eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) APRESIASI ANGGOTA STANDUP INDO BANDUNG TERHADAP TAYANGAN STAND UP COMEDY DI TELEVISI Rizka Hazazi1, Antar Venus2, Ilham Gemiharto3 Jurusan Ilmu Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
Corresponding Author :
[email protected]
ABSTRACT Rizka Hazazi, 210110070383. “Member appreciation of Standup Indo Bandung on Program Open Mic at Metro TV”. Commission adviser, Dr. Antar Venus .M.Comm dan Ilham Gemiharto.S.Sos.M.Si. Department of Management Communication, Communication Sciences Undergraduate Program Faculty, Padjadjaran University, Bandung. The purpose of this study is to investigate aspects of cognitive, emotive, and evaluative Member appreciation of Standup Indo Bandung on Program Open Mic at Metro TV. By using quantitative descriptive method, the total number of respondents are 34 people with a total sampling technique. From the results of this study indicate that the appreciation of Standup Indo Bandung on Program Open Mic at Metro TV generally show high of understanding,and high enough appreciation for the other aspects (emotive and evaluative). Based on this research, the authors also suggested for Open Mic Team to mee about duration and frequency of this program, and give more extra sesion, and also to see how to send the messege from the host of this program so this program will get better.
Key Words
A.
: television program, television
Latar Belakang Komunikasi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian pengertian
antar individu. Komunikasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan seharihari manusia. Melalui komunikasi, manusia dapat menyampaikan apa yang menjadi keinginannya, pendapatnya, serta dapat menerima dan mengerti apa yang disampaikan oleh orang lain baik secara tatap muka maupun melalui media. Komunikasi bermedia menunjukan komunikasi secara tidak langsung atau berperantara, dimana seiring berkembangnya teknologi saat ini media komunikasi pun ikut berkembang. Salah satu media yang saat ini dapat dibilang memiliki pengaruh besar bagi khalayknya adalah televisi. Melalui
1
Nama Peneliti Nama Pembimbing Utama 3 Nama Pembimbing Pendamping 2
Page 1 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) televisi, khalayak dapat memperoleh informasi mengenai benda, seseorang, atau tempat yang tidak dapat diketahuinya secara langsung. “Televisi telah menjadi suatu fenomena besar di abad ke-20, seperti yang dikemukakan oleh Subroto, “ bahwa peranannya sangat besar dalam membentuk pola dan pendapat umum, termasuk pendapat umum untuk menyukai produk-produk industri tertentu, hal ini disebabkan program siaran yang disajikan makin lama makin menarik dan dibiayai dengan dana yang cukup tinggi, sehingga tidak mengherankan dapat memaksa khalayak penontonnya betah duduk berjam-jam di depan layar televisi” ( Subroto, 1995:20). Sejak tahun 1990-an, seiring dengan perkembangan pertelevisian di Indonesia, kini masyarakat Indonesia dihadapkan pada berbagai pilihan siaran televisi. Pesatnya perkembangan pertelevisian di Indonesia tidak lepas dari masyarakat yang memang nampak antusias dalam menerima kehadiran televisi-televisi swasta tersebut. Nampaknya televisi swasta telah membawa “suasana baru” bagi masyarakat Indonesia. Televisi telah memiliki arti tersendiri dalam kehidupan setiap pemirsa. Bahkan Don De Lilo, seperti yang dikutip oleh Garin Nugroho dalam bukunya Hiburan dan Kekuasaan (1995), menuliskan bahwa untuk sebagian orang, hanya ada dua tempat terpenting didunia, yaitu tempat mereka hidup dan tempat televisi diletakkan. Bagi televisi swasta sebuah program siaran merupakan bentuk produk yang dihasilkannya, oleh karena itu suatu program siaran akan dirancang sedemikian rupa disesuaikan dengan karakteristik khalayaknya. Makin maraknya perkembangan televisi swasta ini secara otomatis semakin membuka jalan persaingan yang semakin ketat. Setiap televisi swasta saling berlomba untuk menarik perhatian khalayak, maka perusahaan televisi mengembangkan strateginya dengan membuat ciri-ciri yang khas dalam bentuk dari jati diri televisi tersebut dalam bentuk-bantuk program acara yang mereka suguhkan yang dapat menarik perhatian pemirsanya dan tetntu memiliki daya jual yang tinggi. Tidak hanya acara-acara yang menyuguhkan informasi penting seperti berita tetapi televisi memberikan