PENGARUH KOMPENSASI EKSEKUTIF, KEPEMILIKAN SAHAM EKSEKUTIF DAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP TAX AVOIDANCE DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI Elvia Shinta Aries Tantia Putri1, Zaitul1, Yeasy Darmayanti1, 1
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Email :
[email protected]
ABSTRACK The purpose of this study is to determine how the influence of executive compensation , executive ownership and independent commissioneron tax avoidance. Agency theory used to underpin the above relationship. The sampling technique used was purposive sampling. The sample in this research is 14 manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange ( BEI ) from 2010 to 2014. Data used secondary data obtained from the annual financial report through website and other sources. The analytical method used in this research is regression analysis .This result shows that executive compensation, executive ownership and independent commissioner does not have a significant effect executive on tax avoidance. Further the audit quality influence tax avoidance and audit quality are not able to moderate the relationship between executive compensation, executiveand independent commissioner with tax avoidance . Keyword :
executive compensation , auditquality, Tax Avoidance
executiveownership, independentcommissioner,
transaksi
PENDAHULUAN Bagi negara yang mengandalkan sektor pajak sebagai sektor utama pembiayaan pembangunan akan menghadapi masalah
yang
pajak yang efektif (Indarawati, 2015). Lebih dari 60 persen perdagangan global terjadi
melakukan
multinasional.
pajak.
Satu-
serta
kemampuan untuk melakukan pengawasan
besar jika wajib pajaknya masih sering penghindaran
mencurigakan,
dalam
grup Hal
ini
menciptakan
negatif dari wajib pajak seperti itu maka
keuangan dengan melaporkan keuntungan
pemerintah harus memiliki kebijakan yang
yang lebih rendah kepada negara sehingga
transparan. Untuk melawan penghindaran
bisa mengalihkan keuntungan dari yurisdiksi
pajak negara-negara didunia harus memiliki
pajak tinggi ke pajak rendah. Tapi kadang
kebijakan
kapasitas
hal ini juga di lakukan melalui bentuk
mengindentifikasi
penghindaran pajak legal dan manipulasi.
administratif
transparan,
untuk
rekayasa
kemudian
satunya cara agar bisa menekan perilaku
yang
potensi
perusahaan
laporan
Termasuk perdagangan dan mispricing;
pajak perusahaan. Sejalan dengan penelitian
pembayaran meragukan antara perusahaan
yang dilakukan oleh Rego dan Wilson
induk
(2008) yang menemukan bahwa kompensasi
dengan
anak
usahanya,
serta
eksekutif
untuk
avoidance, penelitian tersebut mengukur
menyembunyikan
pendapatan
(Indarawati, 2015).
yang
meminimalkan
(loophole)
ditujukan
beban
memanfaatkan
terhadap
kompensasi melalui kompensasi saham dan
Tax avoidance adalah suatu skema transaksi
berpengaruh
tax
mekanisme pemindahan laba yang dirancang
untuk
pajak
dengan
kelemahan-kelemahan
ketentuan
H1 : Kompensasi eksekutif berpengaruh terhadap tax avoidance Kepemilikan Saham Eksekutif
suatu
Kepemilikan saham oleh direksi dapat
negara sehingga ahli pajak menyatakan legal
dengan cara membeli sendiri atau melalui
karena
program khusus perolehan saham yang
tidak
perpajakan
opsi saham.
melanggar
peraturan
perpajakan Utami (2010) dalam Pranata
dilakukan
(2014).
dilakukan agar manajemen motivasi
LANDASAN TEORI DAN
Kompensasi adalah sebagai bentuk
karyawan
yang
sebagai
diberikan bentuk
kepada
penghargaan
terhadap kontribusi dan pekerjaan mereka kepada perusahaan, dimana penghargaan tersebut
dapat
berupa
finansial
Hal
ini
mempunyai
meningkatkan
nilai
meningkatkan kinerja perusahaan, salah
Kompensasi Eksekutif
jasa
untuk
perusahaan.
