EVALUASI DAMPAK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASIKOPERASI YANG MEMPEROLEH DANA BERGULIR EKONOMI KERAKYATAN (DBEK) KOTA TARAKAN oleh Mohamad Nur Utomo, S.E., M.Si Riyans Ardiansyah, S.E., M.Si., Ak. RINGKASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan dampak Kinerja Keuangan sebelum dan sesudah memperoleh Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan (DBEK) pada koperasi-koperasi di kota Tarakan. Sampel penilitian ini menggunakan metode Purposive sampling dengan kriteria koperasi penerima DBEK yang aktif dan mempunyai laporan keuangan selama periode diteliti. Periode penelitian yang digunakan adalah 3 tahun sebelum dan sesudah memperoleh DBEK. Kinerja keuangan di ukur dengan menggunakan rasio-rasio ; Likuiditas (current ratio), Solvabilitas (debt to equity ratio), Aktivitas (asset turn over) dan Profitabilitas (return on equity). Alat analisis penelitian ini menggunakan uji beda Wilcoxon Signed Rank Tes. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada current ratio dan berdampak penurunan kinerja pada aspek likuiditas, tidak terdapat perbedaan pada debt to equty ratio serta tidak memberikan dampak peningkatan kinerja pada aspek solvabilitas, terdapat perbedaan yang signifikan pada asset turn over dan berdampak penurunan kinerja pada aspek aktivitas, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada return on equity serta tidak memberikan dampak peningkatan kinerja pada aspek profitabilitas. Penyaluran DBEK melalui Disperindagkop-UMKM kota Tarakan dapat dinyatakan belum berhasil meningkatkan kinerja keuangan koperasi disebabkan penggunaannya yang tidak produktif dan efisien. Kata kunci : DBEK, Kinerja Keuangan, Koperasi
PENDAHULUAN Koperasi
sebagai
professional untuk mencapai angggota.
lembaga
bisnis
harus dapat dikelola secara
tujuannya yaitu meningkatkan kesejahteraan
Pencapaian tujuan tersebut diarahkan
dengan meningkatan nilai
perusahaan melalui kegiatan koperasi baik dalam mencari sumber modal maupun mengalokasikannya secara efesien dan seefektif mungkin .
Optimalisasi
penggunaan modal akan dapat memaksimisasi profit atau SHU dan pada gilirannya akan dapat memaksimisasi kesejahteraan anggota. SHU yang
1
meningkat dan kesejahteraan anggota yang meningkat akan menambah kepercayaan pihak ketiga (kreditur) terhadap koperasi. Dengan kepercayaan tersebut, maka koperasi memiliki peluang untuk dipercaya mengelola modal yang lebih besar lagi. Sebagai badan usaha koperasi sama dengan bentuk badan usaha lainnya, yaitu sama-sama berorientasi laba dan membutuhkan modal. Koperasi sebagai wadah demokrasi ekonomi dan sosial harus menjalankan usahanya.Oleh karena itu kehadiran modal dalam koperasi ibarat pembuluh darah yang mensuplai darah (modal) bagi kegiatan-kegiatan lainnya dalam koperasi.Hal ini menggambarkan bahwa modal yang menjadi faktor utama dan penentu dari suatu kegiatan usaha. Karenanya setiap orang yang akan melalukan kegiatan usaha, maka langkah utama yang dilakukannya adalah memikirkan dan mencari modal untuk usahanya. Dengan demikian dapat dikatakan mendapatkan tambahan modal dan digunakan secara optimal dapat meningkatkan kinerja keuangan koperasi yang akhirnya meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi. Salah satu program pemerintah yang berorientasi terhadap
ekonomi
kerakyatan adalah menstimulir perkuatan modal dengan pola bergulir (revolving). Program dana bergulir adalah bantuan perkuatan pemerintah dalam bentuk uang atau barang modal yang disalurkan melalui pola bergulir kepada Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM). Dimana tata cara atau persyaratannya diatur dalam keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Pemerintah Kota Tarakan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) telah menyediakan dana bergulir untuk disalurkan kepada pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) melalui program Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan (DBEK) Kota Tarakan. Dana bergulir itu, pada tahun 2011 dianggarkan sebesar Rp 4 miliar, lalu pada tahun 2006 ditambah Rp 1 miliar lagi, sehingga total dana bergulir yang siap dikucurkan sebesar Rp 5 miliar. Berdasarkan harian Radar Tarakan (1 Oktober 2013), Program Dana Bergulir Ekonomi Kecil (DBEK) Kota Tarakan
ternyata tak berjalan mulus
seperti yang diharapkan. mengalami kemacetan pengembalian kredit dari sejumlah pengusaha hingga Rp 2 miliar lebih.Secara rinci dalam realisasinya, dari
2
