bacaan selain disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, juga harus disesuaikan dengan kemampuan belajar masyarakat, dapat memotivasi dan membantu masyarakat dan/atau kelomppok belajar dalam meningkatkan kemampuan membaca serta tertuju pada masalah nyata dan kebutuhan pengguna (Depdiknas, 2006:42). Bahan bacaan yang sesuai dan selaras dengan tujuan TBM akan menjadi salah satu kunci kesuksesan dan keberhasilan TBM. Seleksi bahan bacaan yang terkumpul dilakukan dengan tujuan agar bahan bacaan yang tidak layak dbaca oleh masyarakat (Depdiknas, 2006:19). Pemilihan koleksi bahan bacaan yang tepat akan meningkatkan pemanfaatan layanan TBM. Bahan bacaan yang mengandung unsur suku, agama, ras, poronografi dan kekerasan sebaiknya dihindari dan dipisahkan saat melakukan penyortiran. Sarana dan prasarana adalah unsur pendukung berjalannya layanan TBM. Ruangan, fasilitas dan perabotan merupakan komponen sarana dan prasarana. Pemilihan lokasi TBM sebaiknya berada di tempat yang starategis dan mudah diakses. Untuk ukuran TBM bervariasi dan tergantung dari ruangan yang tersedia. Menurut Yulaelawati (2010) ukuran ideal sebuah TBM tidak kurang dari 4m x 5m atau seluas 20m2. Walaupun belum berstandar khusus, ruangan TBM hendaknya dibuat semenarik mungkin untuk menghilangkan kesan kaku. Salah satu fasilitas TBM lainnya adalah ruang baca, Menurut Yulaelawati (2010:28), sebaiknya area baca agak luas dan member kesan nyaman. Bisa menyatu dengan ruang penyimpanan buku, bisa juga terpisah. Untuk TBM yang berada di ruang public sperti mall, sarana pendukungnya tidak jauh berbeda dengan yang ada TBM yang ada di pemukiman warga antara lain: rak/lemari buku, display buku baru, rak majalah, gantungan Koran, meja kerja, fasilitas untuk membaca seperti meja/bangku, alas duduk dan kaca mata baca, panggung kecil, permainan edukatif untuk anak dan akses internet (Kemendiknas, 2012: 8).
2. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei melalui pengisian kuesioner. Subjek dari penelitian ini adalah pengunjung TBM@Mall, sedangkan objek dari penelitian ini adalah layanan dari tiga TBM@Mall, yaitu Blok M Mall, Pejaten Village dan Plaza Semanggi. Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah pengunjung dari Taman Bacaan Masyarakat Blok M Mall, Plaza Semanggi dan Pejaten Village. Sampel dalam penelitian ini adalah pengunjung TBM@Mall yang bersedia untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan.Teknik pengambilan sampel menggunakan dilakukan secara aksidental (sampling accidental), yaitu pengambilan sampel berdasarkan spontanitas dimana sampel yang diambil adalah subjek penelitian yang berada di lokasi penelitian pada saat penelitian dilakukan. 2.1 Metode Pengumpulan Data Kegiatan pengumpulan data adalah langkah yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena dari langkah ini akan didapat data-data yang melandasi dan mendukung proses penelitian serta akan dapat menjawab pertanyaan penelitian. Bila dilihat dari sumber pengumpulan datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau melalui dokumen (Sugiyono, 2006 : 153). Untuk pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada pengunjung yang memanfaatkan layanan TBM@Mall Blok M Mall, Pejaten village dan Plaza Semanggi. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh data dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang diketahui (Hasan, 2002 : 28). Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet (Sugiyono, 2006 : 158). Maksud penyebaran kuesioner ini adalah untuk memperoleh data yang akurat mengenai layanan TBM@Mall Blok M Mall, Pejaten village dan Plaza Semanggi. 2.2 Pengolahan Data Setelah melakukan pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah pengolahan data. Tujuan dari pengolahan data adalah untuk menyederhanakan dan membuat tabulasi data dalam arti data yang dikumpulkan disederhanakan format atau strukturnya, sehinggga nantinya memudahkan dan mempercepat analisis data (Malo, 1986: 6). a. Penyuntingan data Penyuntingan adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah dikumpulkan, karena kemungkinan data yang masuk (raw data) atau data terkumpul itu tidak logis dan meragukan. b.Tabulasi data Setiap pertanyaan ditafsirkan secara sendiri-sendiri. Skor yang ada dijumlah kemudian perhitungan data dilakukan dengan menggunakan rumus persentase. Adapun rumus persentase tersebut adalah :
P = f/n x 100% Ket :
P = Persentase yang dicari f = Frekuensi jawaban responden n = jumlah jawaban subjek atau sampel yang diolah.
