EFEKTIVITAS PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGAJAR BINTANG PELAJAR
Oleh DINY AYUNINGTYAS H24097034
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
EFEKTIVITAS PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGAJAR BINTANG PELAJAR
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh DINY AYUNINGTYAS H24097034
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
Judul
: Efektivitas Pelatihan Dalam Meningkatkan Kompetensi Pengajar Bintang Pelajar
Nama
: Diny Ayuningtyas
NIM
: H24097034
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing., DEA NIP 195506261980031002
Mengetahui: Ketua Departemen
Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc NIP 196101231986011002
Tanggal Lulus:
RINGKASAN
DINY AYUNINGTYAS. H24097034. Efektivitas Pelatihan Dalam Meningkatkan Kompetensi Pengajar Bintang Pelajar. Di bawah bimbingan H. MUSA HUBEIS. Bintang Pelajar (BP) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang sedang berkembang. BP memiliki manajemen organisasi yang terdiri dari 5 (lima) divisi dengan fokus pada penentuan standar mutu dan peningkatan kinerja untuk memastikan pelayanan yang terbaik pada konsumen, yakni para siswa sekolah maupun orang tuanya. Peningkatan kinerja tersebut membutuhkan proses pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mengacu pada pengembangan kompetensi secara sistematik untuk memperbaiki kinerjanya melalui pelatihan. Tujuan penelitian: (1) Menganalisis penilaian pengajar BP terhadap pelaksanaan pengembangan SDM melalui pelatihan; (2) Menganalisis penilaian pengajar BP terhadap tingkat kompetensi yang dimilikinya setelah mengikuti pelatihan; dan (3) Menganalisis pengaruh pelatihan terhadap peningkatan kompetensi pengajar BP. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer yang diperoleh dari wawancara dan penyebaran kuesioner, serta data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan. Teknik pemilihan responden dilakukan dengan teknik sensus. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis Partial Least Square (PLS). Peubah-peubah yang mencerminkan efektifitas pelatihan terdiri dari reaksi, pembelajaran, perilaku dan hasil. Peubah-peubah yang mencerminkan tingkat kompetensi setelah dipengaruhi oleh pelatihan terdiri dari knowledge, skill, self concept, trait dan motive. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa pelaksanaan pelatihan pengajar BP sudah efektif dan tingkat kompetensi yang dimiliki pengajar setelah mengikuti pelatihan sudah baik. Hasil analisis PLS menunjukkan efektivitas pelatihan berpengaruh positif dan nyata terhadap kompetensi. Indikator reaksi, pembelajaran, perilaku dan hasil yang paling mencerminkan efektivitas pelatihan adalah alokasi waktu pelatihan, pengajar semakin mengetahui metode pengajaran kreatif, pengajar memberikan pengajaran optimal kepada siswa dan peningkatan kreativitas mengajar. Indikator yang paling mencerminkan knowledge, skill, self concept, trait dan motive adalah pengajar semakin mengetahui metode pengajaran efektif, pengajar semakin mampu berkomunikasi dengan siswa, pengajar semakin memerhatikan persiapan mengajar agar dapat mengajar dengan baik, pengajar menjadi semakin perhatian terhadap siswa dalam mengajar dan pengajar semakin berinisiatif untuk mengembangkan metode pengajaran.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 7 Juni 1988 sebagai anak dari Bapak H. Jupriyadi dan Ibu Yunengsih. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Jenjang pendidikan dimulai dari Taman Kanakkanak (TK) Tut Wuri Handayani Cibinong, melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ciriung 1 Cibinong. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun 2003 di SMPN 1 Cibinong dan menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Plus Yayasan Persaudaraan Haji Bogor (YPHB) Bogor pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia mengambil Program Studi Administrasi Perpajakan. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan Sarjana di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat
dan
karunia-Nya
kepada
penulis,
sehingga
dapat
menyelesaikan Skripsi berjudul Efektivitas Pelatihan Dalam Meningkatkan Kompetensi Pengajar Bintang Pelajar, disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak telah yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan dan manfaat bagi semua pembaca. Bogor, April 2012
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka ucapan terimakasih kepada : 1.
Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan semangat selama menyelesaikan skripsi ini.
2.
Dr. Ir. M. Syamsun, M.Sc dan Dr.Ir Anggraini Sukmawati, MM sebagai dosen penguji.
3.
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.
4.
Ir. Mimin Aminah, MM, selaku Ketua Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.
5.
Seluruh staf dan pengajar Bintang Pelajar atas kesediannya mengizinkan dan membantu penulis dalam proses penelitian.
6.
Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan, doa dan motivasi kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
7.
Nijar Ramdhani yang telah mendampingi penulis selama penyusunan skripsi ini.
8.
Teman-teman satu bimbingan Aulia, Nila, Daniar, Putra, Hendradan Erwin yang telah mendukung dan membantu penulis.
9.
Sahabat-sahabat angakatan 7 Fika, Corry, Dendry dan Devi yang telah mendukung dan membantu penulis.
10. Seluruh staf pengajar dan karyawan/karyawati Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. 11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian dan penulisan skripsi ini.
v
DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP ...................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...............................................................................
iv
UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................
v
DAFTAR TABEL .....................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xi
I. PENDAHULUAN 1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
Latar Belakang ............................................................................ Perumusan Masalah .................................................................... Tujuan Penelitian ........................................................................ Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................
1 2 3 3
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
2.2.
2.3.
Pelatihan .................................................................................... 2.1.1 Definisi Pelatihan.............................................................. 2.1.2 Tujuan Pelatihan ............................................................... 2.1.3 Manfaat Pelatihan ............................................................. 2.1.4 Tahapan dalam Pelaksanaan Pelatihan ............................. 2.1.5 Jenis Pelatihan .................................................................. 2.1.6 Metode Pelatihan .............................................................. 2.1.7 Evaluasi Pelatihan ............................................................ Kompetensi ................................................................................ 2.2.1 Definisi Kompetensi ......................................................... 2.2.2 Karakteristik Kompetensi ................................................. 2.2.3 Konsep Kompetensi .......................................................... Penelitian Terdahulu yang Relevan ...........................................
4 4 4 5 7 9 10 13 14 14 14 16 16
III. METODE PENELITIAN 3.1. 3.2. 3.3. 3.4.
Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... Pengumpulan Data..................................................................... Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 3.4.1 Uji Validitas Kuesioner .................................................... 3.4.2 Uji Reliabilitas Kuesioner ................................................ 3.4.3 Analisis Deskriptif dengan Rataan Skor........................... 3.4.4 Analisis PLS .....................................................................
vi
18 19 20 21 21 22 22 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ................................................... 4.1.1 Profil Bintang Pelajar ....................................................... 4.1.2 Visi dan Misi Bintang Pelajar ........................................... 4.1.3 Struktur Organisasi Bintang Pelajar ................................. 4.1.4 Sekilas tentang Pelatihan Pengajar Bintang Pelajar ......... 4.2. Karakteristik Responden............................................................ 4.3. Analisis Deskriptif Efektivitas Pelatihan Pengajar BP .............. 4.3.1 Persepsi Pengajar terhadap Evaluasi Pelatihan Pengajar BP Level Reaksi ............................................................... 4.3.2 Persepsi Pengajar terhadap Evaluasi Pelatihan Pengajar BP Level Pembelajaran .................................................... 4.3.3 Persepsi Pengajar terhadap Evaluasi Pelatihan Pengajar BP Level Perilaku ............................................................. 4.3.4 Persepsi Pengajar terhadap Evaluasi Pelatihan Pengajar BP Level Hasil .................................................................. 4.4. Analisis Deskriptif Peningkatan Kompetensi Pengajar BP Setelah Mengikuti Pelatihan................................................................... 4.4.1 Persepsi Pengajar BP terhadap Peningkatan Knowledge setelah Mengikuti Pelatihan........................... 4.4.2 Persepsi Pengajar BP terhadap Peningkatan Skill setelah Mengikuti Pelatihan ..................................... 4.4.3 Persepsi Pengajar BP terhadap Peningkatan Self Concept setelah Mengikuti Pelatihan ........................ 4.4.4 Persepsi Pengajar BP terhadap Peningkatan Trait setelah Mengikuti Pelatihan..................................... 4.4.5 Persepsi Pengajar BP terhadap Peningkatan Motive setelah Mengikuti Pelatihan ................................. 4.5. Analisis PLS .............................................................................. 4.5.1 Pengaruh Efektivitas Pelatihan Terhadap Kompetensi .... 4.5.2 Pengaruh Efektivitas Pelatihan Terhadap Knowledge ...... 4.5.3 Pengaruh Efektivitas Pelatihan Terhadap Skill ................. 4.5.4 Pengaruh Efektivitas Pelatihan Terhadap Self Concept ... 4.5.5 Pengaruh Efektivitas Pelatihan Terhadap Trait ................ 4.5.6 Pengaruh Efektivitas Pelatihan Terhadap Motive ............. 4.6. Implikasi Manajerial ..................................................................
