EVALUASI KEHILANGAN AIR (WATER LOSSES) PDAM TIRTANADI PADANGSIDIMPUAN DI KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN SELATAN Nikmad Arsad Siregar1, Ahmad Perwira Mulia2 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email:
[email protected] 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email:
[email protected] 1
ABSTRAK Kebutuhan air bersih masyarakat semakin hari semakin meningkat sedangkan kapasitas produksi sumber air bersih cenderung relatif menurun maka hal yang relevan untuk dilakukan adalah meminimalkan tingkat kehilangan air dengan program pengendalian non revenued water (NRW). NRW dapat didefinisikan sebagai air yang dapat diukur dan diketahui besarnya namun tidak dapat direkeningkan atau tidak dapat menjadi penghasilan, tetapi dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu metodologi yang dapat digunakan untuk mengetahui besarnya NRW adalah metode infrastructure leakage index (ILI). Tingkat kehilangan air dihitung persentasenya berdasarkan selisih antara jumlah air yang didistribusikan (m3) dengan jumlah air yang tercatat dalam rekening, sedangkan neraca air dihitung berdasarkan jumlah debit air yang masuk, konsumsi bermeter berekening, ketidakakuratan meter pelanggan, kehilangan air dan kehilangan fisik. Dari dua besaran di atas nilai ILI dihitung dengan menggunakan Tabel Matriks Target yang disusun oleh badan regulator pelayanan air minum DKI Jakarta. Hasil analisa menunjukkan bahwa tingkat kehilangan air di PDAM Tirtanadi Padangsidimpuan sebesar 27.516 m3/tahun atau sebesar 12%,- /tahun dengan kerugian dalam rupiah sebesar Rp 26.494.704,- /tahun. Nilai ILI 11,2 dengan tekanan rata-rata 1,97 atm termasuk dalam golongan B. Nilai tersebut berdasarkan Tabel Matriks Target berada pada range 4-8 yang berarti terjadi nilai kebocoran 100-200 l/sambungan/hari. Kata kunci : kehilangan, air, Non Revenued Water. ABSTRACT The need for clean water is increasingly rising while production capacity of clean water sources tend to be relatively decreased then the relevant things to do is to minimize the rate of water loss control program Non Revenued Water (NRW). NRW can be defined as water that can be measured and a known amount of be accounted but can not or may not be income, but it can be justified. The one of the methodologies that can be used to determine the amount (NRW) is a method of infrastructure leakage index (ILI). Rate of water loss percentages are calculated based on the difference between the amount of water distributed (m3) of water with the amount recorded in the accounts, while the water balance is calculated based on the amount of incoming water flow, consumption meter-Revenue, customer meter inaccuracies, water loss and physical loss. Both of two magnitudes in the ILI value is calculated by using Table Matrix Target. The analysis shows that the rate of water loss in Tirtanadi Padangsidimpuan of 27.516 m3/year or 12% per year with losses in the rupiah at Rp 26.494.704, - / year. ILI value of 11,2 with an average pressure of 1,97 atm is included in group B. The values are based on a matrix table in the range 4-8 which means there is a leak then obtained values of 100-200 l / connection / day. Keywords: loss, water, Non Revenued Water.
