EINSTEIN ON TRIAL!1 Siang itu Lucky sedang berada di kelas bersama dengan teman – temannya. Hari ini kebetulan Lucky akan mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan tugas yang diberikan dosennya pada minggu yang lalu. Yaitu mengenai Teori Relativitas Einstein. Lucky sudah tidak sabar ingin mempresentasikannya di depan kelas. Menurutnya adalah sebuah kehormatan seorang mahasiswa yang masih dalam tingkat Sarjana diberikan kesempatan untuk menjelaskan Teori Relativitas. Ah, this time will be special, fikir Lucky dalam benaknya. Kemudian dosen tersebut menanyakan kepada Lucky “apakah kamu sudah siap dengan bahan presentasi yang akan kamu bawakan?”. Ya Pak, saya sudah siap, jawab Lucky dengan tegas. Lucky kemudian maju ke depan kelas dan menyiapkan presentasinya di laptop. Sedangkan dosennya berpindah tempat ke tempat duduk paling belakang untuk menyimak presentasi yang dilakukan Lucky. Salam Sejahtera untuk kita semuanya, salam Lucky. Hari ini saya akan mempresentasikan teori relativitas Einstein. Dan seperti yang kita ketahui bahwa teori relativitas Einstein itu terbagi ke dalam dua poin yaitu special relativity dan general relativity. Pertama saya akan menjelaskan gambaran yang paling sederhana mengenai special relativity, “ketika saya menaiki sebuah mobil dan mobil tersebut berjalan dalam garis lurus
1Catatan
ini
: Jika anda adalah seorang non-technical reader maka anda bisa men-skip chapter
kemudian saya menjatuhkan sebuah benda melalui kaca jendela mobil maka saya akan melihat benda tersebut jatuh dari mobil secara garis lurus sedangkan orang lain yang berada di trotoar jalan yang tepat di seberang mobil yang saya naiki akan melihat benda tersebut jatuh dalam garis parabola”, kemudian Lucky menggambarkan proses percobaan yang baru saja ia jelaskan tersebut di papan tulis (agar abstract experiment tersebut bisa divisualisasikan dengan baik). Setelah selesai menggambarkannya di papan tulis, Lucky kemudian kembali menjelaskan dan mengatakan bahwa hal ini adalah sebuah bukti bahwa kita hidup dalam 4 dimensi. Dimensi panjang (x), lebar (y), tinggi (z) dan waktu (t). M Maka dari itu akan terjadi perbedaan pandangan terhadap benda tersebut yang saya alami ketika ada di dalam mobil dengan seseorang yang berada di trotoar jalan di seberang mobil saya. Masih dengan percobaan yang sama, “ketika saya menjatuhkan benda tersebut lewat kaca jendela mobil, kemudian saya mengukur waktu jatuhnya benda tersebut dengan menggunakan stopwatch dan kemudian seseorang yang berada di trotoar juga mengukurnya menggunakan stopwatch. Maka waktu jatuh benda tersebut akan berbeda, waktu jatuhnya benda tersebut yang saya ukur dari dalam mobil akan lebih cepat dibandingkan dengan seseorang yang mengukurnya di trotoar”. Sebuah benda yang saya jatuhkan dari mobil tersebut menandakan bahwa ia bergerak dalam dua jarak sekaligus : space distance & time distance. Dua hal ini sangat berkaitan dengan dengan gerak suatu benda berbanding kecepatan cahaya yang dihasilkan matahari yang ditarik oleh gravitasi Bumi. Yang mana hal tersebut adalah inti dari
