EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Padina sp. DAN PENGUJIAN EKSTRAK SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE
MARIE VIOLETA NUNA TUKAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Ekstraksi Rumput Laut Coklat Padina sp. dan Pengujian Ekstrak sebagai Inhibitor Tirosinase adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Penelitian ini dibiayai oleh DIKTI melalui program Hibah Kompetensi atas nama Prof Dr Ir Linawati Hardjito, MS. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2014 Marie Violeta Nuna Tukan NIM C34100032
DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
ABSTRAK MARIE VIOLETA NUNA TUKAN. Ekstraksi Rumput Laut Coklat Padina sp. dan Pengujian Ekstrak sebagai Inhibitor Tirosinase. Dibimbing oleh LINAWATI HARDJITO. Pigmentasi kulit yang disebabkan oleh sinar matahari diprakarsai oleh suatu proses yang disebut melanogenesis. Proses melanogenesis dikatalisis oleh tirosinase. Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas inhibitor tirosinase dari ekstrak metanol Padina sp. dan menentukan komponen aktif yang terkandung dalam ekstrak metanol Padina sp. yang diambil dari Pantai Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah. Ekstraksi dilakukan dengan maserasi dan menghasilkan rendemen sebesar 2,53±0,44%. Penentuan aktivitas inhibitor tirosinase menggunakan substrat L-tirosin dan L-DOPA. Hasil IC50 untuk masing-masing substrat berturutturut adalah 34.32±6,54 µg/mL dan 30,32±4,55 µg/mL. Ekstrak Padina sp. positif mengandung alkaloid, flavonoid, komponen fenolik, steroid, triterpenoid, dan saponin yang diduga sebagai kelompok senyawa kimia yang berpotensi menjadi inhibitor tirosinase. Kata kunci: ekstraksi, inhibitor tirosinase, Padina sp.
ABSTRACT MARIE VIOLETA NUNA TUKAN. The Extraction of Brown Seaweed Padina sp. and Its Tyrosinase Inhibitor Activity. Supervised by LINAWATI HARDJITO. Skin pigmentation is caused by sunlight, that is initiated by a process called melanogenesis. The process of melanogenesis is catalyzed by tyrosinase. This research aimed to investigate the activity of methanolic extract Padina sp. as tyrosinase inhibitor and to determine the group of active compounds. The extraction was done by maceration resulted the yield of 2.53±0.44%. Tyrosinase inhibitor activity was measured using L-tyrosine and L-DOPA as substrates. The IC50 for each substrate was 34.27±6.54 µg/mL and 30.32±4.55 µg/mL respectively. The extract of Padina sp. contained alkaloid, flavonoid, phenolic compound, steroid, triterpenoid, and saponin that were estimated to be potential for tyrosinase inhibitor. Key words: extraction, Padina sp., tyrosinase inhibitor
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa seizin IPB.
EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT Padina sp. DAN PENGUJIAN EKSTRAK SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE
MARIE VIOLETA NUNA TUKAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Perairan
DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
2
3 Judul Nama NIM Program Studi
: Ekstraksi Rumput Laut Coklat Padina sp. dan Pengujian Ekstrak sebagai Inhibitor Tirosinase : Marie Violeta Nuna Tukan : C34100032 : Teknologi Hasil Perairan
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Linawati Hardjito, MS Pembimbing
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Joko Santoso, MSi Ketua Departemen
Tanggal Lulus : (tanggal penandatangan
Dr Ir Didit Diapar MSi Pembimbing II
4
ripsi olehketua departemen
5
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat penulis selesaikan. Tema yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstraksi rumput laut coklat dan pengujian ekstrak sebagai inhibitor tirosinase. Penelitian ini dilakukan dari bulan September 2013 sampai dengan bulan Februari 2014. Penelitian ini dibiayai oleh DIKTI melalui program Hibah Kompetensi (HIKOM) atas nama Prof Dr Ir Linawati Hardjito, MS. Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terutama kepada 1. Prof Dr Ir Linawati Hardjito, MS selaku dosen pembimbing atas segala arahan dan bimbingan yang telah diberikan selama penelitian dan proses penulisan. 2. Dr Desniar SPi, MSi selaku perwakilan Ketua Program Studi Teknologi Hasil Perairan yang menguji dalam sidang skripsi penulis atas arahan selama penulisan. 3. Dr Tati Nurhayati SPi, MSi selaku dosen penguji pada sidang skripsi penulis atas arahan, saran dan kritik yang diberikan. 4. Prof Dr Ir Joko Santoso,MSi selaku Ketua Departemen Teknologi Hasil Perairan, Institut Pertanian Bogor. 5. Bapak Fransiskus Pehan Tukan, Ibu Jovita Laurensia Wasis Sudaryani, adik penulis Marieta Cornelia Nini Tukan dan seluruh keluarga, atas segala dukungan dan doa yang telah diberikan. 6. Theresia Puspita, Ayu Ginanjar, Margareth Dina, teman-teman sepenelitian Anastasia Mensanie dan Sri Wahyu Ningsih, THP 47 atas segala bantuan, doa, semangat, dan dukungan yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dalam perbaikan skripsi ini. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga penelitian ini bermanfaat.
Bogor, September 2014 Marie Violeta Nuna Tukan
6
7
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ................................................................................. DAFTAR GAMBAR ............................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... PENDAHULUAN .................................................................................. Latar Belakang .................................................................................... Tujuan Penelitian ................................................................................ Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. METODE PENELITIAN ....................................................................... Bahan Penelitian ................................................................................. Waktu dan Lokasi Penelitian .............................................................. Prosedur Penelitian ............................................................................. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. Ekstrak Padina sp. .............................................................................. Aktivitas Inhibitor Tirosinase ............................................................. Komponen Aktif Ekstrak Metanol Padina sp. ................................... KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. Kesimpulan ......................................................................................... Saran ................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. LAMPIRAN . ......................................................................................... RIWAYAT HIDUP ................................................................................
vi vi vi 1 1 2 2 2 2 3 3 6 7 7 9 11 11 11 12 17 22
8
DAFTAR TABEL 1 Nilai IC50 inhibitor tirosinase ........................................................................ 2 Hasil uji fitokimia ekstrak metanol Padina sp. .............................................
