PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PT SWARA SELEBES GROUP KOTA GORONTALO Ole h Nama
: Rahmat.N. Dewa Putu
Jurusan
: Pendidikan Ekonomi
Program Studi
: S1. Pendidikan Ekonomi ABSTRACK
Rahmat .N. Dewa Putu, 2013. "The Influence of Leadership Style Of Employee Motivation In Celebes Swara Group PT Gorontalo city". Economic Study Program Office, Department of Education Economics, Faculty of Economics and Business, State University of Gorontalo under the guidance of Drs. Arifin Tahir, M.Si and Mr. Moh. Agussalim Monoarfa, SE, MM This study aims to determine the effect of Leadership Style Of Employee Motivation In Celebes Swara Group PT Gorontalo city. This study uses a quantitative method by using statistical analysis through regression and correlation tests. From the analysis of the data obtained and the regression equation Y = 18:40 hypothetical X + 0.94, which means that any change of one unit in the variable X (Leadership Style) will be followed by changes in the average variable Y (Employee Motivation) at 0 , 94unit, assuming both linear variables and means that hypothesis testing is based on the calculation of the correlation coefficient r = 0:30 and the coefficient of determination r2 = 0:09 or 9%. In testing the significance of the correlation coefficient obtained t greater than or equal to tdaftar (1.60 ≥ 1.30) and outside of acceptance H0. Thus, it can be said H0 is rejected and Ha accepted. Full results are deduced from the influence between Leadership Style Of Employee Motivation In Celebes Swara Group PT Gorontalo city and the remaining 91% is influenced by other things that are not used by the researchers in this study: Work Discipline, organizational culture,
employee performance and employee ethics . Therefore, to increase the motivation of employees, as a leader should be the driving force, thinkers and planners have a central position in the lead duties on employees and services that must be accounted for in order to produce a satisfactory result. Keywords: Leadership Style and Employee Motivation
PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia bisnis dalam bidang audio (radio) sekarang dituntut menciptakan kerja karyawan yang tinggi untuk pengembangan perusahaan. Perusahaan harus mampu membangun dan meningkatkan kerja di dalam lingkungannya. Keberhasilan perusahaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor penting adalah sumber daya manusia, karena sumber daya manusia merupakan pelaku dari keseluruhan tingkat perencanaan sampai dengan evaluasi yang mampu memanfaatkan sumberdaya - sumberdaya lainnya yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan. Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan memegang peranan sangat penting. Tenaga kerja memiliki potensi yang besar untuk menjalankan aktivitas perusahaan. Potensi setiap sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan dengan sebaikbaiknya sehingga mampu memberikan output optimal. Kepemimpinan seorang Station Manager (kepala radio) dapat memberikan peranan yang penting dalm tubuh instansi swasta tersebut, hal ini melihat peran kepala radio sebagai penanggung jawab dapat mewujudkan hasil yang optimal dalam upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat luas. Untuk menuju kepemerintahan yang baik dibutuhkan suatu kinerja yang baik pula, keberhasilan kinerja sebuah
radio ditentukan oleh perangkat radio tersebut. tinggi rendahnya kinerja dari pegawai/karyawan dapat menentukan keberhasilan pelayanan kepada masyarakat. Upaya manager (pimpinan) sebagai tenaga penggerak, pemikir dan perencana mempunyai kedudukan sentral dalam melaksanakan tugas memimpin dan pelayanan pada karyawan yang harus dipertanggungjawabkan agar dapat menghasilkan suatu hasil yang memuaskan. Gaya kepemimpinan seorang manager (pimpinan) dapat memberikan peranan yang sangat penting dalam tubuh organisasi radio, hal ini melihat peran manager (pimpinan) sebagai penaggung jawab jalannya siklus kegiatan pada PT. Swara Selebes Group. Berbagai kendala dan masalah yang sering dihadapi pemimpin dalam melaksanakan tugasnya dalam memimpin pertama, masalah motivasi kerja karyawan/pegawai