EFISIENSI PRODUKSI CPO (Crude Palm Oil) DI PT. AGRO MASANG PERKASA PLANTATION UNIT PALM OIL MILL KABUPATEN AGAM
LAPORAN TUGAS AKHIR
FEBRI YUNITA NBP. 1111311021
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PRODUKSI PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH PAYAKUMBUH 2015
EFISIENSI PRODUKSI CPO (Crude Palm Oil) DI PT. AGRO MASANG PERKASA PLANTATION UNIT PALM OIL MILL KABUPATEN AGAM
LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh : FEBRI YUNITA NBP. 1111311021
Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (SST)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PRODUKSI PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH PAYAKUMBUH 2015
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa isi laporan tugas akhir yang saya tulis dengan
judul
”Efisiensi
Produksi
CPO(Crude
palm
oil)di
PT.
AgroMasangPerkasa Plantation Unit POM Kabupaten Agam ” merupakan hasil kerja atau karya saya sendiri dan bukan merupakan ciplakan dari hasil kerja atau karya orang lain, kecuali kutipan yang sumbernya dicantumkan. Jika dikemudian hari pernyataan ini ternyata tidak benar, maka saya akan menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tanjung Pati, 1 Juli 2015 Yang menyatakan,
Febri Yunita BP. 1111311021
RINGKASAN
FEBRI YUNITA. Efisiensi Produksi CPO (Crude palm oil) DI PT. Agro Masang Perkasa Plantation Unit Pom Kabupaten Agam. Dibimbing oleh Ir. Nelzi Fati. MP dan Yuliandri SS, MTESOLLead.
Indonesia adalah negara penghasil CPO nomor satu di dunia setelah itu baru menyusul Malaysia (United States Departement Of Agriculture, 2015). Minyak kelapa sawit juga menghasilkan berbagai produk turunan yang kaya manfaat sehingga dapat dimanfaatkan diberbagai industri. Perusahaan pengolahan kelapa sawit harus melakukan efisiensi, dimana efisiensi adalah suatu kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan benar. Tujuan penelitian ini yaitu (1) Mengetahui efisiensi produksi CPO (2) Mengetahui hubungan antara jumlah bahan baku dengan jumlah produksi CPO (3) Mengetahui mutu CPO di PT. AMP Plantation. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Maret sampai 11 Mei 2015 yang dilaksanakan pada PT. AMP Plantation Unit POM desa Tapian Kandis Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam. Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk melihat efisiensi produksi CPO dan korelasi dengan SPSS 20 untuk melihat hubungan bahan baku dengan produksi CPO. Hasil perhitungan produktivitas bahan baku tahun 2012 belum efisien namun tahun 2013 dan 2014 telah efisien. Hubungan antara jumlah bahan baku dan produksi signifikan dengan tingkat kepercayaan korelasi tersebut adalah 98%. Rata- rata asam lemak bebas pada tahun 2014 adalah 4,11% sedangkan standar maksimal kandungan asam lemak dalah 5%. Rata- rata mutu berdasarkan kadar air 0,16% sedangkan standar kadar air dari perusahaan adalah 0,20%. Kadar kotoran minyak kelapa sawit di PT. AMP plantation adalah 0,18% sedangkan standar nasional untuk batasan kotoran dalam minyak kelapa sawit adalah 0,50%. Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis produksi CPO di PT. AMP plantation adalah tahun 2012 belum efisien dan 2013 dan 2014 sudah efisien, bahan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap volume produksi CPO dan mutu yang ditargetkan oleh perusahaan sudah tercapai dan memenuhi standar nasional.
Kata kunci: Efisiensi, Produksi, CPO, Bahan baku
LAPORAN TUGAS AKHIR
EFISIENSI PRODUKSI CPO (Crude Palm Oil) DI PT. AGRO MASANG PERKASA PLANTATION UNIT PALM OIL MILL KABUPATEN AGAM Oleh :
FEBRI YUNITA NBP. 1111311021
Menyetujui, Dosen Pembimbing I,
Dosen Pembimbing II,
Ir. Nelzi Fati, MP NIP. 196903101993032001
Yuliandri, SS, MTESOLLead NIP.198507192008121002
Mengetahui, Direktur Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Ketuan Jurusan Budidaya Tanaman Pangan
Ir. Gusmalini, M. Si NIP. 195711101987032001
Ir. Setya Dharma, M.Si NIP. 196010061987031003
LAPORAN TUGAS AKHIR
EFISIENSI PRODUKSI CPO (Crude Palm Oil) DI PT. AGROMASANG PERKASA PLANTATION UNIT PALM OIL MILL KABUPATEN AGAM Oleh :
FEBRI YUNITA NBP. 1111311021 Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Laporan Tugas Akhir Program Studi Manajemen Produksi Pertanian Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh tanggal 9 Juli 2015
TIM PENGUJI
No
Nama
Jabatan
1.
Silfia, SP, M.Si
Ketua
2.
Ir. Nin Patri Enati, MP
Anggota
3.
Ir. Nelzi Fati, MP
Anggota
4.
Yuliandri,SS, MTESOLLead
Anggota
Tanda Tangan
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan),kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain) dan hanya kepada Tuhanmulah Kamu berharap. (Qs: Al-Insyirah 5-8) Dengan hati yang tulus dan ikhlas, ku persembahkan karya sederhana ini kepada Sang Khaliq Allah SWT dan Habibullah Baginda Muhammad SAW, sebagai langkah untuk meniti dan menuju pintu gerbang kesuksesan yang hakiki dalam mengharap Ridha-Nya. Hari tak akan indah tanpa mentari dan rembulan begitu juga hidup tak akan indah tanpa tujuan, harapan serta tantangan meski terasa berat namun manisnya hidup justru akan terasa ababila semua berjalan dengan baik meski memerlukan pengorbanan Kupersembahkan karya ini kepada Almarhum Ayahanda Mukhnizen dan Ibunda Gusmaneli sebagai tanda baktiku, sosok pertama dari tujuan dan motivasi utama hidupku Terima kasih kepada kakakku Yulia dan ke dua adikku Iza dan Faid yang telah sama-sama berjuang dan selalu membrikan motivasi kepadaku Terima kasih kepada pamanku Rizal dan keluarga besarku yang telah memberikan dukungan moril berserta materil kepadaku Terima kasih kepada ibu Ir. Nelzi Fati, MP dan Bapak Yuliandri SS, MTESOLLead selaku dosen pembimbing yang selalu membimbing penulis selam 4 tahun sampai akhirnya penulis menyelesaikan perkuliahan Untuk Dosen Mapperta yang telah yang memberikan ilmu dan mendidikku sehingga mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan kuucapkan terima kasih
Dan terima kasih banyak kepada sahabatku N3I (Neti, Jenit, Intan) serta Resqi, Rahma, Mila, Ayi, Dila, Taufik, Lina, Yuli, Helni, Fira, Berlian, Fiza, Ririt, dan Hedri walaupun kita tidak berjuang bersama lagi. Dan Mapperta angkatan 2011 yang sama-sama berjuang untuk masa depan kita semoga kita mencapai kesuksesan Kalau orang bilang masa SMA itu adalah masa terindah segalanya berubah setelah aku merasakan bangku kuliah terserah mau sepakat atau tidak tapi 4 tahun ini jauh lebih baik dan jauh lebih indah bersama Mapperta dan Politani Ya Allah berilah petunjuk-Mu sehingga aku bisa mencapai cita- cita dan masa depan yang lebih baik. Semoga ini awal yang baik untuk meniti karir dan kehidupan yang lebih religis, optimis dan profesional Amien....
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Laporan ini ditulis berdasarkan hasil penelitian pada kegiatan Pengalaman Kerja Praktik Mahasiswa yang berjudul “Efisiensi Produksi CPO (crude palm oil) di PT. Agro Masang Perkasa Plantation Unit Palm Oil Mill Kabupaten Agam”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada orang tuaku Ayahanda Mukhnizen (Almarhum) dan Ibunda Gusmaneli serta keluarga yang telah memberi semangat dan dukungan moril sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Selanjutnya penulis mngucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Ir. Nelzi Fati, MP dan Bapak Yuliandri, SS, MTESOLLead selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. 2. Ibu Ir. Nin Patri Enati, MP dan Ibu Silfia, SP, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini. 3. Bapak Alfikri S.Pt, M.Si selaku ketua program studi Manajemen Produksi Pertanian Politenik Pertanian Negeri Payakumbuh. 4. Bapak Ir. Setya Dharma M.Si selaku kepala jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 5. Ibu Ir. Gusmalini M.Si selaku direktur Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 6. Pihak PT. AMP Plantation yaitu Bapak Bambang, Bapak Yuda, Bapak Jainuddin, Bapak Martias, Bapak Arlendra, Bapak Faisal, Bapak Yono, dan Abang
Rinal serta seluruh tenaga kerja pada perusahaan ini yang telah
memberikan waktu, informasi, bimbingan, motivasi, dan dukungan selama penulis melaksanakan kegiatan magang disana. 7. Kepada sahabat-sahabat terbaik penulis yaitu Intan, Jenit, Neti, Resqi, Rahma, Mila, Dila, Hendri dan Taufik yang senantiasa memberikan
i
semangat, dukungan, bimbingan dan motivasi kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. 8. Kepada teman-teman seperjuangan MAPPERTA angkatan 2011 yang selalu mengingatkan satu sama lain, berjuang bersama baik suka maupun duka dan memberikan semangat, selama menempuh pendidikan empat tahun dikampus tercinta ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini dimasa mendatang.
Tanjung Pati, Juni 2015
FY
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 14 Februari 1992 di Jorong Padang Aro, Kenagarian Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan, sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Alm. Muknizen (Ayah) dan Gusmaneli (Ibu). Penulis menamatkan pendidikan dasar di SDN 14 Padang Aro Kabupaten Solok Selatan pada tahun 2005 di Padang Aro, pendidikan menengah pertama di SMPN 3 Solok Selatan pada tahun 2008 di Timbulun dan pendidikan menengah atas di SMAN 3 Solok Selatan pada tahun 2011 di Lubuk Gadang . Pada tahun 2011, penulis melanjutkan kuliah pada program studi Manejemen Produksi Pertanian, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Selama mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi penulis pernah mengikuti beberapa perlombaan yang dilaksanakan dalam lingkungan kampus diantaranya yaitu: peserta Lomba Matematika tingkat mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh tahun 2012, finalis lomba karya tulis ilmiah ilmu pertanian tingkat Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh tahun 2012, finalis lomba pemilihan mahasiswa berprestasi (MAPRES) tingkat Politeknik Negeri Payakumbuh tahun 2013, finalis Lomba Ilmu Terapan (LIT) tingkat Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
tahun
2013.
Penulis
juga
aktif
disalah
satu
organisasi
kemahasiswaan yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai staf Departemen Kesejahteraan Mahasiswa (KESMA) periode 2012 sampai 2013 dan sekretaris Departemen Rencana Strategi Pengembangan Organisasi (RESPO) periode 2013 sampai 2014. Selama kuliah penulis menetap di Tanjung Pati, Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota dan domisili orang tua di Jorong Padang Aro, Kenagarian Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. e-mail:
[email protected].
iii
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN ..........................................................................................
i
KATA PENGANTAR .............................................................................
ii
DAFTAR ISI ............................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
vi
I
PENDAHULUAN ............................................................................
1
1.1 1.2 1.3 1.4
Latar Belakang ........................................................................... Perumusan Masalah ................................................................... Tujuan Penelitian ....................................................................... Manfaat Penelitian .....................................................................
1 3 4 4
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................
6
2.1 Aspek Komoditas ...................................................................... 2.1.1 Sejarah kelapa sawit ......................................................... 2.1.2 Aspek taksonomi dan morfologi kelapa sawit ................. 2.1.3 Tipe kelapa sawit .............................................................. 2.1.4 Syarat tumbuh kelapa sawit .............................................. 2.2 Proses pengolahan TBS Menjadi CPO ....................................... 2.2.1 Penimbangan ..................................................................... 2.2.2 Loading ramp .................................................................... 2.2.3 Perebusan TBS .................................................................. 2.2.4 Pemipilan ........................................................................... 2.2.5 Pengepresan ....................................................................... 2.2.6 Penyaringan ....................................................................... 2.2.7 Pemurnian.......................................................................... 2.2.8 Penyimpanan ..................................................................... 2.3 Mutu CPO ................................................................................... 2.4 Efisiensi....................................................................................... 2.5 Efektivitas ................................................................................... 2.6 Produksi ......................................................................................
6 6 7 10 11 11 11 11 12 14 15 15 15 16 17 19 20 20
III METODE PENELITIAN ................................................................
21
3.1 Waktu dan Tempat ......................................................................
21
II
iv
3.2 Jenis Data dan Sumber Data ....................................................... 3.3 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 3.4 Teknik Analisis dan Metode Pengujian ......................................
21 22 22
IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ........................................
26
4.1 Sejarah Perusahaan ..................................................................... 4.2 Lokasi Perusahaan ...................................................................... 4.3 Visi dan Misi ............................................................................... 4.4 Struktur organisasi ...................................................................... 4.5 Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan ................................................ 4.6 Jumlah Tenaga Kerja perusahaan ............................................... 4.7 Jam Kerja .................................................................................... 4.8 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Karyawan ............................... 4.9 Mesin dan Peralatan .................................................................... 4.10 Proses pengolahan CPO .............................................................
26 27 28 29 30 34 35 36 37 38
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................
47
5.1 Efisiensi Produksi ....................................................................... 5.2 Hubungan Bahan Baku dengan Produksi CPO .......................... 5.5 Mutu CPO di PT. AMP Plantation .............................................
47 58 61
VI KESIMPULAN ................................................................................. 6.1 Kesimpulan ................................................................................. 6.2 Saran ...........................................................................................
66 66 67
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
68
LAMPIRAN .............................................................................................
71
V
v
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1.
Tingkat kematangan buah sawit ......................................................
19
2.
Jumlah tenaga kerja di lingkungan PT.AMP Plantation ..................
34
3.
Jumlah operator yang dibutuhkan dalam satu shift pada pabrik .....
35
4.
Jam kerja karyawan PT. AMP Plantation ........................................
35
5.
Jam kerja karyawan bagian pabrik PT.AMP Plantation ..................
36
6.
Mesin dan peralatan produksi PT.AMP Plantation .........................
37
7.
Penilaian mutu yang tepat di PT. AMP Plantation ..........................
40
8.
Ketentuan dan standar kualitas tandan buah yang ditolak ...............
41
9.
Data rencana dan realisasi pemakaian bahan baku dan produksi CPO tahun 2012 sampai 2013 .........................................................
48
Perhitungan selisih target dan realisasi produktivitas pemakaian bahan baku tandan buah segar PT. AMP Plantation ......................
48
Perbandingan rendemen yang diperoleh dengan target internal dan eksternal perusahaan .................................................................
51
Tingkat efektivitas produksi PT. AMP Plantation tahun 2013 sampai 2014 .....................................................................................
54
Proyeksi pemakaian tandan buah segar dan produksi yang efisien di PT. AMP Plantation tahun 2015 sampai 2017 ...........................
58
Pemakaian bahan baku TBS dan produksi CPO yang dihasilkan pada tahun 2014 ...............................................................................
59
15.
Hasil analisis korelasi antara bahan baku dan produksi CPO..........
59
16.
Mutu CPO berdasarka FFA, moisture, dobi dan dirt ......................
61
17.
