Karangan Asli
Gambaran Histopatologi Arteri Spiralis Alas Plasenta pada Preeklampsia/Eklampsia dan Kehamilan Normotensif Joko S. Lukito dan Puspa Dewi Departemen Patologi Anatomi, Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Latar Belakang; Preeklampsia (PE) dan eklampsia (E) merupakan salah satu komplikasi pada kehamilan, persalinan maupun nifas yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu maupun janin. Tingginya insidensi dan masih banyaknya faktor risiko serta masih belum sempurnanya pengelolaan menyebabkan prognosis yang buruk. Pemeriksaan histopatologi alas plasenta bertujuan untuk melihat perubahan yang terjadi pada arteri spiralis alas plasenta. Pada PE akibat invasi trofoblas gelombang kedua gagal atau tidak sempurna terjadi menyebabkan kelainan dari pembuluh darah tersebut yang berupa trombosis, proliferasi subintima, deposit fibrin, hiperplasia tunika intima, trofoblas endovaskuler dan aterosis akut. Material dan metoda; Penelitian ini dirancang secara potong lintang yang bersifat deskriptif analitik, dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi/RSUP H. Adam Malik–RSUD dr. Pirngadi Medan dan pemeriksaan histopatologi dilakukan di Departemen Patologi Anatomi FK-USU selama bulan April 2001 sampai September 2001. Populasi penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok studi (PE/E) adalah seluruh ibu hamil dengan preeklampsi dan eklampsi yang memenuhi kriteria dan kelompok normotensif sebagai kontrol. Jaringan yang telah difiksasi lalu disimpan dalam lilin paraffin, selanjutnya diwarnai dengan Hematoksilin Eosin (HE) dan Periodic-Acid-Schiff (PAS). Hasil penelitian; Gambaran histopatologi trombosis pada kelompok PE/E dijumpai sebanyak 13 kasus dan normotensif tidak dijumpai, proliferasi subintima pada PE/E 16 kasus dan normotensif 1 kasus, deposit fibrin pada PE/E 8 kasus dan normotensif tidak dijumpai, hiperplasia tunika intima pada kelompok PE/E 20 kasus dan kelompok normotensif tidak dijumpai, trofoblas endovaskuler pada kelompok PE/E 37 kasus dan kelompok normotensif sebanyak 30 kasus, aterosis akut pada PE/E 18 kasus dan kelompok normotensif tidak dijumpai. Kesimpulan: Gambaran histopatologi arteri spiralis alas plasenta yang dijumpai pada preeklampsia/eklampsia berupa trombosis, proliferasi subintima, deposit fibrin, hiperplasia tunika media, trofoblas endovaskuler dan aterosis akut. Setelah dimasukkan ke dalam uji regresi logistik untuk menentukan variabel yang terpilih secara bersama-sama, maka didapatkan lima variabel yang sangat berpotensi terhadap terjadinya preeklampsia/eklampsia adalah hiperplasia tunika media, aterosis akut, deposit fibrin, trombosis dan proliferasi subintima. Kata kunci: histopatologi arteri spiralis alas plasenta, preeklampsia, normotensif Abstract: Objectives; Preeclampsia (PE) and eclampsia (E) is a complication in pregnancies and deliveries which increased mother and fetal morbidity and mortality rate. The high incidence and large amount of risk factors caused poor prognostic. Histopathology appearance from placental bed is examined in order to see the changes in spiral artery. In PE, the second wave trophoblast invasion failed and caused vascular changes. Materials and methods; This study is designed cross sectional, take place in Obstetrics and Gynecology Department/RSUP H.Adam Malik – RSUD dr. Pirngadi Medan and histopathology examination take place in Anatomical Pathology Department during April to September 2001. Study population consist of PE/E group and the normotensive group as control. After fixation, tissues are blocked in paraffin then stained with Hematoxillin Eosin (HE) and Periodic-AcidSchiff (PAS).
173
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 3 y September 2007 Universitas Sumatera Utara
Joko S. Lukito dkk.
