EK15
KECEPATAN PERTUMBUHAN PALEM (ARECACEAE) DI LAPANGAN: STUDI KASUS DI KEBUN RAYABOGOR Sumanto* dan loko R. Witono** Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor, LIPI Jl. Ir. H. Juanda 13, Bogor 16003 (*
[email protected], **
[email protected])
Abstrak Pa/em merupakan tumbuhan monokotil yang umumnya memiliki ruas batang yang jelas. Umur pa/em dapat diperkirakan dengan menjumlahkan periode selama biji berkecambah sampai ditanam di lapangan (ruGS be/um muncu/) dengan periode keberadaan palem di lapangan. Kebun Raya Bogor memiliki koleksi palem sebanyak 288 jenis (88 marga) yang berasal dari Indonesia maupun manca negara. Pengamatan terhadap 47 jenis (28 marga) palem yang berbatang tunggal di Kebun Raya Bogor menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan tinggi palem sangat bervariasi mulai dari 2.6 cm/tahun pada Nephrosperma vanhoutteanum sampai 107.8 cm/tahun pada Verschaffeltia splendida. Berdasarkan parameter pertambahan ruas~ kecepatan pertumbuhan bervariasi mulai dari 0.39 ruas/tahun pada Gaussia attenuata sampai 18.1 ruas/tahun pada Verschaffeltia splendida. Kecepatan pertumbuhan palem sangat dipengaruhi oleh kombinasi antara faktor genetik dan lingkungan.
Kata kunci: Arecaceae, Kebun Raya Bogor, palem, kecepatan pertumbuhan.
PALMS GROWTH RATES IN THE FIELD: CASE STUDY IN BOGOR BOTANICAL GARDEN Sumanto* dan loko R. Witono Center for Plant Conservation-Bogor Botanical Garden Indonesian Institute of Sciences J\. Ir. H. Juanda 13, Bogor 16003 (*
[email protected] **
[email protected])
Abstract Palms is monocotyl plants with distinguished nodes in its stem. Age of palm species could be estimated by addition period of seed germination until produced first nodes in the nursery and its existence period in the field. Bogor Botanical Garden has 288 species (88 genera) of palm from Indonesia and abroad as well. Observation of 47 solitary palm species (28 genera) in Bogor Botanical Garden showed that height growth rate of palm species is varied from 0.26 em per year in Nephrosperma vanhoutteanum to 107.8 em per year in Verschaffeltia splendida. Based on number of internodes~ growth rate of palms species observed also varied from 0.39 internodes per year in Gaussia attenuata to 18.1 internodes per year in Verschaffeltia splendida. Growth rates of palm species are governed by interplay genetic factors and external factors. \
..... /
Keywords: Arecaceae, Bogor Botanical Garden, growth rates, palms.
PENDAHULUAN Palem merupakan~kelompok tumbuhan yang menjadi bagian integral dan penting dalam vegetasi di daerah tropis dan subtropis. Kelompok tumbuhan ini memiliki peran terpenting ketiga dalam kehidupan manusia setelah kelompok rumput-rumputan (Poaeeae) dan polong-polongan (Leguminosae), karen a dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri, bahan bangunan, pangan, obat, penyegar maupun sebagai tanaman hias (Johnson, 1996). Dalam pemanfaatannya sebagai tanaman hias, palem dapat digunakan sebagai tanaman hias di dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) (Gibbons, 1998). Setiap jenis palem memiliki daya tarik yang berbeda-beda dan para penggemar palem memiliki alasan yang berbeda untuk menanam jenis tertentu. Unsur keindahan suatu jenis palem dapat dinilai dari bentuk daun, batang, pelepah, bunga at au bentuk tajuknya. Jenis-jenis indoor biasanya memiliki pertumbuhan yang lambat dan ukuran tajuknya keeil, sedangkan jenis outdoor biasanya dipilih jenis-jenis yang pertumbuhannya eepat dan ukuran tajuknya besar atau lebar. Dengan demikian, keeepatan