total Rp 5 miliar dana bergulir yang teralokasi di APBD per Agustus 2013 total dana bergulir yang terdistribusi sebesar Rp 3.165.363.020 untuk 671 debitur. Dari 671 debitur yang ada, 126 debitur diantaranya adalah debitur macet yang terdiri dari 92 debitur perorangan, 26 KUBE dan 8 koperasi dengan nilai kolektibilitas Rp 2.575.471.406. Disebutkan pula bahwa saldo dana bergulir per Agustus 2013 sebesar Rp 1.806.455.180 dari total dana bergulir yang disediakan di APBD Tarakan. Dengan sisa dana tersebut kemampuan mendistribusikan DBEK dengan ketentuan maksimal pinjaman sebesar Rp 35 juta untuk perorangan dan untuk koperasi dengan dana maksimal Rp 100 juta.Jika dirunut berdasarkan jenisnya, penerima DBEK dari tahun 2001 hingga 2012(per 31 Agustus 2013), terdiri diri 562 perorangan, 86 KUBE dan 23 koperasi. Kalau dilihat dari total penyaluran DBEK ke KUKM maka total DBEK yang terdistribusi mencapai Rp 10.957.500.000, alokasi dan DBEK dari APBD Kota Tarakan sampai dengan tahun 2012 sebesar Rp 4,944.955.000 dan saldo rekening DBEK Rp 1.806.455.180. Sedangkan tingkat kolektibilitas DBEK, debitur lancar mencapai 13 kreditur (5 persen), dalam perhatian khusus sebanyak 10 kreditur (5 persen), kurang lancar 4 kreditur (2 persen), diragukan 3 kreditur (2 persen) dan macet 132 kreditur (86 persen) atau total kolektibilitasnya sebesar Rp 3.165.363.020, dimana kolektibilitas lancar nominalnya sebesar Rp 169.044.000. Berdasarkan fakta di atas pemberian modal bersumber DBEK kota Tarakan tidak seperti yang diharapkan dalam teori manajemen keuangan yaitu untuk dapat meningkatkan kinerja keuangan suatu usaha atau perusahaan khususnya dalam hal ini berbadan hukum koperasi. Atas dasar tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menganalisis dampak kinerja keuangan yang diukur dengan rasio-rasio keuangan pada koperasi-koperasi yang menerima DBEK kota Tarakan. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka dapat dibuat rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
3
1.
Apakah terdapat perbedaan Kinerja Keuangan (yang di ukur dengan rasiorasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Rentabilitas)
pada koperasi-
koperasi sebelum dan sesudah memperoleh DBEK di kota Tarakan ? 2.
Bagaimanakah dampak kinerja keuangan (yang di ukur dengan rasio-rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Rentabilitas) pada koperasi-koperasi setelah memperoleh DBEK di kota Tarakan ?
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka dapat di buat tujuan penelitian sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui perbedaan Kinerja Keuangan (yang di ukur dengan rasiorasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Rentabilitas)
pada koperasi-
koperasi sebelum dan sesudah memperoleh DBEK di kota Tarakan. 2.
Untuk mengetahui dampak kinerja keuangan (yang di ukur dengan rasio-rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Rentabilitas) pada koperasi-koperasi setelah memperoleh DBEK di kota Tarakan.
TINJAUAN PUSTAKA Pengukuran Evaluasi Kinerja keuangan Pengukuran evaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan menggunakan analisis rasio-rasio keuangan. Menurut Sutrisno (2007 : 15), kinerja perusahaan secara sederhana bisa diketahui dari tiga aspek atau tiga rasio Rentabilitas.
yaitu ; Likuiditas, Solvabilitas dan
Keown et al (2008 : 93), menyatakan evaluasi kinerja suatu
perusahaan dengan menggunakan informasi akuntansi yang ditunjukkan dalam laporan keuangan, pengukuran dapat dilihat dari marjin laba kotor, marjin laba usaha, perbedaan rasio perputaran aktiva, rasio hutang dan tingkat pengembalian atas investasi, memberi informasi penting tentang keefektifan dari strategi manajemen yang digunakan. Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan angka hasil perbandingan antara satu angka keuangan dengan angka lainnya.Angka-angka tersebut terdapat dilaporan keuangan, yang terdiri dari neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas dan
4
perubahan posisi modal sendiri. Ada beberapa kategori rasio yang bisa digunakan sebagai ukuran kinerja: profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, perputaran asset, efisiensi dan efektivitas. (Djohanputro,2008 : 22). Menurut Riyanto (2014 : 329-330), analisis rasio keuangan atau finansiil pada dasarnya dapat melakukan dengan 2 macam perbandingan, yaitu membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio waktu lalu (rasio historis) dan membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan rasio perusahaan laian yang sejenis atau industry untuk waktu yang sama. Macamnya rasio keuangan atau finansiil banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Sutrisno (2007 : 246-247), menyatakan ada dua pengelompokan jenis-jenis rasio keuangan, pertama rasio menurut sumber darimana rasio dibuat (rasio-rasio neraca, rasio-rasio laporan laba/rugi, rasio-rasio anatar laporan) dan rasio menurut tujuan penggunaan rasio yang bersangkutan. Dari kedua pengelompokan rasio tersebut dapat dirincikan rasio-rasio keuangan sebagai berikut : 1.
Rasio Likuiditas (liquidity ratios) yaitu rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya, terdiri dari ;current ratio, quick ratio, dancash ratio.
2.
Rasio Solvabilitas (leverage ratios) yaitu rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua hutangnya apabila dilikuidasi (ditutup), terdiri dari ;debt ratio, debt to equity ratio, time interest earned ratio, fixed charge coverage ratio, dan debt service ratio.
3.
Rasio Aktivitas (activity ratios) yaitu rasio-rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya terdiri dari ; perputaran persediaan, perputaran piutang, perputaran aktiva tetap, dan perputaran aktiva.
4.
