Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013
ISSN 1979-7451
Evaluasi Jaringan Listrik Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Cokro Tulung Kabupaten Klaten Maimun1), Suharyanto2), M. Isnaeni BS(3) 1,2,3)
Jurusan Teknik Elektro FT UGM Jln. Grafika 2 Yogyakarta 55281 INDONESIA E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Evaluasi yang dilakukan pada jaringan listrik PLTMh Cokro Tulung bertujuan untuk mengetahui karakteristik jaringan listrik tersebut, khususnya rugi-rugi daya, drop tegangan dan faktor daya sistem. Proses evaluasi dilakukan dengan membuat studi aliran daya pada jaringan listrik PLTMh Cokro Tulung dengan bantuan program ETAP 7.0. Studi aliran daya pada jaringan listrik tersebut dilakukan pada saat beban penuh kondisi tidak standar (tegangan sistem 230/400 V) dan kondisi standar (tegangan sistem 220/380 V). Dari hasil simulasi dapat disimpulkan bahwa rugi-rugi daya total (∆P T) yang timbul pada jaringan listrik PLTMh Cokro Tulung saat beban penuh sebesar 241,768 W atau 0,673 % dari daya total keseluruhan (37,54 kW) pada kondisi tidak standard dan 268,442 W atau 0,715 % dari daya total keseluruhan (37,58 kW) pada kondisi standar. Drop tegangan yang timbul pada Saluran Kabel Tegangan Rendah (SKTR) sebesar 1,07 V atau 0,268 % dari tegangan keja atau tegagan nominalnya (400 V) pada kondisi tidak standard dan 1,123 V atau 0,295 % dari tegangan nominalnya (380 V) pada kondisi standar. Drop tegangan yang timbul pada Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) masing-masing sebesar 6,198 V atau 2,683 % dari tegangan nominalnya (230 V) pada kondisi tidak standar dan 6,994 V atau 3,193 % dari tegangan nominalnya (220 V) pada kondisi standar. Perbaikan faktor daya sampai dengan 90 % yang dilakukan pada jaringan listrik SKTR PLTMh Cokro Tulung dapat mengurangi rugi-rugi daya aktif total (∆P T) sebesar 12,017 % dan juga dapat mengurangi kebutuhan daya reaktif (Q) dan daya semu (S) masing-masing sebesar 35,66 % dan 11,27 %. Selain analisis aliran daya, juga dilakukan analisis-analisis lainnya. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tegangan dan frekuensi sistem yang sedang beroperasi sekarang ini tidak standar dan kemampuan PLTMh Cokro Tulung sudah maksimal, dimana daya yang disalurkan kebeban-beban sudah mencapai 37,6 kW atau 80 % dari kapasitas tepasang 47,34 kW dengan efesiensi 79,8 % (motor induksi dioperasikan sebagai generator). Hasil analisis akan dijadikan data rujukan (rekomendasi) untuk perbaikan, sehingga jaringan listrik PLTMh Cokro Tulung dapat beroperasi dengan baik dan sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia (PUIL 2000). Kata kunci: PLTMh, Program ETAP, Jaringan listrik, Studi aliran daya
ekonomi dan pola konsumsi energi itu
PENDAHULUAN Kebutuhan akan energi, baik di
sendiri yang cenderung terus meningkat.
Indonesia khususnya maupun di dunia pada
Sedangkan sumber energi utama yang
umumnya, terus meningkat seiring dengan
berasal dari energi fosil, ketersediaannya
pertambahan
sangat
penduduk,
pertumbuhan
Evaluasi Jaringan Listrik Pembangkit.....
terbatas
dan
terus
mengalami 13
Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013
ISSN 1979-7451
penyusutan atau menipis. Usaha-usaha
PLTMh. Walaupun pada awalnya di desa
untuk mencari sumber energi alternatif
Cokro Tulung telah dibangun PLTMh
sebagai
terus
dengan menggunakan kincir air, tegangan
diupayakan oleh para peneliti di berbagai
sistem 110 Volt pada masa itu (Tahun
Negara. Energi alternatif sebagai pengganti
1980). Namun baru pada tahun 2006,
energi posil disebut dengan istilah energi
dengan
terbarukan.
Kabupaten
pengganti
Energi
energi
fosil
terbarukan
dapat
adanya
proyek
Klaten
dalam
Pemerintah Pekerjaan
didefinisikan sebagai energi yang secara
Pendampingan Pembangunan Pembangkit
cepat dapat diproduksi kembali melalui
Listrik Tenaga Mikrohidro (P3PLTMh)
proses alam. Energi terbarukan meliputi
melalui APBD Kabupaten Klaten, maka
energi air, panas bumi, matahari, angin,
dibangunlah PLTMh Cokro Tulung dengan
biogas, biomassa, gelombang laut dan lain
menggunakan turbin air moderen (turbin
sebagainya. Salah satu energi terbarukan
propeller open flume).
yang paling banyak terdapat di Indonesia
Pada kondisi saat ini PLTMh Cokro
adalah energi air. Energi potensial air (pada
Tulung beroperasi selama 24 jam dalam
air terjun) dan energi kinetik air (pada air
sehari, kecuali kalau ada perbaikan, dengan
yang mengalir) dapat dimanfaatkan untuk
menggunakan dua unit generator induksi
menghasilkan energi listrik melalui proses
berkapasitas masing-masing 30 kW dengan
konversi energi.
tegangan sistem 230/400 V. PLTMh Cokro
Pembngkit
Tenaga
Tulung merupakan pembangkit listrik yang
Mikrohidro (PLTMh) merupakan salah
beroperasi sendiri (stand alone) atau off
satu sistem konversi energi potensial dan
grid. Energi listrik yang dihasilkan oleh
energi kinetik air menjadi energi listrik
PLTMh Cokro Tulung dipergunakan untuk
berskala keci (mikro). Potensi sumber air
keperluan wisata air (water boom) Umbul
untuk PLTMh cukup banyak terdapat di
Ingas dan empat buah rumah yang berada
Indonesia. Salah satu sumber mata air yang
dilokasi wiasata air tersebut. Energi adalah
cocok dibangun PLTMh adalah sumber
daya kali waktu. Daya listrik tersebut
mata air yang berasal dari pegunungan
disalurkan ke beban-beban yang ada pada
Brunyah
Kecamatan
wisata air water boom dan empat buah
Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
rumah yang ada di area wasata air tersebut,
Untuk memenuhi kebutuhan listrik di desa
melalui jaringan listrik tegangan rendah,
Cokro Tulung sejak dahulu telah digunakan
baik Saluran Udara Tegangan Rendah
14
di
desa
Listrik
Cokro,
Maimun, Suharyanto, M. Isnaeni BS
Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013
ISSN 1979-7451
(SUTR) maupun Saluran Kabel Tegangan
Pada prinsipnya Pembangkit Listrik
Rendah (SKTR). Dalam pendistribusian
Tenaga
daya listrik dari pembangkit (PLTMh) ke
memanfaatkan beda ketinggian jatuh air
pusat beban melalui jaringan listrik, daya
dan jumlah debit air per detik yang ada
listrik tersebut mengalami susut atau rugi-
pada aliran air saluran irigasi, sungai atau
rugi sehingga efesiensi jaringan listrik akan
air
menurun. Jaringan listrik yang sudah lama
memiliki tiga komponen utama yaitu air
dioperasikan perlu di evaluasi kembali
(sumber energi), turbin dan generator. Air
untuk meningkatkan kehandalannya agar
yang
dapat beroperasi dengan baik.
ketinggian tertentu dialirkan menuju turbin
TINJUAN PUSTAKA
yang terdapat pada rumah pembangkit
1
(power house). Dirumah pembangkit air
Pembangkit Listrik Tenaga
terjun.