1-44
7th BASIC SCIENCE NATIONAL SEMINAR PROCEEDING MALANG 20 FEBRUARI 2010
- pertumbuha erupakan variabel yang penting dalam menentukan kesesuaian palem sebagai tanaman indoor atau outdoor. Pertumbuhan palem dibagi menjadi dua macam, yaitu berbatang tunggal (solitary palm) dan berumpun (clustered palm) (Uhl dan Dransfield, 1987). Palem berbatang tunggal adalah palem yang hanya mempunyai satu batang selama hidupnya atau tidak menghasilkan an akan , seperti Areca catechu, Adonidia merrillii, Wodyetia hifurcata, Normanbya normanbyi dan Pelagodoxa henryana. Sedangkan palem berumpun menghasilkan anakan sehingga terlihat seperti membentuk kelompok (koloni), seperti Areca triandra, Cyrtostachis renda, Pinanga coronata dan Rhapis exelsa. Pada umumnya, batang pal em mempunyai ruas-ruas yang jelas dan dapat bertahan secara permanen selama bertahun-tahun atau bahkan sampai tanaman tersebut mati. Ruas-ruas ini merupakan tempat bekas menempelnya pelepah daun pada batang. Panjang pendeknya ruas batang akan mempengaruhi cepat atau lambatnya pertumbuhan tinggi batang tanaman terse but. Berdasarkan data Registrasi Koleksi Kebun Raya Bogor per Desember 2009, diketahui bahwa koleksi palem yang dipelihara berjumlah 88 marga yang terdiri atas 288 jenis. Pengamatan terhadap kecepatan pertumbuhan pal em dilakukan terhadap beberapa jenis pal em yang berbatang tunggal dan mempunyai ruas yang jelas.
METODOLOGI Waktu dan tempat pengamatan Pengamatan variabel-variabel yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan koleksi pal em di Kebun Raya Bogor diJakukan pada tanggal 2 - 29 April 2008 .
Alat dan hallan Alat yang digunakan adalah tangga bambu, tangga aluminium, meteran, binocular (teropong), alat tulis, buku kebun, buku katalog koleksi dan Hagameter. Sedangkan jumlah koleksi palem yang diamati berjumlah 47 jenis yang termasuk dalam 28 marga.
Metode Pengamatan Pengamatan di lapangan dilakukan terhadap koleksi palem yang berbatang tungga1. Beberapa variabel yang diamati meliputi tinggi batang dan jumlah ruas. Tinggi batang diukur dari permukaan tanah sampai ruas terakhir yang berada di bawah taj uk pelepah, sedangkan j umlah ruas dihitung dari ruas pertama yang berada di atas permukaan tanah sampai ruas terakhir di bawah tajuk pelepah. Untuk meminimalisasi kesalahan pengukuran, pengamatan koleksi hanya dilakukan terhadap individu yang ruas batangnya masih terlihat jelas. Pada palem yang pelepah daun keringnya masih menempel pada batang, penghitungan ruas dilakukan dengan menambahkan jumlah satu daun kering sebagai satu ruas. Pengamatan terhadap koleksi pal em yang berumpun tidak dilakukan karena adanya kesulitan dalam menentukan batang utama. Selain data lapangan, pengumpulan informasi jenis-jenis palem yang diamati yang disimpan di unit Registrasi Koleksi juga dilakukan. Beberapa data yang dicatat antara lain nomor akses registrasi, lokasi di lapangan, asal koleksi, tanggal tan am dan tanggal pengamatan.
