Evaluasi Kinerja Pelayanan Pusat Belanja dalam Mendukung Kegiatan Rekreasi Berdasarkan Persepsi & Preferensi Pengunjung – Fatty Rakhmaniar
EVALUASI KINERJA PELAYANAN PUSAT BELANJA DALAM MENDUKUNG KEGIATAN REKREASI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG (Studi Kasus : Kota Bandung)1 Jenis
: Tugas Akhir
Tahun
: 2007
Penulis
: Fatty Rakhmaniar
Pembimbing
: Ir. Denny Zulkaidi, MUP
Diringkas oleh
: Maulien Khairina Sari
Kelompok Keahlian Perencanaan dan Perancangan Kota Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung
Abstrak Pusat belanja menjadi salah satu fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat perkotaan saat ini, bukan hanya karena kegiatan perdagangannya saja, tetapi juga karena kegiatan rekreasi yang terkandung di dalamnya. Penyediaan sarana rekreasi pada pusat belanja tersebut kadangkala tidak memenuhi harapan pengunjung oleh karena itu evaluasi ini dilakukan untuk melihat penilaian masyarakat terhadap sarana rekreasi yang terdapat di pusat belanja dan hasilnya diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kondisi ketersediaan sarana yang sudah ada saat ini. Hasil studi menunjukkan bahwa dari tiga kategori penilaian, terdapat empat dari lima pusat belanja yang menjadi objek studi masuk ke dalam kategori sangat mendukung kegiatan rekreasi – Bandung Super Mall, Cihampelas Walk, Bandung Indah Plaza dan Istana Plaza, sedangkan satu pusat belanja yaitu Paris van Java masuk ke dalam kategori mendukung kegiatan rekreasi. Meskipun demikian, penilaian responden terhadap sarana rekreasi dan pendukungnya di pusat belanja tidak mempengaruhi preferensi mereka terhadap pusat belanja yang menjadi tujuan utama dalam melakukan kegiatan rekreasi.
I.
PENDAHULUAN
Rekreasi dapat diartikan sebagai “pemanfaatan waktu luang untuk istirahat, santai dan bersenang-senang guna mengembalikan dan meningkatkan kesegaran dan kesehatan jasmani dan rohani, sebagai akibat kesibukan dan rutinitas pekerjaan sehari-hari” (Marpaung, 2002). Rekreasi memiliki peran yang besar pada kondisi psikologis seseorang. Dengan melakukan kegiatan rekreasi – seperti berolahraga, membaca, atau berbelanja, seseorang akan merasa segar dan kembali siap untuk melakukan rutinitasnya. Berkaitan dengan kegiatan rekreasi
http://kk.pl.itb.ac.id/ppk
1
© 2008 UPDRG
Evaluasi Kinerja Pelayanan Pusat Belanja dalam Mendukung Kegiatan Rekreasi Berdasarkan Persepsi & Preferensi Pengunjung – Fatty Rakhmaniar
tersebut, saat ini pusat belanja telah menjadi tujuan rekreasi tersendiri bagi masyarakat perkotaan, bukan hanya karena kegiatan perdagangannya tetapi juga karena pusat belanja digunakan sebagai tempat untuk mendapatkan hiburan, berinteraksi sosial bersama teman, keluarga, maupun kolega bisnis Andyono (2006). Kebutuhan masyarakat perkotaan akan pusat belanja tersebut dapat dilihat dari terus bertambahnya pusat-pusat belanja di Kota Bandung, yang biasa disebut sebagai mall atau plaza (meskipun kata plaza sebenarnya merujuk pada suatu ruang terbuka bukan suatu bangunan pusat belanja). Pada tahun 2002, Bandung telah memiliki 11 pusat belanja yang memiliki luas lantai di atas 10.000 m2 (Bapeda Kota Bandung, 2002), jumlah tersebut terus bertambah dengan pembangunan pusat-pusat belanja baru setiap tahunnya. Di sisi lain penyediaan fasilitas rekreasi dan penunjangnya yang ada di pusat-pusat belanja Kota Bandung seringkali tidak memenuhi kebutuhan pengunjung. Kebutuhan-kebutuhan dasar dari pengunjung seringkali tidak diperhatikan, misalnya lahan parkir yang kurang memadai sehingga sulit untuk mencari tempat parkir, toilet umum yang kurang terjaga kebersihannya, atau tidak tersedianya mushola yang luas dan nyaman. Ditambah pula dengan penyediaan fasilitas rekreasi yang terbatas baik secara kuantitas maupun kualitas. Saat ini, belum