Secara
mengalir
(PLTMh)
teknis,
dengan
mikrohidro
kapasitas
dan
tersebut akan menumbuk susdu-sudu turbin,
Mikrohidro (PLTMh) Pembangkit
Mikrohidro
Tenaga
dimana turbin itu sendiri dipastikan akan
merupakan
menerima energi potensial air tersebut dan
air
yang
mengubahnya menjadi energi mekanik
menghasilkan ke luaran daya listrik kecil.
berupa putaran poros turbin. Poros turbin
Berdasarkan istilah bahasa mikro artinya
yang berputar ditransmisikan atau dikopel
kecil sedangkan hidro artinya air. Jadi
ke generator dengan mengunakan kopling.
mikrohidro
listrik
Kopling tersebut akan menghubungkan
tenaga air berskala kecil. Dalam prakteknya
poros turbin dengan poros rotor dari
istilah ini tidak merupakan sesuatu yang
generator. Dengan berputarnya poros turbin
baku
bahwa
maka akan ikut berputar poros generator
mikrohidro, akan mengunakan air sebagai
sehingga akan menghaslikan energi listrik.
sumber
membedakan
Persamaan umum yang dipakai untuk
antara istilah mikrohidro dengan minihidro
menghitung daya ke luaran bersih (daya
adalah
real) dari sistem PLTA/PLTMh adalah:
Mikrohidro
(PLTMh)
pembangkit
listrik
tenaga
adalah
namun
out-put
pembangkit
bisa
energinya.
Mikrohidro
Listrik
dipastikan
Yang
daya
yang dihasilkan.
menghasilkan
daya
lebih
Pnet = g × Q × He × ηT
(1)
rendah dari 100 kW, sedangkan untuk
dengan:
minihidro daya ke luarannya berkisar antara
Pnet = daya bersih sistem atau daya total
100 kW sampai 1 MW.
sistem (kW)
1.1
g
Prinsip Kerja PLTMh
Evaluasi Jaringan Listrik Pembangkit.....
= gaya grafitasi bumi (9,8 m/detik2)
15
Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013
He = tinggi jatuh air (head) efektif (m)
ISSN 1979-7451
4.
3
Q
= debit air (m /detik).
Saluran
Pembawa
(Headrace
Channel)
ηT = efisiensi total sistem.
5.
Saluran Pelimpah (Spillway)
1.2
6.
Bak Penenang (forebay)
energi
7.
Saringan (filter)
sehingga
8.
Pipa Pesat (Penstock)
menghasilkan energi listrik yang baik, suatu
9.
Rumah Pembangkit (Power House)
PLTMh secara teknis terdiri dari tiga
10. Saluran
Komponen-Komponen PLTMh Untuk
potensial
air
memanfaatkan dengan
tepat
komponen utama yaitu air sebagai sumber energi,
turbin
dan
generator
serta
11. Jaringan listrik (Electrical Line) b.
pendukungnya.
dan Elektrikal
garis
besar
komponen-komponen PLTMh dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu:
(b). Komponen-Komponen Mekanikal dan Elektrikal. Komponen-Komponen Sipil Komponen-komponen
sipil
yang
diperlukan untuk membangun suatu sistem PLTMh
tergantung
dimana
PLTMh
tersebut akan dibangun karena bentuk dan jumlah komponen yang dibutuhkan pada suatu
sistem
PLTMh
berbeda-beda
tergantung kebutuhan dan letak geografis tempat PLTMh tersebut akan dibangun. Komponen-komponen sipil PLTMh yang dibangun pada aliran sungai terdiri dari: 1.
Bendung Pengalihan (Diversion Weir)
2.
Saluran Pemasukan (Intake)
3.
Bak Pengendap (Sand Trap)
16
Komponen-Komponen Mekanikal
Komponen
mekanikal
dan
elektrikkal merupakan komponen yang
(a). Komponen-Komponen Sipil.
a.
(Tailrace
Channel)
dilengkapi dengan komponen-komponen Secara
Pembuang
sangat penting pada suatu sistem PLTMh karena komponen-komponen tersebut yang dipergunakan
untuk
potensial
menjadi
air
Komponen-komponen
merubah
energi
energi
listrik.
mekanikal
dan
elektrikal pada sebuah sistem PLTMh terdiri dari: 1.
Turbin Air
2.
Generator
3.
Panel Listrik dan Alat Kontrol
4.
Beban Penyeimbang (Ballast Load)
2.
Jaringan Listrik Tegangan Rendah (JTR) PLTMh Untuk menyalurkan daya listrik
yang dihasilkan oleh pembangkit ke bebanbeban atau pelanggan, biasanya PLTMh yang bersekala kecil, (letak beban dekat dengan pembangkit) menggunakan Jaringan Maimun, Suharyanto, M. Isnaeni BS
Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013
ISSN 1979-7451
Tegangan Rendah (JTR) dengan sistem tiga
pembumian. Penghantar jenis NYY dapat
fasa-empat kawat atau satu fasa-dua kawat.
juga dipakai dengan persyaratan, bila
Berdasarkan konstruksi JTR PLTMh terdiri
ditanam didalam tanah penghantar tersebut
dari dua macam, yaitu: Saluran Kabel
harus dimasukkan dalam pipa pelindung
Tegangan Rendah (SKTR) dan Saluran
sebagai penahan tekanan mekanis dan
Udara Tegangan Rendah (SUTR).
ditanam sedalam lebih kurang 60 cm. Luas
2.1
penampang penghantar jenis NYY yang
Saluran Kabel Tegangan Rendah
sering dipergunakan adalah 2,5 mm2, 6
(SKTR) PLTMh Saluran Kabel Tegangan Rendah
mm2, 16 mm2, 25 mm2, 35 mm2, 50 mm2
(SKTR) merupakan jaringan atau saluran
dan 70 mm2.
listrik
2.2
tegangan
rendah
bawah
tanah,
dimana penghantarnya ditanam didalam
Saluran Udara Tegangan Rendah
(SUTR) PLTMh
tanah. SKTR biasanya dipakai untuk daerah
Saluran Udara Tegangan Rendah
yang tidak dapat memakai saluran udara,
(SUTR)
sebagai jaringan distribusi tegangan rendah
tegangan rendah dengan menggunakan
pada daerah tertentu atau sesuai permintaan
penghantar
pelanggan (perumahan real estate dan
dibentangkan pada tiang-tiang penyangga.
daerah komersil
SUTR
khusus) dan sebagai
merupakan
jaringan
saluran
biasanya
udara
listrik
yang
dipergunakan
untuk
jaringan listrik tegangan rendah untuk
menyalurkan daya listrik dari pembangkit
industri terutama untuk keperluan instalasi
ke beban-beban tegangan rendah atau
motor-motor listrik. SKTR menggunakan
pelanggan tegangan rendah, daerah yang
sistem
tidak
tiga fasa-empat
kawat
dengan
bisa
dipasang
SKTR
(misalnya
tegangan 220/380 V atau sistem satu fasa-
menyeberangi sungai) dan sebagai SUTR
dua kawat dengan tegangan 220V. Jenis
penbangkit listrik berskala kecil, tegangan
penghantar untuk SKTR adalah kabel
rendah,
tanah,
dengan
menggunakan sistem tiga fasa-empat kawat
pelindung metal, berisolasi PVC dan berinti
dengan tegangan 380/220 Volt atau sistem
tembaga atau alumunium, misalnya jenis
satu fasa-dua kawat dengan tegangan 220
NYFGbY dengan luas penampang 16 mm2,
Volt. Jenis penghantar untuk SUTR adalah
25 mm2, 35 mm2, 50 mm2, 70 mm2 dan 95
kabel udara tegangan rendah atau Low
yaitu
jenis
penghantar
2
mm . Pelindung metal dipergunakan
sebagai
(metal
shield)
penghantar
Evaluasi Jaringan Listrik Pembangkit.....