pemegang saham perusahaan dengan cara
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
imbalan
oleh
yang
langsung mupun tidak langsung, serta penghargaan tersebut dapat pula bersifat tidak langsung (Yusuf, 2015). Menurut Hanafi dan Harto (2014), kompensasi eksekutif berpengaruh terhadap tax avoidance karena tingginya kompensasi eksekutif akan meningkatkan penghindaran
satunya, melalui manajemen pajak yang efisien. Hal ini dapat mendorong manajemen memiliki rasa kepemilikan yang tinggi terhadap perusahaan (Irawan dan Farahmita, 2012). Menurut Hanafi dan Harto (2014) kepemilikan saham eksekutif berpengaruh terhadap
penghindaran
pajak
karena
kepemilikan saham oleh eksekutif dapat, menjadikan eksekutif menjadi lebih agresif dalam membuat keputusan penghindaran pajak. Eksekutif yang juga menjadi pemilik perusahaan
karena
adanya
kepemilikan
saham akan mendapatkan dampak yang baik
Kualitas Audit
pula jika cash flow perusahaan baik. H2
:
kepemilikan
saham
Perusahaan yang memilih menggunakan
eksekutif
jasa
auditor
yang
berkualitas
dapat
keuangan
yang
berpengaruh terhadap tax avoidance
menjamin
Komisaris Independen
dilaporkan pada investor, sehingga investor
Komisaris
independen
didefinisikan
sebagai seorang yang tidak terafiliasi dalam segala
hal
dengan
akan lebih percaya atas informasi tersebut (Tuanakotta, 2007 dalam Pranata, 2014).
saham
Laporan keuangan yang diaudit oleh
pengendali, tidak memiliki hubungan afiliasi
auditor KAP The Big Four menurut
dengan direksi dan dewan komisaris serta
beberapa
tidak menjabat sebagai direktur pada suatu
berkualitas sehingga menampilkan nilai
perusahaan yang terkait dengan perusahaan
perusahaan yang sebenarnya, oleh karena itu
pemilik. Subprinsip ini menyatakan dua
diduga perusahaan yang diaudit oleh KAP
elemen
jawab
The Big Four (Price Waterhouse Cooper -
pengelolaan dewan, yaitu kewajiban kehati-
PWC, Deloitte Touche Tohmatsu, KPMG,
hatian
Ernst & Young-E&Y) memiliki tingkat
penting
dan
(Khoirunnisa,
pemegang
informasi
dari
tanggung
kewajiban 2015).
kesetiaan
Penelitian
referensi
dipercaya
lebih
yang
kecurangan yang lebih rendah dibandingkan
dilakukan oleh Pohan (2008) dan Timothy
dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP
(2010) yang menemukan bahwa dewan
non The Big Four (Annisa dan Kurniasih,
komisaris
20.12)
independen
berpengaruh
signifikan terhadap tax avoidance. Makin
Menurut Fadhilah (2014) kualitas audit berpengaruh
luar
efektif
avoidance karena perusahaan yang diaudit
kenerja mereka dalam pengawasan dan
oleh KAP The Big Four memang lebih
pengendalian kinerja direksi atau manajer
cenderung dipercayai oleh fiskus sebagai
dalam
atau
KAP yang mempunyai integritas kerja yang
keberadaan mereka hanya untuk memenuhi
tinggi dengan selalu menerapkan peraturan-
peraturan BEI atau sebagai simbol semata.
peraturan yang ada serta berkualitas, namun
perusahaan
makin
pengelolaan
kurang
perusahaan,
H3 : Komisaris Independen Berpengaruh Terhadap Tax Avoidance
signifikan
terhadap
tax
besar atau tinggi komisaris yang berasal dari
demikian jika perusahaan bisa memberikan keuntungan dan kesejahteraan yang banyak dan lebih baik terhadap KAP tersebut bisa
saja KAP yang mempunyai reputasi yang
KAP the big four dianggap lebih berkualitas
baik melakukan tindakan kecurangan untuk
karena auditor big four dianggap lebih
memaksimalkan
mereka.
mampu membatasi praktik manajemen laba
Umumnya laporan keuangan yang diaudit
dibanding dengan auditor non big four.
oleh auditor KAP The Big Four dipercayai
Selain itu, auditor big four juga dianggap
lebih berkualitas sehingga menampilkan
dapat mempertahankan sikap independensi
nilai perusahaan yang sebenarnya sehingga
dalam profesional serta dapat menjaga
memiliki tingkat kecurangan yang lebih
kepercayaan masyarakat sebagai pemakai
rendah.
laporan
H4
:
kesejahteraan
Kualitas
Audit
Berpengaruh
keuangan
oleh
karena
itu
perusahaan yang diaudit oleh KAP the big
Terhadap Tax Avoidance
four memiliki tingkat kecurangan yang lebih
Pengaruh Kualitas Audit Memoderasi
rendah dibandingkan dengan perusahaan
Hubungan Antara Kompensasi Eksekutif,
yang di audit oleh KAP non the big four.
