YA SA
ETIKA REKAYASA UNTUK REKAYASAWAN DR. IR. SUBAGYO PRAMUMIJOYO, DEA DR. IR. I WAYAN WARMADA
1 . PENDAHULUAN
ET
IKA
RE
KA
Di dalam kehidupan kita s ehari-hari, tekno lo gi telah m em perm udah pekerjaan kita, m ulai penyediaan energi s am pai dengan pem enuhan kebutuhan ringan harian. Kehadiran s ebagian dari tekno lo gi diras akan telah m erubah kebias aan-kebias aan m as yarakat yang terkadang juga m em pengaruhi tata nilai yang telah ada. Kelahiran tekno lo gi ko ntras eps i dan clo ning m is alnya; telah m enim bulkan dilem a m o ral di dalam m as yarakat, dem ikian juga kehadiran penyakit s api gila yang m eres ahkan m as yarakat internas io nal ada yang m enduga s ebagai akibat pakan ternak has il rekayas a (genetika). Di balik kelahiran s uatu tekno lo gi, hadir s o s o k rekayas awan yang kreatif, ino vatif dan s elalu m encari pem ecahan s uatu m as alah yang hadir di dalam m as yarakatnya. Secara tidak langs ung, perubahan tata nilai di dalam m as yarakat s angat tergantung antara lain kepada s ikap m o ral s eo rang rekayas awan. Keputus an s eo rang rekayas awan di dalam s uatu perancangan kelak dapat m em pengaruhi perangai ratus an bahkan jutaan jiwa s ekaligus . Oleh karena itu, m as alah etika m enjadi bagian yang s angat penting bagi s eo rang rekayas awan. Kepedulian etis di kalangan rekayas awan baru lahir pada akhir abad ke-1 9 . Etika rekayas a dipaham i s ebagai daftar atau rum us an anjuran-anjuran res m i dalam bentuk ko de, petunjuk, dan o pini dari o rganis as i-o rganis as i pro fes i. Telaah im plikas i rekayas a bagi um um baru dim ulai pada tahun 1 9 7 0 -an dan etika rekayas a pun m enjadi kajian interdis ipliner yang m elibatkan teo ri fi ls afat, ilm u s o s ial, hukum , dan bis nis . Selanjutnya, artikel-artikel tentang etika rekayas a dalam arti luas baru diterbitkan pada tahun 1 9 8 1 -an terutam a o leh Business a nd Professiona l Ethics Journa l (Martin & Schinz inger, 1 9 9 4 ). Perhatian terhadap etika rekayas a bo leh dikatakan terlam bat, hal ini terjadi karena m as yarakat m enganggap rekayas awan s ebagai alat pro duks i s aja, bukan s ebagai s eo rang pengam bil keputus an yang bertanggungjawab. Saat ini s ebagian m as yarakat telah m em aham i bahwa pro s es dan pro duk kerekayas aan (tekno lo gi) m erupakan has il dari kreativitas pers o nal. Juga telah dis adari bahwa nilai m o ral, perilaku dan kem am puan s ang rekayas awan akan s angat m em pengaruhi nilai kreas inya; s em akin baik nilai m o ral s eo rang rekayas awan, bias anya s em akin tinggi nilai kes elam atan penggunaan has il rekayas anya. Berangkat dari kes adaran ters ebut di atas , etika rekayas a m enjadi hal yang penting dan perlu s elalu dikaji o leh s eo rang rekayas awan agar m em aham i batas -batas tanggungjawabnya. Dengan s tudi etika rekayas a s eo rang rekayas awan diharapkan dapat m eningkatkan kem am puan penalarannya agar lebih efektif di dalam m encari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan m o ral. Jadi tujuan etika rekayas a adalah untuk m eningkatkan o to no m i m o ral, yaitu kem am puan untuk berpikir s ecara ras io nal tentang is u-is u m o ral berlandas kan kaidah-kaidah m o ral yang berlaku (Martin & Schinz inger, 1 9 9 4 ). 1
ETIKA REKAYASA UNTUK REKAYASAWAN
2 . D EFINISI ETIKA REKAYASA Etika rekayas a bis a didefi nis ikan s ebagai berikut.
YA SA
(1 ) Studi tentang s o al-s o al dan keputus an m o ral yang m enghadang individu dan o rganis as i yang terlibat s uatu rekayas a. (2 ) Studi tentang pertanyaan-pertanyaan yang erat berkaitan s atu s am a lain tentang perilaku m o ral, karakter, cita-cita, dan hubungan o rang-o rang dan o rganis as i-o rganis as i yang terlibat dalam pengem bangan tekno lo gi (Martin & Schinz inger, 1 9 9 4 ).