ada evaluasi yang dilakukan untuk melihat kinerja pelayanan pusat belanja dalam mendukung kegiatan rekreasi berdasarkan persepsi pengunjung. Dengan melihat persoalan tersebut perlu dilakukan suatu evaluasi untuk melihat kesesuaian antara kebutuhan pengunjung dibandingkan dengan pelayanan pusat belanja yang sudah ada saat ini dalam mendukung kebutuhan rekreasi masyarakat perkotaan. Sehubungan dengan hal tersebut, studi ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja pelayanan pusat belanja dalam mendukung kegiatan rekreasi berdasarkan persepsi dan preferensi pengunjung di Kota Bandung. Hasil evaluasi ini diharapkan dapat menggambarkan kebutuhan masyarakat yang sesungguhnya agar pembangunan pusat belanja yang dilakukan dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi yang menarik. Adapun pusat belanja yang diteliti adalah pusat belanja yang berada dalam wilayah administratif Kota Bandung sebagai salah satu kota di Indonesia yang memiliki banyak pusat belanja. Pusat belanja yang akan diteliti adalah pusat belanja yang memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. Merupakan pusat belanja terencana 2. Memiliki konsep one stop shopping, yaitu suatu tempat yang hampir semua kebutuhan belanja dapat terpenuhi dalam satu kali kunjungan ke suatu pusat belanja (Andyono, 2006) 3. Pusat belanja tersebut dapat memenuhi kebutuhan rekreasi seluruh keluarga dengan menyediakan fasilitas rekreasi seperti bioskop, arena olahraga (bowling, bola sodok, dan sebagainya) atau arena bermain anak. II. METODOLOGI Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan sediaan dan permintaan dengan menggunakan evaluasi semu yang bersifat ex-post. Tahapan pengerjaan terdiri dari pengumpulan data, analisis, dan hasil penelitian yang berupa kebutuhan pengunjung akan fasilitas rekreasi di pusat belanja sebagai penerima manfaat. Tahapan pengumpulan informasi dalam penelitian ini meliputi : 1. Merumuskan kriteria dan indikator pelayanan yang baik serta komponen pusat belanja yang berfungsi sebagai tempat rekreasi. 2. Deskripsi kondisi pelayanan pusat belanja yang menyediakan fasilitas rekreasi, melalui empat kelompok komponen fasilitas pusat belanja yaitu komponen dasar seperti anchor tenant, bauran toko, atau tempat parkir; komponen pendukung seperti tempat ibadah,
http://kk.pl.itb.ac.id/ppk
2
© 2008 UPDRG
Evaluasi Kinerja Pelayanan Pusat Belanja dalam Mendukung Kegiatan Rekreasi Berdasarkan Persepsi & Preferensi Pengunjung – Fatty Rakhmaniar
tempat duduk atau direktori pusat belanja; komponen rekreasi umum seperti arena bermain anak; dan rekreasi khusus seperti bioskop atau bowling. 3. Identifikasi persepsi dan preferensi pengunjung akan fasilitas rekreasi di pusat belanja dengan menggunakan metode pembobotan dan dilanjutkan dengan metoda rank sum. 4. Menyusun peringkat pusat belanja yang mendukung kegiatan rekreasi berdasarkan persepsi dan preferensi masyarakat. Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, observasi langsung ke pusat belanja, wawancara semi terstruktur dengan pihak pengelola pusat belanja, serta penyebaran kuesioner secara acak kepada para pengunjung pusat belanja yang menjadi objek studi. Adapun jumlah sampel yang diambil pada masing-masing pusat belanja adalah sebanyak 30 sampel sehingga akan terdapat 150 kuesioner dari lima pusat belanja yang menjadi objek studi. Pada akhirnya, melalui evaluasi ini dapat terlihat penilaian terhadap fasilitas rekreasi di pusat belanja Kota Bandung berdasarkan persepsi pengunjung dan fasilitas apa yang harus diprioritaskan penyediaannya dalam suatu pusat belanja sebagai tempat rekreasi. Dari evaluasi ini akan terlihat pula peringkat pusat belanja yang menyediakan tempat rekreasi di Kota Bandung dari pusat belanja yang paling memenuhi kebutuhan