“Evaluasi dan Perbaikan pada Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behavior pada Pekerja ” (Studi Kasus : PT.DPS)
Danis Maulana 2507.100.101 Dosen Pembimbing Ir.Sritomo Wignjosoebroto M.sc
TUJUAN PENELITIAN RUANG LINGKUP PENELITIAN
PERUMUSAN MASALAH
LATAR BELAKANG
PENDAHULUAN
Manfaat Penelitian
LATAR BELAKANG Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tahun 2009 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) terdapat 54.398 kasus kecelakaan kerja di Indonesia, hal ini disebabkan kurangnya jumlah pengawas perkerjaan
Research Background (2) Perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan sesuai dengan Pasal 87 Undang-Undang No. 13 tahun 2003
SMK3 tidak cukup dipunyai oleh suatu perusahaan , karena masalah yang sering dijumpai di lapangan terutama di lantai produksi adalah bagaimana meningkatkan safety behavior dari pekerja, agar pekerja memiliki kesadaran terhadap lingkungan sekitar terutama dirinya sendiri
Research Background (3) TAHUN 2006
2007
2008
2009
2010
2011*
Ringan Sedang Berat
4 10 9
0 4 2
3 10 3
4 2 1
0 4 1
4 6 0
Meninggal
2
0
0
0
2
0
TOTAL
25
6
16
7
7
10
TOTAL 15 36 16
Tingginya kasus kecelakaan kerja diakibatkan kecenderungan pekerja untuk bekerja tidak aman seperti tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) pada saat melakukan pekerjaannya, hal ini juga yang berkaitan dengan behavior yang dimiliki oleh pekerja tersebut.
4 71
Grafik Kecelakaan Kerja Tahun 2006 s/d 2010 Berdasarkan Jenis Kecelakaan 6
6 5
5 4 Jumlah Kecelakaan
Tingkat Kecelakaan
4
4 3
3 2
2
2
2
2 1
1
1
11
1
1
11
1
1 0
0
0
00
2006
2007
2008
Terjepit
Terpeleset
Terjatuh
2009 Tertimpa
0
0 2010 Terluka
Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) untuk mengurangi Unsafe Behavior pekerja di PT Dok dan Perkapalan Surabaya.
Tujuan Penelitian
1 2
• Mengidentifikasi penyebab dan jenis unsafe behavior pekerja
• Evaluasi SMK3 perusahaan dari segi behavior pekerja
Tujuan Penelitian
3
• Alternatif perbaikan kepada SMK3 perusahaan
Ruang lingkup penelitian Batasan
Asumsi
Penelitian dilakukan pada Area kerja Kapal (proses repair dan bangunan baru)
Penelitian dilakukan pada jam kerja 07:00 - 16:00
Data kecelakaan kerja yang digunakan adalah tahun 2006-2010
Pekerja melakukan pekerjaan secara normal
manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu PT DPS dapat menekan terjadinya kasus kecelakaan kerja yang disebabkan kelalaian pekerja yang cenderung berperilaku tidak aman
CHAPTER II TINJAUAN PUSTAKA
Interaksi Manusia, Mesin dan Pekerjaanya
Undangundang Keselamatan dan Kesehatan
Ergonomi K3
Unsafe Behavior
Root Cause Analysis
Behavioral Safety
Alat Pelidung Diri (APD)
METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
Observasi Awal
Penentuan Obyek Penelitian
Identifikasi dan Perumusan
Penetapan Tujuan Studi Pustaka · · · · · ·
Behavioral Safety Unsafe Behavioral Safety Interaksi Manusia Mersin dan Pekerjaannya Ergonomi K3 Root Cause Analysis Alat Pelidung diri
A
Tahap Identifikasi awal penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
TAHUN Tingkat Kecelakaan
2006
2007
2008
2009
2010
2011* TOTAL
Ringan
4
0
3
4
0
4
Sedang
10
4
10
5
4
6
Berat
9
2
3
2
1
0
Meninggal
2
0
0
1
2
0
15 39 17
5 TOTAL
25
6
16
12
7
10
76
Grafik Kecelakaan Kerja Tahun 2006 s/d 2010 Berdasarkan Jenis Kecelakaan 6
6 5
5 Jumlah Kecelakaan
4
4
4 3
3 2
2
2
2
2 1
1
1
1 1
1
1
1 1
1
1 0
0
2006
Terjepit
2007
Terpeleset
0
0 0 2008
Terjatuh
0