Kepemilikan
H4a : Kualitas audit mampu memoderasi
Komisaris
Saham
Eksekutif
dan
Independen Terhadap Tax
Avoidance Auditor
hubungan antara kompensasi
eksekutif
terhadap tax avoidance eksternal
dianggap
lebih
H4b : Kualitas audit mampu memoderasi
independen dibandingkan dengan auditor
hubungan
internal. Oleh karena itu, auditor eksternal
eksekutif terhadap tax avoidance
mempunyai peran yang penting dalam
H4c : Kualitas audit mampu memoderasi
kerangka corporate governance. Salah satu
hubungan antara komisaris independen
fungsi
terhadap tax avoidance
utama
menjamin sebagaimana
auditor
eksternal
berjalannya yang
adalah prosedur
seharusnya
antara
kepemilikan
saham
METODE PENELITIAN Populasi dan sampel
(complienece) dan mencegah terjadinya
Pengambilan sampel dalam penelitian ini
transaksi keuangan dan kecurangan lain
munggunakan purposive sampling, dimana
yang menyimpang (Arifin, 2005 dalam
ada kriteria tertentu dalam pengambilannya.
Hastuti, 2013).
Teknik pengambilan sampel menggunakan
Annisa dan Kurniasih (2012) serta Nini dan Trisnawati (2009) menyatakan bahwa laporan keuangan yang diaudit oleh auditor
purposive memperoleh
sampling sampel
bertujuan yang
untuk
representatif
berdasarkan kriteria terrtentu. Jenis dan
Variabel Independen
Sumber Data
Kompensasi Eksekutif
Jenis data dalam penelitian ini yaitu
Variabel kompensasi eksekutif di ukur
data sekunder berupa laporan keungan
mengikuti Armstrong, et al (2012), yaitu
tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa
dengan menggunakan total kompensasi kas
Efek Indonesia selama tahun 2011 sampai
yang diterima oleh eksekutif selama setahun.
2014. Sumber data diperoleh website resmi
Data kompensasi eksekutif terdapat dalam
perusahaan dan website resmi Bursa Efek
pengungkapan
Indonesia ( www.idx.co.id ).
keuangan perusahaan.
Variabel Penelitian dan Pengukurannya Variabel dependen Menurut Dyreng et al, (2010), terdapat dua cara untuk mengukur penghindaran pajak perusahaan, yaitu melalui GAAP ETR dan CASH ETR. GAAP ETR memperhitungkan pajak kini dan pajak tangguhan dalam pengukurannya. Namun menurut Minnick dan Noga, (2009) GAAP ETR tidak merefleksikan manajemen pajak jangka pendek yang dibayarkan dengan kas. Oleh karena itu, variabel penghindaran
Tax
Rate
(CETR)
atas
laporan
Kepemilikan Saham Eksekutif Data saham yang dimiliki oleh eksekutif diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan oleh semua perusahaan yang terdaftar
pada
bursa
efek
Indonesia.
Pengukuran kepemilikan saham eksekutif adalah jumlah saham yang dimiliki oleh eksekutif terhadap jumlah saham yang beredar. Kepemilikan
saham
eksekutif
=
pajak
dalam penelitian ini di ukur dengan Cash Effective
catatan
yang
Komisaris Independen Dewan
direksi
berfungsi
untuk
memperhitungkan pembayaran pajak secara
mengurus perusahaan, sementara dewan
kas terhadap laba perusahaan sebelum pajak
komisaris
penghasilan.
pengawasan.
Variabel dependen dalam penelitian ini
independen berfungsi
diukur dengan menggunakan rumus :
penyeimbang dalam pengambilan keputusan
CETR =
oleh dewan komisaris (Fadhilah, 2014).
berfungsi Selain
untuk
melakukan
itu,
komisaris
sebagai
kekuatan
Struktur dewan komisaris independen dapat diukur dengan menggunakan rasio jumlah
anggota
dewan
komisaris
Likuiditas Likuiditas dalm penelitian ini diukur dengan asset lancar dibagi dengan utang
independen dengan jumlah seluruh anggota
lancar (Darmayanti, 2008)
dewan komisaris.
