EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus: Siloam Hospital di Jln. Imam Bonjol Medan) Sherly Meyklya Sembiring¹ dan Ir. Syahrizal, MT² ¹ Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 kampus USU Medan Email:
[email protected]
² Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 kampus USU Medan Email:
[email protected]
ABSTRAK Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang selamat, aman, efisien dan produktif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran pelaksanaan penerapan SMK3 pada proyek pembangunan gedung Siloam Hospital dan mengetahui tingkat keberhasilan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada proyek tersebut. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode kuantitatif dan analisis univariat. Kuantitatif ialah pengukuran berdasarkan teori-teori yang sudah ada, sedangkan analisis univariat ialah analisis terhadap satu variabel. Kedua metode ini dipakai untuk mengukur tingkat keberhasilan penerapan SMK3 pada proyek pembangunan gedung Siloam Hospital berdasarkan hasil penyebaran kuesioner. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan penyebaran kuesioner. Penyebaran kuesioner diberikan kepada 18 responden berdasarkan 5 (lima) kriteria yang tercakup dalam SMK3 yang masing-masing memiliki elemen. Setiap elemen diberi nilai yang apabila ‘ya’ bernilai (+1) dan ‘tidak’ bernilai (0). Nilai tersebut menghasilkan frekuensi (jumlah) dan persentase yang menyimpulkan keberhasilan penerapan SMK3 di proyek tersebut. Penelitian ini menghasilkan hasil evaluasi untuk nilai tingkat keberhasilan penerapan SMK3 di proyek pembangunan gedung Siloam Hospital dengan perincian; Kebijakan K3 (92.19%), Perencanaan (87.54%), Penerapan dan Operasi Kegiatan (91.05%), Evaluasi (92%) dan Tinjauan Manajemen (96.29%). Maka diperoleh total penerapan SMK3 sebesar 91.81 % yang tergolong dalam kategori nomor 3 yaitu tingkat pencapaian 85100% yang pengertiannya layak untuk diberi sertifikat dan peringkat bendera emas. Kata Kunci: SMK3, proyek konstruksi, evaluasi. ABSTRACT Management system of safety and occupational health (SMK3) is part of the overall management system that includes organizational structure, planning, implementation, responsibilities, procedures, processes and resources needed for the implementation of development, achievement, assessment and maintenance of safety and health policy work in order to create a workplace that is safe, efficient, and productive. The purpose of this research is to identify system construction project in K3 Siloam Hospital, knowing the level of success of the application of management system of safety and occupational health (SMK3) on the project and know the factors that may affect the implementation of the SMK3 in the project. The methods used for this research is quantitative descriptive method, which is a description of the activities and the management of safety and health management system (SMK3) working on the project construction of Siloam Hospital based on theory that it has been set. Data acquired through the study of librarianship and the dissemination of the questionnaire. Dissemination of the questionnaire given to the 18 respondents based on five criteria that included in SMK3 countries who each have their own element. Each element is given a value when the value Yes (1) and not value (0). The resulting frequency value (amount) and the percentage that concluded in SMK3 countries implementation of the success of the project. This research resulted in the evaluation result for the value of the success rate of application of SMK3 countries in the project construction of Siloam Hospital with the details; policy (92.19%), planning (88.88%), application and operation activities (91.05%) evaluation (93%) and management review (96.29%). Then retrieved a total of SMK3 application of 91.81% that belongs in the category of number 3 the level of achievement of 85-100% understanding deserves to be given a certificate and a gold flag. Keywords: SMK3, project construction, evaluation.