pengunjung sampai pusat belanja yang paling kurang memenuhi kebutuhan pengunjung. Berdasakan tinjauan literatur yang dilakukan, beberapa komponen – yakni komponen fasilitas, layanan dan desain, dari suatu pusat belanja dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu kelompok komponen dasar, komponen pendukung, komponen rekreasi umum dan komponen rekreasi khusus. Dengan memfokuskan pada komponen-komponen yang berhubungan langsung dengan kegiatan rekreasi, berikut adalah pengelompokkannya: Tabel 1. Komponen Dasar, Pendukung, Rekreasi Umum dan Rekreasi Khusus dalam Sebuah Pusat Belanja Komponen Dasar
Komponen Rekreasi Umum
Komponen Pendukung
Tempat Ibadah Tempat duduk Kamar Kecil Sirkulasi Vertikal (Eskalator, Elevator, Travelator, Tangga) Sirkulasi Horizontal (Selasar, Jembatan, Atrium) Signage dan Direktori Pusat Belanja Tempat Parkir Sumber : Hasil Analisis, 2007 Anchor Tenant Tenant Mix
Arena Bermain Anak Foodcourt Restaurant Row
Komponen Rekreasi Khusus Sarana Olahraga atau sarana rekreasi lainnya yang unik/tidak dimiliki oleh setiap pusat belanja
Sementara itu, berikut ini adalah beberapa komponen dan indikator yang digunakan dalam studi ini untuk menilai fasilitas rekreasi dan pendukungnya di pusat belanja. Tabel 2. Komponen & Indikator Penilaian Fasilitas Rekreasi dan Pendukungnya di Pusat Belanja Komponen Sarana Olahraga atau http://kk.pl.itb.ac.id/ppk
Indikator Menyediakan beragam jenis pilihan sarana rekreasi yang tidak 3
© 2008 UPDRG
Evaluasi Kinerja Pelayanan Pusat Belanja dalam Mendukung Kegiatan Rekreasi Berdasarkan Persepsi & Preferensi Pengunjung – Fatty Rakhmaniar
Komponen sarana rekreasi lainnya yang unik/tidak dimiliki oleh setiap pusat belanja Arena Bermain Anak
Foodcourt
Restaurant Row
Parkir
Sirkulasi Vertikal
Sirkulasi Horizontal
Tempat Ibadah
http://kk.pl.itb.ac.id/ppk
Indikator terdapat di pusat belanja lain sehingga pusat belanja menarik untuk dikunjungi Menyediakan beragam jenis pilihan sarana rekreasi yang tidak terdapat di pusat belanja lain sehingga kegiatan rekreasi menyenangkan Menyediakan beragam jenis pilihan permainan sehingga menarik untuk dikunjungi Menyediakan beragam jenis pilihan permainan sehingga kegiatan rekreasi menyenangkan Memiliki sebuah tema Terdapat berbagai jenis makanan yang ditawarkan sehingga foodcourt menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi Berbagai pilihan makanan tersebut dapat memenuhi kegiatan rekreasi sehingga kegiatan rekreasi menjadi menyenangkan Penyediaan tempat duduk mencukupi sehingga tidak terdapat kesulitan untuk menemukan tempat duduk Terdapat berbagai jenis restaurant sehingga pusat belanja menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi Berbagai pilihan makanan tersebut dapat memenuhi kegiatan rekreasi sehingga kegiatan rekreasi menjadi menyenangkan Memiliki desain yang unik sehingga menarik untuk dikunjungi Kapasitas mencukupi sehingga mudah dalam mendapatkan tempat parker Ukuran tempat parkir mencukupi sehingga mudah ketika memarkir kendaraan Terdapat petugas keamanan sebagai upaya pencegah kejahatan Pencahayaan yang cukup sebagai salah satu upaya keamanan Sirkulasi udara nyaman sehingga tidak pengap/panas Ditempatkan pada lokasi yang strategis Jumlah eskalator mencukupi dan tersebar Jumlah elevator mencukupi sehingga tidak dibutuhkan waktu lama/antri untuk menggunakannya Robust (tegap, kuat, kokoh) dan Reliable (tahan uji) Lebar minimal 8 kaki (2,4 meter) sehingga pengunjung dapat menikmati etalase toko tanpa berdesakan dengan pengunjung lain Memperhatikan kebersihan Terdapat pemisahan antara bagian pria dan wanita Menyediakan tempat wudhu yang berdekatan dengan musholla Menyediakan perlengkapan sholat (sajadah, mukena, sarung) Perlengkapan sholat selalu dalam keadaan bersih Lokasi musholla mudah dijangkau Ukuran musholla cukup luas sehingga dapat menampung banyak jemaah