KA
Jadi jelas o byek s tudi rekayas a adalah perm as alahan m o ral yang berkait erat dengan kerekayas aan. Rekayas a pada kenyataannya lebih banyak berlangs ung di dalam perus ahaan-perus ahaan yang m encari keuntungan, dan perus ahaan-perus ahaan dim aks ud tertanam di dalam s truktur m as yarakat dan peraturan pem erintah yang rum it, s ehingga perm as alahan atau as pek-as pek m o ral di dalam rekayas a m enjadi s em akin ko m pleks . Menim bang keterkaitan banyak pihak di dalam rekayas a; m ulai dari pem ilik ide, perancang s am pai dengan pengguna tekno lo gi; m aka etika rekayas a dapat didefi nis ikan pula s ebagai berikut: Etika rekayasa adalah s tudi tentang perm as alahan dan perilaku m o ral, karakter, cita-cita o rang s ecara individu dan ataupun s ecara berkelo m po k yang terlibat dalam perancangan, pengem bangan dan penyebarluas an tekno lo gi. Di dalam pem bahas an etika rekayas a s elanjutnya akan dibagi m enjadi beberapa hal, yaitu: etika, rekayas a dan tekno lo gi yang m erupakan kata kunci di dalam defi nis i etika rekayas a.
RE
3 . ETIKA
ET
IKA
Kata etika beras al dari bahas a Yunani etho s yang s ecara s em pit berarti aturan atau tindakan s us ila (Runes , 1 9 8 1 ). Kata etho s diperkirakan telah dikenal paling tidak s ejak 5 abad SM (s ebelum Mas ehi) dan telah ditulis o leh para fi ls o f Yunani s eperti Aris to teles , Plato dan So krates . Menurut para fi ls o f Yunani s aat itu, etho s m em iliki arti perilaku adat is tiadat (Bo urke, 1 9 6 6 ). Ses eo rang dikatakan baik atau buruk bukanlah dilandas kan atas s atu tindakannya s aja, m elainkan atas das ar po la tindakannya s ecara um um . Jika arti etho s adalah perilaku adat is tiadat m aka dapat ditafs irkan bahwa hal ini s udah dikenal jauh lebih lam a lagi s eus ia kitab-kitab kuno yang telah ada pada abad ke 2 5 SM yang m enjadi das ar ajaran etika Kho ng Fu Cu (Sugianto no , 1 9 9 8 ). Etika juga diartikan pula s ebagai fi ls afat m o ral yang berkaitan dengan s tudi tentang tindakan-tindakan baik ataupun buruk m anus ia di dalam m encapai kebahagiaannya. Apa yang dibicarakan di dalam etika adalah tindakan m anus ia, yaitu tentang kualitas baik (yang s eyo gyanya dilakukan) atau buruk (yang s eyo gyanya dihindari) atau nilainilai tindakan m anus ia untuk m encapai kebahagiaan s erta tentang kearifannya dalam bertindak (Bo urke, 1 9 6 6 ). Pendekatan s tudi etika ada dua, yaitu: pendekatan teo ritis yang berkaitan dengan analis is ps iko lo gi dan s o s io lo gi, dan pendekatan praktis yang lebih cenderung m em bicarakan petunjuk tentang etika daripada alas an-alas an teo ritis tentang etika, s ehingga etika pun dapat dipis ahkan m enjadi dua bagian, yaitu yang berkaitan dengan nilai (axio lo gi) dan yang berkaitan dengan keharus an (o bligas i atau deo nto lo gi). Menurut Runes (1 9 8 1 ) ada dua pertanyaan penting tentang nilai kebaikan. Pertanyaan pertam a adalah tentang arti s uatu nilai dan s tatus s uatu kebaikan. Apakah kebaikan itu bis a didefi nis ikan atau tidak; jika ya bagaim ana. Dari s tatus nya apakah
2
ETIKA REKAYASA UNTUK REKAYASAWAN
ET
IKA
RE
KA
YA SA
kebaikan itu s ubyektif atau o byektif, relatif atau abs o lut. Pertanyaan kedua adalah tentang apa yang dis ebut dengan baik dan adakah yang lebih baik. Strike & So ltis (1 9 8 5 ), m engem ukakan dua tipe teo ri tentang etika, yaitu: teo ri Ko ns ekuen (Consequentia list Theory) dan Teo ri Nir-ko ns ekuen (Nonconsequentia list Theory). • Teo ri Ko ns ekuen yang dipelo po ri o leh fi ls o f Inggris Jerem y Bentham (1 7 4 8 1 8 3 2 ) dan Jo hn Stuart Mill (1 8 0 6 -1 8 7 3 ), m enyatakan bahwa m as alah berm o ral atau tidak, ditentukan berdas arkan ko ns ekuens i tindakan ters ebut. Di dalam teo ri ini, untuk m em ilih apakah akan m engerjakan pilihan A atau B, dibutuhkan pengetahuan tentang ko ns ekuens i pekerjaan A dan B, s erta pengetahuan tentang s et ko ns ekuens i yang terbaik. Pengertian baik itu