tayangan-tanyangan hiburan yang dimana memiliki tingkat rating tertinggi seperti sinetron, talk show, musik, komedi, dll. Komedi merupakan salah satu acara yang dapat mengangkat rating suatu stasiun televisi, dimana isinya dapat dinikmati sebagai suatu hiburan seperti Opera Van Java di Trans7, Tawa Sutra di ANTV, Awas ada Sule di Global TV, atau juga komedi yang berisi mengenai kritik sosial yang dikemas menjadi suatu hiburan seperti Sentilan Sentilun dan Demo Crazy di Metro TV. Tayangantayang komedi tersebut menunjukan bahwa masyarakat menyukai atau membutuhkan acara hiburan dalam kategori yang berbeda, hal ini dapat dilihat dari panjangnya masa tayang dari setiap program komedi tersebut. Peluang ini ditangkap oleh salah satu stasiun TV yaitu Kompas TV untuk menyajikan bentuk tayangan komedi yang berbeda yaitu bentuk komedi yang ditampilkan oleh komedian tunggal diatas pentas yang lebih dikenal dengan istilah Stand Up Comedy. Melalu acara Stand Up Comedy
Rizka Hazazi - Apresiasi Anggota Stand Up Indo Bandung ... Program Studi Ilmu Komunikasi 1 Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 2 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) Indonesia, Kompas TV mencari komedian-komedian berbakat untuk menjadi seorang Stand Up Comedian atau dikenal juga sebagai comic Stand Up Comedy sendiri sudah dikenal sejak abad ke-18, khususnya di negara-negara Eropa dan Amerika. Di Indonesia sendiri, stand up comedy ini berkembang pada tahun 1997 semenjak didirikannya Comedy Cafe oleh Ramon Papana yang bisa dibilang beliau adalah “Bapak Stand Up Comedy Indonesia”. Keberhasilan acara Stand Up Comedy Indonesia di Kompas TV tersebut mendorong stasiun televisi lain untuk menayangkan acara yang serupa dengan kemasan yang berbeda. Salah satu stasiun televisi yang menangkap peluang itu adalah Metro TV yang menyajikan tiga acara Standing Up Comedy yaitu Stand Up Comedy Show, Stand Up Comedy : Battle Comics dan Open Mic. Open Mic dapat dibilang merupakan acara yang memiliki konsep yang berbeda dibandingkan kedua acara lainnya. Acara yang digagas oleh Ramon Papana dan MetroTV ini sejatinya adalah acara edukasi tentang Stand Up Comedy, karena meledaknya fenomena stand up comedy ini sendiri tidak diiringi oleh pengetahuan mengenai stand up comedy itu sendiri baik oleh penonton maupun diantara para comic. Stand Up Comedy dimata comic memiliki dua tujuan untuk naik keatas panggung, yaitu untuk show dan open mic. Istilah Open Mic sendiri merupakan ajang untuk menguji materi yang dimiliki oleh tiap comic baik materi baru maupun yang sudah biasa digunakan dengan melakukan eksplorasi dalam gaya penyampaiannya, sehingga sudah tidak aneh apabila terdapat materi-materi lawakan yang tidak lucu. Sedangkan Show, comic akan membawakan materi-materi yang sudah terbukti lucu. Open Mic sendiri biasanya dilakukan di cafe-cafe, tetapi dengan adanya tayangan Open Mic ini maka para comic akan mendapatkan masukan yang lebih beragam untuk menulis ulang materinya karena khalayak yang melihat lebih beragam, akan tetapi sisi negatif dari adanya tayangan seperti ini di televisi adalah dimana materi yang seharusnya digunakan untuk show justru menjadi bocor sebelum waktunya dikeluarkan. Selain itu, dalam tayangan ini juga terdapat sesi Open Mic Challenge, yang dimana artis atau orang-orang terkenal diberi tantangan untuk melakukan open mic. Keberadaan para comic bukan hanya diapresiasikan oleh televisi saja, tapi dilingkungan masyarakat juga diapresiasikan dengan terbentuknya komunitas-komunitas comic yang dimana salah satunya adalah Standup Comedy Indonesia yang berawal di Jakarta. Standup Comedy Indonesia (twitter account: @standupindo) adalah sebuah komunitas yang didirikan oleh beberapa orang yang sebelumnya sudah memiliki ketertarikan dengan dunia standup komedi. Sebut saja Ernest Prakasa (@ernestprakasa) dan Ryan Adriandhy (@adriandhy) adalah dua orang yang dipertemukan dalam audisi Standup Comedy Indonesia yang diselenggarakan oleh Kompas TV. Mereka yang kemudian menjadi finalis acara ini berpikir bahwa mereka membutuhkan wadah untuk berlatih mempersiapkan diri untuk menghadapi ajang ini. Berawal dari pertemanan di jejaring sosial akhirnya mereka melibatkan Pandji Pragiwaksono (@pandji) dan Raditya Dika (@radityadika) dan seorang penulis humor Isman H. Suryaman (@ismanhs) untuk mendirikan komunitas ini.
