1
FORUM KEPENDIDIKAN, VOLUME 28, NOMOR 1, SEPTEMBER 2008
EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM POSING DAN TUGAS TERSTRUKTUR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA Bestari Dwi Handayani*) Abstract: The Study was based on the reality of Basic Accounting lecture especially adjustment process. During the lecture, most of the students couldn’t participate actively. They didn’t show their self awareness in learning. Based on the reality arouse whether the problem posing and structure task learning model could improve the students self awairness in learning or not. In line with the problem, the objective of this study is to get the description of the teaching experience employing the problem posing and structure task learning model improve the students capability. This study is the pre-experiment study. The object of this study consist in two classes, the first class is the treatment class, wich problem posing and structure task learning model treatment and the second class is the control class with conventional model learning. The setting of the study is the first semester students of Basic Accounting Accounting Program, Economics Faculty, the State University of Semarang. The data were collected through test. Independent sample t-test and paired sample t-test were used to analysed data.The result of this study shared that use of problem posing and structure task learning model could improve the students self awareness in learning. It was because they were free to decide their own learning objective and source. All students in treatment class actively in decision making. Keywords: Learning process, problem posing and structure task learning model, adjustment process.
Akuntansi adalah bahasa atau alat komunikasi bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan (ekonomi) berupa posisi keuangan yang tertuang dalam jumlah kekayaan, utang dan modal suatu bisnis dan hasilnya pada suatu waktu atau periode tertentu (Sofyan, 2003:1). Mata pelajaran akuntansi memerlukan konsentrasi, ketelitian, dan keterampilan yang tinggi. Mahasiswa akuntansi seharusnya memiliki pemahaman dan kemampuan dalam menyusun laporan keuangan sebagai sumber informasi keuangan suatu perusahaan. Pembelajaran akuntansi berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap rasional, teliti, jujur, dan bertanggungjawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan dan penafsiran perusahaan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan. Salah satu materi mata pelajaran akuntansi pada mata kuliah Dasar Akuntansi adalah jurnal penyesuaian pada perusahaan dagang, dimana materi ini merupakan bagian dari siklus akuntansi perusahaan dagang yang memuat semua jurnal yang digunakan untuk menyesuaikan posisi masing-
masing akun sehingga sesuai dengan posisinya pada tanggal laporan (Sofyan, 2004:22). Materi jurnal penyesuaian bagi sebagian besar mahasiswa/peserta didik merupakan materi yang dianggap sulit. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 10 tahun, mahasiswa yang mempelajari jurnal penyesuaian selalu mengalami kesulitan, terutama mahasiswa semester I. Materi pos deferral dan accrual yang merupakan bagian tak terpisahkan dari jurnal penyesuaian selalu menyisakan persoalan bagi mahasiswa dibandingkan dengan materi yang lain dalam serangkaian siklus akuntansi. Bahkan pokok bahasan jurnal penyesuian menjadi salah satu rekomendasi yang perlu dimasukkan dalam kurikulum Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), karena ternyata guru-guru pun menghadapi persoalan yang sama ketika mengajarkan materi jurnal penyesuaian pada siswa-siswanya. Kondisi sebagaimana diuraikan di atas semakin diperparah dengan sistem pembelajaran yang diterapkan oleh dosen. Selama ini proses pembelajaran yang ditemui masih menggunakan metode pembelajaran yang sifatnya monoton. Proses pembelajaran seperti ini kurang dipahami
*) Bestari Dwi Handayani adalah dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang 1
2
FORUM KEPENDIDIKAN, VOLUME 28, NOMOR 1, SEPTEMBER 2008