4
© 2008 UPDRG
Evaluasi Kinerja Pelayanan Pusat Belanja dalam Mendukung Kegiatan Rekreasi Berdasarkan Persepsi & Preferensi Pengunjung – Fatty Rakhmaniar
Komponen Signage dan Direktori Pusat Belanja
Indikator Direktori pusat belanja diletakkan pada tempat strategis seperti dekat pintu masuk, di atrium atau dekat eskalator atau elevator Mampu menyampaikan pesan dengan jelas kepada pengunjung Tempat duduk (shelter) Tidak menghalangi jalur sirkulasi Mudah ditemukan Toilet Mudah ditemui yaitu tersedia di setiap lantai & tidak terletak terlalu jauh di area belakang pusat belanja Kapasitas mencukupi sehingga tidak perlu mengantri lama Memperhatikan standar kebersihan Tidak dipungut bayaran Sumber : Hasil Analisis, 2007
III. PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TERHADAP PUSAT BELANJA SEBAGAI TEMPAT REKREASI Sebelum melihat lebih jauh mengenai perspesi dan preferensi responden, akan dibahas terlebih dahulu mengenai karakteristik responden dan karakteristik kunjungan. 3.1. Karakateristik Responden Dari hasil pengolahan karakteristik responden terlihat bahwa pusat belanja paling banyak dikunjungi oleh kelompok yang belum bekerja dan masih dalam usia sekolah atau sedang dalam proses pencarian pekerjaan. Hal tersebut dikarenakan kelompok responden tersebut merupakan kelompok yang memiliki waktu luang lebih banyak dibanding kelompok lainnya. Selain itu, pada usia tersebut biasanya kebutuhan sosial seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain lebih tinggi dibanding pada usia lain. Hal tersebut sejalan dengan peran pusat belanja yang saat ini semakin berkembang yaitu sebagai platform sosial untuk hiburan, untuk mencari inspirasi, belajar, bertemu orang lain, serta untuk melihat dan dilihat orang lain. 3.2.
Karakteristik Kunjungan Responden
Sebagian besar responden mengunjungi pusat belanja bersama dengan orang lain, baik dengan teman (77,3%), rekan (34,67%) dan juga bersama keluarga (15,33%). Hanya sebagian kecil responden yang mengunjungi pusat belanja sendiri (7,33%). Selain itu, sebagian besar responden (60,7%) tidak memiliki frekuensi yang pasti dalam sebulan untuk mengunjungi pusat belanja. Berdasarkan hasil survey juga diketahui bahwa terdapat responden yang mengunjungi pusat belanja lebih dari dua kali per bulan (29,3%), dua kali per bulan (5,3%), dan responden yang mengunjungi pusat belanja hanya 1 kali per bulan (4,7%). Tujuan utama responden mengunjungi pusat belanja cukup beragam, yaitu untuk berbelanja (34%), nonton (22,0%); lainnya (18%); dan makan (17,33%). Hal tersebut menunjukkan bahwa tujuan mengunjungi pusat belanja saat ini bukan sekedar untuk belanja saja, tetapi juga tujuan utama lain selain belanja. Dalam mengidentifikasi karakteristik kunjungan ini juga diketahui bahwa daya tarik pusat belanja sangat bervariasi antara satu pusat belanja satu dengan lainnya. Secara umum daya tarik utama pusat belanja utama pusat belanja di Kota Bandung adalah lokasinya yang mudah dijangkau (26%) dan juga karena kenyamanan yang ditawarkannya (22,7%). Istana Plaza dan Bandung Indah Plaza merupakan pusat belanja dengan daya tarik utama mudah dijangkau, lebih tinggi dibandingkan pusat belanja lain (63,3% dan 26,7%). Sedangkan daya tarik utama tertinggi karena suasana yang nyaman dimiliki oleh Paris van Java (30,0%), Bandung Indah http://kk.pl.itb.ac.id/ppk
5
© 2008 UPDRG
Evaluasi Kinerja Pelayanan Pusat Belanja dalam Mendukung Kegiatan Rekreasi Berdasarkan Persepsi & Preferensi Pengunjung – Fatty Rakhmaniar
Plaza (30,0%) dan Cihampelas Walk (26,7%). Sedangkan Bandung Super Mall dinilai memiliki daya tarik utama yaitu karena kelengkapan fasilitasnya (33,30%) dan toko dan jenis barang yang beragam (26,7%). 3.3.