Rizka Hazazi - Apresiasi Anggota Stand Up Indo Bandung ... Program Studi Ilmu Komunikasi 2 Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 3 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) Melalui kesuksesan di Jakarta, komunitas Standup Comedy ini mulai tersebar luas, dan salah satu kota yang menjadi tempat tumbuh suburnya standup comedy selain Jakarta adalah di Bandung yang dimana komunitas ini dikenal dengan nama Standup Indo Bandung. Ketua Tim Koordinator Regional Standup Indo Isman H Suryaman mencatat, hingga Desember 2011 telah muncul tak kurang dari 42 komunitas stand up comedy yang tersebar di Indonesia. Withherington berpendapat bahwa apresiasi merupakan respon seseorang yang matang terhadap tingkatan nilai-nilai yang lebih tinggi karena jiwanya yang berkembang, artinya seseorang yang memiliki apresiasi terhadap sesuatu itu baik, kurang baik/buruk (Rusyana, 1976:6). Menurut Squire & Taba, HB. Davis (Rusyana, 1979:8) ada tiga aspek kemampuan yang berpengaruh terhadap apresiasi, yakni: 1) Kognitif yaitu berkaitan dengan keterlibatan intelektual si pengamat dalam upaya memahami unsur-unsur yang bersifat objektif ; 2) Emotif yaitu berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi pengamat dalam upaya menghayati unsur keindahan alam simbolsimbol suatu karya seni. Selain itu unsur emosi juga sangat berperan dalam upaya memahami unsur yang bersifat objektif ; 3) Evaluatif berhubungan dengan kegiatan yang memberikan penilaian baik dan buruk, indah tidak indah, sesuai tidak sesuai, serta jumlah ragam penilaian lain yang tidak harus hadir dalam sebuah karya (Aminuddin, 2003:34). Berdasarkan hal tersebut penelitian ini berusaha mengetahui bagaimana apresiasi anggota Standup Indo Bandung terhadap tayangan Open Mic di METRO TV. Lebih jauh penelitian ini ingin menggali bagaimana dampak tayangan Open Mic di Metro TV terhadap eksistensi para comic yang memiliki media panggung di luar televisi.
B.
Penjelasan Rumusan Masalah “Bagaimana apresiasi anggota Standup Indo Bandung terhadap tayangan Open Mic di METRO TV”. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui apresiasi kognitif anggota Standup Indo Bandung terhadap tayangan Open Mic pada METRO TV.
Untuk mengetahui apresiasi emotif anggota Standup Indo Bandung terhadap tayangan Open Mic pada METRO TV.
Untuk mengetahui apresiasi evaluatif anggota Standup Indo Bandung terhadap tayangan Open Mic pada METRO TV.
Rizka Hazazi - Apresiasi Anggota Stand Up Indo Bandung ... Program Studi Ilmu Komunikasi 3 Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 4 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) Kerangka Pemikiran o Kerangka Teoritis Karya ilmiah ini menggunakan Teori Uses & Gratification, asumsi dasar dari teori ini antara lain adalah konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya (Ardianto, 2003:71). Teori ini juga menyatakan mungkin bahwa media juga dapat mempunyai pengaruh yang jahat dalam kehidupan. Katz, Jay G, Blumler dan Gurevitch (1974:22) merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori ini : 1. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan 2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengatakan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan 4. Banyak tujuan media massa disimpulkan dari kata yang diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu 5. Penelitan tentang arti kultural dari media massa ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak. (blumler dan katz, 1974:22) (dalam Rakhmat, 2005:205)
Model Uses and Gratification Anteseden
Motif
Penggunaan Media
Efek
- Variabel Inividu
- Personal
- Hubungan
- Kepuasan
- Variabel lingkungan
- Diversi
- Macam isi
- Pengetahuan
- Personal Indentity
- Hubungan dengan isi
- Depedensi
(Rakhmat, 2000:66)
Rizka Hazazi - Apresiasi Anggota Stand Up Indo Bandung ... Program Studi Ilmu Komunikasi 4 Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 5 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) Berdasarkan tabel di atas, maka penelitian ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan:
-
Anteseden Anteseden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis seperti usia,
jenis kelamin, dan faktor-faktor psikologis komunikan, serta variabel lingkungan seperti organisasi, sistem sosial dan struktur sosial. -
Motif Motif, Blumer dalam Rakhmat (2004:63) menyebut motif dioperasionalkan menjadi
tiga orientasi, yaitu: orientasi kognitif (kebutuhan akan informasi, surveillance, atau ekspolrasi realitas), diversi (kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan) serta identitas personal (menggunakan isi media untuk memperkuat/menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri). -
Penggunaan Media Dalam hubungannya dengan penggunaan media maka akan ditemukan antara lain:
intensitas, isi, serta daya tarik menonton suatu tayangan pada televisi. -
Efek Kepuasan Efek media dapat dioperasionalisasikan sebagai evaluasi kemampuan media untuk
memberikan kepuasan terhadap pemenuhan kebutuhan informasi dan hiburan khalayaknya.
