VOLUME 23
No. 2 Juni 2011
-
Halaman 150 165
EKSPRESI BUDAYA MEMBANGUN PADA MASYARAKAT JERON BETENG, KECAMATAN KRATON, YOGYAKARTA Endy Marlina dun Arya Ronald*
ABSTRACT The society has culture which influencingtheir habitat which can reveal a culture that underlies their daily life. The aims of this research is to revealthe expressionof culture of build the architecture work of society. This topic related to six aspects, they are geography, ideology, pemndity, belief, social bond, and meaning. They influence the way of thinking, attitude, and cultural creation. This researchfound the shift and continuity of culture within societywhich explored based on the changes of the architecture.
ABSTRAK Masyarakat mempunyai budaya yang mpengaruhi habitat mereka yang dapat menunjukkan budaya yang mendasari hidup mereka sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan ekspresi budaya kerja arsitektur yang membangun masyarakat. Topik ini berhubungan dengan enam aspek, yaitu geografi, ideologi, personalitas, kepercayaan, ikatan wid, dan arti. Keenam aspek itu mempengaruhi cara berpikir, perilaku, dan kreasi budaya. Penelitian ini rnenernukan perubahan dan kelestarian budaya dalarn masyarakat yang mengeksplorasi perubahan arsitektur.
-
Kata Kunci :budaya, ekspresi, kehidupan, masyarakat.
PENGANTAR Ekspresi budaya selalu menjadi ha1 yang menarik untuk diteliti. Halini disebabkan budaya merupakan gambaran dari seluruh proses kehidupan manusia yang terkait baik dengan elemen fisiknya sebagai jejak budaya maupun elemen nonfisiknyayang mengejawantahdalam aktivitas sehari-harirnasyarakat Ekspresiadalah pengungkapan atau proses menyatakan, yaitu memperlihatkan atau menyatakan maksud,
*
gagasan, dan perasaan. Ekspresi budaya membangunadalah ungkapangambaranpmses ataupun hadl pembangunanrurnah. Halini menjadi menarik karena rnampu mengungkapkan budaya yang dapat menggambarkan pola pikir masyarakat yang mendasari proses-proses kehidupanmasyarakat. Dalam upaya pengembangan pariwisata jangka panjang, Kota Ywyakarta menetapkan misi pengembangan sebagai kota pariwisata
Staf Pengajar Program Studi Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi, UniversitasTeknologi Yogyakarta dan Staf PengajarJuhlsanTeknikArsitektur dan Perencanaan, FakultasTeknik UniversitasGadjah MadaYogyakarta.
Endy Marlina dan Arya Ronald, Ekspresi Budaya ~embangi~n padh Masyarakat Jemn &bW, Kecamatan Kraton, Yogygkanta
--
1972), yaw (a) pgamkpegawai yang diekat
(Tanujaya, 1980). DwnMn pub rnasyarakat, Kawasan Jaron
151
%
perubahan fisik bwa8853derm kawasan tersebut, saat ini. k m l W fisjk nrmab rumah di ka 9ng &aat ini nenunjukkan k0ndiSjrrl;lssrr ~alu.