1. PENDAHULUAN Pekerjaan konstruksi merupakan kegiatan yang cukup banyak menggunakan berbagai peralatan, baik canggih maupun manual. Peralatan ini dilaksanakan di lahan yang terbatas luasnya dalam berbagai jenis kegiatan sehingga menyebabkan resiko tinggi terhadap kecelakaan.Berdasarkan data PT Jamsostek Provinsi wilayah I, jumlah kasus kecelakaan kerja di Sumatera Utara tahun tahun 2007 terjadi 9.349 kasus, dimana 116 orang meninggal dunia. Sedangkan pada tahun 2008 sampai bulan Juni terjadi 4.551 kasus kecelakaan kerja, 66 diantaranya meninggal dunia dan menglami peningkatan pada tahun 2009 sebanyak 4.586 kasus kecelakaan kerja.(www.suaramerdeka.com). Untuk mengatasi hal tersebut, maka dilakukan pendekatan sistem yaitupenerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Karena pada prinsipnya kecelakaan kerja akibat perbuatan manusia (human error) bisa dicegah dengan pengawasan dan kualifikasi SMK3 yang diperketat oleh pengawasan dari pemerintah pusat maupun dinas.(www.jamsostek.com). Skripsi ini akan mengevaluasi keberhasilan penerapan dan pelaksanaan SMK3 serta mengetahui faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi penerapan SMK3 pada proyek pembangunan gedung Siloam Hospital. 2. KAJIAN PUSTAKA Defenisi SMK3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang selamat, aman, efisien dan produktif. (Permen PU, 2008) Pemahaman tentang SMK3 yang benar dari semua aspek sangat berguna untuk pencegahan kecelakaan dalam kegiatan konstruksi dimana diharapkan produksi meningkat dengan meminimalkan atau mengurangi kecelakaan bahkan meniadakan kecelakaan (zero accident). Sesuai dengan Bab III pasal 3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER. 05/MEN/1996, penerapan SMK3 diwajibkan kepada perusahaan dengan tingkat penerapan sebagai berikut : 1. Perusahaan kecil atau perusahaan dengan tingkat resiko rendah harus menerapkan sebanyak 64 elemen. 2. Perusahaan sedang atau perusahaan dengan tingkat resiko menengah harus menerapkan sebanyak 122 elemen. 3. Perusahaan besar atau perusahaan dengan tingkat resiko tinggi harus menerapkan sebanyak 166 elemen. Dilihat dari tingkat penerapan di atas, maka pembangunanproyek gedung Siloam Hospital termasuk kategori perusahaan besar yang menerapkan sebanyak 166 elemen yang terdapat dalam SMK3. Hal dikarenakan proyek ini memiliki pekerja lebih dari 100 orang. Keberhasilan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di tempat kerja dapat diukur menurut Permenaker 05/MEN/1996 sebagai berikut: 1. Untuk tingkat pencapaian 0-59 % dan pelanggaran peraturan perundangan (nonconformance) dikenai tindakan hukum. 2. Untuk tingkat pencapaian 60-84 % diberikan sertifikat dan bendera perak. 3. Untuk tingkat pencapaian 85-100 % diberikan sertifikat dan bendera emas. Ditinjau dari segi kinerja penerapan penyelenggaraan SMK3 konstruksi bidang Pekerjaan Umum menurut Permen PU Nomor: 09/PRT/2008 terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu: 1. Baik, bila mencapai hasil penilaian > 85%. 2. Sedang, bila mencapai hasil penilaian 60% - 85%. 3. Kurang, bila mencapai hasil penilaian < 60%. Prinsip Dasar SMK3 dalam Perundang-undangan Prinsip dasar SMK3 sudah ada sejak tahun 1970 terlihat dalam Peraturan Undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang menjelaskan bahwa bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. Sedangkan pada undang-undang No.13 tahun 2003 terdapat prinsip dasar SMK3 yang diatur dalam pasal 87 tentang ketenagakerjaan yang diantaranya berisi: 1. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manjemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. 2. Ketentuan mengenai penerapan sistem manjemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Setelah itu, maka dikeluarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER. 05/MEN/1996 tentang SMK3 dan dalam rangka mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi demi tercapainya keamanan K3, maka ditetapkan Peraturan Menteri tentang Pedoman SMK3 kontruksi bidang Pekerjaan Umum Nomor: 09/PRT/2008 yang tercantum dalam ayat (a), (b) dan (c) sebagai berikut:
1. Ayat (a) menyatakan bahwa dalam rangka mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi syarat-syarat keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi. 2. Ayat (b) menyatakan bahwa agar penyelenggaraan keamanan, keselamatan dan, kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi bidang Pekerjaan Umum dapat terselenggara secara optimal, maka diperlukan suatu pedoman pembinaan dan pengendalian sistem keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi bidang Pekerjaan Umum. 3. Ayat (c) menyatakan bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Menteri tentang Pedoman Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi bidang Pekerjaan Umum. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Permen PU Nomor: 09/PRT/M/2008 tentang pedoman SMK3 konstruksi bidang PU tercantum elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa sebagai berikut: 1. Kebijakan K3 Kebijakan adalah arah yang ditentukan untuk dipatuhi dalam proses kerja dan organisasi perusahaan. Kebijakan yang ditetapkan manajemen menuntut partisipasi dan kerjasama semua pihak.Kebijakan K3 menggarisbawahi hubungan kerja manajemen dan karyawan dalam rangka pelaksanaan program K3 yang efektif.