EKSISTENSI INDUSTRI SATE AYAM PONOROGO DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA DALAM MENJALANKAN BISNIS KELUARGA Titi Rapini Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo Umi Farida Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran anggota keluarga dalam menjaga eksistensi bisnis keluarga. Metode yang digunakan untuk mengetahui hal tersebut adalah Penelitian Diskriptif. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan tersebut metode yang digunakan dengan Kuisoner dan pengamatan langsung di lapangan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa karyawan yang terlibat dalam industri sate ayam ini kebanyakan adalah anggota keluarga. Sedangkan motivasi mereka terlibat dalam usaha sate ayam ini adalah dalam rangka membantu ekonomi keluarga. Keterlibatan mereka dalam proses produksi, terlibat dalam semua tahapan proses pembuatan sate ayam. Sehingga secara tidak langsung terjadi regenerasi ilmu pembuatan sate ayam.Sehingga secara tidaklangsung menjaga eksistensi industri sate ayam di Ponorogo.
Kata Kunci : Falsafah Bisnis Keluarga, motivasi,eksistensi bisnis
PENDAHULUAN Keterpurukan
ekonomi
yang
ketergantungan
pemerintah
maupun
dialami bangsa Indonesia akhir-akhir ini
perusahaan swasta dalam memperoleh
banyak membuat karyawan yang bekerja
pekerjaan. Maka muncullah usaha-usaha
di sektor swasta kehilangan pekerjaan
kecil yang tujuannya untuk menopang
mereka
perekonomian keluraga yang semakin
serta
untuk
mendapatkan
pekerjaan yang sulit. Hal ini mendorong masyarakat untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, dimana masyarakat mencoba untuk melepaskan diri dari
memburuk. Usaha
kecil
yang
mulai
berkembang banyak juga didasari dari falsafah family business (bisinis kelurga).
Potret
mengenai
usaha
kecil
yang
produksi , pengelolaan administrasi dan
pendiriannya berdasarkan bisnis keluarga
pembukuan.
ini terdapat juga di industry Sate ayam
harga bahan baku dan musin maka
Kota Ponorogto. Industri kecil mereka
membutuhkan
kebanyakan dimulai dari keluarga, ayah
harapannya dapat memperluar pasarnya.
sebagai pemiliknya dan anggota keluarga yang lain seperti istri, anak, dan menantu membantu
dalam
pengelolaan
dan
proses produksinya. Fenomena yang menarik dari industry kecil di atas adalah keterlibatan
istri,anak
dalam
Hambatannya
masalah
tambahan
modal,
Indah (2012) Kaum perempauan berhasil mengembangkan wirausaha di KUB Maju Makmur dan produksi yang dihasilan
mampu
dijual
di
berbagai
daerah dengan harga yang kompetitif. Barnett (1998) dalam O’conner et.
mengembangkan usaha mereka. Antara suami dan istri saling bekerjasama di
al.,(2003),
dalam
sebagai pasangan suami istri yang saling
pengelolaan
usaha
sehingga
menifinisikan
co-preneurs
berkembang cukup baik. Oleh karena itu
berbagi
sate ayam Ponorogo sangat terkenal
tanggungjawab
samapai keluar kota, Contohnya pada
Muske et. al., (2002) berpendapat bahwa
saat hari raya
orang yang mudik
alasan dari copreneurial di dalam sebuah
membawa oleh oleh sate Ponorogo,
bisnis adalah membantu berkembangnya
sehingga pasarnya semakin luar.