perusahaan yang belum professional dan serius menyebabkan ketidakefisiennya dalam pelaksanaan tugas. Kedua kurangnya system pembinaan, pendidikan dan latihan secara kontinu dan terencana dari perusahaan. Terry (2000) mengatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengarahkan pengikut-pengikutnya untuk bekerja bersama dengan kepercayaan serta tekun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinannya. PT. Swara Selebes Group Kota Gorontalo peran seorang Manager (pimpinan) sangat berpengaruh pada motivasi kerja karyawan. Kurangnya perhatian pimpinan terhadap karyawan dalam segi pemberian motivasi, kurangnya kebijakan pemberian sanksi bagi karyawan yang bermasalah, serta kurangnya segi penghargaan kerja pimpinan kepada karyawan. Berdasarkan uraian diatas, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian pada kantor instansi swasta (radio), untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin, motivasi yang dilakukan atasan kepada bawahan (karyawan), serta mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kerja karyawan, untuk selanjutnya penelitian ini teruang dalam sebuah judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada PT Swara Selebes Group Kota Gorontalo”. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :1).Seberapa besar Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan pada perusahaan PT Swara Selebes Group Kota Gorontalo. 2.)kurangnya kebijakan pemberian
sanksi bagi karyawan yang bermasalah 3).Kurangnya segi penghargaan kerja pimpinan terhadap karyawan. Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan pokok yaitu : Seberapa besar “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada PT Swara Selebes Group Kota Gorontalo”. LANDASAN TEORI Menurut Mathis (2001) Motivasi merupakan hasrat dalam seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan untuk mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya. Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan Stephen Robbins (2008). Berdasarkan pengertian di atas disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu proses dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Siagian (2002) mengemukakan bahwa dalam kehidupan berorganisasi, termasuk kehidupan berkarya dalam organisasi bisnis, aspek motivasi kerja mutlak mendapatkan perhatian serius dari para manajer, Karena 4 (empat) pertimbangan utama yaitu: 1.
Filsafat hidup manusia berkisar pada prinsip “quit pro quo” yang dalam bahasa awam dicerminkan oleh pepatah yang mengatakan “ada ubi ada talas, ada budi ada balas”.
2.
Dinamika kebutuhan manusia sangat kompleks dan tidak hanya bersifat materi, akan tetapi juga bersifat psikologis.
3.
Tidak ada titik jenuh dalam pemuasan kebutuhan manusia.
4.
Perbedaan karakteristik individu dalam organisasi ataupun perusahaan, mengakibatkan tidak ada satupun teknik motivasi yang sama efektifnya untuk semua orang dalam organisasi juga untuk seseorang pada waktu dan kondisi yang berbeda-beda.
Mangkunegara (2005), mengemukakan bahwa terdapat 2 (dua) teknik memotivasi kerja karyawan yaitu: 1. Teknik pemenuhan kebutuhan karyawan, artinya bahwa pemenuhan kebutuhan karyawan merupakan fundamental yang mendasari perilaku kerja. 2. Teknik komunikasi persuasif, merupakan salah satu teknik memotivasi kerja karyawan yang dilakukan dengan cara mempengaruhi karyawan secara ekstra logis. Teknik ini dirumuskan dengan istilah ‘AIDDAS” yaitu Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan), Action (aksi atau tindakan), dan satisfaction (kepuasan). Penggunaannya, pertama kali pemimpin harus memberikan perhatian kepada karyawan tentang pentingnya tujuan dari suatu pekerjaan agar timbul minat karyawan terhadap pelaksanaan kerja, jika telah timbul minatnya maka hasratnya akan menjadi kuat untuk mengambil keputusan dan melakukan tindakan kerja dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh pimpinan. Dengan demikian, karyawan akan bekerja dengan motivasi tinggi dan merasa puas terhadap hasil kerjanya. Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dan bagaimana caranya seseorang memimpin hingga dapat membawa kelompok kerja kearah keberhasilan
yang
maksimal.