HASIL PENELITIAN DAN
Proporsi Komisaris Independen =
PEMBAHASAN Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan sebuah
Variabel Pemoderasi Kualitas Audit Pada penelitian ini perusahaan yang di audit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) The Big Four akan diberi nilai 1, dan apabila tidak diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dibawah lisensi The Big Four akan diberi nilai 0. Variabel Kontrol Return On Assets Return on assats (ROA) diukur dengan menggunakan yaitu laba bersih dibagi dengan total asset (Puspita dan Puji, 2014) Leverage Leverage dalam penelitian ini diukur dengan mengunakan yaitu membagi total liabilitas jangka panjang dengan total asset perusahaan (Brad et al, 2009). Firm Age Firm age (umur perusahaan) merupakan penjumlahan tahun dari perusahaan berdiri sampai dengan tahun pengamatan (Harahap dan Wardani, 2013).
metode untuk mengolah data penelitian dengan
cara
menggunakan
proses
penyederhanaan data dalam bentuk yang mudah dibaca dan bisa diinterpretasikan. Deskriptif Variabel Statistik mengetahui
deskriptif nilai
bertujuan
mean,
untuk
maksimum,
minimum, dan standar deviasi dari variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini, seperti yang ditunjukkan tabel berikut:
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif variabel penelitian
N
Minimum
Maximum
rata rata
std deviasi
Tax avoidance
70
0,07
0,47
0,2421
0,06
Kompensasi eksekutif
70
8,00
6,00
4,86
1,25
Kepemilikan saham eksekutif %
70
0,01
17,90
4,23
4.72
Komisaris independen
70
0,28
0,60
0,39
0,09
Kualitas audit (dummy)
70
0
1
0,36
0,48
Return on asset
70
0,00
0,24
0,08
0,05
Leverage
70
0,01
0,43
0,10
0,09
Umur perusahaan (tahun)
70
15
63
35,64
10,81
Likuiditas (indeks)
70
0,86
12,20
3,33
2,76
Hasil Uji Asumsi Klasik setelah dilakukan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas, dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah asumsi klasik pada penelitian ini. Uji Hipotesis
asumsi variabel lain dianggap konstan atau tetap. Model 1 didapatkan nilai uji F sebesar 1.149 dan
signifikan
0.345
>
0.05
dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa model 1 tentang pengaruh kompensasi eksekutif, kepemilikan saham eksekutif dan komisaris independen terhadap tax avoidane tidak
Pengujian Hipotesis Model 1
berpengaruh.
Pada model 1 didapatkan nilai adjusted R
Pengujian Hipotesis Model 2
square sebesar 0.015 yang bermakna bahwa
Pada Model 2 ditambahkan variabel
kontribusi variabel kompensasi eksekutif,
Kualitas Audit, diketahui nilai konstan
kepemilikan saham eksekutif dan komisaris
sebesar 0,470. Model 2 didapatkan nilai
independen mampu menjelaskan variasi
adjusted R square sebesar 0.072 bermakna
kontribusinya dalam mempengaruhi tax
bahwa kontribusi variabel kualitas audit
avoidance adalah sebesar 1.5% dengan
mampu menjelaskan variasi kontribusinya dalam mempengaruhi tax avoidance adalah
sebesar 7.2% dengan asumsi variabel lain
Pengaruh
dianggap konstan atau tetap. Pada Model 2
Terhadap Tax avoidance
didapatkan nilai uji F sebesar 1.670 dan
Kompensasi
Pengujian
hipotesis
yang
pertama
signifikan 0.124 > 0.05 dengan demikian,
bertujuan
dapat disimpulkan bahwa model 2 tentang
mengenai hubungan kompensasi eksekutif
pengaruh
berpengaruh terhadap tax avoidance. prosen
kualitas
audit
terhadap
tax
untuk
Eksekutif
mendapatkan
avoidance tidak berpengaruh.
pengujian
Pengujian Hipotesis Model 3
menggunakan tngkat kesalahan sebesar 0,10.