BASIL DAN PEMBAHASAN Palem memiliki habitus, bentuk dan ukuran batang, daun, perbungaan, bunga, buah dan biji yang sangat bervariasi (Jones, 1995). Menurut Govaerts dan Dransfield (2005), kelompok palem-paleman (Pal mae atau Arecaceae) tercatat berjumlah 2.364 jenis yang termasuk dalam 190 marga. Sebagai kelompok tumbuhan yang termasuk kelas monokotil, pal em memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan beberapa suku dari bangsa Commelinales, Poales dan Zingiberales (APG, 2003; Chase, 2004). Seeara umum, kelompok palem-paleman memiliki ciri-ciri sebagai berikut: pohon tinggi (sampai 60 m) sampai semak yang tidak berbatang, batang tunggal atau berumpun, berduri atau licin, tegak sampai merayap atau memanjat, bercabang pada bagian pangkal atau ujung batang atau tidak bercabang. Siklus hidupnya menahun (pleonanthic) yang berbunga terus menerus atau monokarpik (hapaxanthic) yang segera mati setelah menghasilkan bunga dan buah. ~tc~!patcln pertumbuhan
palem
Setiap jenis palem memiliki kecepatan pertumbuhan yang sangat bervariasi tergantung dari sifat dan lingkungan di sekitarnya. Jenis-jenis palem yang tumbuh cepat, biasanya merupakan jenis (pioneer) dalam proses suksesi hutan yang berlangsung secara alami. Jenis ini biasanya memiliki yang batang yang tidak padat sehingga mudah sekali tumbang/patah j ika terkena tiupan angin yang 7th BASIC SCIENCE NATIONAL SEMINAR PROCEEDING 1-45 MALANG 20 FEBRUARI 2010
"'" keneing. Jenis-jenis palem yang termasuk kelompok ini adalah Pigafetta elata yang banyak terdapat di Sulawesi Utara dan Pigafettafilaris yang terdapat di Maluku dan Papua. Semakin meluasnya pemanfaatan palem sebagai tanaman hias di Indonesia, informasi karakter pertumbuhan yang lengkap seperti keeepatan pertumbuhan sangat diperlukan untuk memilih jenis yang tepat sesuai dengan tujuannya. Keeepatan pertumbuhan (v) palem dapat dihitung dengan mengukur tinggi batang (b) atau jumlah ruas (r) dibagi dengan peri ode keberadaan palem di lapangan (t), sehingga dapat diperoleh persamaan: v = bit atau v = r/t. Jumlah ruas pada batang merupakan variabel utama untuk menghitung keeepatan pertumbuhan dan pendugaan umur palem (Tomlinson dan Jeffrey, 1990; Barot et al., 2000). Umur palem dapat diperkirakan dengan menjumlahkan periode selama biji berkeeambah sampai ditanam di lapangan (ruas belum muneul) dengan peri ode keberadaan palem di lapangan. Dalam pengamatan ini, pengukuran hanya dilakukan selama palem berada di lapangan, sedangkan peri ode mulai dari pembibitan sampai ditanam di lapangan tidak diperhitungkan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap 47 jenis palem, diketahui bahwa keeepatan pertumbuhan tinggi palem sangat bervariasi mulai dari 2.6 em/tahun pada Nephrosperma vanhoutteanum sampai 107.8 em/tahun pada Verschaffeltia splendida. Jika didasarkan pada pertambahan ruasnya, keeepatan pertumbuhan bervariasi mulai dari 0.39 ruas/tahun pada Gaussia attenuata sampai 18.1 ruas/tahun pada Verschaffeltia splendida (Tabel 1). Keeepatan pertumbuhan palem sangat dipengaruhi oleh kombinasi an tara faktor genetik dan lingkungan yang meliputi intensitas eahaya matahari, kelembaban udara, suhu, ketersediaan air, unsur hara dan lain sebagainya. Dalam konteks ini, faktor paling dominan yang mempengaruhi keeepatan pertumbuhan, palem belum dapat diketahui (Zona dan Maidman, 2000).
.j
Tabel 1. Data pengukuran kecepatan pertumbuhan pada 47 jenis palem koleksi Kebun Raya Bogar Nama Jenis
I
3
Actinorhytis calapparia Adonidia merrillii A iphanes sp.
4
Areca sp.