Anoraga
(2000)
menyatakan
bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi aktivitas orang lain melalui komunikasi, Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki kebutuhan (hierarchy of needs) milik Abraham Maslow 1943 (dalam Malayu SP. Hasibuan,2008). Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah: a) Fisiologis: meliputi rasa lapar, haus, berlindung, seksual, dan kebutuhan fisik lainya. b) Rasa aman: Meliputi rasa ingin melindungi dari bahaya fisik dan emosional. c) Sosial:
Meliputi
persahabatan.
rasa
kasih
sayang,
kepemilikan,
penerimaan,
dan
d) Penghargaan: Meliputi faktor-faktor penghargaan internal seperti hormat diri, otonomi, dan pencapaian; dan faktor-faktor penghargaan eksternal seperti status, pengakuan dan perhatian. e) Aktualisasi diri: Dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya; meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri. Menurut teori tersebut mengatakan bahwa meskipun tidak ada kebutuhan yang benar-benar terpenuhi secara lengkap, sebuah kebutuhan yang pada dasarnya telah dipenuhi tidak lagi memotivasi. Jadi bila ingin memotivasi seseorang, menurut Maslow, perlu memahami tingkat hierarki dimana orang tersebut berada saat ini dan fokus untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di atas tingkat tersebut. Kelima kebutuhan tersebut sangat penting dan terkait dalam bentuk tingkatan yang teratur. Satu tingkat kebutuhan menjadi kuat setelah tingkat kebutuhan yang lebih rendah terpenuhi kepuasannya. Menurut Putu Sunarcaya (2008) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah bagaimana cara mengendalikan bawahan untuk melaksanakan sesuatu. Regina (2010) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah Suatu cara yang dipergunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi, mengarahkan, mendorong dan mengendalikan orang lain dalam mencapai suatu tujuan. Anggakara (2010) menyatakan ada macammacam gaya kepemimpinan sebagai berikut: 1.
Gaya Kepemimpinan Karismatik Menurut Weber, karisma terjadi bilamana terdapat suatu krisis sosial, yang pada krisis itu, seorang pemimpin dengan kemampuan pribadi yang luar biasa tampil dengan visi yang radikal yang memberi suatu pemecahan terhadap krisis tersebut, dan pemimpin tersebut menarik perhatian para
pengikut yang percaya pada visi itu dan merasakan bahwa pemimpin tersebut sangat luar biasa. 2.
Kepemimpinan Transformasional Teori kepemimpinan transformasional, pertama kali dikemukakan oleh Bernard M. Bass, Yang dibangun di atas gagasan-gagasan yang dikemukakan lebih awal dari Burns. Anggakara (2010) mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan kolektif, melalui penyatuan motif-motif yang saling menguntungkan yang dimiliki pemimpin dan bawahan dalam rangka mencapai perubahan yang diinginkan.
3.
Kepemimpinan Transaksional Seperti halnya dengan Burns dalam Yukl (2005), Bass memandang kepemimpinan transaksional sebagai sebuah pertukaran imbalan-imbalan untuk mendapatkan kepatuhan. Namun demikian, Bass mendefinisikan kepemimpinan transaksional dalam arti yang lebih luas dari pada Burns.
2.
Kepemimpinan Partisipasif Kepemimpinan partisipasif menyangkut penggunaan berbagai macam prosedur keputusan yang memberikan orang lain suatu pengaruh tertentu terhadap
keputusan-keputusan
pemimpin
tersebut.