Gambar 2. Contoh-contoh rumah dengan arsitektur Jawa di Kawasan Jeron Beteng (Sumber: Marlina, 2007)
-
*-A
,
,
misatnya, saat hi wbag ssbagai ntang e k m i . rnasa latu m p a r k e m rumah tinggal, saat ini W b a h fun63gimenjadibko,w, aW~ang & m m i yang lain. Penrtrahm fwngsi ini mmgakibatkan terjabh-lya perub@an pada bmpbn dan tab ruang pada antamya adakh 1) kepuMikan pads bititas bangunansema bemktivibsekonorrridabm~~merupakan brorientasipadajalan banyak twjadi dahm
"""@ambar 3. Contoh-contohrumahdengan " . - Hitektur Kolmial di Kawasan Jeron M m g - ' - , (Sumber: Madina, 2007) , P
<.l. 'i
,
.-
3'
dapt difihat pi& gambar 2. KawasanJeron Bs-
m n J
-%qphst sxara a umum, t
-
m pmhakm ifisik KawasanJeron Beteng.Wah M u @iulbahan di Kawasan Jeron Betmg yang dku'p signifikan adalah yang dilakukan oleh @WanHamengku Buwono I-X,Pada masafiye H5 K mngeluarkankebijakan yang m p l e r -
~~
pada 3. Saat ini, arsitektur -mah Jsm tartah ditunjukhn dmgm m m
di Kawasan Yang p rumah-mh
Endy Merlin8 dan Atya Ronald, Eksp
didokumntasikan, sering bSsebut sebagai suatu gagasan atau pe
Cont9h-contohmah~~yang
ekmmi. Liigkungm peimkhmn kumputan berbagai W a k dan tanda (sign) dari jalm, w8ng tmbuka, kumputan berbagal macam bd'iugunati chin
1082). Rmg ~ ~ b n p g n @ e r ntBJd s aktivitas yang-ditakuketn &&I watu ~ u n (Lefebvre, 1W). lcsrrsna SUahrkQmponen~ komunitas tembut. Te suatu ruang dengan karsrkter yang ,unik,
m-4
khwusan suatu
*
~
-
aspek yaitu aspek geografi, faham, dan kepribadian yang ketiganya dapat saja berlandaskan sistem yang berbeda (Ronald, 1999). Kehiiupan manusia dalam lingkungan budaya Jawa erat kaitannya dengan empat lingkup keyakinanyaitu kepercayaan, kepribadian, ikatan sosial, dan makna (Mulder, 1975). Keyakinantersebut mem pengaruhi pala pikir, perbuatan, &n karya budaya. Ketiga ha1tersebut merupakanwujud budaya yang satu dengan lainnya saling mempengaruhi. Terkait dengan tindakan konservasi budaya Jawa di Kota Yogyaka* informasi budaya Jawa sebagai titik tolak pedu digali dari sumber yang valid. Dalam ha1ini, KawasanJeron Beteng yang merupakan kawasan tempat tinggal keluarga Raja dan pusat pengembangan budaya Jawa m p a k a ntempat yang tepat untuk menghiipun informasi ini. Pengalian ekspresi budaya pada karya arsitektur masyarakat Jeron Beteng diharapkan dapat mengungkapkan ekspresi budaya masyarakat di Kawasan ini yang dapat dijadikan titik tolak bagi upaya konservasibudaya masyarakatKotaY6gyakarta secara keselutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap ekspresibudaya membangunpada karya arsitektur masyarakat Kawasan Jeron Beteng. Karya arsitektur merupakanwujud budayafisik, dalam penelitian ini dibatasi berupa rumah. Penelitian ini menyangkut pengamatan terhadap rumah sebagai wujud budaya fisik (artefak) yang tidak dapat dipisahkan dari aspek lain yaitu geografi (kondisi fisik), faham (kehidupan budaya), dan kepribadianpenghuninya (Ronald, 1999).Aspekaspek ini saling mempengaruhidan dipengaruhi oleh rumah (budaya fisik) sehingga pengamatan terhadap rumah diharapkan dapat mengungkap ekspresi terkait dengan ketiga aspek tersebut. Pembicaraan mengenai budaya akan terkait dengan tiga wujud budaya yaitu kebudayaan sebagai kelompok idelgagasan, kebudayaan sebagai kompleks aktivitas, dan kebudayaan sebagai karya manusia. Perkembangan fisik Kawasan Jeron Beteng yang cukup signifikan memberikanindikasi adanya perubahanbudaya masyarakatdalam kawasan ini. Perubahanfisik ini sangat mungkin didasari dan mempengaruhi perubahan beberapa aspek yang lain yaitu: 1) Geografi. Salah satu wujud budaya adalah ke-
