EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 ) Dosen: 1. Dr. Ir. Aceng Hidiayat MT (Koordinator) 2. Dessy Rachmawatie SPt, MSi 3. Prima Gandhi SP, MSi
KULIAH 4 : Teori Ekonomi Politik Neoklasik
Nilai Subjektif, Utilittas dan Pilihan Rasional (Rational Choice) Property Rights Eksternalitas, Public Goods Monopoli dan Oligopoli
1
TEORI NILAI SUBJEKTIF, UTILITAS DAN PILIHAN RASIONAL (1) Berkembang pada awal tahun 1870an sejalan dengan ditemukannya teori nilai subjektif dan teori marginal, yaitu manfaat marginal, produk marginal, permintaan terakhir dan lain-lain Dari teori dasar tersebut kemudian berkembang teori pilihan rasional (rational choice). Yaitu menganggap manusia makhluk yang selalu menimbang-nimbang dalam menentukan pilihan, dan opsi terpilih merupakan opsi yang dapat memberikan kepuasan maksimum. Setiap opsi diranking dan pilihan jatuh pada opsi dengan ranking tertinggi Jika jumlah pilihan terbatas, maka perlu membuat pilihan yang tepat agar tetap dapat memperoleh kepuasan maksimum dari pilihan terbatas tersebut.
2
TEORI NILAI SUBJEKTIF, UTILITAS DAN PILIHAN RASIONAL (2) Kelangkaan sumberdaya mendorong orang berfikir semakin rasional dalam menentukan pilihan-pilihan, dan memaksa orang untuk menurunkan kepuasannya Kelangkaan bersifat objektif dan subjektif Keadaan ini melahirkan economizing behavior (prilaku penghematan) untuk memaksimumkan kepuasan pribadi Suatu kelompok dikatakan sejahtera jika setiap individu berhasil memaksimalkan kesejahteraanya Kesejahteraan tersebut bisa dicapai jika antar individu dalam kelompok tersebut saling terkait. Yaitu : Tindakan individu berdampak pada individu lain Setiap individu membuka peluang bagi individu-individu yang lain Keberadaan pasar membuka banyak pilihan-pilihan
3
PROPERTY RIGHTS (1) Pilihan-pilihan dalam pasar tersebut akan mendorong terjadinya transaksi jika ada hak kepemilikan yang jelas Agenda politik dari ekopol neoklasik memastikan hak kepemilikan (property right) dan dampak transaksi pada pihak lain yang tidak terlibat dalam transaksi
4
PROPERTY RIGHTS (2) Hak kepemilikan merupakan hak memiliki, menggunakan, mengakses, dan menjual terhadap benda (fisik); non benda seperti ide, rumus, musik dan lain-lain; keahlian, tenaga (melekat dng orang), teknologi dan sarana produksi lain Pelanggaran terhadap hak kepemilikan merupakan tindakan kriminal Hak kepemilikan bersifat dinamis, bisa berubah dengan keputusan-keputusan politik Neoklasik menganggap hak kepemilikan tidak masuk dalam modal ekonomi, sesuatu yang diasumsikan sudah tersedia tanpa upaya dan biaya (biaya transaksi nol)
5
EKSTERNALITAS (1) Dampak kegiatan transaksi kepada pihak lain yang tidak terlibat dalam transaksi tersebut Transaksi merupakan syarat optimalisasi kepuasan pribadi dalam kondisi keterbatasan sumberdaya Pasar tidak selalu optimal karena tidak semua transaksi dapat memberikan eksternalitas positif kepada pihak ketiga, bahkan bisa berdampak negatif Dalam hal eksternalitas, negara/politik harus turun tangan Jika pihak yang transaksi untung, masyarakat harus untung Jika transaksi menimbulkan kerugian bagi masyarakat, masyarakat harus mendapat ganti rugi
6
EKSTERNALITAS (2) Eksternalitas mengganggu optimalisasi Jika biaya eksternalitas negatif tidak dimasukan biaya produksi, produsen akan mendapat laba lebih besar, dan menjadi insentif bagi produsen untuk memproduksi lebih banyak barang tersebut Negara berperan untuk mengoreksi inefisiensi pasar dengan cara mengatur agar keuntungan pribadi selaras dengan kepentingan publik Instrumen yang dapat diterapkan adalah insentif ekonomi, command and control, dan peradilan. Insentif ekonomi bisa berupa pajak, denda, dan subsidi Command and control merupakan regulasi dengan sanksi yang mengikat Peradilan memperkarakan pihak yang menimbulkan eksternalitas; dengan syarat hak kepemilikan publik sudah terdefiniskan dengan jelas. 7
PUBLIK GOODS (1) Barang konsumtif kolektif No scarcity no rivalry seperti hasil penelitian, lampu jalan, mercu suar, keamanan, kebersihan lingkungan, udara di alam terbuka (murni barang publik), atau seperti jalan, taman (kuasi barang publik) Pendidikan dan kesehatan seharusnya barang publik yang bisa diakses oleh setiap orang Pasar tidak mampu menyediakan barang kebutuhan seperti ini, karena tidak ada insentif individu berupa keuntungan yang secara ekslusif mengalir kepada individu yang memproduksinya.
8
PUBLIK GOODS (2) Begitu barang tersedia semua orang dapat menggunakannya, insentif yang diterima produsen, sama dengan insentif yang diterima pihak yang tidak terlibat dalam memproduksinya Setiap individu memiliki insentif untuk menjadi free rider (penumpang gelap), hanya ikut menikmati Kondisi seperti ini menjadi alasan bagi pemerintah untuk mengintervensi Walaupun tidak semua kebutuhan tersebut disediakan oleh pemerintah
9
MONOPOLI DAN OLIGOPOLI Monopoli dan oligopoli merupakan suatu kondisi dimana seorang atau beberapa orang menguasai supply sehingga bisa memengaruhi atau bahkan menentukan harga Hal tersebut merupakan penghianatan terhadap pasar persaingan sempurna dimana dalam pasar persaingan sempurna seharusnya tidak ada individu yang dapat memengaruhi agregat pasar, terutama harga. Dalam pasar persaingan sempurna total barang individu sangat kecil terhadap total barang yang beredar Monopoli dan oligopoli hanya boleh dilakukan oleh pemerintah untuk barang strategis menyangkut kepentingan publik Pangan, energi, telekomunikasi, pendidikan, kesehatan seharusnya dimonopoli oleh pemerintah Pangan merupakan hak azasi (right to foods) sehingga pemerintah harus menyediaknya. 10