general relativity. Tak ada waktu yang bisa hadir tanpa penyebaran cahaya dan tidak ada gerak yang terjadi bila ruang tak ada. Jika diambil kesimpulan dari percobaan tersebut garis gerak benda yang jatuh dari mobil tersebut relatif terhadap saya dan seseorang yang ada di trotoar. Dan waktu jatuh benda tersebut juga relatif terhadap saya dan juga seseorang yang ada di trotoar. Saya kira penjelasan dari saya cukup singkat namun mudah – mudahan bisa memberikan pemahaman kepada teman – teman sekalian. Karena Einstein sendiri pernah berkata “Everything should be made as simple as possible but not simpler”. Sesi tanya jawab pun dibuka. “Apakah ada pertanyaan?” tanya Lucky kepada para teman – temannya. Salah satu temannya berkelakar dengan mengatakan “Lucky, penjelasanmu sederhana sekali, saya kira tadinya kita akan mendapatkan rumus – rumus yang membosankan”. Lucky kemudian agak kesal dengan cara teman – temannya tersebut, penemuan yang dilakukan Einstein ini bukan untuk ditertawakan. Kemudian teman – temannya tertawa mendengar pernyataan Lucky tersebut dan sesaat suasana kelas menjadi agak gaduh. Dosen mata kuliah tersebut memberikan applaus kepada apa yang baru saja dijelaskan oleh Lucky. Dosen tersebut mengatakan kepada Lucky “berarti juga bisa diambil sebuah kesimpulan dari penjelasanmu barusan bahwa waktu yang ada di dunia ini bisa melengkung bukan?”. “Betul Pak, hal itu yang mempunyai konsekuensi logis tidak ada kalender yang universal di dunia ini, kalender Masehi yang kita gunakan sebagai kalender internasional sebenarnya bertujuan hanya untuk mempermudah
proses penjadwalan yang ada di berbagai tempat dan waktu. Sebenarnya hampir di setiap negara bisa memiliki sistem kalender yang berbeda – beda karena perbedaan waktu yang ada diantara mereka. Selain itu hal yang paling kontroversial dan suatu saat bisa menjadi perdebatan para fisikawan adalah jika kita bisa mencari presisi yang tepat untuk dimensi waktu pada saat ia “melengkung” maka kita akan mampu menembus another space jelas Lucky”. Baik, terima kasih atas penjelasanmu barusan Lucky. Saya sangat mengapresiasinya, terima kasih, kata dosen tersebut. Kemudian Lucky mengakhiri presentasinya dengan mengatakan terima kasih kepada teman – temannya yang sudah mentertawakan presentasinya serta dosen tersebut yang sudah bertanya kepadanya.
WHAT’S UP DAN KEGELISAHAN Kemudian malamnya sebuah stasiun televisi menayangkan politisi yang terjerat kasus migas tersebut dan berkata kepada wartawan “Biarlah proses hukum yang akan membuktikannya nanti”. Ari yang semenjak petang berada di dekat laptopnya karena sedang mengerjakan tugas kuliah kemudian perhatiannya beralih ke televisi melihat berita tersebut. Orang – orang seperti ini aneh sekali ketika mereka sudah terjerat kasus maka mereka akan menggunakan jargon – jargon hukum untuk melindungi diri.
Dalam fikirannya ia sangat berharap suatu kala saat-saat dimana ia bisa berbuat banyak kepada negaranya, dalam hatinya berbisik apakah yang harus kulakukan ya Allah? Apakah aku harus masuk kedalam dunia politik untuk melakukan perubahan atau aku tetap menjalankan cita-citaku sebagai seorang Hakim? Sayup-sayup terdengar sebuah lagu dari pemutar lagu di laptopnya yang berjudul “What’s Up” dari 4 Non Blondes. Lirik itu berkata : And I try, oh My God do I try, I try all the time in this Institution. And I pray, oh My God do I pray, I pray every single day for a Revolution. Ah...tidak mungkin sebuah revolusi harus dilakukan hanya untuk ambisi satu orang saja dalam fikirannya. Semua hanya perlu dilakukan demi kepentingan masyarakat banyak, Kennedy pernah berkata : Jangan pernah tanya apa yang negara bisa berikan terhadapmu tapi apa yang bisa kau perbuat terhadap negaramu. Aku mau Sholat untuk menenangkan fikiranku. Lalu setelah selesai memanjatkan doanya terhadap negaranya ia kemudian memPING Lucky dan mengirimkan pesan “sedang apa Bung?” Sesaat kemudian ada sms masuk dan berkata “Kamu berani juga ya tadi di dalam kelas menanyakan hal itu kepada Bapak Ketut?” “Siapa ini?” tanya Ari. “Aku Merry.” “Itu saya lakukan karena saya ingin merubah cara pandangmu yang aneh itu.”