oleh mahasiswa saat menerima materi yang diajarkan oleh dosen, sehingga mengakibatkan prestasi belajar yang dihasilkan rendah, tidak seperti yang diharapkan. Hasil observasi awal pada Jurusan Akuntansi FE UNNES, rata-rata prestasi belajar mahasiswa pada ulangan harian akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian dari tahun-tahun sebelumnya masih sangat rendah, yaitu Tahun 2003/2004 mahasiswa semester I kelas A 6,30, Semester I kelas B 6,25, Tahun 2004/2005 mahasiswa semester I kelas 6,80, Semester I kelas B 6,00, Tahun 2005/2006 mahasiswa semester I kelas A 6,40 dan Semester I kelas B 6,75. Ini membuktikan bahwa pembelajaran akuntansi pada pokok bahasan jurnal penyesuaian masih kurang efektif. Oleh karena itu diperlukan metode pembelajaran yang melibatkan mahasiswa lebih aktif di dalam kelas. Selain itu, banyak mahasiswa yang malas belajar dan berlatih memecahkan atau menyelesaikan soal-soal akuntansi jika tidak mendapat tugas dari dosen. Banyak mahasiswa yang tidak memiliki kesiapan ketika akan mengikuti kuliah. Mahasiswa tidak mengerti materi apa yang akan mereka pelajari dan gambaran materi itu. Mahasiswa juga tidak mau membaca terlebih dahulu materi yang akan diajarkan, jika tidak mendapat tugas dari dosennya. Dengan memperhatikan fenomena tersebut maka suatu tantangan bagi dosen akuntansi untuk mampu mengarahkan dan meningkatkan keaktifan mahasiswa serta sebagai penguatan pemahaman konsep-konsep akuntansi pada umumnya, dan jurnal penyesuaian pada khususnya adalah dengan latihan dan pemberian tugas terstruktur. Dalam dunia pendidikan terdapat metode Problem Posing yang merupakan salah satu pendekatan pembelajaran inovatif untuk membangun struktur kognitif mahasiswa. Mahasiswa diberi kesempatan secara terbuka dan secara luas untuk mengembangkan kreativitas dengan cara menyusun soal sendiri dan cara penyelesaian sendiri. Problem Posing adalah salah satu pembelajaran yang menuntut adanya keaktifan mahasiswa baik mental maupun fisik. Penelitian ini bermaksud mengungkap efektivitas penerapan metode tersebut terhadap prestasi belajar mata kuliah Akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian pada mahasiswa semester I Jurusan Akuntansi. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan penelitian yang dirumuskan adalah (1) apakah terdapat perbedaan prestasi belajar akuntansi
antara penerapan metode problem posing dan tugas terstruktur, dengan penggunaan metode konvensional pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Semester I FE UNNES Tahun Akademik 2006/ 2007; dan (2) apakah metode pembelajaran problem posing dan pemberian tugas terstruktur lebih efektif dari pada metode konvensional dalam meningkatkan prestasi belajar mata kuliah akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian mahasiswa Semester I FE UNNES Tahun Akademik 2006/2007. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas dan ada tidaknya perbedaan prestasi belajar akuntansi antara penerapan metode problem posing dan pemberian tugas terstruktur, dengan metode konvensional pada mata kuliah akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian mahasiswa semester I FE UNNES Tahun Akademik 2006/2007. Belajar merupakan proses internal komplek. Hal ini karena melibatkan seluruh aspek mental, yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam proses belajar, dosen dapat mengamati secara langsung proses internal mahasiswa. Proses belajar tersebut merupakan respon mahasiswa terhadap tindakan belajar dan mengajar dari dosen (Dimyati dan Mudjiono, 2002:18). Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Sementara prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata kuliah, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh dosen (Tulus, 2004:74). Prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang berasal dari faktor intern maupun faktor ekstern mahasiswa. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor intern meliputi (a) faktor jasmaniah, (b) faktor psikologis, dan (c) faktor kelelahan, sedangkan faktor ekstern meliputi (a) faktor keluarga, (b) faktor sekolah/lembaga pendidikan, dan (c) faktor masyarakat (Slameto, 2003:54). Metode pembelajaran yang diterapkan oleh dosen merupakan salah satu faktor ekstern yang ikut berpengaruh terhadap prestasi belajar.
