PUBLIKASI KARYA ILMIAH
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KOMIK TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN GIZI DAN DAYA TERIMA PADA REMAJA PUTRI
Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi
Disusun Oleh: RATNA ARDITYA TRI ASTUTI J 310 110 109
PROGRAM STUDI ILMU GIZI JENJANG S1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
I
7i
HALAi.IAN PERSETUJUAN
Judul
Penelitian
:
Efektivitas penggunaan Media Komik rerhadap Peningkatan Pengetahuan Gizi dan Daya Terima Pada Remaja Putri
Nama
Mahasiswa :
Nomor lnduk
Ratna Arditya TriAstuti
Mahasiswa : J 310 110
109
Telah disetujuioleh Pembimbing skripsi program studi llmu GiziJenjang s1 Fakultas llmu Kesehatan universitas Muhammadiyah surakarta Pada tanggal9 Juli2015 dan tayak untuk dipublikasikan
Surakarta, 9 Juli2015 Menyetujui,
Mengetahui, Ketua Program Studi llmu Gizi Fakultas llmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
I
A\\A^ Nl
](/NIDN : 7 44ft6-2312-t 301
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KOMIK TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN GIZI DAN DAYA TERIMA PADA REMAJA PUTRI
Ratna Arditya T.A (J 310 110 109) Pembimbing : Siti Zulaekah, A., M.Si Yuli Kusumawati, SKM., M.Kes (Epid) Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pol I Pabelan Surakarta 57102 Email :
[email protected]
ABSTRACT THE EFFECT OF USING COMICS MEDIA TO THE INCERASE ON NUTRITION KNOWLEDGE AND ACCEPTANCE LEVEL IN ADOLESCENCE GIRLS Background : The prevalence of anemia in adolescents girls was high. One of the solution that can be done is to increase knowledge about nutrition. The previous survey on June 2014 in SMP Muhammadiyah Surakarta shows that 15,6% knowledge level was low. Objective : To assess the effect of using comic to the incrase on nutrition knowledge and acceptance level in adolescence girls. Research Metods : This research was a quasy experimental study with pretest posttest control group. This research had 94 participated respondents, divided into three groups: the nutrition education using comic with 31 respondents, the control group that did not receive comic of 31 respondents and acceptance level group of 32 respondents. The acceptance level media using post test only design. Knowledge of anemia in both groups was based on the pretest and posttest scores. Results : statistically, there was significant difference in knowledge before and after intervention (p=0,000) but there was no significant difference in increasing knowledge of anemia between the group that received nutrition education using comic and control group (p=0,567). The acceptance group showed that 50% adolescence girls was quite fond of comic. Conclusion :Nutrition education using comic improved knowledge of anemia but there was not significant difference in knowledge of anemia in both groups. Half of respondents stated that they fond of the comic used in this research. Keywords Reference
: anemia, acceptance level, comic media, nutrition education. : 51 : 1992-2013
PENDAHULUAN
Metode dan media yang digunakan dalam pendidikan gizi mempengaruhi motivasi siswa dalam menerima pesan. Wiroatmojo dan Sasonoharjo (2002) menyatakan bahwa masing-masing pancaindra manusia memiliki karakteristik tersendiri dalam daya serap pembelajaran. Proses belajar seseorang dengan menggunakan penglihatan mencapai 82%, pendengaran 11%, peraba 3,5%, perasa 2,5%, dan penciuman 1%. Salah satu media yang dapat digunakan untuk pendidikan gizi adalah komik karena komik dapat meningkatkan minat baca seseorang. Selain itu penyampaian pesan-pesan gizi menggunakan media komik diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan gizi secara signifikan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas penggunaan komik dalam peningkatan pengetahuan gizi dan daya terima terhadap media pendidikan yang digunakan.