Perhitungan korelasi dengan menggunakan SPSS 20 .....................
75
18.
Perhitungan proyeksi tandan buah segar untuk tahun 2015 sampai 2016 .........................................................................................................
77
10. 11. 12. 13. 14.
vi
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1.
Tahapan pelaksanaan penelitian ........................................................
25
2.
Struktur organisasi pabrik kelapa sawit PT.AMP Plantation ............
29
3.
Proses produksi di PT.AMP Plantition ..............................................
38
vii
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1.
Hasil perhitungan korelasi dengan SPSS 20......................................
71
2.
Perhitungan proyeksi tandan buah segar untuk tahun 2015 sampai 2016 ...................................................................................................
72
3.
Dokumentasi pelaksanaan penelitian .................................................
74
4.
Dokumentasi pelaksanaan pelaksanaan PKM di perkebunan kelapa Sawit PT. AMP Plantation...............................................................
75
viii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan unggulan dan utama Indonesia. Produk ini memiliki nilai ekonomis tinggi dan menjadi salah satu penyumbang devisa negara yang terbesar jika dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya (Fauzi, Yustina dan Rudi, 2014). Indonesia termasuk negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Kebutuhan buah kelapa sawit meningkat tajam seiring dengan meningkatnya kebutuhan CPO (crude palm oil) dunia. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Tahun 2009 sampai dengan 2014 perkembangan luas areal perkebunan yaitu 7.125.331 ha menjadi 10.956.231 ha perkembangan ini hampir mencapai dua kali lipat dan hal ini juga diiringi dengan meningkatnya produksi CPO di Indonesia (Dirjen Perkebunan, 2015). Perkembangan perkebunan kelapa sawit juga didukung oleh produkproduk turunan kelapa sawit yang beraneka ragam dan mempunyai banyak kegunaan. Produk utamanya terdiri dari minyak sawit (CPO) dan minyak inti sawit. Minyak kelapa sawit juga menghasilkan berbagai produk turunan yang kaya manfaat sehingga dapat dimanfaatkan diberbagai industri. Indonesia adalah negara penghasil CPO nomor satu di dunia (United States Departement Of Agriculture, 2015). Konsumsi CPO dalam negeri cukup besar mengingat industri yang menggunakan CPO sebagai bahan baku juga berkembang. Industri yang menggunakan CPO sebagai bahan baku yaitu industri minyak goreng, margarin dan sabun.
2
Pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor menentukan keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh ialah minyak sawit mentah / CPO (Crude Palm Oil), minyak inti sawit / PKO (Palm Kernel Oil), serabut, cangkang, dan tandan kosong sawit. Pengolahan kelapa sawit melibatkan banyak faktor seperti faktor modal, tenaga kerja, lahan, dan bahan baku. Faktor-faktor ini saling mempengaruhi satu sama lain sehingga saling berkaitan (Indah, Melinda, Widya dan Trimei, 2009). Salah satu tujuan utama perusahaan adalah tercapainya produksi sesuai dengan target perusahaan. Efisiensi produksi dilihat dari pencapaian target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Perusahaan pengolahan kelapa sawit harus melakukan efisiensi, dimana efisiensi adalah suatu kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan benar. Dikatakan efisien apabila keluaran (output) yang dicapai lebih tinggi dibandingkan dengan masukan (input) yang digunakan (Handoko, 2001 cit. Utami, 2013). Efisiensi merupakan perbandingan rasio output dan input, seberapa besar output yang dihasilkan dengan menggunakan sejumlah input yang dimiliki perusahaan (Bayangkara, 2008 cit. Hijayati, Moch dan Achmad, 2014). Produksi pada dasarnya memiliki tujuan untuk tercapainya hasil yang efektif dan efisien dari semua faktor- faktor yang mempengaruhi produksi. Efisiensi produksi dapat dilihat dari segi pencapaian target produksi dari bahan baku yang sudah digunakan. Efisiensi produksi melihat apakah dengan bahan baku yang ada sudah memenuhi kapasitas produksi pabrik.
3
PT. AMP Plantation unit POM (PT. Agra Masang Perkasa PlantationPalm Oil Mill) merupakan suatu perusahaan swasta yang tergabung dalam Wilmar Group. PT. AMP POM bergerak dibidang pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit menjadi minyak mentah atau disebut juga CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit. PT. AMP Plantation memiliki kapasitas produksi 80 ton/jam. Pada pabrik pengolahan kelapa sawit efisiensi produksi perlu diperhatikan dari segi pencapaian produksi yang sesuai dengan target produksi, rendemen dan mutu yang diharapkan oleh perusahaan. Volume produksi, rendemen dan mutu CPO yang dihasilkan tergantung dengan bahan baku yang masuk ke perusahaan. Dengan demikian untuk melihat efisiensi produksi CPO di PT. AMP Plantation maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang kemudian akan dituangkan dalam bentuk tulisan ilmiah (tugas akhir) yang berjudul “Efisiensi Produksi CPO di PT. Agra Masang Perkasa Plantation Unit POM Kabupaten Agam”. 1.2 Rumusan Masalah PT. AMP Plantation unit POM merupakan unit pengolahan kelapa sawit yang tegabung ke dalam Wilmar Group.
Perusahaan ini bergerak di bidang
pengolahan kelapa sawit yang memiliki kapasitas olah 80 ton/jam sedangkan bahan baku yang diolah belum memenuhi kapasitas terpasang pabrik. Produk yang dihasilkannya yaitu minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit. Volume produksi, rendemen dan mutu CPO yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh bahan baku yang masuk ke perusahaan. Efisiensi adalah ukuran yang menunjukkan bagaimana baiknya sumbersumber daya digunakan dalam proses produksi untuk mengkasilkan output
4
(Gasper, 2005). Efisiensi pada pabrik pengolahan kelapa sawit perlu dilihat dari segi pencapaian produksi, rendemen dan mutu yang diharapkan oleh perusahaan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana efisiensi produksi CPO di PT. AMP Plantation?
2.
Bagaimana hubungan antara produksi CPO dengan bahan baku yang digunakan?
3.
Bagaimana mutu CPO di PT. AMP Plantation?
1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka perlu dilakukan penelitian yang berjudul “Efisiensi Produksi CPO pada Pabrik Kelapa Sawit PT. AMP Plantation”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Mengetahui efisiensi produksi CPO di PT. AMP Plantation
2.
Mengetahui hubungan antara jumlah bahan baku dengan jumlah produksi CPO di PT. AMP Plantation
3.
Mengetahui mutu CPO di PT. AMP Plantation.
1.4 Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik bagi pihak perusahaan (Pabrik Kelapa Sawit PT. AMP Plantation), penulis, maupun bagi pembaca. Bagi Perusahaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai proses produksi CPO yang efektif pada masa yang akan datang. Pada akhirnya dapat menjadi masukan atau informasi sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan oleh pihak perusahaan. Bagi penulis penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan menambah pengetahuan, serta
5
sebagai pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh selama kuliah. Bagi pembaca penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai efisiensi Produksi CPO pada Pabrik Kelapa Sawit PT. AMP Plantation.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aspek Komoditas 2.1.1 Sejarah kelapa sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman utama penghasil minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dari pada tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Berdasarkan asal-usulnya kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1848. Usaha perkebunan kelapa sawit dirintis oleh seseorang dari Belgia yang bernama Adrien Hallet. Perkebunan kelapa sawit pertama di Indonesia berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunannya mencapai 5.123 ha (Adi, 2012). Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesis oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang dibawa dari Mauritius dan Amsterdam untuk ditanam di Kebun Raya Bogor. Tanaman kelapa sawit mulai dibudidayakan secara komersial pada tahun 1911 (Fauzi, dkk, 2014). Masa
pendudukan
Belanda,
perkebunan
kelapa
sawit
mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Indonesia menggeser dominasi ekspor negrara Afrika pada waktu itu. Namun, kemajuan pesat yang dialami oleh Indonesia tidak diikuti oleh peningkatan perekonomian nasional. Hasil perolehan ekspor minyak sawit hanya meningkatkan perekonomian Negara asing yang berkuasa di Indonesia termasuk Belanda. Memasuki masa pendudukan Jepang, perkembangan
7
kelapa sawit mengalami kemunduran. Secara keseluruhan perkebunan kelapa sawit terhenti (Fauzi, dkk, 2014). Pemerintah Indonesia mengambil ahli perkebunan kelapa sawit setelah pemerintah Belanda dan Jepang meninggalkan Indonesia. Pada tahun 1957 pemerintah menempatkan perwira- perwira militer disetiap jenjang manajemen perkebunan yang bertujuan mengamankan jalannya produksi. Pemerintan juga membentuk BUMIL (buruh militer) yang merupakan wadah kerja sama antara buruh perkebunan dengan militer. Memasuki orde baru pembangunan kelapa sawit diarahkan untuk menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan sebagai sumber devisa negara (Fauzi, dkk, 2014). 2.1.2 Aspek taksonomi dan morfologi kelapa sawit Klasifikasi kelapa sawit adalah sebagai berikut: Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledoneae
Family
: Palmaceae
Genus
: Elaeis
Spesies
: Elaeis guineensis Jacq.
Kelapa sawit berbentuk pohon yang tingginya dapat mencapai 24 m. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerase (Adi, 2012). Menurut Fauzi (2014) ciri fisiologis dari tanaman kelapa sawit bisa dilihat dari bentuk daun, batang, akar, bunga dan buah.
8
a.
Daun Daun kelapa sawit mirip kelapa, yaitu membentuk susunan daun majemuk,
bersirip genap, dan bertulang sejajar. Daun- daun membentuk satu pelepah yang panjangnya mencapai lebih dari 7,5 – 9 m. Jumlah anak daun disetiap pelepah berkisar 250- 400 helai. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat. Pada tanah yang subur, daun cepat membuka sehingga makin efektif melakukan fungsinya sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan sebagai alat respirasi. Jumlah kedudukan dan pelepah daun pada batang sawit disebut filotaksis yang dapat ditentukan berdasarkan perhitungan susunan anak daun, yaitu dengan menggunakan rumus duduk daun 1/8. Artinya setiap satu kali berputar melingkari batang, terdapat duduk daun (pelepah) sebanyak delapan helai. b.
Batang Kelapa Sawit merupakan tanaman monokotil, yaitu batangnya tidak
mempunyai kambium dan umumnya tidak bercabang. Batang berfungsi sebagai struktur tempat melekatnya daun, bunga dan buah. Batang juga berfungsi sebagai organ penimbun zat makanan yang memiliki sistem pembuluh yang mengangkut air dan hara mineral dari akar ke tajuk serta fotosintrat (hasil fotosintesis) dari daun keseluruh bagian tanaman. Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter 20- 75 cm. Tanaman yang masih muda batangnya tidak terlihat karena tertutup oleh pelepah daun. c.
Akar Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat karena
tumbuh kebawah dan kesamping membentuk akar primer, sekunder, tersier dan kuarter. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam
9
tanah dan respirasi tanaman. Selain itu, akar tanaman kelapa sawit juga berfungsi sebagai penyangga berdirinya tanaman kelapa sawit sehingga mampu menyokong tegaknya tanaman pada ketinggian yang mencapai puluhan meter ketika tanaman sudah berumur 25 tahun. Akar tanaman kelapa sawit tidak berkuku , ujungnya runcing dan berwarna putih atau kekuningan. d.
Bunga Kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu (monoecious), arinya bunga
jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman serta masing- masing terangkai dalam satu tandan. Rangkaian bunga jantan dan bunga betina terpisah. Setiap rangkaian bunga muncul dari pangkal pelepah daun (ketiak daun). Setiap ketiak daun hanya menghasilkan satu inflorensen (bunga majemuk). Bunga jantan bentuknya lonjong memanjang dengan ujung kelopak agak agak meruncing dan garis tengah bunga lebih kecil, sedangkan bunga betina bentuknya agak bulat dengan ujung kelopak agak rata dan garis tengah lebih besar. Rangkaian bunga jantan dihasilkan bergantian dengan rangkaian siklus bunga betina sehingga pembungaan secara bersamaan sangat jarang terjadi. Pada umumnya, di alam hanya terjadi penyerbukan silang, sedangkan penyerbukan sendiri secara buatan dapat dilakukan dengan menggunakan serbuk sari yang diambil dari bunga jantan dan ditaburkan ke bunga betina. e.
Buah Kelapa sawit mempunyai warna bervariasi, dari hitam, ungu, hingga merah
tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari setiap pelepah. Buah terdiri dari tiga lapisan: 1. Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
10
2. Mesoskarp, serabut buah 3. Endoskarp, cangkang pelindung inti 4. Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji) merupakan endosperma dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.
Kelapa sawit
berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar (radikula) (Setyamidjaja, 1991). 2.1.3 Tipe kelapa sawit Menurut Adi (2012) tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang, yaitu: a. Dura Dekripsinya yaitu tempurung tebal (2-8 mm), tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung. Daging buah relatif tipis, yaitu 35-50% terhadap buah. Kernel (daging buah) besar dengan kandungan minyak rendah. Dalam persilangan, dipakai sebagai pohon induk betina. b. Pisifera Deskripsinya yaitu ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, daging buah tebal, lebih tebal daripada daging buah dura. Daging biji sangat tipis. Tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain dan dipakai sebagai bahan pohon induk jantan. c. Tenera Merupakan hasil dari persilangan dura dan pisifera, memiliki tempurung tipis (0,5-4 mm) dan terdapat lingkaran serabut di sekeliling tempurung. Daging
11
buah sangat tebal (60-50% dari buah), tandanya lebih banyak, tetapi ukurannya relatif kecil. 2.1.4 Syarat tumbuh kelapa sawit Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah di antara 120 LU- 120 LS pada ketinggian 0- 500 m dpl. Curah hujan optimum rata- rata yang diperlukan tanaman kelapa sawit adalah 2.000- 2.500 mm/tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun tanpa bulan kering (defisit air) yang berkepanjangan. Tanaman kelapa sawit memerlukan intensitas cahaya yang tinggi untuk berfotosintesis, kecuali saat kondisi tanaman masih di pre-nurseri. Suhu optimum yang dibutuhkan agar tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik adalah 24- 280 C. Kelembaban optimum bagi pertumbuhan kelapa sawit adalah 80% (Fauzi, dkk, 2014). 2.2 Proses Pengolahan TBS menjadi CPO Proses yang dilalui dalam pengolahan TBS menjadi CPO adalah penimbangan, perebusan, pemipilan, pengadukan dan pelumatan, pengepresan, penyaringan serta pemurnian. 2.2.1 Penimbangan Sebelum masuk ke loading ramp, TBS ditimbang terlebih dahulu. Penimbangan bertujuan untuk mengetahui berat muatan (TBS) yang diangkut sehingga mempermudah dalam proses perhitungan atau pembayaran hasil panen serta memudahkan dalam proses pengolahan selanjutnya. TBS yang sudah ditimbang kemudian diperiksa dan disortir terlebih dahulu, terutama dalam tingkat kematangan buah menurut fraksi- fraksinya. Fraksi dengan kualitas yang diinginkan adalah fraksi 2 dan 3. Kerena tingkat rendemen minyak yang
12
dihasilkan pada fraksi tersebut maksimum, sedangkan kandungan asam lemak bebas (free fatty acid) minimum (Pardamean, 2012). 2.2.2 Loading ramp TBS yang sudah selesai ditimbang selanjutnya dibongkar di loading ramp dengan menuang langsung dari truk. Loading ramp merupakan suatu bangunan dengan lantai berupa kisi- kisi pelat besi berjarak 10 cm dengan kemiringan 45 derajat. Kisi- kisi tersebut berfungsi untuk memisahkan kotoran berupa pasir, kerikil dan sampah yang terikut dalam TBS. loading ramp dilengkapi pintu- pintu keluaran yang digerakkan secara hidrolisis sehingga memudahkan dalam pengisian TBS ke dalam lori untuk proses selanjutnya. Setiap lori memuat 2,5 – 2,75 ton (lori kecil) dan 4,5 ton TBS (lori besar) (Adi, 2012). Stasiun loading ramp di PT. AMP Plantation dapat dilihat dalam lampiran Gambar 1. 2.2.3 Perebusan TBS Buah sawit kemudian direbus dalam suatu tempat perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus. Perebusan dilakukan dengan cara mengalirkan uap panas selama 1 jam atau tergantung dengan besarnya uap. Perebusan yang terlalu lama dapat menurunkan kadar minyak dan pemucatan kernel. Sebaliknya, perebusan dalam waktu yang terlalu pendek menyebabkan semakin banyak buah yang tidak rontok dari tandannya. Stasiun sterilizer di PT. AMP Plantation dapat dilihat pada lampiran Gambar 2.