3
FORUM KEPENDIDIKAN, VOLUME 28, NOMOR 1, SEPTEMBER 2008
Pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh dosen sedemikaian rupa sehingga tingkah laku mahasiswa berubah ke arah yang lebih baik. Dalam pelaksanaan strategi belajar mengajar dibutuhkan teknik atau metode mengajar. Metode adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh dosen se-demikian rupa sehingga tingkah laku mahasiswa berubah ke arah yang lebih baik (Max, 2000:24). Jadi metode pembelajaran adalah suatu teknik atau cara yang digunakan oleh dosen sedemikian rupa sehingga tingkah laku mahasiswa berubah ke arah yang lebih baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Problem Posing merupakan suatu model pembelajaran yang mewajibkan para mahasiswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara mandiri. Model pembelajaran Problem Posing mulai dikembangkan di tahun 1997 oleh Lyn D. English (dalam Amin, 2004:31), dan awal mulanya diterapkan dalam mata pelajaran matematika. Selanjutnya, model ini dikembangkan pula pada disiplin ilmu yang lain. Dalam menggunakan metode Problem Posing dosen dapat memulai perkuliahan dengan menjelaskan materi kepada mahasiswa dan dilanjutkan dosen memberikan latihan soal-soal secukupnya kepada mahasiswa. Setelah melakukan pembahasan soal yang diberikan oleh dosen, mahasiswa diminta untuk mengajukan soal yang menantang dan mahasiswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya. Selanjutnya, secara acak dosen mempersilakan mahasiswa untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas. Penelitian mengenai pembelajaran dengan metode problem possing pada mata pelajaran matematika telah diteliti oleh Suyitno (2004) dan Kadir (2005). Kedua penelitian tersebut menyimpulkan bahwa secara keseluruhan, prestasi belajar yang menggunakan pendekatan problem possing lebih tinggi dari pada tanpa problem possing. Penelitian penggunaan metode pembelajaran dengan menggunakan problem possing dalam mata pelajaran akuntansi juga sudah dilakukan oleh Amir Mahmud (2008) yang meneliti penggunaan metode pembelajaran problem possing untuk meningkatkan kemampuan penyusunan Laporan Keuangan pada siswa SMA, hasilnya menunjukkan hal yang sama, yaitu kelas
yang diberi pendekatan problem possing prestasi belajarnya lebih baik dibandingkan dengan kelas tanpa problem possing. Langkah-langkah pembelajaran akuntansi dengan menggunakan pendekatan Problem Posing yaitu (1) memahami soal, (2) merencanakan langkah penyelesaian soal, dan (3) menyelesaikan soal tersebut. Dengan demikian kekuatan-kekuatan yang terdapat dalam metode Problem Posing adalah sebagai berikut. Memberi penguatan terhadap konsep yang diterima dan memperkaya konsep-konsep dasar melalui belajar mandiri. Mampu melatih mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan dalam belajar mandiri. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah. Metode pembelajaran yang tidak terpisahkan dari Problem Posing adalah tugas terstruktur. Metode ini dapat diartikan suatu model pembelajaran dimana dosen dapat menyuruh mahasiswa untuk mempelajari lebih dahulu topik yang akan dibahas, menyuruh mencari bukti dari teorema yang harus dipecahkan sendiri maupun berkelompok kemudian hasilnya didiskusikan dengan dosen (Erman, 1993:262). Dengan metode Tugas Terstruktur dosen harus memperhatikan individu mahasiswa baik dari segi inteligensi maupun kemampuan kerja. Dalam kondisi semacam ini dosen harus selalu siap menampung keluhan dan kesulitan mahasiswa yang ditemukan pada saat penyelesaian tugas. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tugas terstruktur adalah tugas yang diberikan oleh dosen pada mahasiswa, yaitu membaca materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya dan mengerjakan soal yang berkaitan dengan materi tersebut. Metode konvensional merupakan motode pembelajaran yang biasa dilaksanakan dan disukai oleh dosen dalam proses pembelajaran sehari-hari, karena paling mudah cara mengatur kelas. Menurut Wina (2005:115) dalam model pembelajaran konvensional mahasiswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif dan mahasiswa lebih banyak belajar secara individual dengan menerima, mencatat, dan menghafal materi. Metode konvensional lebih menekankan pada metode ceramah, metode ceramah adalah penuturan bahan perkuliahan secara lisan (Nana, 2005:77). Jurnal penyesuaian merupakan bagian dari siklus akuntansi yang memuat semua jurnal yang
4
FORUM KEPENDIDIKAN, VOLUME 28, NOMOR 1, SEPTEMBER 2008