s endiri akan berbeda s atu terhadap yang lain, m is al: pengikut aliran hedo nis m e akan m enyatakan bahwa apa yang dianggap baik adalah kes enangan (plea sure) atau kebahagiaan, tetapi hal itu bis a bukan yang terbaik bagi o rang lain. Aplikas i s o s ial hedo nis m e di dalam m as yarakat adalah Utilitarianisme yang do ktrinnya m enyatakan bahwa kebijakan s o s ial harus ditentukan o leh has il terbaik yang dapat diberikan kepada yang terbanyak. Kebijakan s o s ial akan dianggap baik jika akibat kebijakan ters ebut berm anfaat bagi o rang banyak. • Teo ri Nir-ko ns ekuen, dipelo po ri o leh fi ls uf Jerm an Im m anuel Kant (1 7 2 4 -1 8 0 4 ), m em iliki ide m o ral ham pir s am a dengan tepa selira di Jawa yang dapat diterjem ahkan s ebagai berikut: perlakukanlah o rang lain s eperti m ereka m em perlakukan kam u. Di dalam kehidupan s ehari-hari s ering dinyatakan ke dalam nas ehat-nas ehat, m is al: jika tidak m au ditipu janganlah m enipu; jika tak m au kecurian janganlah m encuri, s ehingga hukum m o ral yang diajukan bers ifat univers al dan berlaku bagi s em ua o rang tanpa perkecualian. Pem bagian etika yang lain adalah berdas arkan tujuan akhir yang ingin dicapai o leh m anus ia baik s ebagai individu, s ebagai anggo ta keluarga ataupun s ebagai warga negara, s ehingga dikenal etika individu, etika keluarga, dan etika negara. Tujuan akhir individu tentu s aja tidak s elalu identik dengan tujuan akhir s uatu negara (Bo urke, 1 9 6 6 ). Dari uraian di atas dapat diras akan bahwa pem aham an etika s angat tergantung m o tivas i m anus ia, baik s ecara individu m aupun berkelo m po k. Salah s atu teo ri m o tivas i m enyatakan bahwa m o tivas i s es eo rang s angat tergantung kepada tingkat kebutuhan (needs)-nya. Mas lo w (1 9 5 4 ; di dalam Papalia & Olds , 1 9 8 5 : 3 0 9 ) m engo rganis as ikan kebutuhan m anus ia dalam bentuk piram ida yang dikenal s ebagai Hirarki Kebutuhan Mas lo w (Gam bar 1 ). Di dalam piram ida Mas lo w, lapis bawah m enggam barkan kebutuhan paling m endas ar m anus ia, yaitu kebutuhan fi s ik yang m eliputi m akan m inum , s andang dan papan. Setelah hal ters ebut dipenuhi m aka kebutuhannya akan m eningkat ke lapis di atas nya, dem ikian s eterus nya. Teo ri tentang perkem bangan m o ral yang lain dikem ukakan o leh Ko hlberg (1 9 7 1 ; di dalam Martin & Schinz inger, 1 9 9 4 : 1 9 ) yang m enyatakan bahwa tingkat perkem bangan m o ral terdiri dari tiga tahap, yaitu: (1 ) Tahap Prako nvens io nal yang ego is dan dim o tivas i o leh kenyam anan diri s endiri, (2 ) Tahap Ko nvens io nal yang ho rm at/tunduk kepada kaidah dan o to ritas ko nvens io nal, (3 ) Tahap Pas cako nvens io nal yang bers ifat o to no m . Selain teo ri yang dis am paikan Ko hlberg ters ebut di atas , juga dijum pai teo ri etika yang dis am paikan o leh Gilligan (1 9 7 1 ; di dalam Martin & Schinz inger, 1 9 9 4 : 2 1 ) yang lebih
3
ETIKA REKAYASA UNTUK REKAYASAWAN
YA SA
Self Actualization Needs
Aesthetic Needs
Cognitive Needs Esteem Needs
Belongingness and Love Needs
KA
Safety Needs (kebutuhan akan rasa aman) Physiological needs (kebutuhan fisiologi)
RE
GAMBAR 1 . Hirarki Kebutuhan m enurut teo ri m o tivas i Mas lo w (1 9 5 4 )
ET
IKA
didas arkan kepada perhatian tim bal balik di dalam hubungan pers o nal, s ehingga etika dipis ahkan m enjadi Etika Perhatian dan Etika Kaidah dan Hak. Secara um um , teo ri-teo ri ters ebut di atas dapat dikelo m po kkan ke dalam em pat teo ri etika, yaitu: Etika Utilitarianis m e, Etika Kewajiban, Etika Hak dan Etika Keutam aan (Martin & Schinz inger, 1 9 9 4 ) yang rangkum annya dapat dilihat pada Tabel 1 . Teo ri-teo ri etika ters ebut dapat m enuntun para rekayas awan ke s ikap tanggung jawab m o ral, yang tidak s am a dengan tanggung jawab legal, dan akan m em bawa kepada keutam aan m o ral pro fes io nal yang bis a dipercaya (jujur dalam tindakan dan perkataan, s erta berko m petens i tinggi) dan berkehendak