EVALUASI KINERJA TAHAPAN HANDOVER PADA PENGGUNA TUNGGAL LAYANAN FTP JARINGAN MOBILE WIMAX (IEEE 802.16E) Yudha Bachtiar*), Imam Santoso, Ajub Ajulian Zahra Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia *)
Email:
[email protected]
Abstrak WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) adalah teknologi komunikasi nirkabel yang menyediakan koneksi jalur pita lebar pada jarak yang jauh dengan kecepatan tinggi yang berbasis pada standar IEEE 802.16. Standar IEEE 802.16 terbagi menjadi 2 kategori besar, yaitu standar IEEE 802.16d untuk layanan fixed user dan IEEE 802.16e untuk layanan mobile user. Fixed WiMAX mampu menghasilkan bitrate hingga 75 Mbps dengan cakupan area hingga 50 km dan Mobile WiMAX mampu menghasilkan bitrate hingga 15 Mbps dengan cakupan area 1,6 km – 4,8 km. Teknologi yang dipakai untuk Fixed WiMAX adalah Orthogonal Frequency Division Multiple Access (OFDMA) dan untuk Mobile WiMAX adalah Scalable Orthogonal Frequency Division Multiple Access (SOFDMA). Mobile WiMAX harus sudah mendukung fitur handover untuk memberikan layanan bagi segmen mobile user. Fitur handover di Mobile WiMAX terbagi menjadi hard handover dan soft handover. Hard handover memberikan kestabilan layanan yang tinggi bagi user dengan kelemahan harus putus dulu sebelum tersambung dengan sel lain, sedangkan layanan yang disediakan soft handover tidak sebagus hard handover, akan tetapi dengan kelebihan tidak putus ketika tersambung dengan sel lain. Pada penelitian ini dirancang sebuah simulasi dan analisis kinerja jaringan Mobile WiMAX dalam delapan area layanan BS (Base Station) dengan satu user pengguna layanan aplikasi FTP yang berbeda kecepatan geraknya menggunakan perangkat lunak OPNET Modeler v14.5. Skenario pertama menggunakan kecepatan gerak 10 km/jam, skenario kedua menggunakan kecepatan gerak 30 km/jam, dan skenario ketiga menggunakan kecepatan gerak 90 km/jam. Perancangan dilakukan untuk membandingkan kinerja layanan WiMAX dalam kecepatan yang berbeda-beda, dimana parameterparameter yang digunakan adalah throughput, load jaringan WiMAX yang dibandingkan dengan delay jaringan WiMAX yang terjadi pada saat terjadi handover, delay yang dibutuhkan untuk proses handover, dan proses scanning yang dibutuhkan untuk proses handover. Dari hasil simulasi diperoleh bahwa nilai throughput untuk kecepatan 10 km/jam adalah berkisar antara 160 kbps – 220 kbps, untuk kecepatan 30 km/jam adalah berkisar antara 120 kbps – 180 kbps, dan untuk kecepatan tiga adalah berkisar antara 120 kbps – 200 kbps. Nilai load jaringan WiMAX untuk kecepatan 10 km/jam adalah 65,8 paket/detik dengan delay jaringan mencapai 69 ms, untuk kecepatan 30 km/jam adalah 73,03 paket/detik dengan delay jaringan mencapai 56 ms, dan untuk kecepatan 90 km/jam adalah 65,86 paket/detik dengan delay jaringan mencapai 44 ms. Delay yang dibutuhkan untuk proses handover, kecepatan 10 km/jam, 30 km/jam, dan 90 km/jam semuanya menghasilkan nilai delay 14 ms, 19 ms, dan 20 ms. Sedangkan proses scanning yang dibutuhkan untuk kecepatan 10 km/jam, 30 km/jam, dan 90 km/jam adalah kurang dari satu detik. Kata kunci : WiMAX, Mobile WiMAX, OPNET Modeler v14.5, handover, Throughput, Delay
Abstract WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) is a wireless communications technology that provides broadband connection over long distances at high speed based on the IEEE 802.16 standard. IEEE 802.16 standard is divided into two major categories, namely IEEE 802.16d standard for fixed user and IEEE 802.16e for mobile user. Fixed WiMAX is capable of producing up to 75 Mbps bitrate with a coverage area of up to 50 km and Mobile WiMAX is capable of producing up to 15 Mbps bitrate with a coverage area of 1.6 km - 4.8 km. The technology that used in Fixed WiMAX is Orthogonal Frequency Division Multiple Access (OFDMA) and the technology that used in Mobile WiMAX is Scalable Orthogonal Frequency Division Multiple Access (SOFDMA). Mobile WiMAX must support handover to provide services for the mobile user. Handover in Mobile WiMAX divided into hard handover and soft handover. Hard handover provide high stability for user with a weakness should break up first before connecting to other cells, while the soft handover’s services is not as good as the hard handover, but will not break up when connecting to other cells.