0
2009
Tertimpa
2010
Terluka
2
Lama Bekerja Pekerja Organik
7
8
< 1 tahun 1- 5 tahun 6-10 tahun > 10 tahun
13
Indetifikasi lokasi dan unsafe behavior LOKASI KEJADIAN
TAHUN 2006
2007
2008
2009
2010
Total
Kapal
22
4
14
6
4
50
Dok Apung
2
2
2
5
1
12
Bengkel
1
0
0
1
2
4
Luar Bengkel
0
0
0
0
0
0
TOTAL
25
6
16
12
7
66
Unsafe Behavior
Bergurau
Kuisioner
Organik
Sub kontraktor
Total
6
1
7
17
20
37
Merokok
5
2
7
Memakai Alat yang tidak Standard
2
7
9
10
3
13
30
30
60
Tidak Memakai APD
Meletakan Perlalatan Sembarangan TOTAL
Unsafe action
Unsafe condition
Pareto
RCA Unsafe behavior tidak memakai APD (sarung tangan,sepatu safety, masker,dll) WHY 1 WHY 2 WHY 3
Tidak memakai kacamata safety Stok terbatas tidak semua area wajib harga kacamata masker yang mahal
Tidak nyaman cepat pusing
WHY 4
cepat buram
WHY 5
kualitas lingkugan kerja yang panas kacamata yang tidak baik mesin menghasilkan blower tidak mampu Sirkulasi udara Harga kacamata panas mendinginkan badan kurang safety mahal
WHY 6
peraturan dari perusahaan
anggaran belum memadai
mesin las yang menghasilkan panas WHY 7
Selang plastik sobek tempat kerja anggaran belum didalam badan mencukupi kapal yang tertutup
RCA
WHY 1 WHY 2 WHY 3 WHY 4
WHY 5
Unsafe behavior tidak memakai APD (sarung tangan,sepatu safety, masker,dll) Tidak memakai memakai sarung tangan Mengurangi gerak Tidak nyaman Lingkungan kerja yang panas blower tidak mampu sarung tangan kotor Mesin menghasilkan panas mendinginkan badan Sirkulasi udara kurang mesin las yang menghasilkan selang plastik sobek sarung tangan terbuat dari kain tempat kerja didalam panas badan kapal
RCA
WHY 1 WHY 2 WHY 3 WHY 4 WHY 5
Unsafe behavior tidak memakai APD (sarung tangan,sepatu safety, masker,dll) Tidak memakai Sepatu Stok terbatas Tidak nyaman Harga sepatu yang mahal Desain Sepatu Berat Belum ada Anggaran belum Terdapat plat besi kebijakan memadai didalam sepatu Sol sepatu yang besar
WHY 1 WHY 2 WHY 3 WHY 4 WHY 5
Unsafe behavior tidak memakai APD (sarung tangan,sepatu safety, masker,dll) Tidak memakai Masker Stok terbatas Tidak nyaman tidak semua area Masker kain wajib masker pekerja anggaran cepat kotor membeli belum lingkugan kerja kotor sendiri memadai dekat air
RCA Root cause analysis
sulit memakainya terdapat tali Perlu dua orang untuk memasang
Unsafe Action 1
1. Pekerja tidak menggunakan sarung tangan ketika berada di area kerja wajib APD yang dapat berisko terluka pada bagian telapak tangan hingga jari terputus 2. Sepatu yang yang digunakan pekerja hanya sepatu boot biasa, bukan sepatu safety yang standard yang terdapat karet yang anti slip dan listrik serta besi pelindung di ujung jari kaki dan belakang kaki. Resiko yang terjadi kaki bisa cidera tertimpa benda tumpul yang berat 3. Pekerja tidak mengunaka tali pengaman ketika di berada scaffolding di ketinggian 12 meter. Resiko kematian dan patah tulang apabila pekerja terjatuh kebawah
Saran mitigasi
Pekerja mengunakan sarung tangan sesuai dengan standard perusahaan dimana untuk pekerja selain bagian las menggunakan sarung tangan kain Pemberian papan pengumuman yang reflektif dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua orang, sehingga mudah dibaca pekerja
Unsafe Action 2
•Pekerja berhenti untuk melihat sesuatu terlihat pekerja tidak menggunakan safety helmet, dilokasi tersebut terlihat craine sedang membawa barang yang berpotensi pekerja tertimpa benda asing yang berakibat cedera pada kepala.