13
Menurut Adi (2012) Tujuan dilakukannya perebusan tandan buah segar pada pabrik pengolahan kelapa sawit yaitu:
a. Menghentikan aktivitas enzim Buah yang dipanen mengandung enzim lipase dan oksidase yang tetap bekerja dalam buah sebelum sebelum enzim itu dihentikan dengan pelaksanaan tertentu.
Enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalam
pembentukan trigliserida dan kemudian memecahkannya kembali menjadi asam lemak bebas (ALB). b. Menurunkan kadar air Sterilisasi buah dapat menurunkan kadar air buah dan inti, yaitu dengan cara penguapan baik pada saat penguapan maupun saat sebelum pemipilan. Penurunan kandungan air buah menyebabkan penyusutan buah sehingga terbentuk rongga kosong pada perikarp yang mempermudah proses pengempaan. c. Melepaskan serat dari biji Perebusan buah yang tidak sempurna dapat menimbulkan kesulitan pelepasan serat dari biji dalam polishing drum, yang menyebabkan pemecahan biji lebih sulit dalam alat pemecahan biji. Penetrasi uap yang cukup baik akan membantu proses pemisahan serat perikap dari biji yang dipercepat oleh proses hidrolisis.
Apabila serat tidak lepas, maka lignin
diantara serat akan menahan minyak. d. Membantu proses pelepasan inti dari cangkang
yang terdapat
14
Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air biji hingga 15%. Kadar air biji susut sedangkan tempurung biji tetap, maka terjadi inti yang lekang dari cangkang. e. Menguraikan zat- zat lendir dari daging buah Jika tidak diuraikan zat lendir akan menghambat pemisahan minyak dan air dalam proses klarifikasi. 2.2.4 Pemipilan Pada proses ini, buah yang telah direbus diangkut dengan dua cara yaitu hosting crane dan happering. Cara pertama dilakukan dengan menggunakan hoisting crane dan dituang ke dalaam tresher melalui hooper yang berfungsi untuk menampung buah rebus. Sementara cara kedua dilakukan dengan menggunakan happering yang kemudian diangkut dengan elevator (auto feeder). Pada proses ini, tandan buah segar yang telah direbus kemudian dirontokkan atau dipisahkan dari janjangnya. Pemipilan dilakukan dengan membanting buah dalam drum putar dengan kecepatan putaran 23- 25 rpm. Buah yang terpisah akan jatuh melalui kisi- kisi dan ditampung oleh fruit elevator dibawa dengan distributing conveyer untuk didistribusikan ke unit- unit digester (Adi, 2012). Di dalam digester, buah diaduk dan dilumat untuk memudahkan daging buah terpisah dari biji. Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak yang di dalamnya dipasang pisau- pisau pengaduk sebanyak 6 tingkat yang di ikatkan pada poros dan digerakkan oleh motor listrik. Untuk memudahkan proses pelumatan,
diperlukan
panas
90-
950C
yang
diberikan
dengan
cara
menginjeksikan uap 3 kg/cm2 langsung atau melalui mantel. Proses pengadukan/ pelumatan berlangsung selama 30 menit. Setelah masa buah dari proses
15
pengadukan selesai, kemudian dimasukkan ke dalam alat pengepresan (screw press) (Pardamean, 2012). Stasiun perontokkan di PT.AMP Plantation dapat dilihat dalam lampiran 3 Gambar 6. 2.2.5 Pengepresan Pengepresan berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah (pericarp). Masa yang keluar dari digester diperas dalam screw press pada tekanan 50 – 60 bar dengan menggunakan air pembilas. Suhu yang digunakan berkisar 90 - 950C, dari pengepresan tersebut, akan diperoleh minyak kasar, ampas dan biji (Pardamean, 2012).
Stasiun pengepresan di PT. AMP
Plantation dapat dilihat dalam lampiran 3 Gambar 3. 2.2.6 Penyaringan Minyak kasar (crude oil) yang dihasilkan kemudian disaring menggunakan vibrating screen. Penyaringan bertujuan untuk memisahkan beberapa bahan asing, seperti pasir dan serabut yang masih mengandung minyak dan dapat dikembalikan ke digester. Vibrating screen terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas permukaan 2 m2.
Tingkat atas menggunakan saringan ukuran 20 mesh,
sedangkaan tingkat bawah memakai saringan 40 mesh. Minyak yang telah disaring kemudian ditampung ke dalam crude oil tank (COT). Suhu didalam COT dipertahankan berkisar 90- 950C agar kualitas minyak yang terbentuk tetap baik (Pardamean, 2015). Oil tank di PT. AMP Plantation dapat dilihat dalam lampiran 3 Gambar 5. 2.2.6 Permurnian Tahap selanjutnya, minyak dimasukan ke dalam tangki klarifikasi. Prinsip dari proses pemurnian minyak didalam tangki pemisah adalah melakukan
16
pemisahan bahan berdasarkan berat jenis bahan sehingga campuran minyak kasar dapat terpisah dari air. Pada tahapan ini, dihasilkan 2 jenis bahan yaitu crude oil dan slude. Minyak kasar yang dihasilkan kemudian ditampung sementara di dalam oil tank. Minyak kemudian dimurnikan menggunakan purifier. Tujuannya untuk mengurangi kadar kotoran dan kadar air yang terdapat pada minyak berdasarakan atas perbedaan densitas dengan menggunakan gaya sentrifugal. Sludge yang dihasilkan dari clarifier tank kemudiaan dialirkan ke dalam decanter. Di dalam alat ini terjadi light phase, heavy phase dan solid. Light phase yang dihasiikan kemudian dialirkan kembali ke dalam crude oil tank, sedangkan heavy phase akan ditampung dalam bak tampungan ( fat fit). Sludge yang dihasilkan dari clarifier tank kemudian dialirkan ke dalam decanter. Di dalam alat ini, terjadi pemisahan antara light phase , heavy phase dan solid. Light phase yang dihasilkan kemudian akan dialirkan kembali ke dalam crude oil tank, sedangkan heavy phase akan ditampung dalam bak penampungan (fat fit). Solid atau padatan yang dihasilkan akan diolah menjadi pupuk atau bahan penimbun. Minyak yang keluar dari purifier masih mengandung air. Untuk mengurangi kadar air tersebut, minyak dipompakan ke vacuum drier. Disini, minyak disemprot dengan menggunakan nozzle sehingga campuran minyak dan air tersebut akan pecah. Hal ini akan mempermudah pemisahan air dalam minyak. Minyak yang memiliki tekanan uap lebih rendah dari air akan turun kebawah dan kemudian dialirkan ke storage tank (Pardamean, 2012). 2.2.7 Penyimpanan
17
CPO yang dihasilkan kemudian dialirkan kedalam storage tank (tangki timbun).
Suhu simpan dalam storage tank dipertahankan antara 45- 550C.
Tujuannya agar kualitas
CPO yang dihasilkan tetap terjamin sampai waktu
pengiriman. 2.3 Mutu CPO Kualitas merupakan faktor utama produsen sebelum membeli barang dan jasa, sehingga kualitas merupakan faktor utama dalam keberhasilan suatu produk dipasaran. Produsen yang baik tentu akan mempertahankan mutu supaya tidak terlalu banyak variasi. Kualitas suatu produk ditentukan oleh mutu suatu produk tersebut. Segala ciri yang mendukung persyaratan disebut karakteristik kualitas. Ciri- ciri itu bisa berupa ukuran, fungsi, sifat kimia, daya tahan hidup dan yang lainnya (Astuti (2007) cit. Julia (2009). Mutu minyak kelapa sawit bisa diukur dengan angka- angka dari minyak sawit itu sendiri. Beberapa kriteria yang bisa digunakan untuk mengukur kualitas minyak kelapa sawit harus dipahami benar oleh produsen jika ingin produknya diterima oleh konsumen, terutama konsumen luar negeri. Kadar asam lemak bebas (ALB), kadar air dan kadar kotoran merupakan kriteria untuk melihat mutu CPO (Julia, 2009). Berikut ini adalah beberapa pengertian dari beberapa karakteristik mutu menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2003) cit. Julia (2009): 1. Asam lemak bebas (ALB) adalah asam yang dibebaskan pada hidrolisis lemak. ALB tinggi adalah suatu ukuran ketidakberesan dalam panen dan pengolahan.
18
2. Kadar air adalah bahan yang menguap yang terdapat dalam minyak sawit pada pemanasan 1050C. kadar air tinggi diatas 0,1% membantu hidrolisis . 3. Kadar kotoran adalah bahan- bahan yang tak larut dalam minyak, yang dapat disaring setelah minyak dilarutkan dalam suatu pelarut dalam kepekatan 10%. Untuk memperoleh minyak sawit dengan standar serta mutu yang baik, maka perlu diperhatikan faktor- faktor yang mempengaruhi mutu produksi, terutama ALB dalam minyak kelapa sawit. ALB adalah faktor mutu yang paling cepat berubah selama proses terjadi, ALB dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam minyak kelapa sawit sangat merugikan (Julia, 2009). Beberapa hal yang menyebabkan kadar ALB tinggi dalam minyak kelapa sawit menurut Julia (2009) antara lain: 1. Pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu 2. Keterlambatan dalam pengumpulan dan pegangkutan buah 3. Proses hidrolisa selama pemprosesan dipabrik Menurut Pardamean (2012), tingkat kematangan buah akan berpengaruh pada kualitas buah.
Jika panen dilakukan pada keadaan buah lewat matang,
kandungan asam lemak bebas yang terdapat pada minyak akan meningkat. Sementara jika penen dilakukan pada buah yang masih mentah, akan menurunkan kandungan minyak dari buah.
Kematangan tandan yang dipanen terdiri dari
beberapa tingkatan seperti pada Tabel 1.
19
Tabel 1. Tingkat kematangan buah sawit Fraksi Jumlah brondolan Tingkat kematangan 00 Tidak ada, buah berwarna hitam Sangat mentah 0 1- 12,5% buah luar membrondol Mentah 1 12,5- 25% buah luar membrondol Kurang matang 2 25- 50% buah luar membrondol Matang I 3 50- 75% buah luar membrondol Matang II 4 75- 100% buah luar membrondol Lewat matang I 5 Buah dalam juga membrondol, ada buah yang Lewat matang II busuk Sumber: Pusat Penelitian Marihat (1982) cit. Fauzi, dkk (2014) 2.4 Efisiensi Efisiensi diartikan sebagai rasio output dan input, seberapa besar output yang dihasilkan dengan menggunakan sejumlah input yang dimiliki perusahaan (Bayangkara, 2008 cit. Hijayati, Moch dan Achmad, 2014). Pengukuran Produktivitas Bahan Baku (PB)
Perhitungan produktivitas bahan baku (PB) sama dengan perhitungan mencari rendemen minyak kelapa sawit. Perhitungan rendemen yaitu jumlah produksi yang dihasilkan dibagi jumlah bahan baku yang dipakai lalu dikali 100%. Jadi jika sudah dilakukan perhitungan terhadap produktivitas bahan baku maka perhitungan rendemen juga sudah didapatkan. Pemanfaatan segala sumberdaya yang dimiliki perusahaan secara efektif merupakan salah satu langkah efisien dalam suatu perusahaan, karena sumber daya dalam suatu perusahaan memberikan kontribusi yang penuh terhadap kelangsungan hidup perusahaan (Pradhitya, 2010).
20
2.6 Efektivitas Menurut Bhayangkara (2011) cit. Suryani, Moch dan Dwiatmanto (2015) efektivitas dapat dipahami sebagai tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai suatu tujuannya. Apabila suatu organisasi mencapai suatu tujuan maka organisasi tersebut dikatakan efektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan derajat keberhasilan suatu organisasi mencapai tujuannya. Analisis untuk menilai efektivitas bagian produksi dapat dihitung menggunakan rumus achievement rate (AR) yaitu:
2.7 Produksi Produksi
diartikan
sebagai
suatu
kegiatan
atau
proses
yang
mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Pengertian produksi dan operasi tercakup setiap proses yang mengubah masukan- masukan (inputs) dan menggunakan sumber- sumber daya yang menghasilkan keluarankeluaran (outputs), yang berupa barang- barang dan jasa- jasa. Dengan dasar pengertian itu, di dalam kegiatan menghasilkan barang atau jasa, dapat diukur kemampuan mennghasilkan atau transformasinya, yang sering dikenal dengan apa yang disebut produktivitas untuk setiap masukan (input) yang dipergunakan, kecuali bahan (Assauri, 1999).
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Maret sampai 11 Mei 2015 yang dilaksanakan pada PT. Agra Masang Perkasa Plantation Unit Palm Oil Mill desa Tapian Kandis Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam. Penelitian ini dilakukan selama 53 hari. 3.2 Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh langsung dari PT.AMP Plantation Unit POM, yang terdiri atas : gambaran umum perusahaan, data produksi CPO tahun 2012 sampai 2014, data bahan baku tandan buah segar 2012 sampai 2014 dan data mutu CPO tahun 2014. Sedangkan data sekunder lainnya diperoleh dari (bahan pustaka) buku, hasil laporan penelitian terkait CPO, catatan-catatan yang dimiliki perusahaan dan literatur mengenai kelapa sawit dan pengolahan CPO. Data primer dikumpulkan melalui hasil pengamatan, pencatatan langsung di lapangan dan wawancara dengan responden. Responden dari penelitian ini yaitu pihak perusahaan antara lain manajer, asisten manejer, supervisor proses, karyawan, dan pihak perusahaan lainnya yang
berkaitan. Data primer yang
dikumpulkan berupa: kapasitas olah pabrik, mengenai produksi CPO dan bahan baku tandan buah segar. Responden ini dipilih sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa responden mengetahui dan dapat memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan dengan baik, khususnya mengenai produksi CPO dan mutu CPO.
22
3.3 Metode Pengumpulan Data 3.3.1
Studi Kepustakaan (Library Research) Studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data sekunder. Studi
kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan data yang bersumber dari literaturliteratur, jurnal, dan hasil penelitian lainnya yang berhubungan dengan objek penelitian. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk mendapatkan materi penunjang mengenai masalah yang sedang dibahas. 3.3.2 Studi Lapangan (Field Research) Studi lapangan yaitu melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan dengan cara melakukan pengamatan langsung pada perusahaan yang bersangkutan yang dalam penelitian ini yaitu pabrik kelapa sawit PT. AMP Plantation. Bentuk studi lapangan yang dilakukan yaitu dengan melakukan pengamatan langsung pada PT. AMP Plantation, baik melalui pencatatan, observasi dan wawancara. 1.