Kepemimpinan
partisipasif dapat dianggap sebagai suatu jenis perilaku yang berbeda dari perilaku yang berorientasi kepada tugas dan perilaku yang berorientasi kepada hubungan (Yukl, 2005). TUJUAN PENELITIAN Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar“Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada PT Swara Selebes Group Kota Gorontalo”. METODE PENELITIAN
Adapun metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Metode ini menggunakan Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Karyawan. Dalam hal ini, gaya kepemimpinan variabel X (independent Variable) atau variabel bebas dan motivasi kerja karyawan merupakan variabel Y (dependent variable) atau variable terikat. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di salah satu instansi swasta PT. Swara Selebes Group Kota Gorontalo. Pemilihan lokasi penelitian ini karena secara geografis mudah dijangkau sehingga memudahkan peneliti dalam pengumpulan data. Penetapan objek penelitian ini didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut: 1. Objek tersebut dapat memberikan keterangan tentang masalah yang akan diteliti. 2. Data yg diperlukan cukup memadai. 3. Lokasi tersebut mudah dijangkau baik dari segi waktu, biaya tempat maupun tenaga. Dari permasalahan yang telah ditetapkan, maka lamanya waktu yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah 2 bulan terhitung dari bulan April sampai dengan bulan Juli. 1. Adapun desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini untuk menguji hipotesisnya, untuk dapat mencapai kesimpulan – kesimpulan yang sevalid mungkin mengenai hubungan atau saling mempengaruhi antara variabel bebas dengan variabel terikat pada penelitian tersebut. Adapun metode yang digunakan adalah metode kuantitatif, hal ini disebabkan pada sasaran penelitian. Melalui metode ini maka dapat dilihat masalah yang diteliti pada masing – masing variabel X Dengan Indikator sebagai berikut : Anggakara (2010)
Gaya
kepemimpinan
Karismatik,Gaya
kepemimpinan
Transformasional, Gaya kepemimpinan Transaksional, Gaya kepemimpinan Partisipasif. Maupun variabel Y Motivasi kerja karyawan dengan Indikator sebagai berikut : Malayu SP. Hasibuan, (2008) − Fisiologis: meliputi rasa lapar, haus, berlindung, seksual, dan kebutuhan fisik lainya.
− Rasa aman: Meliputi rasa ingin melindungi dari bahaya fisik dan emosional. − Sosial:
Meliputi
rasa
kasih
sayang,
kepemilikan,
penerimaan,
da n
persahabatan. − Penghargaan: Meliputi faktor-faktor penghargaan internal seperti hormat diri, otonomi, dan pencapaian; dan faktor-faktor penghargaan eksternal seperti status, pengakuan dan perhatian. Aktualisasi diri: Dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya; meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri. HASIL DAN PEMBAHASAN Kantor PT. Swara Selera Bersama atau yang dikenal dengan nama radio Selebes adalah radio FM pertama di Gorontalo yang didirikan pada tahun 1990, tepatnya pada hari Kamis tanggal 11 Agusttus di jalan Raden Saleh dengan aliran music pop, jazz, dan rock. Tapi, pada pertengahan tahun 2002 kantor Selebes pindah tempat dan sampai sekarang di Jalan Sultan Botutihe No. 21 dan PT. Selebes Group dimiliki oleh Bapak “Tonny Junus” yang juga pemilik dari kantor sinar Karya. Dulunya radio Selebes pernah bekerja dengan bermodalkan Pemancar Rakitan 250 Watt dan masih menggunakan Tape Recorder, dan pada akhirnya pada tahun 1998 Selebes lepas dengan kerjasama Memora Group. Format acara Selebes 70 % mengarah ke anak muda dan 30 % mengarah pada orang dewasa dengan icon “Muda Bersikap Dewasa dan Dewasa berjiwa muda” namun icon tersebut berubah pada tahun 2002 dengan bunyi “Modern Live Style And Entertaiment Station” dan lebih di tujukan pada eksektif muda dan pada waktu itu juga pemancar Selebes menjadi Buil Up dan sudah memakai Dj power hingga sekarang. Sejak Station Manager dijabat oleh Bapak Dedi Thalib, Selebes mulai bergabung lagi dengan program BBC pada tahun 2004 yang juga berkerjasama dengan Trijaya FM. Pada tahun 2003 mendirikan anak perusahaan yakni SKFM yang berada di frekuensi 99,01 dan pada waktu itu Selebes menjadi PT. SWARA SELEBES GROUP.
Pengujian Validitas Variabel X (Gaya Kepemimpinan) Uji validitas variabel ini menggunakan rumus Pearson Product Moment Soal nomor 1 ∑
n
XY
r
(∑
–
X)
(∑
Y) =
hitung
√ {n ∑ X2 – ( ∑ X)2} {n ∑ Y2 – ( ∑ Y)2 }
28
.
