PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ETOS KERJA PEDAGANG ETNIS CINA YANG MENGELOLA TOKO OBAT CINA DI KOTAMADYA PONTIANAK Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh : JULIANA HERMANTO NIM : 019114003
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ETOS KERJA PEDAGANG ETNIS CINA YANG MENGELOLA TOKO OBAT CINA DI KOTAMADYA PONTIANAK Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh : JULIANA HERMANTO NIM : 019114003
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“ Pertama-tama, katakan pada dirimu apa yang akan kau raih, lalu lakukan apa yang perlu kau lakukan “ ( Epictetus )
Kepada ayah-ibuku, yang tak pernah lelah dan berhenti mencintaiku kepada saudaraku Hengky dan Dekky, yang selalu ada untukku dan kepada dirimu, yang akan hadir sebagai cinta: kepersembahkan karyaku “Terima kasih telah menjadi bagian terindah dalam hidupku”
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 22 Oktober 2008 Penulis
Juliana Hermanto
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
ETOS KERJA PEDAGANG ETNIS CINA YANG MENGELOLA TOKO OBAT CINA DI KOTAMADYA PONTIANAK Juliana Hermanto 019114003 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2008 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan etos kerja pedagang etnis cina yang mengelola toko obat Cina di kotamadya Pontianak. Etos kerja merupakan elemen paling penting dalam komponen sukses yang mampu melatarbelakangi keberhasilan dalam bekerja. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode pengumpulan data wawancara dan observasi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang dengan kriteria etnis Cina yang berprofesi sebagai pedagang obat Cina, berkedudukan sebagai pengelola toko obat dan berdomisili di kotamadya Pontianak. Hasil penelitian etos kerja pada ketiga subjek ditunjukkan dengan adanya pandangan kerja sebagai kewajiban moral, displin yang tinggi dan kebanggaan akan hasil karya. Hasil penelitian menggambarkan bahwa kerja merupakan kewajiban moral, ketiga subjek memandang kerja merupakan hal yang penting bagi kehidupan, kerja diperuntukkan bagi keluarga dan berguna untuk diri sendiri, mereka juga menganggap kerja sebagai anugerah dari Tuhan. Displin ditunjukkan dengan kesadaran akan peraturan dan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan. Kebanggaan akan hasil karya mengarah pada perasaan bangga terhadap hasil kerja karena adanya penghargaan dari orang lain, dan keinginan untuk maju serta usaha dalam bekerja maksimal untuk menciptakan kualitas kerja terbaik. Keterkaitan ketiga indikator ini menggambarkan etos kerja pada pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina.
Kata kunci: etos kerja, etnis cina, pedagang yang mengelola toko obat Cina
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
W O R K ETHOS OF THE CHINES E MERCHANTS WHO RUN CHINESE DRUG STORE IN PONTIANAK
Juliana Hermanto 019114003 Faculty of Psychology Sanata Dharma University Yogyakarta 2008
The objective of this research is to describe the work ethos of the Chinese merchants who run Chinese drug store in Pontianak. Work ethos is the most essential element in success component providing success in work. This research is a descriptive qualitative research by using observations and interviews as the data collection method. Subjects in this research are three people with criteria Chinese people running Chinese drug store that located in Pontianak. The result of the work ethos from these three subjects shown by an opinion that work is moral obligation, a high discipline, and the pride to their works. The results of this research shows that work is moral obligation, for the subjects work is essential thing in life, work is service to their family and useful for themselves, they also consider work as a gift from God. Discipline is shown by the awareness to the rules and responsibilities in work. The pride to their works triggered by others people admiration and a strong will to success in business by creating the best quality in works. The connection of these three indicators shows the work ethos of the Chinese merchant running Chinese drug store.
Key word: wo rk ethos, Chinese ethnic, merchant running Chinese drug store.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan kasih dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini, yaitu : 1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi. M.Si., selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan membantu hingga terselesaikannya skripsi ini. 2. Bapak Drs. H. Wahyudi, M.Si. dan Bapak YB. Cahya Widiyanto, S.Psi., M.Si. selaku dosen penguji yang telah banyak memberi masukan kepada penulis. 3. Bapak Siswo Widyatmoko, S.Psi. dan Ibu Sylvia C.M.Y.M., S.Psi, M.Psi. selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak membantu selama masa perkuliahan. 4. Seluruh staf dosen Fakultas Psikologi USD yang telah memberikan banyak ilmunya. 5. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi USD: Mas Gandung, Bu Nanik, Pak Gie, Mas Muji, dan Mas Doni yang telah banyak membantu dan mempermudah dalam mengurus keperluan perkuliahan. 6. Sa Ie, Tua So, Pa Lun atas kesediaanya membantu penelitian skripsi ini. 7. Winny dan Deasy atas diskusi, dukungan dan bantuannya. 8. Octa dan Sius, atas diskusi dan dukungannya. 9. Vera dan Ita, atas dukungan, persahabatan dan kebersamaannya.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Pak Priyo, Pak Toni, Bu Tiwi dan Mbak Tia atas bimbingannya selama di P2TKP. Buat temen-temen di P2TKP, Vinda Eko, Octa, Rani, Cwt., M’Yesi, Deasy, Kobo, Tyo, Etik, Anita, Lisna, Mas Adi, Desta dan Catrine, atas kerjasama, suka dan duka selama di P2TKP. 11. Buat temen-temen di kost 99999: Emi, Hani, Deasy, Vinda, Cicil, Lia, Nana, Octa, Tari, Grace, Maria, Diana, Cuprit, Borah, Iin, Marni dan semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas kebersamaan, suka dan duka selama di kost. 12. Buat temen-temen di kost Delima: Keket, Nia, Putri, mba’ Lusi, Dina, Lintang (thx printernya) dan semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan, kebersamaan, suka dan duka selama hampir setahun kebersamaan di kost. 13. Iis, atas pinjaman printernya. 14. Ibu dan bapak kost di Kost Delima dan 99999 yang sudah memberikan suasana kekeluargaan. 15. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan-kekurangan dalam skripsi ini, maka segala bentuk saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Penulis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................................. v ABSTRAK.......................................................................................................... vi ABSTRACT....................................................................................................... vii KATA PENGANTAR........................................................................................ viii DAFTAR ISI...................................................................................................... x DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiii DAFTAR SKEMA............................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xv BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1 A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 6 C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 8 A. Etos Kerja ............................................................................................. 8 1. Pengertian Etos Kerja................................................................ 8 2. Indikator Etos Kerja.................................................................. 9
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja........................ 14 B. Pedagang............................................................................................... 16 1. Pengertian Pedagang................................................................. 16 2. Pedagang Obat Cina.................................................................. 17 C. Etnis Cina ............................................................................................. 19 3. Pembagian Etnis Cina............................................................... 19 4. Ajaran-ajaran Yang Mempengaruhi Etnis Cina........................ 21 5. Orientasi Nilai Budaya Etnis Cina............................................ 24 D. Etos Kerja Pedagang Etnis Cina yang Mengelola Toko Obat Cina di Kotamadya Pontianak.......................................................................... 27 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 30 A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 30 B. Subjek Penelitian .................................................................................. 30 C. Batasan Istilah....................................................................................... 31 D. Metode Pengambilan Data ................................................................... 32 1. Wawancara................................................................................ 32 2. Observasi................................................................................... 34 E. Analisis Data......................................................................................... 35 F. Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................................. 37 1. Kredibilitas................................................................................ 37 2. Dependebility ........................................................................... 38 3. Triangulasi Data........................................................................ 39 BAB IV. PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN........................... 40
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Pelaksanaan Penelitian.......................................................................... 40 B. Hasil Penelitian Subjek 1-Huang.......................................................... 42 C. Hasil Penelitian Subjek 2-Kiang........................................................... 53 D. Hasil Penelitian Subjek 3-Lun.............................................................. 65 E. Ringkasan ............................................................................................. 77 F. Pembahasan .......................................................................................... 79 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 88 A. Kesimpulan .......................................................................................... 88 B. Saran ..................................................................................................... 88 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 91 LAMPIRAN....................................................................................................... 94
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL halaman Tabel 1.
Tabel panduan wawancara........................................................ 33
Tabel 2.
Tabel Kode analisis hasil wawancara........................................ 36
Tabel 3.
Tabel waktu dan tempat pelaksanaan penelitian....................... 41
Tabel 4.
Tabel data demografis subjek penelitian................................... 41
Tabel 5.
Tabel ringkasan etos kerja pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina di kotamadya Pontianak.................................... 77
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SKEMA halaman Skema 1.
Skema Kerangka Penelitian Etos Kerja Pedagang Etnis Cina yang
Membuka
Toko
Obat
Cina
di
Kotamadya
Pontianak................................................................................... 29 Skema 2.
Skema Hasil Penelitian Etos Kerja Pedagang Etnis Cina yang Membuka
Toko
Obat
Cina
di
Kotamadya
Pontianak................................................................................... 87
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN halaman Lampiran 1:
Lampiran data subjek 1-Huang................................................... 93
Lampiran 2:
Lampiran data subjek 2-Kiang.................................................... 104
Lampiran 3:
Lampiran data subjek 3-Lun ..................................................... 121
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Max Weber dalam buku karangannya The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (1958) pertama kali mempelajari tentang pengaruh etos kerja terhadap pembangunan masyarakat atau bangsa. Dalam buku itu Weber menyatakan bahwa ada hubungan antara perkembangan masyarakat dengan sikap masyarakat itu terhadap makna kerja. Dalam pengamatannya terhadap kaum Protestan Calvinist terdapat suatu anggapan bahwa kerja keras merupakan panggilan rohani untuk mencapai kesejahteraan mereka. Akibat dari semangat kerja keras ini melimpah pula kehidupan ekonomi mereka. Dengan bekerja keras serta hidup hemat dan sederhana para Calvinist dapat mencapai tingkat kehidupan yang relatif lebih tinggi dan mampu memfungsikan diri mereka sebagai wiraswastawan yang tangguh dan tulang punggung dari sistem kapitalis di Eropa. Para ahli ilmu sosial telah menjadikan penemuan Weber tersebut sebagai pegangan untuk melihat keberhasilan pembangunan terutama di negara- negara berkembang. Untuk menilai maju tidaknya usaha pembangunan suatu bangsa bisa dilihat dari ada tidaknya etos kerja yang memadai yang dimanifestasikan dalam kerja keras, hidup sederhana dan hemat. Etos kerja menurut Cherrington (dalam Nugroho, 1998) adalah cara pandang seseorang terhadap perkerjaan atau dapat diartikan sebagai nilai kerja yang positif. Bila pandangan dan sikap terhadap kerja tersebut positif, maka etos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
kerjanya juga akan positif, orang akan bekerja keras dan berusaha mencapai hasil terbaik dalam pekerjaannya. Etos kerja bisa dilihat melalui tiga indikator (Cherrington dalam Nugroho, 1998), yaitu kerja sebagai kewajiban moral, disiplin kerja tinggi, dan kebaggaan akan hasil karya. Etos kerja juga diyakini menjadi kunci sukses di balik keberhasilan bangsa-bangsa seperti Jepang dan Jerman dalam membangun kembali negara mereka. Bangsa Jerman dan Jepang yang pernah hancur total akibat perang dalam waktu relatif singkat mampu muncul sebagai negara dengan kekuatan ekonomi luar biasa, karena etos kerja mereka tidak ikut hancur. Demikian halnya dengan bangsa Korea dengan etos kerja mereka yang mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional negara mereka dengan mengagumkan serta mampu bersanding dengan bangsa Jepang sebagai negara yang pembangunannya melebihi bangsa-bangsa di negara Asia lainnya. Hal di atas dapat memberikan gambaran tentang peran etos kerja dalam pembangunan masyarakat dan bangsa. Di Indonesia, ada satu etnis yang dipandang berhasil mendominasi perekonomian di Indonesia, yaitu etnis Cina. Di dunia ekonomi dan bisnis, walau jumlah warga etnis Cina hanya 4% (empat persen) dari jumlah penduduk Indonesia, mereka menguasai 50% (lima puluh persen) perekonomian Indonesia, dan menguasai 37% (tiga puluh tujuh persen) perusahaan go public (Nomura Research Institute dalam Sahrah, 2005). Begitu juga dengan Fujitsu Research di Tokyo yang mengamati daftar perusahaanperusahaan di 6 (enam) negara kunci di Asia, menggambarkan betapa perusahaanperusahaan tersebut secara mayoritas dikuasai oleh etnis Cina perantauan, salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
satunya adalah Indonesia sebanyak 73% (Naisbitt, 1995). Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar perekonomian di negara Indonesia dikuasai oleh etnis Cina, maka etos kerja yang ada pada etnis tentu saja akan berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu, etos kerja etnis Cina yang sukses di dunia bisnis ini merupakan hal yang menarik untuk dibahas. Adicondro (1978) mengemukakan bahwa orang Cina pintar dalam berwirausaha. Menurutnya, orang-orang Cina perantauan umumnya mempunyai etos kerja ulet, tekun, hemat, dan berani berspekulasi dalam wirausaha. Kewirausahaan mereka ditandai oleh keinginan untuk menginvestasikan sumber daya dalam usaha jangka panjangnya, guna menghasilkan kesejahteraan materi dan jaminan bagi keluarga serta keturunan mereka. Naisbitt (1995) menyatakan bahwa di antara beberapa sifat orang Cina, kerja keras menduduki peringkat pertama atau faktor utama sedang sifat lain yang tampil cukup menonjol adalah keinginan untuk belajar, kejujuran, disiplin diri, dan kemandirian. Hariyono (1993) berpendapat bahwa nilai- nilai budaya yang terdapat dalam ajaran Konfusianisme merupakan ajaran yang paling banyak berpengaruh dan mendarah daging dalam kehidupan orang Cina sehari- hari, begitu pula terhadap etos kerjanya. Etos yang berbasis pada Konfusianisme ini semakin populer sebagai penjelasan di belakang berkibarnya kesuksesan wirausahawan Asia, khususnya etnis Cina (Sinamo, 2002). Nilai- nilai Konfusianisme seperti kewajiban taat kepada orang tua dan tund uk kepada raja, hidup secara terhormat dalam tatanan yang hierarkis, jujur, menjaga moderasi, dan tahu diri, dapat menjadi karakter-karakter yang unik dan nilai tambah yang khas bagi orang Cina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
ketika berimigrasi ke negeri lain dan menghadapi persaingan yang relatif bebas (Fukuyama dalam Sinamo, 2002). Persebaran etnis Cina meliputi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Kotamadya Pontianak yang merupakan ibukota Kalimantan Barat adalah daerah yang banyak memiliki penduduk etnis Cina. Berdasarkan komposisi penduduk kotamadya Pontianak menurut faktor suku bangsa dan pertumbuhannya pada tahun 1994, dari berbagai suku bangsa yang ada, etnis Cina merupakan suku bangsa terbanyak yang bermukim di daerah ini, yaitu berjumlah 123.184 jiwa (32,150 %), kemudian Melayu 98.526 jiwa (27,715 %), Bugis 49.666 jiwa (12,963 %) dan lain- lain. (Kanwil Depag 1995 dan Kanwil Depdikbud Kalbar 1991 dalam La Ode, 1997). Jadi tidak mengherankan bila etnis ini mempunyai aplikasi pengaruh yang terbesar jika dibandingkan dengan etnis lain yang bermukim di Pontianak. Di kotamadya Pontianak, terlihat nyata bahwa sarana kehidupan jasmaniah dan material etnis Cina melaju jauh lebih baik dibandingkan sarana kehidupan jasmaniah etnis lain di Kalimantan Barat (La Ode, 1997). Etnis Cina di Kalimantan Barat, seperti halnya di daerah lain, memegang kunci-kunci perekonomian dan perdagangan. Demikian halnya di Pontianak, kehadiran etnis Cina dengan keahlian berdagang dan jumlah yang dominan memberi sumbangan dan dampak tersendiri bagi sektor perdagangan di kota ini. Sebagian besar etnis Cina di Pontianak ternyata berada pada ketiga golongan perdagangan, yaitu golongan perdagangan kecil, perdagangan menengah dan perdagangan besar (La Ode, 1997). Sebagai kota perdagangan terbesar di Kalimantan Barat, perdagangan jelas memberikan kontribusi cukup besar dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
pertumbuhan ekonomi di kota Pontianak. Kontribusi sektor perdagangan didukung sektor angkutan, jasa, dan keuangan berjumlah sekitar 79,6 persen dari total kegiatan ekonomi kota (KompasOnline, 2001). Banyaknya kompleks pertokoan yang dimiliki oleh etnis Cina turut memperkuat kesan bahwa pusat perdagangan dan ekonomi dipegang oleh golongan ini. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan etos kerja etnis Cina di Kotamadya Pontianak yang diyakini sebagai kunci sukses etnis ini dalam perekonomian, khususnya dalam bidang perdagangan dikarenakan perdagangan merupakan mata pencaharian yang paling penting di antara etnis Cina di Indonesia (Vasanty, 1979). Selain itu, perdagangan memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan dunia kerja lain. Menurut Mutis (1995), dunia perdagangan mempunyai sifat yang keras, kompetitif, penuh tantangan, beresiko tinggi, dan bersifat spekulatif, sehingga hanya individu-individu dengan karakteristik tertentu yang berminat untuk terjun menekuninya. Penelitian ini difokuskan pada etnis Cina yang berprofesi sebagai pedagang. Pedagang etnis Cina yang dimaksud dikhususkan pada pedagang yang mengelola toko obat Cina. Profesi ini menarik untuk diteliti karena para pedagang yang mengelola toko obat Cina ini bisa dipastikan merupakan masyarakat dari kalangan etnis Cina dan merupakan profesi yang dijalankan turun-temurun. Selain itu, obat Cina bukanlah merupakan produk asli dari Indonesia dan sebagai pedagang yang menjual produk asing, keberadaan mereka menjadi keunikan tersendiri karena mereka menjual produk di negara yang bukan merupakan asal produk tersebut. Mereka juga bisa dinilai sukses dan merupakan prestasi tersendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
karena
mampu
mempertahankan keberadaan obat-obat Cina dari awal
keberadaannya sejak beratus-ratus tahun lalu. Bahkan meskipun merupakan obat tradisional asing, obat Cina sangat populer di Indonesia dan mampu me nandingi produk tradisional lokal yang ada. Di zaman yang serba modern seperti sekarang ini, dengan berkembangnya berbagai ilmu dan teknologi pengobatan yang canggih, dimana pengobatan dengan obat-obat tradisional dianggap tidak ilmiah, toko-toko obat Cina masih bisa ditemui dan terus berkembang di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana etos kerja pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina di Kotamadya Pontianak. Etos kerja adalah komponen sukses yang paling primer (Sinamo, 2002). Etos kerja dilihat dengan menggunakan tiga indikator, yaitu kerja sebagai kewajiban moral, disiplin kerja tinggi dan kebanggaan akan hasil karya.
B. Rumusan Masalah Bagaimana etos kerja pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina di kotamadya Pontianak?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi etos kerja pada pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina di Kotamadya Pontianak
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Sebagai bahan referensi ilmiah perihal kondisi perekonomian dan dinamika psikologis para pelaku bisnis beretnis Cina khususnya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
menggeluti bidang obat Cina, terutama di bidang Psikologi Industri, Sosial dan Sumber Daya Manusia. 2. Manfaat Praktis a) Bagi etnis Cina yang berprofesi sebagai pedagang, penelitian ini dapat memberikan gambaran dan meningkatkan pemahaman mengenai etos kerja pedagang etnis Cina khususnya yang mengelola toko obat Cina. b) Bagi masyarakat dan pelaku bisnis di kotamadya Pontianak, penelitian ini
dapat
memberikan
wacana
tentang
pemahaman
dinamika
psikologis dalam pengembangan sumber daya manusia, sehingga dapat memperluas pengetahuan mengenai peran etos kerja dalam kehidupan kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Etos Kerja 1. Pengertian Etos Kerja Etos kerja menurut Cherrington (dalam Nugroho, 1998) adalah cara pandang seseorang terhadap perkerjaan atau dapat diartikan sebagai nilai kerja yang positif. Etos kerja ditunjukkan dalam tingkah laku atau setidaknya sikap terhadap suatu pekerjaan secara verbal. Sinamo (2002) juga mengungkapkan bahwa etos kerja adalah nilai-nilai dan doktrin kerja tertentu yang mewujud nyata pada perilaku kerja yang khas. Menurut Sudarso (1997) etos kerja menujuk pada perilaku manusia dalam bekerja atau melakukan pekerjaan dengan menekankan kepada semangat atau pembawaan dalam kerjanya. Sudarso (1997) mengungkapkan bahwa semangat dan pembawaan dalam bekerja juga menunjuk pada makna atau nilai kerja bagi pelaku kerja tersebut. Oleh karena itu etos kerja dapat dikatakan sebagai sikap manusia terhadap nilai atau makna kerja. Etos kerja artinya sikap terhadap kerja, pandangan terhadap kerja, kebiasaan kerja, ciri-ciri atau sifat mengenai cara kerja yang dimiliki oleh seseorang atau sifat golongan atau suatu bangsa (Manullang, 1997). Pengertian tersebut senada dengan yang dikemukakan oleh Anoraga (2001) yang meyatakan etos kerja adalah pandangan dan sikap suatu bangsa atau suatu umat terhadap kerja. Bila pandangan dan sikap tersebut melihat kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
sebagai sesuatu yang luhur bagi eksistensi manusia, maka etos kerjanya akan mendalam, orang akan bekerja keras dan berusaha mencapai hasil terbaik. Begitu pula sebaliknya, apalagi kalau sama sekali tidak ada pandangan dan sikap terhadap kerja, maka etos kerja itu dengan sendirinya kurang mendalam, orang tidak akan bersungguh-sungguh dalam bekerja. Hal serupa juga diungkapkan Rahardjo (1992) bahwa secara sederhana etos kerja dapat diartikan sebagai suatu pola sikap, yang sudah mendasar, yang sudah mendarah daging, yang mempengaruhi perilaku secara konsisten, dan terus menerus. Di dalam situasi pembangunan ekonomi seperti sekarang, maka apa yang disebut etos kerja mengandung konotasi yang positif, tidak ada yang negatif. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas mengenai etos kerja, dapat disimpulkan bahwa etos kerja adalah cara pandang, sikap dan nilai yang dimiliki seseorang, kelompok atau bangsa terhadap kerja secara positif yang ditunjukkan dalam bentuk verbal dan perilaku.
2. Indikator Etos Kerja Cherrington (dalam Nugroho, 1998) menyatakan ada tiga indikator dalam etos kerja, yaitu : a. Kerja sebagai kewajiban moral Konsep kerja sebagai kewajiban moral menurut Cherrington (dalam Prihananti, 2000) didasarkan pada perasaan bahwa orang itu harus bekerja dan memberikan layanan kepada masyarakat atau orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Lebih lanjut Anoraga dan Suyati (1995) menjelaskan bahwa bekerja adalah kewajiban dan dambaan bagi setiap orang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan sepanjang masa. Menurut Anoraga dan Widiyanti (1990) dalam pandangan modern dalam melihat kerja menyatakan bahwa moral dari pekerjaan dan pegawai tidak mempunyai kaitan langsung dengan kondisi fisik atau material dari pekerjaan. Pekerjaan yang betapapun berat, berbahaya, akan dilaksanakan dengan senang hati oleh satu tim kerja yang memiliki solidaritas kelompok yang kokoh dan moral tinggi. Dengan demikian, kerja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, maka selama manusia hidup ia harus bekerja. Kerja merupakan bagian paling dasar dari kehidupan manusia yang dapat memberikan status dari masyarakat, juga mengikat individu lain, sehingga mampu memberi isi dan makna dari kehidupan manusia yang bersangkutan. Kerja sebagai kewajiban moral menurut berbagai agama sesuai dengan ajaran pada masing- masing agama. Dalam Kristen Protestan dengan Etika Protestantisme, yang mengajarkan bahwa kekayaan yang diperoleh usahawan adalah tanda bahwa usaha kerja seseorang berkenaan di hati Tuhan sehingga kekayaan itu tidak lain ialah bentuk pahala dari Tuhan (Kartodirdjo, 1994). Menurutnya, di sini terlihat jelas kerja orang mempunyai nilai moral tinggi. Pada agama Islam, bekerja merupakan upaya
untuk
mengaktualisasikan
diri
sebagai
hamba
Allah
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
menempatkan diri sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik atau dapat juga dikatakan bahwa hanya dengan bekerja manusia memanusiakan dirinya (Tasmara, 1994). Dalam tradisi Buddhisme dan Hinduisme, kerja adalah sebuah panggilan suci, kewajiban suci, tugas sakral untuk mengerjakan sesuatu atau disebut dengan dharma (Sinamo, 1992). Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kerja sebagai kewajiban moral adalah menganggap kerja sebagai hal yang penting dalam kehidupan manusia. Bekerja tidak hanya dimaksudkan untuk mencari kekayaan ekonomis semata-mata, akan tetapi juga membuat hidup berguna bagi diri sendiri dan orang lain serta berhubungan dengan Tuhan. Oleh karena itu, meskipun kekayaan ekonomis dan materi telah terpenuhi, orang akan tetap bekerja.
b. Disiplin kerja tinggi Gani seperti dikutip oleh Prihananti (2000) menyatakan etos kerja sangat erat dengan disiplin kerja bahkan sangat identik. Disiplin yang tinggi merupakan salah satu hal yang harus dimiliki untuk dapat memantapkan suatu etos kerja (Manullang, 1997). Kedisiplinan adalah sikap batin, sebuah kebebasan untuk melakukan sesuatu yang dinilainya tepat dan benar (Harsanto, 1997). Ismael
(1989)
menyatakan
bahwa
disiplin
merupakan
ekspresi
kedewasaan, suatu sikap tanggung jawab terhadap tingkah laku sendiri. Disiplin yang sesuai bagi seorang dewasa berlandaskan pada kesadaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
diri sendiri, dan bukan suatu paksaan dari luar. Setiap bentuk paksaan dari luar hanya dapat berlangsung untuk sementara waktu saja. Selanjutnya, untuk dapat berdisiplin diri, seseorang perlu menyediakan diri untuk bertanggung jawab dalam suatu tugas atau pekerjaan. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, disiplin adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan baik yang tertulis atau tidak (Nitisemito, 1982). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa disip lin kerja merupakan salah satu hal penting dalam etos kerja, yang diwujudkan dengan sikap dan tingkah laku yang penuh tanggung jawab dalam suatu tugas dan pekerjaan, atas kesadaran diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang dianggap tepat dan benar sesuai dengan peraturan baik tertulis atau tidak, sebagai ekspresi dari kedewasaan.
c. Bangga akan hasil karyanya Indikator ketiga ini terkait dengan perasaan bangga. Perasaan biasanya didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subyektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf (Suryabrata, 1982). Perasaan bersifat subyektif, yang artinya banyak dipengaruhi oleh keadaan diri seseorang, sehingga apa yang dirasakan oleh seseorang belum tentu sama dengan apa yang dirasakan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Perasaan bangga terhadap karyanya merupakan perasaan harga diri yang positif. Digolongkan demikian karena berkaitan dengan hal- hal positif yang dialami seseorang karena adanya penghargaan dari orang lain. Di dalam perasaan bangga terkandung keinginan untuk mempertahankan dan berbuat sebaik-baiknya agar hasil yang dicapai tidak menurunkan perasaan bangganya. Kartono (dalam Nugroho, 1998) menyatakan bahwa pekerja yang mempunyai perasaan bangga atas hasil karyanya lebih bertenaga dan bergairah dalam bekerja karena rasa bangga atas hasil karyanya yang berkualitas merupakan sukses bagi dirinya. Ia menganggap orang lain mengenal dirinya dari keahliannya sehingga seakan-akan produk karyanya ditafsirkan dari penampilan dirinya, sehingga ia akan terhina bila tidak menghasilkan karya yang baik. Perasaan bangga terhadap karya ini mengandung pengertian akan tanggung jawab individu dan inisiatif individu (Nugroho, 1998). Lebih lanjut dijelaskan bahwa tanggung jawab
individual
memberikan
sumbangan terhadap hasil karya, sedangkan inisiatif individu memberikan sumbangan terhadap cara-cara yang baik untuk bekerja. Cherrington (dalam Nugroho, 1998) berpendapat bahwa inisiatif individu merupakan prediktor kuat dari rasa bangga atas hasil karyanya. Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa perasaan bangga terhadap hasil karya merupakan harga diri yang positif. Di dalam perasaan ini terkandung keinginan untuk mempertahankan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
berbuat sebaik-baiknya agar produk keahliannya berkualitas sehingga tidak menurunkan perasaan bangganya.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja Etos kerja seseorang erat kaitannya dengan kepribadian, perilaku, dan karakternya (Siregar, 2000). Menurutnya, setiap orang memiliki internal being yang merumuskan siap dirinya dan dibentuk oleh delapan elemen yang saling terkait satu sama lain, yaitu pola pikir, keyakinan, budaya, kepentingan, keterlibatan, kinerja, gaya hidup, dan tujuan. Respon dari internal being terhadap tuntutan external dunia kerja inilah yang kemudian menetapkan etos kerja seseorang. Etos kerja atau mentalitas dasar seseorang terhadap kerja tidak bisa terlepas dari nilai- nilai yang dimilikinya (Suwanto dalam Nugroho, 1998). Nilai tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia karena nilai terbentuk dan dimiliki individu melalui proses yang lama, yaitu sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya (Adisubroto, 1993). Etos kerja dapat dikatakan sebagai suatu nilai kerja. Nilai kerja dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor genetik
yang
meliputi
kecenderungan-kecenderungan
seseorang
yang
berkaitan dengan kerja. Faktor eksternal adalah faktor lingkungan yang mencakup materi- materi dari luar yang memberi masukan pada dir i seseorang (Keller, 1992). Pengaruh lingkungan juga disampaikan Siburian (1997) yang menyatakan bahwa etos kerja tidak dapat berdiri sendiri akan tetapi dipengaruhi oleh faktor- faktor lain termasuk pengaruh lingkungan sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
pekerjaan yang dilakukan dapat memenuhi target. Lebih lanjut, lingkungan dan proses yang ada dalam suatu komunitas sangat berpengaruh dalam menimbulkan etos kerja (www.edents.bravepages.com). Suryohadiprojo (1988) berpendapat lain, menurutnya motivasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi etos kerja, karena motivasi bisa menumbuhkan pandangan dan sikap yang menghargai kerja sebagai sesuatu yang luhur. Selain itu, ia juga mengungkapkan faktor kepeminpinan sebagai
hal
yang
mampu
menumbuhkan
etos
kerja.