Anemia pada remaja adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari nilai ambang batas normal. Berdasarkan Riskesdas 2013 dilaporkan sebanyak 21,7% masyarakat Indonesia mengalami anemia. Pada kelompok umur 5-14 tahun prevalensi anemia sebesar 26,4%. Sedangkan pada kelompok umur 15-24 tahun sebesar 18,4%. Faktor utama penyebab anemia adalah asupan zat besi yang kurang. Selain itu, penyebab anemia yang lain adalah gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol, kebiasaan sarapan pagi, sosial ekonomi dan demografi, pendidikan, jenis kelamin, umur dan wilayah (ILSI Europe, 2000). Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi anemia pada remaja adalah dengan meningkatkan pengetahuan tentang gizi. Permaesih (2003) menyatakan bahwa pengetahuan dan praktek gizi remaja yang rendah tercermin dari perilaku menyimpang dalam kebiasaan memilih makanan. Survey pendahuluan dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2014 di tujuh SMP Muhammadiyah Surakarta. Setiap sekolah diambil 10 orang sampel yang semuanya siswi putri dan diminta untuk mengerjakan kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil survey tersebut diketahui bahwa 84,4% siswi memiliki skor pengetahuan sedang dan 15,6% memiliki skor pengetahuan kurang dengan nilai rata-rata 65,05. Berdasarkan data tersebut perlu dilakukan pendidikan gizi untuk meningkatkan pengetahuan.
METODE Jenis penelitian ini adalah quasy eksperiment dengan rancangan pretest post test. Sedangkan daya terima terhadap media pendidikan gizi menggunakan rancangan post test only design. Lokasi peneltian ini menggunakan 3 sekolah yaitu SMP Muhammadiyah 5 Surakarta sebagai kelompok kontrol yang diberikan pendidikan gizi tanoa media komik, SMP Muhammadiyah 1 Surakarta sebagai kelompok eksperimenyang diberikan pendidikan gizi menggunakan media komik, dan SMP Muhammadiyah 8 Surakarta sebagai
2
kelompok daya terima. penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2015 – 16 April 2015. Penentuan sampel dilakukan secara cluster random sampling berdasarkan kelas dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa putri kelas VIII dengan rincian 31 siswa untuk kelompok kontrol, 31 siswa untuk kelompok eksperimen dan 32 siswa untuk kelompok daya terima. sampel yang dipilih kemudian diminta kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian. Data pretest dan post test kelompok kontrol dan eksperimen diperoleh dari kuesioner pengetahuan tentang anemia dengan jumlah soal sebanyak 30. Kuesioner pengetahuan tersebut diadopsi dan dimodifikasi dari penelitian Zulaekah (2007) dan telah diuji reliabilitasnya dengan nilai r0,719. Jika jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0. Hasil skor pengetahuan kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu, pengetahuan baik jika jawaban benar >80%, pengetahuan sedang 6080%, dan pengetahuan kurang jika jawaban benar <60% (Khomsan, 2000). Sedangkan data daya terima diperoleh dari kuesioner daya terima dengan jumlah soal 13 pertanyaan. Kuesioner tersebut diadopsi dari Ikada (2010). Daya terima dinilai dari segi materi yang disampaikan, cara penyampaian materi, alur cerita, isi cerita, ukuran huruf, gambar dalam komik dan ukuran buku serta variasi warna yang digunakan dalam komik. Pengukuran daya terima dilakukan dengan cara pemberian kuesioner kepada responden. Hasil skoring daya terima kemudian dipersentasekan untuk menyimpulkan tingkat kesukaan
responden. Tingkat kesukaan responden dapat dikategorikan menjadi 4 yaitu, <40% tidak menyukai media yang digunakan, 40-60% kurang menyukai, 60-80% cukup menyukai, dan >80% sangat menyukai media pendidikan yang digunakan (Ikada, 2010). Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh pendidikan gizi menggunakan media komik terhadap peningkatan pengetahuan anemia pada remaja putri. Data dianalisis menggunakan program SPSS 16.0. Sebelum dilakukan analisis bivariat, variabel diuji terlebih dahulu kenormalannya dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Data yang berdistribusi normal adalah nilai pengetahuan anemia pretest dan post test kelompok kontrol, selanjutnya data tersebut dianalisis menggunakan Paired Samples T-Test. Data nilai pengetahuan anemia post test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal yang selanjutnya dianalisis menggunakan uji Independent Sampels T-Test. Sedangkan data yang berdistribusi tidak normal adalah nilai pengetahuan anemia pretest dan post test kelompok kontrol, selanjutnya data tersebut dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank test. Data nilai pengetahuan pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji Mann Whitney Test. Daya terima terhadap media pendidikan gizi yang digunakan dianalisis secara deskriptif.