Evaluasi Kinerja Pelayanan Pusat Belanja Kota Bandung berdasarkan Persepsi Pengunjung Dalam hal ini dilakukan pembobotan untuk melihat penilaian responden terhadap beberapa komponen di lima pusat belanja Kota Bandung yang menjadi objek studi. Berikut adalah uraian evaluasi kinerja di masing-masing pusat belanja – yaitu: Bandung Indah Plaza (BIP), Bandung Super Mall (BSM), Cihampelas Walk (Ciwalk), 3.3.1. Evaluasi Kinerja Pelayanan Bandung Indah Plaza (BIP) Berdasarkan penilaian responden, Bandung Indah Plaza memperoleh nilai tertinggi pada komponen sirkulasi vertikal baik tangga, eskalator, elevator maupun travelator yang mudah ditemukan dan eskalator yang tersebar. Sedangkan nilai paling rendah terdapat pada komponen tema arena bermain. Arena bermain di Bandung Indah Plaza tidak memiliki tema tertentu sehingga kurang menarik bagi pengunjung. Preferensi responden di Bandung Indah Plaza terhadap 11 komponen fasilitas, mulai dari komponen rekreasi khusus, komponen rekreasi umum sampai dengan komponen pendukung kegiatan rekreasi menunjukkan bahwa komponen yang dianggap paling penting oleh responden adalah komponen rekreasi khusus. Sedangkan komponen yang tingkat kepentingannya dinilai paling rendah dalam mendukung kegiatan rekreasi adalah komponen sirkulasi horizontal, penunjuk arah dan tempat duduk. 3.3.2. Evaluasi Kinerja Pelayanan Bandung Super Mall Berdasarkan penilaian responden terhadap komponen-komponen rekreasi dan pendukungnya yang ada di Bandung Super Mall, komponen yang memperoleh nilai tertinggi adalah komponen sirkulasi horizontal. Adapun untuk komponen yang mendapatkan nilai paling rendah di Bandung Super Mall adalah komponen biaya toilet. Preferensi responden terhadap 11 kelompok komponen menunjukkan bahwa komponen yang dianggap paling penting dalam mendukung kebutuhan rekreasi adalah komponen rekreasi khusus. Sedangkan komponen yang dianggap paling tidak penting dalam mendukung kegiatan rekreasi adalah komponen sirkulasi horizontal. Hal tersebut berhubungan dengan kondisi sirkulasi horizontal di Bandung Super Mall yang dinilai sudah sangat baik sehingga para responden menganggap bahwa tidak terdapat masalah berarti yang berhubungan dengan sirkulasi horizontal menyangkut kegiatan rekreasi mereka. 3.3.3. Evaluasi Kinerja Pelayanan Cihampelas Walk Berdasarkan penilaian yang diberikan responden, komponen yang mendapatkan nilai paling tinggi di Cihampelas Walk adalah toilet yang gratis. Hal tersebut menunjukkan kepuasan pengunjung yang tinggi akan toilet yang disediakan Cihampelas Walk. Toilet selalu dalam keadaan bersih, serta mudah dijangkau dengan kapasitas yang mencukupi dapat dinikmati oleh pengunjung tanpa harus mengeluarkan uang. Adapun nilai paling rendah diperoleh oleh komponen tema arena bermain. Sarana bermain yang terdapat di Cihampelas Walk tidak memiliki tema tertentu dan tidak memiliki keunikan tersendiri, sehingga mudah ditemui di tempat lain. Dari sebelas kelompok komponen rekreasi khusus, umum maupun pendukungnya, parkir merupakan komponen yang dianggap penyediaannya paling penting. Ketersediaan parkir di suatu pusat belanja dapat mempengaruhi keinginan pengunjung untuk mendatangi pusat belanja tersebut. Sedangkan komponen yang mendapatkan urutan rendah pada preferensi http://kk.pl.itb.ac.id/ppk
6
© 2008 UPDRG
Evaluasi Kinerja Pelayanan Pusat Belanja dalam Mendukung Kegiatan Rekreasi Berdasarkan Persepsi & Preferensi Pengunjung – Fatty Rakhmaniar
