SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
SKRINING SENYAWA SITOTOKSIK DARI EKSTRAK DAUN, BUNGA, BUAH, BATANG DAN AKAR PADA TUMBUHAN SENDUDUK (Melastoma malabathricum.L) TERHADAP LARVA Artemia salina Leach dengan METODE BRINE SHRIMP LETHALITY BIOASSAY Ema Ratna Sari, Arsa Nova, Lita Sahitri Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi Palembang Email :
[email protected] ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang Skrining Senyawa Sitotoksik Dari Ekstrak Daun, Bunga, Buah, Batang dan Akar pada Tumbuhan Senduduk (Melastoma Malabathricum.L) terhadap Larva Artemia Salina Leach ) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Bioassay. Dari pemeriksaan uji pendahuluan fitokimia yang telah dilakukan, daun senduduk mengandung senyawa flavonoid, tanin dan saponin. pada bunga terdapat flavonoid. Pada buah terdapat Flavonoid dan saponin. Pada batang dan akar terdapat senyawa steroid dan terpenoid. Dari 200 gram daun, bunga, buah, batang dan akar tumbuhan senduduk segar diperoleh ekstrak kental etanol dan rendemen berturut-turut sebesar 17,62 gram (8,81% b/b); 13,69 gram (6,845% b/b); 13,66 gram ( 6,83% b/b); 8,11 gram (4,05% b/b) dan 7,27 gram (3,63% b/b). Dari uji sitotoksik yang telah dilakukan terhadap 5 sampel, ekstrak yang memiliki toksisitas terbesar terdapat di bagian buah tumbuhan senduduk (Melastoma malabathricum L) dengan nilai LC50 89,947 ppm. Kandungan senyawa kimia yang diduga memiliki aktivitas antioksidan pada ekstrak buah ini adalah senyawa flavonoid, yang pada uji fitokimia menunjukkan warna merah dengan Sianidin Test. Kata Kunci : Tumbuhan Senduduk (Melastoma malabathricum. L), Shrimp Lethality Bioassay
Uji Sitotoksik,
Brine
ABSTRACT Research has been done on cytotoxic compound screening extract of leaf, flower, fruit, stem and roots in Senduduk (Melastoma malabathricum.L) against larvae of Artemia Salina Leach) by using Brine Shrimp Lethality Bioassay Method. Phytochemical preliminary test showed that Senduduk leaf contained flavonoids, tannins and saponins, flower contained flavonoids, fruit contained flavonoids and saponins, stem and root contained steroidal compounds and terpenoids. Of the 200 grams of leaves, flowers, fruits, stems and roots of plants we obtained fresh senduduk condensed ethanol extract respectively 17.62 grams (8.81% w/w); 13.69 grams (6.845% w/w); 13.66 grams (6.83% w/w); 8.11 grams (4.05% w/w) and 7.27 grams (3.63% w/w). From the cytotoxic test conducted on five samples, it seems that greatest toxicity was showed by fruit extract with a value of LC50 was 89.947 ppm. The content of the chemical that is thought to have antioxidant activity in fruit extracts are flavonoids, which in phytochemical test showed a red color in Sianidin Test. Keywords : Plant Senduduk (Melastoma malabathricum. L), Lethality Bioassay
PENDAHULUAN Uji sitotoksik adalah suatu pengujian yang di lakukan untuk mengetahui tingkat keamanan zat yang akan di uji. Adapun sumber dari zat toksik dapat berasal dari bahan alam maupun sintesis. Sitotoksik di ukur dengan mengamati kematian pada hewan ISSN : 2087-5045
Cytotoxic test,
Brine Shrimp
percobaan. Kematian hewan coba dianggap sebagai respon dengan menggunakan kematian sebagai jawaban, toksik adalah titik awal untuk mempelajari toksisitas (Revi, 2012). Salah satu tumbuhan yang berkhasiat obat, dikenal dan digunakan oleh masyarakat adalah tumbuhan senduduk (Melastoma malabathricum L) dari suku Melastomataceae. 66
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
Tumbuhan ini mempunyai khasiat sebagai pereda demam (antipiretik), penghilang nyeri (analgesik), peluruh urin (diuretik), mengobati keputihan (leukorea), menghilangkan pembengkakan, darah haid yang berlebihan, dan mengobati luka bakar atau luka berdarah, radang dinding pembuluh darah disertai pembekuan darah didalam salurannya (Dalimartha, 2000). Tumbuhan senduduk juga berfungsi sebagai anti bakteri, anti oksidan, anti inflamasi, anti kanker, anti hepatoksik, anti diabetes dan anti septik yang berfungsi membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Sebagai astringen yang dapat menyebabkan penutupan pori-pori kulit, memperkeras kulit, menghentikan eksudat dan pendarahan yang ringan (Anief, 1997).