o Kerangka Konseptual Penelitian apresiasi suatu khalayak terhadap satu media massa baik dalam bentuk penyajian maupun informasi yang akan disampaikan, sangat berguna bagi media untuk menilai sejauh mana kebutuhan khalayak terhadap keberadaan media tersebut. Setiap khalayak mempunyai pemahaman tersendiri dalam arti seperangkat gagasan terhadap media tertentu. Misalnya gagasan tentang bagaimana keberadaan media, kegunaan media, tentang peran media dalam kehidupan sehari-hari, dan gagasan lainnya. Media akan mendapat gambaran mengenai sejauh mana khlayak mengapresiasi media tersebut. Tentu tingkat apresiasi khalayak yang tinggi diharapkan oleh setiap media massa. Apresiasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, menurut piramida kebutuhannya Abraham Maslow. Pengakuan orang lain atas diri kita, pribadi kita, dan karya serta pikiran kita akan sangat mempengaruhi perkembangan mental kita. Apresiasi berasal dari bahasa Inggris, “appreciation” yang berarti penghargaan dan pengetahuan. A.S. Hornby mengartikan apresiasi sebagai pengertian, pemahaman, dan pengenalan yang tepat, pertimbangan penilaian dan pernyataan yang memberikan penilaian (Sayuti, 1985:202).
Rizka Hazazi - Apresiasi Anggota Stand Up Indo Bandung ... Program Studi Ilmu Komunikasi 5 Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 6 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) Beberapa pengertian mengenai apresiasi membawa pada beberapa implikasi : 1. Apresiasi merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang, baik kegiatan mental maupun kegiatan fisik dalam merespon sesuatu; 2. Apresiasi merupakan kegiatan memberikan pertimbangan terhadap objek yang diapresiasi dengan pertimbangan terimplisit unsur penilaian; 3. Kegiatan merespon dan menilai itu tidak dapat dilakukan seseorang tidak memiliki kemampuan apresiasi, betapapun relatifnya. (Atmazaki, 1991:133). Rusyana menyimpulkan berdasarkan hasil studi ketiga para ahli: Squire, Taba, F.B. Davis & Haris bahwa terdapat tiga aspek kemampuan yang berpengaruh terhadap apresiasi, yaitu aspek kognitif, aspek evaluatif, dan ikatan emosional (Rusyana, 1979:8). Uraiannya adalah sebagai berikut: 1. Aspek kognitif (pengetahuan) yaitu kemampuan mengenal dan memahami sesuatu yang akan diapresiasikan. 2. Aspek emosional (perasaan) yaitu kemampuan menghayati nilai-nilai dan unsur yang terkandung. 3. Aspek evaluatif (penilaian) yaitu kemampuan dalam memberikan penilaian secara kualitatif ataupun penghargaan terhadap nilai-nilai atau unsur (Rusyana, 1979:17). Ketiga aspek inilah yang menjadi sumber variabel dalam penelitian ini. Sehingga dapat dituliskan sebagai berikut : Variabel 1: Apresiasi anggota Standup Indo Bandung terhadap tayangan Open Mic pada Metro TV dilihat dari aspek kognitif. a. Sub variabel 1: Aspek kognitif anggota yang berkaitan dengan intensitas tayangan. b. Sub variabel 2: Aspek kognitif anggota yang berkaitan dengan isi materi tayangan. c. Sub variabel 3: Aspek kognitif anggota yang berkaitan dengan daya tarik tayangan. Variabel 2: Apresiasi anggota Standup Indo Bandung terhadap tayangan Open Mic pada Metro TV dilihat dari aspek emotif. a. Sub variabel 1: Aspek emotif anggota yang berkaitan dengan intensitas tayangan b. Sub variabel 2: Aspek emotif anggota yang berkaitan dengan isi materi tayangan. c. Sub variabel 3: Aspek emotif anggota yang berkaitan dengan daya tarik tayangan. Variabel 3: Apresiasi anggota Standup Indo Bandung terhadap tayangan Open Mic pada Metro TV dilihat dari aspek evaluatif. a. Sub variabel 1: Aspek evaluatif anggota yang berkaitan dengan intensitas tayangan b. Sub variabel 2: Aspek evaluatif anggota yang berkaitan dengan isi materi tayangan. c. Sub variabel 3: Aspek evaluatif anggota yang berkaitan dengan daya tarik tayangan.