In this research designed a simulation and performance analysis of Mobile WiMAX that divided into eight service area of BS (Base Station) and one client that using FTP application in different velocity using software OPNET Modeler v14.5. The first scenario uses the velocity of 10 km/hour, the second scenario uses the velocity of 30 km/hour, and the third scenario uses the velocity of 90 km/hour. The designing is done by comparing the performance of WiMAX services in different velocity, where the parameters used are throughput, WiMAX network load compared to the WiMAX network delay when the handover occurs, delay required for the handover process, and the scanning process when the handover occurs. From the result of simulation obtained that the throughput value for the velocity of 10 km/hour is in the range between 160 kbps – 220 kbps, for the velocity of 30 km/hour is in the range between 120 kbps – 180 kbps, and for the velocity of 90 km/hour is in the range between 120 kbps – 200 kbps. WiMAX network load value for the velocity of 10 km/hour is 65,8 packets/sec with the WiMAX network delay reaches 69 ms, for the velocity of 30 km/hour is 73,03 packets/sec with the WiMAX network delay reaches 56 ms, and for the velocity of 90 km/hour is 65.86 packets/sec with the WiMAX network delay reaches 44 ms. Handover delay for all velocity are 14 ms, 19 ms, and 20 ms. While the scanning process required for handover process for all velocity is less than one second. Keywords : WiMAX, Mobile WiMAX, OPNET Modeler v14.5, handover, Throughput, Delay
1.
Pendahuluan
IEEE 802.16 atau lebih dikenal dengan nama WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) adalah teknologi komunikasi nirkabel yang menyediakan koneksi jalur pita lebar pada jarak yang jauh dengan kecepatan tinggi. Standar IEEE 802.16 sampai IEEE 802.16d untuk fixed user dan IEEE 802.16e untuk layanan mobile user. Teknologi WiMAX terus dikembangkan dan telah di ujicoba pada beberapa negara, teknologi ini dikenal dengan WiMAX yang dikenal juga dengan nama IEEE 802.16. WiMAX saat ini terbagi menjadi 2 kategori besar, yaitu IEEE 802.16d dan IEEE 802.16e. Keduanya sangat berbeda dimana IEEE 802.16d untuk segmen fixed dan nomadic sedangkan IEEE 802.16e bagi segmen portable dan mobile. Permasalahan pada Mobile WiMAX adalah prosedur handover yang lambat berdampak pada terganggunya proses transmisi data maupun suara sehingga menurunkan kualitas layanan yang diberikan. Permasalahan handover pada Mobile WiMAX dapat diatasi dengan optimasi handover pada Mobile WiMAX. Memprediksi Target BS (TBS) yang berpotensi untuk di-scan sehingga mmengurangi delay pada proses handover serta menggunakan prosedur fast scan untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan dalam proses scanning. Maka dari itu, pada penelitian ini dirancang sebuah simulasi pengguna tunggal layanan FTP jaringan Mobile WiMAX.
Tahapan Proses Hard Handover pada Mobile WiMAX Jaringan mobile memungkinkan user untuk mengakses layanan dalam keadaan bergerak sehingga memberikan “kebebasan” kepada pengguna dalam hal mobilitas. Akan tetapi, kebebasan ini membawa ketidak-pastian bagi sistem mobile. Mobilitas dari pengguna mengakibatkan perbedaan dinamis baik dalam kualitas hubungan maupun level interferensi, kadang terjadi keadaan dimana seorang
user harus berganti BS yang melayaninya. Proses ini dikenal sebagai handover (HO). Handover menjamin keberlangsungan layanan nirkabel (wireless) ketika user bergerak menuju batas-batas sel. Hard Handover (HHO) adalah kelompok dari prosedur HO dimana semua hubungan yang lama dilepaskan sebelum hubungan radio yang baru dibentuk. Bagi pembawa (bearer) real-time hal ini berarti pemutusan hubungan yang singkat dari bearer
Tahapan Network Topology Acquisition Phase (NTAP) Tahapan ini dilakukan sebelum proses handover dimulai. Tahapan ini terbagi menjadi 2 bagian utama, yaitu: 1. Scanning Proses ini dilakukan oleh MS jika daya sinyal dari SBS (BS induk) lebih rendah dari daya sinyal yang sudah ditetapkan, dan proses handover dimulai saat daya sinyal dari TBS (BS tetangga) lebih tinggi dari daya sinyal SBS. 2. Ranging Proses ini dilakukan BS untuk memperkirakan daya sinyal dan waktu kedatangan untuk diketahui MS.