28 28 29 29 29 31 33 35 36 37 37 38 39 40 41 41 42 42 43 51 55 58 61 65
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ................................................................................................ Saran .........................................................................................................
70 71
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
72
LAMPIRAN ..............................................................................................
75
vii
DAFTAR TABEL
No
Halaman
1 Skala rataan skor ............................................................................ 2 Peubah-peubah reflektif yang mencerminkan efektivitas pelatihan ......................................................................................... 3 Peubah-peubah reflektif yang mencerminkan kompetensi pengajar 4 Rataan skor efektifitas pelatihan pengajar BP berdasarkan persepsi pengajar .......................................................................................... 5 Rataan skor efektifitas pelatihan pengajar BP level reaksi berdasarkan persepsi pengajar........................................................ 6 Rataan skor efektifitas pelatihan pengajar BP level pembelajaran berdasarkan persepsi pengajar........................................................ 7 Rataan skor efektifitas pelatihan pengajar BP level perilaku berdasarkan persepsi pengajar........................................................ 8 Rataan skor efektifitas pelatihan pengajar BP level hasil berdasarkan persepsi pengajar........................................................ 9 Rataan skor peningkatan kompetensi pengajar BP setelah mengikuti pelatihan berdasarkan persepsi pengajar....................... 10 Rataan skor persepsi pengajar BP terhadap peningkatan knowledge setelah mengikuti pelatihan.......................................... 11 Rataan skor persepsi pengajar BP terhadap peningkatan skill setelah mengikuti pelatihan ............................................................ 12 Rataan skor persepsi pengajar BP terhadap peningkatan self concept setelah mengikuti pelatihan ........................................ 13 Rataan skor persepsi pengajar BP terhadap peningkatan trait setelah mengikuti pelatihan ............................................................ 14 Rataan skor persepsi pengajar BP terhadap peningkatan motive setelah mengikuti pelatihan ............................................................ 15 Nilai AVE ...................................................................................... 16 Nilai composite reliability dan Cronbach Alpha ........................... 17 Nilai koefisien, t-value dan R-Square efektivitas pelatihan terhadap kompetensi....................................................................... 18 Nilai outer loading indikator-indikator efektivitas pelatihan......... 19 Nilai outer loading indikator-indikator karakteristik kompetensi . 20 Nilai AVE, composite reliability dan Alpha Cronbach ................. 21 Nilai koefisien, t-value dan R-Square efektivitas pelatihan terhadap knowledge ........................................................................ 22 Nilai AVE, composite reliability dan Alpha Cronbach ................. 23 Nilai koefisien, t-value dan R-Square efektivitas pelatihan terhadap skill .................................................................................. 24 Nilai AVE, composite reliability dan Alpha Cronbach ................. 25 Nilai koefisien, t-value dan R-Square efektivitas pelatihan terhadap self concept ...................................................................... 26 Nilai AVE, composite reliability dan Alpha Cronbach .................
viii
23 24 26 33 35 36 37 38 38 40 40 41 42 42 47 48 48 49 50 54 54 57 58 61 61 64
Lanjutan Daftar Tabel.
No
Halaman
27 Nilai koefisien, t-value dan R-Square efektivitas pelatihan terhadap trait .................................................................................. 28 Nilai AVE, composite reliability dan Alpha Cronbach ................. 29 Nilai koefisien, t-value dan R-Square efektivitas pelatihan terhadap motive ..............................................................................
ix
64 67 68
DAFTAR GAMBAR
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Halaman
Model proses pelatihan .................................................................. Model kompetensi iceberg ............................................................. Kerangka pemikiran penelitian ...................................................... Model PLS ..................................................................................... Alur pelatihan pengajar BP ............................................................ Karakteristik responden berdasarkan masa kerja ........................... Karakteristik responden berdasarkan bidang studi yang diajarkan Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap kompetensi .......... Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap kompetensi (setelah estimasi ulang) .................................................................. Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap kompetensi (setelah estimasi ulang kedua) ....................................................... Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap knowledge ........... Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap knowledge (setelah estimasi ulang) .................................................................. Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap skill...................... Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap skill (setelah estimasi ulang) .................................................................. Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap self concept ......... Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap self concept (setelah estimasi ulang) .................................................................. Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap trait ..................... Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap trait (setelah estimasi ulang) .................................................................. Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap motive.................. Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap motive (setelah estimasi ulang) ..................................................................
x
8 16 19 25 30 32 33 44 45 46 52 53 55 56 59 60 62 63 65 66
DAFTAR LAMPIRAN
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Halaman
Kuesioner penelitian....................................................................... Uji validitas .................................................................................... Uji reliabilitas ................................................................................. Struktur organisasi BP ................................................................... Outer loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap kompetensi....................................................................... Cross loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap kompetensi....................................................................... Bootstrapping model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap kompetensi....................................................................... Outer loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap knowledge ........................................................................ Cross loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap knowledge ........................................................................ Bootstrapping model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap knowledge ........................................................................ Outer loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap skill Cross loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap skill Bootstrapping model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap skill Outer loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap self concept ...................................................................... Cross loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap self concept ...................................................................... Bootstrapping model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap self concept ...................................................................... Outer loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap trait Cross loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap trait Bootstrapping model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap trait Outer loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap motive .............................................................................. Cross loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap motive .............................................................................. Bootstrapping model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap motive ..............................................................................
