8/12/2011
S.1014.141
EKONOMI : TEORI DAN PRAKTIK
Muhammad Jundullah E.
Daftar Isi Muqaddimah ........................................................................................................................................ 1 Ekonomi ? ............................................................................................................................................. 4 3 Peringkat Ekonomi ............................................................................................................................ 8 Ekonomi Fardhu Kifayah ................................................................................................................... 8 Ekonomi Komersil ........................................................................................................................... 10 Ekonomi Strategi ............................................................................................................................. 15 Penutup .............................................................................................................................................. 17 Daftar Pustaka .................................................................................................................................... 18
i
Muqaddimah بسم هللا الرحمن الرحٌم ألحمدهلل نحمده و نستعٌنه و نستغفره و نعوذ باهلل من شرور أنفسنا و من سٌئات أعمالنا من ٌهدي هللا فال مضل له و من ٌضلله فال هادي له والصالة و السالم على رسول هللا و على أله و صحبه و من تبعه و .وااله Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, tuhan yang maha baik, tuhan yang maha segala-galanya. Dia adalah maha pengasih, maha penyayang, maha pelindung, maha mengampuni dan maha-maha yang lain lagi. Dia yang memberikan kita nyawa untuk hidup, dan dihidupkannya pula kita sebagai seorang muslim yang mudah-mudahan kita termasuk juga dalam hamba-Nya yang bertaqwa. Dia juga telah banyak memberikan kita nikmat, dari sekecil-kecil perkara, hingga sebesar-besar benda. Saking banyaknya, hingga tidak dapat kita hitung, sekalipun melalui teknologi tercanggih dan paling mutakhir sekalipun. Juga diberikannya pada kita perkara yang kita minta dan terlebih banyak lagi yang tidak kita minta. Seperti udara yang Ia berikan secara Cuma-Cuma, tanpa diminta bayaran. Juga dengan kasih sayang dan kekuasaan-Nya, digerakkanya berjuta-juta sel dalam tubuh badan manusia, yang dengan bergeraknya sel-sel tersebut, hiduplah seorang manusia itu dengan normal, termasuk kita. Dia juga maha hebat, menyusun segalanya diatas muka bumi ini dengan begitu detil, sesuai dengan tempatnya masing-masing. Dia juga yang meletakkan planet-planet di kedudukannya dengan begitu tepat, sehingga semuanya berjalan dengan lancar. Dapat dibayangkan, jika tersalah letak sedikit sahaja mendekat ke matahari, maka akan habis terbakarlah seluruh isi dunia ini, dan jika tergeser sedikit sahaja menjauh dari matahari, maka akan dingin bekulah seluruh alam semesta ini, Subhanallah....!!! Apa lagi jika
1
Allah berlepas tangan dari kita, maka bukan hanya kita, namun seluruh alam semesta akan rusak, hancur berkeping-keping. Seluruh planet-planet akan keluar dari garis gravitasinya dan bertabrakan, di sebagian planet suhu memuncak hingga tidak tertahankan, dan di planet lainnya suhu menurun dengan sangat drastis dan lalu membeku hingga tiada siapa pun yang sanggup untuk hidup di dalamnya. Wal’iyadzubillah...! Mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan hamba-Nya yang bersyukur. Amin Ya Rabb... Seterusnya, tidak lupa pula kita haturkan selawat dan salam kerinduan untuk nabi junjungan kita nabi Muhammad SAW. Baginda yang