Emil Elestianto Dardak, PhD Regent of Trenggalek, East Java International Conference for Planning in the Era of Uncertainty Brawijaya University, 7 March 2017
Background The world is getting increasingly urbanized Urbanization may involve rural urban migration or new urban development Domestic economic resilience is hindered by lack of connectivity & regional development disparity Small town or intermediary cities play an important role in rural-urban linkage or continuum Important aspect committed at Habitat-3 in Quito
Domestic Economic Resilience
New Rural Paradigm Emergence of Small Towns & Infrastructure Requirements
Trenggalek sebagai Representasi Daerah di Indonesia • Dominasi
Kehidupan Agraris &
Pedesaan – Kontribusi sektor pertambangan & pertanian primer terhadap PDRB mencapai hampir 40%
• Tingkat
Kemiskinan yang Relatif
Tinggi – Walaupun kemiskinan dicatat 13%, pada kenyataannya 270rb dari 800rb penduduk dinyatakan layak mendapat bantuan masyarakat miskin
• Terbatasnya
Kemampuan Sektor Primer menopang Ekonomi – Jika tergantung penuh kepada sektor primer, UMR per KK tidak tercapai, pengangguran 4,7% (melipat ganda sejak 5 tahun lalu)
• Cakupan Rendah
Infrastruktur Dasar yang
Paradigma Baru bagi Indonesia Konektivitas Domestik & Daya Saing Logistik
Poros Maritim Dunia –
Leadership Samudera Hindia Revolusi
Information Age
Posisi Daerah sebagai Pusat Ekonomi Baru
Global Context Environmental Sustainability (The New Rural Paradigm)
Information Age (The World is Flat)
National Context Domestic Economic Resilience
Local Context
Agricultural Excellence Improved Livelihood Vertical Integration within CommodityRich Countries
Urbanization Shortfalls
Affluent Society
Middle Income Trap
Info Tech
Local Autonomy
Talent Retention
Rationale for Regional Focus
Infrastruktur Daerah • Infrastruktur merupakan prasyarat terwujudnya daya saing daerah dan sebagai pilar dari kekokohan ekonomi domestik Indonesia • Infrastruktur daerah dapat dibagi kedalam kategori: – Infrastruktur dasar perekonomian Kabupaten: • Irigasi, jalan ke pusat produksi Sumber Daya Alam, pelabuhan perikanan
– Infrastruktur perkotaan di Kabupaten: • Infrastruktur yang mewujudkan pusat ekonomi yang produktif untuk melayani hilirisasi ekonomi di tingkat daerah
– Infrastruktur antar wilayah • Infrastruktur yang menghubungkan Kabupaten dengan wilayah lain, seperti pelabuhan, bandara, jalan lintas kabupaten dan lintas provinsi
– Infrastruktur peningkatan produktivitas • Teknologi informasi (e-government)
– Infrastruktur kawasan: • Infrastruktur yang mewujudkan fungsi spesifik kawasan, seperti infrastruktur kawasan industri, infrastruktur kawasan pariwisata
• Tantangan utama: – Pembiayaan – Keahlian teknis & pengelolaan risiko
Intermediate Cities • Keberadaan kota didalam wilayah Kabupaten merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan daya saing & diversifikasi lapangan kerja, serta meningkatkan liveability wilayah kabupaten • Agropolitan township Sinergisitas rantai nilai (value chain) pertanian dan sistem distribusi barang dan jasa (urban amenities) • Hirarki kota rural town – kota kecil – kota menengah – kota besar – metropolitan
KONSEP SEGITIGA PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN TRENGGALEK Pusat Kota (Kec. Trenggalek)
Kota Perdagangan Baru (Kec. Panggul)
Kota Maritim Baru Prigi (Kec. Watulimo)
SAMUDERA INDONESIA
PRIGI, Embrio Kota Baru Jalan Tol
DALAM STRUKTUR RUANG PROVINSI JAWA TIMUR
Jalan Nasional Jalan Provinsi PKN PKW
TUBAN
BANGKALAN
SUMENEP
PAMEKASAN GRESIK
BOJONEGORO
Pelabuhan Utama (PU) Pelabuhan Pengumpul (PP) Bandara Pengumpul Primer (PP)
SURABAYA
Bandara Pengumpan (P)
JOMBANG
Bandara Militer PASURUAN
MADIUN KEDIRI
PACITAN TRENGGALEK
PROBOLINGGO BLITAR
MALANG BANYUWANGI JEMBER
PRIGI Potensi Pengembangan Kws Prigi: 1. Potensi hinterland dan pengembangan maritim 2. Prigi sebagai embrio kota baru (jumlah penduduk mendekati 50.000 jiwa) 3. Perikanan 4. Wisata alam/bahari
Jaringan Jalan: Kepmen PUPR No. 290/KPTS/M/2015 Pelabuhan: KepmenHub No. KP414/2013 7 Bandara: PermenHub No PM 69/2013
PARIWISATA
ke Kota Trenggalek 44km
Effective use : 5 km • Pantai Pasir Putih & Simbaronce (panjang: 1 km, luas: 4 ha) • Pantai Prigi (panjang: 2 km, luas: 5 ha)