xi
75 79 83 85 86 87 88 91 92 93 95 96 97 99 100 101 103 104 105 107 108 109
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keunggulan kompetitif saat ini sangat dibutuhkan oleh organisasi bisnis untuk menghadapi persaingan usaha. Semakin disadari bahwa dunia bisnis akan menjadi industri yang digerakkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (knowledge and technology based industry), tidak lagi hanya bergantung pada melimpahnya Sumber Daya Alam (SDA) dan upah buruh yang murah. Menghadapi kondisi seperti ini, organisasi yang ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya atau pertumbuhannnya akan semakin tergantung pada cara pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM). (Handoko, 2007) Mengingat pentingnya peranan SDM dalam menghadapi persaingan bisnis tersebut, manajemen organisasi dituntut untuk melakukan proses pengembangan SDM yang mengacu pada pengembangan kompetensi secara sistematik untuk memperbaiki kinerja SDM dalam organisasi. Menurut Mangkuprawira dan Hubeis (2007), beberapa indikator mutu seorang karyawan adalah derajat pendidikan, pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi. Semakin tinggi derajat mutu karyawan, maka semakin tinggi pula produktivitas kerjanya. Derajat mutu itu tidak dilahirkan secara alami, tetapi dibentuk. Salah satu pendekatan pembentukan derajat mutu SDM adalah melalui pelatihan berbasis kompetensi sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan karyawan. Menurut Pasal 1 ayat (9) Undang-undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan,
mengembangkan
kompetensi
kerja,
produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan. Pelatihan saat ini juga berperan penting dalam manajemen kinerja. Pelatihan adalah proses terintegrasi yang digunakan untuk memastikan agar para karyawan bekerja untuk mencapai tujuan organisasi (Dessler, 2006). Dengan adanya pelatihan,
2
organisasi mengharapkan peningkatan kompetensi SDM berimplikasi pada optimalisasi kinerja organisasi. Bintang Pelajar (BP) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang sedang berkembang dengan menawarkan jasa bimbingan belajar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dan Bandung. BP memiliki manajemen organisasi yang terdiri dari 5 (lima) divisi dengan fokus pada penentuan standar mutu dan peningkatan kinerja untuk memastikan pelayanan yang terbaik pada konsumennya, yakni para siswa sekolah maupun orang tua siswa (www.bintangpelajar.com, 2011). Peningkatan kinerja tersebut membutuhkan proses pengembangan SDM, maka menjadi suatu tantangan dan kesempatan bagi organisasi, khususnya dalam melakukan proses pelatihan secara efektif untuk pengembangan SDM. Selama ini telah dijalankan proses pelatihan untuk pengajar BP. Pelatihan dilakukan secara rutin dan berkala pada awal bulan untuk bimbingan materi pengajaran selama 2 (dua) bulan serta bertujuan untuk memantapkan persiapan mengajar para pengajar BP. Para pengajar dilatih di bawah bimbingan guru koordinator dan guru pembina yang berperan sebagai pelatih dengan metode bimbingan (coaching), diikuti dengan pemberian latihan soal mandiri dan forum diskusi guru. Proses analisis diperlukan untuk melihat efektivitas proses pelatihan tersebut melalui evaluasi terhadap program pelatihan yang telah dijalankan oleh BP, yaitu apakah perlu perbaikan dan penyesuaian dengan perkembangan baru dan perlu dilihat apakah program pelatihan yang telah dijalankan dapat meningkatkan kompetensi pengajar BP. Hal ini penting untuk diketahui agar BP memperoleh manfaat keberlanjutan dengan kompetensi pengajar yang terus meningkat, sementara para pengajar dapat terus mengembangkan diri untuk menjadi SDM yang bermutu. 1.2. Rumusan Masalah
Persaingan usaha dewasa ini menuntut perusahaan untuk melakukan perencanaan dan pengelolaan secara tepat terhadap sumber daya yang dimiliki, termasuk SDM. Untuk mendapatkan SDM bermutu dan berkinerja memuaskan, dibutuhkan pengembangan SDM efektif, diantaranya melalui
3
pelatihan. Program pelatihan bertujuan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu (Umar, 2005). Namun untuk mengetahui efektivitas dari pengembangan SDM tersebut, dibutuhkan analisis terhadap proses dan hasil dari program pelatihan yang telah dijalankan oleh sebuah organisasi. BP sebagai salah satu lembaga bimbingan belajar, membutuhkan SDM yang bermutu dan berkompetensi dalam bidang pendidikan, khususnya mengajar. Oleh karena itu, BP perlu melakukan analisis terhadap program pelatihan yang telah dijalankan, yang ditujukan untuk pengajarnya. Evaluasi tersebut mencakup evaluasi terhadap reaksi, pembelajaran, perilaku, dan hasil yang dirasakan oleh peserta setelah mengikuti program pelatihan (Simamora, 2004). Berdasarkan hal tersebut, dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu : 1. Bagaimana penilaian pengajar BP terhadap pelaksanaan pelatihan ? 2. Bagaimana penilaian pengajar BP terhadap tingkat kompetensi yang dimilikinya setelah mengikuti pelatihan ? 3. Apakah terdapat pengaruh pelatihan terhadap peningkatan kompetensi pengajar BP ? 1.3. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis penilaian pengajar BP terhadap pelaksanaan pelatihan. 2. Menganalisis penilaian pengajar BP terhadap tingkat kompetensi yang dimilikinya setelah mengikuti pelatihan. 3. Menganalisis pengaruh pelatihan terhadap peningkatan kompetensi pengajar BP. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada aspek-aspek pengajar BP Regional Bogor, yang terdiri dari guru tetap, guru kontrak dan guru honorer; serta peubahpeubah yang mencerminkan efektivitas pelatihan dan peubah-peubah yang mencerminkan kompetensi pengajar.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pelatihan 2.1.1 Definisi Pelatihan
Pelatihan merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja karyawan (Simamora, 2004). Menurut Pasal 1 ayat (9) Undang-undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, pelatihan kerja adalah keseluruhan
kegiatan
untuk
memberi,
memperoleh,
meningkatkan,
mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan. Pelatihan mengacu pada metode yang digunakan untuk memberikan karyawan baru atau karyawan yang ada saat ini dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan (Dessler, 2006). Sejalan dengan pendapat tersebut, Mangkuprawira (2004) menyatakan bahwa pelatihan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu, serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik, sesuai standar. Sementara
menurut
Rivai
(2006),
pelatihan
secara
singkat
didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan kinerja saat ini dan kinerja di masa mendatang. Pelatihan adalah proses secara sistematik mengubah tingkah laku karyawan untuk melaksanakan pekerjaan saat ini. Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan membantu karyawan untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar berhasil dalam pekerjaannya. 2.1.2 Tujuan Pelatihan
Tujuan pelatihan ditinjau dari sisi individu karyawan menurut Mangkuprawira (2004), yaitu perubahan dalam peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan dan pengembangan karir. Sedangkan tujuan pelatihan ditinjau dari kepentingan perusahaan adalah tercapainya kinerja perusahaan
5
yang maksimum sebagai buah dari hasil pelatihan yang terjadi pada karyawan. Program pelatihan bertujuan untuk menutupi gap antara kecakapan karyawan dengan permintaan jabatan, selain itu untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran kerja (Umar, 2005). Menurut Pasal 9 Undang-undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan. Simamora (2004) menjelaskan bahwa tujuan-tujuan pelatihan pada intinya dapat dikelompokkan kedalam 5 (lima) bidang berikut : a. Memperbaiki kinerja. b. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi. c. Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompeten dalam pekerjaan. d. Membantu masalah operasional. e. Mempersiapkan karyawan untuk promosi. 2.1.3 Manfaat Pelatihan
Menurut Rivai (2006), manfaat dari kegiatan pelatihan dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kategori, yaitu : a. Manfaat untuk karyawan 1)
Membantu karyawan dalam membuat keputusan dan pemecahan masalah lebih efektif.
2)
Melalui
pelatihan
dan
pengembangan,
peubah
pengenalan,
pencapaian prestasi, pertumbuhan, tanggungjawab dan kemajuan dapat diinternalisasi dan dilaksanakan. 3)
Membantu mendorong, serta mencapai pengembangan diri dan rasa percaya diri.
4)
Membantu karyawan mengatasi stres, tekanan, frustasi dan konflik.
5)
Memberikan
informasi
tentang
meningkatnya
kepemimpinan, keterampilan komunikasi dan sikap.
pengetahuan
6
6)
Meningkatkan kepuasan kerja dan pengakuan.
7)
Membantu karyawan mendekati tujuan pribadi dan meningkatkan keterampilan interaksi.
8)
Memenuhi kebutuhan personal peserta dan pelatih.
9)
Memberikan nasehat dan jalan untuk pertumbuhan masa depan.
10) Membangun rasa pertumbuhan dalam pelatihan. 11) Membantu pengembangan keterampilan mendengar, bicara dan menulis dengan latihan. 12) Membantu menghilangkan rasa takut dalam melaksanakan tugas baru. b. Manfaat bagi perusahaan 1)
Mengarahkan untuk meningkatkan profitabilitas atau sikap yang lebih terhadap orientasi profit.
2)
Memperbaiki pengetahuan kerja dan keahlian pada semua level perusahaan.
3)
Memperbaiki moral SDM.
4)
Membantu karyawan untuk mengetahui tujuan perusahaan.
5)
Membantu menciptakan citra perusahaan yang lebih baik.
6)
Mendukung otentisitas, keterbukaan dan kepercayaan.
7)
Meningkatkan hubungan antar bawahan dan atasan.
8)
Membantu pengembangan perusahaan.
9)
Belajar dari peserta.
10) Membantu
mempersiapkan
dan
melaksanakan
kebijakan
perusahaan. 11) Memberikan informasi tentang kebutuhan perusahaan di masa depan. 12) Perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih efektif. 13) Membantu pengembangan promosi dari dalam. 14) Membantu pengembangan keterampilan kepemimpinan, motivasi, kesetiaan, sikap dan aspek lain yang biasanya diperlihatkan pekerja. 15) Membantu meningkatkan efisiensi, efektivitas dan mutu kerja.
7
16) Membantu menekan biaya dalam berbagai bidang, seperti produksi, SDM dan administrasi. 17) Meningkatkan rasa tanggungjawab terhadap kompetensi dan pengetahuan perusahaan. 18) Meningkatkan hubungan antar buruh dan manajemen. 19) Mengurangi biaya konsultan luar dengan menggunakan konsultan internal. 20) Mendorong mengurangi perilaku yang merugikan. 21) Menciptakan iklim yang baik untuk pertumbuhan. 22) Membantu meningkatkan komunikasi organisasi. 23) Membantu karyawan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan 24) Membantu menangani konflik, sehingga terhindar dari dari stress dan tekanan kerja. c. Manfaat dalam hubungan SDM, intra dan antar grup dan pelaksana kebijakan 1)
Meningkatkan komunikasi antar grup dan individual.