Tahapan Actual Handover Phase (AHOP) Setelah semua proses yang terjadi pada tahapan NTAP selesai, langkah selanjutnya untuk melakukan proses handover adalah tahapan AHOP. Pada tahapan AHOP terdapat keputusan handover yang dilakukan baik MS maupun BS, seperti: 1. Cell reselection MS mengadakan pemilihan sel berdasarkan network topology acquisition stage, dimana bila pemilihan sel menggunakan operasi yang sama dengan network topology acquisition maka tahapan ini dapat dipersingkat. 2. Handover decision and initiation
Proses handover dimulai pengambilan keputusan MS untuk perpindahan koneksi dari SBS menuju TBS terdekat. Keputusan ini dapat diambil oleh MS, SBS, maupun bagian lain dari jaringan WiMAX tergantung dari implementasinya. 3. Synchronization to the BS Setelah MS menentukan TBS mana yang akan digunakan, MS melakukan sinkronisasi dengan TBS tersebut. Tahapan ini dapat dipersingkat apabila TBS telah mengetahui tentang proses handover yang akan terjadi. 4. Ranging dengan TBS MS melakukan ranging terhadap TBS yang berpotensi untuk proses handover yang berguna untuk mendapatkan informasi mengenai waktu kedatangan dan level daya yang digunakan. 5. Terminating SBS Setelah penetapan koneksi dengan TBS, MS memutuskan hubungan dengan SBS dengan cara mengirimkan pesan MOB_HO_IND yang berguna untuk memutuskan komunikasi dengan SBS.
Gambar 2. Arsitektur jaringan Mobile WiMAX
Jarak tempuh yang dilalui oleh MS adalah 8,6 km dengan variasi kecepatan 10 km/jam, 30 km/jam, dan 90 km/jam.
3. Hasil dan Analisis 3.1 Throughput Throughput dengan kecepatan gerak MS 10 km/jam
2. Metode 2.1. Perancangan Sistem Skenario terjadinya proses handover dirancang dengan membuat WiMAX subnet dimana MS melakukan proses mobilitas dari SBS menuju TBS berdasarkan trajectory atau lintasan mobilitas yang telah ditentukan. MS akan melewati beberapa TBS dengan tujuan untuk terciptanya proses handover, selain itu kecepatan dari MS akan diubah-ubah untuk mengetahui pengaruh kecepatan terhadap proses handover dalam simulasi. Berikut ini adalah diagram alir tahapan proses handover dan diagram alur kerja dari perancangan sistem simulasi jaringan Mobile WiMAX. Memperkirakan informasi yang dibutuhkan untuk proses handover (Ec/Io dari sel utama dan sel tetangga, dll
dibuat dalam dua bagian subnetwork yang mewakili jaringan Mobile WiMAX dan jaringan server. Pada Gambar 2 dapat dilihat konfigurasi jaringan Mobile WiMAX dan server yang terhubung lewat IP cloud router dengan link yang dipakai adalah ppp_ds3.
Dengan kecepatan gerak MS 10 km/jam dan menempuh jarak 8,6 km terjadi throughput trafik aplikasi FTP ini berkisar antara 160 kbps – 220 kbps. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada Gambar 3 berikut.