5
Areca macrocalyx A. whitfordii
2
6 7
8
A. hutchinson ian a A. catechu
9
A. lati/oba
1 0 1 1 I 2
A. montana
I 3 1 4 I 5 1 6 I 7 1 8 1
Archontophoen ix alexandrae Brassiophoeni x drymophloides Carpentaria acuminata Calyptrocal ix sp. Calyptrocalix spicatus Chambeyronia macrocarpa Cocos procopiana Drymophloeus olivaeformis Gaussia
1-46
No. Akses
Lokasi di Kebun
B20030955
XlII.L.206
B19910217
XTII.L.169
B2001023
XIII.L.200
B20001023 1 B19960652
XII.B.TX.2 06 XII.B.IX.201
B19800422 3 BI9971230 8
XIY.A.23
Asal koleksi
Tgi tanam
Sumatra Utara Hawaii
09-06-200 5 18-01-199 4 12-01-200 4 07-10-200 2 12-09-200 2 17-11-198 1 18-12-199 7
Sulawesi Utara Papua Papua Filippina
XIY.A.I09
Filippina
B20001079
X.O.147
B1984041I 3 B19720324 26 BI985033
XII .E. 159
Afrika Timur Sumatra
XIY.A.73
B20030437
XII.A.210
New Guinea
BI9870325
XIY.A.85
Australia
BI9880312 7 BI9870791
XllI .L.109
Papua
XIIl.A.48
820040316
Xn.E.186
BI9860686
XIY.A.40
Indonesi a Timur Amerika Serikat Brazil
819980533
XII.B.YI.1 72 Y.K.152
B19791110
XIII.L.80
Sumatra Selatan Australia
Maluku Hindia
07-03-200 2 06-04-198 4 23-12-197 7 24-12-199 0 23-04-200 3 27-12-199 0 10-03-198 8 14-07-198 7 17-03-200 4 01-11-198 8 10-11-199 8 12-10-198
I
Tgi Pengamat an
Tingg i batan g (em)
Jml rua s
Periode di lapanga n
Kee. Tumbub (ruas/t b)
09-04-2008
207
19
(tabun) 2.83
73.1
6.7
10-04-2008
368
180
14.25
25.3
12.6
10-04-2008
86
32
4.25
20.2
7.5
29-04-2008
143
12
5.6
25.5
2.1
29-04-2008
165
37
5.7
28.9
6.5
21-04-2008
570
163
26.3
21.7
6.2
(em/tb )
I I ,
21-04-2008
193
81
10.25
18.9
7.9
15-04-2008
240
20
6.0
40.0
3.3
15-04-2008
151
31
24.0
6.3
1.3
02-04-2008
1080
181
20.3
53.2
8.9
23-04-2008
165
56
17.3
9.5
3.2
02-04-2008
190
31
5.0
38
6.2
28-04-2008
730
122
17.3
42.2
7.1
02-04-2008
300
97
19.1
15.7
5.1
15-04-2008
678
114
13.6
49.8
8.4
15-04-2008
116
37
4.08
28.4
9.07
21-04-2008
133
67
17.3
7.7
3.9
29-04-2008
82
27
9.3 .
8.8
2.9
29-04-2008
340
10
25.4
13.4
0.39
7th BASIC SCIENCE NATIONAL SEMINAR PROCEEDING MALANG 20 FEBRUARI 2010
I
T '7, mata 2 Heterospathe 0 brassii 2 Hydriastele I beguinii 2 H. costata 2 2 Hydriastele sp. 3 2 Nephrosperma 4 vanhoutteanu m 2 Normanbya 5 normanbyi 2 Orania regalis 6 2 0. palindan 7 2 Physokentia 8 dennisii 2 Pinanga 9 rumphiana 3 P. copelandi 0 3 P. malaiana
819881222
XII.A.190
8arat Australia
819860132
XII.A.1433
Papua
819871283
XIJ.A.176
819931011 9 819950249 6
XIII.L.I92 a XIY.A.95 a
819950249 7 819701260
XIY.A.I05
Amerika Serikat Sulawesi Selatan Kep. Seychell es Australia
819800141 3 81988098
XIY.A.28 a XIY.A.92
819960838
XII.A.203
Amerika Serikat Maluku
819801121
XII.A.145
Filippina
820010885
Y.K195
XII.E.141
I
3 2 3 3 3
New Guinea Filippina
Lampun g
P. insignis
XII.A.160
Thailand
P. caesia
819860315 0 8200ro22 "
XIY.A.137
Pinanga sp.
820001078
XII.E.184
Sulawesi Utara Papua
Pritchardia thurstoni Ptychococcus
81988117
Papua
819850136
XILA.170 a XIII.L.135
819900295
XIY.A.59 a
81957034
XIII.L.57
New Guinea Australia
81962077
X.D.133
819920131 9 819880312 8 820000947 4 819871285
XIV.A.96
B1987126
4
3 5 3 6 3 7
3 8 3 9 4
Ptychococcus paradoxus Ptychosperma elegans P. sanderianum P. pullenii
0 4 I 4
Rhopaloblaste ceramic Rhopaloblaste
2
5j>.