2)
Membantu dalam orientasi bagi karyawan dan karyawan pindahan atau promosi.
3)
Memberikan informasi tentang kesamaan kesempatan dan aksi alternatif.
4)
Memberikan informasi tentang hukum pemerintah dan kebijakan internasional.
5)
Meningkatkan keterampilan interpersonal.
6)
Membuat kebijakan perusahaan, aturan dan regulasi.
7)
Meningkatkan kualitas moral.
8)
Membangunn kohesivitas dalam kelompok.
9)
Memberikan iklim yang baik untuk belajar, pertumbuhan dan koordinasi.
10) Membuat perusahaan menjadi tempat yang lebih baik untuk bekerja. 2.1.4 Tahapan dalam Pelaksanaan Pelatihan
Pelatihan dapat terselenggara melalui beberapa tahapan, seperti terlihat pada Gambar 1. Pertama dijelaskan bahwa sebelum pelatihan, kebutuhan
8
terhadap pelatihan perlu dianalisis terlebih dahulu, karena belum tentu setiap orang siap dan membutuhkan pelatihan. Selain itu, penilaian kebutuhan dapat mendiagnosis permasalahan terkini dan tantangan masa depan yang diharapkan dapat diatasi. Dalam tahap penilaian, keperluan akan suatu pelatihan dari pihak perusahaan, tugas dan kebutuhan individual perlu dianalisis terlebih dahulu. Jenis informasi dan metode pengumpulan yang berbeda dapat digunakan pada tiap tingkat pengguna. Data tentang jenis pelatihan yang diperlukan dan tipe kelompok yang membutuhkan pelatihan dapat dikumpulkan melalui beragam metode. Selain itu, data harus dikumpulkan dan dianalisis pada tingkatan keperluan yang berbeda, yaitu penilaian kebutuhan pelatihan dari perusahaan, tugas dan kebutuhan karyawan. Setelah tahap analisis kebutuhan dikerjakan, maka tahap berikutnya adalah perumusan tujuan pelatihan, prinsip-prinsip pembelajaran atau metode pelatihan (termasuk kriteria evaluasi pelatihan), merancang dan menyeleksi prosedur pelatihan, penentuan dan pelaksanaan program pelatihan, serta evaluasi pelatihan dan pengembangan. Tahap Assessment
Tahap Pelatihan
Tahap Evaluasi
Penilaian kebutuhan organisasi Penilaian kebutuhan tugas Penilaian kebutuhan karyawan Pengembangan tujuan pelatihan
Pengembangan kriteria evaluasi pelatihan
Merancang dan menyeleksi prosedur pelatihan
Mengukur hasil pelatihan
Pelatihan
Umpan Balik
Mengembangkan hasilnya dengan kriteria
Umpan Balik
Gambar 1. Model proses pelatihan (Mangkuprawira dan Hubeis, 2007)
9
Menurut Rivai (2006), upaya untuk melakukan identifikasi kebutuhan pelatihan dapat dilakukan, yaitu : a. Membandingkan uraian pekerjaan/jabatan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki karyawan, atau calon karyawan. b. Menganalisis penilaian prestasi. Beberapa prestasi di bawah standar dianalisis
dan
ditentukan,
yaitu
apakah
disebabkan
kurangnya
pengetahuan dan keterampilan karyawan. c. Menganalisis catatan-catatan berkaitan dengan latar belakang karyawan, produktivitas dan penilaian kinerja karyawan, pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti karyawan dan lain-lain. Dari catatan ini dapat ditentukan kekurangan-kekurangan yang dapat diisi melalui pelatihan. d. Menganalisis laporan perusahaan lain, misalnya tentang keluhan pelanggan, keluhan karyawan, tingkat absensi dan lain-lain yang dapat dipelajari dan disimpulkan, apakah ada kekurangan yang dapat ditanggulangi dengan pelatihan. e. Menganalisis masalah, terutama masalah SDM yang berimplikasi dengan pelatihan. f. Merancang rancangan jangka panjang perusahaan, termasuk kebutuhan pelatihan potensial untuk mengantisipasi kesenjangan pengetahuan dan keterampilan karyawan. 2.1.5 Jenis Pelatihan
Menurut Simamora (2004), terdapat banyak pendekatan untuk pelatihan. Jenis-jenis pelatihan yang dapat diselenggarakan di dalam organisasi adalah : a. Pelatihan keahlian (skills training) Pelatihan ini merupakan pelatihan yang sering dijumpai di dalam organisasi. Program pelatihan diidentifikasi melalui penilaian yang jeli. Kriteria penilaian efektivitas pelatihan didasarkan pada sasaran yang diidentifikasi pada tahap penilaian.
10
b. Pelatihan ulang (retraining) Retraining merupakan subset pelatihan keahlian. Pelatihan ini berupaya
memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang dibutuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah. c. Pelatihan lintas fungsional (cross functional training) Pelatihan ini melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya, selain dari pekerjaan yang ditugaskan. Ada banyak pendekatan untuk pelatihan lintas fungsional, sebagai contoh rotasi pekerjaan. d. Pelatihan tim Pelatihan tim diberikan menggunakan beberapa bentuk simulasi atau praktik situasi nyata dan hal ini selalu terfokus pada interaksi dari anggota tim, perlengkapan dan prosedur kerja. e. Pelatihan kreativitas (creativity training) Pelatihan ini berlandaskan pada asumsi bahwa kreativitas dapat dipelajari. Ada beberapa cara untuk mengajarkan kreativitas, yang semuanya berusaha membantu orang-orang dalam memecahkan masalah dengan kiat baru. Salah satunya adalah brainstorming, dimana para partisipan diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin kemudian diminta memberikan penilaian rasional dari segi biaya dan kelayakan. 2.1.6 Metode Pelatihan
Menurut Simamora (2004), berbagai metode atau teknik pelatihan yang sudah umum dikenal dewasa ini, antara lain : a. On The Job Training (OJT) OJT meliputi semua upaya pelatihan karyawan di tempat kerja sesungguhnya. Jenis pelatihan OJT yang paling dikenal menurut Dessler (2006) adalah metode coaching (membimbing) atau understudy (sambil belajar). Disini seorang pekerja yang telah berpengalaman atau penyelia yang dilatih ditugaskan untuk melatih karyawan. Metode ini juga dapat digunakan secara luas pada level manajemen yang tinggi.
11
1) Magang (apprenticeship) Program ini memadukan pelatihan dan pengalaman kerja dengan instruksi yang diperolah di dalam ruang kelas untuk subyek tertentu. 2) Internship Program ini mirip dengan magang, hanya lebih bersifat sementara dan terutama digunakan untuk pelajar. 3) Rotasi Pekerjaan Tujuan rotasi pekerjaan adalah memperluas latar belakang bisnis trainee. Rotasi sering digunakan dalam rangka mempersiapkan
individu-individu untuk posisi manajemen dan dapat memberikan orientasi di berbagai fungsi pekerjaan dengan biaya rendah. b. Off The Job Training Program ini diselenggarakan di lokasi terpisah dan memberikan kepada individu-individu keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan pada waktu yang terpisah dari waktu kerja regulernya. 1) Kuliah (lectures) Hal ini merupakan penyajian informasi secara lisan dan menyajikan cakupan materi yang luas dalam jangka waktu pendek. Teknik ini dianggap paling tepat apabila tujuannya untuk memberikan informasi dalam jumlah banyak kepada banyak orang secara efisien. 2) Studi Kasus (case studies) Hal ini merupakan penyajian tertulis dan naratif dari serangkaian fakta masalah yang dianalisis dan dipecahkan oleh peserta pelatihan. Studi kasus memberdayakan peserta untuk mengaplikasikan keahlian analitis dan pengambilan keputusan dengan menelaah sebuah deskripsi tertulis dari situasi nyata. 3) Simulasi Komputer Simulasi mengacu pada materi pelatihan yang berupaya menciptakan suatu lingkungan pengambilan keputusan yang realistik bagi peserta pelatihan. Umumnya berguna untuk pengembangan manajemen, dimana
simulasi
bereksperimen
komputer
dengan
memberdayakan
berbagai
respons
individu terhadap
untuk situasi
12
organisasional
dan
melihat
dampaknya
tanpa
benar-benar
mempengaruhi fungsi organisasional. 4) Pelatihan Beranda (vestibule training) Hal ini merupakan terminologi untuk menggambarkan pelatihan di dalam sebuah ruangan kelas untuk pekerjaan-pekerjaan klerikal atau semi ahli. 5) Permainan Peran (role playing method) Pada pelatihan ini, para peserta memainkan peran dan berupaya menjalankan perilaku yang dibutuhkan dalam peran itu. Tujuan permainan peran adalah menganalisis masalah antar pribadi dan memupuk keahlian hubungan manusia. 6) Peniruan Perilaku (behavior modeling) Hal ini merupakan teknik berorientasi kelas yang umumnya digunakan untuk mengajarkan kemahiran pemecahan masalah kepada penyelia lini pertama. Metode ini terdiri atas 5 (lima) komponen seperti: (1) peniruan; (2) retensi/ingatan; (3) pengulangan perilaku; (4) umpan balik; dan (5) transfer belajar. 7) Pelatihan di Alam Terbuka (wilderness training) Hal ini merupakan program pengembangan manajemen yang berlangsung di latar alam terbuka untuk pemupukan keahlian antar pribadi, seperti penghargaan, kerja tim, penetapan tujuan dan kepercayaan diri. 8) Pelatihan sensitivitas (sensitivity learning) Para partisipan dalam pelatihan ini didorong untuk memberitahukan kepada peserta lainnya secara jujur tentang perasaan, sikap dan perilaku partisipan pelatihan. 9) E-Learning Hal ini mengacu kepada instruksi atau pengiriman pelatihan oleh komputer melalui internet atau intranet perusahaan. E-learning meliputi web-based training, pembelajaran jarak jauh (distance learning) dan ruang kelas maya (virtual classroom).