Rizka Hazazi - Apresiasi Anggota Stand Up Indo Bandung ... Program Studi Ilmu Komunikasi 6 Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 7 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) o Bagan Kerangka Pemikiran
Apresiasi anggota Standup Indo Bandung terhadap tayangan Open Mic pada Metro TV
Motif
Antesenden
-Variabel Individu
-Orientasi Kognitif
-Variabel lingkungan
-Diversi
Penggunaan Media
Efek
-Hubungan
-Kepuasan
Macam isi
-Pengetahuan
-Hubungan dengan isi
-Dependensi
-Personal identity
Aspek Kognitif o1. Pengetahuan anggota Standup Indo Bandung berkaitan dengan intensitas
tayangan Open Mic pada Metro TV. o2. Pengetahuan anggota Standup Indo Bandung berkaitan dengan isi materi
tayangan Open Mic pada Metro TV.
o3. Pengetahuan anggota Standup Indo Bandung berkaitan dengan daya tarik
tayangan Open Mic pada Metro TV. Aspek Emotif
1. Perasaan anggota Standup Indo Bandung berkaitan dengan intensitas tayangan Open Mic pada Metro TV. 2. Perasaan anggota Standup Indo Bandung berkaitan dengan isi materi tayangan Open Mic pada Metro TV. 3. Perasaan anggota Standup Indo Bandung berkaitan dengan daya tarik tayangan Open Mic pada Metro TV. Aspek Evaluatif
1. Penilaian anggota Standup Indo Bandung berkaitan dengan intensitas tayangan Open Mic pada Metro TV. 2. Penilaian anggota Standup Indo Bandung berkaitan dengan isi materi tayangan Open Mic pada Metro TV. 3. Penilaian anggota Standup Indo Bandung berkaitan dengan daya tarik tayangan Open Mic pada Metro TV.
(Sumber: Rosengren 1974;271 dalam Rakhmat, 2007;66)
Rizka Hazazi - Apresiasi Anggota Stand Up Indo Bandung ... Program Studi Ilmu Komunikasi 7 Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 8 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) C.
Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menggambarkan apresiasi anggota Standup Indo Bandung terhadap tayangan Open Mic di METRO TV. Metode deskriptif juga bertujuan untuk melukiskan secara sistematik fakta atau karakter populasi tertentu secara faktual dan cermat. Selain itu penelitian deskriptif, bertujuan mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, menidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-prektek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi, dan menentukan apa yang dilakukan seseorang dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. (Rakhmat, 2000:25). Langkah-langkah dalam penelitian deskriptif adalah : membatasi objek dalam isitlah yang khusus dan jelas; menentukan fakta dan karakteristik apakah yang akan diselidiki; merencanakan pendekatan (rancangan penelitian); mengumpulkan data; melaporkan hasil. Sehingga metode penelitian ini, penulis akan menggambarkan masalah yang akan dibahas berdasarkan data-data yang relevan serta menafsirkan data-data yang dimaksud sebagai proses analisa untuk mencari relevansi antara variabiel.
Jenis data dan sumber data 1.
Angket, yaitu pengumpulan data primer melalui daftar pertanyaan terstruktur yang mencakup pertanyaan-pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden. Penyebaran sejumlah pertanyaan dalam bentuk pertanyaan tertutup dan terbuka pada sejumlah responden yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi dan meluaskan gejala yang ada serta mengidentifikasikan masalah.
2.
Observasi, yaitu adanya pengamatan secara langsung oleh peneliti terhadap objek penelitian yaitu pengamatan terhadap tayangan Open Mic serta populasi dan sampel dalam penelitian ini.
3.
Wawancara, yaitu sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitaian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa pedoman (guide) wawancara. (Bungin, 2005:126). Proses wawancara dilakukan dengan pihak-pihak terkait dengan permasalahan yang diteliti. Penulis melakukan wawancara dengan anggota-anggota stand up indo bandung.
