EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 ) Dosen: 1. Dr. Ir. Aceng Hidiayat MT (Koordinator) 2. Dessy Rachmawatie SPt, MSi 3. Prima Gandhi SP, MSi
KULIAH 6 : Teori Ekonomi Politik Heterodoks
Teori Heterodoks Kritiks Heterodoks terhadap ekopol arus utama Kekuatan dan Kelemahan teori heterodoks Sub teori heterodoks Kasus-kasus: Jepang, Cina, Indonesia
1
KONSEPSI TEORI (1) Kemunculan teori Heterodoks karena ekonomi aliran mainstream tidak dapat menjawab persoalan di negara-negara sedang berkembang, khususnya aliran neoklasik yang dinilai gagal menjawab permasalahan ekonomi & proses pembangunan di negara sedang berkembang. Teori ini menolak pendekatan neo-klasik yang dinilai mereduksi keadaan dunia nyata (Lawson, 2006) Teori maisntream sangat mengedepankan pendekatan deduksi matematis dan model ekonometrik, aksiomanya: o setiap individu bersifat rasional dalam melakukan pilihan; o kondisi keseimbangan (ekuilibrium) akan terjadi ketika mekanisme pasar (laisser – faire) bekerja. Aksioma2 ini mereduksi perilaku manusia (human behavior) Teori yang dibangun atas aksioma2 sulit diterapkan dalam dunia nyata karena: o Sejatinya situasi & kondisi yang dihadapi suatu individu (negara) dalam perekonomian belum tentu sama dengan situasi & kondisi yang dihadapi oleh individu(negara) lain o Teori mainstream yang mengdepankan metode pendekatan matematis sngt terbatas dalam menjelaskan kondisi dunia nyata o Teori mainstream juga mengdepankan keadaan yang universal (seragam) dalam suatu negara dimana pelaku ekonominya dapat berlaku rasional Makanya, teori mainstream kurang relevan diterapkan di negara sedang berkembang (Lawson, 2006)
KONSEPSI TEORI (2) Ekonomi Heterodox adalah multi level istilah yang merujuk pada: Sekumpulan teori ekonomi yang sepadan dan berkembang luas yang secara spesifik meliputi: Post Keynesian-Srafffian; MarxisRadikal, Evolusi Institusional, sosial, feminis, Austrian, Ekologi Ekonomi yang masing-masing berpegang pada suatu posisi yang tidak spedanan/berlawanan (vis a vis) dengan ekonomi arus utama (maintsream) Komunitas ekonomi yang terlibat dan berkaitan dengan satu atau lebih pendekatan ekonomi heterodox Suatu koherensi (pertautan), berbeda/bertentangan, dan mengembangkan suatu teori ekonomi yang menjelaskan kontribusi pelbagai ragam teori melalui pendekatan heterodox dan dapat menjelaskan rekomendasi kebijakan-kebijakan ekonomi heterodox itu Makanya, dalam ekonomi heterodox merujuk pada pelbagai pendekatan heterodoks dan berkomintmen untuk membangun suatu komunitas ekonom heterodoks dengan integrasi teori dan profesionalisme (Economics Pluralism, Lee, 2010)
KRITIK TEORI HETERODOKS TERHADAP NEOKLASIK Kritik terhadap model individualistik neo-klasik. Teori ini mengkritik asumsi neo-klasik setiap individu bersifat rasional dan bertujuan memaksimalkan utilitas, saat melakukan pilihan (rational choice theory). Alasannya: manusia bukan mesin pencari kesenangan (pleasure seeking machine) yang hanya mencari utilitas maksimum. Prinsipnya manusia yang jadi subyek ekonomi sulit diprediksi (unpredictable). Makanya asumsi setiap individu pasti berlaku rasional tidak dapt diterima Kritik terhadap model keseimbangan pasar neo-klasik. Teori neoklasik, mengatakan bahwa keseimbangan pasar terjadi ketika ada interaksi murni antara penawaran dengan permintaan (market clearing). Harga yang terbentuk di pasar adalah harga yang dihasilkan hanya oleh interaksi antara penawaran dengan permintaan . Teori heterodoks menentang hal ini karena dinilai tidak mampu menjelaskan keadaan di dalam dunia nyata, dimana banyak komponen lain yang menentukan harga Kritik terhadap model pasar tenaga kerja neo-klasik. Teori heterodoks juga menentang teori neoklasik dalam menjelaskan pasar tenaga kerja yang merasionalisasi eksploitasi atas buruh (labor) oleh pemilik modal (kapitalis)