8 9
DAFTAR GAMBAR 1 Diagram alir prosedur penelitian. .................................................................. ... 3 2 Padina australis Hauck (Guiry 2014). .......................................................... ... 6 3 Tapak aktif tirosinase (Yunita 2014). ............................................................ ... 7 4 Reaksi monofenolase dan difenolase (Likhitwitayawuid 2008).................... ... 8 5 Hasil uji inhibitor tirosinase (A) Tabung kontrol; (B) Tabung dengan penambahan ekstrak Padina sp.; (C) Tabung dengan penambahan asam kojat sebagai kontrol potitif......................................................................... ... 9 6 (A) Struktur flavonoid (Chang 2009); (B) Struktur kimia asam kojat (Chang 2009) ................................................................................................. 10
DAFTAR LAMPIRAN 1 Penghitungan rendemen ekstrak Padina sp. .................................................. 2 Penghitungan daya hambat dan IC50 ekstrak Padina sp. pada fase monofenolase ................................................................................................ 3 Penghitungan daya hambat dan IC50 ekstrak Padina sp. pada fase difenolase ....................................................................................................... 4 Penghitungan daya hambat asam kojat dan IC50 pada fase monofenolase .... 5 Tabel penghitungan daya hambat dan IC50 asam kojat pada fase difenolase
17 17 18 19 20
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Rumput laut merupakan salah satu sumberdaya perairan dengan manfaat besar karena menghasilkan antara lain agar, alginat, dan karaginan. Rumput laut bermanfaat dalam industri pangan dan non pangan. Rumput laut coklat merupakan salah satu jenis rumput laut yang diketahui berpotensi dalam menghambat proses pembentukan melanin dan dipercaya dapat menjadi pencerah kulit (whitening agent). Padina sp. adalah rumput laut yang berasal dari kelas Phaeophyta (rumput laut coklat) dan memiliki banyak kegunaan. Padina sp. dilaporkan memiliki potensi sebagai antimikroba karena mengandung senyawa bioaktif diantaranya 1,4-Naphthoquinone dan triterpenoid (Kerans 2010). Hansenne dan Fares (2007) menyatakan krim yang berisi Padina pavonica bermanfaat mengencangkan kulit, mengurangi garis dan kerutan pada kulit, serta meningkatkan elastisitas kulit. Pigmentasi kulit yang disebabkan oleh sinar matahari diprakarsai oleh suatu proses yang disebut melanogenesis. Melanin merupakan pigmen atau zat warna alami pada makhluk hidup. Melanin memiliki dua bentuk, yaitu eumelanin dan feomelanin. Eumelanin memiliki sifat tidak larut dalam air, berwarna coklat gelap-hitam di dalam retina mata, sedangkan feomelanin memiliki sifat larut dalam basa dan memberikan warna kuning-merah pada rambut. Kedua bentuk tersebut disintesis dari oksidasi tirosin oleh enzim tirosinase (Arung et al. 2009). Tirosinase adalah metalloenzyme dengan ikatan rangkap tiga yang multifungsi. Tirosinase didistribusikan dalam mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan masing-masing dalam bentuk yang sedikit berbeda. Enzim ini mengkatalisis dua reaksi biosintesis melanin yaitu o-hidroksilasi dari asam amino L-tirosin menjadi L-3,4-dihidroksifenilalanin (L-DOPA), dan oksidasi subsekuen dari L-DOPA menjadi 0-dopaquinone (Jennifer et al. 2012). Tirosinase tidak hanya bertanggung jawab untuk reaksi browning pada buah-buahan, namun juga berperan terhadap kerusakan kulit, antara lain freckles, melasma, dan ephelide. Inhibitor tirosinase dibutuhkan dan berperan penting dalam produk farmasi dan kosmetik sebagai penghambat produksi melanin pada lapisan epidermis dan membuat kulit tampak lebih cerah (Arung et al. 2006). Fawole et al. (2012) melaporkan bahwa pengujian inhibitor tirosinase dapat dilakukan dengan mengukur kemampuan ekstrak untuk menghambat fase monofenolase (sustrat L-tirosin) dan difenolase (subastrat L-DOPA), dengan arbutin dan asam kojat sebagai kontrol positif. Chan et al. (2011) melaporkan bahwa Sargassum polycystum dapat menghambat proses melanogenesis dengan menghambat enzim tirosinase. Quah et al. (2014) melaporkan rumput laut adalah revolusi dari ramuan tradisional Cina dan Jepang untuk pencerah kulit yang dipengaruhi kandungan antioksidannya. Padina tenuis dari perairan Pulau Sembilang dan Pulau Seri Buat, Johor, Malaysia memiliki inhibisi terhadap tirosinase sehingga diharapkan Padina sp. dari perairan Indonesia dapat menjadi inhibitor tirosinase.
2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menentukan aktivitas inhibitor tirosinase dari ekstrak metanol Padina sp. dan menentukan komponen aktif yang terkandung dalam ekstrak metanol Padina sp. yang diambil dari Pantai Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kelompok senyawa kimia dalam ekstrak metanol Padina sp. yang kemungkinan berperan sebagai inhibitor tirosinase.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah pengambilan sampel rumput laut coklat Padina sp., preparasi, ekstraksi, analisis inhibitor tirosinase, dan analisis fitokimia.
METODE PENELITIAN Bahan Penelitian Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah alga coklat Padina sp. yang berasal dari Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah. Bahan lain yang digunakan dalam ekstraksi Padina sp. adalah aluminium foil, kertas saring, dan pelarut metanol pa. Bahan yang digunakan dalam uji fitokimia antara lain kertas saring, kloroform, NH4OH, H2SO4 2M, reagen Mayer, Wagner, Dragendroff, magnesium, alkohol klorohidrat, amil alkohol, FeCl3, etanol, eter, anhidrida asam asetat, dan H2SO4 pekat. Bahan-bahan yang digunakan dalam uji aktivitas inhibitor tirosinase, yaitu ekstrak Padina sp., enzim tirosinase jamur (Sigma, St Louis, MO, USA), L-DOPA dan L-tirosin (Sigma, St Louis, MO, USA), bufer fosfat, serta asam kojat.
Peralatan Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam ekstraksi Padina sp. antara lain neraca analitik (Sartorius TE 214S), corong, gunting, erlenmeyer, rotary vacuum evaporator (IKA RV 05 Basic). Alat yang digunakan untuk uji fitokimia antara lain, tabung reaksi, batang pengaduk, timbangan, lempeng tetes, pipet tetes dan gelas beaker. Alat yang digunakan dalam uji aktivitas inhibitor tirosinase yaitu tabung reaksi, mikro pipet, tabung eppendorf, dan spektrofotometer (UV-VIS Jenwey 2030) dengan panjang gelombang 475 nm.
3 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 hingga Februari 2014. Preparasi bahan baku, ekstraksi, dan analisis aktivitas inhibitor tirosinase dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Analisis fitokimia dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Prosedur Penelitian Metode yang digunakan dalam ekstraksi rumput laut coklat Padina sp. dan pengujian ekstrak sebagai inhibitor tirosinase meliputi preparasi bahan baku, ekstraksi, analisis aktivitas inhibitor tirosinase dan analisis fitokimia. Diagram alir penelitian disajikan dalam Gambar 1. Serbuk Padina sp. Penimbangan sampel Pemasukan sampel dan pelarut dalam erlenmeyer
Maserasi selama 24 jam dengan magnetic stirrer 500 rpm pada suhu ruang Filtrasi menggunakan kertas saring
Residu u
Filtrat Evaporasi dengan suhu 40-50 oC Uji Inhibitor Tirosinase
Ekstrak
Uji Fitokimia
Keterangan :
= proses = input/output Gambar 1 Diagram alir prosedur penelitian. Preparasi Bahan Baku Sampel rumput laut Padina sp. yang diambil dari Karimun Jawa, Jawa Tengah dikeringkan di bawah sinar matahari. Sampel kering kemudian dipotongpotong dengan menggunakan gunting untuk mempermudah proses penghalusan.
4 Potongan sampel kemudian dihaluskan dengan grinder hingga sampel berbentuk serbuk. Ekstraksi (Yuvaraj et al. 2011) Ekstraksi rumput laut coklat Padina sp. dilakukan sebanyak dua kali ulangan yaitu ulangan pertama dengan bobot sampel 20 gram dan ulangan kedua dengan bobot sampel 50 gram. Ekstraksi diawali dengan menimbang serbuk Padina sp. dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian diberi pelarut metanol pa dengan perbandingan 1:10 serta ditutup dengan kapas dan alumunium foil. Selanjutnya sampel dimaserasi menggunakan magnetic stirrer 500 rpm selama 24 jam. Hasil maserasi yang berupa larutan disaring dengan kertas saring sehingga didapat filtrat dan residu. Filtrat yang diperoleh dari masing-masing erlenmeyer dievaporasi menggunakan rotary vacuum evaporator dengan suhu 40-50 oC. Ekstrak yang diperoleh dikerok dan dimasukkan ke dalam tabung eppendorf. Rendemen dihitung sebagai presentase bobot ekstrak rumput laut yang telah didapatkan dari bobot sampel awal. Perhitungan rendemen ekstrak rumput laut coklat (Padina sp.) dapat dilakukan menggunakan rumus berikut:
Prosedur Analisis Analisis Aktivitas Inhibitor Tirosinase (Chan et al. 2011) Uji inhibitor tirosinase dilakukan dengan membandingkan kemampuan ekstrak dengan asam kojat dalam inhibisi tirosinase. Pengenceran Ekstrak Pengujian ekstrak sebagai inhibitor tirosinase dilakukan dengan menyiapkan lima tabung eppendorf untuk pengenceran konsentrasi ekstrak. Ekstrak Padina sp. ditimbang dalam salah satu tabung eppendorf yang sudah disiapkan kemudian ditambahkan 1 mL akuades dan dihomogenisasi menggunakan vortex. Pada empat tabung eppendorf dimasukkan 0,5 mL akuades menggunakan mikropipet. Setelah itu ekstrak diencerkan menjadi lima konsentrasi yang berbeda. Pembuatan Bufer Fosfat Larutan KH2PO4 0,0002 M sebanyak 51 mL dicampurkan dengan larutan Na2HPO4 0,0002 M sebanyak 49 mL sehingga didapatkan bufer fosfat pH 6,8. Pengukuran pH dilakukan menggunakan kertas pH. Uji Inhibitor Tirosinase Uji inhibitor tirosinase dilakukan menggunakan metode yang dilaporkan Chan et al. (2011) dengan modifikasi pada konsentrasi sampel dan substrat. Aktivitas tirosinase ditentukan dengan L-DOPA dan L- tirosin sebagai substrat. Tirosinase jamur diambil 40 µL dari 25000 unit/mL dan dilarutkan pada 960 µL bufer fosfat pH 6,8, 100 µL ekstrak dengan konsentrasi berbeda serta 1,8 mL
5 bufer fosfat dicampurkan dalam tabung reaksi. Campuran tersebut kemudian diinkubasi selama 10 menit (t0), diukur absorbansinya dengan spektofotometri pada λ 475 nm. L-DOPA dengan konsentrasi 3,3 mg/10 mL atau L-tirosin konsentrasi 3,6 mg/10 mL ditambahkan sebanyak 1 mL ke masing-masing larutan uji lalu diinkubasi kembali selama 10 menit (t10). Larutan uji diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 475 nm untuk menentukan persen inhibisi dan nilai konsentrasi hambat 50% (IC50). Persen inhibisi dihitung dengan cara membandingkan nilai absorbansi sampel tanpa penambahan ekstrak (A) dan dengan penambahan ekstrak (B) pada panjang gelombang 475 nm. Prosentase inhibisi dihitung dengan rumus berikut:
