PERBEDAAN PENGARUH PROGRAM LATIHAN BERBEBAN DAN PL YOMETRIC TERHADAP PENINGKATAN K/ME ATLET KARATE DALAM BERMAIN KATA DITINJAU DARI KEKUATAN OTOT TUNGKAI (Studi Eksperimen pada Atlet Karate di Unit Kegiatan Mahasiswa Karate INKAI Universitas Negeri Yogyakarta)
Oleh: Danardono Fakultas llmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan antara efek dari plyometrics dan program pelatihan berat pada peningkatan karate atlet Kime dalam bermain kata, (2) perbedaan peningkatan karate atlet Kime dalam bermain kata antara atlet dengan tinggi, sedang dan kekuatan rendah otot kaki, (3) pengaruh interaksi antara program pelatihan dengan kekuatan otot :\aki
pada
peningkatan
karate
atlet
Kime
dalam
bermain
kata
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2 x 3. Populasi penelitian dalam penelitian ini adalah atlet karate di Unit Kegiatan Mahasiswa Karate INKAI dari _'niversitas Negeri Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel adalah purposive random sampling. /\NOVA digunakan untuk menganalisis data, analisis data uji prasyarat dilakukan menggunakan uji sampel normalitas (uji Lilliefors dengan a = 0,05%) dan uji homogenitas varians (uji Bartlett .~engan
a= 0,05%).
Berdasarkan hasil analisis, kesimpulan yang diambil sebagai berikut: (1) Ada perbedaan ;Jntara efek dari plyometrics dan program pelatihan berat pada peningkatan karate atlet Kime :!alam bermain kata. Pengaruh Program latihan beban lebih baik dari program pelatihan ·::---~
plyometric, (2) ada perbedaan peningkatan karate atlet Kime dalam bermain kata antara atlet '·~
dengan kekuatan otot kaki rendah tinggi, menengah dan. Efek peningkatan karate atlet Kime dalam bermain kata antara atlet dengan kekuatan otot kaki rendah ini lebih baik daripada yang dengan kekuatan otot kaki tinggi, atlet dengan kekuatan otot kaki tinggi lebih baik daripada yang
"
dengan kekuatan otot kaki media, (3) ada pengaruh interaksi antara program pelatihan dengan !·:ekuatan kaki otot pada peningkatan Kime karate atlet dalam bermain kata. Para atlet dengan .-, ··~
:<.ekuatan otot kaki rendah telah sesuai jika program pelatihan berat badan. Para atlet dengan kekuatan otot kaki menengah telah sesuai jika program pelatihan plyometric. Sedangkan atlet dengan kekuatan otot kaki tinggi telah sesuai jika program pelatihan berat badan i
strength, (3) the interaction effect between training program with leg muscle strength on increased kime karate athlete in playing kata. This research employed an experimental method with 2 x 3 factorial design. The population of the research in the study were the karate athletes in the Student Activity Unit Karate INKAI of Yogyakarta State University. The sampling technique was purposive random sampling. ANOVA was used to analyzing data, the data analysis prerequisite test was done using the sample normality test (Lilliefors test with a
= 0.05%)
and variance homogeneity test (Bartlett test with a
=
0.05%). Based on the result of the analysis, conclusions are drawn as follows: (1) There was difference between the effect of plyometrics and weight training program on increased kime karate athlete in playing kata. The effect of weight training program is better than the plyometric training program, (2) there was difference of increased kime karate athlete in playing kata between the athletes with high, medium and low leg muscle strength. The effect of increased kime karate athlete in playing kata between the athletes with low leg muscle strength this better than the one ,Nith high leg muscle strength, the athletes with high leg muscle strength is better than the one with !
medium leg muscle strength, (3) there was interaction effect between training program with leg muscle strength on increased kime karate athlete in playing kata. The athletes with low leg muscle strength has according if it is weight training program. The athletes with medium leg muscle strength has according if it is plyometric training program. While the athletes with high leg muscle strength has according if it is weight training program. Keywords: Weight Training, Plyometrics, Leg Muscle Strength, Karate pendidikan, ada pula yang untuk menjaga
A.
..
Pendahuluan
kesegaran jasmani dan meraih prestasi.
i
Olahraga mempunyai peranan penting
Karate merupakan salah satu cabang
dalam upaya meningkatkan kualitas sumber
olahraga
-:·:
daya
membentuk
Indonesia. Olahraga beladiri karate, seperti
··s:
manusia yang sehat dan memiliki kesegaran
olahraga beladiri lain, walaupun diketahui
Jasmani yang baik. Kesehatan dan kesegaran
dan terkesan
manusia.
Jasmani
yang
Olahraga
baik
produktivitas
dan
demikian,
kegiatan
dapat
prestasi
beladiri
yang
berkembang
di
menunjang
kerja.
Dengan
olahraga
dapat
dalamnya, tetapi tetap menjadi salah satu
membantu meningkatkan kehidupan menjadi
cabang olahraga beladiri yang favorit dan
lebih baik Kegiatan olahraga dapat dilakukan
digemari oleh masyarakat dunia, termasuk di
dengan
banyak pilihan atau cara sesuai
Indonesia,
dengan
minat dan tujuan masing-masing
dewasa hingga orang tua baik putra maupun
individu. Ada yang melakukan untuk tujuan
putri. Bahkan bagi bP.bP.rnpa orang yang
rekreasi dan kesenangan atau mengisi waktu
sangat menggemari dan telah menggeluti
luang, ada yang melakukan untuk tujuan 48
karate hampir di sebagian besar hidupnya
banyak
kekerasan
yang
dahsyat
mulai dari anak-anak,
di
remaja,
Daerah
~.·~.:,~·';::on
melakukan berbagai upaya dalam rangka
dan jalan hidupnya. Karate is the
!ife.
