ENTOMOLOGI FORENSIK
Oleh Maria Krishanta Manek Rico Rotinggo Roman Rolanda Mesada
: : :
0808013578 0808013590 0808013592
Pembimbing : Dr. Denny Mathius Konsulen : Dr. Cahyono Kaelan, Sp.PA (K), Sp.S, Ph.D FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASSANUDIN MAKASSAR
PENDAHULUAN Penentuan Interval Post Mortem (PMI)
72 JAM
Livor, Rigor, Algor, Dekomposisi
Ilmu Serangga (Entomologi)
1. Gennard DE. The Breadth of Forensic. Dalam: Gennard DE, editor. Forensic Etomology. An introduction. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. 2007: 1-18. 2. Anderson GS. Forensic Entomology: The Use of Insect in Death Investigation. Available at: http://www.sfu.ca/∼ganderso/forensicentomology.htm, diakses 26 Desember 2012.
Penentuan PMI dalam 72 Jam Pertama
Penentuan PMI >72 Jam
Aktivitas serangga dalam mengkonsumsi tubuh mayat 1. Gennard DE. The Breadth of Forensic. Dalam: Gennard DE, editor. Forensic Etomology. An introduction. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. 2007: 1-18. 2. Anderson GS. Forensic Entomology: The Use of Insect in Death Investigation. Available at: http://www.sfu.ca/∼ganderso/forensicentomology.htm, diakses 26 Desember 2012.
Definisi Entomologi forensik
dalam suatu penyidikan kasus hukum baik pada manusia maupun margasatwa.
cabang ilmu forensik
dimana informasi mengenai serangga digunakan untuk membuat kesimpulan
1. Gennard DE. The Breadth of Forensic. Dalam: Gennard DE, editor. Forensic Etomology. An introduction. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. 2007: 1-18. 2. Anderson GS. Forensic Entomology: The Use of Insect in Death Investigation. Available at: http://www.sfu.ca/∼ganderso/forensicentomology.htm, diakses 26 Desember 2012.
SEJARAH ENTOMOLOGI FORENSIK Abad ke-13 di China, Sung Tzu melakukan penyelidikan pembunuhan seorang petani dengan mendeteksi sisa darah yang dihinggapi serangga pada sabit
Meignin (1894) : delapan tahapan dekomposisi tubuh manusia Dr. Marcel Bergeret (1850) : ditemukan larva dari fleshfly, Sarcophaga carnaria dan ngengat pada autopsi
Abad ke-19 dewan Amerika mengeluarkan sertifikat ahli entomologi
Abad ke-20 ditemukan larva blowfly pada mayat dua orang wanita yang tenggelam di sungai 1. Gennard DE. The Breadth of Forensic. Dalam: Gennard DE, editor. Forensic Etomology. An introduction. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. 2007: 1-18. 4 Byrd JH. Forensic Entomology. Dalam: Cina SJ, editor. Medscape Reference: Part Forensic Entomology. Available at: http://emedicine.medscape.com, diakses 26 Agustus 2012.
1. 2. 3.
Gennard DE. The Breadth of Forensic. Dalam: Gennard DE, editor. Forensic Etomology. An introduction. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. 2007: 1-18. Anderson GS. Forensic Entomology: The Use of Insect in Death Investigation. Available at: http://www.sfu.ca/∼ganderso/forensicentomology.htm, diakses 26 Desember 2012. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tanatologi. Dalam: Budiyanto, dkk, editor. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: bagian Kedojteran Forensik Fakultas Kedokteran Indonesia. 1997: 31-32.
Serangga yang berperan dalam forensik • Lalat (Diptera) • Kumbang (Coleoptera)
PENENTUAN PMI • Gelombang serangga pada setiap tahap dekomposisi • Siklus hidup serangga
Gelombang Serangga pada Setiap Tahap Dekomposisi
Tahapan Pembusukan pada Tanah Fresh (Segar)
Skeletonisasi
Setelah Pembusukan
Bloated (Menggelembung)
Tahapan Pembusukan Aktif
1. Gennard DE. The Breadth of Forensic. Dalam: Gennard DE, editor. Forensic Etomology. An introduction. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. 2007: 1-18.
72 hrs
92 hrs
102 hrs
>102 hrs
1. Gennard DE. The Breadth of Forensic. Dalam: Gennard DE, editor. Forensic Etomology. An introduction. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. 2007: 1-18.
1. Gennard DE. The Breadth of Forensic. Dalam: Gennard DE, editor. Forensic Etomology. An introduction. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. 2007: 1-18.
