EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS MENURUNKAN AKTIVITAS GAMMA-GLUTAMYLTRANSFERASE (-GT) SERUM PADA PAPARAN ASAP ROKOK Loo Hariyanto Raharjo1, Hwa Tjeen Anna Lewi Santoso 2 1 Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 2 Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 1 Email :
[email protected]
Abstrak Paparan asap rokok dapat menyebabkan stress oksidatif, yang ditandai dengan peningkatan aktivitas -GT serum. Kulit manggis (Garcinia mangostana L.) mengandung pigmen antosianin, yang berperan sebagai antioksidan yang dapat mengurangi radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kulit manggis untuk menurunkan aktivitas -GT serum pada tikus yang terpapar asap rokok. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan acak post-test only control group. Penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus putih jantan yang dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan. Tikus dipapar dengan asap rokok yang berasal dari 2 batang rokok selama 4 minggu untuk meningkatkan radikal bebas di tubuhnya. Peningkatan aktivitas -GT serum untuk meredam radikal bebas. Ekstrak kulit manggis dapat mengurangi radikal bebas sehingga aktivitas -GT serum menurun. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak kulit manggis dapat menurunkan aktivitas dari -GT serum. Kata Kunci : Asap rokok, radikal bebas, aktivitas -GT serum, ekstrak kulit manggis
MANGOSTEEN SKIN EXTRACTS DECREASE THE ACTIVITY OF THE GAMMA-GLUTAMYLTRANSFERASE (-GT) SERUM ON THE CIGARETTE EXPOSURE Abstract Exposure to cigarette smoke can cause oxidative stress, which characterized by increased activity of -GT serum. The skins of the mangosteen (Garcinia mangostana L.) contain anthocyanins pigments, which can act as antioxidants to reduce free radicals. This study mainly aims to investigate the effect of mangosteen skin extracts to decreased activity of -GT serum in rats exposed to cigarette smoke. This study was true experimental designs with randomized post-test only control group design. This study used thirty male rats were dividing into six treatment groups. Rats exposed to cigarette smoke, which came from two cigarettes, for 4 weeks lead to an increase free radicals in the body. The increased activity of -GT serum to damp the free radicals. Mangosteen skin extracts can reduce free radicals so that the activity of -GT serum decreased. The conclusion of this research is the mangosteen skin extracts can decrease the activity of the -GT serum. Keywords: cigarette smoke, free radicals, activity of -GT serum, mangosteen skin extract Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014
29
PENDAHULUAN Sel-sel paru, khususnya sel-sel
Enzim -GT (-glutamil transferase) memecah Glutathion (GSH) ekstraseluler
epitel alveolar tipe II, rentan terhadap efek
menjadi asam amino konstitutif sehingga
yang merugikan dari oksidan, mengalami
berperan untuk penyediaan sistein, yang
perubahan
merupakan asam amino yang berperan
GSSG) dimana perubahan tersebut akan
untuk sintesis de novo GSH intraseluler.
mempengaruhi berbagai proses sinyal
Dengan demikian, -GT penting untuk
seluler1. Hal tersebut menyebabkan sel-sel
mengatur
paru akan melepaskan mediator inflamasi
ketersediaan
GSH
dan
rasio
GSH/GSSG
homeostasis sistein, serta defisiensinya
dan
dapat
stres
necrosis factor- (TNF-), interleukin-1
oksidatif dan kerentanan seluler terhadap
(IL-1) dan interleukin-8 (IL-8) sebagai
mengakibatkan
terjadinya
1
cedera oksidan . Asap
sitokin/khemokin
(GSH,
respon
rokok
mengandung
dua
satu berasal dari fase tar dan yang lainnya
menginduksi
dari
didefinisikan
fase
gas .
sebagai
Fase
bahan
tar yang
stres
oksidatif/nitrosatif4,5,6. sitokin/khemokin
berasal
tumour
terhadap
populasi radikal bebas yang berbeda, yang 2
seperti
Pelepasan tersebut
perekrutan
akan
netrofil
dan
mengaktifkan faktor transkripsi seperti NF-B
(Nuclear
Factor
kappa-light-
terperangkap ketika aliran asap dilewatkan
chain-enhancer)
melalui Cambridge glass-fiber filter yang
Protein-1) sehingga menambah respon
dapat menyimpan 99,9% dari semua bahan
inflamasi dan kerusakan jaringan4,5,6.
partikulat
dengan
ukuran >0,1
µm2.