4
Roystonea oleracea Satakentia liukiuensis Veitchia sp.
3 4 4 4
Papua
5p.
XIll.L.114
New Guinea New Guinea Papua
II.F.147
Papua
XIJ.A.194 XII. A. 164
Amerika Serikat Jepang
B19810488
XlI.A. 144
Brazil Kep. Seychell es Australia
5 Verschaffeltia splendida
B20040310 6
X.D.154
6 4 7
Wodyetia bi/urcata
81985035
XIII.L.I06
4
2 20-12-199 0 06-01-198 6 12-12-199 0 14-06-200 2 20-02-199 5
02-04-2008
495
133
17.25
28.7
7.7
02-04-2008
151
64
21.25
7.1
3.01
02-04-2008
677
150
17.25
39.2
8.7
02-04-2008
191
17
7.2
26.5
2.4
23-04-2008
32
10
12.2
2.6
0.8
15-01-200 2 1970
23-04-2008
315
88
6.25
50.4
14.08
15-04-2008
983
132
18.0
54.6
7.3
24-11-198 1 27-12-199 0 15-10-200 2 17-11-198 6 01-03-200 7 12-12-199 0 02-12-200 4 14-02-200 2 17-12-199 0 29-08-198 9 13-02-199 0 07-03-195 7 02-07-196 2 20-02-199 5 10-03-198 8 13-05-200 3 23-01-199 I 12-12-199 0 17-11-198 6 17-03-200 4
21-04-2008
577
71
26.3
21.9
2.7
23-04-2008
336
121
17.3
19.4
6.9
02-04-2008
290
19
5.4
53.7
3.5
02-04-2008
568
173
21.3
26.7
8.1
29-04-2008
53
8
1.08
49.07
7.4
09-04-2008
916
86
17.25
53 . 1
4 .9
17-04-2008
118
13
3.25
36.3
4
15-04-2008
255
29
6.1
41.8
4.8
02-04-2008
817
III
17.25
47.4
6.4
10-04-2008
830
130
18.9
43.9
6.9
23-04-2008
580
126
17.2
33.7
7.3
10-04-2008
948
220
51.0
18.6
4.3
15-04-2008
1015
164
45 .6
22.3
3.6
23-04-2008
307
53
13.2
23.3
4.01
09-04-2008
1500
158
20.1
74.6
7.9
29-04-2008
283
33
5.0
56.6
6.6
09-04-2008
916
150
17.2
53.3
8.7
02-04-2008
760
200
17.25
44.1
11.6
02-04-2008
440
84
21.3
20.7
3.9
17-04-2008
440
74
4.08
--
107 .8
18.1
10-03-198 8
09-04-2008
20.1
20.4
5.3
\,. /
410
106
Faktor umur palem juga ikut memberikan kontribusi dalam tingkat kecepatan pertumbuhan palem yang mengikuti grafik sigmoid (S), dimana fase awal ditanam di lapangan mempunyai kecepatan tumbuh yang lambat dan selanjutnya bergerak cepat pada umur tertentu dankemudian melambat sampai tanaman tersebut mati. Kondisi tersebut terjadi dalam pengamatan yang dilakukan, dimana kecepatan pertumbuhan tinggi tanaman dan pertambahan jumlah ruas terendah terjadi pada jenis-jenis palem yang telah berumur lebih daTi 10 tahun Nephrosperma vanhoutteanum (12.2 tahun) dan Gaussia attenuata (25.4 tahun). Profil darijenis-jenis palem yang memiliki kecepatan pertumbuhan terendah adalah sebagai berikut: (l) Nephrosperma vanhoutteanum beradal dari Kepulauan Seychelles. Palem ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias di Eropa dan beberapa negara tropis (Jones, 1995). Batangnya berwama abu-bu dengan tinggi maksimum mencapai 12 m. Tajuk tanaman ini sangat menarik karena sebagian daun tumbuh tegak dan yang lainnya tumbuh mendatar. Pada saat masih muda, batang dan tangkai daun palem ini berduri hitam dan akan hilang pada saat tanaman mulai dewasa. Perbungaan panjang panjang dengan buah yang kecil dan berwama kuning sampai merah. (2) Gaussia attenuata merupakan palem hias yang 7th BASIC SCIENCE NATIONAL SEMINAR PROCEEDING MALANG 20 FEBRUARI 2010
1-47