Pelabuhan Perikanan
Pantai Prigi
Pantai Pasir Putih
• Pantai Damas (panjang: 2 km, luas: 5.5 ha) • Ecowisata mangrove Cengkrong
PERIKANAN Pantai Cengkrong
ke Kec, Munjungan 26 km
Pelabuhan Laut
ke Tulungagung (rencana JLS)
• Rencana kenaikan status Pelabuhan Nusantara menjadi Pelabuhan Samudera • Kegiatan industri: Pabrik tepung ikan, Pemindangan Ikan Bengkorok, pabrik es
PELABUHAN LAUT • Belum terbangun
Pantai Damas
Panjang garis pantai +
15.2 km T
SEBARAN FASILITAS UTAMA Kawasan Prigi
Area Pariwisata
Jalan Kolektor
Area Perikanan
Jalan Lokal
Area Pelabuhan Niaga
Rencana JLS
Kws Rawan Tsunami
Boulevard
14
Challenges & Innovation Favorable Factors • Technological Innovation • Increased commercial experience & expertise • Improved ability to pay
Challenges • Political process complexity • Land acquisition • Legacy of lower tariff due to lower historical capex • Cost of human resources
Over time, infrastructure development faces both challenges and favorable factors Innovation increases the favorable factors, including technological, commercial scheme & financial engineering Key Influencers: Public Sector Policy Stakeholder Support Knowledge Accumulation
Context of Small Towns Aspects
Issues
Innovation
Financing
Ability to Pay & Risk Appetite
Public Sector Leverage
Technology
Economies of scale
Small Scale Solutions
Environment
Preserving Nature
Resource efficiency
Social Protection & Essential Public Services for All Scale Up Efforts to end Hunger & Malnutrition New Forum to bridge infrastructure gap
Addis Ababa Action Agenda
Inclusive & Sustainable Industrialization Protecting our ecosystems Productive employment, decent work for all & promoting SMEs
Promoting peaceful & inclusive societies
Domestic Public Resources
Domestic & International Private Business & Finance
International Development Cooperation
International Trade as Engine for Development
Debt and Debt Sustainability
Addressing Systemic Issues
Framework for Local Government Actions Nurturing Local Economy Facilitate Economic Activities
HR Development
Public Service (Operations)
Local Govt Pressence Pillars
Physical Infrastructure (Construction)
Facilitate Service Functions
Good Governance
Agile & Responsive
Togetherness
External Synergy
Systematic
Moving the Gears
Central Govt. Funds Transfer
Private Sector Participation
Greater Constituency Pressure Limited Alternative Financing
High Impact Spending
Public Private Partnership
Joint CentralLocal Govt Long Term Financing
Govt. Guarantee
Anchor Investment
Inclusive Development
A TERRITORIAL APPROACH TO DEVELOPMENT •
Indonesia applies bottom up annual & medium term national development planning from the frontline public administration (village level)
•
Challenge remains in ensuring bottom up plan synergizes with national agenda & strategy strategic fit vs isolated plans
•
Inter-regional synergy National Devt Plan Assembly Provincial Devt Plan Assembly Municipality/Regency Devt Plan Assembly Sub-District Devt Plan Assembly
Village Devt Plan Assembly
Ensuring strategic fit through “facilitated national development planning assembly”
ENABLING ENVIRONMENT & MULTILEVEL GOVERNANCE Financial resources remain centrally dominated The approach is authority division instead of multilevel collaboration Trenggalek modified its planning assembly to include post-draft FGDs focused on 3 aspects each attended by local experts/stakeholders: 1) public services; 2) physical development; and 3) culture & social affairs
Competence Accessing external experts is more costly at local government level (economies of scale)
Financial Resources Emphasis has been on separated rather than integrated financing approach propose central govt. projects on annual basis not long-term joint finance VAT & income taxes (corporate & individual) are paid to national government
Authority New Autonomy Law recentralizes some affairs (mining, high school, maritime, land transport) Division of authority by asset ownership (central govt road, provincial road), etc challenge for local govt. leaders Key permits remain held by local government agencies
ROLE OF REGIONS & TERRITORIES IN SUSTAINABLE DEVELOPMENT