Voltage
(misalnya
Twisted
PLTMh).
Cable
(LVTC)
SUTR
jenis
penghantar pilin berisolasi atau Twisted
17
Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013
Isolated
Cable
NFA2X,
(TIC),
PVC
dan
jenis
impedansi
(Z
dalam
satuan
Ohm).
berinti
Perubahaan tegangan sebesar (ΔV dalam
alumunium, dengan luas penampang 16
satuan Volt) diakibatkan adanya tahanan
mm2, 25 mm2, 35 mm2, 50 mm2 dan 70
dan reaktansi dalam suatu rangkaian. Jatuh
mm2.
tegangan atau drop tegangan (voltage drop)
2.3
berisolasi
misalnya
ISSN 1979-7451
Jatuh Tegangan (Votage Drop),
adalah selisih antara tegangan kirim (Vk)
Rugi-Rugi Daya dan Perbaikan
atau tegangan sumber dengan tegangan
Faktor pada JTR PLTMh
diujung terima (Vt) atau tegangan pada
Jatuh tegangan atau drop tegangan
beban dan dapat dirumuskan (Hasan Basri,
(voltage drop) yang diizinkan pada jaringan
1997) sebagai berikut :
listrik menurut Standar Perusahaan Listrik
V Vk Vt
(2)
Nasional (SPLN 72 : 1987) mengenai spesifikasi desain untuk Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan Jaringan Tegangan
Jatuh atau drop tegangan pada JTR dibolehkan sampai 4% dari tegangan nominalnya
(tegangan
kerja)
Jatuh
tegangan
pada
Sambungan
Rumah (SR) dibolehkan l % dari
nilai mutlak tegangan sisi kirim
Vt
=
nilai mutlak tegangan sisi terima
(V) Jatuh atau drop Tegangan pada Jaringan Listrik Tegangan Rendah PLTMh Sistem
tegangan nominal. 3.
(V)
(V)
a.
tergantung kepadatan beban. 2.
∆V = jatuh atau drop tegangan Vk =
Rendah (JTR) adalah sebagai berikut: 1.
dengan:
penyaluran
daya
listrik
Drop tegangan yang diizinkan untuk
PLTMh menggunakan Jaringan Tegangan
sistem spindel tidak boleh melebihi 2
Rendah (JTR) dengan sistem tiga fasa-
%
empat kawat, tegangan 220380 V. JTR
dari
tegangan
nominalnya,
sedangkan untuk sistem radial drop
tersebut
tegangan yang di izinkan mencapai 5
sebagai
%.
(komsumen atau pelanggan). Beban-beban
Jatuh tegangan atau drop tegangan
menghubungkan sumber
tersebar
di
daya
sepanjang
pembangkit
dengan
jaringan
beban
listrik
listrik
tersebut. Pelanggan (beban) yang dilayani
disebabkan oleh adanya arus (I dalam
oleh PLTMh adalah pelanggan (beban)
satuan Amper) yang mengalir melalui
rumah tangga dan ada juga pelanggan
(voltage
18
drop)
pada
jaringan
Maimun, Suharyanto, M. Isnaeni BS
Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013
ISSN 1979-7451
industri kecil. Untuk menganalisis jaringan
atau secara umum persamaan (6) dapat
listrik tegangan rendah PLTMh, maka
ditulis menjadi:
jaringan tersebut dibuat dalam bentuk
n
( Vtot )
diagram satu garis (one line diagram)
(r cos x sin ) x ( I
(7)
n xl n )
n 1
seperti terlihat pada Gambar 1(Hasan Basri,
Drop tegangan dalam persen (%), dapat
1997) berikut ini:
ditentukan dengan persaman berikut: V V t
V Vt 0 0 k X 100 0 0 Vt
(8)
atau: V VD
V VD 0 0 A X 100 0 0 VD
(9)
dengan: VA Gambar. 1 Diagram segaris JTR PLTMh Pada Gambar 1 terlihat bahwa JTR
= tegangan sisi kirim atau tegangan
sumber (V) VD = tegangan ujung terima atau tegangan
PLTMh yang mempunyai beban-beban
pada beban (V)
tersebar di sepanjang saluran dengan letak
∆Vtot = ∆VAD = drop tegangan total (V)
masing-masing bebannya berada pada titik
∆VAB = ∆VBC =∆VCD = drop tegangan pada
B, C dan D.
setiap titik beban (V)
Drop tegangan penghantar
pada
penyulang atau
A–D dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
I1 = I2 = I3 = arus pada setiap saluran (A) i1 = i2 = i3 = arus pada setiap beban (A) L1 = L2 = L3 = panjang saluran/penghantar
(V AB ) I 1 x l1 (r1 cos A x1 sin A )
(3) (m)
( V BC ) I 2 x l 2 ( r2 cos B x 2 sin B )
(4) l1 = l2 = l3 = pangjang setiap
( V CD ) I 3 x l 3 ( r3 cos C x 3 sin C )
saluran/penghantar (m) (5)
Bila faktor daya dari beban-beban tersebut sama, demikian sama, maka
juga penghantar A-D
drop tegangan A-D dapat
ditulis sebagai berikut: ( V AD ) ( r cos x sin ) x (( I 1 xl1 ) ( I 2 xl 2 ) ( I 3 xl 3 ))
(6)
Evaluasi Jaringan Listrik Pembangkit.....
r1 = r2 = r3 = tahanan setiap penghantar (Ω/km/fasa) x1 = x2 = x3= reaktansi induktif setiap penghantar (Ω/km/fasa). φA = φB = φC = sudut daya masing-masing beban (derajat).
19
Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013
b.
Rugi-Rugi Daya pada Jaringan
ISSN 1979-7451
Rugi-rugi daya relatif =
Listrik Tegangan Rendah PLTMh Rugi-rugi
daya
(∆P)
pada
PxrxL V xCos 2 2
(18)
x 100 %
dengan:
penghantar disebabkan oleh arus beban
∆P = rugi-rugi daya aktif (W)
yang mengalir pada penghantar tersebut.