Gambaran Histopatologi Arteri Spiralis...
Results; Histopathology finding of thrombosis in PE/E group are 13 cases and none in control, subintima proliferation are 16 cases in PE/E and 1 case in control, fibrine deposition are 8 cases in PE/E and none in control, tunica intima hyperplasia are 20 cases in PE/E and none in control. Endovascular trophoblast are 37 cases in PE/E and 30 cases in control, acute atherosis are 18 cases in PE/E and none in control. Conclusions; Histopathology appearance of spiral artery of placental bed in PE/E are thrombosis, subintima proliferation, fibrine deposition, tunica media hyperplasia and acute atherosis. Keywords: spiral artery histopathology, preeclampsia and normotensive
LATAR BELAKANG Preeklampsia (PE) dan eklampsia (E) merupakan salah satu komplikasi pada kehamilan, persalinan maupun nifas yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu maupun janin. Tingginya insidensi dan masih banyaknya faktor risiko serta masih belum sempurnanya pengelolaan menyebabkan 1 prognosis yang buruk. Di Indonesia PE/E masih merupakan salah satu penyebab utama dari kematian ibu dan prenatal yang tinggi. PE bertanggung jawab terhadap 30–40% kematian ibu dan 30–50% 2 terhadap kematian perinatal. Angka kejadian PE berat dan E yang dilaporkan kepustakaan 3 di dunia adalah berkisar 0–13%. Walaupun etiologi PE/E belum diketahui secara pasti, terdapat beberapa faktor predisposisi terjadinya penyakit ini, antara lain umur, paritas, keturunan, faktor genetik, diet, lingkungan, sosio-ekonomi, penyakit hipertensi 3,4 kronis dan hiperplasentosis. Pada PE/E sering terjadi retardasi pertumbuhan janin dan bayi dismatur, bahkan dapat terjadi kematian janin dalam kehamilan. Terjadinya retardasi pertumbuhan janin diduga karena koagulasi intravaskular, deposit fibrin dan hipoperfusi darah ke plasenta yang dapat menyebabkan hipoksia kronis pada janin 5,6 atau gangguan nutrisi janin. Untuk dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas maternal dan perinatal pada PE/E ini, perlu diketahui penyebab dan patogenesisnya, yang hingga 2 saat ini masih kontroversi. Dalam sepuluh tahun terakhir banyak perhatian patogenesis PE berkaitan dengan invasi trofoblas yang tidak sempurna, iskemia uterus/plasenta dan aktivasi sel-sel endotel maternal yang 7,8 menyeluruh. Pemeriksaan histopatologi alas plasenta bertujuan untuk melihat perubahan yang
terjadi pada arteri spiralis alas plasenta. Pada PE akibat invasi trofoblas gelombang kedua gagal atau tidak sempurna terjadi menyebabkan kelainan dari pembuluh darah tersebut yang berupa trombosis, proliferasi subintima, deposit fibrin, hiperplasia tunika intima, trofoblas endovaskuler dan aterosis 9,10 akut. Kelainan arteri spiralis inilah diduga sebagai penyebab perfusi yang tidak adekuat dari darah ibu ke ruang intervillous. Hipoperfusi ini menyebabkan terjadinya maladaptasi plasenta yang dibuktikan dengan 9-11 adanya infark plasenta. Dengan memperhatikan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah penelitian berupa adanya perbedaan gambaran histopatologi arteri spiralis alas plasenta pada penderita PE/E dengan hamil normotensif pada kehamilan cukup bulan. Pemikiran yang menjadi kerangka penelitian ini yaitu pada kehamilan normal terjadi invasi trofoblas pada pembuluh darah di bagian desidua. Invasi trofoblas gelombang pertama ini terjadi pada usia kehamilan 10–16 minggu. Pada usia kehamilan 22 minggu terjadi invasi trofoblas gelombang kedua, di mana sel-sel trofoblas memasuki arteri spiralis di lapisan desidua sampai ke lapisan miometrium. Lapisan otot dinding pembuluh darah tersebut digantikan oleh jaringan elastis, sehingga pembuluh darah berdilatasi mencapai 30 kali dari sebelum hamil. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya 5,7 perubahan fisiologis. Pada PE invasi trofoblas gelombang kedua tidak sempurna atau gagal terjadi. Dengan demikian lapisan otot tunika media pembuluh darah tetap sebagaimana biasa sehingga arteri spiralis tidak berdilatasi dan memungkinkan terjadinya vasokonstriksi. Pada keadaan ini perubahan fisiologis tidak terjadi. Akibat