Menurutnya,
kepemimpinan yang menunjukkan pandangan dan sikap yang tepat juga akan diikuti oleh semua pihak yang memandangnya sebagai panutan. Magnis (1978) memandang perkembangan suatu etos kerja dalam masyarakat hanya terpenuhi apabila pekerjaan mereka mendapat imbalan yang wajar, dihargai sebagai kesibukan manusiawi dan membuka kemungkinan untuk maju. Di sisi lain, keluarga merupakan faktor penting untuk menumbuhkan etos kerja, karena proses pembinaan etos kerja dalam menanaman makna kerja sejak dini terjadi dalam keluarga (Renwarin, 1991). Selain itu, suatu sudut pandang dalam kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama, lembaga- lembaga sosial, filsafat, pendidikan religius, refleksi teologis, dan kehidupan komoditas akan mempengaruhi suatu etos kerja (Muzairi, 1994). Serupa dengan pendapat tersebut, Asya’arie (1994) menyatakan bahwa agama bagi pemeluknya merupakan sistem nilai yang mendasari etos kerjanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Dari uraian-uraian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi etos kerja dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : •
Faktor internal, yang meliputi predisposisi seseorang yang ada dan telah melekat dalam diri seseorang, seperti : agama, motivasi, nilai-nilai yang dianut, budaya, pola pikir, kepribadian, dan sebagainya.
•
Faktor eksternal, yaitu hal-hal dari luar yang memberi masukan dan pengaruh pada diri seseorang, seperti : lingkungan, kepemimpinan, keluarga, keterlibatan, dan sebagainya.
B. Pedagang 1. Pengertian Pedagang Partono (1979) mendefinisikan pedagang sebagai mereka yang menjalankan kegiatan dalam usaha memindahkan hal atas barang dari seseorang untuk orang lain terus menerus sebagai sumber penghidupannya. Kegiatan utama pedagang bermula dari penerimaan barang dagangan, penyimpanan, sampai dengan penyerahan barang tersebut kepada orang lain. Kegiatan pedagang tidak hanya terbatas pada usaha untuk memindahkan hak atas suatu benda, akan tetapi mereka dapat ikut menaikkan arti dan nilai barang, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Kegiatan perdagangan yang terjadi dilakukan di toko, yaitu dengan menjalankan kegiatan menawarkan barang-barang kepada umum dengan jalan menyediakan barang tersebut dalam suatu ruangan atau tempat tertentu dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
bersifat menetap. Berdasarkan besar kecilnya usaha, jenis toko ini dapat dibagi menjadi toko perdagangan kecil, yaitu toko yang menyediakan barang-barang kebutuhan sehari- hari secara kecil-kecilan dan menjual langsung kepada konsumen secara eceran. Selain itu, juga ada toko perdagangan besar, yaitu toko yang menyediakan barang dalam jumlah besar dan menjual langsung kepada konsumen secara eceran atau kepada pedagang kecil dalam jumlah agak besar.
2. Pedagang Obat Cina Pedagang obat Cina umumnya membuka usaha di pusat-pusat perdagangan di Kotamadya Pontianak. Mereka biasanya memilih rumahrumah petak atau yang biasa dikenal rukodang (rumah, toko, gudang) untuk menjalankan aktivitas perdagangan mereka. Rukodang ini merupakan tempat usaha dan dapat pula dijadikan tempat tinggal sehari-hari sekaligus mempunyai fungsi sebagai gudang untuk menyimpan barang-barang usaha mereka. Kegiatan perdagangan yang terjadi dilakukan di toko, yaitu menawarkan barang-barang dengan jalan menyediakan barang dan menunggu kedatangan calon pembeli. Barang-barang umumnya dijual secara kecilkecilan atau eceran dan langsung kepada konsumen, walaupun kadang-kadang juga melayani penjualan dalam jumlah yang agak besar. Mereka memiliki peran dalam pengelolaan toko sekaligus terlibat langsung dalam aktivitas sehari- hari di toko obat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Barang-barang yang disediakan dalam toko obat Cina umumnya berupa produk-produk kesehatan dan obat-obatan. Walaupun bernama toko obat Cina, tetapi obat-obatan yang dijual tidak seluruhnya obat-obatan yang berasal dari Cina. Selain obat-obatan dari Cina, di toko ini juga dijual obatobat produk dalam negeri, baik modern maupun tradisional. Obat-obatan Cina yang dijual di toko ini juga berbagai macam. Ada jenis obat yang merupakan produk obat Cina yang sudah jadi. Selain itu juga terdapat jenis obat tradisional Cina yang bahan-bahan obat ini umumnya berupa tumbuhan, yaitu bagian-bagian tanaman seperti daun, bunga, ranting, kulit batang, kulit akar, umbi yang diyakini mempunyai khasiat-khasiat penyembuhan. Jenis obat yang terakhir ini juga yang menjadi ciri khas dari toko obat Cina, yang membedakannya dengan toko obat lain. Latar belakang profesi ini umumnya berawal dari usaha keluarga yang terus diturunkan dan dikembangkan, biasanya kakek atau orang tua mereka juga membuka toko obat Cina. Profesi sebagai pedagang yang mengelola toko obat Cina ini merupakan profesi utama, yaitu profesi yang diandalkan sebagai sumber pendapatan yang paling penting dalam perekonomian keluarga. Pedagang ini umumnya merupakan kepala keluarga yang menjadi tulang punggung keluarga untuk mencari nafkah. Pedagang yang mengelola toko obat Cina memulai aktivitas kerjanya dari pukul 07-00 hingga 21.00 denga n istirahat sekitar aktivitas setengah hari dari biasanya pada hari Minggu. Bisa dikatakan, mereka memiliki jam kerja sekitar 14 jam setiap harinya, sehingga mereka lebih banyak menghabiskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
waktu mereka sehari- hari untuk melakukan aktivitas di toko obat. Relasi sosial mereka juga lebih banyak terjalin pada saat bekerja, terutama dengan karyawan, pembeli dan masyarakat di sekitar lingkungan toko obat. Dalam berkerja, biasanya mereka hanya dilengkapi sarana hiburan seadanya bahkan kadang tidak ada, ditambah dengan kegiatan yang monoton sehingga memungkinkan
seorang
pedagang
mengalami
kebosanan,
sehingga
memerlukan kesabaran terutama jika berhadapan dengan pembeli. Walaupun demikian, tidak tampak adanya usaha untuk menurunkan jam kerja ataupun aktivitas, bahkan mereka cenderung sulit meninggalkan rutinitas mereka.
C. Etnis Cina 1. Pembagian Etnis Cina Etnis Cina merupakan keturunan asing yang secara kuantitatif paling dominan dibandingkan dengan keturunan asing lain yang ada di Indonesia. Orang-orang Cina perantauan yang awalnya berimigrasi ke Indonesia terdiri dari beberapa suku bangsa yang ada di Cina, seperti suku bangsa Khek, Tio Ciu, Hokkien dan Kanton. Akan tetapi di Indonesia, mereka umumnya lebih dikenal ke dalam dua golongan, yaitu totok dan peranakan (Vasanty, 1979). Golongan totok adalah mereka yang berorientasi pada kebudayaan Cina, mereka masih menghayati nilai- nilai budaya Cina seperti menggunakan bahasa Cina di rumah dan merayakan tahun baru Imlek. Sedangkan golongan Cina peranakan adalah mereka yang sudah berorientasi pada kebudayaan setempat, seperti budaya Jawa, Sunda, Ambon, Menado dan dirumahnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
menggunakan bahasa setempat. Dalam hal ini mereka telah mengalami proses akulturasi dengan kebudayaan dimana mereka dilahirkan dan dibesarkan. Seorang peranakan biasanya, tapi tidak selalu, dilahirkan dari perkawinan campuran dengan orang pribumi (Tan, 1981). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembagian tersebut lebih didasarkan pada derajat penyesuaian dan akulturasi terhadap kebudayaan Indonesia, dan derajat akulturasi itu juga tergantung kepada jumlah generasi yang telah menetap. Lebih lanjut Vasanty (1979) menambahkan bahwa proses akulturasi sangat kurang di tempat-tempat di Indonesia seperti halnya di Kalimantan Barat dan Sumatra Timur. Hal ini dipertegas Skinner (1981) yang menyatakan bahwa sangat sedikit hal yang bisa orang Tionghoa temui pada kebudayaan penduduk pribumi Kalimantan. Walaupun banyak di antara orang Tionghoa di Kalimantan Barat dan Sumatra Timur itu mungkin sudah banyak juga yang lahir di Indonesia, tetapi mereka masih akan disebut orang Tionghoa totok oleh orang Indonesia (Vasanty, 1979). Untuk di Kalimantan barat, salah satu yang memperkuat hal tersebut adalah penggunaan bahasa Cina sebagai bahasa pergaulan bagi masyarakat etnis Cina di daerah tersebut. Dengan demikian, etnis Cina yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah etnis Cina yang termasuk dalam golongan Cina totok, karena mereka masih berorientasi pada kebudayaan Cina dan tidak merupakan hasil perkawinan campuran dengan orang pribumi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
2. Ajaran-ajaran Yang Mempengaruhi Etnis Cina Telah disebutkan sebelumnya bahwa segala sepak terjang, perilaku, sikap dan tindakan manusia berakar pada pengaruh tradisi dan nilai- nilai budaya yang masih atau pernah mengaturnya. Oleh karena itu, pada bagian ini akan dibahas bagian dari budaya yang merupakan pedoman bagi seluruh etnis Cina di Indonesia. Dalam pembahasan tentang budaya Cina ini, tidak akan dibedakan antara budaya totok atau peranakan, melainkan akan diambil nilai yang rata-rata dianut dan menjadi pedoman hidupnya. Hal ini dikarenakan meskipun berbeda, keduanya memiliki akar yang sama dan dibedakan dengan kultur yang lain. Hariyono (1993) berpendapat bahwa kebudayaan dan kehidupan suatu masyarakat banyak dipengaruhi oleh sistem kepercayaannya. Husodo (1985) berpendapat bahwa ajaran-ajaran yang banyak memberikan pengaruh pada perkembangan dasar berpikir, pendangan hidup, dan filsafat orang-orang Cina adalah Budhisme, Taoisme, dan Konfusionisme. Menurut Hariyono (1993), diantara ketiga kepercayaan tersebut, ajaran Konfusianisme atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kong Hu Cu diyakini paling berpengaruh dan mendarah daging dalam kehidupan orang Cina sehari- hari. Ajaran ini juga diduga menyumbangkan kekhasan kultur Cina dan banyak mempengaruhi pola pikir orang Cina. a. Tao / Taoisme Menurut Hidajat (1977), Taoisme merupakan ajaran pertama bagi orang Cina, yang merupakan suatu spekulasi filsafat. Dalam ajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Taoisme, tempat individu tidak begitu penting jika dibandingkan kepentingan keluarga, dan keluarga merupakan struktur dasar sosial. Kewajiban seseorang bukan langsung untuk dirinya sendiri dan bukan untuk bangsa atau negara, tetapi hanya diperuntukkan bagi keluarga besarnya. Keluarga merupakan tempat perlindungan dari segala pengaruh luar dan hubungan kekeluargaan terjalin sangat erat serta dekat, menyebabkan pengaruh dari luar sulit sekali mempengaruhi tata kehidupan orang Cina. Oleh karena itu menurut Husodo (1985) bangsa Cina selalu menjaga kemurnian rasnya dan menutup diri dari pengaruh ras lain. Lebih lanjut Husodo menjelaskan bahwa rasa kesatuan dalam keluarga ini merupakan modal utama dalam perjuangan hidup dimana mereka berada. Menurut Hariyono (1993) ajaran Taoisme banyak mempengaruhi orang Cina mengenai hidup sederhana, Jalan Tengah (hubungan keseimbangan yang mengatasi dua dikotomi yang berjauhan) dan penyesuaian diri dengan lingkungan sehingga manusia dapat hidup di manapun dia berada.
b. Kong Hu Cu / Konfusianisme Hariyono (1993) mengungkapkan pada dasarnya Konfusius mengajarkan moralitas yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Selain moralitas individu, moralitas keluarga merupakan ajaran yang cukup mencolok pada ajaran Konfusianisme. Keluarga memang merupakan lembaga yang penting dalam pandangan Konfusius, karena keluarga merupakan satuan dasar masyarakat yang terpenting. Selanjutnya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
keluarga, penghormatan anak kepada orang tua memegang peranan kunci, karena itu dikembangkan konsep kesalehan sang anak. Kewajiban para anak kepada orang tua merupakan sumber seluruh kebajikan. Perwujudan materi secara real menjadi tuntutan mitos rasa bakti anak kepada orang tua. Namun, dalam perkembangannya, ungkapan rasa bakti ini tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi dapat berubah pada segala upaya untuk dapat memperoleh sesuatu yang memiliki nilai tinggi, seperti dalam bentuk keinginan untuk mencapai sesuatu yang terbaik menge nai cita-cita, pekerjaan, pemilikan suatu benda, status sosial, dan sebagainya. Dengan
berjalannya
waktu,
ajaran-ajaran
Konfusius
yang
membentuk sifat dan perilaku manusia Cina banyak mendapat bias tanpa lagi mengetahui makna nilai primernya. Seperti ajaran bakti kepada orang tua, akan melahirkan manusia Cina yang rajin bekerja, dalam kasus-kasus tertentu menjadi workaholic atau materialistis, sehingga mereka menjadi kaya.
c. Budhisme / Budha Menurut Hariyono (1993), tema pokok ajaran Budha adalah bagaimana menghindarkan penderitaan umat manusia di dunia. Ajaran Budha meyakini bahwa roda kehidupan ada di tangan “mara” yang merupakan akar kejahatan. Untuk itu, manusia harus membebaskan diri dari kejahatan, yang juga berarti membebaskan diri dari penderitaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
dengan cara melakukan tindakan yang benar, yaitu mencari pengetahuan, kehendak yang benar, perkataan yang benar, perilaku yang baik, ucapan yang benar, pikiran yang benar dan renungan yang benar.
Agama adalah bagian yang tidak terpisahkan dari tradisi budaya masyarakat Cina. Paham Tao banyak dihubungkan dengan nasib manusia, yaitu manusia sebagai individu dalam hubungannya dengan alam semesta, sedangkan paham Budha dikaitkan dengan hubungan manusia sebagai individu dengan keadaan masa depan, yaitu Nirwana dan alam semesta (Husodo, 1985). Kong Hu Cu mengajarkan hubungan antar manusia yang memupuk sikap orang Cina untuk mencintai keluarga dan dunia. Kemudian ajaran Konghucu bercampur dengan spiritisme tradisional menghasilkan budaya kekeluargaan yang kuat dimana keluarga menjadi basis pelestarian tradisi dan budaya. Budhisme yang masuk tidak bertentangan dengan ajaran Taoisme maupun Konfusionisme sehingga mudah diterima oleh orang Cina dan mencampuradukkan ketiga ajaran tersebut menjadi satu. Dari latar belakang tradisi dan agama itu dapat melihat mengapa orang-orang Cina mewarisi tradisi budaya kekeluargaan yang kuat, disamping sifat-sifat jalan tengah yang dipraktekkan.
3. Orientasi Nilai Budaya Etnis Cina Berbicara mengenai nilai berbudaya, akan digunakan kerangka kajian C. Kluckhon dan F. Kluckhon (dalam Koentjaraningrat, 2000), yang membagi nilai budaya dalam lima kategori yaitu: hakekat hidup, hakekat kerja,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
hubungan manusia dengan alam, persepsi waktu, hubungan manusia dengan sesama. a. Mengenai hakekat hidup Pada orang Cina, baik melalui pengaruh filsafat Konfusius maupun filsafat Budha dapat dikatakan bahwa hakekat hidup itu adalah sengsara, dukkha. Akan tetapi, manusia dapat berikhtiar membebaskan diri dari penderitaan itu melalui kesempurnaan hubungan sosial. b. Hakekat kerja Etos tentang kerja pada orang Cina banyak dipengaruhi oleh ajaran Konfusius.
Dalam
Konfusianisme,
terdapat
ajaran
yang
disebut
“Hubungan Segi Tiga”, yaitu hubungan antara Konfusianisme, keluarga, dan kerja. Konfusius menaruh perhatian yang penting pada keluarga, sehingga etos kerja pun dihubungkan dengan keluarga. Konfusius memberikan ajaran tentang kerja, seperti ajarannya tentang Jen yang membuat orang rajin bekerja, dan ajarannya untuk mengejar dan menyimpan kekayaan, dan sebagainya. Mereka bekerja untuk bakti dan menjaga nama baik orang tua serta menunjukkan kesetiaannya kepada keluarga, agar kebahagiaan di akherat dapat tercapai. c. Hubungan antara manusia dengan alam Pada orang Cina dikenal kehidupan yang selaras dengan alam semesta, dan dihubungkannya dengan dunia ide- ide mistis, yang berkaitan dengan konsep religio- magi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
d. Persepsi mengenai waktu Pada orang Cina, selain memiliki orientasi waktu masa lalu dan masa kini, ada kecenderungan memiliki orientasi waktu masa yang akan datang juga. Sehubungan dengan alam pemikiran fungsional pada kultur Cina, ada kecenderungan manusia Cina memiliki orientasi pada masa yang akan datang, namun untuk jangka waktu yang pendek yang bersifat praktis. Dalam suatu kerja misalnya, manusia Cina lebih berani mengorbankan atau mengubah sesuatu demi kelangsungan hidup di masa yang akan datang, meskipun itu tampak suatu “gambling” sekalipun. e. Hubungan antara manusia dengan sesamanya Terdapat adanya nilai sosial suka tolong- menolong dan memiliki solidaritas yang tinggi pada sistem kekerabatan. Hanya saja, pada kultur Cina, penekanannya kepentingan keluarga lebih utama daripada individu dan masyarakat.
Adicondro (1978) mengemukakan bahwa orang Cina pintar dalam berusaha. Adicondro mengatakan bahwa orang-orang Cina perantauan umumnya mempunyai etos kerja ulet, tekun, hemat, dan berani berspekulasi dalam wirausaha. Kewirausahaan mereka ditandai oleh keinginan untuk menginvestasikan sumber daya dalam usaha jangka panjangnya, guna menghasilkan kesejahteraan materi dan jaminan bagi keluarga serta meningkatkan martabat sosial dalam garis keturunan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Naisbitt (1995) menyatakan bahwa diantara beberapa sifat orang Cina, kerja keras menduduki peringkat pertama atau faktor utama, sedang sifat yang lain yang tampil cukup menonjol adalah keinginan untuk belajar, kejujuran, disiplin diri, dan kemandirian.
D. Etos Kerja Pedagang Etnis Cina yang Mengelola Toko Obat Cina di Kotama dya Pontianak Etos kerja adalah cara pandang, sikap, dan nilai yang dimiliki seseorang, kelompok atau bangsa terhadap kerja secara positif yang ditunjukkan dalam bentuk verbal dan perilaku. Etos kerja merupakan elemen paling penting dalam komponen sukses yang mampu melatarbelakangi keberhasilan dalam bekerja. Etos kerja yang akan dilihat dalam penelitian ini adalah cara pandang, sikap, dan nilai yang dimiliki pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina terhadap kerja yang ditunjukkan dalam bentuk verbal dan perilaku mereka. Etos kerja yang akan dilihat merujuk pada tiga indikator etos kerja, yaitu kerja sebagai kewajiban moral, disiplin kerja yang tinggi, dan rasa bangga terhadap hasil karyanya. Kerja sebagai kewajiban moral mengenai bagaimana memandang kerja sebagai sesuatu yang penting bagi kehidupan, bagaimana bekerja tidak hanya sebatas mencari materi tetapi juga bisa berguna bagi diri sendiri dan orang lain, dan bagaimana memandang hubungan kerja dan Tuhan. Selain itu juga adanya disiplin yang tinggi, yaitu sejauh mana sikap dan tanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaan, sejauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
mana kesadaran diri dalam menaati peraturan. Terakhir, rasa bangga terhadap hasil karya, yaitu bagaimana perasaan yang dialami karena adanya penghargaan dari orang lain dan usaha yang dilakukan agar produk keahlian berkualitas. Ketiga indikator pada etos kerja tersebut akan memberi gambaran tentang etos kerja pada etnis Cina yang mengelola toko obat Cina di kotamadya Pontianak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skema 1. Kerangka Penelitian Etos Kerja Pedagang Etnis Cina yang Mengelola Toko Obat Cina di Kotamadya Pontianak
Pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina di kotamadya Pontianak
Kerja sebagai kewajiban moral
Kerja sebagai hal yang penting, kerja tidak hanya mencari materi tetapi berguna untuk diri sendiri dan orang lain, memandang hubungan kerja dengan Tuhan
Disiplin kerja tinggi
Sikap dan tanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaan, kesadaran diri dalam menaati peraturan
Kebanggaan akan hasil karya
Perasaan yang dialami karena adanya penghargaan, mempertahankan dan berbuat sebaik-baiknya agar produk keahlian berkualitas
29
Menggambarkan etos kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif merujuk pada segi alamiah yaitu penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Penelitian ini bertumpu pada deskripsi permasalahan yang dihadapi dengan cara menggambarkan secara apa adanya fenomena yang ditemukan pada saat penelitian berlangsung (Moleong, 2004). Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk membuat pecandraan (deskriptif) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai faktafakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata, 2002). Dalam penelitian kualitatif deskriptif peneliti tidak berusaha memanipulasi setting penelitian, melainkan melakukan studi terhadap suatu fenomena dalam situasi dimana fenomena tersebut ada (Poerwandari, 1998). Penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan etos kerja pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina di Kotamadya Pontianak secara komperhensif dan natural.
B. Subjek Penelitian Penelitian kualitatif tidak menekankan pada upaya generalisasi melalui perolehan sampel acak melainkan merupakan suatu upaya untuk memahami sudut pandang dan konteks penelitian secara mendalam (Poerwandari, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Pemilihan subjek penelitian dalam penelitian kualitatif disesuaikan dengan kekhususan dan kecocokan konteks pene litian (Poerwandari, 1998). Subjek penelitian dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam penelitian ini subjek yang dipilih adalah yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1. Subjek adalah etnis Cina yang berprofesi sebagai pedagang obat Cina, minimal 1 tahun. 2. Berkedudukan sebagai pengelola toko obat yang berada di posisi atas atau memiliki kewenangan terhadap kelangsungan toko obat dan mengelola secara langsung serta secara fisik hadir di toko obat setiap hari. Jadi dalam posisi tersebut pedagang toko obat yang dimaksud dapat saja pemilik toko obat tersebut atau orang yang diberi kepercayaan oleh pemilik toko obat untuk mengelola manajerial toko obat tersebut secara langsung. 3. Subjek berdomisili di Kotamadya Pontianak.
C. Batasan Istilah Penelitian ini adalah penelitian mengenai etos kerja pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina di Kotamadya Pontianak. Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah etos kerja. Indikator- indikator etos kerja yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: 1. Kerja sebagai kewajiban moral yaitu cara pandang terhadap kerja sebagai bagian dari kehidupan, tujuan bekerja dan cara memaknai kerja yang tidak hanya ditujukan untuk mencari kekayaan ekonomis semata- mata tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
juga membuat hidup berguna bagi diri sendiri dan orang lain serta cara memandang hubungan kerja dengan Tuhan. 2. Disiplin kerja yaitu sikap dan tingkah laku yang penuh tanggung jawab terhadap suatu tugas dan pekerjaan serta kesadaran diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang dianggap tepat dan benar sesuai dengan peraturan baik tertulis atau tidak. 3. Perasaan bangga terhadap hasil karya yaitu perasaan harga diri yang positif yang dirasakan berkaitan dengan hal- hal positif yang dialami karena adanya penghargaan dari orang lain serta keinginan untuk mempertahankan dan berbuat sebaik-baiknya agar produk keahliannya berkualitas.
D. Metode Pengambilan Data Penelitian ini menggunakan dua metode dalam pengambilan data, yaitu metode wawancara dan observasi. 1. Wawancara Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Poerwandari, 1998). Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan sebagai alat utama pengumpulan data. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan pedoman umum, yaitu pedoman wawancara yang mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang ditanyakan dala m proses wawancara (Moleong, 2004). Pedoman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus sebagai dasar pengecekan (checklist) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman
yang
ada,
peneliti
melakukan
proses
wawancara dan
menyesuaikan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana etos kerja pada etnis Cina yang mengelola toko obat Cina di kotamadya Pontianak. Tema-tema yang diangkat dalam proses wawancara adalah tema yang berkaitan dengan indikator dalam etos kerja, yaitu kerja sebagai kewajiban moral, disiplin kerja yang tinggi, dan kebanggaan akan hasil karya. Berikut ini adalah guide interview yang memuat tema pertanyaan yang akan digunakan dalam penelitian : Tabel 1. Panduan Wawancara No. 1.
Hal yang diungkap Kerja sebagai kewajiban moral
Acuan Pertanyaan o Pandangan
tentang
kerja
dalam
kehidupan, apakah penting atau tidak. o Alasan dan tujuan bekerja o Perasaan terhadap kerja o Cara pandang terhadap hubungan kerja dengan Tuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
2.
Disiplin kerja yang tinggi
o Pelaksanaan prosedur/peraturan di toko o Kesadaran
diri
dalam
menaati
peraturan o Perasaan terhadap peraturan o Kegiatan
dan
tanggung
jawab
selama jam kerja 3.
Kebanggan karya
akan
hasil
o Perasaan terhadap hasil kerja o Tercapainya tujuan dalam bekerja o Rencana kedepan terhadap usaha o Usaha yang dilakukan selama ini
2. Observasi Metode pendukung lain dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi. Observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan-hubungan antar aspek dalam fenomena (Banister dkk, dalam Poerwandari, 1998). Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati itu (Poerwandari, 1998). Hasil observasi dalam penelitian ini dipakai sebagai alat cross-check terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
hasil wawancara subjek penelitian, juga sebagai data tambahan atas informasi yang belum diungkap melalui wawancara. Observasi yang digunakan dala m penelitian ini adalah observasi non partisipan. .