Pencatatan, dilakukan dengan cara mencatat data-data yang diperoleh dari sumber yang bersangkutan, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
2.
Observasi, merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian yang diamati, kemudian mencatat informasi yang diperoleh selama pengamatan.
3.
Wawancara, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan atau tanya jawab secara langsung kepada pihakpihak yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. wawancara dilakukan dengan asisten, supervisor, karyawan perusahaan dan pihak lain yang terkait dalam penelitian ini.
23
3.3 Teknik Analisis dan Metode Pengujian 1. Metode Deskriptif Metode deskriptif berfungsi untuk memberikan gambaran terhadap obyek yang diteliti sebagaimana adanya, tanpa melakukan anlisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2008). Penyajian data menggunakan tabel. Efisiensi produksi dilihat dengan menilai efisiensi produktivitas bahan baku (Pb) dan efektivitas produksi menggunakan rumus Achievement Rate (AR) yaitu:
Perhitungan produktivitas bahan baku (PB) sama dengan perhitungan mencari rendemen minyak kelapa sawit. Efisiensi produksi dilihat dari segi produktivitas pemakaian bahan baku tandan buah segar, efektivitas produksi dan kapasitas olah pabrik dibandingkan dengan bahan baku yang diolah. Efisensi produksi dilihat secara teknik dan tidak melihat secara efisiensi biaya. 2. Metode trend kuadrat terkecil Menurut Sondang, Alfikri dan Wiwik (2012) metode trend merupakan suatu metode analisis yang ditunjukkan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Metode kuadrat terkecil yang digunakan kasus data genap. Data yang digunakan yaitu data bahan baku tandan buah segar dan produksi CPO sebanyak 12 bulan pada tahun 2014. Metode ini digunakan untuk meramal penggunaan bahan tandan buah segar di PT. AMP Plantation untuk beberapa tahun yang akan datang.
24
Metode kuadrat terkecil diperoleh persamaan Y= a + bx dimana a= ∑Y/n b= ∑XY/∑X2 n= banyak data 3. Metode analisis korelasi Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalm bentuk hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefision korelasi (Sugiyono, 2008). Koefision korelasi terbesar = 1 dan koefision korelasi negatif terbesar = -1, sedangkan terkecil adalah 0. Jika koefision korelasi (r) positif (r > 0) berarti hubungan positif atau searah. Artinya terjadi kenaikan pada rank x, maka akan diikuti kenaikan variabel y, atau jika terjadi penurunan variabel x maka akan diikuti dengan penurunan variabel y. koefisien korelasi (r) negatif (r < 0) berarti apabila terjadi kenaikan pada variabel x maka akan diikuti penurunan variabel y atau apabila penurunan pada variabel x maka akan diikuti dengan kenaikan variabel y. Dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara jumlah tandan buah segar dengan volume produksi CPO. Variabel dalam penelitian ini yaitu: X= bahan baku (Tandan buah segar) Y= Produksi CPO
25
Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap dan sistematis. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan untuk menyusun laporan penelitian dapat dilihat pada blok diagram penelitian Gambar 1.
Mulai penelitian PT. AMP Plantation Unit POM
Penetapan rumusan masalah
Penetapan tujuan dan manfaat penelitian
Studi pustaka Pengumpulan data Pengolahan data
Analisis dan evaluasi Kesimpulan Gambar 1. Tahapan pelaksanaan penelitian
IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah Perusahaan PT. AMP Plantation unit POM (PT. Agra Masang Perkasa PlantationPalm Oil Mill) merupakan suatu perusahaan swasta yang tergabung dalam Wilmar Group. PT. AMP POM bergerak dibidang pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit menjadi minyak mentah atau disebut juga CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit. Perusahaan ini juga mengelola usaha perkebunan kelapa sawit. Perusahaan ini terletak di daerah Tapian Kandis Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam Provinsi Sumbar. Daerah ini sangat potensial untuk dijadikan kawasan perkebunan kelapa sawit. Selain area perkebunan yang luas tanahmya juga subur dengan geografis yang mendukung. Kawasan ini semakin berkembang karena dilalui nagari Manggopoh menuju Simpang Empat Kabupaten Pasaman barat. Pabrik ini mulai dibangun selama periode April 1995 sampai Desember 1996 (masa survey pembangunan hingga commissioning pabrik). Dalam relisasinya PT. AMP Plantation Unit POM menggunakan fasilitas penanaman modal asing (PMA) dengan nomor surat persetujuan dari presiden No.13109/press/5/1993, tanggal 31 Mei 1993 sesuai dengan surat pemberitahuan tentang persetujuan presiden dari MANIVES/ ketua BKMP No 99/1/PMA/1993, tanggal 11 Agustus perihal persetujuan usaha dan jenis kapasitas produksi dan perkebunan secara investasi. Perusahaan PMA ini terdiri 89,75% saham nasional dan 10,25% saham asing. Sesuai dengan keputusan bupati kepala daerah tingkat II Agam No
27
04/006/Tapem/1997, maka diberikan izin mendirikan perusahaan industri pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit yaitu Crude Palm Oil (CPO) dan inti kernel kepada PT. AMP Plantation unit POM. 4.2 Lokasi Perusahaan PT. AMP Plantation unit POM terletak di Tapian Kandis Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam Sumatera Barat yang terletak diatas tanah milik adat dengan batas- batas sebagai berikut: 1. Sebelah timur berbatasan dengan tanah Erfat (jalan kebun PT. AMP Plantation POM) 2. Sebelah barat berbatasan dengan tanah Jaliryah/ Amai 3. Sebelah utara berbatasan dengan tanah Ali Umar 4. Sebelah selatan berbatasan dengan tanah Ali Umar/ Kurar Faktor- faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi PT. AMP Plantation POM ini antara lain: 1. Faktor penyediaan bahan baku Lokasi pabrik harus dekat dengan sumber bahan baku utama karena kelapa sawit mudah membusuk dan harus segera diolah setelah panen. Bahan baku tersebut dikelola oleh bagian perkebunan (estate) dari PT. AMP Plantation POM dan perkebunan masyarakat lainnya. 2. Faktor penyediaan air Pabrik ini didirikan dengan lokasi dekat sungai yang bernama sungai Masang, sehingga mudah dalam proses produksi. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk proses produksi di pabrik ini.
28
3. Faktor domisili penduduk Dalam hal ini pabrik harus jauh dari lingkungan tempat tinggal penduduk, untuk menghindari pencemaran lingkungan bagi penduduk sekitar. 4.3 Visi dan Misi Visi PT. AMP Plantation (Wilmar Group) adalah menjadi perusahaan terbaik, dikagumi, diakui dan bertaraf internasional dalam bidang perkebunan kelapa sawit. Misi dari perusahaan ini adalah mengelola usaha perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahan minyak sawit lestari dengan mengutamakan mutu dan kelestarian lingkungan melalui doktrin
“good corporate governance” demi
menjamin seluruh stakeholder perusahaan. Etos kerja perusahaan ini adalah sebagai berikut: 1. Disiplin 2. Bekerja keras 3. Jujur 4. Kreatif 5. Berpikir positif 6. Bertindak cepat dan tepat
29
4.4 Struktur Organisasi Struktur organisasi PT. AMP Plantation Unit POM, dari tingkat pimpinan tertinggi sampai kepala dari beberapa asisten, dapat dilihat pada Gambar 2.
Mill Manajer Ir. Syafrial Tanjung
KTU Erman Hartono
Asmil Iskandar
SPC Process Arlendra
Oficer Maintenace Salimun
SPC Logistik Elva Zuriati
Asst. SPC Process Sunardi Idris Masrianto Tri Sri Santoso
EHS Afrizal
Asst. SPC Sortasi Ahmad Nur Armansyah.S
QC Labor Faisal
PGA Gustina Dewi
Asst. SPC Maint Ilham
SPV Store Anto Sugito
Account Samsuar
Foremen Elektrian Sri Dastarto
Gambar 2 . Struktur Organisasi Pabrik Kelapa Sawit PT. AMP Plantation
30
4.5 Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan di PT. AMP Plantation Unit POM Struktur organisasi perusahaan dibuat dengan tujuan memberikan gambaran tentang jalur-jalur perintah dan koordinasi serta birokrasi di perusahaan, dan terlihat jabatan yang menjalankan perintah. Tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam struktur organisasi dapat dijelaskan pada uraian di bawah ini : a) Manajer Manajer adalah pimpinan tertinggi di pabrik. Tugas dan wewenangnya adalah mengambil kebijaksanaan dan keputusan, melaksanakan dan mengawasi proses pengolahan produksi sehingga tujuan perusahaan tercapai Tugas dan tanggung jawabnya : 1. Menjabarkan dan melaksanakan langkah kebijakan Direksi dibidang tanaman, teknik, administrasi, tenaga kerja dan agraris serta menjalin hubungan baik dengan instansi terkait sesuai dengan kebijakan perusahaan. 2. Merencanakan dan mengawasi penempatan karyawan secara efektif dan efesien. 3. Mengawasi dan menilai hasil kerja bagian atau divisi secara terus menerus dan membandingkan hasil nyata dan norma kerja serta mengambil tindakan untuk mangatasi terjadinya penyimpangan. 4. Memberikan saran atau usul kepada direksi baik diminta ataupun tidak untuk efektifitas dan efesiensi dalam rangka penggelolaan perusahaan. 5. Menerima tugas khusus dan pelimpahan wewenang Direksi. 6. Menyusun usulan budget bersama–sama dengan Head Assistent. 7. Memimpin kegiatan perusahaan baik ke dalam maupun di luar.
31
8. Mengawasi dan terjun langsung pada semua kegiatan personil dari setiap organisasi. Wewenang dari Manajer yaitu : 1. Membuat langkah kebijakan yang tidak bertentangan dengan peraturan perusahaan 2. Mengambil keputusan untuk tanggung jawab 3. Melakukan
tindakan
pembinaan
terhadap
bawahan
yang
indisipliner
(membuat teguran, peringatan dan PHK) dan mutasi antar divisi dalam rangka pembinaan jenjang karir/tugas. 4. Mengambil langkah pengamanan untuk menghindari penyimpangan 5. Mengeluarkan biaya yang berhubungan dengan bidangnya sebatas anggaran yang telah ditetapkan 6. Melakukan penilaian prestasi kerja dan pengaturan cuti bawahan b) Asisten manajer Asisten manajer membantu Manager dalam melaksanakan rencana yang telah ditetapkan, mengawasi kegiatan proses produksi, memberikan penjelasan kepada supervisor baik pada rapat kerja maupun ditempat tugas masing-masing mengenai tugas-tugas yang diberikan. Fungsi utama dari asisten manager yaitu membantu manajer mengelola perusahaan dalam rangka mengoptimalkan produksi sesuai dengan kualitas yang telah ditentukan serta pengendalian biaya untuk pencapaian tujuan perusahaan. Tugas dan tanggung jawab asisten manajer adalah : 1. Mengkoordinir dan merekapitulasi laporan manajemen setiap bulan 2. Mengkoordinir laporan produksi untuk dilaporkan ke kantor direksi.
32
3. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan supervisor/ asisten supervisor untuk peningkatan prestasi dan kesejahteraan hidupnya. 4. Mengkoordinir, meneliti dan memberi petunjuk kepada supervisor dalam menyusun rencana kerja tahunan, serta rencana kerja operasional. 5. Membantu Manajer untuk mengidentifikasi persyaratan Sumber Daya Manusia (SDM) dan menugaskan personil terlatih terhadap seluruh posisi yang mempengaruhi mutu. 6. Membimbing supervisor dalam semua aspek kegiatan produksi. c) Supervisor 1. Menyampaikan kebijakan yang disampaikan oleh jabatan diatasnya kepada seluruh bawahan dan groupnya 2. Mengatur kelompok kerja pada group yang dipegangnya 3. Memberikan tugas kepada bawahannya 4. Melaksanakan tugas, proyek dan pekerjaan secara langsung 5. Memberikan training kepada bawahannya 6. Memimpin dan memotivasi bawahannya 7. Menegakkan aturan yang telah ditentukan oleh perusahaannya 8. Mendisiplinkan bawahannya 9. Memecahkan dan mencari solusi masalah sehari-hari yang rutin 10. Membuat rencana jangka pendek untuk tugas yang telah ditetapkan oleh atasannya 11. Mengontrol dan mengevaluasi kinerja bawahannya 12. Memberikan info kepada manajemen mengenai kondisi bawahan atau menjadi perantara antara pekerja dan manajemen.
33
d) Asisten laboratorium Asisten laboratorium bertanggung jawab atas analisis hasil- hasil produksi PKS berupa CPO dan PK dan pengwasan atas limbah PKS. Tugas utama laboratorium adalah memastikan kualitas produk yang dihasilkan (CPO dan PK) sesuai dengan standar yang ditentukan dan menympaikan saran- saran perbikan. Tugas asisten labor meliputi hal- hal sebagai berikut: -
Dalam hal analisis TBS, yaitu memonitor dan memeriksa TBS yang dikirim dari kebun untuk keperluan grading, memonitor pelaksanaan grading untuk mengetahui kualitas TBS yang dikirim, serta memastikan bahwa pelaksanaan grading telah dilakukan dengan benar dan akurat.
-
Dalam hasil analisis pelaksanaan proses pengolahan TBS, yaitu memeriksa pengambilan sampel CPO dan kernel yang dilakukan oleh petugas sampel untuk memastikan bahwa sampel yang diambil sesuai dengan titik pengambilan, waktu pengambilan, dan jumlahnya, memonitor pelaksanaan pencampuran dari sampel yang diambil untuk mendapatkan sampel representative untuk dianalisis.
-
Melakukan analisis untuk mengetahui kandungan minyak dalm TBS sebagai acuan terhadap pencapaian rendemen
-
Menganalisa kualitas air
-
Menyusun anggaran tahuanan bagian laboratorium
-
Memonitor hasil kerja bawahan dan mengidentifiksi ketidaksesuaian dalam pelaksanaan pekerjaan.
34
e) Asisten maintenance Asisten teknik bertanggung jawab terhadap perawatan dan pemeliharaan mesin- mesin PKS. Tugas utama asisten teknik adalah menjagaa agar peralatan dan mesin- mesin pabrik terjaga dengan baik dan dapat beroperasi secara optimal. f) KTU KTU bertanggung jawab atas pengolahan keuangan, administrasi, dan akuntansi PKS.
