ELECTRONIC MAIL (E-MAIL): IMPLEMENTASI DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN Oleh: Asih Fatriansari NPM. 0906594892 Program Magister Keperawatan Kekhususan Anak FIK - UI ABSTRAK Perkembangan bidang teknologi dan informasi menjadikan internet sebagai salah satu alat komunikasi yang paling digemari saat ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketertarikan dari pasien untuk berkomunikasi dengan perawat melalui electronic mail (e-mail). Aplikasi komputer ini dapat diadopsikan pada tata layanan keperawatan klinik. Kelebihannya meliputi: (1) perasaan akan adanya dukungan sosial, (2) manajemen penyakit kronis, (3) peningkatan kepuasan pasien, (4) peningkatan kenyamanan. Keterbatasannya meliputi: (1) isu terkait kelayakan biaya penggantian jasa layanan, (2) kendala waktu dari para praktisi keperawatan, (3) penurunan persepsi emosi, (4) kurangnya pengamanan privasi. Kata kunci: e-mail, perawat, pasien, teknologi komputer, praktik klinik LATAR BELAKANG Seiiring dengan perkembangan bidang teknologi dan informasi, internet menjadi alat komunikasi yang paling digemari saat ini. Transaksi bisnis, seperti layanan online banking dan pertukaran barang dapat dilakukan hanya dengan menggunakan ujung jari saja. Bidang kesehatan pun tak mau kalah peran dalam pemanfaatan layanan internet dalam upaya untuk mengoptimalkan pelayanan ke pasien. Pemanfaatan internet dalam bidang kesehatan salah satunya berupa pemanfaatan electronic mail (e-mail). E-mail dimanfaatkan untuk memfasilitasi komunikasi antara petugas kesehatan dan pasiennya. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan di tatanan klinik dapat menggunakan e-mail sebagai alat penghubungnya dengan pasien. E-mail antara perawat dan pasien mempunyai definisi yang sedikit berbeda dengan e-mail pribadi atau komunikasi umum. E-mail antar perawat dan pasien
merupakan
komunikasi
profesional
dengan
menggunakan
komputer
yang
berdasarkan pada suatu kesepakatan atau kontrak antara perawat dan pasien, dengan tujuan untuk mengevaluasi setiap tindakan atau intervensi yang telah dilakukan oleh perawat (Sittig, 2003) Sejarah e-mail berawal pada tahun 1971, Roy Tomlinson membuat program e-mail dan kemudian mengirimnya kepada temannya. Kemudian penggunaan e-mail mulai dimanfaatkan secara umum pada tahun 1990an dan berkembang menjadi suatu media komunikasi massa yang tak terpisahkan di kehidupan sehari-hari masyarakat dunia. e-mail menjadi sangat terkenal karena media komunikasi ini lebih bersahabat, efisien, dan mudah untuk digunakan dalam memfasilitasi terjadinya kesalahan komunikasi (Car and Sheikh, 2004). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa banyak orang tertarik dengan teknologi berbasis internet karena mereka dapat mengatur perawatan kesehatannya sendiri, dan hasilnya menunjukkan pelayanan keperawatan dengan menggunakan email berisi instrumen pengkajian dan komunikasi terkait keamanan perawat semakin meningkat (Nijland, 2008). Freed (2003) menjelaskan tentang cara bagaimana e-mail perawat-pasien dapat diterima di semua tatanan layanan kesehatan harus memenuhi beberpa criteria, seperti pengalaman komunikasi yang positif antara perawat-pasien, peningkatan hasil klinik, kesesuaian antara kedua belah pihak, penawaran terhadap pilihan pembayaran kembali, mengatasi masalah hukum dan pemberdayaan pasien. Pemanfaatan e-mail oleh perawat praktisi klinik dengan pasien dapat berpotensi untuk meningkatkan kepuasan pasien dan menurunkan biaya perawatan pasien (Car and Sheikh, 2004). Hal lain terkait pemanfaatan e-mail ini adalah dapat dijadikan sebagai alat yang digunakan perawat praktisi dalam mengatur waktu agar lebih efisien. Penelitian oleh Brooks, et. al (2002) menunjukkan bahwa adanya efektifitas pemanfaatan e-mail oleh dokter dan pasien dalam pemberian pelayanan yang
terbaik.
