ESTIMASI POTENSI SIMPANAN KARBON PADA TEGAKAN PUSPA (Schima wallichii Korth.) DI HUTAN SEKUNDER YANG TERGANGGU AKIBAT DUA KALI PEMBAKARAN DI JASINGA, BOGOR
ALFIA RAHMA
DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
ESTIMASI POTENSI SIMPANAN KARBON PADA TEGAKAN PUSPA (Schima wallichii Korth.) DI HUTAN SEKUNDER YANG TERGANGGU AKIBAT DUA KALI PEMBAKARAN DI JASINGA, BOGOR
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
ALFIA RAHMA
DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN
ALFIA RAHMA. Estimasi Potensi Simpanan Karbon pada Tegakan Puspa (Schima wallichii Korth.) di Hutan Sekunder yang Terganggu Akibat Dua Kali Pembakaran di Jasinga, Bogor. Dibimbing oleh Bambang Hero Saharjo dan Cecep Kusmana
Kebakaran hutan yang terjadi dapat mengakibatkan perubahan jumlah dan jenis spesies tumbuhan dalam potensinya sebagai sumber biomassa. Kebakaran yang terjadi secara disengaja dengan dua kali pembakaran menyebabkan sejumlah biomassa hilang namun dapat dibentuk kembali seiring berlangsungnya proses suksesi yang ditunjukkan dengan tumbuhnya tegakan. Areal bekas terbakar dua kali merupakan areal dengan komunitas yang pernah mengalami pembakaran yang dilakukan pada tahun 2001 dan 2005. Puspa merupakan jenis pionir yang tumbuh di areal bekas terbakar. Pada areal bekas terbakar dua kali pun Puspa masih dapat tumbuh dan bertahan hingga tahun 2008. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat dominansi Puspa pada areal bekas terbakar dua kali serta menduga potensi simpanan karbonnya jika dibandingkan dengan areal yang tidak terbakar. Penelitian dilakukan di dua tempat, pertama untuk analisis vegetasi pada tingkat pancang dan semai serta tumbuhan bawah; tempat pengambilan sampel berupa bagian-bagian pohon seperti batang, cabang dan ranting serta daun dan serasah serta tumbuhan bawah dilakukan di Kebun Percobaan Haurbentes, Jasinga, Bogor. Kedua, tempat penelitian untuk penentuan kadar air contoh uji dari masing-masing bagian pohon tersebut dan serasah dilakukan di Laboratorium Kebakaran Hutan dan Lahan serta Laboratorium Tanah Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2008. Metode penelitian mencakup analisis vegetasi pada tingkat pancang, pengukuran diameter dan tinggi Puspa, penebangan Puspa yang mewakili setiap kelas diameter pada setiap petak, penimbangan berat basah total tiap bagian pancang Puspa dan pengovenan contoh uji. Untuk pendugaan hubungan biomassa dan karbon dengan peubah bebas (diameter dan tinggi) yaitu dengan membuat model regresi dengan program Minitab 14. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan komposisi jenis pada areal bekas terbakar dua kali (24 jenis) dibandingkan dengan areal yang tidak terbakar (17 jenis) pada tingkat pancang. Perubahan pertambahan komposisi jenis pada areal bekas terbakar dua kali dapat disebabkan selama proses suksesi yang telah berlangsung hingga kini (2008), adalah telah terjadinya migrasi jenis tertentu dari areal lain disamping jenis-jenis yang memang sudah ada ternyata dapat tumbuh kembali dan bertahan hidup hingga tahun 2008. Disamping itu, nilai keragaman dan kekayaan jenis meningkat seiring tingkat pertumbuhan pohon. Nilai keragaman dan kekayaan jenis cenderung berbanding lurus, akan tetapi tidak untuk nilai kemerataan. Nilai keragaman secara umum masih tergolong rendah
+¶ 1LODLNHPHUDWDDQPHQXQMXNNDQMDXKGDUL( . Hal tersebut berarti bahwa individu-individu yang ada terdistribusi pada banyak jenis. Pada areal bekas dua kali terbakar, Puspa merupakan jenis dominan dengan nilai INP terbesar yakni 55,35 % pada tingkat pancang dan pada tingkat semai dengan INP yakni 60,04 %. Hal tersebut dikarenakan Puspa mampu beregenerasi dengan cepat yaitu dengan menghasilkan tunas. Pendugaan potensi simpanan karbon pada tegakan Puspa menggunakan model C = aDb dengan peubah bebas diameter dianggap paling cocok untuk diaplikasikan dengan mempertimbangkan nilai statistik dan kepraktisan di lapangan. Kerapatan tegakan Puspa di areal bekas terbakar dua kali (1312,5 ind/ha) lebih besar dibandingkan dengan areal yang tidak terbakar (1212,5 ind/ha). Pada areal yang tidak terbakar, simpanan karbon pada tegakan Puspa yakni1204,06 kg/ha lebih besar dibandingkan dengan areal bekas terbakar dua kali yakni 561,46 kg/ha. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada areal bekas terbakar dua kali Puspa merupakan jenis dominan pada tingkat pancang dan semai. Namun, potensi simpanan karbon pada tegakan Puspa menurun pada areal bekas terbakar dua kali.