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan SMP Muhammadiyah 5 Surakarta terakreditasi A, sedangkan SMP Muhammadiyah 8 Surakarta terakreditasi B. Karakteristik Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putri kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta, SMP Muhammadiyah 5 Surakarta, dan SMP Muhammadiyah 8 Surakarta. Karakteristik sampel dilihat berdasarkan usia pada setiap kelompok.
Gambaran Umum Sekolah Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah SMP Muhammadiyah 1 Surakarta, SMP Muhammadiyah 5 Surakarta, dan SMP Muhammadiyah 8 Surakarta. Ketiga sekolah tersebut merupakan sekolah swasta dibawah naungan yayasan Muhammadiyah cabang Surakarta. SMP Muhammadiyah 1
Tabel 1. Deskripsi Usia Remaja Putri pada Setiap Kelompok Kelompok Umur (Tahun)
12 tahun 13 tahun 14 tahun 15 tahun
Kontrol (Ceramah tanpa media) n=31 remaja putrid
Eksperimen (Ceramah menggunakan media komik) n=31 remaja putrid
0 (0%) 16 (51,6%) 14 (45,2%) 1 (3,2)
0 (0%) 1 (3,2%) 25 (80,6%) 5 (16,1%)
Berdasarkan Tabel 1 usia sampel pada penelitian berada pada kisaran 12-15 tahun. Usia minimum sampel adalah 12 tahun dan usia maksimum adalah 15 tahun. Sebagian besar sampel pada kelompok eksperimen, dan daya terima berusia 14 tahun yaitu masing-masing 80,6% dan 53,1 %. Sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar sampel berusia 13 tahun dan usia
Daya Terima n=32 remaja putri 1 (3,1%) 9 (28,1%) 17 (53,1%) 5 (15,6%)
rata-rata seluruh sampel adalah 13,81 ± 0,64. Karakteristik Keluarga Karakterstik keluarga pada penelitian ini dapat dilihat dari pekerjaan orang tua dan tingkat pendapatan keluarga berdasarkan UMK (Upah Minimum Kerja) perbulan di Surakarta pada tahun 2015.
4
Tabel 2. Deskripsi Karakteristik Keluarga Remaja Putri pada Setiap Kelompok
Variabel
Pekerjaan Ayah Guru PNS/Polri Karyawan pabrik/swasta Pedagang Buruh bangunan Lain-lain Pekerjaan Ibu Guru PNS/Polri Karyawan pabrik/swasta Pedagang Lain-lain Tidak Bekerja (IRT) Tingkat Pendapatan (UMK) Sesuai UMK Tidak sesuai UMK
Kontrol (Ceramah tanpa media) n=31 remaja putri
Kelompok Eksperimen (Ceramah menggunakan media komik) n=31 remaja putrid
Daya Terima n=32 remaja putri
2 (6,5%) 0 (0%) 17 (54,8%) 4 (12,9%) 4 (12,9) 4 (12,9%)
2 (6,5%) 2 (6,5%) 11 (35,5%) 7 (22,6%) 0 (0%) 9 (29%)
2 (6,2%) 1 (3,1%) 12 (37,5%) 9 (28,1) 0 (0%) 8 (25%)
1 (2,8%) 0 (0%) 9 (25%) 7 (19,4%) 2 (5,6%) 17 (47,2%)
2 (6,5%) 3 (9,7%) 1 (3,2%) 4 (12,9%) 2 (6,5%) 19 (61,3%)
2 (6,2%) 0 (0%) 9 (28,15) 6 (18,8%) 4 (12,5%) 11 (34,4%)
14 (45,2%) 17 (54,8%)
27 (87,1%) 4 (12,9%)
20 (62,5%) 12 (37,3%)
Secara umum pekerjaan orang tua pada ketiga kelompok adalah guru, PNS/Polri, karyawan pabrik/swasta, pedagang, buruh bangunan, tidak bekerja (IRT), dan lain-lain (sopir, wiraswasta, serabutan, tukang parkir). Sebagian besar pekerjaan ayah pada kelompok kontrol, eksperimen, dan daya terima adalah karyawan pabrik/swasta dengan prevalensi masing-masing sebesar 54,8%, 35,5% dan 37,5%. Sedangkan pekerjaan ibu pada kelompok kontrol, eksperimen, dan
daya terima sebagian besar adalah sebagai ibu rumah tangga (IRT) dengan prevalensi masing-masing kelompok sebesar 47,2%, 61,3%, dan 34,4%. Tingkat pendapatan keluarga pada kelompok eksperimen dan daya terima sebagian besar sudah sesuai dengan UMK (Upah Minimum Kerja) Kota Surakarta tahun 2015 yakni 87,1% dan 62,5%, sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar yakni 54,8% tidak sesuai dengan UMK.
