PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI DRPs PENGOBATAN HIPERTENSI DISERTAI GAGAL GINJAL DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD TUGUREJO JANUARI 2013-JUNI 2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi
Oleh: Brigita Lusitawati NIM: 138114027
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI DRPs PENGOBATAN HIPERTENSI DISERTAI GAGAL GINJAL DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD TUGUREJO JANUARI 2013-JUNI 2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi
Oleh: Brigita Lusitawati NIM: 138114027
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSETUJUAN
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini aku persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus sumber kehidupan dan kebahagiaan sejati yang telah memperkenankan aku untuk merasakan suatu ujian dan pengorbanan, sehingga aku dapat merasakan manisnya suatu keberhasilan Ku persembahkan untuk Bunda Maria yang setia mendoakan aku kepada Sang Putra Kekasih Jiwa, bagimu tidak ada yang mustahil, karena kuasa yang dianugerahkan oleh Tuhan yang Mahakuasa kepadamu, yang selalu menjadi penolong dan pengantara dalam permohonanku
Kupersembahkan untuk orang tuaku atas kasih sayang dan doa yang menghantarkan dan mengiringi jalanku hingga saat ini.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur dan terima kasih peulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi DRPs Pengobatan Hipertensi disertai Gagal Ginjal di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Januari 2013-Juni 2016” sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa dalam kelancaran dan keberhasilan pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Aris Widayati M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, selaku dosen pembimbing akademik, atas semua saran dan dukungan yang membangun.
2.
Wahyuning Setyani, M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi atas perhatian, kesabaran, bimbingan, masukan, dan motivasi kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
3.
Caecilia Mutiarawati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi atas perhatian, kesabaran, bimbingan, masukan, dan motivasi kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
4.
Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. sebagai dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses pembuatan skripsi.
5.
Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt. sebagai dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses pembuatan skripsi.
6.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang yang memeberikan ijin untuk melakukan penelitian di RSUD Tugurejo.
7.
Staf rekam medis RSUD Tugurejo yang bersedia membimbing penulis dalam melakukan pengambilan data penelitian.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8.
Keluarga tercinta: Bapak, Ibu, dan Kakak. Terimakasih atas cinta, doa, semangat, dan dukungan serta perhatian hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9.
Teman-teman seperjuangan dalam tim Olin dan Susan untuk semangat, kerjasama, bantuan, dan informasi yang selalu dibagikan dalam proses penyususnan skripsi ini dari awal hingga akhir.
10. Teman-teman KKN Anas, Yuka, Bram, Putri, Tomy yang telah memberi dukungan, semangat dan pengalaman selama satu bulan bersama yang tak terlupakan. 11. Henrycus Bagus Handoko yang selalu memberikan doa, semangat, dan sebagai pengingat yang selalu ada, dengan memberikan bantuan dan dukungan selama proses pembuatan skripsi. 12. Teman-teman FSM A 2013 dan FKK A 2013, terimakasih atas kebersamaan dan pengalaman yang tak terlupakan selama menjalani perkuliahan. 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang dengan caranya sendiri telah membantu selama proses perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama di bidang ilmu farmasi.
Yogyakarta, 30 Januari 2017
Penulis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. vi HALAMAN PERSEMBAHAN… ....................................................................... vii PRAKATA … ...................................................................................................... viii DAFTAR ISI ......................................................................................................... x DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii ABSTRAK….. ..................................................................................................... xiv ABSTRACT…… .................................................................................................. xv PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 METODE PENELITIAN ........................................................................................ 2 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 3 Karakteristik Demografi Pasien .......................................................................... 3 Profil Penggunaan Terapi Obat ........................................................................... 5 Drug Related Problems (DRPs) .......................................................................... 7 Indikasi tanpa obat ........................................................................................... 7 Obat Salah ........................................................................................................ 8 Dosis Berlebih.................................................................................................. 8 Efek Samping Obat .......................................................................................... 8 Rangkuman Evaluasi DRPs ............................................................................. 9 KESIMPULAN ....................................................................................................... 9 SARAN………. .................................................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11 LAMPIRAN…. ..................................................................................................... 13 BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 30
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel I. Tabel II. Tabel III. Tabel IV.
Karakteristik Pasien Hipertensi disertai Gagal Ginjal di RSUD Tugurejo .......................................................................................... 4 Profil Penggunaan Terapi Obat pada Pasien Hipertensi disertai Gagal Ginjal..................................................................................... 5 Profil Penggunaan Antihipertensi.................................................... 5 Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Hipertensi disertai Gagal Ginjal di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo ................... 7
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.
Skema Pemilihan Subyek Penelitian Hipertensi disertai Gagal Ginjal di RSUD Tugurejo Periode Januari 2013–Juni 2016 ........... 2
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Drug Related Problems Pengobatan Hipertensi disertai Gagal Ginjal di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Januari 2013Juni 2016 ...................................................................................... 13 . Lampiran 2. Interpretasi Analisis Drug Related Problems Pengobatan Hipertensi disertai Gagal Ginjal di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Januari 2013-Juni 2016 ................................................................. 23 Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dan Pengambilan Data…………………….29
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Drug related problems (DRPs) yang terjadi di rumah sakit dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas pasien, serta dapat meningkatkan biaya pengobatan. DRPs merupakan kejadian dalam terapi pengobatan yang berpotensi mempengaruhi hasil dari terapi yang diinginkan. Penggunaan obat-obatan untuk pasien hipertensi disertai gagal ginjal dapat menimbulkan DRPs. Hipertensi dapat menyebabkan atau mengakibatkan gagal ginjal sehingga prevalensi hipertensi lebih tinggi dan lebih sulit dikontrol dengan keadaan ginjal yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi DRPs pada pasien hipertensi disertai gagal ginjal di instalasi rawat inap rumah sakit umum daerah Tugurejo Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental, pengolahan data dilakukan secara deskriptif evaluatif, pengambilan data dilakukan secara retrospektif pada rekam medis. Data yang dikumpulkan meliputi identitas pasien, terapi pengobatan dan data laboratorium. Subyek penelitian yang diperoleh yaitu 21 kasus, dengan kriteria inklusi, antara lain pasien dengan usia ≥ 18 tahun terdiagnosis hipertensi disertai gagal ginjal, tidak ada diagnosis stroke dan diabetes mellitus serta memliki data nilai kreatinin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ditemukan 29 kasus DRPs pada penggunaan antihipertensi, yang meliputi 17 kasus indikasi tanpa terapi, 2 kasus obat salah, 5 kasus efek samping obat, 5 kasus dosis berlebih. Kata kunci: DRPs, hipertensi, gagal ginjal
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Drug related problems (DRPs) are associated with hospital admissions resulting in patient morbidity and mortality, and increased costs. DRPs are any incidents involving medication therapy of patients who are actually or potentially will affect the outcome of desired therapeutic. The use of drugs to patients hypertension with kidney failure can cause DRPs. Because hypertension may cause or result from kidney failure, hypertension prevalence is higher and control more difficult with worse kidney function.This study aimed to evaluate DRPs of patients hypertension with kidney failure comorbid in the inpatient department at the public hospital Tugurejo Semarang. This is a non-experimental research descriptive evaluative design using a retrospective medical record data. Collected data including patient's identity, medication therapy and laboratory data. The subjects were 21, with inclusion criteria, i.e aged ≥ 18 years with an initial diagnosis of hypertension with kidney failure comorbid, did not have stroke and diabetic mellitus, and had creatinine test result. Result of the study showed that there were 29 cases of DRPs found related to the use of antihypertensive. There were 17 case need additional drug therapy, 2 case wrong drug, 5 cases of adverse drug reaction, and 5 cases of dosege too high. Keywords: DRPs, hypertension, kidney failure .