(Sastrohadiwiryo, 2001) 2. Perencanaan K3 Perusahaan harus membuat perencanaan yang efektif guna mencapai keberhasilan penerapan SMK3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur.Perencanaan juga memuat tujuan, sasaran dan indikator kinerja yang diterapkan.(Sastrohadiwiryo, 2001). Adapun bagian-bagian perencanaan adalah sebagai berikut: 1) Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendaliannya, 2) Pemenuhan Perundang-undangan dan persyaratan lainnya, 3) Sasaran dan Program. (Permen, 2008) 3. Penerapan dan Operasi Kegiatan Dalam mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan harus menunjuk personel yang mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan sistem yang diterapkan.Adapun kualifikasi yang tercantum dalam Permen No. 9 tahun 2008 adalah sebagai berikut: 1) Sumber Daya, Struktur Organisasi dan Pertanggungjawaban. 2) Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian. 3) Komunikasi, Keterlibatan dan Konsultasi. 4) Dokumentasi. 5) Pengendalian Dokumen. 6) Pengendalian Operasional. 7) Kesiagaan dan Tanggap Darurat. (Permen, 2008) 4. Pemeriksaan atau Evaluasi Perusahaan harus memiliki sistem untuk mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja SMK3 dan hasilnya harus dianalisis guna menentukan keberhasilan atau untuk melakukan identifikasi tindakan perbaikan. Seperti yang terdapat pada pasal 10 Permen PU tahun 2008 menyatakan bahwa dalam hal materi penyelenggaraan SMK3 konstruksi bidang Pekerjaan Umum yang dijadikan salah satu bahan evaluasi dalam proses pemilihan penyedia jasa, maka PPK wajib menyediakan acuannya. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) ialah pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja. Berikut ini adalah bagian peraturan dalam setiap evaluasi atau pengukuran kinerja SMK3 terdiri dari 4 bagian yaitu: 1) Evaluasi Kepatuhan. 2) Penyelidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan. 3) Pengendalian Rekaman. 4) Audit Internal.(Permen, 2008) 5. Tinjauan Manajemen (Permen, 2008) Pimpinan yang ditunjuk harus melaksanakan tinjauan ulang SMK3 secara berkala untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan yang berkesinambungan dalam pencapaian kebijakan dan tujuan K3.Ruang lingkup tinjauan ulang SMK3 harus dapat mengatasi implikasi K3 terhadap seluruh kegiatan, produk barang dan jasa termasuk dampaknya terhadap kinerja perusahaan. (Sastrohadiwiryo, 2001) Pengendalian Resiko Pengendalian resiko merupakan upaya pencegahan kecelakaan kerja yang terdiri dari 5 hierarki: 1. Eliminasi, yaitu menghilangkan sumber bahaya di tempa kerja. 2. Substitusi, yaitu mengganti bahan dengan proses yang lebih aman. 3. Engineering, yaitu melakukan perubahan atau modifikasi terhadap desain peralatan, proses dan lay out. 4. Administrasi, yaitu cara kerja yang amandengan melakukan pengontrolan dari sistem administrasi. 5. Alat pelindung diri (APD) yang terdiri dari sabuk pengaman, sarung tangan, pelindung kepala dan lain-lain.
3. METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan Data
Data Primer untuk analisis keberhasilan SMK3 di lapangan
Data Sekunder untuk analisis pelaksanaan penerapan SMK3
Hasil penyebaran kuesioner berdasarkan jawaban responden yang memperoleh: - Jumlah responden untuk kategori kebijakan/komitmen K3 di proyek - Jumlah responden untuk kategori perencanaan (safety plan) di proyek - Jumlah responden untuk kategori penerapan&operasi kegiatan di proyek - Jumlah responden untuk kategori pemeriksaan K3 di proyek - Jumlah responden untuk kategori tinjauan ulang diproyek
- Program kerja K3 di lapangan - Data pernyataan kebijakan K3 perusahaan - Data identifikasi pengendalian bahaya dan resiko - Struktur organisasi tanggap darurat - Daftar undang-undang K3 - Dokumentasi penerapan K3 - Evaluasi K3
Analisis Keberhasilan SMK3 Analisis Pelaksanaan SMK3
Metode Kuantitatif untuk mengolah data dalam hal: - Pengkodean data - Pemindahan data - Penyajian data Metode Analisis Univariat untuk mengetahui: - Persentase jumlah frekuensi SMK3 - Ukuran Pemusatan mencari rata-rata
Metode Deskriptif Kualitatif mengetahui: - Pelaksanaan SMK3 di lapangan berdasarkan 5 kriteria dasar: kebijakan, perencanaan, penerapan, evaluasi dan tinjauan manajemen
Hasil Analisis
Berdasarkan Permenaker Nomor 5 tahun 1996 (Klasifikasi nilai ukur pencapaian keberhasilan SMK3) Tingkat atau kategori pencapaian keberhasilan penerapan SMK3
Berdasarkan Hasil Audit Internal di lapangan (Safety Asessment) Nilai pelaksanaan penerapan SMK3 di proyek
Faktor yang mempengaruhi penerapan SMK3 Kesimpulan dan Saran Gambar 3.1.: Bagan Alir Penelitian Metode Kuantitatif Analisis Univariat dan Metode Deskriptif Kualitatif Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode kuantitatif dan analisis univariat.Kuantitatif ialah pengukuran berdasarkan teori-teori yang sudah ada, sedangkan analisis univariat ialah analisis terhadap satu variabel.Kedua metode ini dipakai untuk mengukur tingkat keberhasilan penerapan SMK3 pada proyek pembangunan gedung Siloam Hospital berdasarkan hasil penyebaran kuesioner. Dalam mengetahui pelaksanaan penerapan SMK3 digunakan metode deskriptif kualitatif. Pengertian dari deskriptif adalah penggambaran terhadap suatu permasalahan, sedangkan kualitatif ialah cara penyajian