Nilai inhibisi tirosinase kemudian digunakan untuk menghitung konsentrasi ekstrak Padina sp. yang dapat menghambat 50% aktivitas enzim tirosinase (IC50). Analisis Fitokimia (Harborne 1984) Sebanyak 2 gram ekstrak metanol Padina sp. digunakan untuk uji fitokimia yang terdiri atas uji alkaloid, uji saponin dan flavonoid, uji tanin dan fenol, uji terpenoid dan steroid. Uji Alkaloid Ekstrak sampel dilarutkan dalam 10 mL kloroform dan beberapa tetes NH4OH. Larutan kemudian disaring, filtratnya dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 10 tetes H2SO4 2M lalu dikocok. Tabung reaksi didiamkan hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan asam (atas) diambil dan dimasukkan ke dalam tiga tabung reaksi lainnya untuk diuji alkaloid menggunakan reagen Mayer, Wagner, dan Dragendroff. Hasil positif dari uji alkaloid dengan ketiga reagen ialah terbentuknya endapan berturut-turut berwarna coklat, putih, dan merah-jingga. Uji Saponin dan Flavonoid Ekstrak sampel ditambahkan 100 mL air panas, dididihkan selama 5 menit kemudian disaring dan filtratnya diuji. Untuk uji saponin, sebanyak 10 mL filtrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dikocok kuat selama 10 detik setelah itu larutan didiamkan selama 10 menit. Hasil positif saponin menunjukkan terbentuknya buih yang stabil pada permukaan larutan. Uji flavonoid dilakukan dengan cara menambahkan 0,5 gram magnesium ke dalam sebanyak 10 mL filtrat, 2 mL alkohol klorohidrat (HCl 37% dan etanol 95% dengan volume yang sama), dan 20 mL amil akohol kemudian dikocok kuat. Hasil positif flavonoid menunjukkan perubahan warna menjadi merah, kuning, atau jingga pada lapisan amil alkohol. Uji Tanin dan Komponen Fenolik Ekstrak sampel ditambahkan 100 mL air panas lalu dididihkan selama 5 menit. Larutan kemudian disaring dan filtratnya ditambahkan larutan FeCl3. Hasil positif tanin menunjukkan perubahan warna menjadi hitam kehijauan, sedangkan hasil positif komponen fenolik ditunjukkan dengan timbulnya warna ungu, biru atau hijau.
6 Uji Terpenoid dan Steroid Ekstrak sampel dilarutkan dengan 25 mL etanol panas (50 oC) kemudian disaring ke dalam pinggan porselen dan diuapkan sampai kering. Residu ditambahkan eter dan ekstrak eter dipindahkan ke lempeng tetes. Ekstrak eter ditambah 3 tetes anhidrida asam asetat dan 1 tetes H2SO4 pekat (uji LiebermanBuchard). Hasil positif terpenoid ditunjukkan dengan adanya perubahan warna menjadi merah sementara hasil positif steroid ditunjukkan dengan perubahan warna menjadi hijau atau biru.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pigmen melanin pada kulit manusia adalah perlindungan utama terhadap sinar ultra violet dari matahari. Produksi dari pigmentasi abnormal, seperti melasma dan freckles dari hiperpigmentasi melanin dapat menjadi masalah estetis karena mengurangi keindahan kulit. Formasi melanin juga merupakan penyebab utama pencoklatan enzimatis pada manusia. Pemutih dan agen depigmentasi yang paling banyak digunakan saat ini adalah asam kojat, arbutin, katekin, hidroquinon (HQ) dan asam azelat. Namun agen depigmentasi yang tidak alami yaitu hidroquinon dapat memiliki efek samping jika dipakai secara berkelanjutan sehingga dibutuhkan agen depigmentasi yang alami dan aman bagi manusia (Lin et al. 2008). Kerans (2010) menyatakan Padina sp. merupakan alga yang hidup di sekitar genangan air di atas batu karang pantai. Morfologinya memiliki thallus yang berbentuk seperti kipas dengan diameter 3 sampai 4 cm. Alga ini berwarna coklat kekuningan atau kadang-kadang memutih disebabkan oleh perkapuran. Padina memiliki segmen- segmen lembaran tipis (lobus) dengan garis-garis berambut radial dan perkapuran di bagian permukaan thallus yang berbentuk seperti kipas (Gambar 2). Tipe garis-garis berambut radial tersebut menjadi dasar pembedaan antar genus Padina. Taksonomi Padina sp. menurut Sun et al. (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Chromista Sub-kingdom : Chromobiota Filum : Heterokontophyta Kelas : Phaeophyceae Ordo : Dictyotales Famili : Dictyotaceae Genus : Padina
Gambar 2 Padina australis Hauck (Guiry 2014).
7 Ekstrak Padina sp. Ekstraksi Padina sp. menghasilkan rendemen 2,53±0,44% (Lampiran 1). Hasil rendemen tersebut didukung oleh hasil penelitian Tam et al. (2013) yang melaporkan bahwa ekstraksi Padina sp. dengan pelarut metanol menghasilkan rendemen sebesar 2,04±1,17%. Hal ini meggambarkan bahwa ekstraksi rumput laut coklat Padina sp. menghasilkan nilai rendemen yang kecil pada pelarut metanol. Nilai rendemen tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan ekstraksi Padina sp. menggunakan air yaitu 20,1% (Amornlerdpison 2009) dan 12% (Praveen dan Chakraborty 2013). Setha et al. (2013) menyatakan bahwa pelarut metanol dalam ekstraksi Padina sp. menghasilkan ekstrak dengan potensi antioksidan paling baik dibanding pelarut organik lainnya, yang berarti metanol mampu menarik komponen aktif pada Padina sp. secara optimal. Foon et al. (2013) melaporkan Padina sp. yang diekstrak menggunakan metanol menghasilkan rendemen sebesar 1,21 % dengan aktivitas antioksidan yang tinggi namun tidak sebaik BHT. Ekstrak Padina sp. yang dihasilkan dalam penelitian ini berwarna hijau kecoklatan. Limantara dan Heriyanto (2011) melaporkan bahwa warna Padina sp. disebabkan adanya 3 pigmen utama yaitu klorofil a (pigmen hijau kebiruan), karotenoid (pigmen merah), dan fukosantin (pigmen coklat). Fukosantin memiliki kemampuan sebagai anti karsinogenik, anti peradangan, melindungi sel dari bahan-bahan berbahaya, dan antioksidan. Agustini (2010) menyatakan bahwa karotenoid memiliki fungsi membantu klorofil memperoleh energi cahaya, dapat digunakan sebagai provitamin A untuk mencegah resiko kanker dan menetralkan radikal bebas karsinogen.