KEKUATAN DAN KELEMAHAN TEORI HETERODOKS
Kekuatan : Telah berhasil diterapkan di banyak negara di Asia Sangat memperhatikan nilai-nilai lokal, agama, dan kondisi struktural dan kultural yang direaktualisasi dalam pembangunan Mampu memadukan antara modernimse (industri dan pembangunan) dengan nilai-nilai lokal, tardisi dan agama Sangat memberi ruang aktualisasi LSM lokal mauoun global dengan mendorong pemberdayaan konkrit di tingkat mikro-akar rumput Kelemahan: Belum menjadi grand theory yang bisa menjadi rujukan Belum bisa menjadi solusi komprehensif dan universal secara makro Belum menjadi rujukan umum bagi para pengambil keputusanb Belum menjadi rujukan dalam counter balancing dalam mengatasi problem globalisasi, kapitalisme dan neokapitalisme pada umumnya
Sub Teori Heterodoks: Asian Values Hal paling penting yang diangkat oleh teori heterodoks dalam menjelaskan proses pembangunan ekonomi suatu negara (daerah) : peran nilai-nilai lokal (nilai budaya dan nilai agama dalam pembangunan ekonomi negara (daerah) Salah satu subteori heterodoks yang membicarakan tentang peranan nilai-nilai lokal adalah teori nilai Asia (Asian values theory) Teori nilai Asia mengedepankan n nilai-nilai lokal yang terkandung dalam kehidupan masyarakat Asia (Konfusianisme). Pertama berkembang di Jepang era 1970-an, ketika sedang gencar melakukan pembangunan ekonomi melalui industrialisasi. Keberhasilan Jepang membangun ekonominya memunculkan istilah Model Angsa Terbang (flying geese model). Kesuksesan Jepang dalam pembangunan ekonominya, yang direpresentasikan oleh pertumbuhan ekonomi yang pesat pada masa itu merupakan hasil kombinasi dari pengejawantahan nilai-nilai (virtue) yang terkandung dalam konfusianisme dan peran negara dalam pembangunan (Lee, 2003). Lee (2003), nilai-nilai yang diangkat: prinsip kedermawanan, kepatuhan terhadap otoritas patriarkal (semangat kekeluargaan), nepotisme, otoriterianisme, kesadaran nasional, semangat komunitas, kegairahan untuk pendidikan, kerja keras, dan gaya hidup berhemat. Nilai yang berakar dari ajaran konfusianisme yang dianut oleh negara-negara di Asia Timur (Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan & juga China) Berkembang di Asia Tenggara dan dipopulerkan oleh Lee Kuan Yew, mantan perdana menteri Singapura. Keberhasilan Asia Timur membangun perekonomiannya adalah hasil dari kerja keras dan rasa hormat terhadap pemimpin (Elgin, 2010)
Sub Teori Heterodoks: Teori Regulasi (1) Konsep Utama Teori regulasi adalah Habitus Ada dua aliran dalam teori regulasi: • Aliran Grenoble (Paul Boccara); • Awalnya mengembangkan marxis alternative (penjelasan ttg transformasi struktural bentuk regulasi dalam jangka panjang yang belum dijelaskan Kapital Karl Marx. • Mengkritisi teori keseimbangan umumyang dipakai sebagai dasar pemahaman kapitalisme. Teori keseimbangan umum berada di luar ruang & waktu. Untuk itu aliran Grenoble menganalisis peran regulasi prosedur sosial dalam ekspansi kapitalis dlm suatu massa & tempat/lokasi berdasarkan karakteristik sistem produktif yang berbeda-beda • Aliran ini fokus terhadap pendapatan sebagai obyek penelitian. Ada 2 kenderungan umum dalam teori pendapatan; (1) kecenderungan tingkat pendapatan rata-rata yang semakin menurun dan mobilisasi usaha untuk melawan penurunan tersebut; (2) Kecenderungan tingkat pendapatan rata-rata setiap bagian dalam ekonomi untuk menjadi sama. Yang pertama melalui pertarungan antar kelas yang kedua melalui proses kompetisi. • Aliran Grenoble menemukan tiga tahapan kapitalisme (1) kapitalisme liberal/kompetitif; (2) kapitalisme monopoli sederhana; (3) Kapitalisme monopoli negara