Mulai
MS bergerak hingga berpindah area layanan BS
tidak MS melakukan scanning ke TBS terdekat
Syarat handover terpenuhi? MS masuk ke area layanan TBS
ya MS melanjutkan layanan aplikasi FTP
- Penyelesaian proses handover - Memperbarui parameter yang berkaitan
Selesai
(a) (b) Gambar 1. (a) tahapan proses handover (b) Diagram alir perancangan sistem
2.2 Simulasi Jaringan Mobile WiMAX Topologi jaringan dalam simulasi dibuat dengan standar Mobile WiMAX IEEE 802.16e dengan implementasi mendekati kehidupan nyata dimana topologi jaringan
Gambar 3. Hasil simulasi throughput jaringan Mobile WiMAX pada skenario pertama
Throughput dengan kecepatan gerak MS 30 km/jam Dengan kecepatan gerak MS 30 km/jam dan menempuh jarak 8,6 km terjadi throughput trafik aplikasi FTP ini berkisar antara 120 kbps –180 kbps. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada Gambar 4 berikut.
jaringan. Beban pada menit ke 39 mencapai 65,8 paket/detik dengan delay mencapai 69 ms terjadi saat MS melakukan proses handover ke 6 (MS bergerak memasuki area TBS 6) seperti ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 4. Hasil simulasi throughput jaringan Mobile WiMAX pada skenario kedua
Throughput dengan kecepatan gerak MS 90 km/jam Untuk skenario ketiga mengalami pengecualian karena MS menempuh jarak simulasi sampai selesai, yaitu 8,6 km dengan kecepatan yang sangat tinggi (90 km/jam), menghasilkan nilai throughput trafik aplikasi FTP berkisar antara 120 kbps –200 kbps dan semuanya terjadi ketika MS sudah berada pada area layanan TBS 7 (sudah tidak mengalami handover). Untuk lebih jelas bisa dilihat pada Gambar 5 berikut.
Gambar 6. Hasil simulasi load jaringan Mobile WiMAX pada skenario pertama
Load dengan kecepatan gerak MS 30 km/jam Pada menit ke 11 terjadi beban transmisi data paling tinggi di dalam jaringan IEEE 802.16e sehingga dari beban yang tinggi ini menimbulkan delay di dalam jaringan. Beban pada menit ke 11 mencapai 73,03 paket/detik dengan delay 56 ms terjadi saat MS melakukan proses handover ke 5 (MS bergerak memasuki area TBS 5) seperti ditunjukkan pada Gambar 7.
Gambar 5. Hasil simulasi throughput jaringan Mobile WiMAX pada skenario ketiga
Nilai throughput pada semua skenario akan mengalami penurunan ketika proses handover sedang terjadi. Hal ini dikarenakan terjadinya suatu kondisi disconnected atau tidak adanya layanan aplikasi FTP ketika MS melakukan proses handover.
3.2 Load Jaringan Mobile WiMAX Load dengan kecepatan gerak MS 10 km/jam Pada menit ke 37 terjadi beban transmisi data paling tinggi di dalam jaringan IEEE 802.16e sehingga dari beban yang tinggi ini menimbulkan delay di dalam
Gambar 7. Hasil simulasi load jaringan Mobile WiMAX pada skenario kedua
Load dengan kecepatan gerak MS 90 km/jam Untuk skenario ketiga mengalami pengecualian karena MS menempuh jarak simulasi sampai selesai, yaitu 8,6 km dengan kecepatan yang sangat tinggi (90 km/jam), maka pada menit ke 11 terjadi beban transmisi data paling tinggi di dalam jaringan IEEE 802.16e sehingga dari beban yang tinggi ini menimbulkan delay di dalam
jaringan. Beban pada menit ke 46 mencapai 65,86 paket/detik dengan delay 44 ms terjadi saat MS sudah memasuki area TBS 7 (sudah tidak melakukan proses handover). Hal ini dikarenakan semua proses handover terjadi dengan sangat cepat, dengan kata lain MS belum selesai melakukan aplikasi FTP tetapi sudah terjadi proses handover sampai 6 kali. Oleh karena itu, beban data paling tinggi terjadi setelah MS berada pada area layanan TBS 7. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada Gambar 8 berikut.