Rasio Keuntungan atau Rentabilitas , yaitu rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan, terdiri dari ; net profit margin, return on asset, return on equty, dan return on investment.
5.
Rasio Penilaian (Valuation ratios) yaitu rasio yang mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai pasar agar melebihi biaya modalnya, terdiri dari ;price earning ratio dan market to book value ratio.
5
Dana Bergulir Bagi Koperasi Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan (DBEK) merupakan salah satu permodalan koperasi yang di peroleh sebagai pinjaman dari Pemerintah daerah. Secara umum program dana bergulir bertujuan untuk meningkatkan aktivitas ekonomi
pedesaan,
meningkatkan
volume
usaha
koperasi
dan
UKM,
meningkatkan penyerapan tenaga kerja, meningkatkan semangat berkoperasi, meningkatkan pendapatan anggota, dan membangkitkan etos kerja. Perkuatan modal
mempunyai
pengertian
bahwa
dana
tersebut
digunakan
untuk
meningkatkan kemampuan operasional/bisnis penerima dana bergulir.(Setiawan dan Rejekiningsih,2009) Penelitian Terdahulu Beberapa temuan dari penelitian terdahulu yang terkait dengan penyaluran dana bergulir terhadap Koperasi dan UKM menjadi bahan referensi peneliti untuk melakukan penelitian ini. Setiawan dan Rejekiningsih (2009) meneliti Dampak Program Dana Bergulir Bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Haykal (2009), melakukan penelitian Dampak Program Dana bantuan BRR NAD–Nias Melalui Koperasi dan Lembaga Keuangan Mikro Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Penerima Manfaat di Provinsi Aceh Darussalam, Surya (2011), melakukan penelitian Analisis Kinerja Dana Bergulir PNPM Mandiri di Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang.
Hipotesis Penelitian Hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Terdapat perbedaan Kinerja Keuangan (yang di ukur dengan rasio-rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Rentabilitas) pada koperasi-koperasi sebelum dan sesudah memperoleh DBEK di kota Tarakan. 2. Dampak setelah memperoleh DBEK kota Tarakan kinerja keuangan (yang diukur dengan rasio-rasio
Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan
Rentabilitas) koperasi-koperasi Tarakan mengalami peningkatan.
6
METODE PENELITIAN Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan analisis
komparatif. Penelitian ini bertujuan menguji hipotesis apakah terdapat perbedaan dan dampak kinerja keuangan pada koperasi-koperasi yang menerima DBEK kota Tarakan. Lokasi penelitian ini di lakukan di kota Tarakan, khususnya koperasikoperasi yang memperoleh Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM kota Tarakan. Pengukuran Variabel 1.
:
2. Variabel Solvabilitas diukur dengan 3. VariabelAktivitasdiukur dengan 4. Variabel Rentabilitas diukur dengan Model Penelitian Model dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut : Kinerja Keuangan Koperasi sebelum memperoleh DBEK
Kinerja Keuangan Koperasi sesudah memperoleh DBEK
Likuiditas (current ratio)
Likuiditas (current ratio)
Solvabilitas (debt ratio)
Solvabilitas (debt ratio)
Aktivitas (asset turn over) Rentabilitas (return on equity)
≠
Aktivitas (asset turn over) Rentabilitas (return on equity)
Populasi dan Sampel penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh koperasi Tarakan yang menerima dana DBEK. Berdasarkan data yang diperoleh melalui Disperindagkop & UMKM kota Tarakan, Populasi berjumlah sebanyak 23 koperasi yang
7
menerima dana DBEK.
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan
metode Purposive sampling yaitu pengambilan sampel secara bertujuan. Adapun kriteria penentuan sampel pada penelitian ini adalah : 1.
Koperasi yang menerima dana DBEK kota Tarakan dan tergolong sebagai koperasi yang masih aktif.
2.