Rizka Hazazi - Apresiasi Anggota Stand Up Indo Bandung ... Program Studi Ilmu Komunikasi 8 Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 9 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) 4.
Studi kepustakaan, yaitu mencari data penunjang berupa buku-buku, laporan penelitian, serta referensi yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
Populasi dan Sampel Populasi juga dapat disebut sebagai kumpulan objek penelitian, objek penelitian orang, organisasi,
kelompok,
lembaga,
buku-buku,
kata-kata,
surat
kabar,
dan
lain-lain
(Rakhmat, 2000: 78). Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Standup Indo Bandung yang jumlahnya 34 orang. Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang serupa dengan populasi (Singarimbun & Effendy, 1986:4). Karena sedikitnya anggota populasi yang akan diteliti, maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik total sampling atau sampling jenuh untuk meneliti. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagi sampel, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2005 : 96). Dengan demikian seluruh anggota Standup Indo Bandung otomatis menjadi sampel dalam penelitian ini.
o
Analisis Data
Analisis Deskriptif Data yang diperoleh akan diteliti dengan teknik analisis data deskriptif yang berfungsi untuk menggambarkan data yang merupakan jawaban responden untuk setiap pertanyaan dalam kuesioner (angket) penelitian. Data angket dikumpulkan dan dianalisis melalui tabel data frekuensi yang memuat dua kolom yaitu frekeunsi dan prosentase untuk setiap kategori. Sedangkan data wawancara akan dianalisis berdasarkan kerangka teori yang ada. Teknik analisis deskriptif dari penelitian ini bertolak dari pemrosesan data yang terekam dalam lembaran kode yang kemudian dibuat distribusi frekuensinya untuk setiap item pertanyaan. Sesuai tabel distribusi akan ditafsirkan data-datanya. Untuk memperoleh gambaran tentang makna dan ukuran frekuensi serta prosentasenya. Lembar kode yang terisi penuh kemudian dijadikan pedoman untuk membuat tabel-tabel dengan bantuan dari buku kode (code book).
Rizka Hazazi - Apresiasi Anggota Stand Up Indo Bandung ... Program Studi Ilmu Komunikasi 9 Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 10 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
D.
HASIL & KESIMPULAN o HASIL
Tabel Kategorisasi Aspek Kognitif Nomor
Aspek Kognitif
f
1
Tinggi
22
64,7
2
Sedang
12
35,3
3
Rendah
0
0
34
100
Jumlah
%
Sumber: data yang sudah diolah Tabel Kategorisasi Aspek Kognitif menggambarkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat apresiasi dari segi kognisi yang tinggi terhadap tayangan Open Mic pada Metro TV. Apresiasi tersebut dilihat dari pengetahuan mereka akan durasi, isi materi, dan juga daya tarik tayangan, akan tetapi sebagian kecil responden termasuk kedalam kategori sedang. Kategori sedang adalah mereka yang menjawab empat sampai tujuh pertanyaan dengan benar. Mereka tidak terlalu mengetahui dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan tayangan Open Mic tersebut. Responden yang termasuk kategori sedang ini termasuk kategori yang sedang mengenal tayangan ini, namun perhatian mereka terhadap tayangan ini tidak terlalu besar. Katz, Blumler, dan Gurevitch merumuskan asumsi-asumsi dasar teori uses and gratification, salah satunya: Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan. Hal ini mendeskripsikan bahwa anggota-anggota yang tergabung dalam komunitas Standup Indo Bandung dianggap cukup aktif memilih media yang menjadi bahan ulasan tiap kegiatan mereka.
Tabel Kategorisasi Aspek Emotif Nomor
Aspek Emotif
f
%
1
Tinggi
10
29.4
2
Sedang
24
70.6
3
Rendah
0
0
34
100
Jumlah
Sumber: data yang sudah diolah
Rizka Hazazi - Apresiasi Anggota Stand Up Indo Bandung ... Program Studi Ilmu Komunikasi 10 Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 11 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) Tabel Kategorisasi Aspek Emotif menggambarkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat apresiasi dari segi emotif yang sedang dan sebagian kecil memiliki tingkat apresiasi yang tinggi terhadap tayangan Open Mic pada Metro TV. Apresiasi tersebut dilihat dari kepuasan mereka akan durasi, isi materi, dan juga daya tarik tayangan. Sebagian besar responden cukup merasa puas terhadap tayangan Open Mic ini walaupun ada beberapa faktor dimana mereka merasa tayagan ini akan dapat lebih baik lagi dengan adanya beberapa perubahan. Pendeskripsian di atas menjelaskan bahwa responden cukup terpuaskan oleh tayangan Open Mic pada Metro TV. Uses and Gratification menerangkan media dapat memenuhi keinginan khalayak (Blumler and McQuail). Metro TV dan tim pada tayangan Open Mic telah cukup melakukan hal tersebut dengan mendapat apresiasi emotif dimana sebagian besar responden merasa cukup dan sebagian kecil merasa sangat terpuaskan, khususnya anggota Standup Indo Bandung.