PENDAHULUAN Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan alam. Salah satu sumber daya alam yang sering dimanfaatkan manusia adalah air. Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat maka manusia membutuhkan air dalam kuantitas dan kualitas yang meningkat pula dalam menopang kehidupannya. Kota Padangsidimpuan yang mempunyai penduduk sebanyak 193.322 jiwa, Hanya sekitar 121.071 pelanggan. Aktivitas PDAM mulai dari mengumpulkan, sampai mendistribusikan air ke setiap pelanggan secara berkesinambungan (BPS Kota Padangsidimpuan 2012). Kehilangan air dapat dilihat dari dua sisi: dari sisi kehilangan itu sendiri dan dari sisi jika tidak kehilangan. Pemahaman dua dimensi ini memberikan kita gambaran bahwa kehilangan air merupakan wanprestasi dari suatu proses pelayanan air secara keseluruhan. Ini penilaian dari sisi kehilangan air. Sementara dari sisi jika tidak kehilangan memberikan nilai bahwa ada hak publik yang diambil yang seharusnya ada (DPU 2009:II/22). Agar pelayanan air PDAM ke masyarakat tidak terganggu dan dapat mencapai standart pelayanan maka harus memperhatikan aspek-aspek yang sangat berpengaruh yaitu kualitas, kontinuitas, dan kuantitas (K3). Untuk itu pengelola air minum di Indonesia mulai mencari suatu metodologi yang tepat digunakan untuk indikasi kehilangan air (Joko, 2010). Dalam penerapannya sesuai sistem dan prosedur yang ada, penulis berharap selama penulisan tugas akhir ini dapat menyerap ilmu pengetahuan baik itu dari PDAM maupun dari seluruh Dosen yang akhirnya pada saatnya dapat untuk diterapkan di PDAM Tirtanadi Padangsidimpuan sehingga beberapa permasalahan yang kerap timbul tentang kehilangan air dapat teratasi dengan baik sesuai yang diharapkan untuk lebih meningkatkan pendapatan Perusahaan. Pengukuran tekanan dengan menggunakan Manometer. Dimana, manometer diletakkan pada awal, pertengahan dan ujung pipa distribusi untuk setiap jam selama 24 jam. Kemudian dari hasil survei ini akan diambil tekanan rata-rata agar dapat mengetahui tingkat kebocoran yang terjadi sesuai dengan Tabel Matriks Target. Debit di dapatkan dari Jumlah air yang didistribusikan sesuai dengan pembacaan pada meter induk. Akurasi water meter dilakukan dengan mengakurasi seluruh water meter pelanggan di Jln Melati Padangsidimpuan Selatan yaitu sebanyak 168 sambungan rumah tangga, penghitungan water meter dengan menggunakan gelas ukur yaitu pertama yang harus kita sediakan yaitu gelas ukur 1000 ml. keran air pada rumah tangga dan meteran pelanggan, selanjutnya kita mengisi air keran ke dalam gelas ukur sampai penuh dan apabila angka yang ditunjukan pada meter pelanggan kurang dari 1000 ml sedangkan jumlah air yang dikeluarkan dalam gelas ukur 1000 ml, maka PDAM mengalami kerugian. kita dapat menghitung persen/besarnya kehilangan air, dihitung berdasarkan rumus (Tornton, 2008):
H
DK x 100 % D
(1)
di mana H = kehilangan(%), D = jumlah air yang didistribusikan (m3), K = jumlah air yang tercatat dalam rekening tagihan (m3). NRW dapat didefinisikan sebagai air yang hilang dapat diukur dan diketahui besarnya namun tidak dapat direkeningkan atau tidak dapat menjadi penghasilan, tetapi dapat dipertanggung jawabkan (Yayasan Pendidikan Tirta Dharma (YPTD),2006). menghitung NRW dengan menggunakan ILI yaitu : ILI = CAPL/MAAPL
(2)