begitu mulia akhlaknya, makhluk Allah yang paling mulia dan disayang oleh-Nya. Yang karena nur Muhammad-lah, manusia, jin, hewan, planet-planet dan seluruh jamadad yang ada di dunia ini diciptakan. Yang karena baginda jugalah, kita semua Islam, kita semua dapat melaksanakan Sholat serta berpuasa juga membayar zakat dan pergi menunaikan haji bagi yang mampu. Baginda mempunyai akhlak yang sungguh mulia. Baginda sanggup berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat padanya, bahkan mendoakan orang tersebut dengan kebaikan. Baginda juga rela berhutang buat sementara waktu demi membantu orang yang kesusahan. Baginda juga sangat pemalu, namun sangat pemberani dan tegas. Baginda berani untuk berjalan dihadapan musuhmusuhnya seorang diri, karena baginda rasul yakin bahwa Allah sentiasa bersamanya. Karena kemuliaan dan kebesaran yang Allah karuniakan itulah, nama baginda digandingkan dengan nama-Nya. Tidak sah keislaman seseorang itu jika dia tidak mengucapkan nama baginda dalam syahadatnya. Ya Allah, sampaikanlah salam rindu kami kepada baginda rasul, mudah-mudahan hamba-Mu yang hina ini dapat bertemu dengannya di akhirat kelak bersama-Mu ya Allah. Ya Allah, hamba tidak ada daya dan upaya, namun hamba juga ingin ikut dalam berjuang menegakkan panji Islam serta menyebarkan kalimah-Mu di muka bumi ini. Kami mempelajari serta ingin mengamalkan salah satu cara hidup dalam Islam, yaitu berekonomi. Mudah-mudahan kami selalu dalam lindungan, rahmat dan keredhaan-Mu. Pada tulisan ini, saya akan menjelaskan sedikit apa itu Ekonomi secara Konvensional, juga kaitan ekonomi dengan Fiqh Muamalah. Serta yang terakhir, kami akan sedikit mengulas tentang teori praktik ekonomi Islam dalam pandangan Abuya Syaikh Imam 2
Ashaari Muhammad At-Tamimi yang telah beliau praktikkan dalam mengembangkan bisnis dan perniagaannya yang terkenal dengan nama Al-Arqam, lalu Rufaqa’, Zumala’ dan lain-lain anak perusahaannya. Dengan modal “zero” dan hanya bermodalkan Allah dan Rasul hingga pernah digelari oleh majalah Time pada waktu itu dengan “ARQAMNOMICS”. Namun hal itu tidak akan kami bahas di sini, karena ia merupakan topik yang panjang. Apa yang akan kami bahas di sini ialah, satu bagian kecil tentang tiga jenis atau tiga bentuk ekonomi, yang juga telah beliau terapkan dalam berbisnis. Alasan mengapa saya sedikit “nyeleneh” ke topik pembicaraan ini ialah, karena ekonomi Islam secara Ilmunya sudah banyak dikuasai oleh orang. Jadi dalam tulisan ini saya ingin memberikan sesuatu yang baru, yaitu buah fikiran seseorang yang bukan hanya teori, namun telah beliau terapkan dalam bahtera perniagaannya, yang dalam pendapat saya ini adalah pendapat yang unik, menarik dan berisi semangat Islam yang kental sehingga sangat disayangkan untuk di lewatkan. Melalui tulisan ini, kami juga berharap ianya ikut dikira sebagai amal ibadah di sisiMu ya Allah. Kami juga mengucapkan jutaan terima kasih kepada kedua orangtua kami yang selalu mendidik kami dan mengingatkan kami serta tidak pernah putus asa dalam memberikan panduan dan ingatan agar kami dapat menjadi orang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Terima kasih juga kami ucapkan kepada Bapak Dosen Pembimbing kami yakni Bapak Nurizal Isma’il SEI, MA. Mudah-mudahan segala jerih payah bapak dikira amal baik di sisi Allah SWT. Yang terakhir, dari penulisan ini kalau ada pahalanya, kami hadiahkan kepada mereka-mereka yang telah banyak berjasa pada kami, termasuk guru-guru kami, dan juga orang-orang yang berjasa di sekeliling kami baik itu secara langsung atau tidak langsung. Mudah-mudahan amal baik mereka di terima oleh Allah SWT.