5
Tabel 3. Deskripsi Pendapatan Keluarga Berdasarkan UMK (Upah Minimum Kerja) Kelompok Kontrol Eksperimen Daya Terima
Minimal (Rp) 480.000 1000.000 400.000
Maksimal (Rp) 6.000.000 5000.000 5.000.000
Pendapatan keluarga berdasarkan UMK (Upah Minimum Kerja) perbulan di Kota Surakarta tahun 2015 adalah Rp 1.222.400,00. Berdasarkan Tabel 10 pendapatan rata-rata keluarga yang diperoleh pada kelompok eksperimen dan daya terima masing-masing sebesar Rp
Rata-rata (Rp) 1.530.000 2.393.500 1.535.100
SD 1.149.400 1.254.500 915.090
2.393.500,00 ± Rp 1.254.500,00 dan Rp 1.535.100,00 ± Rp 915.090 sedangkan pada kelompok kontrol pendapatan rata-rata keluarga sebesar Rp 1.530.000,00 ± Rp 1.149.400.
Tabel 4. Distribusi Tingkat Pengetahuan Anemia Remaja Putri pada Setiap Kelompok
Variabel
Tingkat Pengetahuan Anemia Pre test Sedang Kurang Tingkat Pengetahuan Anemia Post Test Baik Sedang Kurang
Kelompok Eksperimen Kontrol (Ceramah dengan (Ceramah tanpa media media) komik) n=31 remaja putri n=31 remaja putri
20 (64,5%) 11 (35,5%)
28 (90,3%) 3 (9,7%)
12 (38,7%) 19 (61,3%) 0 (0%)
14 (45,2%) 16 (51,6%) 1 (3,2%)
Pengetahuan Gizi Anemia
kelompok eksperimen sampel diberikan pendidikan gizi tentang anemia dengan metode ceramah menggunakan media komik. Komik yang digunakan berjudul “Anemia No Way” yang mengulas tentang masalah anemia dan kesehatan pada remaja. Data pengetahuan gizi tentang anemia pada penelitian ini meliputi nilai pengetahuan anemia awal, nilai pengetahuan anemia akhir dan
Pengetahuan gizi yang diuji pada penelitian ini adalah tentang anemia pada remaja putri. Terdapat dua kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol, sampel diberi pendidikan gizi anemia dengan metode ceramah tanpa menggunakan media. Sedangkan
6
peningkatan pengetahuan. Nilai pengetahuan awal diambil pada awal penelitian sebelum sampel diberi perlakuan. Nilai pengetahuan akhir diambil pada akhir penelitian setelah sampel diberikan perlakuan berupa pemberian ceramah tentang anemia tanpa media pada kelompok kontrol dan ceramah menggunakan media komik pada kelompok eksperimen. Komik diberikan kepada sampel sebanyak satu kali kemudian dilanjutkan dengan review materi. Pengambilan nilai pengetahuan post test dilakukan setelah review materi dilakukan. Pengambilan data nilai pengetahuan post test antara kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan pada hari yang berbeda sesuai dengan jadwal yang telah diberikan oleh pihak sekolah. Data peningkatan pengetahuan diambil dari nilai pengetahuan akhir dikurangi nilai pengetahuan awal. Menurut Khomsan (2000), tingkat pengetahuan dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu pengetahuan baik jika jawaban benar > 80%, pengetahuan sedang jika jawaban benar 60-80% dan pengetahuan kurang jika jawaban benar <60%. Berikut gambaran tingkat pengetahuan anemia pada remaja putri dapat dilihat pada Tabel 4. Data penelitian tingkat pengetahuan anemia pada kelompok eksperimen dan kontrol sebagian besar masuk dalam kategori sedang yaitu masing-masing 64,5% dan 90,3%. Sedangkan remaja putri yang masuk dalam kategori kurang pada saat pre test adalah 35,5% dan 9,7%. Data penelitian tingkat pengetahuan anemia pada remaja putri saat post test pada kelompok eksperimen menunjukkan perubahan
