HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA
E JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I)
ELVA YETRI NPM 09080007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
HALAMAN PENGESAHAN E JURNAL Hubungan Keterampilan Membaca Kritis dengan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya
Nama NIM Program Studi Institusi
: Elva Yetri : 09080007 : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat
Padang, April 2014
Disetujui oleh,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Ellya Ratna, M.Pd.
Trisna Helda, M.Pd.
Mengetahui: Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Drs. Wirsal Chan
HALAMAN PERSETUJUAN E JURNAL Hubungan Keterampilan Membaca Kritis dengan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya
Nama NIM Program Studi Institusi
: Elva Yetri : 09080007 : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat
Padang, April 2014
Disetujui oleh,
Pembimbing I
Dra. Ellya Ratna, M.Pd.
Pembimbing II
Trisna Helda, M.Pd.
HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHRMASRAYA OLEH ππ₯π―π ππππ«π’π , ππ«π. ππ₯π₯π²π ππππ§π, π. ππ.π , ππ«π’π¬π§π πππ₯ππ, π. ππ. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKI PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research is motivated by three things. First, the lack of students' reading skills . Second, students had difficulty finding the main idea in a reading, because students are less earnest in reading. Third, students are not able to make an argument writing effectively and efficiently. This study aims to describe the relationship of critical reading skills with essay writing skills argumetasi class XI student of SMA 2 Island Dharmasraya Arbor. This study was collected on December 29 and January 30, 2013. Quantitative type of research is descriptive method . The study population was a class XI student, amounting to 133 spread over four classes. This research instrument is an objective test for critical reading and performance tests to write the essay 's argument. Based on the data analysis and discussion , it was concluded three things. First, critical reading skills is more than enough that is classified as 75.12 %. Second, the argument essay writing skills that students classified as either 83.08 %. Third, there is a significant relationship between critical reading skills with the skills of writing essays arguing with n - 1 degrees of freedom and a significant level of 95 % ( 3.5154 ). Based on these conclusions, Ho is rejected and H1 is accepted for the results of the test prove that t_ ( count ) is smaller than t_tabel ie, 3.5154 > 1.70 . Key Word: Relationships, Critical Reading Skills, Writing Arguments
HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHRMASRAYA OLEH ππ₯π―π ππππ«π’π , ππ«π. ππ₯π₯π²π ππππ§π, π. ππ.π , ππ«π’π¬π§π πππ₯ππ, π. ππ. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKI PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tiga hal. Pertama, kurangnya keterampilan membaca siswa. Kedua, siswa merasa kesulitan menemukan ide pokok dalam suatu bacaan, karena siswa kurang bersungguh-sungguh di dalam membaca. Ketiga, siswa tidak mampu membuat sebuah tulisan argumentasi dengan efektif dan efesien. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan keterampilan membaca kritis dengan keterampilan menulis karangan argumetasi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya. Penelitian ini dikumpulkan pada tanggal 29 dan 30 Januari 2013. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI yang berjumlah 133 yang tersebar dalam empat kelas. instrument penelitian ini adalah tes objektif untuk membaca kritis dan tes unjuk kerja untuk menulis karangan argumentasi. Berdasarkan analisis data dan pembahasan, disimpulkan tiga hal. Pertama, keterampilan membaca kritis tergolong lebih dari cukup yaitu 75,12%. Kedua, keterampilan menulis karangan argumentasi siswa tergolong baik yaitu 83,08%. Ketiga, terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan membaca kritis dengan keterampilan menulis karangan argumentasi dengan derajat kebebasan n-1 dan taraf signifikan 95% (3,5154). Berdasarkan kesimpulan tersebut, Ho ditolak dan H1 diterima karena hasil pengujian membuktikan bahwa π‘βππ‘π’ππ lebih kecil dari π‘π‘ππππ yaitu, 3,5154>1,70. Kata Kunci : Hubungan, Keterampilan Membaca Kritis, Menulis Argumentasi