budayaan sebagai h a i l karya manusia. Karya budaya ini m p a k a n realisasi budaya yang terkait dengan lingkungan kehidupan manusia yang dalam konsepsi Jawa terdiri dari lima unsur yaitu api, angin, tanah, air, dan angkasa (Djaldjoeni, N& S u j i i , A, 1979dalam Ronald, 1999). 2) Faham. Kebudayaandapat puladilihat sebagai kompleks aktivitas yang berpola dari seorang manusia dalam masyarakat yang sering disebut sebagai sistem sosial. Pribadirnanusia Jawa terbentuk dengan kesadaranhidup di antara empat kekuatan yaitu di antara kekuatan Tuhan (spiritual) dan kekuatan alam (makrokosmos) pada arah vertikal dan di antara kekuatan manusia hiiup (mikrokosmos)dan kekuatanroh manusia (gaib) pada arah horisontal. Dalam kehidupan sehari-hari masing-masing kekuatan tersebut mernpunyaitujuanyaitu (Ronald, 1999): kekuatan spiritual bertujuan untuk mencapai kehidupan secara keseluruhan, kekuatan gaib bertujuan untuk mendapatkankesehatan dan keamanan, kekuatan makrokosmos bertujuan untuk mencapai kesejahteraan, dan kekuatanmikrokosm bertujuan untuk mencapai keselamatan. Jadi ekspresi rumahtinggal dapat mengekspresikan kegiatanyang teQadidi dalamnya dan bilamana mungkinjuga kegiatandi sekitamya (Lang, 1987). 3) Kepribadian. Kebudayaansebagai kelompok idelgagasan, norma, dan peraturanyang bersifat abstrak sering disebut sebagai sistem budaya. Wujud ketiga ini erat kaitannya dengan upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Upaya pemenuhan kebutuhan dasar ini menggambarkan perkembangankepribadian manusia. Fokus penelitian adalah ekspresi budaya masyarakat yang digali berdasarkan jejak Rsik (wujud budaya fisik) yaitu rumah. Penggalian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran kondisi spesifik yang berlangsung di kawasan dan tidak ditujukan untuk melakukan generalisasi. Awalnya penelitian ini bergerak menelusuri berbagai literatur untuk menemukan gambaran ekspresi budaya masa lalupada rurnahdi tCawasanJeron Beteng. Literaturini menjelaskantsntang berbagai ha1 yang berkaitan dengan ekspmsi budaya. Selanjutnya, ditakukan identifikasi twhadap rumah-rumah di Kawasan Jeron Beteng
Endy Marlina dan Alya Ronald, Eksp~resiBudaya Msmbengun
-,.
#
2
term (tropis lembab); (7) pehgupayaan &a befbahasa (maw,sethmtik &HI
adat, estetik, h@bkat bak*, hakikat waM& sesma), dan keprbadii (pengetahwn Cpota
&atatan (symbol, h, &&BG I danaympb@; (10) twmbentukan generasi (nominalism,
energi secafatepat guna (efektivb dan efislmsi); (14) Ifengungkapannihi-nilaiekonamisWupznm (ethnoarcheological); dan (15) mekanisme parakitan(subststem ruang, sbuktur, h , dan ); (13) penge-n
EKSPRESI BUMYAMEMBANGUN-A MY-T JERON BETEMG PerkanbanganlteFmfuh i'l~~~untut kreatiitas berpikir untuk menuhinya.
&-PI.
a
Penggalian ekspmsi budqQ ini dikkukan dengan pendekatan naturalktrk dimQan fLlju$PS rumahsaat inim untuk rnemuncugtanni(akrii w yarg kan dari temuan-tem empiris. NitainildWal ini merupakankewrikan
m-
mempengaruhidm dipeng;td
pninglWm k e s i b u h getiip keiuarga dan
m y ?