c;,'
l" ::··;c.
sebagai
karate,
contoh: KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia)
;:~t
masih jauh dari harapan. Hal itu
PORPROV (Pekan Olahraga Provinsi) untuk
te:-lihat ketika Tim Karate Indonesia mengikuti
cabang olahraga karate, mengikutsertakan
:. i:_c: aan yang bertaraf internasional, seperti
pada
:::;c;a Games XXIV 2007 di Thailand misalnya,
perguruan karate maupun FORK! (Federasi
selalu
menyelenggarakan
kejuaraan-kejuaraan
nasional
di
Olahaga Karate Indonesia) atau memberi
dan
dukungan pada perguruan-perguruan karate
!-'ialaysia. Fenomena ini hendaknya menjadi
untuk mengadakan kejuaraan tingkat daerah
c~.asar
atau
Karate
;: ,: :'gkat
~
Indonesia
ke-3,
di
masih
bawah
berada
Vietnam
dalam pembinaan atlet
:.. - )-:.:~ te
di
··
Indonesia.
(http:
www.
nasional
Nasional
KONI
(Komite
Olahraga
daerah
Indonesia)
JUga
Org/PBFORKI-13-153-19122007.pdf).
menyelenggarakan serta mengikutsertakan
Banyak pelatih karate masih cenderung
pelatihan pelatih baik tingkat daerah maupun
:;unakan metode tradisional yang paling
nasional Pemerintah juga telah berupaya
.. _ ·::ngi dalam melatih fisik maupun teknik,
dengan
memberi
rangsangan
pada
atlet
pendekatan
untuk berprestasi lebih baik, dengan memberi
.>ngan melihat perbedaan kemampuan fisik
kesejahteraan pada atlet dan pelatih yang
atiet serta metode ilmiah, misalnya melihat
berprestasi.
helum
banyak
Jtan
otot
' ·· · ,:,erikan
menerapkan
tungkai
porsi
atlet
atau
sebelum
Unit Kegiatan Mahasiswa Karate INKAI
latihan
Universitas Negeri Yogyakarta yang semula
program
bernama
sehmgga hasilnya belum maksimal
Sub
Unit
Kegiatan
Mahasiswa
lstimewa
Karate lnstitut Keguruan dan llmu Pendidikan
pun mengalami penurunan Hal
Negeri Yogyakarta berdiri pada tanggal 3
in: :e1iihat dari hasil Pekan Olahraga Nasional
maret 1975, masih tetap eksis hingga saat
Prestasi \c;~;yakarta
karate di Daerah
lstimewa
ini. Unit Kegiatan Mahasiswa Karate INKAI
/D;·:akarta yang hanya mampu memperoleh
Universitas Negeri Yogyakarta selalu menjadi
" rs2tu) medali perunggu, itu pun terjadi pada
pemasok atlet karate terbanyak untuk Tim
tahun 2000 PON (Pekan Olahraga Nasional)
Pekan Olahraga Nasional Daerah lstimewa
di Jawa Timur Pada PON selanjutnya tahun
Yogyakarta,
2004
Riwayatno.
Tim
t <:rJ)
\
prestasi
terbentuk, namun prestasinya hingga
Ti:TI
~
lstimewa
meningkatkan
C rganisasi karate di Indonesia telah
.~
telah
Yogyakarta
rrc:'QC'Jnakan olahraga beladiri ini sebagai
di
Karate
Palembang
Daerah
dan
Kalimantan
Timur,
Tim
istimewa
Yogyakarta
tahun
2008 di
Karate
Daerah
Nunung
tidak
mampu
Sumaryadi,
(Komite
Daerah
Olahraga
bersama
Nasional
Rahmat,
Nurhayati, dan
Joko Sapti lndah
Puji
Utama,
Dani
Hapsari,
PP
Sari,
Fitriyadi Wahyono.
Ari Dari
semua atlet hanya Sapti Dani Hapsari yang
menyumbangkan medali sama sekali. Pemerintah
seperti:
KONI
berhasil menjadi juara Ill pada PON 2000 di
Indonesia)
49
(
Jawa timur, sebelum dan sesudahnya tidak
mencapai prestasi yang tinggi, seorang atlet
menghasilkan apa-apa.
harus memiliki tiga unsur di dalamnya, yaitu:
Latihan di Unit Kegiatan Mahasiswa Karate INKAI Universitas Negeri Yogyakarta
(1) bakat, (2) motivasi tinggi, dan (3) bersedia berlatih keras (Mansur, 2007: 2).
terbagi menjadi dua, yaitu kelas regular dan
~"::
kata
dan latihan bertujuan untuk olahraga beladiri
dibedakan menurut usia dan jenis kelamin,
dan kebugaran. Kelas atlet merupakan kelas
dan pada kategori kumite masih dibedakan
yang dibentuk khusus, untuk tujuan prestasi,
menurut
mengikuti
di
berbeda, pada pertandingan kumite, hasil
tingkat daerah maupun nasional. Program
dari suatu pertandingan ditentukan oleh salah
latihan untuk kelas ini disusun khusus oleh
satu kontestan yang unggul delapan poin
tim pelatih Unit Kegiatan Mahasiswa Karate
atau
INKAI Universitas Negeri Yogyakarta. Atlet
pertandingan
dari
mengikuti
keputusan hantei atau hanshoku, shikaku .
latihan di kelas atlet akan dipilih atau ditunjuk
atau kikken yang dijatuhkan pada salah satu
langsung oleh para pelatih karena memiliki
kontestan. (Peraturan Pertandingan Kumite
bakat dan harus mempunyai kemauan keras
Pasal 7, World Karate-do Federation, 2004
untuk berprestasi.