responden adalah arena bermain anak. Hal ini berkaitan dengan kurang menariknya arena bermain anak yang terdapat di Cihampelas Walk. Selain itu, sarana rekreasi lain yang telah disediakan Cihampelas Walk seperti bioskop, biliar atau berbagai pilihan tempat makan, lebih menarik bagi pengunjung dibandingkan sekedar arena bermain yang dapat ditemui hampir di setiap pusat belanja. 3.3.4. Evaluasi Kinerja Pelayanan Istana Plaza Berdasarkan penilaian responden terhadap komponen-komponen yang terdapat di Istana Plaza, toilet yang gratis mendapatkan nilai paling tinggi. Hal tersebut menunjukan kepuasan pengunjung yang tinggi terhadap penyediaan sarana toilet di Istana Plaza. Sedangkan komponen yang mendapatkan nilai paling rendah adalah arena bermain yang menarik dan menyenangkan. Dengan kata lain, ragam sarana bermain di Istana Plaza dinilai kurang menarik pengunjung. Dari sebelas komponen yang menjadi objek studi, foodcourt merupakan komponen yang dianggap paling penting penyediaannya. Hal ini berkaitan dengan perubahan motivasi pengunjung untuk datang ke suatu pusat belanja. Saat ini, pengunjung yang datang ke pusat belanja tidak hanya memiliki tujuan utama untuk berbelanja tetapi telah berkembang untuk makan atau melakukan kegiatan rekreasi lainnya. Sedangkan komponen yang dinilai memiliki prioritas paling rendah adalah penunjuk arah. Hal tersebut dikarenakan bentuk Istana Plaza yang berkonsep koridor tunggal sehingga cenderung mudah untuk menuju suatu tempat yang diinginkan. 3.3.5. Evaluasi Kinerja Pelayanan Paris van Java Berdasarkan penilaian responden terhadap fasilitas yang disediakan di Paris van Java, rekreasi khusus merupakan komponen yang memiliki nilai paling tinggi. Dengan menyediakan dua sarana rekreasi khusus yang tidak dimiliki oleh pusat belanja lain dan memiliki keunikan lain, yaitu bioskop Blitz Megaplex dan karaoke keluarga Inul Vizta, pengunjung tertarik untuk berekreasi di Paris van Java. Sedangkan komponen yang mendapatkan nilai paling rendah adalah keterjangkauan terhadap musholla. Hal tersebut disebabkan oleh letak musholla yang berada pada lantai paling bawah dan cenderung tersembunyi di area belakang sehingga menyulitkan pengunjung yang akan melaksanakan ibadah. Dari 11 komponen yang ada mulai dari rekreasi khusus, umum maupun pendukungnga, komponen yang dianggap paling penting penyediaannya bagi responden di Paris van Java adalah foodcourt. Hal tersebut disebabkan terbatasnya foodcourt di Paris van Java. Selebihnya untuk pilihan tempat makan, Paris van Java hanya menyediakan berbagai pilihan restaurant yang cenderung hanya dapat dijangkau oleh golongan tertentu saja. 3.4. Preferensi Pengunjung terhadap Sarana Rekreasi dan Pendukungnya Selanjutnya, dengan menggunakan metoda rank sum, diketahui bahwa komponen yang dianggap paling penting pengadaannya dalam mendukung kegiatan rekreasi adalah komponen rekreasi khusus. Hal tersebut berkaitan dengan perubahan motivasi pengunjung pusat belanja yang lebih bersifat rekreatif sehingga sarana rekreasi khusus menjadi hal yang paling penting dalam mendukung kegiatan rekreasi. Sedangkan preferensi keseluruhan responden terhadap komponen-komponen tersebut secara rinci, yaitu: - Rekreasi khusus yang menarik karena ragam pilihan yang ditawarkan sama pentingnya dengan rekreasi khusus yang menyenangkan karena beragamnya pilihan tersebut.