Penelitian
tersebut
juga
menghasilkan
temuan
lain
yaitu
disosialisasikannya tentang kelebihan dan keterbatasan dari pemanfaatan e-mail pada dokter dan pasien. Penelitian terkait lainnya dilakukan oleh Moyer, et. al (2003) dengan masyarakat sebagai settingnya, menunjukkan bahwa penggunaan e-mail oleh perawat-pasien lebih efisien dan efektif dan memungkinkan adanya peningkatan
keintiman hubungan antara perawat-pasien. Hal-hal tersebut yang mendasari penulis tertarik untuk memaparkan tentang pemanfaatan electronic mail (e-mail) dalam praktik keperawatan. KAJIAN LITERATUR Dalam memahami pemanfaatan e-mail dalam praktik keperawatan, terlebih dahulu sebaiknya kita dapat mengetahui tentang kelebihan dan keterbatasan dari pemanfaatan e-mail dalam praktik keperawatan. Berikut dipaparkan tentang kelebihan dan keterbatasan pemanfaatan e-mail. Kelebihan komunikasi perawat-pasien dengan menggunakan e-mail antara lain: 1. Adanya dukungan sosial antar pasien dan perawat Hal ini terutama pada kelompok usia dewasa, Gatto dan Tak (2008) mengidentifikasi bahwa penggunaan komputer dan internet sangat penting dalam kehidupan orang dewasa dan membantu mereka tetap saling berhubungan dengan keluarga dan teman. Dari penelitian mereka, muncul konsep baru tentang kedekatan, kepuasan, dan pengalaman belajar yang positif 2. Pada pasien dengan penyakit kronis, dapat menghemat pengeluaran dengan merawat pasien di luar rumah sakit dan di rumah Menurut hasil penelitian Patt, et. al (2003) menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengaturan terhadap penyakit kronis dengan menggunakan komunikasi melalui e-mail 3. Meningkatkan kepuasan pasien Keinginan pasien untuk menggunakan teknologi e-mail dalam berkomunikasi dengan perawatnya, terutama dalam hal menanyakan tentang hasil pemeriksaan lab. 4. Meningkatkan kenyamanan pasien
Keterbatasan komunikasi perawat-pasien dengan menggunakan e-mail antara lain: 1. Kelayakan uang penggantian Beberapa tenaga kesehatan kadang ragu untuk menggunakan e-mail dalam proses komunikasinya dengan pasien, karena jasa layanan yang telah diberikan kadang tidak dibayarkan terkait dengan bukti pemberian jasa layanan. 2. Kendala waktu Komunikasi melalui e-mail kadang membutuhkan waktu lebih, terutama ketika berhubungan dengan pasien yang mempunyai banyak keluhan. 3. Menurunkan persepsi emosi Penyampaian informasi melalui e-mail tidak disertai dengan adanya interpretasi mengenai komunikasi non-verbal, seperti intonasi suara dan gerak tubuh. 4. Pertimbangan informasi privasi Keterbatasan pemberian informasi tentang identitas diri, kadang menghambat dalam optimalisasi pemberian layanan asuhan keperawatan. Namun jika pasien memberikan informasi yang terlalu dalam, perawat juga tidak dapat memberikan jaminan data diri tersebut tetap aman karena internet merupakan media komunikasi yang tanpa batas. Pedoman Penerapan E-mail Pada beberapa literatur, beberapa peneliti setuju bahwa harus ada pedoman email yang dapat mengatur hubungan praktisi perawat dan pasien. Walaupun belum ada standar khusus terkait penggunaan e-mail bagi perawat dan pasien. Berikut adalah beberapa standar yang dapat digunakan oleh perawat-pasien: 1. Pasien perlu tahu bahwa komunikasi dengan perawat melalui e-mail sangat mungkin terjadi. 2. E-mail tidak dapat digunakan dalam kondisi darurat. 3. Pasien harus diberitahukan untuk segera menghubungi perawat jika terdapat perubahan status kesehatan melalui telefon atau untuk berdiskusi mengenai hal yang sensitif.