digunakan untuk menyesuaikan posisi masingmasing akun sehingga sesuai dengan posisinya pada tanggal laporan. (Sofyan, 2004:22). Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang bertujuan untuk memperbaiki akun buku besar pada akhir periode. Tujuan dari jurnal penyesuaian adalah (a) agar setiap akun riil, khususnya akun aktiva dan akun-akun utang, menunjukkan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode; dan (b) agar setiap akun nominal (akun pendapatan dan akun beban) menunjukan pendapatan dan biaya yang seharusnya diakui dalam satu periode. Pembelajaran dengan metode problem posing cenderung lebih menekankan pada keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran, karena pada perkuliahan akuntansi khususnya jurnal penyesuaian mahasiswa dituntut aktif untuk berlatih menyelesaikan permasalahan (soal) dengan menggunakan bahasa dan ide mereka sendiri. Melalui bahasa dan ide mereka sendiri mahasiswa akan menyusun soal yang sesuai dengan kemampuannya. Secara sedikit demi sedikit akan berkembang dan dengan banyaknya latihan, maka mahasiswa akan lebih mudah dalam memahami dan membuat jurnal penyesuaian. Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan metode problem posing, yaitu dengan cara menghadapkan mahasiswa atau peserta didik kepada suatu permasalahan dengan maksud agar peserta didik atau mahasiswa menyadari masalah, menelaah masalah dari bermacam-macam segi, merumuskan masalah lalu mencari pemecahan masalah dengan berbagai macam jalan. Agar proses belajar mencapai hasil yang baik, maka dalam pembelajaran diperlukan adanya kesiapan individu dalam belajar. Ke-siapan merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang
Metode Konvensional
membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi (Slameto, 2003:113). Menurut Thorndike (dalam Slameto, 2003:114) bahwa kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikut-nya. Dalam pembelajaran akan lebih baik jika sebelum materi dijelaskan, terlebih dahulu materi tersebut dipelajari. Karena mahasiswa akan lebih siap dalam menerima materi. Pembelajaran akuntansi dengan menggunakan metode konvensional umumnya lebih didominasi dengan kegiatan ceramah dan komunikasi lebih cenderung satu arah, sehingga mahasiswa menjadi kurang aktif. Metode ini lebih bersifat monoton dan membosankan bagi mahasiswa. Dalam banyak hal, dengan menggunakan metode konvensional bahkan dosen menghabiskan seluruh waktu perkuliahan untuk memaparkan materi, karena memang tuntutan muatan materi yang perlu disampaikan luas dan mendalam. Kondisi demikian tentu bukan merupakan langkah terbaik, sehingga perlu dicari alternatif yang inovatif . Untuk memahami jurnal penyesuaian diperlukan suatu keterampilan dan ketelitian mahasiswa dalam menganalisis ayat-ayat penyesuaian yang pada akhirnya sangat berpengaruh dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan. Dengan implementasi metode Problem Posing dan pemberian tugas terstruktur mahasiswa akan lebih memahami materi jurnal penyesuaian karena mahasiswa dituntut aktif dalam pembelajaran. Dengan pengajuan soal tersebut akan melatih keterampilan dan ketelitian mahasiswa dalam membuat jurnal penyesuaian. Dari uraian di atas kerangka berfikir dapat digambarkan sebagai berikut.
Prestasi Belajar Metode konvensional
Metode Pembelajaran
Dibandingkan
Metode Problem Posing dan Pemberian Tugas Terstruktur
Prestasi Belajar Metode Problem Posing dan Pemberian Tugas Terstruktur
5
FORUM KEPENDIDIKAN, VOLUME 28, NOMOR 1, SEPTEMBER 2008
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian praeksperimental. Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga dalam penelitian ini dikategorikan sebagai The Static Group Comparation: Randomized Control group Only Design. Kelompok eksperimen dikenai variabel perlakuan tertentu dalam jangka waktu tertentu. Selanjutnya, kedua kelompok tersebut dikenai pengukuran yang sama. Perbedaan yang timbul dianggap bersumber pada variabel perlakuan (Sumadi, 2006:104). Perlakuan kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran Problem Possing dan pemberian tugas terstruktur. Sementara itu pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan, dimana pembelajaran hanya dengan menggunakan metode konvensional yang biasa diterapkan oleh dosen. Hasil pengukuran penelitian ini menggunakan Posttest yang berupa prestasi belajar akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian pada mahasiswa. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester I Jurusan Akuntansi FE UNNES Tahun Akademik 2006/2007 terdiri dari 2 kelas A dan B dengan jumlah total 80 mahasiswa. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi, 2006:150). Teknik tes dalam penelitian ini dilaksanakan sebelum dan sesudah mahasiswa mempelajari jurnal penyesuaian melalui pre test dan post test. Pre test dilaksanakan pada tahap awal sebelum eksperimen dimulai, dimaksudkan untuk mengetahui keadaan mahasiswa sebelum treatment antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Post test dilaksanakan setelah treatment, digunakan untuk mengukur hasil prestasi mahasiswa setelah penerapan treatment. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah independent sample t-test dan paired sample t-test. Independent sample t-test untuk menguji ada tidaknya perbedaan prestasi belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sementara itu paired sample t-test dilakukan untuk menguji efektivitas penerapan metode problem posing dan tugas terstruktur pada kelompok eksperimen.