http://kk.pl.itb.ac.id/ppk
7
© 2008 UPDRG
Evaluasi Kinerja Pelayanan Pusat Belanja dalam Mendukung Kegiatan Rekreasi Berdasarkan Persepsi & Preferensi Pengunjung – Fatty Rakhmaniar
- Ragam permainan yang ada di arena bermain merupakan hal yang penting, sementara sehingga tema arena bermain hanya berfungsi sebagai nilai tambah bagi suatu arena bermain. - Foodcourt yang menarik karena pilihan gerai makanan yang terdapat di dalamnya merupakan hal yang paling penting dibandingkan foodcourt yang menyenangkan ataupun kemudahan dalam mendapatkan tempat duduk. - Restaurant yang menarik karena ragam jenis yang ada pun menjadi prioritas utama dibandingkan ragam restaurant yang menyenangkan serta suasananya. - Parkir yang mudah didapat merupakan hal yang dianggap paling penting dalam penyediaan sarana parkir. Hal ini berhubungan dengan kapasitas parkir di suatu pusat belanja. Sedangkan untuk ukuran tempat parkir yang mencukupi sehingga mudah untuk memarkir kendaraan, kehadiran petugas keamanan, pencahayaan maupun sirkulasi udara di tempat parkir menjadi prioritas selanjutnya. - Sirkulasi vertikal (tangga, eskalator, elevator, maupun travelator) yang mudah ditemukan merupakan prioritas utama dalam mendukung kelancaran pergerakan vertikal pengunjung. Eskalator yang tersebar serta kapasitas dan jumlah elevator yang mencukupi, serta kekuatan dan keselamatan sarana pergerakan vertikal menjadi prioritas selanjutnya. - Musholla yang bersih merupakan proritas utama dalam penyediaan sarana ini. Sementara itu lokasi tempat wudhu yang dekat dengan musholla, penyediaan perlengkapan solat, pemisahan bagian pria dan wanita, kapasitas musholla, lokasi musholla maupun luas musholla menjadi prioritas selanjutnya. - Penunjuk arah dan direktori pusat belanja yang mudah ditemukan merupakan hal yang lebih penting dibandingkan penunjuk arah dan direktori pusat belanja yang mampu menyampaikan pesan dengan jelas. - Tempat duduk yang diletakkan tidak menghalangi jalur sirkulasi merupakan hal yang lebih penting dibandingkan letaknya yang mudah ditemukan. - Toilet yang bersih merupakan hal yang paling utama dari penyediaan sarana ini. Letaknya yang mudah ditemukan, biaya toilet maupun kapasitasnya yang mencukupi menjadi prioritas selanjutnya. 3.5. Peringkat Pusat Belanja Kota Bandung dalam Mendukung Kegiatan Rekreasi Berikut ini adalah penilaian peringkat pusat belanja dalam memenuhi kebutuhan rekreasi yang diperoleh dari nilai akhir pembobotan jawaban responden pengunjung pusat belanja Kota Bandung. Jika kategori nilai dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sangat mendukung (6,67-10), mendukung (3,34-6,66) dan kurang mendukung (0-3,33), maka dapat diketahui bahwa dari lima pusat belanja Kota Bandung yang menjadi objek studi, empat pusat belanja termasuk ke dalam kategori sangat mendukung kegiatan rekreasi. Sedangkan satu pusat belanja yaitu Paris van Java, masuk ke dalam kategori mendukung kegiatan rekreasi. Hal tersebut berarti para pengelola pusat belanja Kota Bandung saat ini sudah sangat menyadari bahwa tujuan masyarakat untuk mengunjungi pusat belanja tidak sekedar untuk berbelanja kebutuhannya saja tetapi juga menghabiskan waktu luangnya di tempat tersebut. Sehingga penyediaan fasilitas rekreasi maupun pendukungnya pun harus diperhatikan. Nilai Paris van Java yang lebih rendah dibandingkan pusat belanja lainnya disebabkan oleh penilaian yang rendah terhadap beberapa komponen sarana pendukung terutama musholla yang letaknya sulit ditemukan dan dijangkau, ditambah pula dengan kapasitasnya yang kecil dan tidak menyediakan perlengkapan sholat. 3.6.