E. Analisis Data Menurut Patton (dalam Moleong, 2004) analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis isi (content analysis). Dalam hal ini peneliti tidak memaksakan diri untuk membatasi penelitian pada upaya-upaya menerima atau menolak dugaandugaan, melainkan mencoba memahami situasi (make sense of situasion), sesuai dalam bagaimana situasi tersebut menampilkan diri. Analisis data terhadap data-data wawancara dan observasi yang diperoleh akan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Organisasi Data Organisasi data merupakan langkah awal dalam pengolahan dan analisis data. Data-data yang diperoleh dari hasil wawancara diorganisasikan, secara sistematis dan selengkap mungkin. Data-data penting yang disimpan dan kemudian diorganisasikan adalah data mentah dalam bentuk catatan lapangan dan hasil rekaman wawancara yang sudah diproses menghasilkan transkip wawancara, yaitu hasil salinan wawancara dari dalam pita suara ke dalam ketikan di atas kertas (Moleong, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
2. Pengkodean (Koding) Koding merupakan salah satu langkah dalam proses analisis data yang dimaksudkan untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan data secara lengkap dan mendetail agar peneliti dapat menemukan makna dari kata yang dikumpulkannya. Data-data yang diperoleh akan dimasukkan ke dalam kolom-kolom lebar yang bertuliskan nomor- nomor yang mewakili variabel-variabel yang telah dicantumkan dalam buku kode, sehingga data yang diperoleh memunculkan gambaran etos kerja pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina. Langkah- langkah yang dilakukan meliputi : a. Menyusun transkipsi verbatim (kata demi kata) atau catatan lapangannya sedemkian rupa sehingga ada dua kolom kosong yang cukup besar di sebelah transkip. Hal ini dapat mempermudah membubuhkan kode-kode atau catatan-catatan tertentu di atas transkip tersebut. b. Selanjutnya adalah pemberian koding yaitu memberi kode untuk masing- masing jawaban yang terkait dengan indikator-indikator etos kerja. Kode yang dipilih adalah kode yang mudah diingat dan dapat mewakili masing- masing aspek. Berikut kode-kode yang digunakan: Tabel 2. Kode Analisis Hasil Wawancara Indikator Etos Kerja
Kode
Kerja sebagai kewajiban moral
KM
Disiplin kerja
DK
Kebanggaan akan hasil karya
KH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
3. Interpretasi Interpretasi dilakukan setelah peneliti melakukan koding terhadap hasil wawancara. Interpretasi dilakukan dalam upaya untuk memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam. Tema-tema yang diperoleh dari proses koding dikelompokkan berdasarkan penggolongan dari ke tiga indikator etos kerja.
4. Penarikan Kesimpulan Tahap akhir yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan tentang etos kerja pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina.
F. Pemeriksaan Keabsahan Data 1. Kredibilitas Kredibilitas dalam penelitian kualitatif digunakan untuk mengganti konsep validitas. Kredibilitas dimaksudkan untuk merangkum bahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kredibilitas penelitian kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Deskripsi mendalam yang menjelaskan kemajemukan (kompleksitas) aspek-aspek yang terkait dan interaksi dari berbagai aspek menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif (Poerwandari, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Strangle dan Sarantakos (dalam Poerwandari, 1998) menyatakan bahwa dalam pnenelitian kualitatif, validitas dicoba dicapai tidak melalui manipulasi variabel, melainkan melalui orientasinya, dan upayanya mendalami dunia empiris, dengan menggunakan metode yang paling cocok untuk pengambilan dan analisis data. Konsep yang dipakai adalah validitas kumulatif, validitas komunikatif, validitas argumentatif, validitas ekologis.
2. Depende bility Dependability menggantikan istilah reliabilitas dalam penelitian kuantitatif. Melalui konstrak dependability peneliti memperhitungkan perubahan-perubahan yang mungkin terjadi menyangkut fenomena yang diteliti, juga perubahan dalam desain sebagai hasil dari pemahaman yang lebih mendalam tentang setting yang diteliti. Peneliti perlu menyadari kompleksitas konteks yang dihadapinya dengan menggunakan strategi desain
penelitian
yang
luwes.
Oleh
karena
itu,
peneliti
perlu
mengkonsentrasikan diri pada pencatatan rinci fenomena yang diteliti, termasuk interrelasi aspek-aspek yang berkaitan. Pencatatan yang lengkap dan rinci memungkinkan orang lain untuk mempelajari dengan seksama prosedur, protokol, dan keputusan yang diambilnya. Marshall dan Rosman (1995, dalam Poerwandari, 1998) mengungkapkan bahwa dengan data mentah yang terkumpul lengkap dan diorganisasikan dengan baik, peneliti memungkinkan pihak lain untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
mempelajari data, mengajukan pertanyaan kritis bila perlu, bahkan melakukan analisis kembali.
3. Triangulasi Data Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2004). Terdapat empat teknik triangulasi yaitu sumber, metode, penyidik, dan teori (Denzin, 1978; dalam Moleong, 2004). Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi metode dan sumber. Pada triangulsi metode, peneliti membandingkan antara hasil wawancara dan observasi. Sedangkan pada triangulasi sumber, peneliti membandingkan hasil wawancara dengan berbagai perspektif dan pendapat orang lain yang berada di sekitar informan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Peneliti melakukan beberapa persiapan sebelum memulai untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Sebelum dapat menentukan subjek yang akan dimintai bantuannya, maka peneliti mencari informasi dahulu mengenai calon-calon yang memungkinkan untuk menjadi subjek penelitian kepada orang-orang yang memiliki informasi yang relevan. Selanjutnya setelah menentukan subjek penelitian, peneliti berusaha menjalin kedekatan dengan subjek penelitian atau rapport. Pada proses rapport, peneliti menemukan bahwa salah satu subjek meskipun berkedudukan sebagai pemilik toko obat, akan tetapi tidak terlibat dalam pengelolaan toko obat, oleh sebab itu peneliti tidak mengikutsertakannya dalam proses penelitian dan mencoba mencari subjek lainnya yang sesuai dengan kriteria seperti yang telah ditentukan sebelumnya. Rapport yang dilakukan peneliti adalah dengan berkunjung ke toko subjek selama beberapa kali dan mencoba mendekatkan diri dengan para subjek sebelum dilaksanakannya penelitian. Selain melakukan rapport, peneliti juga menyiapkan perlengkapan wawancara antara lain recorder, alat-alat tulis dan buku catatan untuk membuat catatan yang dibutuhkan sebagai data pelengkap selama proses wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Setelah tahap persiapan, peneliti kemudian melakukan proses penelitian. Selama proses pegambilan data, peneliti sengaja menggunakan bahasa Tio Ciu dalam proses wawancara maupun ketika berkomunikasi dengan para subjek penelitian. Hal ini dimaksudkan agar mampu menciptakan suasana yang familiar bagi subjek sehingga ia merasa nyaman selama wawancara karena bahasa Tio Ciu merupakan bahasa pergaulan yang dipakai oleh para subjek penelitian sehari- hari.
Tabel 3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Subjek
Tempat
Tanggal
Toko obat sekaligus 1
rumah subjek Toko obat sekaligus
2
rumah subjek Toko obat
3 Rumah subjek
17 Juli 2007 18 Juli 2007 18 juli 2007 19 Juli 2007 20 Juli 2007 20 Juli 2007 21 Juli 2007 22 Juli 2007 27 Juli 2007 28 Juli 2007 29 juli 2007
Waktu 09.30 – 12.00 – 16.30 – 19.00 – 08.45 – 19.00 – 08.30 – 10.00 – 09.00 – 19.00 – 14.00 –
18.00 14.00 19.00 21.00 16.30 21.00 13.00 12.00 21.00 21.00 17.00
Tabel 4. Data Demografis Subjek Penelitian Keterangan
Subjek 1
Subjek 2
Subjek 3
Nama Usia Agama Pendidikan Lama bekerja di toko obat
Huang 29 tahun Kong Hu Cu SMA 8 tahun Pemilik sekaligus pengelola
Kiang 45 tahun Kong Hu Cu SD 22 tahun Pemilik sekaligus pengelola
Lun 52 tahun Kong Hu Cu SMA 20 tahun
Posisi di toko obat
Sumber penghasilan Penghasilan utama sebagai pedagang obat cina Status pernikahan Menikah Pedagang obat Pekerjaan pasangan Cina Jumlah anak 3
Penghasilan utama Menikah Pedagang obat Cina 5
Pengelola Penghasilan utama Menikah Ibu rumah tangga 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
B. Hasil Penelitian Subjek 1 – Huang 1. Gambaran Umum Subjek 1 – Huang Subjek adalah pedagang obat Cina yang telah menekuni bisnis obat Cina kurang lebih selama 8 tahun. Ia pertama kali terjun ke bisnis obat Cina sejak menikah dengan suaminya. Setelah menikah, ia dan suaminya diberikan sebuah toko obat Cina oleh mertuanya yang juga berprofesi sebagai pedagang obat Cina. Bersama dengan suaminya ia diminta untuk mengurusi toko obat yang merupakan cabang dari toko obat Cina mertuanya. Mereka diberi wewenang untuk mengelola segala hal yang berhubungan dengan toko obat tersebut, akan tetapi kepemilikan toko obat tersebut masih atas nama mertuanya sehingga keuangan toko obat tersebut masih dipegang oleh mertuanya. Mereka juga harus melaporkan perkembangan toko obat tersebut kepada mertuanya. Setelah kurang lebih 5 tahun, mertuanya memberikan toko obat Cina yang selama ini mereka kelola untuk secara penuh menjadi hak milik mereka, mertuanya juga menarik diri dan tidak lagi terlibat dalam pengelolaan toko obat tersebut. Usaha toko obat Cina ini sejak awal menikah hingga sekarang memang menjadi penghasilan utama dalam keluarga subjek. Sebelum bekerja sebagai pedagang obat Cina, subjek pernah bekerja di apotek setelah ia lulus SMA dan sebelum menikah. Oleh karena itu, subjek tidak kesulitan ketika awalnya diminta untuk mengelola toko obat karena ia sudah terbiasa dengan obat-obatan, terutama obat-obat dari Indonesia, ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
hanya sedikit bingung dengan obat-obatan Cina yang tidak pernah ia kenal sebelumnya. Meskipun menjadi pedagang obat Cina, subjek juga masih terlibat penuh dalam mengurusi anak-anaknya. Dari pernikahannya dengan suaminya, subjek dikarunia 3 orang anak. Kedua anak subjek masih duduk di bangku SD, sedangkan anak bungsunya masih belum bersekolah. Setiap harinya subjek memulai aktivitasnya dari pagi hari sebagai ibu rumah tangga yaitu belanja, masak dan mengurusi anak-anaknya sekolah. Setelah itu sekitar pukul 08.00 ia akan beralih kepada profesinaya sebagai pedagang yaitu mengurusi bon dan menjaga tokonya hingga tengah hari. Sekitar pukul 18.00-19.00 ia akan beristirahat sejenak di atas, setelah itu ia akan kembali memulai aktivitasnya hingga toko obatnya tutup. Setiap hari minggu, toko obat subjek hanya buka pada pagi hari sampai pukul 12.00, kemudian buka lagi pada sore hari pukul 18.00 – tutup sekitar pukul 21.00. Waktu libur beberapa jam selama hari minggu tersebut biasa digunakan subjek untuk mengajak anak-anaknya berjalan-jalan atau sekedar mengunjungi orang tua dan keluarganya. Dalam pengelolaan toko obat, subjek lebih banyak mendominasi dalam kepemimpinan di toko obat yang dikelola ia dan suaminya. Hal tersebut juga dikarenakan suaminya juga tidak begitu tertarik untuk memimpin toko obat tersebut. Wewenang dan tanggung jawab subjek menyangkut semua hal yang berhubungan dengan aktivitas toko obatnya, termasuk manajerial dan keuanga n toko, yaitu melayani pembeli,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
menangani pembayaran, sampai memesan barang dan menentukan harga jual. Karena itu subjek memiliki wewenang yang sangat besar di toko obat yang menjadi milik ia dan suaminya.
2. Analisis Data Subjek 1 – Huang a. Kerja Sebagai kewajiban Moral Berdasarkan hasil penelitian, Huang memandang kerja sebagai sesuatu yang penting, karena itu menurutnya manusia wajib untuk bekerja. Ia juga beranggapan bahwa orang akan menjadi lebih berguna bila bekerja, menurutnya kerja berguna untuk diri sendiri dan orang lain. Ia bekerja mencari uang yang berguna untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan membantu orang tuanya. Hal yang mendorong Huang untuk bekerja keras adalah keinginan untuk memberikan kehidupan yang lebih baik kepada keluarga, yaitu orang tua dan adikadiknya. Selama ini Huang membantu perekonomian orang tuanya, seperti membantu membeli rumah dan mobil serta membiayai sekolah adik-adiknya. Bagi Huang keluarga sangatlah penting, karena itu ia mengutamakan agar orang tua dan adik-adiknya berkecukupan terlebih dahulu, setelah itu baru ia memikirkan anak-anaknya. Menurut Huang anak-anaknya masih kecil karena itu kebutuhan mereka juga masih belum terlalu banyak. Hal itu terlihat dari ungkapan Huang: “Ya itulah, pertama tuh aku buat pihak ibuku sana baik dulu, buat sampai perhatikan mereka sampai cukup dulu..” 85) “Eh..iya...seperti sekarang, dulu adikku mau sekolah mau apa, ada lah bantu sedikit-sedikitlah, seperti ibuku beli rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
segala ada lah kita bantu, beli mobil segala, soalnya kita cari duit gimana ya bilangnya, kita cari duit kita ada uang, kalau orang tua kita berkesusahan di sana, kita kan gak bisa juga, iya kan.”
Selain itu Huang juga berkeinginan untuk membeli sebuah rumah sebagai tempat usahanya. Selama ini untuk tempat usahanya Huang masih harus menyewa, karena itu Huang merasa bahwa ia masih perlu untuk bekerja keras. Selain faktor materi dan membantu orang lain, bagi Huang kerja juga bertujuan untuk dirinya sendiri, kerja merupakan wujud eksistensi Huang agar ia tidak diremehkan oleh orang lain. Selain itu juga ada kepuasan pribadi yang Huang dapatkan dari bekerja yaitu perasaan positif berupa perasaan senang dan bahagia yang ia rasakan ketika bekerja, yang membuatnya tidak terpaksa dalam bekerja. 10)
“Ya pekerjaan ya bisa buat kita senang, tidak terpaksa kerja, lalu tuh bahagia, pokoknya kita senanglah kerjanya.”
Bagi Huang, relasi sosialnya juga terjalin saat bekerja. Ketika menjaga toko Huang bisa bertemu banyak orang dan berkomunikasi dengan mereka, hanya sekedar ngobrol dan berkonsultasi mengenai obat dengan para pelanggan toko ataupun bercanda dengan para karyawan mampu menciptakan suasana yang nyaman dan santai sehingga waktu terasa cepat berlalu ketika bekerja. Hal ini membuat Huang merasa seperti katak dalam tempurung bila tidak bekerja. Hal itu terlihat dari ungkapan Huang :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
61)
” Kalau buka toko kan bisa ketemu banyak orang, dengar orang cerita ini cerita itu gitu, biasa orang beli barang kan cerita, gosiplah…itu kan buat kita ngerasa baik juga, gimana ya bilangnya, pokoknya kita jualan barang kan kita biasa sama orang ngobrol, ngelakuin ini ngelakuin itu.”
Huang menyukai pekerjaannya sekarang, meskipun suatu saat dalam segi materi semuanya telah terpenuhi, Huang memilih akan tetap bekerja, bukan betujuan untuk mengumpulkan materi lagi tetapi untuk mencapai kepuasaan pribadi. Hal itu terlihat dari ungkapan Huang : 12)
“Ya, kalau kerja yang kusuka, aku pasti kerja terus, mungkin bukan untuk materi lagi lah, tapi untuk kepuasaanlah…”
Huang merasa bahagia dengan pekerjaannya sekarang, menurut Huang kerja bukanlah beban tetapi juga bersenang-senang. Huang menikmati kerja yang ia jalani sekarang karena selain bisa menghasilkan uang, ia juga menyukai suasana kerja yang ada. Baginya kerja
yang
dijalaninya
sekarang
bukanlah
rutinitas
yang
membosankan, kegiatan sehari-hari selama bekerja dan orang-orang yang
ditemuinya
setiap
hari
membuat
suasana
kerja
terasa
menyenangkan untuknya. 25)
“Ya menikmatilah, soalnya bisa dapat uang terus ya orang mandang kita berada juga, trus suasana kerja pun enak gitu, lalu kayak apa karyawan-karyawan apa semua gitu kan santai, gak kayak kayak kerja kantor kan ketat atau gimana, suasana kerja tuh enak, mendukung suasana..”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Huang sudah terbiasa bekerja dan menyukai pekerjaanya, ia merasa ada yang kurang bila harus meninggalkan rutinitas kerja dalam waktu lama, sehari saja tidak melakukan aktivitas kerja akan terasa membosankan untuknya. Bila diberi waktu beberapa hari untuk berlibur ia mungkin dapat bersantai, tetapi ia akan merasa susah dan tidak tahan bila harus meninggalkan kerjaan dalam waktu lama. 21)
“Kalau cuma satu dua hari sih menikmati juga, santai hehe (sambil tertawa kecil), tapi kalau untuk waku lama satu bulan gitu kayaknya gak tahan, soalnya udah biasa kerja begini kan, jadi pasti ada yang gak cukuplah, maksudnya pasti ada yang kuranglah.”
Huang memandang ada hubungan antara kerja dan Tuhan, ia merasa kerja adalah takdir yang sudah ditentukan, karena sebelumnya tidak pernah terpikirkan olehnya untuk menjalani pekerjaannya sekarang. Baginya kerja adalah anugerah Tuhan karena ia bisa memperoleh uang sekaligus kebahagiaan dalam kerja. Hal ini terungkap dari ungkapan Huang : 31)
“Ya, iyalah bisa begitu, memberi pekerjaan yang membuat bahagia, trus mendapat duit lagi, wah..benar-benar anugerah.”
b. Disiplin Kerja Huang menunjukkan sikap yang penuh tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Dalam sehari- hari waktu kerjanya Huang tidak meninggalkan pekerjaan, ia selalu menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas lain. Huang juga bukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
orang yang suka menunda- nunda pekerjaannya, apalagi bila ia sedang bersemangat, ia akan terus menuntaskan pekerjaannya. Hal tersebut menunjukkan Huang tidak perna h melepaskan tugas dan tanggung jawabnya selama di toko. Huang hanya akan pergi meninggalkan toko bila ada waktu luang untuk pergi dan semua pekerjaannya telah ia selesaikan, ia juga tidak pernah seharian penuh lepas tangan dari tugasnya. Bila ia harus pergi beberapa jam meninggalkan toko, ia akan menyerahkan tanggung jawab mengurus toko pada suaminya, dikarenakan ia merasa suaminya mampu menangani semua pekerjaan ditoko. 54)
“Oh nggaklah, biasa tuh kerja udah beres aku baru jalan, ada waktu baru jalan” 55) “Ya selesaikan dululah baru jalanlah. Aku orangnya tuh gak bisa biarkan pekerjaan ditunda-tunda gitu, apalagi kalau pas lagi semangat kerja, hantam terus hahaha.”
Dalam bekerja, semua jalannya roda perekonomian di toko dipegang oleh Huang, itu menujukkan bahwa Huang memliki wewenang dan tanggung jawab yang besar di toko. Huang tidak ingin menyerahkan tanggung jawabnya kepada orang lain, karena itu akan membuat kacau jalannya perekonomian toko. Huang menginginkan semua jalannya toko sepengetahuan dirinya, karena toko itu adalah milik ia dan suaminya. Hal ini menunjukkan bahwa Huang merasa bertanggung jawab dan perlu mengetahui jalannya toko untuk menjaga stabilitas toko.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
50)
“Nggaklah, kalau misalnya sampe serain ke orang aku kan udah gak lagi kan, udah gak nyambung, aku maunya semuanya tuh aku tau, jadi semua aku tau kan, soalnya toko ini kan memang punyaku dan punya Liang hia lah, tapi semuanya jalannya tuh harus aku tahu biar semuanya nyambung, kalau sampai satu aja kelewat kan bisa kacau.”
Huang juga menunjukkan adanya sikap menerima peraturan yang berlaku di tokonya, ia melaksanakan rutinitas sehari-harinya dalam bekerja mengikuti jadwal kerja yang telah disepakati bersama, yang menunjukkan ia menyadari betul jalannya peraturan mengenai waktu kerja di tokonya. Huang sendiri terlibat dalam pengaturan jadwal tersebut, ia tidak keberatan dengan jadwal kerja yang disepakati dan melaksanakan semua peraturan yang berdasarkan kesadaran sendiri. 41)
“Iya, iya memang sih selain udah diatur, emang jatuhnya emang begitu, waktunya memang banget pasnya haha...” 42) “ya, bukan paksaanlah, emang aku suka gini juga koq”
c. Bangga Akan Hasil Karya Dalam bekerja, Huang akan merasa bangga dan puas bila hasil kerjanya diperhatikan orang lain dan merasa sedih bila hasil kerjanya tidak diperhatikan orang, terutama orang dekat. Baginya sangat penting bila suaminya tahu bahwa ia bisa berusaha bekerja keras dan bisa melihat hasil kerja kerasnya dari pagi sampai malam. Hal ini menunjukkan bahwa dan Huang membutuhkan pengakuan dari orang lain mengenai hasil kerjanya. Pengakuan tersebut juga memberi pengaruh untuk memacunya dalam bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
17) “Misalnya aku dipandang orang bisa kerja ini kerja itu, ya kita bangga lah kerjanya…” 17) “Tapi kalau misalnya orang dekat kita gak bisa lihat hasil kerja kita kan sedih lah, tapi misalnya orang dekat udah tau kita kerja ini kerja itu begitu berat dari pagi sampai malam, puas lah…” Usaha Huang dalam mempertahankan perasaan puas dan bangganya adalah dengan cara meningkatkan kualitas kerja dan meningkatkan pelayanan. Ia berusaha tetap santai dan tidak menganggap kerja sebagai beban serta menyediakan diri mela yani orang bukan hanya sekedar mencari uang. Dengan demikian ia berharap usahanya tersebut dapat menarik pelanggan dan membuat tokonya semakin maju. 26) “Ya, usahanya cuman…santai ajalah, jangan dianggap bebanlah, otomatis kalau kita santai gini kan kerjaan kita melayani..pembeli kan dilayani dengan baik kan otomatis kan kerjaan kita makin baik kan makin gak bosen. Seperti kami melayani gini kan kita kan apa ya..ada orang kadang kan melayani orang kan asal-asalan sekedar cuma dapat duit, kalau kita kan konsultasi, ngobrol gini gitu, ya dari situlah kita buat toko kita makin rame, menarik langganan.
Huang merasa bahwa kualitas seseorang tidak hanya dipandang dari hasil pencapaiannya tetapi juga cara mencapainya. Menurutnya orang yang berkualitas adalah orang tidak hanya mencari uang dalam bekerja, tetapi juga mampu menampilkan kualitas kerja yang baik dan bisa menikmati pekerjaannya. 38) “Ya..yang bekerja dengan tidak terpaksalah, menikmati kerjaannya, trus benar-benar berusaha supaya kerjaannya bagus tapi tidak terpaksa, ah gini baru kualitas yang bagus, kalau misalnya cuman untuk cari duit aja, berusaha…ampe gak ada napas gimana, itu juga bukan kualitas yang baik, malah ujung-ujungnya kan nabrak sana nabrak sini.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Huang juga memperhatikan kualitas kerjanya, ia berusaha melakukan yang terbaik dalam kerja. Selama ini, Huang merasa bahwa ia sudah berusaha agar hasil kerjanya maksimal tapi ia masih belum puas dan masih memiliki pikiran untuk terus maju, ia berkeinginan untuk membuat usahanya agar berkembang lebih besar lagi dan tidak berhenti hanya sampai saat ini. 33) “Maksudnya tuh…maksudnya kalau misalnya aku usaha sih sudah maksimal lah, tapi pikiranku untuk maju lagi sih masih jauh lagi, gak cukup sampai di sinilah.” 35) “Ya udah beri terbaik, tapi untuk supaya lebih…tapi kalau puas sampai disini sih jauhlah, masih banyaklah kepengennya”
Huang menyatakan bahwa ia suka memimpin dan menangani semua hal terutama yang menjadi milik keluarganya, hal ini juga disebabkan karena suaminya tidak begitu tertarik untuk memimpin toko. Huang merasa senang dengan kemampuannya memimpin, karena apa yang dilakukan Huang dalam menangani suatu toko tidaklah banyak dilakukan oleh wanita di Pontianak. Hal ini menunjukkan adanya perasaan bangga pada Huang karena mampu menangani pekerjaan yang umumnya dilakukan pria. “Ah…wanita yang suka memimpin kali ya haha (sambil tertawa), pas…dapat suami yang tidak suka begitu, jadi otomatis semua kita yang turun tanganlah. Kalau sekarang misalnya suamiku bisa turun tangan ya tapi aku merasa ak u pun gak bisa, aku orangnya tuh kayaknya tuh maunya mempimpin, semuanya aku tuh mau ngurus.” Huang merasa bangga keahlian yang dimilikinya mendukung pekerjaan yang dilakukannya saat ini. Huang merasa hasil yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
didapatnya selama ini berkat usaha darinya. Sifat Huang yang suka memimpin dan pantang menyerah ini menurutnya bagus dalam bidang usaha, juga memberi andil dalam kemajuan tokonya. “Iya, butuh sifat ini. Eh, kalau misalnya tidak ada sifat seperti itu mungkin tidak bisa maju.” “Iya, aku orangnya tuh pantang menyerah, seperti sekarang misalnya mau cari barang ini aku gak ada kan, aku harus cari sampai dapat, usahakan untuknya, ya begitulah”
3. Kesimpulan Etos Kerja Subjek Secara Umum Huang menganggap kerja sebagai hal yang penting dalam hidupnya, bekerja berguna untuk orang lain dan dirinya sendiri. Tujuan Huang bekerja yang diperuntukkan untuk orang lain berkaitan dengan faktor materi yaitu untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan membantu orang tuanya. Sedangkan bekerja yang berguna untuk dirinya sendiri yaitu kerja sebagai wujud eksistensi Huang agar tidak diremehkan orang lain dan membuat Huang merasa bahagia. Selain itu, relasi sosial juga ia dapatkan dengan bekerja. Huang tetap akan bekerja meskipun kekayaan materi telah terpenuhi. Dalam kaitannya dengan Tuhan, Huang memandang kerja sebagai takdir dan anugerah dari Tuhan, karena ia bisa memperoleh materi dan kebahagiaan secara bersamaan dalam kerja. Disiplin yang ada pada Huang ditunj ukkan dengan menerima peraturan dan menepati jadwal kerja yang telah disepakati bersama. Huang juga menunjukkan sikap yang penuh tanggung jawab dengan selalu berusaha menyelesaikan tugasnya dan tidak pernah meninggalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
pekerjaan bila tidak diperlukan serta melepaskan tanggung jawabnya selama di toko. Huang menunjukkan adanya perasaan bangga terhadap hasil karyanya. Huang merasa bangga dengan kemampuan memimpinnya dan sikap pantang menyerahnya ikut yang memberi andil terhadap kemajuan usahanya. Huang selalu melakukan yang terbaik dan berusaha agar hasil kerjanya maksimal karena ia berpendapat bahwa orang yang berkualitas adalah orang yang mampu menampilkan hasil terbaik sekaligus mampu menikmati pekerjaannya. Dalam bekerja Huang membutuhkan pengakuan dari orang lain terhadap hasil kerjanya, pengakuan tersebut memacunya untuk semakin bersemangat dalam bekerja. Huang masih belum merasa puas dengan hasil yang ia capai sampai saat ini, ia masih menyimpan keinginan untuk memajukan usahanya. Upaya yang dilakukan Huang untuk mewujudkan keinginannya tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas kerja dan meningkatkan pelayanan.