Koperasi yang memiliki data laporan keuangan (Neraca dan Laba Rugi) selama periode penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan Dasar pertimbangan Dana Bergulir Ekonomi Kerakayatan Terpadu Kota Tarakan adalah untuk mendukung upaya pengentasan kemiskinan, perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, diperlukan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi. Agar pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi dapat berjalan secara efektif dan efisien maka perlu dilakukan perkuatan struktur permodalan dengan menggunakan pola Dana Bergulir. Sasaran Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan Terpadu dalam rangka pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Koperasi melalui perkuatan struktur permodalan adalah: 1. Tersalurnya Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan Terpadu bagi pengusaha Mikro, Kecil dan Koperasi yang memenuhi syarat. 2. Terwujudnya peningkatan modal kerja bagi pengusaha Mikro, Kecil dan Koperasi. 3. Terlaksananya perkuatan struktur permodalan Usaha Mikro, Kecil dan Koperasi melalui pola dana bergulir yang menjamin suksesnya penyaluran, pemanfaatan, pengembalian dana serta terwujudnya peningkatan dan pengembangan usaha ekonomi produktif masyarakat. Profile Koperasi di Tarakan Berdasarkan data base Dinas Perindagkop dan UMKM kota Tarakan tahun 2014, jumlah koperasi yang aktif sebanyak 188 koperasi dengan pembagian jenis koperasi sebagai berikut : Koperasi Pegawai Negeri (KPRI) sebanyak 16 koperasi, Koperasi Karyawan sebanyak 19 koperasi, Koperasi Simpan Pinjam
8
sebanyak 5 koperasi, Koperasi Produsen sebanyak 3 koperasi, Koperasi Konsumen sebanyak 2 koperasi, Koperasi Serba Usaha (KSU) sebanyak 115 koperasi, Koperasi Pesantren sebanyak 1 koperasi, Koperasi Jasa sebanyak 1 koperasi, Koperasi TNI-POLRI sebanyak 6 koperasi, Koperasi Purnawirawan sebanyak 1 koperasi, Koperasi Nelayan sebanyak 9 koperasi, Koperasi Pemuda sebanyak 2 koperasi, Koperasi Pasar sebanyak 2 koperasi, Koperasi Distribusi sebanyak 3 koperasi, Koperasi Jasa Keuangan Syariah sebanyak 2 koperasi, Koperasi Kredit Union sebanyak 1 koperasi. Adapun bidang usaha yang dilakukan dari ke 19 jenis koperasi antara lain; Simpan Pinjam, Waserda, Perdagangan Umum, SPBU, Cleaning Service, Photo Copy, Supply Tenaga Kerja, Supply ATK, Kantin, Penyaluran Pupuk, Bongkar muat, Jasa, Perikanan, Tambang Pasir, Batako/Bata Merah, Kerajinan Emas, Perjalanan Umum, Angkutan, Peternakan, Wartel, Listrik, Pengadaan Barang, Pertanian, Rental/sewa kendaraan, Meubel, Air Minum, Bengkel, Perkebunan, Ekspor Impor, Properti, Produksi, barang dan Jasa. Dari 188 koperasi tersebut dengan memiliki total karyawan sebanyak 309 orang, manajer 17 orang dan beranggotakan 15.060 orang. Sementara itu data keuangan dari keseluruhan koperasi yang aktif dengan jumlah total asset Rp 118,9 Milyar dengan nilai tertinggi Rp 18,2 Milyar dan terendah Rp 1,5 juta, Ekuitas Rp 46,6 Milyar dengan nilai tertinggi Rp7,1 Milyar dan terendah Rp 310.000., Liabilitas Rp 73,8 Milyar dengan nilai tertinggi Rp 14,1 Milyar dan terendah Rp 154.000. dan Cadangan Ekuitas Rp 9,6 . dengan nilai tertinggi Rp 352,9 juta dan terendah Rp 54.000,00. Koperasi yang memperoleh Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan (DBEK) Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan (DBEK) telah didistribusikan pada tahun 2001 dalam rangka penguatan permodalan bagi UMKM dan Koperasi. Pendistribusian DBEK dipercayakan kepada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop-UMKM). Berdasarkan data yang diperoleh pada Disperindagkop-UMKM ada sebanyak 23 koperasi yang menerima DBEK sejak tahun 2001 hingga sekarang. Dari ke 23 koperasi tersebut dalam perjalanannya hanya terdapat 7 koperasi yang hingga
9
sekarang masih aktif beroperasional, sedangkan 16 koperasi lainnya dinyatakan tidak aktif. Ketidak aktifan koperasi-koperasi tersebut dengan
pendataan yang
dilakukan meliputi keberadaan koperasi, pengurus, anggota dan usaha dalam koperasi tersebut. Koperasi-koperasi tersebut tidak melaksanakan kewajiban Rapat Tahunan (RAT) koperasi dan menunggak dalam mengangsur kewajiban DBEK pada
Disperindagkop-UMKM Tarakan. Berikut daftar nama koperasi
yang masih akfit sebagai penerima DBEK. Dari ke 23 (dua puluh tiga) koperasi yang menerima DBEK kemudian disampel hanya ada 7 koperasi yang masih aktif beroperasional , kemudian dari ke 7 koperasi yang aktif tersebut hanya ada 3 koperasi yang memiliki laporan keuangan pada periode penelitian yaitu 3 tahun sebelum dan sesudah menerima DBEK kota Tarakan. Peneliti telah berupaya untuk memperoleh dan mengumpulkan data laporan keuangan koperasi-koperasi yang menerima DBEK baik melalui Dinas Perindagkop & UMK Tarakan dan melalui koperasi-koperasi bersangkutan. Namun dari hasil survey dan observasi hanya 3 koperasi yang dapat memberikan secara lengkap data laporan keuangan yang dibutuhkan untuk keperluan analisis data. Hal ini menunjukkan lemahnya manajemen administrasi keuangan koperasi-koperasi tersebut serta tidak memiliki pengarsipan data base keuangan yang baik. Adapun ketiga koperasi yang dapat dijadikan sebagai sampel penelitian ini dan dapat memberikan laporan keuangan selama periode penelitian adalah sebagai berikut : 1). Koperasi Primer Kartika Raja Alam. 2). Koperasi Serba Usaha Eka Sari. 3). Koperasi Serba Usaha Syariah BMT Al-Fath. Ketiga koperasi yang aktif dan dapat memberikan laporan keuangan tersebut mendapatkan Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan secara berbeda baik jumlah nominal dan tahun perolehan kredit. Dari laporan keuangan yang diperoleh kemudian diolah dalam bentuk perhitungan-perhitungan Rasio Keungan yaitu meliputi Current Ratio, Debt to Equity Ratio (DER) ,Asset Turn Over (ATO) dan Return On Equity (ROE) sebagai indikator yang menunjukkan kinerja keuangan masing-masing koperasi.