Saran mitgasi
Pekerja menggunakan APD yang sesuai peraturan yang berlaku dimana pada unsafe action ini pekerja wajib menggunakan safety helmet.
Unsafe action 3
Pekerja kedua melakukan posisi memanggul pekerja satu untuk mencapai terminal oksigen yang berpotensi pekerja terjatuh yang berakibat resiko patah tulang. Terdapat tempat pijakan yang berupa kaleng sisa cat yang untuk membantu pekerja kedua mencapai terminal oksigen yang berpotensi pekerja terpeleset atau terjatuh yang berakibat resiko patah tulang.
Saran mitigasi
Peletakan terminal gas yang lebih sesuai dengan postur pekerja pria dewasa yang memiliki tinggi badan 165-175 cm Terdapat selang perpanjangan untuk selang oksigen dan gas,sehingga mudah dijangkau pekerja.
Unsafe action 4
Pekerja tidak menggunakan safety helmet yang potensi terjadi kecelakaan kerja yaitu tertimpuk benda asing yang berakibat cedera kepala Pekerja tidak menggunakan sarung tangan berpotensi cedera pada tangan Pekerja melepas sepatu safety yang berpotensi pekerja cedera pada kaki
Saran mitigasi
Pemberian papan pengumuman yang reflektif dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua orang, sehingga mudah dibaca pekerja Kontrol pekerja dari departemen keselamatan dan kesehatan kerja.
Kesimpulan
Pada kondisi sekarang, unsafe behavior pekerja yang sering terjadi adalah kurangnya kesadaran pekerja menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) SMK3 perusahaan kurang tegas dalam penerapan Sistem Manajemen K3 terutama diarea Kapal Secara keseluruhan perancangan Alternatif perbaikan yang berupa saran mitigasi dan safety procedure perlu direalisasikan untuk menekan unsafe behavior pekerja
Saran
Membutuhkan studi lanjutan terkait dengan efektifitas peran safety procedure yang dihubungkan dengan kesiapan organisasi atau sumber daya manusia sebagai objek dari behavior pekerja Memerlukan integrasi dengan sistem manajemen perusahaan dengan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, DM. 2007. What is Behavioral Safety?.diakses 9 Agustus 2011 dari situs www.behavioural-safety.com. Behaviouralsafety.2009. The Psychology of Behavioral Safety. diakses 2 Agustus 2011 dari situs www.behavioural-safety.com. Cooper,DM. 1994. Implementing The Behaviour-Based Approach: A Practical Guide. The Health And Safety Practice. Miner,JB. 1992. Industrial And Organizational Psychology. Mc. Graw Hill. USA Muchinsky, PM. 1987. Psychology Applied to Work. Chicago: Dorsey Press. Rooney,j.j & Heuve,l.n.v (2004) Root Cause analysis for Beginners. Suizer Azaroff, B. 1999. Safer Behavior; Fewer Injuries. 2 Agustus 2011 dari situs www.behavior.org
DAFTAR PUSTAKA U.S Departemen of labor & Industries, ( 2003), State Washington UUD Tahun 1945 pasal 27 UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang-Undang No. 13 tahun 2003