Kuwatno, Dkk.:Elektrodekolorisasi Indigo Karmin Menggunakan Alumina dan Karbon Bekas
ELEKTRODEKOLORISASI INDIGO KARMIN MENGGUNAKAN ALUMINA DAN KARBON BEKAS Kuwatno, Sriatun, Suhartana Laboratorium Kimia Anorganik Jurusan Kimia FMIPA UNDIP Jl. Prof. Soedarto, SH Tembalang Semarang 50275 ABSTRAK Dekolorisasi zat warna indigo karmin telah dilakukan dengan metode elektrolisis. Dalam metode ini telah diteliti pengaruh pH dan temperatur terhadap kemampuan dekolorisasi indigo karmin. Adanya elektrokoagulasi/elektroflokulasi disebabkan oleh kemampuan flok Al(OH)3 mengadsorb indigo karmin dan membentuk kompleks Al-indigo karmin. Flok Al(OH)3 dihasilkan oleh elektrolisis larutan dengan menggunakan alumunium bekas sebagai anoda dan karbon sisa baterai sebagai katoda. Elektrolisis dilakukan selama 150 menit dengan tegangan luar 12 Volt. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan dekorisasi terhadap indigo karmin oleh flok Al(OH)3 dipengaruhi oleh pH dan temperatur larutan. Kemampuan dekolorisasi minimum pada pH=6 dan akan meningkat pada kondisi basa dan asam. Persentase dekolorisasi maksimum pada temperatur ruang adalah 51,95% pada pH=14. Persentase dekolorisasi optimum adalah 98,33% pada temperatur 70oC pada pH=10. Kata kunci : elektrodekolorisasi, indigo karmin, alumunium
ELECTRODECOLORIZATION OF INDIGO KARMIN USING TRACE OF ALUMUNIUM AND CARBON ABSTRACT Decolorizing of color of indigo carmine solution has been conducted by electrolytic method. In this method has been observed the effect of pH and temperature to indigo carmine decolorizing ability. It has been observed, there electrocoagulation/electroflocculation was caused by ability of Al(OH)3 flock to adsorb indigo carmine and its ability to form Al-indigo carmine complex. The Al(OH)3 flock was produced by the electrolysis of solution with aluminum anode and carbon cathode. Electrolysis was carried out for 150 minutes and the external potential was 12 volt. The result of this research showed that decolorizing ability to indigo carmine by Al(OH)3 flock was influenced by pH and temperature of the solution. The ability of decolorizing was minimum at pH 6 and increase in base and acid condition. At room temperature, the maximum percentage of decolorizing was 51,95 % at pH=14. The optimum percentage of decolorizing was 98,33 % at 70ºC and pH=10. Keywords: Electrodecolorization, Indigo carmine, Aluminum.
JSKA.Vol.X.No.3.Tahun.2007
1
Kuwatno, Dkk.:Elektrodekolorisasi Indigo Karmin Menggunakan Alumina dan Karbon Bekas
I. PENDAHULUAN Limbah
yang
dihasilkan
oleh
alumunium antara lain sebagai konstruksi
pewarnaan tekstil semakin banyak dan
pesawat, peralatan dan perabotan rumah
semakin kompleks sejalan dengan semakin
tangga, kaleng minuman bir dan kaleng
pesatnya perkembangan industri tekstil.
minuman coca-cola. Aluminium bekas akan
Salah satunya berupa limbah cair berwarna.
menjadi bahan pencemar karena aluminium
Zat warna yang sering
sulit sekali terdegradasi. Oleh karena itu,
digunakan dalam
pewarnaan kain adalah Indigo karmin.
penelitian tentang pemanfaatan aluminium
Zat warna indigo karmin digunakan sebagai pewarna pakaian yang berjenis jean
bekas perlu dilakukan. Beberapa
penelitian
tentang
dan wool serta serat-serat dari binatang. Zat
dekolorisasi zat warna secara elektrolisis
warna ini merupakan zat warna biru yang
dengan
sangat tahan terhadap cahaya matahari
hidroksida besi telah banyak dilakukan.
maupun pencucian. Penggunaan zat warna
Elektrodekolorisasi
indigo
proses
menggunakan besi sebagai anoda, antara
pewarnaan tekstil menghasilkan limbah cair
lain elektrodekolorisasi zat warna timol biru
yang dapat mencemari lingkungan. Hal ini
(Ningsih dan Rahmanto, 2000), zat warna
dikarenakan limbah ini berwarna biru gelap
phenolphthalein (Hadiyanto dan Suhartana,
jika dalam konsentrasi besar sehingga akan
2003). Selain itu juga telah dilakukan
menghalangi
elektrodekolorisasi
karmin
sinar
dalam
suatu
matahari
menembus
memanfaatkan
daya
zat
zat
warna
warna
adsorbsi
dengan
metil
dasar perairan, akibatnya biota air menjadi
orange(Kristanto dan Rahmanto, 2000).
terganggu.
Jenis
Sementara itu aluminium merupakan
anoda
penelitian
yang
digunakan
dalam
tersebut masih terbatas pada
salah satu logam yang banyak digunakan
anoda besi. Oleh karena itu, perlu dilakukan
sebagai alat bantu dalam segala bidang
penelitian tentang elektrodekolorisasi zat
kebutuhan
hidup
manusia.
JSKA.Vol.X.No.3.Tahun.2007
Penggunaan
2
Kuwatno, Dkk.:Elektrodekolorisasi Indigo Karmin Menggunakan Alumina dan Karbon Bekas
warna dengan memanfaatkan logam bekas
elektrolisis, penggunaan aluminium bekas
yaitu alumunium.
sebagai
Penelitian tentang elektrodekolorisasi
anoda
dibandingkan
akan
lebih
besi
bekas.
dalam
sistem
efektif Hal
ini
zat warna yang telah disebutkan umumnya
dikarenakan
untuk mengadsorb zat warna indikator, jadi
alumunium menghasilkan flok Al(OH)3
praktis
bila
selain itu juga dapat menghasilkan garam
dibandingkan dengan indigo karmin yang
tawas NaAl(SO4)312H2O (Vogel, 1985).
keberadaannya lebih melimpah. Hal
ini
Flok Al(OH)3 berupa gelatin berwarna putih
digunakan
yang dapat menyerap zat warna sedangkan
jumlahnya
dikarenakan
relatif
indigo
sedikit
karmin
sebagai pewarna dalam industri tekstil.
NaAl(SO4)312H2O
Berdasarkan
latar
sering dikenal sebagai tawas yang dapat
permasalahan
tersebut
penelitian
ini
belakang
dan
maka
dalam
dimanfaatkan
diupayakan
untuk
(Alearts dan Santika, 1999).
menghilangkan (menyerap) zat warna indigo karmin
dengan
aluminium
memanfaatkan
bekas.
pencemaran
berupa
elektrolisis
Dengan
demikian,
menjenihkan
air
Terbentuknya flok Al(OH)3 dan tawas dipengaruhi
oleh
beberapa
faktor,
diantaranya adalah derajat keasaman (pH) dan temperatur. Oleh karena itu, perlu
limbah cair yang mengandung zat warna
diketahui bagaimana pengaruh variasi pH
indigo karmin
dan temperatur dari sistem elektrolisis
lingkungan
perairan
yang
oleh
pewarnaan
lingkungan
logam
untuk
garam
yang berasal dari proses
tekstil
maupun
yang
pencemaran
diakibatkan
oleh
aluminium bekas dapat dikurangi. Dalam
penelitian
terhadap zat warna indigo karmin.
II. BAHAN DAN METODE
ini
selain
Bahan yang digunakan dalam penelitian
memanfaatkan aluminium bekas
sebagai
antara lain serbuk indigo karmin, akuades,
anoda jua memanfaatkan karbon baterai
natrium sulfat (p.a), asam sulfat (p.a) dan
bekas sebagai katodanya. Dalam proses
JSKA.Vol.X.No.3.Tahun.2007
3
Kuwatno, Dkk.:Elektrodekolorisasi Indigo Karmin Menggunakan Alumina dan Karbon Bekas
natrium
hidroksida
(p.a),
lempengan
aluminium bekas dan karbon baterai bekas. Peralatan
yang
digunakan
Elektrolisis
dilakukan
elektroda 1 cm selama
pada
jarak
150 menit dan
adalah
tegangan 12 volt. Setelah selesai, larutan
timbangan elektrik, pH meter merk HACH
hasil elektrolisis disaring. Absorbansi filtrat
seri EC 20, termometer 100°C, adaptor,
ditentukan
multitester dan spektrofotometer 390.
spektrofotometer 390.
2.1 Pembuatan larutan induk zat warna
2.3 Elektrodekolorisasi zat warna indigo
dengan
menggunakan
indigo karmin 100 ppm
karmin dengan variasi temperatur
Larutan induk zat warna indigo karmin
Variasi temperatur elektrolisis adalah
konsentrasi 100 ppm dibuat dengan cara
10ºC, 20ºC, 30ºC, 40ºC, 50ºC, 60ºC, 70ºC,
melarutkan 100 mg serbuk zat warna indigo
80ºC dan 90ºC. Larutan sampel zat warna
karmin ke dalam labu ukur 1000 mL,
indigo carmine dibuat dari 40 mL larutan
kemudian ditambah dengan 20 mL NaOH
indigo carmine 25 ppm yang ditambah de-
0,1M dan selebihnya ditambah akuades
ngan 0,71 gram Na2SO4 0,1 M, kemudian
sampai tanda batas.
larutan ditambah NaOH 0,1 M sampai pH
2.2 Elektrodekolorisasi zat warna indigo
menjadi 10. Kemudian ditambah aquades
karmin dengan variasi pH
sampai volumenya
Elektrolisis dilakukan terhadap larutan
Selanjutnya larutan sampel di elektrolisis
sampel zat warna indigo karmin dengan
menjadi 50 mL.
dengan cara yang sama dengan point 2.2.
variasi pH 2, 4, 6, 7, 8, 10, 12 dan 14. Larutan sampel zat warna indigo karmin
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dibuat dari 40 mL larutan indigo karmin 25
Metode elektrolisis dapat digunakan
ppm yang ditambah 0,71 gram Na2SO4 dan
untuk menghilangkan zat warna indigo
H2SO4 0,1 M atau NaOH 0,1 M untuk
karmin dari larutannya karena dalam proses
mengatur pH. Kemudian ditambah akuades
elektrolisis terjadi proses oksidasi dan
sampai 50 mL.
reduksi. Pada anoda terjadi proses oksidasi
JSKA.Vol.X.No.3.Tahun.2007
4
Kuwatno, Dkk.:Elektrodekolorisasi Indigo Karmin Menggunakan Alumina dan Karbon Bekas
yaitu aluminium teroksidasi menghasilkan
Dalam hal ini proses kopresipitasi terjadi
kation aluminium (Al3+), sedangkan pada
karena Al(OH)3 yang memiliki muatan
katoda karbon terjadi reaksi reduksi air
listrik positif mampu berikatan dengan
menghasilkan gas hidrogen (H2) dan ion
indigo karmin yang bermuatan negatif
hidroksida (OH-). Adanya proses oksidasi
parsial sehingga antara keduanya akan
dan
terbentuk suatu ikatan.
reduksi
dalam
sistem
elektrolisis
terbentuknya
aluminium
Menurut Ibanez et.al.(1998) dalam
hidroksida (Al(OH)3) yang berupa endapan
Ningsih dan Rahmanto (2000), ikatan yang
gelatin
terjadi
mengakibatkan
berwarna
hidroksida
putih.
inilah
Alumunium
yang
mampu
antara
menghasilkan
zat
warna
dan
besi
suatu senyawa kompleks
mengadsorbsi zat warna indigo karmin dan
dengan ikatan kovalen koordinasi, dengan
membentuk
asumsi besi berperan sebagai atom pusat dan
kompleks
aluminium
hidroksida-indigo karmin.
zat warna sebagai ligannya.
Pada penelitian ini jarak antar elektroda
Analog dengan hal tersebut, maka
adalah 1 cm agar gas H2 yang dihasilkan
diasumsikan antara aluminium dan zat
oleh katoda karbon pada saat
warna indigo karmin juga terjadi ikatan
elektrolisis
dapat
mengenai
proses
permukaan
membentuk
suatu
senyawa
kompleks.
anoda lebih merata dan optimal sehingga
Namun ikatannya bukan merupakan ikatan
dapat mempercepat proses pengapungan dan
kovalen koordinasi, tetapi ikatan yang
pengumpulan
terjadi
flok-flok
Al(OH)3
yang
dihasilkan selama proses elektrolisis. Adanya peristiwa koagulasi maupun
merupakan
elektrostatik
antara
hasil kation
dari
gaya
aluminium
dengan muatan dipol listrik dari molekul air
flokulasi zat warna indigo karmin oleh flok
sehingga
membentuk
Al(OH)3 dapat terjadi karena flok Al(OH)3
aluminium
mampu mengkopresipitasi (membawa serta
(Wilkinsons, 1988).
terhidrat
suatu
kompleks [Al(H2O)6]3+
untuk mengendap) zat warna tersebut.
JSKA.Vol.X.No.3.Tahun.2007
5
Kuwatno, Dkk.:Elektrodekolorisasi Indigo Karmin Menggunakan Alumina dan Karbon Bekas
Dalam
suasana
aluminium
basa,
kompleks
[Al(H2O)6]3+
terhidrat
mengalami transformasi menjadi Al(OH)3 yang berupa flok berwarna putih. Dalam proses dekolorisasi, Al(OH)3 yang teramati
Ikatan
antara
zat
warna
dengan
AlO(OH) ditunjukkan seperti pada reaksi 1. L OAl + H2O …. (1)
L - H + (HO)OAl
Keterangan : L : zat warna.indigo karmin Proses pengikatan zat
warna indigo
sebagai flok gelatin berwarna putih lebih
karmin dengan AlO(OH) juga analog dari
digambarkan
mekanisme diatas. Mekanisme reaksi dari
sebagai
AlO(OH)
zat warna indigo karmin dengan Al(OH)3
(Wilkinsons, 1988).
ditunjukkan seperti pada gambar 1.
O
Na+-O3S
O
Na -O 3S
H N
* N H
H N
(HO)OAl N H
SO3- Na+
-
SO 3 Na O
O
Al O
Gambar 1. Reaksi indigo karmin dengan AlO(OH)
Dari gambar tersebut terlihat bahwa
menurut teori asam basa keras lunak (hard
Al(OH)3 mengikat ion oksigen pada
zat
soft acid base), Al3+ yang merupakan asam
warna
ada
keras
indigo
karmin.
Tetapi
akan
lebih
cenderung
berikatan
kemungkinan aluminium oksida berikatan
dengan oksigen yang merupakan basa keras
dengan nitrogen karena nitrogen memiliki
jika dibanding kan dengan nitrogen yang
sepasang
merupakan basa lunak (Sukarjo, 1984),
elektron
bebas
yang
dapat
disumbangkan untuk membentuk ikatan
sehingga
interaksi
antara AlO+ dengan
kovalen koordinasi dengan AlO+. Namun
JSKA.Vol.X.No.3.Tahun.2007
6
+
Kuwatno, Dkk.:Elektrodekolorisasi Indigo Karmin Menggunakan Alumina dan Karbon Bekas
oksigen dari zat warna indigo karmin lebih
Rahmanto.
dimungkinkan.
elektrodekolorisasi metil orange dilakukan
Dalam proses elektrodekolorisasi, pH larutan
memiliki
peranan
penting.
Penelitian yang telah di- lakukan oleh Famila
dan
Rahmanto[4]
pada
Oleh
suasana
karena
itu,
asam
elektrodekolorisasi
proses
sedangkan phenolphtalein
dilakukan pada suasana basa.
menunjukkan
Pada penelitian ini diketahui bahwa
bahwa laju elektrodekolorisasi metil orange
elektrodekolorisasi zat warna indigo karmin
pada
dengan anoda aluminium dapat berlangsung
suasana asam ternyata lebih tinggi
daripada
laju
elektrodekolorisasi
phenolphtalein hasil penelitian Kristanto dan
baik dalam suasana asam dan suasana basa, seperti tampak pada gambar 2.
Gambar 2. Grafik hubungan pH terhadap persen elektrodekolorisasi
Dari Gambar 2 tersebut terlihat bahwa
Pada suasana asam, terbentuknya garam
persen elektrodekolorisasi minimum terjadi
tawas NaAl(SO4)2 12 H2O dari sistem
pada pH 6. Dengan meningkatnya keasaman
elektrolisis karena ion aluminium yang
maupun meningkatnya kebasaan persentase
dihasilkan
elektrodekolorisasi mengalami kenaikan.
aluminium bereaksi dengan asam sulfat
JSKA.Vol.X.No.3.Tahun.2007
dari
proses oksidasi logam
7
Kuwatno, Dkk.:Elektrodekolorisasi Indigo Karmin Menggunakan Alumina dan Karbon Bekas
membentuk garam aluminium sulfat. Garam
Mulai pH 6 sampai 14 terlihat bahwa
aluminium sulfat yang terbentuk bereaksi
terjadi kenaikan persen elektrodekolorisasi
lebih lanjut dengan garam natrium sulfat
zat warna indigo karmin seiring
sehingga membentuk garam NaAl(SO4)2 12
semakin meningkatnya pH sistem.
H2O yang dikenal sebagai tawas. Reaksi
Elektrodekolorisasi
dengan
terjadi
secara
yang terjadi seperti terlihat pada reaksi 2-3.
maksimum pada pH 14 dengan persen
Al3+ + H2SO4 (aq)
elektrodekolorisasi sebesar 51,95 %. Hal ini
Al2 (SO4)3 (aq) +
2H+…....... (2)
terjadi karena dalam sistem elektrolisis
Al2(SO4)3 (aq) +Na2 SO4(aq)
terbentuk flok Al(OH)3 yang berupa gelatin
2NaAl(SO4)H2O………………..(3)
berwarna putih. Pembentukan flok Al(OH)3
Tawas bermanfaat untuk menjernihkan air dan dalam penelitian ini mampu mengurangi warna indigo karmin.
range pH 2 sampai 6, terjadi penurunan persen elektrodekolorisasi zat warna indigo karmin seiring dengan meningkatnya pH. Hal tersebut terjadi karena dengan kenaikan kemungkinan
terbentuknya
tawas
NaAl(SO4)3 12 H2O menjadi berkurang. Hal tersebut dapat terjadi karena pembentukan tawas
Semakin meningkat harga pH sistem maka semakin banyak flok Al(OH)3 yang
Dari gambar 2 terlihat bahwa pada
pH
seperti ditunjuk kan oleh reaksi 4 - 7.
berlangsung dengan baik dalam
suasana asam, sehingga dengan semakin berkurangnya keasaman maka tawas yang terbentuk semakin sedikit.
dihasilkan oleh
sistem elektrolisis. Flok
Al(OH)3
ini dapat menyerap zat warna.