Uji hipotesis Model 3 menambahkan
statistik
Berdasarkan
hasil
dilakukan
hasil
uji
dengan
diperoleh
nilai
variabel Kompensasi Eksekutif memoderasi
signifikan sebesar 0,702 yang menjelaskan
Kualitas Audit diketahui nilai konstan
bahwa nilai signifikansi yang diperoleh yang
sebesar 0,445. Model 3 didapatkan nilai
artinya jauh lebih besar dari nilai 0,10. nilai
adjusted R square sebesar 0.058 bermakna
koefisien
bahwa kontribusi variabel kualitas audit
Sehingga dapat disimpulkan hipotesis ini
sebagai
ditolak,
variabel
moderasi
mampu
regresinya
kompensasi
memoderasi hubungan antara kompensasi
berpengaruh
eksekutif, kepemilikan saham eksekutif dan
walaupun
komisaris
independen
terhadap
tax
avoidance adalah sebesar 5.8% dengan
eksekutif
tidak
tax
avoidance.
tinggi
kompensasi
terhadap semakin
-0,002
eksekutif belum tentu dapat mempengaruhi tingkat penghindaran pajak perusahaan.
asumsi variabel lain dianggap konstan atau tetap.
sebesar
Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompensansi eksekutif
Pada Model 3, didapatkan nilai uji F
tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
sebesar 1.384 dan signifikan 0.205 > 0.05
hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat
dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pemberian reward sebagai penghargaan hasil
model 3 yang diproksikan dengan kualitas
kerja dalam menjalankan tugas sehingga
audit tidak mampu memoderasi hubungan
eksekutif
antara kompensasi eksekutif, kepemilikan
pengambilan keputusan pajak perusahaan.
saham eksekutif dan komisaris independen terhadap tax avoidane tidak berpengaruh.
tidak
termotivasi
dalam
Penelitian ini sejalan dengan Puspita dan
Harto
(2014)
yang
menyatakan
kompensasi eksekutif tidak berpengaruh Pembahasan Hipotesis
terhadap tax avoidance. Sementara itu,
penelitian ini tidak sejalan dengan Hanafi
avoidance. Hal ini disebabkan oleh sulitnya
(2014)
kompensasi
keputusan penghindaran pajak oleh pemilik
tax
saham eksekutif dalam penelitian ini. Selain
tinggginya
itu persentase kepemilikan saham eksekutif
kompensasi eksekutif akan meningkatkan
dalam penelitian ini tidak terlalu tinggi yang
penghindaran pajak perusahaan. Sehingga
menyebabkan eksekutif tidak terlalu agresif
wajib pajak akan selalu menentang untuk
dalam pengambilan keputusan penghindaran
menghindari pajak. Kebijakan mengenai
pajak. Kepemilikan saham eksekutif akan
efisiensi pajak perusahaan dikendalikan oleh
mendorong eksekutif untuk meningkatkan
manajemen didalam perusahaan tersebut.
kinerja perusahaan, salah satunya melalui
Pengaruh Kepemilikan Saham Eksekutif
upaya efisiensi pembayaran pajak yang
Terhadap Tax Avoidance
berguna
yang
memyatakan
eksekutif
berpengaruh
avoidance,
dengan
terhadap
semakin
Hipotesis yang kedua dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil
untuk
meningkatkan
kinerja
perusahaan dan member manfaat bagi mereka sendiri.
tentang hubungan pengaruh kepemilikan
Penelitian ini tidak sejalan dengan
saham eksekutif terhadap tax avoidance.
penelitian yang dilakukan oleh Hanafi dan
proses
Harto
pengujian
t-statistik
dilakukan
(2014)
yang
menyatkan
bahwa
dengan menggunakan tingkat kesalahan
kepemilikan saham eksekutif berpengaruh
sebesar 0.10. Hasil pengujian pada tabel 4.6
terhadap tax avoidance. Eksekutif akan
Diperoleh nilai signifikan sebesar 0,439
bersedia
Yaitu besar dari 0,10. dengan nilai koefisien
mendapat keuntungan dari hal tersebut.
regresinya adalah sebesar -0,003 dapat
Tindakan
disimpulkan bahwa kepemilikan saham
meminimalkan pembayaran pajak, sehingga
eksekutif tidak berpengaruh terhadap tax
secara tidak langsung akan berpengaruh
avoidance. Hal ini berarti bahwa semakin
positif terhadap cash flow perusahaan.