Dari pre test mahasiswa diperoleh deskripsi kemampuan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam tabel berikut ini. Tabel 1. Kemampuan Awal Mahasiswa Kelas Eksperimen (X1) 54,62 11,03 75 30 39
Keterangan Mean Std. Deviation Maks Min N
Kelas Kontrol (X2) 56,71 8,70 75 40 41
Dari Tabel 1 dapat diketahui nilai rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing 54,62 dan 56,71 dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 30 untuk kelompok eksperimen, dan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 40 untuk kelompok kontrol. Pengujian selanjutnya pada tahap kemampuan awal mahasiswa adalah pengujian kesamaan rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengujian ini menggunakan data pre test pada mata kuliah akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian. Hasil dari pengujian ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 2. Uji Kesamaan Rata-rata Pre-test Kelompok Eksperimen Kontrol
Nilai RataRat 54,62 56,71
t
Sig. 2 tailed
-0,944
0,348
Kriteria Tidak berbeda
Berdasarkan Tabel 2 diketahui nilai t-hitung sebesar -.944 dengan p-value = .348, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan prestasi belajar dari kedua kelompok. Jadi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan awal yang sama pada mata kuliah Akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian. Dari Post-test yang dilakukan terhadap kedua kelompok dimana kelompok eksperimen menggunakan metode problem posing dan tugas terstruktur, sementara kelompok kontrol menggunakan metode konvensional, diperoleh hasil sebagai pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 diketahui dari 39 mahasiswa kelompok eksperimen rata-rata prestasi belajar mencapai 74,10, sedangkan dari 41 mahasiswa kelompok kontrol mencapai 69,76. Nilai tertinggi untuk kelompok eksperimen mencapai 85 dan kelompok kontrol pada nilai yang
6
FORUM KEPENDIDIKAN, VOLUME 28, NOMOR 1, SEPTEMBER 2008
sama yaitu 85. Nilai minimum kedua kelas tersebut juga sama, yaitu 60. Tabel 3. Kemampuan Akhir Mahasiswa Keterangan Mean Std. Deviation Maks Min N
Kelas Eksperimen (X1) 74,10 6,06 85 60 39
Kelas Kontrol (X2) 69,76 6,51 85 60 41
Hipotesis 1 menyatakan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian antara penerapan metode problem posing dan tugas terstruktur dengan penerapan metode konvensional. Untuk menguji hipotesis ini, maka digunakan independent sample-test pada skor post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4. Uji Beda Penerapan Metode Problem Posing dan Tugas Terstruktur dengan Metode Konvensional Kelompok Eksperime n Kontrol
Nilai Rata-Rata 74,10 69,76
t
Sig. 2 tailed
Kriteri a
3,087
0,003
Berbe da
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh thitung =3,087 dengan p-value=0.003. Hal ini menunjukkan ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian hipotesis 1 yang telah diuraikan di atas dinyatakan diterima. Penerapan metode problem posing dan tugas terstruktur berdampak pada perbedaan prestasi belajar akuntansi pada pokok bahasan jurnal penyesuaian jika dibandingkan dengan penerapan metode konvensional. Hipotesis 2 menyatakan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar mata kuliah Akuntansi pokok bahasa jurnal penyesuaian antara sebelum dan sesudah penerapan metode problem posing dan tugas terstruktur. Untuk menguji hipotesis ini, maka digunakan paired sample t-test pada skor pre-test dan post-test kelompok eksperimen. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan diperoleh hasil sebagai tertera pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5 tampak bahwa penerapan metode problem posing dan tugas terstruktur dalam pembelajaran mata kuliah akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian terbukti efek-
tif, karena dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Nilai t-hitung sebesar -10,620 dengan p-value 0,000 membuktikan bahwa nilai rata-rata sebesar 54,62 sebelum penerapan metode problem posing dan tugas terstrukur secara nyata berbeda dengan nilai rata-rata sebesar 74,10 setelah penerapan metode tersebut. Dengan demikian hipotesis 2 yang di-ajukan tidak dapat ditolak. Tabel 5. Uji Beda Sebelum dan Sesudah Penerapan Metode Problem Posing dan Tugas Terstruktur Kelompok