Estimation of Carbon Storage Potency in Puspa (Schima wallichii Korth.) Stand in Disturbed Secondary Forest due to Two Times Fire in Jasinga, Bogor. by: Alfia Rahma Leaded by: Bambang Hero Saharjo and Cecep Kusmana INTRODUCTION. Forest fire could change the abundance, species composition and potency of vegetation as biomass source. Fires which occur two times intentionally could cause loss of some amount of biomass, although the biomass could form again due to succession, as shown by the growth of the stand. An area had ever been burnt twice in secondary forest, Jasinga, Bogor, and the fires were conducted in the year 2001 and 2005. Puspa was a pioneer species which could grow in former burnt areas. Even in area which had ever been burnt twice, as mentioned before, puspa could still grow and survive up to year 2008. The objective of this research were learning the dominance level of puspa in area which had been burnt twice, and estimating the carbon storage as compared with that of non burnt area. MATERIALS AND METHOD. This research was conducted in two places. The first place was for analyzing vegetation at stages of sapling, seedling and undergrowth, and for collecting samples in the form of tree parts such as stems, branches, twigs, leaves, litters and undergrowth vegetation, and the place was Haurbentes experimental field, Jasinga, Bogor. The second place was for determination of water content of test samples of each of the tree parts and litters, and the place was Laboratory of Land and Forest Fire and Laboratory of Forest Soils, Faculty of Forestry, Bogor Agricultural University. The research was conducted from May through July 2008. The materials used were among other things area which had been burnt twice, and non burnt area (as control), and samples of wood or plant parts such as stems, branches, twigs and leaves. The equipments used were measurement tape, pegs, tree height measurement apparatus (haga), calculator, stapler, adhesive tape, label paper, raffia rope, plastic bags (pocket), machete, weighing scale, oven, documentation equipments, writing materials, newspaper and tally sheets. RESULTS AND CONCLUSIONS. Research results showed that there was increase in number of species in the area which had been burnt twice (there were 24 species) as compared with that of non burnt area (17 species) at sapling stage. Addition of species in the area which had been burnt twice was caused by succession process which is ongoing up to now (2008). During the succession process, there had been migration of some species from other areas, beside the existence of species which had been there before the fire occurrence. Beside that, the diversity value and species richness increased in line with increasing stages of tree growth. Diversity values and species richness tended to be linearly correlated, but for evenness index, it was not like that. In general, diversity values were VWLOO FDWHJRUL]HG DV ORZ +¶ (YHQQHVV LQGH[ ZDV IDU from 1 (E < 1). This indicated that the existing individuals were distributed in many species. In the area which had been burnt twice, at sapling and seedling stage, puspa was the dominant species with highest IVI values of 55.35 % and 60.04 % respectively. This was due to the ability of puspa to regenerate rapidly by producing shoot (coppice). Puspa density in the area which had been burnt twice (1312.5 individuals / ha) was greater as compared with that of non burnt area (1212.5 individuals / ha). Estimation of carbon storage potency in puspa stand used model C = aD b with diameter as independent variable was considered the most suitable to be applied due to statistical consideration and practicality in the field. In the non burnt area, carbon storage in puspa stand (namely 1204.06 kg / ha) was higher as compared with that of the area which had been burnt twice, namely 561.46 kg / ha. From the results of this research, it could be concluded that in the area which had been burnt twice, puspa was the dominant species at sapling and seedling stage. However, the potency of carbon storage in puspa stand decreased in the area which had been burnt twice. Keywords: carbon storage, Schima wallichii Korth., two times fire
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Estimasi Potensi Simpanan Karbon pada Tegakan Puspa (Schima wallichii Korth.) di Hutan Sekunder yang Terganggu Akibat Dua Kali Pembakaran di Jasinga, Bogor adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, September 2008
Alfia Rahma E14204078
Judul Skripsi
:
Estimasi Potensi Simpanan Karbon pada Tegakan Puspa (Schima wallichii Korth.) di Hutan Sekunder yang Terganggu Akibat Dua Kali Pembakaran di Jasinga, Bogor
Nama
:
Alfia Rahma
NIM
:
E 14204078
Departemen
:
Silvikultur
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Ketua,
Anggota,
Prof. Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo, M. Agr
Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS
NIP. 131 878 497
NIP. 131 430 799
Mengetahui, Dekan Fakultas Kehutanan, IPB
Dr. Ir. Hendrayanto, M. Agr NIP. 131 578 788
Tanggal Lulus:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kehutanan GHQJDQ MXGXO ³Estimasi Potensi Simpanan Karbon pada Tegakan Puspa (Schima wallichii Korth.) di Hutan Sekunder yang Terganggu Akibat Dua Kali Pembakaran di Jasinga, Bogor´. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat dominansi Puspa dan potensinya dalam menyimpan karbon. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis selama pelaksanaan kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini yaitu : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo, M.Agr. dan Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan dan nasihat kepada penulis. 2. Bapak Ir. Sucahyo Sadiyo, MS sebagai dosen penguji dari Departemen Hasil Hutan dan Ibu Ir. Azryana Sunkar, M.Sc sebagai dosen penguji dari Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata. 3. Bapak Wardana, Ibu Ati, Ibu Atikah, Mbak Esti dan Ibu Rahayu 4. Staf-staf penunjang Laboratorium Kebakaran Hutan dan Laboratorium Ekologi Demikianlah semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya.