Tabel Kategorisasi Aspek Evaluatif Nomer
Aspek Evaluatif
1
Tinggi
12
35,3
2
Sedang
22
64,7
3
Rendah
0
0
34
100
Jumlah
f
%
Sumber: instrumen pertanyaan nomor 16 – 25 Tabel Kategorisasi Aspek Evaluatif
menggambarkan bahwa sebagian besar responden
memiliki tingkat apresiasi dari segi evaluatif sedang terhadap tayangan Open Mic pada Metro TV. Apresiasi tersebut dilihat dari penilaian mereka terhadap durasi frekuensi, isi, dan daya tarik tayangan. Aspek evaluatif berkaitan dengan kegiatan memberikan penilaian baik-buruk, indah-tidak indah.Dalam kaitan penelitian ini, anggota komunitas Standup Indo Bandung umunya memiliki penilaian cukup terhadap durasi frekuensi, isi, dan daya tarik tayangan. Model Uses and Gratification menyatakan media massa harus bersaing dengan sumbersumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Hasil rekapitulasi aspek evaluatif yang didominasi oleh kategorisasi sedang, menjelaskan bahwa tayangan Open Mic telah cukup bersaing dengan media lain sejenisnya.
Rizka Hazazi - Apresiasi Anggota Stand Up Indo Bandung ... Program Studi Ilmu Komunikasi 11 Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 12 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
o KESIMPULAN 1.
Berdasarkan hasil perhitungan kategorisasi aspek kognitif apresiasi anggota Standup Indo Bandung terhadap tayangan Open Mic pada Metro TV, aspek kognitif apresiasi sebagian besar responden yaitu sebesar 64,7% memiliki tingkatan yang tinggi, dan sebagian kecil lainnya sebesar 35,3% memiliki tingkatan sedang. Artinya pengetahuan anggota Standup Indo Bandung dilihat dari pengetahuan mereka akan durasi, isi materi, dan juga daya tarik tayangan tergolong cukup baik, anggota Standup Indo Bandung memiliki pemahaman yang cukup baik saat mengkonsumsi tayangan Open Mic pada Metro TV. Katz, Blumler, dan Gurevitch merumuskan asumsi-asumsi dasar teori uses and gratification, salah satunyas: Khalayak dianggap aktif: artinya, sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan. Hal ini mendeskripsikan bahwa komunitas Standup Indo Bandung dianggap cukup aktif dalam memilih media yang menjadi bahan ulasan kegiatan mereka. Terbukti dari aspek kognitif yang cukup tinggi, anggota dapat mengapresiasi tayangan Open Mic pada Metro TV dengan cukup baik
2.
Berdasarkan hasil penghitungan kategorisasi aspek emotif apresiasi anggota Standup Indo Bandung terhadap tayangan Open Mic pada Metro TV, aspek emotif sebagian besar responden yaitu sebesar 70,6% memiliki tingkatan sedang, dan sebagian kecil lainnya sebesar 29,4% memiliki tingkatan tinggi, serta dari hubungan antara data identitas responden pun lebih menunjukkan bahwa respunden sebagian besar memiliki tingkatan apresiasi pada aspek emotif adalah sedang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kepuasan anggota Standup Indo Bandung dilihat dari kepuasan mereka akan durasi, isi materi, dan juga daya tarik tayangan tergolong cukup. Untuk beberapa responden masih merasa kurang puas dengan beberapa poin yang ada pada tayangan ini seperti halnya jam tayang, durasi, cara pembawaan acara oleh Ramon Papana, dan lainnya. Akan tetapi mereka sudah cukup puas terhadap tayangan ini walaupun menurut para responden tayangan ini akan dapat lebih baik dan menarik lagi apabila adanya perbaikan pada bagian-bagian tertentu dalam tayagan. Hal ini meggambarkan bahwa adanya keterlibatan emosi responden saat mengkonsumsi tayangan Open Mic. khususnya pada bagian akan durasi, isi materi, dan juga daya tarik tayangan. Pendeskripsian di atas menjelaskan bahwa responden cukup terpuaskan oleh tayangan Open Mic pada Metro TV. Uses and Gratification menerangkan media dapat memenuhi keinginan khalayak (Blumler and McQuail, Bab II hal: 38). Metro TV dan tim pada tayangan Open Mic telah cukup melakukan hal tersebut dengan mendapat apresiasi emotif dimana sebagian besar responden merasa cukup dan sebagian kecil merasa sangat terpuaskan, khususnya anggota Standup Indo Bandung.