P
= daya aktif (kW)
Nilai rugi-rugi daya pada penghantar dapat
S
= daya semu (kVA)
dihitung berdasarkan persamaan (Hasan
V
= tegangan sistem (kV)
Basri, 1997) berikut ini:
I
= arus yang mengalir pada penghantar
(A)
∆P3Ф = 3 x I2 x R
L
∆P3Ф = 3 x I2 x r x L Bila bebannya S, maka arus yang mengalir pada penghantar adalah:
(km) r
3x V
Perbaikan faktor daya (PF) adalah
atau: I
= tahanan penghantar (Ohm/km)
Cosφ = faktor daya beban. (12) c. Perbaikan Faktor Daya
S
I
(10) = panjang penghantar atau saluran (11)
memperbaiki perbedaan besar sudut daya (13) aktif (W) dengan daya semu(VA) yang
P 3 xVCos
atau:
mengalir
Rugi-rugi daya dapat juga dinyatakan
dinyatakan dalam cos φ. Perbaikan faktor
dengan persamaan berikut ini:
daya menjadi persoalan penting didalam
P3
jaringan
listrik,
biasa
masalah kelistrikan, karena semakin besar (14) nilai cos φ berarti semakin tinggi efesiensi
S 2 xrxL V2
atau: P3
pada
jaringan listrik tegangan rendah tersebut. P 2 xrxL
(15) daya
V xCos 2 2
Untuk lebih jelas perbaikan faktor pada
jaringan
listrik
Perbandingan rugi-rugi daya (∆P) terhadap
diilustrasikan
daya (P) yang disalurkan ke beban disebut
(Hasan Basri, 1997) berikut ini:
seperti
rugi-rugi daya relatif. Rugi-rugi daya relatif =
P3
(16)
P3
1
2
pada
dapat
Gambar
2
P
S2
Q2 Q1
Rugi-rugi daya relatif =
SxrxL V2
x 100 %
(17)
QC
S1
atau: Gambar. 2 Perbaikan faktor daya 20
Maimun, Suharyanto, M. Isnaeni BS
Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013 Gambar
cara
Bila sebagaian besar beban-beban
memperbaiki faktor daya pada jaringan
PLTMh adalah beban bersifat induktif yaitu
listrik. Bila pada jaringan listrik dipasang
berupa motor-motor induksi maka timbul
kapasitor daya maka kapasitor daya tersebut
permasalahan
diasumsikan sebagai sumber daya reaktif-
(starting). Permasalahannya adalah pada
kapasitif dan akan menekan daya reaktif
saat diasut dengan sistem Direct On Line
dari beban. Misalkan bahwa daya aktif
(DOL), motor yang berkapasitas besar, akan
beban adalah sebesar P (kW), daya reaktif
menimbulkan arus asut yang besar bisa
beban sebesar Q (kVAR) dan daya semu
mencapai 5 - 7 kali arus nominal beban
beban sebesar S (kVA). Bila diasumsikan
penuh motor tersebut dan juga akan timbul
beban disuplai dengan daya semu (S1), daya
drop tegangan sesaat (kedip tegangan) yang
reaktif tertinggal (Q1), dengan faktor daya
besar,
beban tertinggal, maka faktor daya adalah
merusak
Cos 1
Cos 1
2
menunjukkan
ISSN 1979-7451
P
P Q12
1
peralatan-peralatan
dapat
elektronika
asut dari sistem DOL ke sistem bintang-
faktor dayanya diperbaiki menjadi: P S2
P P Q22 2
P 2 Q1 QC 2
Cos 1 dan
Cos 2 maka
besarnya
Cara Pengasutan (Starting) Direct dengan atau cara
DOL,
yang diperlukan dapat ditentukan sebagai berikut:
akan menarik arus dari jaringan atau tegangan
5-7
kali
dari
arus
nominalnya (arus beban penuh) dan hanya menghasilkan torsi 1,5 sampai 2,5 kali torsi beban penuh. Proses pengasutan (23) berlangsung selama lebih kurang 7 detik.
QC P tan 1 tan 2
Induksi
saat dioperasikan motor induksi tersebut
sumber
daya reaktif-kapasitif (QC) dari kapasitor
Motor
3.1
dimana motor induksi dihubungkan lasung (22) dengan jaringan listrik atau jala-jala. Pada
P
diperbaiki menjadi
segitiga (Y-∆).
On Line (DOL) (21) Pengasutan
Bila faktor daya semula disebut
3.
tersebut
(20) dengan salah satu cara, yaitu merubah cara
(kVAR) dipasang pada sisi beban maka
Cos 2
tegangan
pengasutan
2
Bila kapasitor shunt dengan kapasitas QC
Cos 2
saat
yang terhubung dengan sistem. Untuk (19) mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan
P S1
2
kedip
pada
Sebagai
Beban
PLTMh
Evaluasi Jaringan Listrik Pembangkit.....
Arus pengasutan yang besar tersebut dapat mengakibatkan
drop
tegangan
sesaat 21
Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013
ISSN 1979-7451
(voltage sag) pada jaringan sehingga akan mengganggu
peralatan
yang
Dimana, E1 adalah tegangan catu saluran ke
dihubungkan pada jaringan yang sama.
saluran dan R adalah negatif untuk faktor
Cara pengasutan langsung tersebut biasanya
daya beban tertinggal dan positif untuk
dilakukan
induksi
faktor daya beban mendahului. Dapat
berkapasitas kecil. Besarnya arus yang
diambil bahwa faktor daya motor akan
timbul pada saat pengasutan (starting)
sekisar 0,3 pada saat pengasutan dan arus
dapat dihitung dengan persamaan berikut
pengasutan (IST) dengan sistem DOL akan
pada
lain
(26)
motor-motor
ini:
berkisar antara 5 sampai 7 kali arus (24) nominal (In) beban penuh motor (biasanya
IST = (5 atau 7) x In dengan: IST = arus pengasutan (starting)
diambil 6 bila tidak diketahui). (A) atau
(%)
3.2
Cara
Pengasutan
(Starting)
Bintang-Segitiga
In = arus nominal motor beban penuh (A).
Pengasutan (starting) dengan cara
Sedangkan besarnya tegangan pada saat
bintang-segitiga
pengasutan motor dapat dihitung dengan
penurunan tegangan yang dicatu ke motor
persamaan (AS Pabla, 1994) berikut ini:
saat stator motor induksi terhubung dalam
E S E R IR Cos R IX Sin R
adalah
memanfaatkan
(25) rangkaian bintang (star). Pada waktu
dengan:
pengasutan, yakni saat terhubung bintang,
ES =
maka
tegangan antara fasa dengan netral
tegangan
masing-masing
fasa
pada jaringan (V)
dikurangi sebesar 1/√3 (57,7 %) dari
ER =
tegangan saluran, oleh karena itu torsi yang
tegangan antara fasa dengan netral
pada beban (V)
timbul menjadi 1/3 dari torsi awal atau
I = arus pengasutan (starting) motor (A)
Locked
R = tahanan sistem (Ohm)
pengasutan
X = reaktansi sistem (Ohm)
kelebihan
Cos R = faktor daya beban pada saat
dibandingkan dengan cara DOL karena arus
pengasutan
pengasutan akan turun menjadi 1/3 dari
Maka drop tegangan (%) sesaat pada saat
arus pengasutan cara DOL. Besar arus yang
pengasutan motor dapat dihitung dengan
timbul pada saat pengasutan motor dengan
persamaan (AS Pabla, 1994) berikut ini:
cara pengasutan bintang-segitiga (Y-∆)
Vd (%)
22
Rotor
Torque
(LRT).
bintang-segitiga atau
Cara
mempunyai
keunggulan
bila
3 ( IR Cos R - IX Sin R ) x 100 E1
Maimun, Suharyanto, M. Isnaeni BS
Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013
ISSN 1979-7451
dapat dihitung dengan persamaan berikut
13. Kesimpulan dan rekomendasi untuk
ini:
perbaikan
I ST
14. Tahap terakhir menulis laporan (27) Diagram alir penelitian seperti
I DOL 3
ditunjukkan pada gambar 3 berikut ini:
III. METODELOGI PENELITIAN
Adapun tahapan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1.
Merumuskan masalah.
2.
Studi literatur .
3.
Melakukan
survei
lapangan
dan
pengambilan data di lapangan. 4.
Membuat gambar di agram segaris (one line diagram) jaringan listrik PLTMh Cokro Tulung pada halaman kerja program ETAP.
5.
Masukan data-data untuk simulasi.
6.
Melakukan studi aliran daya dengan menggunakan
program
komputer
ETAP pada saat beban penuh kondisi tidak standar dan kondisi standar. 7.
Melakukan analisis perbaikan faktor daya.
8.
Melakukan
analisis
pada
Gambar. 3 Diagram alir penelitian
saat
pengasutan (starting) motor 9.
Mengolah
dan
menganalisis
hasil
simulasi dalam bentuk tabel dan grafik. 10. Menganalisis kemampuan pembangkit. 11. Menganalisis tegangan dan frekuensi
1.
Studi Aliran Daya (Load Flow Study)
sistem 12. Membandingkan
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
hasil
penelitian
dengan standar yang berlaku.