tumbu ecara alami di daerah Puerto Rico (Amerika Tengah). Jenis ini biasanya terdapat di daerah hutan pegunungan (Elisson dan Ellison, 2001). Pangkal batang pal em ini membesar dan kemudian mengecil pada batang bagian atas dengan Tinggi dapat mencapai 20 m. Di alam, tanaman ini biasanya tumbuh di daerah yang berkapur, sehingga tempat penanaman yang kurang sesuai menyebabkan pertumbuhannya kurang baik. Verschaffeltia splendida berasal dari Kepulauan Seychelles di Samudra Hindia merupakan palem berukuran sedang, berduri pada bagian batang dan memiliki akar udara. Jenis ini memiliki daun yang lebar dan panjang serta anak daun tidak terpecah. J ika telah dewasa, daunnya akan terpecah dan berbentuk seperti bentuk daun palem pada umumnya (menyirip). Jenis ini sangat toleran terhadap sinar matahari secara langsung dan tumbuh subur pada kondisi tanah yang hangat dan lembab (Ellison dan Ellison, 2001). Kondisi tanah dan iklim mikro yang sesuai di Kebun Raya Bogor diduga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap sifat pertumbuhan V splendida yang cepat.
Perbandingan kecepatan pertumbuhan beberapa jenis palen'l di Kebun Raya Bogor dan Fairchild Tropical Garden Pengamatan terhadap kecepatan pertumbuhan beberapa jenis palem di Fairchild Tropical Garden, Miami (Amerika Serikat) telah dilakukan oleh Zona dan Maidman (2000). Dalam pengamatan terse but, beberapa hal yang perlu dicatat adalah (1) pengamatan hanya dilakukan terhadap tinggi batang dan (2) umur palem diasumsikan periode selama berada di pembibitan sampai periode berada di lapangan. Sedangkan variabel pengamatan di Kebun Raya Bogor meliputi tinggi batang dan jumlah ruas dan peri ode pengamatan hanya berdasarkan keb~r~9aan palem di lapangan (peri ode selama di pembibitan tidak diperhitungkan). Berdasarkan hasil pengamatan jenis-jenis palem yang sarna di Kebun Raya Bogor dan Fairchild Tropical Garden diketahui bahwa ada variasi dalam kecepatan perturnbuhannya (Tabel 2). Tabel 2. Perbandingan kecepatan pertumbuhan 11 jenis palem koleksi Kebun Raya Bogor dan Fairchild Tropical Garden No
Jenis
Kebun Raya Bogor
Fairchild Trop. Gard.
-Keterangan
Umur
Kec. Pert.
Umur
Kec. Pert.
Umur
Kec. Pert.
17
33.0
-11
+ 7.0
1
Areca catechu
6
40.0
2
Brassiophoenix drymophloeoides
5
38.0
32
12.0
- 27
+ 26.0
3
Carpentaria acuminata
17.3
42.2
II
51.0
+ 6.3
- 8.8
4
Drymophloeus oliviformis
9.3
8.8
25
9.0
- 15.7
- 0.2
5
Gaussia attenuata
25 .5
13.4
25
26.5
+ 0.5
- 13.1
6
Normanbya normanbyi
6.25
50.4
30
17.0
- 23.75
+ 33.4
7
Hydriastela beguinii
21.25
7.1
41
11.0
- 19.75
- 3.9
8
Orania palindan
26.3
21.9
15
13.0
+ 11.3
+ 8.9
9
Ptychosperma pullenii
13.2
23.3
19
11.0
- 5.8
+12.3
32
- 14.75
+ 28.1
18
+2.1
- 8.6
10
Satakentia liukiuensis
17.25
44.1
11
Wodyetia bi[urcata
20.1
20.4
\
"
/
'. -. 16.0 29.0
Keterangan: Umur (+) = umur koleksi palem di Kebun Raya Bogor lebih tua dari pada di Fairchild Tropical Garden, koleksi~ palem di Kebun Raya Bogor lebih muda dari pada di Fairchild Tropical Garden;Kecepatan Pertumbuhan (+) = kecepatan pertumbuhan palem di Kebun Raya Bogor lebih tinggi dari pada di Fairchild Tropical Garden, (-) = kecepatan pertumbuhan pal em di Kebun Raya Bogor lebih rendah dari pada di Fairchild Tropical Garden, satuan umur = tahun, satuan Kecepatan pertumbuhan = cm per tahun.
