Draft III Proposal Penelitian
EVALUASI ANGGARAN BELANJA SEBAGAI ALAT PENGENDALI KEUANGAN (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia)
Oleh Hendra Lastowo H24077022
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
Judul Skripsi
: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia)
Nama
: Hendra Lastowo
NIM
: H24077022
Menyetujui Pembimbing,
(Wita Juwita Ermawati, STP., MM) NIP : 197509072005012001 Mengetahui : Ketua Departemen,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP : 196101231986011002
Tanggal Lulus :
EVALUASI ANGGARAN BELANJA SEBAGAI ALAT PENGENDALI KEUANGAN ( Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia)
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh Hendra Lastowo H24077022
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
ABSTRAK Hendra Lastowo. H24077022. Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan Wita Juwita Ermawati Setiap pemerintahan memiliki suatu anggaran pendapatan dan belanja, baik tingkat pusat maupun daerah. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagaimana dimaksud dalam keputusan Kepala Arsip Nasional RI Nomor: Kep 03 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia, mempunyai tugas yaitu melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kearsipan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penyelenggaraan tugas pemerintahan tersebut menimbulkan hak dan kewajiban Negara dalam bentuk penerimaan dan pengeluaran Negara, yang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan Negara. ANRI sebagai Lembaga Pemerintah memiliki tugas pokok pembinaan kearsipan secara nasional di bidang Pendidikan dan Pelatihan kearsipan yang diaplikasikan melalui Unit Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan (Pusdiklat ANRI). Dalam persaingan yang terjadi khususnya di bidang pendidikan kearsipan menuntut Pusdiklat ANRI melakukan evaluasi terhadap segala kegiatan penyelenggaraan pemerintahan yang dilaksanakan. Selama ini dalam pelaksanaan kegiatan pada Pusdiklat ANRI tidak dapat dihindarkan terjadinya ketidaksesuaian antara realisasi dengan anggaran yang telah direncanakan. Pusdiklat ANRI membutuhkan suatu strategi dalam mengelola aspek keuangan. Salah satu strategi yang dapat digunakan yaitu melalui anggaran, karena dengan anggaran Pusdiklat ANRI dapat merencanakan pengalokasian dana jangka pendek yang dibutuhkan serta dapat melakukan pengendalian keuangan. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan anggaran belanja pada Pusdiklat ANRI, (2) mengidentifikasi prosedur penyusunan anggaran belanja pada Pusdiklat ANRI, (3) menganalisis ketidaksesuaian antara realisasi dengan anggaran belanja pada Pusdiklat ANRI, (4) menganalisis faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian yang terjadi pada anggaran belanja Pusdiklat ANRI. Penelitian ini dilakukan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia yang beralamat di Jl. Ir. H. Djuanda No. 62 Kotamadya Bogor. Pada saat penyusunan anggaran belanja ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan anggaran. Faktor-faktor pertimbangan tersebut yaitu: jenis diklat, kebutuhan diklat, jumlah peserta, tempat pelaksanaan kegiatan, Standar Biaya Umum, realisasi dan anggaran sebelumnya , serta rencana penambahan sarana dan prasarana Pusdiklat ANRI. Prosedur penyusunan anggaran belanja Pusdiklat ANRI dilakukan dengan menggunakan metode Campuran (Top Down dan Bottom Up). Hasil dari ana!isis varians serta uji t-test yang dilakukan pada anggaran belanja Pusdiklat ANRI bahwa secara keseluruhan ketidaksesuaian anggaran yang
i
terjadi antara anggaran belanja per program kegiatan dengan realisasinya favorable dan masih dalam batas pengendalian dapat diterima. RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 15 Juli 1980. Penulis merupakan anak keenam dari enam bersaudara pasangan Alm. Syamsoedin Rachmat dan Hj. Sudjarwati. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Pekayon Jaya V Bekasi. Pada tahun 1992, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Malidar Bekasi dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 3 Bogor dan masuk dalam program IPA pada tahun 1997. Pada tahun 1999, Penulis diterima di Program Diploma Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor dan melanjutkan kuliah di Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007.
ii
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kapada Allah SWT, karena pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini merupakan hasil penelitian penulis yang dilakukan di Pusdiklat Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia. Skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor dengan judul Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai alat Pengendali Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna, karena itu penulis mengharapkan masukan, saran dan kritik untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat. Amien.
Bogor, Maret 2010
Penulis
iii
DAFTAR ISI Halaman
ABSTRAK .............................................................................................................. i RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ ii KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... viii I. PENDAHULUAN 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.
Latar Belakang .......................................................................................... 1 Perumusan Masalah .................................................................................. 4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5 Batasan Penelitian ..................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan ............................................... 6 2.2. Anggaran ................................................................................................... 7 2.2.1 Pengertian Anggaran ..................................................................... 7 2.2.2 Fungsi Anggaran ........................................................................... 9 2.2.3 Tujuan dan Manfaat Anggaran...................................................... 11 2.2.4 Karakteristik Anggaran ................................................................. 12 2.2.5 Prinsip-prinsip Anggaran .............................................................. 13 2.2.6 Jenis-jenis Anggaran ..................................................................... 14 2.2.7 Metode Pembuatan Anggaran ....................................................... 16 2.2.9 Tahap-tahap Penyusunan Anggaran.............................................. 16 2.2.9 Proses Pengendalian Anggaran ..................................................... 17 2.2.10 Akuntansi Pertanggungjawaban .................................................... 18 2.3. Analisis Varians Anggaran ....................................................................... 19 2.4. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 21 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 23 3.3. Metode Penelitian ..................................................................................... 23 3.3.1 Pengumpulan Data ........................................................................ 23 3.3.2 Pengolahan dan Analisis Data....................................................... 23 iv
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Pusdiklat ANRI ........................................................... 25 4.1.1 Sejarah Singkat Pusdiklat ANRI ................................................... 25 4.1.2 Karakteristik, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Fungsi Pusdiklat ANRI ............................................................................ 26 4.1.3 Struktur Organisasi Pusdiklat ANRI ............................................. 28 4.2. Faktor-faktor yang Menjadi Bahan Pertimbangan Dalam Penyusunan Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI .......................................................... 29 4.3. Prosedur Penyusunan Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI........................ 32 4.4. Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI ........................................................... 34 4.5. Evaluasi Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI sebagai Pengendalian ......... 36 4.5.1 Analisis Varians ............................................................................ 37 4.5.2 t-test Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI ...................................... 52 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................... 58 B. Saran.......................................................................................................... 59 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 61 DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... 63
v
DAFTAR TABEL
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
11. 12. 13. 14. 15.
Halaman Program dan Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2006 ........................ 35 Program dan Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2007 ........................ 35 Program dan Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2008 ........................ 36 Data Anggaran Belanja dan Realisasi Pusdiklat ANRI Tahun 2006 ............... 38 Data Anggaran Belanja dan Realisasi Pusdiklat ANRI Tahun 2007 ............... 41 Data Anggaran Belanja dan Realisasi Pusdiklat ANRI Tahun 2008 ............... 47 Hasil Uji t-test Program Penyelenggaraan dan Pengkordinasian Diklat Pegawai Negeri Tahun 2006 ................................... ............................. 53 Hasil Uji t-test Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan Diklat Tahun 2006 ........................................................................................... 53 Hasil Uji t-test Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Tahun 2007.............................................................................. 54 Hasil Uji t-test Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kerjasama Antar Instansi Pemerintah/Swasta/Lembaga Pembinaan /Penyuluhan Pengelolaan Arsip/Dokumen Negara (PNBP) Tahun 2007 ........ 54 Hasil Uji t-test Program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan PelatihanTahun 2007 .............................................................. 55 Hasil Uji t-test Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan Kearsipan Tahun 2007 ............................................ 55 Hasil Uji t-test Program Pengembangan SDM dan Administrasi Teknologi Kepegawaian Tahun 2008 ................................................................................ 56 Hasil Uji t-test Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah Di Bidang Kearsipan Tahun 2008 .... 56 Hasil Uji t-test Program Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai Instansi Pemerintah baik di Pusat dan Daerah Tahun 2008 ............................. 57
vi
DAFTAR GAMBAR
No
Halaman
1. Kerangka Pemikiran Penelitian .......................................................................... 22 2. Alur Prosedur Penyusunan Anggaran Pusdiklat ANRI ..................................... 33
vii
DAFTAR LAMPIRAN
No 1. 2. 3. 4.
Halaman Struktur Organisasi Pusdiklat ANRI ................................................................. 63 Analisis Varians Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2006 ................... 64 Analisis Varians Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2007 ................... 65 Analisis Varians Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2008 ................... 67
viii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Setiap pemerintahan memiliki suatu anggaran pendapatan dan belanja, baik tingkat pusat maupun daerah. Perencanaan suatu anggaran umumnya meliputi masa waktu satu tahun. Faktor distribusi, stabilisasi, dan alokasi sangat perlu diperhatikan dalam penyusunan suatu anggaran. Penyusunan anggaran memiliki fungsi yang bersifat integratif dan bersinergi antar komponen dalam pengalokasian anggaran. Dalam hal fungsi anggaran menjadi begitu penting untuk dapat terlaksananya pembangunan ekonomi suatu daerah. Di sisi lain anggaran memiliki banyak kelemahan yang bersifat umum, baik jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Selain kelemahan tersebut penyusunan suatu anggaran akan menghadapi berbagai kendala, seperti political context, legal context, economic conditions, dan historical context (Purbadharmaja, 2007). Penggunaan anggaran dalam pembangunan diharapkan memberikan manfaat tidak saja untuk meningkatkan pendapatan, namun juga diharapkan dapat memberikan ruang gerak ekonomi yang lebih kondusif dan menyentuh akar masalah yang faktual dalam masyarakat. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagaimana dimaksud dalam keputusan Kepala Arsip Nasional RI Nomor : Kep 03 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia, mempunyai tugas yaitu melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kearsipan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai dengan Pasal 7 Undang-undang Nomor 7 tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan yang menyatakan bahwa pemerintah mengadakan, mengatur dan mengawasi pendidikan tenaga ahli kearsipan. ANRI sebagai Lembaga Pemerintah memiliki tugas pokok pembinaan kearsipan secara nasional di bidang Pendidikan dan Pelatihan kearsipan yang diaplikasikan melalui Unit Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan (Pusdiklat ANRI). Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan di bidang ini
2
merupakan wujud tanggung jawab ANRI untuk turut serta menciptakan SDM yang berkualitas di bidang kearsipan dan membentuk citra PNS yang profesional. Penyelenggaraan tugas pemerintahan tersebut menimbulkan hak dan kewajiban Negara dalam bentuk penerimaan dan pengeluaran Negara, yang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan Negara yang diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dengan memperhatikan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, yang ditetapkan sebagai Kaidah-kaidah Hukum Administrasi Keuangan Negara, dan Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, ANRI dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan perlu merencanakan, melaksanakan dan mempertanggungjawabkan program/kegiatan dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di bidang kearsipan. Guna mendukung terciptanya tata kepemerintahan yang baik dan bersih, Pusdiklat ANRI berusaha mewujudkan pemerintah yang efesien dan efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil/kinerja aparatur. Untuk itu diperlukan suatu pengelolaan yang baik yaitu melalui fungsi
manajemen.
Fungsi-fungsi
manajemen
tersebut
meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan suatu alat yang termasuk sebagai fungsi perencanaan dan pengendalian biasanya diwujudkan dalam bentuk anggaran. Menurut Mardiasmo (2002), Anggaran adalah alat manajemen kebijakan ekonomi dan akuntabilitas, serta merupakan pedoman bagi segala tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, bagi hasil pendapatan, dana cadangan, dan pembiayaan dalam satuan rupiah yang disusun menurut klasifikasi anggaran secara sistematis untuk satu periode akuntansi guna mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas juga sebagai alat kontrol di dalam menjalankan pemerintahan. Dalam
3
persaingan yang terjadi khususnya di bidang pendidikan kearsipan menuntut Pusdiklat
ANRI
melakukan
evaluasi
terhadap
segala
kegiatan
penyelenggaraan kepemerintahan yang dilaksanakan, baik dari proses perencanaan hingga proses akhir pelaksanaan kegiatan. Pusdiklat ANRI merupakan sebuah lembaga pemerintah yang di dalam
pelaksanaan
program
kegiatannya
selalu
mengacu
kepada
perencanaan yang telah ditetapkan. Hal tersebut juga berlaku terhadap anggaran yang telah dibuat dalam melaksanakan program kegiatan Pusdiklat ANRI, sehingga hampir tidak mungkin apabila anggaran program yang dilaksanakan melebihi dari anggaran yang telah ditetapkan (unfavorable). Selama ini dalam pelaksanaan kegiatan pada Pusdiklat ANRI tidak dapat dihindarkan terjadinya ketidaksesuaian antara realisasi dengan anggaran yang telah direncanakan. Hal tersebut terjadi karena adanya ketidaksesuaian
dalam
proses
perencanaan
anggaran
dengan
pelaksanaannya, sehingga diperlukan evaluasi untuk dapat mengetahui batas toleransi terhadap ketidaksesuaian yang terjadi. Untuk itu, Pusdiklat ANRI membutuhkan suatu strategi dalam mengelola aspek keuangan agar kinerja Pusdiklat ANRI menjadi lebih baik. Salah satu strategi yang dapat digunakan yaitu melalui anggaran, karena
dengan
anggaran
Pusdiklat
ANRI
dapat
merencanakan
pengalokasian dana jangka pendek yang dibutuhkan serta dapat melakukan pengendalian keuangan. Pusdiklat ANRI dapat menggunakan anggaran belanja sebagai alat pengendalian bagi penggunaan dananya. Sehingga, apabila terdapat perbedaan antara anggaran belanja dengan realisasinya dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk penyusunan anggaran belanja tahun berikutnya atau bahan untuk perubahan anggaran belanja yang sedang berjalan. Anggaran pun dapat digunakan untuk mengetahui adanya ketidaksesuaian pelaksanaan program-program yang dilaksanakan oleh Pusdiklat ANRI. Lemahnya perencanaan anggaran pada akhirnya akan memunculkan kemungkinan
underfinancing
atau
overfinancing
yang
kesemuanya
mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektifitas unit kerja pemerintah.
4
Anggaran sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi harus dipersiapkan sebaik-baiknya agar tidak terjadi bias atau ketidaksesuaian (Mardiasmo, 2002). Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Penelitian ini akan menggambarkan perbandingan antara realisasi anggaran periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 terkait dengan ketidaksesuaian yang terjadi baik dalam penyusunan maupun pelaksanaannya. Di samping itu penelitian ini akan mendeskripsikan prosedur penyusunan anggaran yang terjadi di Pusdiklat ANRI.