Siklus Hidup Serangga
Siklus hidup Diptera (Lalat) 1,8 HARI
2,5 HARI
Siklus hidup Blowfly
4-5 HARI
6-8 HARI
6. DiMaio VJ, DiMaio D. Time of Death. Dalam: DiMaio VJ, DiMaio D, editor. Forensic Pathology. Edisi II. 2001: 39-40
6. DiMaio VJ, DiMaio D. Time of Death. Dalam: DiMaio VJ, DiMaio D, editor. Forensic Pathology. Edisi II. 2001: 39-40
Calculating PMI from Accumulated Degree Hours (ADH) From
To
Egg
1st Instar
Temp Hours 70° F
23
1st Instar 2nd Instar 70 ° F
27
2nd Instar 3rd Instar 70 ° F
22
3rd Instar
Pupa
70 ° F
130
Pupa
Adult Fly
70 ° F
143
ADH
Cumulative ADH
23 x 70= 1610 ADH 27 x 70= 1890 ADH
1610
22 x 70= 1540 ADH 130 x 70= 9100 ADH 143 x 70= 10010 ADH
1610+1890+ 1540
1610+ 1890
1610+1890+ 1540+9100 1610+1890+ 1540+9100 +10010
Siklus hidup Coleoptera (kumbang)
6. DiMaio VJ, DiMaio D. Time of Death. Dalam: DiMaio VJ, DiMaio D, editor. Forensic Pathology. Edisi II. 2001: 39-40
Penentuan Lokasi Kematian
Kolonisasi serangga pada tubuh mayat
≠
Kolonisasi serangga pada tanah (secara geografis)
3. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tanatologi. Dalam: Budiyanto, dkk, editor. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: bagian Kedojteran Forensik Fakultas Kedokteran Indonesia. 1997: 31-32. 4. Byrd JH. Forensic Entomology. Dalam: Cina SJ, editor. Medscape Reference: Part Forensic Entomology. Available at: http://emedicine.medscape.com, diakses 26 Agustus 2012.
Indikator Penelantaran Fisik
Tergantung pada individu
1. 5.
pada inkontinensia
tidak mendapat pendampingan higienitas
Gennard DE. The Breadth of Forensic. Dalam: Gennard DE, editor. Forensic Etomology. An introduction. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. 2007: 1-18. Hall RD, Huntington TE. Introduction: Perceptions and Status of Forensic Entomology. Dalam: Byrd JH, Castner JL, editor. Forensic Entomology. The Utility of Arthropods in Legal Investigation. Edisi II. New York: Taylor and Francis Group. 2010: 17-38.
Larva Serangga sebagai Alat Investigasi Konsumsi Obat-Obatan • Masing-masing obat mempengaruhi lamanya tahapan siklus dari perkembangan serangga. • Misalkan pada Pada eksperimen laboratorium mengenai efek heroin yang dilakukan oleh Arnaldos, dkk (2005), didapatkan bahwa panjang waktu yang dibutuhkan untuk suatu tahapan larva lengkap dari Sarcophaga tibialis lebih panjang dibanding larva yang tidak diberi makan heroin. • Obat-obatan yang dikonsumsi oleh mayat sebelummeninggal juga dapat dideteksi dari analisa serangga. 1. Gennard DE. The Breadth of Forensic. Dalam: Gennard DE, editor. Forensic Etomology. An introduction. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. 2007: 1-18. 3. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tanatologi. Dalam: Budiyanto, dkk, editor. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: bagian Kedojteran Forensik Fakultas Kedokteran Indonesia. 1997: 31-32.
Pengumpulan Bukti Entomologi Observasi visual pada lokasi kejadian Pengumpulan data metereologik lokasi kejadian Pengumpulan spesimen dari tubuh mayat Pengumpulan spesimen dari lingkungan di sekitar tubuh mayat, 20-30 kaki dari tubuh mayat Pengumpulan spesimen dari area yang di bawah tubuh mayat segera setelah tubuh mayat di pindahkan dari lokasi Pengumpulan spesimen selama autopsi 4. Byrd JH. Forensic Entomology. Dalam: Cina SJ, editor. Medscape Reference: Part Forensic Entomology. Available at: http://emedicine.medscape.com, diakses 26 Agustus 2012. 5. Hall RD, Huntington TE. Introduction: Perceptions and Status of Forensic Entomology. Dalam: Byrd JH, Castner JL, editor. Forensic Entomology. The Utility of Arthropods in Legal Investigation. Edisi II. New York: Taylor and Francis Group. 2010: 17-38.