KTU mengkoordinir bagian keuangan, pembukuan, kepala
gudang (logistik), administrasi TBS, CPO dan PK, serta administrasi kantor. 4.6 Jumlah Tenaga Kerja Perusahaan Tenaga kerja merupakan orang yang mau dan mampu melakukan pekerjaan guna dapat menghasilkan barang dan jasa baik dalam memenuhi kebutuhan sendiri dan masyarakat. Data jumlah karyawan PT. AMP Plantation Unit POM dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah tenaga kerja di lingkungan PT.AMP Plantation Unit POM No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Bagian
Mill head Asisten manager Security Weight bridge Sortase Laboratorium Office admin Process Maintenance Office girl Jumlah Sumber: PT. AMP Plantation Unit POM
Jumlah tenaga kerja 1 1 23 4 16 13 23 95 25 1 202
35
Tabel 3. Jumlah Operator yang dibutuhkan dalam satu shift pada pabrik No
Stasiun
Jumlah tenaga kerja
1 Penerimaan TBS 2 loading ramp 3 Sterilizer 4 Capstant 5 Hoisting Crane 6 Pressan 7 Kernel 8 Klarifikasi 9 Boiler Operator 10 Engine drum 11 Laboratorium 12 Limbah Sumber: Pabrik kelapa sawit PT. AMP Plantation
1 6 3 6 2 3 4 3 6 5 5 1
Jumlah shift 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2
4.7 Jam Kerja di PT. AMP Plantation Unit POM Dengan berlakunya peraturan Dinas Tenaga Kerja bahwa jam kerja seorang karyawan dalam perusahaan adalah 40 jam kerja per minggu, selebihnya akan dikira sebagai jam lembur. Sedangkan pengaturan jam kerja karyawan yang berlaku di PT. AMP Plantation dibagi atas 2 bagian, yaitu sebagai berikut : a. Jam kerja kantor Untuk bagian kantor hanya ada 1 shift dengan 7 jam kerja per hari dan 40 jam kerja per minggu dengan bagian seperti pada Tabel 3. Tabel 4. Jam kerja karyawan kantor PT. AMP Plantation Unit POM No Hari Waktu kerja Istirahat 1 Senin- Jumat 07.30 - 17.00 12.00 - 13.00/ 13.00 - 14.00 2 Sabtu 07.30 - 13.00 13.00 Sumber: Pabrik kelapa sawit PT. AMP Plantation
36
b. Jam kerja karyawan bagian pabrik Jam kerja karyawan pabrik dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini: Tabel 5. Jam kerja karyawan bagian pabrik PT. AMP Plantation No Shift Waktu Kerja 1 2
1 2
07.30 - 17.00 17.00 - 07.00
Sumber: Pabrik kelapa sawit PT. AMP Plantation 4.6 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Karyawan Dalam pembagian upah yang dilakukan oleh pihak perusahaan kepada karyawan dilakukan 1 kali setiap bulannya yaitu setiap tanggal 8. Jumlah gaji yang diberikan kepada karyawan disesuaikan dengan golongan. Selain mendapat gaji bulanan, karyawan mendapat upah lembur bagi yang telah melaksanakan lembur. Dalam
meningkatkan
kesejahteraan
karyawan,
perusahaan
juga
menyediakan fasilitas sebagai berikut : -
Perumahan untuk setiap karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana yang berada di lokasi perkebunan yang tinggal di sekitar pabrik.
-
Air untuk keperluan rumah tangga.
-
Tunjangan keselamatan kerja, duka cita dan tunjangan hariannya.
-
Adanya tempat ibadah yang berada di sekitar perumahan karyawan.
-
Sarana olahraga yang tersedia.
-
Adanya sarana transportasi.
37
4.7 Mesin dan Peralatan Mesin dan peralatan yang terdapat di PT. AMP Plantation adalah sebagai berikut pada Tabel 6. Tabel 6. Mesin dan peralatan produksi yang digunakan oleh PT. AMP Plantaion Unit POM No
Mesin/Peralatan
1
Timbangan
2
Loading Ramp
3 4 5 6 7 8 9 10
Tresher Turbin uap Ketel uap Hoisting crane Screw press Sludge separator Vacuum dryer Sand trap tank
11 12
Crude oil tank Storange tank
13
Vibrating screen
14 15 16
Oil tank Slude tank Lori
17 18
Sterilizer Autopider
19 20 21
Digester Fruit elevator Cake breaker conveyor (CBC) Polishing drum Nut silo drayer Nut silo Ripple mill Separating colum Clay bath Kernel silo
22 23 24 25 26 27 28
Fungsi Menimbang berat TBS yang akan diangkut oleh truk ke loading ramp Sebagai wadah penimbunan sementara, juga berperan untuk memuat buah ke dalam lori. Penimbunan buah yang sampai bermalam di loading ramp dapat menutunkan mutu minyak sawit bahkan lebih sepat dari penurunan mutu akibat penimbunan di lapangan Memisahkan buah dari tandan Pembangkit listrik Menghasilkan uap panas dalam proses perebusan Mengangkut buah hasil rebusan dari sterilizer ke threser Alat kempa adonan yang berasal dari digester Memisahkan minyak dari air dan kotoran Untuk mengurangi kadar air Untuk mengendapkan pasir dan kotoran yang terdapat dalam minyak kasar Untuk tempat penempungan minyak kasar sementara Untuk penampungan minyak kelapa sawit yang sudah selesai diolah Untuk menyaring lumpur dan kotoran yang terdapat dalam minyak kasar Untuk menanpung minyak bersih Untuk menanpung slude Menampung TBS ke perebusan dengan kapasitas 2,7 ton Merebus TBS Alat transport untuk buah yang sudah direbus untuk dipipil Pengadukan pasca brondolan Mengangkat brondolan ke elevator Memecahkan gumpalamn ampas yang terdiri dari biji dan serat Memidahkan fraksi ringan dan berat dari CBC Untuk mengeringkan nut Memeram biji Untuk memecahkan ut Untuk memisahkan inti dari cangkang Untuk cangkang dalam kernel berdasarkan berat jenis Wadah mengeringkan inti
Sumber: PT. AMP Plantation Unit POM
Jumlah (Unit) 2 2
3 3 3 3 8 10 2 1 1 2 4 2 2 132 4 3 8 3 2
2 2 2 4 2 2 4
38
4.8 Uraian proses produksi CPO Proses produksi CPO di PT. AMP Plantation dapat dilihat pada Gambar 3. Stasiun penerimaan buah
Stasiun sortasi buah
Stasiun loading ramp
Stasiun sterilizer
Stasiun perontokan ( Threshing) 0 Stasiun pengempaan (press)
Stasiun klarifikasi
Storage tank 0 Penumpukan CPO dalam tangki timbun 9 Gambar 3. Proses produksi CPO di PT. AMP Plantation Pada prinsipnya proses pengolahan TBS kelapa sawit adalah proses untuk memperoleh minyak dan inti sawit dari buah sawit. Secara keseluruhan proses yang berjalan di pabrik kelapa sawit terjadi secara berkesinambungan dan terkait satu sama lain. Kegagalan pada satu tahap akan berpengaruh pada proses berikutnya. Oleh karena itu setiap tahap proses harus berjalan dengan lancar
39
sesuai dengan prosedur operasional kerja (SOP). Adapun proses pengolahan tandan buah segar menjadi CPO adalah sebagai berikut: 1.
Stasiun penerimaan buah Buah sawit yang dibawa dari perkebunan diterima pertama kalinya di
stasiun penerimaan buah. Stasiun ini dilengkapi dengan jembatan penimbangan yang berfungsi untuk menimbang berat TBS yang masuk kedalam pabrik untuk diolah lebih lanjut. Jembatan timbangan dipakai menggunakan sistem komputer untuk menentukan berat. Jembatan timbangan ada 2 dengan kapasitas maksimum timbangan ini adalah 40 ton dan 60 ton. Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu truk yang melewati jembatan timbang berhenti 5 menit, kemudian dicatat berat truk awal (berat bruto) sebelum TBS dibongkar dan disortir, kemudian setelah dibongkar truk kembali ditimbang untuk mendapatkan selisih berat awal dan berat akhir dari truk sebagai berat sawit (berat bersih) yang diterima oleh pabrik. Hal ini sesuai dengan tujuan penimbangan yaitu untuk mengetahui berat muatan TBS sehingga memudahkan dalam perhitungan atau pembayaran hasil panen serta memudahkan untuk proes pengolahan selanjutnya (Pardamean, 2012). 2.
Stasiun sortasi Buah Kegiatan sortasi pada stasiun ini sangat mempengaruhi hasil yang akan
diperoleh pada pengolahan selanjutnya, sehingga dengan pelaksanaan sortasi sebaik mungkin akan mempengaruhi kualitas minyak yang akan diolah. Penilaian mutu TBS yang tepat atas kualitas di pabrik kelapa sawit di PT. AMP Plantation dapat dilihat pada Tabel 7.
40
Tabel 7. Penilaian mutu TBS yang tepat atas kualitas di PT. AMP Plantation Kualitas buah Buah mentah
Buah mengkal
Buah matang
Buah terlalu matang Tandan kosong Buah restan
Buah busuk
Buah tangkai panjang
Tindakan
Kriteria -
Tanpa brondolan Warna buah hitam Warna mesocarp Warna kuning Brondolan 1- 9 Warna buah hitam atau sedikit merah - Warna mesocarp kuning - Brondolan 10- 50% dari permukaan luar - Warna mesocarp mesti merah kekuningan - Tangkai harus segar Bronolan 50- 90% dari permukaan luar < 10% brondolan tinggal dipermukaan luar - Buah sampai di PKS > 24 jam selepas panen - Tangkai sudah sedikit kering buah belum busuk - Tandan sudan berbau busuk - Tangkai sudah kering dan hitam - Tandan >48 jam selepas panen buah berasal dari buah restan Tangkai <2,5 cm
Buah basah
Mengandung air karena sengaja disiram atau terkena air hujan
Buah berpasir
Pasir sengaja disiram atau dicampur dengan brondolan
TBS Inti/ Plasma Dipulangkan
Lokal Dipulangkan
Inti diterima Plasma diterima dengan potongan
Dipulangkan
Diterima
Diterima
Inti diterima Plasma diterima dengan potongan Diterima dengan potongan Inti tidak diterima Plasma diterima dengan potongan
Dipulangkan
Dipulangkan
Dipulangkan
Dipulangkan
Diterima dengan potongan Diterima dengan potongan air Tidak diterima
Inti diterima Plasma diterima dengan potongan air Inti diterima Plasma diterima dengan potongan
Dipulangkan Dipulangkan
Sumber: Bagian sortasi PT. AMP Plantation Unit POM Berdasarkan Tabel 7 maka dapat dilihat standar kriteria dan kualitas tandan buah segar yang telah ditentukan oleh perusahaan. Ketentuan dan standar kualitas TBS yang ditolak di PT. AMP Plantation dapat dilihat pada Tabel 8.
41
Tabel 8. Ketentuan dan standar quality tandan buah yang ditolak di No Kriteria Penolakan 1 TBS mentah
2 3 4 5
6
-
Keterangan Tidak membrondol Warna buah hitam Warna daging buah putih
TBS bekas sortir TBS kecil BJR ≤ 5,99 kg TBS yang disiram air dan pasir - TBS disiram air tidak diterima - TBS kena air hujan dipotong TBS tangkai panjang Buah diterima jika - TBS tangkai panjang tidak boleh lewat 5 cm - Jika lebih wajib dipotong 1 kg/tandan TBS campur sampah Buah diterima dengan potongan minimal 5%
Sumber: Pabrik kelapa sawit PT. AMP Plantation Proses selanjutnya setelah dilakukan sortasi terhadap tandan buah segar dilakukan pembongkaran buah. 3. Stasiun loading ramp TBS yang sudah selesai disortasi ditampung di loading ramp kemudian diisikan kedalam lori yang akan membawa TBS ke sterilizer untuk perebusan. Loading ramp mempunyai pintu- pintu yang berjumlah 20 buah. Pintu- pintu tersebut berfungsi sebagai tempat penampungan dan mempermudah pengisian TBS kedalam lori. Untuk menggerakkan pintu digunakan double blanks handle control, setelah lori penuh maka pintu loading ramp akan ditutup kembali. Kapasitas loading ramp adalah 200 ton. Loading ramp di pabrik kelapa sawit PT. AMP Plantation ini yaitu ada 2 yang terdiri dari penampungan tandan buah segar yang berasal dari kebun inti/ plasma dan tandan buah segar yang berasal dari kebun masyarakat lokal. 4. Stasiun sterilizer Sterilizer merupakan alat untuk merebus TBS. Sterilizer berbentuk tabung horizontal yang menampung 12 unit lori. Lori yang sudah terisi TBS dimasukkan kedalam sterilizer dengan menggunakan transfer cariage dan capstand.
42
Kapasitas 1 sterilizer adalah 40 ton/jam. Perebusan dilakukan dengan menggunakan uap panas dari boiler yang dialirkan pada suhu antara 120- 1300C selama 90 menit. Pola perebusan yang digunakan pada stasiun sterilizer di PT. AMP Plantation adalah sistem perebusan triple peak (tiga puncak) yaitu puncak I dengan tekanan 1,2 kg/cm, puncak II dengan tekanan 2,0 kg/cm, kemudian puncak III tekanan 2,7 kg/cm ditahan selama 39,5 menit. Jumlah puncak dalam pola rebusan ditunjukkan dari jumlah pembukaan atau penutupan dari uap masuk atau uap keluar selama perebusan berlangsung yang diatur secara otomatis. Hal ini sesuai dengan pendapat Adi (2012) perebusan yang dilakukan dengan tekanan uap 2,8 kg/cm2 dan waktu antara 80-90 menit merupakan yang paling optimal karena menghasilkan minyak dan inti yang memuaskan. Selain itu, pada proses perebusan juga perlu dilakukan pengurasan udara agar udara bisa keluar dan digantikan oleh uap air sebagai media perebusan. 5. Stasiun perontokan Buah dalam lori yang telah direbus dikeluarkan dari sterilizer dengan menggunakan capstand. Kemudian lori yang berisi buah tersebut dicurahkan ke autofeeder. Dari autofeeder, buah rebusan tersebut menuju tresher (mesin perontok). Perontokan ini bertujuan untuk memisahkan/ melepaskan buah dari tandannya. Cara kerja alat ini didasarkan pada sentakan- sentakan yang ditimbulkan oleh adanya bantingan TBS. TBS yang masuk ke dalam thresher yang sedang berputar akan terletak pada dinding thresher karena adanya gaya sentrifugal dan
43
gravitasi maka tandan akan ikut terangkat dan jatuh, lalu terangkat kembali dan jatuh selama perontokan. Buah yang telah membrondol akan keluar dan masuk ke screw conveyor menuju hopper, tandan kosong di cek kembali jika ada tandan yang masih terdapat brondolan maka akan diambil dan direbus kembali untuk menghindari losis dengan batas minimal brondolan yang tersisa untuk dikembalikan sekitar 3%. 6. Stasiun pengempaan (press) Pada stasiun ini terjadi 2 proses yaitu proses pelumatan dan proses pengempaan minyak dari daging buah pada screw press. a. Digester (ketel aduk) Digester (ketel aduk) dilengkapi dengan perajang atau pisau dengan tujuan lain agar mudah ditempa dalam screw press. Proses pengadukan akan berjalan lebih baik bila suhu dan volume di dalam digester dikontrol dengan baik. Faktor temperatur sangat berpengruh dalam proses pelumatan. Temperatur dalam tabung digester adalah 90-95 0C yang didapat dari uap dan dialirkan ketabung digester. Pemberian uap dengan suhu 90-95 0C ini bertujuan pada suhu tersebut minyak sudah mencair sedangkan yang masih berbentuk emulsi akan pecah menjadi minyak dan cairannya lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Pardamean (2012) suhu yang digunakan dalam screw press berkisar 90-95 0C. Pengadukan ini berjalan selama 15 menit kemudian pintu digester yang menuju ke csrew press dibuka.