di mana ILI = Infrastructure Leakage Index, CAPL = (Current Annual Physical Losses), MAAPL = (Minimum Achhievable Annual Physical Losses) Menghitung MAAPL dengan menggunakan rumus empiris standar : MAAPL (L/hari) = (18 x LM + 0.8 x NC + 25 x LP) x P
(3)
di mana MAAPL = (Minimum Achhievable Annual Physical Losses), LM = Panjang pipa induk (km), NC = Jumlah sambungan rumah, LP = Panjang pipa dinas dari batas persil ke meter pelanggan dikalikan dengan jumlah SR (km), P = Tekanan rata-rata (m)
METODOLOGI PENELITIAN Gambar 1 Menjelaskan secara skematik lingkup dan tahapan penelitan Metodelogi penelitian di jelaskan sebagai berikut:
Gambar 1. Metodologi penelitian
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Pola pemakaian air dicari dengan mengukur debit yang masuk kedaerah pelayanan untuk setiap jam selama 24 jam dengan menggunakan alat ukur yang dinamakan meter induk yang dipasang pada pipa distribusi yang ditempatkan sebelum masuk daerah pelayanan dapat di lihat pada Tabel 1. Tabel 1 Data pola pemakaian air Padangsidimpuan No
1
Jam
Stand Meter
11.00
4132,2
11.00-12.00
4143,9
Pemakaian
Debit Rata- Rata
3
m /jam
m3/jam
11,7
12,7916
Jam
Stand Meter
Pemakaian
No
3
Debit Rata- Rata
m /jam
m3/jam
2
12.00-13.00
4156,8
12,9
12,7916
3
13.00-14.00
4168,2
11,4
12,7916
4
14.00-15.00
4179,3
11,1
12,7916
5
15.00-16.00
4191,8
12,5
12,7916
6
16.00-17.00
4204,7
12,9
12,7916
7
17.00-18.00
4217,8
13,1
12,7916
8
18.00-19.00
4232,5
14,7
12,7916
9
19.00-20.00
4246,8
14,3
12,7916
10
20.00-21.00
4259,6
12,8
12,7916
11
21.00-22.00
4271,1
11,5
12,7916
12
22.00-23.00
4282,7
11,6
12,7916
13
23.00-24.00
4293,1
10,4
12,7916
14
00.00-01.00
4304,1
11,0
12,7916
15
01.00-02.00
4315,9
11,8
12,7916
16
02.00-03.00
4326,5
10,6
12,7916
17
03.00-04.00
4336,7
10,2
12,7916
18
04.00-05.00
4348,8
12,1
12,7916
19
05.00-06.00
4361,7
12,9
12,7916
20
06.00-07.00
4375,3
13,6
12,7916
21
07.00-08.00
4380,2
14,9
12,7916
22
08.00-09.00
4394
13,8
12,7916
23
09.00-10.00
4406,5
12,5
12,7916
24
10.00-11.00
4418,3
11,8
12,7916
307 Adapun contoh perhitungannya: Perhitungan pemakaian air dalam 1 jam dengan perbandingan pembacaan water meter : = = 4143,9 m3/jam – 4132,2m3/jam = 11,7 m3/jam Perhitungan Q rata-rata: Q = 12,791 m3/jam
Pengukuran tekanan dengan menggunakan Manometer setiap jam selama 24 jam dapat dilihat dari Tabel 2. Tabel 2 Data tekanan pada PDAM Tirtanadi Padangsidimpuan Jam 11.00 – 12.00 12.00 – 13.00 13.00 – 14.00 14.00 – 15.00 15.00 – 16.00 16.00 – 17.00 17.00 – 18.00 18.00 – 19.00 19.00 – 20.00 20.00 – 21.00 21.00 – 22.00 22.00 – 23.00 23.00 – 24.00 00.00 – 01.00 01.00 – 02.00 02.00 – 03.00 03.00 – 04.00 04.00 – 05.00 05.00 – 06.00 06.00 – 07.00 07.00 – 08.00 08.00 – 09.00 09.00 – 10.00 10.00 - 11.00 Jumlah Rata-rata Total rata-rata
Tekanan di Awal (atm) 2.7 2.6 2.6 2.6 2.9 2.2 3.6 3.4 3.7 3.7 3.7 3.75 4.2 4.2 4.2 4.0 3.7 2.9 1.9 2.3 2.7 3.0 3.6 3.1 77,25 3,21
Tekanan di Tengah (atm) 1.3 1.2 1.2 1.2 2.2 2.2 2.4 2.5 3.0 3.3 3.1 3.1 3.3 3.2 3.2 3.0 2.8 2.3 1.7 2.0 2.3 2.4 2.9 2.4 49,1 2,04 1.97
Tekanan di Ujung (atm) 1,40 0,30 0,25 0,15 0,15 1.25 0,40 0.25 0.15 0,25 0.52 1,22 1.80 1.8 2.0 0.8 0.75 0.80 0.15 0.20 0.10 0.4 0.7 0.7 16.49 0.68
Jumlah air yang didistribusikan sesuai dengan pembacaan pada meter induk yang dilakukan setiap bulannya dapat dilihat di Tabel 3.