10
Kinerja Koperasi Primer Kartika Raja Alam Tarakan. Tabel.5.3 Rasio Keuangan Sebelum dan Sesudah Memperoleh DBEK Koperasi Primer Kartika Raja Alam Tarakan Indikator Kinerka Keungan Current Ratio DER ATO ROE
2001
2002
2003
Rata2
2004)*
2005
2006
2007
Rata2
3.220
3.526 1.293
2.680
1.349
2.353
1.986
1.886
2.075
0.800 0.685 0.188
0.483 0.718 0.678 0.675 0.371 0.260
0.667 0.679 0.273
0.829 0.678 0.122
0.324 0.404 0.362
0.457 0.495 0.187
0.403 0.669 0.232
0.395 0.523 0.260
Berdasarkan Tabel 5.3. kinerja keuangan Koperasi primer Kartika Raja Alam rata-rata 3 (tiga) tahun
sebelum dan sesudah menerima DBEK dapat
dinyatakan dari aspek likuiditas (current ratio) mengalami penurunan sebesar 0,605 ( 2,680 – 2,075). Kemudian dari aspek solvabilitas (DER) mengalami peningkatan ditunjukkan dengan menurunnya porsi utang terhadap modal sebesar 0,272 (0,667-0,395). Selanjutnya dari aspek aktivitas penjualan terhadap aset (ATO) mengalami penurunan sebesar 0,156 (0,685-0,523). Sedangkan dari aspek profitabilitas (ROE) mengalami penurunan ditunjukan dengan menurunnya laba bersih terhadap modal sebesar 0,013 (0,273-0,260). Berdasarkan ke empat aspek rasio keuangan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan Koperasi Primer Kartika Raja Alam setelah menerima DBEK kota Tarakan mengalami penurunan. Kinerja Koperasi Serba Usaha Eka Sari Tarakan. Tabel 5.4. Rasio Keuangan Sebelum dan Sesudah Memperoleh DBEK Koperasi Serba Usaha Eka Sari Tarakan Indikator Kinerja Keuangan Current Ratio
10.440 3.207
9.537
7.728
DER
1.149
0.444
0.115
ATO
0.308
0.666
ROE
0.141
0.161
2005
2006
2007 Rata2 2008)*
2009
2010
2011 Rata2
19.846
2.048
3.170
2.959
2.726
0.569
1.003
0.777
0.368
0.416
0.520
0.711
0.562
0.232
0.077
0.148
0.130
0.119
0.018
0.107
0.038
0.028
0.035
0.014
0.026
11
Berdasarkan Tabel 5.4. kinerja keuangan Koperasi Koperasi Serba Usaha Eka Sari rata-rata 3 (tiga) tahun sebelum dan sesudah menerima DBEK dapat dinyatakan dari aspek likuiditas (current ratio) mengalami penurunan sebesar 5,002 ( 7,728 – 2,726). Kemudian dari aspek solvabilitas (DER) mengalami peningkatan yang tidak signifikan ditunjukkan dengan menurunnya porsi utang terhadap modal sebesar 0,049 (0,569-0,520). Selanjutnya dari aspek aktivitas penjualan terhadap aset (ATO) mengalami penurunan sebesar 0,443 (0,562 0,119). Sedangkan dari aspek profitabilitas (ROE) mengalami penurunan ditunjukan dengan menurunnya laba bersih terhadap modal sebesar 0,081 (0,1070,026). Berdasarkan ke empat aspek rasio keuangan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan Koperasi Serba Usaha Eka Sari setelah menerima DBEK kota Tarakan mengalami penurunan.
Kinerja Koperasi Serba Usaha Syariah BMT Al-Fath Tarakan. Tabel 5.5. Rasio Keuangan Sebelum dan Sesudah Memperoleh DBEK Koperasi Serba Usaha Syariah BMT Al-Fath Tarakan Indikator Kinerja Keuangan Current Ratio
2007
2008 Rata2
2009)*
2010
2011
2012 Rata2
1.939 1.700
1.388 5.026
1.399
1.390
1.390
1.426 4.207
DER
1.026 1.943
2.677 5.645
2.596
2.479
2.441
2.000 6.920
ATO
0.279 0.245
0.285 0.808
0.252
0.288
0.271
0.266 0.825
ROE
0.162 0.218
0.329 0.709
0.288
0.314
0.253
0.209 0.776
2006
Berdasarkan Tabel 5.5. kinerja keuangan Koperasi Serba Usaha Syariah BMT Al-Fath rata-rata 3 (tiga) tahun sebelum dan sesudah menerima DBEK dapat dinyatakan dari aspek likuiditas (current ratio) mengalami penurunan sebesar 0,819 ( 5,026 – 4,207).
Kemudian dari aspek solvabilitas (DER)
mengalami penurunan ditunjukkan dengan meningkatnya porsi utang terhadap modal sebesar 1,275 (6,920 – 5,645). Selanjutnya dari aspek aktivitas penjualan terhadap aset (ATO) mengalami peningkatan sebesar 0,017 (0,825 -0,808). Sedangkan dari aspek profitabilitas (ROE) mengalami peningkatan ditunjukan 12
dengan meningkatnya laba bersih terhadap modal sebesar 0,067 (0,776 – 0,709). Berdasarkan ke empat aspek rasio keuangan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan Koperasi Serba Usaha Syariah BMT Al-Fath setelah menerima DBEK kota Tarakan mengalami penurunan pada aspek Likuiditas dan Solvabilitas dan mengalami peningkatan pada aspek Aktivitas dan Profitabilitas.