44
b. Pengepresan Dalam proses pengepresan tekanan hidrolik sangat menentukn keberhasilan pemisahan minyak dari serat. Pada saat pengepresan terlalu rendah maka akan mengakibatkan oil lossis dan sebaiknya jika terlalu kuat maka akan menyebabkan presentasi kernel pecah semakin meningkat. Hasil pengepresan berupa minyak kasar kemudian masuk ke sand trap tank. Minyak kasar tersebut selanjutnya akan masuk ke stasiun pemurnian, sedangkan ampas pengempaan berupa serabut keluar melalui celah- celah cone dikirim ke depericarter menggunakan cake break conveyer. Oil lossis pada pengempaan sebesar 4% per ons sampel. Kapasitas press adalah 15 ton/jam. 7. Stasiun klarifikasi Minyak kasar hasil stasiun pengempaan dikirim kestasiun klarifikasi untuk diproses lebih lanjut hingga mendapat hasil CPO yang sesuai dengan standar yang diharapkan perusahaan. a. Pemisahan pasir dari minyak (sand trap tank) Minyak yang sudah keluar dari screw press melalui oil gutter dialirkan kedalam sand trap tank dengan tujuan pemisahan minyak dengan kotoran/ mengendapkan pasir. Untuk memudahkan pengendapan maka suhu minyak harus diatur antara 85-96 0C. Selanjutnya minyak masuk ke crude oil tank yang sebelumnya disaring pada vibrating screen yang bergetar secara horizontal. b. Vibrating screen Minyak kasar yang disaring pada vibrating screen yang terdiri dari dua tingkat yaitu berukuran 20 mesh untuk saringan atas dan 40 mesh untuk saringan bawah. Saringan tersebut digunakan untuk memisahkan partikel- partikel padat
45
seperti pasir, serabut, lumpur dan kotoran- kotoran lainya. Kotoran dari proses penyaringan ini dikembalikan lagi fruit elevator untuk di ekstrak kembali. c. Pemisahan lumpur, air dan kotoran- kotoran yang terbawa pada minyak kasar (clarifier tank) Fungsi clarifier tank adalah untuk mengendapkan lumpur yang masih terkandung dalam minyak kasar. Untuk mempermudah adanya proses pengendapan maka suhu operasi didalam clarifier tank dipertahankan 950C. Tangki ini dilengkapi stirrer yang berputar 3-5 rpm supaya miyak akan terpisah sendirinya karena pengaruh panas. Lama proses pengendapan pada tangki ini sekitar 3 jam sehingga minyak yang naik akan membentuk lapisan tersendiri dan selanjutnya akan keluar melalui pipa oil tank. Sedangkan air, solid dan sludge akan mengendap kebagian dasar tangki dan keluar melalui pipa akibat tekanan menuju sludge tank. d. Tangki penampungan minyak (oil tank) Minyak yang telah dipisahkan pada tangki pemisah, kemudian ditampung dalam tangki ini untuk dipanaskan lebih lanjut sebelum diproses pada sentrifugasi minyak. Operasi kerja alat ini berkisar pada suhu 90-95 0C. Sistem pemanasannya dilakukan dengan alat heat excharger dibuat dari sebuah pipa dengan posisi melingkar dan dialiri uap dengan tekanan kerja uap ±3kg/cm2. e. Pengurangan kadar air pada minyak (vacum drier) Berfungsi untuk memisahkan air dan minyak dengan pompa vacum drier dengan suhu antara 90-95 0C. Sehingga didapat minyak yang standar untuk dijual dipasaran. Minyak masuk kedalam vacum drier melalui nozzle untuk memercikkan minyak kedalam vacum, akibat adanya kandungan air yang larut
46
dalam minyak akan menguap dan akan keluar keatas vacuum drier yang disebabkan hisapan pompa vacum, sedangkan minyak yang telah murni dipompakan ke storange tank.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Efisiensi Produksi Efisiensi diartikan sebagai rasio output dan input, seberapa besar output yang dihasilkan dengan menggunakan sejumlah Input yang dimiliki perusahaan (Bayangkara, 2008 cit. Hijayati, dkk, 2014). Untuk menilai efisiensi bagian produksi dapat dilakukan dengan mengukur produktivitas bahan baku, efektivitas produksi dan mesin. 5.1.1 Produktivitas bahan baku Efisiensi produksi dapat dilakukan dengan mengukur produktivitas bahan baku. Menurut Bayangkara (2008) cit. Hijayati, Moch dan Achmad (2014) Untuk pengukuran produktivitas bahan baku (PB) digunakan rumus:
Perhitungan produktivitas bahan baku tandan buah segar pada dasarnya sama dengan perhitungan rendemen CPO. Perhitungan rendemen CPO diperoleh dengan cara membandingkan produksi CPO dengan tandan buah segar yang diolah dan dijadikan dalam bentuk persentase. Dengan demikian apabila telah didapatkan produktivitas bahan baku dan rendemen CPO akan sama dengan hasil produktivitas bahan baku. Produktivitas bahan baku tandan buah segar dilihat dari rencana dan realisasi bahan baku yang digunakan dan produksi CPO yang dihasilkan. Berikut ini data pemakaian bahan baku tandan buah segar dan produksi CPO yang dihasilkan tahun 2012- 2013.
48
Tabel 9. Data rencana dan realisasi pemakaian bahan baku tandan buah segar dan produksi CPO tahun 2012- 2013 Rencana Rencana Realisasi Realisasi Tahun Bahan Baku Produksi CPO Bahan Baku Produksi CPO (ton) (ton) (ton) (ton) 2012 429.600 81.624 416.749 78.265 2013 428.560 81.426 373.665 75.921 2014 423.960 80.552 359.821 69.397 Sumber: PKS PT. AMP Plantation Perhitungan target produktivitas bahan baku tandan buah segar tahun 2012 sampai 2013 dibawah ini:
Perhitungan aktual produktivitas bahan baku tandan buah segar tahun 2012 sampai 2013 dibawah ini:
Tabel 10. Perhitungan selisih target dan realisasi produktivitas pemakaian bahan baku tandan buah segar PT. AMP Plantation Tahun Target (T) Realisasi (R) Selisih (R- T) Keterangan 2012 19% 18,77% -0,23% Belum efisien 2013 19% 20,31% 1,31% Sudah efisien 2014 19% 19,28% 0,28% Sudah efisien Sumber: Data diolah
49
Produktivitas pemakaian bahan baku tandan buah segar dapat dilihat pada tabel 10. Tahun 2013 sampai 2014 dinilai telah efisien. Hal ini dikarenakan produktivitas penggunaan bahan baku tandan buah segar aktual melebihi persentase produktivitas yang dianggarkan sehingga selisihnya bernilai positif. Namun pada tahun 2012 produktivitas bahan baku belum efisien karena produktivitas penggunaan bahan baku aktual selisihya bernilai negatif. Suryani, Moch dan Dwiatmanto (2015) menyatakan pemakaian bahan baku dikatakan efisien jika persentase realisasi produktivitas sama dengan persentase target produktivitas atau jika persentase realisasi produktivitas lebih tinggi daripada persentase target produktivitas. sebaliknya selisih yang bernilai negatif (-) dianggap belum efisien. Tahun 2012 produktivitas pemakaian bahan baku tandan buah segar di PT. AMP Plantation belum efisien. Penyebab belum efisiennya produktivitas pemakaian bahan baku tandan buah segar ini disebabkan oleh bahan baku itu sendiri. Kualitas bahan baku tandan buah segar mempengaruhi rendemen, jika rendemen rendah maka produksi yang didapatkan juga rendah dan sebaliknya jika rendemen tinggi maka produksi juga akan tinggi. Kualitas tandan buah segar dilihat tingkat kematangannya, hal ini sesuai dengan pendapat Fauzi, dkk (2014) apabila panen dilakukan dalam keadaan lewat matang rendemen minyaknya sudah mulai menurun. Sebaliknya, jika pemanenan dilakukan dalam keadaan buah belum matang, rendemen minyak yang diperoleh juga rendah. Jika rendemen minyak kelapa sawit yang diperoleh rendah maka produktivitas pemakaian bahan baku juga tidak efisien.
50
Faktor lain yang menyebabkan tidak efisiennya pemakaian bahan baku tandan buah segar adalah mesin pengolahan TBS menjadi CPO. Hal ini didukung oleh Putri (2012) cit. Devani dan Marwiji (2014) melakukan penelitian tentang analisis kehilangan minyak (oil losses) yang terdapat pada empty bunch, press dan final effluent dengan cara ekstraksi menggunakan alat sokletasi. Dari hasil penelitian diperoleh kadar kehilangan minyak yang tinggi mempengaruhi efisiensi produksi pengolahan. Hal ini disebabkan oleh setiap peralatan yang tidak memiliki kemampuan dan kapasitas design yang optimal, dan kualitas tandan buah segar, sehingga kehilangan minyak yang dihasilkan menjadi tinggi dan rendemen yang dihasilkan semakin menurun. Perhitungan rendemen dan produktivitas pada dasarnya sama sehingga berdasarkan Tabel 10 rendeman CPO dapat dilihat pada kolom realisasi pemakaian bahan baku. Rendemen merupakan perolehan dari minyak sawit mentah/crude palm oil (CPO) ataupun inti sawit/palm kernel dari proses pengolahan tandan buah segar (TBS) yang seharusnya dicapai pada produksi kelapa sawit yang dinyatakan dengan satuan persen (Naibaho (1996) cit. Julia (2009). Rendemen didapatkan dengan cara produksi CPO yang didapatkan dibagi dengan jumlah bahan baku yang dipakai dan dikali 100%. Rendemen yang ditargetkan oleh group Wilmar adalah 19 %. Pada tahun 2012 rendemen yang dicapai oleh perusahaan adalah 18,78% jika dibandingkan dengan target perusahaan maka belum mencapai target. Rendemen tahun 2013 adalah 20,32% jika dibandingkan dengan target maka sudah melebihi target yang ditetapkan perusahaan. Dan pada tahun 2014 rendemen yang didapat sudah memenuhi target perusahaan yaitu 19%. Namun jika dibandingkan dengan
51
rendemen yang seharusnya diperoleh berdasarkan literatur belum tercapai. Menurut Fauzi (2014), rendemen tertinggi terdapat pada varietas tenera (2224%). Hasil CPO yang diharapkan oleh setiap pengelola sawit adalah rendemen minyak yang tinggi (20-24%) dengan kadar ALB yang rendah (< 5%) serta kadar air yang rendah (< 0,15%). Rendemen minyak yang tinggi dapat diperoleh dari buah yang matang (fraksi 2 dan 3) selain itu buah yang telah lepas dari tandan buah (berondolan) akan memiliki kandungan minyak yang tinggi (Budiyanto, Devi dan Faren, (2003) cit. Julia (2009). Perbandingan rendemen minyak yang diperoleh perusahaan dan dibandingkan dengan target internal dan eksternal perusahaan dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Perbandingan rendemen yang diperoleh dengan target internal dan eksternal perusahaan Target Tahun Realisasi Internal Eksternal 2012 19% 22% 18,77% 2013 19% 22% 20,31% 2014 19% 22% 19,28% Sumber: PT. AMP Plantation Rendemen minyak kelapa sawit tahun 2013 di PT. AMP Plantation adalah 20,32% dengan perbandingan antara pemakaian bahan 373.665 ton dengan produksi CPO 75.921 ton. Jika dibandingkan dengan rata- rata rendemen minyak kelapa sawit PT. Incasi raya Group tahun 2013 adalah 18,84% dari jumlah total tandan buah segar 335.306,18 ton dan produksi CPO 63.174,36 ton. Jika dibandingkan dengan PT. Incasi Raya Group rendemen minyak di PT. AMP Plantation lebih tinggi. Persentase minyak pertandan adalah 24,4% dengan jenis Deli dura dan Psifera Marihat (Tim penulis PS, 1993). Varietas kelapa sawit yang di pakai di
52
PT. AMP Plantation adalah Marihat yang rata- rata berat tandan buah segar 22 kg. Jika dikonversikan dalam 1 ton tandan buah segar terdapat 45 buah tandan buah segar. Kandungan minyak dalam 1 tandan buah adalah 5,388 kg, dengan demikian kandungan minyak dalam 1 ton tandan buah segar adalah 241,5 kg/ton. Jika produksi CPO dihitung berdasarkan kandungan minyak pertandan yaitu 24,4% dan dibandingkan dengan produksi CPO yang tercapai oleh perusahaan memiliki selisih produksi yang tinggi. Jika rendemen CPO yang dicapai oleh perusahaan berdasarkan kandungan minyak pertandan maka produksi CPO akan meningkat. Tetapi untuk mencapai rendemen 24,4% tidak mudah untuk dicapai karena ada beberapa hal yang bisa menyebabkan rendahnya rendemen yaitu: 1. Penyebab utama rendahnya rendemen adalah kualitas tandan buah segar yang tidak bagus. Tandan buah segar yang belum matang dan lewat matang akan mempengaruhi rendemen yang diperoleh. Hal ini didukung oleh pendapat (Tim Penulis PS, 1993) pemanenan pada buah yang mentah akan menurunkan kandungan minyak. Tandan buah yang masih mentah sangat sedikit mengandung minyak. Pengolahan tandan buah mentah akan menghasilkan minyak dalam jumlah kecil. Hal ini menyebabkan pasokan TBS dengan proporsi buah mentah yang tinggi akan menyebabkan turunnya rendemen. 2. Mesin yang digunakan untuk pengolahan bisa menyebabkan kehilangan minyak. Kehilangan minyak bisa saja terjadi pada proses pengepresan, jika mesin pengepresan daging buah sawit mengalami kerusakan hal itu akan menyebabkan minyak terbuang di ampas. Dengan demikian setiap 2 jam
53
sekali dilakukan pengambilan pengambilan sampel untuk melihat kehilangan minyak di setiap mesin. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Putri ((2012) cit. Devani dan Marwiji (2014) bahwa setiap peralatan yang tidak memiliki kemampuan dan kapasitas desain yang optimal sehingga kehilangan minyak yang dihasilkan menjadi tinggi dan rendemen yang dihasilkan semakin menurun. 3. Kesalahan lain bisa disebabkan bagian sortasi yang kurang teliti dalam memisahkan buah. Sehingga buah yang masuk ke pabrik tidak seragam kualitasnya maka hal ini bisa bisa menyebabkan rendemen rendah. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan penyebab kurang optimalnya bagian sortasi memisahkan buah karena buah yang dibongkar dalam jumlah banyak. 5.1.2 Efektivitas bagian produksi Menurut Hijayati, dkk (2014), efektivitas bagian produksi menggambarkan tingkat ketercapaian (achievement rate) tujuan dengan ukuran yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan. Efektivitas dapat dipahami sebagai tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dapat dikatakan efektif. Analisis untuk menilai efektivitas bagian produksi dapat dihitung menggunakan rumus Achievement Rate (AR), yaitu :
54