baik. Sehubungan dengan perubahan s ituas i di tanah air yang s angat berpengaruh terhadap m o tivas i o rang per o rang, Yudo hus o do (1 9 9 7 ) pernah m engem ukakan dan m engajak m eningkatkan kepekaan kita terhadap ras a kepatutan (sense of decency). Kepekaan terhadap kepatutan ini pun m ungkin dapat digo lo ngkan s ebagai bagian dari etika. Jika dihayati kandungannya, butir-butir di dalam Pancas ila pun telah m encakup keem pat pandangan ras io nal ters ebut di atas , bahkan diletakkan landas an utam a di dalam nya, yaitu pertim bangan kearifan m anus ia s ebagai m akhluk berketuhanan. Di dalam kerekayas aan, s tudi tentang m o ral/etika dapat dibedakan ke dalam tiga jenis kajian yang s aling m elengkapi dan terkait s atu terhadap yang lain, yaitu: kajian no rm atif, kajian ko ns eptual dan kajian des kriptif (Martin & Schinz inger, 1 9 9 4 ). Kajian normatif: (teo retis ) di dalam etika rekayas a adalah untuk m em pero leh s tandar m o ral s ebagai landas an tindakan, s ikap, kebijakan di dalam
4
ETIKA REKAYASA UNTUK REKAYASAWAN
TABEL 1 . Rangkum an Teo ri Etika (Martin & Schinz inger, 1 9 9 4 ) Penulis Mill
Tindakan BENAR s ecara m o ral, JIKA: Tindakan yang dilakukan m enghas ilkan kebaikan bagi jum lah o rang terbanyak Tindakan yang dilakukan m engikuti aturan yang bila dilaks anakan akan m enghas ilkan kebaikan bagi jum lah o rang terbanyak Tindakan yang dilakukan m engikuti prins ip-prins ip yang m engho rm ati o to no m i dan ras io nalitas o rang; s ecara univers al berlaku bagi s em ua o rang Tindakan yang dilakukan m engikuti prins ip-prins ip yang akan dis etujui o leh s em ua pelaku yang ras io nal dalam s ituas i ko ntrak hipo tetis yang m enjam in s ikap tidak berpihak Tindakan yang dilakukan m erupakan cara terbaik untuk m engho rm ati hak-hak as as i m anus ia dari s etiap o rang yang terkena pengaruh tindakan itu Tindakan yang dilakukan s epenuhnya m ewujudkan atau m endukung keutam aan-keutam aan yang relevan yang dim engerti m enjadi ciri-ciri karakter yang m em ungkinkan untuk m encapai kebaikan-kebaikan s o s ial
YA SA
Aliran Utilitarianis m e
Brandt
Teo ri Kewajiban
Kant
Teo ri Hak
Lo cke Melden
Teo ri Keutam aan
Aris to teles MacIntyre
KA
Rawls
IKA
RE
kerekayas aan. Dari kajian no rm atif diharapkan dapat m enentukan arahanarahan tentang kewajiban das ar m o ral s eo rang rekayas awan, m is al: kewajibannya terhadap kes elam atan publik, pertim bangan tentang ris iko di dalam rancangannya, batas -batas kewajibannya terhadap klien, m ajikan, dan m as yarakat. Kajian konseptual: (m akna) diarahkan kepada penjernihan ko ns ep-ko ns ep das ar, prins ip-prins ip, pro blem a dan tipe-tipe argum en yang digunakan di dalam m em bahas is u m o ral di dalam kerekayas aan. Kajian deskriptif: (fakta) diarahkan kepada fakta yang terkait dengan is u-is u ko ns eptual dan no rm atif. Kajian ini juga untuk m encari pem ecahan m as alah m o ral yang tim bul akibat praktek yang berkaitan dengan kerekayas aan. Dari uraian di atas , etika rekayas a dapat digo lo ngkan s ebagai bagian dari etika terapan yang m elibatkan terutam a kajian no rm atif yang didukung o leh kajian ko ns eptual dan kajian des kriptif. 4 . REKAYASA , TEKNOLOGI
DAN
KEBUDAYAAN
ET
Rekayasa. Rekayas a adalah padan kata dari engineering yang s elam a ini kita kenal dengan kata teknik. Arti kata teknik itu s endiri adalah penerapan s ains untuk kes ejahteraan um at m anus ia (Zen, 1 9 8 1 : 1 0 ). Martin & Schinz inger (1 9 9 4 : 1 7 ) m em pers em pit defi nis i itu, s ehingga rekayas a adalah penerapan ilm u pengetahuan dalam penggunaan s um ber daya alam dem i m anfaat bagi m as yarakat dan um at m anus ia; s edangkan rekayas awan adalah m ereka yang m enciptakan pro duk dan pro s es -pro s es untuk m em enuhi kebutuhan das ar m anus ia (pangan, papan dan s andang), dengan akibat tam bahan, m eningkatkan kem udahan, kekuatan dan keindahan di dalam kehidupan m anus ia s ehari-hari.