13
2.1.7 Evaluasi Pelatihan
Pelatihan
harus
dievaluasi
secara
sistematik
dengan
mendokumentasikan hasil pelatihan dari segi bagaimana peserta pelatihan berperilaku kembali di pekerjaannya dan relevansi perilaku peserta pelatihan dengan
tujuan
perusahaan.
Menurut
Simamora
(2004),
evaluasi
membutuhkan adanya penilaian terhadap dampak program pelatihan pada perilaku dan sikap dalam jangka pendek dan jangka panjang. Pengukuran efektivitas pelatihan meliputi penilaian : a. Reaksi Mengukur reaksi biasanya berfokus pada perasaan peserta pelatihan terhadap subyek pelatihan dan pelatih, menyarankan perbaikan pada program pelatihan dan tingkat dimana pelatihan membantu karyawan dalam melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik. Evaluasi biasanya melalui pelaksanaan wawancara dan kuesioner. b. Belajar Ukuran pembelajaran menilai sejauhmana peserta pelatihan menguasai konsep, informasi dan keahlian yang ditanamkan selama proses pelatihan dan dievaluasi dengan menggunakan tes tertulis atau observasi. c. Perilaku Evaluasi perilaku dari program pelatihan memeriksa apakah para peserta mengindikasikan adanya perubahan perilaku dalam pekerjaannya. Mengukur perubahan perilaku pada pekerjaan lebih sulit daripada mengukur reaksi pembelajaran, karena faktor selain program pelatihan dapat pula mempengaruhi peningkatan kinerja. Penilaian perubahan perilaku pada pekerjaan sebagai hasil pelatihan sering terjadi melalui evaluasi penyelia atas kinerja bawahannya. d. Hasil Evaluasi terakhir adalah evaluasi terhadap hasil akhir. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan melihat dari segi pencapaian tujuan dan sasaran pelatihan. Dapat dilakukan evaluasi terhadap kepenyeliaan pelatihan dengan menelusuri perubahan dalam tingkat keterlambatan, putaran karyawan dan mutu, maupun kuantitas kerja karyawan.
14
2.2. Kompetensi 2.2.1 Definisi Kompetensi
Konsultan manajemen internasional Arthur Andersen dalam Martin (2007) mendefinisikan kompetensi sebagai karakteristik dasar yang terdiri dari kemampuan (skills), pengetahuan (knowledge), serta artibut personal (personal attributs) lainnya yang dapat membedakan seseorang yang perform dan tidak perform. Menurut Palan (2008), kompetensi didefinisikan sebagai karakteristik yang mendasari perilaku yang menggambarkan motif, karakteristik pribadi, konsep diri, nilai-nilai, pengetahuan, atau keahlian yang dibawa seseorang yang berkinerja unggul di tempat kerja. Kompetensi merupakan karakter dasar orang yang mengindikasikan cara berperilaku atau berpikir, yang berlaku dalam cakupan situasi yang sangat luas dan bertahan untuk waktu yang lama. Ainsworth (2007) menyatakan bahwa kompetensi adalah kombinasi pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan pekerjaan. Kompetensi adalah kapasitas untuk menangani suatu pekerjaan atau tugas berdasarkan suatu standar yang telah ditetapkan. Tanpa adanya tingkat kompetensi yang tepat, maka kinerja tidak akan optimal. Namun demikian, kompetensi lebih banyak menuntut lebih banyak keterampilan daripada sekedar pengetahuan. Menurut Prihadi (2004), ada 2 (dua) tema utama dalam definisi dan konsep kompetensi yang berasal dari sumber yang berbeda. Pertama adalah competence, dimana kompetensi merujuk pada kemampuan secara umum
untuk menjalankan sebuah job atau bagian dari sebuah job secara kompeten. Kedua adalah competency, dimana kompetensi merujuk pada satu rangkaian perilaku yang harus ditunjukkan oleh orang yang bersangkutan dalam rangka mengerjakan tugas-tugas dan fungsi-fungsi suatu jabatan dengan kompeten. 2.2.2 Karakteristik Kompetensi
Para pakar kompetensi yang tergabung dalam kelompok Hay-Macber (dipelopori oleh McClelland, Boyatzis, Spencer dan Spencer), dalam Prihadi (2004), mengemukakan 5 (lima) karakteristik kompetensi berikut :
15
a. Motives Motif adalah hal-hal yang seseorang pikir atau inginkan secara konsisten yang menimbulkan tindakan. Motif drive, direct dan select merupakan perilaku mengarah ke tindakan-tindakan atau tujuan tertentu dan menjauh dari lain-lainnya. Sebagai contoh orang yang memiliki motivasi untuk berprestasi, secara konsisten mengembangkan tujuan-tujuan yang memberi tantangan pada dirinya dan bertanggungjawab penuh untuk mencapai
tujuan
tersebut,
serta
menggunakan
feedback
untuk
memperbaiki dirinya. b. Traits Karakteristik pribadi merujuk pada karakteristik fisik dan konsistensi tanggapan terhadap situasi atau informasi. Hal ini menjurus pada karakter individu yang mengarah pada respon-respon konsisten terhadap stimulus atau situasi tertentu. Kontrol diri atas emosi dan inisiatif merupakan respon-respon terhadap sesuatu yang lebih kompleks. Sejumlah orang mampu menahan emosinya dan bertindak di luar panggilan tugas untuk memecahkan masalah di bawah tekanan. c. Self-Concept Kategori ini mencakup sikap-sikap, values, atau self image seseorang. Hal ini merujuk pada sikap, nilai dan citra diri yang ditunjukkan dengan rasa percaya diri seseorang. Nilai individu mempunyai sikap reaktif yang dapat memprediksi apa yang akan dilakukan seseorang dalam waktu singkat. Seseorang yang memiliki values menjadi seorang pemimpin lebih berkemungkinan menunjukkan perilaku kepemimpinan. Sebuah tugas akan menjadi uji kepemimpinan bagi dirinya. d. Knowledge Kategori ini merujuk pada informasi dan hasil pembelajaran yang dimiliki seseorang dalam bidang-bidang tertentu. e. Skill Keterampilan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan, baik fisik maupun mental. Kompetensi keterampilan mental atau kognitif mencakup berpikir analitis (pemrosesan pengetahuan dan
16
data menentukan sebab akibat, pengorganisasian data) dan berpikir konseptual (mengenali pola-pola dalam data kompleks). 2.2.3 Konsep Kompetensi
Prihadi (2004) menyatakan bahwa tipe atau level kompetensi memiliki implikasi praktis bagi
perencanaan
SDM.
Kelompok Hay-Macber
menggambarkan konsep kompetensi sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 2.