Sedangkan fase gas adalah bahan yang
NF-B
dan
dan
AP-1
(Activator
AP-1
dapat
meningkatkan ekspresi -GCS (-glutamyl
2
dapat melalui filter ini . Fase tar dari asap rokok mengandung >10 yang
relatif
stabil
17
radikal bebas/g
(jam
–
bulan).
Sedangkan fase gas mengandung >10 radikal
bebas/isapan
rokok
pengendali kecepatan sintesa de novo GSH5,6,7.
Respon
adatif
ini
dapat
15
yang
merupakan small oxygen-radicals dan carbon-centered radicals dengan life span yang pendek (detik) dan juga jauh lebih reaktif daripada fase tar 3.
cystein sintetase) yang merupakan enzim
menjelaskan peningkatan GSH di dalam cairan alveolar pada perokok kronis4,5,7. Selanjutnya penyelamat intraseluler,
-GT,
sebagai
enzim
untuk pembentukan GSH akan
meningkatkan
aktivitasnya dengan memanfaatkan GSH ekstraseluler dari cairan alveolar5,6,7.
Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014
30
Ehiozomwanogie OJ dan kawankawan
(2011)
melakukan
penelitian
xanthone yang banyak terdapat pada kulit dan buah manggis9.
Alfa-mangostin
terhadap 60 orang subyek yang terdiri dari
memiliki
kemampuan
menekan
30 orang adalah perokok sigaret (25 orang
pembentukan senyawa karsinogen pada
pria dan 5 orang wanita) dan 30 orang
kolon. Pada penelitian yang dilakukan oleh
yang lain tidak merokok (25 orang pria
Asep W. Permana dan kawan-kawan (2012)
dan 5 orang wanita)8. Hasil penelitian
diketahui bahwa kulit buah manggis
tersebut menunjukkan adanya peningkatan
mengandung alfa-mangostin sebesar 0,59
aktivitas -GT serum pada kelompok
mg/g, antosianin sebanyak 1,13mg/g, dan
perokok (49 U/L ± 16.26) dibandingkan
kadar fenolik sebesar 8,49 mg/g yang
kelompok yang tidak merokok (15 U/L ±
mempunyai kapasitas antioksidan (metode
7.04)8. Pada individu yang merokok lebih
DPPH) sebesar 19,72 mg/g 10. Pada penelitian yang dilakukan
dari 20 batang/hari didapatkan peningkatan aktivitas -GT serum bila dibandingkan
oleh Adiputro DL dan kawan-kawan (2013)
dengan individu yang merokok kurang dari
diketahui bahwa ekstrak kulit manggis
20 batang/hari (73 U/L ± 4.69 vs 43 U/L ±
dengan etanol pada dosis 200 mg/kg BB
11.86) 8.
dan 800 mg/kg BB dapat menurunkan negeri
kadar TNF- dan NF-κB pada tikus coba
dikenal sebagai “Queen of fruits” dan
yang diberi diit hiperkolesterolemia11.
“ The Finest Fruit of Tropis “, karena
Pada uraian diatas telah dikemukan bahwa
memiliki keistimewaan dari warna kulit,
TNF- dan NF-κB dapat menyebabkan
daging buah dan mempunyai rasa yang
terjadinya
Buah manggis di luar
peningkatan
kadar
enzim
5
unik yaitu manis, asam serta menyegarkan .
aktivitas -GT serum sehingga apabila
Selain itu, manggis juga memiliki nilai gizi
ekstrak kulit manggis dapat menurunkan
yang tinggi. Salah satu nilai gizinya adalah
kadar TNF- dan NF-κB maka diduga
sebagai sumber vitamin dan mineral yang
dapat pula menurunkan aktivitas -GT
9
sangat bermanfaat bagi tubuh manusia .
serum.