Tabel 3 Debit air yang PDAM Tirtanadi Padangsidimpuan Selatan Bulan Januari Februari Maret April Mei
Stand Awal
Stand Akhir
Pemakaian
(m3/bulan)
(m3/bulan)
(m3/bulan)
4.771
4.176
4.176
3.700
16.818
3.700
3.873
18.290
3.873
3.899
18.079
3.899
4.417
18.733
17.072
Juni Juli
4.417 4.935
4.935 4.975
21.493 22.968
Agustus
4.975
4.876
21.610
September
4.876
3.973
20.529
Oktober
3.873
3.730
16.072
November
3.730
3.973
17.918
Desember
3.973
4.836
19.390
TOTAL
228.972 m3/tahun
Rata – Rata
19.081 m3/bulan
Data akurasi meter di Jln Melati Padangsidimpuan Selatan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Data akurasi meter Padangsidimpuan Selatan No
No sambungan
Meter pelanggan (liter
Gelas ukur
Selisih
(liter)
(liter)
1
1.4.0302.001
1
1
0
2
1.4.0302.002
1
1
0
3
1.4.0302.003
1
1
0
4
1.4.0302.004
0,95
1
0.05
5
1.4.0302.005
1
1
0
6
1.4.0302.006
1
1
0
7
1.4.0302.007
1
1
0
8
1.4.0302.008
1
1
0
9
1.4.0302.009
0,95
1
0,05
10
1.4.0302.010
0,95
1
0,05
11
1.4.0302.011
1
1
0
12
1.4.0302.012
1
1
0
13
1.4.0302.013
1
1
0
14
1.4.0302.014
1
1
0
15
1.4.0302.015
0,8
1
0,2
16
1.4.0302.016
1
1
0
17
1.4.0302.017
1
1
0
18
1.4.0302.018
1
1
0
19
1.4.0302.019
1
1
0
No
No sambungan
Meter pelanggan (liter
Gelas ukur
Selisih
(liter)
(liter)
20
1.4.0302.020
1
1
0
21
1.4.0302.021
1
1
0
22
1.4.0302.022
0,95
1
0,05
23
1.4.0302.023
0,9
1
0,1
24
1.4.0302.024
1
1
0
25
1.4.0302.025
1
1
0
26
1.4.0302.026
1
1
0
27
1.4.0302.027
1
1
0
28
1.4.0302.028
0,77
0,77
0,23
29
1.4.0302.029
1
0
91
1.4.0302.091
0,95
1 1
0,05
92
1.4.0302.092
0,87
1
0,13 0,2
1.4.0302.094
0,8 1
1 1
0
1.4.0302.095
1
1
0
96
1.4.0302.096
1
1
0
97
1.4.0302.097
0.9
1
0.1
0.9
1
0.1
0.98
1
0.02 0
93 94 95
98 99
1.4.0302.093
1.4.0302.098 1.4.0302.099
100
1.4.0302.100
1
1
101
1.4.0302.101
1
1
0
102
1.4.0302.102
1
1
0
103
1.4.0302.103
1
1
0
104
1.4.0302.104
0.9
1
0.1
105
1.4.0302.105
0.85
1
0.15
106
1.4.0302.106
1
1
0
107
1.4.0302.107
1
1
0
108
1.4.0302.108
0.9
1
0.1
109
1.4.0302.109
0.8
1
0.2
110
1.4.0302.110
1
1
0
111
1.4.0302.111
1
1
0
112
1.4.0302.112
1
1
0
No
Meter pelanggan (liter
No sambungan
Gelas ukur
Selisih
(liter)
(liter)
113
1.4.0302.113
0.9
1
0.1
114
1.4.0302.114
0.9
1
0.1
115
1.4.0302.115
1
1
0
116
1.4.0302.116
0.98
1
0.02
117
1.4.0302.117
0.95
1
0.05
118
1.4.0302.118
1
1
0
119
1.4.0302.119
1
1
0
120
1.4.0302.120
1
1
0
121
1.4.0302.121
0.95
1
0.05
122
1.4.0302.122
1
1
0
123
1.4.0302.123
1
1
0
124
1.4.0302.124
1
0
125
1.4.0302.125
1
1 1
158
1.4.0302.158
1
1
0
159
1.4.0302.159
1
1
0
160
1.4.0302.160
1
1
0
161
1.4.0302.161
1
1
0
162
1.4.0302.162
1
1
0
163
1.4.0302.163
0.80
