Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain
EKSPLORASI KULIT SAPI DAN RAGAM HIAS DAYAK DENGAN TEKNIK LASER CUTTING DAN LASER ENGRAVING UNTUK AKSESORIS FASHION Revi Marcelina
Dra. Ken Atik Saftiyaningsih, M. Ds
Program Studi Sarjana Kriya Tekstil, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected] (tuliskan alamat email yang paling aktif digunakan)
Kata Kunci : cutting, Dayak ,engraving, kulit, laser
Abstrak Material yang berasal dari kulit hewan memiliki karakter yang khas dimana strukturnya sangat kuat namun fleksibel dan dengan proses yang tepat akan menghasilkan kulit yang tidak mudah membusuk. Kulit merupakan salah satu material tekstil yang sangat diminati oleh konsumen, karena karakteristiknya khas, serta sifatnya yang tahan lama dan kesan ekslusif yang ditimbulkan dari material ini. Aksesoris fashion yang terbuat dari kulit senantiasa diminati. Kebudayaan Indonesia yang beraneka macam menjadi kekayaan dan kearifan lokal Indonesia yang sudah tersebar di mata dunia. Salah satu kebudayaan yang khas adalah dari Pulau Kalimantan yang terkenal dengan Suku Dayak. Ragam hias Dayak yang penuh detail dan rumit sangat cocok dipadukan dengan teknik laser cutting dan laser engraving. Laser cutting adalah teknologi yang menggunakan laser untuk memotong bahan yang berbentuk plat/lembaran. Laser cutting bekerja dengan mengarahkan output dari laser daya tinggi yang diatur secara terkomputerisasi. Laser engraving adalah praktek menggunakan laser untuk mengukir atau menandai objek. Laser engraving hanya mengukir/ mengikis permukaan objeknya saja.
Abstract Material derived from animal skin has a distinctive character which the structure is very strong but flexible and with the right process will produce skin that is not easily decompose. The skin is one textile material which is in high demand by consumers, because the typical characteristics, as well as its durability and exclusive impression arising from this material. Fashion accessories made of leather is always in demand. Indonesia Cultural assortment of local knowledge into wealth and Indonesia that have been scattered in the eyes of the world. One of the distinctive culture of the island of Borneo is famous with the Dayak people. Dayak is full of decorative and intricate detail is perfect paired with engineering laser cutting and laser engraving. Laser cutting is a technology that uses a laser to cut materials shaped plate / sheet. Laser cutting works by directing the output of high power lasers are arranged in computerized. Laser engraving is the practice of using lasers to engrave or mark an object. Laser engraving only carve / scrape the surface of the object itself.
1. Pendahuluan Material kulit adalah salah satu material tertua yang dikenal manusia. Kulit yang dipakai adalah kulit hewan. Pengolahan material kulit sendiri sudah dikenal oleh peradaban manusia sekitar tujuh ribu tahun sebelum dikenalnya teknologi pengolahan kulit seperti sekarang ini. Sejak dahulu, manusia telah berusaha mengolah material kulit hewan menjadi barangbarang jadi yang dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia, seperti pakaian, alas kaki, wadah minuman, dan sebagainya. Material kulit sendiri memiliki karakter yang unik dan khas dimana strukturnya sangat kuat namun fleksibel dan dengan proses yang tepat akan menghasilkan kulit yang tidak mudah membusuk. Struktur kulit terdiri dari jaringan-jaringan pengikat yang tersusun atas beberapa lapisan dari tubuh hewan. Pada umumnya, material kulit tersusun atas tiga lapisan pokok yaitu epidermis, corium(dermis), dan subcutis (hypodermis). Dari ketiga lapisan tersebut akan diolah melalui proses penyamakan sehingga menghasilkan tekstur kulit yang beragam. Dahulu, manusia zaman prasejarah mengolah kulit hanya dengan mengeringkannya dengan menggunakan sinar matahari atau api. Oleh karena itu, kulit mudah mengalami kerusakan. Seiring berkembangnya peradaban, manusia prasejarah mulai belajar cara mengolah material kulit agar mendapatkan hasil yang lebih bagus. Mereka mulai menambahkan minyak pada bagian dagingnya ketika menjemur kulit dan hasilnya pun semakin baik. Cara ini berlangsung secara turun-temurun sampai akhirnya ditemukan secara tidak sengaja proses penyamakan kulit, yaitu dengan merendam kulit hewan mentah pada genangan air yang sebelumnya telah terendam pula daun-daunan, bunga, akar, ranting,d an kayu yang mengandung tannin. Tannin merupakan salah satu zat anti nutrisi yang terkandung dalam beberapa tumbuh-tumbuhan dan bagian-bagiannya. Tannin dahulu digunakan untuk menyamakkan kulit hewan karena sifatnya yang dapat mengikat protein. (sumber: http://www.scribd.com/doc/33507735/TANNIN, waktu unduh: Minggu 18 Maret 2012, pukul 15.10 WIB)
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain Proses awal terdiri atas peredaman (untuk mengembalikan kadar air yang hilang selama proses pengeringan sebelumnya, kulit basah lebih mudah bereaksi dengan bahan kimia penyamak, membersihkan dari sisa kotoran, darah, garam yang masih melekat pada kulit), Pengapuran (membengkakan kulit untuk melepas sisa daging, menyabunkan lemak pada kulit, pembuangan sisik, pembuangan sisa daging, pembuatan kapur (deliming : untuk menghilangkan kapur dan menetralkan kulit dari suasana basa, menghindari pengerutan kulit, menghindari timbulnya endapan kapur), pengikisan protein, pengasaman (picle) (untuk memberikan suasana asam pada kulit sehingga lebih sesuai dengan senyawa penyamak dan kulit lebih tahan terhadap serangga bakteri pembusuk). Pada kulit sapi dilakukan proses pembuangan bulu menggunakan senyawa Na2S. Sesuai dengan jenis kulitnya, tahapan proses penyamakan bisa berbeda. Kulit dibagi atas 2 golongan yaitu hide (untuk kulit dari binatang besar seperti kulit sapi, kerbau, kuda dan lain-lain), dan skin (untuk kulit domba, kambing, reptil dan lainlain). Jenis zat penyamak yang digunakan mempengaruhi hasil akhir yang diperolah. Penyamak nabati (tannin) memberikan warna coklat muda atau kemerahan, bersifat agak kaku tapi empuk, kurang tahan terhadap panas. Penyamak mineral paling umum menggunakan krom. Penyamakan krom menghasilkan kulit yang lebih lembut, dan lebih tahan terhadap panas. Lewat proses penyamakan, dilakukan proses pemeraman yaitu menumpuk atau menggantung kulit selama 1 (satu) malam dengan tujuan untuk menyempurnakan reaksi antara molekul bahan penyamak dengan kulit. Proses penyelesaian (finishing) adalah untuk menentukan kualitas hasil akhir (leather). Terdiri atas beberapa tahapan proses yang bervariasi sesuai dengan jenis kulit, bahan penyamak yang digunakan, dan kualitas akhir yang diingingkan. Proses finishing akan membentuk sifat-sifat khas pada kulit seperti, kelenturan, kepadatan, dan warna kulit. Proses perataan (setting out) bertujuan untuk menghilangkan lipatan-lipatan yang terbentuk selama proses sebelumnya dan mengusahakan terciptanya luasan kulit yang maksimal. Proses perataan sekaligus juga akan mengurangi kadar air karena kandungan air dalam kulit akan tergolong keluar (striking out). Beberapa proses lanjutan lainnya adalah pengeringan (mengurangi kadar air kulit sampai batas standar biasannya 18-20 %), pelembaban (menaikan kandungan air bebas dalam kulit untuk persiapan perlakukan fisik di proses lanjutan), pelemasan (melemaskan kulit dan mengembalikan kerutan-kerutan sehingga luasan kulit menjadi normal kembali), pementangan (untuk menambah luasan kulit), pengamplasan (untuk menghaluskan permukaan kulit). Kulit samakan bisa di cat untuk memperindah tampilan kulit. (sumber: http://binaukm.com/2010/08/teknik-cara-penyamakan-kulit-pengolahan-kulit bagian-2/; waktu unduh: Minggu 18 Maret 2012, pukul 15.23 WIB) Kulit merupakan salah satu material tekstil yang sangat diminati oleh konsumen, karena karakteristiknya yang unik dan khas, serta sifatnya yang tahan lama dan kesan ekslusif yang ditimbulkan dari material ini. Di bidang fashion, produkproduk yang terbuat dari kulit senantiasa diminati dari waktu ke waktu. Produk-produk fashion bermaterial kulit semakin menjamur dimana-mana, tidak terkecuali di Indonesia. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam.Kekayaan lokal Indonesia sudah sepantasnyalah menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Namun, seiring berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi, kebudayaan lokal terkadang dilupakan. Era globalisasi semakin mendekatkan jarak dan proses akulturasi kebudayaan pun tak terhindarkan. Budaya yang mulanya bersifat kedaerahan kini semakin samar dan menjadi milik bersama, yang kadang mengakibatkan hilangnya nila-nilai keaslian dari budaya tersebut. Bersamaan pula dengan semakin banyaknya budaya asing dan budaya pop yang masuk, maka nilai-nilai asli budaya kedaerahan pun semakin samar. Budaya asli Indonesia yang sudah semakin dilupakan, seiring masuknya budaya-budaya asing yang menawarkan kemodernan, menjadi salah satu hal yang wajib diperhatikan bagi generasi muda Indonesia yang diharapkan menjadi penerus bangsa ini. Sudah sepantasnyalah, hal tersebut menjadi tanggung jawab bersama untuk tetap melestarikan budaya asli Indonesia. Salah satunya Adalah dengan penggunaan ragam hias kedaerahan. Ragam hias atau ragam hias adalah sesuatu yang ditambahkan untuk memperindah dan memberi perasaan estetis pada suatu karya seni. Sesuatu yang ditambahkan tersebut dapat berupa warna, tekstur, atau motif. (Melati, Trisa: Pengantar Tugas Akhir Kriya Tekstil - Eksplorasi Ragam Hias Dayak pada Artwear”, 2009:9). Salah satu ragam hias yang sangat khas adalah ragam hias Dayak. Suku Dayak adalah salah
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain satu suku asli yang mendiami Pulau Kalimantan. Ragam hias Dayak yang detail dan rumit sangat cocok dipadukan dengan teknik laser cutting dan laser engraving di permukaan kulit. LASER merupakan kependekan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation. Jadi, laser sendiri adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan intensitas pancaran cahaya pada spectrum tertentu sehingga mampu mencapai jarak yang jauh dan terarah dengan tepat dengan suatu perangkat. (sumber : www.dephut.go.id/ definisi, 8 Desember 2011, 08:40) Sedangkan laser cutting adalah teknologi yang menggunakan laser untuk memotong bahan, dan biasanya digunakan untuk aplikasi industri manufaktur, tetapi kini juga mulai digunakan oleh sekolah-sekolah, usaha kecil, dan perorangan. Laser cutting bekerja dengan mengarahkan output dari laser daya tinggi yang diatur secara terkomputerisasi. Pemotong laser industri digunakan untuk memotong material yang berbentuk plat/ lembaran. (sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Laser cutting, 8 Desember 2011, 09:00) Laser engraving adalah praktek menggunakan laser untuk mengukir atau menandai objek. Teknik laser engraving sebenarnya hampir mirip dengan laser cutting, hanya saja jika laser cutting memotong objek sampai putus, laser engraving hanya mengukir/ mengikis permukaan objeknya saja (tidak sampai putus). (sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Laser cutting; waktu unduh: Rabu 8 Desember 2011 pukul 09:00).
2. Proses Studi Kreatif Karya yang akan dibuat bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan sebuah karya yang terinspirasi dari budaya Dayak, dalam hal ini ragam hiasnya. Pengeksplorasian akan dilakukan terhadap bentuk ragam hias dan komposisinya yang terdapat pada pakaian, ikat kepala, talawang (perisai) maupun mandaunya dengan tetap memperhatikan trend serta kebutuhan masyarakat masa kini.Sesuai temanya, yaitu “STUNNING DAYAK”, stunning yang berarti menarik perhatian, menakjubkan, dan suku Dayak yang identik dengan spirit perjuangan, diharapkan dapat memberikan semangat dan menambah rasa percaya diri si pemakai.
Gambar 1. Image board karya yang menjadi acuan
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain
3. Hasil Studi dan Pembahasan Proses produksi melalui tahapan-tahapan yang dimulai dari pemilihan material kulit yang cocok untuk dilaser. Setelah itu proses desainpun dimulai dengan pembuatan file vector yang formatnya dapat dibaca oleh mesin laser. Saat pembuatan file, harus diperkirakan jarak antara titik dengan titik, atau bidang dengan bidang, apakah jaraknya cukup untuk mata laser membakar secara akurat atau akan habis terbakar saat proses tersebut.
Gambar 2. Proses membuat file dengan program CorelDraw
Setelah itu, file vector dimasukkan ke dalam komputer yang terhunbung dengan mesin laser dan proses kerja dapat dimulai. Namun sebelum dimulai, ada beberapa treatment berbeda yang harus dilakukan pada berbagai jenis kulit dan berbagai jenis ornamen. Misalnya jika ornamen terlalu rumit, kulit terlebih dahulu harus ditempel dengan double tape, agar saat proses pengerjaan dengan mesin laser, kulit tidak bergerak-gerak, dan sebagainya.
Gambar 3. Hasil laser
Setelah hasil laser jadi, jika dirasa perlu dapat dilakukan proses treatment tambahan untuk menghilangkan sisa abu bakaran kulit yang kadang menyebabkan noda hitam, yaitu dengan cara dilap dan diangin-anginkan terlebih dahulu selama beberapa saat sebelum akhirnya dapat digunakan atau diproses lebih lanjut.
3. Penutup/ Kesimpulan Ragam hias Dayak ternyata memang salah satu ragam hias yang sangat cocok dengan finishing laser cutting dan laser engraving pada kulit. Ragam hias yang penuh detail dan rumit menjadi nilai tambahan tersendiri dalam karya, apalagi keakuratan hasil yang dapat dicapai oleh mesin laser. Eksperimen dengan mesin laser masih sangat banyak yang dapat dieksplorasi, baik itu dari segi bahan, teknik, dan sebagainya.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain Dalam proses kerja, masih terdapat banyak kekurangan, diantaranya keterbatasan referensi, waktu, dan tenaga. Oleh karena itu, untuk eksperimen-eksperimen selanjutnya maupun pembuatan karya/ produk dengan teknik ini dapat dilakukan eksplorasi lebih jauh dan mendalam.
Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/ perancangan dalam Mata Kuliah Tugas Akhir Program Studi Sarjana Kriya Tekstil FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh Dra. Saftiyaningsih Ken Atik, M.Ds. dan Drs. Zaini Rais, M. Sn.
Daftar Pustaka AB, Bobin, Irianto BA, Drs. N. Soegiarto, dan Drs Aming Prajitno. 1995. “Album Seni Budaya Kalimantan Tengah”. Proyek Media Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Maunati, Dr. Yekti. 2004. ”Identitas Dayak Komodifikasi dan Politik Kebudayaan”.Yogyakarta: Lkis. Melati, Trisa. 2009. “Pengantar Tugas Akhir Kriya Tekstil: Ragam Hias Dayak Kenyah pada Artwear”. Bandung: Institut Teknologi Bandung Sastrosuwondo, Sumantri dan Drs. H. Ahmad Yunus. 1985. “Upacara Tradisional Daerah Kalimantan Tengah”. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. Sanyoto, Sadjiman, Ebdi. 2005. “Dasa-dasar Tata Rupa& Desain (Nirmana). Yogyakarta: Arti Bumi Intaran
www.dayak-pos online.com, 11 Juli 2011, 23:05 www.dephut.go.id/definisi, 8 Desember 2011, 08:40 http://www.scribd.com/doc/33507735/TANNIN, waktu unduh: Minggu 18 Maret 2012, pukul 15.10 WIB http://binaukm.com/2010/08/teknik-cara-penyamakan-kulit-pengolahan-kulit bagian-2/; waktu unduh: Minggu 18 Maret 2012, pukul 15.23 WIB
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1