PENDAHULUAN Keterampilan menulis penting dikuasai oleh siswa karena dengan menulis siswa dapat mengungkapkan ide serta gagasannya kepada orang lain. Salah satu jenis tulisan adalah argumentasi. Dalam tulisan argumentasi, terdapat pernyataan atau pendapat dengan menggunakan data berupa fakta yang terorganisasi, sehingga bisa meyakinkan pembaca dengan pernyataan tersebut. Keterampilan membaca dan menulis keduanya saling berkaitan. Tanpa membaca, ide menulis akan kering. Sebaliknya, tanpa menulis, pencapaian keterampilan membaca tidak terukur. Membaca dapat menambah pengetahuan dan wawasan diberbagai bidang. Akan lebih baik, jika pengetahuan dan wawasan yang didapat setelah membaca dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 Bidang Studi Bahasa Indonesia SMA/MA, pembelajaran menulis khususnya menulis argumentasi dipelajari di kelas X semester II. Standar kopetensinya adalah mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato. Kompetensi dasarnya adalah menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentatif. Pembelajaran membaca, khususnya membaca kritis dipelajari di kelas XI semester II. Standar kompetensinya yaitu memahami ragam wacana tulis dengan membaca cepat dan membaca intensif. Kompetensi dasarnya yaitu membedakan fakta dan opini pada editorial dengan membaca intensif. Penelitian ini perlu dilakukan untuk meneliti hubungan keterampilan membaca kritis dengan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya. Objek penelitianya adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya karena siswa kelas XI telah mempelajari materi tentang membaca kritis dan menulis karangan argumentasi sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Selain hal tersebut, penelitian mengenai hubungan ketermpilan membaca kritis dengan keterampilan menulis karangan argumentasi belum pernah dilakukan di SMA Negeri 2 Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya. Menurut Keraf (2001:3), tulisan argumentasi adalah bentuk retorika yang berusaha mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembaca. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunukkan, apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Argumentasi merupakan dasar yang paling fandamental dalam ilmu pengetahuan, argumentasi tidak lain dari usaha untuk mengukuhkan bukti-bukti atau menekankan kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal. Semi (2003:47) menambahkan kembali bahwa argumentasi adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis. Melalui argumentasi penulis berusaha meyakinkan orang lain dengan jalan memberikan pembuktian, alasan serta ulasan secara obektif dan meyakinkan. Hal yang sama juga disampaikan oleh Atmazaki (2007:94) bahwa pada dasarnya argumentasi termasuk bidang retorika atau kemampuan berbahasa yang memberikan keyakinan kepada pendengar atau pembaca berdasarkan argumen atau pendapat yang tepat. Alasan yang tepat itu bisa berasal dari hubungan logis dari fakta dan pendapat. Semi (1996:74) mengemukakan ciri karya tulis argumentasi sekaligus membedakan dengan tulisan eksposisi adalah, (1) argumentasi bertujuan untuk meyakinkan pembaca, sedangkan eksposisi bertujuan memberikan informasi dan penjelasan, (2) argumentasi berusaha membuktikan kebenaran suatu pendapat, atau pernyataan, sedangkan eksposisi hanya menjelaskan, (3) argumentasi berusaha merubah pendapat atau pandangan pembaca, sedangkan eksposisi menyerahkan keputusan kepada pembaca, dan (4) argumentasi menampilkan fakta sebagai bahan pembuktian, sedangkan di dalam eksposisi fakta ditampilkan sebagai alat mengkonkretkan. Membaca merupakan kegiatan yang sangat menunjang kegiatan menulis. Dengan banyak membaca, seseorang akan dikayakan oleh informasi dan pengetahuan yang tidak didapatkan dari pengalaman sehari-hari. Dengan banyak membaca seseorang juga punya banyak gagasan untuk menulis. Tulisan yang baik akan memberikan pengetahuan yang baik bagi pembacanya. Tarigan (1988:9) menyatakan bahwa untuk dapat membaca kritis diperlukan kemampuan berpikir dan bersikap kritis. Karena dalam melakukan kegiatan membaca kritis, pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis dan analitis. Selain itu, membaca kritis merupakan suatu