yang signifikan dari tingkat pengetahuan awal. Hal ini dibuktikan dengan adanya sampel yang masuk dalam kategori baik yakni 38,1% dimana sebelumnya tidak ada sampel yang masuk dalam kategori baik pada saat pre test. Sedangkan tingkat pengetahuan kategori sedang menurun dari 67,7% menjadi 61,3% dan tingkat pengetahuan kategori kurang menurun signifikan dari 32,3% menjadi 0%. Pada kelompok kontrol yang diberikan pendidikan gizi tentang anemia tanpa media juga mengalami perubahan yang signifikan. Sampel yang masuk dalam kategori baik pada saat post test meningkat menjadi 38,7% dimana sebelumnya tidak ada sampel yang masuk dalam kategori baik, sedangkan sampel yang masuk dalam kategori sedang sebesar 61,3%. Tabel 11 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswa setelah diberi pendidikan tanpa media lebih besar dibandingkan siswa yang diberi pendidikan gizi dengan media komik. Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamida (2012) dimana pengetahuan siswa setelah diberi penyuluhan tentang kemanan makanan jajanan dengan media komik menunjukkan peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan siswa yang diberi penyuluhan tanpa media. Hal ini disebabkan karena waktu pemberian pendidikan gizi yang tidak sama dimana pendidikan gizi pada kelompok kontrol dilaksanakan pada pagi hari sehingga konsentrasi siswa lebih baik daripada kelompok eksperimen yang dilaksanakan pada siang hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum diberi pendidikan gizi pengetahuan sampel
7
tentang anemia masih kurang, selain itu sampel belum pernah mendapatkan pendidikan gizi tentang anemia sebelumnya sehingga setelah diberi pendidikan gizi pengetahuan sampel tentang anemia menjadi meningkat. Komik merupakan media yang memiliki aspek verbal dan visual, menurut Cotento (2007) media visual yang ditambahkan dalam pesan verbal dapat meningkatkan motivasi anak dalam menerima informasi yang
diberikan sehingga anak dapat mengingat lebih baik. Rangsangan visual yang diberikan kepada seseorang dapat meningkatkan daya serap materi sebesar 30% dibandingkan dengan membaca teks yang hanya 10%. Tingkat pengetahuan remaja putri dapat dilihat berdasarkan nilai pengetahuan anemia pada saat penelitian. Data nilai pengetahuan anemia dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Deskripsi Nilai Pengetahuan Anemia Remaja Putri Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Variabel
Nilai pengetahuan Anemia Pre test Minimal Maksimal SD Rata-rata Nilai Pengetahuan Anemia Post test Minimal Maksimal SD Rata-rata p Peningkatan Nilai Pengetahuan Gizi Minimal Maksimal SD Rata-rata
a. b. c. d.