3
Jika di Tanya apa itu ekonomi, banyak definisi yang akan terluncur dari mulut yang menjawab. Semua membawa definisi masing – masing. Yang mahasiswa dengan caranya, yang intelek dan pakar juga dengan caranya sendiri. Seolah-olah tiada definisi standar atau baku. Jika ada pun, hanya sekadar definisi yang telah ditetapkan oleh seorang tokoh ekonomi yang kemudiannya dihafal secara tekstual, dan akan dikatakan jika ditanya, walau tidak jarang banyak orang yang tidak mengerti apa yang diperkatakannya tersebut. Baik itu dari segi bahasa, maupun logikanya. Jawaban tentang definisi ilmu ekonomi yang paling sering kita dengar adalah: “ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan ……bla….bla….dan blaa….” Atau juga ada yang mengatakan : “Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Istilah “ekonomi” sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan νόμος (nomos), atau “peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis besar diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga” dan ………” Ada juga yang mungkin karena terlalu pusing dengan banyaknya perbedaan tentang definisi tersebut, ketika ditanya oleh seseorang, dia memberikan seluruh definisi yang dia tahu. Seperti yang saya lihat di potingan internet satu ini :
4
1
1
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080725060123AAOEmaK
5
Tapi kita tidak akan membahas itu panjang-panjang. Karena rasanya pembahasan itu tidak akan selesai dengan begitu mudahnya, karena di antara para pakar pun masih banyak yang mempunyai pendapat yang berbeda, walaupun katanya ada juga “mazhab” ekonomi yang mainstream. Seterusnya ialah, HUBUNGAN EKONOMI DENGAN FIQH MUAMALAH. Dalam hal ini, mungkin saya hanya akan meng-copy sedikit konten dari slide bapak dosen Nurizal Ismail dan sedikit mengulasnya di sini. Jadi dalam Islam itu ada sebuah struktur pembelajaran ataupun dapat disebut sebagai asas dalam Islam yang akan saya gambarkan di sini beserta hubungannya dengan ekonomi.
Akidah
ISLAM
Habluminalah (Ibadah)
Aktifitas Politik
Habluminannas (Muamalah)
Aktifitas Sosial
Syariah Akhlak Aktifitas Ekonomi
إذا كان االقتصاد الوضعً –بسبب.أن االقتصاد اإلسالمً جزء من نظام اإلسالم الشامل قد انفصل تماما عن الدٌن فإن أهم ما ٌمٌز االقتصاد اإلسالمً هو ارتباطه-ظروف نشأته التام بدٌن اإلسالم عقٌدة و شرٌعة “ Sesungguhnya ekonomi Islam adalah bagian integral dari sistem Islam yang sempurna. Apabila ekonomi konvensional –dengan sebab situasi kelahirannya- terpisah secara
6
sempurna dari agama. Maka keistimewaan terpenting ekonomi Islam adalah keterkaitannya secara sempurna dengan Islam itu sendiri, yaitu aqidah dan syariah.” 2
فإنه ال ٌمكن فصله عن بقٌة األنظمة اإلسالمٌة من,و إذا كان جزءا من اإلسالم الشامل عقٌدة وعبادة و أخالق “Apabila ekonomi Islam menjadi bagian dari Islam yang sempurna, maka tidak mungkin memisahkannya dari sistem aturan Islam yang lain ; dari aqidah, ibadah dan akhlak” 3
وبناء على هذا فإنه ال ٌنبغً لنا أن ندرس االقتصاد اإلسالمً مستقال عن عقٌدة اإلسالم و شرٌعته ألن النظام االقتصادي اإلسالمً جزء من الشرٌعة وٌرتبط كذالك بالعقٌدة ارتباطا أساسٌا “Berdasarkan ini, maka tidak boleh kita mempelajari ekonomi Islam secara berdiri sendiri yang terpisah dari aqidah Islam dan syariahnya, karena sistem ekonomi Islam bagian dari syariah Islam. Dengan demikian ia terkait secara mendasar dengan aqidah" 4
Ok, setelah selesai membaca apa itu definisi ekonomi Islam yang dikemukakan oleh beberapa orang ulama, tahulah kita bahwasannya dalam Islam, berekonomi itu juga dikira sebagai ibadah. Tadi kita berbicara tentang syari’ah, sekarang kita akan berbicara mengenai teorinya pula dalam topik atau bab selanjutnya, yaitu : 3 PERINGKAT EKONOMI.