(a)
(b)
(c)
(d)
senduduk digunakan untuk mengobati penyakit sariawan, bisul, diare, keracunan singkong juga dapat mengobati bisa ulat bulu, mengobati keputihan pada wanita, mengobati luka bakar dan luka berdarah. Bunga senduduk digunakan untuk mengobati sakit perut karena gangguan lambung, buah senduduk digunakan untuk mengobati pendarahan rahim, sedangkan batang dan akar untuk mengobati penyakit bisul, sakit gigi, obat penenang dan cacingan pada anak (Robinson, 1995). Beberapa penelitian dari tumbuhan senduduk adalah daun senduduk memiliki kandungan senyawa golongan tanin yang memiliki aktivitas antibakteri mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik, yang dapat mengerutkan membran sel sehingga mengganggu pertumbuhan sel. Akibat terganggunya pertumbuhan, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati. Efek antibakteri tanin antara lain melalui reaksi dengan membran sel, inaktivasi fungsi materi genetik. Selain tanin, kandungan kimia daun senduduk yang telah diketahui antara lain flavonoid dan saponin .Saponin merupakan zat hemolitik yang kuat serta memiliki sifat seperti sabun, saponin juga bersifat antimikrobia, antiperadangan dan memiliki aktivitas sitotoksik (Liana, 2010). Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian skrining dan isolasi senyawa sitotoksik dari ekstrak daun, bunga, buah, batang dan akar dari tumbuhan senduduk (Melastoma malabathricum.L) terhadap hewan percobaan larva Artemia salina Leach dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Bioassay.
METODOLOGI PENELITIAN (e) Gambar 1. (a) Daun (b) Bunga (c) Buah (d) Batang dan (e) Akar tumbuhan senduduk (Melastoma malabatricum. L). Pada daun senduduk terdapat senyawa kimia flavonoid, saponin, dan tanin. Pada bunga senduduk terdapat senyawa kimia flavonoid, pada buah terdapat senyawa flavonoid dan saponin, batang dan akar mengandung steroid dan terpenoid. Daun ISSN : 2087-5045
Alat dan Bahan Alat Alat yang digunakan adalah seperangkat alat maserasi, seperangkat alatdestilasi vakum dan Rotary evaporator, bejana Kromatografi Lapis Tipis, pipet tetes, pipet kapiler, plat silika GP 254 merck , seperangkat alat penetas larva udang artemia salina leach, spatel, pinset, tabung reaksi, beaker gelas, gelas ukur, erlenmeyer, kapas, plat tetes, bunsen, corong, curter, gunting, mistar, pensil, dan hair dryer, kertas saring, 67
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
vial, pipet tetes, pipet gondok, lumpang dan mortil.
bercelah kearah bejana pembatas digunakan sebagai larva uji (Margarety et al, 2005).