terhadap suatu permasalahan. Maka dari itu metode deskriptif kualitatif dalam penulisan tugas akhir ini ialah menggambarkan kegiatan dan pengelolaan SMK3 pada proyek ini secara sederhana dan menyeluruh. Teknik Pengumpulan Data a. Data Primer: penyebaran kuesioner berdasarkan acuan Permen Nomor 09 tahun 2008. Jenis pertanyaan yang dilakukan adalah pertanyaan tertutup. Kuesioner disebarkan kepada 9 pekerja dan 9 pegawai/staff manajemen. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas 5 yaitu; kebijakan, perencanaan, penerapan dan operasi kegiatan, evaluasi dan tinjauan ulang. Adapun pembagian jumlah elemen masing-masing ialah: 1. Untuk pekerja berdasarkan 3 kriteria yang terdiri dari: (1) Kebijakan K3 : 2 elemen, (2) Perencanaan : 9 elemen dan (3) Penerapan dan operasi kegiatan : 36 elemen. 2. Untuk pegawai/staff manajemen berdasarkan 5 kriteria yang terdiri dari; (1) Kebijakan K3: 10 elemen. (2) Perencanaan : 47 elemen, (3) Penerapan dan operasi kegiatan : 43 elemen, (4) Evaluasi : 25 elemen dan (5) Tinjauan Manajemen: 15 elemen. b. Data Sekunder: merupakan data yang diperoleh berupa dokumen-dokumen yang mencakup; program kerja K3, data pernyataan kebijakan K3 perusahaan, data IBPR, struktur organisasi tanggap darurat, daftar undangundang K3, dokumentasi penerapan K3 dan Evaluasi K3. Teknik Pengolahan Data (Analisa Data) a. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan SMK3 menggunakan metode kuantitatif dan analisis univariat. Metode Kuantitatif: Metode ini dipakai untuk mengetahui banyaknya jumlah responden yang terdapat dalam susunan kriteria. Pengolahan data melalui metode ini terdapat dalam 3 tahap yaitu: a. Pengkodean data: kode yang dibuat berdasar elemen-elemen terdiri dari A1-A10, B1-B47, C1-C43, D1-D26 dan E1-E15. Beri nilai/bobot untuk kuesioner yang dimana responden membubuhkan tanda check pada kolom YA dan TIDAK. Apabila YA bernilai 1 (satu). Apabila TIDAK bernilai 0 (nol). b. Pemindahan data: data yang sudah diberi kode maka dipindahkan ke dalam bentuk tabel. c. Penyajian data: penyajian data yang dipakai dalam bentuk angka berupa tabel frekuensi dan piechart. Untuk setiap elemen dihitung persentasenya dengan cara menjumlahkan poin kriteria yang menyatakan YA yang berarti (+1), lalu dibagi dengan jumlah kriteria setiap elemen. Sehingga didapatlah persentase masing-masing untuk 5 elemen tersebut yang dituangkan dalam bentuk tabel dan piechart. Metode Analisis Univariat: dipakai untuk mengetahui persentase jumlah frekuensi SMK3 dan dipakai dalam satu variabel yang telah diklasifikasikan menurut kriteria tertentu sehingga diperoleh jumlah dan rata-rata persentase. Analisis ini disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Untuk menentukan keberhasilan penerapan SMK3 dipakai rumus ukuran pemusatan sebagai berikut: (Supangat, A., 2007) b. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan SMK3 pada proyek pembangunan gedung Siloam Hospital serta faktor penyebab kertidaksempurnaan penerapannya, menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil analisis data berdasarkan tingkat pencapaian keberhasilan penerapan SMK3 yang tertulis dalam Permenaker Nomor 05 tahun 1995. 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penerapan SMK3 Proyek Pembangunan Gedung Siloam Hospital 1. Komitmen dan Kebijakan K3 Komitmen/kebijakan K3 dalam proyek ini adalah; mencegah terjadinya cedera dan sakit akibat kerja, melakukan perbaikan yang berkesinambungan K3 dan pengelolaan lingkungan,menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan mempertimbangkan dampak lingkungan dalam setiap kegiatan dan penerapan SMK3. 2. Perencanaan K3 (Safety Plan) Perusahaan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko (IBPR) IBPR yang terdapat dalam proyek ini terdiri atas beberapa pelaksanaan sebagai berikut: 1) Kegiatan kantor, meliputi beberapa kegiatan seperti; pemadaman api dengan APAR, membuat jalur evakuasi, menangkap pencuri, mengoperasikan genset, menanggulangi huru-hara, pemakaian AC dan kendaraan. 2) Pekerjaan persiapan, meliputi beberapa kegiatan yang cukup beresiko tinggi seperti; pembuatan pagar proyek, bongkar muat barang secara manual, Instalasi listrik untuk pekerjaan sementara, bongkar muat barang menggunakan alat, erection tower crane dan pembersihan lokasi. 3) Pekerjaan struktur, meliputi beberapa kegiatan yang cukup beresiko tinggi seperti; galian pondasi, pembesian pondasi, pengecoran pondasi, pembesian kolom praktis, pengecoran kolom dan install plat deck. 4) Pekerjaan arsitektur/finishing, meliputi beberapa kegiatan beresiko tinggi seperti; pekerjaan kulit luar, pasangan batu bata, plester dan acian, pemasangan pintu dan jendela, pengecatan plafond, marmer Pemenuhan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya dipakai dalam item pelaksanaan: 1) Kegiatan kantor, memakai PER 01/MEN/1980 pasal 58.