Aktivitas Inhibitor Tirosinase Yunita (2014) menyatakan enzim tirosinase yang merupakan metalloenzym mengandung tembaga pada tapak aktifnya (Gambar 3). Menurut Lin (2008), penghambatan tirosinase pada proses melanogenesis dapat dilakukan pada dua fase. Fase tersebut adalah saat L-tirosin dioksidasi menjadi L-DOPA dan saat L-DOPA dioksidasi menjadi dopaquinone (Gambar 4) sehingga pengujian dilakukan dengan dua substrat yaitu L-DOPA dan L-tirosin. Pengujian dilakukan sebanyak dua kali ulangan terhadap masing-masing substrat yang disajikan dalam Lampiran 2, 3, 4, dan 5.
Gambar 3 Tapak aktif tirosinase (Yunita 2014). Data kemudian diolah menggunakan analisis regresi dengan persamaan non-linear berdasarkan persamaan Michaelis dan Menten yang menggambarkan bahwa enzim memiliki titik jenuh dalam menghasilkan produknya sehingga akan membentuk kurva hiperbola yang menghubungkan kecepatan reaksi dan jumLah substrat (Lehninger 1982). Hasil IC50 ekstrak Padina sp. dan asam kojat yang disajikan dalam Tabel 1 menunjukkan ekstrak Padina sp. dapat menghambat
8 melanogenesis pada reaksi difenolase (substrat L-DOPA) dan reaksi monofenolase (substrat L-tirosin). Tabel 1 Nilai IC50 inhibitor tirosinase Reaksi
Substrat
Monofenolase Difenolase
L- tirosin L-DOPA
Asam kojat (µg/mL) 3,25 ± 0,53 14,27 ± 0,73
Ekstrak Padina sp. (µg/mL) 34,27 ± 6,54 30,32 ± 4,55
Gambar 4 Reaksi monofenolase dan difenolase (Likhitwitayawuid 2008). Tabel 1 menunjukkan nilai IC50 Padina sp. adalah sebesar 34,27 µg/mL pada monofenolase dengan substrat L-tirosin dan 30,32 µg/mL pada fase difenolase dengan substrat L-DOPA. Hal tersebut menandakan ekstrak metanol Padina sp. memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim tirosinase sehingga dapat menghambat proses melanogenesis. Quah et al. (2014) melaporkan Padina tenuis dari perairan Malaysia memiliki IC50 sebesar 78,5 µg/mL pada uji inhibisi terhadap tirosinase jamur. Nilai IC50 tersebut dapat dikatakan lebih kecil dari IC50 Padina sp. dari perairan Karimun Jawa, Indonesia pada penelitian ini. Secara visual, Gambar 5 memperlihatkan bahwa kontrol berwarna biru kehitaman yang menunjukkan bahwa tirosinase bekerja aktif mengkatalisis oksidasi pembentukan L-DOPA dan dopaquinone. Selanjutnya, pada tabung yang ditambahkan ekstrak tidak terlihat warna biru kehitaman yang menandakan terjadi inhibisi terhadap katalisasi tirosinase. Pada tabung dengan penambahan asam kojat menunjukkan warna bening yang berarti tirosinase tidak dapat bereaksi dengan substratnya yaitu L-tirosin dan L-DOPA.
9
A B C Gambar 5 Hasil uji inhibitor tirosinase (A) Tabung kontrol; (B) Tabung dengan penambahan ekstrak Padina sp.; (C) Tabung dengan penambahan asam kojat sebagai kontrol potitif. Komponen Aktif Ekstrak Metanol Padina sp. Rumput laut merupakan alga multiseluler yang digunakan sebagai sumber terbarukan dalam bidang medis dan dapat dijadikan produk komersial. Rumput laut mengandung beberapa kelompok senyawa kimia penting antara lain flavonoid, karotenoid, serat, protein, asam lemak esensial, vitamin, dan mineral (Tam et al. 2013). Analisis fitokimia dilakukan untuk mengetahui kelompok senyawa pada ekstrak Padina sp. yang berpotensi menjadi inhibitor enzim tirosinase. Hasil uji fitokimia terhadap ekstrak metanol Padina sp. disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil uji fitokimia ekstrak metanol Padina sp. Uji Fitokimia Alkaloid Wagner Dragendorf Mayer Flavonoid Komponen Fenolik Steroid Triterpenoid Tanin Saponin Keterangan: (+) = Ada (-) = Tidak ada
Hasil + + + + + + + + +
Tabel 2 menunjukkan ekstrak kasar Padina sp. mengandung alkaloid, flavonoid, komponen fenolik, steroid, triterpenoid dan saponin. Hasil tersebut sedikit berbeda dengan Podungge (2012) yang melaporkan bahwa ekstrak Padina sp. mengandung flavonoid,fenol hidrokuinon, steroid, triterpenoid dan saponin. Hal tersebut dapat terjadi karena perbedaan metode dan perbandingan pelarut yang digunakan pada saat ekstraksi. Alkaloid adalah golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar dan pada umumnya bersifat basa. Alkaloid seringkali beracun bagi manusia dan banyak
10 yang mempunyai aktivitas fisiologi sehingga bermanfaat dalam bidang pengobatan. Banyak alkaloid memiliki sifat terpenoid dan beberapa alkaloid diketahui merupakan terpenoid termodifikasi (Harborne 1987). Mukhlis et al. (2005) melakukan penelitian terhadap 15 alkaloid diterpenoid yang menunjukkan adanya penghampabatan terhadap tirosinase. Shaheen et al. (2005) menyatakan bahwa pada penelitian terhadap likotonin, salah satu jenis norditerpeoid alkaloid memiliki aktivitas sebagai inhibitor tirosinase. Selain alkaloid yang bersifat terpenoid, beberapa beberapa jenis alkaloid oxindole yang disilosasi dari Isatis costata juga dianggap signifikan sebagai inhibitor tirosinase, dengan nilai IC50 berkisar antara 7,21 hingga 17,34 µM (Loizzo et al. 2012). Tabel 2 menunjukkan bahwa ekstrak Padina sp. positif mengandung komponen fenolik dan flavonoid. Venkateswara et al. (2009) dalam penelitiannya melaporkan bahwa flavonoid dari ekstrak kasar Chloroxylon swietenia dan fraksinya yang berupa isokuersetin menunjukkan inhibisi terhadap tirosinase. Fraksi dari komponen fenolik yaitu 6,8-diprenylumbelliferone terbukti memhambat kerja tirosinase. Hasil ini didukung oleh pernyataan Lin et al. (2008) yang menjelaskan bahwa melanogenesis dapat dihambat dengan inhibisi tirosinase oleh komponen fenolik dan flavonoid. Kim et al. (2004) melaporkan struktur kimia komponen fenolik memiliki kemiripan dengan substrat tirosinase sehingga komponen fenolik berpotensi sebagai inhibitor kompetitif dalam reaksi tirosin-tirosinase. Flavonoid juga memiliki struktur yang mirip dengan asam kojat sebagai kontrol positif. Kemiripan ini dapat dilihat pada Gambar 5, flavonoid dan asam kojat sama-sama memiliki gugus hidroksil yang bermuatan negatif pada ujung rantainya. Kim (2006) dan Chang (2009) menyatakan bahwa penghambatan oleh golongan flavonoid merupakan inhibisi yang bersifat kompetitif karena inhibitor melekat pada sisi aktif enzim menggantikan substrat karena memiliki kemiripan struktur dengan substrat.