Harnessing private sector expertise for smallholders
Risk threshold for smallholders
National facilitation areas
The Ugly Truth of Commercial World
Commercial world competition often dominated by large capital owners capable of absorbing greater risks & adopting predatory pricing strategies & supply chain domination National facilitation is necessary to build “critical mass”
EAST JAVA SOUTHERN CORRIDOR ECONOMIC POTENTIAL
Forestry
• Optimalisasi kegiatan ekonomi berbasis masyarakat & industri bernilai tambah • Penataan kawasan demi ketahanan bencana & kelestarian ekologis
Maritim
• Ketersediaan suplai energi di pesisir selatan (BBM, listrik, gas) • Transportasi perintis jalur selatan, industri perikanan tangkap & budidaya laut
Tourism
• Wisata alam pesisir (pantai, gunung, gua) eksotis terkoneksi jalur lintas selatan (beachfront road) di koridor Yogya-Malang • Keterkaitan dengan sektor ekonomi kreatif
STRATEGIC CONTEXT
Potensi jalur perdagangan selatan (Indian Ocean) bagi Indonesia & potensi selat Lombok
Indonesia sebagai pemimpin Indian Ocean Rim Association (IORA) 2015-2017
Rising threat from Kra Canal development plan with strong backing from China & the shortcomings of crowded narrow Malacca Straits
URGENSI PENGEMBANGAN KORIDOR MARITIM DI PESISIR SELATAN NUSANTARA
REALIZING NAWACITA
Northern East Java Pacific Ocean oriented, +70% economy Southern East Java Indian Ocean oriented, +30% economy
ABSENCE OF STRATEGIC INFRASTRUCTURE IN EAST JAVA SOUTHERN COAST Lack of Freight Port as Key Outlet for Indian Ocean trade Lack of airport in the southern coast of East Java particularly on the Southwest South-south road connectivity not yet achieved Lack of fishery port expansion for a significant period of time
YOGYA-PRIGI-BLITAR-MALANG STRATEGIC DEVELOPMENT ZONE
South coast of East Java has been designated as a Strategic Development Zone New growth centers will be developed in the south coast including Pacitan, Panggul and Prigi port city From maritime perspective is the Indian Ocean, and from the resource perspective is coastal tourism and agriculture
REGIONAL STRATEGIC INFRASTRUCTURE
Kawasan Strategis Selingkar Wilis
Jalan Lintas Selatan Menghubungkan YogyaMalang melalui lintas pantai selatan.
Jalan Tol Kertosono-Kediri & Jalan Tol MalangPandaan
Bandara
Pelabuhan Ikan Prigi
Pelabuhan Niaga Prigi
Pelabuhan Nusantara dengan potensi puluhan ribu ton per tahun
Teluk dengan kedalaman +24m, pelabuhan antar pula pesisir selatan
Salah satu lokasi potensial bandara eks karesidenan Madiun & Kediri, selain ini ada di Blitar, Kediri, Pacitan & Magetan
Ngrayun Pule
Suruh
Panggul Sudimoro
Dongko
Selingkar Wilis Infrastructure Development Strategy Ke Solo
Ke Surabaya
Pemantapan Jalan Radial melalui APBD & DAK Fisik Kabupaten Pengembangan & Pemantapan Jalan Lingkar Dalam melalui APBD & DAK Fisik Propinsi
Ke JLS YogyaMalang via Panggul Potensi Konektor Jln Potensi Konektor Jln Nasional-JLS (Jln Provinsi Nasional-JLS (Jln Provinsi Kampak-Munjungan) Ponorogo-Panggul)
Pemantapan Jalan Lingkar Luar melalui APBN Ke Malang
Ke JLS Yogya-Malang via Prigi (calon pelabuhan barang) & calon bandara Tl.Agung
EAST JAVA SOUTHERN TOURISM POTENTIAL Potential Special Economic Zone in Prigi Bay
Pantai Klayar, Donorojo, Pacitan
Pantai Teleng Ria, Pacitan Kota, Pacitan
Pantai Kali Uluh, Kebonagung, Pacitan
Pantai Soge, Ngadirojo, Pacitan
Pantai Kunir, Sudimoro, Pacitan
Air Terjun Sunggah, Ngrayun, Ponorogo
Watu Semaur, Ngrayun, Ponorogo
Pantai Pelang, Panggul, Trenggalek
Jurug Waru, Dongko, Trenggalek
Pantai Blado, Munjungan,
Gua Lowo, Watulimo, Trenggalek
Cengkrong Mangrove, Watulimo, Trenggalek
Pantai Kr.Gongso , Watulimo, Trenggalek
Sepikul Climb, Watulimo, Trenggalek
Bukit Banyon, Gandusari, Trenggalek
Kedung Tumpang, Pc.Laban, Tl.Agung
Pantai Popoh, Besuki, Tulungagung
Gondo Mayit, Wonotirto, Blitar
Pantai Jolosutro, Wates, Blitar
Nature Tourism in Southern Coast Pantai Sanggar, Tg,Gunung, Tl.agung
Telaga Buret, CampurDarat, Tl.Agung
Pantai Tambakrejo, Wonotirto, Blitar
Pacitan-PonorogoTrenggalek-Tl.Agung-Blitar Koridor sepanjang +200km dari Pantai Klayar hingga Pantai Jolosutro. Melalui jalur lintas selatan dengan view Samudera Hindia. Diapit kota eksotik Yogyakarta & Malang.