dapat
Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun, bunga, buah, batang dan akar dari tumbuhan senduduk (Melastoma malabathricum L). Etanol destilasi, aguadest, metanol, Diklorometan (DCM), N-heksan, etil asetat dan N-heksan, kloroform, logam Mg dan HCl pekat, FeCl3, anhidrida asetat, asam sulfat pekat, air laut, larva udang artemia dan tween 80. Hewan Percobaan Hewan percobaan yang digunakan adalah larva Artemia salina Leach Uji Pendahuluan Fitokimia Uji Pendahuluan kandungan metabolit sekunder terhadap ke 5 sampel, menggunakan metoda Culvenor & Fitzgerald untuk senyawa alkaloid dan metode Simes et. al untuk senyawa flavonoid, fenolik, saponin, terpenoid dan steroid. Ekstraksi Sampel daun, bunga, buah, batang dan akar tumbuhan senduduk segar dibersihkan, kemudian rajang halus dan timbang masingmasing sebanyak 200 gram. Lalu masukkan ke dalam botol maserasi masing-masing sampel daun, bunga, buah, batang dan akar tumbuhan senduduk tersebut lalu ditambahkan etanol destilasi ke dalam botol maserasi sampai terendam, tutup dan biarkan selama 3 sampai 5 hari ditempat gelap sambil sesekali diaduk, lalu saring dengan kertas saring dan tuangkan ke wadah lain, ulangi sampai sampel tersari sempurna, kemudian ekstrak yang diperoleh diuapkan pelarutnya dengan bantuan rotary evaporator, sampai diperoleh ekstrak kental, lalu hitung rendemenya. Pengujian Toksisitas Penetasan Telur Artemia salina Leach Penetasan telur menggunakan bejana penetasan yang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian terang yang disinari lampu terusmenerus dan bagian gelap ditutup, serta dilengkapi dengan sistem airasi (gelembung udara). Bejana di isi dengan air laut kemudian telur Artemia salina Leach ditempatkan pada bagian gelap bejana, lalu dibiarkan menetas larva akan berenang melewati pembatasan ISSN : 2087-5045
Persiapan Larutan Uji Masing-masing ekstrak diambil sebanyak 1 g lalu dimasukkan ke dalam lumpang, tambahkan tween 80 sebanyak 2 ml kemudian gerus kuat sampai homogen dan menyerupai korpus emulsi. Tambahkan air laut sedikit demi sedikit sambil digerus sampai volume 100 ml, larutan ini disebut larutan induk 10.000 ppm. Selanjutnya dilakukan pengenceran dengan 7 variasi konsentrasi yaitu 7500, 5000, 2500, 1000, 500, 100, dan 50 ppm. Setiap konsentrasi dibuat tiga kali pengulangan. Setelah 24 jam dihitung jumlah lava udang yang hidup, sehingga larva udang yang mati dapat diketahui, pada uji ini dicatat waktu mulai terjadi kematian. Analisa Data Untuk mendapatkan nilai LC50 data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analisa probit, dimana persentase kematian dihitung dengan metode regresi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dari pemeriksaan uji pendahuluan yang telah dilakukan, daun senduduk mengandung senyawa flavonoid, tanin dan saponin. Pada bunga terdapat flavonoid. Pada buah terdapat Flavonoid dan saponin. Pada batang dan akar terdapat senyawa steroid dan terpenoid. Dari 200 gram daun, bunga, buah, batang dan akar tumbuhan senduduk segar diperoleh ekstrak kental etanol dan rendemen berturut-turut sebesar 17,62 gram (8,81% b/b); 13,69 gram (6,845% b/b); 13,66 gram ( 6,83% b/b); 8,11 gram (4,05% b/b) dan 7,27 gram (3,63% b/b). Dari uji sitotoksik dari Daun, Bunga, Buah, Batang, dan Akar tumbuhan Senduduk (Melastoma malabathricum L) dengan cara menghitung dosis tunggal suatu senyawa yang menyebabkan kematian 50% hewan percobaan pada suatu kelompok percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :
68
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
Tabel I.