2
(Prof. Dr. Ahmad Muhammad ‘Assal & Prof.Dr. Fathi Ahmad Abdul Karim, An-Nizham al-Iqtishadi fil Islam, Cairo, 1977, hlm.17-18) 3 (Mabahits fil Iqtishad al-Islamiy, hlm. 54) 4
(Prof. Dr. Ahmad Muhammad ‘Assal & Prof.Dr. Fathi Ahmad Abdul Karim, An-Nizham al-Iqtishadi fil Islam, Cairo, 1977, hlm.17)
7
3
Peringkat Ekonomi Peringkat Ekonomi
BERBEDA dengan sistem ekonomi ciptaan akal fikiran manusia yang berorientasi mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan biaya produksi sekecil-kecilnya, ekonomi Islam atau ekonomi Allah lebih mementingkan aspek ibadah, perjuangan, pembangunan insaniah dan tertegaknya hokum-hukum Allah. Dalam Islam kegiatan ekonomi merupakan salah satu sarana untuk membina insaniah manusia yang terlibat di dalamnya. Karena itu, dalam Islam ada tiga peringkat ekonomi, Yaitu : 1. Ekonomi Fardhu Kifayah. 2. Ekonomi Komersiil, dan 3. Ekonomi Strategi.
Ekonomi Fardhu Kifayah Selama
ini,
Kebanyakan
dari
kita
menganggap bahwa Fardhu Kifayah hanya sebatas menyelengarakan
jenazah
dsb.
Namun
sebenarnya, ada juga Ekonomi Fardhu Kifayah. Ekonomi Fardhu Kifayah ialah, ekonomi yang menjadi suatu kewajiban bagi suatu umat,
Untuk mengimplementasikan kewajiban kita sebagai hamba, sepertimana yang telah diperintahkan oleh Allah SWT, baik itu ekonomi yang menghasilkan keuntungan secara meteriil ataupun tidak sama sekali atau bahkan kerugian secara materiil. 8
kaum atau penduduk di suatu tempat, kampung atau kawasan. Jika salah seorang atau suatu kelompok dalam sebuah kampung atau kawasan tersebut sudah mengerjakannya, maka terlepaslah suatu umat, kaum atau bangsa tersebut dari dosa. Namun, jika tidak ada yang mengerjakannya, maka tertimpalah suatu umat, kaum atau bangsa tersebut oleh dosa. Untuk menjelaskannya lagi, saya akan menjelaskannya melalui sebuah contoh. Katakanlah di sebuah tempat di negara yang mayoritasnya orang bukan Islam, terletaklah sebuah kawasan yang ramai orang Islamnya. Namun, dalam kawasan tersebut tidak dijumpai restoran atau toko yang menyediakan makanan halal. Maka menjadi wajiblah bagi umat Islam di tempat tersebut untuk membuka restoran atau toko yang menyediakan makanan halal. Jika salah seorang dari kaum itu membuka restoran atau toko yang menyediakan makanan halal, maka terlepaslah umat Islam di kawasan tersebut dari dosa.
“Barangsiapa yang membantu agama Allah, maka dia akan dibantu” Foto di salah satu tempat penyembelihan daging halal di Paris
9
“Ya Allah, tolonglah kami semua dalam menyampaikan risalah-Mu di muka bumi ini.” Foto di salah sebuah restoran Zumala’, cabang perusahaan di Australia.