Endy Marlina d8n Arya RonaW, Ekspr8si Budaya kmbangun pesj8 Masprak-atdenm Kecamafan Krafon, Yogyakarta
adanya pengaruh kubrsrl ini, raja rnerupakan pug
yang hatus d i i defni kesejahteraan hidup manusia. Aplikasi dari konsep ini salah satunya adalah orientasi bangunan pada arah utara selatan. Selain aplikasi di atas, dalarn konsep tersebutraja adalah pusat kasmos yang rnerupakan acuan bagi kehidupan masyarakat Keberadaan pusat ini juga betpengaruh pada tata ruang di lingkungan sekiirnya. Hunianhunian di dahrn kawasanJemn Betengyang berorientasi pada surnbu utara - selatan Serta jalafi p~anghubung antara rumah pangerandan kraton merupakan irnplernentasinya.Selain itu, beberapa lahanyang dianggapmernilikinilaibudayayang tinggi karena keterkaitannya dengan raja dan pangerandipertahankanuntuktidak terbangun. Pada massa HB IX - akhir HB IX, kcmse~ kultural ini rnasih tetap diterapkan dalam
-
W u p a n maqmakat, namunnwlai penyesuaian. Peningkatan tuntutan hunian karsrca pertarnbahanjumlah -i-pertimbangan ruang. Implementad k m p kultural ini mki dipengaruhi masalah e f i s h i . Orientmi4 wang sesuai dengan surnbu kosmologi &am-rnasih ditwapkan, tetapi lahan-lahrsn kogong mulaidirnanfaatkansebagai hunianlebihkarma pertimbangan fungsionat ketirnbang nil& kuC turalnya. Tahapperkembanganberikutnya, makhk HB IX sarnpai sekarang, pengatuh peningkatan kebutuhan hunian sernakin mrnpengatuhipda pemanfaatan ruang. Selain itu, pertimbangan ekonorni secara signillkan juga mernpengaruhi perubahan @a ruangdari irnplemeritasikcmmlogi(surnbu utara-setatan)menjadipertimbangan pemenuhankebutuhanh i p . Konskp kosmlogi rnemangtidaksepenuhnyah i mdari msyambt (terutarna yang asli keturunanmasyrakatJ e m -1, btapi mmya&illamkehidupan sehari-hari dikaiahkan dengan pernikiranpemikiranyang lebihlogis bagi maqmdcat msa sekarang, misalnya pertirnbatiganekonorni. Hal ini juga rnenunjukkan adanya perubahan pandangan hidup rnasyarakat Jeron Beteng secara urnurn.
-
Jalan sebagai mang publik mewadahifYngsi
utama sebagaijalur sirkulasisekaligus diimpangifungsi-fungsi m a n sebagai tempat ngdxol dengan tetangga, ronda, menjem$r pakaian, dan bermain anak. ,eterangan: ~mahwarga D egiatan sirkulasi dam) egiatan duduk-duduk dan mengobmi fj@ egiatan anak-anakbermain egiatan ronda @ egiatanmenjenu
a
Gambar 6. IntervensiAktivitas Privat ke dalam Ruang Publik yang Terjadi pada Masa Lalu hingga Sekarang (Sumber: dikembangkan dari Setyawati, 2000) F
manuski @#faseaam
harian yang vi
mcss. Kbmos adalah
Pandangan hidup mwusia J a w te
digunakan untuk berkomunikasi waktu
-
penggunaanruangsepertiterlihatdalam kegiatan
Endy Marlina dan Atya Ronald, Ekspresi Budaya Msmbangun pada Masy~19IcatJenm Kecamatan Kraton, Yo-
KekuatanTuhan dianggap sebagai kekuatan spiritual, kekuatan rohadalah kekuatangaib, alam adabh kekuatan makrokosmos, dan manusialain adalah kekuatanrnikrd
a.
yang menghubungkan kehidupan sekamng dengan sejarah masa lalu perlu dipelihara dm dijaga keberadaannya. Namun, di masa sc~. karang, perkembangantuntutan hidup rrranusisr yang semakin meningkat pada beberapa kasurr membawa dampak menurunnya penghterhadap roh nenek moyang atau benda-benda sejarah peninggalan yang dianggap sebagai penghubung mmusia sekarang dengan rdr pendahulu. Rurnah masyarakat Jeron Betag pada masa lalu ditata dengan adanya h i i profan ke sakral.
~angkubumidi b q a h kWh pmb Pada masa lalu tenlapat sumurtempat bmemedi ~angekn
Gambar 8. Perubahan Tata Ruang Lingkungan Jeron Beteng yang Menunjukkan Menurunnya Penghormatanterhadap Benda Sejarah atau Arwah Moyang (Sumber: dikembangkandari Setyawati, 2000)
Ruang sakral (misalnya senthong tengah) adalah area yang digunakan oleh pemilik untuk berhubungan dengan mh moyang, misalnya dengan pemberiansesajen. Hal ini mengekspresikan kepercayaan rnasyarakat terhadap dunia mistik. Selain itu masyarakat menghormatidan mengakui adanya kekuatan alam. ,Blah satu realisasinya adalah penggunaan sumbu utara selatansebagai wujud kepercayaanpadafaham kosmos. Gejala lain yang rnendukungtemuan ini dikembangkan dari kajian Setyawati (2000) seperti tedihat padagmbar 8. Pada masyarakat Jeron Beteng saat ini kepercayaan yang semula mempunyai tiga tingkatan (kepercayaan pada dunia mistik, kepercayaan kepada kekuatanalam, dan kepercayaan kepadaTuhan) initelah berkurang. Saat ini kepercayaan yang masih benar-benar dipegang oleh seluruh masyarakat adalah kepercayaan kepada Tuhan. Pada sebagian masyarakat, kepercayaan kepada dunia mistik dan kepercayaan kepada kekuatan alam masih dihormati dan diikuti. Namun, ha1tersebut lebih karena penghormatan masyarakatkepadaajaran tradisi yang diirunkan dari nenek moyang tanpa disertai dengan pemahaman sebenamya. Hal ini terutama dipengaruhideh pemaharnanagama yang semakin baik. Kepercayaan terhadap kekuatan alam masih tersisa, tetapi sudah mulai mengalamipergeseran dasar pemahaman -bahwa alam pun mendapatkan kekuatan dari Tuhan. Jadi, sebenamya Tuhanlah yang mempunyai kuasa, sedangkanalam hanyalahperantaranya. Penghormatan terhadap benda-benda peninggalan nenek moyang dan kepercayaan gaib lainnya juga dapat dilihat pada upaya mempertahankan beberapatumbuhan yang dipercaya mempunyai kekuatan tertentu seperti pohonsawo kecikdan pohonjambu dersono. Dalam rumah masyarakat Jeron Beteng masa lalu dikenal nilai budaya dalam sistem peruangannya. Nilai ini berhubungan dengan faham kosmologi yang dianut oleh rnasyarakat pada masa itu, yaitu adanya nilai profan dan sakral. Saat ini, nilai ruang tersebut sudah mengalami pergeseran. Nilai ruang yang saat ini
-
dikenalsebagh W a r masyarakatadalah nilai publik dan prhrat yang lebih didasarkan pada tingkat aksesibitbs ntang. Haldi atas diekspresikandari sistem fmuanganpada rumah masyamkat Jeron Beteng. Ruang-ruang pada rumah masa lalu dibatasi dengm pembatas bongkar pasang dengan trrjuan fkhbitCtas wang untuk penggunaan berkapashs bear. Hal ini rnengekspresikanketerbukaanrnasyarakat. Budaya ini juga didukung dengan penggunaan pembatas lahan transparan. Keterbukaan masyarakat Jeron Beteng dewasa ini mulai berkurang. Ruang-ruang pada rumah masyarakat saat ini disusun dengan pembatas ruang yang lebih masif. Pembagian ruang semakin jelas sesuai dengan fungsinya. Optimalii ruangpada ~ t n a rnasyarakat h mem berikan privasi yang semakin tinggi bagi penggunanya. Selain itu, batas lahan yang dulunya transparan dewasa ini banyak diiantikandengan pagar yang masif. Pedindunganvisual menjadi ha1yang penting bagi pemilik rumah untuk mendapatkan privasi. Hal ini mengekspresi-kan berkurangnyasikap ketehukaanpada m y a r a kat Jeron Beteng. KawasanJeron Betengdi masa hfumerupakan kawasan yang berkembang dengan pusat orientasi utarna adalah Kmton. Permukirnanyang berkembang mengacu pada pusat brsebut. Selain itu, di kawasanJeron Betengjuga terdapat pusat-pusat sekunder, yaitu dalem pangeran yang dikelilingi dengan rumah-rumah para sentono dalem dan para abdi dalem. Mereka tinggal di dalam kawasan ini dengan status magersandan ngindung. Masing-masing pusat sekunder berkembang menjadi lingkungan permukiman kedlyang secara keseluruhantetap berorientasi pada Kraton sebagai pusat utarna. Pada masa lalu, kawasan Jeron Beteng merupakan kawasan permukiman dengan kepadatan rendah dengan lahan-lahan kosong yang relatif luas di antara rumah-rumah dan bangunan lain yang ada. Namun, dengan perkembangan jumlah penduduk, permukiman di dalam kawasan ini semakin padat. Jumlah anggota keluarga para sentono dalem dan para
i I
1
ndatang dari luar yang
Milaikhan M i h dirgai secara
hirarki nilai ruang
sedangkn wang 6a
0
Komplsks Kntw Youakarta Bangunan air ~ e @ R w g terbuka sebagai ruang antara prmukimm batu 8an kompleks Segwan
-
a. Periode him HB IX HB IX a. b.
c.
Pulau Segaran Permukiman pendatang yang bedsembang di area sekitar Segaran b. Periode HB IX - akhir HB IX
Ruangg-winung mtm rti bdiaiilng Seglvmo,
mc.Pedadgm%N-seirarang
9
Awalnya, ruang-ruangkosong dengan nilai sosial yang tinggi masih dijaga keberadaannya. Pada perkembanganselanjutnya, pertambahan penduduk mengakibatkanpeningkatankebutuhan ruang tinggal. Hal ini mengakibatkan meluasnya tanah-tanah dengan status magerseri dan ngindung yang kemudian diperjualbelikan kepada para pendatang. Pada sebagian masyarakat, ha1ini tejadi karena adanya perubahan penghargaanterhadap nilai lahan dari nilaisosial ke nilai ekonomi. Pada perkembangansehnjutnyaterjadi pengelompokanhunian. Pengelomokanpenghutijuga menunjukkanadanya perbedaannilai ruang di dalam dan di luar dinding segaran. Jenis masyarakat penghuni dinilai dari tingkatan strata sosialnya dalam masyarakat.
Gambar 9. Perubahan Tata Ruang LingkunganJeron Beteng karena Penurunan Nilai Ruang Sosial (Sumber: dikembangkandari Setyawati, 2000) I
Masyarakat Jeron Beteng mengenal pengembangannya karena mereka menyadari kesenian tradisional Jawa dengan baik (semua bahwa kesenian tersebut merupakan aset responden). Mereka mengakui bahwa kesenian budaya dan wisata yang besar bagi Kota Jawa sarat denganestetika danfilosofi yang baik Yqjyakarta. Mmun, untukrnenilvmrtinya,mereka untuk diteladani dalam kehidupan sehari-hari. lebih memilihkesenianmodem. Hal ini juga diekspresikan pada rumah Namun, saat ini, tidak semua masyarakat Jeron Betengmenyukaikeseniantradisional. Sebagian masyarakat. Rumah yang di maw lab sarat masyarakat mulai lebih menyukai kesenian dengan a m a m ukiran yang melambangkan modern dibandingkan dengan kesenian budaya Iokalsaat ini mulai berganti mpa. Rumah tradisional. Meskipun masyarakatJeron Beteng masyarakatsaat inidibangunm a n b.enhd
I
Endy Marlina dan Arya Ronald, Ekspr
Siat&
fmsyarakat Jeron Beteng pndapat orang tua (trerutama kepala kehtarga) . mbagai k e p u t ~ a k hyang i i mmgikat sduruh motskeluarga. Namun, proses pgngarnbilan bputusan tersebut dilakukan seeara lebih bopratif.
Orang tua (terutama kepala keluarga) mbagaipemegang keputusanterakhir diharap lean mempunyai kebijakan dan keluasan pengdiman. Tuntutan ini membsntuk orang tua pada masyarakatJeron Beteng mempunyaidua sifat utama yaitu kamot dan kamit. h o t artinya bahwa orang tua harm msmilikihati danperaaaan yang lapang (Jawa: jembar segarane) sehingga dapat menampung keluhan dan perrnasalahan dari anak-anaknya. Sifat ini membuatorang tua rnenjadi pendengaryang baik bagianak-anaknyatanpa bersikapmenghakii. Anak merupakan individu mandiri yang juga mempunyaikeinginandan potensipengembangan. Siat kamdini rnenuntutorang tua untuk tetap bersikapsabar rnenghadapikenakalansang anak dan tetap dapat memayungi selunrh anggota keluarga agar tetap dapat rnenjalani kehidupan yang selaras dan serasi. Kgdrnaksudnyaorang tua hams bijaksana dalam memberi nasihat kepada anak-anaknya. Orang tua hams bersikap adil, tidak membeda-bedakandalam perlakuan, perhatiandan pemberian kasih sayang kepada anak-anaknya. Setiap masalah ataupun keinginan sang anak nE~pakankhasanah bagi keluarga. Dalam ha1ini,tugas orang tua adalah sebagai pengarah, menunjukkan berbagai alematif pilihanbagisang anak. K;trmi &pat juga diartikan sebagai komat &mil, khwa ~allwangtua hams selalu berdoa, memohonkanyang terbaik bagi seluruh anggota ketuarganya.
khew orang tua
yang aKbSn9d&m lingkungan kl kooperatW ini menggarnbarkan kege hubungan-ni yarrg sangat berik. W m tuan suatu keputusan atau pilihan d i l a k u h s e a m bersama &ngm pend-t berbagai p h i atggotaSeeluarga. Sebagi k d masprakat Arm Wng membuka peluang sangat besar kernbanganHmupengetahuan dan menggunakannyasebagsri s a m Golonganhifmg&mqbn i h dan teknologi secara maksimal untuk pengembangan dirinya hingga tataran wkwran aktualisasi diri. Kesihkan yang finggi dan keafkupanekomminxmgaMbmtunbuhnya sikap "kmkuan"yang tinggi. aKeakmninim&w dorong tumbuhrtya sikap liberal ( k e b b a n menentukan pilihan). Kebebasan ini dilakukan sebisa rnungkii tanpa mettbatkan "orang lainn, dan mnderungmengarahpadatufnbhnya sikai, individualis%, kurang pedulipada m l a h arerng lain. M a gdcmgan ini dirasakan terjad perggseran hmtutan kebutuhan hidup. Kekwtuhan primer yang semula hanya melir~gkupipangran, sandang, dan papan, muU belaambah dmgan pengetahuan di dalamnya. Barang-barang mewah seperti perhiam d m kendaraan yang semula rnerupakan kebutuhan tersier punmlai bergeser menjadi kebutuhan sekunder, atau bahkanprimer. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknulogi merupakanha1yang ticlak WMan &lam kWdupan rnanusia. Demikianpulahahya dengan masyarakatJsron 8em.Perkembang-
kehidupanseatfalebUr nyaman. msyarakatJeron bteng hiiup yang modem dan s e h pram. di antaranya, terutamayang mempum ekonomi baik, SUM mempraktikkanearsl-cara hiidup seprti ini. Gdongan ini menjadlh pngetrrhwndan
1
L----3 !$ -
.-
"