1
0.20
164
1.4.0302.164
1
1
0
165
1.4.0302.165
1
1
0
166
1.4.0302.166
1
1
0
167
1.4.0302.167
1
1
0
168
1.4.0302.168
1
1
Data distribusi air di Padangsidimpuan dapat di lihat dari Tabel 5. Tabel 5 Data distribusi air Jumlah air yang didistribusikan (m3/bln)
Jumlah air yang tercatat dalam rekening tagihan (m3/bln)
19.081
16.788
0
0 Ƹ = 6,14
Dengan mengacu pada Table diatas, kita dapat menghitung persen/besarnya kehilangan air, dihitung berdasarkan rumus: x 100 % Diketahui : D = 19.081 m3/bln x 12 bln = 228.972 m3/tahun K = 16.788 m3/bln x 12 bln = 201.456 m3/tahun Maka,H = 228.972 – 213.456 x 100% = 12 % 228.972 Kebocoran dalam m3 = 12 % x 228.972 m3= 27.476 m3/tahun = 2.289m3/bulan = 76,3 m3/hari Menghitung nilai persen kehilangan air dari meter pelanggan = =
= 3,65 %
Debit rata-rata yang masuk sebesar 19.081 m3. Dari persen kehilangan air di meter pelanggan dan jumlah debit yang masuk, maka didapat kehilangan dari meter air sebesar: Debit rata-rata per bulan= 3,65% x 19.081 m3/bln = 696,4 m3/bln = 8.356 m3/tahun Perhitungan kehilangan air dalam rupiah total harga air yang terjual adalah = Rp 18.414.728 m3/bulan Dimana diketahui total air yang terjual adalah 15.938 m3/bulan Diketahui : Tarif = Rp 18.414.728 m3/bulan = Rp 220.976.736,- m3/tahun Air Terjual = 16.788 m3/bln = 201.456 m3/tahun Kebocoran = 12 % x 201.456 m3 = 24.174 m3/tahun Didapat harga tarif rata-rata :
Maka, total kehilangan air dalam rupiah adalah : Kehilangan air dalam rupiah = 24.174 m3/tahun x Rp 1.096,-/m3 = Rp 26.494.704,- m3/tahun = Rp 2.207.892,- m3/bulan = Rp 73.596,- m3/hari Perhitungan neraca air - Debit yang masuk Januari – Desember = 19.081 m3/bulan = 228.972m3/tahun -
Konsumsi bermeter berekening = 16.788 m3/bulan = 201.456 m3/tahun
-
Ketidak akuratan meter pelanggan = 696,4 m3/bulan = 8.356 m3/tahun
-
Kehilangan Air = debit yang masuk – konsumsi resmi = 228.972 – 201.456 = 27.516 m3/tahun
-
Kehilangan fisik = kehilangan air – kehilangan non teknis = 27.516 – 8.356 = 19.160 m3/tahun
Penghitungan neraca air dapat di lihat pada tabel 6. Tabel 6 Perhitungan Neraca Air Konsumsi Bermeter Berekening (8) = 201.456 m3/tahun Konsumsi Resmi Berekening (4) =
201.456 m3/tahun Konsumsi Resmi (2) = 201.456 m3/tahun
Konsumsi Bermeter Tak Berekening (10) = pemakaian pada instansi tertentu Konsumsi Resmi Tak Berekening (5)
Volume Suplai Input ke dalam Sistem (1)
Kehilangan non Teknis / Komersial (6) = 8.356 m3/tahun
228.972 m3 /tahun
Konsumsi Tak Bermeter Berekening (9) = estimasi meter pelanggan rusak
Air Berekening (ABR) (17) = 201.456 m3/tahun