Sub Teori Heterodoks: Teori Regulasi (2) Aliran Paris (Michel Aglietta & Robert Boyer) atau (Parisian) Aliran ini fokus pada akumulasi/fordisme yang merupakan anomali dlm perspektif Neo-Klasik & Keynesian, Neo-Fordisme, & Post Fordisme. Aliran ini secara tidak langsung juga mengkritik teori keseimbangan umum & Teori Kebijakan Negara Aliran ini tidak setuju dgn ekonomisme (reduksi kepada ekonomi) dan juga strukturalisme (Louis Althusser & Etienne Bailibar) yg mengatakan bahwa struktur bekerja secara semi otomatis. Awalnya aliran ini fokus 2 hal (1) Rezim akumulasi (2) sistem kapitalisme • Rezim akumulasi ekstensif yang bersifat ekspansif akumulasi kapital diperoleh melalui penyebaran aktivitas akumulasi kepada wilayah-wilayah yang baru • Rezim akumulasi intensif; akumulasi kapital diperoleh melalui intensifikasi aktivitas produksi Secara keseluruhan aliran Paris merumuskan “Regulasi” dalam bentuk 5 institusi 1) Institusi pengupahan meliputi pasar tenaga kerja, upah individual dan sosial serta gaya hidup 2) Institusi kompetisi atau persaingan terdiri; bentuk perusahaan, bentuk persaingan, sumber pendapatan, bentuk organisasi internal, dan hubungan dengan perbankan 3) Institusi uang; organisasi perbankan, sirkulasi dan artikulasi uang nasional; alokasi kapital uang kepada produksi; fitur dasar institusi rezim moneter 4) Institusi Negara; institusional kompromi kapital kerja dan bentuk intervensi negara 5) Integrasi internasional; perdagangan, investasi, moneter, ekonomi nasional dan hubungan negara dalam sistem dunia (world system)
Kritik Regulasi Atas Teori Ekonomi Neo-Klasik No
Bentuk Institusi
Prediksi
Hasil
1.
Relasi Kapital-Kerja
Deregulasi akan menyebabkan kesempatan kerja penuh
Tidak ada hasil yang jelas
2.
Bentuk-Bentuk Persaingan
Deregulasi akan menyebabkan lebih efisien dengan masuknya produsen baru
Produsen semakin kurang dengan berpindahnya bentuk kompetisi oligopolistik nasional menjadi internasional
3.
Rezim moneter
Kontrol moneter mungkin Stabilitas harga & kesempatan kerja penuh
Inovasi moneter mengurangi kontrol Stabilitas harga, tetapi kesempatan kerja masal
4.
Negara
Peran Negara minimal akan menyebabkan pertumbuhan & produktivitas
Investasi minimal, produktivitas swasta lemah, & minimnya infrastruktur
5.
Integrasi internasional
Nilai pertukaran mata uang yang stabil Ketidakseimbangan eksternal tidak lagi ada Kebijakan ekonomi nasional yang otonom
Pertukaran yang fluktuatif Polarisasi negara yang defisit & yang surplus stabil & tidak terduga Hambatan yang semakin tinggi pada tingkat kebijakan ekonomi nasional
Sumber: Robert Boyer (Teori Regulasi)
Beberapa Teori Yang Mempengaruhi Regulasi (Sumber: Robert Boyer, 1995) Marxisme Struktural
Institusionalisme Amerika Ekonomi Geografi Mazhab Amerika Latin Tentang Teori Pembangunan Analisis Politik Rezim Internasional & Krisis Teori Korporatisme & Bentuk Tatakelola Pemerintahan Sosiologi Institusi
Hubungan Mikro-Makro
Ekonomi Makro Keleckian
Annales School
Teori Struktur Sosial atas Akumulasi
Teori Regulasi Aspek Spasial Fordisme Berbagai Rezim Akumulasi
Teori Habitus
Teori Evolusionis
Krisis Struktural Variasi Konfigurasi Hubungan negara & Ekonomi
Analisis Kritis atas Hukum
Berbagai Bentuk Koordinasi
Teori Konvensi
Perubahan Depreasi Kemakmuran
Perbedaan Ekonomi Neo-Klasik & Regulasi (Heterodox) (1) No .