kebutuhanprimer, bukanlagi sekadar kebutuhan sekunder atau tersier. Pengetahuandan teknologi dianggap sarana untuk mengaktualisasikan dirinya dan sebagai sarana untuk mencapai kemudahan dan kenyamanan dalam hidup. Apabila dikaitkan dengan karya f ~ i (misalnya k rumah), pengetahuandan teknologi w p a k a n sarana untuk mengekspresikan kekmpuan dirinya. Mereka bemsahamenunjukkankemam puandirinya dalam membangundan merallcang rumahnya. Mereka oenderung untuk bersikap individualistisdan menunjukkan superioritasnya melaluiekspresitempat tinggalnya sebagaimana menampilkan dirinya. Pada golongan yang kemmpuanekonomhya kurangberkecukupanpun akan berusaha menyiasatikekurangantersebut dan tetap berusaha menampilkan ekspresi diri melalui tempat tinggalnya. Status individu pada golongan ini t i k lagi hanya tergantung pada kedudukan din dalam organisasi sosial, tetapi lebih padatingkat kemampuanekonomi, pengetahuan, dan apliisi tekndogi. Tumbuhnya sikap individualistis dalam budaya masyarakat Jeron Beteng saat ini rnernang belum terlalu signifikan dibandingkan dengan ketahanan budaya sosial keseluruhan masyarakatnya,tetapi indikasitumbuhnya sikap tersebut pada beberapa responden cukup menonjol. Tidak saja terlihat melalui artefak (karya fisik) nya saja, namun sudah terlihat rnelalui pola hidup dan pola pikir beberapa responden. Perkembangan tuntutan hidup dewasa ini menyerang hampir semua lapisan masyarakat, baik golongan ekonomi bawah, menengah, maupunatas. Hal ini menyadarkan masyarakat Jeron Beteng bahwa perjuangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga semakin hari akan semakin berat. Apalagi, ditambah dengan persaingan peluang ekonomi yang sernakin tinggi, perjuangan menjadikan semangat sebagian rnasyarakatuntuk meningkatkankesejahteraan keluargasemakin besar. Sebagian besar masyarakat Jeron Beteng meresponsperkembanganinidengan sernangat yang relatif tinggi. Mereka menyadaribahwa tidak mungkin mereka menghindar dari perubahan di
sekitar mereka. dikerahkanwit& teraan hidup$an mmggapa di atas menunjukkan per dibandingkandewan masyarakat3eron W n g masa lalu. Salah satu @kap golongan ini yang menarikdalam mgrwspmperkernbanganw k b r adalahsikap menahandiri (Jawa:sareh). Oolongan ini menekankanskap menahandiridalam menerirna perubahan dan perkembangan yang masuk ke dalam lingkungannya. Dalam upaya menggapaiciaacita, mereka rnewkankanprinsip alon-alon waton kelakon, ora ngoyo. Alon+Ion mengandung pengertian bahwa segala upaya haws dilakukansecara perlahan,jangan tergeaa. Waton kelakon berarti cera dan sttategi yang tepat perlu dicari sehingga dapat membuahkan hasil yang maksimal. Om ngoyo berarti bahwa usahayang dilakukan untuk menggapaidta& harusmaksimal,tetapi perfumengukurkemampuan dm.Apabila memangtidak mampu, tidak perlu dipaksakanuntuk menghindari usahayang salah arah. Sikap ini bukan berarti bahwa golongan ini pasif. Mereka tetap aktif, namun dilakukan perlahan, penuh pehitungan.Terkait dengan karya fisik, golonganini lebih mernilih pola hidup sederhana. Mereka menghindari pembangunan berlebihanuntuk menghindaritejadinya kesenjangan yang dapat menimbulkan dampak negatif dalam relasisosial. Pada masyarakatJeron Beteng, sikap bersahaja ini terlihat mulai berkurang, digantikan dengan semangat tinggi dalam mengejarkemajuan. Tidak jarang usaha untuk maju ini terlihat dilakukan dengan ngototkarena keinginanmaju secara cepattinstan. SIMPULAN Berbagai gejala yang dapat ditangkap dari budaya membangun karya arsitektur pada masyarakat Jeron Beteng mengungkapkan terjadinya perubahan dan keberlanjutan budaya masyarakat. Mapun pembahan budaya yang terjadi adalah (a) pertimbangan-pertimbangan komersialmulaimempengaruhipola pikir masyarakat dalam pemanfaatan ruanglrumahnya,
1 I I 3
987. GearingAKhitcxt~ralTkwy. New York: Nosmid Reinhdd Corn.