1.2. Perumusan Masalah Penelitian ini akan mengungkapkan bagaimana prosedur penyusunan anggaran belanja dan evaluasi terhadap realisasi jika dibandingkan dengan anggaran belanja yang telah disusun pada Pusdiklat ANRI antara periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan anggaran belanja pada Pusdiklat ANRI? 2. Bagaimana prosedur penyusunan anggaran belanja pada Pusdiklat ANRI? 3. Apakah ketidaksesuaian antara anggaran dengan realisasi pada anggaran belanja Pusdiklat ANRI masih berada dalam batas pengendalian? 4. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian pada anggaran belanja Pusdiklat ANRI?
1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan anggaran belanja pada Pusdiklat ANRI
5
2. Mengidentifikasi prosedur penyusunan anggaran belanja pada Pusdiklat ANRI. 3. Menganalisis ketidaksesuaian antara realisasi dengan anggaran belanja pada Pusdiklat ANRI. 4. Menganalisis faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian yang terjadi pada anggaran belanja Pusdiklat ANRI
1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan menghasilkan informasi yang bermanfaat sebagai berikut: 1 Sebagai masukan yang bermanfaat bagi Pusdiklat ANRI untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang mungkin terjadi dalam proses penyusunan anggaran selama ini serta untuk mengadakan perbaikanperbaikan yang mungkin diperlukan dalam upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi anggaran pada Pusdiklat Arsip Nasional RI. 2 Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai proses penyusunan anggaran dalam aplikasinya pada Pusdiklat Arsip Nasional RI. 3 Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa atau masyarakat yang membutuhkan.
1.5. Batasan Penelitian Penelitian ini hanya membahas mengenai anggaran belanja yang direncanakan dan dilaksanakan di Pusdiklat ANRI yaitu apakah faktorfaktor
yang menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan anggaran
belanja Pusdiklat ANRI. Evaluasi dilakukan terhadap realisasi yang dibandingkan dengan anggaran belanja yang telah ditetapkan dengan melakukan analisis varians untuk mengetahui apakah ketidaksesuaian yang terjadi masih dalam batas pengendalian pada anggaran belanja Pusdiklat ANRI periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Uji t-test yang dilakukan adalah uji t-test per program kegiatan yang dilaksanakan oleh Pusdiklat ANRI dari tahun 2006 sampai dengan 2008. Hal ini dilakukan karena tidak tersedianya data yang diperoleh untuk tahun anggaran 2006.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Pendidikan dan pelatihan merupakan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melaksanakan tugasnya. Sedangkan yang dimaksud dengan tugas adalah menunjukkan kedudukan, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang di dalam organisasi (Fathoni, 2006). Mathis dan Jackson (2002) lebih lanjut menyatakan, bahwa pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini terkait dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas. Secara terbatas, pelatihan menyediakan para karyawan dengan pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Dinamika kegiatan pemerintahan dan pembangunan serta kehidupan berbangsa dan bernegara terekam secara nyata, lengkap dan benar didalam arsip/dokumen. Perjalanan sejarah bangsa yang terekam di dalam arsip/dokumen merupakan rangkaian berbagai peristiwa penting yang harus diketahui oleh masyarakat masa kini maupun masa mendatang, sebagai sebuah gambaran tentang identitas dan jati diri bangsa serta sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban nasional (Pusdiklat ANRI, 2008) Secara yuridis formal definisi tentang arsip tertuang dalam UndangUndang No. 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan, Pasal 1 yang menyebutkan bahwa arsip adalah: 1 Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga Negara dan badan-badan pemerintah dalam bentuk dan corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan. 2 Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh badan-badan swasta dan atau perorangan dalam bentuk dan corak apapun, baik dalam keadaan
7
tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan. Salah
satu
keberhasilan
penyelenggaraan
pemerintahan
dan
pembangunan adalah pengelolaan arsip yang dilaksanakan dengan baik di instansi pemerintah, baik di pusat maupun daerah. Agar penyelenggaraan kegiatan kearsipan berjalan efektif dan efisien maka perlu dikelola oleh tenaga-tenaga professional. Sesuai dengan amanat yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan Pasal 7, dinyatakan bahwa Pemerintah mengadakan, mengatur, mengawasi pendidikan tenaga ahli kearsipan. Pemerintah dalam hal ini Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), mengemban tanggung jawab untuk melaksanakan pembinaan kearsipan yang salah satunya diaplikasikan melalui pendidikan dan pelatihan Kearsipan. Pada umumnya pendidikan dan pelatihan kearsipan bertujuan untuk pengembangan wawasan, pengetahuan, kemampuan dan keahlian dalam rangka menyelamatkan arsip yang memiliki histori guna menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi pemerintahan (Pusdiklat ANRI, 2008) 2.2. Anggaran 2.2.1. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan alat manajemen kebijakan ekonomi dan akuntanbilitas. Sebagai instrumen kebijakan ekonomi, anggaran berfungsi mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Menurut Mardiasmo (2002) anggaran merupakan pernyataan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.
8
Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen. Lebih lanjut Suparmoko dalam Purbadharmaja (2007) mendefinisikan bahwa Anggaran merupakan suatu alat perencanaan mengenai pengeluaran dan pendapatan pada masa yang akan datang umumnya disusun untuk masa satu tahun. Anggaran juga berfungsi sebagai alat kontrol atau pengawasan, baik terhadap pendapatan maupun pengeluaran pada masa yang akan datang. Dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 disebutkan bahwa belanja negara/belanja daerah dirinci sampai dengan organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja. Hal tersebut bahwa setiap pergeseran anggaran antar organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja harus mendapat persetujuan DPR/DPRD. Anggaran terdiri dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), dengan periode Tahun Anggaran meliputi masa satu tahun, terhitung dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat utama pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah untuk mengelola perekonomian negara. Sebagai alat pemerintah, APBN bukan hanya menyangkut keputusan ekonomi, namun juga menyangkut keputusan politik. Dalam konteks ini, DPR dengan hak legislasi, penganggaran, dan pengawasan yang dimilikinya perlu lebih berperan dalam mengawal APBN sehingga APBN benar-benar dapat secara efektif menjadi instrumen untuk mensejahterakan rakyat dan mengelola perekonomian negara dengan baik (Suminto, 2004). Lebih lanjut Suminto (2004) mendefinisikan bahwa APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR serta merupakan wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan tiap tahun dengan Undang-Undang. Susunan APBN, terdiri atas Anggaran Pendapatan, Anggaran Belanja dan Pembiayaan. 1. Anggaran Pendapatan adalah hak Pemerintah Pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan negara terdiri atas
9
penerimaan pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak, dan hibah. Dalam pungutan perpajakan tersebut termasuk pungutan bea masuk dan cukai. 2. Anggaran Belanja adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja negara dipergunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. 3. Pembiayaan, adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. 2.2.2. Fungsi Anggaran Peranan anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu
manajemen
dalam
pelaksanaan,
fungsi
perencanaan,
koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan. 1. Fungsi Perencanaan Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan dasar pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Winardi dalam Siregar (2003) memberikan pengertian mengenai perencanaan sebagai berikut: Perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan aktifitas-aktifitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan. 2. Fungsi Pengawasan Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengawasan dalam perusahaan. Pengawasan itu merupakan usaha-usaha yang ditempuh agar rencana yang telah disusun sebelumnya dapat dicapai. Dengan demikian pengawasan adalah mengevaluasi prestasi kerja dan tindakan perbaikan apabila perlu. Aspek pengawasan yaitu dengan membandingkan antara prestasi dengan yang dianggarkan, apakah dapat ditemukan efisiensi atau apakah para manajer pelaksana telah
10
bekerja
dengan
baik
dalam
mengelola
perusahaan.
Tujuan
pengawasan itu bukanlah mencari kesalahan akan tetapi mencegah dan memperbaiki kesalahan. Sering terjadi fungsi pengawasan itu disalah artikan yaitu mencari kesalahan orang lain atau sebagai alat menjatuhkan hukuman atas suatu kesalahan yang dibuat pada hal tujuan pengawasan itu untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan dan rencana perusahaan. 3. Fungsi Koordinasi Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari setiap individu atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan adanya koordinasi
diperlukan
perencanaan
yang
baik,
yang
dapat
menunjukkan keselarasan rencana antara satu bagian dengan bagian lainnya. Anggaran yang berfungsi sebagai perencanaan harus dapat menyesuaikan rencana yang dibuat untuk berbagai bagian dalam perusahaan, sehingga rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan lainnya. Untuk itu anggaran dapat dipakai sebagai alat koordinasi untuk seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, karena semua kegiatan yang saling berkaitan antara satu bagian dengan bagian lainnya sudah diatur dengan baik. 4. Anggaran sebagai Pedoman Kerja Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun sistematis dan dinyatakan dalam unit moneter. Lazimnya penyusunan anggaran berdasarkan pengalaman masa lalu dan taksir-taksiran pada masa yang akan datang, maka ini dapat menjadi pedoman kerja bagi setiap bagian dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatannya. 2.2.3. Tujuan dan Manfaat Anggaran Menurut Siregar (2003), Fungsi pokok manajemen adalah perencanaan, koordinasi, dan pengawasan. Semakin terbatasnya sumbersumber ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan dan semakin kompleksnya masalah perusahaan, memaksa manajer untuk menggunakan sumbersumber tersebut secara bijaksana, terarah dan terkendalikan dengan efektif
11
dan efisien. Perencanaan adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta penentuan cara-cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut, jadi perencanaan mengandung aspek: 1. Penentuan tujuan yang akan dicapai 2. Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh dari semua alternatif yang mungkin dipilih. 3. Usaha-usaha atau langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan atas dasar alternatif yang dipilih. Tujuan disusunnya suatu anggaran adalah: 1. Mengkoordinasikan semua faktor produksi yang mengarah pada pencapaian tujuan secara umum. 2. Sebagai suatu alat untuk mengestimasikan semua estimasi yang mendasari disusunnya suatu anggaran sebagai titik pangkal disusunnya suatu kebijaksanaan keuangan dimasa yang akan datang. 3. Sebagai
alat
untuk
melakukan
penilaian
prestasi,
sehingga
membangkitkan motivasi para pelaksananya agar dapat mengoreksi kekurangan yang terjadi. 4. Sebagai alat komunikasi semua fungsi dalam perusahaan sehingga kebijaksanaan dan metode yang dipilih dapat di mengerti dan di dukung oleh semua bagian, untuk tercapainya tujuan perusahaan. Secara umum, tujuan disusunnya suatu anggaran adalah agar kebutuhan jangka pendek yang tercantum dalam anggaran dapat terpenuhi, anggaran akan menuntun agar pencapaian tujuan jangka pendek tetap konsisten sesuai dengan tujuan dan sasaran perusahaan (Siregar, 2003). Manfaat penting adanya perencanaan yang baik di dalam suatu perusahaan adalah: 1. Karena tujuan yang ingin dicapai telah ditetapkan (dirumuskan), maka pelaksanaan kegiatan dapat diusahakan dengan efektivitas dan efisiensi setinggi mungkin.
12
2. Dapat untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan tersebut dapat dicapai dan dapat dilakukan koreksi-koreksi atas ketidaksesuaianketidaksesuaian yang timbul seawal mungkin. 3. Dapat mengindentifikasikan hambatan-hambatan yang timbul dan mengatasinya secara terarah. 4. Dapat
menghindarkan
adanya
kegiatan,
pertumbuhan,
dan
perkembangan yang tidak terarah dan terkontrol. 2.2.4. Karakteristik Anggaran Memperoleh konsep yang lebih jelas mengenai anggaran, berikut ini diuraikan karakteristik anggaran. Menurut Ismail dan Prawironegoro (2009) anggaran mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Anggaran mengestimasikan potensi laba dari unit bisnis. 2. Dinyatakan dalam istilah moneter. 3. Biasanya dalam waktu satu tahun. 4. Merupakan komitmen manajemen. 5. Ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang berwenang. 6. Anggaran dapat berubah dalam kondisi tertentu. 7. Secara berkala, kinerja keuangan aktual dibandingkan dengan anggaran. Menurut Sumarsono (2009) Anggaran mempunyai karakteristik: 1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan. 2. Anggaran umumnya mencakup
jangka waktu tertentu, satu atau
beberapa tahun. 3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. 4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran. 5. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu. 2.2.5. Prinsip-prinsip Anggaran Menurut Soetjito dan Seno (http://dahlanforum.wordpress.com) beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam rangka penyusunan anggaran adalah:
13
1. Prinsip Keterbukaan Dalam negara demokrasi, pembahasan anggaran antara pemerintah dengan DPR merupakan pengikut sertaan rakyat melalui wakilwakilnya dalam menentukan kebijaksanaan anggaran negara. 2. Prinsip Periodik Suatu anggaran disusun untuk periode waktu tertentu, biasanya untuk satu tahun. 3. Prinsip pembebanan anggaran pengeluaran, dan menguntungkan anggaran penerimaan Kapan
suatu
pengeluaran
dibebankan
dan
suatu
penerimaan
menguntungkan anggaran tergantung pada basis akuntansi yang dianut. 4.
Prinsip Fleksibilitas, yaitu suatu prinsip yang memungkinkan pemerintah mengajukan rencana tambahan dan perubahan anggaran
5.
Prinsip Prealabel, yaitu bahwa pengajuan anggaran dan persetujuannya oleh badan perwakilan harus mendahului pelaksanaan anggaran
6.
Prinsip Kecermatan, yaitu anggaran harus diperkirakan secara cermat dan teliti.
7.
Prinsip Komprehensif, yaitu anggaran disusun untuk semua aktivitas pemerintah.
8.
Prinsip terperinci, yaitu setiap anggaran diklasifikasikan pada kelompok-kelompok yang telah ditentukan
9.
Prinsip Kelengkapan atau Universalitas, yaitu agar semua pengeluaran dan penerimaan dimuat dalam anggaran.
10. Prinsip Anggaran Berimbang, yaitu pengeluaran harus didukung oleh penerimaan. 11. Prinsip Pendapatan yang ajeg, kontinu, yaitu diusahakan agar pendapatan rutin dapat menutup belanja rutin, sedangkan pendapatan pembangunan diperuntukkan bagi belanja pembangunan. 12. Prinsip Anggaran yang setiap tahun ada kenaikan, yaitu diusahakan adanya tabungan pemerintah (pendapatan dalam negeri dikurangi dengan pengeluaran belanja rutin), serta pendapatan pembangunan
14
(bantuan program dan bantuan proyek) yang secara relatif cenderung turun. 2.2.6. Jenis-jenis Anggaran Menurut Nafarin (2008) anggaran dapat dikelompokan dari beberapa segi, yaitu: 1.
Segi dasar penyusunan, anggaran terdiri atas: a. Anggaran variabel (variable budget), yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Misalnya anggaran penjualan disusun berkisar antara 500 unit sampai 1.000 unit. Anggaran variable disebut juga dengan anggaran fleksibel. b. Anggaran tetap (fixed budget), yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Misalnya penjualan direncanakan 1.000 unit, dengan demikian anggaran lainnya berdasarkan anggaran penjualan 1.000 unit. Anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis.
2.
Segi cara penyusunan anggaran terdiri dari: a. Anggaran periodik (periodic budget) Adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran b. Anggaran kontinu (continuous budget), adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan yang pernah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.