A B Gambar 6 (A) Struktur flavonoid (Chang 2009); (B) Struktur kimia asam kojat (Chang 2009) Menurut Harborne (1987), triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik, yaitu skualena. Senyawa ini sulit dicirikan karena tak ada kereaktifan kimianya. Triterpenoid dapat dipilah menjadi empat golongan yaitu triterpena sebenarnya, steroid, saponin, dan glikosida jantung. Steroid utama yang terdapat pada alga coklat adalah fukosterol yang juga terdeteksi pada kelapa. Chang (2009) menyatakan bahwa steroid merupakan salah satu dari inhibitor tirosinase yang baru ditemukan maka belum diketahui mekanisme penghambatannya. Sabudak et al. (2006) melaporkan dalam penelitiannya bahwa steroid yang diisolasi dari Trifolium balansae memiliki nilai IC50 yang lebih baik daripada asam kojat.
11 Saponin adalah salah satu dari golongan triterpenoid/triterpena yang dapat dicirikan dari pembentukan busa yang tahan lama pada permukaan cairan. Saponin dapat juga diperiksa dalam ekstrak kasar berdasarkan kemampuannya menghemolisis sel dalam darah. Fransiska et al. (2012) dalam penelitiannya melaporkan saponin ditemukan terkandung dalam ekstrak kasar beberapa tanaman yang positif memiliki inhibitor tirosinase. Selanjutnya, Zhang dan Zhou (2013) melaporkan bahwa saponin yang diisolasi dari Xanthoceras sorbifolia mampu menghambat aktivitas tirosinase sebesar 52,9%. Selain itu dinyatakan bahwa penghambatan saponin kemungkinan merupakan kombinasi antara penghambatan kompetitif dan ankompetitif terhadap tirosinase. Hal tersebut dikarenakan saponin meningkatkan angka Km namun memperlambat nilai oksidasi L-DOPA yang terindikasi dengan nilai Vmax yang menjadi lebih rendah dengan penambahan saponin. Ekstrak metanol Padina sp. mampu menghambat tirosinase diduga karena disebabkan oleh adanya alkaloid (Mukhlis et al. 2005; Shaheen et al. 2005; Loizzo et al. 2012), flavonoid (Kim 2006; Chang 2009; Venkateswara et al. 2009), komponen fenolik (Kim et al. 2004; Lin et al. 2008; Chang 2009), steroid (Sabudak et al. 2006; Chang 2009), dan saponin (Zhang dan Zhou 2013). Senyawa kimia tersebut telah dilaporkan sebagai senyawa yang mampu menghambat tirosinase. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Fransiska et al. (2012) yang melaporkan bahwa ekstrak beberapa spesies bunga dari famili Asteraceae yang memiliki aktivitas inhibitor tirosinase positif mengandung flavonoid, alkaloid, dan steroid.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Analisis inhibitor tirosinase menunjukkan ekstrak metanol Padina sp. dapat menghambat tirosinase dengan IC50 sebesar 34,27 µg/mL pada monofenolase dengan substrat L-tirosin dan 30,32 µg/mL pada difenolase dengan substrat L-DOPA. Analisis fitokimia membuktikan bahwa Padina sp. mengandung alkaloid, flavonoid, komponen fenolik, steroid, dan saponin yang diduga merupakan senyawa kimia inhibitor tirosinase.
Saran Perbaikan metode ekstraksi dengan air untuk menghasilkan rendemen lebih banyak agar dapat dibuat produk yang efisien dan ekonomis. Penelitian lanjutan berupa fraksinasi untuk mengetahui kelompok senyawa kimia inhibitor tirosinase.