Kulit manggis bermanfaat bagi
Dengan demikian, xanthone yang
kesehatan karena mengandung antosianin,
terdapat pada kulit buah manggis bersifat
tanin, senyawa fenol/polifenol, epikatekin,
antioksidan,
dan
antiimflammatory,
xanthone.
Kulit
buah
manggis 5
mengandung 14 jenis turunan xanthone . Alfa-mangostin
merupakan
Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014
antidiabetik,
antikanker,
hepatoprotective,
immuno-modulation, aromatase inhibitor,
turunan
31
antibakteri,
juga
bersifat
fungsional
lainnya9,12.
asap rokok + ekstrak kulit manggis dalam
Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis
ingin
(P1), Kelompok yang diberikan paparan
melakukan
Na-CMC 0,5% dengan dosis 400 mg/kg
penelitian
BB/hari(P2), Kelompok yang diberikan
mengenai pengaruh pemberian ekstrak
paparan asap rokok + ekstrak kulit
kulit manggis terhadap penurunan aktivitas
manggis dalam Na-CMC 0,5%
-GT serum pada tikus putih jantan strain
dosis 800 mg/kg BB/hari(P3). Masing-
Wistar (Rattus norvegicus) yang dipapar
masing kelompok perlakuan terdiri dari 5
dengan asap rokok.
(lima) ekor tikus putih jantan galur Wistar
dengan
sehingga pada penelitian ini digunakan 30 BAHAN DAN METODA
(tiga puluh) ekor tikus putih jantan galur
Hewan Coba
Wistar.
Penelitian ini memakai 30 ekor
Setelah periode aklimatisasi selama
tikus putih jantan (160-170 g) strain
1 minggu, tikus coba dipapar dengan asap
Wistar (Rattus Norvegiccus), diperoleh
rokok dari dua batang rokok, dua kali
dari unit hewan coba Fakultas Kedokteran
sehari, 1 batang rokok pada pagi hari jam
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
08.00 dan 1 batang rokok pada siang hari
Tikus coba ditempatkan pada ruangan
jam 13.00, 7 hari dalam 1 minggu selama
yang suhu dan kelembabannya terkendali
4 minggu. Setelah 4 minggu semua hewan
dan siklus gelap-terang yang bergantian
coba dikorbankan dengan terlebih dahulu
setiap 12 jam. Tikus coba tersebut dibagi
dianestesi dengan chloroform kemudian
secara
dilanjutkan dengan pengambilan darah
random
menjadi
6
kelompok
perlakuan, yaitu: Kelompok yang tanpa
intra
kardial. Selanjutnya tikus coba
paparan asap rokok dan diberikan ekstrak
dikuburkan secara layak.
kulit manggis dalam Na-CMC 0,5% dengan dosis 400 mg/kg BB/hari (KKM), Kelompok yang tanpa paparan asap rokok
Pemeriksaan aktivitas -GT serum Aktivitas
-GT
serum
diukur
dan diberikan Na-CMC 0,5% saja (KCMC),
dengan menggunakan Gamma-GT FS
Kelompok yang diberikan paparan asap
(Szasz mod./IFCC stand.), DiaSys Cat.
rokok + Na-CMC 0,5% (KAR), Kelompok
No.1 2801 99 10 021. Darah hewan coba,
yang diberikan paparan asap rokok +
dari semua kelompok perlakuan, yang
ekstrak kulit manggis dalam Na-CMC
diambil secara intra kardial dimasukkan
0,5%
kedalam
dengan dosis 200 mg/kg BB/hari
Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014
tabung
reaksi.