3.
Berdasarkan hasil penghitungan kategorisasi aspek evaluatif apresiasi anggota Standup Indo Bandung terhadap tayangan Open Mic pada Metro TV, aspek evaluatif sebagian besar responden yaitu sebesar 64,7% memiliki tingkatan penilaian sedang terhadap tayangan ini pada
Rizka Hazazi - Apresiasi Anggota Stand Up Indo Bandung ... Program Studi Ilmu Komunikasi 12 Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 13 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012) durasi dan frekuensi, isi materi, serta daya tarik tayangan ini. Dalam hal ini responden dapat melihat dan memberikan penilaian terhadap kelebihan dan kekurangan dari tayangan Open Mic ini. Walaupun responden memberikan penilaian sedang terhadap tayangan ini bukan berarti tayangan ini merupakan tayangan yang tidak diminati, akan tetapi dengan adanya penilaian ini merupakan salah satu upaya responden maupun khalayak dalam membuat tayangan ini menjadi lebih baik lagi dikemudian hari. Model Uses and Gratification menyatakan media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Hasil rekapitulasi aspek evaluatif yang didominasi oleh kategorisasi sedang, menjelaskan bahwa Metro TV selaku stasiun televisi yang menayangkan tayangan Open Mic telah cukup bersaing dengan media lain sejenisnya, walaupun terpadat beberapa kekurangan dalam tayangan ini dengan adanya kritik ataupun saran dari khalayak maka akan menjadi sesuatu hal yang dapat lebih membangun untuk menjadi lebih baik lagi.
Rizka Hazazi - Apresiasi Anggota Stand Up Indo Bandung ... Program Studi Ilmu Komunikasi 13 Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 14 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Daftar Pustaka
Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi Sastra. PT. Sinar Baru Algesindo, Bandung. Ardianto, Elvinaro dkk, 2007. Komunikasi Massa suatu pengantar, edisi revisi. Simbiosa Rekatama Media, Bandung. Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, PT. Rineka. Cipta. Deddy Mulyana, 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, PT Remaja Rosdakarya. Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Jakarta. Effendy, Onong Uchjana, 2003. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung, PT Remaja Rosdakarya. Masunah, Juju, 2003. Apresiasi Seni dan Budaya dalam Pendidikan. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, McQuail, Denis. 1987. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga. Mulyana, Dedi. 2007. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Natawidjaja, 1982. Apresiasi Sastra dan Budaya. Jakarta, PT. Intermasa, Rakhmat, Jalaludin, 2000. Psikologi Komunikasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, Rakhmat, Jalaluddin, 1998, Metode Penelitian Komunikasi. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya. Rusyana, 1979. Kegiatan Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung, ALFABETA.
Rizka Hazazi - Apresiasi Anggota Stand Up Indo Bandung ... Program Studi Ilmu Komunikasi 14 Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 15 of 16
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Literatur Skripsi Hanif al Fajar. 2008. Apresiasi Pemirsa Terhadap Tayangan Pojok Si Cepot di STV. Fakultas Ilmu Komunikasi Program Ekstensi (Manajemen Komunikasi) Unpad. Vina Viana. 2007. Apresiasi Mahasiswa Terhadap Tayangan Berbahasa Inggris di Metro TV. Fakultas Ilmu Komunikasi Program Ekstensi (Manajemen Komunikasi) Unpad. Ade Chandra, 2011. Apresiasi Komunitas The Beatles Bandunng Terhadap Film “ I Am Sam”. Fakultas Ilmu Komunikasi ( Manajemen Komunikasi) Unpad Noor M Falih, 2012. Apresiasi Anggota Ekstrakulikuler Jurnalistik SMA 112 Jakarta terhadap Rubrik KOMPAS MUDA Pada Harian KOMPAS. Fakultas Ilmu Komunikasi (Jurnalistik)Unpad
Rizka Hazazi - Apresiasi Anggota Stand Up Indo Bandung ... Program Studi Ilmu Komunikasi 15 Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 16 of 16