5
ETIKA REKAYASA UNTUK REKAYASAWAN
• • • •
KA
YA SA
Teknologi. Batas an tekno lo gi s angatlah bervarias i. Oleh Ogburn (1 9 7 1 ; di dalam The Liang Gie, 1 9 9 6 ) dis am paikan bahwa tekno lo gi bagaikan s ebuah puncak gunung es . Sedikit di antara kita m am pu m elihat dari s em ua s is inya; dengan dem ikian m as ingm as ing dari kita m ungkin m em punyai s uatu pengertian yang terbatas tentang s ifat das arnya. Oleh karena itu perlu s ekali m em andang tekno lo gi dari berbagai titik pandang agar dipero leh gam baran yang lebih luas . Nam un s ecara um um dari waktu ke waktu, batas an tekno lo gi dapat dikelo m po kkan m enjadi tiga bagian, yaitu: 1 . Tekno lo gi s ebagai barang buatan, 2 . Tekno lo gi s ebagai kegiatan m anus ia, dan 3 . Tekno lo gi s ebagai kum pulan pengetahuan. Dari s ekian banyak batas an tentang tekno lo gi, s alah s atunya adalah yang dikem ukakan o leh McGinn (1 9 8 5 ; di dalam The Liang Gie, 1 9 9 6 ) s ebagai berikut: Technolog y: a form of hum a n a ctivity like science, a rt, relig ion, or sport. This a ctivity is fa brica tive; m a teria l product-m a king or object tra nsform ing ; purposive with the g enera l purpose of expa nding rea lm of the hum a nly possible knowledg e-ba sed, resourcesem ploying , m ethodolog ica l, em bedded in sociocultura l-environm enta l infl uence fi eld, a nd inform ed by its pra cticioners m enta l set. Batas an tekno lo gi yang lain diam bil dari Unes co (1 9 7 0 ; di dalam The Liang Gie, 1 9 9 6 ), yaitu: Technolog y denotes the whole - or a n org a nic pa rt- of knowledg e a bout: scientifi c principles or discoveries industria l processes m a teria l a nd energ y resources m ethods of tra nsport a nd com m unica tion, so fa r a s it rela tes directly to the production or im provem ent of g oods a nd services.
RE
Di dalam pro s es glo balis as i yang cenderung m enghentak ke arah indus trialis as i, penguas aan dan pengem bangan tekno lo gi dianggap s angat penting, agar m am pu bers aing dalam hal m enghas ilkan pro duk berkualitas lebih baik, lebih m urah, am an atau ris iko nya kecil dan ram ah lingkungan (So ehendro , 1 9 9 6 ). Perkem bangan s ains dan tekno lo gi dianggap s ino nim dengan pem bentukan kebudayaan m o dern, s ebaliknya budaya pikir m o dern yang ilm iah akan m enum buh s uburkan s ains dan tekno lo gi m o dern.
Sis tem religi dan upacara keagam aan Sis tem dan o rganis as i kem as yarakatan Sis tem pengetahuan Bahas a Kes enian Sis tem m ata pencaharian hidup Sis tem tekno lo gi dan peralatan
ET
(1 ) (2 ) (3 ) (4 ) (5 ) (6 ) (7 )
IKA
Kebudayaan. Kebudayaan ada yang m engartikannya s ecara s em pit s am a dengan kes enian, nam un di lain pihak m engartikannya s ebagai pikiran, karya dan has il karya m anus ia yang tidak berakar kepada nalurinya dan yang bis a dicetus kannya s etelah m elalui pro s es belajar. Uns ur-uns ur univers al dari kebudayaan m enurut Ko entjaraningrat (1 9 7 6 ) adalah:
Urutan uns ur ters ebut di atas s ecara garis bes ar juga m enunjukkan ketahanannya terhadap perubahan. Sem akin ke bawah, s em akin m udah uns ur kebudayaan ters ebut berubah. Dari batas an-batas an di atas dapat direntangkan benang m erah antara rekayas a, tekno lo gi dan kebudayaan. Etika pun akan tum buh s ejajar dengan kebudayaan, dan
6
ETIKA REKAYASA UNTUK REKAYASAWAN
7
TABEL 2 . Orientas i Nilai Budaya (Kluckkho hn di dalam Ko entjaraningrat, 1 9 7 6 ) Orientas i nilai-budaya
YA SA
Mas alah das ar dalam hidup Hakekat hidup
Hidup itu buruk
Hidup itu baik
Hakekat karya
Karya untuk nafkah hidup
Pers eps i waktu
Orientas i ke m as a kini Manus ia tunduk kepada alam yang dahs yat
Karya untuk keho rm atan, kedudukan dll. Orientas i ke m as a lalu Manus ia berus aha m enjaga kes elaras an dengan alam Orientas i vertikal, ketergantungan kepada to ko h-to ko h atas an dan berpangkat
Hakekat hubungan antar m anus ia
Orientas i ko lateral, ras a ketergantungan kepada s es am anya (berjiwa go to ng ro yo ng)
KA
Pandangan terhadap alam
Hidup itu buruk, m anus ia wajib berikhtiar agar hidupnya m enjadi lebih baik Karya untuk m enam bah karya Orientas i ke m as a depan Manus ia berhas rat m enguas ai alam
Individualis m e, m enilai tinggi us aha atas kekuatan s endiri
ET
IKA
RE