2) Pekerjaan Persiapan, memakai UU No.1 thn 1970, III.pasal 3 (ayat q dan l), SKB Menaker dan MenPU No.174/Men/86 dan No.104/Kpts/86 ttg Pedoman Teknis K3 pada Tempat Kegiatan Konstruksi, XIII.13.12. 3) Pekerjaan Struktur, memakai SKB Menaker dan MenPU No.174/Men/86 dan No.104/Kpts/86 tentang Pedoman Teknis K3 pada Tempat Kegiatan Konstruksi, XIII.13.12, UU No.1 thn 1970, III.pasal 3 (ayat f), 4) Pekerjaan Arsitektur/Finishing, memakai UU No.1 tahun 1970, III.pasal 3 (ayat b, f, q dan l), PER-MEN No.01/Men/1980 ttg K3 Konstruksi Bangunan, VIII (pasal 51 5) Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal, memakai Kepmenaker No: KEP-196/MEN/1999 dan PERMEN No.01/Men/1980 ttg K3 Konstruksi Bangunan, VIII.pasal 51. Sasaran dan Program K3 dalam pelaksanaan proyek ini adalah zero accident. Sedangkan program K3 yang ada di proyek Siloam Hospital terdiri atas: Perencanaan K3, target, induksi K3, himbauan K3 (SHE Talk), inspeksi K3, K3 patrol (SHE patrol), rapat K3 (SHE Meeting), house keeping dan pelatihan K3. 3.Penerapan dan Operasi Kegiatan K3 Penerapan dan operasi kegiatan di proyek ini mencakup beberapa hal sebagai berikut: Sumber Daya, Struktur Organisasi dan Pertanggungjawaban: Pimpinan puncak berkewajiban memberi sumber daya yang ada kepada penyedia jasa demi penerapan dan peningkatan SMK3 dan penyedia jasa harus mempertanggungjawabkan kinerja SMK3 tersebut. Adapun tim yang dibentuk dalam situasi tanggap darurat. Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian: Sebelum memulai pekerjaan di proyek ini, maka dibuatlah prosedur yang terbagi atas 3 bagian yaitu: 1) Penunjukan Sub Kontraktor (2) Pemeriksaan safety meliputi pemeriksaan pada saat pengajuan SIB, (3) Target proyek ini ialah zero accident, tidak mencemari lingkungan sekitar. Komunikasi, Keterlibatan dan Konsultasi: penyedia jasa sudah menerapkan pekerja yang terdapat dalam IBPR dan mengadakan konsultasi kerjasama mengenai K3 dengan para pemasok dan sub kontraktor. Dokumentasi: Pelaksanaan program K3 yang sudah dibuat dalam program kerja K3 didokumentasi sebagai bukti pelaksanaannya dan supaya mengetahui secara jelas apa saja kekurangannya. 4. Pengukuran dan Evaluasi Audit Internal: dibuat berdasarkan hasil evaluasi K3 di proyek ini sudah mencapai 92.34% yang artinya istimewa menurut pengukuran nilai di proyek ini. 5. Tinjauan Manajemen Dari hasil penelitian di proyek ini, tinjauan manajemen sudah efektif dilaksanakan karena tinjauan manajemen sudah hasil audit internal dan evaluasi kepatuhan terhadap persyaratan peraturan dan lainnya, komunikasi dari pihak luar yang relevan termasuk kritik dan saran, kinerja K3, perluasan sasaran, status penyelidikan IBPR, Perubahan lingkup, peraturan dan persyaratan lainnya yang terkait dengan K3. Pembahasan Hasil Penelitian Menurut kriteria penilaian yang terdapat pada audit internal ada 4 keterangan nilai dengan warna: 1) Merah, pencapaian nilai kurang dari 55% yang berarti memiliki nilai yang kurang. 2) Kuning, pencapaian nilai >55%-75% yang berarti memiliki nilai yang cukup. 3) Hijau, pencapaian nilai >75%-90% yang berarti memiliki nilai yang baik. 4) Biru, pencapaian nilai >90% yang berarti memiliki nilai yang istimewa. Hasil pencapaian evaluasi K3 berdasarkan audit internal yang terdapat dalam di proyek ini sebesar 92.34%. Maka disimpulkan bahwa pelaksanaan Penerapan SMK3 Proyek Pembangunan Gedung Siloam Hospital mencapai nilai yang istimewa karena bernilai >90%. 4.2. Keberhasilan Penerapan SMK3 Proyek Pembangunan Gedung Siloam Hospital 4.2.1. Jumlah dan Distribusi Frekuensi Para Pekerja Tabel 1: Jumlah Responden Berdasarkan Pelaksanaan Kebijakan K3 No. A1 A2 Jumlah
Mengetahui Adanya Kebijakan (Jumlah Responden) Ya Tidak 8 1 8 1 16 2
Jumlah 9 9 18
Kebijakan K3 11.11 % Ya 88.89 %
Tidak
Gambar 1: Kebijakan K3 Tabel 2: Jumlah Responden Berdasarkan Pelaksanaan Perencanaan K3 No.