KNOWLEDGE SKILL
SELF CONCEPT TRAIT MOTIVES Gambar 2. Model kompetensi iceberg (Prihadi, 2004)
Kompetensi-kompetensi pengetahuan dan keterampilan relatif mudah dikembangkan, dimana pelatihan merupakan cara paling efektif untuk menjamin kemampuan-kemampuan karyawan dalam aspek ini. Sementara kompetensi perilaku dan motif berada di bagian bawah, cukup sulit untuk dinilai dan dikembangkan, sehingga cara yang paling efektif untuk meningkatkan kompetensi ini adalah memilih karakteristik tersebut dalam proses seleksi. Konsep diri terletak diantara keduanya. Sikap dan nilai seperti kepercayaan diri dapat ditingkatkan melalui pelatihan, psikoterapi dan pengalaman positif, meskipun akan lebih sulit dan membutuhkan lebih banyak waktu. 2.3 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Nofrianti (2009) dalam penelitian berjudul Hubungan Pelatihan Mutu Produksi Bagian Quality Inspection dengan Kinerja Karyawan (Studi Kasus Departemen Quality Control PT Krama Yudha Ratu Motor, Jakarta). Penelitian ini menggunakan alat analisis uji beda Wilcoxon untuk melihat
17
perbedaan kinerja sebelum dan sesudah pelatihan. Uji Rank Spearman untuk menganalisis hubungan antara sistem pelatihan dengan kinerja dan analisis persepsi menggunakan analisis deskriptif rataan skor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program, metode, fasilitas, kebutuhan, waktu dan manfaat pelatihan dinilai baik oleh karyawan. Sementara instruktur dan materi dinilai kurang baik. Hasil uji beda Wilcoxon menunjukkan terdapat peningkatan pada pengetahuan, keterampilan dan sikap sesudah pelatihan, karena positive rank lebih besar dari ties. Hasil uji Rank Spearman menunjukkan bahwa indikator pelatihan yang mampu meningkatkan pengetahuan adalah manfaat, program, metode dan kebutuhan pelatihan. Haryo (2011) dalam penelitian berjudul Evaluasi Pelatihan WISE Leadership Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan pada PT. Tirta
Investama Depo Kawasan Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan alat analisis deskriptif dan Path Modeling Partial Least Square (PMPLS). Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap pelatihan WISE Leadership dan kompetensi karyawan setelah mengikuti pelatihan tersebut. Sementara analisis PMPLS bertujuan melihat pengaruh pelatihan WISE Leadership terhadap kompetensi karyawan. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa pelaksanaan pelatihan WISE Leadership sangat efektif dan tingkat kompetensi karyawan setelah mengikuti pelatihan sudah sangat baik. Hasil analisis PMPLS menunjukkan bahwa peubah yang paling dominan membentuk efektivitas pelatihan adalah reaksi pelatihan dengan indikator utama fasilitas pelatihan. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa knowledge merupakan karakteristik kompetensi yang paling dipengaruhi oleh
efektifitas pelatihan dengan indikator utama manajer lini semakin mengetahui prosedur perilaku kerja yang aman. Penelitian-penelitian terdahulu di atas menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pelatihan dengan kompetensi dan kinerja karyawan. Sementara penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis efektivitas pelatihan
dalam
meningkatkan
kompetensi
knowledge, skills, self concept, traits dan motive.
pengajar
BP,
mencakup
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Saat ini SDM berperan aktif dan menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam pencapaian visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, SDM suatu perusahaan perlu dikembangkan dengan baik untuk meningkatkan mutu karyawan yang berimplikasi pada kinerja perusahaan. Sebagai sebuah lembaga bimbingan belajar, BP memiliki visi dan misi mewujudkan generasi beriman dan berilmu pengetahuan. Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, BP harus memiliki mutu dan kinerja SDM yang memadai dan kompetitif. Salah satu bentuk pengelolaan SDM yang dimiliki oleh BP adalah dengan mengadakan pelatihan-pelatihan. Pelatihan yang ditujukan kepada pengajar BP bertujuan untuk memantapkan persiapan mengajar para pengajar BP dengan target pelatihan peningkatan mutu pengajaran dan pengarahan materi pengajaran untuk 2 (dua) bulan mendatang. Pelatihan dilakukan secara rutin dan berkala pada awal bulan. Para pengajar dilatih di bawah bimbingan guru koordinator dan guru pembina yang berperan sebagai pelatih dengan metode bimbingan (coaching), diikuti dengan pemberian latihan soal mandiri dan forum diskusi guru. Dalam penelitian ini, dilihat efektivitas pelatihan pengajaran yang telah dijalankan oleh BP dan bagaimana pengaruhnya terhadap peningkatan kompetensi pengajar BP. Peubah reaksi, pembelajaran, perilaku dan hasil dalam penelitian ini adalah peubah-peubah yang mencerminkan efektifitas pelatihan (Simamora, 2004). Peubah knowledge, skill, self concept, trait dan motive dalam penelitian ini adalah peubah-peubah yang mencerminkan
kompetensi pengajar (Prihadi, 2004). Sementara alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat analisis deskriptif dan Partial Least Square (PLS). Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui persepsi pengajar BP terhadap pelatihan dan kompetensi pengajar setelah mengikuti pelatihan tersebut. Sementara analisis PLS bertujuan untuk melihat pengaruh pelatihan terhadap kompetensi pengajar. Kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.
19
Visi dan Misi Bintang Pelajar
Meningkatkan Mutu dan Kinerja SDM
Melakukan Pengembangan SDM
Pelatihan untuk Pengajar BP Analisis Deskriptif
Evaluasi Pelatihan
Kompetensi Pengajar
1. Reaksi
1. Motives
2. Pembelajaran
2. Traits
3. Perilaku
3. Self Concept
4. Hasil
4. Knowledge
Analisis PLS
Evaluasi Pelatihan terhadap Kompetensi Pengajar Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pusat BP yang berlokasi di Jl. Polisi 1 No. 6 Bogor Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan kesediaan pihak perusahaan untuk memberikan informasi dan data yang terkait dengan penelitian. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011. Waktu tersebut digunakan untuk memperoleh informasi, data dan keterangan tambahan dari pihak-pihak yang terkait dengan penelitian.
20
3.3. Pengumpulan Data
Data penelitian yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Menurut Umar (2005), data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti. Data primer diperoleh melalui hasil wawancara dengan pihak terkait dan hasil pengisian kuesioner. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer maupun oleh pihak lain. Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur, berupa arsip data perusahaan, buku-buku yang relevan dengan topik penelitian, hasil penelitian terdahulu, internet dan literatur lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan pihak terkait, yaitu instruktur dan peserta pelatihan serta dilengkapi dengan kuesioner yang diberikan kepada responden. Kuesioner penelitian berisikan daftar pernyataan yang berkaitan dengan persepsi pengajar terhadap efektivitas pelatihan dan peningkatan kompetensi pengajar setelah mengikuti pelatihan. Kuesioner penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1. Jawaban kuesioner ditentukan skornya menggunakan skala Likert. Skala Likert berhubungan dengan pernyataan sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, dan lainnya. Bobot yang digunakan dalam setiap pertanyaan adalah: 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Netral 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju Teknik yang digunakan dalam menentukan responden dalam penelitian ini adalah teknik sensus. Teknik ini diberlakukan karena anggota populasi yang diteliti relatif kecil. Responden dalam penelitian ini adalah pengajar BP Regional Bogor yang terdiri dari guru tetap, guru kontrak, dan guru honorer.