Ekonomi Komersil Ini adalah jenis ekonomi yang kita kenal selama ini. Yakni ekonomi yang berorientasi pada keuntungan. Keuntungan Ekonomi jenis ini, yang pertama karena ia juga dipakai untuk mem-back up atau meng-cover dua jenis ekonomi lain yang tidak selalunya menguntungkan dari segi materi. Namun, dua jenis ekonomi tadi tidak jarang juga mendapat keuntungan yang lebih besar yang tidak dapat dinilaikan dengan emas sekalipun. Sebagai contoh nyata dari keuntungan dua jenis ekonomi lainnya ialah, beberapa tahun lalu di kawasan Bintaro, kita ada sebuah super market Islam bernama Suq Al-Anshar. Didalamnya barang-barang tertata rapi, para pejaganya juga menutup aurat sepertimana yang dituntut syar’i, juga banyak tergantung hiasan-hiasan dekorasi bertuliskan pesan-pesan keislaman, juga diputar nasyid-nasyid Islami yang menggugah hati, tak kurang juga para penjaganya ramah, bersopan santun dan berakhlak.
“Ekonomi Komersil juga di perlukan untuk membackup dua jenis ekonomi yang lain” Foto konter Rufaqa’ di sebuah mall di Jakarta.
10
Sering berlaku ketika datangnya orang yang non-muslim ke supermarket ini mereka tergugah hatinya, bahkan tak kurang juga dari mereka yang setelah itu mendapat hidayah lalu memeluk Islam. Hal ini sering berlaku. Hal seperti ini juga berlaku di sebuah outlet di bulan Ramadhan yang masih salah satu cabang kita juga di kawasan Pondok Indah. Walau memang tidak menguntungkan secara materi namun ianya pernah Allah jadikan sebuah sebab untuk seseorang itu memeluk Islam. Apakah ini bisa dinilai dengan uang? Atau dihargai dengan emas? Yang kedua, kegunaan dari ekonomi jenis ini ialah agar dapat mengadakan fasilitas kehidupan dan keperluan asas, namun bukan untuk bermewah-mewah dan mubadzir. Kita sebagai manusia, mempunyai banyak keperluan dan memerlukan fasilitas demi kelangsungan dan kemudahan hidup. Sebagai contoh dari keperluan asas, kita memerlukan makanan dan air untuk hidup. Kita juga memerlukan pakaian serta kita memerlukan rumah sebagai tempat berteduh dan berehat. Kita juga memerlukan kendaraan untuk bergerak dengan lebih mudah, bukan itu saja kendaraan memudahkan kita untuk mencapai suatu tempat dengan lebih cepat dan secara tidak langsung ia juga memudahkan kita dalam berbisnis dan berjuang dalam menegakkan agama-Nya di muka bumi ini. Itulah yang dinamakan keperluan asas dan kemudahan hidup. Namun, dalam pengadaan itu semua tidak bermewah-mewah apa lagi sampai mubadzir, tidak sama sekali. Yang ketiga, untuk membantu orang yang menghadapi orang yang menantang kebenaran (musuh Islam). Pada poin yang ketiga ini, saya akan menjelaskannya melalui sebuah contoh. Contohnya ada sekelompok ummat Muslim yang ditindas dan diperangi oleh golongan orang-orang musyrik atau munafik, baik itu secara langsung seperti peperangan, dsb, mahupun secara halus seperti pen-diskriminasi-an dan pem-boikot-an, seperti yang dialami oleh kebanyakan saudara-saudara kita yang tinggal di Negara-negara yang mayoritasnya bukan muslim atau mungkin malah ada juga yang tertindas dan terbuang di tanah sendiri, maka kita dapat membantu mereka secara materiil dan lain-lain lagi hasil dari keuntungan perekonomian tersebut. 11
Yang keempat, untuk mengontrol bahan baku dari jatuh ke “tangan” orang yang akan menyalahgunakannya. Jadi, dalam kita berniaga, banyak sekali hal yang perlu diperhatikan. Dan diantara perkara yang mesti diperhatikan ialah, mashalihul jami’ atau kepentingan umum. Dalam Islam, jika kita ingin berbuat apapun, kita mesti memikirkan kepentingan umum. Jadi
“Ya Allah, ikhlaskanlah hati kami dalam membangunkan agama-Mu” Foto disalah satu pusat perkebunan Rufaqa’ di RIAU.