Lalu Merry menjawab “Wow...idealisme itu pada dasarnya kosong, kita tidak akan bisa makan jika hanya mengandalkan idealisme. Kamu harus lebih bisa berfikir mengenai realitas. Kamu tidak bisa mengendalikan emosimu.” Ari memutuskan untuk tidak menjawab lagi pesan dari Merry tersebut. Bersamaan dengan pesan dari Merry datang, pesan dari Lucky pun sampai di BBM milik Ari. “Saya sedang mengerjakan tugas Bung, kapan kita ketemu lagi?” “Dapatkah kita bertemu dalam waktu dekat ini Bung?” “Baiklah. Saya senang sekali kita bisa bertemu, kapan tepatnya kita bisa bertemu lagi?” kata Lucky. “Bagaimana kalau hari Minggu pagi Bung?” “Kalau pagi saya tidak bisa karena saya harus pergi ke Gereja, kalau sore saya bisa Bung, bagaimana kalau kita bertemu jam 3 sore di tempat yang kemarin?” jawab Lucky. “Saya bisa Minggu sore Bung, saya ingin membicarakan sesuatu, Oh ya sekalian bawalah buku yang Bung janjikan kepada saya ya”. “Ya, saya pasti akan membawanya. Sampai jumpa hari Minggu.” “Sampai jumpa juga hari Minggu.” PERTEMUAN ITU
Lucky
meluncur
dengan
motornya
sambil
membonceng
kekasihnya menuju ke Gereja. Beatrice beberapa kali bertanya kepada Lucky mengenai apa saja yang ia lakukan pada saat di kampus. Beatrice juga bertanya apakah ada perempuan yang suka memperhatikan Lucky secara diam – diam. “Mana aku tau. Aku tidak pernah lihat – lihat ke arah mereka. Kalau aku di kelas. Aku fokus terhadap apa yang sedang dosen jelaskan, jawab Lucky.” Perempuan memang selalu begitu. Oh ya Lucky kita akan pergi bersama kan hari ini setelah ibadah? Tanya Beatrice. “Maaf, Bet, aku ada janji dengan seorang teman, dia berkuliah di UNPAD karena ada hal yang mau kami bicarakan, atau kamu mau kita pergi bersama dan bertemu dengannya?, tanya Lucky. “Laki – laki atau perempuan? tanya Beatrice.” “Laki – laki kok. Kamu ini posesif banget.” Baiklah, aku ikut saja, serius sekali sepertinya memangnya ada keperluan tentang apa?, tanya Beatrice. Waktu menghubungiku kemarin dia tidak mengatakan secara rinci tapi sepertinya tentang organisasi, saya mengajaknya untuk ikut kedalam organisasi BMB, jelas Lucky.
Oh, ketemu dimana sama dia?, tanya Beatrice. Kami bertemu pertama kali sewaktu di demonstrasi mahasiswa di dekat kantor Pemkot Bandung, jelas Lucky. Ya, seperti biasanya seorang perempuan selalu menanyakan siapa orang yang dikenal oleh para lelakinya dan tidak ingin ada perempuan lain yang mencuri hati kekasihnya. Lalu tidak terasa mereka sudah sampai di tempat tujuan dan segera memasuki ruang ibadah. Lalu di tempat lain, Ari sedang mencuci pakaian di tempat kost, hari Minggu pagi selalu menjadi ritual untuk membersihkan segala pakaian yang ia pakai selama satu minggu. “Mumpung matahari lagi terik-teriknya nih, bersihkan pakaian agar cepat kering setelah itu saya bisa mengerjakan yang lain...pikir Ari di dalam benaknya.”