PHASE FOR SOUTH MARITIME AXIS DEVELOPMENT
International Sea Traffic Development Lombok Strait Sea Traffic Development Domestic south-south connectivity • Phase 1 • Teluk Bayur – Cilacap – Prigi • Prigi – Benoa - Lembar • Phase 2: • Tol Laut Teluk Bayur – Cilacap-Prigi-Benoa-Lembar • Extending route to Merauke
• Extending route to Sulawesi & Kalimantan (Prigi-BenoaLembar-Palu)
• Strategic trade route development dengan India, Bangladesh (Chittagong port) & Myanmar • Bypass crowded Malacca Straits
Strategic intergovernmental coordination for identifying trading opportunities to generate traffic
PARU-PARU NUSANTARA
Mayoritas hutan di Jawa berada di kawasan selatan
Kemiskinan tingkatkan kerawanan terhadap bencana lingkungan hidup
Disaster Susceptibility
Classification
SURVEI POTENSI GERAKAN TANAH Survei Lapangan LS-03, 04, 05, 06 Ruas Trenggalek-Ponorogo
Lokasi LS-04
Strategi Penanganan Longsor Ruas Tglk-Pnrg
Hulu
Tebing Jalan
• Tata Drainase (Hidrogeologi) • Tata Guna Lahan (Alih Tanaman)
• Tata Drainase (Hidrogeologi) • Stabilisasi Lereng (Material Lepas/Rekayasa Tebing)
• Tata Drainase (Sub-Drain) • Penanganan Sub-Base & Penguatan Penyangga Tebing Bawah (Bor Tanah Batuan Bawah)
Pemkab Trenggalek & Pemprov Jatim
BBPJN & Pemprov Jatim
BBPJN
Disaster Risk Mitigation Integration INTEGRASI
RTRW
Tata guna lahan
RPJMD
Pusat pertumbuhan
Alokasi fiskal
Strategi ekonomi
Implementation Plan
• Hilirisasi • Jasa & perdagangan
Struktur Ekonomi
Struktur Ruang • Pusat pertumbuhan • Infrastruktur
• Kebijakan Fiskal • Peran Masyarakat
Strategi Pembangunan
Penataan Streetscape di kawasan utama untuk mendorong perdagangan
Program Unggulan
Signboard di junction pusat kota sebagai daya tarik pengunjung
Penataan streetscape Revitalisasi kawasan tugu nelayan Pembenahan gerai-gerai
Pengembangan Pasar Rakyat Kota Trenggalek
Pengembangan bertahap dimulai dari perempatan landmark kota Trenggalek yang akan di-beautify melalui CSR BUMD Provinsi & dana Pemkab.
Profil Pasar Wisata Rakyat Prigi • • • • •
Prigi merupakan kawasan pariwisata unggulan di Trenggalek Pusat pariwisata Prigi akan dikembangkan intensif di tahun 2017 Pasar Wisata Rakyat akan membuka peluang bagi UKM dengan niche product yaitu produk perikanan & kerajinan Prigi Posisi diapit pantai wisata, landmark tugu nelayan, hotel Prigi & pelabuhan perikanan nusantara Bisa mengikuti konsep pasar ikan modern di Tsukiji
Amanat Rakyat Trenggalek • Turut memajukan perekonomian Trenggalek di sektor non pertanian (pariwisata, jasa & perdagangan) • Strategi RPJMD: Mewujudkan Kota Baru Maritim Prigi • Hal-hal yang perlu diperhatikan: – Mengembangkan pusat kota Prigi sebagai daya tarik pariwisata & pengungkit sektor jasa perdagangan – Mengoptimalkan lahan Pemerintah – Menciptakan identitas kota Prigi yang berkarakter & khas – Menciptakan roda perekonomian yang handal di pusat kota Prigi
Tanah Negara – Pemerintah Kabupaten Trenggalek di wilayah bibir pantai Prigi
Trenggalek Java’s Southern Paradise
PELANG BEACH DEVELOPMENT PLAN
Main Park
Riverside Walk
Ocean Amphitheatre
Sea Cliff Cottages & Restaurants
Prigi Fish Market • Pengembangan pasar ikan modern di wilayah PPN Prigi • Konjen Jepang sudah mengunjungi Prigi & terkesan dengan potensi wisata & fresh seafood • Area pelelangan ikan, retail ikan, restoran, serta produk ikan olahan