12
DAFTAR PUSTAKA Agustini NWS. 2010. Efek Karotenoid Chlorella pyrenoidosa terhadap aktivitas malonildialdehid dan superoxyd dimutase pada sel darah merah domba yang mengalami stres oksidatif. Di dalam: Seminar Nasional Biologi 2010; 2010 Sept 24-25; Yogyakarta, Indonesia. Yogyakarta (ID): Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI. Hlm 1019-1027. Amornlerdpison D, Peerapornpisal Y, Taesotiku T, Noiraksar T, Kanjanapothi D. 2009. Gastroprotective activity of Padina minor Yamada. Chiang Mai J Sci. 36(1):92-103. Arung ET, Shimizu K, Kondo R. 2006. Inhibitory effect of artocarpone from Artocarpus heterophyllus on melanin biosynthesis. Biol Pharm Bull. 29(9):1966-1969. Arung ET, Kusuma IW, Christy EO, Shimizu K, Kondo R. 2009. Evaluation of medical plants from central Kalimantan for anti melanogenesis. J Nat Med. 63(4):473-480. Chan YY, Kim KH, Cheah. 2011. Inhibitory effects of Sargassum polycystum on tirosinase activity and melanin formation in B16F10 murine melanoma cells. J Ethnopharmcol. 137(3):1183-1188. Chang TS. 2009. An update review of tyrosinase inhibitor. Int J Mol Sci. 10(6): 2440-2475. Fawole A, Makunga NP, Opara UL. 2012. Antibacterial, antioxidant and tyrosinase-inhibition activities of pomegranate fruit peel methanolic extract. BMC Complement & Altern Med. 12(1):200-211. Foon TS, Ai LA, Kuppusamy P, Yusoff MM, Govinda N. 2013. Studies on invitro antioxidant activity of marine edible seaweeds from the east coastal region of Peninsular Malaysia using different extraction methods. J Coast Life Med. 1(3):193-198. Fransiska MA, Batubara I, Darusman LK. 2012. Penapisan inhibitor tirosinase pada empat spesies famili Asteraceae Chrysantemum morifolium R, Gerbera jamesonii A, Dahlia rosea Cav, dan Tagetes erecta. Acta Pharmaciae Indonesia. 1(1):36-42. Guiry MD. 2014. Algabase world electronic publication, National University of Ireland, Galway. www.algabase.org (31 Agustus 2014). Hansenne I, Fares H, penemu: L’Oreal, Paris (FR). 2007 Mar 1. Anti-aging composition containing Criste marine and Padina pavonica. Paten Amerika Serikat US 20070048243A1. Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Padmawinata K, penerjemah, Bandung (ID) : Penerbit ITB. Terjemahan dari Phytochemical Methods. Jennifer C, Stephie CM, Abhishri SB, Shalini BU. 2012. A review on skin whitening property of plants. Int J Pharm Biol Sci. 3(4):332-347.
13 Kerans FA. 2010. Optimasi lama waktu maserasi dan volume metanol terhadap aktivitas antibakteri ekstrak Padina sp. (Linn.) pada Klebsia pneumoniae MGH 76578, Staphylococcus aureus SNCC 0047, dan Bacillus subtilis SNCC 0061 [skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Kim D, Park J, Kim J, Han C, Yoon J, Kim N, Seo J, Lee C. 2006. Flavonoids as mushroom tyrosinase inhibitors: a fluorescence quenching study. J Agric Food Chem. 54(3):934-941. Kim YJ, Kyung KJ, Lee JH, Chung HY. 2004. 4,4’-Dihydroxybiphenyl as a new potent tyrosinase inhibitor. J Biol Pharm Bull. 28(2): 323-327. Lehninger AL. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jilid ke-1, Thenawidjaja M, penerjemah. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry. Likhitwitayawuid K. 2008. Stillbenes with tyrosinase inhibitory activity. J Curr Sci. 94(1):44-52. Limantara L, Heriyanto. 2011. Optimasi proses ekstraksi fukosantin rumput laut coklat Padina australis Hauck menggunakan pelarut organik polar. Ilmu Kelautan. 16(2):86-94. Lin WJ, Chiang HM, Lin YC, Wen KC. 2008. Natural products with skinwhitening effects. J Food & Drug Analysis. 16(2):1-10. Loizzo MR, Tundis R, Menichini F. 2012. Natural and synthetic tyrosinase inhibitors as antibrowning agents: an update. Comp Rev in Food Sci & Food Safety. 11(4):378-399. Mukhlis N, Sultankhodzhaev, Khan MTH, Mahera moin, Choudhary MI, Rahman A. 2005. Tyrosinase inhibition studies of diterpenoid alkaloids and their derivates: structure-activity relationships. Nat Prod Research. 19(5):517-522. Podungge F. 2012. Kandungan fenol, senyawa fitokimia, dan aktivitas antioksidan rumput laut coklat Padina australis. [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Praveen NK, Chakraborty K. 2013. Antioxidant and anti-inflammatory potential of aqueous extract and polysaccharide fraction from brown marine macroalgae Padina sp. from Gulf of Mannar of Peninsuar India. J Coast Life Med. 1(1): 38-48. Quah CC, Kim KH, Lau MS, Kim WR, Cheah SH, Gundamaraju R. 2014. Pigmentation and dermal conservative effects of the astonishing algae Sargassum polycystum and Padina tenuis on guinea pigs, human epidermal melanocytes (HEM) and chang cells. Afr J Tradit Complement Altern Med. 11(4):77-83. Sabudak T, Khan MTH, Choundhary MI, Oksuz S. 2006. Potent tyrosinase inhibitors from Trifolium balansae. Nat Prod Res. 20(7):665-670.
14 Setha B, Gaspersz F, Idris APS, Rahman S, Mailoa MN. 2013. Potential of seaweed Padina sp. as a source of antioxidant. J Sci & Tech Research. 2(6):221-224. Shaheen F, Ahmad M, Khan MT, Jalil S, Ejaz A, Sultankhodjaev MN, Arfan M, Choudhary MI, Atta-ur-Rahman. 2005. Alkaloids of Aconitum laeve and their anti-inflamatory antioxidant and tyrosinase inhibition activities. J Phytochemistry. 66(8):935-940. Sun Z, Hasegawa K, Tanaka J. 2008. A morphological study of Padina australis (Dictyolaes, Phaeophyceae) from Hainan Island, China. J of Japanese Botany. 83(5):261-268. Tam SF, Lian AA, Kuppusamy P, Yusoff MM, Govindan N. 2013. Studies on invitro antioxidant activity of marine edible seaweeds from the east coastal region of Peninsular Malaysia using different extraction methods. J Coast Life Med. 1(3):193-198. Venkateswara G, Sambasiva K, Tiruganasambandham, Narayanasamy, Triptikumar. 2009. Chemical constituents and mushroom tyrosinase inhibition activity of Chloroxylon swietenia leaves. Turk J Chem. 33(4): 521-526. Yunita M. 2014. Elektrode komposit zeolit sebagai biosensor berbasis tirosinase. [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Yuvaraj N, Kanmani P, Satishkumar R, Paari KA, Pattukumar V, And V. 2011, Extraction, purification and partial characterization of Cladophora glomerata against multidrug resistant human pathogen Acinetobacter baumannii and fish pathogens. World J Fish & Mar Sci. 3(1):51-57. Zhang H, Zhou Q. 2013. Tyrosinase inhibitory effects and antioxidative activities of saponins from Xanthoceras sorbifolia Nutshell. PLOS ONE. 8(8): 1-6.