Kelompok Eksperimen Kontrol (Ceramah dengan (Ceramah tanpa media Komik) media) n=31 remaja putri n=31 remaja putri
p
b
53,33 70,00 6,07 62,58
53,33 73,33 4,59 65,48
0,093
66,67 93,33 8,24 78,71 a 0,000
66,67 90,00 6,47 80,43 d 0,000
0,361
3,33 36,33 9,23 16,13
0,00 23,34 6,77 14,94
0,567
Paired Sample T-Test Mann Whitney Test Independent T-Test Wilcoxon Signed Ranks Test
8
c
c
Pada kelompok eksperimen yaitu kelompok yang diberi pendidikan gizi tentang anemia dengan metode ceramah menggunakan media komik pada saat pre test dan post test mengalami peningkatan dari 62,58 ± 6,07 menjadi 78,71 ± 8,24. Hasil uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov nilai pengetahuan anemia pada saat pre test dan post test adalah berdistribusi normal sehingga dilakukan uji Paired Sample T-Test. Hasil uji Paired Sample T-Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan gizi tentang anemia yang signifikan saat pre test dan post test pada kelompok eksperimen (p=0,000 atau p<0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Hamida (2012) pada siswa SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan nilai pengetahuan pada kelompok ceramah dengan media komik dengan rata-rata nilai pengetahuan awal adalah 16,14 setelah diberi penyuluhan pengetahuan siswa menjadi 18,77 pada rata-rata nilai pengetahuan akhir. Selain itu penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pendidikan gizi tentang anemia dengan metode ceramah menggunakan media komik memberikan manfaat terhadap peningkatan pengetahuan. Hal ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Notoatmodjo (2012) bahwa manfaat media yang paling utama adalah memperjelas pesanpesan yang akan disampaikan, disamping itu media juga dapat meningkatkan efektivitas pada proses pendidikan dan konseling gizi yang diselenggarakan. Noviyanti (2010) menyatakan bahwa salah satu
kelebihan penggunaan media komik dalam pembelajaran adalah dapat menciptakan minat baca peserta didik. Selain itu komik merupakan media visual yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar yang mampu menyampaikan informasi secara efektif dan efisien (Waluyanto, 2005). Pada kelompok kontrol yaitu kelompok yang diberikan pendidikan gizi tentang anemia dengan metode ceramah tanpa media menunjukkan adanya peningkatan pada nilai pengetahuan pre test dan post test yaitu 65,48 ± 4,59 menjadi 80,43 ± 6,47. Hasil uji normalitas nilai pengetahuan pre test dan post test pada kelompok ini berdistribusi tidak normal, selanjutnya dilakukan uji Wilcoxon Signed Rank Test . Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada pengetahuan awal dan akhir kelompok kontrol yakni 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian penyuluhan dapat memberikan manfaat terhadap peningkatan pengetahuan remaja putri. Hasil uji normalitas data nilai pengetahuan pre test berdistribusi tidak normal, sehingga selanjutnya dilakukan uji Mann Whitney. Nilai p dari uji Mann-Whitney pada pre test adalah 0,093 (p>0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat kesamaan varians atau homogenitas antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan pada nilai pengetahuan post test data berdistribusi normal sehingga dilakukan uji Independent Sample TTest. Nilai p dari uji Independent Ttest adalah 0,361. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan
9
post test kedua kelompok homogen. Nilai post test pada kedua kelompok tidak terdapat perbedaan yang bermakna hal ini dimungkinkan karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitian baik pada kelompok eksperimen ataupun kelompok kontrol sehingga pemberian intervensi kepada sampel kurang maksimal. Selain itu waktu penelitian pada kelompok eksperimen adalah siang hari sehingga siswa tidak dapat fokus secara maksimal selama mengikuti penelitian. Peningkatan nilai pengetahuan gizi sampel minimal adalah 0,00 dan maksimal 36,33. Terdapat 2 sampel yang tidak mengalami peningkatan nilai pengetahuan gizi pada pre test dan post test, dimana kedua sampel tersebut termasuk dalam kategori tingkat pengetahuan sedang. Ratarata peningkatan nilai pengetahuan gizi tentang anemia pada kelompok yang mendapatkan pendidikan gizi menggunakan media komik relatif lebih besar yakni 16,13 ± 9,23 dibandingkan dengan kelompok yang
mendapatkan pendidikan gizi tanpa media yakni 14,94 ± 6,77. Hasil uji normalitas perubahan nilai pengetahuan gizi berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji Independent T-test dengan hasil 0,567 (p>0,05) yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan pada nilai pengetahuan gizi kedua kelompok dimana rata-rata peningkatan pada kelompok eksperimen 16,13±9,23 poin dan kelompok kontrol 14,94±6,77 poin, hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok sama-sama mengalami peningkatan pengetahuan. Sebagian besar sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yakni 64,5% menjawab salah pada pertanyaan nomor 20 tentang makanan yang banyak mengandung zat besi non heme dan 41,9% sampel menjawab salah pada pertanyaan nomor 21 tentang makanan sumber vitamin A.