Preferensi Pengunjung terhadap Pusat Belanja di Kota Bandung
http://kk.pl.itb.ac.id/ppk
8
© 2008 UPDRG
Evaluasi Kinerja Pelayanan Pusat Belanja dalam Mendukung Kegiatan Rekreasi Berdasarkan Persepsi & Preferensi Pengunjung – Fatty Rakhmaniar
Berdasarkan pengolahan data menggunakan metoda rank sum, dari lima pusat belanja yang menjadi objek studi, Cihampelas Walk merupakan pusat belanja yang paling diminati oleh pengunjung pusat belanja Kota Bandung. Peringkat kedua diduduki oleh Paris van Java, disusul oleh Bandung Super Mall, Bandung Indah Plaza dan Istana Plaza. Dari peringkat tersebut terlihat bahwa pusat belanja yang memiliki konsep terbuka (open air mall) lebih menarik dibandingkan pusat belanja lainnya yang bersifat tertutup. Meskipun bila dilihat dari keragaman fasilitas rekreasinya Bandung Super Mall merupakan pusat belanja di Kota Bandung yang memiliki ragam rekreasi khusus lebih banyak dibanding pusat belanja lainnya, namun hanya menduduki peringkat ketiga. Begitu pula dengan Istana Plaza yang meskipun memiliki keunikan tersendiri yaitu satu-satunya pusat belanja di Kota Bandung yang memiliki ice rink, masih kalah pamor dibandingkan Cihampelas Walk dan Paris van Java yang menyediakan sarana rekreasi khusus yang tidak jauh berbeda dengan pusat belanja lain yaitu bioskop, karaoke keluarga dan arena bermain anak. Dari pilihan pengunjung akan pusat belanja di Kota Bandung tersebut, terlihat indikasi bahwa pengunjung pusat belanja Kota Bandung mulai jenuh dengan pusat belanja konvensional yang bersifat tertutup dan lebih menyukai pusat belanja yang menawarkan suasana berbeda. Hal ini juga menunjukan bahwa masyarakat merindukan suasana alam terbuka untuk sekedar bersantai menikmati waktu luangnya, memilih pusat belanja dengan suasana alam. 3.7. Kesimpulan Lima pusat belanja di Kota Bandung yang menjadi objek studi (Bandung Indah Plaza, Bandung Super Mall, Cihampelas Walk, Istana Plaza dan Paris van Java) memiliki komponen rekreasi umum yang sama yaitu arena bermain, foodcourt dan berbagai pilihan restaurant. Sedangkan untuk komponen rekreasi khusus, setiap pusat belanja memiliki sarana rekreasi khusus yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Bandung Super Mall dan Cihampelas Walk merupakan pusat belanja yang memiliki ragam sarana rekreasi khusus paling banyak. Berdasarkan studi yang dilakukan, empat dari lima pusat belanja yang menjadi objek studi masuk ke dalam kategori sangat mendukung kegiatan rekreasi – yaitu : Bandung Super Mall, Cihampelas Walk, Bandung Indah Plaza dan Istana Plaza, sedangkan satu pusat belanja yaitu Paris van Java masuk ke dalam kategori mendukung kegiatan rekreasi. Meskipun demikian, penilaian responden terhadap sarana rekreasi dan pendukungnya di pusat belanja tersebut tidak mempengaruhi preferensi mereka terhadap pusat belanja yang menjadi tujuan utama dalam melakukan kegiatan rekreasi. Meskipun Bandung Super Mall memiliki nilai paling tinggi dibandingkan empat pusat belanja lainnya, namun hanya menjadi pilihan ke tiga, sedangkan Cihampelas Walk dan Paris van Java menjadi tujuan pertama dan kedua bagi pengunjung yang hendak melakukan kegiatan rekreasi. Penilaian yang sudah baik tersebut diiringi dengan harapan akan peningkatan kualitas maupun kuantitas sarana rekreasi maupun pendukungnya seperti penambahan tempat duduk dan kapasitas parkir, peningkatan keamanan, ruang merokok, penitipan anak, sampai sarana yang mendukung masyarakat yang memiliki keterbatasan fisik. 3.8. Daftar Pustaka Andyono, Yuli S.2006. Indonesia Shopping Centers. PT.Griya Asri Prima. Jakarta. Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta _________.1996. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Perhubungan - Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
http://kk.pl.itb.ac.id/ppk
9
Fasilitas
Parkir.
Departemen
© 2008 UPDRG
Evaluasi Kinerja Pelayanan Pusat Belanja dalam Mendukung Kegiatan Rekreasi Berdasarkan Persepsi & Preferensi Pengunjung – Fatty Rakhmaniar
_________.2002. Analisa Pembangunan dan Keberadaan Pusat-pusat Perdagangan (Mall) di Kota Bandung. Bandung: Bapeda Kota Bandung. ___________. 2003. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2003 – 2013. Bandung: Bapeda Kota Bandung. ___________. 2005. Bandung Dalam Angka Tahun 2005. Bandung: BPS Kota Bandung
http://kk.pl.itb.ac.id/ppk
10
© 2008 UPDRG