Tabel 1. Waktu dan delay terjadinya proses handover ketika skenario pertama WiMAX BS SBS TBS 1 TBS 2 TBS 3 TBS 4 TBS 5 TBS 6 TBS 7
Memasuki area layanan pada menit ke 0 sampai 9.8 9.8 sampai 15.5 15.5 sampai 21.5 21.5 sampai 27.7 27.7 sampai 33.4 33.4 sampai 38.9 38.9 sampai 45.2 45.2 sampai 60
Delay pada saat handover terjadi 0 ms 19 ms 20 ms 15 ms 14 ms 19 ms 20 ms 19 ms
Delay handover dengan kecepatan gerak MS 30 km/jam MS melakukan pergerakan dari SBS menuju TBS 7 dengan kecepatan 30 km/jam dan jarak tempuh 8,6 km. WiMAX Mobility Handover Delay menunjukkan terjadinya delay pada setiap proses handover. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada Gambar 10 dan Tabel 2.
Gambar 8. Hasil simulasi load jaringan Mobile WiMAX pada skenario ketiga
Dari ketiga skenario diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin cepat MS bergerak, load dan delay yang dihasilkan juga akan semakin besar.
3.3 Delay yang dibutuhkan Jaringan Mobile WiMAX untuk melakukan proses handover Delay handover dengan kecepatan gerak MS 10 km/jam MS melakukan pergerakan dari SBS menuju TBS 7 dengan kecepatan 10 km/jam dan jarak tempuh 8,6 km. WiMAX Mobility Handover Delay menunjukkan terjadinya delay pada setiap proses handover. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada Gambar 9 dan Tabel 1.
Gambar 10. Hasil simulasi delay handover jaringan Mobile WiMAX pada simulasi skenario kedua Tabel 2. Waktu dan delay terjadinya proses handover ketika skenario kedua WiMAX BS
Memasuki area layanan pada menit ke
Delay pada saat handover terjadi
SBS TBS 1 TBS 2 TBS 3 TBS 4 TBS 5 TBS 6 TBS 7
0 sampai 3.3 3.3 sampai 5.2 5.2 sampai 7.2 7.2 sampai 9.2 9.2 sampai 11.1 11.1 sampai 13 13 sampai 15 15 sampai 60
0 ms 19 ms 20 ms 15 ms 14 ms 19 ms 15 ms 19 ms
Delay handover dengan kecepatan gerak MS 90 km/jam
Gambar 9. Hasil simulasi delay handover jaringan Mobile WiMAX pada simulasi skenario pertama
MS melakukan pergerakan dari SBS menuju TBS 7 dengan kecepatan 90 km/jam dan jarak tempuh 8,6 km. WiMAX Mobility Handover Delay menunjukkan terjadinya delay pada setiap proses handover. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada Gambar 11 dan Tabel 3.
dibutuhkan oleh tiap TBS kurang dari satu detik. Sebagai contoh untuk data proses scanning TBS 1 yang akan ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Waktu yang dibutuhkan untuk proses scanning skenario pertama
Gambar 11. Hasil simulasi delay handover jaringan Mobile WiMAX pada simulasi skenario ketiga
TBS 1 (handover pertama) Nilai Detik ke scanning 0 sampai 590.325 -1 590.359 1 590.364 1 590.369 1 590.374 1 590.379 0 590.400 sampai masuk HO -1 kedua
keterangan Scanning dimatikan Scanning berjalan Scanning berjalan Scanning berjalan Scanning berjalan Operasi biasa Scanning dimatikan
Scanning dengan kecepatan gerak MS 30 km/jam Tabel 3. Waktu dan delay terjadinya proses handover ketika skenario ketiga WiMAX BS SBS TBS 1 TBS 2 TBS 3 TBS 4 TBS 5 TBS 6 TBS 7
Memasuki area layanan pada menit ke 0 sampai 1.1 1.1 sampai 1.73 1.73 sampai 2.4 2.4 sampai 3.08 3.08 sampai 3.72 3.72 sampai 4.3 4.3 sampai 5.03 5.03 sampai 60
Hasil yang ditunjukkan ditunjukkan pada Gambar 13.
Delay pada saat handover terjadi 0 ms 14 ms 20 ms 20 ms 19 ms 14 ms 20 ms 14 ms
Untuk parameter delay tiap terjadi handover, sudah bisa dikatakan baik karena kecepatan bergerak dari MS tidak mempengaruhi handover delay yang ada. Hal ini dikarenakan sudah baiknya parameter scanning yang ada di simulasi.
3.4 Scanning yang dibutuhkan untuk proses handover pada Jaringan Mobile WiMAX Scanning dengan kecepatan gerak MS 10 km/jam Hasil yang ditunjukkan ditunjukkan pada Gambar 12.
. Gambar 13. Hasil simulasi lama scanning yang dibutuhkan TBS terdekat pada skenario kedua
Dari Gambar 13 terlihat bahwa besar pesan MOB_NBR_ADV yang diterima oleh TBS terdekat adalah sekitar 40 kbit/detik dengan waktu scanning yang dibutuhkan oleh tiap TBS kurang dari satu detik. Sebagai contoh untuk data proses scanning TBS 1 yang akan ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Waktu yang dibutuhkan untuk proses scanning skenario kedua
Gambar 12. Hasil simulasi lama scanning yang dibutuhkan TBS terdekat pada skenario pertama
Dari Gambar 12 terlihat bahwa besar pesan MOB_NBR_ADV yang diterima oleh TBS terdekat adalah sekitar 40 kbit/detik dengan waktu scanning yang
TBS 1 (handover pertama) Waktu (detik) Nilai scanning 0 sampai 196.785 -1 196.819 1 196.824 1 196.829 1 196.834 1 196.839 0 196.860 sampai masuk -1 HO kedua
keterangan Scanning dimatikan Scanning berjalan Scanning berjalan Scanning berjalan Scanning berjalan Operasi biasa Scanning dimatikan
Scanning dengan kecepatan gerak MS 90 km/jam Hasil yang ditunjukkan ditunjukkan pada Gambar 14.
Gambar 14. Hasil simulasi lama scanning yang dibutuhkan TBS terdekat pada skenario ketiga
Dari Gambar 14 terlihat bahwa besar pesan MOB_NBR_ADV yang diterima oleh TBS terdekat adalah sekitar 40 kbit/detik dengan waktu scanning yang dibutuhkan oleh tiap TBS kurang dari satu detik. Sebagai contoh untuk data proses scanning TBS 1 yang akan ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6. Waktu yang dibutuhkan untuk proses scanning skenario ketiga TBS 1 (handover pertama) Waktu (detik) Nilai scanning 0 sampai 65.605 -1 65.639 1 65.645 1 65.649 1 65.654 1 65.659 0 65.675 sampai masuk HO -1 kedua
keterangan Scanning dimatikan Scanning berjalan Scanning berjalan Scanning berjalan Scanning berjalan Operasi biasa Scanning dimatikan
Paket advertisement yang dihasilkan MS yang bergerak dengan kecepatan 10 km/jam adalah sekitar 40 Kbit/detik dengan proses scanning tidak lebih dari satu detik, untuk kecepatan 30 km/jam paket advertisement yang dihasilkan juga sekitar 40 Kbit/detik dengan proses scanning tidak lebih dari satu detik, dan untuk kecepatan 90 km/jam paket advertisement yang dihasilkan juga 40 Kbit/detik dengan proses scanning tidak lebih dari satu detik. Delay pada saat handover yang dihasilkan untuk kecepatan bergerak 10 km/jam adalah antara 14 ms, 19 ms, dan 20 ms. Untuk kecepatan bergerak 30 km/jam, delay pada saat handover yang dihasilkan juga 14 ms, 19 ms, dan 20 ms. Untuk kecepatan bergerak 90 km/jam, delay pada saat handover yang dihasilkan juga sama seperti sebelumnya, yaitu 14 ms, 19 ms, dan 20 ms. Seluruh jaringan Mobile WiMAX berjalan dengan baik, dimana MS menerima layanan aplikasi FTP yang dikirimkan dari jaringan server walaupun MS bergerak dengan variasi kecepatan dari kecepatan rendah sampai kecepatan tinggi. Hal ini mengindikasikan proses handover dapat dilakukan dimana SBS dan TBS mampu memberikan layanan kepada MS. Berdasarkan hasil pengujian terhadap program simulasi dan analisis kinerja jaringan Mobile WiMAX menggunakan perangkat lunak OPNET Modeler v14.5 ini, diharapkan dilakukan penelitian lanjutan yang dirancang dalam penggunaan jumlah MS yang lebih banyak untuk kemudian dibandingkan dengan hasil penelitian ini sehingga diperoleh hasil pengujian yang lebih baik.
Referensi [1].
Dari ketiga skenario scanning dan advertisement dapat ditarik kesimpulan bahwa berapapun kecepatan MS bergerak tidak akan mempengaruhi waktu scanning yang dibutuhkan untuk proses handover.