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 3 y September 2007
174 Universitas Sumatera Utara
Karangan Asli
kegagalan invasi trofoblas ini akan terjadi perubahan pada arteri spiralis alas plasenta sehingga terjadi penurunan aliran darah uteroplasenta. dan terjadi perubahan pada 5,7,12 plasenta dan organ lainnya. Dari penelitian ini diharapkan akan bermanfaat dalam menambah pengertian mengenai perbedaan gambaran histopatologi arteri spiralis alas plasenta pada PE/E dengan kehamilan normotensif. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini dirancang secara potong lintang yang bersifat deskriptif analitik, dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi/RSUP H. Adam Malik – RSUD dr. Pirngadi Medan dan pemeriksaan histopatologi dilakukan di Departemen Patologi Anatomi FK-USU selama bulan April 2001 sampai September 2001. Populasi penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok studi (PE/E) adalah seluruh ibu hamil dengan preeklampsi dan eklampsi yang memenuhi kriteria dan kelompok normotensif sebagai kontrol. Besar sampel kelompok (PE/E) adalah sejumlah ibu dengan PE/E selama kurun waktu tersebut di atas dan kelompok normotensif adalah ibu dengan tensi normal, yang dipilih secara acak sejumlah 30 orang yang terdaftar pada ruang rawat inap di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU/RSUP H. Adam Malik – RSUD dr. Pirngadi Medan pada periode waktu yang sama dengan kelompok studi. MATERIAL DAN CARA KERJA Setelah bayi lahir, plasenta diraba secara manual untuk mengetahui insersi dari plasenta lalu dilahirkan, dilanjutkan dengan kuretase alas plasenta. Hasil kuret dimasukkan ke dalam botol yang berisi formalin buffer 10%. Pemeriksaan histopatologi dilakukan di Departemen Patologi Anatomi Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara. Jaringan yang telah difiksasi lalu disimpan dalam lilin paraffin, selanjutnya diwarnai dengan Hematoksilin Eosin (HE) dan Periodic-Acid-Schiff (PAS), diinterpretasi oleh dua orang ahli Patologi Anatomi untuk menghindari bias. Karakteristik histopatologi arteri spiralis yang dicari adalah trombosis, 175
proloferasi subintima, deposit fibrin, hiperplasia tunika media, trofoblas endovakuler, aterosis akut. Data yang terkumpul ditabulasi ke dalam dua kelompok yaitu kelompok PE/E dan kelompok normotensif (kelompok N) yang merupakan kelompok kontrol. Perbedaan kedua kelompok diuji dengan uji statistik KaiKwadrat (x2), Kai-Kwadrat Terkoreksi (X2yate’s correction), uji T independent (t-test independence), uji Mutlak Fisher (Fisher’s exact test) dan uji Regresi Logistik. Dikatakan berbeda bermakna apabila p<0,05. HASIL PENELITIAN Pada penelitian ini didapatkan 52 peserta PE/E yang secara klinis memenuhi kriteria. Setelah dilakukan kuretase, ternyata 12 sediaan tidak cukup adekuat (tidak dijumpai arteri spiralis), sehingga jumlah kelompok PE/E hanya 40 peserta. Sebagai kelompok kontrol, diambil secara acak 30 peserta normotensif yang secara klinis memenuhi criteria dan ditemukan arteri spiralis pada sediaan preparat. Gambaran histopatologi yang dijumpai: Tabel 1. Gambaran histopatologi pada kelompok PE/E dan kelompok hamil normotensif PE/E Histopatologi Trombosis Prolif Subintima Deposit Fibrin Hiper T Intima Trof Endovas Aterosis Akut
N
+
-
+
-
13 16
27 24
0 1
30 29
8 20 37 18
32 20 3 22
0 0 30 0
30 30 0 30
Gambaran histopatologi trombosis pada kelompok PE/E dijumpai sebanyak 13 kasus dan normotensif tidak dijumpai, proliferasi subintima pada PE/E 16 kasus dan normotensif 1 kasus, deposit fibrin pada PE/E 8 kasus dan normotensif tidak dijumpai, hiperplasia tunika intima pada kelompok PE/E 20 kasus dan kelompok normotensif tidak dijumpai, trofoblas endovaskuler pada kelompok PE/E 37 kasus dan kelompok normotensif sebanyak 30 kasus, aterosis akut pada PE/E 18 kasus dan kelompok normotensif tidak dijumpai.