tidak boleh menyalahgunakan sesuatu, sekali pun sudah berada di tangan kita, karena hakikatnya adalah kepunyaan Allah SWT yang dititipkan kepada kita dan akan dipertanyakan di akhirat kelak. Intinya, dalam Islam hal-hal seperti ini sudah disusun sedemikian rupa, dan kita sebagai manusia hanya perlu berjalan di
“rail” yang sudah ditetapkan untuk selamat. Oleh itu, dikatakan menjadi suatu manfaat ialah ketika “raw materials” tersebut jatuh ketangan orang muslim, akan digunakan sebaik-baiknya bagi kepentingan ummat secara luas baik itu muslim atau kafir. Banyak cerita-cerita pada zaman kegemilangan Islam dahulu, dimana ummat Islam dapat mengatur pendistribusian bahan baku pada zaman itu dengan penuh ketaqwaan pada Allah SWT sehingga tidak ada orang yang tertindas dan tidak ada bagian dari harta tersebut terbuang sia-sia. Namun jika kita lihat apa yang berlaku pada zaman sekarang jika bahan baku tersebut jatuh ketangan yang salah, maka terjadilah penindasan dan penzaliman dimana-mana. Seperti bom yang pada awalnya digunakan untuk membuat terowongan dsb, namun pada masa ini digunakan sebagai alat pembunuh manusia. Sebagai contoh dari kejadian nyata di negeri kita, kelangkaan minyak tanah yang disebabkan oleh penimbunan, kelangkaan daging, kelangkaan BBM, kasus tambang emas
“Daripada jatuh bahan baku ke tangan orang yang menyalahgunakannya, lebih baik kita menggunakannya ke jalan kebaikan.” 12 Foto kanan : salah satu peternakan Rufaqa’ seluas 300 hektar di Australia. Dan Kiri: salah satu pusat pembiakan ikan air tawar di RIAU.
ANTAM dan lain lain lagi yang terjadi karena ulah tangan manusia-manusia yang tidak takut pada Allah SWT. Yang
kelima,
peradaban Islam sedemikian
Untuk rupa
meng-upgrade perkembangan sehingga
Islam dan
dapat menghadapi mereka
yang
menantang Kebenaran. Kalau dalam poin ketiga tadi untuk sekadar membantu bagi orang yang menghadapi musuh yang menentang Islam, namun dalam poin kelima ini untuk meng-upgrade atau kalau dalam bahasa melayu disebut menaiktarafkan perkembangan dan peradaban Islam sehingga dapat menghadapi mereka-mereka yang menentang kebenaran. Sebagai contoh, ketika zaman Sayyidina Utsman, sedemikian hebatnya Ketaqwaan beliau dan hebatnya perkembangan perekonomian pada zamannya sehingga dapat menopang pertumbuhan teknologi zaman
ketentaraan itu
dan
tercatat
dalam sejarah Islam armada
pada masuk
terbentuknya
angkatan
laut pertama dalam
Islam. Dan banyak
lagi contoh-contoh
lain
mungkin
yang
tidak
paparkan semuanya
saya
disini.
“Jika dengan teknologi ummat Islam dapat mengelola dunia ini seperti apa yang Allah mau, kenapa tidak?” Gambar ilustrasi : gambar di sebuah pusat kontrol lalu lintas di Tokyo, Jepang.