11), sedang kriteria penilaian kata diatur
kejuaraan-kejuaraan
kelas
regular
yang
karate
ingin
dan taktik yang standar untuk beladiri, belum khusus
pertandingan
·.
untuk
atau
sesungguhnya
·~
mengalami
bagi para pemula, pecinta beladiri karate,
dirancang ·,4
telah
perkembangan yang pesat. Setiap kategori,
meliputi latihan fisik yang sederhana, teknik
'
karate
kelas atlet. Kelas regular merupakan kelas
Pola latihan pada kelas regular hanya ~~l
Kejuaraan
siap
kompetisi
menuju yang
Pelatih dituntut untuk lebih
Uurus)
dan
berat
kumite
badan.
mendapat
nilai
Cara
lebih
berakhir
atau
(perkelahian)
penilaiannya
besar
saat
mendapat
dalam Peraturan Pertandingan Kata pasal 5 ayat (1). Perkembangan olahraga yang pesat mengakibatkan semakin
ketat.
persaingan Hal
tersebut
prestasipun mendorong
semua komponen yang terlibat ikut bersaing
kreatif dan jeli dalam menggali dan membuat
Para pelatih dan pembina olahraga terus
inovasi program latihan demi peningkatan
berusaha meningkatkan prestasi olahraga
prestasi atlet, terutama program latihan fisik
melalui
Pembinaan
kondisi
fisik
cabang
berbagai
memanfaatkan
ilmu
cara, pengetahuan
dengan serta
~
olahraga bertujuan untuk mengoptimalkan :\
kemampuan fisik olahragawan sebagai dasar penunjang
pencapaian
Pembinaan
kondisi
teknologi secara maksimal. Peningkatan prestasi atlet dapat dicapai
prestasi
puncak
jika ditunjang dengan pelatihan yang baik
harus
diberikan
serta pembinaan yang terarah dengan jelas.
seirama dengan latihan teknik, taktik, dan
Pembinaan yang terarah dan jelas tampak
mental. Apabila salah
pada penyusun3n progrCJm latihan, pemilihan
fisik
Sc:lttJ
rl8ri
komponen
tersebut dihilangkan, maka program latihan
metode
sepanjang tahun tidak akan tercapai. Untuk 50
intensif dan evaluasi kegiatan dari pembina
yang
tepat,
pelaksanaan
yang
j ~
!
.
maupun pelatih. Hal itu mengundang peneliti
isokinetik. Bentuk beban dalam latihan ini
untuk
pengaruh
dapat berupa alat maupun berat badan atlet.
metode latihan, khususnya latihan berbeban
Latihan berbeban merupakan suatu teknik
dan plyometric terhadap peningkatan kime
pembebanan
atlet karate dalam bermain kata ditinjau dari
sistematis pada berbagai otot tubuh. Alat
kekuatan otot tungkai.
atau
mengetahui
-·~
jauh
..
;
~
ini
biasanya
untuk menerima beban pada waktu bekerja
137).
2003:
42).
Menurut
Guyton
Latihan berbeban (weight training) yang
(1993:594) dari hasil penelitiannya diperoleh
dimaksud
hasil yang sama yaitu bahwa kekuatan otot
menggunakan gym machine dengan tujuan
tergantung
untuk meningkatkan kecepatan gerak dan
dari
panjang awal (sarcomer)
sebelum
berkontraksi.
>ekuatan
otot didefinisikan sebagai gaya
Secara
mekanis
adalah
latihan
beban
power atlet karate. Metode latihan beban yang
digunakan
adalah
circuit
training.
(force) yang dapat dihasilkan oleh otot atau
Pengaturan beban, repetisi dan set untuk
sekelompok otot dalam satu kali kontraksi
meningkatkan
: naksimal (Sharkey, 2003: 42)
menggunakan 40-60% dari 1 RM, repetisi
sangat
penting
dan
power
sebanyak-banyaknya dalam 20 detik dengan irama cepat, recovery 40 detik (1 :2) dengan
gerakan yang explosive (cepat, kuat dan
istirahat 2 - 3 menit antar sirkuit, volume 3
'ileledak)
sirkuit (Mansur, 2007 14)
Daya
ledak
hasil
kali
untuk
kecepatan
melakukan
kecepatan.
·:.;: 'J:
latihan
(Hoks, 1974 dalam Fox, E. L., 1984:136-
rnerupakan
;~--
dalam
secara
komponen fisik dalam menggunakan otot
1ang
:
beban
dilakukan
berupa: barbell, dumbel atau gym machine.
Kekuatan otot merupakan komponen
'i
yang
Kekuatan otot merupakan kemampuan
(Sharkey,
•'if-:
lebih
otot
atau
kekuatan
Latihan-latihan yang
power dan
bertujuan
Latihan
plyometric
adalah
latihan
menggunakan beban berat badan sendiri dan
untuk meningkatkan gerakan yang kuat dan
dilakukan
cepat telah cukup lama diketahui, namun
mekanisme
dalam beberapa dekade terakhir ini telah
(peregangan, kontraksi dan relaksasi otot)
muncul suatu latihan yang menitikberatkan
pada
pad a
untuk
plyometric
dapat
memanfaatkan gaya dan kecepatan yang
explosive
meningkatkan
power
Latihan
explosive-power
dengan gerak
badannya
dipakai
plyometric
melawan gravitasi
weight
training.
Untuk
mengukur kekuatan otot dapat menggunakan
dengan
Pada
menggunakan dan
otot
sendiri.