Tingkat efektivitas bagian produksi PT. AMP Plantation dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Tingkat efektivitas bagian produksi PT. AMP Plantation tahun 20132014 Tahun Tingkat efektivitas bagian produksi (AR) 2012 95,38% 2013 93,23% 2014 86,15% Sumber: Data diolah Tingkat efektivitas bagian produksi tahun 2012 sampai tahun 2013 belum efektif, karena nilai AR kurang dari 100%. Tingkat ketercapaian produksi CPO yang dihasilkan berdasarkan target produksi CPO belum tercapai. Suryani, dkk (2015) menyatakan hasil perhitungan Achievement Rate (AR) digunakan sebagai tolok ukur efektivitas bagian produksi. Jika hasil perhitungan AR sama dengan atau lebih dari 100%, maka aktivitas produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan telah efektif. Tingkat efektivitas bagian produksi CPO di PT. AMP Plantation selama 3 tahun terakhir belum tercapai. Hal tersebut bisa terlihat dari persentase efektivitas produksi belum mencapai 100%. Efektivitas produksi yang belum tercapai di PT. AMP Plantation selama 3 tahun terakhir disebabkan oleh faktor bahan baku yang masuk ke perusahaan tidak sesuai antara rencana dan realisasi. Bahan baku tandan buah segar yang direncanakan lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah bahan baku tandan buah segar yang aktual masuk keperusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Arlendra supervisor proses mengatakan bahwa pasokan bahan baku dari kebun inti dalam jangka waktu 3 tahun terakhir ini lebih sedikit dari tahun sebelumnya, karena sebagian lahan di kebun inti sudah memasuki tahap replanting. Dengan demikian buah yang berasal dari kebun inti sudah berkurang
55
dan hal ini menyebabkan bahan baku tandan buah segar yang masuk ke pabrik tidak sesuai dengan rencana. 5.1.3 Pengukuran kapasitas mesin Kapasitas terpasang pabrik saat ini yaitu 80 ton/jam. Rata- rata dalam 1 hari mesin berproduksi 18 jam dengan demikian dalam 1 hari kapasitas pabrik terpasang adalah 1.440 ton/hari. Jika dibandingkan dengan rata- rata bahan baku tandan buah segar yang masuk ke pabrik 900 ton/hari. Dengan demikian bahan baku yang masuk ke pabrik belum mencukupi kapasitas olah pabrik. Hal ini menyebabkan tidak efisiennya produksi karena bahan baku yang masuk ke pabrik masih jauh dari kapasitas olah pabrik. Kapasitas olah mesin di pabrik kelapa sawit PT. AMP Pantation dalam 1 hari adalah 1.440 ton/hari jika dibandingkan dengan rata- rata bahan baku yang masuk ke pabrik hanya 900 ton/hari maka memiliki selisih 540 ton. Dengan demikian kapasitas menganggur mesin adalah 540 ton/hari. Menurut Sahara, Nengah dan Nila (2015) tingkat efisiensi mesin produksi akan semakin besar apabila nilai kapasitas menganggur semakin kecil dan berlaku sebaliknya apabila tingkat efisiensi mesin produksi kecil. Kapasitas menganggur mesin rata- rata perhari adalah lebih kurang 37,5%. Jika kapasitas menganggur bisa dikurangi hal ini akan meningkatkan efisiensi mesin produksi dalam menghasilkan CPO di PT. AMP Plantation. Jika semakin besar persentase menganggur mesin maka akan semakin tidak efisien mesin dalam berproduksi karena mesin juga beroperasi seperti biasanya. Dengan demikian pemakaian energi serta bahan bakar mesin akan tetap sama sedangkan bahan baku yang diolah masih kurang dari kapasitas olah mesin tersebut dan tentunya
56
produksi yang dihasilkan juga rendah. Hal ini yang menyebabkan mesin belum efisien dalam berproduksi. Efisiensi mesin akan tercapai apabila bahan baku yang digunakan sudah mencukupi kapasitas olah yang dimiliki oleh pabrik. Upaya yang dilakukan pabrik kelapa sawit PT. AMP Plantation untuk meningkatkan efisiensi pemakaian mesin adalah dengan meningkatkan jumlah bahan baku yang diolah sehingga bisa mencukupi kapasitas olah yang dimiliki pabrik. 5.1.4 Solusi yang bisa diterapkan untuk efisiensi produksi Efisiensi produksi dilihat dari produktivitas bahan baku, efektivitas produksi dan kapasitas olah mesin. Perbandingan pemakaian bahan baku tandan buah segar dengan produksi CPO yang dihasilkan akan sangat menentukan produktivita bahan baku itu sendiri. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Purba (2013), salah satu faktor produksi yaitu jumlah tandan buah segar (TBS) berpengaruh positif terhadap produksi CPO yaitu banyak TBS yang diolah maka produksi CPO yang dihasilkan akan semakin tinggi. Sehingga diperlukan manajemen yang tepat untuk meningkatkan produktivitas bahan baku tandan buah segar. Berdasarkan hasil penelitian Hijayati, dkk (2014), diperlukan kebijakan mengenai perencanaan dan pengendalian bahan baku untuk meningkatkan efisiensi. Tandan buah segar adalah faktor utama yang mempengaruhi produksi CPO. Dengan demikian untuk meningkatkan produktivitas pemakaian bahan baku maka diperlukan suatu kebijakan yaitu kontrol kualitas dan kuantitas tandan buah segar di PT. AMP Plantation. Penerapan kontrol kualitas tandan buah segar yaitu dengan cara lebih meningkatkan pengawasan dibagian penerimaan tandan buah
57
segar khususnya bagian sortasi. Sehingga kualitas buah sawit yang diterima sesuai dengan kriteria dan standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Efisiensi pemakaian mesin dapat dilihat dari terpenuhinya kapasitas olah yang dimiliki oleh mesin. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hijayati, dkk (2014) penggunaa kapasitas mesin hendaknya dioptimalkan untuk menghindari kapasitas mesin menganggur yang tinggi. Dengan demikian untuk tercapianya kapasitas olah mesin di pabrik kelapa sawit PT. AMP Plantation yaitu 80 ton/jam atau 1.440 ton/hari maka diperlukan penambahan pasokan tandan buah segar yang masuk ke pabrik. Berdasarkan pengamatan dilapangan tandan buah segar yang diolah pabrik berasal dari kebun inti, kebun plasma dan kebun masyarakat sekitar PT. AMP Plantation. Rata- rata buah yang masuk ke pabrik belum memenuhi kapasitas olah mesin. Salah satu alternatif yang bisa meningkatkan pasokan tandan buah segar adalah memperluas area kebun inti. Dengan demikian perlu adanya sebuah perencanaan oleh perusahaan untuk patokan produksi dimasa yang akan dating. Perencanaan produksi dan perencanaan pengadaan bahan baku tandan buah segar merupakan salah sutu kebijakan yang bisa diterapkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi produksi. Perencanaan produksi bisa diramalkan dengan menggunakan proyeksi berdasarkan data yang telah ada pada tahun sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyono (2000) cit. Tohir (2011) peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara sistematik tentang apa yang terjadi dimasa depan berdasarkan informasi dimasa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Perencanaan tandan buah segar yang masuk ke pabrik dapat menggunakan persamaan regresi linear.
58
Proyeksi bahan baku tandan buah segar yang digunakan pada masa yang akan datang serta produksi CPO yang dihasilkan berdasarkan target perusahaan dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Proyeksi pemakaian tandan buah segar dan produksi yang efisien di PT. AMP Plantation tahun 2015 sampai 2017 Tandan buah segar yang diolah Produksi minimal Keterangan Tahun (ton) (ton) Efisien 2015 369.900 > 70.281 Efisien 2016 379.980 > 72.196 Efisien 2017 392.510 > 74.576 Sumber: Data diolah Table 13 menggambarkan proyeksi pemakaian tandan buah segar dan produksi CPO untuk 3 tahun kedepannya berdasarkan data yang telah ada ditahun sebelumnya. Tandan buah segar yang diolah berdasarkan data tersebut pada tahun 2015 sampai 2015 terus mengalami peningkatan. Pemakaian bahan baku dikatakan efisien di PT. AMP Plantation apabila produksi CPO yang dihasilkan pada tahun 2015 besar dari 70.281 ton begitu juga tahun 2016 dan 2017 produksi CPO yang dihasilkan besar dari 72.576 ton dan 74.576 ton. Produksi tersebut berdasarkan target rendemen yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu 19%. Jika rendemen CPO yang didaptkan sudah mencapai 19% maka produktivitas bahan baku telah efisien. Berdasrkan proyeksi tersebut dapat digunakan perusahaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dimasa yang akan datang. 5.2 Hubungan Bahan Baku dengan produksi CPO Data pemakaian tandan buah segar dan produksi CPO yang dihasilkan di PT. AMP Plantation pada tahun 2014 pada Tabel 14.
59
Tabel 14. Pemakaian bahan baku (tandan buah segar) dan produksi CPO yang dihasilkan pada tahun 2014 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
Bahan Baku (Ton) 30.609 25.784 30.661 28.238 30.663 31.637 26.696 35.635 33.413 32.380 27.102 27.003 359.821
Produksi CPO (Ton) 5.846 5.146 6.015 5.418 5.914 5.982 5.080 6.838 6.702 6.242 5.108 5.106 69.397
Rendemen (%) 19,10 19,96 19,62 19,19 19,29 18,91 19,03 19,19 20,06 19,28 18,85 18,91 19
Sumber: Pabrik kelapa sawit PT. AMP Plantation Berdasarkan data diatas maka dapat dianalisis hubungan antara bahan dengan produksi CPO yang dihasilkan di PT. AMP plantation menggunakan korelasi dengan SPSS 20. Tabel 15. Hasil analisis korelasi antara bahan baku dan produksi CPO yang dihasilkan. Produksi Bahan baku Produksi 0.982** Bahan baku 0.982** Sumber: Hasil pengolahan SPSS 20 Berdasarkan Tabel 15 tingkat kepercayaan korelasi tersebut adalah 98% dengan α = 0,01 (1%). Tabel 15 diatas memperlihatkan bahwa hasil korelasi pearson 0,982 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah bahan baku yang digunakan dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Hubungan antara bahan baku dengan produksi CPO terdapat hubungan yang sangat kuat ditunjukkan dengan angka korelasi mendekati (+1). Hal ini menandakan bahan baku dan produksi terdapat hubungan yang berbanding lurus artinya semakin
60
banyak jumlah bahan baku (tandan buah segar) yang diolah maka produksi yang dihasilkan semakin meningkat. Bahan baku sangat berperan penting dalam suatu proses produksi. Pasokan bahan baku yang tidak lancar akan menghambat kelancaran proses produksi. Tandan Buah Segar (TBS) merupakan bahan baku utama dalam kegiatan proses produksi CPO, sehingga ketersediaannya sangat mempengaruhi kegiatan produksi. Bahan baku utama untuk CPO adalah tandan buah segar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Purba (2013), yang menyatakan bahwa jumlah tandan buah segar (TBS) berpengaruh positif terhadap produksi CPO; semakin banyak TBS yang diolah maka produksi CPO yang dihasilkan akan semakin tinggi. Dengan demikian apabila perusahaan menambah jumlah pasokan bahan baku maka produksi CPO juga akan meningkat karena besarnya jumlah bahan baku yang digunakan berbanding lurus dengan produksi yang dihasilkan. Bahan baku mempengaruhi produksi hal didukung oleh hasil penelitian Tahura (2013) bahwa bahan baku berpengaruh signifikan terhadap produksi CPO pada PTP Nusantara III kebun Sungai Daun. Begitu juga dengan PT. AMP Plantation harus terus mempertahankan kualitas bahan bakunya secara berkelanjutan. Bahan baku pada pabrik kelapa sawit di PT. AMP Plantation POM adalah buah kelapa sawit yang berasal dari perkebunan rakyat yang berada disekitar pabrik dan juga dari perkebunan sendiri. PT. AMP Plantation memiliki standar bahan baku tersendiri karena bahan baku berpengaruh terhadap mutu minyak kelapa sawit.
61
5.3 Mutu CPO PT. AMP Plantation Mutu suatu produk adalah keadaan fungsi, fisik dan sifat suatu produk yang bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen yang memuaskan sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan (Julia, 2009). Mutu minyak kelapa sawit dapat dilihat dari nilai FFA (free fatty acid), Moisture (kadar air) dan dobi. Mutu minyak kelapa sawit pada tahun 2014 di PT. AMP Plantation dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Mutu CPO berdasarkan FFA, moisture, DOBI dan dirt di PT.AMP Plantation pada tahun 2014 Indikator Standar maksimal Realisasi FFA 5% 4,11% Moisture 0,20% 0,16% DOBI >2,50% 2,24% Dirt 0,02% 0,18% Sumber: Pabrik kelapa sawit PT. AMP Plantation Adapun indikator dari mutu CPO di PT. AMP plantation adalah sebagai berikut: 1. FFA (free fatty acid) Tabel 16 diatas maka dapat dilihat rata- rata kandungan asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak kelapa sawit pada tahun 2014 di PT. AMP plantation. Rata- rata asam lemak bebas pada tahun 2014 adalah 4,11% sedangkan standar maksimal kandungan asam lemak adalah 5%. Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan kand\ungan asam lemak bebas dalam CPO cukup tinggi karena sudah mendekati standar maksimal ALB. Tingginya ALB mengakibatkan rendemen minyak turun (Tim Penulis PS, 1993). Kenaikan kadar ALB ini ditentukan mulai dari saat tandan dipanen sampai tandan diolah di pabrik.
62
Tingginya kandungan asam lemak bebas dalam minyak kelapa sawit disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pemenenan buah sawit yang tidak tepat waktu, keterlambatan dalam pengumpulan dan pegangkutan buah, pemupukan buah yang terlalu lama dan proses hidrolisa selama pemprosesan di pabrik. a. Pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu Hal ini berkaitan dengan tingkat kematangan buah yang dipanen. Hal ini sesuai dengan teori Pardamean (2012), jika panen dilakukan pada keadaan buah lewat matang, kandungan asam lemak yang terdapat pada minyak akan meningkat. Sementara jika panen dilakukan pada buah yang masih mentah akan menurunkan kandungan minyak dari buah. Kandungan asam lemak bebas di PT. AMP Plantation tahun 2014 adalah 4,11%. Menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2003) cit. Julia (2009) TBS yang diharapkan adalah fraksi 2 dan 3 yaitu rendemennya tinggi sedangkan ALBnya cukup rendah. b. Keterlambatan pengangkutan buah Keterlambatan pengangkutan buah ke lapangan dapat mengakibatkan buah restant. Batas buah diangkut ke pabrik setelah pemanenan adalah 24 jam, jika lebih dari 24 jam maka akan mengakibatkan buah tersebut restant dan akan berdampak sehingga bisa meningkatkan kadar asam lemak bebas minyak kelapa sawit. Hal ini sesuai dengan pendapat Pardamean (2012), kandungan ALB akan meningkat sebesar 0,9-1,0% setiap 24 jam. Dengan demikan apabila semakin cepat buah diangkut ke pabrik maka akan semakin baik. Asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak kelapa sawit di PT. AMP plantation adalah 4,11% sedangkan standar nasional untuk batasan
63
maksimal asam lemak dalam minyak kelapa sawit adalah 5%.