C. Hasil Penelitian Subjek 2 – Kiang 1. Gambaran Umum Subjek 2 – Kiang Subjek adalah pedagang obat Cina yang telah menekuni bisnis obat Cina kurang lebih selama 22 tahun. Orang tuanya adalah pedagang obat Cina, akan tetapi ia tidak pernah ikut terlibat dalam mengurusi bisnis orang tuanya. Bisnis orang tuanya diambil alih dan diurus oleh kakak lakilakinya. Ia pertama kali memulai membuka toko obat Cina sejak anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
pertamanya masih berumur 7 tahun. Ia merintis bisnis ini bersama suaminya yang juga merupakan karyawan toko obat Cina ayahnya, sehingga suaminya cukup menguasai mengenai obat-obatan Cina. Bermodal uang secukupnya dan rumah sewaan, ia membuka toko obatnya secara kecil-kecilan. Dengan berlalunya waktu, toko obatnya semakin berkembang dan ia mampu membeli sebuah ruko di kawasan strategis di kota Pontianak sehingga ia tidak perlu menyewa rumah lagi untuk bisnisnya. Subjek mengandalkan usaha toko obat Cina ini sebagai penghasilan utama dan satu-satunya untuk keluarganya. Penghasilan dari toko obat Cina memang memperbaiki taraf hidup keluarganya. Dari awalnya yang hanya hidup hanya pas-pasan dan tidak memiliki apa-apa, kini subjek hidup berkecukupan dan mampu membiayai anak-anaknya. Bahkan, dari hasil toko obat Cinanya ia berhasil membeli 2 ruko dikawasan strategis di kota Pontianak, beberapa rumah dan tanah. Bisnis obat Cina telah menjadi bisnis keluarga subjek. Bermula dari ayahnya, kini ia juga mewariskan bisnis tersebut kepada anakanaknya. Dari perkawinannya, subjek memiliki 5 orang anak. Keempat anaknya telah menikah dan telah memberinya 4 orang cucu, hanya tinggal anak bungsunya yang belum menikah dan masih duduk di bangku SMA. Anak pertamanya juga mengikuti jejaknya membuka toko obat Cina di kota Pontianak, anak keduanya membuka toko obat Cina di Jakarta, anak ketiganya masih membantunya di toko obatnya dan dipersiapkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
membuka toko obat sendiri di kota Pontianak. Anak perempuan keempatnya dan menantunya juga baru merintis usaha toko obat Cina di kota Pontianak. Setiap harinya sebelum membuka toko obatnya, biasanya subjek berbelanja ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari keluarganya. Setelah itu ia memulai aktivtasnya sebagai pedagang obat Cina, yaitu mengurus manajerial dan keuangan toko, dari melayani pembeli, mengecek dan memesan barang hingga pembayaran dan penentuan harga jual. Subjek memiliki waktu kerja dari pagi sampai malam di toko dan memiliki waktu istirahat sekitar 2 jam setiap sorenya sekitar pukul 16.00 – 18.00. Pada hari minggu, toko obat subjek memulai aktivitasnya dari pukul 08.00 – 12.00, kemudian buka kembali dari pukul 18.00 – tutup toko sekitar pukul 21.00. Waktu libur beberapa jam setiap hari minggu itu biasa digunakan subjek untuk berjalan-jalan atau mengunjungi keluarga. Dalam pengelolaan toko obat, subjek lebih banyak mendominasi dalam kepemimpinan di toko obat. Karena itu tidak mengherankan subjek memiliki wewenang yang sangat besar dan merupakan pembuat keputusan di toko obat.
2. Analisis Data Subjek 2 – Kiang a. Kerja Sebagai kewajiban Moral Dari
hasil
penelitian
Kiang
memandang
bahwa
kerja
merupakan hal yang penting karenanya sebagai orang hidup manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
wajib untuk bekerja. Tujuan Kiang bekerja adalah untuk mencari uang demi anak-anaknya. Ia berkeinginan memberikan bagian (warisan) untuk anak-anaknya, bila mereka sudah bekerja dan berkecukupan ia baru merasa puas. Hal ini menunjukkan bahwa Kiang bekerja demi orang lain. 4) “Ya untuk anak, cari duit nanti kan untuk anak.” 6)“Kurasa sih tidak ada, asal untuk anak, anak udah bisa kerja cukuplah.” 64)“... lalu sebagian lagi kita kerja kan untuk anak kita, nanti suatu hari anak satu orang dapat satu bagian..” Akan tetapi menurut Kiang ia bekerja juga tidak hanya demi uang, karena dengan bekerja akan ada aktivitas otak dan gerak, dengan demikian bekerja juga berguna bagi otak dan tubuhnya supaya tidak sakit-sakitan. Selain bekerja bisa berakibat baik untuk otak dan tubuhnya, dengan adanya kegiatan yang dilakukannya setiap hari, akan membantunya dalam menghabiskan waktu dan melewati hari. Hal ini berarti selain untuk orang lain, Kiang bekerja juga untuk dirinya sendiri. Oleh karena itu Kiang menyatakan meskipun suatu saat ia telah
memiliki
banyak
uang
dan
anak-anaknya sudah tidak
membutuhkan bantuannya lagi, ia akan tetap bekerja, hanya saja ia akan mengurangi beban kerjanya agar tidak perlu bekerja terlalu keras lagi. Hal ini terlihat dari ungkapan Kiang : 9)
“Oh bukan cuma demi uang juga kan, iya...demi kita kalau kita ada kerja kan, otak ada jalan kan gimana pun lebih baik, maksudnya lebih itu kan...daripada setiap hari cuma makan cuma tidur kan, tidak ada pekerjaan apa selalu duduk kan gak lewat waktu, gak bisa lewat waktu.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Menurut Kiang bila ia diberi kesempatan untuk memilih, ia lebih memilih untuk bekerja daripada tidak bekerja. Menjaga toko terasa lebih menyenangkan baginya karena ia bisa bertemu dan mengobrol dengan orang-orang serta melakukan kegiatan dengan pelanggan, hal tersebut akan membuat waktu terasa cepat berlalu. Hal ini menunjukkan bahwa Kiang merasa bahwa relasi sosialnya terjalin ketika ia bekerja. 69) “Oh iyalah, jaga toko lebih enak lah, kan kadang ketemu orang kan ada ngobrol-ngobrol kan bisa lebih cepat lewat hari.” 69)“Kadang kita jual barang kan ada duduk ada ngobrol, ada ngapa-ngapain juga, kita kan cepat lewatin hari, cepat bisa berlalu hari demi hari, kamu lihat lah, sebentar saja udah tengah hari.”
Menurut Kiang ia sudah merasa terbiasa bekerja, ia tidak akan bisa bila hanya disuruh duduk diam dan tidak bekerja. Bagi Kiang, suka atau tidak terhadap pekerjaan orang harus tetap bekerja. Bila tidak bekerja Kiang akan merasa stress dan tidak bisa menghabiskan waktu, sedangkan bila bekerja akan membuatnya merasa lebih baik, sehingga bila suatu saat ia tidak bekerja semua akan terasa aneh baginya dan ia tidak akan tahan. Oleh karena itu, tidak terpikirkan oleh Kiang untuk tidak bekerja, ia berkeinginan untuk bekerja terus, hanya saja ia tidak akan bekerja terlalu berat lagi bila sudah tua. 16)
“Oh tidak lah! Aku tidak mau ah, aku tetap mau kerja terus, tapi ya kalau udah tua tidak mau kerja terlalu berat, bener tidak? Kamu suruh kita tiap hari gak kerja kan tidak tahan juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Pekerjaannya mengharuskan Kiang setiap hari berada di toko obat. Terkadang muncul pikiran waktu begitu panjang dan ia sulit kemana- mana, tetapi hal tersebut tidak membuatnya merasa menyesal atau terkekang menjalani pekerjaannya sekarang. Kiang merasa bahagia dalam bekerja, ia senang karena ada hal yang bisa dikerjakannya, tetapi kadang-kadang bila terlalu capek bekerja ia juga merasa kesal dan jenuh. Bila terlalu kesal kadang timbul perasaan tidak mau bekerja. Meskipun demikian, ia tetap tidak ingin melepaskan kerjanya, karena ada suatu perasaan berat bila meninggalkan kerja. Baginya kerja bukanlah paksaan, melainkan keinginan sendiri, jadi meskipun waktu terasa panjang bagaimanapun ia harus tetap menjalani semua ini. Hal yang mendorong Kiang untuk terus bekerja karena ia tidak bisa jika harus berdiam diri tanpa melakukan kegiatan bekerja. Selain itu, ia merasa ia masih memiliki tanggungan anak-anaknya yang masih harus ia biayai, sehingga ia tidak mungkin berhenti bekerja 24) “Merasa duh..merasa kerja sampai capek, merasa tidak mau udah tidak mau kerja, tapi tidak mau kerja kita tidak sanggup juga, ah tidak mau kerja sih kita cuma duduk sih tidak bisa lewat waktu...”. 58) “Bukan terpaksalah, memang kita yang mau kerja juga, tapi cuma memang waktu kita begitu panjang, ya mau gak mau lho, ya jalani aja lah. Kita kan gak bisa kalau gak mau kerja juga, gak mau kerja sih masih ada anak, kamu mau bagaimana, benar tidak?”
Kiang memandang ada hubungan antara kerja dan Tuhan. Menurut Kiang apa yang di dapat dan terjadi pada diri merupakan pemberian Tuhan. Tuhan yang mengatur semua, bila orang rajin dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
mau berusaha ia akan mendapat anugerah dari Tuhan. Kiang beranggapan
bahwa
keberhasilan
yang
didapatnya
merupakan
pemberian Tuhan, juga karena ia rajin dan mau berusaha. 55) “Hubungan, seperti kita jelas-jelas seperti kita kerja ya, jelas-jelas Tuhan yang menguasai semua, kurasa, kita rajin ya Tuhan juga ada bantu kita juga ya, ya Tuhan tidak bantu kita...kita ya gak maju jugalah. 55) “...Kita harus rajin juga lah, harus rajin juga ini tetap Tuhan yang mengatur kita, nasib kita ya Dia yang di atas sudah diatur juga Julie, cuman jadi orang harus berusaha sendiri, harus rajin, kamu tidak rajin ya juga Cuma duduk, ya gak bisa makanlah, harus rajin jugalah kita mau apa, juga karena memang Tuhan ada bantu kita seperti gitu lah.”
b. Disiplin Kerja Dalam pekerjaannya, Kiang memiliki wewenang yang besar, tanggung jawabnya menyangkut semua hal yang terjadi di toko. Kiang tidak merasa tanggung jawabnya yang besar itu terla lu berat untuknya, ia merasa hal tersebut baik baginya karena ia bisa mengetahui semua hal yang terjadi di toko. Dalam bekerja, Kiang jarang pergi meninggalkan toko dalam waktu lama, hal itu hanya dilakukan bila ia pergi jauh ke luar kota, yaitu ke tempat anak keduanya di Jakarta. Bila ia harus meninggalkan pekerjaannya dalam waktu lama ia akan selalu memikirkan pekerjaannya, memikirkan apakah orang-orang di toko menyelasaikan pekerjaan dengan tuntas, karena kekurangan satu orang di toko tentu akan berpengaruh terhadap kinerja di toko. 27)
“Iya lah...bisa gak betah, bisa kepikiran apa mereka kerjakan sampai beres. Kehilangan orang, kita tiap hari kerja lho Julie, jam delapan jaga sampai nanti malam jam sembilan...”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Bila tidak bepergian jauh, sebagian waktu Kiang ia habiskan untuk menjaga toko, bisa dikatakan ia yang banyak memegang kendali di toko, jadi ia merasa tidak bisa meninggalkan pekerjaannnya. Kiang bukanlah orang yang suka meninggalkan tanggung jawabnya, bila ia merasa tidak ada cukup waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya, maka tidak akan ia kerjakan. Bila ia sudah memutuskan untuk melakukan sesuatu maka akan ia kerjakan sampai selesai, ia tidak kan meninggalkan tugasnya begitu saja. Hal tersebut menunjukkan Kiang adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. 30)
“Oh tidak pernah lah, tetap ada disini lah, jarang lah, jarang..jarang ninggalin....” 31) “Oh tidak lah...aku orangnya harus dikerjakan sampai beres, aku rasa kalau tidak ada waktu gak bisa kerjakan sampai beres, aku tidak akan kerjakan, kalau sampai aku mau kerjakan aku pasti akan kerjakan sampai itu beres. Kalau sampai aku mau kerjakan aku akan kerjakan sampai itu beres
Menurut Kiang dalam keadaan rajin atau tidak, ia tetap harus bekerja, semua sudah menjadi pekerjaan tetapnya. Sikap tanggung jawab Kiang dalam bekerja juga ia tunjukkan dengan tidak memilihmilih tugasnya, apapun yang bisa ia bantu untuk kerjakan akan ia kerjakan. Menurutnya ia tidak bisa bermalas-malasan, semua memang harus dikerjakan karena bila tidak dikerjakan maka pekerjaan tidak akan selesai. Bila ada yang bantu pekerjaan akan lebih cepat selesai, akan tetapi bila tidak dibantu mau tidak mau semua tetap harus dikerjakan sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
43)
“Iyalah...kamu tidak mau kerja kan tidak akan selesaiselesai. Kamu liat seperti bikin majun (obat tradisional Cina) aja, semua keluar kalau bukan Sa Ie yang kerja taruh begitu saja sampai malam tuh siapa yang kerjalah, mau tidak mau kan duduk di sana yang sambil kerjalah, kamu tinggalkan kan gak akan beres, mau gak mau ya kerja aja, ada yang bantu ya lebih cepat, gak ada yang bantu ya tetap harus...” Bagi Kiang setiap harinya ada kesibukan yang dikerjakannya di toko, Kiang tidak merasa pekerjaannya sekarang berat untuknya, sebisa mungkin semua yang bisa ia kerjakan pasti akan ia kerjakan, pekerjaan yang tidak bisa ia kerjakan seperti mengangkat barang berat akan ia serahkan kepada orang lain. 60)
“Kalau terlalu berat tidak bisa kukerjakan aku ya nggak ah, tapi toko obat ini terasa tidak berat juga tuh, paling-paling kerje... 61) “Kalau bisa dikerjakan akan Sa Ie kerjakan, seperti angkatangkat begini yang tidak bisa Sa Ie kerjakan seperti angkat angkat kardus begini terlalu berat ya aku gak kerjakanlah, biar mereka yang kerjakan.
Setiap harinya Kiang memliki jadwal tetap dalam bekerja. Semua waktu kerja di toko telah disusun dengan pasti agar waktu kerja dapat berjalan teratur bagi setiap orang. Kiang adalah orang yang sangat menghargai ketepatan waktu. Bila waktunya tiba untuk membuka toko, maka Kiang akan melaksanakan jadwal buka toko, tidak terpikirkan olehnya untuk mengundur waktu kerja meskipun kadang masih belum puas dengan waktu libur. Bagi Kiang ia tidak merasa tertekan ataupun tidak nyaman dengan jadwal yang telah ada, asalkan ada waktu istirahat sebentar setiap siang sudah cukup untuknya. Jadwal dan peraturan yang ada disadari dan dilaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Kiang dengan kerelaan, karena ia merasa aktivitas di toko akan terganggu bila tidak menepati jadwal dan peraturan yang telah ada. 98)
“Oh iyalah..tetap susah lah, kita tetap harus tepat donk. Jam berapa buka ya sampai jam berap tutup kan tetap. Tidak bisa mau sesuka hati kita jam delapan buka jam sembilan buka, tidak bisa donk. Tetap kita jam delapan buka harus tetap kita jam delapan buka donk. Orang yang nanti beli barang kan bisa tahu tetap jam berapa buka jam berapa tutup.”
c. Bangga Akan Hasil Karya Kiang sangat memperhatikan kualitas kerjanya, ia selalu berusaha menampilkan hasil kerja terbaik. Untuk bisa menampilkan yang terbaik Kiang selalu mengerjakan pekerjaan sampai tuntas dan berusaha dengan sebaik-baiknya agar hasil kerjanya maksimal. Kiang juga tidak sembarangan dalam bekerja, bila ada pekerjaan yang tidak benar akan diperbaiki sampai maksimal. Karena itu Kiang menilai hasil kerjanya selama ini sudah baik. 35) “Oh tetap. Kita kerjakan sesuatu tetap, harus kerjakan sampai selesai, kerjakan sampai sebaik-baiknya. Kita tidak bisa oh tidak ada depan tidak ada akhir, tetap harus kerjakan sampai tuntas.” 105) “Oh..tidak lah, biasa kita kerjakan kan kerja sampai beres gak bisa dibilang kerja sampai gak bagus lah” Kiang berpendapat orang memandangnya berdasarkan hasil kerjanya. Menurutnya selama ini orang menilai ia berhasil dalam kerja, ia hebat mampu bekerja hingga seperti ini. Pendapat orang yang menilai dirinya berhasil dalam bekerja ini membuatnya lebih bersemangat dalam bekerja. Kiang juga merasa bahwa keahlian yang ia miliki mendukung keberhasilan pekerjaannya. Ada kebanggaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
yang Kiang rasakan karena ia mampu melakukan pekerjaannya selama ini, ia juga merasa diri rajin dan mau berusaha sehingga mendapatkan hasil seperti sekarang, selain juga karena pemberian Tuhan. Kiang merasa bangga dengan hasil kerjanya selama ini, mengingat dari awalnya ia adalah orang yang tidak mempunyai apa-apa hingga sekarang yang mempunyai uang dan materi yang bisa diberikan kepada anak-anaknya. Hal tersebut menunjukkan Pendapat orang tentang kemampuan dan apa yang telah dicapainya membuatnya bangga 117)
“Oh tidak juga lah, kalau orang ngomongin kit aya..kamu ngurus toko ini ngurus sampai sekarang anakmu satu orang satu toko, satu orang satu buah, oh kita tentu bangga donk. Kan tetap kita dari..dari yang gak ada apa-apa, sekarang sampai suatu hari anak tiap orang ada satu toko yang diurus kita kan tetap banggalah.” Kiang merasa sudah berbuat sebaik mungkin dalam bekerja, tetapi ia mengaku dalam hatinya masih belum merasa puas dengan apa yang telah ia capai karena masih ada dua anaknya masih bersekolah dan belum bekerja, ia belum bisa memberikan mereka bagian (warisan) dan masih belum tahu bagaimana masa depan mereka. Ia baru merasa tenang bila mereka sudah bekerja dan memiliki masa depan yang cerah. 83) “Puas...masih belum puas lagi kurasa, masih belum cukup ...” 84) “Iya, cuma anak kita kan ada yang masih bersekolah belum tau kerja apa lagi, kita masih belum tahu, karenanya kita dalam hati kita masih belum benar-benar puas lah.” Kiang mempunyai rencana ke depan terhadap tokonya, ia berharap bisnisnya semakin ramai. Kiang mengaku senang bila mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
membuat usahanya ramai, hal tersebut memacunya untuk lebih senang bekerja. Ada kepuasan yang ia rasakan ketika usahanya sudah lancar dan konsisten. 66)
”Tentu iya lah, kita tentu terus kerja dan usaha semakin ramai, kita kan dikerjakannya juga semakin senang, ada lah...tetap ada kepuasaan juga lah. Sebabnya usaha kita kan udah lancar, setiap hari udah konsisten, bukannya tiap hari jagain gak ada transaksi kita baru ngerasain lemah kan. “
3. Kesimpulan Etos Kerja Subjek Secara Umum Kiang menganggap kerja sebagai hal yang penting dalam hidupnya, bekerja berguna untuk orang lain dan dirinya sendiri. Tujuan Kiang bekerja yang berguna untuk orang lain berkaitan dengan faktor materi yaitu me ncari uang untuk anak-anaknya. Sedangkan bekerja yang diperuntukkan Kiang untuk dirinya sendiri adalah kerja bermanfaat untuk otak dan tubuhnya serta membantunya dalam melewati waktu, selain itu relasi sosialnya juga terjalin ketika ia bekerja. Kiang juga merasa senang dan bahagia dengan bekerja, dengan bekerja membuatnya merasa lebih baik, sedangkan bila tidak bekerja ia akan merasa stress. Kiang bertekad akan terus bekerja meskipun dalam segi materi telah terpenuhi. Dalam kaitan kerja dengan Tuhan, Kiang meyakini semua yang dimilikinya dan apa yang didapatnya dari kerja adalah anugerah Tuhan, selain karena ia rajin dan mau berusaha. Disiplin yang ada pada Kiang ditunjukkan dengan sikap penghargaan terhadap waktu yaitu menaati jam kerja dan tidak mengundur waktu buka toko serta menyadari pentingnya menaati jadwal yang ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
demi kelancaran aktivitas toko. Sikap penuh tanggung jawab Kiang juga ditunjukkan dengan selalu berusaha menyelesaikan tugasnya sampai tuntas dan tidak memilih- milih tugas yang akan dikerjakan. Kiang juga selalu memikirkan pekerjaannya bila ia harus bepergian meninggalkan toko. Kiang menunjukkan adanya perasaan bangga terhadap hasil kerjanya, ia bangga karena semula ia adalah orang yang tidak mempunyai apa-apa hingga bisa berhasil seperti sekarang ini. Kiang merasa bahwa kemampuannya juga turut memberi andil dalam memajukan usahanya. Kiang selalu melakukan yang terbaik dan berusaha agar hasil kerjanya maksimal. Dalam bekerja, pengakuan orang tentang kema mpuan Kiang turut mempengaruhi dalam memacunya bekerja. Kiang masih belum merasa puas dengan hasil yang ia capai sampai saat ini, ia masih menyimpan keinginan untuk memajukan usahanya. Upaya yang dilakukan Kiang untuk mewujudkan keinginannya tersebut adalah dengan tidak sembarangan dalam bekerja dan selalu menyelesaikan pekerjaannya sampai tuntas serta berusaha memperbaiki pekerjaannya yang tidak benar sampai maksimal.
D. Hasil Penelitian Subjek 3 – Lun 1. Gambaran Umum Subjek 3 – Lun Subjek telah menekuni bidang obat Cina selama 20 tahun. Mertua subjek adalah pedagang obat Cina, mertuanya memiliki toko obat Cina di kota Pontianak yang telah lama dikelola oleh anak laki- laki keduanya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
yaitu kakak ipar subjek. Awalnya subjek hanya ikut membantu di toko obat tersebut, sambil mempelajari tentang pengobatan Cina. Dengan berlalunya waktu, ternyata subjek memiliki kemampuan dalam bidang pengobatan Cina, subjek kemudian memperdalam kemampuannya tersebut dengan menjadi seorang sinshe (tabib Cina) dan telah mendapatkan surat keputusan sebagai seorang sinshe. Di toko obat tersebut, subjeklah yang paling memahami tentang obat-obatan Cina, sehingga kemudian subjek diangkat untuk megurusi bidang yang berkaitan dengan obat-obatan Cina di toko obat tersebut, sedangkan hal lain di toko obat tersebut dipegang dan dikelola oleh kakak ipar subjek. Sejak 7 tahun belakangan ini, kakak ipar subjek menderita sakit dan tidak lagi mengurusi toko obat. Toko obat ini kemudian berpindah kepemilikan menjadi milik keponakan subjek, yaitu anak laki- laki dari kakak ipar subjek. Walaupun menjadi pemilik toko obat tersebut, akan tetapi karena keponakan subjek tersebut tidak begitu banyak terlibat dalam pengelolaan toko obat tersebut, ia hanya mengawasi keuangan toko. Bisa dikatakan bahwa subjek adalah orang yang paling senior di toko obat tersebut dan yang paling memahami tentang usaha toko obat Cina ini, sehingga subjek banyak berperan dalam pengelolaan toko obat tersebut. Karena di toko obat tersebut hanya subjek seorang yang memahami tentang obat-obatan tradisional Cina, maka untuk bagian ini secara penuh ditangani oleh subjek, sedangkan untuk bidang obat-obatan yang berasal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
dari Indonesia subjek tidak banyak turun tangan, hanya membantu saja bila dibutuhkan. Penghasilan yang didapatkan dari toko obat Cina telah lama menjadi penghasilan utama bagi keluarga subjek. Kini setelah menjadi sinshe, subjek juga membuka praktek pengobatan di toko obat, ia juga menerima pasien yang ingin memeriksakan diri dan melakukan pengobatan tradisional Cina. Dari penghasilannya selama menekuni bisnis obat Cina, subjek berhasil menyekolahkan ketiga anaknya hingga perguruan tinggi. Kedua anak subjek telah berhasil menamatkan pendidikannya pada tingkat S1, sedangkan anak bungsunya sampai sekarang masih menempuh pendidikan di jenjang S1. Ketiga anak subjek semuanya berada di luar kota, anak pertama dan keduanya subjek telah bekerja setelah lulus kuliah. Serhari- harinya, subjek memulai aktivitasnya di toko obat sekitar pukul 09.00 – 10.00, selesai bekerja dan pulang kembali ke rumah setelah toko tutup, yaitu sekitar pukul 21.00. Setelah pulang dari toko, biasa subjek masih melakukan beberapa aktivitas kerja, yaitu membuat obat tradisonal yang terbuat dari ramuan-ramuan Cina di rumah. Setiap hari minggu, toko obat tersebut hanya beraktvitas setengah hari, yaitu hanya dari pagi hari dari buka sampai siang hari sekitar pukul 13.00. Waktu libur selama setengah hari setiap hari minggu tersebut digunakan subjek untuk beristirahat dan berkumpul bersama istri ataupun melanjutkan membuat obat-obatan di rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
2. Analisis Data Subjek 3 – Lun a. Kerja Sebagai kewajiban Moral Dari hasil penelitian Lun memandang kerja sebagai hal yang yang penting, karena itu menurutnya manusia wajib untuk bekerja. Tujuan Lun dalam bekerja yang pertama adalah untuk mencari nafkah, dengan rajin bekerja akan ada pemasukan untuknya setiap hari, karena itu Lun mengusahakan setiap hari ia harus bekerja. Lun mengakui ia bekerja mencari uang untuk kepentingan keluarganya. Akan tetapi Lun juga mengakui bahwa bekerja bukan semata- mata untuk mencari uang saja. Tujuan kedua Lun adalah dengan bekerja di toko obat ia bisa menolong orang, ia mengaku puas bila ia bisa menolong orang. Lun juga meyakini bahwa dengan menolong orang akan ada pahala baik untuknya, pahala yang ia dapat ini diharapkan dapat berakibat baik untuk generasi dan keturunanya. Kedua tujuan Lun bekerja tersebut, yaitu
mencari
nafkah
untuk
keluarga
dan
menolong
orang,
menunjukkan bahwa tujuan Lun bekerja berguna untuk orang lain. 6)
“Ya kalau bekerja yang pertama memang kita kan memang mau cari uang, yang kedua mungkin kita kalau bisa menolong orang, kita sampai menolong orang kan, kita kan merasa ya puas juga seperti itu, ada suatu itu..suatu pahala kan baik, itu tentu senang donk. Untuk diri Lun sendiri, bekerja berguna untuk tubuh dan pikirannya. Dengan bekerja Lun dapat menjaga agar pikirannya tetap jalan dan tidak stress. Bekerja juga seperti olahraga baginya karena adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
aktivitas menggerakkan badan sehingga baik untuk tubuhnya. Selain itu, bekerja juga bisa menambah pengetahuan dan pengalaman. 14)
“Iya lah bekerja kita disitu kan seperti ada itu juga pikiran kita kan bisa jalan tidak stress benar tidak, lalu kerja ditoko kan kita kan seperti ada olahraga, ada gerak, seperti kamu selalu duduk di rumah kan tidak ada gerak.” 30) “Dengan bekerja kita kan bisa cari pengalaman, ah..pengalaman kan bisa bisa...kita kan semakin kerja kan pengalaman kan bertambah jadi pengetahuan kita, pengalaman semuanya bertambah”
Lun mengaku senang dengan pekerjaannya sekarang, baginya bila sudah memutuskan untuk bekerja tentu ia senang dengan pekerjaannya, bila tidak bagaimana mungkin bisa meneruskan kerja. Ia juga mengaku merasa bahagia dengan bekerja, sehingga meskipun suatu saat ia telah memiliki banyak uang dan keluarganya sudah tidak membutuhkan bantuannya lagi, ia akan tetap bekerja. Menurutnya, meskipun kaya ia akan terus bekerja selama ia masih sanggup untuk bekerja, kecuali kondisi tubuhnya sudah tidak memungkin lagi untuk bekerja baru ia akan berhenti bekerja. 13)
“Kalau itu misalnya kalau masih bisa kerja harus tetap kerja, teruskan benar tidak lah, kecuali kita sekarang sudah tidak bisa kerja, sudah tidak memungkinkan, umpama kita tidak sehat kita kan mungkin berhenti bekerja, selagi sehat kan harus kerja.”
Lun memandang ada hubungan antara kerja dan Tuhan. Baginya kerja seperti ibadah, bila percaya akan mendapat anugerah dari Tuhan, berupa perlindungan, keseha tan dan sesuatu yang baik. Menurutnya bila Tuhan tidak memberi kesehatan, maka orang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
bisa bekerja. Lun beranggapan kemampuan yang ada padanya dan apa yang mampu ia lakukan merupakan pemberian Tuhan. 16)
“Kita kan kerja kan kerja juga Tuhan kan harus itu juga harus ibadah, kepercayaan, seperti halnya kita Tuhan tetap harus juga lah, benar tidak.” 17) “Iyalah kita ada itu kan Tuhan kan akan lindung kita, mungkin kita…apa ya memberi perlindungan kita, kesehatan, memberi mungkin itu sesuatu yang baik, kan tetap harus percaya lah hal seperti ini.”
b. Disiplin Kerja Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Lun adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.
Lun juga bukan
orang yang suka meninggalkan pekerjaannya, bila ia harus pergi itu dilakukan untuk sesuatu yang penting dan sebelumnya ia akan berusaha menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu.