strategi membaca yang bertujuan untuk mendalami isi bacaanberdasarkan penilaian yang rasional melalui keterlibatan yang lebih mendalam dengan pikiran penulis yang merupakan analisis yang dapat diandalkan. Membaca kritis adalah membaca yang bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta yang terdapat dalam bacaan dan kemudian memberikan penilaian terhadap fakta itu, pembaca tidak sekedar menyerap yang ada, tetapi ia bersama-sama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas (Agustina, 2008:124). Arbert (dalam Tarigan, 1985:89) mengatakan bahwa membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis dan bukan hanya mencari kesalahan. Selanjutnya, (Rohmadi, 2008:31) menambahkan bahwa kegiatan membaca kritis untuk menulis pada dasarnya merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang relevan dan diperlukan untuk tulisan yang dikembangkan. Tujuan membaca kritis adalah (1) memahami maksud penulis, (2) memahami organisasi dasar tulisan dan menilai penyajian penulis, (3) menerapkan prinsip-prinsip kritis dalam suatu bacaan, (4) meningkatkan minat dan keterampilan membaca serta selalu berpikir kritis, (3) mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan dengan memanfaatkan penerbitan buku-buku ilmiah (Rohmadi, 2008:32). Selanjutnya, (Agustina, 2008: 124) menambahkan bahwa tujuan membaca kritis untuk mengetahui fakta-fakta. Fakta yang terdapat dalam bacaan dan kemudian memberikan penilaian terhadap fakta itu. Dalam membaca kritis, pembaca harus terbuka terhadap gagasan orang lain. Serta pembaca hendaknya mempunyai latar belakang pengalaman yang luas dan pengetahuan yang mendalam terhadap suatu pembahasan yang dikemukakan dalam bacaan karena dalam membaca kritis, pembaca akan menganalisis, membandingkan, dan menilai. METODE Jenis penelitian ini kuantitatif dengan metode deskriptif. Dikatakan penelitian kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka. Metode deskritif digunakan untuk mendeskripsikan keterampilan membaca kritis dengan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 sampai 30 Januari 2014. Populasi penelitian ini siswa kelas XI SMA Negeri 2 Pulau Punjung yang berjumlah 133 yang tersebar dalam empat kelas yang terdaftar tahun 2013/ 2014. Tes objektif digunakan untuk mengumpulkan data keterampilan membaca kritis dengan waktu 90 menit. Tes unjuk kerja digunakan untuk mengumpulkan data keterampilan menulis karangan argumentasi sesuai dengan tema yang sudah ditentukan. Waktu yang disediakan untuk mengerjakan kedua tes ini adalah 120 menit. Setelah selesai, lembar hasil kerja siswa dikumpulkan kemudian dianalisis sesuai dengan indikator penilaian. Penelitian ini memiliki dua variabel yakni variabel terikat X (membaca dongeng)dan variabel bebas Y(menulis narasi). Data dianalisis dengan langkah-langkah. (1) melakukan penyekoran terhadap hasil tes keterampilan membaca kritis siswa dengan cara memberikan skor 1 untuk jawaban yang benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah. (2) menentukan skor keterampilan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan format penilaian keterampilan menulis karangan argumentasi. (3) mengubah skor keterampilan membaca kritis dan keterampilan menulis karangan argumentasi menjadi nilai. (4) mengklasifikasikan keterampilan membaca kritis dan keterampilan menulis karangan argumentasi berdasarkan rata-rata hitung. (5) mengelompokkan keterampilan membaca kritis dan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa berdasarkan konversi skali 10. (6) membuat histogram keterampilan membaca kritis dan keterampilan menulis karangan argumentasi. (7) menghubungkan keterampilan membaca kritis dan ketrampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya. (8) menguji keberartian hipotesis. (9) menyimpulkan analisis data dan pembahasan. HASIL PENELITIAN Keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Pulau Punjung dikategorikan atas empat kelompok berikut. Pertama, siswa yang mendapat nilai kategori baik sekali sebanyak 3 orang (9,375%). Kedua, siswa yang mendapat kategori nilai baik sebanyak 14 orang (43,75%). Ketiga, siswa yang mendapat kategori nilai lebih dari cukup berjumlah 11 orang (34,375%). Keempat, siswa yang mendapat nilai kategori cukup berjumlah 4 orang (12,5).
Kerampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya per indikator diklasifikasikan sebagai berikut. Pertama, indikator mengungat dan mengenali. Siswa yang mendapat nilai kategori baik sekali sebanyak 9 orang (28,1255%). Siswa yang mendapat kategori nilai baik sebanyak 8 orang (25%). Siswa yang mendapat kategori nilai lebih dari cukup berjumlah 8 orang (25%). Siswa yang mendapat nilai kategori cukup berjumlah 4 orang (12,5). Siswa yang mendapat nilai kategori hampir cukup berjumlah 3 orang (9,37%). Kedua, indikator mensintesis. Siswa yang mendapat kategori nilai sempurna berjumla 10 orang (31,25%). Siswa yang mendapai nilai kategori lebih dari cukup berjumla 15 orang (46,875%). Siswa yang mendapat kategori nilai kurang sekali sebanyak 7 orang (21,875%). Ketiga, menilai. Siswa yang mendapatkan nilai kategori sempurna berjumla 7 orang (21,875%). Siswa yang mendapat nilai kategori baik berjumla 7 orang 15,625%). Siswa yang mendapat nilai kategori hampir cukup berjumlah 4 orang (12,5%). Siswa yang mendapat nilai kategori kurang berjumlah 2 orang (6,25%). Keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Pulau Punjung dikategorika sebagai berikut. Nilai tertinggi adalah sempurna dan terendah hampir cukup. Siswa yang mendapat nilai sempurna sebanyak 5 orang (15,625%) Siswa yang mendapat nilai baik sekali sebanyak 89 orang (28,125%). Siswa yang mendapat nilai baik sebanyak 8 orang (25%). Siswa yang mendapat nilai lebih dari cukup berjumlah 7 orang (21,875%). Siswa yang mendapat nilai cukup berjumlah 2 orang (6,25%). Siswa yang mendapat nilai hampir cukup berjumlah1 orang (3,125%). Pertama, indikator hasil pemikiran kritis dan logis. Siswa yang mendapat nilai sempurna sebanyak 20 orang (62,5%). Siswa yang mendapat nilai lebih dari cukup sebanyak 10 orang (31,22%). Siswa yang mendapat nilai kurang sekali berjumlah 2 orang (6,25%). Kedua, indikator penampilan fakta. Siswa yang mendapat nilai sempurna berjumla 17 orang (53,125%). Siswa yang mendapai nilai lebih dari cukup15 berjumla 15 orang (46,875%). Ketiga, indikator bertujuan meyakinkan pembaca. Siswa yang mendapatkan nilai sempurnaberjumla 14 orang (43,75%). Siswa yang mendapat nilai lebih dari cukup berjumla 17 orang (53,125%). Siswa yang mendapat nilai kurang sekali1 berjumlah 1 orang (3,125%). Keempat, indikator kebenaran tulisan. Siswa yang mendapat nilai sempurna berjumlah 15 orang (46,875%). Siswa yang mendapatkan nilai lebih dari cukup berjumlah 16 orang (50%). Siswa yang mendapat nilai kurang sekali berjumlah 1 orang (3,125%). PEMBAHASAN Pada penelitian ini ditemukan bahwa nilai rata-rata keterampilan menulis karangan siswa berada pada kualifikasi baik, yaitu 76,27 berada pada tingkat penguasaan 76-85% pada skala 10. Penjabaran keterampilan menulis karangan argumentai per indikator sebagai berikut. Untuk indikator hasil pemikiran kritis dan logis, rata-rata tingkat keterampilan siswa berada pada kualifikasi baik (85,41) pada rentang 76-85%. Untuk indikator penampilan fakta, rata-rata tingkat keterampilan siswa berada pada kualifikasi baik (84,73) pada rentang 76-85%. Untuk indikator bertujuan meyakinkan pembaca, rata-rata tingkat keterampilan siswa berada pada kualifikasi baik (83,20) pada rentang 76-85%. Untuk indikator kebenaran tulisan, rata-rata tingkat keterampilan siswa berada pada kualifikasi baik (82,24) pada rentang 76-85%. Ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kemampuan membaca pemahaman dan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa sudah baik. Pada penelitian ini ditemukan bahwa nilai rata-rata keterampilan membaca kritis siswa berada pada kualifikasi baik, yaitu 77 berada pada tingkat penguasaan 76-85% pada skala 10. Penjabaran keterampilan membaca kritis per indikator sebagai berikut. Pertama, indikator mengingat dan mengenali, rata-rata tingkat kemampuan siswa berada pada kualifikasi lebih dari cukup (73,21) pada rentang 66-75%. Kedua, indikator mensintesis, rata-rata tingkat kemampuan siswa berada pada kualifikasi lebih dari cukup (69,78) pada rentang 66-75%. Ketiga, indikator menilai, rata-rata tingkat kemampuan siswa berada pada kualifikasi baik (78,46) pada rentang 76-85%. Dari hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa H1 diterima. Terlihat bahwa hubungan antara keterampilan membaca kritis dengan keterampilan menulis karangan argumentasi
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya adalah sebesar 0,54 dengan thitung > ttabel (3,5154 > 1,70). Hal ini berarti terdapat hubungan positif antara keterampilan membaca kritis dengan keterampilan menulis karangan argumentasi, dan besarnya hubungan kedua variabel tersebut adalah 0,54. Membaca dan menulis mempunyai hubungan yang sangat erat karena orang yang banyak membaca akan memperoleh banyak pengetahuan dan akan mempermudah seeorang dalam menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Tarigan (2008:4), menulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat, bila kita melukiskan sesuatu, paling sedikit dapat kita baca sendiri. Kegiatan menulis tidak dapar dipisahkan dari kegiatan membaca karena isi tulisan yang terdiri atas informasi, emosi, dan pikiran merupakan produk merupakan akibat dari pembaca. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan, disimpulkan tiga hal. Pertama, keterampilan membaca kritis siswa SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya berada pada kualifikasi lebih dari cukup (75,12) dengan rentangan 66-75%. Kedua, keterampilan menulis karangan argumentasi siswa SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya berada pada kualifikasi baik (83,08) pada rentang 76-85%. Ketiga, terdapat hubungan positif yang signifikan antara keterampilan membaca kritis dengan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa SMA Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya. Hal ini dibuktikan dengan t hitung > ttabel (3,690 > 1,70). KEPUSTAKAAN
Agustina, 2008. βPembelajaran Keterampilan Membacaβ. (Buku Ajar). Padang: FBS UNP. Atmazaki. 2009. Kiat-Kiat Mengarang dan Menyuting. Padang: UNP Press. Keraf, Gorys. 200I. Argumentasi dan Narasi.(Komposisi Lanjutan II). Jakarta: Grasida. Rohmadi, Muhammad, dkk. 2008. Teori dan Aplikasi: Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Surakarta: UNS Press. Semi, M. Atar. 1996. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa. Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya. Semi, M. Atar. 1988. Menulis Efektif. Padang: UNP Press. Tarigan, Henry, Guntur. 1985. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.