Progam
percepatan
prinsipnya
sendi
latihan
keuntungan
mempunyai
ditempuh dengan berbagai metode seperti dan
pnns1p
berat
latihan
badan
plyometric
tes kekuatan otot tungkai yang diukur dengan
didasarkan pada prinsip pra peregangan otot
alat leg dynamometer.
yang terlibat pada saat tahap penyelesaian
Latihan berbeban adalah suatu latihan
atas respon atau penyerapan kejutan dari
yang dilakukan menggunakan beban. baik
ketegangan yang
latihan secara isometrik, isotonik maupun
bekerja Sebagai metode latihan fisik, latihan 51
dilakukan otot sewaktu
~
plyometric dapat dibedakan
-- l
(2)
latihan
untuk
batang tubuh, dan (3) latihan untuk anggota Beberapa
atas.
yang
dapat
bentuk
latihan
digunakan
untuk
dan
antara
tungkai terhadap peningkatan kime atlet
bawah,
latihan
interaksi
anggota gerak
kekuatan
otot
karate dalam bermain kata ? C. Pembahasan Masalah 1. Karate, Kime dan Kata
meningkatkan day a ledak anggota gerak
Nama
karate-do
berasal
dari
bawah adalah "bounds, hops, jumps, leaps,
negara Jepang, yang secara harfiah kata
skips, ricochets, jumping-in place. Standing
kara
jumps, multiple hop and jump, box drills,
atau cakrawala, te berarti tangan, dan do
bounding
merupakan jalan seni perkasa. Karate-do
dan
dept
jump"
(Radcliffe
&
mengandung arti kosong,
dapat
Farentinos: 1985). Berdasarkan uraian di atas diketahui
diartikan
sebagai
langit
jalan
seni
perkasa yang memungkinkan seseorang
bahwa latihan fisik memiliki peranan yang
membela diri tanpa senjata.
sangat penting serta berpengaruh terhadap
Moch. Saleh (1983: 51) hakikat karate
pencapaian prestasi teknik seorang atlet
adalah ilmu beladiri tanpa mengunakan
untuk
alat Karate merupakan olahraga beladiri
Program-program
latihan
fisik
peningkatan kondisi fisik seperti itu belum
yang
diterapkan
tanpa
khususnya
di
Unit
Kegiatan
mengandalkan senjata
Mahasiswa Karate INKAI Universitas Negeri
sentuhan
Yogyakarta. Oleh karena itu, peneliti ingin
langsung
latihan
sehingga
mengetahui
pengaruh
program
tangan
dan
atau
kosong,
memungkinkan
benturan
saat
Menurut
fisik
secara
bertarung
olahraga
ini
(kumite)
sering
disebut
terhadap
sebagai olahraga body contact Secara
peningkatan kime atlet karate dalam bermain
teori, karate merupakan suatu cara untuk
kata ditinjau dari kekuatan otot tungkai
membangun jiwa melalui latihan raga
B.
yang kuat
berbeban
dan
plyometric
Perumusan Masalah Berdasarkan Jatar belakang, identifikasi
masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut .-J
pengaruh
program
plyometric ,.
3. Adakah
kelompok latihan, yaitu: (1) latihan untuk
gerak
'•)
menjadi tiga
1. Adakah
perbedaan
pengaruh
antara
a. Teknik Dasar Karate Suatu
pertandingan
olahraga
akan berlangsung dengan baik apabila atlet bertanding telah menguasai teknik
program latihan berbeban dan plyometric
dasar
terhadap peningkatan kime atlet karate
merupakan landasan utama dan mutlak
dalam bermain kata?
yang harus dimiliki oleh setiap atlet
2. Adakah
perbedaan
peningkatan
kime
dengan
baik
Teknik
dasar
agar dapat mencapai prestasi yang
atlet karate dalam bermain kata antara
optimal.
atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai
(1986:4 7) bahwa "Teknik dasar adalah
tinggi. sedang dan rendah?
suatu teknik dimana proses gerakannya merupakan
52
Menurut
dasar,
Suharno
dan
gerakan
HP.
itu
dalam kondisi sederhana dan mudah".
handal dan berprestasi, maka kuasai
teknik perkelahian dalam karate. Dalam
semua teknik dasarnya terlebih dahulu.
mempelajari kumite (teknik perkelahian) sebaiknya dilakukan dengan bantuan
aliran karate selalu memasukkan tiga
seorang
materi teknik wajib yaitu kihon (teknik
tetap berlaku dalam kumite.
(gabungan
kata
teknik/jurus)
dalam
materi
dengan
bertahan
ryu. Gichin Funakoshi, "Bapak Karate
dan
menjaga
Modern" hanya memberikan tiga materi
satu
rangkaian
tersebut sebagai komponen latihan di
ditentukan.
(tempat latihan karate)
di
teknik
dan
bentuk
resmi
yang
teknik-teknik
dasar
pukulan,
tendangan,
menangkis,
melompat
keseimbangan gerakan
yang
dalam telah
mengkombinasikan
Kata
menyerang
dan
bertahan,
Jepang pada waktu itu. Perkembangan
pergerakan badan yang sesuai dan
selanjutnya, JKA yang berdiri tahun
perubahan arah gerakan (embusen)
ini
Kata mengajarkan seorang karateka
kembali
mempertegas
menstandarisasikan
hal
kihon,
menghadapi
Teknik-teknik
penyerang,
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Karate, Kime dan Kata
memukul, menendang, bertahan dan menangkis.
banyak
sedikitnya dari empat arah.
Kihon adalah teknik dasar seperti:
~~
karate;
senjata, seperti yang dilakukan Shito-
suatu
yang
dalam
menambahkan
kumite dan kata sebagai materi wajib
:·J
teknik
yang
dengan
·J
merupakan
Kata
latihan
Prinsip-prinsip kihon
menggabungkan
1949
·~
rekan.
latihan, meskipun ada beberapa aliran
dojo-dojo
!_
dua
tangan atau dapat dikatakan sebagai
dasar), kumite (teknik perkelahian) dan
-1
pertemuan
Jika ingin menjadi atlet karate yang
Hingga saat ini, hampir seluruh
l:
berarti
Kumite
Faktor-faktor
ini
yang
menentukan
merupakan awal sekaligus akhir dari
pencapaian prestasi olahraga menurut
karate.