(-) = umur
Perbedaan tingkat kecepatan perturnbuhan palem tersebut diduga disebabkan oleh kondisi lingkungan (tanah dan iklim) dan jenis yang berbeda. Fairchild Tropical Garden terletak di bagian paling selatan Amerika Serikat yang memiliki iklim tropis dan sebagian besar tanahnya berkapur. Kondisi ini sangat berbeda dengan di Kebun Raya Bogor yang rnerniliki iklim tropis yang lebih basah dengan tanah yang berlempung. Setiap jenis palem memiliki karakter kecepatan pertumbuhan yang berbeda, dimana pertumbuhan kecepatan maksimal dapat terjadi pada tingkatan umur yang berbeda. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan maksimal jenis palem tertentu, penelitian pada jenis yang sarna dengan jumlah yang representatif pada umur dan asal yang berbeda harus dilakukan. 1-48
7th BASIC SCIENCE NATIONAL SEMINAR PROCEEDING MALANG 20 FEBRUARI 2010
Hasil pengamatan ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pemilihan jenis palem yang tepat, terutama yang berkaitan dalam pemanfaatannya sebagai tanaman hias indoor maupun outdoor dan teknik pengelolaan yang sesuai .
KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan kecepatan pertumbuhan palem di Kebun Raya Bogor, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Kecepatan pertumbuhan tinggi palem sangat bervariasi mulai dari 2.6 cm/tahun pada Nephrosperma vanhoutteanum sampai 107.8 cm/tahun pada Verschaffeltia splendida. Berdasarkan parameter pertambahan ruas, kecepatan pertumbuhan bervariasi mulai dari 0.39 ruas/tahun pada Gaussia attenuata sampai 18.1 ruas/tahun pada Verschaffeltia splendida Kecepatan pertumbuhan palem sangat dipengaruhi oleh kombinasi antara faktor genetik dan lingkungan yang meliputi intensitas cahaya matahari, kelembaban udara, suhu, ketersediaan air, unsur hara dan lain sebagainya. Data kecepatan pertumbuhan palem sangat diperlukan dalam pemilihan jenis palem yang tepat, terutama yang berkaitan dalam pemanfaatannya sebagai tanaman hias.
DAFTAR PUST AKA [1] APG (The Angisoperm [2]
Phylogeny Group) (2003), An update of the Angiosperm Phylogeny Group classification for the orders and families of flowering plants: APG II, Botanical Journal of the Liriflaean Society 141,399-436. Barot, S., J. Gignoux, R. Vuattoux & S. Legendre (2000), Demography of a savanna palm tree in Ivory Coast (Lamto): population persistence and life-history, Journal of Tropical Ecology 16,
637-655.
[3] Chase, M. W.
(2004), Monocot relationships: an overview, American journal of Botany 9, 1645-1655. [4] Ellison, D. & A. Ellison (2001), Cultivated palms of the world, Periplus Ed itions (HK) Ltd., Singapore. [5] Gibbons, M. (1998), Identifying Palms: the new compact study guide and identifier. Chartwell Books, New Jersey. [6] Johnson, D. (Ed.) (1996), Status survey and conservation action plan: Palms, their conservation and sustained utilization, IUCN, Gland and Cambridge. [7] Jones, D.L. (1995), Palms throughout the world. Smithsonian Institution Press, Washington D.C. [8] Tomlinson, P. B. & E. C. Jeffrey (1990), The structural biology ofpalms. Clarendon Press, Oxford. [9]. Uhl, N.W. & J. Dransfield (1987), Genera Palmarum: A Classification of Palms Based on the Work of Harold E. Moore, Jr. The L.R. Bailey Rortorium and The International Palm Society. Allen Press, Kansas. [10] Zona, S. & K. Maidman (2000), Growth rates of palms in Fairchild Tropical Garden. Palms 45,
151-154./' '-
7th BASIC SCIENCE NATIONAL SEMINAR PROCEEDING MALANG 20 FEBRUARI 2010
1-49