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 3 y September 2007 Universitas Sumatera Utara
Joko S. Lukito dkk.
Gambaran Histopatologi Arteri Spiralis...
DISKUSI 1. Trombosis Tabel 2. Gambaran histopatologi trombosis pada kelompok PE/E dan kelompok hamil normotensif PE/E
N
Trombosis
n % + 13 32,5 27 67,5 Jumlah 40 100,0 X2-Yate’s Correction (p= 0,00163)
n 0 30 30
% 0 100,0 100,0
Total 13 57 70
Dari tabel di atas, didapatkan jumlah gambaran histopatologi trombosis pada kelompok PE/E adalah 13 kasus (32,5%) dan pada 27 kasus lainnya (67,5%) tidak dijumpai. Pada kelompok normotensif tidak dijumpai gambaran histopatologi trombosis (0%). Hasil di atas diuji dengan uji Kai-Kwadrat 2 Terkoreksi (X – Yate’s Correction) dengan p=0,00163 (p<0,05). Secara statistik gambaran histopatologi trombosis pada kedua kelompok mempunyai perbedaan yang bermakna. Ternyata hasil penelitian ini sedikit lebih 9 banyak dari hasil penelitian Pijnenborg dkk. (1991). Mereka mendapatkan trombosis pada kelompok PE 3,57% (1 dari 28 kasus) dan pada kelompok normotensif kelainan ini tidak ditemukan. 2. Proliferasi Subintima Tabel 3. Gambaran histopatologi proliferasi subintima pada kelompok PE/E dan kelompok hamil normotensif Proliferasi Subintima + Jumlah X2 (p= 0,0040)
PE/E n 16 24 40
% 40,0 60,0 100,0
N n 1 29 30
% 3,3 96,7 100,0
Total 17 53 70
Dari tabel di atas, didapatkan jumlah gambaran histopatologi proliferasi subintima pada kelompok PE/E sebanyak 16 kasus (40%) dari 40 kasus. Sedangkan pada kelompok normotensif ditemukannya gambaran histopatologi proliferasi subintima hanya pada 1 kasus (3,3%) dari 30 kasus. Hasil di atas diuji dengan menggunakan uji Kai2 Kwadrat (X ) dengan p=0,00040 (p<0,05). Secara statistik hasil ini menunjukkan bahwa
gambaran histopatologi proliferasi subintima antara kelompok PE/E dan normotensif ada perbedaan bermakna. Hasil penelitian ini 9 berbeda dari yang dilaporkan oleh Pijnenborg dkk. Mereka melaporkan adanya proliferasi subintima pada kelompok PE adalah 28,57% (8 dari 28 kasus) dan ditemukan 100% pada normotensif (6 dari 6 kasus). 3. Deposit Fibrin Tabel 4. Gambaran histopatologi deposit fibrin pada kelompok PE/E dan kelompok hamil normotensif Deposit Fibrin
PE/E
N
n % n + 8 20,0 0 32 80,0 30 Jumlah 40 100,0 30 X2 – Yate’s Correction (p= 0,02620)
Total % 0 100,0 100,0
8 62 70
Dari tabel di atas adanya gambaran histopatologi deposit fibrin pada kelompok PE/E sejumlah 8 kasus (20%) dari 40 kasus. Pada kelompok normotensif tidak dijumpai gambaran histopatologi deposit fibrin. Kemudian diuji dengan Kai-Kwadrat Terkoreksi (X2 – Yate,s Correction) dengan p=0,02620 (p<0,05). Secara statistik hasil ini menunjukkan ada perbedaan bermakna gambaran histopatologi deposit fibrin pada kelompok PE/E dan normotensif. 13 (1989) meneliti Mattar dan Sibai pembuluh darah maternal penderita hipertensi dalam kehamilan dan kelompok kontrol, menemukan kerusakan endotel yang luas di dalam arteri alas plasenta dengan sedikit deposit fibrin. Belum dapat dijelaskan hubungannya dengan derajat hipertensi. 4. Hiperplasia Tunika Media Tabel 5. Gambaran histopatologi hiperplasia tunika media pada kelompok PE/E dan kelompok hamil normotensif Hiperplasia PE/E tunika n % media + 20 50,0 20 50,0 Jumlah 40 100,0 X2 – Yate’s Correction (p=0,00002)