tinggi atau rendahnya kepemilikan saham
Pengaruh
eksekutif belum tentu dapat mengurangi tax
Terhadap Tax Avoidance
avoidance.
sesuatu
penghindaran
Komisaris
jika
pajak
ia
dapat
Independen
Pengujian hipotesis yang ketiga dalam
Dengan demikian hasil penelitian ini menemukan bahwa
melakukan
penelitian ini untuk mendapatkan hasil
kepemilikan saham
mengenai hubungan komisaris independen
eksekutif tidak berpengaruh terhadap tax
berpengaruh terhadap tax avoidance. proses
pengujian
t-statistik
dilakukan
dengan
berpengaruh terhadap tax avoidance, karena
menggunakan tingkat kesalahan sebesar
jika
komisaris
independen
mengalami
0,10. Berdasarkan hasil uji dijelaskan bahwa
peningkatan maka penghindaran pajak akan
nilai signifikan yang dieroleh sebesar 0,803
mengalami
yang artinya jauh lebih besar dari nilai 0,10
menunjukkan bahwa komisaris independen
dan nilai koefisien regresinya sebesar 0,010
yang
sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis
komisaris melakukan fungsi pengawasan
ini ditolak, komisaris independen tidak
yang cukup baik terhadap manajemen
berpengaruh terhadap tax avoidance..
perusahaan. Komisaris independen dapat
penurunan,
merupakan
bagian
haltersebut
dari
dewan
Dengan demikian hasil penelitian ini
melakukan pengawasan terhadap manjemen
tidak berpengaruh terhadap tax avoidance
perusahaan dalam melakukan perumusan
hal ini disebabkan karena tidak semua
strategi
anggota dewan komisaris independen dapat
berhubungan dengan pajak.
menunjukkan
Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Tax
independensinya
sehingga
fungsi pengawasan tidak berjalan dengan
termasuk
dalam
strategi
yang
Avoidance
baik terhadap manajemen dalam melakukan
Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk
tax avoidance. Semakin banyak dewan
mendapatkan hasil apakah kualitas audit
komisaris
berpengaruh terhadap tax avoidance. proses
independen
dalam
suatu
prusahaan maka semakin tinggi persentase
pengujian
t-satistik
dilkukan
dengan
dewan komisaris independen, oleh karena
menggunakan tingkat kesalahan sebesar
itu independensi juga akan semakin tinggi,
0,05. Berdasarkan hasil pengujian terhadap
sehingga kebjiakan tax avoidance dapat
hipotesis dijelaskan bahwa nilai signifikan
semakin rendah.
yang diperoleh sebesar 0,032 yang artinya
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
jauh lebih kecil dari nilai 0,05. dengan nilai
yang dilakukan oleh Fadhilah (2014) yang
koefisienregresinya sebesar 0,058 sehingga
memyatakan komisaris independen tidak
dapat disimpulkan hipotesis ini diterima,
berpengaruh
terhadap
Tax
avoidance.
Penelitian lain yang tidak sejalan dengan penelitian
ini
dilakukan
oleh
yaitu
penelitian
kualitas
audit
berpengaruh
terhadap
penghindaran pajak.
yang
Dengan demikian pada penelitian ini,
yang
kualitas audit berpengaruh terhadap tax
menemukan bahwa komisaris independen
avoidance. hal ini disebabkan karena laporan
Prakosa
(2014)
keuangan yang diaudit oleh KAP The Big
Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk
Four lebih berkualitas dan dipercayai oleh
mendapatkan hasil apakah kualitas audit
fiskus sehingga dapat menampilkan nilai
mampu
perusahaan yang sebenarnya dan memiliki
kompensasi eksekutif, kepemilikan saham
tingkat kecurangan yang lebih rendah.
eksekutif
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh
menyatakan
Fadhilah
kualitas
(2014)
audit
yang
berpengaruh
memoderasi
dan
hubungan
komisaris
antara
independen
terhadap tax avoidance. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis H4a, H4b dan H4c diketahui
bahwa
kualitas
audit
tidak
terhadap tax avoidance. Sementara itu,
berpengaruh dalam memodarasi hubungan
penelitian lain yang tidak mendukung
antara kompensasi eksekutif, kepemilikan
penelitian
saham eksekutif dan komisaris independen
ini
adalah
penelitian
yang
tax
avoidance.