Selanjutnya
32
dilakukan sentrifuge sehingga sel-sel darah
larutan etanol 70% selama 6 hari pada
mengendap dan didapatkan supernatant
suhu
yang berupa serum. Selanjutnya diambil
dipisahkan dengan cara disaring dengan
100 l serum dengan memakai mikropipet
memakai kertas saring dan proses diulangi
l reagensia
sebanyak dua kali. Filtrat yang diperoleh
dan
ditambahkan
1000
kamar.
Pada hari ke-7, filtrat
Gamma-GT FS (Szasz mod./IFCC stand.)
kemudian
juga
evaporasi sehingga diperoleh filtrat kental
dengan
dicampur
mikropipet. dan
Kemudian
dibaca
dengan
dipekatkan
dengan
cara
sebanyak 25,7 g.
spektrofotometer dengan λ = 405 nm. Hasil yang diperoleh dinyatakan dalam satuan IU/L1.
Analisa statistik Semua data dinyatakan sebagai mean ± SD. One Way ANOVA dilanjutkan
Pembuatan ekstrak kulit manggis secara
dengan Tamhane post hoc yang digunakan
maserasi
untuk membandingkan perbedaan antara
Pembuatan ekstrak kulit manggis
beberapa
kelompok
perlakuan.
Pada
secara maserasi ini dilakukan dengan
penelitian ini dipakai p < 0,05 untuk
mengikuti cara pembuatan yang dipakai
menerima hipotesa nol sebagai indikasi
pada percobaan oleh Wiwin S (2010) 9.
adanya perbedaan statistik yang bermakna.
Manggis sebanyak 3,49 kg dibeli di
Untuk penghitungan statistik digunakan
TOTAL BUAH SEGAR, Surabaya dan
PASW (Predictive Analytic SoftWare)
dibuang isi buahnya. Selanjutnya kulit
Statistics version 18.0.
manggis dikeringkan dengan cara dianginanginkan serta tidak boleh terkena sinar matahari selama satu hari satu malam.
HASIL Hasil
analisis
rerata
(x̄)
dan
Kulit manggis yang sudah kering dipotong
simpangan baku (SD) aktivitas -GT
kecil-kecil dan diblender sampai menjadi
serum pada kelompok KCMC, KKM, KAR, P1,
serbuk kering sebanyak 50
P2, dan P3 adalah sebagai berikut:
g serta
disimpan didalam toples plastik yang kering. Kemudian
dilanjutkan
dengan
melakukan proses maserasi dengan cara: serbuk kering kulit manggis yang disimpan dalam toples plastik direndam dengan
Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014
33
Tabel 1. Rerata (x̄) dan Simpangan baku (SD) aktivitas -GT serum Variabel Penelitian aktivitas -GT serum (U/L)
manggis dalam Na-CMC 0,5% dengan dosis 400 mg/kg BB), dimana kedua
Kelompok Perlakuan
kelompok ini tidak diberikan paparan asap
KCMC
KKM
KAR
P1
P2
P3
0,350
0,724
3,710
3,290
2,278
1,500
±
±
±
±
±
±
0,031
0,182
0,052
0,306
0,125
0,218
rokok. Pada pemberian paparan asap rokok yang disertai dengan pemberian ekstrak kulit manggis dalam Na-CMC 0,5% menunjukkan adanya penurunan aktivitas
Aktivitas
-GT
serum
pada
-GT serum.
kelompok KCMC, KKM, KAR, P1, P2, dan P3 dapat disajikan dalam bentuk diagram batang seperti pada Gambar 1 dibawah ini.
Selanjutnya
dilakukan
analisis
statistik inferensial yang diawali dengan uji
Kolmogorov-Smirnov
untuk
mengetahui hasil pengukuran aktivitas GT serum mempunyai distribusi data yang normal atau tidak.