926
–
(78)
rhitung
(315) =
√ {(28 . 242– (78)2)} {28 . 3719 – (315)2 } rhitung = 0.736 Untuk soal nomor 2-4 perhitunganya sama dengan angket nomor 1, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut : Soal Nomor 2 =
0.676 (valid)
Soal Nomor 3 = 0.678 (valid) Soal Nomor 4 = 0.898 (valid) Untuk mengetahui validnya variabel Gaya Kepemimpinan ( X ), maka kita harus membuat keputusan dengan membandingkan rhitung dengan rtabel. Kaidah keputusan: Jika rhitung ≥ rtabel berarti Valid dan sebaliknya jika rhitung ≤ rtabel berarti tidak valid. Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa rhitung > rtabel yang berarti variabel X (Gaya Kepemimpinan) datanya Valid. rtabel, dengan n = 28 dan taraf kesalahan 5% maka diperoleh harga rtabel = 0,374.
Pengujian Validitas Variabel Hasil Motivasi Kerja (Y) Uji validitas variabel ini menggunakan rumus Pearson Product Moment 1) Item pertanyaan nomor 1
∑
n
XY
(∑
–
X)
r
(∑Y) hitung=
√ {n ∑ X2 – ( ∑ X)2} {n ∑ Y2 – ( ∑ Y)2 } 28
.
2614
–
(84)
rhitung
(812) =
√ {(28 . 278– (84)2)} {28 . 25270 – (812)2 } rhitung = 0,841 Untuk soal nomor 2-11 perhitunganya sama dengan angket nomor 21, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut : Soal Nomor 2 = 0.775 (valid)
Soal Nomor 7 = 0.835 (valid)
Soal Nomor 3 = 0.463 (valid)
Soal Nomor 8 = 0,877 (valid)
Soal Nomor 4 = 0.786 (valid)
Soal Nomor 9 = 0,811 (valid)
Soal Nomor 5 = 0.822 (valid)
Soal Nomor 10 = 0,661(valid)
Soal Nomor 6 = 0.835 (valid)
Soal Nomor 11 = 1,195 (valid)
Kaidah keputusan: Jika rhitung ≥ rtabel berarti Valid dan sebaliknya jika rhitung ≤ rtabel berarti tidak valid. Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa rhitung ≥ rtabel yang berarti variabel Y (Motivasi Kerja Karyawan) datanya Valid. rtabel, dengan n = 28 dan taraf kesalahan 5% maka diperoleh harga rtabel = 0,374. Uji Normalitas Data Variabel X (Gaya Kepemimpinan) Hasil pengujian normalitas data untuk variabel X (Gaya Kepemimpinan) menunjukan skor X2hitung = 8.51 sedangkan dari daftar distribusi frekuensi diperoleh harga X2daftar (0,95)(5) = 11,070. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa X2
hitung
≤ X2
tabel
(8.51 ≤ 11,070). Hal ini menunjukan bahwa data hasil
penelitian untuk variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Uji Normalitas Data Variabel Y ( Motivasi Kerja Karyawan) Hasil pengujian normalitas data untuk variabel Y (Motivasi Kerja Karyawan) menunjukan skor X2hitung = 1.9 sedangkan dari daftar distribusi frekuensi diperoleh harga X2daftar (0,95)(5) = 11,070. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa X2 hitung ≤ X2
tabel
(1.9 ≤ 11,070). Hal ini menunjukan bahwa data hasil penelitian untuk
variabel Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian Hipotesis Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini diadakan pengujian terhadap persamaan regresi, anlisisis korelasi dan uji linieritas regresi. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut: H0 : ρ = 0 Ha : ρ ≠ 0 Kriteria pengujian : Terima H0, jika t (1 - ½ά) < thitung < t (1 - ½ά) dengan taraf kenyataan ά = 0,01 dan ά = 0,05, dan dk = n – 2. Berdasarkan harga r = 0.30 dan r2 = 0.09, maka diperoleh thitung = 1.60 Sedang dari daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh t(1-½ά) (n-2) = t(1-0,025) (28-2)
t = (0,975) (26) t = 25.35. Ternyata harga thitung lebih besar dari ttabel atau
harga thitung telah berada diluar daerah penerimaan H0, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi diatas benar-benar signifikan. Mencari Persamaan Regresi Linier Untuk mencari persamaan regresi digunakan rumus Ỳ = a + bX, sehingga dari hasil penelitian (lampiran 7) diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Ỳ = Ỳ = 18.40 + 0,94X. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit variabel X (Gaya Kepemimpinan), maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel Y (Motivasi Kerja Karyawan) sebesar 0,94 dan ini berarti setiap terjadi perubahan pada indikator Gaya Kepemimpinan, maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata indikator Motivasi Kerja Karyawan di PT Swara Selebes Group Kota Gorontalo.