Tingkatan
Neo-Klasil (ortodox)
Regulasi (Heterodox)
1.
Ontologi
Individualisme
Holisme
2.
Epistimologi
Instrumentalisme/Linier
Realisme
3.
Bentuk Rasionalitas
Hiper rasionalistas
Aneka ragam rasionalitas
4.
Metodologi
Analitik-deduktif generalisasi
Induktif, historik empirik, generalisasi terbatas, komparatif
5.
Logika aksi
Pilihan rasional
Determinasi sosial/interaksi habitus dan ranah (Bourdieu)
6.
Hubungan ekonomi & sosial
Ekonomi dominan terhadap sosial
Ekonomi bagian dari sosial
7.
Hubungan antar agen
Egaliter (setara)
Kelas dominan dan terdominasi (ketidak setaraan)
8.
Karakteristik agen
Setiap agen memiliki preferensi yang sama/indefferent
Heterogen berdasarkan konstruksi sosial & historis/defferent
9.
Aturan
Pasar/persaingan bebas
Pasar, institusi sosial (resiproksitas), institusi politik (redistribusi)
10.
Obyek analisis
Kelangkaan, pertukaran
Produktivitas, akumulasi & krisis
Perbedaan Ekonomi Neo-Klasik & Regulasi (Heterodox) (2) No.
Tingkatan
Neo-Klasil (ortodox)
Regulasi (Heterodox)
11.
Konsepsi ekonomi
Alokasi sumberdaya terbatas & maksimalisasi sarana
Aktivasi organisasi produksi & kerja
12.
Konsepsi pasar
1.
1.
2. 3. 4. 5.
13
Hubungan Makro/meso/mikro
Mekanisme harga & mekanisme permintaan dan penawaran Ruang kosong matematis Kompetisi murni & sempurna Eksklusif ekonomik Secara alami stabil
Tidak ada/terpisah
2. 3. 4. 5.
1. 2.
14.
Konsepsi Politik
15.
Peran negara
Tokoh/pemikir
Adanya institusi makro (rezim akumulasi & bentuk regulasi) Kompelementaris/hirarkis
Politik tidak hanya sebagai akumulasi kapital, tetapi juga sebagai vektor penentu arah 1.
2.
16.
Konstruksi sosial & strategi kontrol kelas dominan Interaksi politik, ekonomi dan sosial Bukan kompetisi murni & sempurna Tidak eksklusif ekonomik Cenderung tidak stabil, krisis & pembentukan serta perubahan institusi
Secara fundamental dianggap pengganggu terhadap kalkulasi ekonomi individual/privat Negara Minimal
F.A. Hayek, Milton Friedman
Sumber: Nofrian,2009
Instruktur terhadap pasar dan mengatur ekonomi yang mendasar
Robert Boyer, Michel Aglietta
Hubungan Politik, Hukum, Institusi & Agen Dalam Regulasi Pilihan Politik & reformasi konstitusional sebagai respon konflik-konflik antara prinsip-prinsip yang bertentangan
Politik & Perintah Konstitusional
Bentuk Kelembagaan Redefinisi aturanaturan hukum dibawah tekanan berbagai kepentingan Organisasi
Inovasi & Restrukturisasi dalam Organisasi
Konvensi Agen
Sumber: Robert Boyer
Aliran Penelitian Pendekatan Regulasi (Sumber: Robert Boyer 2004) Buat Periodisasi Bentuk-Bentuk Siklus Penelitian Yang Baru
1.
Institusi Moneter
2.
Institusi Kapital-kerja
3.
Persaingan
4.
Negara
5.
Integrasi Internasional
Analisis Proses keluar dari krisis •Karakteristik strategi keluar daru krisis
Eksplisitkan Berbagai Hubungan Variabel Ekonomi 1.
Hubungan Pembentukan sistem upah-produktivitas
2.
Hubungan Harga & tingkat profit
3.
Hubungan kredit, uang & tingkat suku bunga
4.
Hubungan biaya-fiskal
5.
Hubungan perdagangan luar negeri-tingkat nilai tukar
•Peran representasi •Peran politik dalam kodifikasi bentukbentuk institusional
Diagnosa Sumber-Sumber Krisis Struktural •Evolusi Perubahan parameter •Kemungkinan formalisasi
Analisis Koherensi Bentuk Regulasi Tentang:
Uji Coba & Validitas
•Kompatibilitas regulasi parsial
•Pengumpulan berbagai indikator
•Aturan-aturan yang membentuk akumulasi
•Verifikasi regulasi secara parsial
CONTOH
KASUS SOLO RELOKASI & PEMBERDAYAAN PKL Pendekatan analisis Menggunakan Sub Teori Asian Values Nilai lokal dalam proses relokasi pedagang kaki lima dari Taman Banjarsari ke Pasar Klithikan. Tujuan Relokasi: • Mewujudkan Tata Kota yang harmonis • Tersedianya fasum dan fasos • Memberi kepastian usaha PKL Nilai Lokal: Tata Krama, sopan santun, kepatutan terhadap pemimpin, adat istiadat, peran pasar tradisional & UMKM. Berperan dalam proses relokasi; • Pendekatan Wali Kota melalui makan bersama PKL 54 kali selama 7 bulan. • Pemkot Solo memberikan syarat & jaminan. Jaminan: penolakan investasi waralaba mini market dan ketersediaan fasilitas pasar yang baik (Pemkot Solo menolak izin 80 Mini Market Waralaba karena akan menghancurkan pedagang kecil ) • Penghormatan adat/budaya: adanya kirab saat relokasi PKL (Prosesi Budaya Bedhol PKL) • Manfaat ekonomi: kepastian usaha dagang, peningkatan kontribusi pasar tradisional dan UMKM dalam PAD Kota Solo • Peningkatan retribusi pelayanan pasar Tahun 2006 Rp 7,6 M, Tahun 2007 menjadi Rp 9,9 M; Tahun 2008 menjadi 10,2 M; Tahun 2009 jadi 11,7 M; Tahun 2010 jadi 12,5 M. Peningkatan penyediaan lapangan kerja Manfaat Non-Ekonomi: tersedianya ruang terbuka hijau (Solo Eco Culture City), peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Solo, dan pewarisan nilai-nilai lokal yang dipertahankan
PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM: LUBUK LARANGAN Tujuan: o Menegaskan fungsi desa atau dusun yang secara kelembagaan mengelola lubuk larangan o Pengelolaan Lubuk larangan dengan tujuan khusus o Lubuk larangan yang dikelola kelompok yasinan ibu-ibu Aturan Main (Contoh Lubuk Larangan Indarung): o Memiliki batas Wilayah Yurisdiksi o Keberadaan organisasi kelembagaan Adat Ninik Mamak Pangkalan Indarung. Kelembagaan adat ini dipimpin oleh dua orang datuk, yaitu Datuk Bandaro dan Datuk Sutan Penghulu. Keduanya juga dibantu oleh lima orang penghulu yang secara geneologis berasal dari keturunan kedua datuk tersebut. Tugasnya: o Mengawasi areal kawasan lubuk larangan; o Mensosialisasikan perlunya menjaga kelangsungan hidup biota perairan khususnya jenis ikan-ikan lokal yang hampir punah; o Menjadikan Lubuk Larangan sebagai kawasan konservasi perairan umum; o Menjaga keragaman hayati (plasmah nutfah) ikan-ikan lokal yang hampir punah
Aturan Main yang bersifat mengikat. Misalnya:
Setiap pelaku menangkap ikan di kawasan lubuk larangan akan dikenakan sangsi Rp. 500.000 per ekor ikan; Pembeli atau penadah dikenakan sangsi Rp. 500.000 per orang; Apabila pelaku dan penadah tertangkap akan diproses oleh Dubalang Ninik Mamak untuk diselesaikan secara adat sesuai kemenakan mamak yang bersangkutan; Apabila point 1 dan 2 dilakukan oleh Ninik Mamak, perangkat desa dan anggota Badan Perwakilan Desa dikenakan sangsi Rp. 1.000.000
Larangan dalam Lubuk Larangan Indarung:
Larangan mengambil ikan sungai dalam kurun waktu tertentu yang kemudian disebut sebagai ”Lubuk Larangan” Larangan menebang pohon di sekitar lubuk larangan karena daun- daun pohon yang berjatuhan menjasi sumber pakan ikan yang hidup dalam lubuk
Contoh Lubuk Larangan
Sanksi & Mitos Jenis Pelanggaran Mencuri ikan jumlah Tertentu
Sanksi Yang Dikenakan Teguran pertama oleh kepala desa atau dusun atau kelompok
Mencuri Ikan Jumlah besar
Penggunaan racun, putas, setrum, dan bahan peledak
Denda Ayam satu ekor, beras satu gantang, serta kain putih sebanyak dua kayu Satu ekor kambing, beras 20 gantang, seasam segaram (beserta bumbu masaknya) serta uang Rp 500.000, ditambah kain dua hingga empat kayu
Hukum adat dengan denda yang berat, tanpa melalui tahapan pemberian teguran Diserahkan kepada pihak yang berwajib Sumber: Diringkas dari Surma et al (2008)
Mitos/Kepercayaan
Adanya kepercayaan Orang yang berani mengambil ikan di lubuk larang akan sakit dan celaka. Perut akan terasa mulas jika memakan ikan hasil curian. Sakit baru berhenti kalau sudah dibacakan Surat Yasin sebanyak 40 kali dan meminum air yang telah didoakan pemuka agama, selanjutnya dimandikan Kepercayaan atas keangkeran lubuk ini, di antaranya sejak sebuah lubuk dinyatakan terlarang, ikan-ikan menjadi lebih banyak dan tak jarang lebih sering berdiam di tempat
Dampak Ekologis dari Kearifan Lokal Lubuk Larangan
Mencegah Kerusakan Menanggulangi Kerusakan Memulihkan Kerusakan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Jalur hijau sepanjang daerah aliran Bagi setiap pengrusakan Untuk pemulihan lingkungan sungai (DAS) dipertahankan sumberdaya perairan kawasan ditetapkan kawasan Lubuk Lubuk Larangan oleh siapan Larangan sepanjang 1.500 m pun akan diberikan sanksi sebagai kawasan konservasi sesuai hukum adat sumberdaya ikan-ikan lokal Adanya larangan menangkap ikan pada kawasan Lubuk Larangan kecuali saat-saat tertentu (sekali dalam setahun Terpeliharanya sumber plasmah nutfah ikan – ikan lokal (endemik) di Sungai Sengingi Sumber: Suhana (2009)
TERIMA KASIH
Pendekatan Analisis Ketenagakerjaan: Pendekatan Neo-Klasik versus Kelembagaan/Politik (Heterodox) Analisis Neoklasik
Analisis Politik/Kelembagaan
Metodologi Individualism Economi sebagai bursa pengetahuan
Metologi Koletivisme Ekonomi sebagai studi tentang hubungan produksi
Hubungan konsensus (Transaksi voluntir Analisis Marjinal
Hubungan yang bersifat konflik (Kekuatan)
Maksimisasi keuntungan & manfaat Modal/Tenaga Kerja
Teori Modal Manusia
Hubungan Produksi Surplus produksi/eksploitasi Pengangguran sebagai tentara cadangan
Aspek-Aspek Makro Ekonomi Pengangguran, distribusi pengajian, produktivitas Institusi Pasar dan Kontral Private Property Right Teori Pasar Persaingan Pasar Tenaga Kerja Eksternal Teori Pasar Non Persaingan Monopoli, monopsoni, Pasar Tenaga Kerja Internal Organisasi Industrial Politik
Institusi Non-Pasar Konteks Sejarah, Konteks Budaya & Social, Idiologi, serikat, pemerintahan
Sumber: Dell Chaplin & Barbara A. Wiens Tuers dalam The Handbook of Pluralist Economics Education. Edited by Jack Reardon 2009
Hubungan Industrial Konservative-Liberal
KLiberal-Radikal
Pemetaan Mazhab dalam Ilmu Ekonomi
Marx
Walrus
Marshall
Klasik
Chicago School
Keynes Keynesian
Hayek
Neo-Klasik
Sraffa
Samuelson
Kalecki Harrod Kaldor Robinson
Modigliani
Moneteris
Tobin
Friedman
Solow
Parkin
Weintraub
Meltzer Johnson
Regulation
Marxis Dumenil & Levy
Aglietta Boyer
Heterodox
Post Keynesian
Keynesian
NeoKeynesian
Neo-Klasik
Disequilibrium
Stiglitz
Lucas
Bennasy
Blanchard
Barro
Mahnvaud
Mankiw
Kidland
Ortodox
Sumber: Marc Lavoie