EKSTRAK ETANOL DAUN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) SEBAGAI LAKTAGOGUM PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L.) YANG MENYUSUI Shinta Eri Andriana, Rama Yuda, Dhama Susanthi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ABSTRAK Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bayi karena mengandung zat-zat penting untuk pertumbuhan bayi. Berdasarkan survei yang dilakukan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003, jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif enam bulan hanya 39,5 %. Salah satu alasan ibu tidak memberikan ASI adalah produksi ASI yang sedikit dan tidak mencukupi. Masyarakat desa menggunakan daun kacang panjang sebagai pelancar ASI dan laktagogum. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dan efektivitas ekstrak etanol daun kacang panjang (Vigna sinensis L.) sebagai laktagogum pada tikus putih yang menyusui. Ekstrak etanol daun kacang panjang dibuat dengan maserasi etanol 70% menggunakan Rotary Vaccum Evaporator dan diencerkan dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 30%. Induk tikus yang menyusui dibagi dalam 5 kelompok perlakuan (akuades, maloco, ekstrak 10%, 20%, dan 30%) dengan 5 ulangan. Perlakuan ekstrak etanol dan akuades dilakukan sehari sekali secara oral setelah laktasi. Sedangkan untuk kelompok pembanding (moloco) dilakukan secara subcutan sekali sehari. Berat badan anak tikus diukur setiap satu minggu sekali. Volume ASI diukur dengan mengurangi berat badan (bb) anak tikus sebelum dan sesudah menyusui : b/v ASI tikus (1,030) + Volume ASI yang tersisa pada payudara. Volume ASI terbanyak terdapat pada induk yang diberi ekstrak etanol 20% (12.61ml) sedangkan volume terendah terdapat pada induk dengan perlakuan maloco (8.28ml). Tidak ada hubungan antara volume ASI yang dihasilkan dengan volume air yang diminum induk (korelasi 0.6) secara statistik. Semakin banyak ASI yang dihasilkan semakin besar berat badan anak tikus. Ekstrak daun kacang panjang konsentrasi 20% paling optimum meningkatkan produksi ASI induk tikus. Kata kunci : Produksi ASI, laktogogum, ekstrak daun kacang panjang PENDAHULUAN Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI mengandung zat-zat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi seperti lemak dalam bentuk Omega 3, Omega 6, dan DHA yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan sel-sel jaringan otak. Karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa. Karbohidrat berfungsi untuk pertumbuhan sel otak, mempermudah penyerapan kalsium, dan mempertahankan bifidus dalam usus. Protein dalam bentuk whey dan casein dengan perbandingan 80:40 sehingga mudah diserap oleh usus bayi.
1
ASI mengandung lemak rantai panjang dan enzim lipase. Mineral dalam ASI kadarnya sangat sedikit tetapi dapat memenuhi kebutuhan bayi sampai 6 bulan. ASI juga mengandung vitamin yang lengkap (Irawati, 2007). Kolostrum atau ASI yang keluar untuk pertama kalinya yang berwarna kuning kental juga sangat berguna bagi bayi karena mengandung protein yang sangat tinggi. Selain itu kolostrum mengandung antibodi terutama IgA yang berfungsi untuk melindungi bayi dari infeksi penyakit terutama diare. Kolostrum juga bermanfaat untuk membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi pertama kali yang berwarna hitam kehijauan (Anonim, 2008b). Stadium ASI dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Stadium I atau Stadium Kolostrum Kolostrum adalah cairan yang pertama kali disekresikan oleh kelenjar payudara pada 4 hari pertama setelah persalinan. Kandungan protein pada kolostrum lebih tinggi dari kandungan protein susu matur. Akan tetapi kandungan lemaknya lebih rendah dari susu matur. 