Salah satu
alasan Lun meninggalkan pekerjannya karena kondisi badannya tidak sehat dan sudah terlalu capek sehingga tidak sanggup lagi melanjutkan pekerjaannya. Bila hal tersebut terjadi, bila ada waktu untuk bersantai dan beristirahat, Lun akan memilih meninggalkan pekerjaannya untuk beristirahat sejenak, setelah itu ia akan melanjutkan pekerjaannya kembali bila masih ada yang harus diselesaikan. 23)
“Meninggalkan pekerjaan sih ada, kalau kita sudah terlalu capek, sudah tidak sanggup ah benar tidak, kondisi badan kita nggak sehat kan mesti istirahat, tinggalkan sebentar kalau bisa begitu kan” 31) “Meninggalkan pekerjaan kita kadang-kadang ah kita ya selesaikan tuntas pekerjaan, kita kalau bisa tinggalkan kita ya tinggalkan, kadang-kadang berhalangan ada yang sesuatu penting ya tinggalkan seperti itu..kita kalau tidak penting sih tinggalkan sih untuk apa wah”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Lun merasa aneh bila harus meninggalkan pekerjaannya, ia juga akan terus memikirkan pekerjaannya bila ditinggalkan, karena baginya selama bekerja maka ia masih mempunyai tanggung jawab, ia merasa apa yang menjadi tanggung jawabnya harus ia penuhi apalagi di toko tidak ada yang bisa menggantikan dirinya. 28)
“Kalau kita lagi kerja kita tinggalkan kan itu tentu kita iya.. itu tentu kepikiran pekerjaan kita, kita kecuali kita berhenti kan..kita sudah tidak bekerja kan tetap tidak tidak kepikiran pekerjaan kita lagi, kita tetap harus cari yang lain donk” 29) “Kalau kita tinggalkan itu tentu iya donk..itu kan kalau kita masih bekerja kan kita masih ada tanggung jawab, harus penuhin tanggung jawab kita”
Lun juga orang yang menghargai peraturan yang berlaku di tempat kerjanya. Menurut Lun bila waktunya bekerja maka ia harus bekerja, baginya itu adalah tugas karena itu ia tidak boleh pergi untuk bersenang-senang. Lun beranggapan bahwa selama bekerja ia harus menuruti jam kerjanya kecuali ada halangan yang membuatnya tidak bisa menepati jam kerja tersebut. Lun berusaha menepati jam kerjanya, peraturan di toko mengharuskan toko buka di pagi hari dan tutup pada malam hari, bagi Lun hal tersebut berarti ia harus bekerja di toko sampai jam kerjanya selesai. Hal tersebut menunjukkan Lun memiliki kesadaran dalam menepati dan mematuhi jam kerjanya. 24)
“Bukan lah, kalau waktu jam kerja kita kan tidak tidak bisa pergi senang-senang, kita kerja tetap kerja, tidak bisa pergi bersenang-senang begitu, ini kan tugas kita, kamu tidak boleh pergi bersenang-senang”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
26)
“Selama kita masuk kerja kita itu harus taati itu kita..kecuali berhalangan atau bagaimana kita kan kita itu mungkin itulah ada..ada tidak menepati lah, kalau kita kalau tidak ada halangan kan kita kan tetap harus menepati”
Lun mengaku ia tidak tertekan dengan peraturan yang ada di toko. Menurutnya, dalam bekerja memang harus menaati tata tertib dan peraturan yang ada karena itu merupakan bagian dari tugas dan tanggung jawabnya. Tanggung jawab pekerjaan Lun di toko memang terasa berat karena di sana tidak ada yang bisa mengerjakan bagiannya. Namun demikian, meskipun tidak ada yang bisa me nggantikan Lun tetap berusaha mengerjakan pekerjaan dengan semampunya, ia menyadari bila malas dan tidak dikerjakan maka pekerjaanya tidak akan selesai-selesai. Lun merasa kondisi demikian bukanlah beban akan tetapi lebih kepada tanggung jawab. Oleh karena itu selama bekerja ia harus menyelesaikan pekerjaannya, kecuali sakit atau sudah tidak sanggup lagi maka ia akan membiarkan orang lain mengambil alih. 36)
“Namanya kita bekerja kita tuh harus taati tata tertibnya, jam waktu kerjanya...kita namanya tuh bekerja wah, bekerja sama orang laen wah, kita tetap harus mentati itunya...” 54) “Tidak ada yang bisa menggantikan kita yah kita yah selalu selalu kerjakan begini terus, mau bagaimana bisa bilang malas lah, kita semakin malas kan semakin tidak jalan pekerjaan kita...” 56) “Tanggung jawab ini untuk kita ya..selama kita kerja di sana kita ya selalu selalu harus selesaikan pekerjaan ini begitu, harus selesaikanlah, kecuali..hal ini kita kita sudah tidak sanggup lagi, ada sakit atau apa ah ya..ini ya..ya mereka yang atur sajalah”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
c. Bangga Akan Hasil Karya Ketika mengerjakan sesuatu yang terlalu berat, tidak semua hal dapat berjalan mulus, Lun mengakui terkadang hal tersebut menimbulkan emosi yang membuatnya tertekan. Bila menghadapi situasi tersebut Lun memilih untuk melupakannya saja dan tidak ingin terlalu memikirkannya. Lun merasa bahwa orang mempunyai prinsip, sebagai manusia tidak boleh terlalu ditekan oleh orang lain karena itu ia tidak mau sampai keterlaluan ditekan orang. Tetapi Lun mengakui sampai saat ini perasaan tertekan tidak membuatnya merasa ingin meninggalkan pekerjaannya. Walupun tanggung jawab yang dipikul Lun berat karena di toko tidak ada yang bisa menggantikan dan mengerjakan bagiannya, tetapi bagi Lun semua bukanlah beban. 20)
“Pekerjaan sih kadang-kadang sih liat situasi, kadangkadang juga bisa tertekan, kadang-kadang kan....kalau lagi itu pun kalau..”. 20) “...kadang-kadang kan mengerjakan sesuatu yang terlalu berat kan kan tidak tetap selalu mulus kan, kadang-kadang tetap bisa emosi tertekan juga hal seperti ini” 21) “Tertekan ya kita..ya kadang-kadang ya sudah melupakannya saja, jangan terlalu itu jangan dipikir ya sudahlah.”
Menurut Lun selama bekerja orang harus berusaha semaksimal mungkin. Lun mengaku ada perasaan puas bila sudah bekerja maksimal dan menciptakan hasil kerja yang baik, sebaliknya ia merasa tidak puas bila hasil kerjanya tidak bagus. Perasaan puas juga Lun rasakan ketika ia bisa menolong orang lain. Agar hasil kerjanya maksimal, Lun selalu memperhatikan kualitas kerjanya, dalam bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
ia selalu mengutamakan yang terbaik dan melakukan pekerjaannya dengan baik. Bila ada yang kurang ia akan berusaha memperbaiki, bila tidak akan dikerjakan berdasarkan apa yang sudah ada. Lun merasa semakin
bersemangat
dan
merasa
bangga
bila
ada
yang
memandangnya berhasil dalam bekerja dan hasil kerjanya baik. Selama bekerja Lun menginginkan agar usahanya semakin maju dan tidak merugi. Untuk itu Lun selalu berusaha sekuat tenaga selama ia masih sehat dan masih mampu untuk bekerja. Lun juga ia turut andil dalam kemajuan toko, hal ini mengindikasikan Lun merasa kemampuan yang dimiliki turut mendukung pekerjaan yang dilakukan saat ini. 40)
“Ya...kita bekerja semaksimal tetap kita tetap sampe seperti ini kita tetap tetap ada itu donk tetap puas noh, kalau yang kita kerjakan.. enggak itu..enggak apa ya...kita kerja tidak itu kan kita kan tetap..tidak puas, ah makanya kita kita kita kerja..kerjanya bagus kan ya terasa puas leh, kita kerja sampai tidak bagus tuh mana bisa puas lah, hal seperti ini lah..” 41) “Selama kita bekerja kita tuh tetap harus semaksimal mungkin” 46) “Ya tetap berusaha lah sekuat tenaga semua..itu kalau nggak berusaha sih mane bisa itu..kita kan harus berusaha, tetap mau lah berusaha lah, sekuat tenaga lah, selagi kita kan masih bisa bekerja, bisa sehat kita kan harus berusaha”
Lun beranggapan keberhasilan seseorang dinilai berdasarkan hasil kerjanya. Menurut Lun segi materi dan kemampuan merupakan acuan untuk melihat keberhasilan seseorang, disisi lain teman seangkatan
dapat
dipakai
sebagai
pembanding
keberhasilan.
Keberhasilan tersebut bisa dilihat setelah seseorang tidak bekerja lagi, adakah hasil akhir yang ia dapatkan atau tidak. Bila materi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
kamampuan tidak sebanding dengan yang dimiliki teman seangkatan bisa dikatakan tidak berhasil. Menurut Lun orang boleh menilai ia gagal atau berhasil, semua terserah orang yang menilai, yang terpenting baginya ia sudah menampilkan yang terbaik dan mengerjakan semua dengan sekuat tenaga serta semaksimal mungkin. 44)
“oh..semua, oh seumpama oh ini itu tidak kalah sama orang..kita ya merasa iya gak...tidak begitu kalah sama orang, kita ya merasa kita sudah berhasil...” 45) “Ya materi ya iya juga, kemampuan ya iya, brarti kalau kita segala segala sesuatu kalah dibanding dia kan brarti kita kan...kita belum berhasil lah, kita masih kerja kalah dibanding dia lah”
3. Kesimpulan Etos Kerja Subjek Secara Umum Lun menganggap kerja sebagai hal yang penting dalam hidupnya, bekerja berguna untuk orang lain dan dirinya sendiri. Tujuan Lun bekerja yang berkaitan dengan faktor materi adalah mencari nafkah untuk keluarganya. Selain itu, dengan bekerja di toko obat Lun bisa menolong orang lain dan mendapat pahala yang berguna untuk keluarganya. Kedua tujuan Lun bekerja tersebut berguna untuk orang lain. Sedangkan bekerja yang diperuntukkan Lun untuk dirinya sendiri adalah kerja bermanfaat untuk tubuh dan pikirannya, selain itu juga berguna untuk menambah pengetahuan dan pengalaman. Meskipun suatu saat Lun memiliki banyak uang dan keluarganya sudah tidak membutuhkan bantuannya, Lun akan tetap bekerja. Lun berniat untuk terus bekerja selama kondisi tubuhnya masih memungkinkan dirinya untuk bekerja. Kaitannya dengan Tuhan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Lun memandang kerja seperti ibadah, bila percaya akan mendapat anugerah dari Tuhan. Ia meyakini apa yang kini ia miliki merupakan pemberian Tuhan. Disiplin yang ada pada Lun ditunjukkan dengan sikap penghargaan terhadap waktu yaitu menaati jam kerja dengan tetap berada di toko selama jam kerja serta menyadari pentingnya menaati waktu sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawabnya. Sikap penuh tanggung jawab Lun juga ditunjukkan dengan selalu berusaha menyelesaikan tugasnya dan tidak meninggalkan pekerjaan untuk alasan yang tidak penting. Lun merasa aneh bila ia meninggalkan pekerjaannya, karena itu merupakan bagian dari tanggung jawabnya. Lun menunjukkan adanya perasaan bangga bila ada yang memandangnya berhasil dalam kerja dan hasil kerjanya baik. Lun merasa bahwa kemampuannya juga turut memberi andil dalam memajukan usahanya. Lun memperhatikan kualitas kerjanya, ia selalu melakukan yang terbaik dan berusaha agar hasil kerjanya maksimal karena ia merasa orang menilainya berdasarkan hasil kerjanya. Lun merasakan suatu kepuasaan bila mampu menolong orang lain dan menciptakan hasil kerja yang baik. Dalam bekerja, pengakuan orang tentang kema mpuan Lun turut mempengaruhi dalam memacunya bekerja. Lun berkeinginan untuk terus memajukan usahanya. Upaya yang dilakukan Lun untuk mewujudkan keinginannya tersebut adalah dengan bekerja sekuat tenaga dan berusaha semaksimal mungkin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
E. Ringkasan Etos Kerja Pedagang Etnis Cina yang Mengelola Toko Obat Cina di Kotamadya Pont ianak Indikator
Subjek 1 – Huang • Memandang penting dan bekerja
Subjek 2 - Kiang
kerja • Memandang wajib penting dan bekerja
Subjek 3 - Lun
kerja • Memandang wajib penting dan bekerja
kerja wajib
• Kerja berguna untuk • Kerja berguna untuk • Kerja berguna untuk orang lain : orang lain : orang lain : - Memenuhi - Mencari uang untuk - Mencari nafkah kebutuhan keluarga anak-anak untuk keluarga dan membantu orang - Menolong orang lain tua - Membeli rumah untuk usaha
Kerja sebagai kewajiban moral
• Kerja berguna untuk diri • Kerja berguna untuk diri • Kerja berguna untuk diri sendiri : sendiri : sendiri : - Eksistensi diri agar - Berguna untuk untuk - Berguna untuk untuk tidak diremehkan tubuh (ada aktivitas tubuh (ada aktivitas orang lain menggerakkan menggerakkan - Ada kepuasan tubuh) dan pikiran tubuh) dan pikiran pribadi ketika (bekerja membuat (pikiran jalan dan bekerja (perasaan tidak stress) tidak stress) senang dan bahagia) - Membantu - Menambah - Relasi sosial terjalin menghabiskan pengetahuan dan ketika bekerja waktu dan melewati pengalaman hari - Relasi sosial terjalin ketika bekerja • Meskipun segi materi • Meskipun segi materi • Meskipun segi materi terpenuhi akan tetap terpenuhi akan tetap terpenuhi akan tetap bekerja bekerja. Berkeinginan bekerja. Akan terus terus bekerja bekerja selagi mampu • Senang dan bahagia • Senang dan bahagia • Senang dan bahagia dengan pekerjaan dengan pekerjaan dengan pekerjaan • Merasa ada yang kurang • Bila tidak bekerja bisa bila tidak bekerja dalam stress dan tidak bisa waktu lama, sehari saja menghabiskan waktu tidak bekerja terasa membosankan • Memandang ada • Memandang ada • Memandang ada hubungan antara kerja hubungan antara kerja hubungan antara kerja dan Tuhan : bila rajin dan Tuhan : kerja dan Tuhan : kerja adalah dan mau berusaha akan seperti ibadah, bila anugerah (memperoleh mendapat anugerah percaya akan mendapat uang dan kebahagian Tuhan. Hasil yang anugerah Tuhan. Hasil sekaligus) didapat selama ini yang didapat selama ini merupakan pemberian merupakan pemberian Tuhan. Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Disiplin kerja tinggi
• Bertanggung jawab • Bertanggung jawab • Bertanggung jawab terhadap pekerjaan terhadap pekerjaan terhadap pekerjaan - Tidak meninggalkan - Tidak meninggalkan - Tidak meninggalkan pekerjaan, tidak pekerjaan, selalu pekerjaan, selalu menunda-nunda berusaha berusaha pekerjaan, selalu menyelesaikan menyelesaikan berusaha pekerjaan sampai pekerjaan, merasa menyelesaikan tuntas, tidak aneh meninggalkan pekerjaan memilih-milih tugas, pekerjaan karena mengerjakan semua merupakan tanggung yang bisa dikerjakan jawab - Meninggalkan toko - Jarang - Meninggalkan bila ada waktu luang meninggalkan toko, pekerjaan hanya dan selalu pekerjaan akan memikirkan untuk alasan yang telah diselesaikan pekerjaan bila penting meninggalkan toko dalam waktu lama. - Bekerja sesuai - Menaati jadwal dan - Menepati waktu jadwal dan waktu waktu kerja kerja kerja • Menyadari dan • Menyadari dan • Menyadari dan menerima peraturan menerima peraturan menerima peraturan - Tidak keberatan - Tidak tertekan - Tidak tertekan dengan jadwal dan dengan jadwal yang dengan peraturan yang telah disusun ada - Melaksanakan - Melaksanakan - Melaksanakan dengan kesadaran dengan kerelaan peraturan dengan karena menyadari kesadaran bahwa aktivitas akan terganggu bila tidak menepati jadwal • Bangga mampu • Bangga dengan hasil • Merasa bangga dan melakukan berbagai hal kerjanya selama ini, dari bersemangat bila dan melakukan semula yang tidak dipandang berhasil pekerjaan yang memiliki apa-apa dalam kerja dan hasil umumnya dikerjakan kerja baik laki-laki
Kebanggaan akan hasil karya
• Memiliki pemikiran • Belum puas dan masih • Berkeinginan agar usaha maju dan memiliki pemikiran maju dan tidak merugi mengembangkan usaha untuk maju, mambuat toko lebih ramai • Memperhatikan kualitas • Memperhatikan kualitas • Memperhatikan kualitas kerja, berusaha agar kerja, berusaha kerja, mengutamakan hasil kerja maksimal menampilkan hasil kerja yang terbaik dan terbaik melakukan pekerjaan • Berusaha meningkatkan dengan baik, kualitas kerja dan memperbaiki yang salah meningkatkan pelayanan • Merasa keahlian yang • Merasa keahlian yang • Merasa keahlian yang dimiliki mendukung dimiliki mendukung dimiliki mendukung pekerjaan yang keberhasilan keberhasilan pekerjaannya pekerjaannya dilakukan saat ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
• Kualitas kerja • Berpendapat bahwa • Keberhasilan dinilai dipandang tidak hanya orang menilainya berdasarkan hasil kerja, dari hasil tetapi juga berdasarkan hasil materi dan kemampuan cara mencapainya kerjanya merupakan acuan keberhasilan, teman seangkatan merupakan pembanding • Pandangan orang • Pandangan orang • Pandangan orang tentangnya membuatnya tentangnya membuatnya tentangnya membuatnya semakin bersemangat semakin bersemangat semakin bersemangat dalam bekerja dalam bekerja dalam bekerja • Membutuhkan pengakuan akan hasil kerja terutama orang dekat
• Puas bila bekerja maksimal dan menciptakan hasil kerja yang baik, puas bisa menolong orang lain
F. Pembahasan 1. Kerja Sebagai Kewajiban Moral Secara umum ketiga subjek memandang bahwa kerja merupakan suatu kewajiban moral. Hal tersebut ditunjukkan dengan memandang kerja sebagai bagian yang penting dan wajib dalam hidup mereka. Anoraga & Suyati (1995) menjelaskan bahwa bekerja adalah kewajiban dan dambaan bagi setiap orang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan sepanjang masa. Dalam hal ini, ketiga subjek menunjukkan adanya tujuan bekerja demi pemenuhan hidup mereka. Ketiga subjek tidak menampik adanya pencarian materi dalam kerja mereka, pencarian materi tersebut dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga dan berbagai fasilitas yang berhubungan dengan kebutuhan hidup. Selain itu, ketiga subjek juga menempatkan bahwa tujuan mereka bekerja adalah untuk keluarga. Menurut Hariyono (1993), keluarga memang merupakan lembaga yang penting dalam pandangan Konfusius,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
sehingga kerja juga dihubungkan dengan keluarga. Pentingnya keluarga tersebut terlihat dari ketiga subjek yang bekerja mencari uang yang diperuntukkan untuk mensejahterahkan keluarga mereka, subjek 1 (Huang) bahkan menyatakan ada beban bila ia melihat keluarganya berkesusahan, sedangkan subjek 2 (Kiang) merasa tenang bila ia bisa memberikan bagian masing- masing untuk anak-anaknya. Menurut Hariyono (1993) perwujudan materi ataupun upaya untuk dapat memperoleh sesuatu yang memiliki nilai tinggi seperti pencapaian sesuatu yang terbaik mengenai cita-cita, pekerjaan, pemilikan suatu benda, status sosial dan sebagainya merupakan perwujudan rasa bakti kepada keluarga. Pada ketiga subjek, hal ini terlihat dari fokus mereka mencari uang dan keinginan mereka untuk mensejahterahkan keluarga mereka secara materi serta pemenuhan kebutuhan yang bersifat materi. Subjek 1 (Huang) membantu orang tuanya membeli rumah, mobil dan menyekolahkan adikadiknya. Subjek 2 (Kiang) ingin memberikan bagian warisan masingmasing untuk anak-anaknya. Sedangkan subjek 3 (Lun) mencari uang untuk kepentingan keluarganya. Bekerja bagi ketiga subjek juga tidak hanya sebatas pencarian materi dalam pemenuhan kebutuhan hidup, akan tetapi juga didasarkan pada tujuan lain. Anoraga dan Suyati (1995) menyatakan bahwa kerja merupakan bagian dasar dari kehidupan manusia yang dapat memberikan status dari masyarakat, juga mengikat individu lain, sehingga mampu. memberi isi dan makna dari kehidupan manusia. Ketiga subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
mendapatkan suatu perasaan senang dan bahagia dengan bekerja, bahkan untuk subjek 1 (Huang) bekerja merupakan wujud eksistensi dirinya agar tidak diremehkan orang lain. Kedua subjek (Kiang dan Lun) melihat kerja berguna untuk tubuh agar lebih sehat dan menjaga pikiran supaya tidak stress. Bekerja juga berguna untuk menjalin suatu relasi sosial bagi kedua subjek (Kiang dan Huang). Kebahagiaan saat bekerja, kerja sebagai eksistensi diri, juga berguna bagi tubuh dan pikiran serta sebagai sarana menjalin relasi menunjukkan bahwa kerja mampu memberi isi dan makna dari kehidupan ketiga subjek. Konsep kerja sebagai kewajiban moral menurut Cherrington (dalam Prihananti, 2000) didasarkan pada perasaan bahwa orang itu harus bekerja dan memberikan layanan kepada masyarakat atau orang lain. Dengan bekerja di toko obat, ketiga subjek secara tidak langsung juga memberikan pelayanan kepada orang lain. Wujud pelayanan itu tergambar dalam profesi keseharian mereka yang melayani para pembeli yang datang dan menyediakan diri untuk berkonsultasi dengan orang yang datang untuk membeli obat. Bentuk pelayanan kepada orang lain ini tergambarkan jelas pada tujuan subjek ketiga (Lun) yang juga menjadi sinshe di toko obat yang ingin menolong orang lain sebagai salah satu tujuannya bekerja di toko obat. Ketiga subjek berkeinginan untuk terus bekerja meskipun kekayaan materi telah terpenuhi. Menurut Groenen dan Lanur (1985), bekerja merupakan kewajiban yang harus ada pada manusia. Kewajiban itu tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
tergantung pada sesuatu yang ada di luar dirinya, sehingga tidak hanya ditentukan dan diukur oleh kekayaan ekonomis dan kebutuhan jasmani semata. Meskipun kekayaan dan kemakmuran jasmani sudah terjamin tanpa harus bekerja lagi, manusia masih tetap harus bekerja, untuk memperoleh nilai insani lain yang lebih luhur. Dalam hal ini ketiga subjek memiliki suatu rasa keterikatan pada kerja dan merasa bahagia dengan bekerja, sehingga mereka merasa ada hal yang kurang bila mereka tidak bekerja. Kerja pada ketiga subjek menunjukkan bahwa kerja mereka memiliki suatu nilai moral. Ketiga subjek menganggap bahwa kerja dan apa yang didapat dari hasil bekerja merupakan anugerah dari Tuhan. Dengan demikian, pada ketiga subjek terdapat kesamaan dalam memandang hubungan kerja dengan Tuhan. Hal ini sejalan dengan suatu ajaran yaitu Etika Protestantisme yang menjelaskan bahwa kekayaan yang diperoleh usahawan adalah tanda bahwa usaha kerja seseorang berkenan di hati tuhan sehingga kekayaan itu tidak lain ialah bentuk pahala dari Tuhan (Kartodirjo, 1994).
2. Disiplin Kerja Secara umum, ketiga subjek menunjukkan displin kerja mereka dilandaskan pada kesadaran diri. Ketiga subjek melaksanakan peraturan tanpa paksaan dan tidak keberatan ataupun tertekan dengan jadwal maupun peraturan yang telah dibuat. Subjek 1 (Huang) melaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
peraturan untuk menciptakan keteraturan, subjek 3 (Lun) mematuhi peraturan sebagai bentuk tugas dan tanggung jawabnya. Bagi subjek 2 (Kiang) menyadari bahwa aktivitas akan terganggu bila tidak menepati jadwal yang ada. Hal ini menunjukkan subjek menyadari konsekuensi bila tidak melaksanakan peraturan. Ismael (1989) menyatakan bahwa disiplin merupakan ekspresi kedewasaan, suatu sikap tanggung jawab terhadap tingkah laku sendiri. Disiplin yang sesuai bagi orang dewasa berlandaskan pada kesadaran diri sendiri. Tidak merasa tertekan dengan peraturan dan menyadari pentingnya melaksanakan peraturan menggambarkan disiplin yang ada pada ketiga subjek dilandaskan pada kesadaran diri. Disiplin pada ketiga subjek juga mengarah pada sikap yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan. Dalam bekerja, ketiga subjek sangat mengharga i ketepatan waktu, mereka selalu berusaha untuk menuruti jadwal dan menepati waktu kerja mereka. Dalam bekerja ketiga subjek tidak suka menunda dan meninggalkan pekerjaan, mereka hanya meninggalkan pekerjaan untuk alasan yang penting. Bila mereka harus pergi, mereka terlebih dahulu menyelesaikan pekerjaan mereka sebelum ditinggalkan. Bagi subjek 2 (Kiang), ia akan memikirkan pekerjaan bila meninggalkan toko dalam waktu lama. Subjek 3 (Lun) merasa aneh bila meninggalkan pekerjaan karena hal tersebut merupakan tanggung jawabnya. Ismael (1989) mengungkapkan bahwa untuk berdisiplin diri, seseorang perlu menyediakan diri untuk bertanggung jawab dalam suatu tugas atau pekerjaan. Pada ketiga subjek, tanggung jawab itu diwujudkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
dengan selalu menyelesaikan pekerjaan dan tidak meninggalkan pekerjaan untuk alasan yang tidak penting serta menghargai ketepatan waktu.
3. Kebanggaan Akan Hasil Karya Pada ketiga subjek menunjukkan adanya rasa bangga terhadap apa yang mereka hasilkan dari kerja mereka. Perasaan bangga akan hasil karya digolongkan perasaan harga diri yang positif karena berkaitan dengan halhal positif yang dialami seseorang karena adanya penghargaan dari orang lain. Subjek 1 (Huang) merasa bangga bila dipandang mampu melakukan berbagai hal dan ma mpu melakukan pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh laki- laki. Subjek 2 (Kiang) merasa bangga karena dipandang telah berhasil dalam kerja, ia mampu meningkatkan taraf hidup dari awalnya yang merupakan orang tidak mampu. Pada subjek 3 (Lun) rasa bangga ia rasakan ketika orang memandangnya berhasil dalam kerja dan mampu menciptakan hasil kerja yang baik. Dalam hal ini ketiga subjek merasa bangga atas hasil kerja mereka selama ini karena penghargan dari orang lain. Di
dalam
perasaan
bangga
terkandung
keinginan
untuk
mempertahankan dan berbuat sebaik-baiknya agar hasil yang dicapai tidak menurunkan perasaan bangganya. Keinginan tersebut dapat terlihat pada ketiga subjek, masing- masing mengaku belum puas dan memiliki keinginan untuk terus memajukan usaha mereka. Ketiga subjek selalu bekerja maksimal dan berusaha menampilkan hasil kerja mereka yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
terbaik. Kartono (dalam Nugroho, 2000) menyatakan bahwa pekerja yang mempunyai perasaan bangga atas hasil karyanya lebih bertenaga dan bergairah dalam bekerja karena rasa bangga atas hasil karyanya yang berkualitas merupakan sukses bagi dirinya. Ia menganggap orang lain mengenal dirinya dari keahliannya sehingga seakan-akan produk karyanya ditafsirkan dari penampilan dirinya, sehingga ia akan terhina bila tidak menghasilkan karya yang baik. Dalam hal ini, ketiga subjek merasa bahwa keahlian yang mereka miliki turut memberi andil pada kemajuan usaha mereka.
Ketiga
juga
subjek
mengaku
bahwa
orang
menilai
keberhasilannya berdasarkan hasil kerjanya dan penilaian orang mengena i hasil kerjanya membuat mereka semakin bersemangat dalam bekerja. Ditambahkan Subjek 1 (Huang) kesuksesan atau keberhasilan menurut tidak hanya dilihat dari hasil pencapaian kerja, tetapi juga dari cara pencapaiannya. Sedangkan untuk subjek 3 (Lun) materi dan kemampuan merupakan acuan untuk melihat kemampuan seseorang Perasaan bangga terhadap karya ini mengandung pengertian akan tanggung jawab individu dan inisiatif individu (Nugroho, 1998). Lebih lanjut
dijelaskan
bahwa
tanggung
jawab
individual
memberikan
sumbangan terhadap hasil karya, sedangkan inisiatif individu memberikan sumbangan terhadap cara-cara yang baik untuk bekerja. Cherrington (dalam Nugroho, 1998) berpendapat bahwa inisiatif individu merupakan prediktor kuat dari rasa bangga atas hasil karyanya. Cara yang dilakukan subjek 1 (Huang) adalah dengan meningkatkan kualitas kerja dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
meningkatkan
pelayanan.