Pengujiaan Hipotesis Hipotesis Pertama Hasil Wilcoxon Signed Ranks Test 3 tahun Sebelum dan Sesudah Memperoleh DBEK No Variabel Z Prob. α Kesimpulan 1
Current Ratio
-2,073
0,038
0,05
Berbeda
2
Debt to Equity Ratio
-0,296
0,767
0,05
Tidak Berbeda
3
Asset Turn Over
-2,666
0,008
0,05
Berbeda
4
Return On Equity
-0,652
0,515
0,05
Tidak Berbeda
Sumber : Data Sekunder diolah (2014) Berdasarkan tabel 5.10. maka dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Hasil analisis data pada variable current ratio dengan membandingkan kinerja 3 tahun sebelum dan sesudah memperoleh DBEK, diperoleh nilai Z sebesar 2,073 dengan signifikansi sebesar 0,038. Karena nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 (0,038 < 0.05) maka Ha diterima dan H0 ditolak, berarti ada perbedaan pada variable current ratio dengan masa periode perbandingan 3 tahun sebelum dan sesudah. 2. Hasil analisis data pada variable debt to equity ratio dengan membandingkan kinerja 3 tahun sebelum dan sesudah memperoleh DBEK, diperoleh nilai Z sebesar -0,296 dengan signifikansi sebesar 0,767. Karena nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 (0,767 > 0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak ada perbedaan pada variable debt to equity ratio dengan masa periode perbandingan 3 tahun sebelum dan sesudah. 3. Hasil analisis data pada variable asset turn over dengan membandingkan kinerja 3 tahun sebelum dan sesudah memperoleh DBEK, diperoleh nilai Z
13
sebesar -2,666 dengan signifikansi sebesar 0,008. Karena nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 (0,008 < 0.05) maka Ha diterima dan Ho ditolak, berarti ada perbedaan pada variable asset turn over dengan masa periode perbandingan 3 tahun sebelum dan sesudah. 4. Hasil analisis data pada variable return on equity dengan membandingkan kinerja 3 tahun sebelum dan sesudah memperoleh DBEK, diperoleh nilai Z sebesar -0,652 dengan signifikansi sebesar 0,515. Karena nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 (0,515 > 0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak ada perbedaan pada variable return on equity dengan masa periode perbandingan 3 tahun sebelum dan sesudah.
Hipotesis Kedua
NO
Hasil Statistik Deskriftif Perbandingan Nilai Rata-Rata Sebelum dan Sesudah Memperoleh DBEK kota Tarakan Nilai rata-rata (mean) Variabel Kesimpulan Sebelum Sesudah
1.
Current Ratio
4.02778
2.06756
Menurun
2.
Debt to Equity Ratio
1.03944
1.07389
Menurun)*
3.
Asset Turn Over
0.50356
0.30533
Menurun
4.
Return on Equity
0.20533
0.18156
Menurun
)*Nilai DER meningkat menunjukkan kinerja yang menurun
Sumber : Data Sekunder di olah (2014) Berdasarkan table 5.11. di atas dapat di jelaskan sebagai berikut : 1.
Hasil analisis data pada variable current ratio dengan membandingkan kinerja 3 tahun sebelum dan sesudah memperoleh DBEK, diperoleh nilai ratarata sebelum sebesar 4,02 dan sesudah 2,06, Karena nilai rata-rata sesudah lebih besar dari nilai rata-rata sebelum (2,06 < 4,02) menunjukkan bahwa jumlah utang semakin meningkat berbanding modal sendiri maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti kinerja keuangan dengan proxy debt to equity ratio mengalami penurunan sesudah memperoleh DBEK kota Tarakan.
2.
Hasil analisis data pada variable debt to equity ratio dengan membandingkan kinerja 3 tahun sebelum dan sesudah memperoleh DBEK, diperoleh nilai rata14
rata sebelum sebesar 1,03 dan sesudah 1,07, Karena nilai rata-rata sesudah lebih besar dari nilai rata-rata sebelum (1,07 < 1,03) menunjukkan bahwa nilai utang semakin meningkat berbanding modal sendiri, maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti kinerja keuangan dengan proxy debt to equity ratio mengalami penurunan sesudah memperoleh DBEK kota Tarakan. 3.
Hasil analisis data pada variable asset turn over dengan membandingkan kinerja 3 tahun sebelum dan sesudah memperoleh DBEK, diperoleh nilai ratarata sebelum sebesar 0,50 dan sesudah 0,30, Karena nilai rata-rata sesudah lebih kecil dari nilai rata-rata sebelum (0,50 < 0,30) maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti kinerja keuangan dengan proxy asset turn over mengalami penurunan sesudah memperoleh DBEK kota Tarakan.
4.
Hasil analisis data pada variable return on equity dengan membandingkan kinerja 3 tahun sebelum dan sesudah memperoleh DBEK, diperoleh nilai ratarata sebelum sebesar 0,20 dan sesudah 0,18. Karena nilai rata-rata sesudah lebih kecil dari nilai rata-rata sebelum (0,20 < 0,18) maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti kinerja keuangan dengan proxy return on equity mengalami penurunan sesudah memperoleh DBEK kota Tarakan.