Uji Linieritas dan Keberartian Persamaan Regresi Hasil pengujian linieritas dan keberartian persamaan regresi yang menggambarkan hubungan linier dan berarti atau tidak, digunakan tabel ANAVA. Dan tabel ANAVA pada lampiran 7 diperoleh harga Fhitung sebesar 0.25 dan Harga Ftabel (0.95)(11,23) diperoleh 4,02. Karena harga Fhitung lebih kecil dari Ftabel (0.25 ≤ 4,02), maka dapat disimpulkan bahwa data berpola linier. Sedangkan untuk pengujian keberartian regresi sebagaimana terlampir (Lampiran 7) diperoleh harga Fhitung = 35.79 sedangkan Ftabel (0.95)(1.34) = 4.13. Karena harga Fhitung lebih besar dari Ftabel (35.79 ≥ 4.13), maka Ho ditolak dan diterima Ha. Dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan antara Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Karyawan. Analisis Korelasi (UJi Hubungan Dua Variabel) Dalam garis korelasional dapat diketahui jika garis regresi dari sekumpulan data pengamatan berbentuk linier, maka dapat kita tentukan sejauh mana derajat hubungan antara variabel X (Gaya Kepemimpinan) dan Y (Motivasi Kerja Karyawan) melalui koefisien korelasi (r). Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 7 diperoleh harga r = 0.30dan harga r2 = 0.09 ( 9 % ). Hal ini berarti bahwa derajat hubungan antara variabel X (Gaya Kepemimpinan) dan variabel Y (Motivasi Kerja Karyawan) sebesar 9 %. Dalam arti bahwa variabel Gaya Kepemimpinan memberikan konstribusi terhadap variabel Motivasi Kerja Karyawan sebesar 9 % dan sisanya 9 % ditentukan oleh variabel lain. Untuk uji signifikan (corelation) diperoleh nilai thitung = 1.60 Pada taraf ά = 0,05 dan n = 28 uji satu pihak; dk = n - 2 = 28 – 2 = 26 sehingga diperoleh tdaftar = 1.30. Ternyata thitung ≥ tdaftar (1.60 ≥ 1.30), maka H0 ditolak, artinya ada hubungan yang signifikan antara Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Karyawan. Pembahasan Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan sebelumnya, serta rumusan hipotesis yang berbunyi “Pengaruh Gaya Kepemiminan Terhadap Motivasi Kerja
Karyawan”. Perlu ditentukan statistika uji yang digunakan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam pengujian hipotesis, hasilnya menunjukkan bahwa hipotesis (Ho) yang diuji ditolak, yang artinya signifikan,dan hipotesis penelitian (Ha) yang diajukan diterima. Hal ini terlihat dari thitung ≥ ttabel pada taraf signifikan α = 0,05. Adapun hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan positif dan signifikan antara Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan di PT Swara Selebes Group Kota Gorontalo. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 9 % variasi yang terjadi pada Motivasi Kerja Karyawan dipengaruhi oleh adanya Gaya Kepemimpinan, sedangkan 91% dipengaruhi oleh faktor lain seperti : Disiplin Kerja, Budaya Organisasi, kinerja pegawai dan etika karyawan yang tidak digunakan oleh peneliti dalam penelitian i ni . Indikator Gaya Kepemimpinan yang telah diuji dalam penelitian ini adalah kepemimpinan karismatik, kepemimpinan transformasional, kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan partisipasif dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan. Sedangkan indikator Motivasi Kerja karyawan dalam penelitian ini adalah dilihat dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, penghargaan, kebutuhan social dan adanya aktualisasi diri. Dari hasil pengolahan data setelah dilakukan penelitian, memberikan bukti bahwa cara kepemimpinan yang baik sebagaimana terdapat pada indikator dalam penelitian ini, memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan motivasi karyawan dalam bekerja. Seorang pemimpin yang mampu dalam mengatur segala bentuk prosedur kerja yang sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh karyawan akan mampu meningkatkan kinerja yang baik dalam melaksanakan semua tugas dengan benar. Upaya manager (pimpinan) sebagai
tenaga
penggerak, pemikir dan perencana mempunyai kedudukan sentral dalam melaksanakan tugas memimpin dan pelayanan pada karyawan yang harus dipertanggungjawabkan agar dapat menghasilkan suatu hasil yang memuaskan.