Mochamad Sajoto (1995:2-5) adalah
Seorang
karateka bisa saja
mempelajarinya dalam hitungan bulan
sebagai berikut:
atau tahun, tetapi penguasaan secara
1.
Aspek biologis terdiri dari :
sempurna
a.
Potensi atau
·~;
mungkin
,·. ..
·.,
hingga tidak
akan
mencapai
kime
dicapai
tanpa
kemampuan
tubuh
melalui latihan seumur hidup. Dalam
b
Fungsi organ-organ tubuh
mempelajari teknik dasar dibutuhkan
c.
Struktur dan postur tubuh '
latihan yang teratur, penuh konsentrasi
d
Gizi
dan usaha yang keras dan menguasai
2. Aspek psikologis terdiri dari
karate-do
a.
hanya
mungkin
apabila
dasar
seseorang mencapai kesempurnaan di
Intelektual,
ditentukan
oleh
pendidikan, pengalaman dan bakat
dalam dua segi, yakni segi kejiwaan
b
Motivasi
dan segi keragaan.
c
Kepribadian 53
d.
Koordinasi kerja otot dan syaraf.
menarik atau sangat bagus jika
3.
Aspek lingkungan terdiri dari:
dapat
a.
Sosial
gerak serta arti filosofis dari kata
b.
Sarana dan prasarana olahraga
tersebut Keindahan gerak dalam
yang tersedia
bermain kata dapat ditunjukkan
c.
Cuaca
dengan
d.
Orang
tua,
keluarga
dan
adanya
kim e.
keindahan
gerakan
yang
merupakan
Kime
masyarakat
perpaduan
4.
Aspek penunjang terdiri dari:
kekuatan fisik dan psikologi pada
a.
Pelatih yang berkualitas tinggi
satu gerakan penentu.
b.
Program
yang
tersusun
atau
memfokusnya
Menurut Nakayama dalam
secara
sistematis
Sabeth Muchsin (1980:13) ada
Penghargaan dari masyarakat dan
tiga
pemerintah
pokok dalam memainkan sebuah
d.
Dana yang memadai
kata:
e.
Organisasi yang tertib
c.
mendapatkan
perhatian
semua
yang
berkaitan
pembinaan
prestasi
pihak
dengan
dari
menjadi
esensi
dicapai
dengan
yang
mendalam
pemahaman
tentang kihon (gerak dasar) yang utuh
dan
sempurna.
pernafasan
yang
Bantuan
benar
dapat
dilakukan agar teknik gerakan yang
dan pembina maupun pengurus
dilakukan
cabang olahraga tersebut. Setiap
sebuah tampilan teknik gerak yang
cabang
kelihatan
atau
olahraga
tersebut
selain di
selalu
hal-hal
unsur-unsur
spesifik
yang
khusus lebih
faktor-faktor
atas
agar
dapat
dapat
energy perfome)
2) lrama, penghayatan
Unsur-unsur
penguasaan
prestasi
dalam
yang
pencapaian
karate terutama
pada
bertenaga
maksimal, kime (maximum output
sebenarnya,
spesifik
menghasilkan
benar-benar
mencapai prestasi yang optimal.
menentukan
C.
yang
karate, mulai dari atlet, pelatih
membutuhkan
'l
hal
1) Tenaga,
Faktor-faktor di atas perlu
dengan
dicapai total
arti
teknik,
bentuk dan
kata
pengaturan
tempo, cepat lambatnya gerakan Pergerakan
sebuah
kata
nomor kata secara garis besar
berdasarkan pada embusen (garis
meliputi kondisi fisik, teknik, taktik
arah baku
dan mental.
kata) dan aplikasi teknik yang ada
Kime dalan Bermain Kata
pada sebuah kata.
Teknik bermain 54
menampilkan
kata
gerakan
dalam
akan
terlihat
pergerakan sebuah
3) Keindahan, dapat dicapai melalui peneguhan
diridalam
dua
hal,
yaitu:
physical
dari
dalam,
pemahaman tentang dari
arti
kata
is
1993:
merupakan
of
an
objective"
24).
Latihan
aktivitas
fisik
yang
mendalam
direncanakan, disusun dan dilakukan
historis-filosofis
berulang-ulang, dan bertujuan untuk
yang
Ekspresi
yaitu
maintenance
fitness
(Nieman,
a) Spirit
or
improvement
dimainkan.
wajah
pada
meningkatkan
memelihara
atau
saat
kebugaran jasmani
akan
tujuan yang diinginkan. Tujuan latihan
mempertegas hal itu dan aura
adalah menentukan apa yang hendak
akan terpancar keluar serta
dicapai. Pada awalnya tujuan latihan
terlihat
bersifat umum, seperti kondisi otot
memainkan
sesuai dengan
.~
bagi
yang
menyaksikan.
jantung-paru atau otot tubuh secara
b) Spirit dari luar, yaitu bahasa
menyeluruh, setelah itu tujuan latihan
tubuh yang mampu menarik
dibuat meningkat ke tingkat yang lebih
perhatian
khusus untuk mencapai prestasi yang
esensi
dalam mendukung teknik
gerak
hendak
yang
disampaikan
pemainnya.
Pergerakan
a.