Konsumsi Tak Bermeter Tak Berekening (11) = penggunaan air oleh pemadam kebakaran dan pencucian pipa Konsumsi Tak Resmi (12) = pemakaian illegal Ketidakakuratan Meter Pelanggan dan Kesalahan Penanganan Data (13) = 8.356 m3/tahun Kebocoran pada Pipa Transmisi dan Pipa Induk 10.804 m3/tahun (14)
Kehilangan Air (3) = 27.516 m3/tahun Kehilangan Fisik / Teknis (7) =
Kebocoran dan Limpahan pada Tanki Reservoar (15)
19.160 m3/tahun
Kebocoran pada Pipa Dinas hingga Meter Pelanggan (16) 19.160 m3/tahun x 10 % = 1.916 m3/tahun
Air Tak Berekening (NRW) (18) = 27.516 m3/tahun
menghitung NRW dengan menggunakan ILI : Panjang pipa induk (LM) = 3.772 m
= 3,772 km
Jumlah sambungan rumah(NC)
= 168 SR
Tekanan rata-rata (P) = 1,97 atm
= 19,7 m
Panjang rata-rata pipa dinas (LP) = 8 m = 0,008 km CAPL (l/tahun) = Kehilangan fisik saat ini = 19.160 m3/tahun = 19.160.000 l/tahun Dengan nilai LP = 0,008 x 168 SR = 1.344 km, maka : MAAPL (l/hari) = (18 x LM + 0,8 x NC + 25 x LP) x P = [(18 x 3,772) + (0,8 x 168) + (25 x 1.344)] x 19,7 = 4.647,1512 l/hari = 139.414,536 l/bulan = 1.696.210,188 l/tahun ILI = CAPL / MAAPL = 19.160.000 / 1.696.210,188 = 11,2 Untuk Matriks Target dapat di lihat pada Tabel 7. Tabel 7 Matriks Target
NEGARA BERKEM – BANG
NEGARA MAJU
KATEGORI KINERJA TEKNIK A B C D A B C D
KEBOCORAN (ltr/sambungan/hari) ILI 10m 1 -2 2–4 4–8 >8 2–4 4–8 8 – 16 > 16
< 50 50 – 100 100 -200 > 200
SISTEM DENGAN TEKANAN : 20m 30m 40m 50m < 50 < 75 < 100 < 125 50 – 100 75 - 150 100 – 200 125 – 250 100 -200 150 - 300 200 – 400 250 -500 > 200 > 300 > 400 > 500 <100 < 150 < 200 < 250 100 – 200 150 - 300 200 – 400 250 – 500 200 – 400 300 - 600 400 – 800 500 – 1000 > 400 > 600 > 800 > 1000
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Dari hasil tinjauan dan pembahasan yang telah diuraikan, maka disimpulkan sebagai berikut : Berdasarkan data lapangan yang diperoleh dari Jln Melati Padangsidimpuan Selatan, dengan membandingkan debit yang masuk ke sistem selama enam bulan dengan Daftar Rekening Ditagih (DRD) di dapat nilai NRW (Non-Revenue-Water) sebesar 27.516 m3/tahun atau sebesar 12% per tahun. 2. .Dengan kehilangan air sebesar 12 % per tahunnya, maka pihak PDAM Tirtauli mengalami kerugian sebesar Rp 26.494.704,- m3/tahun = Rp 2.207.892,- m3/bulan = Rp 73.596,- m3/hari 3. Dilihat dari neraca air sebelum program pengendalian NRW, nilai Infrastructure Leakage Index (ILI) di dapat 11,2 dan tekanan 1,97 atm termasuk dalam golongan B dan nilai tersebut berada pada range 4 – 8 maka didapat nilai kebocoran 100-200 l/sambungan/hari.