Sebelum
Nilai RataRata 54,62
Sesudah
74,10
t
Sig. 2 tailed
Kriteria
-10,62
0,000
Berbeda
Hasil penelitian menujukkan bahwa kelompok eksperimen dengan menggunakan metode problem posing dan pemberian tugas terstruktur lebih efektif dari pada kelompok kontrol dengan menggunakan metode konvensional, hal ini ditunjukkan oleh hasil pengujian dengan menggunakan uji t, yang hasilnya terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol terjadi peningkatan prestasi belajar yang lebih rendah daripada peningkatan prestasi belajar mahasiswa pada kelompok eksperimen. Perbedaan prestasi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada mata pelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian, pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode problem posing dan pemberian tugas terstruktur dapat mangarahkan mahasiswa dalam situasi belajar yang lebih menciptakan keaktifan karena mahasiswasiswa dapat menuangkan ideidenya dalam membuat soal dan menjawab soal yang mereka buat sendiri. Melalui pembuatan soal sendiri oleh mahasisswa, mahasiswa lebih sering berlatih soal sehingga dapat meningkatkan pemahaman materi perkuliahan yang sedang dipelajari. Di samping itu mahasiswa diberi tugas terstruktur yang diberikan setiap akhir pembelajaran dan kemudian dilakukan pembahasan pada pertemuan berikutnya mengenai kesulitan dalam pemahaman materi dan dalam mengerjakan soal. Pada kelompok kontrol, peningkatan ratarata prestasi belajar lebih rendah dari pada kelompok eksperimen. Rendahnya kenaikan ratarata prestasi belajar pada mata kuliah akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian pada kelom-
7
FORUM KEPENDIDIKAN, VOLUME 28, NOMOR 1, SEPTEMBER 2008
pok kontrol dikarenakan metode yang digunakan dalam pembelajaran yaitu metode konvensional memiliki kelemahan-kelemahan di antaranya yaitu (1) dengan cera-mah cenderung seluruh waktu dimonopoli dosen; (2) dosen tidak tahu sejauh mana informasi diterima oleh mahasiswa; dan (3) mahasiswa cenderung pasif, sehingga tidak berkembang. Penyebab lainnya adalah bahwa metode pembelajaran konvensional yang dilakukan selama ini kurang mampu mengaktifkan mahasiswa secara optimal. Keaktifan mahasiswa hanya cenderung pada saat mengerjakan latihan-latihan soal yang diberikan oleh dosen. Pada kondisi ini motivasi mahasiswa cenderung lebih rendah daripada kelompok eksperimen yang pada akhirnya berpengaruh terhadap rendahnya prestasi belajar mahasiswa. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya mengenai penerapan metode problem possing yang pernah dilakukan oleh Amin Suyitno (2004) dan Kadir (2005) juga penelitian oleh Amir Mahmud (2008) yang menyimpulkan bahwa secara keseluruhan, prestasi belajar yang diberi pendekatan problem possing lebih tinggi daripada tanpa problem possing. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Metode pembelajaran Problem Posing dan pemberian tugas terstruktur pada kelas eksperimen lebih efektif daripada metode konvensional pada kelas kontrol. Rata-rata prestasi belajar akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode problem posing dan pemberian tugas terstruktur lebih tinggi, yaitu (74,10) daripada rata-rata kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional (ceramah) (69,76). Penerapan metode problem posing dan tugas terstruktur juga mampu meningkatkan prestasi belajar mata kuliah akuntansi pada mahasiswa dari 54,62 menjadi 74,10. Penelitian ini telah dilakukan secara cermat agar benar-benar memberikan hasil yang representatif. Namun, disadari bahwa terdapat beberapa keterbatasan sebagai berikut. Penelitian ini merupakan pra-eksperimental, dimana responden penelitian telah mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti kemampuannya sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan, baik perlakuan dengan penerapan