N n
%
Total
0 30 30
0 100,0 100,0
20 50 70
Dari tabel di atas, didapatkan jumlah gambaran histopatologi hyperplasia tunika
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 3 y September 2007
176 Universitas Sumatera Utara
Karangan Asli
media pada kelompok PE/E 20 kasus (50%) dari 40 kasus. Pada kelompok normotensif tidak jumpai gambaran histopatologi hyperplasia tunika media. Hasil ini diuji dengan Kai – Kwadrat Terkoreksi (X2-Yate’s Correction) didapatkan p=0,00002 (p<0,05). Secara statistik hasil ini menunjukkan ada perbedaan bermakna gambaran histopatologi hiperplasia tunika media pada kelompok PE/E dan normotensif. 9 Pijnenborg dkk. mendapatkan hiperplasia tunika media 12 dari 28 kasus PE (42,9%). Ia juga menyatakan bahwa adanya hiperplasia tunika media dan proliferasi sub intima yang didapatkan pada arteri spiralis pada penderita hipertensi dalam kehamilan sering mengakibatkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah. 7 Whitfield menyatakan bahwa pada hipertensi esensial terdapat perubahan pembuluh darah plasenta yang berbeda sedikit dari PE. Arteri ini menunjukkan perubahan berupa arteri sklerotik klasik yang identik dengan pembuluh darah lain pada hipertensi esensial. Pada PE, terjadinya hiperplasia tunika media arteri spiralis merupakan efek sekunder hipertensi dan mungkin mempunyai fungsi mekanisme perlindungan pada segmen 14 desidua terhadap tekanan darah yang tinggi. 5. Trofoblas Endovaskuler Tabel 6. Gambaran histopatologi trofoblas endovaskuler pada kelompok PE/E dan kelompok hamil normotensif Trofoblas PE/E endovaskuler n % + 37 92,5 3 7,5 Jumlah 40 100,0 X2-Yate’s Correction (p= 0,60463)
N n 30 0 30
% 100,0 0 100,0
Total 67 3 70
Dari tabel di atas, didapatkan trofoblas endovaskuler pada kelompok PE/E 37 kasus (92,5%), 3 kasus (7,5%) tidak dijumpai trofoblas endovaskuler. Pada kelompok normotensif trofoblas endovaskuler ditemui pada semua kasus (100%). Hasil diuji dengan 2 Kai – Kwadrat Terkoreksi (X -Yate’s Correction) didapatkan p= 0,60463 (p>0,05). Secara statistik hasil ini menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna gambaran histopatologi trofoblas endovaskuler pada kelompok PE/E dan normotensif. 177
15
Meekins dkk. (1994) dalam penelitiannya menemukan invasi trofoblas pada desidua kehamilan normotensif 100% dan pada desidua PE 62%. Invasi trofoblas pada miometrium kehamilan normal 90% dan pada miometrium PE 27%. Dari hasil penelitian ini tampak bahwa kegagalan invasi trofoblas lebih besar terjadi di arteri spiralis segmen miometrium daripada segman desidua. Pada preeklampsia, perubahan fisiologis akibat invasi trofoblas tidak sempurna dan terbatas hanya pada bagian desidua arteri spiralis alas plasenta. 6. Aterosis Akut Tabel 7. Gambaran histopatologi aterosis akut pada kelompok PE/E dan kelompok hamil normotensif Aterosis PE/E Akut n % n + 18 45,0 0 22 55,0 30 Jumlah 40 100,0 30 X2 – Yate’s Correction (p= 0,00007)