Data yang telah disusun dan dihitung, selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel. Berdasarkan tabel-tabel yang telah dibuat kemudian dilakukan analisis data yang dijabarkan secara deskriptif. Analisis data dilakukan untuk memberikan penjelasan mengenai data hasil penelitian di TM@Mall Blok M Mall, Pejaten Village dan Plaza Semanggi. Untuk memudahkan penaksiran terhadap nilai persentase yang telah diperoleh, maka digunakan parameter interpretasi nilai persentase sebagai berikut: 0% 1% - 25% 26% - 49% 50% 51% - 75% 76% - 99% 100%
: tidak satu pun : sebagian kecil : hampir setengahnya : setengahnya : sebagian besar : hampir seluruhnya : seluruhnya (Wasito, 1992 : 10)
3. Analisis dan Interpretasi Data Setelah melakukan penelitian dan mendapatkan data, maka kemudian dapat dianalisis terhadap layanan TBM@Mall : Blok M Mall, Pejaten Village dan Plaza Semanggi yang akan dijelaskan dalam penjabaran di bawah ini. Koleksi yang dimiliki oleh TBM@Mall Blok M Mall cukup membantu pengguna dalam mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Tidak hanya melalui koleksi, wawasan yang diberikan pengelola dapat juga berasal dari kegiatan yang dilakukan di TBM@Mall Blok M Mall. Koleksi yang dimiliki oleh TBM@Mall Blok M Mall yang bervariasi akan memberikan pilihan atau alternatif kepada pengguna dalam mencari informasi. Novel dan majalah hobi merupakan koleksi yang sering digunakan oleh pengguna. Susunan koleksi disusun repih dan dikelompokkan menurut jenis dan subjeknya. Hasil penelitian di TBM@Mall Pejaten Village menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna merasa terbantu dengan koleksi yang disediakan oleh pengelola. Variasi koleksi di tempat ini terlihat dari disediakannya koleksi buku pelajaran setingkat sekolah dasar. Susunan koleksi terlihat rapih dikelompokkan berdasarkan subjek buku sehingga mudah untuk ditemukan oleh pengguna. Sedangkan hasil penelitian di TBM@Mall Plaza Semanggi menunjukkan bahwa pengguna merasa terpenuhi dan terbantu dengan koleksi yang ada di TBM@Mall Plaza Semanggi. Dengan variasi koleksi yang ada, pengguna lebih bayak memanfaatkan koleksi buku teks umum dibandingkan dengan buku lain yang tersedia. Susunan koleksi juga disusun dengan rapih dan tekelompok dengan baik sehingga pengguna mudah untuk menemukan bahan bacaan yang diinginkan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di TBM@Mall Blok M Mall menunjukkan bahwa layanan TBM diniliai baik oleh pengguna. Layanan yang diberikan oleh pengelola hanya berupa layanan baca di tempat, pengguna tidak boleh meminjam koleksi keluar TBM@Mall. Hal ini dilakukan karena TBM@Mall Blok M Mall tidak memiliki sistem keanggotaan, jadi tidak dapat melakukan peminjaman koleksi. Tidak ada kegiatan internal yang dilakukan oleh pengelola TBM@Mall tetapi pengelola memberikan ruang untuk masyarakat melakukan kegiatan atau berdiskusi di ruang TBM@Mall Blok M Mall. Jam operasional TBM@Mall yang juga disesuaikan dengan jam operasional pusat perbelanjaan, pengguna merasa jadwal tersebut sudah sesuai. Selain itu juga sarana seperti lokasi dan ruang baca dinilai oleh pengguna bahwa lokasi TBM sudah strategis dan ruang baca yang dimiliki oleh pengelola membuat pengguna merasa nyaman. Sarana penunjang seperti fasilitas internet membantu pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka. Pada TBM@Mall Pejaten Village layanan yang diberikan dinilai baik oleh pengguna. Layanan yang diberikan bukan hanya layanan membaca di tempat, tetapi juga peminjaman apabila pengguna sudah menjadi anggota TBM@Mall. Kegiatan TBM@Mall tidak dilakukan secara berkala dan diselenggarakan berkat kerjasama dengan pihak luar TBM@Mall. Selain layanan, lokasi juga perlu diperhatikan untuk mengakses informasi. Jam operasional TBM@Mall yang disesuaikan dengan jam operasional pusat perbelanjaan juga sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna TBM. TBM@Mall Pejaten Village memiliki lokasi yang strategis dan sarana penunjang yang dapat membantu pengguna memenuhi kebutuhan informasi. Ruang baca TBM@Mall yang didesain lesehan membuat ruang baca menjadi lebih luas karena tidak terbatas perabot. Selain itu juga fasilitas internet juga membantu pengguna untuk mendapatkan informasi. TBM@Mall Plaza Semanggi memiliki layanan yang tidak jauh berbeda dari TBM@Mall Blok M Mall. Layanan yang diberikan hanya membaca di tempat. Kegiatan yang diselenggarakan di TBM@Mall ini kebanyakan dilakukan oleh pihak luar yang menggunakan ruangan TBM@Mall Plaza Semanggi. Jam perasional yang juga disesuaikan dengan jam operasional pusat perbelanjaan dinilai oleh sebagian besar pengguna kurang sesuai dengan kebutuhan mereka. Pengguna TBM@Mall Paza Semanggi sebagian besar adalah mahasiswa. Lokasi TBM@Mall Plaza Semanggi berada di lantai 3 yang dinilai strategis oleh pengguna. TBM@Mall berada di area pusat perbelanjaan yang agak sedikit pinggir, membuat lingkungan sekitarnya tidak bising sehingga pengguna dapat berdiskusi atau mengerjakan tugas tanpa ada gangguan kebisingan. Ruang baca tidak menjadi masalah besar bagi pengguna. Hal lain yang dimanfaatkan oleh pengguna yaitu fasilitas internet. Kebanyakan dari pengguna mengunjungi TBM@Mall Plaza Semanggi bukan untuk membaca, tetapi untuk mengerjakan tugas atau hanya sekedar bersantai sambil bermain game. Oleh karena itu fasilitas internet merupakan fasilitas yang sangat penting di TBM@Mall ini. 4. Kesimpulan Koleksi yang dimiliki oleh TBM@Mall Blok M Mall cukup membantu pengguna dalam mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Koleksi yang dimiliki oleh TBM@Mall Blok M Mall yang bervariasi akan memberikan pilihan atau alternatif kepada pengguna dalam mencari informasi. Hasil penelitian di TBM@Mall Pejaten Village menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna merasa terbantu dengan koleksi yang disediakan oleh pengelola. Variasi koleksi di tempat ini terlihat dari disediakannya koleksi buku pelajaran setingkat sekolah dasar dan koleksi buku dari berbagai subjek. Susunan koleksi terlihat rapih dikelompokkan berdasarkan subjek buku sehingga mudah untuk
ditemukan oleh pengguna. Di TBM@Mall Plaza Semanggi menunjukkan bahwa pengguna merasa terbantu dengan koleksi yang ada di TBM@Mall. Dengan variasi koleksi yang ada, pengguna lebih bayak memanfaatkan koleksi buku teks umum dibandingkan dengan buku lain yang tersedia. Dari hasil penelitian yang dilakukan di TBM@Mall Blok M Mall menunjukkan bahwa layanan TBM diniliai baik oleh pengguna. Layanan yang diberikan oleh pengelola hanya berupa layanan baca di tempat, pengguna tidak boleh meminjam koleksi keluar TBM@Mall. Jam operasional TBM@Mall yang juga disesuaikan dengan jam operasional pusat perbelanjaan, pengguna merasa jadwal tersebut sudah sesuai. Selain itu juga sarana seperti lokasi dan ruang baca dinilai oleh pengguna bahwa lokasi TBM sudah strategis dan ruang baca yang dimiliki oleh pengelola membuat pengguna merasa nyaman. Sarana penunjang seperti fasilitas internet membantu pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka. Pada TBM@Mall Pejaten Village layanan yang diberikan dinilai baik oleh pengguna. Layanan yang diberikan bukan hanya layanan membaca di tempat, tetapi juga peminjaman apabila pengguna sudah menjadi anggota TBM@Mall. Kegiatan TBM@Mall tidak dilakukan secara berkala dan diselenggarakan berkat kerjasama dengan pihak luar TBM@Mall. Jam operasional TBM@Mall yang disesuaikan dengan jam operasional pusat perbelanjaan juga sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna TBM. TBM@Mall Pejaten Village memiliki lokasi yang strategis dan sarana penunjang yang dapat membantu pengguna memenuhi kebutuhan informasi. Layanan TBM@Mall Plaza Semanggi dinilai baik oleh pengguna. Layanan yang diberikan hanya membaca di tempat. Kegiatan yang diselenggarakan di TBM@Mall ini kebanyakan dilakukan oleh pihak luar yang menggunakan ruangan TBM@Mall Plaza Semanggi. Pengguna TBM@Mall Paza Semanggi sebagian besar adalah mahasiswa. Hal lain yang dimanfaatkan oleh pengguna yaitu fasilitas internet. Kebanyakan dari pengguna mengunjungi TBM@Mall Plaza Semanggi bukan untuk membaca, tetapi untuk mengerjakan tugas atau hanya sekedar bersantai sambil bermain game. Oleh karena itu fasilitas internet merupakan fasilitas yang sangat penting di TBM@Mall ini.