Pembahasan Berdasarkan analisis data di atas dapat di jelaskan penyaluran Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan pada koperasi-koperasi di Tarakan sebagai berikut : 1.
Penyaluran DBEK pada koperasi-koperasi dimulai sejak tahun 2001 dengan jumlah koperasi yang menerima sebanyak 23 koperasi. Berdasarkan data tahun 2014 dari ke 23 koperasi tersebut hanya ada 7 koperasi yang masih aktif sehingga dapat disimpulkan 16 koperasi lainnya yang tidak aktif mengalami kemacetan dalam mengangsur kewajiban DBEK.
Koperasi-
koperasi yang bermasalah tersebut dapat dikategorikan sebagai koperasi yang tidak sehat. Koperasi yang bermasalah bisa disebabkan buruknya manajemen dan pengurus-pengurusnya atau bahkan menyalah gunakan pinjaman DBEK bukan untuk kegiatan produktif koperasi.
Faktor lain yang dapat
menyebabkan koperasi bermasalah yaitu ketidakmampuan manajemen
15
koperasi menggunakan DBEK secara efesien misalnya pada koperasi simpan pinjam menyalurkan lagi DBEK dalam bentuk kredit pada anggotaanggotanya, tetapi penyaluran kredit tersebut dikelola secara tidak sehat tanpa memperhatikan analisis kelayakan dalam memberikan kredit yang sehat pada anggota-anggotanya. 2.
Berdasarkan temuan data dari ke tujuh koperasi yang aktif tersebut hanya tiga koperasi yang memiliki data laporan keuangan yang lengkap sesuai dengan periode penelitian yakni 3 tahun sebelum dan sesudah memperoleh DBEK. Hal ini menunjukkan masih lemahnya penerapan system akuntansi pada koperasi-koperasi tersebut. Tanpa memiliki system akuntansi maka koperasi akan kesulitan memiliki data laporan keuangannya. Selanjutnya koperasi yang tidak memiliki data laporan keuangan akan sulit menilai kinerjanya sehingga tidak berfungsinya pengawasan dan pengendalian internal keuangan koperasi. Hal ini mendorong terjadinya penyimpangan dalam penggunaan keuangan koperasi.
Jika permasalahan tersebut tidak diperbaiki dan
berkelanjutan akan berpotensi menjadi buruknya manajemen serta berdampak lebih luas sehingga koperasi dapat mengalami kerugian dan menjadi tidak aktif. 3.
Hasil pengujian hipotesis yang menggunakan alat uji Wilcoxon Signed Ranks Test dan deskriftif statistik dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Pada variable current ratio yang merupakan indikator pengukuran tingkat likuiditas koperasi menunjukkan bahwa perbandingan sebelum dan sesudah memperoleh DBEK terjadi perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan pemberian DBEK memberikan dampak pada aspek likuiditas koperasikoperasi. Dari hasil uji nilai rata-rata sebelum dan sesudah menunjukkan dampak setelah memperoleh DBEK tingkat current ratio mengalami penurunan sebesar 1,96 (4,02 -2,06), artinya kemampuan koperasi dalam membayar kewajiban jangka pendeknya semakin menurun dari asset lancar yang dimiliki. Dapat disimpulkan penggunaan DBEK tidak dapat digunakan secara efesien dan
produktif sehingga menurunkan kinerja pada aspek
likuiditas, tetapi penurunan tersebut masih dalam batas tingkat rasio yang
16
sehat karena nilai current ratio sebesar 2,06 menunjukkan kemampuan koperasi dalam membayar hutang lancarnya dengan perbandingan 2,06 kali dari asset lancar yang dimiliki. b.
Pada variable debt to equity ratio yang merupakan indikator pengukuran tingkat solvabilitas menunjukkan bahwa perbandingan sebelum dan sesudah memperoleh DBEK tidak terjadi perbedaan yang signifikan namun dari nilai rata-rata terjadi peningkatan nilai debt to equity ratio sebesar 0,04 (1,07-1,03) . Peningkatan nilai debt to equity ratio yang tidak signifikan tersebut menunjukkan bahwa penyaluran DBEK
tidak berdampak dan tidak
meningkatkan kinerja dari aspek solvabilitas koperasi. Peningkatan nilai debt to equity ratio juga menunjukkan kemampuan solvabilitas koperasi yang menurun karena jumlah hutang yang semakin besar dibanding modal sendiri. c.
Pada variable asset turn over yang merupakan indikator pengukuran tingkat aktivitas
menunjukkan bahwa perbandingan sebelum dan sesudah
memperoleh DBEK terjadi perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan pemberian DBEK memberikan dampak pada aspek aktivitas koperasikoperasi. Dari hasil uji nilai rata-rata sebelum dan sesudah menunjukkan dampak setelah memperoleh DBEK tingkat asset turn over mengalami penurunan sebesar 0,20 (0,50 -0,30), artinya kemampuan koperasi dalam meningkatkan pendapatan dari asset yang dimiliki semakin menurun sebesar 0,20 kali. Penyaluran DBEK hanya berdampak meningkatkan jumlah asset tetapi tidak dapat meningkatkan pendapatan seiring dengan meningkatnya asset. Dari hasil analisis data ini dapat disimpulkan penggunaan DBEK tidak dapat
meningkatkan
pendapatan
koperasi
secara
maksimal
karena
penggunaannya yang tidak efesien dan tidak produktif. d.
Pada variable return on equity yang merupakan indikator pengukuran profitabilitas menunjukkan bahwa perbandingan sebelum dan sesudah memperoleh DBEK tidak terjadi perbedaan yang signifikan namun dari nilai rata-rata terjadi penurunan nilai return on equity sebesar 0,02 (0,20 – 0,18) . Penurunan nilai return on equity yang tidak signifikan tersebut menunjukkan bahwa penyaluran DBEK tidak berdampak dan tidak meningkatkan kinerja
17
dari
aspek
profitabilitas
koperasi.
Tidak berdampaknya
dan
tidak
meningkatnya kinerja dari pemberian DBEK dapat dijelaskan bahwa sama halnya dengan aspek-aspek kinerja yang lain bahwa penggunaan DBEK tidak dapat meningkatkan pendapatan serta laba bersih koperasi secara maksimal karena penggunaannya yang tidak efesien dan tidak produktif. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Terdapat perbedaan yang signifikan pada variable current ratio sebelum dan sesudah memperoleh Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan (DBEK) kota Tarakan. Perbedaan yang terjadi menunjukkan terjadinya penurunan kinerja pada current ratio. Hal ini disebabkan penggunaan DBEK tidak dapat digunakan secara efesien dan produktif sehingga tidak dapat memberikan return yang maksimal untuk membayar kembali hutang DBEK, tetapi penurunan tersebut masih dalam batas tingkat rasio yang sehat. 2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel debt to equity ratio sebelum dan sesudah memperoleh Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan (DBEK) kota Tarakan. Walaupun tidak terjadi perbedaan yang signifikan nilai debt to equity ratio mengalami peningkatan sesudah memperoleh DBEK. Peningkatan nilai
debt to equity ratio
yang tidak signifikan tersebut
menunjukkan bahwa penyaluran DBEK
tidak berdampak dan tidak
meningkatkan kinerja dari aspek solvabilitas koperasi. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan pada variable asset turn over sebelum dan sesudah memperoleh Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan (DBEK) kota Tarakan. Perbedaan yang terjadi menunjukkan terjadinya penurunan kinerja pada asset turn over. Hal ini disebabkan penggunaan DBEK yang tidak produktif dan efisien sehingga hanya berdampak meningkatkan jumlah asset tetapi tidak dapat meningkatkan pendapatan secara maksimal. 4. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel return on equity sebelum dan sesudah memperoleh Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan (DBEK) kota Tarakan. Walaupun tidak terjadi perbedaan yang signifikan nilai return on equity mengalami penurunan sesudah memperoleh DBEK.
18
Penurunan nilai
debt to equity ratio
menunjukkan bahwa penyaluran DBEK
yang tidak signifikan tersebut tidak berdampak dan tidak
meningkatkan kinerja dari aspek profitabiltas koperasi. 5. Penyaluran Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan pada koperasi-koperasi melalui Dinas Perindagkop-UMKM kota Tarakan dapat dinyatakan belum berhasil untuk meningkatkan kinerja keuangan koperasi-koperasi terbukti dari hasil analisis kinerja keuangan koperasi-koperasi tidak meningkat bahkan mengalami penurunan. Saran-saran Agar penyaluran DBEK menjadi efektif dalam perkuatan permodalan dan dapat meningkatkan kinerja keuangan bagi koperasi maka dapat diberikan saransaran sebagai berikut : 1. Bagi koperasi yang memperoleh DBEK hendaknya menggunakan dana tersebut untuk investasi penguatan modal kerja yang bersifat produktif dan efisien. 2. Dinas Perindagkop-UMKM hendaknya lebih selektif dan mengevaluasi kembali dalam menentukan koperasi-koperasi yang disetujui memperoleh DBEK.
19
DAFTAR PUSTAKA Djohan Putro Bramantyo., 2004. ‘Manajemen Keuangan Korporat’. PPM Manajemen, Jakarta. Keown Arthur J, Martin John D, Petty J. Wikkiam,. 2008. ‘Manajemen Keuangan (Prinsip dan Penerapan). Jilid I. Edisi Kesepuluh. Indeks, Jakarta. Radar Tarakan Online., 2013 www.radartarakan.co.id Riyanto Bambang., 2004. ‘Dasar-dasar Pembelanjaan perusahaan’ Edisi 4. BPFE, Yogyakarta. Setiawan Achma Hendra, Rejekiningsih Tri Wahtu., 2009. “Dampak Program Dana Bergulir Bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) “ The Impact of Revulving Fund Program To Sutrisno., 2007. ‘Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi)’. Ekonisia, FE UII, Yogyakarta. Haykal M., 2010. “ Dampak Program Dana Bergulir BRR NAD-NIAS Melalui Koperasi dan Lembaga Keuangan Mikro Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Penerima manfaat Di Provinsi Aceh” Jurnal EMabis, Volume 11, Nomor 2, Mei 2010,ISSN 1412-968X FEUniVERSITAS malikussaleh, Lhokseumawe ACEH. Surya Sari., 2011. “Analisis Kinerja Dana Bergulir PNPM Mandiri di Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang”. Jurnal Administrasi Bisnis Vol 7, No 2 (2011) ISSN: 0216-1249, Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.