Tujuan Latihan Fisik
dan
Tujuan
latihan
fisik
dalam
perputaran
pinggul
serta
keluwesan
tubuh
sa at
mengembangkan
memainkan
gerakan
kat a
biomotor dalam standar yang paling
merupakan hal yang utama.
olahraga
dapat
Menurut "training
Bompa
is
usually
(1993: defined
systematic
process
progressive
exercises,
of
2), as
a
repetitive, having
adalah
prestasi
kemampuan
tinggi atau secara fisiologi pemain
2. Latihan
i•··
tertinggi
the
mencapai
organisme mencapai
tujuan
dan
perbaikan
fungsinya
prestasi
untuk
olahraga
yang
maksimal. Menu rut Harre (1982: 1012), tujuan latihan secara rinci adalah
ultimate goal of improving athletic
untuk;
performance".
kepribadian, (2) kondisioning. dengan
didefinisikan
Latihan
sering
sebagai
proses
(1)
sa saran
mengembangkan
meningkatkan
utama
pengulangan yang sistematis, latihan
stamina, power dan kecepatan, (3)
yang
memiliki
meningkatkan teknik dan koordinasi
meningkatkan
gerak, (4) meningkatkan taktik serta
berkelanjutan,
tujuan
utama
untuk
serta
(5)
performa atlet. "Exercise is physical activity that
meningkatkan
(1)
purposive
perkembangan
the
sence
that
Menurut
Bompa (1994: 1-5) tujuan latihan yaitu:
is planned, structured, repetitive, and in
mental.
mencapai
dan fisik
memperluas secara 55
menyeluruh,
(2)
menjamin
dan
otak ke masing-masing serabut otot,
memperbaiki
perkembangan
fisik
rangsang
khusus yang
sebagai telah
suatu
kebutuhan
ditentukan
didalam
dalam
syaraf
yang
kontraksi yang
daerah
khusus
otak
dihasilkan dimulai dari
yang
disebut
olahraga, (3) menanamkan kualitas
selaput gerak. Motorneuron atas turun
kemauan
yang
dari otak dan berhubungan dengan
mempertahankan
motorneuron bawah membelah simpul
melalui
mencukupi,
(4)
latihan
keadaan kesehatan, (5) mencegah
spinal
cidera,
berakhir dalam sejumlah syaraf, pada
(6)
memberi
sejumlah
dalam
pengetahuan teoritis yang berkaitan
akhirnya
dengan
berhubungan
dasar-dasar
fisiologis,
psikologis latihan, perencanaan gizi
khusus.
dan regenerasi.
d.
b.
syaraf
pada
spinal
setiap
dengan
dan
syaraf
serabut
otot
Latihan Berbeban atau Weight Training
Prinsip-Prinsip Latihan Fisik mencapai
Latihan berbeban atau weight
hasil yang optimal dan sesuai tujuan
training adalah suatu bentuk latihan
latihan jika berpedoman pada prinsip-
menggunakan beban luar atau tidak
prinsip latihan yang benar. Banyak
hanya
pendapat
sendiri
Latihan
fisik
para
akan
pakar
yang
menggunakan sebagai
badannya
beban,
biasanya
prinsip-
menggunakan gym machine ataupun
prinsip latihan fisik. Pyke (1991:115-
free weight. Latihan berbeban atau
121)
weight training pada
mendeskripsikan
tentang
mengemukakan
mengenai
yang
harus
dititikberatkan
pada
penelitian ini peningkatan
·~
prinsip-prinsip
'
diperhatikan dalam melakukan latihan
power (kime) atlet karate sehingga
adalah sebagai berikut
mengunakan metode circuit training.
(1) prinsip
beban berlebih, (2) prinsip pemulihan,
Menurut
(3) prinsip kembali asal (reversibility),
161) latihan sirkuit atau circuit training
(4) prinsip kekhususan dan (5) prinsip
adalah suatu program latihan terdiri
individualitas.
dari beberapa stasiun dan di setiap
c.
stasiun seorang atlet melakukan jenis
Mekanisme Kontraksi Otot
Sajoto
(1988:
kontraksi
latihan yang telah ditentukan. Latihan
otot rangka secara singkat dijelaskan
dikatakan selesai jika semua stasiun
oleh Pate, et al (1993:226-227) yaitu
telah
bahwa
dosis yang telah ditetapkan.
Uraian
mekanisme
serabut
otot
rangka
dirangsang untuk berkontraksi oleh
56
Mochamad
diselesaikan
Fungsi
dan
sesuai
dengan
perkenaan
otot
sel-sel syaraf khusus yang disebut
dalam tubuh dari alat weight training
motomeuron. Motorneuron ini bekerja
yang digunakan menurut Danardono
untuk mengirim rangsang listrik dari
(2006 8) adalah:
1) Chest
Press
berfungsi
sekelompok
dalam
satu
kali
melatih otot pectoralis mayor
kontraksi maksimal (Sharkey, 2003:
dan minor.
42).
Kekuatan
otot
merupakan
2) Abdominal Machine berfungsi
komponen yang sangat penting untuk
melatih otot upper dan lower
melakukan gerakan yang ekplosive
abdominal.
(cepat, kuat dan meledak).
3) Leg Press berfungsi melatih
quadriceps
otot
a.
dan
Macam-Macam Kekuatan Dalam
hamstring. e.
otot
kekuatan
Latihan Plyometric
bidang dapat
olahraga,
dikategorikan
menjadi beberapa tipe.
Seperti
':j
;,
Bompa (1993: 161) "The action
~
involved in a plyometrics type of
(1994:23-25),
exercise relies mechanically on the
kekuatan menjadi 8 (delapan) tipe
stretch reflex wich is found in the belly
yaitu: "Kekuatan umum, kekuatan
of the individual muscle".
Aktifitas
khusus, kekuatan maksimal, daya
plyometric
tahan otot, daya ledak, kekuatan
menggunakan
absolute, kekuatan relative dan
.l
j
yang
termasuk
adalah
latihan
dalam yang
yang dikemukakan oleh Bompa
mekanisme kontraksi dan peregangan otot pada badannya sendiri. Latihan ini
dapat
dilakukan
dengan
cara
lompat-loncat, gerak bolak-balik atau i E
\
memantul dan bola medichine.