15
LAMPIRAN
16
17 Lampiran 1 Penghitungan rendemen ekstrak Padina sp. Ulangan 1 2
Bobot sampel (g) 20,004 50,017
JumLah ekstrak (g) Rendemen (%) 0,569 2,844 1,110 2,219
Contoh perhitungan: bobot sampel (gr) = 50,017 bobot ekstrak (gr) = 1,110 Rendemen =
Lampiran 2 Penghitungan daya hambat dan IC50 ekstrak Padina sp. pada fase monofenolase dengan substrat L-tirosin. Ulangan 1
Daya Hambat (%)
120 y = 26.37ln(x) - 39.38 R² = 0.943
100 80 60 40 20 0 0
50
100
150
200
250
300
Konsentrasi Ekstrak (µg/ml)
Grafik data percobaan dan persamaan pendugaan ekstrak Padina sp. dengan substrat L-tirosin Ln IC50 IC50
3,389 29,650
18 Ulangan 2 120 y = 30.01ln(x) - 59.86 R² = 0.940
Daya Hambat (%)
100 80 60
Series1
40
Log. (Series1)
20 0 0
50
100
150
200
250
300
Konsentrasi Ekstrak (µg/ml)
Grafik data percobaan dan persamaan pendugaan ekstrak Padina sp. dengan substrat L-tirosin Ln IC50 IC50
3,661 38,892
Lampiran 3 Penghitungan daya hambat dan IC50 ekstrak Padina sp. pada fase difenolase dengan substrat L-DOPA Ulangan 1
Daya Hambat (%)
120 y = 19.70ln(x) - 19.20 R² = 0.949
100 80 60 40 20 0 0
100
200
300
400
Konsentrasi Ekstrak (µg/mL)
Grafik data percobaan dan persamaan pendugaan ekstrak Padina sp. dengan substrat L-DOPA Ln IC50 IC50
3,513 33,538
19 Ulangan 2 120 y = 25.53ln(x) - 34.24 R² = 0.968
Daya Hambat (%)
100 80 60 40 20 0 0
50
100
150
200
250
300
Konsentrasi Ekstrak (µg/mL)
Grafik data percobaan dan persamaan pendugaan ekstrak Padina sp. dengan substrat L-DOPA Ln IC50 IC50
3,300 27,103
Lampiran 4 Penghitungan daya hambat asam kojat dan IC50 pada fase monofenolase dengan substrat L-tirosin. Ulangan 1 Lampiran 11 Grafik daya hambat asam kojat pada fase monofenolase (Ulangan 1) 120 y = 48.98ln(x) - 13.06 R² = 0.999
Daya Hambat (%)
100 80 60 40 20 0 0
5
10
15
Konsentrasi Asam Kojat (µg/mL)
Grafik data percobaan dan persamaan pendugaan asam kojat dengan substrat L-tirosin Ln IC50 IC50
1,287 3,624
20
Daya Hambat (%)
Ulangan 2 120
y = 21.10ln(x) + 27.72 R² = 0.933
100 80 60 40 20 0 0
10
20
30
40
50
Konsentrasi Asam Kojat (µg/mL)
Grafik data percobaan dan persamaan pendugaan asam kojat dengan substrat L-tirosin Ln IC50 IC50
1,056 2,875
Lampiran 5 Tabel penghitungan daya hambat dan IC50 asam kojat pada fase difenolase dengan substrat L-DOPA Ulangan 1
Daya Hambat (%)
120
y = 22.62ln(x) - 9.301 R² = 0.948
100 80 60 40 20 0 0
50
100
150
200
Konsentrasi Asam Kojat (µg/mL)
Grafik data percobaan dan persamaan pendugaan asam kojat dengan substrat L-DOPA Ln IC50 IC50
2,622 13,758
21 Ulangan 2 120 y = 25.32ln(x) - 18.21 R² = 0.935
Daya Hambat (%)
100 80 60 40 20 0 0
50
100
150
Konsentrasi Asam Kojat (µg/mL)
Grafik data percobaan dan persamaan pendugaan asam kojat dengan substrat L-DOPA Ln IC50 IC50
2,694 14,789
22
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bondowoso pada 29 Maret 1992 dari ayah Drs. Fransiskus Pehan Tukan dan ibu Dra. Jovita Laurensia Wasis Sudaryani. Penulis merupakan putri pertama dari dua bersaudara. Tahun 2010 penulis lulus dari SMAN 2 Bondowoso dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif sebagai koordinator UKM Keluarga Mahasiswa Katolik IPB (koordinator dosen, alumni dan pascasarjana 2011-2012 dan 2012-2013). Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan di IPB diantaranya, Panitia MPD 2012, Panitia Misa Awal Tahun Ajaran 2012/2013, Panitia Reuni Akbar Mahasiswa Katolik 2013, dan PanitiaPanitia Natal CIVA IPB 2014. Selain itu penulis aktif sebagai Asisten Bioteknologi Hasil Perairan 2013/2014. Penulis juga pernah menjadi panitia Festival Sains Anak se-Indonesia (Kalbe Junior Science Fair) tahun 2013. Penulis pernah mengikuti praktik lapang dari Juli hingga Agustus 2013 di PT Awindo International Muara Baru, Jakarta dengan judul Aplikasi Good Manufacturing Practices (GMP) pada Produksi Frozen Fillet Oilfish di PT Awindo International Muara Baru, Jakarta Utara.