s o s o k kebudayaan akan s angat tergantung antara lain cara pandang m anus ianya tentang alam tem pat huniannya. Menurut Kluckho hn (di dalam Ko entjaraningrat, 1 9 7 6 ), berdas arkan m as alah das ar di dalam hidup yang s alah s atunya m enyangkut pandangan m anus ia terhadap alam , dapat dikelo m po k-kelo m po kkan o rientas i nilai-budaya m anus ia (lihat Tabel 2 ), yaitu: m anus ia tunduk terhadap alam , m anus ia berus aha m enjaga kes elaras an dengan alam , dan m anus ia berhas rat m enguas ai alam . Jika dikaitkan dengan pers eps inya terhadap waktu, m aka akan dipero leh nilai budaya yang bero rientas i ke m as a lalu, m as a kini dan m as a depan. Di dalam penggabungan beberapa uns ur nilai budaya, m enurut hem at penulis bis a s aja m enjaga kes elaras an dengan alam bergabung dengan bero rientas i ke m as a depan. Di dalam pandangannya, Ko entjaraningrat m enyatakan bahwa kem ajuan pem bangunan akan s angat ditentukan o leh o rientas i nilai-budaya yang dianut o leh m as yarakat. Lantas bagaim ana dengan bangs a Indo nes ia yang m as yarakatnya m ajem uk dengan budaya yang bervarias i? Dalam m enyikapi kenyataan ini, etika rekayas a m enjadi penting s ebagai pegangan bagi s eo rang rekayas awan. Perlu dis adari bahwa kerekayas aan m erupakan aktivitas yang m elibatkan m as yarakat luas dan efeknya pun berjangka panjang bahkan dapat m em pengaruhi kebudayaan. Jadi rekayas a m erupakan aktivitas yang m engandung ris iko , s ehingga diperlukan tanggung jawab m o ral tinggi s ang rekayas awan. Hal yang tidak kalah penting di dalam kerekayas aan adalah kes elam atan m as yarakat. 5 . KESADARAN REKAYASAWAN
TERHADAP
KESELAMATAN
Mem bicarakan kes elam atan harus diawali dengan pengertian tentang kes elam atan atau am an itu s endiri. Ses uatu (alat, pro s edur) adalah am an bagi s es eo rang atau
ETIKA REKAYASA UNTUK REKAYASAWAN
6 . H AK- HAK REKAYASAWAN
YA SA
kelo m po k o rang jika s es eo rang atau kelo m po k o rang ters ebut m engetahui ris iko (penggunaan)-nya m enurut prins ip-prins ip nilai yang s udah m apan; s edangkan ris iko adalah kem ungkinan terjadinya s es uatu yang tidak diharapkan atau s es uatu yang m erugikan. Seo rang rekayas awan harus s elalu m em as ukkan fakto r kes elam atan di dalam rancangannya. Oleh karena itu identifi kas i ris iko s uatu pro duk s angat diperlukan, dem ikian pula kejelas an dari tujuan pro duk itu s endiri. Untuk m engurangi fakto r ris iko , uji kes elam atan bagi s uatu pro duk harus dilaks anakan s ebelum pro duk ters ebut m as uk m anufaktur. Setelah m anufaktur pun pro duk itu juga harus s elalu dipantau kes elam atan penggunaannya. Pro duk rekayas a yang baik akan s elalu dis ertai dengan pro s edur penyelam atan di s aat m enghadapi ris iko yang tak diduga s ebelum nya. DI DALAM
S UATU PERUSAHAAN
RE
KA
Setelah lulus kuliah kita akan s egera m encari pekerjaan adalah hal yang wajar. Merupakan s uatu kenyataan bahwa banyak rekayas awan yang m em ilih berkarir/bekerja di dalam s uatu perus ahaan yang m encari keuntungan. Di dalam perus ahaan s em acam ini, pertentangan antara tanggung jawab m o ral rekayas awan dengan kehendak m anajem en perus ahaan m ungkin bis a terjadi. Jika hal itu terjadi, pendekatan etika akan s angat m em bantu m enem ukan jalan keluarnya, s ehingga dipero leh keputus an tentang m ana yang harus didahulukan. Di dalam s uatu perus ahaan dikenal apa yang dis ebut o to ritas ins titus io nal. Oto ritas ins titus io nal m elibatkan hak m anajem en m enggunakan kekuas aannya agar karyawan m em enuhi kewajiban ins titus io nal m ereka. Oto ritas ins titus io nal akan s angat baik dan benar jika tujuannya tidak cacat m o ral dan cara yang ditem puh pun tidak m elanggar etika. Oleh karena itu di s am ping tahu kewajibannya, s eo rang rekayas awan s eyo gyanya m em aham i hak-haknya. Seo rang rekayas awan di dalam perus ahaan akan m em iliki hak-hak, antara lain:
IKA
• Hak as as i m anus ia s ebagai m anus ia pelaku m o ral, m is al: hak m engejar kepentingan pribadi yang s ah atau hak berkarir, hak untuk m endapatkan penghas ilan yang layak. • Hak pro fes io nal yang m em iliki tanggung jawab m o ral khus us , m is al: hak m eno lak m elaks anakan aktivitas yang tak s es uai dengan etika, hak m engungkapkan penilaian pro fes io nal pribadi, hak m em peringatkan m as yarakat akan ancam an bahaya s uatu pro duk rekayas a. • Hak ko ntraktual, m is al: m em pero leh gaji dengan jum lah tertentu. • Hak no n-ko ntraktual, m is al: hak atas privas i, hak atas no n dis krim inas i. 7 . KESADARAN GLOBAL (SPASIAL) DAN TEMPORAL
ET
Perkem bangan tekno lo gi s angatlah pes at. Dalam waktu s ekitar 2 5 tahun, trans is to r yang pada awalnya dirangkai s atu pers atu, s aat ini s atu cip Pentium dapat ters us un o leh 5 ,5 juta trans is to r. Perkem bangan Tekno lo gi Info rm as i s aat ini telah m em perluas daya jelajah kita dan m enjadikan dunia s em akin teras a s em pit. Nam un kem ajuan ters ebut tidak s elalu m em berikan dam pak yang baik bagi s etiap individu. Dam pak itu bis a m enjadi ris iko bagi s etiap o rang di m uka bum i, apalagi jika tekno lo gi dianggap s ebagai bagian dari m o de; dalam arti pem ilihan s uatu tekno lo gi tidak dilandas kan atas kebutuhan, tidak m enghiraukan kehadiran ris iko dan tidak dis ertai ram bu-ram bu etika m o ral.