N % 0 100,0 100,0
Total 18 52 70
Dari tabel di atas, didapatkan jumlah gambaran histopatologi aterosis akut pada kelompok PE/E 18 dari 40 kasus (45%). Pada kelompok normotensif tidak dijumpai aterosis akut. Kemudian hasil diuji dengan uji Kai2 Kwadrat Terkoreksi (X – Yate’s Correction) dengan p= 0,00007 (p<0,05). Secara statistik hasil ini menunjukkan ada perbedaan bermakna gambaran histopatologi aterosis akut pada kelompok PE/E dan kelompok normotensif. 9 Pijnenborg (1991) menemukan aterosis akut pada arteri spiralis preeklampsia sebesar 15 21,43%, Meekins dkk. (1994) menemukan 11 dkk. (1975) sebesar 92%, Robertson menyatakan aterosis akut merupakan lesi patognomonik pada preeklampsia. Dari Tabel 2 sampai Tabel 7 didapatkan 5 variabel yang berbeda bermakna (p<0,05) pada kelompok PE/E dan kelompok hamil normotensif, yaitu trombosis, proliferasi subintima, deposit fibrin, hiperplasia tunika media dan aterosis akut. Kelima variabel ini selanjutnya digunakan dalam analisis Regresi Logistik untuk menentukan variabel-variabel yang terpilih secara bersama-sama dan langsung mempengaruhi kejadiaan preeklampsia. Sehingga nilai risiko yang diperoleh adalah:
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 3 y September 2007 Universitas Sumatera Utara
Joko S. Lukito dkk.
Gambaran Histopatologi Arteri Spiralis...
Tabel 8. Analisis regresi logistik multivariat gambaran histopatologi arteri spiralis alas plasenta pada kelompok PE/E dan kelompok hamil normotensif Variabel yang Masuk ke dalam Program Regresi Trombosis Proliferasi Subintima Deposit Fibrin Hiperplasia T Media Aterosis Akut
Program Regresi
df
7,100 3,367 11,375 12,387 11,522
1 1 1 1 1
OR
1,211 0,029 87,142 239,752 100,927
1. Mose JC, Hermawan A, dkk. Perbandingan Kadar Molekul Perekat Sel Vaskuler (VCAM-1) antara Kehamilan Normal dan Preeklampsia. MOGI 2001; 25(4): 203–09. 2. Mose JC, Mandang VS. Evaluasi Keberhasilan Perawatan Konservatif Penderita Preeklampsia Ringan dengan Menggunakan Allium sativum dan Preeklampsia Berat dengan Menggunakan Magnesium Sulfat di RSU Dr. Hasan Sadikin Bandung. MOGI 2001; 25(1): 47–53.
Dari tabel di atas terlihat bahwa di antara kelima variabel, adanya hiperplasia tunika media mempunyai kemungkinan paling besar untuk terjadinya preeklampsia terlihat dari OR 239,752 kali dibandingkan bila hyperplasia tidak ditemukan. Adanya aterosis akut mempunyai kemungkinan terjadinya preeklampsia dengan OR 100,927 kali dibandingkan bila tidak ditemukan. Adanya deposit fibrin mempunyai kemungkinan terjadinya preeklampsia dengan OR 87,142 kali dibandingkan bila tidak ditemukan. Adanya trombosis mempunyai kemungkinan terjadinya preeklampsia dengan OR 1,211 kali dibandingkan bila tidak ditemukan. Adanya proliferasi sub intima mempunyai kemungkinan terjadinya preeklampsia dengan OR 0,029 kali dibandingkan bila tidak ditemukan.