Jaringan
Listrik
PLTMh Cokro Tulung. Untuk khususnya
Evaluasi Jaringan Listrik Pembangkit.....
pada
mengetahui
rugi-rugi
daya
karakteristik, dan
drop 23
Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013
ISSN 1979-7451
tegangan yang timbul pada jaringan listrik PLTMh Cokro Tulung maka dilakukan studi aliran daya pada jaringan listrik tersebut dengan bantuan program ETAP (Electrical Transient Analysis Programs). Ada beberapa tahapan studi aliran daya yang
dilakukan
pada
jaringan
listrik
tersebut, antara lain sebagai berikut: 1.
Studi aliran daya pada saat beban penuh dengan kondisi tidak standar dan kondisi standar.
2.
Analisis perbaikan faktor daya.
3.
Analisis starting motor. Sebelum dilakukan studi aliran daya
maka terlebih dahulu membuat gambar
Gambar. 4 Diagram segaris SKTR PLTMh Cokro Tulung
diagram segaris pada halam kerja program ETAP. Adapun bentuk gambar diagram segaris jaringan listrik PLTMh Cokro Tulung seperti diperlihatkan pada Gambar 4 dan 5 berikut ini:
Gambar. 5 Diagram segaris SUTR PLTMh Cokro Tulung
24
Maimun, Suharyanto, M. Isnaeni BS
Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013
ISSN 1979-7451
Studi Aliran Daya pada Saat Beban
mm2.
Penuh Dengan Kondisi Tidak Standar
menghubungkan
dan Kondisi Standar
generator dengan rel daya (bus/panel)
SUTR
digunakan rel
daya
untuk
(bus/panel)
Studi aliran daya dilakukan pada
utama motor, sedangkan SKTR digunakan
jaringan PLTMh Cokro Tulung pada saat
untuk menyalurkan daya dari bus/panel
beban penuh dengan kondisi tidak standar,
utama motor ke bus/panel motor listrik
dimana tegangan sistem fasa-fasa atau
(motor pompa air). Hasil simulasi seperti
tegangan tiga fasa sebesar 400 V dan
ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2
tegangan sistem fasa-netral atau tegangan
berikut ini:
satu fasa sebesar 230 V. Sedangkan studi aliran daya pada saat beban penuh dengan kondisi standar, dimana tegangan sistem
TABEL 1 Data Hasil Simulasi Sistem Tiga Fasa pada SKTR (Kondisi Tidak Standar)
fasa-fasa atau tegangan tiga fasa sebesar 380 V dan tegangan sistem fasa-netral atau tegangan satu fasa sebesar 220 V.
Unit Cabang Nama Penghantar
a.
Analisis Hasil Simulasi Sistem Tiga Fasa pada SKTR PLTMh Cokro Tulung Untuk
mendistribusikan
atau
Penghubung
l (m)
Rugi-Rugi
Drop
Daya
Tegangan
∆P
∆P
Vd
Vd
(W)
(%)
(V)
(%)
Penghantar 1
Bus 1
Bus 3
15
136,74
0,364
1,070 0,268
Penghantar 2
Bus 3
Bus 4
8
20,459
0,054
0,600 0,150
Penghantar 3
Bus 3
Bus 5
8
4,371
0,012
0,250 0,063
Panghantar 4
Bus 3
Bus 6
8
20,459
0,054
0,600 0,150
Penghantar 5
Bus 3
Bus 7
8
4,371
0,012
0,250 0,063
Penghantar 6
Bus 3
Bus 8
12
12,419
0,033
0,550 0,138
198,819
0,529
Tolal rugi- rugi daya pada SKTR
menyulurkan daya dari pembangkit ke
TABEL 2
beban-beban induktif berupa motor-motor
Data Hasil Simulasi Sistem Tiga Fasa pada
listrik,
PLTMh
Cokro
Tulung
SKTR (Kondisi Standar)
menggunakan dua macam saluran, yaitu Unit Cabang
Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) Nama
dan Saluran Kabel Tegangan Rendah
Penghantar
Penghubung l (m)
Rugi-Rugi
Drop
Daya
Tegangan
∆P
∆P
Vd
Vd
(W)
(%)
(V)
(%)
(SKTR) dengan sistem tiga fasa-empat
Penghantar 1 Bus1
Bus3
15
151,65
0,403 1,123
0,295
Penghantar 2 Bus3
Bus4
8
22,688
0,061 0,625
0,165
kawat (Gambar 4). Jenis penghantar untuk
Penghantar 3 Bus3
Bus5
8
4,847
0,013 0,267
0,070
Panghantar 4 Bus3
Bus6
8
22,688
0,061 0,625
0,165
Penghantar 5 Bus3
Bus7
8
4,847
0,013 0,267
0,070
Penghantar 6 Bus3
Bus8
12
13,773
0,037 0,571
0,150
220,493
0,588
SUTR adalah kabel Twisted Isolated Cable 2
(TIC) dengan luas penampang 35 mm dan
Tolal rugi- rugi daya pada SKTR
jenis penghantar untuk SKTR adalah jenis kabel tanah NYY dengan luas penampang 6
Evaluasi Jaringan Listrik Pembangkit.....
25
Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013
ISSN 1979-7451
Berdasarkan data-data pada Tabel 1 dan 2
penghantar untuk SUTR adalah jenis kabel
dapat diketahui bahwa rugi-rugi daya total
udara TIC NFA2X dengan luas penampang
(∆Pt) yang timbul pada SKTR adalah
16 mm2. SUTR dihubungkan dari bus
sebesar 198,82 W atau 0,0,53 % dari total
generator (bus 2) ke beban-beban dengan
daya keseluruhan (37,54 kW) (kondisi tidak
titik sambung pada tiang-tiang dan jaringan
standar) dan 220,493 W atau 0,59 % dari
listriknya dibentangkan di atas tiang. Tiang
total daya keseluruhan (37,58 kW) (kondisi
listrik yang digunakan berupa tiang lampu
standar). Drop tegangan (∆V) yang lebih
dengan konstruksi tiang besi dengan tinggi
besar timbul pada penghantar 1, sebagai
tiang 5 meter. Hasil simulasi pada masing-
penghantar
masing fasa SUTR seperti ditunjukkan pada
utama
SKTR,
nilai
drop
tegangan (∆V) yang timbul pada penghantar
Tabel 3 dan Tabel 4 berikut ini:
tersebut sebesar 1,07 Volt atau 0,27 % dari
TABEL 3
tegangan keja atau tegagan nominalnya
Hasil Simulasi pada Setiap Fasa SUTR
(400 V) (kondisi tidak standar) dan 1,123 V
PLTMh Cokro Tulung (Kondisi Tidak
atau 0,3 % dari tegangan nominalnya (380
Standar)
V) (kondisi standar). Rugi-rugi daya dan drop tegangan pada SKTR lebih besar pada kondisi
Unit Fasa SUTR
l (m)
Rugi-Rugi
Drop
Daya
Tegangan
∆P
∆P
Vd
Vd
(W)
(%)
(V)
(%)
standar bila dibangdingkan kondisi tidak
Penghantar fasa A 172
7,045
0,019
1,003
0,434
standar, hal ini disebabkan pada kondisi
Penghantar fasa B
228
16,563
0,044
2,301
0,996
Penghantar fasa C
270
19,341
0,051
2,894
1,253
42,949
0,144
6,198
2,683
tidak standar tegangannya lebih besar bila
SUTR
dibandingkan kondisi standar. b.
Tolal rugi- rugi daya
TABEL 4
Analisis Hasil Simulasi pada Setiap Fasa SUTR PLTMh Cokro Tulung Untuk
menyalurkan
daya
dari
Hasil Simulasi pada Setiap Fasa SUTR PLTMh Cokro Tulung (Kondisi Standar)
pembangkit ke beban-beban rumah tangga dan lampu penerangan jalan menggunakan
Unit Fasa SUTR
l (m)
Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) sistem
tiga fasa-empat
kawat
dengan
tegangan sistem 400/230 V untuk kondisi
Drop
Daya
Tegangan
∆P
∆P
Vd
Vd
(W)
(%)
(V)
(%)
Penghantar fasa A
172
7,935
0,021
1,06
0,484
Penghantar fasa B
228
18,456
0,049
2,885
1,317
Penghantar fasa C
270
21,558
0,057
3,049
1,392
47,949
0,127
6,994
3,193
Tolal rugi- rugi daya
tidak standar dan tegangan sistem 380/220
Rugi-Rugi
SUTR
V untuk kondisi standar (Gambar 5). Jenis 26
Maimun, Suharyanto, M. Isnaeni BS
Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013
ISSN 1979-7451
Berdasarkan data-data pada Tabel 3
faktor daya direncanakan pada SKTR
dan Tabel 4 dapat diketahui bahwa rugi-
PLTMH Cokro Tulung dengan memasang
rugi daya total (∆Pt) yang timbul pada
kapasitor pada bus/panel 3 yang merupakan
SUTR masing-masing sebesar 42,949 Watt
bus atau panel utama motor-motor pompa.
atau 0,144 % dari total seluruh daya (37,54
Berdasarkan persamaan (23) dapat dihitung
kW) yang mengalir pada jaringan listrik
daya
PLTMh Cokro Tulung (kondisi tidak
dibutuhkan, yaitu sebesar 8,746 kVAR
standar) dan 47,95 Watt atau 0,127 % dari
perfasa dan nilai kapasitas kapasitor (C)
total seluruh daya (37,58 kW) yang
yang dibutuhkan sebesar 194 µF perfasa.
mengalir pada jaringan listrik PLTMh
Hasil simulasi seperti ditunjukkan pada
Cokro Tulung (kondisi standar). Drop
Tabel 6, 7 dan 8 berikut ini:
reaktif-kapasitif
(QC)
yang
tegangan total (∆V t) yang timbul pada
TABEL 5
SUTR masing-masing sebesar 6,198 V atau
Hasil Simulasi Sebelum Perbaikan Faktor
2,683 % dari tegangan nominalnya (230 V)
Daya pada SKTR PLTMh Cokro Tulung
(kondisi tidak standar) dan 6,994 V atau
(Standar)
3,193 % dari tegangan nominalnya (220 V) (kondisi standar).
Unit Bus
Data Pada Setiap Bus
Nama
Vt
P
Bus
(kV)
(kW)
Bus 1
0,3800
32,786
Berdasarkan data-data hasil simulasi
Bus 3
0,3789
32,634
Bus 4
0,3783
pada Tabel 5 dapat diketahui bahwa faktor
Bus 5
1.2
Analisis Perbaikan Faktor Daya
daya atau Power Factor (PF) pada SKTR PLTMh Cokro Tulung sebesar 79,941 %
S
FD
I
(kVA)
(%)
(A)
24,639
41,012
79,941
62,375
24,639
40,891
79,807
62,375
9,412
6,569
11,478
81,999
17,519
0,3786
4,023
3,464
5,309
75,782
8,096
Bus 6
0,3783
9,412
6,569
11,478
81,999
17,519
Bus 7
0,3786
4,023
3,464
5,309
75,782
8,096
Bus 8
0,3783
5,696
4,570
7,302
78,000
11,145
TABEL 6
(kondisi standar). Niali faktor daya sebesar 79,941 % atau 80 % tersebut sudah bagus untuk sistem pembangkit yang berskala
Hasil Simulasi Setelah Perbaikan Faktor Daya pada SKTR PLTMh Cokro Tulung (Standar)
kecil, terutama untuk PLTMh, karena PLTMh yang bersekala kecil biasanya menggunakan
motor
induksi
untuk
generatornya. Namun untuk meningkatkan efesiensi sistem, terutama efesiensi jaringan listrik PLTMh Cokro Tulung maka perlu dilakukan perbaikan faktor daya. Perbaikan
Evaluasi Jaringan Listrik Pembangkit.....
Q (kVAR)
Unit Bus
Data Pada Setiap Bus
Nama
Vt
P
Q
S
FD
I
Bus
(kV)
(kW)
(kVAR)
(kVA)
(%)
(A)
Bus 1
0,3800
32,753
15,852
36,388
90,011
55,287
Bus 3
0,3789
32,635
24,639
40,891
79,808
62,312
Bus 4
0,3783
9,412
6,569
11,478
82,000
17,519
Bus 5
0,3786
4,023
3,464
5,309
75,782
8,096
Bus 6
0,3783
9,412
6,569
11,478
82,000
17,519
Bus 7
0,3786
4,023
3,464
5,309
75,782
8,096
Bus 8
0,3783
5,696
4,57
7,302
78,000
11,145
27
Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013
TABEL 7
ISSN 1979-7451
Watt atau 12,017 % dari 268,442 Watt
Jumlah Total Rugi-Rugi Daya Sebelum Perbaikan Faktor Daya
menjadi 236,181 Watt 4.1.3 Analisis Pengasutan (Starting)
Uraian
∆Pt (Watt)
∆Pt (%)
Total rugi-rugi daya pada SKTR
220,493
0,5867
Total rugi-rugi daya pada SUTR
47,949
0,1276
Jumlah Total Rugi-Rugi Daya
268,442
0,7143
Motor Analisis
pengasutan
motor
dilakukan pada salah satu motor pompa (motor induksi) yang berkapasitas besar
TABEL 8
yaitu pada motor pompa 1, motor tersebut
Jumlah Total Rugi-Rugi Daya Setelah
mempunyai daya sebesar 4 kW (5,5 HP).
Perbaikan Faktor Daya
Simulasi dilakukan ketika motor pompa 1
Uraian
∆Pt (Watt)
∆Pt (%)
diasut pada saat beban penuh kondisi standar tegngan 380 Volt dengan frekuensi
Total rugi-rugi daya pada SKTR
188,235
0,501
Total rugi-rugi daya pada SUTR
47,946
0,1276
236,181
0,629
Jumlah Total Rugi-Rugi Daya
50 Hz. Waktu asut yang dibutuhkan sampai motor
mencapai
putaran
nominalnya
Berdasarkan data-data pada Tabel 5
selama 7 detik. Berdasarkan hasil simulasi
dan Tabel 6 dapat diketahui bahwa setelah
dapat digambarkan hubungan grafik arus
perbaikan
asut, tegangan bus dan kebutuhan daya
faktor
daya,
maka
terjadi
peningkatan faktor daya pada bus 1 yang
motor
merupakan bus utama SKTR sebesar 10,06
diperlihatkan pada Gambar 6, 7 dan 8
% dari 79,941 % menjadi 90 % dan juga
berikut ini:
semu (S) masing-masing sebesar 8,787 kVAR atau 35,66 % dari 24,639 kVAR menjadi 15,852 kVAR dan 4,6242 kVA atau 11,27 % dari 41,012 kVA menjadi 36,388 kVA.
waktu
asut
seperti
600 525 450 375 300 225 150 75 0
Arus Asut (%)
terjadi penurunan daya reaktif (Q) dan daya
terhadap
Waktu Asut (detik)
Berdasarkan data-data pada Tabel 7 dan Tabel 8 dapat diketahui juga bahwa setelah perbaikan faktor daya, rugi-rugi
Gambar. 6 Grafik hubungan arus pengasutan motor terhadap waktu asut
daya aktif total (∆P t) pada PLTMh Cokro
Pada Gambar 6 terlihat bahwa arus
Tulung dapat dikurangai sebesar 32,259
yang timbul pada saat pengasutan (starting) tinggi sekali mencapai 5,54 (554 %) dari
28
Maimun, Suharyanto, M. Isnaeni BS
Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013
ISSN 1979-7451
arus nominal motor beban penuh atau 48,25
Pada Gambar 8 terlihat bahwa pada
A bila motor tersebut diasut (start) dengan
saat pengasutan, daya reaktif (Q) lebih
sistem DOL (Direct On Line). Waktu
besar dibutuhkan oleh motor dari pada daya
pengasutan lebih kurang 7 detik.