21
3.4. Pengolahan dan Analisis Data 3.4.1 Uji Validitas Kuesioner
Uji Validitas digunakan untuk menunjukkan sejauhmana suatu alat kuesioner mengukur apa yang ingin diukur atau apakah alat ukur tersebut sudah tepat mengukur apa yang akan diukur. Asumsi pokok dari uji validitas ini adalah setiap pertanyaan juga berhubungan dengan obyek yang diteliti. Langkah-langkah untuk mengukur validitas kuesioner menurut Umar (2005) adalah : a. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. b. Melakukan uji coba pengukur tersebut kepada sejumlah responden. c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban. d. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan atau pernyataan dengan skor total. Nilai korelasi dapat diketahui dengan menggunakan korelasi Product Moment. Rumus korelasi Product Moment yang digunakan adalah :
,
∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑
………………. (1)
Dimana: R Xi Y n
= Angka korelasi = Skor masing-masing pertanyaan ke-i = Skor total = Jumlah responden
e. Membandingkan angka korelasi yang diperoleh dengan angka kritik tabel nilai r. Bila nilai r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid atau signifikan dalam penelitian ini. Hasil pengujian validitas kuesioner yang melibatkan 52 responden memperlihatkan bahwa semua pertanyaan memiliki nilai rhitung > rtabel pada α 0,05 (rtabel untuk n=52 pada α 0,05 adalah 0,273) sehingga instrumen penelitian dapat dikatakan valid. Uji validitas menggunakan Pearson Correlation Product Moment selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
22
3.4.2 Uji Reliabilitas Kuesioner
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas data yang dihasilkan oleh suatu instrumen, artinya menunjukkan kestabilan hasil pengukuran bila alat tersebut digunakan pada kelompok yang sama pada saat berbeda. Teknik Croanbach Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas dengan instrumen yang skornya merupakan rentangan beberapa nilai seperti 0-10, 0-1000 atau bentuk skala 1-3, 1-5, dan seterusnya. Rumus Croanbach Alpha :
1
∑
………………………… (2)
Dimana: r 11 k σ t2 ∑ σ b2
= Reliabilitas instrumen = Banyak butir pertanyaan = Varian total = Jumlah ragam pertanyaan
Teknik untuk menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan koefisien alpha (α) dengan asumsi bila nilai α-Cronbach hitung lebih besar dari 0,60 (α-Cronbach theory), maka kuesioner dapat dikatakan reliabel. Pada penelitian ini, uji reliabilitas dihitung menggunakan bantuan software Statistical Package for Social Science (SPSS) 15.0 for Windows dengan nilai
koefisien alpha yang diperoleh sebesar 0,900 untuk efektivitas pelatihan dan 0,952 untuk kompetensi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen kuesioner penelitian sangat reliabel sebagai suatu alat ukur penelitian didalam mengukur gejala yang sama. Hasil uji reliabilitas Cronbach Alpha selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. 3.4.3 Analisis Deskriptif dengan Rataan Skor
Menurut Traver dalam Umar (2005), analisis deskriptif digunakan, untuk mengetahui persepsi karyawan dalam menilai tiap-tiap item subyek atau peubah yang dianalisis. Langkah analisis ini dimulai dengan menentukan skor minimum yang diperolah dari data penelitian untuk masing-masing kriteria, kemudian menghitung rentang skala untuk masingmasing kriteria tersebut, untuk kemudian ditarik kesimpulan. Perhitungan untuk rentang skala menurut Umar (2005) adalah :
23
………………………………... (3)
Keterangan: RS M n
= Rentang skala atau rentang kriteria = Jumlah alternatif jawaban tiap item = Jumlah responden Seperti terlihat pada Tabel 1, responden-responden yang memiliki skor
nilai yang sama untuk setiap item pertanyaan dikelompokkan berdasarkan kategori jawaban 1-5, lalu dihitung jumlah dan rataannya. Kesimpulan tiap indikator diambil berdasarkan rataan skor dari setiap jawaban responden yang telah dihitung. Tabel 1. Skala rataan skor Skala Pernyataan Jawaban 1,00-1,80 Sangat tidak setuju 1,81-2,60 Tidak setuju 2,61-3,40 Netral 3,41-4,20 Setuju 4,21-5,00 Sangat setuju
Interpretasi Hasil Sangat tidak baik/efektif Tidak baik/efektif Kurang baik/kurang efektif Baik/efektif Sangat baik/efektif
3.4.4 Analisis PLS
Menurut Ghozali (2008), PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan Structur Equation Modelling (SEM) berbasis kovarian menjadi berbasis varian. Dinyatakan oleh Wold dalam Ghozali (2008), metode ini merupakan metode yang sangat kuat, karena tidak didasarkan oleh banyak asumsi, data tidak harus terdistribusi dengan normal multivariat dan untuk bahan sampel tidak harus besar. Tujuan dari PLS adalah memprediksi suatu model dan mengkonfirmasi teori yang telah ada, tetapi bisa juga digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar peubah atau variabel laten. Pengolahan analisis PLS dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SmartPLS 2.0. Model PLS pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4. Berdasarkan Gambar 4, diketahui peubah-peubah yang mencerminkan efektifitas pelatihan terdiri dari 4 (empat) level, yaitu level reaksi, pembelajaran, perilaku dan hasil. Peubah-peubah ini bersifat reflektif. Artinya penilaian terhadap reaksi, pembelajaran, perilaku dan hasil
24
mencerminkan efektivitas pelatihan. Peubah konstruk dan peubah indikator yang mencerminkan efektivitas pelatihan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Peubah-peubah reflektif yang mencerminkan efektivitas pelatihan Konstruk
Indikator R1 R2 R3
PEM 2
Keterangan Materi sesuai dengan tujuan pelatihan Materi sesuai dengan bidang studi yang diajar Instruktur/pengajar menguasai materi pelatihan Instruktur mampu mengkomunikasikan materi dengan baik Instruktur melibatkan diskusi/partisipasi aktif Pemberian tugas/latihan pada peserta pelatihan Kondisi waktu pelatihan tidak mengganggu pekerjaan Ketepatan waktu pelaksanaan pelatihan Efektivitas alokasi waktu pelatihan Kepuasan terhadap ukuran tempat/ruangan pelatihan Kepuasan terhadap alat peraga/media presentasi Kepuasan terhadap modul/handout pelatihan Kepuasan terhadap konsumsi yang diberikan. Memahami materi pengajaran untuk 2 bulan mendatang Mengetahui metode pengajaran efektif
PEM 3
Mengetahui metode pengajaran kreatif
PEM 4
Menemukan solusi permasahan mengajar
PER 1
Mampu mengimplementasi materi pelatihan
PER 2
Termotivasi untuk mengajar dengan baik
R4 R5 R6 Reaksi (X1)
R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 PEM 1
Pembelajaran (X2)
Perilaku (X3)
PER 3 HAS 1 HAS 2 HAS 3
Hasil (X4)
Berusaha memberikan kontribusi bermanfaat Meningkatkan produktivitas mengajar Meningkatkan kreativitas mengajar Meningkatkan mutu pengajaran
ilmu
yang
Peubah-peubah yang mencerminkan tingkat kompetensi setelah dipengaruhi oleh pelatihan terdiri dari knowledge, skill, self concept, trait dan motive. Peubah-peubah ini bersifat reflektif. Artinya penilaian terhadap knowledge, skill, self concept, trait dan motive mencerminkan tingkat
kompetensi pengajar setelah mengikuti pelatihan. Peubah konstruk dan peubah indikator yang mencerminkan kompetensi pengajar dapat dilihat pada Tabel 3.
25
Gambar 4. Model PLS
26
Tabel 3. Peubah-peubah reflektif yang mencerminkan kompetensi pengajar Konstruk
Indikator KNO 1
Knowledge (Y1)
KNO 2 KNO 3
Skill (Y2)
SKL 1 SKL 2 SKL 3 SKL 4 SEL 1
Self Concept (Y3)
SEL 2 SEL 3
Trait (Y4) Motive (Y5)
TRA 1 TRA 2 TRA 3 MOT 1 MOT 2 MOT 3
Keterangan
Semakin memahami materi pengajaran yang akan diberikan kepada siswa Semakin mengetahui metode pengajaran yang efektif Semakin mengetahui cara menyampaikan materi kepada siswa Mampu berkomunikasi dengan baik dengan para siswa Mampu memotivasi siswa untuk belajar Mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa Mampu membantu kesulitan siswa dalam memahami materi yang diajarkan Semakin percaya diri dalam mengajar Semakin memerhatikan kesiapan mengajar agar dapat mengajar dengan baik Selalu mengevaluasi proses belajar agar dapat lebih berkembang Dapat mengontrol emosi ketika mengajar Menjadi lebih perhatian kepada siswa dalam mengajar Dapat lebih disiplin dalam mengajar Terdorong untuk membimbing siswa dalam mengajar Semakin bersemangat untuk mengajar Semakin berinsiatif untuk mengembangkan metode pengajaran
Pada metode PLS dikenal 2 (dua) evaluasi model. Pertama model pengukuran atau outer model. Outer model adalah model pengukuran hubungan antara indikator dengan konstruk. Dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas dari masing-masing indikator. Pada model reflektif, kriteria validitas dan reliabilitas indikator diukur dengan convergent validity, discriminant validity dan composite reliability. Indikator dikatakan valid,
jika memiliki nilai loading di atas 0,7. Namun untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran, nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup. Convergent validity dapat pula ditunjukkan oleh nilai Average Variance Extracted (AVE). Syarat untuk menjadi model yang baik adalah
nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,50. Selain convergent validity , dilakukan juga pengujian discriminant validity. Discriminant validity dinilai berdasarkan cross loading antara
indikator terhadap konstruk. Nilai korelasi indikator terhadap konstruknya harus lebih besar dibandingkan nilai korelasi antara indikator dengan konstruk lainnya. Sementara reliabilitas konstruk diukur dengan composite
27
reliability dan Cronbach Alpha. Konstruk dikatakan reliabel jika memiliki
nilai composite reliability dan Cronbach Alpha di atas 0,70 (Ghozali, 2008). Sementara untuk pengujian validitas model formatif dilakukan dengan melihat koefisien regresi dan signifikansi dari koefisien tersebut. Pada dasarnya konstruk formatif merupakan hubungan regresi dari indikator ke konstruk. Kedua,
model
struktural
atau
inner
model.