3. Meizia D, Mose JC. Tinjauan Faktor Resiko pada Kehamilan Ibu dan Anak Akibat Preeklampsia Berat dan Eklampsia di RSU Dr. Hasan Sadikin. MOGI 1999; 23(4): 194–200.
KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan gambaran histopatologi arteri spiralis alas plasenta yang dijumpai pada preeklampsia/eklampsia berupa trombosis, proliferasi subintima, deposit fibrin, hiperplasia Tunika Media, trofoblas endovaskuler dan aterosis akut. Setelah dimasukkan ke dalam uji regresi logistik untuk menentukan variabel yang terpilih secara bersama-sama, maka didapatkan lima variabel yang sangat berpotensi terhadap terjadinya preeklampsia/eklampsia adalah hiperplasia Tunika Media, aterosis akut, deposit fibrin, trombosis dan proliferasi subintima. DAFTAR PUSTAKA
7. Davey DA. Hypertension Disorders of Pregnancy. In: Whitfield CR, editor. Dewhurst’s text book of obstetric and th gynecology for post graduates. 5 Ed. USA: Black Well Science; 1997: 175–213.
4. Witlin AG, Sibai BM. Hypertension in Pregnancy: Current Concept of Preeclampsia. Available at: http://home.md.consult. com/das/article/body1/jorg. 5. Arbogast BW, Taylor RN. Medical Inteligence Unit. Molecular Mechanism of Preeclampsia. Austin: R.G. Landes company; 1996: 1–54. 6. Mabie WC, Sibai BM. Hypertension states of pregnancy. In: Decherney AH, editor. Current obstetric and gynecologic diagnosis and treatment. 8th Ed. USA: Appleton and Lange; 1997: 693–744.
8. Salafia CM. Placental Pathology-Medical Student Lecture 2001. Available at http://home.md.consult.com/das/article/b ody1/jorg=jounal&source. 9. Pijnenborg R, Anthony J, Davey DA, et al. Placental bed spiral arteries in the hypertensive disorders of pregnancy. British Journal of Obstetrics and Gynecology. 1991; 98: 648–655. 10. Gerretsen G, Hulsjes HJ, Elema JD. Morphological Changes of The Spiral
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 3 y September 2007
178 Universitas Sumatera Utara
Karangan Asli
Arteries in The Placental Bed in Relation to Preeclampsia and Fetal Growth Retardation. British Journal of Obstetrics and Gynecology. 1981; 88: 876–81.
13. Mattar F, Sibai BM. Preeclampsia Clinical Characteristic and Pathogenesis. Available at: http://home.md.consult.com/das/article/ body1/jorg.
11. Khong TY, Dewolf F, Robertson WB, et al. Inadequate Maternal Vascular Response to Placentation in Pregnancies Complicated by Preeclampsia and by Small for Gestational Age Infants. British Journal of Obstetrics and Gynecology. 1986; 93: 1049–59.
14. Benirschke K, Kaufmann P. Hypertensive Disorders. In: Pathology of the human nd placenta. 2 Ed. New York: SpringerVerlag; 1990: 499–506.
12. Assche FA, Pijnenborg R. The Pathology of Preeclampsia/Eclampsia. In: Killick SR, et al., editors. Gynecology forum 1999; 4(1): 10–12.
179
15. Meekins JW, Pijnenborg R, Hanssens M, et al. A Study Placental Bed Spiral Arteries and Trophoblast Invasion in Normal and Severe Preeclampsia Pregnancies. British Journal of Obstetrics and Gynecology. 1994; 101: 669–674.
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 3 y September 2007 Universitas Sumatera Utara