Terry (2000) mengatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengarahkan pengikut-pengikutnya untuk bekerja bersama dengan kepercayaan serta tekun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinannya. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas, maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut : Dimana hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada PT. Swara Selebes Group dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yaitu Hasil perhitungan koefisien korelasi bahwa harga r2= 0.09 yang berarti sebesar 9 % Motivasi kerja karyawan ditentukan oleh gaya kepemimpinan dari pemimpin dan 91 % ditentukan oleh faktor-faktor lain seperti : Disiplin Kerja, budaya Organisasi, kinerja pegawai dan etika karyawan. Oleh karena itu untuk meningkatkan motivasi kerja dari karyawan, seharusnya pemimpin sebagai tenaga penggerak, pemikir dan perencana mempunyai kedudukan sentral dalam melaksanakan tugas memimpin dan pelayanan pada karyawan yang harus dipertanggungjawabkan agar dapat menghasilkan suatu hasil yang memuaskan. Saran Seorang pemimpin yang mampu dalam mengatur segala bentuk prosedur kerja yang sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh karyawan akan mampu meningkatkan kinerja yang baik dalam melaksanakan semua tugas dengan benar. Upaya manager (pimpinan) sebagai tenaga penggerak, pemikir dan perencana mempunyai kedudukan sentral dalam melaksanakan tugas memimpin dan pelayanan pada karyawan yang harus dipertanggungjawabkan agar dapat menghasilkan suatu hasil yang memuaskan. Berikut ini beberapa saran yang dianggap relevan dengan penelitian. Saran tersebut antara lain : 1. Bisa memberikan masukan kepada pemimpin (manager) dalam mengupayakan dan memperhatikan serta meningkatkan berbagai kinerja yang efektif dan bisa meningkatkan motivasi kerja karyawan
sehingga menghasilkan kinerja yang baik untuk keberhasilan suatu perusahaan. 2. Untuk lebih meningkatkan keefektifan kinerja karyawan agar kualitas suatu perusahaan meningkat dengan baik. 3. Kepada para peneliti selanjutnya untuk melakukan peneliti lanjutan, yang kemudian diharapkan dapat menambah variabel lain yang mempengaruhi motivasi kerja, beban kerja karyawan, dan lainnya. DAFTAR PUSTAKA Augusty Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hamzah, Uno, 2006. Teori Motivasi Dan Pengukurangnya. PT. Bumi Aksara. Jakarta Hasibuan, Malayu. 2006. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah. Edisi Revisi : PT Bumi Aksara Hasibuan, Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara. Jakarta. Heru Kurnianto. 2009. “ Penilaian Kinerja Karyawan Berdasarkan Definisi, Tujuan, dan Manfaat “http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/04/penilaian- kinerja karyawan-definisi.html Listianto dan Setiajin, 2007. Pemimpin dan Kepemimpinan, PT. Raja Grafindo Persada Prasetyo Wahyudin, 2003, Organisasi Motivasi, PT Bumi Aksara, Jakarta Robbins, Stephen. P. 2008. Perilaku organisasi. Edisi Bahasa Indonesia. PT Indeks Kelompok GRAMEDIA. Jakarta. Reginal, 2010, Kepemimpinan yang Efektif, Yogyakarta, Gadjah Mada Terry. R, George, 2000. Prinsip-Prinsip Manajemen : PT. Bumi Aksara. Jakarta Winardi, J. (2008). Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta : PT. Rajagrafindo Indonesia.
Yukl Gary. 2001. Kepemimpinan Dalam Manajemen, : PT. Bumi Aksara