Bogor, September 2008
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Januari 1986 sebagai anak pertama dari empat bersaudara, keluarga Bapak Achmad Nawawi dan Ibu Ade Titin Gumanti. Pada tahun 2004 penulis lulus dari SMA Negeri 60 Jakarta dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru. Penulis memilih Program Budidaya Hutan, Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Selama kuliah di Institut Pertanian Bogor penulis pernah bergabung dalam keanggotaan Agrifarma, Himpunan Profesi (Himpro) Forest Management Student Club (FMSC) dan Tree Grower Community (TGC) serta aktif dalam organisasi Komunitas Seni Budaya Masyarakat Roempoet (KSBMR). Penulis juga telah mengikuti Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) yang terdiri dari Praktek Umum Kehutanan (PUK) di Baturraden-Cilacap, Jawa Tengah dan Praktek Umum Pengenalan Hutan (PUPH) di Getas, Blora, Jawa Tengah. Selain itu penulis juga melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Distrik Bagan Tengah, Sebangun Bumi Andalas Wood Industries, Sumatera Selatan. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kehutanan penulis melaksanakan kegiatan penelitian di Jasinga, Bogor dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul ³(VWLPDVL 3RWHQVL 6LPSDQDQ .DUERQ SDGD Tegakan Puspa (Schima wallichii Korth.) di Hutan Sekunder yang Terganggu Akibat Dua Kali Pembakaran di Jasinga, Bogor´ GLEDZDK bimbingan Prof.Dr.Ir.Bambang Hero Saharjo, M.Agr dan Prof.Dr.Ir.Cecep Kusmana, MS.
UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillah atas berkat Rahmat dan Kasih-Nya penulis telah menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini. Segala kelancaran dan dukungan tak lepas dari peran pihak-pihak yang selama ini hadir di tengah-tengah kehidupan penulis. Untuk itu banyak terima kasih penulis tujukan untuk : 1. Bapak dan Mama atas dukungan dan doa yang tak henti-hentinya. Adikadikku tercinta: Muhasibie Gumilang, Muhammad Fariz Kasyidi dan Athiatul Farhani. 2. Tedi Yunanto, S.Hut atas dukungan, bantuan dan perhatiannya selama ini. 3. Teman-teman satu bimbingan; Dwi, Rizal dan Eka atas saran dan kritiknya. 4. Teman-teman BDH 41 dan spesial untuk : Prabu, Agus, Wita, Uci, Albi, Didie, Kirana, Fitri, Jeumpa, Selvy, Chandra dll. 5. Empat Kelopak : Lanjar, Oechie dan Nisa atas perhatian dan semangatnya. 245!! 6. Teman-teman THH dan KSH 41 spesial untuk Salwa atas diskusinya. Teman-teman MNH 41 spesial untuk : Dede Priyo dan Venty« 7. 6DKDEDWSHQDNX\DQJWHWDSPHPEDQWXNXPHVNLMDXK«'RGLGDQ5HQGUD 8. Anggota Komunitas Seni Budaya Masyarakat Roempoet (KSBMR) : ³Miss u Guys!! maaf telah meninggalkan kalian sejenak. Terimakasih atas pengertiannya. ,¶OOEHEDFNVRRQ«´ 9. Teman-teman kosan spesial untuk Risti, ada juga Mbak Dee, Putri dan :LGLD³0DNDVLH\DGDKQHPHQLQDNXPDOHPWXNQLPEDQJ´