Faktor-Faktor
Menurut
kecilnya
3) Side Jump berfungsi melatih otot
hamstring dan quadriceps.
fisik
oleh:
fibril
"(1) otot
besar (proses
hipertropi) dan juga banyaknya
melawan beban (makin banyak main kuat),
(2) bentuk rangka
tubuh, makin besar rangka tubuh makin baik, (3) Umur juga ikut menentukan, yang terlalu muda
3. Kekuatan Otot Tungkai
komponen
seseorang
fibril otot yang ikut serta dalam
melatih otot lower abdominal.
adalah
Sudjarwo
kekuatan
latihan plyometric diatas adalah:
Kekuatan
yang
Mempengaruhi Kekuatan
dipengaruhi
2) Jack Knife/Body Curl berfungsi
_.1
b.
Perkenaan otot dalam tubuh dari
pectoralis mayor dan tricep.
membagi
kekuatan cadangan".
(1995:26)
1) Push-Up berfungsi melatih otot
yang
kemampuan
seseorang
dalam
atau tua akan berkurang, dan (4) pengaruh
psikis
maupun
beban
potongan melintang fibril otot dan
bekerja
(Sharkey,
luar".
dalam
menggunakan otot untuk menerima sewaktu
dari
dari
Besarnya
secara
banyaknya fibril otot merupakan
mekanis didefinisikan sebagai gaya
faktor utama yang mempengaruhi
(force) yang dihasilkan oleh otot atau
kekuatan
2003:
42).
Kekuatan
otot
otot
Semakin
besar
57
ukuran
fibrilnya
dan
semakin
hampir semua cabang olahraga,
ban yak
fibrilnya,
otot
terse but
terutama
semakin
besar
kemampuannya
semakin
dan gerakan-gerakan lain yang
pun
melibatkan kerja otot tungkai_
d.
tiga
otot
penggerak
Peranan
Kime
otot
Bermain Kata.
penggerak
terdiri
dari
Karate
dalam
otot
tungkai
Kekuatan
penggerak
paha:
Otot
memiliki
peranan
penting
hampir
yang
sang at
pad a
semua
~
iliopsoae,
femoris,
rectus
gluteus
maximus,
medius,
gluteus
minim us,
fascilatae,
piriformis,
tensor
longus,
gluteus
tungkai yang
mempunyai sangat
terhadap
sebuah
prestasi.
tercapainya
adductor
magnus,
Kekuatan
otot
olahraga
karate
2) Otot penggerak kaki bawah:
tungkai
modal dasar bagi seorang atlet karate
dalam upaya
vast us
kime
dalam
vast us
dalam
merupakan
rectus femoris, vastus latera/is, medialis,
kontribusi
besar
adductor
gracilis.
mencapai
bermain
kata.
bicep
Kekuatan otot tungkai digunakan
femoris, semitendinisus, semi
atlet kata untuk melakukan kuda-
membranosus.
kuda
intermedius, -.,_.,
cabang olahraga. Kekuatan otot
brevis,
adductor
sartorius,
yang
kokoh,
pergerakan
~
3) Otot penggerak telapak kaki i
tibialis
l'
gastrocnemius,
.~
~
Atlet
tungkai, dimana masing-masing
1) Otot
,.._...,
Kekuatan
Tungkai terhadap Peningkatan
beberapa otot, yaitu : -
lari,
melompat, meloncat, menendang
Otot Tungkai Ada
gerakan
sehingga
bertambah_
c.
untuk
l
anterios,
peroneus
~
brevis,
soleus,
longus, tibialis
cepat
mendadak
dan
berhenti
dengan
mempertahankan
tetap
bentuk teknik
peroneus
dasar (kihon) agar tidak goyah.
posterior,
Kekuatan
otot
Berdasarkan uraian di atas,
tungkai
untuk
digunakan
peroneus tertius
maju-mundur
juga
melangkah
dengan
cepat
dapat didefinisikan bahwa power
disertai dengan perubahan arah
otot tungkai adalah kemampuan
atau
otot atau sekelompok otot tungkai
putaran/rotasi
untuk
atau
cepat dari posisi pinggul serong
waktu
(hanm!) ke posisi lurus (frontaf)
sesingkat-singkatnya
atau sebaliknya tergantung pada
melakukan
melawan yang
beban
kerja dalam
Power otot tungkai 58
yang
dibutuhkan
untuk
melakukan pinggul
teknik yang di atasnya.
dengan
D. Hasil Penelitian Deskipsi Data
1.
Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Peningkatan Kime Atlet Karate dalam Bermain Kata Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Program Latihan dan Tingkat Kekuatan Otot Tungkai
Tingkat Perlakuan
Kekuatan
Statistik
Otot Tungkai
I
Tinggi
)
i
1 ~
·'
Hasil
Hasil
Tes
Tes
Awal
Akhir
Peningkatan
Jumlah
1091
1533
442
Rerata
218,200
306,600
88,400
SD
3,868
3,980
1,625
Jumlah
1017
1449
432
Rerata
203,400
289,800
86,400
10,800
10,609
1,020
998
1444
446
199,600
288,800
89,200
3,611
3,429
1,166
Jumlah
1074
1491
417
Rerata
214,800
298,200
83,400
6,940
6,145
1,020
' Jumlah
1055
1489
434
Rerata
211,000
297,800
86,800
15,710
15,484
1,166
Jumlah
961
1398
437
Rerata
192,200
279,600
87,400
3,774
2,417
"
Program !
i 1
.
Lat1han
Sedang
----------
Berbeban
SD Jumlah Rendah
Rerata SD
I I
.f 1 l
.1
Tinggi I
SD
. -~
"Jj
Program Latihan
.·
Sedang
Plyometric
SD
Rendah
SD
5,0751
1
,_;
..,.
i
'
j
- ·!