aktif (P), karena motor berupa lilitan atau bersifat induktif. Daya aktif (P) dan daya
Tegangan Bus (%)
102
reaktif (Q) yang dibutuhkan motor pada
99 96
saat pengasutan masing-masing sebesar
93 90
16,91 kW atau 4,2 kali (420 %) dari daya
87 84 81
aktif (P) nominalnya (4,7 kW) dan 22,28 kVAR atau 6,8 kali (680 %) dari daya
Waktu Asut (detik)
Gambar. 7 Grafik hubungan tegangan bus
Pada Gambar 7 terlihat bahwa timbul drop tegangan sesaat yang besar waktu
pengasutan
(3,28 kVAR)
selama periode waktu pengasutan dari 0 – 7
terhadap waktu asut
selama
reaktif (Q) nominalnya
detik. 2
Analisis Kemampuan Pembangkit
motor
Pembangkit
Listrik
Tenaga
Mikrohidro
tegangan sesaat (kedip tegangan) yang
menggunakan dua buah generator induksi
timbul sebesar 45,6 V atau 12 % (dari 100
untuk menghasilakn energi listrik. Masing-
% menjadi 88 %), dimana tegangan pada
masing generator mempunyai kapasitas
bus turun dari 380 V menjadi 334,4 V.
sebesar 30 kW, tegangan 380 V (hubungan
Drop tegangan sesaat tersebut dinamakan
Y), efisiensinya sebesar 0,789 (78,9 %)
dengan kedip tegangan (Voltage dip).
(motor
Daya
berlangsung lebih kurang 7 detik. Drop
24 21 18 15 12 9 6 3 0
P (kW)
(PLTMh)
induksi
Cokro
dioperasikan
Tulung
sebagai
generator) dan faktor dayanya sebesar 0,87 (87 %). Berdasarkan data-data tersebut maka dapat dihitung kemampuan generator bila dioperasikan pada beban penuh kondisi standar.
Waktu Asut (detik)
Gambar. 8 Grafik hubungan kebutuhan daya motor terhadap waktu asut
Masing-masing generator mempunyai daya keluaran (Pout) sebagai berikut: POut PIn x POut 30000 x 0,789
Evaluasi Jaringan Listrik Pembangkit.....
29
Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013
POut
23670
Watt
POut = 23, 67
kW
Jadi
kapasitas
ISSN 1979-7451
antar fasa atau fasa ke fasa) dengan frekuensi sistem 55 Hz.
pembangkit
2.
seluruhnya
Untuk
sambungan
satu
adalah
menggunakan
POut = 2 x 23, 67 kW
(tegangan antara fasa dengan netral)
POut = 47,34
dengan frekuensi sistem 55 Hz.
kW
tegangan
fasa
230
V
Dari hasil simulasi dapat diketahui bahwa
Berdasarkan data-data tersebut di atas dapat
kapasitas seluruh beban yang dilayani oleh
disimpulkan bahwa tegangan dan frekuensi
PLTMh Cokro Tulung adalah sebesar 37,58
sistem pada PLTMh Cokro Tulung tidak
kW. Jadi persentase kemampuan generator
standar, karena berdasarkan PUIL 2000
seluruhnya adalah:
tegangan
POut
frekuensi
untuk
sistem
tegangan rendah yang berlaku di negara
37,6 0,795 47,34
POut
dan
Indonesia adalah sebagai berikut:
= 0,795 x 100 % = 79,5 % atau 1.
80 %
Untuk sambungan tiga fasa menggunakan tegangan 380 V (tegangan antar fasa atau
Dengan
pembebanan
generator
sudah
mencapai 80 %, maka tidak mungkin lagi di
fasa ke fasa) dengan frekuensi sistem 50 Hz.
tambah beban yang berkapasitas besar dan 2. berdasarkan PUIL 2000 besarnya
menggunakan tegangan 220 V (tegangan
pembebanan generator rata-rata 80 persen
antara fasa dengan netral) dengan frekuensi
dari kapasitas maksimalnya. Jadi generator
sistem 50 Hz.
Untuk
sambungan
satu
fasa
tidak dibebani 100 % agar umur ekonomis 4
dari generator menjadi lebih lama. 3
Analisis Tegangan dan Frekuensi
Sistem
lapangan pada bus atau panel generator, tegangan dan frekuensi sistem PLTMh 1. Cokro Tulung yang sedang beroperasi sekaranga ini adalah sebagai berikut: Untuk
sambungan
tiga
dilakukan, maka dapat diberikan beberapa
sistem PLTMh Cokro Tulung Kabupaten Klaten sebagai berikut: Kemampuan
PLTMh
Cokro
Tulung
sudah maksimal (80 %) tidak bisa ditambah lagi beban yang besar. Untuk meningkatkan
fasa
menggunakan tegangan 400 V (tegangan 30
Berdasarkan dari analisis yang telah
rekomendasi dan saran untuk perbaikan Berdasarkan data-data pengukuran
1.
Rekomendasi Untuk Perbaikan
kapasitas
daya
terbangkit
hanya
bisa
dilakukan dengan menambah ketinggian Maimun, Suharyanto, M. Isnaeni BS
Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013
2.
ISSN 1979-7451
jatuhnya air (head) (bedasarkan data hasil
KESIMPULAN DAN SARAN
penelitian sebelumnya)
Kesimpulan
Sebaiknya motor-motor yang berkapasitas besar diasut
(starting) dengan sistem
bintang-delta (Y-∆) agar arus start (IST) dan drop tegangan sesaat (kedip tegangan) yang
3.
dilakukan,
maka
dapat
ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.
Rugi-rugi daya aktif total (∆P T) yang timbul pada jaringan listrik PLTMh
Sebagaian besar beban PLTMh Cokro
Cokro Tulung saat beban penuh
Tulung adalah beban-beabn induktif berupa
sebesar 241,76 W atau 0,64 % dari
motor-motor induksi sehingga faktor daya
daya total keseluruhan (37,54 kW)
sistem
(kondisi tidak standar). Dan 268,442
menjadi faktor
rendah. daya
Untuk dan
juga
W
atau 0,714 % dari daya total
meningkatkan efesiensi jaringan listrik
keseluruhan
PLTMh Cokro Tulung bisa dilakukan
standar).
dengan menambah kapasitaor pada bus
5.
telah
timbul tidak terlalu besar.
meningkatkan
4.
Berdasarkan hasil penelitian yang
2.
(37,58
kW)(kondisi
Drop tegangan yang timbul pada
utama motor pompa (bus/panel 3).
SKTR sebesar 1,07 V atau 0,268 %
Untuk mengatasi kompensasi lebih (over
dari tegangan keja atau tegagan
compensaation) akibat perubahan beban
nominalnya (400 V) (kondisi tidak
maka perlu dipasang alat pengatur faktor
standar) dan 1,123 Volt atau 0,295 %
daya atau APFR (automatic power factor
dari tegangan nominalnya (380 V)
Regulator) pada panel pembangkit.
(kondisi standar). Drop tegangan
Berdasarkan
pengamatan
lapangan
yang timbul pada SUTR masing-
tegangan dan frekuensi sistem PLTMh
masing sebesar 6,198 Volt atau 2,683
Cokro
berjalan
% dari tegangan nominalnya (230 V)
sekarang ini tidak standar. Sebaiknya
(kondisi tidak standar) dan 6,994 V
tegangan dan frekuensinya disesuaikan
atau
dengan stardar yang berlaku di Indonesia
nominalnya (220 V)(kondisi standar).