usaha seseorang dalam menghadapi
Dari hal di atas, perempuan mulai menunjukkan peran dalam perekonomian keluarga karena mereka bukan hanya dituntut untuk menjadi ibu rumah tanga tetapi
juga
harus
membantu
perekonomian keluarga. Lonescu (1999) menyatakan bahwa potret kewirausahaan perempuan
yang
seperti
ini disebut
sebagai women coentrepreneurs, dimana perempuan
merupakan
bagian
dari
pengelola usaha keluarga. Linda (2010) hasil penelitiannya adalah motivasi mereka bekerja adalah meningkatkan kesejahteraan keluarga, peran utama yang dijalankan adalah
segala
kepemilikan, untuk
bentuk
perubahan
komitmen, sebuah
tehnologi
bisnis
perubahan
kondisi
dan
seperti,
ekonomi,
.Menariknya
dan
penelitian
di
industry sate ayam ini adalah melibatkan kerja sama yang baik antara suami dan istri
dalam
menjalankan
keberhasilan
usaha
bisnis
mereka
dan
karena
terdapat peran istri didalamnya. Mengapa Wanita ini sehingga mau bekerja sebagai women co-entrepreneur? Padahal secara budaya khususnya di Jawa peran istri biasanya sebagai “konco wingking” memiliki
dimana hak
mengungkapkan
dan
mereka suara
aspirasinya.
kurang untuk Mereka
biasanya hanya menjadi seorang ibu
rumah tangga saja. Oleh karena itu,
dalam sebuah tim bersama suaminya
motivasi bekerja para ibu rumah tangga
adalah untuk memperoleh tambahan ilmu
ini apakah mereka ingin meningkatkan
dan pengetahuan dari pasangan mereka
kesejahteraan keluarga atau ada motivasi
sehingga dapat memberikan perubahan
lain yang dimiliki oleh para perempuan ini
yang cukup besar bagi mereka. Peran
untuk
women
mengembangkan
dirinya.
co-entrepreneur
dalam
perusahaan
Peran
women
sudah mulai diakui di keluarga.
entrepreneur
dalam
mengembangkan
Keterlibatan
para
perempuan
sebagai women co-entrepreneur dalam bisnis Sate Ayam ini menjadi sesuatu hal yang
menarik
mereka
untuk
dalam
melihat
peran
menjalankan
bisnis
bersama para suami mereka.
usaha dari hasil beberapa penelitian terdahulu kebanyakan mengindikasikan bahwa mereka dilibatkan dalam bidang administrasi, pengelolaan keuangan dan akuntansi. Pekerjaaan tersebut cocok dikerjakan
oleh
membutuhkan
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah :
co
–
Mengingat saat ini peran perempuan
perempuan
tingkat
karena
ketelitian
yang
tinggi dan ini jarang dimiliki oleh laki-laki. Linda (2010) hasil penelitiannya
motivasi
adalah motivasi mereka bekerja adalah
perempuan pada industry sate ayam
meningkatkan kesejahteraan keluarga,
di Ponorogo sehingga mau bekerja
peran utama yang dijalankan adalah
sebagai women co-entrepreneur
produksi , pengelolaan administrasi dan
a. Apakah
yang
menjadi
b. Bagaimanakah peran wanita dalam
pembukuan.
Hambatannya
masalah
menjalankan bisnis keluarga pada
harga bahan baku dan musin maka
industri sate ayam di Ponorogo.
membutuhkan
tambahan
modal,
harapannya dapat memperluar pasarnya. KAJIAN
LITERATUR
DAN Peran women co-entrepreneur dalam
PEGEMBANGAN HIPOTESIS Motivasi perempuan bekerja sebagai women co-entrepreneur O’
Connor
et.
Peran women co –entrepreneur al.,
(2003)
meyatakan motivasi seorang perempuan untuk
bekerja
sebagai
women
co-
entrepreneur adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga.
perusahaan
Sedangkan
alasan kenapa mereka mau bekerja
dalam mengembangkan usaha dari hasil beberapa
penelitian
kebanyakan mereka
mengindikasikan
dilibatkan
dalam
terdahulu bahwa bidang
administrasi, pengelolaan keuangan dan akuntansi. Pekerjaaan tersebut cocok dikerjakan
oleh
perempuan
karena
membutuhkan
tingkat
ketelitian
yang
tinggi dan ini jarang dimiliki oleh laki-laki. Marshack (1993) meyatakan jika seorang suami istri bekerjasama dalam menjalankan bisnisnya istri sering kali mengerjakan seperti
“pekerjaan
bekerja
di
perempuan”
administrasi
entrepreneur di Yunani.Penelitian ini juga merekomendasikan
untuk
menambah
pelatihan bagi women co-entrepreneur dalam
bidang
keuangan,
Tehnologi
Informasi kususnya dalam penjualan dan marketing.