8
ETIKA REKAYASA UNTUK REKAYASAWAN
9
RE
KA
YA SA
Secara s pas ial penggunaan tekno lo gi di s uatu tem pat dapat m em pengaruhi tem pat lain dan berdam pak s ecara glo bal. Dari s egi waktu, pem anfaatan tekno lo gi di m as a kini bis a s aja m engakibatkan kerus akan alam yang akibatnya baru bis a diras akan o leh generas i yang akan datang. Hal ini m enim bulkan perenungan o leh para ahli ilm u pengetahuan tentang eks is tens i m anus ia dan kebahagiaan yang m enjadi tujuan hidup m anus ia s ecara univers al (Leprince-Ringuet, 1 9 7 3 ). Saat ini telah tum buh kes adaran bahwa bum i m erupakan s atu-s atunya tem pat tinggal m anus ia bers am a, s ehingga peles tarian lingkungan m enjadi is u penting dan lahirlah s eri ISO 1 4 0 0 0 (Wards & Dubo s , 1 9 7 4 ; Kuhre, 1 9 9 5 ). Perenungan terhadap kehadiran bencana alam (gem pabum i, letus an gunungapi dll.) yang tak m ungkin dibendung o leh m anus ia, m em bawa m anus ia ke pem ikiran berko eks is tens i dengan alam ; dipelajarinya pro s es yang berlangs ung di alam , dirancang tekno lo gi untuk m em anfaatkan pro s es alam dem i kelangs ungan eks is tens i m anus ia dan jalan m enuju ke kebahagiaan m anus ia. Secara pelahan o rientas i nilai-budaya m enguas ai alam yang cenderung bers ifat s es aat s em akin ditinggalkan. Kehadiran s eo rang rekayas awan berkem am puan analis is barat yang ras io nal dis ertai kearifan tim ur yang s elalu m em pertim bangkan harm o ni dengan alam nya s angat didam bakan; hal ini berarti bahwa rekayas awan ters ebut m em iliki kes adaran glo bal dan tem po ral. Rekayas awan yang dem ikian akan m em iliki kem am puan m elihat peluang di depannya dan dengan penuh ras a percaya diri m enentukan pilihan karirnya. Keputus an m em ilih s uatu karir s eyo gyanya m em pertim bangkan keyakinan das ar m o ralnya, kewajiban-kewajiban pro fes io nal yang akan dihadapinya dan tentu s aja pem aham an tentang vis i dan m is i perus ahaan yang akan dipilihnya. Selain itu, perlu dis adari bahwa perkem bangan s ains dan tekno lo gi telah dan s edang berkem bang dengan pes atnya. Hal ini berdam pak kepada perubahan pilihan tekno lo gi bagi s uatu perus ahaan, yang juga m enuntut rekayas awan untuk s elalu m em baca dan belajar. 8 . PENUTUP
IKA
Apa yang telah dis am paikan m erupakan s uatu bahan renungan s ebagai wacana peningkatan o to no m i m o ral. Sem o ga perkuliahan ini m am pu m engus ik ras a tanggungjawab m o ral, s ikap pro fes io nal, s ehingga kelak kita m enjadi s arjana (teknik) yang berbudi dan budim an yang s arjana atau dengan kata lain m enjadi rekayas awan yang berbudi dan budim an rekayas awan. Bagi yang ingin m endalam i etika rekayas a lebih jauh dapat m em baca bahan bacaan yang dijadikan acuan di dalam penyus unan m ateri ini atau bahan lain yang berkaitan dengannya. Yo gyakarta, 8 Mei 2 0 0 4 1 .