keenam, dengan perkembangan dan peradaban serta teknologi yang telah dinaiktarafkan tersebut, maka orang-orang muslim dapat mengatur dunia mengikut peraturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Mengapa saya munculkan poin ini disini? Telah saya katakan pada salah satu poin sebelumnya bahwa dalam Islam telah ditetapkan peraturan-peraturan sedemikian rupa, sehingga kita hanya perlu mengikuti “railway” yang telah ditetapkan untuk selamat mencapai mashalih ummat. Oleh itu dikatakan, jika ummat Islam dapat mengatur dunia mengikut peraturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, maka akan dapat mencapai kejayaan. Karena Islam adalah agama yang Rahmatan lil-‘Alamin. 13
“Tujuan manusia hidup adalah untuk menjadi khalifah Allah dan menjadi hamba-Nya. Di antara tugas Khalifah selain mengatur dan memimpin ialah menjadi Khadam ataupun pelayan bagi masyarakat. Foto kanan: stand Rufaqa’ di ISNA convention, Washington DC, US. Dan kiri: foto Stand Rufaqa’ di sebuah pameran di Paris.
Dan ketujuh, adalah untuk melayani manusia secara luas termasuk mereka-mereka yang bukan muslim. Ini juga telah saya jelaskan pada poin yang sebelumnya, namun dalam poin ketujuh ini saya ingin memberikan contoh yang lebih spesifik lagi. Sebagai contoh, pada masa zaman kegemilangan Islam dahulu, para pemerintahnya membangun rumah sakit yang sangat banyak jumlahnya. Pengobatan didalamnya gratis, bahkan ketika kesembuhan pasiennya juga diberikan hadiah sehingga pasien yang datang merasa terhibur. Juga ketika salah satu penulis berada di Damaskus, direzkikan untuk menziarahi tempat bekas rumah sakit syaraf yang didirikan oleh pemerintah pada masa kegemilangan Islam dahulu yang sekarang dijadikan museum oleh pemerintah setempat. Diceritakan bahwa dulu, rumah sakit itu dikenal karena teknik penyembuhan yang unik, gratis, memberikan pelayanan yang terbaik hingga memberikan hadiah pada pasien ketika pasien itu pulang sehingga tidak kurang orang dari barat juga mengirim pasien yang begitu banyak pada waktu itu karena teknik penyembuhan yang unik serta pelayanan yang luar biasa tersebut. Subhanallah…! Hukum melaksanakan Ekonomi Komersil :
Sunnah, ketika tujuannya adalah untuk mendukung ekonomi fardhu kifayah, untuk membantu jihad di jalan Allah, untuk membantu misi dakwah, untuk membantu kaum miskin dan anak yatim dan membangun peradaban Islam.
Namun ia berubah menjadi Wajib Aradhi (kewajiban yang mendatang, atau menjadi wajib karena beberapa perkara) ketika kekuatan ekonomi diperlukan untuk memungkinkan ummat Islam untuk menghadapi mereka-mereka yang menentang kebenaran.
14
Ekonomi Strategi Ekonomi strategi ialah ekonomi yang di lakukan untuk strategi dan penbentukan imej bagi perusahaan dan perjuangan Islam. Sebagai contoh langsung dari ekonomi strategi ialah membangun industri berteknologi tinggi seperti penerbangan, satelit, antariksa, kereta api, perminyakan dan lain-lain. Juga membangun supermarket yang canggih, menggunakan alat perhubungan yang canggih, dsb. ekonomi seperti ini walau tidak begitu menguntungkan, namun perlu dibuat juga, karena mempunyai tujuan-tujuan yang mulia. Diantaranya: A. Menaikkan moral umat Islam agar Islam dipandang tinggi dan terhormat. Bukankah agama Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya? B. Memudahkan (menjadi alat) dalam menyampaikan dakwah (agama Islam). C. Meyakinkan orang kepada Islam sebagai agama yang selamat dan menyelamatkan dan dapat menjadi pelindung pada umat-umat lainnya. D. Menolak tuduhan dan anggapan negatif orang terhadap Islam. Dengan adanya proyek ekonomi strategi, terhapuslah anggapan bahwa Islam tidak bisa maju, mengamalkan Islam secara kaafah akan mengembalikan peradaban ke zaman kuda, unta dsb. E. Untuk membuat gentar dan menakutkan penentang-penentang kebenaran, sebab ummat Islam mempunyai kekuatan yang besar. Walaupun kekuatan sebenarnya adalah sifat taqwa. Sebuah proyek ekonomi kadangkala dapat bernilai fardhu kifayah, komersial dan strategi. Pengalaman cerita dari ayah salah seorang penulis yang pernah tinggal lama di 15
Prancis, ada seorang temannya muslim yang membuka toko yang menjual daging halal di Paris. Ia fardhu kifayah karena ingin memenuhi kebutuhan ummat Islam disana, yakni memerlukan daging halal. Ia juga komersil karena daya beli ummat Islam di Paris yang sangat tinggi sehingga menghasilkan keuntungan yang besar, dan ia juga strategis karena menunjukkan bahwa ummat Islam tidak hanya zikir wirid di kamar sahaja tapi dapat membangunkan bisnis yang yang maju di Paris yang biasanya hanya dibuat oleh orang-orang yang bukan Islam saja.