dan
Buines
and
Wheelock
(1992)
pengelolaan keuangan, sedangkan suami
dalam penelitiannya menemukan bahwa
mengerjakan
kejasama dan kepercayaan pasangan
pekerjaan
seperti
pengembangan produk dan pemasaran. Penelitian di Denmark dan Yunani meyatakan bahwa 1 diantara 5 kegitan bisnis dengan pekerja dibawah 20 orang melibatkan
women
co-entrepreneur
(Danish Federation of Small and Medium Entreprises and breakthrough, 1998). Selain itu mereka menemukan bahwa
suami istri dalam mengelola bisnis di industri kecil sudah ada, tetapi istri sebagai women co entrepreneur yang selama ini juga bekerja keras untuk mengembangkan usaha kurang memiliki pengalaman
co-entrepreneur)
dalam
membuat keputusan bisnis.
yang
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan metode diskriptif survey
karena jumlah
populasi yang sangat besar sehingga
Di Denmark peran women coentrepreneur
pelatihan
mendukung peran mereka.
suami sebagai pemilik melibatkan istri (women
dan
dilibatkan
dalam
pengelolaan keuangan dan
akuntansi
peneliti
menggunakan
memperoleh survey
data
sampel
penelitian.
dimungkinkan
untuk Metode
mengneralisasi
sedangkan di Yunani tidak.Di dua Negara
suatu gejala sosial atau variable sosial
tersebut juga ada perbedaan dalam hal
tertentu kepada gejala sosial atau varibel
waktu bekerja dan peran mereka sebagai
sosial dengan populasi (Burhan Bungin,
ibu rumah tangga. Di Denmark waktu
2008 )
bekerja women co-entrepreneur lebih
Penelitian tentang Peran Anggota
mereka
dapat
Keluarga dalam mendukung Eksistensi
waktu
untuk
Industri Sate Ayam ini dilakukan di
pribadinya
Ponorogo, Propinsi Jawa timur dengan
sedangkan di Yunani tidak. Women co-
populasi pengusaha kecil yang bergerak
entrepreneur di Denmark memliki relasi
dalam industri Sate Ayam Ponorogo di 3
dengan rekan kerja yang lebih banyak
(tiga) Desa. Desa yang dipilih antara lain
dibandingkan
Desa Nologaten, desa Setono dan Desa
fleksible
sehingga
menyisihkan keluarga
dan
banyak
kehidupan
dengan
women
co-
Patihan
Kidul.
didasarkan
pada
perekonomian Ayam
Pemilihan kondisi
pengusaha
Ponorogo
menggambarkan
lokasi
ini
sosial dan kecil
penelitian
ini
utnuk
mengumpulkan data digunakan kuisioner.
Sate
yang
situasi
Dalam
bisa
HASIL DAN PEMBAHASAN Motivasi
penelitian.
Perempuan
Bekerja
Pertimbangan lainnya adalah dari aspek
Pada Industri Sate Ayam di Ponorogo.
kemudahan
Berdasarkan hasil penelitian di atas,
mengakses
(manageable). diharapkan masalah
informasi
Pemilihan bisa
lokasi
ini
menggambarkan
penelitian
yang
telah
menunjukkan responden didalam
bahwa
(77,8%)
sebagian
besar
motivasi
mereka
bisnis
keluarga
membantu
adalah dalam rangka membantu ekonomi
dirumuskan Populasi dalam penelitian adalah
keluarga.