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDAHULUAN Drug Related Problems (DRPs) merupakan permasalahan dalam terapi pengobatan karena dapat mempengaruhi morbiditas, mortalitas dan biaya. Pada penelitian Hussein (2014) menunjukkan adanya 155 (80,7%) pasien teridentifikasi setidaknya memiliki satu DRPs (Hussein, 2014). DRPs merupakan suatu permasalahan terkait obat yang digunakan dalam suatu terapi, sehingga hasil dari pengobatan menjadi kurang sesuai dengan yang diharapkan (Bondesson et al., 2013). Permasalahan terkait obat yang diidentifikasi ada 7 antara lain: indikasi tanpa obat (need additional drug therapy), obat tanpa indikasi (unnecessary drug therapy), obat salah (wrong drug), dosis kurang (dosage too low), dosis berlebih (dosage too high), efek samping obat (adverse drug reaction) dan kepatuhan (adherence problem) (Adusumilli dan Adepu, 2014). Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang paling banyak dan masih menjadi masalah karena meningkatnya prevalensi (Horowitz et al., 2015). Penyakit hipertensi di RSUD Tugurejo yang merupakan rumah sakit kelas B ini menjadi urutan penyakit nomor satu yang ditangani di instalasi rawat inap (RSUD Tugurejo, 2016). Faktor risiko pengembangan dari penyakit kardiovaskuler adalah penyakit gagal ginjal, hal ini juga yang menjadi penyebab utama kematian pada pasien (Headley et al., 2016). Hipertensi menjadi faktor yang sangat penting dalam terjadinya gagal ginjal karena melalui sekresi renin yang berlebihan yang dapat mengakibatkan peningkatan kadar natrium dan volume cairan dalam tubuh, selain itu juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan glomerulus, proteinuria dan dapat menginduksi sitokin inflamasi intrarenal. Hal inilah yang akan meningkatkan terjadinya kerusakan pada ginjal (Nitta, 2011; Rahmiati dan Supami, 2012). Menurut studi jika hipertensi tidak diobati atau tidak terkontrol akan menjadi faktor risiko perkembangan penyakit gagal ginjal (Hussein, 2014). Prevalensi hipertensi disertai gagal ginjal pada orang dewasa berdasarkan penelitian berkisar lebih dari 60% (Muntner et al., 2010). Kompleksitas pengobatan pada pasien dengan gagal ginjal meningkatkan potensi DRPs (Indriani, 2013). Oleh sebab itu perlunya dilakukan pemantauan terapi obat pada pasien hipertensi disertai gagal ginjal untuk mengoptimalkan efek terapi dan meminimalkan efek yang tidak dikehendaki salah satunya adalah dengan mengevaluasi DRPs pada pengobatan pasien. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik pasien, pola peresepan obat antihipertensi dan kajian DRPs yang terjadi pada pasien hipertensi dengan penyakit penyerta gagal ginjal di instalasi rawat inap RSUD Tugurejo Semarang. Penelitian ini 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diharapkan dapat mengevaluasi pola DRPs pada peresepan obat antihipertensi yang digunakan oleh pasien hipertensi dengan penyakit penyerta gagal ginjal di instalasi rawat inap RSUD Tugurejo Semarang.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian non-eksperimental observasional. Data diambil secara retrospektif dan pengolahan data dilakukan secara deskriptif evaluatif. Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober 2016 dengan menggunakan data rekam medis pasien hipertensi disertai gagal ginjal yang dirawat di instalasi rawat inap RSUD Tugurejo selama periode Januari 2013-Juni 2016. Subyek penelitian adalah pasien dengan usia ≥18 tahun yang terdiagnosis hipertensi disertai gagal ginjal, tanpa terdiagnosis stroke dan diabetes melitus. 1999 pasien hipertensi
Inklusi 40 kasus
8 data pasien tidak lengkap Eksklusi 19 kasus
11 data pasien tidak ada
Subyek penelitian 21 kasus
Gambar 1. Skema Pemilihan Subyek Penelitian Hipertensi disertai Gagal Ginjal di RSUD Tugurejo Periode Januari 2013–Juni 2016
Terdapat 19 kasus yang dieksklusi dikarenakan data rekam medis yang tidak lengkap dan rekam medis yang tidak ditemukan sehingga jumlah subyek penelitian menjadi 21 kasus. Gambar 1 menunjukkan skema dalam mendapatkan subyek penelitian. Data rekam medis yang dikumpulkan berdasarkan subyek penelitian meliputi nomor rekam medis, usia, jenis kelamin, berat badan, tanggal masuk dan keluar pasien, diagnosis pasien, status keluar, data laboratorim, data pemberian obat, dan data kondisi ginjal yang ditinjau dengan parameter nilai estimasi GFR (Glomerular Filtration Rate) menggunakan formula MDRD (Modification of Diet in Renal Disease). Data yang diperoleh
dibahas dalam bentuk uraian dan secara deskriptif meliputi data karakteristik pasien (jenis kelamin, usia, lama perawatan, status keluar) dan profil penggunaan obat berdasarkan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI) yang disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan persentase penggolongannya. Pengolahan data secara evaluatif digunakan untuk identifikasi DRPs terkait penggunaan obat antihipertensi yang di evaluasi dengan metode SOAP (Subjective, Objective, Assesment, dan Plan). Hal ini dilakukan dengan mengevaluasi data obat yang berfokus pada obat antihipertensi yang telah diperoleh, kemudian diidentifikasi DRPs yang terjadi dalam 7 kategori DRPs menurut Cipolle yaitu indikasi tanpa obat, obat tanpa indikasi, obat salah, dosis kurang, dosis berlebih, efek samping obat dan kepatuhan. Penyesuaian dosis berdasarkan kondisi ginjal ditinjau dengan parameter nilai Clcr (Clearance creatinine) menggunakan formula Cockcroft-Gault. Pustaka yang digunakan sebagai acuan dan dasar evaluasi adalah Evidence Based Guideline For The Management Of High Blood Pressure In Adults: Report From The Panel Members Appointed To The Eighth Joint National Committee (JNC VIII), Drug Information Handbook edisi 20th, dan Stockley’s Drug Interaction.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Demografi Pasien Data yang diperoleh selama periode penelitian Januari 2013-Juni 2016 didapatkan 21 kasus yang digunakan sebagai subyek penelitian. Berdasarkan jenis kelamin (Tabel I) menunjukkan bahwa jenis kelamin pasien pria lebih banyak dibanding dengan wanita, seperti halnya pada penelitian Horowitz et al. (2015) penderita hipertensi lebih banyak diderita oleh pria. Seorang pria cenderung memiliki kebiasaan buruk yang dapat mempengaruhi kesehatan diantaranya seperti merokok dan konsumsi minuman keras (alkohol) yang dapat memicu terjadinya penyakit sistemik yang dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal dan berdampak terhadap kualitas hidupnya (Mancia et al., 2013). Salah satu perilaku yang memiliki risiko serius terhadap kesehatan yaitu merokok, karena dapat menyebabkan seseorang berisiko menderita gagal ginjal kronik lebih tinggi dibandingkan individu yang tidak merokok (Grams et al. 2016). Berdasarkan usia jumlah pasien kasus hipertensi disertai gagal ginjal yang paling banyak ditemukan yaitu pada pasien dengan rentang usia 40-59 tahun sejumlah 11 pasien, sedangkan usia >60 tahun lebih sedikit dikarenakan angka usia harapan hidup di Semarang hanya mencapai 72 tahun untuk wanita dan pria (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2014). Hal ini sama dengan penelitian Yosriani et al. (2014) dan Widhiartini et al. (2011) terkait 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan usia pasien pada kasus hipertensi. Data ini menunjukkan bahwa usia sangat erat kaitannya dengan kejadian hipertensi disertai gagal ginjal karena setelah melewati usia 45 tahun akan terjadi perubahan pada dinding pembuluh darah arteri diantaranya disebabkan oleh proses penebalan dinding arteri, akumulasi kolagen, penyempitan dan pengerasan pembuluh darah (Widhiartini et al., 2011). Selain itu, fungsi organ sudah mulai menurun terutama pada fungsi ginjal sehingga semakin meningkatnya usia maka prevalensi pasien hipertensi disertai gagal ginjal meningkat (Gansevoort et al., 2013). Tabel I. Karakteristik Pasien Hipertensi disertai Gagal Ginjal di RSUD Tugurejo Karakteristik pasien Jenis Kelamin
Usia
Lama Perawatan
Status Keluar
Kondisi ginjal
Jumlah Persentase (%) Pria
13
61,9
Wanita
8
38,1
18-39
2
9,5
40-59
11
52,4
≥ 60
8
38,1
1-7
12
57,2
8-14
7
33,3
15-21
2
9.5
Membaik
19
90,5
Belum sembuh
2
9,5
Stage 1
0
0
Stage 2
0
0
Stage 3
3
14,3
Stage 4
14
66,7
Stage 5
4
19,0
Lama perawatan yang banyak dijalani pasien yaitu pada rentang 1-7 hari yaitu sebanyak 12 pasien (Tabel I). Kondisi pasien saat keluar rumah sakit pada penelitian ini umumnya keluar dengan status membaik yaitu sebesar 90,5 %. Pada kondisi pasien yang sembuh mereka mengikuti terapi yang dianjurkan dengan baik sehingga dapat keluar rumah sakit dalam keadaan baik. Beberapa pasien yang belum sembuh dikarenakan pulang karena permintaan sendiri, sehingga terapi yang dijalankan kurang maksimal. Karakteristik pasien berdasarkan kondisi ginjal dilihat dari nilai GFR (Tabel 1). Kondisi ginjal normal pada orang dewasa adalah memiliki nilai GFR sekitar 125 mL/menit/1,73 m², sedangkan pada penelitian ini yang paling banyak ditemukan adalah 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pasien dengan kondisi ginjal stage 4 yaitu dengan nilai GFR 15-29 mL/menit/1,73 m². Pasien terbanyak kedua adalah pasien yang memiliki kondisi ginjal stage 5 atau dengan nilai GFR <15 mL/menit/1,73 m². Pasien dengan kondisi ginjal stage 5 direkomendasikan melakukan dialisis atau transplantasi (Levey dan Coresh, 2012).
Profil Penggunaan Terapi Obat Kelas terapi yang paling banyak digunakan oleh pasien adalah obat kardiovaskuler yaitu sebanyak 36,32 % (Tabel II). Obat kardiovaskuler merupakan obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan udem. Kelas terapi yang kedua terbanyak adalah obat golongan gizi dan darah yang digunakan sebagai penambah darah, asupan kalsium, dan asupan vitamin B. Penambah darah diperlukan karena pada pasien gagal ginjal umumnya produksi eritropoietin berkurang yang mengakibatkan anemia (Akizawa et al., 2016). Pada gangguan fungsi ginjal akan menyebabkan terjadinya gangguan pengeluaran fosfor dalam darah. Fosfor yang terlalu banyak didalam darah akan mengikat kalsium dalam darah yang mengakibatkan berkurangnya penyerapan kalsium ke tulang, sehingga untuk mengatasi masalah tersebut pada pasien gagal ginjal perlu diberikan asupan kalsium untuk menambah kalsium dalam darah dan menangani terjadinya hiperfosfatemia (Cannata-Andía dan Martin, 2016). Kelas terapi terbanyak selanjutnya adalah obat yang bekerja pada sistem saraf pusat dan antibakteri, obat jenis ini banyak digunakan untuk mengatasi keluhan pasien seperti mual dan muntah, selain itu penggunaan antibakteri juga sering diberikan kepada pasien gagal ginjal (Farag, et al., 2014). Tabel II. Profil Penggunaan Terapi Obat pada Pasien Hipertensi disertai Gagal Ginjal Kelas Terapi
Frekuensi
Presentase (%)
Sistem Kardiovaskuler
77
36,32
Gizi dan Darah
36
16,98
Sistem Saraf Pusat
27
12,74
Antibakteri
23
10,85
Sistem Saluran Cerna
19
8,96
Vitamin dan Mineral
18
8,49
Sistem Saluran Kemih
6
2,83
Sistem Endokrin
4
1,89
Sistem Saluran Napas
2
0,94
Total
212
100%
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel III. Profil Penggunaan Antihipertensi Golongan Antihipertensi Angiostensin converting enzyme inhibitors (ACEi) Angiostensin Receptor Blocker (ARB)
Kelompok Obat
Nama Generik
Frekuensi (n=21)
Persentase (%)
Captopril
8
38,1
Candesartan
6
28,5
Telmisartan
1
4,7
Loop diuretics Furosemide 14 66,7 Thiazide Hidroklorotiazid 2 9,5 Calcium Channel Nondihydropyridines Diltiazem 4 19,0 Blockers (CCB) Dihydropyridines Amlodipin 12 57,1 Centrally Acting Agonis alfa 2 Klonidin 5 23,8 Agents adrenergik Penggunaan antihipertensi yang paling banyak diberikan adalah antihipertensi Diuretik
golongan loop diuretics, yaitu furosemid. Furosemid digunakan sebanyak 66,7% yakni pada 14 dari 21 pasien yang menjadi subyek penelitian (Tabel III). Berdasarkan JNC VIII golongan antihipertensi yang direkomendasikan sebagai terapi awal hipertensi secara umum antara lain: golongan ACEi/ARB/CCB atau golongan diuretik tiazid seperti hidroklorotiazid yang ditemukan pada penelitian ini, sedangkan golongan loop diuretik seperti furosemide yang paling banyak penggunaannya pada penelitian ini merupakan jenis diuretik kuat yang dapat menurunkan tekanan darah secara cepat dan dapat mengatasi udem, tetapi bukan merupakan rekomendasi untuk terapi hipertensi menurut JNC VIII (Musini et al., 2015). Selain itu, golongan diuretik efektif untuk terapi hipertensi karena dapat mencegah komplikasi kardiovaskuler dan juga dapat meningkatkan efficacy terapi antihipertensi (Widhiartini et al., 2011). Antihipertensi yang direkomendasikan untuk hipertensi disertai gagal ginjal sebagai terapi awal menurut JNC VIII adalah golongan ACEi atau ARB. Pada hasil penelitian dapat diketahui pengunaan ACEi sebanyak 38,1% sedangkan ARB 33,2 %. ACEi atau ARB direkomendasikan untuk terapi hipertensi dengan gagal ginjal karena berguna untuk meningkatkan outcome ginjal. Terapi tambahan yang direkomendasikan jika target tekanan darah tidak tercapai dalam satu bulan perawatan yaitu diberikan tambahan golongan diuretik tiazid atau CCB (James et al., 2013). Antihipertensi golongan CCB yang banyak digunakan di penelitian ini adalah amlodipin yaitu sebanyak 57,1 % dari keseluruhan subyek penelitian. Hal ini sama dengan penelitian Widhiartini et al. (2011) pada penelitian tersebut penggunaan 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
antihipertensi terbanyak adalah amlodipin yaitu sebanyak 58%. Amlodipin kurang sesuai diberikan pada beberapa pasien karena amlodipin bukan sebagai terapi awal melainkan untuk terapi tambahan. Selain itu amlodipin tidak dapat memproteksi jantung pada pasien hipertensi dibandingkan dengan terapi konvensional seperti diuretik dan beta bloker/ACEi (Widhiartini et al., 2011). Selain itu antihipertensi golongan ARB jika digunakan pada pasien dengan fungsi ginjal normal atau penyakit ginjal kronis tanpa dialisis juga dapat memproteksi jantung dan ginjal (Yang, Tzeng, Yin, Li, Chen, Chiu, et al., 2015).
Drug Related Problems (DRPs) Pada tabel IV ditunjukkan hasil evaluasi DRPs pada 21 subyek penelitian. Hasil yang diperoleh ditemukan ada 29 kasus DRPs, diantaranya 17 kasus indikasi tanpa obat, 2 kasus obat salah, 5 kasus dosis berlebih, dan 5 kasus efek samping obat. Tabel IV. Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Hipertensi disertai Gagal Ginjal di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Kategori DRPs Indikasi tanpa Obat Obat tanpa Indikasi Obat Salah Dosis Kurang Dosis Berlebih Efek Samping Obat Total
Pasien (n=21) 17 0 2 0 5 5 29
Indikasi tanpa Obat Kejadian Drug Related Problem (DRP) indikasi tanpa obat ditemukan pada beberapa kasus yang tidak diberikan terapi antihipertensi atau tidak dilanjutkan terapinya pada saat tekanan darah pasien masih tinggi. Selain itu juga ditemukan kasus yang tidak diberikan terapi antihipertensi golongan ACEi/ARB pada pasien hipertensi disertai ginjal. Pemberian terapi antihipertensi harus diberikan secara rutin dan selalu terkontrol agar tujuan dari terapi dapat tercapai, sebab jika hanya diberikan terapi non farmakologi tidak mampu mengontrol tekanan darah. Target tekanan darah yang direkomedasikan untuk penyakit hipertensi disertai gagal ginjal yaitu <130/80 mmHg (NIH, 2015). Terapi antihipertensi yang direkomendasikan untuk hipertensi disertai gagal ginjal adalah golongan ACEi/ARB. Jenis DRP yang terjadi termasuk DRP potensial karena tidak 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ditemukan terjadinya peningkatan tekanan darah pada pasien walaupun tidak diberikan terapi antihipertensi. Obat Salah Identifikasi kejadian obat salah ditemukan pada kasus penggunaan antihipertensi candesartan. Penggunaan candesartan kontraindikasi terhadap pasien yang memiliki nilai Clcr (Clearance creatinin) kurang dari 30 mL/menit (Lacy et al. 2011). Kontraindikasi candesartan disebabkan karena pada pasien hipertensi disertai dengan penurunan fungsi ginjal akan terjadi peningkatan serum candesartan. Selain itu, setelah pemberian dosis berulang, nilai AUC dan Cmaks akan meningkat dua kali lipat pada pasien dengan gangguan ginjal dibandingkan pada pasien dengan ginjal normal (Siddiqui et al., 2011). DRP yang terjadi termasuk potensial sebab tidak ditemukan adanya peningkatan nilai kreatinin, selain itu kondisi pasien saat keluar rumah sakit dengan status membaik. Dosis Berlebih Identifikasi dosis berlebih ditemukan pada obat captopril. Dosis captopril yang diberikan pada kondisi gagal ginjal dengan Clcr 10-50 mL/menit adalah 75% dari dosis normal, sedangkan pada Clcr kurang dari 10 mL/menit adalah 50% dari dosis normal dengan penggunaan tiap 8-12 jam sekali (Lacy et al., 2011). Pada penelitian ini DRPs yang terjadi pada pasien dengan gagal ginjal dengan Clcr dibawah 50 mL/menit masih diberikan captopril dengan dosis normal. Pada penelitian ini ditemukan kasus dosis berlebih akibat adanya interaksi obat yaitu pada kasus penggunaan obat diltiazem dan amlodipin (1 kasus). Kedua obat tersebut merupakan obat antihipertensi golongan CCB, jika diberikan bersamaan akan menimbulkan peningkatan efek obat yang menyebabkan efek hipotensi. Pada penelitian Sulistyowati (2013) menemukan adanya interaksi antara obat antihipertensi sebanyak 11%, interaksi obat tersebut akan mengakibatkan potensi hipotensi. Rekomendasi yang dilakukan untuk mengatasi DRP tersebut yaitu dengan memberikan salah satu obat dari golongan antihipertensi tersebut. DRP yang terjadi termasuk potensial karena tidak ada gejala klinis yang ditemukan seperti penurunan tekanan darah yang signifikan dan kenaikan nilai kreatinin akibat penggunaan dosis captopril yang berlebih, selain itu status kondisi pasien saat keluar rumah sakit juga membaik. Efek Samping Obat Efek samping obat yang terjadi pada penelitian ini terjadi pada kasus penggunaan obat diltiazem dan klonidin ditemukan sebanyak 5 kasus. Penggunaan kedua obat tersebut secara bersamaan dapat menimbulkan interaksi yaitu terjadinya sinus bradikardi (Baxter, 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2008). Rekomendasi untuk menangani DRP tersebut dapat dilakukan dengan menghentikan penggunan klonidin atau menggantinya dengan antihipertensi golongan lain. Beberapa interaksi obat lain yang terjadi antara obat golongan antihipertensi dengan obat golongan lain yang memiliki efek serius diantaranya adalah interaksi obat captopril dengan allopurinol (2 kasus) karena dapat meningkatkan toksisitas dari allopurinol serta interaksi antara obat amlodipin dengan simvastatin (1 kasus) yang dapat menyebabkan peningkatan efek simvastatin dan berpotensi meningkatkan resiko myopathy/rhabdomyolysis (Baxter, 2008). DRP yang terjadi termasuk DRP potensial karena tidak ada gejala klinis seperti bradikardi dan peningkatan serum kreatinin maupun gejala klinis yang terjadi terkait dengan efek obat yang berinteraksi. Rangkuman Evaluasi DRPs DRPs yang ditemukan pada penelitian ini terdapat 29 kasus. Pada umumnya setiap kasus memiliki potensi kejadian DRPs. DRPs yang terjadi pada setiap kasus dibagi menjadi 2 jenis yaitu aktual dan potensial (Midlöv et al., 2009). Aktual artinya DRPs yang terjadi memunculkan efek yang tidak diharapkan dari terapi yang diberikan secara nyata, sedangkan potensial artinya DRPs yang berisiko terjadi pada pasien tanpa ditemukan adanya keluhan dan gejala klinis pasien tersebut, namun dapat berpotensi menimbulkan DRPs (Yosriani et al., 2014). Berdasarkan hasil evaluasi DRPs dari 29 kasus DRPs semuanya termasuk dalam DRPs jenis potensial karena DRPs yang terjadi baru menjadi dugaan dan tidak ditemukan tanda yang signifikan pada pemeriksaan vital dan kondisi klinis pasien.
KESIMPULAN Hasil analisis data yang diperoleh dapat diketahui bahwa karakteristik pasien hipertensi disertai gagal ginjal berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak adalah pria (61,9%), berdasarkan kelompok usia banyak dialami pada rentang usia 40-59 tahun (52,4%), berdasarkan lama perawatan dan status keluar pasien yang paling banyak yaitu lama perawatan 1-7 hari (57,2%) dan dengan status keluar membaik (90,5%), berdasarkan kondisi ginjal yang dialami pasien yang paling banyak adalah kondisi ginjal stage 4 (66,7%). Pola penggunaan obat antihipertensi yang digunakan dalam terapi dari yang paling banyak antara lain furosemide (66,7%), amlodipin (57,1%), candesartan (28,5%), klonidin (23,8%), diltiazem (19,0%), hidroklorotiazid (9,5%), telmisartan (4,7%). Evaluasi Drug Related Problems penggunaan antihipertensi dalam penelitian ini bersifat potensial. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DRPs yang ditemukan antara lain: 17 kasus mengalami indikasi tanpa obat, 2 kasus obat salah, 5 kasus dosis berlebih, 5 kasus efek samping obat.
SARAN Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan rancangan penelitian prospektif terkait pengobatan pasien agar dapat mengetahui kepatuhan pasien dan kondisi pasien lebih lengkap serta perlu dilakukan konfirmasi terhadap dokter penulis resep maupun tenaga medis lain untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap terkait kasus yang dijadikan subyek penelitian.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Adusumilli, P.K. & Adepu, R., 2014. Drug Related Problems: An Over View Of Various Classification Systems. Asian Journal Of Pharmaceutical and Clinical Research, 7, 1–10. Akizawa, T., Tsubakihara, H., Hirakata, H., Watanabe, Y., Hase, H., Nishi, S., et al., 2016. A Prospective Observational Study of Early Intervention with Erythropoietin Therapy and Renal Survival in Non-Dialysis Chronic Kidney Disease Patients with Anemia: JET-STREAM Study. Clinical and Experimental Nephrology, 20 (6), 885–895. AstraZeneca, 2015. ATACAND HCT. http://www.accessdata.fda.gov/drugsatfdadocs/ label/2016/021093s019lbl.pdf, diakses 11 Februari 2017. Baxter, K., 2008, Stockley’s Drug Interactions, eight edition. Pharmaceutical Press, London, 126, 150. Bondesson, Å., Eriksson, T., Kragh, A., Holmdahl, L., Midlöv, P., Höglund, P., 2013. InHospital Medication Reviews Reduce Unidentified Drug-Related Problems. European Journal Of Clinical Pharmacology, 69 (3), 647–655. Cannata-Andía, J.B., Martin, K.J., 2016. The Challenge of Controlling Phosphorus in Chronic Kidney Disease. Nephrology Dialysis Transplantation, 31, 541–547. Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2014. Profil Kesehatan Kota Semarang 2014. Dinas Kesehatan, Semarang. Drexler, Y.R. & Bomback, A.S., 2014. Definition, Identification and Treatment of Resistant Hypertension in Chronic Kidney Disease Patients. Nephrol Dial Transplant, 29 (7), 1327–1335. Farag, A., Garg, A.X.. Li, L., Jain, A.K.., 2014. Dosing Errors in Prescribed Antibiotics For Older Persons with CKD: A Retrospective Time Series Analysis. American Journal of Kidney Diseases, 63 (3), 422–428. Gansevoort, R.T., Correa, R.R., Hemmelgarn, B.R., Jafar, T. H., Heerspink, H.J., Mann, J.F., et al., 2013. Chronic Kidney Disease and Cardiovascular Risk: Epidemiology, Mechanisms, and Prevention. The Lancet, 382 (9889), 339–352. Grams, M.E., Sang, Y., Levey, A.S., Matsushita, K., Ballew, S., Chang, A.R., et al., 2016. Kidney-Failure Risk Projection for the Living Kidney-Donor Candidate. The New England journal of medicine, 374 (5), 411–21. Headley, S., Germain, M., Wood, R., Joubert, J., Milch, C., Evans, E., et al., 2016. The Blood Pressure Response to Acute and Chronic Exercise in Chronic Kidney Disease. Nephrology, 64 (5), 40-47. Horowitz, B., Miskulin, D. & Zager, P., 2015. Epidemiology of Hypertension in CKD. Advances in Chronic Kidney Disease, 22 (2), 88–95. Hussein, M., 2014. Assessment of Drug Related Problems Among Hypertensive Patients on Follow up in Adama Hospital Medical College, East Ethiopia. Clinical Pharmacology & Biopharmaceutics, 3 (2), 2–7. Indriani, 2013. Evaluasi Masalah Terkait Obat pada Pasien Rawat Inap Penyakit Ginjal Kronik Di RSUP Fatmawati Jakarta. Universitas Indonesia, 3 (1), 39–45. James, P.A., Oparil, S., Carter, B.L., Cushman, W.C., Dennison, H.C., Handler, J., et al., 2013. Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood Pressure in Adults. Jama, 1097 (5), 1–14. Mancia, G., Fagard, R., Narkiewicz, K., Redon, J., Zanchetti, A., Böhm, M., et al., 2013. 2013 ESH/ESC Guidelines for The Management of Arterial Hypertension: The 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Task Force for the Managementof Arterial Hypertension of the European Society of Hypertension (ESH) and of the European Society of Cardiology (ESC). European Heart Journal, 34 (28), 2159-2219. Midlöv, P., Kragh, A., Eriksson, T., 2009. Drug-related Problems in the Elderly. Springer Netherland, London, 6-10. Nitta, K., 2011. Review Article: Possible Link between Metabolic Syndrome and Chronic Kidney Disease in the Development of Cardiovascular Disease. Cardiol Res Pr. 10, 1–7. NIH, 2015, Description of High Blood Pressure-NHLBI, http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/hbp, diakses 3 Juni 2016. Rahmiati, S., Supadmi, W., 2010. Kajian Interaksi Obat Antihipertensi Pada Pasien Hemodialisis Di Bangsal Rawat Inap RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Periode Tahun 2010. Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 2(1), 97-100. RSUD Tugurejo, 2016. RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah, www.rstugurejo.com/beranda/, diakses pada 22 Mei 2016. Siddiqui, N., Husain, A., Chaudhry, L., Alam, M.S., Mitra, M., Bhasin, P.S., 2011. A Review on Candesartan: Pharmacological and Pharmaceutical Profile. Journal of Applied Pharmaceutical Science,1(10), 12–17. Sulistyowati, S.A., Suprapti, B., Gufron, B., 2013. Pharmaceutical Care and AntiHypertension Treatment at TRF-HT Patients Undergoing Regular Hemodialysis. A Study at Hemodialysis Room, Dr Haryoto Hospital, Lumajang, East Java, Indonesia. Folia Medica Indonesiana, 49 (3), 186-192. Widhiartini, I., Noviani, R., Fitriya, A., dan Adioka, I., 2011. Identification Of Drug Related Problems Among Hypertension Patients In Community Pharmacy “X” At Denpasar Selatan, Bali. Yogyakarta: Faculty of Pharmacy Universitas Gadjah Mada., 59-63. Yang, C., Tzeng, N., Yin, Y., Li, C., Chen, H., Chiu, S., Ho, S., Huang, H., 2015. Angiotensin Receptor Blockers Decrease the Risk of Major Adverse Cardiovascular Events in Patients with End-Stage Renal Disease on Maintenance Dialysis : A Nationwide Matched-Cohort Study. Plos One, 1–13. Yosriani, K.., Donowati, M.W., dan Widayati, A., 2014. Evaluasi Drug Related Problems Pada Pasien Geriatri Dengan Hipertensi Disertai Vertigo Di RS Panti Rini Yogyakarta Agustus 2013. Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 11(2), 96–102.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Drug Related Problems Pengobatan Hipertensi disertai Gagal Ginjal di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Januari 2013 - Juni 2016 Kasus 1. No. RM: 40.71.21 (28/02/13-05/03/13) Subjective Wanita/49 tahun/52 kg Diagnosis utama: Hipertensi Diagnosis lain: CKD
Kondisi umum : baik Keadaan pulang : membaik Keluhan utama : jari-jari tangan kanan kaku, mual, muntah
Objective Parameter Leukosit Eritrosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit Eosinofil Basofil Neutrofil Limfosit Monosit Kalium Natrium Clorida Albumin Ureum Kreatinin Suhu
28 9,26 3,69 L 10,3 L 32,9 L 285 1,20 L 0,20 68,40 24,30 L 5,90 3,9 44,0 3,01 H
1 10,3 L 3,6 141 105 44,0 3,01 H
Tanggal (Februari-Maret) Nilai Normal Satuan 3,6 – 11 103/ul 28 3,8 - 5,2 106/uL 1 11,7 - 15,5 g/dL 2 35 – 47 % 3 150 – 440 103/ul 4 0,045 - 0,44 103/ul 5 0 - 0,2 103/ul 1,8 – 8 103/ul 0,9 - 5,2 103/ul 0,16 – 1 103/ul 3,5 - 5,0 nmol/L 135 – 145 nmol/L 95,0 – 105 nmol/L 3,2 – 5,2 g/dL 10,0 - 50,0 mg/dL 0,60 - 0,90 mg/dL 36oC
13
TD 160/90 140/90 120/90 130/90 100/90 130/80
RR 18 19 19 19
Nadi 80 82 82 84 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penatalaksanaan Nama Obat Cefotaxime Ranitidin Ondansetron Extra D40 Ceftriaxone Citicolin Paracetamol Calos (kalsium karbonat) Asam Folat Amlodipin Kalsium karbonat Aspilet Dextrose 10 Ringer laktaf Natrium klorida 0,9% Dekstrose 5% O2
Aturan pakai 1g 1x1 1x1 2 flas 2x1 2x250mg 3x1 3x1 1x1 1x10mg 3x1 1x1 20tpm 16 tpm 10tpm 10tpm 3L/min
Rute injeksi injeksi injeksi injeksi injeksi injeksi oral oral p.o oral oral oral infus Infus Infus infus
28 √ √ √ √ √ √ √ √ √
1
2
3
4
5
√
√
√
√
√ √
√ √
√
√
√ √ √
√
√
√
√
√ √
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √
Assesment Pada kasus pasien hipertensi diserta gagal ginjal ini tidak diberikan terapi antihipertensi golongan ARB/ACEi. Potensial DRP : indikasi tanpa obat Plan Sebaiknya antihipertensi yang diberikan mencakup antihipertensi golongan ARB atau ACEi, sesuai dengan rekomendasi JNC 8 terkait pemberian terapi hipertensi disertai gagal ginjal (James et al., 2013)
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 2. No. RM: 24.38.87 (07/03/13-15/03/13) Subjective Pria/72 tahun/74 kg Diagnosis utama: Hipertensi Diagnosis lain: CKD, Hipokalemia, Bronkopneumonia
Kondisi umum : cukup Keadaan pulang : membaik Keluhan utama : nyeri dada kiri, lemas
Objective Parameter Leukosit Eritrosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit Eosinofil Basofil Neutrofil Limfosit Monosit Kalium Natrium Clorida Kalsium Albumin Asam urat Ureum Kreatinin Suhu
7 7,94 3,31 L 9,70 L 30,10 L 314 6,20 H 0,40 67,90 18,80 L 6,70 2,9 L 139 106 H 8,3 3,1 L 6,7 70 H 2,61 H o 35,7 C
10 81,0 H 3,15 H
Tanggal (Maret) Nilai Normal Satuan 3,6 – 11 103/ul 3,8 - 5,2 106/uL 11,7 - 15,5 g/dL 35 – 47 % 150 – 440 103/ul 0,045 - 0,44 103/ul 0 - 0,2 103/ul 1,8 – 8 103/ul 0,9 - 5,2 103/ul 0,16 – 1 103/ul 3,5 - 5,0 nmol/L 135 – 145 nmol/L 95,0 – 105 nmol/L 8,1 - 10,4 mg/dL 3,2 – 5,2 g/dL 3,4 – 7,0 mg/dL 10,0 - 50,0 mg/dL 0,60 - 0,90 mg/dL
15
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
TD 150/90 140/90 150/100 150/90 170/110 160/100 130/100 150/90 160/90 170/90
RR 18 22 20 20 19 22 20 18
HR 82 92 88 88 72
Nadi 96 86 90 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penatalaksanaan Nama Obat Ceftriaxone Furosemid Ranitidin Cefotaxime Captopril Vitamin B complex Captopril Aminoral Sohobion Kalium klorida Micardis (telmisartan) Ringer laktaf Extra paracetamol (farmadol) O2
Aturan pakai 2x1g 2x20mg 2x1 2x1 2x12,5mg 3x1 3x25mg 3x1 2x1 3x1 1x80mg 20 tpm 20 tpm 3L/min
Rute Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Infus Infus
7
8 √ √ √
9 √ √ √
√ √
√ √
10 √ √ √
11 √ √ √
√ √
√ √
12 √ √ √ √
13
14
15
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √ √ √ √ √
√ √ √
√
√
Assesment Pemberian antihipertensi golongan ACEi/ARB hanya diberikan sampai tanggal 14. Potensial DRP : indikasi tanpa terapi Plan Sebaiknya pada tanggal 15 dan 16 pemberian mikardis tetap diberikan kerena tekanan darah masih cukup tinggi.
16
√
√
√ √ √
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 3. No. RM: 40.77.93 (07/03/13-14/03/13) Subjective Wanita/71 tahun/49 kg
Kondisi umum : lemas
Diagnosis utama: Hipertensi Emergency
Keadaan pulang : membaik
Diagnosis lain: Renal insufficiency, Hipoglikemia
Keluhan utama : lemas, sesak nafas, nyeri, tidak kuat jalan
Objective Parameter Leukosit Eritrosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit Eosinofil Basofil Neutrofil Limfosit Monosit Kalium Natrium Clorida Glukosa sewaktu Ureum Kreatinin Suhu
7 7,25 4,19 11,50 L 34 L 136 L 1,40 L 0,10 5,70 36 6,80 4 140 109 H 95 72 H 1,78 H
Nilai Normal 3,6 – 11 3,8 - 5,2 11,7 - 15,5 35 – 47 150 – 440 0,045 - 0,44 0 - 0,2 1,8 – 8 0,9 - 5,2 0,16 – 1 3,5 - 5,0 135 – 145 95,0 – 105 <125 10,0 - 50,0 0,60 - 0,90 37oC
17
Tanggal (Maret) Satuan 103/ul 106/uL g/dL % 103/ul 103/ul 103/ul 103/ul 103/ul 103/ul nmol/L nmol/L nmol/L mg/dL mg/dL mg/dL
7 8 9 10 11 12 13
TD 140/80 100/90 150/80 160/70 140/70 140/90
Nadi 88 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penatalaksanaan Nama Obat Furosemid Ceftriaxone Starquin (ciprofloxacin) Extra Dekstrose 40% Captopril Aspar-K Aspilet Plavix (clopidogrel) OBH syr Aminophilin Isorbid dinitrat Dekstrose 10% SP isorbid
Aturan pakai 3x20 mg 2x1 2x200 2 flas 3x25 mg 2x1 1x80 mg 1x1 3x1 C 3x100 mg 3x5 15 tpm 10 tpm
Rute Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Infus Infus
7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8 √ √ √
9 √
10 √
11 √
12 √
√ √
√
√
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√
13 √ √
14 √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
Assesment Pemberian dosis captopril untuk pasien dengan Clcr 26,9 mL/menit terlalu tinggi. Potensial DRP : dosis berlebih Pemberian antihipertensi ACEi hanya diberikan pada tanggal 7. Potensial DRP : indikasi tanpa obat Plan Pemberian captopril tanggal pada 7 sebaiknya dilanjutkan untuk hari berikutnya dengan dosis pemberian 75% dari dosis normal (Lacy et al., 2011), yaitu dengan dosis captopril 3x12,5mg.
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 4. No. RM: 25.75.58 (30/08/13-07/09/13) Subjective Pria/58 tahun/75 kg Diagnosis utama: Hipertensi Emergency Diagnosis lain: CKD, IHD
Kondisi umum : baik Keadaan pulang : membaik Keluhan utama : sesak nafas, pusing
Objective Parameter Leukosit Eritrosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit Eosinofil Basofil Neutrofil Limfosit Monosit Kalium Natrium Asam Urat Clorida Albumin Glukosa sewaktu Ureum Kreatinin Suhu
30 7,82 3,90 L 10,50 L 31,60 L 211 6,30 H 0,40 68,40 18,50 L 6,40 4,0 142 12,1 H 3,5 109 103,0 H 3,17 H 37oC
5 8,14 3,89 L 10,50 L 31,70 L 21 16 H 0,60 57,70 17 L 8,70 H 3,4 L 144 105 58,0 H 3,86 H
Tanggal (Agustus-September) Nilai Normal Satuan 3,6 – 11 103/ul 3,8 - 5,2 106/uL 11,7 - 15,5 g/dL 35 – 47 % 150 – 440 103/ul 0,045 - 0,44 103/ul 0 - 0,2 103/ul 1,8 – 8 103/ul 0,9 - 5,2 103/ul 0,16 – 1 103/ul 3,5 - 5,0 nmol/L 135 – 145 nmol/L 3,4 – 7,0 mg/dL 95,0 – 105 nmol/L 3,2 – 5,2 g/dL <125 mg/dL 10,0 - 50,0 mg/dL 0,60 – 0,90 mg/dL
19
TD 30 31 1 2 3 4 5 6 7
150/90 160/90 140/90 170/90 150/90 140/90 150/120 180/110 150/100
Nadi 80 108 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penatalaksanaan Nama Obat Furosemid Ceftriaxone Diltiazem Tiaryt Alprazolam Allopurinol Clonidin Isorbid dinitrat Natrium klorida 0,9% Isorbid 20% O2
Aturan pakai 3x20 mg 2x1 3x30 mg 2x200 3x1 3x100 mg 2x0,150 mg 3x5mg 12 tpm 1,2cc/jam 3L/min
Rute injeksi injeksi oral oral oral oral oral oral Infus Infus
30
31 √ √ √
1 √ √ √
2 √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 √ √ √ √ √ √
√
√
√
√ √
7
√
Assesment Pada kasus pasien hipertensi diserta gagal ginjal ini tidak diberikan terapi antihipertensi golongan ARB/ACEi. Potensial DRP : indikasi tanpa obat Diltiazem dan Clonidin memiliki interaksi yaitu menimbulkan sinus bradikardi/penurunan heart rate. Potensial DRPs : efek samping obat Plan Sebaiknya antihipertensi yang diberikan mencakup antihipertensi golongan ARB atau ACEi, sesuai dengan rekomendasi JNC 8 terkait pemberian terapi hipertensi disertai gagal ginjal (James et al., 2013) Sebaiknya penggunaan clonidin dihentikan karena ada interaksi dengan diltiazem
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 5. No. RM: 43.17.53 (13/10/13-21/10/13) Subjective Wanita/29 tahun/50 kg Diagnosis utama: Hipertensi
Kondisi umum : lemah Keadaan pulang : membaik
Diagnosis lain: CKD, Hypoglycemia
Keluhan utama : mual dan perut sebah
Objective Parameter Leukosit Eritrosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit Eosinofil Basofil Neutrofil Limfosit Monosit Kalium Natrium Clorida Albumin Glukosa sewaktu Kolesterol Total Ureum Kreatinin Suhu
13 2,21 L 28,85 L 8,10 L 22,50 L 108 L 1,80 L 0 48,80 L 37,60 11,80 H 5,8 H 133 L 119 H 1,2 L 69 473 H 64,0 H 3,32 H 36oC
20 1,9 L 84 66,0 H 3,24 H
Tanggal (Oktober) Nilai Normal Satuan 3,6 - 11 103/ul 3,8 - 5,2 106/uL 11,7 - 15,5 g/dL 35 - 47 % 150 - 440 103/ul 0,045 - 0,44 103/ul 0 - 0,2 103/ul 1,8 - 8 103/ul 0,9 - 5,2 103/ul 0,16 - 1 103/ul 3,5 - 5,0 nmol/L 135 - 145 nmol/L 95,0 - 105 nmol/L 3,2 – 5,2 g/dL <125 mg/dL <200 mg/dL 10,0 - 50,0 mg/dL 0,60 – 0,90 mg/dL
21
13 14 15 16 17 18 19 20 21
TD 130/100 180/100 160/100 160/110 150/90 140/90 170/90 180/110 110/70
Nadi 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penatalaksanaan Nama obat Cefotaxime Ranitidin Ondansentron Xtra Dekstrose 40 % Furosemid Simvastatin Xtra captopril Amlodipin Nocid (kalsium) Dekstrose 10% east pfrimmer
Aturan pakai 1g 1 ampul 2x4mg 2 flas 3x20 mg 1x10mg 1x25 mg 1x5mg 3x4mg 20 tpm 1x/hari
Rute Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Oral Sublingual Oral Oral
13 √ √ √ √
Infus Infus
√
14 √ √ √
√
15 √ √ √
16 √ √ √
17 √ √ √
18
19
20
21
√
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √ √
√ √
√
√ √ √
√ √ √
√
√
√
√
√
√ √
√
√
Assesment Pada tanggal 14 dan 15 tekanan darah masih tinggi, tetapi tidak diberikan obat antihipertensi. Potensial DRPs : Indikasi tanpa obat
Plan Sebaiknya terapi antihipertensi yang diberikan mencakup antihipertensi golongan ARB atau ACEi (captopril 3x12,5 mg), sesuai dengan rekomendasi JNC 8 terkait pemberian terapi hipertensi disertai gagal ginjal (James et al., 2013).
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2. Interpretasi Analisis Drug Related Problems Pengobatan Hipertensi disertai Gagal Ginjal di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Januari 2013 - Juni 2016 1. Kasus 1. No. RM: 40.71.21 Jenis DRPs Ya=1/Tidak = 0 Total indikasi tanpa obat 1 obat tanpa indikasi 0 obat salah 0 dosis kurang 0 1 dosis berlebih 0 efek samping obat 0 Kepatuhan 0 2. Kasus 2. No. RM: 24.38.87 Jenis DRPs Ya=1/Tidak = 0 indikasi tanpa obat 1 obat tanpa indikasi 0 obat salah 0 dosis kurang 0 dosis berlebih 0 efek samping obat 0 Kepatuhan 0 3. Kasus 3. No. RM: 40.77.93 Jenis DRPs Ya=1/Tidak = 0 indikasi tanpa obat 1 obat tanpa indikasi 0 obat salah 0 dosis kurang 0 dosis berlebih 1 efek samping obat 0 Kepatuhan 0 4. Kasus 4. No. RM: 25.75.58 Jenis DRPs Ya=1/Tidak = 0 indikasi tanpa obat 1 obat tanpa indikasi 0 obat salah 0 dosis kurang 0 dosis berlebih 0 efek samping obat 1 Kepatuhan 0
23
Total
1
Total
2
Total
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Kasus 5. No. RM: 43.17.53 Jenis DRPs indikasi tanpa obat obat tanpa indikasi obat salah dosis kurang dosis berlebih efek samping obat Kepatuhan
Ya=1/Tidak = 0 1 0 0 0 0 1 0
6. Kasus 6. No. RM: 02.19.44 Jenis DRPs Ya=1/Tidak = 0 indikasi tanpa obat 1 obat tanpa indikasi 0 obat salah 0 dosis kurang 0 dosis berlebih 0 efek samping obat 0 Kepatuhan 0
Total
2
Total
1
7. Kasus 7. No. RM: 14.12.64 Jenis DRPs Ya=1/Tidak = 0 Total indikasi tanpa obat 1 obat tanpa indikasi 0 obat salah 0 dosis kurang 0 1 dosis berlebih 0 efek samping obat 0 Kepatuhan 0
8. Kasus 8. No. RM: 15.64.22 Jenis DRPs indikasi tanpa obat obat tanpa indikasi obat salah dosis kurang dosis berlebih efek samping obat Kepatuhan
Ya=1/Tidak = 0 1 0 1 0 0 0 0
24
Total
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Kasus 9. No. RM: 40.56.22 Jenis DRPs Ya=1/Tidak = 0 indikasi tanpa obat 1 obat tanpa indikasi 0 obat salah 0 dosis kurang 0 dosis berlebih 0 efek samping obat 1 Kepatuhan 0
Total
2
10. Kasus 10. No. RM: 453022 Jenis DRPs indikasi tanpa obat obat tanpa indikasi obat salah dosis kurang dosis berlebih efek samping obat Kepatuhan
Ya=1/Tidak = 0 0 0 0 0 1 1 0
Total
2
11. Kasus 11. No. RM: 39.06.45 Jenis DRPs indikasi tanpa obat obat tanpa indikasi obat salah dosis kurang dosis berlebih efek samping obat Kepatuhan
Ya=1/Tidak = 0 1 0 0 0 1 0 0
Total
2
12. Kasus 12. No. RM: 44.57.16 Jenis DRPs indikasi tanpa obat obat tanpa indikasi obat salah dosis kurang dosis berlebih efek samping obat Kepatuhan
Ya=1/Tidak = 0 0 0 0 0 1 0 0
25
Total
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Kasus 13. No. RM: 44.13.26 Jenis DRPs indikasi tanpa obat obat tanpa indikasi obat salah dosis kurang dosis berlebih efek samping obat Kepatuhan
Ya=1/Tidak = 0 1 0 0 0 0 0 0
14. Kasus 14. No. RM: 49.19.51 Jenis DRPs Ya=1/Tidak = 0 indikasi tanpa obat 1 obat tanpa indikasi 0 obat salah 0 dosis kurang 0 dosis berlebih 0 efek samping obat 0 Kepatuhan 0
Total
1
Total
1
15. Kasus 15. No. RM: 25.15.59 Jenis DRPs indikasi tanpa obat obat tanpa indikasi obat salah dosis kurang dosis berlebih efek samping obat Kepatuhan
Ya=1/Tidak = 0 0 0 0 0 0 0 0
Total
0
16. Kasus 16. No. RM: 25.75.58 Jenis DRPs indikasi tanpa obat obat tanpa indikasi obat salah dosis kurang dosis berlebih efek samping obat Kepatuhan
Ya=1/Tidak = 0 1 0 0 0 0 0 0
26
Total
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17. Kasus 17. No. RM: 45.06.67 Jenis DRPs Ya=1/Tidak = 0 Total indikasi tanpa obat 1 obat tanpa indikasi 0 obat salah 0 dosis kurang 0 1 dosis berlebih 0 efek samping obat 0 Kepatuhan 0
18. Kasus 18. No. RM: 41.62.23 Jenis DRPs Ya=1/Tidak = 0 Total indikasi tanpa obat 1 obat tanpa indikasi 0 obat salah 0 dosis kurang 0 2 dosis berlebih 1 efek samping obat 0 Kepatuhan 0
19. Kasus 19. No. RM: 50.86.08 Jenis DRPs Ya=1/Tidak = 0 Total indikasi tanpa obat 0 obat tanpa indikasi 0 obat salah 1 dosis kurang 0 1 dosis berlebih 0 efek samping obat 0 Kepatuhan 0
20. Kasus 20. No. RM: 50.76.59 Jenis DRPs Ya=1/Tidak = 0 Total indikasi tanpa obat 0 obat tanpa indikasi 0 obat salah 1 dosis kurang 0 1 dosis berlebih 0 efek samping obat 0 Kepatuhan 0
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21. Kasus 21. No. RM: 50.59.79 Jenis DRPs Ya=1/Tidak = 0 indikasi tanpa obat 1 obat tanpa indikasi 0 obat salah 0 dosis kurang 0 dosis berlebih 0 efek samping obat 1 Kepatuhan 0
28
Total
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dan Pengambilan Data
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS Penulis skripsi dengan judul “Evaluasi DRPs Pengobatan Hipertensi Disertai Gagal Ginjal Di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Januari 2013 - Juni 2016” memiliki nama lengkap Brigita Lusitawati. Penulis lahir di Cilacap pada tanggal 9 September 1995 dari pasangan Yohanes Sugiyo Pranoto dan Lusia Sri Liliawati sebagai anak kedua dari dua bersaudara. Pendidikan formal yang ditempuh penulis dimulai di TK Kristen Adiraja (20002001), SDN 1 Adipala (2001-2007), SMPN 2 Maos (2007-2010), dan melanjutkan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Maos (2010-2013). Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan formal strata satu di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama masa kuliah, penulis aktif dalam beberapa kegiatan kemahasiswaan dan kepanitiaan, antara lain panitia Pelantikan Apoteker Baru Angkatan XXVI, panitia Festival Sanata Dharma 2015, asisten praktikum Botani Farmasi tahun 2016 serta mengikuti berbagai macam seminar, pelatihan dan bakti sosial.
30