Hasil uji ekstrak Daun dari tumbuhan Senduduk (Melastoma malabathricum L) pada konsentrasi 7500, 5000, 2500, 1000, 500, 100, dan 50 ppm. Konsentrasi (ppm) 7500
Kontrol
5000 Hi M du ati p
2500 Hi M du ati p
1000 Hi M du ati p
500 Hi M du ati p
100 Hi M du ati p
50 M ati
Hi du p
7
1
9
3
7
1
9
7
3
7
1
9
21
9
21
3
27
Mati
Hidup
1
8
2
8
2
7
3
6
4
4
6
3
2
8
2
7
3
7
3
6
4
3
7
3
7
3
7
3
7
3
5
5
3
Total
23
7
22
8
21
9
17
13
10
Tabel II. Hasil uji ekstrak Bunga dari tumbuhan Senduduk (Melastoma malabathricum L) pada konsentrasi 7500, 5000, 2500, 1000, 500, 100, dan 50 ppm. Konsentrasi (ppm) Kont rol
7500 Hi M du ati p
5000 M ati
Hid up
2500 M Hi at du i p
1000 M Hi at du i p
500 Ma ti
Hi du p
M at i
100 Hi du p
50 M at i
Hi du p
1
8
2
7
3
6
4
5
5
3
7
1
9
1
9
2
7
3
7
3
6
4
5
5
4
6
1
9
1
9
3
8
2
7
3
7
3
5
5
3
7
2
8
1
9
Total
23
7
21
9
19
11
15
15
10
20
4
26
3
27
Tabel III. Hasil uji ekstrak Buah dari tumbuhan Senduduk (Melastoma malabathricum L) pada konsentrasi 7500, 5000, 2500, 1000, 500, 100, dan 50 ppm. Konsentrasi (ppm) Kont rol
7500 Ma Hid ti up
5000 Ma Hid ti up
2500 Ma Hid ti up
1000 Ma Hid ti up
Ma ti
500 Hid up
Ma ti
100 Hid up
Ma ti
50 Hid up
1
9
1
8
2
8
2
6
4
5
5
2
8
1
9
2
9
1
8
2
7
3
5
5
5
5
2
8
2
8
3
8
2
9
1
7
3
5
5
5
5
2
8
2
8
Total
26
4
25
5
23
8
17
13
15
15
6
24
4
26
ISSN : 2087-5045
69
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
Tabel IV. Hasil uji ekstrak Batang dari tumbuhan Senduduk (Melastoma malabathricum L) pada konsentrasi 7500, 5000, 2500, 1000, 500, 100, dan 50 ppm. Konsentrasi (ppm) Kont rol
7500 Ma Hid ti up
5000 Ma Hid ti up
2500 Ma Hid ti up
1000 Ma Hid ti up
Ma ti
500 Hid up
Ma ti
100 Hid up
Ma ti
50 Hid up
1
7
3
7
3
6
4
5
5
4
6
3
7
2
8
2
7
3
6
4
6
4
6
4
4
6
2
8
1
9
3
7
3
7
3
7
3
5
5
5
5
1
9
1
9
Total
21
9
20
10
19
11
16
14
13
17
6
24
4
26
Tabel V.
Hasil uji ekstrak Akar dari tumbuhan Senduduk (Melastoma malabathricum L) pada konsentrasi 7500, 5000, 2500, 1000, 500, 100, dan 50 ppm. Konsentrasi (ppm)
Kont rol
7500 Ma Hid ti up
5000 Ma Hid ti up
2500 Ma Hid ti up
1000 Ma Hid ti up
Ma ti
500 Hid up
Ma ti
100 Hid up
Ma ti
50 Hid up
1
8
2
7
3
6
4
5
6
4
7
3
7
0
10
2
7
3
7
3
6
4
4
6
3
8
2
8
1
9
3
7
3
6
4
6
4
4
6
2
8
2
8
1
9
Total
23
8
20
10
18
12
13
18
9
23
7
23
2
28
PEMBAHASAN Pembuatan ekstrak kental dari tumbuhan senduduk dengan menggunakan metode maserasi yang digunakan adalah sampel segar dari daun, bunga, buah, batang dan akar tumbuhan senduduk masing-masing 200 gram, pelarut yang di gunakan adalah etanol 96% yang sudah di destilasi. Sampel segar daun, bunga, buah, batang dan akar tumbuhan senduduk di rajang bertujuan untuk memperluas permukaan sampel agar kontak antara sampel dengan pelarut etanol semakin luas sehingga mempercepat proses larutnya senyawa yang terkandung didalam sempel ke dalam pelarut yang digunakan. Dari ekstraksi yang telah dilakukan diperoleh ekstrak kental etanol daun sebanyak 17,62 gram sehingga diperoleh persen rendemenya 8,81% b/b, ekstrak kental bunga diperoleh sebanyak 13,69 gram sehingga ISSN : 2087-5045
persen rendemenya 6,84% b/b, ekstrak kental buah diperoleh sebamyak 13,66 gram sehingga diperoleh persen rendemennya 6,83% b/b, ekstrak kental batang diproleh sebanyak 8,11 gram sehingga diproleh persen rendemenya 4,05% b/b, ekstrak kental akar deproleh sebanyak 7,27 gram sehingga diproleh persen rendemenya 3,63% b/b. Selanjutnya setelah mendapat ekstrak kental kemudian dilakukan uji toksisitas dari masing-masing sampel dengan menggunakan metode Brine shrimp lethalithy biossay dengan pertimbangan pengujian dengan cara ini memiliki beberapa keuntungan yaitu tidak memerlukan kondisi yang aseptis, menggunakan peralatan yang sederhana, murah, menggunakan sejumlah kecil senyawa uji, jumlah organisme uji yang digunakan sangat kecil, memenuhi validasi statistik dengan sedikit sampel, waktu yang digunakan relatif singkat. Selain itu penggunaan Artemia 70
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
Salina leach sebagai hewan uji juga memiliki keuntungan antara lain telurnya mudah didapat, murah, dan disimpan dalam beberapa tahun di tempat yang kering tanpa berpengaruh terhadap daya hidupnya serta memiliki efektifitas yang lebih tinggi terhadap senyawa aktif dibandingkan dengan organisme laut lainnya. Larva yang digunakan pada pengujian ini adalah larva yang berumur 48 jam, yang dibiarkan dalam bejana khusus yang berisi air laut, dilengkapi dengan sistem airasi (gelembung udara) dan penerangan pada satu sisi bejana. Setelah larva berumur 48 jam dilakukan pengujian toksisitas, sebelumnya terlebih dahulu dibuat larutan induk dengan konsentrasi 10.000 ppm. Kemudian dilakukan pengujian variasi konsentrasi 7500, 5000. 2500, 1000, 500, 100, dan 50 ppm dengan larutan induk 10.000 ppm lakukan 3 kali pengulangan, kemudian dihitung larva yang mati. Setelah dilakukan uji toksisitas dengan konsentrasi variasi hasil uji di hitung dengan metode probit untuk mendapatkan hasil bagian tumbuhan mana yang memiliki efek toksisitas paling besar, dan efek toksisitas terbesar terdapat pada bagian konsentrasi 7500 ppm. Tingkat toksisitas sampel terhadap larva udang ditentukan dengan melihat harga LC50 nya. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan metode kurva yang dikembangkan oleh Miller dan Trainter, yang dirancang untuk perhitungan dosis (konsentrasi) dan respon untuk mendapatkan nilai probit. Selanjutnya nilai probit yang didapat diolah dengan metode analisa regresi untuk mendapatkan nilai LC50. Untuk ekstrak dikatakan menunjukkan aktifitas toksisitas bila memiliki LC 50 kurang dari 1.000 ppm dan untuk senyawa murni nilai LC50-nya kurang dari 200 ppm. (Meyer,Dkk 1998). Dari hasil uji toksisitas terhadap tumbuhan senduduk diperoleh nilai LC50 yaitu: Pada Daun 129,269 ppm, Bunga 427,143 ppm, Buah 89,947 ppm, Batang 204,491 ppm, dan Akar 219,547 ppm. Dari uji toksisitas yang telah dilakukan semua bagian tumbuhan senduduk (Melastoma malabathricum L) memiliki aktivitas toksisitas. Ekstrak yang memiliki aktivitas toksisitas paling besar adalah bagian buah dari tumbuhan senduduk dengan nilai LC50 89,947 ppm, sehingga dikatakan menunjukkan aktivitas, karena memiliki LC50 kurang dari 1000 ppm. Ekstrak buah pada uji pendahuluan ISSN : 2087-5045
teridentifikasi memiliki kandungan kimia berupa senyawa flavonoid dan saponin, sehingga yang diduga memiliki aktivitas sebagai antioksidan adalah senyawa flavonoid, karena memiliki gugus hidroksi, yang dapat mendonorkan atom hidrogennya untuk menangkap radikal bebas.
KESIMPULAN Daun, bunga, buah, batang, dan akar dari tumbuhan senduduk (Melastoma malabathricum L) memiliki efek toksisitas terhadap larva udang Artemia Salina Leach. Ekstrak yang memiliki toksisitas terbesar terdapat di bagian buah tumbuhan senduduk (Melastoma malabathricum L) dengan nilai LC50 89,947 ppm. Kandungan senyawa kimia yang diduga memiliki aktivitas antioksidan pada ekstrak buah ini adalah senyawa flavonoid, yang pada uji fitokimia menunjukkan warna merah dengan Sianidin Test.
DAFTAR PUSTAKA Adfa, M., 2005, Survey Etnobotani, Studi Senyawa Flavonoid dan Uji Brine Shrimp Beberapa Tumbuhan Obat Tradisional Suku Serawai di Propinsi Bengkulu,Gradien 1 (1): 43, 45-46. Ansel H C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. pp: 605-7. Arief, H. 2004. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, penerbit Penebar Swadaya, Jakarta Backer, C.A. And Bakhuizen V.d. Bring, Jr. 1968. Flora of Java Volume 3. Netherlands: Netherlands Organisation for the Advancment of Research. Culvenor, CCJ.,& JS. Ffitzgerald. 1963. A Field Method for Alkaloid Screening of Plant, J. Pharm SCI.,P., 52 : 303-4 Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid I. Jakarta: Trubus Agriwidya. Hal: 130-132. Departemen Kesehatan RI. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Depkes RI. Hal: 143-147. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia , Edisi IV, Jakarta 71
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
Departemen Kesehatan 2000 . Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta : Depkes RI. Hal: 82-84; 9-10. Djamal, Rusdi. 2010. Prinsip-prinsip Dasar Isolasi Dan Identifikasi, penerbit Universitas Baiturrahmah, Padang Djauhariya E & Hernani. 2004. Gulma Berkhasiat Obat. Cetakan I. Penebar Swadaya : Jakarta. Harefa, F. 1997. Pembudidayaan Artemia Salina Leach untuk pakan udang dan ikan, penerbit Swadaya, Jakarta Liana, 2010. Aktivitas Antimikroba Fraksi dari Ekstrak Metanol Daun Senduduk (Melastoma Malabathricum L) Terhadap Staphylococcus aureus dan Salmonella typhimurium Serta Profil Kromatograi Lapis Tipis Fraksi Teraktif. Di akses 31 january 2014. Meyer BN, Ferringni NR, Putnam JE, Jacobsen LB, Nicholas DE, McLaughin JL. Brine shrimp: a convevient general biossay for active plant constituents. Planta Med [serial online] 1982 May [cited 2009 January 22]; 45(5): 31-4. Revi. 2012. Uji Toksisitas Dengan metode Brine Shrimp Leathalib Test pada Lara Udang. Diakses 25 januari 2014. http://rvreskirasi.blogspot.com/2012/6/ujitoksisitas-dengan-metode-brine. Tobo, F,.Mufidah, Taebe, B., Mahmud, A.I., 2001, Buku Pegangan Laboratorium Fitokimia I, UNHAS, Makassar, 1, 83. Robinson ,T., 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi, ITB: Bandung Yoshiki Y, Kudo & Okobo K,1998. Relationship Between Cemical Structure and Biologica Activities of Triterpenoid Saponin from Soybean (Reviw) Biosience Biotechnology and Biochemistry. 62. 2291-2292. Simes, J.JH, J.G, Tracey, L.J, Webb & W.J.Dunstan.1959. An Australian Phytochemical Survey Saponin dan Eastern australian Flowing Plant. Commonwealth Scientific and
ISSN : 2087-5045
Industrial Australia.
Research
organization.
72