Subjek
2
(Kiang)
selalu
mengerjakan
pekerjaannya sampai tuntas dan berusaha agar hasil kerjanya maksimal dengan tidak sembarangan dalam bekerja serta memperbaiki hasil kerjanya sampai maksimal bila dirasa masih kurang. Sedangkan subjek 3 (Lun) selalu memperhatikan kualitas kerjanya, ia selalu melakukan yang terbaik dan melakukan pekerjaannya dengan baik. Usaha- usaha yang dilakukan ketiga subjek tersebut inisiatif masing- masing subjek untuk menciptakan cara-cara terbaik dalam bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skema 2. Hasil Penelitian Etos Kerja Pedagang Etnis Cina yang Mengelola Toko Obat Cina di Kotamadya Pontianak
Pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina di kotamadya Pontianak
Kerja sebagai kewajiban moral
• Memandang kerja penting dan wajib untuk bekerja • Kerja berguna untuk orang lain dan diri sendiri : kerja diperuntukkan untuk mencari nafkah bagi keluarga, menjalin relasi, berguna bagi aktivitas tubuh dan otak, serta wujud eksistensi diri • Meskipun segi materi terpenuhi akan tetap bekerja • Senang dan bahagia dengan pekerjaan • Memandang ada hubungan antara kerja dan Tuhan, kerja adalah anugerah dari Tuhan, hasil kerja dan kemampuan yang dimiliki merupakan pemberian Tuhan
Disiplin kerja tinggi
• Bertanggung jawab terhadap pekerjaan - Tidak meninggalkan pekerjaan tidak menunda pekerjaan, selalu menyelesaikan pekerjaan - Menaati jadwal dan waktu kerja • Menyadari dan menerima peraturan - Tidak tertekan dengan peraturan - Melaksanakan peraturan dengan kesadaran
Kebanggaan akan hasil karya
• Bangga dengan hasil ke rja dan kemampuan yang dimiliki • Memiliki keinginan untuk terus maju dan membangun usaha • Memperhatikan kualitas kerja , berusaha agar hasil kerja maksimal dan menampilkan hasil kerja terbaik serta meningkatkan kualitas kerja • Merasa keahlian yang dimiliki mendukung keberhasilan pekerjaan • Pandangan orang tentang diri dan hasil kerjanya membuat semakin bersemangat bekerja
87
Menunjukkan etos kerja pada pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina di Kotamadya Pontianak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa gambaran pada pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina menunjukkan bahwa kerja merupakan suatu kewajiban moral, ketiga subjek memandang kerja sebagai sesuatu yang penting bagi kehidupan, kerja diperuntukkan bagi keluarga dan berguna untuk diri sendiri, mereka juga menganggap kerja sebagai anugerah dari Tuhan. Disiplin pada pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina ditunjukkan dengan kesadaran akan peraturan dan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan. Kebanggaan akan hasil karya mengarah pada perasaan bangga terhadap hasil kerja karena adanya penghargaan dari orang lain, dan keinginan untuk maju serta usaha dalam bekerja maksimal untuk menciptakan kualitas kerja terbaik. Keterkaitan ketiga indikator ini menggambarkan etos kerja pada pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, disarankan beberapa hal, yaitu : 1. Bagi pedagang obat Cina Disarankan bagi para pedagang etnis Cina khususnya yang mengelola toko obat Cina untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
dengan terus memotivasi dan meningkatkan kualitas diri serta menciptakan suasana kerja yang nyaman sehingga tetap terdorong untuk bekerja. Tujuan bekerja yang ditujukan untuk keluarga dan diri sendiri serta pandangan bahwa kerja sebagai hal yang penting bagi kehidupan serta mensyukuri anugerah Tuhan dalam kerja dapat menimbulkan suatu perasaan berharga dan terdorong untuk terus bekerja. Tanggung jawab terhadap pekerjaan dan kesadaran akan pentingnya peraturan mampu menimbulkan keteraturan dan perasaan tidak terpaksa dalam bekerja. Perasaan bangga yang dirasakan dalam bekerja dan keinginan untuk melakukan hal yang terbaik dapat menyumbangkan cara-cara terbaik untuk menghasilkan hasil kerja yang maksimal. Keseluruhan indikator tersebut dapat menunjang terwujudnya etos kerja pada pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina. 2. Bagi masyarakat dan pelaku bisnis di Kotamadya Pontianak Melihat pentingnya suatu etos kerja terhadap pengembangan usaha, bagi masyarakat dan para pelaku bisnis agar dapat mengembangkan pandangan dan sikap mental yang positif terhadap kerja, disiplin serta rasa bangga terhadap karyanya sehingga akan terdorong untuk giat bekerja, juga turut serta menanamkan nilai- nilai yang dapat membentuk sikap mental positif dan menekankan kerja keras sejak dini agar tercipta etos kerja untuk keberhasilan dalam bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
3. Bagi penelitian selanjutnya Melihat adanya keterbatasan pada penelitian ini yang hanya menggunakan subjek yang berprofesi pedagang dan terbatas pada satu wilayah, diharapkan bagi peneliti yang tertarik untuk membahas permasalahan yang serupa untuk melihat etos kerja etnis Cina yang berprofesi di luar pedagang dan yang berada di wilaya h berbeda, mengingat karakteristik subjek yang berbeda antara yang berprofesi sebagai pedagang dan yang bukan pedagang serta perbedaan karakteristik setiap wilayah, sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai etos kerja pada etnis Cina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adicondro, G.Y. 1978. Dari Pecinan sampai Nan Yang: Suatu Introduksi tentang Kewiraswastaan Orang Cina di Indonesia. Prisma Vol. VII/9. PT. Pustaka LP3ES Indonesia. Adisubroto, D. 1993. Nilai: Sifat dan Fungsinya. Buletin Psikologi No. 2, hlm. 26-33. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Anoraga, P., Drs. 2001. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta. Anoraga, Pandji and Suyati, Sri. 1995. Psikologi Industri dan Sosial. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya. Anoraga, Pandji and Widiyanti, Nanik. 1990. Psikologi Dalam Perusahaan. Jakarta: Rineka Cipta. Asya’arie, M. 1994. Agama dan Etos Kerja. Al-Jami’ah No. 57 hlm. 93-99. Hariyono, P., Drs. 1993. Kultur Cina Dan Jawa, Pemahaman Menuju Asimilasi Kultural. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Harsanto, R., Drs. 1997. Upaya Meningkatkan Etos Kerja Profesi Guru. Media MNPK No. 7, Thn XII. Jakarta: Majelis Nasional Pendidikan Katolik. Hidajat, Z.M. 1977. Masyarakat dan Kebudayaan Cina di Indonesia. Bandung: Tarsito. Husodo, Siswono Yudo, 1985. Warga Baru (Kasus Cina di Indonesia). Jakarta: Lembaga Penerbitan Yayasan Padamu Negeri. Ismael, B. 1989. Hubungan Antara Etos Kerja dengan Hukum dan Disiplin Nasional di Indonesia. Majalah Ilmiah Universitas Kristen Indonesia Atma Jaya. Thn. II No.1, hlm. 121-139. Jakarta: Universitas katolik Atma Jaya. Kartodirjo,Sartono, Prof. DR. Pembangunan Bangsa. Yogyakarta: Aditya Media, 1994. Keller, L.M. 1992. Work Values: Genetic and Invironmental Influences. The Journal of Social Psychology, No. 1, 79–88. Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi (Cetakan kedelapan). Jakarta: PT. Rineka Cipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
KompasOnline. 2001. Kota Pontianak. http://www.pu.go.id/ditjen_ruang/interaktif/profil/kotapontianak.htm (diambil tanggal 31 Juli 2006). La Ode, M.D. 1997. Tiga Muka Etnis Cina-Indonesia : Fenomena Di Kalimantan Barat (Perspektif Ketahanan Nasional). Yogyakarta: Bigraf Publishing. Magnis, F. 1978. Menuju Etos Pekerjaan yang Bagaimana. Prisma, Desember hlm. 25. PT. Pustaka LP3ES Indonesia. Manullang, R.A. 1997. Pengaruh Profesionalisme dan Etos Kerja Terhadap Mutu akademik. Majalah Ilmiah Maranatha Vol. XIII/Th. IV. Bandung: Sekretariat Penerbitan Majalah, LPPM – UKM. Moleong, L.J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mutis, T. 1995. Kewirausahaan yang Berproses. Jakarta: PT. Grasindo. Muzairi. 1994. Refleksi Teologis Terhadap Etos Kerja. Al-Jami’ah No.57, hlm. 100 -109. Naisbitt, J. 1995. Megatrends Asia: The Eight Asian Megatrends that are Changing the World. London: Nicholas Brealey Publishing. Nitisemito, Alex S. Drs. 1982. Manajemen Personalia (manajemen Sumber Daya Manusia). Jakarta: Thalia Indonesia. Nugroho, Triasta Teguh. 1998. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Iklim Organisasi Dengan Etos Kerja Karyawan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Partono. 1978. Pengetahuan Dagang. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Poerwandari, Endang Kristi. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Prihananti, Yupitasari Fajar. 2000. Hubungan Antara Etos Kerja Dengan Intensi Berkompetisi Dalam kerja. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Purwanto, L.A. Budaya sebagai Dasar Pengembangan Sumber Daya Manusia. http://www.edents.bravepages.com/edents%20online%20baru/laput%20lil ik.htm (diambil tanggal 7 Desember 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Renwarin, M. 1991. Pembinaan Etos Kerja Perlu Sejak Anak -anak. Mawas Diri Edisi Mei, hlm. 4-8. Rahardjo, M. D. 1992. Etos Kerja, Teori dan Teologi Islam. Peninjau. Sahrah, A. 1995. Identitas Etnik dan Nilai Kerja Karyawan Tionghoa Asli dan Tionghoa Peranakan. APIO Siburian, Robert. 1997. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja Pengrajin Tradisional. Majalah Ilmiah Maranatha Vol. XIII/Th. IV Sinamo, J. H., ETHOS21: Etos Kerja Profesional di Era Digital Global. Jakarta: Institut Darma Mahardika, 2002. Siregar, Soen. 2000. Konsep Universal Etos Kerja. Majalah Manajemen No. 147, hlm. 24. Jakarta: PT. Pustaka Bihaman Pressindo. Skinner, J. 1981. Golongan Minoritas Tionghoa. Dalam M.G. Tan (ed.), Golongan Etnis Tionghoa di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia. Sudarso, A. 1997. Penanaman Etos Kerja. Media MNPK No. 4-5 Th. XVIII, September-Oktober, hlm. 4-7. Jakarta: Majelis Nasional Pendidikan Katolik. Suryabrata, S. 1982. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali. Suryohadiprojo, Sayidiman. 1988. Membangun Etos Kerja. Majalah Manajemen No. 52, hlm. 42-47. Jakarta: PT. Pustaka Bihaman Pressindo. Tan, M.G. 1981. Golongan Etnis Tionghoa di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia. Tasmara, Toto. Etos Kerja Pribadi Muslim. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1994. Vasanty, P. 1979. Kebudayaan Orang Tionghoa Indonesia. Dalam Koentjaraningrat (ed). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Jambatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN Observasi Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
A. LAMPIRAN DATA SUBJEK 1-HUANG 1. Observasi Subjek 1-Huang a. Observasi tanggal 17 Juli 2007, pukul 09.30 – 18.00 Peneliti datang ke toko subjek sekitar pukul 09.30, subjek tampak sedang melayani beberapa pembeli yang datang ke tokonya. Subjek mengenakan baju biru dan celana jeans selutut. Dari depan tampak di sebelah kiri terdapat laci- laci yang menempel di dinding, di dekatnya terdapat sebuah kotak kaca yang berbentuk huruf L terbalik dan di dalamnya terdapat beberapa macam obat yang terpajang. Di sisi kanan terlihat pajangan obata-obat di dalam kaca yang menempel di dinding, di bawahnya terdapat sebuah kursi panjang dan tidak jauh dari kursi tersebut terdapat sebuah meja yang berhadapan dengan depan pintu masuk. Subjek berdiri di kotak kaca, didekat laci uang, subjek menerima uang pembayaran dari pembeli dan memberikan uang kembalian, sedangkan dua karyawan subjek juga mondar- mandir mengambilkan obat yang ingin dibeli. Sesaat kemudian datang seorang laki- laki menanyakan pada subjek mengenai obat peninggi badan, lakilaki tersebut berbicara sambil menggerakkan kedua tangannya, tampak subjek beberapa kali menggeleng. Suasana toko tampak kembali sepi, tidak ada pembeli yang datang ke toko. Subjek duduk dan mengeluarkan hpnya, kemudian menekan tombol-tombol yang ada di hp tersebut. Beberapa saat kemudian anak perempuan subjek pulang dengan masih menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
seragam olahraganya. Anak perempuannya menghampiri subjek, tangannya memegang beberapa buku, tampak sebuah buku hijau bergambar bunga teratai di tengah bertuliskan IPA, buku warna warni bertuliskan matematika dan sebuah buku bertuliskan bahasa berwarna biru. Subjek kemudian memperhatikan buku-buku tersebut sambil bertanya-tanya kepada anaknya, mereka terllibat perbincangan mengenai buku-buku tersebut. Anak subjek masuk ke dalam, tidak tampak ada pembeli, subjek mengeluarkan beberapa sampul buku dan mulai menyampul buku-buku yang tadi diberikan oleh anaknya. Ketika ada
pembeli
yang
datang,
subjek
meninggalkan
kegiatan
menyampulnya dan melayani pembeli. Beberapa saat setelah sujek selesai menyampul buku-buku pelajaran anaknya, seorang laki- laki berbaju jingga datang dengan memegang kertas datang menghampiri subjek. Subjek menerima kertas tersebut dan mengeluarkan kalkulator, tampaknya subjek sedang menghitung harga barang, kemudian subjek dan laki- laki tersebut terlibat dalam pembicaraan yang agak lama. Seorang pembeli kemud ian langsung datang menghampiri subjek, karyawan-karyawan subjek tampak sibuk dengan tugas mereka masing- masing, subjek kemudian melayani pembeli tersebut. Dari berkali-kali transaksi pembelian terlihat bahwa subjek memegang penuh keuangan, setiap kali pembeli membayar, para karyawan yang melayani langsung memanggil subjek dan membiarkan subjek mengurusi transaksi pembelian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Jam di toko menunjukkan pukul 12.00 siang, tidak tampak ada pembeli yang datang, subjek menyuruh seorang karyawannya untuk membelikan makan siang untuknya. Sepuluh menit kemudian karyawannya datang dengan sebuah bungkusan di tangan, subjek duduk di kursi yang menghadap pintu depan toko dan menikmati makan siangnya di toko. Setelah makan siang, toko tampak sepi karena tidak ada pembeli yang datang. Kedua karyawan subjek duduk di kursi panjang dan saling mengobrol, subjek kemudian duduk disamping peneliti dan mengobrol dengan peneliti, peneliti banyak bertanya mengenai awal mula subjek terjun ke bisnis obat Cina ini. Beberapa saat kemudian, seorang sales datang dan menawarkan produk manisan pada subjek. Setelah itu, subjek kembali mengobrol dengan peneliti dan karyawannya. Menjelang pukul 15.00, setelah suami subjek turun ke toko dari beristirahat siang, subjek segera naik ke atas untuk mandi. Begitu turun, subjek langsung terlihat sibuk mengurusi nota- notanya dan telibat pembicaraan dengan suaminya mengenai pembayaran. Menjelang sore, subjek masuk ke ruangan belakang, di sana tampak tersusun obat-obt yng tersusun di rak-rak yang menempel di dinding, di lantai banyak terdapat tumpukan-tumpukan kardus dan obat-obatan. Subjek duduk dikursi yang menghadap lorong yang menuju ke depan toko, di depannya terdapat meja yang diatasnya terdapat tumpukan kertas berwarna-warni yang merupakan bon-bon, terdapat juga kalkulator. Subjek tampak sibuk menulis dan menekan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
kalkulator di atas meja tersebut. Di belakang subjek terlihat 2 orang karyawan, karyawan tersebut berbeda dengan kedua karyawan yang membantunya di toko obat. Kedua karyawannya tersebut sibuk menata obat dan mengelompokkan obat-obatan tersebut. Obat-obatan tersebut kemudian di masukkan ke dalam kardus-kardus tertentu disesuaikan dengan para pemesannya. Subjek duduk sambil memegang nota di dekat seorang karyawan yang sedang memasukkan obat dan mencocokkan obat-obatan yang dimasukkan tersebut dengan yang tertulis di dalam nota. Subjek mengecek, dia menyebutkan jumlah dan nama obat yang tertulis di nota yang dipegangnya, karyawannya mengambil yang ia sebutkan sesuai jumlah dan memasukkannya di kardus, sambil subjek memperhatikan obat-obat tersebut dimasukkan. Setelah semuanya selesai, subjek naik ke atas untuk beristirahat, karena ini merupakan jadwalnya untuk beristirahat.
b. Observasi tanggal 18 Juli 2007, pukul 12.00 – 14.00 Siang ini subjek datang ke toko subjek, saat itu subjek sedang duduk di kursi yang menghadap pintu depan. Saat melihat peneliti datang, subjek tersenyum dan berbicara sesaat dengan peneliti. Siang itu tidak tampak ada pembeli yang berada di toko, hanya subjek dan seorang karyawannya, sedangkan karyawannya yang seorang lagi sedang pergi membelikan makan siang untuk subjek. Peneliti berencana mewawancarai subjek setelah makan siang dan subjek telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
menyanggupi. Saat akan melakukan wawancara, seorang sales datang dan mendekati subjek, subjek dan sales tersebut terlibat pembicaraan beberapa saat sebelum kembali duduk disamping peneliti. Sesaat kemudian beberapa sales satu persatu kembali datang menemui subjek, akhirnya subjek meminta peneliti untuk menunda wawancara karena subjek merasa peneliti akan terganggu dan kasihan pada peneliti bila sebentar-bentar harus berhenti mewawancarai subjek, subjek akan menyediakan waktu untuk diwawancarai oleh peneliti sore itu di waktu istirahat subjek. Peneliti menyetujui kemudian duduk di antara para karyawan subjek dan berbicang dengan para karyawannya. Subjek sendiri terlihat berbicang-bincang dengan tiga sales yang datang menemuinya sambil sesekali bercanda dan tertawa, karyawannya sesekali juga ikut menimpali gurauan mereka.
c. Observasi tanggal 18 Juli 2007, pukul 16.30 – 19.00 Subjek tiba di toko subjek sekitar pukul 16.30, subjek sedang berada di ruangan belakang, duduk di kursi dan di sekelilingnya tampak penuh dengan kardus dan obat-oabtan. Di ruangan tersebut juga tampak dua karyawannya yang membantunya memasukkan obatoabatan ke dalam kardus. Subjek melakukan aktivitas seperti kemarin, ia mengecek obat-obat yang akan diantar kepada pemesan besok pagi. Ia menyebutkan jumlah dan nama obat yang tertera pada bon yang ada di tangannya, kemudian karyawannya menyusun obat-obat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
disebut
sesuai
jumlahnya
ke
dalam
kardus,
sambil
subjek
memperhatikan obat-obatan tersebut dimasukkan. Setelah selesai, subjek menyuruh peneliti untuk naik dan menunggu subjek di atas, kemudian subjek berjalan ke depan dan tampak berbicara dengan suaminya. Saat naik ke atas, subjek mempersilahkan peneliti untuk mewawancarainya di kamarnya. Subjek memilih kamarnya agar ketika diwawancara subjek dan peneliti tidak akan diganggu oleh anak-anak subjek yang sedang bermain di depan. Sambil telungkup di tempat tidurnya, subjek menjawab semua pertanyaan peneliti, sebelumnya peneliti sudah meminta izin untuk merekam pembicaraan dengan subjek dan ia tidak keberatan sama sekali. Subjek tampak sangat santai dalam menjawab pertanyaan peneliti, ia juga terlihat antusias menanggapi pertanyaan subjek sambil sesekali tersenyum ketika bercerita. Di saat wawancara tengah berlangsung, sesekali terdengar ketukan di pintu oleh anak perempuan subjek yang bertanya pada subjek apakah ia sudah selesai dan apakah peneliti sudah pulang. Hari itu subjek berjanji menemani anak perempuannya yang sedang sakit gigi untuk pergi ke dokter gigi. Setelah selesai wawancara, subjek dan peneliti kembali ke bawah, ke depan toko. Di sana anak perempuan subjek telah menunggu subjek, sesaat kemudian subjek membawa mobil dan mengantar anaknya ke dokter gigi, bersamaan dengan itu peneliti juga mohon pamit dan pulang dari toko obat subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
d. Observasi tanggal 19 Juli 2007, pukul 19.00 – 21.00 Malam itu peneliti tiba di toko subjek sekitar pukul 19.00, subjek tampak mengenakan baju hijau dan celana jeans panjang sedang berdiri di dekat lorong menuju belakang dengan telepon di tangan dan terlihat sedang terlibat pembicaraan panjang di telepon. Di luar jalanan masih tampak basah setelah selesai di guyur hujan, toko juga tampak sepi tanpa ada pembeli yang datang, hanya tampak subjek dan kedua karyawannya. Setelah selesai, subjek duduk di kursi dan menghadap ke televisi. Sesaat kemudian tampak datang seorang pembeli, karyawan subjek segera melayani, setelah karyawan subjek selesai mengambilkan obat yang dipesan pembeli, subjek mengambilkan plastik pembungkus dan menerima uang pembayaran dari pembeli tersebut, setelah itu subjek kembali duduk dan meno nton televisi. Suasana tampak kembali sepi, kedua karyawan subjek berada di halaman berbincang dengan pekerja toko lain sambil duduk di atas motor. Dua orang tampak datang memasuki toko, subjek segera berdiri dan datang menghampiri, seorang karyawan subjek juga masuk dan turut menghampiri. Setelah bertanya dan mengambilkan obat pada pembeli, pembeli tersebut tampak memberikan selembar uang pada subjek, subjek berjalan menuju laci uang dan memberikan beberapa lembar uang ribuan kepada pembeli tersebut, setelah itu subjek kembali duduk menghadap televisi. Sebelum toko tutup malam itu, suasana memang tampak sepi, hanya tampak beberapa pembeli yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
datang ke toko, kesempatan ini juga digunakan peneliti untuk berbincang dengan subjek. Setelah jam menunjukkan puk ul 21.00, subjek memutuskan untuk menutup toko dan menyuruh karyawannya untuk membereskan toko, saat itu peneliti juga berpamitan pada subjek.
2. Transkip Wawancara Subjek 1-Huang Data lengkap hasil wawancara dapat anda akses dengan menghubungi penulis di email
[email protected] No 1 •
2
3
4
•
•
•
5
•
6
•
Verbatim Saya tanya kamu So, menurut kamu kerja itu apa? Sesuatu yang penting ato gak penting? Pentinglah… Kenapa kamu memandang itu sebagai sesuatu yang penting? Ya kalau kerja itu kan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, jadi kerja tuh kalau misalnya gak suka kerjaan ya..tuh jadi gak penting. Tapi kalau kerjaannya kita suka tetap aja jadi penting, selain bisa buat kebutuhan keluarga kan juga bisa untuk istilahnya kita. Jadi fokusnya kamu kerja buat diri lu juga? Iya, kalo kerjaannya aku gak suka ya otomatis jadi gak penting juga. Sebenarnya yang kamu cari dari kerja itu apa? Hm…memenuhi kebutuhanlah, untuk kebutuhan. Materi? Ya. Ada gak selain materi? Selain materi ya…ujung- ujungnya
Refleksi Memandang sebagai sesuatu penting
Koding kerja yang
- Kerja penting untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan untuk diri sendiri - Penting tidaknya kerja juga tergantung suka tidaknya terhadap pekerjaan.
Kerja menjadi tidak penting ketika kerjaan itu tidak disukai Kerja untuk memenuhi kebutuhan
KM
KM
KM
KM
Kerja untuk mencari uang
KM
Kerja selain untuk materi juga untuk membantu orang tua
KM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
7
•
8
•
9
•
10
•
11
•
12
•
13
•
14
•
15
•
juga ya meteri, sebenarnya sih ya kepengen bantu orang tua, ya gak mau diremein orang, tapi ujung- ujungnya larinya ke materi juga. Ada eh…apa, kepuasaan juga ya? Ya iyalah. Saya tanya kamu, dengan kerjamu sekarang le ngerasa puas gak? Puas. Le senang dengan apa yang kamu jalani? Senang. Jadi tadi kamu berbicara tentang kepuasaan pribadi kan, apa yang dimaksud kepuasaan pribadi dalam kerja itu apa sih? Ya pekerjaan ya bisa buat kita senang, tidak terpaksa kerja, lalu tuh bahagia, pokoknya kita senanglah kerjanya. Kamu ngerasa gak ada pandangan…menurut kamu pribadi sebagai manusia, orang hidup kita wajib gak bekerja? Wajiblah… Trus kalau misalnya dikondisikan…kamu kan bilang sendiri kan maksudnya aku dalam kerja tidak dipungkiri aku cari materilah, kalau misalnya dikondisikan kamu tuh udah punya banyak materilah, kamu udah banyak banget duit, apakah kamu akan tetap bekerja? Ya, kalau kerja yang kusuka, aku pasti kerja terus, mungkin bukan untuk materi lagi lah, tapi untuk kepuasaanlah… Yang kamu bilang kepuasaan pribadi itu? Ya. Lalu sekarang kamu ngerasa kamu, brarti kamu merasa bahagia gak dengan pekerjaan le sekarang ini? Bahagia. Bahagia..trus eh apa apa ya…kamu
Menganggap kerja memiliki kepuasaan Puas terhadap kerja
Merasa senang dengan kerja Kepuasaan pribadi dalam kerja : kerja mampu menimbulkan perasaan positif berupa senang dan bahagia, serta tidak merasa terpaksa dalam bekerja Mamandang bahwa manusia wajib bekerja
KM KM
KM
KM
KM
Meskipun materi terpenuhi tetap akan bekerja untuk kepuasan pribadi
KM
Merasa bahagia dengan pekerjaan sekarang
KM
Membutuhkan pengakuan
KH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
16
•
17
•
18
•
19
•
kan tadi ngomong tentang eh aku kerja tuh biar, kerja tuh biar gak diremein orang, menurut kamu pribadi…kamu butuh pengakuan gak sih dari orang gitu lho tentang hasil kerjamu? Sangat butuh lah Apa itu bisa memacu kamu, itu pengaruh gak? Ya pengaruh, sangat pengaruhlah… Pengaruhnya dalam artian kayak gimana So? Misalnya aku dipandang orang bisa kerja ini kerja itu, ya kita bangga lah kerjanya…ya tapi paling penting tuh orang di dekat kita tau kita bisa kerja beginilah, misalnya suami..dia tahu kita bisa berusaha kerja keras begini. Kalau orang luar kan cuma liat dari luar, dia kan gak tau di dalam siapa yang kerja. Tapi kalau misalnya orang dekat kita gak bisa lihat hasil kerja kita kan sedih lah, tapi misalnya orang dekat udah tau kita kerja ini kerja itu begitu berat dari pagi sampai malam, puas lah… Kamu ngerasa bahwa dengan bekerja seseorang tuh menjadi lebih berguna ya? Iya. Kamu kan...brarti kamu kan ngerasa bahagia, kalau pada saat bekerja kamu merasa senang dan bahagia. Kalau misalnya kamu sedang tidak ada pekerjaan, sedang tidak bekerjalah, perasaanmu kayak gimana? Maksudnya tidak bekerja sama sekali tidak bekerja? Atau..