“Sudah lumrah, para sahabat dan tabi’in serta salafusshalih menggunakan jalan berniaga dan berekonomi dalam berdakwah dan menyebarkan agama Islam. Jika kita membantu agama Allah, sangat mudahlah bagi Allah untuk membantu kita dalam segala hal. Termasuk dalam berekonomi dan berniaga.” Gambar melawan arah jarum jam dari kanan atas : Berniaga sambil berdakwah di kota Amman, Jordan. Sebelahnya : gambar outlet Zumala’ di salah sebuah mall di Amman yang dijalankan oleh ikatan pelajar anak perusahaan Zumala’. Seterusnya gambar peresmian sebuah premis Rufaqa’ di negeri bagian Selangor, Malaysia. Yang terakhir, gambar sebuah supermarket Islam “Suq Al-Anshar di kawasan Jakarta”.
16
Penutup Pada penutup ini, saya sebagai hamba yang lemah ini ingin kembali memanjatkan syukur kepada Allah S.W.T. Karena tanpa izinnya saya tidak akan mampu untuk membuka kelopak mata saya sekalipun. Namun dengan kemurahan dan kebaikannya, saya masih lagi diberi peluang untuk menuliskan makalah ringkas yang menghuraikan sedikit dari ilmu-Nya yakni teori tentang ekonomi Islam menurut Abuya Syaikh Imam Ashaari Muhammad AtTamimi. Di akhir dari makalah ini, saya meminta ampun kepada Allah SWT atas segala kesalahan dalam penulisan ini, dan saya berharap sekali lagi agar ianya dikira sebagai amal ibadah di sisi-Nya. Sesungguhnya tiada daya bagi kami juga untuk mempelajari ilmu ekonomi Islam bahkan sholat kalau Allah SWT tidak mengajarkannya kepada kami melalui kekasihnya Nabi Muhammad SAW. Dia adalah manusia utusan Allah yang paling agung akhlaknya dan sangat dirindui oleh para kekasihnya. Juga saya ingin meminta maaf kepada bapak dosen Nurizal Ismail SEI, MA di atas keterlambatan kami dalam mengumpulkan tugas kami. Jadi, sekian saja makalah dari saya, Mudah-mudahan ianya dapat menjadi ilmu yang bermanfaat dan dikira sebagai amal baik oleh Allah S.W.T dan dikira sebagai saham saya dalam membangun peradaban Islam serta dapat di apply dalam kehidupan berekonomi kita dalam membangun peradaban Islam di zaman ini. Wallahu ‘Alam bishawab,
17
Daftar Pustaka : -
Slide “Fikih Muamalah dan Pembangunan Ekonomi Islam”. Ismail, Nurizal SEI, MA.
-
Effendi, Abdurrahman R, DR. Ing. Puspita, Gina, DR. Ing. 2007. Membangun Ekonomi Islam ala Abuya Syeikh Imam Ashaari Muhammad At-Tamimi. Jakarta: Giliran Timur.
18