dilakukan Jaya dkk (2014) yang menyatakan
terhadap
kualitas audit tidak berpengaruh terhadap
kompensasi
tax avoidance karena tax avoidance yang
signifikan 0,874 yaitu KA_KE > 0,10
dilakukan lebih ditentukan oleh moral-etika
dengan nilai koefisienregresinya sebesar
pajak yang dimiliki oleh perusahaan atau
0,002. Untuk kepemilikan saham eksekutif
dalam hal ini pajak pihak manajemen
memiliki
nilai
perushaan
KA_KSE
>
dan
mempertimbangkan
mereka hasil
tidak
audit
laporan
eksekutif
karena
untuk
memiliki
nilai
signifikan
koefisienregresinya
0,10
0,510
dengan sebesar
yaitu nilai -0,006.
keungan perusahaan sebagai pertimbangan
Sedangkan untuk komisaris independen
utama sebelum memutuskan melakukan tax
memliki nilai signifikan 0,221 yaitu KA_KI
avoidance.
> 0,10 dengan nilai koefisienregresinya
semakin
tinggi
moral-etika
pajak, maka akan semakin rendah niat wajib
sebesar 0,091.
pajak untuk melakukan penghindaran pajak.
Menurut Lasmana dan Tjaraka (2011) dalam Jaya dkk (2014) bahwa moralitas perpajakan
Pengaruh
Kualitas
Memoderasi Kompensasi Saham
Hubungan Eksekutif,
Eksekutif
Mampu
atau etika pajak digambarkan sebagai salah
Antara
satu kepercayaan yang timbul dari moral
Kepemilikan
imperative seseorang yang harus jujur ketika
Komisaris
berhadapan dengan pajak, dan berhubungan
Audit
Dan
Independen Terhadap Tax Avoidance
dengan perilaku membayar pajak. Merek melihat etika pajak dari sudut pandang
perilaku. Sudut pandang sikap melihat etika
memiliki
pajak sebagai sikap normatif wajib pajak
penghindaran pajak perusahaan. Sehingga
terhadap kewajibab pajaknya, sedangkan
dapat disimpulkan bahwa semakin baik
sudut pandang perilaku melihat etika pajak
kinerja perusahaan di Indonesia belum tentu
dalam kegiatan kepatuhan wajib pajak
dapat mempengaruhi penghindaran pajak
terhadap peraturan perpajakan. Maka, dapat
perushaan.
dikatakan bahwa moral etika pajaklah yang
pengaruh
terhadap
perilaku
Untuk variabel kontrol yang kedua leverage
mempengaruhi intensi wajib pajak untuk
adalah
melakukan penghindaran pajak, dan tidak
signifikan terhadap tax avoidance. Hasil
melihat
yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai
hasil
audit
laporan
keungan
tidak
berpengaruh
yaitu leverage > 0,10
perusahaan sebagai pertimbangan dalam
signifikan 0,686
melakukan penghindaran pajak. Semakin
dengan nilai koefisienregresinya sebesar -
tinggi moral-etika pajak semakin rendah niat
0,005. kebijakan hutang perusahaan tidak
wajib pajak untuk melakukan penghindaran
mempengaruhi
pajak.
pajak perusahaan.
Pengaruh Return On Assets, Leverage,
Sedangkan untuk variabel kontrol yang
Umur
ketiga adalah firm age (umur perusahaan)
Perusahaan
Dan
Likuiditas
Terhadap Tax Avoidance Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
keputusan penghindran
tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.
Hasil
yang
diperoleh
diketahui bahwa variabel control yang
menunjukkan bahwa nilai signifikan 0,724
diproksiksn dengan variabel return on assets
yaitu umur perusahaan > 0,10 dengan nilai
(ROA) berpengaruh terhadap atax avoidance
koefisien
regresinya
sebesar
0,000.
leverage, firm age (umur
Sedangkan untuk variabel kontrol yang
perusahaan dan liabilitas tidak berpengaruh
keempat adalah likuiditas tidak berpengaruh
terhadap tax avoidance. Untuk variabel
signifikan terhadap tax avoidance, leverage,
control pertama adalah ROA bepengaruh
umur
signifikan terhadap tax avoidance. Dapat
berpengaruh terhadap tax avoidance
sedangkan
perusahaan
dan
likuiditas
tidak
dilihat hasil yang diperoleh menunjukkan
Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa nilai signifikan 0,097 yaitu ROA >
bahwa nilai signifikan 0.446 yaitu likiditas >
0,10
0.10 dengan nilai koefisien regresinya
dengan
nilai
koefisienregresinya
sebesar -0.,264. return on assets tidak
sebesar -0.012.
.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Annisa, Nuralifmida Ayu dan Lulus Kurniasih. 2012. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi dan Auditing volume 8 nomor 2 hal : 95-189.
1. Kompensasi
eksekutif
tidak
berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. 2. Kepemilikan saham eksekutif tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. 3. Komisaris
independen
tidak
Arifin, Zaenal dan Nina Rachmawati. 2006. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Efektifitas Mekanisme Pengurang Masalah Agensi. Jurnal Siasat Bisnis Vol. 11No.3 Desember 2006 h.237-247.
berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. 4. Kualitas
audit
berpengaruh
signifikan terhadap tax avoidance. 5. Kualitas
audit
memoderasi
tidak
mampu
hubungan
antara
kompensasi eksekutif terhadap tax avoidance 6. Kualitas
audit
tidak
mampu
memoderasi
hubungan
antara
kepemilikan
saham
eksekutif
terhadap tax avoidance 7. Kualitas
audit
memoderasi
tidak
mampu
hubungan
antara
komisaris independen terhadap tax avoidance 8. Variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu return on asset berpengaruh terhadap tax avoidance sedangkan leverage,
umur
perusahaan
dan
likuiditas tidak berpengaruh terhadap tax avoidance
Armstrong, C. S., Jennifer L.Blouin, dan David F.Larcker. 2012. The incentives for tax planning. Journal of Accounting and Economics Vol 53, 391–411. Brad, Badertscher, Sharon P. Katz dan Sonya P. Rego. 2009. The Impact Of Private Equity Ownership on Corporate Tax Avoidance. Harvard Business School Working Paper. Dyreng, S. D., Hanlon, M., dan L.Madew, E. 2010. The Effects of Executive on Corporate Tax Avoidance. The Accounting Review Vol.85, 11631189. Fadhilah, Rahmi. 2014. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance. Skripsi, Universitas Negeri Padang. Hanafi, Umi dan Puji Harto. 2014. Analisis Pengaruh Kompensasi Eksekutif, Kepemilikan Saham Eksekutif Dan Preferensi Risiko Eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak Perusahaan. Diponegoro Journal Of Accounting Volume 3, Nomor 2, Halaman 1-11.
Indarawati, Sri Mulyani. 2015. Cegah Penghindaran Pajak Dengan tranparansi. www.cnnindonesia.com diakses pada Juni 2015. Irawan, Hendra Putra dan Aria Farahmita. 2012. Pengaruh Kompensasi Manajemen dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Pajak Perusahaan. SNA XV. Jaya, Tresno Eka, M. Yaser Arafat, dan Dinda Kartika. 2014. Corporate Governance, Konsevatisme Akuntansi dan Tax Avoidance. Prosiding Simposium Nasional Perpajakan 4. Khoirunnisa. 2015. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Universitas Lampung. Pohan, Hotman Tohir. 2008. Pengaruh Good Corporate Governance, Rasio Tobin Q, Perata Laba Terhadap Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Publik. Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti Jakarta. Prakosa, Kesit Bambang. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga dan Corporate Governance Terhadap Penghindaran Pajak. SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram. Pranata, Febri Mashudi. 2014. Pengaruh Karakter Eksekutif dan Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance. Skripsi, Universitas Bung Hatta Padang. Puspita, Silvia Ratih dan Puji Harto. 2014. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak.
Diponegoro Journal Of Accounting Volume 3 Nomor 2 hal 1-13. Timothy, Y.C.K. 2010. Effects of Corporate Governance on Tax Aggressiveness. Working Paper Hong Kong Baptist University. Yusuf, Burhanuddin. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia Di Lembaga Keungan Syariah. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Dewan direksi berfungsi untuk mengurus perusah