Tabel 6. Deskripsi Rata-rata Skor Daya Terima Komik dan Kategori Tingkat Kesukaan Skor Daya Terima Minimal Maksimal SD Rata-rata Kategori Tingkat Kesukaan (%) Tidak menyukai Kurang menyukai Cukup menyukai Sangat menyukai
17,00 35,00 3,41 28,43 0 (0%) 1 (3,1%) 16 (50%) 15 (46,9%)
10
Daya Terima Sampel Terhadap Media Komik Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa skor rata-rata daya terima sampel terhadap komik adalah 28,43 dengan nilai minimal 17 dan nilai maksimal 34. Hasil skoring daya terima kemudian dipersentasekan untuk menyimpulkan tingkat kesukaan. Tingkat kesukaan responden menurut Ikada (2010) dapat dikategorikan menjadi 4 yaitu tidak menyukai apabila persentase <40%, kurang menyukai apabila persentasi 40-60%, cukup menyukai apabila persentase 60-80%, dan sangat menyukai apabila persentasi >80%. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar sampel masuk dalam kategori cukup menyukai yaitu 50%. Sampel yang masuk sangat menyukai sebesar 46,9% dan sampel yang kurang menyukai 3,1%.
2.
3.
Referensi Hamida, K., Siti, Z., Mutalazimah. 2012. Penyuluhan Gizi Dengan Media Komik Untuk Meningkatkan Pengetahuan Tentang Keamanan Makanan Jajanan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Kemas 8 (1) (2012) 67-73. Diakses : 1 juni 2014. http://journal.unnes.ac.id./nju/in dex.php/kemas
PENUTUP Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan peningkatan yang bermakna (0,567) antara remaja putri yang diberikan pendidikan gizi menggunakan media komik dengan remaja putri yang diberikan pendidikan gizi tanpa media komik dan sebagian remaja putri yakni 50% menyukai buku komik yang digunakan sebagai media pendidikan gizi.
Ikada, DC. 2010. Tingkat Penerimaan Buku Cerita Bergambar Sebagai Media Pendidikan Gizi Dan Pengaruhnya Terhadap Pengetahuan Gizi Anak Sekolah Dasar. Skripsi. Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Saran 1.
Perlu penelitian lebih lanjut tentang jarak waktu pemberian intervensi media untuk mengetahui perbedaan peningkatan pengetahuan pada long term memory. Dalam rangka pencegahan dan penanggulangan masalah anemia pada remaja sebaiknya dilakukan kegiatan pemeriksaan kadar Hb secara rutin dan penyuluhan yang bekerja sama dengan instansi terkait. Penyuluhan yang dilakukan sebaiknya menitikberatkan pada materi tentang bahan makanan yang dapat mencegah anemia.
Komik dapat digunakan sebagai media pendidikan gizi dalam rangka promosi kesehatan.
International Life Sciences Institute Europe. 2000. Healthy,
11
Lifestye: Nutrition and Physicl Activity. ILSI Press.
Pendidikan Gizi Terhadap Perubahan Kadar Hemoglobin Anak Sekolah Dasar yang Anemia di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Khomsan, A. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi, ITB.
Zulaekah, S. 2012. Pendidikan Gizi dengan Media Booklet Terhadap Pengetahuan Gizi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Kemas 7 (2) (2012) 127-135. Diakses: 1 Juni 2014. http://journal.unnes.ac.id./nju/in dex.php/kemas.
Wiroatmojo, P dan Sasonoharjo. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: LAN RI. Zulaekah, S. 2007. Efek Suplementasi Besi, Vitamin C dan
12