59
2.
Pengujian Hipotesis Tabel 2. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor
.:._·
Sumber dk
Variasi
JK
RJK
Fo
Ft
Rata-rata Perlakuan
1
226722,13
226722,13
A
1
34,13
34,13
12,34*
4,17
B
2
30,47
15,23
5,51 *
3,32
AB
2
36,87
18,43
6,66*
3,32
Kekeliruan
24
66,40
2,77
Total
30
226890,00
Keterangan:
.,,
JK
: Jumlah kuadrat
dk
: Derajat kebebasan
RK : Rata-rata jumlah kuadrat Fa
: Harga F observasi
Ft
: Harga F tabel pada a= 0.05
A
: Kelompok program latihan
B
: Kelompok atlet berdasarkan klasifikasi kekuatan otot tungkai
AB : lnteraksi antara kelompok program latihan dengan kekuatan otot tungkai : Tanda signifikan pada a = 0.05.
*
E.
Simpulan
2
Berdasarkan hasil penelitian dan
Ada perbedaan peningkatan kime atlet
karate
dalam
bermain
kata
hasil analisis data yang telah dilakukan,
antara atlet yang memiliki kekuatan
dapat
otot tungkai tinggi, kekuatan otot
diperoleh
kesimpulan
sebagai
berikut: 1.
Ada
tungkai sedang, dan kekuatan otot perbedaan
program
.!
p/yometric
j
berbeban
terhadap
antara dan
tungkai rendah. Peningkatan kime atlet
karate
dalam
bermain
kata
peningkatan
pada atlet yang memiliki kekuatan
kime atlet karate dalam bermain
otot tungkai tinggi lebih baik dari
kata
pada atlet yang memiliki kekuatan
Pengaruh
berbeban program
60
latihan
pengaruh
lebih
program baik
dari
latihan pada
latihan plyometric dalam
otot
tungkai
memiliki
sedang,
kekuatan
atlet
otot
yang
tungkai
peningkatan kime atlet karate dalam
sedang lebih baik dari pada atlet
bermain kata.
yang memiliki kekuatan otot tungkai
rendah sebelum diberikan program latihan. 3.
Guyton, Arthur C. 1993. Human Physiology
Terdapat interaksi antara program
and
latihan dan kekuatan otot tungkai
Philadephia:
terhadap
Company.
peningkatan
kime
atlet
Mechanise
of
WB.
Disease. Saunders
karate dalam bermain kata. a.
j ..
' b.
kekuatan
Harre, Dietrich. 1982. Principles of Sport
otot tungkai tinggi lebih cocok
Training Introduction to The Theory and
jika diberikan program latihan
Methods
berbeban.
Verlaag.
Atlet yang
Atlet yang
memiliki
memiliki
Berlin:
Sport
kekuatan
otot tungkai sedang lebih cocok
c.
of Training.
http:/lwww Pbforki. Org!PBFORKI-13-153-
jika diberikan program latihan
19122007.pdf.
plyometric.
Download tanggal 10 November 2009.
Atlet yang
memiliki
kekuatan
otot tungkai rendah lebih cocok
Mansur.
2007.
Buku Pedoman Pe/atihan
jika diberikan program latihan
Bo/avoli Nasional. Yogyakarta: Fakultas
berbeban.
llmu Keolahragaan. Universitas Negeri Yogyakarta.
DAFT AR PUST AKA
Mochamad Sajoto 1988 Pembinaan Kondisi Bompa, Tudor 0. 1993. Power Training For
Fisik
dalam
Sport. Toronto, Ontario Canada: Gineta
Departemen
Stoenescu. York University
Kebudayaan Pendidikan
1994.
"
Theory
and
Methodology of Training (Terjemahan). Bandung:
Program
0/ahraga.
Jakarta
Pendidikan Direktorat Tinggi
dan Jenderal Obyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Pascasarjana
Universitas Pajajaran.
1995. Peningkatan dan Pembinaan
Danardono. 2006. Materi Pelatihan lnstruktur
Kondisi
Fisik
Dalam
Olahraga. Semarang: Dahara Prize.
Fitness Tingkat Dasar Angkatan VII. Yogyakarta: Klinik Kebugaran Fakultas
Mach Saleh 1983. Bela diri 11 Departemen
llmu Keolahragaan. Universitas Negeri
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
Yogyakarta.
Cv Gembira.
Fox, E L., 1984. Sport The Physiology.
2nd
edition. Tokyo: Holt-Saunders. 61
Nieman,
D.
C.
1993. Fitness and Your
Pato
Health.
Alto,
California:
Bull
Publising Company.
Pate, Russell R.; Me Clenaghan, Bruce dan Rotella, Robert. 1993. Oasar-dasar 1/miahKepelatihan. Edisi terjemahan
oleh
Kasiyo
Semarang:
IKIP
Semarang Press.
Pyke, F.S. 1991. Toward Better Coaching The Art and Science of Coaching.
Canbera,
Australia:
Government
Publishing Service
Radcliffe,
J.C.,
Farentinos,
R.
C.
1985.
Plyometrics. lllionis: Human kinetics
Publiser. Inc.
,.
Sa beth
Muchsin.
1980
Karate Terbaik.
Jakarta: PT lndra. ;~
;
l".
Sharkey,
Brian J Kesehatan
j
.~ ~
2003.
Kebugaran dan
(Terjemahan).
Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada :·iS'~
~~ "ll '~; ~
Sudjarwo.
>'" ~
1995.
1/mu
Kepelatihan
I.
Surakarta: Sebelas Maret University Press.
--'):
Suharno HP 1986. Kepelatihan olahraga Yogyakarta. FPOK.
World Karate Federation. (2004). Rule of Competition. PB. FORK!
62