3.
Segi jangka waktu anggaran terdiri dari: a. Anggaran jangka pendek (short-range budget), adalah anggaran yang dibuat dalam jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek. Anggaran jangka pendek disebut juga anggaran taktis
15
b. Anggaran jangka panjang (long-range budget), adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal (capital budget). Anggaran jangka panjang tidak mesti berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek. Anggaran jangka panjang disebut juga anggaran strategis 4.
Segi bidangnya anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut Anggaran
Induk
(Master
Budget).
Anggaran
induk
mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulanan dan anggaran triwulanan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan. a. Anggaran operasional (operational budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan rugi laba. Contoh: Anggaran penjualan, Anggaran biaya pabrik, Anggaran biaya bahan baku, Anggaran biaya tenaga kerja langsung, Anggaran biaya overhead pabrik, Anggaran beban usaha b. Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. contoh: Anggaran kas, Anggaran piutang, Anggaran persediaan, Anggaran utang, Anggaran neraca. 2.2.7. Metode Pembuatan Anggaran Menurut Ismail dan Prawironegoro (2009) ditinjau dari siapa yang membuatnya maka penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara : 1. Top-Down Manajemen senior menetapkan anggaran bagi tingkat yang lebih rendah. Manajer pada tingkatan organisasi yang lebih rendah tidak dilibatkan dalam penyusunan anggaran, tinggal melaksanakan. Proses penyusunan anggaran top down mendorong kurangnya komitmen para manajer di tingkat pelaksana karena tidak dilibatkan dalam proses penetapan angka-angka anggaran.
16
2. Bottom-Up Manajer di tingkat yang lebih rendah berpartisipasi dalam menentukan besarnya anggaran. Setiap unit kerja diberikan kesempatan untuk mengajukan usulan pembuatan anggaran. Pendekatan ini kemungkinan besar akan mendorong komitmen para manajer untuk mencapai tujuan anggaran. Keterlibatan dalam penyusunan anggaran secara psikologis dapat meningkatkan rasa memiliki yang lebih tinggi terhadap tujuan perusahaan. Namun kalau tingkat partisipasi sangat tinggi dan manajer tingkat menengah dan bawah diberikan kewenangan sangat luas, juga berisiko sulitnya manajemen puncak untuk mengusulkan target-target yang diinginkan. 3. Campuran atau top down dan bottom up Metode ini adalah campuran dari kedua metode diatas. Pembuat anggaran mempersiapkan draft pertama anggaran untuk bidang tanggung jawab, yang merupakan pendekatan bottom-up. Tetapi mereka melakukan hal tersebut berdasarkan pedoman yang ditetapkan di tingkat yang lebih tinggi, yang merupakan pendekatan top-down. 2.2.8. Tahap-Tahap Penyusunan Anggaran Menurut Riyanto (http://dahlanforum.wordpress.com), tahap-tahap dalam penyusunan anggaran adalah sebagai berikut: 1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional perusahaan, transaksi-transaksi disini merupakan operasi (operation transaction) pada tahun ini dapat diketahui adanya defisit/surplus karena rencana operasi perusahaan. 2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya yang operasi perusahaan juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayaran kembali, transaksi-transaksi disini merupakan transaksi finansial (financial transactions). 3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansial dan anggaran kas yang final merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansial
17
yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas secara keseluruhan. 2.2.9. Proses Pengendalian Anggaran Anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertangungjawabkan kepada publik. Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari adanya overspending, underspending dan salah sasaran (misappropriation) dalam pengalokasian anggaran pada bidang lain yang bukan merupakan prioritas (Mardiasmo, 2002). Mardiasmo (2002) lebih lanjut menyatakan bahwa pengendalian anggaran dapat dilakukan melalui empat cara, yaitu: 1. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan. 2. Menghitung selisih anggaran (favourable dan unfavourable variances). 3. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) atas suatu varians. 4. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya. Menurut Nafarin (2008) anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian (controlling). Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara: 1. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran) 2. Melakukan
tindakan perbaikan bila dipandang perlu (atau bila
terdapat ketidaksesuaian yang merugikan). Menurut Mardiasmo (2002) tipe pengendalian manajemen dapat dikategorkan menjadi tiga kelompok yaitu: 1. Pengendalian
preventif
(preventive
control).
Dalam
tahap
ini
pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategi dan perencanaan strategik yang dijabarkan dalam bentuk program-program. 2. Pengendalian operasional (operational control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
18
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan. 2.2.10. Akuntansi Pertanggungjawaban Menurut
Nafarin
(2008)
Akuntansi
pertanggungjawaban
(responsibility accounting) adalah suatu sistem akunting yang dipola terlebih dahulu sesuai dengan tanggung jawab dari setiap bagian dalam organisasi. Realisasi dari sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah adanya pusat-pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang
bertanggungjawab
sesuai
bagiannya.
Akuntabilitas
kinerja
pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan
pelaksanaan
misi
organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui suatu media pertanggungjawabkan secara periodik. Dengan pengertian tersebut dimaksudkan bahwa setiap instansi pemerintah mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pencapaian hasil organisasi dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya meliputi penerimaan, pengalokasian, pengamanan, dan pengembangannya. 2.3.
Analisis Varians Anggaran Varians
adalah
perbedaan
antara
standar
dengan
yang
sesungguhnya. Varians ini dapat digunakan manajemen untuk mengukur prestasi, memperbaiki efisiensi, dan memberi perlakuan tertentu terhadap fungsi yang bertanggung jawab. varians yang terjadi dapat berupa varians menguntungkan (favorable variances) atau varians tidak menguntungkan (unfavorable variances) (http://id.shvoong.com). Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan antara budget dengan realisasi. Perbedaan antara angka budget dengan realisasi ini disebut ketidaksesuaian atau varians. Apabila kita menganggap bahwa budget ataupun standar sudah benar maka secara prinsip kita harus mengusahakan agar realisasi harus sama dengan budget.
19
2.4.
Penelitian Terdahulu Hasil Penelitian Wulandari (2006) tentang Penerapan Anggaran pada Badan Usaha Berbentuk Koperasi bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan Koperasi Karyawan Indocement (KKI) menerapkan penganggaran. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain: memudahkan pengendalian, peningkatan SHU dan Badan Pengawasan KKI. Faktor eksternal antara lain: tuntutan PT Indocement Tbk dan persaingan usaha. Proses penyusunan anggaran KKI menggunakan metode campuran yaitu Top Down dan Bottom Up. Fungsi anggaran bagi KKI antara lain sebagai alat perencanaan, pengendalian dan pengukuran kinerja. Kustiani (2007) meneliti mengenai analisis optimalisasi anggaran program Corporate Social Responsibility (CSR). Penelitian dilakukan pada PT. Pertamina (Persero) unit pengolahan II. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk
mengidentifikasi
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
penyusunan anggaran CSR pada Unit Pengolahan II PT Pertamina (Persero), menganalisis ketidaksesuaian antara anggaran dengan realisasi pada anggaran CSR serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya ketidaksesuaian antara anggaran program CSR pada Unit Pengolahan II PT Pertamina (Persero). Hasil dari penelitian tersebut bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penyusunan anggaran program CSR tersebut yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari kebijakan manajemen,sumber dana, dan kekuatan sumber daya manusia. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari kebijakan pemerintah, letak geografis, keadaan penduduk dan lingkungan sosial seperti tingkat pendidikan, agama dan tingkat kesehatan. Prawatiningsih (2007) meneliti mengenai evaluasi anggaran belanja sebagai alat pengendali keuangan.
Penelitian dilakukan pada
Badan Rumah Sakit Daerah (BRSD) Ciawi. Hasil dari penelitian tersebut adalah ada beberapa faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan anggaran. Faktor-faktor pertimbangan tersebut yaitu: jumlah kunjungan pasien, jenis penyakit, rencana rumah sakit dalam penambahan
20
sarana medis dan non medis, jumlah tempat tidur, penambahan sarana fisik dan pelayanan baru, rencana penambahan karyawan, peraturan pemerintah, dan anggaran belanja tahun sebelumnya. Prosedur penyusunan anggaran belanja BRSD Ciawi menggunakan metode campuran (top down dan bottom up).
Prosedur penyusunan anggaran belanja melalui beberapa
tahap yaitu: pembuatan surat edaran untuk setiap ruangan, sosialisasi format anggaran, pengumpulan data usulan kebutuhan, pengumpulan data rekapitulasi kebutuhan, penyusunan dan pengetikan konsep Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK), penelitian RASK dan perubahan anggaran, serta pengesahan Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK).
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Kerangka Pemikiran Anggaran memiliki fungsi diantaranya sebagai alat evaluasi dan pengendali terhadap pengelolaan keuangan negara khususnya dalam hal penyelenggaraan terwujudnya
tugas
good
pemerintahan.
governance
Dalam
dalam
rangka
mendukung
penyelenggaraan
negara,
pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara professional, terbuka, dan bertanggung jawab serta akuntabel dengan harapan mencapai suatu kinerja yang maksimal. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara penyusunan anggaran yang efektif dan efesien agar setiap dana yang di anggarkan dapat memberikan kontribusi yang maksimal untuk setiap kegiatannya. Pusdiklat ANRI dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan perlu
merencanakan,
melaksanakan
dan
mempertanggungjawabkan
program/kegiatan dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di bidang kearsipan. Salah satu anggaran yang disusun oleh Pusdiklat ANRI adalah anggaran belanja, yang dalam penyusunannya memiliki prosedur serta beberapa faktor yang dapat menjadi bahan pertimbangan mengapa anggaran belanja tersebut dibuat dan manfaat apa yang diperoleh apabila anggaran tersebut ditetapkan. Selama penyelenggaraan kegiatan pemerintahan tersebut terdapat beberapa ketidaksesuaian baik terhadap anggaran yang telah ada maupun terhadap pelaksanaan program-program yang dilakukan di Pusdiklat ANRI, sehingga diperlukan evaluasi antara anggaran dengan realisasinya, yaitu dengan membandingkan antara anggaran dengan realisasi melalui analisis varians dan melakukan uji hipotesis yaitu t-test untuk mengetahui apakah ketidaksesuaian tersebut masih dalam batas pengendalian. Sehingga pada akhirnya dapat memberikan rekomendasi terhadap hasil
22
dari penggunaan anggaran tersebut. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1. Pusdiklat ANRI
Pentingnya Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI
Faktor-faktor yang Menjadi Bahan Pertimbangan dalam Penyusunan Anggaran Belanja
Prosedur Penyusunan Anggaran Belanja
Anggaran Belanja
Realisasi Anggaran Belanja
Ketidaksesuaian yang terjadi
Evaluasi terhadap Anggaran Belanja sebagai Alat Pengendalian
Uji t
Analisisis Ketidaksesuaian
(Varians)
Hasil Evaluasi Anggaran Belanja
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
23
3.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pusdiklat ANRI yang berlokasi di Jalan Ir. H. Djuanda No 62 Bogor. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan Mei sampai dengan Juli 2009.
3.3.
Metode Penelitian
3.3.1 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dan diperoleh melalui hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak Pusdiklat ANRI, serta pencatatan di lapangan. Untuk melengkapi data dilakukan wawancara mendalam terhadap pihak yang paling mengetahui tentang anggaran belanja yaitu pejabat dan staf dari pihak Pusdiklat ANRI. Data sekunder dikumpulkan melalui penelusuran dokumentasi resmi dari instansi yang terkait mengenai pengumpulan data keuangan yang dimiliki oleh Pusdiklat ANRI dan berbagai sumber kepustakaan mengenai anggaran. Data sekunder diperlukan untuk menunjang dan memperkuat hasil penelitian. 3.3.2 Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data menggunakan analisis varians anggaran. Dasar penilaiannya yaitu dengan penyelidikan varians antara realisasi dengan sasaran yang direncanakan atau dianggarkan. Dalam anggaran biaya, jika biaya realisasi lebih besar daripada budget maka dianggap tidak menguntungkan (unfavorable). Sebaliknya jika realisasi lebih rendah dari anggaran, maka dianggap menguntungkan (favorable). Pengolahan data anggaran tersebut menggunakan software komputer Microsoft Excel 2003 untuk analisis varians. Mengukur apakah ketidaksesuaian anggaran belanja masih dalam batas pengendalian dengan dilakukan uji t-test serta analisis deskriptif. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan t-test untuk mengukur apakah ketidaksesuaian anggaran dengan realisasi masih dalam batas pengendalian. Tujuan dari t-test adalah untuk membandingkan apakah kedua data (anggaran dan realisasi) tersebut sama atau berbeda.
24
Langkah-langkah dalam t-test yaitu: 1.
Membuat H0 dan H1 dalam uraian kalimat H0 :
Ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran dengan realisasi masih dalam batas pengendalian.
H1 :
Ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran biaya dan realisasinya tidak dalam batas pengendalian.
2.
Mencari t hitung.
3.
Menentukan terlebih dahulu taraf signifikan (α) Taraf signifikan yang digunakan yaitu α = 5 %
3.
Menentukan kriteria pengujian Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima
4.
Membuat kesimpulan Dibandingkan dengan toleransi yang dibuat Pusdiklat ANRI Analisis penyebab ketidaksesuaian yang terjadi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Pusdiklat ANRI
4.1.1
Sejarah Singkat Pusdiklat ANRI Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab
kepada
Presiden.