(standar PUIL 2000).
Jadi rugi-rugi daya (∆P) dan drop
Tulung
yang
di
sedang
3,193
%
dari
tegangan
tegangan (∆V) yang timbul pada jaringan listrik PLTMh Cokro Tulung masih
Evaluasi Jaringan Listrik Pembangkit.....
kecil,
sehingga
efesiensi
31
Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013
ISSN 1979-7451
jaringan listrik tersebut masih cukup
3.
sisi
power
quality,
hasil
pengamatan dilapangan menunjukkan
Perbaikan faktor daya sampai dengan
bahwa tegangan (V) dan frekuensi (f)
90 % yang dilakukan pada jaringan
sistem yang
listrik SKTR PLTMh Cokro Tulung
tidak standar ( 230/400 V dan 55
dapat mengurangi rugi-rugi daya aktif
Hz). 7.
beroperasi
saat
ini
Rekomendasi yang diberikan untuk
dapat mengurangi daya reaktif (Q)
meningkatkan kehandalan jaringan
dan daya semu (S) masing-masing
listrik PLTMh Cokro Tulung agar
sebesar 35,7 % dan 11,3 %.
dapat
Pengasutan (starting) motor dengan
Tegangan
dengan
baik.
frekuensi
agar
sistem DOL akan menimbulkan arus
disesuaikan dengan standar
yang
pengasutan (IST) yang besar mencapai
berlaku di Indonesia (standar PUIL
5,54 kali atau 554 % dari arus
2000) dan juga rekomendasi yang
nominal motor beban penuh (48,3 A)
diberikan kiranya dapat memberi
dan menimbulkan drop tegangan
jawaban atas tujuan dari evaluasi
sesaat (kedip tegangan) sebesar 45,6
jaringan listrik PLTMh Cokro Tulung
V atau 12 %, dimana tegangan pada
Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa
bus turun dari 380 V menjadi 334,4
Tengah.
V. Arus start (IST) dan drop tegangan dengan merubah cara start dari sistem DOL ke sisistem bintang-segitiga (Y∆). Kemampuan PLTMh Cokro Tulung sudah maksimal, dimana daya yang disalurkan
kebeban-beban
sudah
mencapai (35,7 kW) atau 80 % dari kapasitas
tepasang
(47,34
kW)
beroperasi dan
Saran
yang besar tersebut dapat dikurangi
5.
Dari
baik.
total (∆P T) sebesar 12 % dan juga
4.
6.
Diharapkan
adanya
penelitian
lanjutan tentang tegangan dan frekuensi sisistem PLTMh Cokro Tulung yang tidak standar. Penyebab tidak standar, akibat yang
ditimbulkan
frekuensi
sistem
oleh
tegangan
yang
tidak
dan
standar
terhadap beban-beban yang dilayani oleh PLTMh Cokro Tulung.
dengan efesiensi 79,8 % (motor induksi
dioperasikan
sebagai
generator).
32
Maimun, Suharyanto, M. Isnaeni BS
Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013
ISSN 1979-7451 Ion, C.P and Marinescu, “Micro Hydro
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih penulis sampaikan
Power Plant With Induction Generator
kepada bapak Suharyanto dan M Isnaeni
Supplying
Single
Phase
Loads,”
BS yang telah banyak membantu penulis
Bulletin of the Transilvania University
dalam melakukan penelitian ini, dan tak
of Brasov , Vol. 2 (51), Series I, 2009.
lupa juga penulis ucapakan banyak terima
Irianto Gagarin Chairul, “Suatu Studi
kasih kepada bapak Risanuri Hidayat yang
Penggunaan Motor Induksi sebagai
telah banyak membantu dan membimbing
Generator: Penentuan Nilai Kapasitor
penulis dalam hal pembuatan paper ini.
Untuk Penyedia Daya Reaktip”, Jurnal JETri, Tahun Volume 3, Nomor 2,
Daftar Pustaka
Februari 2004, Jurusan Teknik Elektro-
Basri, Hasan, Sistem Distribusi Daya
FTI, Universitas Trisakti.
Listrik, Jakarta : ISTN, 1997.
Mahalla, “Evaluasi Kinerja IMAG pada
Basuki Kurniawan, “Mengapa Mikrohidro,” Seminar Nasional
Teknologi
2007
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Cokro Tulung Kabupaten Klaten,”
(SNT 2007) ISSN : 1978 – 9777,
M.Eng,
Yogyakarta, 2007.
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
Cekdin Cekmas, Sistem Tenaga Listrik:
tesis,
Fakultas
Teknik
2012.
Contoh Soal dan Penyelesaiannya
Maher Phillip and Smith Nigel, Pico Hydro
Menggunkan MATLAB, penerbit ANDI
For Village Power, UK Department for
Yogyakarta, 2010.
International
Ion Bostan Han, Dr, Prof, Bostan Viorel and
Digheru
May 2001. Murty P. S. R, “Operation and Control in
“Conceptual Design Of The Electrical
Power Systems,” SSP BS Publications:
Micro-Hydro-Power Station For The
4-4-309, Giriraj Lane, Sultan Bazar,
Conversion Of Flowing Water Kinetic
Hyderabad - 500 095 A. P, India,
Energy
ISBN: 978-81-7800-181-0, 2008.
Electrical,”
Dr,
(DfID),
Prof,
Into
Valeriu,
Development
Mechanical
University
Of
And Galati
Natural Resources Canada. Renewable and
Fascicle XIV Mechanical Engineering,
Electrical Energy Division. Energy
ISSN 1224-5615, 2006.
Resources Branch, Micro-Hydropower
Evaluasi Jaringan Listrik Pembangkit.....
33
Media Elektrika, Vol. 6 No. 1, Juni 2013
Systems: A Buyer’s Guide. Ottawa, 2004.
ISSN 1979-7451
Shidiq
Mahfudz,
“Penurunan
Jatuh
Tegangan Dan Rugi Daya Pada Sistem
Operation technology, inc, ETAP 7.0 User Guide, Southern California, U.S.A, May 2005.
Tenaga Listrik Mikrohidro,” Jurnal EECCIS Vol. IV, Juni 2010. Smith Nigel, Motors as Generators for
Pabla A.S, Sistem Distribusi Daya Listrik,
Micro-Hydro Power, London, U.K.:
Erlangga, Jakarta, 1994.
Intermediate Technology Publications,
Pai, M.A., Computer Technigues in Power
ISBN 1 85339 286 3, 2001.
System Analysis, Tata McGraw-Hill
Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN)
Publishing Company Limited, New
72 : 1987, Jakarta: PT PLN (Persero),
Delhi, 1984.
1997.
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL
2000),
Nasional
Badan
(BSN),
Standarisasi
Yayasan
PUIL
Suartika Made dan Arta I Wayan Wijaya, “Rekonfigurasi
Jaringan
Tegangan
Rendah (JTR) Untuk Memperbaiki Drop Tegangan Di Daerah Banjar
Jakarta, 2000. Porate Kishor and Raisoni. G.H, “Voltage Stability Enhancement of Low Voltage Radial Distribution Network Using
Tulangnyuh
Klungkung,”
Jurnal
Teknologi Elektro Vol. 9, No.2, Juli Desember 2010.
Static VAR Compensaator: A Case Study”, Wseas Transactions On Power Systems, ISSN: 1790-5060-Issue 1, Volume 4, January 2009. PRYSMIAN Cables and Systems, Catalogue Cables and Wires for the Installation, Berlin, Germany. PT.PLN(Persero),
Standar
Konstruksi
Sambungan Tenaga Listrik, buku 2, PT PLN
(PERSERO),Jalan
Trunojoyo
Blok M-I / 135, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tahun 2010.
34
Maimun, Suharyanto, M. Isnaeni BS