Hal
ini
sejalan
dengan
pengusaha kecil Sate Ayam Ponorogo
penelitian
terdahulu
bahwa
motivasi
yang ada di desa Nologaten, Desa
perempuan dalam keterlibatannya dalam
Setono dan Desa Patihan Kidul. Unit
bisnis
analisis
meningkatkan
dari
penelitian
pengusaha/Industri
ini
Sate
adalah
ayam
yang
keluarga
dan
anak)
dalam
mengelola
usahanya.
kesejahteraan
atau
Sebagaimana Teori Motivasi yang dikemukakan
Maslow
(Siagian,2003)
bahwa motivasi manusia didasari oleh
Sampel adalah
rangka
dengan kata motiv ekonomi.
melibatkan istri dan anggota keluarga (istri
dalam
yang
dipilih
terutama
pengusaha kecil Sate
Ayam
Ponorogo. Unit analisis dari penelitian ini adalah pengusaha/Industri Sate ayam
lima tingkat kebutuhan, yaitu(1)Fisiologis, (2) Keamanan, (3) Kebutuhan sosial, (4) Kebutuhan
prestise,
(5)
Kebutuhan
Aktualisasi diri.
yang melibatkan istri dan anak mereka dalam mengelola usahanya. yang ada di
Dari teori Maslow diatas dapat
desa Nologaten, Desa Setono dan Desa
diambil kesimpulan bahwa keterlibatan
Patihan
para
Kidul.
pengusaha/Industri melibatkan
istri
Alasan Sate dan
ayam anak
dipilih yang dalam
wanita
keluarga
tersebut didalam
lebih
kebutuhan
bisnis
merupakanpemenuhan
primer.
Karena
menurut
mengelola usahanya sebagaai sampel
siagian (2003), bahwa kebutuhan Maslow
penelitian
ingin
ke satu dan dua, sebagai kebutuhan
mengetahui bagaimana peran anggota
primer. Sedangkan kebutuhan ke tiga
keluarga dalam mendukung eksistensi
sampai
dan keberlangsungan industri sate ayam.
sekunder.
ini,
karena
peneliti
ke
lima
sebagai
kebutuhan
Hanya
sebagian
saja
dalam seluruh tahapan proses produksi.
(22,2%) yang keterlibatannya didorong
Hanya 37,1 % saja yang keterlibatannya
oleh keinginan untuk dapat mandiri.
dalam proses produksi tidak pada semua
Dimana jika dilihat dari herarki kebutuhan
tahapan. Namun tetap terlibat dalam
Maslow
proses pembuatan sate ayam.
diatas
kebutuhan
ke
kecil
merupakan lima,
yaitu
herarki sebagai
perwujudan kebutuhan akan aktualisasi diri para istri, atau dengan kata lain merupakan kebutuhan sekunder.
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian terdahulu bahwa peran utama yang dijalankan adalah pada produksi dan
pengelolaan
pembukuan
Dari uraian diatas dapat diartikan
(Linda,2010). Meskipun pada industri
bahwa dari sebagian besar industri sate
sate ayam ini, keterlibatan wanita dalam
ayam di Ponorogo, maka keterlibatan
pencatatan pembukuan masih rendah.
anggota keluarga, khususnya dalam hal
Karena dari 27 responden, hanya 15%
ini istri, didorong oleh tujuan untuk
yang
penghematan biaya produksi. Dengan
keuangannya.
adanya keterlibatan anggota keluarga
besar (85%) justru
sebagai tenaga kerjaakan menambah
pencatatan
pemasukanbagi keluarga tersebut. Oleh
pemasukannya.
karena
mereka memiliki hambatan pengetahuan
biaya
dikeluarkan
yang
untuk
seharusnya
membayar
melakukan
pencatatan
Sedangkan
atas
sebagian
tidak melakukan pengeluaran
Hal
ini
dan
dikarenakan
tenaga
yang terkait dengan proses pembukuan.
kerja akan diterimakan kembali kepada
Oleh karena itu dari hasil penelitian
anggota keluarganya.
dikatahui sebanyak 37% mengharapkan
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa dari 27 responden, sebanyak
24
pengusaha
melibatkan
anggota
adanya pembinaan dan pelatihan terkait pencatatan dan pembukuan.