4. Internet tidak pernah seratus persen aman. Maka dianjurkan jika ada informasi yang sensitif, seperti HIV/AIDS, masalah kesehatan jiwa, ataupun ketergantungan zat aditif lebih baik didiskusikan melalui telefon, dan jangan melalui e-mail. 5. Pasien dianjurkan untuk memperbanyak atau meneruskan e-mailnya ke email pribadinya yang lain, untuk mencegah adanya kehilangan dokumen. 6. Data diri pasien harus berupa kesatuan data, sehingga memudahkan dalam pengklarifikasian ulang data. 7. Dianjurkan kepada perawat dan pasien untuk mengecek kembali alamat email, semua informasi dan lampiran sebelum mengirim e-mail, sehingga mencegah adanya keterlambatan penyampaian. 8. E-mail yang diberikan harus singkat. 9. E-mail tidak dapat menggantikan pemeriksaan medis seseorang. 10. Topik e-mail harus terkait dengan tipe keluhan, seperti salinan resep, permintaan akan nasihat, pertanyaan yang tidak bersifat darurat untuk melihat perkembangan pengobatan atau setelah pembedahan. 11. Perawat harus menginformasikan secara tertulis, tentang penggunaan e-mail. Jika pasien tetap menolak untuk menggunakan e-mail, tidak dapat dipaksakan untuk menggunakan e-mail. 12. Perawat harus menginformasikan kepada pasien, tentang isu-isu terkait seperti hacker, staf yang mungkin akan menangani pesan, medical record elektronik jika ada, dan cara menggunakan e-mail dari daerah terpencil. 13. Perawat harus menginformasikan tentang aturan untuk berbagi e-mail pasien,seperti berkonsultasi dengan perawat lain. 14. Alamat e-mail pasien tidak boleh digunakan untuk tujuan bisnis. 15. Perawat dan pasien harus menggunakan sistem balas otomatis jika memungkinkan,atau mengatur jika ada pesan masuk dapat segera diketahui. 16. Perawat harus menggunakan pesan otomatis jika pesan telah ditutup atau perawat sedang meninggalkan ruangan, dan harus menyertakan kontak yang lain yang mungkin dapat dihubungi. 17. Perawat harus selalu professional dalam berkomunikasi dengan pasien. 18. Perawat harus mempunyai tempat khusus untuk menyimpan e-mail pasien.
19. Perawat harus selalu melindungi privasi pasien setiap waktu dan menggunakan salinan informasi tanpa menyertakan nama dan alamat pasien. 20. Persetujuan perawat-pasien dan informed consent terhadap penggunaan email, harus diberikan secara dua rangkap, salinan diberikan ke pasien dan yang asli dimasukkan ke dalam medical record-nya. KESIMPULAN Pemanfaatan e-mail ke dalam rutinitas praktek klinik keperawatan dapat mengefektifkan
implementasi
setiap
tindakan
dalam
keperawatan;
dengan
kelebihannya berupa pendayagunaan dukungan sosial, penghematan pengeluaran biaya perawatan, meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pasien. Sedangkan keterbatasannya berupa tidak adanya kelayakan biaya penggantian terhadap jasa layanan melalui e-mail, terkendala oleh waktu, perubahan emosi yang tak dapat terekam melalui e-mail, dan kurangnya keamanan akan privasi. Dengan memahami setiap kelebihan dan keterbatasan yang ada, kita pun dapat menganalisa kemungkinan pemanfaatan e-mail ini pada layanan asuhan keperawatan di Indonesia
PUSTAKA Car, J., & Sheikh, A. (2004). E-mail consultations in health care: 1–scope and effectiveness. BMJ, 329, 435-438. Car, J., & Sheikh, A. (2004). E-mail consultations in health care: 2-acceptability and safe application. BMJ, 329, 439-442. Dictionary.com, (2008). E-mail defined. http://dictionary.reference.com/browse/email. (3 November 2010) Freed, D. H. (2003). Patient-physician e-mail Passion or Fashion? Health Care Manager, 22(3), 265-274. Gatto, S., & Tak, S. (2008). Computer, internet, and e-mail use among older adults: Benefits and barriers. Educational Gerontology, 34, 800-811. Kane, B., & Sands, D. Z. (1998). Guidelines for the clinical use of electronic mail with patients. Journal of the American Medical Informatics Association, 5 (1), 104-111.
Rogers, E. M. (1995). Diffusion of innovation. New York: Free Press. Stokowski, L. A. (2008). Healthcare anywhere: the pledge of telehealth. Medscape Nurses. http://www.medscape.com/viewarticle/581800. (3 November 2010) U.S. Department of Health and Human Services, (n.d.). Health information privacy for consumers. http://www.hhs.gov/ocr/privacy/hipaa/understanding/consumers/index.html. (3 November 2010) J, Medical Internet Res. (2006). Physicians’ use of email with patients: factors influencing electronic communication and adherence to best practices. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed. (3 November 2010) Am J. Management Care. (2002). Bridging the electronic divide: patient and provider perspectives on e-mail communication in primary care. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed. (3 November 2010) J, Gen Intern Med. (2003). Effect of a triage-based e-mail system on clinic resource use and patient and physician satisfaction in primary care: a randomized controlled trial. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed. (3 November 2010) Patient Education Couns. (2010). E-mail in patient-provider communication: a systematic review. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed. (3 November 2010)