Tabel 2. Hasil Uji Uji KolmogorovSmirnov Aktivitas -GT serum Variabel Penelitian
x̄ ± SD
p
Keterangan
Aktivitas -GT serum
1,975 ± 1,362
0,407
Distribusi data normal
Setelah diketahui hasil pengukuran
Gambar 1. Grafik rerata aktivitas -GT serum pada tikus putih jantan strain Wistar.
aktivitas
-GT
distribusi
data
dilanjutkan
serum yang
dengan
mempunyai normal
maka
melakukan
uji
homogenitas varians (uji Levene) yang bertujuan untuk mengetahui kelompok
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas -GT serum yang tinggi pada kelompok KAR, yang diberikan paparan asap rokok + Na-CMC 0,5%, bila dibandingkan dengan kelompok KCMC (hanya diberi Na-CMC 0,5%) maupun KKM (hanya diberi ekstrak kulit Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014
data (KCMC, KKM, KAR, P1, P2, P3) mempunyai varians homogen atau tidak. Tabel 3. Hasil Uji Levene Aktivitas -GT Serum Variabel Penelitian
df
p
Keterangan
Aktivitas -GT serum
5
0,008
Varians data tidak homogen
34
Setelah diketahui bahwa kelompok
Berdasarkan Tabel 5 diatas, hasil
data (KCMC, KKM, KAR, P1, P2, P3) dari
uji
Post
Hoc
dengan
hasil pengukuran aktivitas -GT serum
menunjukkan
mempunyai distribusi data normal dan
dengan KKM tidak terdapat perbedaan
varians data tidak homogen maka untuk
bermakna aktivitas -GT serum dengan
mengetahui ada tidaknya perbedaan antar
nilai p > 0,05. Kelompok KAR dengan P1
kelompok dilanjutkan dengan uji Anova.
tidak
bahwa
terdapat
Tamhane
kelompok
perbedaan
KCMC
bermakna
aktivitas -GT serum dengan nilai p > Tabel 4. Hasil Uji Anova Aktivitas -GT Serum
0,05.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
Variabel Penelitian
F
p
kelompok yang dipapar asap rokok dengan
Aktivitas -GT serum
286,617
0,000*
pemberian ekstrak kulit manggis dengan
Keterangan:Uji Anova dengan = 0,05, Subscript* menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna
dosis
perbedaan
diketahui
yang
bermakna
mg/kg
BB
(P1)
tidak
menunjukkan adanya penurunan aktivitas -GT
Setelah
200
serum
dibandingkan
dengan
adanya
kelompok yang dipapar asap rokok tanpa
diantara
pemberian ekstrak kulit manggis (KAR).
kelompok data (KKCMC, KKM, KAR, P1, P2,
Kelompok
P3)
yang tidak homogen dari hasil
terdapat perbedaan bermakna aktivitas -
pengukuran aktivitas -GT serum maka
GT serum dengan nilai p > 0,05. Hal ini
dilanjutkan dengan uji Post Hoc dengan
menunjukkan bahwa kelompok yang tanpa
Tamhane. mengetahui
Uji
ini
adanya
KKM
tidak
untuk
paparan asap rokok dan diberi ekstrak kulit
perbedaan
yang
manggis dengan dosis 400 mg/kg BB/hari (KKM)
pengukuran aktivitas -GT serum.
penurunan
Tabel 5. Hasil Uji Post Hoc dengan Tamhane Aktivitas -GT Serum
KCMC KKM KAR P1 P2 P3
dengan
bertujuan
bermakna diantara dua kelompok pada
Kelompok Perlakuan
KCMC
Variabel Penelitian Aktivitas -GT serum (U/L) x̄ ± SD a
0,350 ± 0,031 0,724 ± 0,182 ab 3,710 ± 0,052 c 3,290 ± 0,306 cd 2,278 ± 0,125 e 1,500 ± 0,218 f
Keterangan: Superscript a,b,c,d,e,f dengan huruf yang sama pada kolom variabel penelitian (aktivitas -GT serum) berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p > 0,05).
Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014
tidak
dibandingkan
menunjukkan aktivitas dengan
adanya
-GT
serum
kelompok
yang
tanpa paparan asap rokok dan diberi NaCMC 0,5% saja
(KCMC).