Semakin
banyak flok Al(OH)3 yang
terbentuk
maka
semakin
besar
pula
kemungkinan terjadinya proses penyerapan zat warna indigo karmin oleh maupun
Al(OH)3
kemungkinan terjadinya ikatan
antara zat warna indigo karmin dengan Al(OH)3. Faktor berpengaruh
lain
yang terhadap
juga
sangat proses
eletrodekolorisasi zat warna indigo karmin adalah temperatur. Pengaruh temperatur
JSKA.Vol.X.No.3.Tahun.2007
8
Kuwatno, Dkk.:Elektrodekolorisasi Indigo Karmin Menggunakan Alumina dan Karbon Bekas
terhadap
elektrodekolorisasi
zat
warna
pada gambar 3.
Persen elektrodekolorisasi
indigo karmin pada pH=10 dapat dilihat
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Temperatur ( C)
Gambar 3. Grafik hubungan temperatur terhadap persen Elektrodekolorisasi
Anoda :
Al3+(aq) + 3e ……………..… (4)
Al(S)
Al3+(aq) + 3 OH-(aq)
Al(OH)3(S) …..... (5)
Katoda :
3H2O(l) + 3 e
H2(g) + 3 OH-(aq) ……(6)
Total
Al(S) + 3H2O(l)
H2(g) + Al(OH)3(S)
Dari gambar 3 tersebut terlihat bahwa
….
Pada temperatur yang lebih besar dari
elektrodekolorisasi zat warna indigo karmin
70ºC,
pada pH=10 dapat berlangsung optimum
mengakibatkan
pada
temperatur
70ºC
adanya
kenaikan
temperatur
persen
penurunan persen elektrodekolorisasi.
Pada
Hal ini terjadi karena pada temperatur di
temperatur 10ºC sampai 70ºC, adanya
atas 70º dapat menyebabkan terjadinya
kenaikan
mempercepat
destabilisasi flok Al(OH)3 yang terbentuk.
berlangsungnya reaksi redoks. Flok Al(OH)3
Selain itu ada kemungkinan terjadinya
yang dihasilkan semakin banyak sehingga
reaksi balik sehingga mengakibatkan floks
reaksi dan penyerapan terhadap indigo
Al(OH)3 yang terbentuk terionisasi menjadi
karmin semakin cepat.
Al3+ dan OH-.
elektrodekolorisasi
dengan
(7)
96,83
temperatur dapat
JSKA.Vol.X.No.3.Tahun.2007
%.
9
Kuwatno, Dkk.:Elektrodekolorisasi Indigo Karmin Menggunakan Alumina dan Karbon Bekas
DAFTAR PUSTAKA KESIMPULAN Larutan zat warna indigo karmin dapat
didekolorisasi
elektrolisis aluminium
dengan
menggunakan bekas
dan
metode
1. Alearts, G.; Santika, S.S., Metode Penelitian Air, Surabaya: Penerbit Usaha Nasional, hal. 86 – 88. 2. Kristanto, J.; dan Rahmanto, W. H., J. Sains dan Matematika. 2000, 8 (2), 55 – 58.
elektroda
karbon
bekas.
3. Ningsih, F. D.; dan Rahmanto W. H., J. Sains dan Matematika. 2000, 8 (1), 25 – 28
Elektrodekolorisasi optimum pada pada pH=14, temperatur ruang dengan persentase elektrodekolorisasi
sebesar
51,95
%.
Sedangkan pada pH=10 optimum pada temperatur
70oC
dengan
elektrodekolorisasi sebesar 98,33 %.
persen
4. Hadiyanto, A.D.; dan Suhartana., J. Sains dan Matematika 2003, 8(2), 52-54. 5. Sukardjo, Kimia Koordinasi, 1984, Jakarta: Penerbit PT Bina Aksara, hal. 22 – 24. 6. Wilkinson, C., Advanced Inorganik Chemistry; fifth edition, 1988, John wiley & Sons Inc, Unitied States, Page 211-213. 7. Vogel, Ab: Setiono, L., Buku Teks Analisa Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, edisi kelima, 1985, Jakarta: Penerbit PT Kalman Media Pusaka, hal. 266 – 268.
JSKA.Vol.X.No.3.Tahun.2007
10