2. Stadium II atau Stadium ASI Peralihan ASI ini diproduksi pada hari ke 5 sampai hari ke 10. Volume ASI meningkat tetapi kandungan proteinnya semakin sedikit. Kandungan lemak dan karbohidrat meningkat. 3. Stadium III atau Stadium Matur ASI yang diproduksi pada hari ke 10 sampai seterusnya. Komposisi ASI terus berubah sejalan kebutuhan perkembangan bayi sampai usia 6 bulan. (Irawati, 2007) Pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian ASI selama 6 bulan pertama pertumbuhan bayi berpengaruh positif pada kondisi bayi karena mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin (Irawati, 2007). Budaya Ibu untuk kembali menyusui bayinya terjadi di Indonesia. Hal ini didukung dengan adanya penelitian yang membuktikan bahwa susu formula tidak aman untuk bayi. Peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan bahwa 22,73 persen susu formula (dari 22 sampel) dan 40 persen makanan bayi (dari 15 sampel) yang dipasarkan antara bulan April hingga Juni 2006 telah terkontaminasi Enterobacter sakazakii. Bakteri ini dapat menyebabkan radang selaput otak pada bayi (Anonim, 2
2008a). Selain itu susu formula yang dikemas dalam kaleng dapat tercemar BIsphenol A (BPA) dari kaleng susu yang dapat mengganggu kesehatan (Paramita, 2007). Akan tetapi berdasarkan survei yang dilakukan oleh Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003, jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif enam bulan hanya 39,5 %. Salah satu alasan ibu tidak memberikan ASI adalah produksi ASI yang sedikit dan tidak mencukupi (Saroni et al., 2007). Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) telah banyak dikenal oleh masyarakat sebagai sayuran konsumsi. Daun kacang panjang juga dikonsumsi dalam bentuk sayur dengan sebutan lembayung. Daun kacang panjang ini mudah diperoleh dan harganya murah. Masyarakat khususnya di desa-desa sering menggunakan daun kacang panjang sebagai pelancar ASI dan meningkatkan produksi ASI atau sebagai laktagogum. Daun kacang panjang ini diketahui mengandung saponin dan polifenol (Anonim, 2007a). Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) mempunyai batang berwama hijau muda dan berbentuk persegi enam. Daun berbentuk delta dengan ujung meruncing tersusun tiga-tiga. Daun berwarna hijau tua dengan permukaan berbulu halus. Bunga berbentuk kupu-kupu berwama biru muda. Polongnya gilik, panjang 44-75 cm, wama hijau tua, rasanya agak manis, dan renyah. Satu tanaman bisa menghasilkan 4-15 polong. Biji bulat panjang agak gepeng dan bila sudah tua berwama cokelat tua berbelang putih. Tanaman dewasa tingginya mencapai 2 m lebih (Anonim, 2007b). Obat laktagogum sintetik kurang dikenal terutama oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah. Ada kecenderungan masyarakat untuk kembali memanfaatkan obat-obatan alami. Oleh karena itu perlu inovasi pembuatan obat laktagogum alternatif. Daun kacang panjang yang dikonsumsi sebagai sayur sangat tidak praktis. Bau yang kurang sedap, permukaan yang kasar dan rasa yang tidak menggugah selera menjadi kendala konsumsi sehingga pembuatan dalam bentuk ekstrak dapat menjadi pilihan. Belum ada penelitian yang menyebutkan bahwa ekstrak atau kandungan dalam daun kacang panjang dapat meningkatkan produksi ASI sehingga belum diketahui apakah ekstrak etanol daun kacang panjang dapat meningkatkan produksi ASI serta bagaimanakah pengaruh dan
3
efektivitas pemberian ekstrak etanol daun kacang panjang dalam peningkatkan produksivitas ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan efektivitas ekstrak etanol daun kacang panjang (Vigna sinensis L.) sebagai laktagogum (meningkatkan produksi ASI) pada tikus putih yang menyusui dan apabila terbukti dapat meningkatkan produksi ASI maka dapat digunakan untuk mensubtitusi laktagogum sintetis yang lebih aman, tidak megganggu kesehatan, dan harganya lebih murah.
METODE PELAKSANAAN Bahan Yang Digunakan Daun kacang panjang (Vigna sinensis L.) dikeringkan dengan oven pada suhu 50 °C. Setelah itu ditumbuk halus menjadi serbuk. Ekstrak daun kacang panjang diperoleh dengan maserasi menggunakan etanol 70% selama 3 hari sambil terus diaduk. Ekstrak dari pelarut etanol dipisahkan dengan Rotary Vaccum Evaporator. Kemudian dimasukkan dalam oven 40°C sampai bebas etanol. Tikus putih betina galur Wistar usia 3 bulan digunakan untuk hewan percobaan. Berat badan tikus seragam antara 150-250 gram. Tikus diberi pakan ad libitum. Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus betina dan 5 ekor tikus jantan. Setiap ekor tikus betina menyusui 3 anak tikus. Tikus Putih diperoleh dari Laboratorium LPPT UGM. Cara Kerja Induk tikus yang menyusui dibagi dalam 5 kelompok perlakuan dengan 5 ulangan. KN : Kelompok tanpa perlakuan/Kontrol, hanya diberi akuades. KM
: Kelompok yang diberi obat moloco (laktagogum sintetik) 1/10 tablet /
100 g bb tikus / hari sebagai pembanding. KI
: Perlakuan Ekstrak Daun Kacang Panjang 10% perhari.
KII
: Perlakuan Ekstrak Daun Kacang Panjang 20% perhari.
KIII
: Perlakuan Ekstrak Daun Kacang Panjang 30 % perhari. Perlakuan ekstrak daun kacang panjang dan akuades dilakukan satu kali
sehari secara oral mulai dari masa laktasi sampai hari ke-14 setelah melahirkan. Sedangkan untuk kelompok pembanding (moloco) dilakukan secara intramuscular
4
satu kali sehari. Volume ASI induk tikus diamati pada hari ke 0, 7, dan 14. Penambahan berat badan anak tikus juga diukur pada hari ke 0, 7, dan 14. Volume air yang diminum induk tikus diukur setiap hari. Volume ASI induk tikus dihitung berdasarkan rumus : Selisih berat badan (bb) anak tikus sebelum dan sesudah menyusui : b/v ASI tikus (1,030) + Volume ASI yang tersisa pada payudara. Volume air susu yang tersisa dipompa dengan spuit yang dihubungkan dengan selang plastik dan volumenya diukur. Pertambahan berat badan anak tikus diukur dengan cara menghitung bb bayi tikus pada hari ke 7dikurangi bb hari ke 0 dan bb pada hari ke-14 dikurangi bb hari ke-7. Analisis data untuk mengetahui hubungan antara pemberian ekstrak daun kacang panjang yang meningkatkan produksi ASI dan penambahan berat badan anak tikus serta hubungan antara produksi ASI dan volume air minum induk dilakukan menggunakan korelasi. Apabila ada hubungan antar perlakuan maka dilanjutkan dengan T-Test.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan, volume air susu yang paling optimum didapatkan dari induk tikus yang diberi perlakuan ekstrak etanol daun kacang panjang dengan konsentrasi 20% sedangkan yang paling rendah didapat dari induk tikus yang diberi perlakuan maloco (gambar 1).
5
Gambar 1. Volume ASI Rata-rata Induk Tikus dengan Berbagai Perlakuan Produksi ASI yang sedikit pada perlakuan maloco diakibatkan karena induk yang diberi perlakuan maloco mengalami stress (induk jadi diam, lesu dan tidak bersemangat) sehingga ASI yang dihasilkan sedikit. Stress ini disebabkan tubuh induk tikus tidak dapat menerima reaksi obat maloco yang berupa bahan kimia sehingga tubuh lebih berkonsentrasi untuk menangkal reaksi obat kimia yang masuk ke tubuh daripada meningkatkan produksi ASI. Ekstrak daun kacang panjang merupakan bahan alami dan tidak mengandung bahan kimia sehingga menimbulkan reaksi stress yang lebih rendah bagi tubuh sehingga tubuh induk tikus dapat berkonsentrasi dalam meningkatkan produksi ASI. Walaupun ekstrak daun kacang panjang dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30% dapat meningkatkan produksi ASI lebih besar daripada maloco dan aquades namun yang paling optimum dalam meningkatkan produksi ASI induk tikus adalah ekstrak dengan konsentrasi 20%. Berdasarkan gambar 2, sebagian besar makin banyak volume air yang diminum semakin banyak juga volume ASI yang dihasilkan. Tetapi tidak ada hubungan antara volume air yang diminum induk dengan volume ASI yang dihasilkan secara statistik (korelasi = 0.6). Hal ini disebabkan karena produksi ASI bukan hanya dipengaruhi oleh volum air yang diminum tetapi juga dipengaruhi oleh stess, hormon dan faktor gizi.
Gambar 2. Perbandingan Volume Air Minum Induk dengan Volume Asi yang Dihasilkan pada Berbagai Perlakuan
6
Gambar 3. Perbandingan Berat Badan Anak Tikus dengan Volume Asi yang Dihasilkan pada Berbagai Perlakuan Berdasarkan gambar 3, berat badan anak tikus terbesar adalah anak tikus yang disusui oleh induk dengan perlakuan ekstrak daun kacang panjang dengan konsentrasi 20% sementara berat badan anak tikus teringan adalah anak tikus yang disusui induk dengan perlakuan maloco. Berdasarkan hasil penelitian semakin banyak volume ASI yang dihasilkan semakin besar berat badan anak tikus dan sebaliknya (korelasi = 0.99). Tetapi hubungan antara volume asi dengan berat badan anak tikus setiap perlakuan tidak berbeda secara nyata (t = -2.2) secara statistik walaupun secara biologi berat badan anak tikus dengan ekstrak daun kacang panjang jauh lebih besar dibandingkan perlakuan dengan maloco.
KESIMPULAN Ekstrak daun kacang panjang dapat meningkatkan produksi ASI induk tikus. Konsentrasi optimum yang dapat digunakan untuk meningkatkan produksi ASI induk tikus adalah 20%. Semakin banyak volume ASI yang dihasilkan semakin besar berat badan anak tikus.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2007a. Vigna Sinensis L. SAVI EX HASSK. http:// bebas. vlsm. org/v 12/ artikel/ttg_tanaman_obat/depkes/buku3/3-157.pdf. diakses tanggal 17 Sepetember 2007.
7
Anonim. 2007b. Kacang Panjang. ms.wikipedia.org/wiki/Kacang_panjang. Diakses tanggal 17 September 2007. Anonim. 2008a. 22,37 Persen Susu Formula dan 40 Persen Makanan Bayi TErkontaminasi Bakteri. http://sentralaktasi.multiply.com/journal. diakses tanggal 15 Maret 2008. Anonim. 2008b. Keunggulan ASI dan Manfaat Menyusui. http://www.gizi. net/asi/download/KEUNGGULAN%20ASI%20DAN%20MANFAAT%2 0MENYUSUI.doc. diakses tanggal 15 maret 2008. Herawati, N. 2008. Cegah “Lost Generation”. http://nettiherawati.wordpress. com/2008/03/03/cegah-lost-generation/. diakses tanggal 15 Maret 2008. Irawati, Th. Menyusui Pada Satu Jam Pertama Kehidupan Dilanjutkan Dengan Menyusui Eksklusif 6 Bulan, Menyelamatkan Lebih Dari Satu Juta Bayi. http://www.promosikesehatan.cpom/artikel.php?nid=337. Diakses tanggal 17 September 2007. Paramita, R.P. 2008. Kandungan Berbahaya Dalam Kaleng Susu Formula. ewg.org/babysafe. diakses tanggal 15 Maret 2008. Saroni, Tonny.S., M. Sjabani, dan Zulaela. 2004. Effectiveness of The Sauropus androgynus (L) MERR Leaf Extract In Increasing Mother Breast Milk Production. Media Litbang Kesehatan Volume XIV nomor 3 tahun 2004. http//202.152.19.188/media/data/effectiveness.pdf. diakses tanggal 17 September 2007. Siregar, M.A. 2008. PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA. http://library.usu.ac.id/download /fkm /fkm-arifin4.pdf. diakses tanggal 15 Maret 2008.
8