PUSTAKA
1
ET
[1 ] Ano nym o us . Engineering Ethics . ht t p: / / e t hi c s . t a mu. e du/ e t hi c s / e s s a ys / br o c hur e . ht m [2 ] Bo urke, V. J. 1 9 6 6 . Ethics , A Textbo o k in Mo ral Philo s ho py. The Macm illan Co m pany, New Yo rk. 4 9 7 p. [3 ] Ko entjaraningrat. 1 9 7 6 . Kebudayaan, Mentalitet dan Pem bangunan. P.T. Gram edia. 1 4 2 halam an. [4 ] Kuhre, W. L. 1 9 9 5 . Sertifi kas i ISO 1 4 0 0 1 : Sis tem Manajem en Lingkungan. Prenhallindo , Jakarta. 3 6 9 halam an.
Tulis an ini dis eting dengan Xfi g, LYX dan LATEX2 ε dengan kelas do kum en AMS (s equential num bering)
pada s is tem o peras i GNU/Linux iww .
ETIKA REKAYASA UNTUK REKAYASAWAN
KA
YA SA
[5 ] Leprince-Ringuet, L. 1 9 7 3 . Science et Bo nheur des Ho m m es . Flam ario n. 1 9 2 p. [6 ] Martin, M. W. & Schinz inger, R. 1 9 9 4 . Etika Rekayas a. Edis i Kedua. PT Gram edia Pus taka Utam a. 4 5 6 halam an. [7 ] Papalia, D .E. & Olds , S. W. 1 9 8 5 . Ps ycho lo gy. McGraw-Hill Bo o k Co m pany. 6 5 8 p. [8 ] Runes , D. D. (edito r). 1 9 8 1 . Dictio nary o f Philo s o phy. Littlefi eld, Adam s & Co . New Jers ey. 3 4 3 p. [9 ] So ehendro , B. 1 9 9 6 . Tekno lo gi dan Budaya. Makalah dis ajikan di dalam Sem inar Nas io nal Tekno lo gi dan Budaya dalam rangka Peringatan 5 0 tahun Pendidikan Tinggi Teknik FT UGM. [1 0 ] Strike, K. A. & So ltis , J. F. 1 9 8 5 . The Ethics o f Teaching. Teachers Co llege Pres s , Co lum bia Univers ity, New Yo rk. 1 1 2 p. [1 1 ] Sugianto no , I. 1 9 9 8 . Etika So s ial Ko nfus ius Dalam Mem perbaiki Mas yarakat Cina. Tes is S2 Pro gram Studi Ilm u Fils afat, Univers itas Gadjah Mada. 1 2 7 halam an. [1 2 ] The Liang Gie. 1 9 9 6 . Pengantar Fils afat Tekno lo gi. Penerbit Andi, Yo gyakarta. 1 8 2 halam an. [1 3 ] Tim FT UGM. 2 0 0 1 . Sikap Mental dan Etika Pro fes i Teknik. Fakultas Teknik Univers itas Gadjah Mada. Buku s aku 1 9 hal. [1 4 ] Wards , B. & Dubo s , R. 1 9 7 4 . Hanya Satu Bum i: Perawatan dan pem eliharaan s ebuah planit kecil. Lem baga Eko lo gi Univers itas Padjadjaran dan Yayas an Obo r. 3 1 7 halam an. [1 5 ] Yudo hus o do , S. 1 9 9 7 . Pidato Sam butan pada acara Rakernas dan Pertem uan Ilm iah Tahunan Ikatan Ahli Geo lo gi Indo nes ia. Jakarta, 8 Des em ber 1 9 9 7 . Departem en Trans m igras i dan Pem ukim an Peram bah Hutan. 2 5 halam an. [1 6 ] Zen, M. T. (edito r). 1 9 8 1 . Sains , Tekno lo gi dan Hari Depan Manus ia. P.T. Gram edia. 1 3 2 halam an.
KAIDAH POKOK ETIKA REKAYASA (TIM FT UGM, 2 0 0 1 )
ET
IKA
RE
Di dalam m enjalankan tugas pro fes io nalnya s eo rang rekayas awan wajib: (1 ) Menjunjung tinggi kes elam atan, kes ehatan dan kes ejahteraan m as yarakat, (2 ) Mem berikan jas a-jas a pro fes i hanya pada bidang-bidang yang s es uai dengan ko m petens inya, (3 ) Mem berikan pernyataan-pernyataan kepada um um hanya s ecara o bjektif dan jujur, (4 ) Bertindak s ebagai pelaku yang jujur dan terpercaya terhadap pem beri kerja ataupun klien, dan m enghindarkan diri dari ko nfl ik-ko nfl ik kepentingan, (5 ) Meningkatkan reputas i pro fes io nalnya m elalui unjuk kerja yang baik, dan bukan m elalui pers aingan s ecara curang, (6 ) Berperilaku terho rm at, bertanggungjawab, etis dan taat aturan untuk m eningkatkan keho rm atan, reputas i dan kem anfaatan pro fes i, (7 ) Secara terus m enerus m eningkatkan kem am puan pro fes io nalnya s epanjang karir dan m em beri kes em patan engineers di bawah bim bingannya untuk m engem bangkan kem am puan pro fes io nal.
10