Sedangkan
Kelompok KAR dengan KCMC, KKM , P2, dan P3 terdapat perbedaan bermakna aktivitas -GT serum dengan nilai p < 0,05.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
kelompok yang dipapar asap rokok dengan pemberian ekstrak kulit manggis dengan 35
dosis 400 mg/kg BB (P2) dan dosis 800
Sedangkan fase gas mengandung >1015
mg/kg BB (P3) menunjukkan adanya
radikal
rokok2,3
bebas/isapan
yang
-GT
serum
merupakan small oxygen-radicals dan
kelompok
yang
carbon-centered radicals dengan life span
dipapar asap rokok tanpa pemberian
yang pendek (detik) dan juga jauh lebih
ekstrak kulit manggis (KAR). Selain itu
reaktif
menunjukkan
yang
menyebabkan mahluk hidup yang terpapar
dipapar asap rokok (KAR) menunjukkan
dengan asap rokok akan menimbulkan
adanya peningkatan aktivitas -GT serum
terbentuknya
penurunan
aktivitas
dibandingkan
dengan
bahwa
kelompok
daripada
13
fase
radikal
tar3.
Hal
bebas
ini
didalam
dibandingkan dengan kelompok yang tidak
tubuhnya
. Adanya peningkatan radikal
dipapar asap rokok (KCMC dan KKM ).
bebas didalam tubuh akan menimbulkan peningkatan pembentukan ROS/RNS13,14, menyebabkan
PEMBAHASAN Enzim ekstraseluler konstitutif
terjadinya
gangguan
-GT
memecah
GSH
homeostasis rasio GSH/GSSG, dimana
menjadi
asam
amino
GSH akan menurun dan GSSG akan
untuk
meningkat
sehingga
berperan
6,14
.
Keadaan
akan
penyediaan sistein, asam amino yang
menyebabkan
berperan untuk regulasi sintesis de novo
ubiquinasi, dan degradasi proteolitik dari
GSH
1,7
. Dengan demikian -GT penting
terjadinya
ini
fosforilasi,
inhibitor NF-B (IB) dan disertai dengan
untuk mengatur ketersediaan GSH dan
pelepasan
homeostasis sistein, serta defisiensinya
mengalami translokasi kedalam nukleus
dapat
stres
dan berikatan pada gen yang memiliki B-
oksidatif dan kerentanan seluler terhadap
site1,5,7. Selain itu juga terjadi fosforilasi c-
cedera oksidan4,6. Hal ini menunjukkan
Jun N-terminal protein kinase (JNK),
bahwa -GT memainkan peran penting
menyebabkan
didalam pertahanan tubuh terhadap stres
kemudian
oksidatif 5.
tetradecanoylphorbol-13-acetate response
mengakibatkan
terjadinya
NF-B
yang
aktivasi
selanjutnya
AP-1,
terikat
yang pada
dua
element (TRE)-nya1,5,7. Peningkatan faktor
populasi radikal bebas yang berbeda, yang
transkripsi NF-B dan AP-1 menyebabkan
satu berasal dari fase tar dan yang lainnya
terjadinya
berasal dari fase gas2,3. Fase tar dari asap
pengkode enzim terkait peran antioksidan
rokok mengandung >1017 radikal bebas/g
termasuk ekspresi -GT1,5,7. Peningkatan
yang
ekspresi -GT seluler ini akan diikuti
Asap
relatif
rokok
stabil
mengandung
(jam
–
Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014
bulan).
peningkatan
ekspresi
gen
36
dengan peningkatan aktivitas -GT serum
gugus hidroksil dapat disumbangkan ke
meskipun
suatu
mekanisme
yang
radikal
bebas
serta
kapasitas
menghubungkannya masih belum jelas
antosianin untuk mendukung elektron
1,5,7
yang tidak berpasangan9,15,16,17. Selain itu,
. Hasil penelitian ini menunjukkan
keberhasilan untuk memangsa berbagai
bahwa kelompok perlakuan yang diberi
ROS berbeda dari satu antosianin dengan
paparan asap rokok (KAR) menunjukkan
yang lain, misalnya delphinidine adalah
peningkatan aktivitas -GT serum secara
paling efisien untuk anion superoksida
bermakna (p < 0,05) dengan rerata 3,710 ±
(diikuti oleh sianidin dan pelargonidin)
0,052
dengan
dan pelargonidin adalah paling efisien
kelompok yang tidak dipapar asap rokok
untuk radikal hidroksil9,14,15,16. Umumnya
(KCMC dan KKM) dengan rerata 0,350 ±
aktivitas
0,031 U/L dan 0,724 ± 0,182 U/L.