ANRI
mempunyai
tugas
pemerintahan di bidang kearsipan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penetapan Arsip Nasional sebagai lembaga pemerintah non departemen diperkuat melalui Surat Pimpinan MPRS No. A.9/1/24/MPRS/1967 yang menegaskan, bahwa Arsip Nasional sebagai aparat teknis pemerintah tidak bertentangan dengan UUD 1945. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1971, yang kemudian dikenal dengan Undang-undang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan membentuk Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai inti organisasi Lembaga Kearsipan Nasional yang mempunyai tanggung jawab terwujudnya Tujuan Kearsipan Nasional, yakni menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan
bahan
pertanggungjawaban
tersebut
bagi
kegiatan
pemerintah. Tiga tahun kemudian, berdasarkan Keputusan Presiden No.26 Tahun 1974 secara tegas menyatakan, bahwa Arsip Nasional diubah menjadi Arsip Nasional Republik Indonesia yang berkedudukan di Ibukota RI dan langsung bertanggungjawab kepada Presiden. Dengan keputusan tersebut, maka secara yuridis Arsip Nasional RI syah sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen. Seiring dengan perkembangan politik dan pemerintahan di era reformasi, serta dalam rangka efektivitas dan efisiensi, maka Presiden melalui Keputusan Presiden nomor 17 Tahun 2001 mengatur kedudukan, tugas dan fungsi, susunan organisasi dan tata kerja lembaga pemerintah
26
non departemen. Sehubungan dengan hal tersebut, struktur organisasi ANRI pun disesuaikan dengan Keputusan Presiden tersebut. Dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan ANRI, khususnya dalam pengembangan SDM di bidang kearsipan dibentuklah suatu unit Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan yang berada di bawah Deputi Bidang Pembinaan Kearsipan. Pada awalnya Pusdiklat ANRI bertempat di kantor pusat ANRI yang terletak di Jakarta, namun sejak tahun 2004 Pusdiklat ANRI mulai berpindah kantor ke Bogor dengan tujuan meningkatkan fasilitas dan pelayanan terbaik terhadap masyarakat umum, khususnya para arsiparis baik di tingkat pusat maupun daerah dalam hal pendidikan dan pelatihan SDM kearsipan. Pusdiklat ANRI beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No. 62 Kotamadya Bogor. 4.1.2
Karakteristik, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Fungsi Pusdiklat ANRI Pusdiklat ANRI merupakan sebuah instansi pemerintah yang memiliki karakteristik atau kekhususan yang berbeda dengan perusahaan swasta. Kekhususan atau karakteristik yang dimiliki oleh Pusdiklat ANRI yaitu: 1. Pusdiklat
ANRI
memiliki
tujuan
organisasi
bukan
untuk
memaksimumkan laba tetapi memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. 2. Sumber pendanaan Pusdiklat ANRI adalah APBN pemerintah pusat yang berasal dari pajak dan retribusi serta pendapatan lain-lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang telah ditetapkan. 3. Pola pertangungjawaban Pusdiklat ANRI bersifat vertikal dan horisontal. Pertanggungjawaban vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya Pusdiklat ANRI kepada pemerintah pusat dalam hal ini parlemen. Pertanggungjawaban horisantal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
27
4. Struktur organisasi Pusdiklat ANRI bersifat birokratis, kaku dan hierarkis. Tipologi pemimpin, termasuk pilihan dan orientasi kebijakan politik akan sangat berpengaruh terhadap pilihan struktur birokrasi di Pusdiklat ANRI. 5. Karakteristik anggaran di Pusdiklat ANRI bersifat terbuka untuk publik, dimana rencana anggaran dipublikasikan kepada masyarakat secara terbuka untuk dikritisi dan didiskusikan. 6. Sistem akuntansi yang digunakan di Pusdiklat ANRI adalah sistem akuntansi berbasis kas. Pusdiklat ANRI mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang kearsipan. Dalam melaksanakan tugasnya Pusdiklat Kearsipan ANRI menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1. Penyusunan rencana dan program, pengembangan kurikulum, sistem, dan metoda serta evaluasi dan pelaporan pendidikan dan pelatihan kearsipan. 2. Pelaksanaan dan pengkoordinasian penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kearsipan. 3. Pelaksanaan urusan tata usaha pendidikan dan pelatihan kearsipan. Pusdiklat ANRI mempunyai visi menjadikan arsip sebagai simpul pemersatu bangsa, salah satunya melalui program pendidikan dan pelatihan kearsipan. Misi Pusdiklat ANRI adalah : 1. Memberdayakan
arsip
sebagai
tulang
punggung
manajemen
pemerintahan dan pembangunan; 2. Memberdayakan arsip sebagai bukti akuntabilitas kinerja aparatur; 3. Memberdayakan arsip sebagai alat bukti sah di pengadilan; 4. Melestarikan arsip sebagai memori kolektif dan jati diri bangsa serta bahan bukti pertanggungjawaban nasional; 5. Menyediakan arsip dan memberikan akses kepada publik untuk kepentingan pemerintahan dan kemasyarakatan demi kemaslahatan bangsa.
28
4.1.3
Struktur Organisasi Pusdiklat ANRI Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan dipimpin oleh seorang Kepala Pusat yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Deputi Bidang Pembinaan Kearsipan. Lebih jelasnya Struktur Organisasi Pusdiklat ANRI dapat dilihat pada Lampiran 1. Bidang-bidang yang ada pada Pusdiklat ANRI adalah sebagai berikut: 1. Bidang Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan; Bidang Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program, pengembangan kurikulum, sistem dan metoda pendidikan dan pelatihan kearsipan. 2. Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan; Bidang
Penyelenggaraan
Pendidikan
dan
Pelatihan
Kearsipan
mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan kearsipan. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan penyeleksian tenaga pengajar dan peserta, bahan, sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan, serta menyiapkan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kearsipan; b. penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kearsipan Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan terdiri dari : 1) Subbidang Akademik; Subbidang Akademik mempunyai tugas melakukan penyiapan pelaksanaan penyeleksian tenaga pengajar dan peserta, bahan, sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan, serta menyiapkan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kearsipan. 2) Subbidang Evaluasi dan Pelaporan. Subbidang Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kearsipan.
29
3. Subbagian Tata Usaha Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melakukan
urusan
ketatausahaan di lingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan. 4. Kelompok Jabatan Fungsional Pejabat fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan sesuai dengan
jabatan
masing-masing
untuk
mendukung
kelancaran
pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja. Pejabat fungsional arsiparis mempunyai tugas melaksanakan penataan, penyimpanan, pemeliharaan, dan penyelamatan arsip di unit kerja sesuai penempatannya, dan tugas lain yang ditetapkan oleh pimpinan unit kerjanya. 4.2. Faktor-faktor yang menjadi Bahan Pertimbangan Dalam Penyusunan Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Ada beberapa faktor yang menjadi bahan pertimbangan Pusdiklat ANRI dalam penyusunan anggaran di Pusdiklat ANRI. Faktor-faktor tersebut memiliki saling keterkaitan antara satu dengan lainnya, sehingga dapat saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Jenis Diklat Jenis diklat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun anggaran dengan berdasarkan pada jenis diklat apa yang akan dilaksanakan, apakah Diklat Fungsional Kearsipan atau Diklat Teknis Kearsipan. Diklat Teknis Kearsipan diselenggarakan bagi para PNS baik pusat maupun daerah yang ingin menjadi fungsional arsiparis, sedangkan Diklat teknis Kearsipan diselenggarakan bagi para arsiparis yang ingin menambah wawasan, pengetahuan serta keterampilan dalam bidang kearsipan. 2. Kebutuhan Diklat Kebutuhan diklat merupakan hal yang dapat mempengaruhi dalam menyusun suatu anggaran. Jenis-jenis diklat apa saja yang paling dibutuhkan pada tahun akan datang, dengan mempertimbangkan penyelenggaraan diklat pada tahun sebelumnya. Hal ini biasanya
30
disesuaikan
dengan
program
ANRI
secara
keseluruhan,
dalam
meningkatkan SDM kearsipan baik di tingkat pusat maupun daerah. 3. Jumlah peserta Jumlah peserta sangat mempengaruhi penyusunan anggaran kegiatan diklat. Jumlah peserta dapat menjadi acuan dalam penentuan anggaran sarana pendukung diklat serta fasilitas-fasilitas lain yang didapat peserta dalam melaksanakan kegiatan tersebut. 4. Tempat Kegiatan Kegiatan diklat selain dilaksanakan di lingkungan pusdiklat, ada juga yang penyelenggaraannya dilaksanakan di sebuah hotel berbintang. Tempat kegiatan diklat tersebut dapat mempengaruhi penyusunan anggaran, karena kegiatan tersebut memerlukan anggaran yang berbeda apabila dilaksanakan di pusdiklat itu sendiri. 5. Standar Biaya Umum Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor : 01/PM.02/2009 tanggal 4 Maret 2009, Standar Biaya Umum (SBU) adalah satuan biaya paling tinggi yang ditetapkan sebagai biaya masukan dan/atau indeks satuan biaya keluaran yang bersifat lintas kementerian negara/lembaga dan/atau lintas wilayah. SBU merupakan acuan dalam menentukan harga ataupun biaya yang dikeluarkan dalam menyusun suatu anggaran, sehingga
dapat
mempengaruhi
anggaran
dari
setiap
kegiatan
penyelenggaraan diklat. 6. Anggaran Belanja Sebelumnya Anggaran tahun sebelumnya sangat berpengaruh dalam penyusunan anggaran tahun berikutnya, sebab anggaran belanja yang akan dibuat dapat diestimasi diantaranya berdasarkan pada anggaran belanja tahun sebelumnya. 7. Realisasi Anggaran tahun sebelumnya Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam menyusun anggaran adalah realisasi kegiatan tahun sebelumnya. Faktor ini ditentukan karena ketika akan menyusun anggaran, terlebih dahulu dilakukan suatu analisis
31
terhadap realisasi angaran belanja tahun sebelumnya apakah meningkat atau menurun dari dana yang telah dianggarkan. 8. Rencana Penambahan Sarana dan Prasarana Pusdiklat Penambahan sarana dan prasarana pusdiklat sangat diperlukan dalam meningkatkan kualitas pelayanan di Pusdiklat ANRI. Penambahan tersebut dapat mempengaruhi dalam penyusunan anggaran di Pusdiklat ANRI karena harus disesuaikan terhadap program tesebut. Secara keseluruhan, Pusdiklat ANRI dalam menentukan faktorfaktor penyusunan anggaran belanja tersebut selalu didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan serta data-data yang dialami dan dimiliki di masa lalu. Atas dasar itu
Pusdiklat ANRI dapat lebih menekankan pada kegiatan-
kegiatan yang menjadi sasaran yang ingin dicapai yang tercantum dalam rencana strategik Pusdiklat ANRI. Terjadinya ketidaksesuaian anggaran di Pusdiklat ANRI diakibatkan adanya beberapa hal yang proses atau pelaksanaannya tidak sesuai dengan anggaran yang direncanakan baik dari pelaksanaan program-program kegiatan maupun dari penyerapan anggaran itu sendiri. Ketidaksesuaian pelaksanaan
program
secara
tidak
langsung
sangat
mempengaruhi
penyerapan anggaran itu sendiri. Sebagai contoh jumlah peserta yang mengikuti diklat sangat mempengaruhi besarnya ketidaksesuaian terhadap realisasi anggaran Pusdiklat. Semakin sedikit (di bawah batas) peserta yang mengikuti diklat, maka penyerapan anggarannya pun akan semakin kecil sehingga ketidaksesuaian yang terjadi semakin besar. Besarnya jumlah peserta yang mengikuti diklat biasanya tergantung dari efektifnya penyebaran informasi pelaksanaan diklat yang dilakukan oleh bagian penyelenggaraan terhadap instansi yang ada di seluruh Indonesia. Terbatasnya anggaran yang diperuntukkan bagi Pusdiklat ANRI menjadi kendala bagi unit Pusdiklat guna melengkapi serta mengembangkan sarana dan prasarana Pusdiklat ANRI yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan Pusdiklat itu sendiri.
32
4.3. Prosedur Penyusunan Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Metode Anggaran Pusdiklat ANRI mengunakan metode campuran (Top down dan Bottom Up). Metode ini merupakan sebuah metode yang disusun berdasarkan hasil keputusan bawahan dan atasan. Program kerja dan anggaran adalah merupakan rencana kerja yang menjadi sasaran organisasi untuk pengukuran dan pengendalian. Anggaran yang sudah disahkan merupakan komitmen untuk dilaksanakan dan apabila belum terealisasi, maka anggaran tersebut hanya dapat dipakai setelah diajukan kembali pada tahun berikutnya dan disahkan. Proses Penyusunan Anggaran Pusdiklat ANRI adalah sebagai berikut: 1. Surat edaran tentang usulan kegiatan dari seluruh unit kerja di ANRI . Prosedur penyusunan anggaran di Pusdiklat ANRI dimulai dari adanya surat edaran dari Sub Bagian Anggaran kepada setiap unit di ANRI salah satunya Pusdiklat ANRI tentang usulan kegiatan beserta anggaran untuk tahun berikut (200x). Pembuatan Surat edaran dilaksanakan pada bulan Juni tahun anggaran sebelumnya. 2. Sosialisasi format anggaran kepada seluruh unit kerja di ANRI. Sosialisasi format anggaran dilakukan setelah adanya surat edaran tersebut dengan maksud agar setiap unit mengajukan usulan kegiatan dan anggaran sesuai dengan format Sub Bagian Anggaran ANRI. 3. Pembuatan Surat Edaran Kepala Pusdiklat ANRI tentang penyusunan usulan kegiatan dan anggaran di Pusdiklat ANRI. Pembuatan Surat Edaran Kepala Pusdiklat ANRI ditujukan kepada setiap Kepala Bidang
di Pusdiklat ANRI untuk membuat dan menyusun
program kegiatan dan anggaran bagi masing-masing bidang yang diusulkan untuk tahun yang akan datang. 4. Penyusunan rancangan program kegiatan dan anggaran oleh unit Pusdiklat ANRI. Setiap unit membuat rancangan program kegiatan berdasarkan masukan dan kebutuhan dari masing-masing Sub Bidang di Pusdiklat ANRI. Sebelum disampaikan kepada Sub Bagian Anggaran ANRI, rancangan
33
tersebut terlebih dahulu dilakukan analisis dan evaluasi secara bersamasama oleh para pimpinan di Pusdiklat ANRI. 5. Penyampaian rancangan program kegiatan dan anggaran Pusdiklat ANRI Rancangan program kegiatan dan anggaran Pusdiklat ANRI terlebih dahulu disampaikan kepada Sub Bagian Anggaran guna dianalisis sesuai dengan program dan kegiatan ANRI secara menyeluruh. 6. Evaluasi rancangan program kegiatan dan anggaran Pusdiklat ANRI oleh Sub Bagian ANRI. Setelah dilakukan analisis program tersebut dievaluasi sesuai dengan standar biaya umum yang berlaku di tahun berikutnya, disertai dengan pembahasan antara perwakilan unit Pusdiklat ANRI dengan unit Sub Bagian Anggaran ANRI. 7. Revisi serta penetapan program kegiatan dan anggaran Pusdiklat ANRI. Revisi serta penetapan program kegiatan dan anggaran Pusdiklat ANRI dilakukan berdasarkan hasil dari pembahasan antara perwakilan unit Pusdiklat ANRI dengan unit Sub Bagian Anggaran ANRI. Lebih jelasnya Prosedur penyusunan anggaran Pusdiklat ANRI dapat dilihat pada Gambar 2 berikut: Surat Edaran Subbag Anggaran tentang Usulan kegiatan
Sosialisasi Format Anggaran
Surat Edaran Kapusdiklat Penyusunan Usulan kegiatan
Penyusunan rancangan kegiatan
Revisi serta Penetapan kegiatan dan Anggaran Pusdiklat ANRI
Evaluasi rancangan kegiatan oleh Subbag Anggaran
Penyampaian rancangan kegiatan ke Subbag Anggaran
Gambar 2. Alur Prosedur Penyusunan Anggaran Pusdiklat ANRI
Prosedur penyusunan anggaran belanja Pusdiklat ANRI telah dilaksanakan dengan baik hanya saja masih belum dikatakan efektif karena: 1. Waktu yang digunakan pada saat revisi anggaran belanja masih lebih lama jika dibandingkan dengan waktu proses penyusunan anggaran belanja.
34
Revisi anggaran yang dijadwalkan adalah bulan Juli sampai dengan Oktober. Hal ini menyebabkan terhambatnya realisasi untuk kegiatan yang dilaksanakan pada semester dua. Sehingga, apabila waktu revisi anggaran Pusdiklat ANRI dapat diperpendek maka diharapkan program-program yang direncanakan dapat direalisasikan. 2. Tahap-tahap penyusunan anggaran masih dirasakan perlu adanya penyederhanaan karena birokrasi yang terlalu panjang bisa mempengaruhi biaya pembuatan anggaran belanja tesebut. Tahap-tahap penyusunan anggaran dapat dibuat lebih sederhana dengan memotong jalur birokrasi. 3. Keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki untuk penyusunan anggaran merupakan salah satu penghambat dalam penyusunan anggaran belanja Pusdiklat ANRI 4. Tidak adanya keterkaitan antara pembuatan kebijakan, perencanaan, dan penganggaran serta kurangnya koordinasi antara bagian pada Pusdiklat ANRI dapat menghambat dalam proses penyusunan anggaran belanja. Sehingga, koordinasi dan kerjasama harus ditingkatkan agar anggaran belanja yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan lebih efisien dan efektif. 4.4. Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Pusdiklat ANRI memiliki beberapa program yang berbeda-beda dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Program-program tersebut memiliki anggaran belanja yang memiliki beberapa kesamaan yaitu terdiri dari belanja pegawai, belanja barang serta belanja modal. Belanja pegawai biasanya terdiri dari belanja honorarium tim kerja/narasumber atas kegiatan yang berada di lingkungan pusdiklat. Belanja barang biasanya terdiri dari pengadaan/pelaksanaan kegiatan di lingkungan pusdiklat, yaitu kegiatan rapat/rapat kerja/seminar/ konsinyasi/workshop, kegiatan substansi pada unit kerjanya serta kegiatan perjalanan dinas. Belanja modal yaitu pengadaan bahan pendukung kerja/kegiatan pusdiklat. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
35
Tabel 1. Program dan Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2006 Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian
Belanja Pegawai - Belanja Honorarium Belanja Barang - Belanja Barang Non Operasional - Belanja Perjalanan Belanja Pegawai - Belanja Honorarium
Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan Diklat
Belanja Barang - Belanja Barang Non Operasional - Belanja Perjalanan
Tabel 2. Program dan Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2007
Program Peningkatan Kualitas & Kompetensi SDM Aparatur
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kerjasama Antar Instansi Pemerintah/Swasta/Lembaga Pembinaan/Penyuluhan Pengelolaan Arsip/Dokumen Negara (PNBP)
Program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan
Belanja Pegawai - Belanja Honorarium Belanja Barang - Belanja Barang Non Operasional - Belanja Sewa - Belanja Perjalanan Dalam Negeri Belanja Pegawai - Belanja Honorarium Belanja Barang - Belanja Barang Non Operasional
Belanja Pegawai - Belanja Honorarium Belanja Barang - Belanja Barang Non Operasional Belanja Modal - Belanja Fisik - Belanja Fisik Lainnya Belanja Pegawai - Belanja Honorarium
Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan Kearsipan
Belanja Barang - Belanja Barang Non Operasional
36
Tabel 3. Program dan Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2008 Belanja Pegawai - Belanja Honorarium Belanja Barang - Belanja Barang Non Operasional - Belanja Jasa - Belanja Perjalanan Dalam Negeri
Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian
Belanja Modal - Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Pegawai - Belanja Honorarium Belanja Barang - Belanja Barang Non Operasional - Belanja Jasa - Belanja Perjalanan Dalam Negeri
Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah di Bidang Kearsipan
Belanja Pegawai - Belanja Honorarium Program Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai Instansi Pemerintah baik di Pusat dan Daerah
Belanja Barang - Belanja Barang Non Operasional - Belanja Jasa - Belanja Perjalanan Dalam Negeri
4.5. Evaluasi Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI sebagai Pengendalian Pengendalian pada anggaran yaitu membandingkan antara anggaran yang telah ditetapkan dengan realisasinya, dari perbandingkan antara anggaran dengan realisasi tersebut akan diketahui ketidaksesuaian yang terjadi dan perlu dicari penyebabnya. Ada dua tahap dalam melakukan evaluasi terhadap anggaran sebagai alat pengendalian yaitu dengan melakukan
analisis
varians
(ketidaksesuaian)
untuk
mengetahui
ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran dengan realisasi, serta melakukan
uji
hipotesis
dengan
t-test
untuk
mengetahui
ketidaksesuaian yang terjadi masih dalam batas pengendalian.
apakah
37
4.5.1 Analisis Varians Realisasi pelaksanaan program-program Pusdiklat ANRI tidak berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan dalam rencana kerja, baik dalam hal anggaran biaya dan juga dalam bentuk kegiatannya. Dengan menggunakan data anggaran dan data realisasi, maka dapat dilakukan evaluasi terhadap ketidaksesuaian realisasi dengan anggaran biaya tersebut. Untuk mengetahui ketidaksesuaian yang terjadi pada anggaran belanja Pusdiklat ANRI dilakukan perbandingan dengan menggunakan analisis varians yaitu apabila anggaran belanja lebih tinggi dari realisasi maka ketidaksesuaian favorable dan apabila realisasi lebih tinggi dari anggaran belanja yang ditetapkan maka ketidaksesuaian unfavorable. Analisis varians dilaksanakan pada beberapa program anggaran belanja Pusdiklat ANRI tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. 1. Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2006 Pada anggaran belanja Pusdiklat ANRI tahun 2006 dilakukan analisis program-program yang dilaksanakan pada tahun tersebut. Secara keseluruhan, Rp.
anggaran
1.119.998.000,-
Pusdiklat
ANRI
dengan
besarnya
tahun
2006
realisasi
sebesar sebesar
Rp. 1.067.618.905,-. Setelah dilakukan analisis varians, ketidaksesuaian yang terjadi favorable sebesar Rp. 52.379.095,- dengan besarnya persentase ketidaksesuaian anggaran sebesar 4,68%. Program kegiatan yang dilaksanakan yaitu Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian, serta Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan Diklat. Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian memiliki realisasi anggaran sebesar Rp. 971.271.505,- dari jumlah anggaran yang ada sebesar Rp. 1.019.998.000,- dengan ketidaksesuaian yang terjadi sebesar Rp. 48.726.495,-. Sedangkan Program Evaluasi dan Pemantauan
Penyelenggaraan
Diklat
memiliki
anggaran
sebesar
Rp. 100.000.000,- dengan jumlah anggaran yang terealisasi sebesar Rp. 96.347.400 dan ketidaksesuaian anggaran senilai Rp. 3.652.600,-. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
38
Tabel 4. Data Anggaran belanja dan realisasi Pusdiklat ANRI Tahun 2006 URAIAN
ANGGARAN
REALISASI
ANALISIS
KETIDAKSESUAIAN
VARIANS
%
U/F
Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian Belanja Pegawai
268,916,000
250,855,000
18,061,000
6.72
F
268,916,000
250,855,000
18,061,000
6.72
F
751,082,000
720,416,505
30,665,495
4.08
F
539,682,000
535,736,205
3,945,795
0.73
F
211,400,000
164,680,300
46,719,700
22.10
F
- Belanja Honorarium Belanja Barang - Belanja Barang Non Operasional - Belanja Perjalanan
Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan Diklat Belanja Pegawai
13,400,000
13,200,000
200,000
1.49
F
13,400,000
13,200,000
200,000
1.49
F
86,600,000
83,147,400
3,452,600
3.99
F
5,000,000
5,000,000
0
0
F
81,600,000
78,147,400
3,452,600
4.23
F
1,119,998,000
1,067,618,905
52,379,095
4.68
F
- Belanja Honorarium Belanja Barang - Belanja Barang Non Operasional - Belanja Perjalanan
a. Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian Program
tersebut
merupakan
program
Pusdiklat
ANRI
guna
meningkatkan SDM kearsipan khususnya arsiparis di instasi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah melalui program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Pusdiklat ANRI. Program pengembangan SDM kearsipan dan administrasi kepegawaian terdiri dari Belanja Pegawai dan Belanja Barang. Belanja pegawai yang dilakukan adalah belanja honorarium narasumber/pengajar serta honorarium tim atau panitia dari program diklat Pusdiklat ANRI. Belanja barang yang
39
dilakukan adalah belanja barang non operasional yang merupakan pembelian barang-barang bahan pendukung pelaksanaan diklat serta belanja perjalanan. 1) Belanja Pegawai Anggaran yang tersedia dari belanja Pegawai adalah sebesar Rp. 268.916.000,-, dengan realisasi sebesar Rp. 250.855.000,-. persentase ketidaksesuaian yang terjadi masih favorable sebesar 6,72% atau senilai Rp. 18.061.000,-. Ketidaksesuaian tersebut terjadi karena adanya program belanja honorarium yang tidak terealisasi akibat adanya penyesuaian honorarium terhadap narasumber dan pengajar diklat dikaitkan dengan jam pelajaran yang dilaksanakan. 2) Belanja Barang Anggaran yang tersedia untuk belanja barang adalah sebesar Rp. 751.082.000, yaitu belanja barang non operasional sebesar Rp. 539.682.000,- dan belanja perjalanan sebesar Rp. 211.400.000,-. Realisasi anggaran yang terjadi adalah sebesar Rp. 720.416.505,dengan persentase ketidaksesuaian sebesar 4,08% atau senilai Rp. 30.665.495,-. Realisasi untuk barang non operasional adalah sebesar
Rp.
535.736.205,-
dengan
ketidaksesuaian
sebesar
Rp. 3.945.795 atau secara persentase sebesar 0,73%, sedangkan untuk belanja
perjalanan
realisasi
yang
terjadi
adalah
sebesar
Rp. 164.680.300,- dengan persentase ketidaksesuaian sebesar 22,10% atau senilai Rp. 46.719.700,-. Ketidaksesuaian yang terjadi pada belanja barang dinilai masih favorable, dimana ketidaksesuaian tersebut terjadi dikarenakan adanya penyesuaian terhadap harga yang diperoleh terhadap harga untuk barang non operasional sedangkan untuk belanja perjalanan ketidaksesuaian terjadi dikarenakan adanya biaya perjalanan peserta diklat yang tidak direalisasikan akibat tidak lengkapnya administrasi pertanggungjawaban untuk kegiatan tersebut. b. Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan Diklat. Pelaksanaan kegiatan diklat kearsipan selain dilaksanakan di lingkungan Pusdiklat ANRI, ada juga yang diselenggarakan di daerah-daerah.
40
Pelaksanaan diklat di daerah-daerah menggunakan anggaran dana dekonsentrasi
serta
pengawasan
dari
kantor
ANRI.
Proses
penyelenggaraan diklat di daerah diawasi oleh ANRI melalui Pusdiklat ANRI yang implementasinya terlaksana pada Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan Diklat. Program tersebut terdiri dari Belanja Pegawai dan Belanja Barang. Belanja pegawai yang dilakukan adalah belanja honorarium tim atau panitia dalam melaksanakan program evaluasi dan pemantauan penyelenggaraan diklat Pusdiklat ANRI. Belanja barang yang dilakukan adalah belanja barang non operasional yang merupakan pembelian barang-barang bahan pendukung pelaksanaan kegiatan serta belanja perjalanan ke daerah tujuan dilakukannya evaluasi. 1) Belanja Pegawai Belanja Pegawai memiliki anggaran sebesar Rp. 13.400.000,-, dengan realisasi sebesar Rp. 13.200.000,-. persentase ketidaksesuaian yang terjadi
adalah
sebesar
1,49%
atau
senilai
Rp.
200.000,-.
Ketidaksesuaian tersebut terjadi karena adanya program belanja honorarium yang tidak terealisasi akibat adanya penyesuaian honorarium
tim
atau
panitia
yang
disesuaikan
dengan
pangkat/golongan dari pegawai penerima honorarium tersebut. Ketidaksesuaian yang terjadi masih favorable serta masih dalam batas yang wajar. 2) Belanja Barang Ketidaksesuaian yang terjadi pada belanja barang masih favorable, dengan persentase ketidaksesuaian sebesar 4,23% atau senilai Rp.
3.452.600,-.
Ketidaksesuaian
terjadi
dikarenakan
adanya
penyesuaian biaya perjalanan dinas yang disesuaikan dengan biaya tiket dan akomodasi pada waktu pelaksanaan kegiatan. Anggaran yang tersedia untuk belanja barang adalah sebesar Rp. 86.600.000, yaitu belanja barang non operasional sebesar Rp. 5.000.000,- dan belanja perjalanan sebesar Rp. 81.600.000,-. Realisasi anggaran yang terjadi adalah sebesar Rp. 83.147.400,- dengan persentase ketidaksesuaian sebesar 3,099% atau senilai Rp. 3.452.600,-. Realisasi untuk barang
41
non operasional adalah sebesar Rp. 5.000.000,- dengan persentase sebesar 0%, sedangkan untuk belanja perjalanan realisasi yang terjadi adalah sebesar Rp. 81.600.000,-. 2. Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2007 Program kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2007 yaitu Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur, Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kerjasama Antar Instansi Pemerintah/Swasta/Lembaga
Pembinaan/Penyuluhan
Pengelolaan
Arsip/Dokumen
(PNBP),
Penyusunan
Negara
Program
Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan, serta Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan Kearsipan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut: Tabel 5. Data Anggaran Belanja dan Realisasi Pusdiklat ANRI Tahun 2007 URAIAN
ANALISIS KETIDAKSESUAIA VARIANS ANGGARAN REALISASI N% Program Peningkatan Kualitas & Kompetensi SDM Aparatur 426,309,000 421,540,000 4,769,000 1.12
Belanja Pegawai - Belanja Honorarium 426,309,000 421,540,000 4,769,000 1.12 Belanja Barang 1,206,940,000 1,009,562,140 197,377,860 16.35 - Belanja Barang Non Operasional 1,111,279,000 936,930,140 174,348,860 15.69 - Belanja Sewa 7,000,000 6,985,000 15,000 0.21 - Belanja Perjalanan Dalam Negeri 88,661,000 65,647,000 23,014,000 25.96 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kerjasama Antar Instansi Pemerintah/Swasta/Lembaga Pembinaan/Penyuluhan Pengelolaan Arsip/Dokumen Negara (PNBP) Belanja Pegawai 161,120,000 57,197,600 103,922,400 64.50 - Belanja Honorarium 161,120,000 57,197,600 103,922,400 64.50 Belanja Barang 329,860,000 136,761,400.00 193,098,600 58.54 - Belanja Barang Non Operasional 329,860,000 136,761,400.00 193,098,600 58.54 Program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan Belanja Pegawai 76,656,000 70,500,000 6,156,000 8.03 - Belanja Honorarium 76,656,000 70,500,000 6,156,000 8.03 Belanja Barang 296,494,000 202,643,645 93,850,355 31.65 - Belanja Barang Non Operasional 296,494,000 202,643,645 93,850,355 31.65 Belanja Modal 74,900,000 73,690,250 1,209,750 1.62 - Fisik 64,250,000 64,140,250 109,750 0.17 - Fisik dan lainnya 10,650,000 9,550,000 1,100,000 10.33 Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan Kearsipan Belanja Pegawai 33,750,000 31,872,900 1,877,100 5.56 - Belanja Honorarium 33,750,000 31,872,900 1,877,100 5.56 Belanja Barang 69,500,000 59,439,000 10,061,000 14.48 - Belanja Barang Non Operasional 69,500,000 59,439,000 10,061,000 14.48 Jumlah 2,675,529,000 2,063,206,935 612,322,065 22.89
U/F
F F F F F F
F F F F F F F F F F F F F F F F
42
Berdasarkan data di atas, anggaran Pusdiklat ANRI tahun 2007 sebesar
Rp.
2.675.529.000,-
dengan
besarnya
realisasi
sebesar
Rp. 2.063.206.935,-. Setelah dilakukan analisis varians, ketidaksesuaian yang terjadi adalah favorable sebesar Rp. 612.322.065,- dengan besarnya persentase ketidaksesuaian anggaran sebesar 22,89%. a. Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Program ini terdiri dari Belanja Pegawai dan Belanja Barang. Program tersebut merupakan program Pusdiklat ANRI guna meningkatkan SDM kearsipan khususnya arsiparis instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah melalui program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Pusdiklat ANRI. Belanja pegawai yang dilakukan adalah belanja honorarium narasumber/pengajar serta honorarium tim atau panitia dari program diklat Pusdiklat ANRI. Belanja barang yang dilakukan adalah belanja barang non operasional, belanja sewa, serta belanja perjalanan dalam negeri. Belanja barang non operasional yang merupakan pembelian barang-barang bahan pendukung pelaksanaan diklat serta belanja perjalanan. Belanja sewa merupakan belanja sewa bus keperluan kunjungan dalam kegiatan pelaksanaan diklat, sedangkan belanja perjalanan dalam negeri adalah belanja perjalanan yang dilakukan guna melaksanakan evaluasi pasca diklat kearsipan yang dilakukan di daerah. 1) Belanja Pegawai Persentase ketidaksesuaian yang terjadi pada belanja pegawai adalah sebesar 1,12% atau senilai Rp. 4.769.000,-. Ketidaksesuaian tersebut masih favorable. Ketidaksesuaian tersebut terjadi karena adanya program belanja honorarium yang tidak terealisasi akibat adanya penyesuaian honorarium terhadap narasumber dan pengajar diklat dikaitkan dengan jam pelajaran atau jadwal yang dilaksanakan. Anggaran yang tersedia dari belanja Pegawai adalah sebesar Rp. 426.309.000,-, dengan realisasi sebesar Rp. 421.540.000,-.
43
2) Belanja Barang Anggaran yang tersedia untuk belanja barang adalah sebesar Rp. 1.206.940.000, yaitu belanja barang non operasional sebesar Rp. 1.111.279.000,-, belanja sewa Rp. 7.000.000,- serta belanja perjalanan dalam negeri sebesar Rp. 88.661.000,-. Realisasi anggaran yang terjadi adalah sebesar Rp. 1.009.562.140,- dengan persentase ketidaksesuaian sebesar 16,35% atau senilai Rp. 197.377.860,-. Realisasi
untuk
barang
non
operasional
adalah
sebesar
Rp. 936.930.140,- dengan ketidaksesuaian sebesar Rp. 174.348.860 atau secara persentase sebesar 15,69%. Belanja sewa memiliki ketidaksesuaian yang sedikit, yaitu sebesar 0,21% atau senilai Rp. 15.000,- sedangkan untuk belanja perjalanan dalam negeri, realisasi yang terjadi adalah sebesar Rp. 65.647.000,- dengan prosentase ketidaksesuaian masih favorable sebesar 25,96% atau senilai Rp. 23.014.000,-. b. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kerjasama Antar Instansi Pemerintah/Swasta/Lembaga Pembinaan/Penyuluhan Pengelolaan Arsip/Dokumen Negara (PNBP) Program ini merupakan program pusdiklat ANRI guna meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) melalui penyelenggaraan pendidikan
dan
pelatihan
Pemerintah/Swasta/Lembaga
kearsipan
bagi
Pembinaan/Penyuluhan
Instansi Pengelolaan
Arsip/Dokumen Negara baik di tingkat pusat maupun di daerah. Anggaran program terdiri dari Belanja Pegawai dan Belanja Barang. Belanja pegawai yang dilakukan adalah belanja honorarium tim atau panitia dalam melaksanakan
penyelenggaraan diklat. Belanja barang
yang dilakukan adalah belanja barang non operasional yang merupakan pembelian barang-barang bahan pendukung pelaksanaan diklat serta belanja perjalanan. 1) Belanja Pegawai Realisasi anggaran belanja pegawai yang terjadi
adalah sebesar
Rp. 57.197.600,- sedangkan jumlah anggaran belanja Pegawai yang tersedia sebesar Rp. 161.120.000,-, dengan realisasi persentase
44
ketidaksesuaian yang terjadi masih favorable sebesar 64,50% atau senilai Rp. 103.922.400,-. Ketidaksesuaian tersebut terjadi karena adanya program belanja honorarium pengajar yang tidak terealisasi akibat
adanya
penyesuaian
honorarium
jam
pelajaran
yang
dilaksanakan serta adanya penyesuaian terhadap pangkat/golongan dari pegawai penerima honorarium tersebut. 2) Belanja Barang Anggaran yang tersedia untuk belanja barang adalah sebesar Rp.329.860.000,- yang semuanya itu merupakan belanja barang non operasional.
Realisasi
anggaran
yang
terjadi
adalah
sebesar
Rp. 136.761.400,- dengan persentase ketidaksesuaian yang favorable sebesar 58,54% atau senilai Rp. 193.098.600,-. Ketidaksesuaian ini terjadi akibat rendahnya jumlah peserta yang mengikuti program diklat tersebut, sehingga mempengaruhi jumlah biaya belanja barang non operasional yang disesuaikan dengan jumlah peserta yang ada. c. Program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan Program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan merupakan program Pusdiklat ANRI guna meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di Pusdiklat ANRI. Kegiatan yang dilaksanakan adalah penyusunan dan penerbitan modul serta pembuatan pedoman diklat dan sarana pembelajaran diklat kearsipan. Program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang serta belanja modal. Belanja pegawai yang dilakukan
adalah
belanja
honorarium
tim
atau
panitia
dalam
melaksanakan program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan Pusdiklat ANRI. Belanja barang yang dilakukan adalah belanja barang non operasional yang merupakan pembelian serta penggandaan dan
penjilidan
bahan
pendukung
program
Penyusunan
Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan. Belanja modal dilakukan melalui pembelian barang-barang keperluan media pembelajaran diklat.
45
1) Belanja Pegawai Anggaran yang tersedia dari belanja Pegawai adalah sebesar Rp. 76.656.000,-, dengan realisasi sebesar Rp. 70.500.600,-. persentase ketidaksesuaian yang terjadi adalah sebesar 8,03% atau senilai Rp. 6.156.000,-. Ketidaksesuaian tersebut masih favorable yang terjadi karena adanya program belanja honorarium yang tidak terealisasi akibat adanya penyesuaian honorarium tim atau panitia yang disesuaikan
dengan
pangkat/golongan
dari
pegawai
penerima
honorarium tersebut. 2) Belanja Barang Realisasi anggaran yang terjadi pada belanja pegawai adalah sebesar Rp. 202.643.645,- dengan persentase ketidaksesuaian sebesar 31,65% atau senilai Rp. 93.850.355,-. Ketidaksesuaian ini terjadi masih favorable yang diakibatkan dari penyesuaian terhadap harga dan jumlah penggandaan dan penjilidan baik pembuatan modul maupun pedoman diklat yang dilaksanakan. Anggaran yang tersedia untuk belanja barang adalah sebesar Rp. 296.494.000,- yang semuanya itu merupakan belanja barang non operasional. 3) Belanja Modal Belanja Modal terdiri dari belanja fisik dan belanja fisik lainnya. Belanja fisik lainnya merupakan pengeluaran yang diperlukan dalam kegiatan pengadaan/pembangunan belanja fisik lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan dalam perkiraan kriteria belanja modal tanah, Gedung, perlatan dan mesin (belanja fisik). Anggaran yang tersedia untuk Belanja Modal adalah sebesar Rp. 74.900.000,- dengan rincian untuk belanja fisik sebesar Rp. 64.250.000,- dan belanja fisik lainnya sebesar
Rp.
10.650.000,-.
Realisasi
anggaran
adalah
sebesar
Rp. 73.690.250,- dengan persentase ketidaksesuaian sebesar 1,62% atau senilai Rp. 1.209.750,-. Realisasi untuk belanja fisik sebesar Rp. 64.140.250,- dengan besarnya ketidaksesuaian sebesar 0,17% atau senilai Rp. 109.750,- sedangkan belanja fisik lainnya memiliki ketidaksesuaian senilai Rp. 1.100.000,- atau sebesar 10,33% dengan
46
nilai realisasi sebesar Rp. 9.550.000,-. Ketidaksesuaian yang terjadi masih favorable, hal ini terjadi akibat penyesuaian harga perolehan terhadap pembelian barang yang diperuntukkan bagi
media
pembelajaran diklat kearsipan. d. Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan Kearsipan Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan Kearsipan merupakan program implementasi pengelolaan Arsip berbasis teknologi melalui pendidikan dan pelatihan bagi instansi pemerintahan baik tingkat pusat maupun didaerah termasuk di lingkungan ANRI itu sendiri. Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan Kearsipan terdiri dari Belanja Pegawai dan Belanja Barang. Belanja pegawai yang dilakukan adalah belanja honorarium tim atau panitia dalam melaksanakan program evaluasi dan pemantauan penyelenggaraan diklat Pusdiklat ANRI. Belanja barang yang dilakukan adalah belanja barang non operasional yang merupakan pembelian barang-barang bahan pendukung pelaksanaan diklat serta belanja perjalanan. 1) Belanja Pegawai Anggaran yang tersedia dari belanja Pegawai adalah sebesar Rp. 33.750.000,-, dengan realisasi sebesar Rp. 31.872.900,-. persentase ketidaksesuaian yang terjadi masih favorable sebesar 5,56% atau senilai Rp. 1.877.100,-. Ketidaksesuaian tersebut terjadi karena adanya program belanja honorarium yang tidak terealisasi akibat adanya penyesuaian honorarium tim atau panitia yang disesuaikan dengan pangkat/golongan dari pegawai penerima honorarium tersebut. 2) Belanja Barang Ketidaksesuaian yang terjadi pada belanja barang diakibatkan oleh rendahnya jumlah peserta yang mengikuti program diklat tersebut, sehingga mempengaruhi jumlah biaya belanja barang non operasional yang disesuaikan dengan jumlah peserta yang ada. Anggaran yang tersedia untuk belanja barang adalah sebesar Rp. 69.500.000,- yang
47
semuanya itu merupakan belanja barang non operasional. Realisasi anggaran yang terjadi masih favorable sebesar Rp. 59.439.000,dengan persentase ketidaksesuaian sebesar 14,48% atau senilai Rp. 10.061.000,-. 3. Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2008 Secara keseluruhan, anggaran Pusdiklat ANRI tahun 2008 sebesar Rp.2.996.885.000,-
dengan
besarnya
realisasi
sebesar
Rp.2.259.524.000,-. Setelah dilakukan analisis varians, ketidaksesuaian yang terjadi favorable sebesar Rp.737.361.000,- dengan besarnya persentase ketidaksesuaian anggaran sebesar Rp.24,6 %. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut: Tabel 6. Data Anggaran Belanja dan Realisasi Pusdiklat ANRI Tahun 2008 ANALISIS KETIDAKSESUAIA ANGGARAN REALISASI VARIANS N% U/F Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian Belanja Pegawai 208,765,000 172,525,000 36,240,000 17.36 F - Belanja Honorarium 208,765,000 172,525,000 36,240,000 17.36 F Belanja Barang 1,443,139,000 1,118,712,600 324,426,400 22.48 F - Belanja Barang Non Operasional 739,839,000 573,008,100 166,830,900 22.55 F - Belanja Jasa 273,050,000 163,755,000 109,295,000 40.03 F - Belanja Perjalanan Dalam Negeri 430,250,000 381,949,500 48,300,500 11.23 F Belanja Modal - Belanja Modal Peralatan dan Mesin 78,421,000 78,420,100 900 0.0011 F Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah di Bidang Kearsipan Belanja Pegawai 240,569,000 236,332,500 4,236,500 1.76 F - Belanja Honorarium 240,569,000 236,332,500 4,236,500 1.76 F Belanja Barang 523,321,000 499,319,400 24,001,600 4.59 F - Belanja Barang Non Operasional 458,631,000 442,519,400 16,111,600 3.51 F - Belanja Jasa 33,600,000 30,100,000 3,500,000 10.42 F - Belanja Perjalanan Dalam Negeri 31,000,000 26,700,000 4,300,000 13.87 F Program Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai Instansi Pemerintah baik di Pusat dan Daerah Belanja Pegawai 184,798,000 50,350,000 134,448,000 72.75 F - Belanja Honorarium 184,798,000 50,350,000 134,448,000 72.75 F Belanja Barang 317,872,000 103,864,400 214,007,600 67.33 F - Belanja Barang Non Operasional 229,172,000 68,864,400 160,307,600 69.95 F - Belanja Jasa 67,200,000 30,300,000 36,900,000 54.91 F - Belanja Perjalanan Dalam Negeri 21,500,000 4,100,000 17,400,000 80.93 F 2,996,885,000 2,259,524,000 737,361,000 24.60 F URAIAN
48
a. Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian Program Pengembangan SDM dan Administrasi Pegawai merupakan program Pusdiklat ANRI dalam meningkatkan kualitas SDM kearsipan melalui diklat teknis kearsipan. Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang serta Belanja Modal. Belanja pegawai yang dilakukan adalah belanja honorarium narasumber/pengajar serta honorarium tim atau panitia dari program diklat Pusdiklat ANRI. Belanja barang yang dilakukan adalah belanja barang non operasional, belanja jasa, serta belanja perjalanan dalam negeri. Belanja barang non operasional yang merupakan pembelian barang-barang bahan pendukung pelaksanaan diklat serta belanja perjalanan. Belanja jasa merupakan belanja jasa profesi atau honorarium pengajar dan narasumber serta belanja sewa bus keperluan kunjungan dalam kegiatan pelaksanaan diklat, sedangkan belanja perjalanan dalam negeri adalah belanja perjalanan yang dilakukan dalam rangka penyelenggaraan diklat. 1) Belanja Pegawai Belanja Pegawai memiliki anggaran sebesar Rp. 208.765.000,-, dengan realisasi sebesar Rp. 172.525.000,-. persentase ketidaksesuaian masih favorable
sebesar
17,36%
atau
senilai
Rp.
36.240.000,-.
Ketidaksesuaian tersebut terjadi karena adanya program belanja honorarium yang tidak terealisasi akibat adanya penyesuaian honorarium terhadap honorarium tim atau panitia diklat dikaitkan dengan jumlah orang beserta pangkat dengan golongannya. 2) Belanja Barang Realisasi anggaran belanja barang yang terjadi adalah sebesar Rp.
1.118.712.600,-
dengan
persentase
ketidaksesuaian
masih
favorable sebesar 22,48% atau senilai Rp. 324.426.400,-. Anggaran yang tersedia untuk belanja barang adalah sebesar Rp. 1.443.139.000, yaitu belanja barang non operasional sebesar Rp. 1.111.279.000,-, belanja jasa Rp. 273.050.000,- serta belanja perjalanan dalam negeri sebesar Rp. 430.250.000,-. Realisasi untuk barang non operasional
49
adalah sebesar Rp. 573.008.100,- dengan ketidaksesuaian sebesar Rp. 166.830.900 atau secara persentase sebesar 22.55%. Belanja jasa memiliki
ketidaksesuaian
sebesar
40,03%
atau
senilai
Rp.109.295.000,- dengan nilai realisasi sebesar Rp. 163.755.000,sedangkan untuk belanja perjalanan dalam negeri, realisasi yang terjadi adalah sebesar Rp. 381.949.500,- dengan persentase ketidaksesuaian sebesar 11,23% atau senilai Rp. 48.300.500,-. 3) Belanja Modal Belanja Modal memiliki realisasi sebesar Rp. 78.420.100,- dengan nilai ketidaksesuaian sebesar Rp. 900,- atau secara persentase sebesar 0.0011%. Ketidaksesuaian terjadi diakibatkan tidak terealisasinya anggaran akibat adanya penyesuaian harga perolehan terhadap pembelian barang yang diperuntukkan bagi keperluan pengembangan perpustakaan di Pusdiklat ANRI. b. Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah di Bidang Kearsipan. Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah di Bidang Kearsipan merupakan program Pusdiklat ANRI dalam meningkatkan kualitas SDM kearsipan melalui diklat fungsional kearsipan. Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah di Bidang Kearsipan terdiri dari Belanja Pegawai dan Belanja Barang. Belanja pegawai yang dilakukan adalah belanja honorarium tim atau panitia dalam melaksanakan program evaluasi dan pemantauan penyelenggaraan diklat Pusdiklat ANRI. Belanja barang yang dilakukan adalah belanja barang non operasional yang merupakan pembelian barang-barang bahan pendukung pelaksanaan diklat serta belanja jasa dan belanja perjalanan. 1) Belanja Pegawai Anggaran yang tersedia dari belanja Pegawai adalah sebesar Rp. 240.569.000,-, dengan realisasi sebesar Rp. 236.332.500,-. persentase ketidaksesuaian yang terjadi adalah sebesar 1,76% atau senilai Rp. 4.236.500,-. Ketidaksesuaian tersebut terjadi karena adanya
50
program belanja honorarium yang tidak terealisasi akibat adanya penyesuaian honorarium tim atau panitia yang disesuaikan dengan pangkat/golongan dari pegawai penerima honorarium tersebut. 2) Belanja Barang Anggaran yang tersedia untuk belanja barang adalah sebesar Rp. 523.321.000,- yang terdiri belanja barang non operasional sebesar Rp. 458.631.000,-, belanja jasa sebesar Rp. 33.600.000,- serta belanja perjalanan dalam negeri sebesar Rp. 31.000.000,- . Realisasi anggaran yang terjadi adalah sebesar Rp. 499.319.400,- dengan persentase ketidaksesuaian sebesar 4,59% atau senilai Rp. 24.001.600,-. Belanja barang non operasional memiliki realisasi sebesar Rp. 442.519.400 dan memiliki ketidaksesuaian sebesar Rp. 16.111.600,- atau sebesar 3,51%. Belanja jasa memiliki realisasi sebesar Rp. 30.100.000,- dengan ketidaksesuaian sebesar 10.42% atau senilai Rp. 3.500.000,-. Belanja perjalanan dalam negeri memiliki realisasi sebesar Rp. 26.700.000,dengan ketidaksesuaian sebesar Rp. 4.300.000,- atau sebesar 13,87%. Ketidaksesuaian ini terjadi akibat rendahnya jumlah peserta yang mengikuti program diklat tersebut, sehingga mempengaruhi jumlah biaya belanja barang non operasional yang disesuaikan dengan jumlah peserta yang ada. c. Program Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai Instansi Pemerintah baik di Pusat dan Daerah Program Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai Instansi Pemerintah baik di Pusat dan Daerah merupakan program pusdiklat ANRI guna meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kearsipan bagi Instansi
Pemerintah/Swasta/Lembaga
Pembinaan/Penyuluhan
Pengelolaan Arsip /Dokumen Negara baik di tingkat pusat maupun di daerah. Program Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai Instansi Pemerintah baik di Pusat dan Daerah Terdiri dari Belanja Pegawai dan Belanja Barang. Belanja pegawai yang dilakukan adalah belanja honorarium tim atau panitia dalam melaksanakan program evaluasi dan pemantauan penyelenggaraan diklat Pusdiklat ANRI. Belanja barang
51
yang dilakukan adalah belanja barang non operasional yang merupakan pembelian barang-barang bahan pendukung pelaksanaan diklat serta belanja jasa dan belanja perjalanan. 1) Belanja Pegawai Realisasi anggaran belanja pegawai sebesar Rp. 50.350.000,-. Anggaran yang tersedia dari belanja Pegawai adalah sebesar Rp. 184.798.000,-, persentase ketidaksesuaian yang terjadi adalah sebesar 72,75% atau senilai Rp. 134.448.000,-. Ketidaksesuaian tersebut masih favorable, terjadi karena adanya program belanja honorarium yang tidak terealisasi akibat adanya penyesuaian honorarium
tim
atau
panitia
yang
disesuaikan
dengan
pangkat/golongan dari pegawai penerima honorarium tersebut. 2) Belanja Barang Belanja Barang memiliki anggaran sebesar Rp. 317.872.000,- yang terdiri belanja barang non operasional sebesar Rp. 229.172.000,-, belanja jasa sebesar Rp. 67.200.000,- serta belanja perjalanan dalam negeri sebesar Rp. 21.500.000,-. Realisasi anggaran yang terjadi adalah sebesar Rp. 103.864.400,- dengan persentase ketidaksesuaian sebesar 67,33% atau senilai Rp. 214.007.600,-. Belanja barang non operasional memiliki
realisasi
sebesar
Rp.
68.864.400
dan
memiliki
ketidaksesuaian sebesar Rp. 160.307.600,- atau sebesar 69,95%. Belanja jasa memilik realisasi sebesar Rp. 30.300.000,- dengan ketidaksesuaian sebesar 54,91% atau senilai Rp. 36.900.000,-. Belanja perjalanan dalam negeri memiliki realisasi sebesar Rp. 4.100.000,dengan ketidaksesuaian masih favorable sebesar Rp. 17.400.000,- atau sebesar
80,93%.
Ketidaksesuaian
terjadi
diakibatkan
tidak
terealisasinya anggaran akibat adanya rendahnya jumlah peserta sehingga mempengaruhi jumlah biaya belanja barang non operasional yang disesuaikan dengan jumlah peserta yang ada sedangkan untuk belanja jasa dan perjalanan dalam negeri diakibatkan adanya penyesuaian terhadap jumlah jam dan mata pelajaran yang terealisasi selama proses diklat berjalan.
52
Secara keseluruhan ketidaksesuaian anggaran yang terjadi di Pusdiklat ANRI masih favorable. Hal ini kemungkinan terjadi akibat adanya taksiran-taksiran atau perkiraan yang dilakukan yang didasarkan pada
anggaran
sebelumnya
ketika
proses
perencanaan
anggaran
berlangsung. Perkiraan tersebut dilakukan sebagai tindakan antisipasi guna menghindari perubahan yang terjadi terhadap biaya-biaya yang berlaku untuk anggaran yang akan datang sehingga ketika pelaksanaan kegiatan dilaksanakan anggaran yang tersedia masih mencukupi untuk kegiatan tersebut. Ketidaksesuaian anggaran yang terjadi pada Pusdiklat ANRI pada umumnya
memiliki
kesamaan
pada
setiap
tahunnya.
Umumnya
ketidaksesuaian terjadi akibat rendahnya peserta diklat di Pusdiklat ANRI. Hal tersebut dapat mempengaruhi terhadap besar kecilnya realisasi anggaran di Pusdiklat ANRI yang memiliki keterkaitan antara belanja yang satu dengan lainnya. Selain itu penyesuaian terhadap biaya honorarium yang
dikeluarkan
merupakan
hal
yang
menyebabkan
terjadinya
ketidaksesuaian pada setiap tahunnya. 4.5.2 T-Test Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Selanjutnya dalam menilai peranan dari anggaran belanja Pusdiklat ANRI sebagai alat pengendalian keuangan dapat dilakukan pengujian hipotesis untuk mengukur apakah ketidaksesuaian anggaran belanja terhadap realisasinya masih dalam batas pengendalian. t-test menggunakan data ketidaksesuaian antara anggaran belanja dan realisasinya pada tahun 2006, 2007 dan 2008. t-test dilaksanakan pada ketidaksesuaian setiap mata anggaran kelompok mata anggaran utama pada anggaran belanja Pusdiklat ANRI tahun 2006, 2007 dan 2008. Hasil t-test anggaran belanja sebagai berikut: 1. Anggaran Belanja Program Penyelenggaraan Pengkoordinasian Diklat Pegawai Negeri Tahun 2006 Hasil
t-test
pada
ketidaksesuaian
anggaran
belanja
dan
Program
Penyelenggaraan dan Pengkoordinasian Diklat Pegawai Negeri Tahun 2006 diperoleh thitung sebesar 1,821dan t
tabel
sebesar 9,925 dengan nilai
53
taraf nyata 1% dan derajat bebas 2, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran belanja dengan realisasinya masih dalam batas pengendalian dapat diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7 berikut: Tabel 7. Hasil uji t-test Program Penyelenggaraan dan Pengkoordinasian Diklat Pegawai Negeri Tahun 2006 Nama Program Ketidaksesuaian Program Penyelenggaraan dan Pengkoordinasian Diklat Pegawai Negeri Tahun 2006
Nilai Taraf Nyata 1%
Derajat Bebas 2
2. Anggaran Belanja Program Evaluasi Penyelenggaraan Diklat Tahun 2006
dan
thitung
ttabel
1,821
9,925
Pemantauan
Setelah dilakukan t-test pada ketidaksesuaian anggaran belanja Program Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan Tahun 2006 diperoleh thitung sebesar 1,088 dan t tabel sebesar 9,925 dengan nilai taraf nyata 1% dan derajat bebas 2, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan ketidaksesuaian
yang
terjadi
antara
anggaran
belanja
dengan
realisasinya masih dalam batas pengendalian dapat diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8 berikut: Tabel 8. Hasil uji t-test Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan Diklat Tahun 2006 Nama Program Ketidaksesuaian Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan Diklat Tahun 2006
Nilai Taraf Nyata 1%
Derajat Bebas 2
thitung 1,088
ttabel 9,925
]]]]]
3. Anggaran Belanja Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Tahun 2007 Hasil t-test pada ketidaksesuaian anggaran belanja Program Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Tahun 2007 diperoleh thitung sebesar 1,216 dan t tabel sebesar 5,841 dengan nilai taraf nyata 1% dan derajat bebas 3, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan ketidaksesuaian
yang
terjadi
antara
anggaran
belanja
dengan
realisasinya masih dalam batas pengendalian dapat diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9 berikut:
54
Tabel 9. Hasil uji t-test Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Tahun 2007 Nama Program Ketidaksesuaian Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Tahun 2007
Nilai Taraf Nyata 1%
Derajat Bebas 3
thitung
ttabel
1,216
5,841
4. Anggaran Belanja Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kerjasama Antar Instansi Pemerintah/Swasta/Lembaga Pembinaan/Penyuluhan Pengelolaan Arsip/Dokumen Negara (PNBP) Tahun 2007 Setelah dilakukan t-test pada ketidaksesuaian anggaran belanja Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Pemerintah/Swasta/Lembaga
Kerjasama Antar Instansi
Pembinaan/Penyuluhan
Pengelolaan
Arsip/Dokumen Negara (PNBP) Tahun 2007 diperoleh thitung sebesar 3,331 dan t
tabel
sebesar 63,66 dengan nilai taraf nyata 1% dan derajat
bebas 1, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran belanja dengan realisasinya masih dalam batas pengendalian dapat diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 10 berikut: Tabel 10. Hasil uji t-test Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kerjasama Antar Instansi Pemerintah /Swasta/Lembaga Pembinaan/Penyuluhan Pengelolaan Arsip /Dokumen Negara (PNBP) Tahun 2007 Nama Program Ketidaksesuaian Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kerjasama Antar Instansi Pemerintah/Swasta/Lembaga Pembinaan/Penyuluhan Pengelolaan Arsip/Dokumen Negara (PNBP) Tahun 2007
Nilai Taraf Nyata 1%
Derajat Bebas 1
thitung
ttabel
3,331
63,66
5. Anggaran Belanja Program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2007 Setelah dilakukan t-test pada ketidaksesuaian anggaran belanja Program Program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2007 diperoleh thitung sebesar 1,106 dan t
tabel
sebesar 5,841
dengan nilai taraf nyata 1% dan derajat bebas 3, sehingga hipotesis Ho
55
yang menyatakan ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran belanja dengan realisasinya masih dalam batas pengendalian dapat diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 11 berikut: Tabel 11. Hasil uji t-test Program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2007 Nama Program Ketidaksesuaian Program
Nilai Taraf Nyata 1%
Derajat Bebas 3
thitung
ttabel
1,106
5,841
Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2007
6. Anggaran Belanja Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan Kearsipan Tahun 2007 Setelah dilakukan t-test pada ketidaksesuaian anggaran belanja Program Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknlogi Informasi dan Kearsipan Tahun 2007 diperoleh thitung sebesar 1,459 dan t
tabel
sebesar
63,66 dengan nilai taraf nyata 1% dan derajat bebas 1, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran belanja dengan realisasinya masih dalam batas pengendalian dapat diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 12 berikut: Tabel 12. Hasil uji t-test Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan Kearsipan Tahun 2007 Nama Program Ketidaksesuaian Program
Nilai Taraf Nyata 1%
Derajat Bebas 1
thitung
ttabel
1,459
63,66
Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan Kearsipan Tahun 2007
7. Anggaran Belanja Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian Tahun 2008 Setelah dilakukan t-test pada ketidaksesuaian anggaran belanja Program Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian Tahun 2008 diperoleh thitung sebesar 2,445 dan t tabel sebesar 5,841 dengan nilai taraf nyata 1% dan derajat bebas 3, sehingga hipotesis Ho yang
56
menyatakan ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran belanja dengan realisasinya masih dalam batas pengendalian dapat diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 13 berikut: Tabel 13. Hasil uji t-test Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian Tahun 2008 Nama Program Ketidaksesuaian Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian Tahun 2008
Nilai Taraf Nyata 1%
Derajat Bebas 3
thitung
ttabel
2,445
5,841
8. Anggaran Belanja Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah di Bidang Kearsipan Tahun 2008 Setelah dilakukan t-test pada ketidaksesuaian anggaran belanja Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah di Bidang Kearsipan Tahun 2008 diperoleh thitung sebesar 2,294 dan t
tabel
sebesar 5,841 dengan nilai taraf nyata 1% dan derajat
bebas 3, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran belanja dengan realisasinya masih dalam batas pengendalian dapat diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 14 berikut: Tabel 14. Hasil uji t-test Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah di Bidang Kearsipan Tahun 2008 Nama Program Ketidaksesuaian Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah di Bidang Kearsipan Tahun 2008
Nilai Taraf Nyata 1%
Derajat Bebas 3
thitung
ttabel
2,294
5,841
9. Anggaran Belanja Program Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai Instansi Pemerintah baik di Pusat dan Daerah Tahun 2008 Setelah dilakukan t-test pada ketidaksesuaian anggaran belanja Program Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai Instansi Pemerintah baik di Pusat dan Daerah Tahun 2008 diperoleh thitung sebesar 1,635 dan
57
t
tabel
sebesar 5,841 dengan nilai taraf nyata 1% dan derajat bebas 3,
sehingga hipotesis Ho yang menyatakan ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran belanja dengan realisasinya masih dalam batas pengendalian dapat diterima. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 14 berikut: Tabel 15. Hasil uji t-test Program Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai Instansi Pemerintah baik di Pusat dan Daerah Tahun 2008 Nama Program Ketidaksesuaian
Program
Nilai Taraf Nyata 1%
Derajat Bebas 3
thitung
ttabel
1,635
5,841
Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai Instansi Pemerintah baik di Pusat dan Daerah Tahun 2008
Data di atas menjelaskan bahwa secara keseluruhan ketidaksesuaian yang terjadi pada anggaran belanja di setiap program yang dilaksanakan oleh Pusdiklat ANRI masih dalam batas yang wajar. Uji t-test yang dilakukan menghasilkan data yang mempunyai nilai thitung lebih kecil dari nilai t tabel, yang berarti menerima Ho dan menolak H1. Hal ini membuktikan bahwa ketidaksesuaian yang terjadi antara
anggaran belanja dengan
realisasinya di Pusdiklat ANRI masih dalam batas pengendalian dan dapat diterima. Berdasarkan analisis varians dan t-test yang dilaksanakan pada anggaran belanja, Pusdiklat ANRI harus dapat lebih teliti melihat ketidaksesuaian yang timbul pada anggaran belanja. Ketidaksesuaian yang terjadi pada anggaran belanja tahun 2006, 2007 dan tahun 2008 secara keseluruhan
favorable.
Pusdiklat
ANRI
dapat
lebih
mempelajari
ketidaksesuaian tersebut sebagai bentuk pengalaman untuk memperbaiki pada tahun berikutnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap anggaran belanja sebagai alat pengendalian keuangan pada Pusdiklat ANRI dapat disimpulkan: 1. Pada saat penyusunan anggaran belanja ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan anggaran. Faktor-faktor pertimbangan tersebut yaitu: jenis diklat, kebutuhan diklat, jumlah peserta, tempat pelaksanaan kegiatan, Standar Biaya Umum, realisasi dan anggaran sebelumnya, serta rencana penambahan sarana dan prasarana Pusdiklat ANRI. 2. Prosedur penyusunan anggaran belanja Pusdiklat ANRI dilakukan dengan menggunakan metode Campuran (Top Down dan Bottom Up). Prosedur penyusunan anggaran Pusdiklat ANRI dimulai dari Surat Edaran Subbag tentang usulan kegiatan dari seluruh unit kerja di ANRI, sosialisasi format anggaran kepada seluruh unit kerja di ANRI, pembuatan Surat Edaran Kepala Pusdiklat ANRI tentang penyusunan usulan kegiatan dan anggaran di Pusdiklat ANRI, penyusunan rancangan program kegiatan dan anggaran oleh unit Pusdiklat ANRI, penyampaian rancangan program kegiatan dan anggaran Pusdiklat ANRI, evaluasi rancangan
program
kegiatan dan
anggaran Pusdiklat ANRI oleh Sub Bagian ANRI, dan revisi serta penetapan program kegiatan dan anggaran Pusdiklat ANRI. 3. Hasil dari analisis varians yang dilakukan pada anggaran belanja Pusdiklat ANRI bahwa secara keseluruhan ketidaksesuaian yang terjadi favorable dengan ketidaksesuaian anggaran belanja Pusdiklat pada tahun 2006 sebesar Rp 52.379.095,- dan persentase ketidaksesuaian sebcsar 4,68%. Tahun 2007 ketidaksesuaian yang terjadi masih favorable dengan nilai ketidaksesuaian sebesar Rp. 612.322.065,- atau sebesar 22, 89%. Pada tahun 2008
59
ketidaksesuaian yang terjadi pun masih favorable dengan nilai persentase ketidaksesuaian sebesar 24,60% atau senilai Rp 737.361.000,-. 4. Berdasarkan t-test yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan untuk ketidaksesuaian anggaran belanja tahun 2006 berdasarkan kelompok program kegiatan yang dilakukan oleh Pusdiklat ANRI maka Hipotesis Ho yang menyatakan bahwa secara keseluruhan ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran belanja per program kegiatan dengan realisasinya masih dalam batas pengendalian dapat diterima. Untuk anggaran belanja tahun 2007, setelah dilakukan t-test pada setiap kelompok program kegiatan diperoleh hasil yang menyatakan bahwa secara keseluruhan ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran dengan realisasinya dalam batas pengendalian dapat diterima. Hal tersebut juga terjadi pada anggaran di tahun 2008 bahwa hipotesis Ho yang dihasilkan menyatakan ketidaksesuaian yang tcrjadi antara anggaran dengan realisasinya masih dalam batas pengendalian dapat diterima. 5. Ketidaksesuaian-ketidaksesuaian realisasi anggaran yang terjadi secara keseluruhan diakibatkan dari tidak tercapainya target jumlah peserta yang telah ditentukan ketika anggaran dibuat. Hal ini dapat berdampak pada keperluan atau bahan–bahan pendukung diklat yang jumlahnya harus disesuaikan dengan jumlah peserta tersebut. B.
Saran Saran yang dapat diberikan agar penelitian dapat bermanfaat untuk Pusdiklat ANRI yaitu: 1. Anggaran belanja juga dapat dibuat dalam jangka waktu yang lebih pendek yaitu perbulan atau triwulan. Pada realisasi anggaran dapat dilaporkan berdasarkan jumlah tiap realisasi per bulan sehingga dapat memudahkan dalam pengawasan setiap realisasi anggaran yang dilakukan. Pusdiklat ANRI dapat melakukan perbaikan dengan membuat laporan anggaran belanja yaitu
60
perbandingan antara anggaran dengan realisasi dengan periode tiap bulan, sehingga perkembangan realisasi anggaran dapat diawasi dengan baik. 2. Pusdiklat ANRI juga dapat melakukan usaha untuk mengurangi atau menghilangkan ketidaksesuaian-ketidaksesuaian yang terjadi pada programprogram anggaran belanja Pusdiklat ANRI. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan menetapkan angka anggaran pada program yang sama yang lebih menekankan pada angka realisasi tahun sebelumnya sehingga tujuan dapat dicapai. 3. Meningkatkan kinerja kegiatan sosialisasi paket diklat kearsipan ke instansi pusat maupun daerah sehingga jumlah peserta kegiatan diklat mencapai target yang telah ditetapkan.
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Dahlanforum.2008. Forum Positif. http ://dahlanforum.wordpress.com/2008/01/07/kas. [7 Januari 2008] Fathoni, A. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Rineka Cipta. Jakarta. Gade, M. 2002. Akuntansi Pemerintahan. Edisi 2002. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia, Jakarta. Irawan, P. 2003. Logika dan Prosedur Penelitian. Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara, Jakarta. Ismail dan Prawironegoro. 2009. Sistem Pengendalian Manajemen Konsep dan Aplikasi. Penerbit Mitra Wacana Media. Jakarta. Kustiani, I. 2008. Analisis Optimalisasi Anggaran Program Corporate Social Resposibility (Studi Kasus PT Pertamina (Persero) Unit Pengolahan II). Skripsi Pada Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.2005. Buku III Landasan dan Pedoman Pokok Penyelenggaraan dan Pengembangan Sistem Administrasi Negara. Jakarta LAN RI Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pada Arsip Nasional Republik Indonesia Tahun Anggaran 2008. Jakarta:ANRI. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi, Yogyakarta. Mathis, R dan Jackson, J. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat. Jakarta. Nafarin. 2008. Penganggaran Perusahaan. Edisi Kedua. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Prawatiningsih, D. 2007. Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan (Studi Kasus : Badan Rumah Sakit Daerah Ciawi). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Pranoto. 1999. Akuntanbilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Lembaga Admnistrasi Negara, Jakarta.
62
Purbadharmaja, I.B.P. 2007. Kajian Terhadap Fungsi Anggaran dalam Pembangunan Ekonomi Daerah. Buletin Studi Ekonomi : Volume 12. Nomor 3. [Pusdiklat ANRI]. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan, Arsip Nasional Republik Indonesia. 2008. Panduan Diklat Teknis Kearsipan Akuisisi Arsip. Pusdiklat ANRI, Bogor Putri, R.I. 2003. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Prilaku Peserta Pelatihan (Kasus Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV, Angkatan IV, Lembaga Administrasi Negara Pada Pusat Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Bogor). Skripsi Pada Departemen Manajemen Pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor Siregar, N.B. 2003. Penyusunan Anggaran Perusahaan Sebagai Alat Manajemen Dalam Pencapaian Tujuan. Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Sumatera Utara, Medan Sumarsono, S. 2009. Manajemen Keuangan Pemerintahan. Graha Ilmu. Yogyakarta. Suminto. 2004. Pengelolaan APBN Dalam Sistem Manajemen Keuangan Negara. Penyusunan Budget. Brief. Wulandari, I. 2006. Penerapan Penganggaran Pada Badan Usaha Berbentuk Koperasi (Studi Kasus Koperasi Karyawan Indocement). Skripsi pada Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
63
Lampiran 1. Struktur Organisasi Pusdiklat ANRI
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEARSIPAN
Sub Bagian Tata Usaha
Fungsional
Bidang Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan
Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan
Sub Bidang Akademik
Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan
64
Lampiran 2. Analisis Varians Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2006 One-Sample Statistics
Penyimpangan Program Penyelenggaraan dan Pengkoordinasian Diklat Pegawai Negeri Tahun 2006
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
3
22.908.831,67
21.795.133,43
12.583.426,15
One-Sample Test
Test Value = 0
Penyimpang an Program Penyelengga raan dan Pengkoordin asian Diklat Pegawai Negeri Tahun 2006
t
df
Sig. (2tailed)
Mean Difference
1,821
2
0,210
22.908.831.67
99% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
-31.233.281,21
77.050.944,55
One-Sample Statistics
Penyimpangan Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan Diklat Tahun 2006
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
3
1.217.533,33
1.938.205,94
1.119.023,72
One-Sample Test
Penyimpangan Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan Diklat Tahun 2006
T
df
Sig. (2tailed)
1,09
2
0,390
Test Value = 0 99% Confidence Interval of the Mean Difference Difference Lower Upper
1.217.533,33
-3.597.237,13
6.032.303,79
65
Lampiran 3. Analisis Varians Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2007 One-Sample Statistics
Penyimpangan Program Peningkatan Kualitas & Kompetensi SDM Aparatur Tahun 2007
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
4
50.536.715,00
83.134.578,67
41.567.289,34
One-Sample Test Test Value = 0
t
Penyimpangan Program Peningkatan Kualitas & Kompetensi SDM Aparatur Tahun 2007
df
1,216
Sig. (2tailed )
Mean Difference
,311
50536715,0000
3
99% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
192254052,2 652
293327482,265 2
One-Sample Statistics N Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kerjasama Antar Instansi Pemerintah/Swasta/Lembaga Pembinaan/Penyuluhan Pengelolaan Arsip/Dokumen Negara (PNBP) Tahun 2007
2
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
148510500,000 0
63057095,740 45
44588100,00000
One-Sample Test Test Value = 0
T
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kerjasama Antar Instansi Pemerintah/Swasta/ Lembaga Pembinaan/Penyulu han Pengelolaan Arsip/Dokumen Negara (PNBP) Tahun 2007
3,33 1
Df
1
Sig. (2tailed)
,186
Mean Difference
148510500,000 0
99% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
2689822640,64 42
2986843640,64 42
66
Lanjutan Lampiran 4. Analisis Varians Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2007 One-Sample Statistics
N Penyimpangan Program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2007
4
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
25304026,250 0
45774201,383 33
22887100,691 67
One-Sample Test Test Value = 0
t
Penyimpangan Program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2007
1,10 6
df
Sig. (2tailed)
3
,350
Mean Difference
25304026,2500
99% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
108377453,25 26
158985505,75 26
One-Sample Statistics
Penyimpangan Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan Kearsipan Tahun 2007
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
2
5.969.050,00
5.786.891,19
4.091.950,00
One-Sample Test Test Value = 0
t
Penyimpangan Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan Kearsipan Tahun 2007
1,46
df
1
Sig. (2tailed)
0,383
Mean Difference
5.969.050,00
99% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
46.024.104,47
57.962.204,47
67
Lampiran 5. Analisis Varians Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2008 One-Sample Statistics
N
Penyimpangan Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian Tahun 2008
5
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
72133460,000 0
65969769,332 27
29502577,73739
One-Sample Test Test Value = 0
t Penyimpangan Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian Tahun 2008
Df
2,445
4
Sig. (2taile d)
,071
99% Confidence Interval of the Difference Mean Difference
72133460,000 0
Lower
Upper
63699206,85 23
207966126,852 3
One-Sample Statistics
N Penyimpangan Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah di Bidang Kearsipan Tahun 2008
4
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
6987025,000 0
6091456,13154
3045728,06577
One-Sample Test Test Value = 0 T
Penyimpangan Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah di Bidang Kearsipan
2,294
df
3
Sig. (2tailed)
,106
Mean Difference
6987025,00 00
99% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
10802796,414 3
24776846,414 3
68
Tahun 2008Lampiran 6. Analisis Varians Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Lanjutan Tahun 2008 One-Sample Statistics
N Penyimpangan Program Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai Instansi Pemerintah baik di Pusat dan Daerah Tahun 2008
5
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
217283320,00 00
297102759,955 06
132868393,512 46
One-Sample Test Test Value = 0
t
Penyimpangan Program Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai Instansi Pemerintah baik di Pusat dan Daerah Tahun 2008
1,635
df
4
Sig. (2tailed )
Mean Difference
,177
217283320,00 00
99% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
394455369,135 2
829022009,135 2