problem posing dan tugas terstruktur maupun dengan penerapan metode konvensional. Dengan kondisi demikian, maka hasil yang diperoleh pun sebatas pada hasil yang masih semu. Skor prestasi belajar yang diperoleh juga mengabaikan variabel lain yang mungkin ikut mempengaruhi, seperti keadaan fisik dan psikis mahasiswa yang sudah pasti tidak dapat dilepaskan dari kinerja mahasiswa. Jumlah responden yang dilibatkan dalam penelitian ini relatif sedikit, yakni 39 orang untuk kelompok eksperimen dan 41 orang untuk kelompok kontrol. Jumlah yang relatif sedikit ini barangkali belum merepresentasikan seluruh anggota populasi yang ada, yakni mahasiswa semester I Jurusan Akuntansi pada seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Berdasarkan simpulan dan keterbatasan, maka rekomendasi yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut. Pembelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian bagi pengajar sesungguhnya sangat sederhana, tetapi bagi mahasiswa/peserta didik merupakan materi yang dianggap sangat sulit. Oleh karena itu, dalam pembelajaran perlu mempertimbangkan metode pembelajaran yang inovatif, salah satunya adalah metode problem posing dan tugas terstruktur yang secara nyata efektif dalam meningkatkan pemahaman mahasiswa. Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan agar dilakukan eksperimen yang sesungguhnya, dimana dosen secara sengaja dan terencana melakukan proses pembelajaran dengan kedua metode tersebut pada kelompok sampel yang berbeda, sehingga nantinya dapat diketahui nilai prestasi mahasiswa yang sesungguhnya. Penelitian yang akan datang juga dapat menambah jumlah sampel yang lebih banyak, diperluas objeknya, bukan hanya pada satu perguruan tinggi dan perlu mempertimbangkan jenjang program studi (D3 dan S1). DAFTAR RUJUKAN
Ad, Rooijakkers. 2003. Mengajar Dengan Sukses:Petunjuk Untuk Merencanakan dan Menyampaikan Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo.
8
FORUM KEPENDIDIKAN, VOLUME 28, NOMOR 1, SEPTEMBER 2008
Al-Jusup, Haryono. 2001. Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 1. Yogyakarta: STIE YKPN. Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press. Arifin, Zainal. 1991. Evaluasi Instruksional: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya. Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research. Jakarta: Bumi Aksara. Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Teori Akuntansi. Jakarta : Rajawali Press. Kadir. 2005. ’Pengaruh Pendekatan Problem Posing terhadap Prestasi Belajar Matematika Jenjang Pengetahuan, Pemahaman, Aplikasi dan Evaluasi Ditinjau dari Metakognisi Siswa SMU di DKI Jakarta’. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan. No. 053. Hal. 230-251. Mahmud, Amir. 2008. Penerapan Metode Problem Possing untuk Meningkatkan Kemampuan Penyusunan Laporan Keuangan pada Siswa SMA: Jurnal Dinamika Pendidikan UNNES. Ridwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implemetasi Kurikulum Berbasis kompetensi. Jakarta: Prenada Media. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2002. Metode Statistik. Bandung: Tarsito ---------------.2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mangajar. Bandung: Rosdakarya. ---------------. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Sugandi, Ahmad dan Haryanto. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES. Suharsimi, Arikunto. 2003. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Suherman, Erman. 1993. Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijaya Kusuma. Sulistyo, Catur Indah. 2003. Efektifitas Pengajaran Matematika dengan Menggunakan Poblem Posing dan Pemberian Tugas Terstruktur terhadap Prestasi Belajar Matema-
tika Pokok Bahasan Peluang Kelas 11 Semester 1 SMU Negeri 1 Semarang’. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Suryabrata, Sumadi. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suyitno, Amin. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika 1. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta : Grasindo. Undang-Undang Republik Indonesia No 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2005. Jakarta: Sinar Grafika.