[2].
4. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa Nilai throughput aplikasi FTP untuk kecepatan gerak MS 10 km/jam berkisar antara 160 kbps sampai 220 kbps, untuk kecepatan 30 km/jam berkisar 120 kbps sampai 180 kbps, dan untuk kecepatan 90 km/jam mengalami pengecualian karena throughput dihasilkan setelah MS berada pada layanan TBS 7 dengan nilai 120 kbps sampai 200 kbps. Load (beban data) aplikasi FTP untuk kecepatan gerak MS 10 km/jam memberikan hasil 65,8 paket/detik dengan nilai delay 69 ms terjadi pada handover ke-6, untuk kecepatan gerak MS 30 km/jam memberikan hasil 73,03 paket/detik dengan nilai delay 56 ms terjadi pada handover ke-5, dan untuk kecepatan gerak MS 90 km/jam mengalami pengecualian karena nilai load dihasilkan setelah MS berada pada layanan TBS 7 dengan nilai 65,86 paket/detik dengan delay 44 ms.
[3].
[4].
[5].
[6]. [7].
[8].
Utomo, Cahyo. 2011. Evaluasi Kinerja Penjadwalan Modified Deficit Round Robin (MDRR) dan Round Robin pada Jaringan Mobile WIMAX. Skripsi. Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro, Semarang. Linggar, Leopold. 2010. Analisa Optimasi Tahapan Handover NTAP dan AHOP pada Mobile WiMAX (IEEE 802.16e) untuk Layanan VoD. Thesis. Universitas Indonesia. Walke, Bernhard H. ; Mangold , Stefan, & Berlemann, Lars. 2006. IEEE 802 Wireless Systems Protocols, Multi-hop mesh/Relaying, Performance and Spectrum Coexistence. Ebook. Arpan Mandal. 2008. Mobile Wimax : Pre-Handover Optimization Using Hybrid Base Station Selection Procedure. University of Canterbury. Thavisak Manodham, Luis Loyola, Gustavo Atoche, Mitsuo Hayasaka & Tetsuya Miki. 2010. A Novel Handover Scheme for Reducing Latency in WLANs. IEEE Mobile Wimax Symposium. Nuaymi, Loutfi. 2007. WiMAX-Technology for Broadband Wireless Access. John Wiley & sons, LTD. “_______”, 2011. Teknologi Jaringan Wimax. Institut T eknologi Telkom Bandung. http://www.ittelkom.ac.id/st af/uku/Materi%20TekJarNirKab-D3-PDF/Teknologi%2 0Jaringan%20WiMAX.pdf. Juni 2013. “_______”, 2011. Teknologi Broadband Wireless Access-MobileWimax. Institut Teknologi Telkom
[9].
[10]. [11].
[12].
Bandung.http://www.ittelkom.ac.id/staf/uku/Paper%20P ublikasi%20-%20Uke/Teknologi%20Broadband%20Wi reless%20Access-MobileWimax.pdf. Juni 2013. “_______”, 2011. Sekilas mengenai Teknologi WiMAX. Institut Teknologi Telkom Bandung. http://www.ittelkom.ac.id/staf/uku/Paper%20Publikasi% 20-%20Uke/Teknologi%20WiMAX%20utk%20Majala h%20Ele k%
[email protected]. Juni 2013. “_______”, 2010. Modul pelatihan OPNET Modeler 14.0. Institut Teknologi Telkom Bandung. “_______”, WiMAX forum, http://www.wimax360.com , Juni 2013. “______”, Teknologi OFDM-OFDMA, http://ninae vawaty.com/lte-overview/#axzz2YG8Whtyv. Juni 2013.
BIODATA PENULIS Yudha Bachtiar (L2F008099). Lahir di Surakarta, 25 Mei 1990. Telah menempuh pendidikan di SD Ta’mirul Islam 1 Surakarta, SMP Al-Islam 1 Surakarta, SMA Al-Islam 1 Surakarta dan saat ini sedang menempuh pendidikan Strata 1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro konsentrasi Telekomunikasi angkatan 2008.
Menyetujui dan Mengesahkan, Pembimbing I,
Imam Santoso, ST ., MT. NIP. 197012031997021001 Tanggal .................. Pembimbing II,
Ajub Ajulian Zahra, ST ., MT. NIP. 197107191998022001 Tanggal ................