Sumber Bacaan Arikunto, Suharsimi. (1989). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Bina Aksara. Bauer, Louise. (2009). Public Libraries-Third Places, Social Spaces. ALIA Public Libraries Summit 2009. Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Panduan Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat. Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Panduan Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Departemen Pendidikan Nasional.. (2012). Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat Ruang Publik. Ernawati, Nurul. Optimalisasi layanan taman bacaan masyarakat(TBM) dalam menumbuhkan minat baca masyarakat pedesaan. www.bppnfireg4.net/index.php/optimalisasi-layana-tbm.html. Diakses pada 3 September 2012 Hermawan, Rachman & Zulfikar Zen. (2006). Etika Pustakawan : Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta : Sagung Seto. IFLA. (1994). Public Library Manifesto 1994: IFLA/UNESCO. http://archive.ifla.org/VII/s8/unesco/eng.htm (diakses tanggal 24 Oktober 2012)
Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Kementrian Pendidikan Nasional. (2011). TBM Ruang Publik/TBM@Mall. http://www.paudni.kemdiknas.go.id/dikmas/index.php/sarana-prasarana/tbm-ruangpublik--tbmmall.html (tanggal akses 13 Oktober 2012) Leonhardt, Mary. (2000). 99 Cara Menjadikan Anak Keranjingan Membaca. Jakarta: Kaifa. McCook, Kathleen de la pena (2004). Introduction to Public Librianship. New York : NealSchuman Publishers. Montgomery, Susan & Miller, Jonaathan. (2011). The Third Place: the Library as Collaborative and Community Space in a Time of Fiscal Restraint. Rollins College. Perpusnas. (2006). Pedoman Penyelengggaraan Perpustakaan Umum. Rubin, Richard E. (2004). Foundations of library and information science : 2nd edition. New York : Neal-Schuman Publisher. Sevilla, Consuelo (et.al.). (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (ed.). (1989). Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES. Sulistyo-Basuki. (1993). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Wasito, Hermawan. (1992). Pengantar Metodologi Penelitian : Panduan Mahasiswa. Jakarta : Gramedia. Yulaelawati, Ella. (2010). Taman Bacaan Masyarakat Kreatif. Jakarta: Direktorat Pendidikan Masyarakat Kementrian Pendidikan Nasional. Lampiran Kuesioner Penelitian 1. Jenis kelamin : [ ] Laki-laki
[ ] Perempuan
2. Usia : [ ] < 17 tahun [ ] 17 - 23 tahun
[ ] 24 - 35 tahun [ ] 36 - 55 tahun
[
3. Pendidikan terakhir : [ ] SD [ ] SMP
[ ]SMA [ ]D3
[ ]S1 [ ]S2
] > 55 tahun
[ ]S3
4. Pekerjaan : [ ] Pelajar [ ] Mahasiswa [ ] Dosen [ ] Guru [ ] Pegawai Negeri Sipil
[ [ [ [ [
5. Berapakah pendapatan anda dalam satu bulan ? a. Rp 100.000-Rp750.000 b. Rp 760.000-Rp 1.500.000
c. Rp 1.510.000-Rp 2.250.000 d. Lebih dari Rp 2 260.000
Layanan
] Pegawai Swasta ] Wartawan ] Peneliti ] Wiraswasta ] Lain-lain (Sebutkan) ..........