4. Neraca air sebelum program pengendalian NRW menunjukkan bahwa kebocoran yang terbesar adalah kebocoran pada pipa distribusi yaitu sebesar 10.804 m3/tahun dan kebocoran pada pipa dinas hingga ke meter pelanggan sebesar 19.160 m3/tahun sehingga total kebocoran fisik adalah 27.516 m3/tahun. 5. Penyebab terjadinya kehilangan air berdasarkan peninjauan di lapangan yaitu pada jaringan distribusi dan meter pelanggan yang tidak akurat sebanyak 57 meter pelanggan dari 168 meter pelanggan yang diakurasi. Saran 1. PDAM seharusnya mengevaluasi dan memeriksa jumlah tagihan air per bulan yang terlalu kecil (dibawah 10 m3/bulan) untuk mengevaluasi kemungkinan adanya sambungan liar (illegal connection). 2. Untuk mengatasi kecurigaan atau kecurangan dari pihak pembaca meter seharusnya dibuat sistem rolling atau setiap bulan bergantian bagi si pembaca meter tersebut. 3. PDAM perlu membentuk tim yang aktif mencari titik-titik kebocoran, 4. Petugas harus cepat tanggap dengan laporan pipa bocor yang dilaporkan oleh pelanggan dengan mempercepat pelaksanaan perbaikan. 5. PDAM sudah dapat melakukan penggantian meter pelanggan yang telah rusak agar pembacaan meter pelanggan dapat lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA Anwar, S. 2009. Pengelolaan Sumber Daya Air. Mediatama Saptakarya. Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum. 2009. Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Unit Distribusi, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya. 2005. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Prasarana Air Minum Sederhana, Jakarta. Dharmasetawan, M. 2004. Sistem Perpipaan Distribusi Air Minum. Ekamitra Engineering, Jakarta.. Joko, T. 2010. Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Graha Ilmu, Yogjakarta. Kementerian Pekerjaan Umum. 2009. Pedoman Penurunan Air Tak Berekening (ATR), Jakarta. Soemitro, H.W. 1996. Mekanika Fluida dan Hidraulika Edisi Kedua (Si Metrik). Erlangga. Jakarta . Suyatman, Sugiharto, K., dan Rosalina, N.. 1985. Hidrolika Saluran Terbuka. Erlangga. Jakarta. Tachyan, E. P. dan Pangaribuan, Y.P. 2009. Hidrolika Teknik Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta. Triatmadja, R. 2009. Hidraulika Sistem Jaringan Perpipaan Air Minum. Beta Offset Yogyakarta. Yogyakarta. Triatmodjo, B. 1993. Hidraulika II. Erlangga. Jakarta. Tornton dkk. 2008. Penurunan Kehilangan Air, Semarang. Yayasan Pendidikan Tirta Dharma. 2003. Modul Pelatihan Konstruksi, Operasi, Pemeliharaan Jaringan Distribusi Skala Kecil, Magelang. Yayasan Pendidikan Tirta Dharma. 2006. Modul D.32 Kehilangan Air Fisik, Magelang.