dihubungkan dengan jumlah hidroksil
U/L,
dibandingkan
antioksidan
dari
antosianin
bahwa
bebas di sekitar cincin pyrone. Semakin
paparan asap rokok yang berasal dari satu
besar jumlah hidroksil semakin besar
batang rokok di pagi hari dan satu batang
aktivitas antioksidan. Antosianin dengan
rokok di siang hari dapat menyebabkan
gugus 3,4-dihidroksil dapat dengan cepat
peningkatan aktivitas -GT
meng-khelat ion logam untuk membentuk
Hal
terjadinya
ini
menunjukkan
kompleks antosianin-logam yang stabil
serum yang bermakna.
12,
15,16,17
Aktivitas menurun
dengan
ekstrak
kulit
-GT
serum
akan
. Ekstrak
kulit
buah
manggis
adanya
pemberian
manggis
(Garcinia
mempunyai aktivitas antioksidan dengan
mangostana L.) yang diduga mengandung
nilai EC50 adalah 8,5539 μg/mL, lebih
bahan antioksidan. Kulit buah manggis
besar daripada nilai EC50 vitamin C yaitu
bermanfaat
karena
3,3676 μg/mL mL9,11,16. Walaupun daya
mengandung antosianin, tanin, senyawa
antioksidan vitamin C 2,5 kali lebih kuat
fenol/polifenol, epikatekin, dan xanthone
dari ekstrak kulit buah manggis, tetapi
9,15,16,17
bagi
kesehatan
hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak
. Kemampuan
antosianin
tergantung
dari
kulit buah manggis mempunyai daya
orientasi
antioksidan yang sangat kuat,karena nilai
antioksidan pada
struktur dasar dari senyawa tersebut, karena orientasi cincin akan menentukan kemudahan dimana atom hidrogen dari
EC50 kurang dari 50 μg/mL9,12,17. Hasil penelitian
yang ini
diperoleh
menunjukkan
pada bahwa
kelompok perlakuan yang diberi paparan Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014
37
asap
rokok
yang
disertai
dengan
KESIMPULAN
pemberian ekstrak kulit manggis, yaitu
1. Paparan asap rokok yang berasal dari
dosis 400 mg/kg BB (P2) dan dosis 800
satu batang rokok di pagi hari dan satu
mg/kg BB (P3 menunjukkan penurunan
batang rokok di siang hari dapat
aktivitas -GT serum secara bermakna (p <
menyebabkan terjadinya peningkatan
0,05) dengan rerata 2,278 ± 0,125 U/L dan
aktivitas -GT serum yang bermakna.
1,500 ± 0,218 U/L, dibandingkan dengan
2. Pemberian ekstrak kulit manggis dengan
kelompok perlakuan yang diberi paparan
dosis 400 mg/kg BB dan dosis 800
asap
mg/kg
rokok
tanpa
disertai
dengan
BB
lebih
efektif
untuk
pemberian ekstrak kulit manggis (KAR)
menurunkan aktivitas -GT serum pada
dengan rerata 3,710 ± 0,052 U/L.
paparan asap rokok yang berasal dari
Untuk kelompok perlakuan yang
satu batang rokok di pagi hari dan satu
diberi paparan asap rokok yang disertai
batang rokok di siang hari.
dengan pemberian ekstrak kulit manggis dengan
dosis
200
mg/kg
BB
(P1)
DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan tidak adanya penurunan aktivitas -GT serum secara bermakna (p >
1.