orang lain terhadap hasil kerjanya
Pengakuan orang lain berpengaruh terhadap kerja Merasa bangga serta puas bila hasil kerja diperhatikan orang lain dan merasa sedih bila hasil kerja tidak diperhatikan orang, terutama orang dekat
KH
KH
Merasa orang akan lebih berguna bila bekerja
KM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
B. LAMPIRAN DATA SUBJEK 2-KIANG 1. Observasi Subjek 2-Kiang a. Observasi tanggal 20 Juli 2007, pukul 08.45 – 16.30. Peneliti tiba jam 8.45. Peneliti menyapa subjek dan disambut ramah oleh subjek. Subjek tampak rapi dengan kaos biru dan celana jeansnya. Di toko tampak ada subjek, suami, anak laki- laki dan perempuan subjek serta karyawannya. Dari depan tampak obat-obatan terpajang di tiap didinding toko obat, di sebelah kiri terdapat laci- laci yang menempel pada didinding, sebuah kotak yang terbuat dari kaca dan berbentuk huruf L terbalik yang dibawahnya beroda tampak berada di sebelah kiri toko dan di dalamnya tersusun beberapa macam obat, dari depan juga tampak meja dan kursi yang berhadapan langsung dengan pintu luar dan sebuah kursi panjang di sebelah kanan toko. Pada jam 09.25 subjek duduk di depan meja yang menghadap luar toko, ia mulai menyantap bungkusan yang ada di depannya, saat itu tampak tak ada pembeli yang datang membeli obat di tokonya. Lima menit kemudian, tampak seorang laki- laki kurus dengan baju berkerah dan celana kain panjang berwarna hitam masuk ke toko, subjek tersenyum dan menyapa pembeli tersebut, sesaat kemudian mereka terlibat dalam percakapan. Ternyata subjek mengenal pembeli tersebut, ia adalah seorang Kepala Sekolah di SD yang terletak tidak jauh dari toko obat subjek, pembeli tersebut juga merupakan teman dari anak laki- laki subjek. Laki- laki tersebut mencari beberapa macam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
obat untuk persediaan UKS di sekolah yang ia pimpin. Ia meminta pendapat subjek tentang beberapa macam obat yang mungkin akan dibutuhkan, subjek kemudian membantu menerangkan beberapa macam obat yang mungkin diperlukan, sambil mengambilkan barangbarang tersebut, di antaranya terdapat obat sakit perut, sakit kepala, kapas dan berbagai kebutuhan kesehatan lain. Mereka kemudian terlibat percakapan lagi tentang obat-obat yang akan dibeli. “Antangin ti go?” (Antangin mana?), tanya laki- laki tersebut. Antangin yok pia ko ho (Antangin yang tablet lebih baik) jawab subjek, dilanjutkan bertanya “Ang khak yok coi ci?” (Ang khak berapa ci?). Setelah semua obat-obat yang dibutuhkan terkumpul, laki- laki tersebut meminta untuk dibuatkan bon. Subjek menjawab ya dan menyuruh anak perempuannya membuatkan bon. Setelah selesai makan, subjek berjalan ke belakang. Tampak seorang pembeli datang ke toko, kemudian datang satu dan disusul seorang lagi. Pegawai dan suami subjek melayani para pembeli tersebut, sedangkan anak perempuan subjek tampak menulis bon pembelian dan mondar mandir mengecek harga. Begitu keluar, subjek tampak
langsung
melayani
pembeli,
ia
membantu
suaminya
memasukkan obat yang dibeli ke dalam plastik hitam. “Plastik ini cukup tidak?, mau pake yang seberapa besar?” Tanya subjek ketika melihat isi plastik sudah memenuhi plastik sambil membongkar isi plastik yang tadi ia masukkan. “Kurasa yang ini cukup”, jawabnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
kemudian. Subjek dan laki- laki tadi kemudian terlibat pembicaraan mengenai harga-harga barang yang akan dibeli sambil subjek mondarmandir melihat harga barang. Setelah selesai memasukkan obat dan mengecek harga, subjek mengeluarkan kalkulator dan mulai menekan tombol kalkulator untuk menghitung jumlah harga obat. Setelah selesai, subjek berjalan ke depan dan menghampiri pembeli yang baru datang. “Mau beli apa?” tanyanya ramah pada pembeli tersebut, mereka kemudian terlibat pembicaraan tentang obat. Sesaat kemudian, seorang ibu datang menanyakan obat pada subjek, tampak bahwa subjek menerangkan obat kemudian memberi tahu tentang harga obat tersebut. Setelah sepakat tentang obat dan jumlah yang akan dibeli, subjek kemudian membuka salah satu laci dari deretan laci yang ada di belakangnya, kemudian ia mengambil alat timbang tradisonal untuk menimbang obat-obatan Cina. Beberapa saat kemudian datang seorang anak muda yang menanyakan tentang obat sakit punggung kepada subjek. Sambil terus mengukur obat dengan alat timbang tradisional, subjek menjawab pertanyaan pembeli muda tersebut. Di depan subjek tampak sebuah plastik putih dan sebuah toples berisi bubuk merah dan sebuah toples kaca besar berisi bubuk coklat. Sambil terus berbicara dengan pembeli, subjek terus menimbang kemudian memasukkan bubuk coklat ke dalam plastik. Setelah selesai, subjek memasukkan alat timbangnya kembali ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
laci dan meletakkan kembali toples-toples yang ia ambil kembali ke tempatnya semula. Satu ibu- ibu datang menanyakan obat, “mau berapa banyak?” jawab subjek, “ditimbang gak?” lanjut subjek sambil berjalan ke arah laci dan terus berbicara mengenai penyakit amandel dengan ibu tersebut. Tiga pembeli, dua bapak-bapak dan satu ibu- ibu menunggu sambil duduk di kursi panjang. Satu pembeli datang dilayani anaknya, anaknya tampak bertanya pada subjek tentang suatu jenis obat. Subjek kemudian langsung menjelaskan pada pembeli tersebut tentang obat tersebut dan menerangkan bahwa obat tersebut sekarang harganya telah naik. Satu pembeli menunggu untuk mengambil obatnya yang sedang diramu, subjek duduk di kursi dan berbincang dengan pembelinya. Tidak berapa lama, sebuah mobil jeep silver berhenti di depan toko sambil mengklakson, subjek segera berlari sambil mengambil kantong plastik hitam yang sebelumnya tergantung di atas meja kaca, kemudian kembali dengan selembar uang 50 ribuan. Setelah semua selesai, tidak tampak pembeli yang datang, subjek kemudian duduk dibalik meja dan berbincang dengan penulis. Penulis bertanya pada subjek tentang pekerjaan subjek dan berbagai hal yang berkaitan dengan pengalaman hidup subjek. Beberapa saat kemudian seorang pria kurus, tinggi dan hitam datang dengan membawa lembaran kertas di tangannya. “Ada apa?” tanya subjek sambil menerima lembaran kertas yang disodorkan padanya. Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
memperhatikan kertas tersebut, subjek segera bangkit meninggalkan kursi dan mengambil kalkulator dan menghitung sambil melihat angka-angka yang tertera di kertas. Ia kemudian berjalan mendekati anaknya yang berjalan masuk. Setelah selesai, ia berjalan kembali ke laci dan menyerahkan uang kepada laki- laki tersebut yang telah berdiri di depan meja. Pria tersebut adalah sales sebuah produk kesehatan dan datang untuk memberikan bon tagihan kepada subjek. Kemudian seorang laki- laki datang, subjek berjalan ke laci dan menyusun lembaran-lembaran kertas berwarna yang merupakan bon-bon tagihan. Subjek
bertanya mengenai jumlah uang kepada laki- laki tersebut,
kemudian duduk di depan laci dan mengeluarkan sejumlah uang yang ia serahkan kepada laki- laki tersebut sambil berulang-ulang menyebut jumlah uang dalam jutaan. Ia kemudian mengeluarkan kalkulator dan menghitung sambil melihat kertas yang ada di hadapannya. Seorang tampak memasuki toko, subjek bertanya pada orang tersebut tentang obat apa yang dicarinya, kemudian melayani orang tersebut sambil menghitung bon dan merapik an bon-bonnya. Toko tampak ada pembeli, subjek membiarkan karyawannya melayani dan duduk di belakang meja sambil memperhatikan lembaran kertas bon berwarna pink dan kuning. Diambilnya kalkulatornya dan menghitung sejenak, kemudian mengambil pulpen dan memberi centang pada kertas-kertas tersebut. Subjek tampak serius memeriksa, kemudian menekan tuts telepon dan mulai berbincang melalui telp. Ia menyebutkan beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
nama obat, kemudian bertanya pada karyawannya obat-obat yang hampir habis dan sudah habis, setelah itu terdengar ia memesan obatobat yang tadi disebutkan oleh karyawannya dan kembali duduk setelah menutup telpnya. Setelah selesai dengan bon-bon tagihannya, subjek berjalan mendekati 2 kardus yang masing- masing berisikan permen (Nanonano dan Hexos), satunya lagi jamua-jamuan dan obat mata. Setelah itu kembali duduk di meja kemudian membuat tulisan di kertas pink, kemudian menyuruh anaknya untuk menempeli harga pada obat mata tersebut sambil membungkuk di kardus dan mengeluarkan isi kardus untuk ditempeli harga. Subjek kemudian duduk lagi dan bertanya pada laki- laki yang datang, menyuruh anaknya mengangkat obat tersebut, tersenyum bertanya apa ada yang dibutuhkan lagi oleh pembeli tersebut dan terus berbicara seputar obat dengan pembeli. Sesaat kemudian subjek tampak heran menatap anaknya dan kemudian terlibat pembicaraan seputar obat. Setelah pembeli laki- laki tersebut duduk, subjek kembali duduk mengecek bon dan menekan tuts angka pada kalkulator. Subjek kemudian menyusun obat ke tempat pajangan obat. Didekatnya karyawannya tampak sedang menggiling obat, suaminya memasukkan obat-obat yang dijemur untuk digiling. Kemudian ada seorang orang yang datang, subjek melayani pembeli tersebut sambil duduk di dekat laci uang. Setelah itu, ia menyusun dan merapikan uang-uang yang ada di dalam laci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Menjelang Pukul 13.00, subjek masuk ke dalam dan bersiapsiap untuk mandi. Setelah selesai mandi dan turun kembali ke toko, tidak tampak ada pembeli yang datang, subjek duduk di kursi dan mulai membaca koran. Sesaat kemudian tampak seorang laki- laki yang datang
untuk
membeli
obat,
subjek
kemudian
berdiri
dan
mengambilkan obat yang ingin dibeli, memasukkan obat tersebut ke dalam plastik dan kemudian kembali duduk dan membaca koran lagi. Setelah itu bangkit berjalan menuju arah telp dan terlibat pembicaraan mengenai obat, dari arah pintu tampak datang memasuki toko, karyawannya kemudian datang menghampiri dan melayani pembeli tersebut. Kemudian subjek memegang sebuah kertas merah dan berkata pada karyawannya “Sekarang Juli, ini Juni, kamu salah”. Ia kemudian duduk dan memegang bon, membolak-balik kertas merah tersebut dan mengeluarkan pen, kemudian membuat tulisan di kertaskertas itu. Tampak seorang anak kecil datang untuk membeli obat, subjek bertanya pada karyawannya apakah ada obat yang ingin dibeli anak tersebut dan menyuruhnya untuk mengambilnya, kemudian menyuruh anak tersebut untuk menunggu. Ada seorang laki- laki datang, kemudian subjek menanyakan apa yang ingin dibeli sambil terus menghitung uang di laci, kemudian ia menyebut nama obat tersebut dan menyuruh pegawainya untuk mengambil obat tersebut lalu duduk kembali di kursi dan menghitung uang yang ada di tangannya. Saat pegawainya kembali dengan membawa obat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
dimaksud, subjek segera memberikannya pada laki- laki tersebut sambil terus menghitung kemudian menyerahkan uang kembalian yang ditangannya pada pembeli tersebut. Setelah selesai dengan kertaskertas merah tersebut, subjek merobek kertas-kertas tersebut dan membuangnya ke tong sampah sambil berlalu ke belakang. Saat subjek berada di belakang, seorang pria berbaju orange bertuliskan logo Redoxon di sisi kanan atas datang memasuki toko. Setelah keluar, subjek langsung menghampiri pria tersebut. Pria tersebut bertanya pada subjek bahwa persediaan Redoxon dan CDR subjek tinggal sedikit, subjek manjawab iya dan bertanya berapa harga CDR sekarang. Saat subjek terlibat pembicaraan dengan sales tersebut, seorang pembeli datang dan subjek segera bertanya apa yang ingin dibeli oleh orang tersebut, kemudian mulai menga mbil toples yang terletak di rak-rak atas dan mulai menimbang obat-obat yang ada di dalam toples. Subjek juga mengeluarkan 1 plastik berisi bulatanbulatan merah seperti buah dan memasukkan sedikit benda tersebut ke dalam timbangan. Jam menunjukan sekitar jam 15.30, suami subjek turun setelah tadi siang naik untuk beristirahat siang. Suaminya membawa piring berisi makanan dan 4 buah manggis, suaminya duduk di kursi yang menghadap pintu depan dan meletakkan makanannya di atas meja yang ada di depannya. Setelah suaminya selesai makan, subjek naik ke atas untuk mandi dan beristirahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
b. Observasi tanggal 20 Juli 2007, pukul 19.00 – 21.00 Jam menunjukkan pukul 19.00 saat subjek keluar dari kamarnya dan mandi. Setelah selesai, ia segera turun turun ke bawah. Tampak suami subjek, karyawan, anak laki- laki dan menantu subjek telah berada di toko. Subjek duduk di kursi depan dan menghadap televisi. Dua orang pembeli datang yang langsung dilayani oleh anak subjek. Malam itu pembeli berdatangan silih berganti, toko tampak dipenuhi orang-orang yang ingin membeli obat, beberapa orang duduk di kursi panjang menunggu obat yang ia pesan diambil, sebagian lagi menunggu obatnya selesai di ramu. Jam menunjukkan pukul 20.20 ketika suasana mulai tampak sepi, subjek dan karyawannya masuk ke belakang dan manuju dapur untuk makan. Selesai makan, subjek segera keluar dan mulai memeriksa bon-bonnya. Ketika tidak tampak seorang pembeli yang datang dan waktu sudah menunjukkan mendekati pukul 21.00, subjek memerintahkan untuk menutup toko, karyawannya segera mengambil sapu dan membersihkan sisa-sisa sampah dan bungkus obat yang berserakan di lantai. Subjek dan suaminya mendorong etalase obat yang beroda untuk merapat ke dinding. Anak subjek tampak sibuk mengangkat kursi-kursi dibantu oleh karyawannya setelah selesai menyapu. Setelah itu suami subjek segera menutup pintu besi toko dan bergegas naik ke atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
c. Observasi tanggal 21 Juli 2007, pukul 08.30 – 13.00 Peneliti datang sekitar pukul 8.30 dan memberi salam pada subjek, subjek menjawab ya dan tersenyum pada peneliti sambil melayani pembeli yang ingin membeli obat pagi itu, setelah itu subjek langsung merapikan uang yang ada di laci. Suami subjek tampak berjalan keluar dan masuk ke dalam mobil yang terpakir di halaman, kemudian langsung melaju pergi. Tidak berapa lama, suami subjek kembali membawa plastik berisi bungkus makanan di tangannya dan langsung masuk ke dalam. Sesaat kemudian subjek dan suaminya tampak duduk berdua di depan toko dan menyantap makanan berdua. Selesai makan, subjek kembali duduk di depan toko dan menunggu pembeli yang datang, suami subjek kembali menuju ke mobil dan keluar dari toko, sesaat kemudian anak laki- laki subjek juga tampak pergi meninggalkan toko dengan motornya. Saat itu hanya tinggal subjek dan karyawannya yang ada di toko. Beberapa saat kemudian, beberapa orang mulai berdatangan ke toko untuk membeli obat, subjek dan karyawannya tidak henti-hentinya melayani pembeli yang datang, mereka tampak larut dengan kesibukan mereka masing- masing, di kursi panjang tampak beberapa pembeli duduk menunggu obat pesanan mereka. Subjek berdiri di belakang meja kaca dan bolak-balik mengambil obat di laci dan menimbang obat-obat cina tersebut, disampingnya karyawan subjek juga melakukan hal yang sama sambil sesekali masuk ke dalam mengambil obat-obat yang dipesan pembeli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
yang baru datang. Subjek berjalan mendekati alat tumbuk obat yang terbuat dari besi, sambil menumbuk obat ia tampak berbincang mengenai obat dengan salah satu pembeli yang berdiri di depannya sambil memperhatikan ia menumbuk. Satu persatu pembeli kemudian tampak mulai meninggalkan toko, tidak tampak ada pembeli yang berada di sana. Subjek mulai mengobrol dengan karyawannya, nada suaranya terdengar sedikit tinggi dan cara bicaranya juga lebih cepat dari biasanya, Ia mengomel tentang anak laki- lakinya yang keluar meninggalkan toko di saat suaminya harus pergi sehingga tidak banyak orang yang menjaga toko dan mereka harus kerepotan menjaga toko berdua. Jam menujukkan pukul 10.45 ketika hujan tampak mulai turun membasahi kota, jalan di depan toko yang tadi ramai kini hanya tampak dilewati oleh beberapa kendaraan, jalan juga basah diguyur hujan. Selama hujan, tidak banyak pembeli yang datang membeli obat. Subjek duduk menulisi bon-bonnya dan mulai menyusun obat. Setelah itu ia kembali duduk dan menghitung kertas-kertas bon yang ada di depannya. Subjek kemudian berjalan menuju meja yang menghadap depan toko dan mengeluarkan alat pencetak harga dari dalam laci meja tersebut. Diambilnya alat pencetak harga dan mulai menempeli obatobat didepannya dengan label harga tersebut dan berjalan untuk menyusun obat-obat yang selesai diberi label harga. Sesekali datang pembeli, subjek terus melanjutkan pekerjaannya dan membiarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
karyawannya melayani. Sepanjang pagi menjelang siang itu hujan tidak berhenti mengguyur kota, selama hujan hanya tampak 2 orang yang datang membeli obat. Suami subjek kemudian pulang dan memarkir mobilnya di depan halaman, saat itu sudah siang, subjek kemudian naik untuk mandi.
d. Observasi tanggal 22 Juli 2007, pukul 10.00 – 12.00 Saat peneliti tiba, subjek sedang duduk dikursi yang menghadap ke pintu depan dan depannya terdapat sebuah meja, di samping subjek terdapat sebuah kursi yang di atasnya terdapat sebuah piringan besar. Di dalam piringan tersebut terdapat gundukan besar berwarna hitam. Subjek mengambil sedikit demi sedikit gundukan hitam tersebut dan membuatnya menjadi bulatan panjang dan memetiknya menjadi bulatan-bulatan kecil. Tidak jauh dari tempat duduk subjek, suami subjek juga melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan subjek. Di kursi panjang duduk berhadapan anak lakilaki dan karyawan subjek. Di antara mereka terdapat piringan besar yang berisi gundukan hitam yang sama seperti yang ada pada piringan subjek. Anak laki- laki dan karyawan subjek juga mengambil sedikit demi sedikit gundukan hitam tersebut menjadi bulatan panjang. Setelah selesai, mereka menyerahkan pada subjek dan suaminya untuk dipetik menjadi bulatan-bulatan kecil. Di samping anak laki- laki subjek, terlihat menantu dan anak perempuan subjek, mereka sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
membulatkan hasil petikan subjek dan suami subjek yang tidak beraturan menjadi bulatan-bulatan yang rapi. Tidak berapa lama, tampak pekerja rumah tangga subjek yang biasa membantu subjek di dapur keluar dan membantu anak dan menantu subjek untuk membulatkan. Setelah semua menjadi petikan-petikan kecil, subjek, suami, anak dan karyawan subjek juga bergabung dengan anak perempuan, menantu dan pekerja rumah tangga subjek untuk membulatkan petika-petikan hitam yang tidak beraturan tersebut. Bulatan-bulatan itu kemudian dimasukkan ke dalam sebuah piringan hita besar dan setelah isinya cukup banyak di bawa keluar untuk di jemur. Menurut keterangan, bulatan-bulatan tersebut adalah yok ie atau yang biasa disebut majun, obat tersebut merupakan pesanan pelanggan yang akan diambil beberapa hari lagi. Di hari minggu seperti ini, tenaga yang membantu untuk membuat majun tersebut memang lebih bannyak dan terasa ringan karena pada hari minggu ini kantor dan sekolah libur, sehingga menantu dan anak subjek yang bekerja dan bersekolah bisa ikut membantu. Setelah
selesai,
subjek
mempersilahkan
peneliti
untuk
mewawancarainya. Subjek telah meminta izin untuk merekam pembicaraan dengan subjek dan subjek tidak keberatan. Subjek melakukan wawancara dengan subjek di toko obat, tidak jauh dari tempat duduk subjek dan peneliti, anak dan karyawan subjek juga sedang berbincang-bincang. Selama proses wawancara subjek terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
santai dan sangat bekerja sama dalam menjawab pertanyaan peneliti. Setelah selesai, peneliti berpamitan pulang pada subjek karena sebentar lagi subjek juga akan menutup tokonya untuk beristirahat siang.
2. Transkip Wawancara Subjek 2-Kiang Data lengkap hasil wawancara dapat anda akses dengan menghubungi penulis di email
[email protected] No 1
2
3
•
•
•
4
•
5
•
6
•
7
•
8
•
Verbatim Sa ie menurut kamu seperti kita orang hidup, seperti kita manusia, wajib bekerja tidak? Oh..haruslah Eh…jadi menurutmu seperti kita kerja begitu, bekerja begitu penting tidak? Penting donk Kenapa kamu memandang itu penting? Hah? Iya lah…nanti tidak bekerja nanti sakit gimana? Setiap hari cuma makan tidur saja. Lalu memangnya kamu bekerja itu untuk apa? Kerja tuh untuk apa? Ya untuk anak, cari duit nanti kan untuk anak Cari uang saja ya? Iya, cari uang untuk anak kita lah Lalu ada apa lagi tidak selain uang? Kurasa sih tidak ada, asal untuk anak, anak udah bisa kerja cukuplah Ya kalau sekarang misallah, anakmu kan sekarang sudah besar, ya dikatakan udah tidak butuh asuhanmu pun tidak apa-apa, kamu masih tetap mau bekerja? Mau donk Kanapa lah? Ya kenapa, nanti tidak bekerja kan,
Refleksi
Koding
Merasa sebagai manusia wajib untuk bekerja
KM
Memandang penting
KM
bekerja
Memandang kerja penting agar tidak sakit karena setiap hari hanya makan dan tidur
KM
Bekerja mencari uang untuk anak
KM
Mencari uang untu anak
KM
Bekerja untuk anak
KM
Akan tetap bekerja meskipun anaknya sudah tidak membutuhkan pembiayaan darinya
KM
Bekerja
KM
membantunya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
tidak gerak kan kita nanti kalau sakitsakit? Ah kamu sehari-hari kerja, makan tidur kan gawar. Kita ada kerja otak kan jalan, jangan kerja terlalu beratlah kalau anak nanti udah ada itu sih jangan kerja terlalu berat lagi lah. 9
10
11
12
•
•
•
•
13
•
14
•
Lalu...maksudnya selain uang berarti kamu bekerja kan, eh kamu kerja kan bukan untuk uang aja ya? Oh bukan cuma demi uang juga kan, iya...demi kita kalau kita ada kerja kan, otak ada jalan kan gimana pun lebih baik, maksudnya lebih itu kan...daripada setiap hari cuma makan cuma tidur kan, tidak ada pekerjaan apa selalu duduk kan gak lewat waktu, gak bisa lewat waktu. Ini kamu...kalau misalnya suatu hari kamu berpenghasilan suatu hari udah punya begitu banyak uang, kamu tetap bekerja tidak? Oh..tetap mau lah, kalau udah tua ya kelak ya kerja lebih yang lebih ringan aja. Jangan terlalu berat, gak kerja mana, benar tidak, seperti ibumu kamu lihat ajalah, setiap hari sibuk ampe malam hehe..orang yang tidak bisa duduk, gimana lagi. Kamu suka dengan pekerjaanmu sekarang tidak? Suka gak suka kan harus kerja, kamu mau kerja apa lagi lah. Lalu e..apa, merasa ingin misalnya kamu sekarang kamu tidak sedang bekerja akan merasa gimana gak? Oh...gak bekerja stresslah, gak lewat harilah. Gak lewat hari... Mana bisa lewat hari, tiap hari selalu nunggu Kamu akan ngerasa maksudnya kamu sedang bekerja sih kamu akan ngerasa akan ngerasa gimana gak? Ada merasa lebih baiklah
untuk tetap sehat karena adanya aktivitas otak Merasa tidak perlu bekerja terlalu berat lagi bila anak sudah tidak membutuhkan bantuannya
Bekerja tidak hanya untuk uang, tetapi juga berguna untuk melatih aktivitas otak dan menghabiskan waktu
Akan tetap bekerja meskipun suatu hari sudah tua dan memiliki banyak uang, hanya saja beban kerja dikurangi agar tidak bekerja terlalu berat lagi. Merasa sudah terbiasa bekerja, tidak akan bisa bila berhenti bekerja
Suka atu tidak harus tetap bekerja Merasa stress dan tidak bisa menghabiskan waktu bila tidak bekerja
Merasa lebih baik bila bekerja
KM
KM
KM
KM
KM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
15
16
•
•
17
•
18
•
19
•
20
•
21
22
•
•
Jadi kalau misalnya suatu hari kamu gak kerja apa-apa kamu akan ngerasa gak aneh gimana gak? Terasa aneh lah, tetaplah Kalau misalnya ada kepikiran gak Sa Ie, kamu suatu hari kamu punya suatu kesempatan untuk tidak perlu bekerja begitu, kamu pernah kepikiran seperti itu tidak? Oh tidak lah! Aku tidak mau ah, aku tetap mau kerja terus, tapi ya kalau udah tua tidak mau kerja terlalu berat, bener tidak? Kamu suruh kita tiap hari gak kerja kan tidak tahan juga, cuma kerja-kerja ya istirahat sebentarlah, tidur-tiduran sebentarlah, ah lalu kerja lagi. Kalau misalnya pekerjaan ini, kamu di toko ini wewenangmu itu apa saja? Wewenangmu apa saja? Wewenangku ya? Wewenangku tuh besar tuh Julie. Apa saja? Hah? Wewenangku ya apa aja ya dikerjainlah, asal yang bisa dikerjakan...Sa ie ya kerjalah Jadi tuh disini tuh semua, di toko ini ya semua di toko ini harus kamu tahu ya? Tetap tahulah, eh..tetap tahu Kamu merasa, orang bilang wewenangmu, kamu merasa terlalu berat tidak Sa Ie? Tidak juga tuh, tidak tuh, malah lebih baik lah, semua kita tahu kan lebih baik. Seperti kamu kerja begini kamu ada merasa bahagia gimana gak Sa Ie? Bahagia ya iyalah, Kadang ada ya.. bahagia ya iya, kesal juga iya juga.