B1 B2
Mengetahui Adanya Perencanaan (Jumlah Responden) Ya Tidak 9 0 6 3
Jumlah
9 9
B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 Jumlah
8 4 9 9 8 9 9 71
1 5 0 0 1 0 0 10
9 9 9 9 9 9 9 81
Perencanaan K3 12.35 % Ya Tidak
87.65%
Gambar 2: Perencanaan K3 Tabel 3: Jumlah Responden Berdasarkan Pelaksanaan Penerapan & Operasi Kegiatan No.
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21 C22 C23 C24 C25 C26 C27 C28 C29 C30 C31 C32 C33 C34 C35 C36 Jumlah
Mengetahui dan Melaksanakan Penerapan & Operasi Kegiatan (Jumlah Responden) Ya Tidak 8 1 9 0 9 0 9 0 8 1 8 1 9 0 9 0 5 4 8 1 7 2 8 1 9 0 8 1 8 1 3 6 8 1 9 0 9 0 9 0 9 0 8 1 7 2 3 6 8 1 8 1 9 0 8 1 9 0 9 0 6 3 8 1 8 1 8 1 9 0 9 0 285 39
Jumlah
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 324
Penerapan dan Operasi Kegiatan 12.04 % Ya 87.96 %
Tidak
Gambar 3: Penerapan dan Operasi Kegiatan Tabel 5: Distribusi Frekuensi SMK3 Para Pekerja No.
Kebijakan K3 (%)
Perencanaan K3 (%)
Penerapan dan Operasi Kegiatan (%)
Rata-Rata (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Rata-Rata (%)
100 100 100 100 100 100 100 0 100 88.88
88.8 88.8 100 88.8 88.8 88.8 88.8 66.67 88..8 87.58
100 100 88.8 91.6 91.6 91.6 88.8 58.3 88.8 88.83
96.26 96.26 96.26 93.46 93.46 93.46 92.53 41.65 92.53 88
4.2. Jumlah dan Distribusi Frekuensi Para Pegawai/Staff Manajemen
Tabel 6: Jumlah Responden Berdasarkan Kebijakan K3 No. A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 Jumlah
Kebijakan K3 (Jumlah Responden) Ya Tidak 9 0 9 0 8 1 9 0 9 0 9 0 9 0 8 1 9 0 7 2 86 4
Jumlah 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 90
Kebijakan K3 4.45 % Ya 95.5 %
Tidak
Gambar 4: Kebijakan K3 Tabel 7: Jumlah Responden Berdasarkan Perencanaan K3 No. B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33
Perencanaan K3 (Jumlah Responden) Ya Tidak 9 0 9 0 7 2 9 0 8 1 7 2 9 0 9 0 8 1 9 0 9 0 9 0 9 0 9 0 8 1 8 1 6 3 6 3 9 0 9 0 9 0 7 2 5 4 9 0 6 3 8 1 7 2 6 3 7 2 9 0 9 0 9 0 8 1
Jumlah 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
B34 B35 B36 B37 B38 B39 B40 B41 B42 B43 B44 B45 B46 B47 Jumlah
8 8 7 9 8 6 7 9 8 6 7 6 8 7 369
1 1 2 0 1 3 2 0 1 3 2 3 1 2 54
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 423
Perencanaan K3 12.77 % Ya 87.23% Gambar 5: Perencanaan K3 Tabel 8:Jumlah Responden Berdasarkan Penerapan dan Operasi Kegiatan No. C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21 C22 C23 C24 C25 C26 C27 C28 C29 C30 C31 C32 C33 C34 C35 C36 C37 C38 C39 C40 C41 C42 C43 Jumlah
Penerapan dan Operasi Kegiatan (Jumlah Responden) Ya Tidak 8 1 9 0 9 0 8 1 9 0 9 0 9 0 9 0 8 1 8 1 7 2 7 2 8 1 9 0 9 0 8 1 8 1 9 0 9 0 7 2 8 1 8 1 8 1 9 0 8 1 9 0 8 1 8 1 9 0 9 0 9 0 9 0 9 0 8 1 9 0 9 0 9 0 9 0 7 2 9 0 8 1 8 1 7 2 361 26