(88,9%)
Peran lain yang dilakukan adalah
dalam
membantu dalam proses penjualan sate.
mengelola usahanya. Sedangkan yang
Dari 27 responden ternyata sebagian
melibatkan keluarga dan juga tenaga
besar (63%) tidak ikut terlibat dalam
kerja dari luar hanyalah sebanyak 11,1%.
proses penjualan. Hal ini dikarenakan
keluarga
Peran Wanita dalam Menjalankan Bisnis Keluarga Dari
hasil
penelitian
dapat
beberapa pengrajin sate ayam ini (26%) melakukan
penjualan
dengan
dijajakan
berkeliling.
cara
Sedangkan
sebagian besar (74%) yang menetap,
diketahui bahwa sebanyak 62,9% peran
tempat
berjualan
tidak
dirumah
yang dilakukan oleh para istri adalah
melainkan menyewa kios, atau membuat
tenda ditempat-tempat yang strategis, yang
tersebar
kota
Peran anggota keluarga dalam
Ponorogo.
Menjalankan Bisnis Keluarga ,dari
Sehingga para istri hanya membantu
hasil penelitian dapat diketahui
dalam proses produksi di rumah.
bahwa sebanyak 62,9% peran
Dari
di
2.
hasil
pengrajin ini pembinaan
penelitian,
yang dilakukan oleh para anggota
96%
keluarga adalah dalam seluruh
mengharapkan adanya dan
pelatihan
.
tahapan proses produksi. Hanya
Dimana
37,1 % saja yang keterlibatannya
sebanyak 57% mengharapakan pelatihan dibidang
pembentukan
dalam proses produksi tidak pada
jaringan
pemasaran dan promosi. Sedangkan 37% menginginkan pelatihan dibidang pembukuan.
Sebagaimana
mereka
juga
marketing,
dalam serta
penjualan pelatihan
dan
dibidang
keuangan. KESIMPULAN Dari pembahasan
yang
telah
diuraikan dapat disimpulkan : 1.
Keterlibatan Pada
anggota
Industri
Ponorogo sebagian
keluarga
Sate
Ayam
di
dalam
proses
penjualan,
rendah, yaitu hanya sebesar 37%.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian, suatu Pendekatan Praktek, Penerbit Rineka Cipta, Cetakan ke duabelas, Edisi Revisi V, Jakarta. Marshack, K.J. (1993). Copreneur Couples literature review on Boundaries and transition among copreneur, Family Business Review, 6 (4).
menunjukkan bahwa besar
responden
(77,8%) motivasi mereka didalam membantu bisnis keluarga adalah dalam rangka membantu ekonomi keluarga. Hal ini sejalan dengan penelitian
terdahulu
bahwa
motivasi
perempuan
dalam
keterlibatannya keluarga
Sedangkan
menginkan
pelatihan dibidang teknologi informasi khususnya
tahapan.
keterlibatan para wanita ini lebih
dikemukan
pada penelitian sebelumnya, bahwa di denmark
semua
dalam
dalam
bisnis rangka
meningkatkan kesejahteraan atau dengan kata motiv ekonomi.
Baines S. and Wheelock j. (1998). Working for each other: gander, the Household and Microbusiness Survival and Growth. International Small Business Journal, 17 (1), 6-35. Burhan Bungin, 2005, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Penerbit Prenada Media, Jakarta. Linda
( 2010) “Peranan Wanita Pendamping Suami menjalankan Bisnis keluarga dalam Pengembangan Pisnis”
Lonescu, D. (1999). Women Entrepreneurship: Exchanging Experiences Between OECD and Transition Economy Countries, Brijuni Conference, LEED Programme OECD. October. Marshack, K.J. (1993). Copreneur Couples literature review on Boundaries and transition among copreneur, Family Business Review, 6 (4), 355-359. Muske G, Fitzgerald M.A. & Kim J.E. (2002). Copreneurs as Family Business evaluating the difference by industry type, proceedings of the US Association for Small Business and Entrepreneurship, Annual Conference, April. O’ Cannor, V., Hamauda, A., Henry, C. & Johsonston (2003). Journal of Small Busi Siagian Sondang P (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta