Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi Tahun 2013 Makassar, 20-21 November 2013
EKOLOGI DAN KONSERVASI Sumberdaya Hayati dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
Sanksi Pelanggaran Hak Cipta
Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
Lingkup Hak Cipta Pasal 2: 1. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta dan pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut paraturan perundang-undangan yang berlaku
Ketentuan Pidana Pasal 72: 1. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulandan/atau denda paling sedikit Rp. 1000,000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi Tahun 2013 Makassar, 20-21 November 2013
EKOLOGI DAN KONSERVASI Sumberdaya Hayati dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
Tim Editor Prof. Dr. Ir. Ngakan Putu Oka, M.Sc. Prof. Dr. Ir. Amran Achmad, M.Sc. Dr. Risma Illa Maulany, S.Hut. M.NatResSt. Asrianny, S.Hut. M.Si.
Diterbitkan oleh
Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin bekerja sama
Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dan Masagena Press 2014
EKOLOGI DAN KONSERVASI
Sumberdaya Hayati dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
Copyright © 2014 Fakultas Kehutanan Unhas Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Tim Penyunting: Prof. Dr. Ir. Ngakan Putu Oka, M.Sc. Prof. Dr. Ir. Amran Achmad, M.Sc.
Dr. Risma Illa Maulany, S.Hut. M.NatResSt. Asrianny, S.Hut. M.Si. Desain Sampul: Nasri, S.Hut. A. Siady Hamzah, S.Hut. Agussalim, S. Hut, M.Si. Line@rt Penerbit : Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin bekerja sama Balai Besar Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dan Masagena Press (Anggota IKAPI) Ukuran : 21 x 29,7 cm Jumlah Halaman :
xii + 280
Cetakan: Pertama ISBN: 978-602-97683-3-6
Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi – Makassar, 20-21 November 2013 | iv
SAMBUTAN KETUA PANITIA Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rakhmatNya Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi tahun 2013 telah berhasil diselenggarakan dengan baik pada tanggal 20 sampai dengan 21 November 2013 di Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin. Seminar ini terselenggara atas kerjasama antara Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin. Seminar ini dimaksudkan sebagai media saling bertukar pengalaman ilmiah berupa hasil-hasil penelitian serta sebagai media komunikasi di antara para ilmuwan bidang ekologi dan konservasi, para praktisi, serta masyarakat umum di Indonesia dalam rangka menumbuhkan pemahaman akan pentingnya kelestarian sumberdaya alam hayati bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Sebagai bangsa yang pendapatannya sebagian besar bergantung pada sumberdaya alam maka pendekatan pemanfaatan sumberdaya alam, khususnya sumberdaya hayati secara lestari adalah sangat penting untuk menjamin manfaat yang kita peroleh dapat berkesinambungan. Oleh karena itu pula seminar ini diberi tema “Ekologi dan Konservasi dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan”. Partisipan dari seminar ini berjumlah 140 orang lebih yang terdiri dari 60 pemakalah dan lebih dari 80 peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian seperti Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institute Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada, Universitas Padjadjaran, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman, Universitas Syam Ratulangi, Universitas Haluoleo, Universitas Mataram, Universitas Negeri Papua, Politeknik Pertanian Negeri Kupang,IAIN Raden Fatah Palembang, Badan Litbang Kementerian Kehutanan, Balai Penelitian Kehutanan Makassar, BKSDA Sulawesi Selatan, Kebun Raya Bogor, Balai Penelitian Kehutanan Manado, Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta, Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan, dan dari Universitas Hasanuddin sendiri. Terdapat banyak calon peserta yang terpakasa tidak dapat diakomodir keinginannya untuk menyampaikan hasil penelitiannya secara lisan sebagai akibat dari keterbatasan waktu seminar komisi yang kami siapkan. Untuk itu kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Proceeding ini merupakan makalah lengkap dari topik-topik yang dipresentasikan oleh para peserta pemakalah dalam seminar ini. Namun demikian, tidak semua peserta pemakalah bersedia untuk mencantumkan makalah lengkapnya di dalam proceeding ini dengan alasan bahwa makalah lengkapnya telah diterima untuk dipublikasi dalam jurnal ilmiah. Sebaliknya, terdapat beberapa makalah pendukung dari para peserta seminar yang tidak terakomodasi untuk mempresentasikan makalahnya dalam seminar mengingat keterbatasan waktu yang tersedia. Banyak pihak telah memberikan dukungan dan kerjasamanya sehingga seminar ini dapat terlaksana dengan baik sampai pada tercetaknya proceeding ini. Oleh karena itu kami atas nama Panitia Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi tahun 2013 menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala partisipasi, bantuan, dukungan dan kerjasama yang telah diberikan kepada kami sehingga seminar ini dapat terlaksana sebagaimana diharapkan. Kami menyadari bahwa tidak mudah untuk menyiapkan kegiatan seminar ilmiah nasional secara baik dalam kurun waktu yang tersedia kurang dari 2 bulan. Sehubungan dengan hal itu, kami memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas kekurangan dan ketidaknyamanan yang telah kami perbuat mulai dari masa persiapan seminar sampai pada hari penyelenggaraan seminar dalam penyambut dan melayani para peserta seminar. Kami juga memohon maaf atas keterlambatan dari pencetakan proceeding ini. Makassar, Agustus 2014 Hormat Kami / Panitia
Prof. Dr. Ngakan Putu Oka, M.Sc
v | Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi – Makassar, 20-21 November 2013
SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS KEHUTANAN UNHAS Ucapan terimakasih dan selamat kami sampaikan kepada jajaran Panitia dan Peserta Seminar Nasional Ekologi dan Konservasi tahun 2013 atas kerja keras dan partisipasinya sehingga seminar yang dilaksanakan di Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin tersebut dapat terlaksana dengan baik sampai pada tercetaknya proceeding ini. Pengharagaan dan terimakasih kami juga sampaikan kepada Kepala Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung beserta staf atas kepercayaannya kepada kami untuk bekerjasama menyelenggarakan seminar ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada para pembicara tamu dan pembicara undangan atas kesediannya untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam seminar ini. Sesuai dengan temanya yaitu Ekologi dan Konservasi Sumberdaya Hayati dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan, seminar ini dimaksudkan dapat menjadi media bertukar pengetahuan dan pengalaman di antara para ilmuwan/peneliti dan praktisi di bidang ekologi dan konservasi untuk menghasilkan rumusan pemikiran berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya hayati secara lestari bagi pembangunan berkelanjutan. Hutan adalah salah satu sumberdaya hayati yang sebetulnya sangat potensial dimanfaatkan secara lestari untuk meningkatkan penerimaan negara baik melalui pemanfaatan langsung maupun pemanfaatan tidak langsung. Sehubungan dengan hal itu kami berharap bahwa, makalah-makalah di proceeding hasil seminar ini dapat memberikan inspirasi bagi para praktisi dalam penyusunan rencana pengelolaan hutan secara lestari dan berkelanjutan. Walaupun pada kesempatan seminar kali ini belum disepakati untuk membentuk asosiasi ekologi dan konservasi Indonesia, mengingat sudah ada Himpunan Ekologi Indonesia (HEI), kami berharap seminar-seminar di bidang ekologi dan konservasi dapat dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya. Hal tersebut mengingat pentingnya menjaga kelestarian sumberdaya alam di negara kita untuk mendukung pembangunan secara berkelanjutan. Jika HEI tidak berkenan untuk menyelenggarakannya, mungkin kesepakatan para peserta seminar untuk membentuk lembaga baru perlu dipertimbangkan. Akhirnya semoga proceeding ini bermanfaat dalam menjaga kelestarian sumberdaya hayati khususnya di Indonesia, Makassar, Agustus 2014 Fakultas Kehutanan UNHAS Dekan,
Prof. Dr. Muh. Restu, MP
Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi – Makassar, 20-21 November 2013 | vi
SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN
Penghargaan dan terima kasih disampaikan kepada Kepala Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung beserta jajaran stafnya atas kerjasama yang selama ini telah diselenggarakan bersama dengan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, terutama dalam rangka penyelenggaraan Seminar Nasional Ekologi Konservasi tahun 2014. Terima kasih juga disampaikan kepada Dekan Fakultas Kehutanan Unhas yang telah mengkoodinir penyelenggaraan seminar tersebut. Dengan telah berhasilnya diselenggarakan seminar tersebut secara baik dan sampai pada dicetaknya proceeding seminar ini, saya juga menyampaikan selamat sukses kepada seluruh jajaran panitia dan peserta seminar. Sebagai bangsa yang sebagian besar pendapatannya bersumber dari sumberdaya alam, saya menilai tema yang diusung dalam penelitian ini yaitu Ekologi dan Konservasi Sumberdaya Hayati dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan adalah sangat relevan. Sumberdaya hayati hutan yang dulu merupakan pemasok devisa kedua setelah minyak bumi dan gas kini tidak lagi dapat berkontribusi secara nyata pada penerimaan negara sebagai akibat dari pemanfaatan di masa lalu yang tidak berlandaskan pada prinsipprinsip kelestarian. Hal serupa juga kita hadapi berkenaan dengan sumberdaya kelautan. Hasil tangkapan nelayan mengalami penurunan secara terus-menerus sebagai akibat dari praktek penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Meskipun sumberdaya hayati dapat terbarukan melalui proses regenerasi, keberlanjutan sumberdaya hayati ini akan terganggu apabila dimanfaatkan melebihi kemampuannya untuk beregenerasi. Hanya dengan pendekatan konservasi berbasis ekologi maka sumberdaya alam hayati dapat dimanfaatkan secara lestari, sehingga manfaatkan dapat diperoleh secara berkesinambungan untuk mendukung pembangunan ekonomi bangsa secara berkelanjutan sampai pada generasi berikutnya. Tentu banyak hal berkaitan dengan ekologi dan konservasi telah dibahas selama belangsungnya acara seminar tersebut yang kini dituangkan dalam bentuk prosiding. Oleh karena itu saya berharap prosiding ini dapat menjadi rujukan bagi upaya-upaya pengelolaan sumberdaya hayati berkelanjutan di Indonesia.
Makassar, Agustus 2014 Universitas Hasanuddin Rektor
Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pabuluhu, MA.
vii | Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi – Makassar, 20-21 November 2013
PENGANTAR EDITOR Hampir pada setiap lembaga perguruan tinggi, khususnya universitas negeri, yang ada di Indonesia terdapat laboratorium ekologi atau konservasi beserta ilmuwan ekologi dan konservasinya. Selain itu, pada berbagai lembaga penelitian dan pengembangan baik pada tingkat pusat seperti Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI) maupun pemerintah daerah juga sering terdapat peneliti bidang ekologi dan konservasi. Sejalan dengan itu, banyak pula penelitian-penelitian di bidang ekologi dan konservasi telah diselenggarakan baik oleh mahasiswa maupun oleh staf dosen dan peneliti pada masing-masing universitas tersebut. Namun demikian sayang sekali, sampai saat ini belum terdapat wadah sebagai sarana berkomunikasi di antara sesama ilmuwan dan mahasiswa di bidang ekologi dan konservasi yang representatif secara nasional. Walaupun sebetulnya saat ini sudah terdapat Himpunan Ekologi Indonesia (HEI), tetapi himpunan tersebut belum pernah tercatat pernah menyelenggarakan seminar nasional dan menerbitkan publikasi sebagai media komunikasi di antara ilmuwuan ekologi dan konservasi di Indonesia Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi tahun 2013 ini merupakan seminar ilmiah nasional ekologi dan konservasi pertama di Indonesia yang dimaksudkan untuk memediasi komunikasi ilmiah di antara sesama peneliti ekologi dan konservasi di negeri ini. Sebagai salah satu bentuk hasil keluaran dari seminar tersebut, proceeding ini memuat makalah hasil-hasil penelitian di bidang ekologi, konservasi, dan ilmu-ilmu terkait yang yang ditulis oleh para peserta seminar. Namun demikian, tidak semua peserta seminar yang diberi kesempatan untuk memaparkan hasil penelitiannya secara lisan dalam seminar tersebut bersedia untuk menyajikan makalahnya dalam proceeding ini dengan alasan makalahnya telah diterima untuk dipublikasi dalam jurnal. Sebaliknya ada beberapa peserta yang tidak terakomodasi untuk memaparkan hasil penelitiannya secara lisan dalam seminar menyampaikan makalah hasil penelitiannya untuk dapat dimuat dalam proceeding ini sebagai makalah pendamping. Seluruh artikel yang dipublikasikan dalam proceeding ini berjumlah ?? artikel. Satu artikel ditulis oleh invited speaker dan selebihnya merupakan makalah yang disampaikan oleh peserta seminar secara lisan dalam 4 seminar komisi dan oleh peserta yang tidak terakomodasi untuk memaparkan hasil penelitiannya secara lisan. Namun demikian, artikel tidak dikelompokkan berdasarkan kesamaan komisi, melainkan berdasarkan keterkaitan satu topik dengan topik lainnya. Dibutuhkan waktu hampir setahun mulaidari penyelenggaraan seminar sampaidengan terbitnya proceeding ini. Hal tersebut disebabkan oleh adanya beberapa peserta yang terlambat menyampaikan makalahnya serta rumitnya proses editing dan layout. Sehubungan dengan hal itu, dengan segala kerendahan hati Tim Editor memohon maaf atas keterlambatan ini. Makassar, Agustus 2014
Tim Editor
Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi – Makassar, 20-21 November 2013 | viii
DAFTAR ISI Halaman
Sambutan Ketua Panitia Sambutan Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Sambutan Rektor Universitas Hasanuddin
v vi vii
Pengantar Editor Daftar Isi
viii ix
PENDAHULUAN Konservasi Keanekaragaman Hayati untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
1-8
Putu Oka Ngakan INVITED SPEAKER Pengelolaan Taman Nasional Bersama Masyarakat (Studi Kasus di Taman Nasional Bukit Duabelas)
9-16
Waldemar Hasiholan KOMISI A. EKOLOGI DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI Identifikasi Potensi Ancaman Tarsius fuscus di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Bayu Wisnu Broto dan Heru Setiawan
17-22
Pengamatan Perilaku, Pakan dan Habitat Tarsius spectrum di Kawasan Hutan Sekunder Sekitar Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Gorontalo
23-28
Akbar Reza, Ikhsan Fauzi Wiryawan, Gian Aditya Pertiwi, Indra Lesmana, Hendra Nugraha Struktur Kelompok dan Penyebaran Bekantan (Nasalis larvatus Wrumb.) di Kuala Samboja, Kalimantan Timur
29-34
Tri Atmoko, Ani Mardiastuti, dan Entang Iskandar Sebaran dan Status Bekantan (Nasalis larvatus) di Luar Kawasan Konservasi di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
35-40
Mochamad Arief Soendjoto, Cecep Budiarto, Hafizh Muhardiansyah, Mahrudin Persebaran dan Karakteristik Habitat Rekrekan (Presbytis frdericae) di Gunung Slamet Jawa Tengah
41-50
Abdi Fithria Keanekaragaman dan Konservasi Herpetofauna di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Adininggar U. Ul-Hasanah, M. Irfansyah Lubis, Hadijah Azis K, Wempy Endarwin, Septiantina D. Riendriasari, Suwardiansah, Akmal Malawi dan Feri Irawan
ix | Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi – Makassar, 20-21 November 2013
51-58
Kesesuasian Habitat Satwa Kunci Sebagai Dasar Restorasi Habitat Terdegradasi Pasca Erupsi Gunung Merapi
59-70
Hendra Gunawan, N.M. Heriyanto, E. Subiandono, A.F. Mas’ud, dan H. Krisnawati Keanekaragaman Lebah Kelulut (Trigona spp.) di Hutan Pendidikan Lempake Samarinda Kalimantan Timur
71-76
Syafrizal, Daniel, Roosena Yusuf Sebaran Anggrek Tanah Genus Nervilia di Yogyakarta Rina Septu Ningsih
77-82
Studi Ekologi Hutan Mangrove di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Heru Setiawan
83-88
Daya Dukung Biologis Formasi Hutan Pantai Blok Triangulasi Terhadap Keragaman Jenis Burung di Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi Jawa Timur
89-94
M. Fajar Fahmi Suffiandi, Randi Hendrawan*, dan Teguh Husodo Signifikansi Ekologis Kualitas Diversitas Pohon Sebagai Penyedia Layanan Ekosistem untuk Habitat Mushroom di Sekitar Ranu Regulo, Desa Ranupani, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Budiman, Didik S. Utomo, L. H. Kurniawan, V. Silahooy, E. Arisoesilaningsih
95-100
KOMISI B. KONSERVASI SUMBERDAYA HAYATI SEBAGAI BASIS PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Mekongga: New Hope for Biodiversity Conservation in Sulawesi Hendra Gunawan dan Sugiarti
101-110
Kebun Raya Daerah Sebagai Wujud Nyata Upaya Konservasi Ex-situ Tanaman Endemik Sulawesi Margaretta Christita, Edelynna A.M.O.Wirespathi, Indang F. Dermawan, M. Bima Atmaja
111-116
Perbanyakan Tumbuhan Pakan Kupu - Kupu untuk Konservasi Ek-situ dan In-situ Kupu Kupu di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Heri Suryanto dan Albert Donatus Mangopang
117-122
Restorasi Areal Hutan Bekas Tebangan di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara Martina A. Langi
123-128
Konservasi Ekosistem Pulau Kecil Melalui Rehabilitasi Mangrove Menggunakan Propagul Rhizophora mucronata. Lamk Ady Suryawan, Bayu Wisnu Broto dan Anita Mayasari
129-134
Rehabilitasi Lahan Pasca Tambang Emas PT Kelian Equatorial Mining (KEM): Sebuah Upaya Pemulihan Lahan untuk Mendukung Konservasi Hayati Triyono Sudarmadji
135-148
Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi – Makassar, 20-21 November 2013 | x
Putaran Ulin (Eusideroxylon zwageri T.et.B) Sebagai Alternatif Konservasi In-situ M. Fadjeri dan Hasanudin Urgensi Konservasi dan Budidaya Litsea cubeba Lour. Persoon Sebagai Tumbuhan Langka Indonesia Bernilai Ekonomi Tinggi (Studi Kasus di Gunung Papandayan Jawa Barat)
149-154 155-162
Ichsan Suwandhi dan Cecep Kusmana KOMISI C. PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL DARI PERSPEKTIF SOSIAL KEMASYARAKATAN Analisis Kelembagaan Kesepakatan Konservasi Masyarakat di Taman Nasional Lore Lindu (Studi Kasus Desa Sedoa Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah)
163-170
Andi Chairil Ichsan Komunikasi Lingkungan Masyarakat di Kawasan Suaka Margasatwa (Studi Pada Masyarakat Dusun Gersik Belido di Kawasan SM Bentayan, Sumatera Selatan)
171-178
Yenrizal Dampak Pariwisata Alam Terhadap Kupu-Kupu di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Indra A.S.L.P.Putri
179-188
Kerjasama Pemanfaatan Air: Studi Kasus di Taman Nasional Halimun Salak Prama Wirasena
189-194
Analisis Ekonomi Pengembangan Ekowisata Berkelanjutan di Taman Nasional Tanjung Puting, Provinsi Kalimantan Tengah
195-204
Irawan Pelibatan Masyarakat dalam Pengelolaan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (Studi kasus Desa Samaenre Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros Prov Sulawesi Selatan) Asrianny
205-212
KOMISI D. KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERUBAHAN IKLIM Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Ketersediaan Sumberdaya Air di DAS Konaweha Provinsi Sulawesi Tenggara Sitti Marwah dan La Baco
213-228
Kajian Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Degradasi Lahan dan Kondisi Hidrologi DAS Wanggu DS
229-242
La Ode Alwi Akumulasi Logam Berat Pb Pada Komunitas Padang Lamun Heterogen di Perairan Teluk Banten, Provinsi Banten Dessaeda Adilla dan Devi N. Choesin
xi | Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi – Makassar, 20-21 November 2013
243-250
Kajian Sebaran Spasial Kondisi Biogeofisik Kawasan Hutan DAS Bone Provinsi Gorontalo Nawir N. Sune, Marini S. Hamidun, Hasim
251-264
Identifikasi Penyakit Karang di Perairan Lhok Iboih, Pulau Weh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
265-272
Citra Indah Lestari dan Devi N. Choesin
Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi – Makassar, 20-21 November 2013 | xii
Sebaran dan Status Bekantan (tUacalis tonrvatus) di Luar Kawasan Konsentasi di Ibbupaten Baniar, Ihlimantan Selatan 3, Mahrudin a 2, Hafizh Muhardiansyah Mochamad Arief Soendjoto 1, CecepBudiarto I FakuttasKehutanan,UniyersitasLambungMangkurat,lalan NrmailYaniKm36EaniarbaruTOTL4,Telp./Fax' +62577477229O. surel:
[email protected] 2'3 BolaiKonservaslsumberDayaAlomKalimantonselotan,lolanSungaiUlinNo.2SBaniarbaruT0TT4 lFakultaslkguruandanllmuPendidikan, UniversitasLambungManglatrat,JalanHasonBasryBanjarmaeinTAT23 ABSTRACfl: Distribution and status of the proboscis monkey (Nasalt's larvatus) out of conservation area of Banjar Regency had been never documented. The obiectives of the research were to invent locations of the proboscis monkey, estfmate its population and identify the faetors affecting the population. The research direct surveytothe locotion. Of 13 locafions, the proboscismonkey methodswereinterviewtothepeopleqnd was observed in six locations (62 individu).lnthe six nExt locatione visited, the proboscis monlcey wos not presence of the found. ln the three locations however, habitat condition and people information showed the proboscis monkey. ln the three rest locations, the primate was local extinct. One location was not visited, because of itsaccessfbility . Thefactors decreasing this primate population are conversion of land (fromforest toeitherricefield, currently. |(ry wtds:
palmoil plantotion, mining infrastructure,
orreasetlement) andland/forestfireoecurring
Banjar, location, Nosalfs laruatus, population, status
PEITTDNIULI,TN Bekantan (Nasalis laruatus) telah ditetapkan sebagaifauna identitas Provinsi Kalimantan Selatart berdasarkan pada Surat Keputusan (SK) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan No. 29 Tahun 1990 tanggal LG lanuari 199O tentang Penetapan Identitas Daerah Propinsi Tingkat I Kalimantan Selatan. Namun, sebaran dan statug primata berhidung mancung atau serupa mentimun ini di seluruh wilayah provinsi belum lengkap didokumentasikan. BKSDAKalsel (2OO8)mencatat keberadaan primata ini di kawasan konservasi Kalimantan Selatan, yaitu Cagar Alam (CA) Gunung Kentawan, CA Teluk Kelumpang, SeLatl:ut dan Selat Sebuku' Suaka Margasatwa (SM) Kuala Lupak, SM Pleihari Tanah laut dan Taman Hutan Raya Sultan Adam. Untuk bekantan di luar kawasan konsenrasi, Soendjoto et al. (ZOofb) mendokumentasikan sebarandan status primata ini di 10 lokasi di wilayah Kabupaten Barito Kuala, Soendioto et ol. (2OO3) di 18 lokasi di Kabupaten Tabalong, Soendioto dan Nazaruddin (2012) di 13 lokasi di Kabupaten Balangandan Soendiotoet al. (2OL3)di 18 lokasi di KabupatenHulu SungaiTengah. Kabupaten Baniar adalah kabupaten di Kalimantan Selatan yang sebaran dan status didokumentasikan. bekantannya belum Pendokumentasian ini penting tidak hanya karena status bekantan yang dikategorikan langka' endemtk Borneodan (menurut IUCN, 2013) bahkan
hampir pnnah (endangered), tetapi iuga karena kondisi dan habitatnya yang makin memprihatinkan akibat aktivitas manusia. Penelitian tentang sebaran dan status bekantan di Kabupaten Baniar ini merupakan penelitian laniutan. Tirjuannya tidak hanya untuk menginventarisasi lokasi keberadaan bekantan, tetapi iuga mendrrgapopulasi serta mengidentifikasi faktor yang menurunkan populasi. Data yang dihasilkan selaniutnya dimanfaatkan oleh semua pihak, baik pemerintah (Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Dinas Kehutanan, Badan Lingkungan Hidup Daerah) maupun masyarakat (pemerhati, pendidik, penangkar) untuk mengembangkan strategi dan memantapkan kebiiakan ddam kerangka pelestarian bekantan. METODEPENELTTIAN Data dikumpulkan di luar kawasan konservasi di wilayah Kabupaten Baniar (luas seluruh kabupaten 4.558,5 km2 dan memiliki 2O kecamatan) pada tanggal 5 - 10 Oktober 2013. Metode penelitian adalah wawanc:rra dengan masyarakat dan survei/obsenrasi langsung ke lapangan dengan berialan kaki, berkendaraan roda dua, dan berkendaraan air (kelotok). Meldui waw:rnc.rra, informasi tentang keberadaan, lokasi dan kondisi bekantan digali. Dari informasi lokasi disurvei, dicatat koordinat, habitat, dan populasi bekantan, serta diidentifikasi fuktor yang diduga atau bahkan meniadi bktor utama dafam penurwum popul,asi.
2&21 November2013 Ekotqi dan Konseruasi-Makassar, r ttmiahNasional 35 | Semrna
NNSN DANPEMBIHISTN Haril Terdapat 13 lokasi bekantan di Kabupaten Baniar (Tabel I). 1) Dua belas lokasi didatangi diperoleh: langsung secara diiumpai a) Bekataan populasi 62 di 5 lokasi dengan iumlah individu. Jumlah tersebut terbagi dalam f kelompok masing-masing di 5 lokasi dan 2 subkelompok di 1 lokasi lainnYa. b) Bekatan tidak diiumpai secara langsung di 5 lokasi lainnya. Namun, di 3 lokasi, kondisi habitat dan masyarakat menuniukkan informasi
2l
bahwa primata ini ada dan masih bisa ditemukan. - di 3 lokasi lain, kondisi habitat dan infomasi masyarakat menuniukkan bahwa bekantan tidak ada atau tidak bisa diiumpai lagi dan dipastikan punah secara lokal. didatangi, karena Satu lokaei tidak diperhitungkan bahwa aksesibilitas yang relatif sulit akan menghambat rangkaian euntei berikutnya. Untuk ke lokasi yang beriarak 12 km, harus dildui iala:r eetapakdengan berialan kaki sekitar 3 iam atau berkendaraan roda-2 sekitar I jam peridanan.
Tebet l.Lokasi, tipe habitat, dan populasi bekantan di Kabupaten Baniar No.
1
2
Lokasi o lGmpungBatuBelah,DesaBelimbing Lama,KecamatanStmgaiPinang o Lokasibekantansekitar 30 m ke utara danmenyeberangiSugai RiamKiwa dari koordinatpengamat(UTM): 0314821.9653722. o Akses:kel(ampungManinim,Desa BelimbingBaru, KecamatanSungai Pinangdengankendaraanroda-2| 4 dan kemudianberialankaki melewatiialan setapak
o .
3
r e
o
4
o r
o
Populasi dan tipe habitat
r Teramati:5 individu (L iantan, 2 betina, 2 anak). o Tipehabitat: hutan tepi sungaidi hulu SungaiRiamKiwa yanglebarnyaminimal 30 m. o I\rmbuhannyaantaralain kemiri (Aleuritesmoluccana), canescens Iurus(Peronemo ), anglai(lntsiosp.). o Kemiringanlahantepi(teUing)sungaiyangditumbuhi hutan tergolongcruirm (rubtr,SahasaBaniar)lebih dari 75. . Ialnn tepi sungaiyangcurarnsementaraini dianggap menguntungkanbagikelangnrnganhidupbekantan. o Bekantanaman,karenakecil kemungkinanhabitatnya yangtumbuhdi lahaninidijadikan ladang. o Bila diladangi,peladangmengkhawatirkankeselamatan dirinya ataukeltrarganya.Padapoaisimiring, merekaakan mudahiatuh danterierembabkesungai. o lahandikelilingi kebunkaret,ladang,sungai. . Lokasitidak didatangi,karenaaksesibitasnyarelatif eulit DesaHananai, ataudiprediksi melebthitarget waktu. Paramasan Kecamatan Akses:keDesaAngkipih,Kecamatan r Infomasyarakat:bekantanada. Paramasandengankendaraanroda-2|4 r Tipehebitat: hutan tepi sungaidi hulu SungaiRiamKirva dankemudianmeldui ialan setapak beriank 12 km denganberidan kaki atauberkendaraanroda-2. r Lokasididatangi,tetapi bekantantidak ditemukan. l€mpungHambatarung,Desa r Info masyarakat:bekantanadadanmudahdiiumpaipada Angkipih, KecamatanParamasan sorehari. m ke barat Lokasiberiaraksekitar 115 o (IITM): pengamat Tipe habitat: hutan tepi SungaiHambatarung.anakSungai koordinat darl RiamKiwa 03198t3, 9555012. Antanlokasi dantitik pengamat terdapats€rmk belukardanlembahke SunqaiRiamKiura o Lokasididatangi,tetapi bekantantidak ditemukan. DanauCaluk,DesaSungaiBaru, o Infomasr/arakat:bekantantidakpernahditemukan KecamatanSimpuqEmpat utara lagt seiaktahun L985,ketika lokasi dikembangkaniadi m ke Lokasiberiaraksekitar 200 (UTM) perkebunan inti (karet) danared transmigrasi. pengamat : dari koordinat o Tipehabitatrhutan rawaseluasr 30 ha yangdidominasi 0283053,9645335. galam(Melaleucacair4uti). Anta.ratltik pengamatdanlokasi r Latranselalutergenangair, setringgatidak bisaditenami. terdapatmateri terapnng(dipenuhi . Sekelilinglahanterdapatkebrmkaret (Heveobrasilfensis), tumbuhansepertipurun, rumput), persawatrandanpermukimantransmigrasi sehinggatidak bisadiiniak (dilewati).
Ekotqidan Konseruasi-Makasar,2ol21November2Olgl?,6 llmiahNasional Seminar
Populasidantipe habitat No. Lokaei o DesaGaris o Lokasididatangi,tetapi bekantantidak ditemukan. 5 Binuang,Kecamatan o Info masyarakat:bekantanterakhirdijumpaitahun1990SimpangEmpat. o Koordinatpenganat (UTM): g277gGS, an. o Tipehabitat: hutan ranragalamyangsebagianbesarsudah 9647L70 berubahmeniadipersawahan . Kebakamnlahanteriadi.Penyebabnya: pembakaran ierami danlimbah panenpadiataupembuanganpuntung rokok yangmasih berapi. o Teramatl:10 individu (2 iantan, 3 betina, 5 anak) 5 Hutan ManggaTiga, DesaCintapuri, o Bekantanteramati beradadi belakangpermukiman KecamatanCintapuriDarussalaln (sekitar 100 m dari rumah masyarakat). 9543503 Koordinat(ttTM): O275l:O2, o Tipehabitat:hrtankaret. . Hutandikelilingi ladangdanpermukimantransmigrasi (areapertamadibukatahurn2007,areakeduatahun 2011), ialan anqkut (berbatu)danhutan galam r Lokasididatangi,tetapi bekantantidak ditemukan. 7 BaruhPulaullatung, DesaSurian o lrfomasyarakat:bekantanada. Han'Fr, KecamatanSimpangEmpat Koordinat(UTM): O274492,9641841 o Tipehabitat: hutan rawayangdidominasigalan o ltrmbuhan lairuryaantaralain daban (Vitex pubescerlal , irngah(Glutorenghas)dansdah satutumbuhanalien, mangium(Acociamangfum) o Lahantergenangairpadamusimhuian (terutamapada bulan Desember),tetapi kering padamusim kemarau (terutamapadabulanOktober) r Hutan dikelilingi olehkebunkaret danterdapatsungal kecil (lebarnp sekitar 2 m) yangmasihberair. o Sebagianlalnn hutan bahkanditebangidansudah ditanamikarct. o Teramatir3 individu (2 iantan, L betina). o SungaiRusuh,DesaSurianHanyar, 8 . Trpehabitat: hutan rarra yangdidominasigal,rmserta KecamatanSimpangEmpat o l(oordinat (UTM): 0273384,9642443 hutankaret. r Tlrmbuhanlainnya:barunai,daban, galarn,rambuatap (Baeclcpafrutescms). Tinggi tumbulranini hanyasekitar l0m o Sebagianbesarhutan galamtelah diubahfadi ladangdan kebunsawit. . Sebagianmasihdalamkondisi terbakar.Pembakaran dilakukanuntuk pemberslhanlahanrlalamupaya perernaiaankaret ataupenEonversianke kebunsawit. o Lokasididatangi,tetapi bekantantidak ditemukan. o Hutangalamdi DegaAlalak Padang, 9 o Infomasyarakat:bekantanadasekitar 5 tahun lalu; KecarnatanSlmpangEmpat r Koordinatpengamat(UTM):0255700, primata ini biasanyaadadi pepohonanyangtumbuh di tepi atauminum air SungaiPengapit. 9548155 . Tipehabitat: hutarrgdamberiarak eekitar 1 km dari permukiman. o Hutan galamini ddam petak-petakyangluasnyasekitar 30 ha per petak. . Petak-petakgalamadalahpetakyang(menr.rut masyarakat)memangdisisakanuntuk konsenrasioleh perusahaansawit. o Hutandikelilingiialanangkutan(lebargekitar5 m), kanal lebar (lebarsekitar 5 m) danlahankonversiyangditanami sawit (umursekitar3 bulan).
Konseruasi-Makassar20-21November2013 37 lSeminarllmiah NasionatEkotogidan
,
No. 10
Lokasi Hutandi KompleksRumahSakit Jiwa SambangLihum, KecamatanGambut. Lokasibekantanberiaraksekitar 50 m keselatandarikoordinatpengamat (UTM):0245155,9623564
o o r
o
o
e 11
SungaiMr:sang,KecamatanAluh-aluh Lokasibekantanberiaraksekitar 50 m kearatrbaratdarikoordinatpengamat (UTM): O2244s6,9610940.
o r o o r r r
L2
L3
Populasidantipe habitat Teramati:8individu ( 2iantan, 5betina, lanak). Tipehabitat:hutanrawa. l\rmbuharuryaantaralain galamdanmerapat (Eombretocarpus rofundatus).Selainitu, terdapat tumbuhandien, yaitu mangium(Acaciamangium)yang tampaknyahrmbuhdami. Lahanhutan ini dikuasaiPemerintahProvinsi Kalimantan Selirtan(dalarnhal ini manaiemenRumahSakit Jiwa SambangLihum). Sekelilingnyadikuasaiperoranganatau perumahan). badanusaha(antaralain pengembang Hutanlain disekelilingnyasudahdikaplingoleh masyaralat danpegawaiPemerintattProvinsi Kalimantart Selirtan. Terdapatpembakaranlahanataubekaskebakarandi hutan sekitar. Teramati:2 kelompokbekantan. Kelompokl: 8 individu (l iantan,4 betina,3 anak). Kelompok2: 9 individu (r iantan,2 betina,6). Tipehabitat: hutan mangroveyangdidominasirambai (Sonnerotia caseolaris). llrmbuhan lainnya: bakau(Rhizophorusp.), warrr (Hibiscustilioceus)danntpah(tVypaJiuftans). Lebarhutan 10-150 m danterletak di tepi timur muara SungaiBarito. Hutan dibatasiSungaiBarito (utara, barat,selatan)dan (timur). persawahan
o Teramati:19 individu. MuaraPodok,KecamatanNuh-duh Lokaeibekantanberiaraksekitar 50 m r Tipehabitat: hutan mangroveyangdidominasiranbai. ke arahtimurdari koordinatPengamat o Tumbuhanlainnya:bakau(Rhizophomsp.), rraru (Hfbiscustitiaceus)dannipah(Nypa/iuticans). (UTM): 0223769, 95220s8 o Lebarhutan5-25 mdanterletakditepi timur muara SungaiBarito. r Hutan dibatasiSungaiBarito (utara, barat), SungaiPodok (selatan)danpersarrahan(timr.r). o Lokasididatangi,bekantantidakditemukan o HutanBiru, DesaCindai Nug, o lnfo maeyarakat(terutamapemancingikan): bekantan KecamatanMartapura ada. o Lokasihutanberiarak 100 m dan . Apabilatidak segeradipadamkan,dalam1-2 hari' luas melewatisungaikecil (yangmasih lahanterbakardipastikanbertambahataumenghabiskan berair) selebar5 m dari koordinat semuapotensihutan. penganat(ttTM): 0251938,9624367 e Tipehabitat: hutan rawa yangluasnla diperkirakaneekitar 20 ha. r ltrmbuharuryaantaralainmerapat, galam,palem. o Hutandikelilingi hutan galamdanpersanahan. o Beberapameter sebelahbaratterdapatkebakaranlahan (hutangalam)yangpadasaatsurvei dilaksanakaniustru masih berlangsung. peng:fiurt
*
Konseruasi-Makassa c 2&21 November2ot3| 38 ttmiahNasionatEkotogidan Seminar
Lokasi-lokasi yang disunrei seperti tersebut pada tabel hanya sebagian saia dari wilayah kabupaten. Dengan kalimat lain, masih ada lokasi lain di wilayah ini yang tidak atau belum disurvei. Lokasi ini berada di luar kawasan konservasl atau bahkan di kawasan konservasi. Lokasi di luar kawasan konservasi antara lain adalah deea-desadi wilayah Kecamatan Aranio' Kecamatan Mataraman, atau Kecamatan Kertak Hanyar, yang berada di DAS (Daerah Aliran Sungai) Riam Kanan. Sampai saat ini belum ada informasi (sementara)keberadaanbekantan di DASini. Hal sebdiknya terjadi di Taman Hutan Raya Sultan Adam, kawasan konservasi yang luasnya sekitar 112.000 ha, ditetapkan berdasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1989, dan eaat ini dikelola oleh Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan. Menurut BKSDA Kalsel (2008), bekantan ada di kawasan konsenrasi ini. Fernbeheren Di Kabupaten Baniar bekantan tersebar mulai dari pedalaman hingga pesisir dengan tipe habitat mulai dari hutan tepi sungai, hutan rawa, hutan rawa galam, hutan karet, hingga hutan nurngrove. Temuan ini memertegas temuan sebelumnya tentang bekantan di hutan karet dan hutan rawa galam di kabupaten lain dalam wilayah Kalimantan Selatan (Soendiotoet al.,200la, 2O01b, 2O02,2003: Soendiotodan Nazaruddin, 2O12)serta memerkaya temuan berkaitan dengan kehadiran bekantan di hutan yang tumbuh di karst (Soendioto et a!.,20L3). Walaupun bekantan tidak ditemukan langsungdi beberapalokasi, terdapat dua petuniuk (indikator) kuat bahwa primata ini ada dan bisa ditemukan pada sunrei berikutnya di lokasi-lokasi tersebut. Kedua petuniuk saling melengkapi dart dtgunakan bers:rmaan. pertama addah informasi Petuniuk dari masyarakat. Masyarakat yang tinggal atau melakukan aktivitas di sekitar lokasi meniadi eumber informasi yang bisa dipercaya. Mereka tidak hanya menuniukkan lokasi, tetapi seringkali dapat menceritakan kebiasaan atau perilaku bekantan di lokasi. Dalam beberapa kasus, informasi itu tidak digunakan, karena tidak sesuai dengan kondisi sebenannya. Petuniuk kedua berkaitan dengan kondisi tipe habitat yang sec:ua kualitatif mirip dengan tipe habitat bekantan di lokasi atau kabupaten lain yang mem:rng telah terbukti ditemukan bekantan dan relatlf ideal bagi kehidupan primata ini. Kemiripan ini ditentukan melalui pembandingan antartipe habitat. Ddam suntei yang relatif singkat,
pembandingan tidak dilakukan meldui pengukuran atau secara kuantitatif. Pembandingan hanya dilakukan oleh peneliti secara kualitatif melalui pengamatanvisual. Pada beberapa lokasi, bekantan tidak ditemukan l,angsungoleh peneliti, karena sunrei ini sangat singkat. Dengantuiuan pokok inventarisasi lokasi bekantan, peneliti harus segera bergerak pindah dari satu lokasi ke lokasi lain, sehingga waktu pengamatan bekantan di satu lokasi tidak lama, Akibatnya, waktu pengamatan itu berpeluang besar tidak tepat dengan waktu aktivitas bekantan yangdiduga ada di lokasi itu. Bertitik tolak pada Soendlotoet al. (2005), Soendioto et al. (2O13) mengemukakan bahwa salah satu aktivitas bekantan adalah berpindah dari satu tempat ke tempat lain; aktivitas ini merupakan strategi untuk mengatasi keterbatasan akan iumlah pakan, meningkatkan keragamanlenis pakan dan menemukan air. Aktivitas Lainnyaadalah beristirahat pada tengah hari (iam 09.00-15.00) di strata pohon dengan ketinggian kurang dari 15 m. Selain itu, Soendioto et al. (2013) mengemukakan bahwa karena sifatnya yang sensitif, bekantan akan menjauh atau bahkan menghindar dengan cara bersembunyi, ketika mendengarsuara atau melihat sosokmanusia yang mendekati. Berkaitan dengan penurunan populasi, faktor eksternal yangteridentifikasi dan menoniol di lapangan adalah pengubahan habitat atau konversi lahan. Lahan hutan tepi sungai, rauta, rawa gdam dan mangrove dikonversi untuk: a) persawahan atau ladang (padi), terutama oleh masyarakat, fasilitas beserta sawit b) perkebunan pendukungnya (perumaha:r, iatan angkutan) olehperusahaan, c) infrastruktur pertambangan (ialan angkutan) olehperusahaan, d) permukiman (melalui program tranomigrasi) olehpemerintah. Dalam konversi lahan, kegiatan utarna setelah penebasan vegetasi adalah pembakaran. Dengan pembakaran, lahan bersih dari vegetasi mati, sehingga penanaman pun mudah dilakukan. Pembersihan ini mudah, murah dan tidak memerlukan banyak tenaga keria. Yang teriadi kemudian pembakaran iustru tidak lagi terkendali. Akibatnya, kebakaran merembet ke vegetasi yang tumbuh atau segala benda yang ada dl sekitarnya. Kebakar:rn pun semakin meluae dan dampak negatiftrya (seperti polusi udara, iumtah penderita terinfekgi sduran pernafasan atas, tundaan frekuensi penerbangan) semakin meningkat.
2013 2F21 November Ekotqi dan Konseruasi-Makassar, 39 | SeminarltmiahNasional
Walaupun dampak negatifnya dirasakan oleh eebagianbesar masyarakat,pembakaranlahan membudaya dan dlanggap lumrah oleh masyarakat (pembakar). Kegiatan atau keiadian seperti ini terladi hampir di seluruh Kalimantan Setratan. Pembakaran berakibat pada kerusakan atau kehancuran habitat bekantan. Dampak kebakaran pada habitat bekantan iuga dilaporkan oleh Soendjoto et al. (2003) di KabupatenTabalongdan Soendioto et ol. (2O13) di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Pada saat yang aama, kebakaran mengakibatkan pengungsian (larinya) bekantan ke lokasi lain. Dalam kondiei seperti ini, kasus memprihatinkan iustru teriadi. Maeyarakat yang bekantan bahwa menginformasikan mengungsi ditembak dan dikonsumsi oleh sebagian pekerla di perkebunansawit. Di samping faktor eksternal merugikan, terdapat faktor eksternal yang menguntungkan memertahankan berperan atau setidaknya (tebing) sungai yang keberadaan bekantan. Tepi fubir mengamankan populasi bekantan, karena tebing ini tidak diiadikan ladang oleh masyarakat. Kendalanya adalah luae tebing yang terldu sempit atau tidak mendukung populasi bekantan.
instansi sebagai upaya mengurangi ego-sektoral dalam konflik kepentingan dan menghindari pemanfaatan lahan. UCIPINTERII{AKASIH ata.s inisiatif Ir. Adib Survei dilakukan Gunawan selaku Kepala BKSDA Kalimantan Selatan serta dibiayai sepenuhnya dengan anggaran tahun 2013 BKSDA Kalimantan Selatan.
PUSTAKI BKSDA Kalsel. 2008. ,
. Diakses: 04 Agustus 2013. Soendioto, M.A., Djami'at, lotransyah, &en Hairani. 2002. Bekantan iuga hidup di hutan karet. Warta KonservasiLahonBasah,Vol.lO(4):27-28. Soendioto, M.A., H.S. Alikodra, M. Bismark, dan I{. Setijanto. 2003. Pereebarandan status habitat bekantan (Nasalis lorvatus) di Kabupaten Medio Kalimantan Selatan. Tabalong, Konservaai,Vol. 8(2) :45-51. Soendjoto, M.A., H.S. Alikodra, M. Biamark, dan H. Setiianto. 2OO6, Aktivitaa harian bekantan SIMPT'I.INIIANSIRIN (Nogatis larvaarc Wwmb) di hutan karet Lima tlpe habitat bekantan (hutan tepi I(abupaten Tabdong, Kalimantan Sel,atan.Biota, sungai, rawa, rawa galam, karet, mangrove) Vol. 11(2):1o1-1o9. tersebar di lhbupaten Baniar mulai dari pedalaman M.A., M. Akhdtyat, Haitami, dan L Soendioto, hingga peeisir, Natnun, hampir aemua tipe habitat Kueumaiaya. 2OOla. Bekantan di hutan galam: ddam kondisi yang memprihatinkan. quo vadis? WartoKoneervosi Lohan Basoh, Vol. Di lokasi, bekantan diiumpai aec:lra 10(1):18-19. langsung dengan populasi 62 individu. Ini menrpakan populaei minimum. Di beberapa Soendjoto, M.A., M. Akhdiyat, Haitami, dan I. Kuewnajaya. 2OO1b.Persebarandan tipe habitat lokagi lainnya bekantan Juga hadir, walaupun tidak ditemukan langsung. Kehadirannya hanya bekantan (Nasalis lorvotus) di KabupatenBarito berdasarkan indikator atau kondlsi habitat dan Kuda. Kalimantan Selatan. Media Konservosil,
informaei masyarakat. Kondisi habitat bekantan menurun, baik nraupun kualitattf, karena aecara kuantitatif konversilahanmelalui pembakaran atau kebakaran. Parahnya lagi, bekantan yang mengungsi iustru dikonsumsi oleh sebagianpekeria perkebunan. Survei atau penelitian laniutan perlu dilakukan untuk mengevaluasi peruntukan lahan Eerta menemukan lokasi bekantan pada wilayah yang belum pernah disurvei. Kesadaran masyarakat ddam pemanfaatan lahan yang ramah lingkungan harus dibangkitkan dan pelestarian bekantan perlu ditingkatkan. Kegiatan harus dibarengi dengan koordinasi antar-
DAFrlR
Vol,7(2):55-51. Soendioto, M.A., M. Rabtatl, Ueman, dan H. Muhardtansyah. 2013. Sebaran dan 6tatu8 bekantan (Noeolis loruotue) di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.I In: Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi, lurdik Biologi FMIPA, Univergitas NegeriYogyalarfa(P.C. Kuswandi dan A. Wibowo eds.).19 November2O13.h.pp:15F164. Soendioto, M.A. dan Nazaruddin. 2O12. Distribution of the proboscle monkey (Nasalislorvotus) in Balangan District, South Kalimantan, Indonesia. Tigerpaper, Vol. 25(2) :l--7.
Seminartlmiah NasionatEkotogidan Konseruasi f 2&21 November2013 | 40 - Makassa