Tidak
Jumlah 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 387
Penerapan dan Operasi Kegiatan 6.72 % Ya Tidak
93.28 % Gambar 6: Penerapan dan Operasi Kegiatan Tabel 9:Jumlah Responden Berdasarkan Penerapan dan Operasi Kegiatan No. D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12 D13 D14 D15 D16 D17 D18 D19 D20 D21 D22 D23 D24 D25 Jumlah
Evaluasi/Pemeriksaan (Jumlah Responden) Ya Tidak 9 0 8 1 9 0 9 0 8 1 9 0 9 0 6 3 7 2 9 0 9 0 8 1 9 0 9 0 9 0 8 1 9 0 9 0 9 0 8 1 8 1 9 0 7 2 6 3 7 2 207 18
Jumlah 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 225
Evaluasi/Pemeriksaan 8 %
92 %
Ya Tidak
Gambar 7: Evaluasi/Pemeriksaan Tabel 10 :Jumlah Responden Berdasarkan Tinjauan Manajemen K3 No. E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 Jumlah
Tinjauan Manajemen K3 (Jumlah Responden) Ya Tidak 9 0 9 0 9 0 8 1 8 1 9 0 9 0 9 0 8 1 9 0 9 0 9 0 8 1 9 0 8 1 130 5
Jumlah 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 135
Tinjauan Manajemen K3 3.71 % Ya 96.29 %
Tidak
Gambar 8: Tinjauan Manajemen K3 Tabel 11: Distribusi Frekuensi SMK3 Para Pegawai/Staff Manajemen No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 RataRata (%)
Kebijakan K3 ( %) 100 100 100 90 100 100 80 100 90 95.55
Perencanaan K3 (%) 93.61 87.23 82.9 87.23 93.61 97.87 68 85.1 93.61 87.68
Penerapan dan Operasi Kegiatan (%) 97.67 97.67 79.06 90.69 100 100 79.06 100 90.69 92.76
Evaluasi (Pemeriksaan) (%) 100 100 80 92 100 100 76 100 80 92
Tinjauan Manajemen (%) 100 100 100 100 100 100 66.66 100 100 96.29
Rata-Rata (%) 98.25 96.98 88.39 91.98 98.72 99.57 73.94 97.02 90.86 92.86
Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil survey penelitian di atas menunjukkan bahwa penerapan SMK3 yang dilaksanakan oleh para pekerja dan pegawai/staff manajemen dideskripsikan sebagai berikut: 1. Kebijakan K3: jumlah responden yang mengetahui adanya kebijakan K3 di perusahaan tersebut untuk pekerja sebesar 88.88%, sedangkan jumlah responden untuk kebijakan K3 untuk pegawai/staff sebesar 95.5%.
Total kebijakan K3 (rata-rata kebijakan K3) = = 92.19% 2. Perencanaan: jumlah responden yang mengetahui adanya perencanaan di perusahaan tersebut untuk pekerja sebesar 87.85%. dan untuk pegawai/staff sebesar 87.23%.
Total perencanaan K3 (Rata-rata perencanaan K3) = = 87.54% 3. Penerapan dan operasi kegiatan: jumlah responden yang mengetahui serta menjalankan penerapan dan operasi kegiatan di perusahaan ini untuk pekerja sebesar 88.83% dan untuk pegawai/staff sebesar 93.28%.