Akan terasa aneh bila suatu saat tidak bekerja
KM
Tidak pernah terpikirkan untuk tidak bekerja. Ingin terus bekerja, hanya saja bila sudah tua tidak akan bekerja terlalu berat
KM
Tanggung jawab di toko : merangkap semua hal
Tidak merasa tanggung jawabnya terlalu berat
Merasa bahagia dengan kerjanya, tetapi terkadang juga merasa kesal
Gimana maksudnya? Kerja sampai terlalu banyak kadang- Kadang merasa kesal kadang terlalu capek sih ngerasa iya bila terlalu capek dalam jugalah kesal, jangan kerja terlalu bekerja
KM
DK
DK
DK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
23
•
• •
24
•
25
•
26
•
banyaklah. Kamu merasa kamu mungkin bahagia, kesal, kamu merasa ada perasaan tidak mau bekerja atau apa? Ada juga lah Ada... Hehe (tertawa) Tapi kamu..biasa... Tapi tidak ingin lepas hehehe (masih tetap tertawa) Tidak ingin lepas? Ngerasa kenapalah? Merasa aduh..merasa kerja sampai capek, merasa tidak mau udah tidak mau kerja, tapi tidak mau kerja kita tidak sanggup juga, ah tidak mau kerja sih kita cuma duduk sih tidak bisa lewat waktu, ada kadang kerja terlalu capek, terlalu banyak kerjaan bisa juga, kerja sampai jenuh sehari. Kamu..seperti kamu, kamu merasa seperti kamu bilang wewenangmu sangat besar, kalau tidak ada kamu tokomu bakal tidak bisa jalan? Kalau tidak ada aku sih tidaklah, paling-paling mereka lebih repotlah, jalan sih tetap jalanlah, cuma lebih repotlah. Kurang satu orang tetap iyalah benar gak, karena kita tiap hari di sini berapa jam, ya...seperti kita tidak ada kan tetap mereka lebih sibuk, lebih repotlah. Seperti kamu berapa jam di sini, hampir tiap hari di toko ini, kalau misalnya kamu tinggalkan pekerjaanmu misalnya seperti kamu pegi kemana, kamu akan memikirkan pekerjaamnu gak? Oh..iyalah
Meski kesal dan ada perasaan tidak ingin bekerja akan tetapi tetap tidak ingin melepaskan kerja
DK
Ketika capek bekerja ada perasaan sudah tidak mau bekerja, akan tetapi ada suatu keberatan bila harus meninggalkan kerja karena tidak bisa hanya duduk diam dan tidak akan bisa menghabiskan waktu
DK
Tanpa dirinya toko akan tetap berjalan, hanya akan lebih repot
Akan memikirkan pekerjaan bila meninggalkan kerja
DK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
C. LAMPIRAN DATA SUBJEK 3-LUN 1. Observasi Subjek 3-Lun a. Observasi tanggal 27 Juli 2007, pukul 09.00 – 21.00 Subjek datang ke toko obat sekitar jam 09.00, di sana tampak keponakan dan dua karyawan toko obat tersebut. Dari depan tampak di sebelah kanan terdapat laci- laci yang menempel di dinding, di dekatnya terdapat sebuah kotak kaca yang berbentuk huruf L dan di dalamnya terdapat beberapa macam obat yang terpajang. Di sisi kiri terlihat pajangan obat-obat di dalam kaca yang menempel di dinding, di bawahnya terdapat sebuah kursi panjang. Beberapa saat kemudian tampak subjek datang dan memarkir motornya di halaman depan. Subjek tampak mengenakan maju kemeja bercorak merah yang ditutupi jaket berwarna coklat dan celana jeans panjang. Begitu masuk peneliti menyapa subjek dan ia pun tersenyum pada peneliti. Subjek masuk ke ruangan tengah di samping lorong yang menuju ke dapur dan menaruh helm serta jaketnya di ruangan tersebut. Dalam ruangan tersebut tampak 2 buah meja, sebuah meja yang bersejajaran dengan pintu yang diatasnya terdapat telp, alat fax, tape dan beberapa kotak kecil dan benda-benda. Disudut ruangan yang satu lagi, disamping lemari dan berseberangan dengan meja tersebut terdapat sebuah meja yang berlapiskan kaca. Di bawah lapisan kaca tersebut terselip beberapa kartu nama dan foto-foto anak kecil. Di atas dinding tersebut terpajang beberapa foto subjek dalam rombongan dengan balutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
pakaian resmi, juga terdapat sertifikat-sertifikat atas nama subjek. Menurut keterangan, ruangan tersebut merupakan ruangan yang biasa digunakan subjek dalam menjalankan praktek sinsehenya dan meja berlapis kaca tersebut merupakan meja untuk praktek subjek, di sana tersimpan barang-barang dan beberapa alat subjek serta obat-obat ramuan subjek. Setelah menaruh barang-barangnya, subjek berjalan ke depan toko, di sana karyawannya mengatakan sesuatu padanya sambil menunjukkan sebuah kertas di atas meja kaca yang diselipkan di bawah sebuah kayu. Subjek mengambil kertas putih yang didalamnya bertuliskan tulisan-tulisan Cina kemudian mengambil alat timbangan obat Cina dan mulai membuka laci- laci dibelakangnya kemudian mengambil satu persatu obat-obat yang berada di laci tersebut. Subjek mulai menimbang obat-obat tersebut kemudian ditaruh di atas kertas putih berukuran kotak yang sebelumnya sudah dipersiapkan subjek di atas kaca tersebut. Setelah terkumpul beberapa jenis obat di atas kertas tersebut, subjek mulai melipat tiap sisi kertas tersebut kedalam dan membuat bentuk kubus sehingga isi kertas tersebut semuanya terbungkus. Subjek kemudian memasukkan bungkusan tersebut ke dalam kantong plastik hitam dan menggantungnya di sebuah kayu panjang yang tergantung di atas meja kaca tersebut. Setelah itu subjek berjalan ke arah lorong, di sana ia menurunkan dan mengambil beberapa kaleng-kaleng berukuran cukup besar yang tersusun serta membuka isinya kemudian berjalan kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
ke arah depan dan membuka laci- laci yang menempel di dinding tersebut. Di dalam laci- laci tersebut terdapat 6 kotak persegi panjang aluminium yang masing- masing berisikan obat-obat yang berbeda dan masing- masing laci juga berisikan jenis obat-obatan yang berbeda. Subjek kemudian mengambil isi dari kaleng tersebut dan memasukkan isi kaleng yang sebagian besar berisikan semacam daun-daun dan batang-batang tumbuhan tersebut ke dalam masing- masing kotak. Subjek juga memeriksa laci- laci yang lain dan melakukan hal yang sama ke dalam laci- laci tersebut. Tampak tak ada pembeli yang datang, subjek mendekati peneliti dan bertanya apakah peneliti sudah makan, kemudian berdua dengan peneliti subjek berjalan ke depan menuju penjual nasi yang terletak bersebelahan beberapa rumah dari toko obat dan memesan dua piring nasi ayam. Setelah itu subjek kembali ke toko dan menuju ke runag kerja sinshenya dan tampak memeriksa laci- laci di meja kerjanya. Ketika seorang pelayan datang membawa 2 piring nasi, subjek kembali ke belakang dan menikamati makan pagi tersebut bersama peneliti. Setelah selesai, subjek mengambil sebuah besi ceper yang berbentuk seperti piring dalam ukuran besar dan berjalan menuju ke depan toko kemudian mengambi kertas dan beberapa jenis ramuan obat. Subjek kemudian menaruh beberapa jenis obat-obat itu ke dalam piring besi tersebut dan dilapisi kertas kemudian berjalan ke depan dan menjemur piring tersebut di bawah sinar matahari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
Beberapa saat kemudian seorang laki- laki datang dan berbincang dengan subjek, subjek kemudian berjalan menuju laci- laci obat, mengambil timbangan dan kertas putih dan mulai mengambil sedikit demi sedikit obat di laci dan menaruhnya di atas kertas putih, sambil membungkus kertas putih tersebut subjek memberitahu cara membuat dan meminum obat tersebut, kemudian mengambil spidol hitam dan menuliskan sesuatu di atas bungkusan tersebut sebelum memasukkannya ke dalam plastik hitam dan menyerahkannya pada ibu tersebut, kemudian ia menerima lembaran uang dari ibu tersebut dan memasukkannya ke dalam laci uang kemudian berjalan masuk ke belakang. Setelah keluar, ia duduk di kursi di pojok ruangan dan menghadap ke depan, tampak seorang pembeli masuk dan bertanya pada subjek, subjek kemudian berdiri dan mengambil sebuah obat yang terpajang di balik kaca yang menempel pada dinding, kemudian menerima uang dari pembeli tersebut dan berjalan ke laci uang kemudian memberikan uang kembalian kepada pembeli tersebut. Subjek duduk kembali di bangku, datang seorang ibu menghampiri subjek, setelah berbicang sesaat subjek mempersilahkan ibu tersebut untuk masuk ke ruangan praktek sinshe nya, ibu tersebut duduk menghadap subjek di depan meja kerjanya dan menceritakan keluhan sakitnya, subjek kemudian menyuruh ibu tersebut untuk mengulurkan tangannya, subjek kemudian menekan pergelangan tangan ibu tersebut dengan jarinya dan memeriksa nadinya, sambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
terdiam raut wajah subjek tampak serius dan tenang, sesaat kemudian ia bercerita kepada ibu tersebut tentang denyut nadi ibu tersebut yang baru diperiksanya dan berbincang sedikit mengenai keluhan penyakit ibu tersebut. Setelah itu subjek keluar ke arah toko diikuti ibu tersebut kemudian ia mengambil kertas dan mulai mengambil obat-obatan di dalam laci- laci diperhatikan ibu tersebut sambil memberitahu bagaimana cara merebus obat tersebut. Setelah selesai, subjek berjalan ke depan dan membolak-balik obat-obatan yang tadi dijemur kemudian berjalan masuk lagi dan menghampiri peneliti. Di saat berbincang dengan peneliti, tampak di depan toko seorang laki- laki berpakaian rapi dan dua orang wanita masuk. Laki- laki langsung menyapa subjek dan subjek tersenyum dan segera menghampiri laki- laki tersebut. Laki- laki berbicara sambil menunjuk seorang wanita yang datang bersamanya. Subjek segera menyur uh laki- laki dan kedua wanita tersebut untuk masuk ke dalam ruangan prakteknya, kemudian menyuruh wanita yang ditunjuk lakilaki tersebut untuk duduk di kursi yang berhadapan dengannya. Subjek kemudian bertanya keluhan dan apa yang dirasakan wanita tersebut, setelah itu ia memeriksa nadi wanita tersebut dan kemudian berbincang sesaat dengan mereka bertiga, setelah itu ia mengeluarkan sebuah bungkusan plastik yang di dalamnya terdapat butiran-butiran berwarna hitam, ia kemudian menjelaskan kepada pasiennya mengenai butiranbutiran tersebut yang merupakan obat yang terbuat dari ramuan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
ramuan obat Cina. Setelah itu mereka berjalan keluar, subjek kembali terlibat pembicaraan dengan laki- laki tersebut sambil sesekali tersenyum dan tertawa. Sebelum berpamitan laki- laki dan kedua perempuan tersebut berjabat tangan dengan subjek, subjek tersenyum dan menepuk bahu laki- laki tersebut. Di luar tampak seorang sales yang datang dan memberikan bon yang sedang diperhatikan oleh karyawan subjek, subjek sempat berbincang sebentar dengan sales tersebut sebelum masuk ke dalam ruangan dan menelepon untuk memesan beberapa macam jenis obatobatan Cina. Subjek kembali keluar ke toko dan melihat tidak ada pembeli yang datang, subjek naik ke atas untuk mandi. Setelah turun, subjek berbincang dengan seorang pembeli dan langsung menuju lacilaci obat dan membuatkan pesanan pembeli tersebut. Setelah selesai, subjek duduk di kursi dan berbincang dengan peneliti. Dari depan tampak seorang wanita muda memasuki toko, ia menyapa subjek kemudian berjalan masuk ke dalam ruangan, setelah itu keponakan laki- laki subjek pergi meninggalkan toko dengan motornya. Ternyata wanita tersebut adalah keponakan subjek yang datang ke toko untuk menggantikan kakak laki- lakinya yang baru saja meninggalkan toko Siang itu suasana toko tidak seramai pada pagi harinya, siang itu hanya beberapa pembeli yang datang ke toko, subjek juga tidak banyak membuatkan pesanan obat-obatan Cina. Menjelang sore, subjek berjalan ke depan dan membawa masuk piringan besi besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
yang dari tadi pagi ia jemur, kemudian membungkus satu persatu obatobat tersebut dan memasukkannya kedalam sebuah toples plastik besar yang terletak di lorong tengah. Setelah itu ia kembali ke toko dan melayani pembeli-pembeli yang datang. Jam menunjukkan pukul saat 18.30 subjek masuk ke dapur untuk makan. Setelah selesai, ia kembali ke depan dan langsung mengambil timbangan dan menyiapkan dua kertas putih di atas meja kaca kemudian membuka laci- laci dan mengambil isinya dan menaruhnya di atas kertas putih setelah selesai di timbang. Ada 2 orang ibu- ibu dan seorang laki- laki yang bertanya pada subjek, sambil menimbang subjek melayani pertanyaan pembeli tersebut sambil sekali-kali tersenyum dan kadang-kadang menghentikan kegiatannya menimbang obat. Karyawan yang lain melayani pembeli-pembeli yang berdatangan, sambil mondar- mandir mengambil obat yang ingin di beli. Suasana toko saat itu dipenuhi oleh banyak pembeli yang datang silih berganti ke toko, di antaranya ada yang berdiri berhadapn di meja kaca, sebagian lagi duduk di kursi panjang dan menunggu obat pesanannya. Suasana toko tampak tak ada pembeli, seorang karyawan toko berada di depan toko dan berbincang dengan tukang parkir sambil duduk di atas motor, seorang karyawan lagi berada di belakang dan keponakan perempuan subjek sedang berada di kamar praktek dan memainkan laptopnya. Subjek berdiri di meja kaca, di depannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
terdapat dua buah kertas putih yang telah berisi bahan-bahan obat Cina, di tanga n subjek memegang alat timbangan obat Cina, subjek tampak bolak-balik membuka laci dan mengambil isi di dalamnya untuk dimasukkan ke dalam timbangan. Sesaat kemudian seorang lakilaki berkemeja biru memasuki toko dan menghampiri subjek, ia membawa sebuah kertas putih yang ia tunjukkan kepada subjek. Subjek menghentikan kegiatannya dan memperhatikan kertas tersebut, kemudian mereka terlibat pembicaraan, kemudian tampak subjek melayani pembicaraan dengan laki- laki tersebut seputar obat-obatan sambil melanjutkan kembali pekerjaan yang tadi tertunda dan mulai melipat kertas-kertas tersebut menjadi bungkusan. Terdengar subjek menyuruh laki- laki tersebut untuk duduk, kemudian ia mengambil kertas putih yang baru dari bawah meja dan memperhatikan kertas yang tadi diberikan laki- laki tersebut kemudian ia mulai berjalan dan membuka laci- laci obat yang ada di belakangnya, kemudian mengambil isi di dalamnnya dan mulai menimbang serta menatuh isinya ke atas kertas putih seperti yang ia lakukan tadi. Di depan tampak datang seorang pembeli lagi yang langsung dilayani oleh karyawan yang lain. Setelah selesai mengerjakan pesanan laki- laki tersebut, subjek berjalan ke belakang dan setelah kembali ia duduk menatap ke luar toko. Beberapa saat, datang seorang laki- laki berperawakan agak tinggi besar menghampiri subjek, saat itu jam menunjukkan sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
pukul 20.10, kemudian mereka terlibat pembicaraan beberapa lama sebelum memasuki ruangan praktek sinshe subjek. Di dalam ruangan tampak laki- laki tersebut melepaskan baju kaosnya dan duduk di kursi. Subjek kemudian mendekati laci di meja kerjanya dan mengambil semacam obat, ia kemudian berdiri disamping laki- laki tersebut dan mulai mengurut bahu dan tangan kiri laki- laki tersebut. Selagi di urut laki- laki tersebut bercerita tentang sakit pada bahu dan tangan kirinya tersebut. Setelah selesai, di toko tampak tak ada pembeli yang datang, subjek duduk di bangku depan kemudian berbincang dengan peneliti, dengan sesekali beranjak berdiri dan melayani pembeli yang datang ke toko. Setelah jam me nunjukan pukul 21.00 dan tak tampak pembeli yang datang, subjek dan karyawan kemudian bersiap-siap untuk menutup toko, peneliti kemudian berpamitan pada subjek dan karyawan toko obat.
b. Observasi tanggal 28 Juli 2007, pukul 19.00 – 21.00 Saat peneliti tiba di toko obat, tampak keponakan subjek dan 2 karyawannya sedang melayani para pembeli yang datang. Seorang karyawan berdiri di dekat pintu depan dan sedang berbicara dengan seorang pembeli sambil tangannya memegang sebuah produk. Karyawan yang satu lagi berdiri di belakang meja kaca sambil berbicara dengan 2 orang pembeli, di atas meja tampak 3 tumpukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
bahan-bahan obat-obat Cina yang sama di atas 3 buah kertas putih. Sedangkan keponakan subjek berdiri di pojok ruangan sedang mengambil obat yang terpajang di balik kaca dan memberikannya kepada seorang laki- laki yang berdiri dihadapannya. Peneliti tidak melihat subjek di ruangan itu, kemudian peneliti berjalan ke arah dapur, bau obat tercium ketika peneliti berjalan mendekati dapur. Di sana peneliti melihat subjek sedang menggoreng sesuatu di atas wajan, peneliti menyapa subjek yang kemudian
di balas subjek dengan
senyuman dan menyuruh agar peneliti ke depan saja karena di dapur bau obat yang dipanaskannya sangat menyengat. Peneliti kemudian berjalan ke depan dan duduk di kursi panjang di samping beberapa pembeli yang sedang menunggu. Tidak berapa lama tampak subjek keluar dengan sebuah kertas putih di tangan yang di atasnya terdapat semacam kulit tumbuhan yang berwarna coklat kehitaman. Subjek kemudian menuang isi kertas tersebut ke atas 3 kertas putih di atas meja kaca yang sebelumnya telah berisi obat-obatan Cina. Setelah selesai membungkus ketiga kertas tersebut, subjek kemudian menyerahkan ketiga bungkusan tersebut pada seorang pembeli yang segera berdiri dan menerima plastik bungkusan dari subjek. Setelah itu, subjek kembali mengambil 4 kertas putih yang serupa dan mulai bolak-balik membuka laci obat dan mengambil isi di dalamnya dan menaruhnya ke dalam timbangan kemudian menuangnya ke atas kertas yang telah disediakannya. Di kertasnya terdapat obat-obat berwarna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
putih, coklat dan lain- lain. Subjek kemudian berjalan ke arah alat penumbuk obat dan menuang isi timbangannya ke dalamnya dan mulai menumbuk, kemudian berjalan kembali ke tempatnya semula dan menuang isi alat tumbuknya ke atas kertas. Di depannya berdiri 2 lakilaki yang masing- masing berbaju hitam dan putih. Laki- laki berbaju hitam tersebut berbicara dengan subjek seputar keluhan sakitnya, kemudian
subjek
menjelaskan
tentang
penyakit
tersebut
dan
mengatakan padanya akan membuatkan ramuan untuknya. Setelah selesai dengan ke empat bungkusan yang tadi dibuatnya, subjek kembali membuatkan ramuan untuk laki- laki yang tadi berbincang dengannya. Setelah selesai, tampak 2 orang laki- laki yang kemudian menghampiri subjek, setelah berbincang sebentar, subjek kembali membuatkan ramuan untuk mereka, di samping kedua laki- laki tersebut berdiri seorang wanita yang masih mengenakan helmnya dan langsung dilayani oleh salah satu karyawan. Jam menunjukkan pukul 20.05 ketika subjek selesai meramu pesanan para pembeli, ia kemudian masuk ke dapur dan mengambil beberapa macam obat kemudian berjalan kembali keluar dan membuat beberapa bungkus lagi ramuan. Seorang karyawan tampak sedang melayani pembeli, seorang karyawan lagi tampak duduk di pojok. Setelah selesai dari tugasnya membuat ramuan Cina, subjek kemudian duduk di kursi yang berada di suduk kiri ruangan dan mengahadap pintu depan. Tidak tampak pembeli yang datang, subjek kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
mengangkat telepon genggamnya dan mulai berbicara. Dari arah pintu depan tampak seorang laki- laki masuk dan menyapa para karyawan toko, ia duduk di kursi panjang dan kemudian berbincang dengan para karyawan tersebut. Setelah subjek selesai menelpon, laki- laki tersebut kemudian berbincang dengan subjek. Hingga waktunya toko tutup, hanya tampak 2 pembeli yang datang setelah itu peneliti berpamitan kepada subjek dan karyawan yang lain.
c. Observasi tanggal 29 Juli 2007, pukul 14.00 – 17.00 Subjek tiba di rumah peneliti sekitar pukul 14.00, dari luar pagar subjek bisa melihat 3 buah piringan besi berukuran besar sedang dijemur di halaman. Satu piringan tampak berisi butiran-butiran sebesar biji kacang berwarna coklat. Dua piringan yang lebih besar berisi bulatan-bulatan hitam yang ukurannnya lebih besar dari piringan sebelumnya. Dari balik pintu subjek muncul dan tersenyum pada peneliti, ia kemudian mempersilahkan peneliti masuk dan menjelaskan bahwa piringan-piringan tersebut adalah yok ie atau biasa disebut majun. Obat-obat tersebut dibuat oleh subjek dan terbuat dari ramuanramuan Cina, isi masing- masing bahan yok ie tersebut berbeda tergantung penyakit yang ingin diobati. Ketika masuk terlihat bahwa subjek dan istrinya baru saja selesai makan siang. Peneliti menyapa istri subjek dan disambut ramah oleh istri subjek, ia kemudian bertanya apakah peneliti sudah makan dan menawarkan makan pada peneliti,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
peneliti kemudian menjawab bahwa peneliti baru saja makan dan mengucapkan terima kasih atas tawaran istri subjek tersebut. Istri subjek menjelaskan bahwa di rumah hanya ada ia dan suaminya, sedangkan anak-anaknya semua berada di luar kota. Subjek kemudian mengajak peneliti ke dapur dan menunjukkan pada peneliti alat-alat yang biasa dia gunakan untuk membuat yok ie. Ia juga menjelaskan bahwa ia biasa membuatnya pada malam hari sesudah pulang dari toko obat atau pada siang hari di hari minggu seperti ini. Biasanya setelah selesai dibuat, istri subjeklah yang membantunya untuk membulatkan dan menjemurnya bila subjek berada di toko obat. Proses pengeringan yok ie sangat tergantung pada sinar matahari dan di musim hujan seperti ini biasa memakan waktu berhari- hari sampai benar-benar kering. Sambil subjek menjelaskan, tampak istri subjek sedang mengeluarkan
cucian
dari
mesin
cuci.
Subjek
kemudian
mempersilahkan peneliti untuk duduk di sofa di ruang tamu yang di depannya terdapat sebuah televisi berukuran 20 inch. Setelah itu subjek duduk di samping peneliti dan mempersilahkan peneliti untuk mewawancarainya.
Sebelumnya
subjek
menjelaskan
bahwa
pembicaraan dengan subjek akan direkam dan subjek tidak keberatan sama sekali. Saat proses wawancara istri subjek tampak berada di luar dan sedang menjemur pakaian-pakaian yang tadi dikeluarkannya dari mesin cuci. Sela ma proses wawancara subjek tampak tenang sambil terkadang berhenti sesaat untuk berpikir menjawab pertanyaan peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
Setelah selesai mewancarai subjek, peneliti berbincang dengan subjek dan istrinya sebelumnya akhirnya berpamitan untuk pulang.
2. Transkip Wawancara Subjek 3-Lun Semua data lengkap hasil wawancara dapat anda akses dengan menghubungi penulis di email
[email protected] No 1 •
2
•
3
•
4
•
Verbatim Menurut Anda sebagai orang hidup kan, sebagai manusia menurut Anda, kita..kita harus tidak, wajib bekerja tidak? Haruslah Kenapa…eh jadi menurut Anda kerja tuh penting atau tidak? Penting..tetap pentinglah tak kan ada kerja yang tidak penting, kalau gak kerja itu mau bagaimana cari nafkah dan lainnya, betul tidak, tetap penting pekerjaan ginilah lah Jadi tujuan Anda bekerja itu untuk apa? Tujuan bekerja itu apa menurut Anda? Tujuan bekerja tuh untuk itu mencari nafkah yang pertama, yang kedua kita bekerja seperti kita di toko obat kan kita kan bisa ada pahala juga, kita menolong orang kan ada pahala, nanti generasi kita, keturunan kita kan mungkin bisa lebih baik juga kalau kalau kita punya pahala itu sih, seperti itu Trus eh Anda itu Anda sekarang senang tidak dengan pekerjaan Anda sekarang? Ya tetap..sampai kita sudah turun bekerja ya tetap senang lah, mana ada bilang yang tidak senang lah, itu tetap senang lah, tidak senang sih bagaimana bisa teruskan lah, itu tetap senanglah
Refleksi Sebagai manusia wajib untuk bekerja
Koding KM
Bekerja penting untuk mencari nafkah dan lainnya
KM
Tujuan bekerja : mencari nafkah, Menolong orang lain dan mandapat pahala yang bisa berguna untuk keturunannya
KM
Senang dengan pekerjaannya. Bila sudah bekerja tentu saja sudah senang dengan kerja
KM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
5
•
6
•
7
8
•
• •
9
•
10
•
11
•
Trus kalau misalnya..jadi sebenarnya Anda bekerja sih bukan cuma cari uang kan? Eh.. Anda ada merasakan ada suatu kepuasan tertentu tidak dengan bekerja? Ya kalau bekerja yang pertama memang kita kan memang mau cari uang, yang kedua mungkin kita kalau bisa menolong orang, kita sampai menolong orang kan, kita kan merasa ya puas juga seperti itu, ada suatu itu..suatu pahala kan baik, itu tentu senang donk. Kalau bekerja tuh sebenarnya Anda untuk siapa? Bekerja kita kan…cari uang kan untuk keluarga kita sebagainya lah, memangnya untuk kepentingan diri sendiri kan gak mungkin Trus ada merasakan bosan tidak dengan pekerjaan begitu? Mana kerja bisa bosan lah Kenapa..bagaimana tidak bosan? Tetap donk, kamu kalau tidak mau makan ya bisa bosan, kalau masih mau makan kamu tidak akan bosanlah Trus apa ya, eh kalau Anda sekarang bahagia tidak dengan ini mu, kerja Anda sekarang, kerjaanmu begitu? Merasa bahagia gak? Dengan bekerja apakah Anda merasa bahagia? Bahagia, tentunya bahagialah, tak mungkin tidak bahagia gitulah Trus kalau misalnya Anda sekarang tidak sedang bekerja ya, ada terasa perasaan gimana tidak? kalau misalnya tidak sedang melakukan pekerjaan, sedang tidak bekerja, Anda merasa ada perasaan gimana tidak, merasakan apa tidak? Maksudnya ngangur atau bagaimana? Bisa nganggur, pokoknya sedang
Bekerja bukan hanya untuk mencari uang
KM
Bekerja untuk mencari uang dan menolong orang lain
KM
Merasakan kepuasaan dan senang bisa menolong orang lain
KH
Bekerja mencari uang untuk keluarga
KM
Bekerja membosankan
tidak
KM
Merasa bahagia dengan bekerja
KM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
12
13
14
15
•
•
•
•
tidak bekerjalah, sedang tidak ada kerjaan lah Istri : Sedang libur atau gimana kurasa, atau tidak ada kegiatan atau gimana, misalkan toko kita tutup atau gimana, ada keperluan sehari dua hari begitu, atau selanjutnya Ah seperti itu.. Kita tidak bekerja biasanya kan kita tidak ada pemasukan, itu tentu saja harus bekerjalah, kita setiap hari tuh kalau usahakan kita kalau bisa setiap hari tuh harus kerja, benar tidak, tidak kan tidak ada pemasukan. Trus kalau misalnya sekarang Anda memiliki banyak uang ya, Anda tetap mau bekerja tidak? Kalau Anda sekarang dibilang sudah memiliki banyak uang, Anda kan bilang Anda mencari nafkah untuk keluarga Anda, kalau sekarang misalnya keluarga Anda semuan sudah mampu, maksudnya sudah tidak butuh bantuan Anda … Kalau itu misalnya kalau masih bisa kerja harus tetap kerja, teruskan benar tidak lah, kecuali kita sekarang sudah tidak bisa kerja, sudah tidak memungkinkan, umpama kita tidak sehat kita kan mungkin berhenti bekerja, selagi sehat kan harus kerja Kenapa Anda merasa kalau maksudnya..kenapa menurut Anda selama kita mampu kenapa kita harus bekerja? Harus bekerja? Iya lah bekerja kita disitu kan seperti ada itu juga pikiran kita kan bisa jalan tidak stress benar tidak, lalu kerja ditoko kan kita kan seperti ada olahraga, ada gerak, seperti kamu selalu duduk di rumah kan tidak ada gerak. Menurut Anda ada hubungan gak antara kerja dan Tuhan? Kerja sama Tuhan ya ada hubunganlah.
Bila tidak bekerja tidak ada pemasukan
KM
Meskipun kaya tetap harus bekerja selama masih sehat, kecuali sakit atau sudah tidak memungkinkan lagi
KM
Bekerja berguna untuk aktivitas otak (pikiran jalan, tidak stress) dan tubuh (seperti olahraga karena ada kegiatan menggerakkan badan)
KM
Ada hubungan antara kerja dan Tuhan
KM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
16
17
•
•
18
•
19
•
20
•
Hubungan seperti apa? Kita kan kerja kan kerja juga Tuhan kan harus itu juga harus ibadah, kepercayaan, seperti halnya kita Tuhan tetap harus juga lah, benar tidak Pengaruhnya seperti apa? Kenapa kita harus ibadah? Iyalah kita ada itu kan Tuhan kan akan lindung kita, mungkin kita…apa ya memberi perlindungan kita, kesehatan, memberi mungkin itu sesuatu yang baik, kan tetap harus percaya lah hal seperti ini Sangkutannya dengan pekerjaan? Iya kalau Dia gak beri kesehatan kita kan kalau sakit kan tidak bisa pergi bekerja
Kerja seperti harus dijaga
ibadah,
Percaya akan mendapat anugerah dari Tuhan (perlindungan, kesehatan, sesuatu yang baik)
Sangkutan Tuhan dan pekerjaan : Kesehatan adalah pemberian Tuhan, bila sakit tidak bisa bekerja Jadi menurut Anda apa yang Anda Merasa apa yang ada adalah sekarang bisa lakukan sekarang padanya pemberian Tuhan karena Tuhan, Tuhan yang memberi Anda juga? Iya Anda..eh Anda pernah seperti itu juga tidak, pernah merasa tertekan Kadang-kadang merasa dengan pekerjaan Anda begitu? dengan Pekerjaan sih kadang-kadang sih liat tertekan (bila situasi, kadang-kadang juga bisa pekerjaan mengerjakan sesuatu tertekan, kadang-kadang kan..kalau lagi itu pun kalau..kadang-kadang kita yang terlalu berat) kan sama orang lain kan kadangkadang bisa itu, ada tetap bisa tertekan atau bagaimana, kadang-kadang kan mengerjakan sesuatu yang terlalu berat kan kan tidak tetap selalu mulus kan, kadang-kadang tetap bisa emosi tertekan juga hal seperti ini
KM
KM
KM
KM
DK