Hal ini
menandakan bahwa mutu minyak kelapa sawit di PT. AMP plantation telah memenuhi standar mutu minyak kelapa sawit secara nasional. c. Banyaknya buah yang luka selama proses pegangkutan Luka pada buah diusahakan seminimal mungkin, baik waktu memotong, membawa ke tempat pengumpulan hasil (TPH) atau mengangkut ke truk. Buah juga harus dijaga agar tidak terlalu kotor terkena tanah atau debu. Tandan kosong yang buahnya telah rontok sebaiknya ditinggalkan di TPH. Luka pada buah akan mempercepat peningkatan asam lemak bebas. Kandungan ALB pada buah yang belum dipotong sebesar 0,2-0,7% dan ketika jatuh ke tahan kandungan ALB akan meningkat (Pardamean, 2012). d. Proses hidrolisa selama pemprosesan di pabrik Menurut Tim Penulis PS (1993), peningkatan kadar ALB juga dapat terjadi pada proses hidrolisa di pabrik. Pada proses tersebut terjadi penguraian kimiawi dibantu oleh air dan berlangsung pada kondisi suhu tertentu. Air panas dan uap air pada suhu tertentu merupakan bahan pembantu dalam proses pengolahan. Akan tetapi, proses pengolahan yang kurang cermat mengakibatkan efek samping yang tidak diinginkan, mutu minyak menurun sebab air pada kondisi suhu tertentu bukan membantu proses pengolahan tetapi malah menurunkan mutu minyak. 2. Moisture (kadar air) Rata- rata mutu berdasarkan kadar air 0,16% sedangkan standar kadar air dari perusahaan adalah 0,20%. Kandungan air dalam minyak sawit merupakan salah faktor yang mempengaruhi kualitas minyak kelapa sawit (CPO). Menurut
64
Aziz (2009), minyak kelapa sawit yang memiliki mutu (< 0,15%) akan memberikan kerugian pada mutu minyak, dimana pada tingkat kadar air yang demikian kecil akan sangat memudahkan terjadinya proses oksidasi minyak itu sendiri. Proses oksidasi ini dapat terjadi dengan adanya oksigen atau udara, baik pada suhu kamar dan proses pengolahan dengan suhu tinggi akan menyebabkan rasa dan bau tidak enak (tengik) akibatnya mutu minyak menjadi turun. Dan jika kadar air dalam minyak sawit tinggi (>0,15%) maka akan terjadi hidrolisa lemak, dimana hidrolisa dari minyak sawit ini akan menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas. Kadar air yang terealisasi di PT. AMP Plantation adalah 0,16% sedangkan standar nasional CPO untuk kadar air batasannya adalah 0,50% hal ini menandakan bahwa kadar air yang terkandung dalam minyak kelapa sawit di PT. AMP plantation sudah memenuhi kriteria nasional untuk memenuhi kriteria mutu kelapa sawit secara nasional. 3. Dirt (kadar kotoran) Kualitas minyak sawit harus dijaga dengan memperhatikan kadar kotoran. Kadar kotoran yang tinggi dalam minyak CPO dapat berasal dari sisa- sisa pemprosesan buah. kadar kotoran yang tinggi sangat merugikan dalam perdagangan karena konsumen tidak menyukai minyak yang kotor. Menurut Tim Penulis PS (1993) kadar kotoran minyak 0,0005% dalam kondisi ini minyak sawit sudah dianggap mempunyai daya tahan mantap. Kadar kotoran minyak kelapa sawit di PT. AMP plantation adalah 0,18% sedangkan standar nasional untuk batasan kotoran dalam minyak kelapa sawit adalah 0,50%. Hal ini menandakan
65
bahwa mutu minyak kelapa sawit di PT. AMP Plantation sudah memnuhi kriteria mutu minyak kelapa sawit secara nasional. 4. DOBI (deteration of bleachability index) DOBI merupakan index derajat kepucatan minyak mentah. DOBI itu merupakan angka perbandingan serapan atom terhadap asam lemak bebas (Afriani, 2009). Analisa dari asam lemak bebas, kelembaban dan kotoran sendiri tidak mencukupi untuk mengidentifikasi CPO yang baik sedangkan analisis DOBI dapat memberikan indikasi yang lebih baik serta memberikan dalam pengolahan CPO. Menurut PORIM dalam penelitian Afriani (2009), hubungan DOBI dengan kualitas minyak kelap sawit ada 5 kriteria yaitu: - CPO dengan angka DOBI <1,68 termasuk dalam CPO yang memiliki kualitas buruk - CPO dengan angka DOBI 1,78- 2,30 memiliki mutu kurang baik - CPO dengan angka 2,30- 2,92 mengindikasikan bahwa CPO ini memiliki mutu cukup baik - CPO dengan angka 2,93- 3,23 memperlihatkan CPO dengan indikasi mutu baik - CPO dengan angka DOBI diatas 3,24 merupakan mutu CPO yang terbaik. Angka DOBI di PT. AMP plantation adalah 2,24 maka berdasarkan kriteria DOBI diatas maka mutu minyak kelapa sawit pada perusahaan ini adalah cukup baik. Menurut Afriani (2009), penyebab angka DOBI rendah adalah persentase buah yang berwarna hitam lebih banyak (belum masak), penundaan pengolahan karena hari hujan, kontaminasi CPO dengan kondensasi Sterilizer, sterilizer yang terlalu lama dari tandan buah dan pemanasan (>550C) dalam tangki penyimpanan.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah didapatkan maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Efisiensi produksi CPO di PT. AMP Plantation dilihat dari produktivitas penggunaan bahan baku, tahun 2012 belum efisien dan tahun 2013 dan 2014 produktivitas penggunaan bahan baku sudah efisien. Efektivitas bagian produksi belum tercapai dari tahun 2012 sampai 2014 dan kapasitas olah pabrik belum terpenuhi oleh pasokan bahan tandan buah segar. 2. Jumlah bahan baku yang digunakan memiliki hubungan yang signifikan terhadap volume produksi yang dihasilkan dengan hasil analisis korelasi antara bahan baku dan produksi adalah 98%. 3. Mutu CPO di PT. AMP Plantation terdiri dari empat indikator yaitu FFA, moisture, dirt dan DOBI. Kadar FFA CPO adalah 4,11%, moisture adalah 0,16%, dirt adalah 0,18% dan DOBI adalah 2,24%. Berdasarkan rata- rata indikator mutu tersebut PT. AMP Plantation sudah memenuhi standar nasional mutu yang telah ditetapkan.
67
6.2 Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut maka penulis memberi saran kepada perusahaan supaya lebih menfisienkan penggunaan bahan baku supaya mendapatkan produksi yang maksimal dengan memperhatikan kualitas bahan baku tandan buah segar yang masuk ke pabrik . Mutu kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan baku yang digunakan dengan demikian untuk mempertahankan mutu yang baik dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka sebaiknya perusahaan lebih mengawasi bagian sortasi tandan buah segar saat buah tiba di pabrik. Saran penulis kepada peneliti selanjutnya yang memgambil judul penelitian mengenai efisiensi produksi untuk dapat mengamati efisiensi produksi dari segi biaya produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, P. 2012. Kaya dengan bertani kelapa sawit. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. 146 hal. Afriani, M. 2009. Hubungan analisa DOBI (Deteration of bleanchability index) dan β-karoten dalam CPO (crude palm oil) dengan menggunakan spekrofotometri uv-visible. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789 /13943/1/09E00382.pdf. (29 Mei 2015). Assauri, S. 1999. Manajemen produksi dan operasi. Fakultas ekonomi universitas Indonesia. Jakarta. 264 hal. Aziz, A.,A. 2009. Penentuan kadar air dan kadar kotoran minyak sawit mentah (CPO) pada tangki peyimpanan di pabrik kelapa sawit PTPN. IV kebun Adolina. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13861/1/10E00450 .pdf. (1 Juni 2009). Devani dan Marwiji. 2014. Analisis kehilangan minyak pada Crude palm oil (CPO) dengan metode statistical process control. Jurnal ilmiah Teknik Industri. Vol 3 (01). https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle /11617/4849/JITI-13-01-04%20-%20Vera%20Devani%20-OK.pdf ?sequence=1. (1 Juli 2015). Dirjen perkebunan. 2015. http://ditjenbun.pertanian.go.id/. (29 Mei 2015). Fauzi, Yustina dan Rudi. 2014. Budidaya, pemamfaatan hasil limbah dan analisa usaha dan pemasaran kelapa sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 235 Hal. Herawati, E. 2008. Analisis pengaruh faktor produksi modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin terhadap produksi glycine pada PT. Flora Sawita Chemindo. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/4259/1/067 01904 4.pdf. (28 Mei 2015). Hijayati, Moch dan Achmad. 2014. Analisis audit operasional dalam upaya meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan ekonomisasi bagian produksi (studi pada pt. Semen gresik (persero). Vol 12 (01) http://administrasi .studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/496. (26 Juni 2015). Indah, V., M., Melinda, N., Widia, F. dan Trimei, R. 2009. Strategi perencanaan produksi dan pengendalian bahan baku pada pabrik kelapa sawit (PKS) PTP Nusantara VI Rimbo Dua Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. http:// frepository.unand.ac.idartikel_DIPA_VONNY_INDAH_M_2009.doc/ -. (28 Mei 2015).
Julia, H. 2009. Analisis konsistensi mutu dan rendemen CPO di pabrik pengolahan kelapa sawit Tamiang PT. Padang Palma Permai. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7526/1/10E00088.pdf. (30 Mei 2015). Pardamean, M. 2012. Sukses membuka kebun dan pabrik kelapa sawit. Penebar Swadaya. Bogor. 300 hal. Purba, D.,K. 2013. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi crude palm oil (cpo) Unit Adolina PT. Perkebunan Nusantara IV Sumatera Utara. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63850/h13dkp.pdf?s equence=1. (3 Juni 2015). Sahara, Nengah dan Nila. 2015. Analisis audit operasional untuk menilai efisiensi dan efektivitas produksi. Jurnal administrasi bisnis. Vol 20 (01). http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/viewFi le/827/1012. (1 Juli 2015). Setyamidjaja, D. 1991. Budidaya kelapa sawit. Kanisius. Yogyakarta. Sondang, Y, Alfikri, Wiwik, H. 2012. Buku praktek kerja mahasiswa statistic. Politenik Pertanian Negeri Payakumbuh. Sugiyono. 2008. Statistika untuk penelitian. Alfabeta. Bandung. 390 hal. Suryani, Moch dan Achmad. 2015. Analisis audit operasional dalam upaya meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan ekonomisasi bagian produksi (studi pada PT. Sindu Amritha Pasuruan). Vol 19 (01). http://administrasi.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/827. (26 Juni 2015). Tahura, L.,C. 2013. Analisis pengaruh faktor produksi terhadap produksi CPO pada perseroan perkebunan Nusantara (PTPN) III kebun Sei Daun Labuhan Batu. http . Jurnal E maksi vol.1 (1). http://ojs-stie.harapan.ac.id/index.php /e-maksi/article/view/120/88. (29 Mei 2015). Tim Penulis PS. 1993. Kelapa sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 218 hal. Tohir, A. 2011. Analisis peramalan penjualan minyak sawit kasar atau CPO pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama (KPB) Nusantara di Jakarta. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1485/1/AKHMAT %20TOHIR-FST.PDF. (4 Juli 2015). United Stated Of Agribisnis. 2015. http://www.stcresources.com/wpcontent/uploads/2010/11/r-0279-panduansawit.pdf. (29 Mei 2015).
Utami, S. 2013. Analisa efisiensi produksi pada pabrik pengolahan kelapa sawit di PT. Gersindo Minang Plantation Kecamatan Lingkung Aur Kabupaten Pasaman Barat. http://repository.unand.ac.id/20516/1/Jurnal%20Siska %20Utami%20%2807914014%29.pdf.(28 mei 2015).
Lampiran 1. Perhitungan korelasi dengan menggunakan SPSS 20
Tabel 16. Perhitungan korelasi dengan menggunakan SPSS 20 Correlations Produksi 1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 12 Pearson Correlation .982** bahan baku Sig. (2-tailed) .000 N 12 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Produksi
Bahan baku .982** .000 12 1 12
Lampiran 2. Perhitungan proyeksi tandan buah segar untuk tahun 2015 sampai 2016 Tabel 17. Perhitungan proyeksi tandan buah segar untuk tahun 2015 sampai 2016 Tahun
2014
Bulan
Tandan buah segar (ton) (Y)
X
Xy
x2
Januari
30.609
-11
-336.699
121
Februari
25.784
-9
-232.056
81
Maret
30.661
-7
-214.627
49
April
28.238
-5
-141.190
25
Mei
30.663
-3
-91.989
9
Juni
31.637
-1
-31.637
1
Juli
26.696
1
26.696
1
Agustus
35.635
3
106.905
9
September
33.413
5
167.065
25
Oktober
32.380
7
226.660
49
November
27.102
9
243.918
81
Desember Total
27.003
11
297.033
121
359.821
0
20.079
572
Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat hal-hal sebagai berikut : ΣY
= 359.821 ton
ΣXY = 20.079 ton ΣX²
= 572
Data ini dapat digunakan untuk menghitung nilai-nilai variabel a dan variabel b. Maka :
Persamaan regresi linear sederhana untuk penggunaan bahan baku untuk tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 adalah Y = 29.985 + 35 X.
Tabel 18. Perhitungan regresi sederhana untuk proyeksi bahan baku dan produksi tahun 2015 sampai 2017 Tahun 2015
Bulan
X
B
a
13
35
29.985
30.440
5.783
Februari
15
35
29.985
30.510
5.796
Maret
17
35
29.985
30.580
5.810
April
19
35
29.985
30.650
5.823
Mei
21
35
29.985
30.720
5.836
Juni
23
35
29.985
30.790
5.850
Juli
25
35
29.985
30.860
5.863
Agustus
27
35
29.985
30.930
5.876
September
29
35
29.985
31.000
5.890
Oktober
31
35
29.985
31.070
5.903
November
33
35
29.985
31.140
5.916
35
35
29.985
31.210
5.929
369.900
70.281
Total Januari
37
35
29.985
31.280
5.943
Februari
39
35
29.985
31.350
5.956
Maret
41
35
29.985
31.420
5.969
April
43
35
29.985
31.490
5.983
Mei
45
35
29.985
31.560
5.996
Juni
47
35
29.985
31.630
6.009
Juli
49
35
29.985
31.700
6.023
Agustus
51
35
29.985
31.770
6.036
September
53
35
29.985
31.840
6.049
Oktober
55
35
29.985
31.910
6.062
November
57
35
29.985
31.980
6.076
59
35
29.985
32.050
6.089
379.980
72.196
Desember
Total 2017
Produksi (ton)
Januari
Desember
2016
Y= 29.985+ 35 x (ton)
Januari
61
35
29.985
32.120
6.102
Februari
63
35
29.985
32.190
6.116
Maret
65
35
29.985
32.260
6.129
April
67
35
29.985
32.330
6.142
Mei
69
35
29.985
32.400
6.156
Juni
71
35
29.985
32.820
6.235
Juli
73
35
29.985
32.890
6.249
Agustus
75
35
29.985
32.960
6.262
September
77
35
29.985
33.030
6.275
Oktober
79
35
29.985
33.100
6.289
November
81
35
29.985
33.170
6.302
83
35
29.985
33.240
6.315
392.510
74.576
Desember
Total
Sumber: data diolah
Lampiran 3. Dokumentasi peralatan dan mesin di PT.AMP Plantation.
Gambar 1. Stasiun loading Ramp
Gambar 2. Stasiun sterilizer
Gambar 3. Stasiun press
Gambar 4. Lori
Gambar 5. Oil tank
Gambar 6. Stasiun perontokkan
Lampiran 4. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan PKPM di perkebunan kelapa sawit PT. AMP Plantation
Gambar 1. Pemberian tandan kosong untuk TBM
Gambar 2. Panen
Gambar 3. Loading buah di TPH
Gambar 4. Tanaman penutup tanah