Total penerapan dan operasi kegiatan = = 91.05% 4. Evaluasi: jumlah responden yang menjalankan dan memelihara evaluasi di perusahaan ini sebesar 92 %. 5. Tinjauan manajemen: jumlah responden yang melaksanakan dan memelihara tinjauan manajemen perusahaan ini sebesar 96.29%. Keberhasilan penerapan SMK3 = Rata-rata dari nilai setiap kriteria dibagi dengan jumlah kriteria
Maka, keberhasilan penerapan SMK3 = = 91.81%. Dari hasil evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan penerapan SMK3 untuk para pekerja dan untuk para pegawai/staff pada proyek pembangunan gedung Siloam Hospital sebesar 91.81 %. Sesuai dengan teori sebelumnya yang terdapat dalam landasan teori bahwa keberhasilan penerapan SMK3 di tempat kerja dapat diukur menurut Permenaker No. 05 tahun 1996 sebagai berikut: a. Untuk tingkat pencapaian 0-59% dan pelanggaran peraturan perundangan (nonconformance) dikenai tindakan hukum. b. Untuk tingkat pencapaian 60-84% diberikan sertifikat dan bendera perak. c. Untuk tingkat pencapaian 85-100% diberikan sertifikat dan bendera emas. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil evaluasi dan analisis penerapan SMK3 pada proyek pembangunan gedung Siloam Hospital, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. SMK3 mencakup program-program dalam setiap kriteria sebagai berikut:
Kebijakan K3: kebijakan yang diambil cukup teralisasi dengan baik dan diketahui oleh para pekerja. Perencanaan K3: perencanaan yang mencakup IBPR, pemenuhan Undang-Undang K3, alat pelindung diri (APD) serta sasaran dan program dibuat secara lengkap dan terealisasi dengan baik. Penerapan dan operasi kegiatan: penerapan yang dibuat melalui perencanaan sudah diikuti programnya oleh semua pihak yang terkait termasuk pekerja. Evaluasi: ada evaluasi/pemeriksaan pekerjaan yang dibuat dalam audit internal. Tinjauan manajemen: ada perbaikan yang berkesinambungan sewaktu pelaksanakan guna mencapai sasaran K3. 2. Nilai tingkat keberhasilan penerapan untuk masing-masing elemen adalah sebagai berikut: - Kebijakan K3 : 92.19% - Perencanaan K3 : 87.54% - Penerapan dan operasi kegiatan : 91.05% - Evaluasi/Pemeriksaan : 92.00% - Tinjauan manajemen : 96.29% 3. - Berdasarkan hasil penelitian, total penerapan SMK3 sebesar 91.81% tergolong dalam kategori nomor 3 yaitu tingkat pencapaian penerapan 85-100% yang pengertiannya layak untuk diberi sertifikat dan peringkat bendera emas. - Berdasarkan hasil audit internal sebesar 92.34% tergolong dalam kategori >90% yang pengertiannya termasuk pencapaian nilai yang istimewa. 4. Berdasarkan evaluasi pelaksanaannya, faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan SMK3 adalah sebagai berikut: Kurang adanya kerjasama antara para karyawan/staff manajemen dengan pekerja dalam pelaksanaan program K3 demi mencapai sasaran zero accident. Kurangnya kesadaran para pekerja untuk menjaga, menggunakan, serta merawat alat pelindung diri (APD) yang telah diberikan perusahaan. 5.2. Saran 1. Perusahaan sebaiknya memberikan pengertian dan peringatan kepada pekerja agar tetap menjaga alat pelindung diri (APD) seperti sepatu, sarung tangan dan sebagainya agar tidak ada pemborosan waktu dan biaya. 2. Perlunya pengawasan yang lebih baik dalam pengecekan dan perawatan APD secara berkala agar terjaminnya pemenuhan pelaksanaan program SMK3 yang ada. 3. Setiap pihak yang terkait dalam perusahaan sebaiknya bekerjasama memiliki kesadaran untuk tetap taat dalam peraturan program SMK3. DAFTAR PUSTAKA Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia Departemen PU. (2009). SMK3. Ervianto. W. (2009). Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Penerbit Andi. Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Penerbit Erlangga. Logawa, G. (2007). Bunga Rampai Manajemen Proyek Konstruksi. Jakarta: Universitas Trisakti. Luckyta, D.T., Partiwi, S.G. (2012). Evaluasi dan Perancangan SMK3 dalam Rangka Perbaikan Safety Behaviour Pekerja. Jurnal Teknik ITS. Vol. 1, No.1. Hal. A 510-514. Surabaya: ITS. Menteri Pekerjaan Umum RI. (2008). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 09/PRT/M/2008 tentang SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta. Menteri Tenaga Kerja. (1996). Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: PER. 05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan . Jakarta. Prasetyo, B., Jannah, L. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Republik Indonesia. (1970). Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Jakarta. Republik Indonesia. (2003). Undang-undang No.13 tahun 2003 Pasal 87 Tentang Ketenagakerjaan. Bandung. Santoso, G. (2004). Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surabaya. Sastrohadiwiryo, S. (2001). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Bandung: Bumi Aksara. Silalahi, B., Silalahi, R. B. (1985). Manajemen K3. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Suma’mur, P. K. (1981). Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV. Haji Masagung. Supangat, Andi. (2007). Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik. Bandung: Penerbit Kencana Prenada Media Group. Suparno. E., Harjono. (2007). Visi, Misi, Kebijakan Strategi dan Program Kerja (K3) Nasional 2007-2010. Jakarta: Dewan Keselamatan & Kesehatan Kerja Nasional (DK3N). Sutarto, Agung. (2008). Peranan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Peningkatan Kinerja Proyek Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan. Vol. 10, No. 2. Hal. 115-126. Semarang: Universitas Negeri Semarang