6. Bagaimana pendapat anda tentang layanan yang ada di TBM@Mall ? a. Sangat baik c. Cukup baik b. Baik d. Kurang baik 7. Menurut Anda apakah jam operasional layanan TBM@Mall saat ini sudah sesuai ? a. Sangat sesuai c. Cukup sesuai b. Sesuai d. Kurang sesuai 8. Menurut Anda apakah petugas TBM@Mall membantu Anda ketika anda mengalami kesulitan dalam mencari koleksi di rak ? a. Sangat membantu c. Cukup membantu b. Membantu d. Kurang membantu 9. Apakah Anda pernah mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh TBM@Mall ini? a. Pernah c. Jarang b. Tidak pernah d. Sangat Jarang 10. Apakah kegiatan yang diselenggarakan di TBM ini menarik minat anda untuk berkunjung? a. Sangat menarik c. Cukup menarik b. Menarik d. Kurang menarik Koleksi 11. Apakah koleksi TBM@Mall dapat membantu anda mencari informasi yang dibutuhkan ? a. Sangat membantu c. Cukup membantu b. Membantu d. Kurang Membantu 12. Bagaimana pendapat anda tentang jenis buku–buku yang ada di TBM@Mall ini ? a. Sangat bervariasi c. Cukup bervariasi b. Bervariasi d. Kurang bervariasi 13. Buku-buku berbahasa apa yang anda senangi ? a. Bahasa Indonesia b. Bahasa Inggris
c. Bahasa daerah d. Bahasa lainnya
14. Jenis koleksi buku apa saja yang Anda manfaatkan bila mengunjungi TBM@Mall ? a. Novel c. Buku cerita b. Komik d. Buku umum 15. Menurut Anda apakah susunan koleksi di rak saat ini mudah untuk ditemukan ? a. Sangat mudah c. Cukup mudah b. Mudah d. Kurang mudah 16. Apakah koleksi majalah yang ada sudah bervariasi ? a. Sangat bervariasi c. Cukup bervariasi
b. Bervariasi
d. Kurang bervariasi
17. Jenis koleksi majalah apakah yang sering anda manfaatkan bila mengunjungi TBM@Mall? a. Majalah anak-anak c. Majalah hobi b. Majalah berita d. Majalah Bisnis 18. Apakah menurut Anda koleksi yang ada di TBM@Mall mutakhir ? a. Sangat mutakhir c. Cukup mutakhir b. Mutakhir d. Kurang mutakhir Sarana dan Prasarana 19. Menurut Anda apakah lokasi TBM@Mall saat ini sudah strategis? a. Sangat strategis c. Cukup strategis b. Strategis d. Kurang strategis 20. Apakah fasilitas ruang baca di TBM@Mall saat ini sudah memadai ? a. Sangat memadai c. Cukup memadai b. Memadai d. Kurang memadai 21. Apakah menurut Anda pencahayaan di ruang TBM@Mall sudah membuat Anda merasa nyaman ? a. Sangat nyaman c. Cukup nyaman b. Nyaman d. Kurang nyaman 22. Apakah menurut Anda tata ruang di TBM@Mall ini sudah sesuai ? a. Sangat sesuai c. Cukup sesuai b. Sesuai d. Kurang sesuai 23. Apakah menurut anda sirkulasi udara (AC) di TBM@Mall ini sudah sesuai ? a. Sangat sesuai c. Cukup sesuai b. Sesuai d. Kurang sesuai 24. Apakah menurut Anda luas ruangan TBM@Mall saat ini sudah membuat anda merasa nyaman? a. Sangat nyaman c. Cukup nyaman b. Nyaman d. Kurang nyaman 25. Menurut Anda fasilitas internet yang disediakan oleh pengelola membantu anda dalam mendapatkan informasi ? a. Sangat membantu c. Cukup membantu b. Membantu d. Kurang membantu 26. Bagaimana menurut anda mengenai TBM@Mall secara keseluruhan ? a. Sangat Baik c. Cukup Baik b. Baik d. Kurang Baik Pengelolaan 27. Bagaimana menurut Anda pengadaan koleksi yang dilakukan di TBM@Mall ini ?
a. Sangat baik b. Baik
c. Cukup baik d. Kurang baik
28. Apakah menurut Anda koleksi yang tersedia di TBM@Mall sudah memenuhi kebutuhan para pengguna ? a. Sangat memenuhi c. Cukup memenuhi b. Memenuhi d. Kurang memenuhi 29. Bagaimanakah cara TBM@Mall memenuhi pengadaan koleksi buku ? a. Membeli c. Sumbangan b. Pertukaran antar TBM d. Pinjaman 30. Bagaimanakah seharusnya TBM@Mall ini melakukan proses seleksi koleksi untuk memenuhi kebutuhan koleksi bsgi penggunanya? a. Disesuaikan dengan kemampuan pengguna yang dilayani b. Disesuaikan dengan usia pengguna TBM c. Disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai TBM d. Disesuaikan dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan pengguna 31. Apakah setiap buku yang tersedia di TBM@Mall selalu melalui proses seleksi koleksi? a. Selalu c. Jarang b. Tidak pernah d. Sangat jarang 32. Menurut Anda berapa persen kah anggaran yang harus disediakan untuk pembelian buku di TBM@Mall? a. 13% c. 33% b. 36% d. 20% 33. Apakah anggaran yang disediakan sudah memenuhi pengadaan koleksi ? a. Sangat memenuhi c. Cukup memenuhi b. Memenuhi d. Kurang memenuhi