Whitfield JB. Gamma Glutamyl Transferase. Critical Reviews in Clinical Laboratory. Sciences. 2001. 38(4):263–355.
2.
Ambrose JA, Barua RS. The Pathophysiology of Cigarette Smoking and Cardiovascular Disease: An update. Journal of the American College of Cardiology. 2004.43 (10): 1731-1737.
0,05) dengan rerata 3,290 ± 0,306 U/L, dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang diberi paparan asap rokok tanpa disertai dengan pemberian ekstrak kulit manggis (KAR) dengan rerata 3,710 ± 0,052 U/L. Hal
ini
menunjukkan
bahwa
pemberian ekstrak kulit manggis dengan dosis 400 mg/kg BB (P2) dan dosis 800 mg/kg BB (P3) lebih efektif untuk menurunkan aktivitas -GT serum pada paparan asap rokok yang berasal dari satu batang rokok di pagi hari dan satu batang
3. Church DF, Pryor WA. Free-Radical Chemistry of Cigarette Smoke and Its Toxicological Implications. Environmental Health Perspectives.1985.64: 111- 126. 4. Rahman I, Macnee W. Oxidative stress and regulation of glutathione in lung inflammation. Eur Respir J. 2000.16: 534-554.
rokok di siang hari.
Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014
38
5. Emdin M, Pompella A, Paolicchi A. Gamma-glutamyltransferase, atherosclerosis, and cardiovascular disease: triggering oxidative stress within the plaque. Circulation. 2005. 112:2078–80. 6.Jain A, Agrawal B K. Antioxidant status and smoking habits: relationship with diet. Singapore Med J 2009.50(6) : 624627. 7. Mason JE, Starke RD, Kirk JEV. Gamma-Glutamyl Transferase: A Novel Cardiovascular Risk Biomarker. Preventive Cardiology. 2010. 54:36-41. 8. Ehiozomwanogie OJ, Osazee OP. Serum gamma-glutamyl transferase level in cigarette smokers. TaJONAS. 2011.2;2:405-408. 9. Wiwin S, Endang D W, Lia K. Uji Aktivitas Antioksidan dan Penentuan Kandungan Antosianin Total Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.). Majalah Obat Tradisional. 2010.15(2): 64 – 70.
14. Paolicchi A, Franzini M, Emdin M, Passino C, et al. 2006. The Potential Roles of Gamma-Glutamyltransferase Activity in the Progression of Atherosclerosis and Cardiovascular Diseases. Vascular Disease Prevention 3(3): 1-5. 15. Kay C, 2004. Analysis of the bioactivity, metabolism, and pharmacokinetics of anthocyanins in humans. PhD thesis. University of Guelph, Ontario, Canada: 46-72. 16. Antal DS., Gârban G, Gârban Z, 2003. The anthocyans: biologicallyactive substances of food and pharmaceutic interest. The Annals of the University Dunarea de Jos of Galati, Food Technol. 6: 106-115. 17. Kaliora A C, Dedoussis G V Z, Schmidt H, 2006. Dietary antioxidants in preventing atherogenesis. Atherosclerosis 187 (001):1–17.
10. Permana AW, Widayanti SM, Prabawati S, dan Setyabudi DA. Sifat Antioksidan Bubuk Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) Instan dan Aplikasinya Untuk Minuman Fungsional Berkarbonasi. 2012. J. Pascapanen 9(2): 88 – 95.
Reviewer Dr. dr. I Ketut Gede Muliartha, Sp. PA
11. Adiputro DL, Khotimah H, Sargowo D. et al. Cathecins in Ethanolic Extracts of Garcinia Mangostana Fruit Pericarp and Anti-inflamatory Effect in Atherosclerotic Rats.2013. J.Universa Medicina 32(1):37-43. 12. Sarma AD, Sreelakshimi Y, Sharma R. Antioxidant ability of anthocyanins against ascorbic acid oxydation. Phytochem. 1997.45: 671–674. 13. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2000. Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta. EGC. hal: 609-612. Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 3 Nomer 1 Edisi Maret 2014
39