Inner
model
menggambarkan hubungan antara peubah, atau variabel laten berdasarkan pada teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan Rsquare untuk konstruk dependen dan Uji-t untuk menentukan nyatanya
koefisien parameter jalur struktural. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh peubah laten independen tertentu terhadap peubah laten dependen, apakah mempunyai pengaruh substantif.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Profil Bintang Pelajar
Bintang Pelajar merupakan salah satu perintis bimbingan pelajar yang bermula dari Kota Bogor dan terus berkembang menjadi lembaga pendidikan terpercaya dan ternama. BP terus memantapkan perannya di dunia pendidikan untuk menjadi bimbingan pelajar Islami. Berdiri pada tanggal 5 September 1995, BP kini memiliki 16 (enam belas) cabang yang tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dan Bandung dengan izin Surat Keputusan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No.3602/102.KEP/MS/1999. Terdapat 1 (satu) kantor pusat dan 6 (enam) cabang di Bogor, 4 (empat) cabang di Jakarta, 2 (dua) cabang di Tangerang, 3 (tiga) cabang di Bekasi dan 1 (satu) cabang di Bandung. Pada tahun ajaran 2010-2011, terdapat 6300 siswa yang bergabung mengikuti les di BP, terdiri dari siswa TK, SD, SMP dan SMA yang berasal dari 414 sekolah, baik sekolah negeri maupun swasta. Bimbingan belajar ini berada di pusat kota dan mudah dijangkau dari berbagai sekolah dan area permukiman. Manajemen BP terus berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada siswa dan orang tua siswa. Manajemen handal menjadi perhatian besar BP dengan menentukan standar mutu dan peningkatan kinerja secara terus menerus dengan menerapkan 52 (lima kuadrat). Kuadrat pertama adalah aqidah yang benar dengan mengajarkan makna 2 (dua) kalimat syahadat, membiasakan shalat berjamaah, pesantren kilat Ramadhan, menghidupkan sunnah dan berdasar pada Al-Quran dan AlHadits. Kuadrat kedua adalah akhlak yang terpuji dengan busana muslim dan muslimah, membiasakan salam, ukhuwah (persaudaraan), menghormati guru dan empati. Kuadrat ketiga adalah prestasi tinggi dengan explore (eksplorasi), small class (kelas kecil), synchronize learning (sinkronisasi pembelajaran), conceptual learning (konsep pembelajaran) dan exercise (latihan). Kuadrat keempat adalah motivasi dengan bimbingan konseling,
29
tangguh, training (latihan), refreshing (hiburan) dan reward (hadiah). Kuadrat kelima adalah kemandirian dengan latihan soal mandiri, stimulasi pembelajaran dengan modul, percaya diri, konsultasi akademik dan matang dalam konsep. 4.1.2 Visi dan Misi Bintang Pelajar
Mewujudkan generasi beriman dan berilmu pengetahuan. 4.1.3 Struktur Organisasai Bintang Pelajar
Manajemen BP memiliki 5 (lima) divisi yakni Divisi Keuangan, Divisi SDM, Divisi Akademik, Divisi Pemasaran, Divisi Operasional dan Divisi Business Development (BDV), serta Litbang, yang saat ini terdiri dari 99
pegawai. Staf dan pengajar BP direkrut dengan mekanisme khusus yang memungkinkan untuk mereka dapat menjalani visi dan misi yang telah ditetapkan, yaitu dengan mengedepankan kemampuan akademik dan kemampuan keislaman yang mencakup kemampuan baca tulis Al-Quran, hafalan surat Al-Quran dan hadits tertentu, serta penampilan islami dan pemahaman keislaman. Struktur Organisasi BP dapat dilihat pada Lampiran 4. 4.1.4 Sekilas tentang Pelatihan Pengajar Bintang Pelajar
Pelatihan untuk pengajar BP dilakukan secara berkala pada awal bulan. Pelatihan ini bertujuan untuk memantapkan persiapan mengajar para pengajar BP dengan target pelatihan peningkatan mutu pengajaran dan pengarahan materi pengajaran untuk 2 (dua) bulan mendatang. Hal ini dikarenakan BP berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik pada siswa dan orang tua siswa. Pelatihan ini secara formal diadakan sejak tahun 2005 dan sebelum diadakan pelatihan tersebut, pengajar mengadakan pembelajaran mandiri. Hal ini dikarenakan pada waktu itu, pengajar BP kebanyakan adalah pengajar lepas. Koordinator Guru (KG) merupakan koordinator untuk masing-masing bidang studi yang bertugas untuk melatih Guru pembina yang terdiri dari Guru Tetap (GT) dan Guru Kontrak (GK). Guru pembina setelah dilatih oleh KG akan melatih Guru Honorer Tetap (GHT) dan Guru Honorer Lepas (GHL). Kegiatan pelatihan menggunakan metode coaching (bimbingan) dan
30
diisi oleh beberapa kegiatan antara lain pemberitahuan info manajemen dan info keguruan, pemberian materi bimbingan berupa materi pengajaran, latihan soal dan sharing (diskusi) mengenai materi pengajaran dan diskusi lain yang bersifat umum seperti permasalahan mengajar. Kegiatan pelatihan ini bersifat top down, yaitu dilaksanakan secara berkelanjutan dari level atas hingga level bawah seperti terlihat pada Gambar 5. Koordinator Guru
Guru pembina (Guru Tetap dan Guru Kontrak)
Guru Honorer Tetap dan Guru Honorer Lepas
Gambar 5. Alur pelatihan pengajar BP
Tahapan pelaksanaan pelatihan terdiri dari persiapan materi pelatihan oleh KG pada minggu keempat (akhir bulan), pelatihan pada awal bulan dan evaluasi pelatihan. Persiapan materi pelatihan berupa materi pengajaran untuk setiap bidang studi dan soal-soal latihan yang menunjang materi pengajaran tersebut. Pelatihan dilakukan dengan coaching (bimbingan) dan evaluasi pelatihan dilakukan dengan evaluasi pengajar dengan pemberian grade (tingkatan) mutu pengajaran. Pemberian materi bimbingan untuk
masing-masing bidang studi dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengajar. Sebagai contoh untuk bidang studi Bahasa Inggris, pemberian materi dibedakan untuk tingkatan SD, SMP dan SMA. Sementara untuk bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), pemberian materi dilakukan secara menyeluruh namun disesuaikan untuk setiap tingkatan dan untuk bidang studi Fisika, ada pemisahan pemberian materi antara guru lama dan guru baru. Kegiatan pelatihan dilakukan di masing-masing kantor cabang BP, dilakukan selama kurang lebih 2,5 (dua setengah) jam dan Koordinator Guru Umum (KGU) yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pelatihan. Pelatihan ini kemudian akan diteruskan dengan pemberian latihan soal mandiri, Forum Guru Bidang Studi (FGBS) dan Forum Guru Cabang (FGC). Pelatihan ini ditanggapi dengan baik, khususnya oleh pengajar baru
31
BP yang merasa antusias untuk mengikuti pelatihan dan ingin meningkatkan mutu pengajarannya. 4.2. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh pengajar BP Regional Bogor terdiri dari GT, GK dan GHT yang berjumlah 52 orang dan telah mengikuti pelatihan pengajar BP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia, lama bekerja, tingkat pendidikan dan bidang studi yang diajarkan. 1.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, diketahui bahwa mayoritas responden penelitian adalah 35 orang pengajar laki-laki (67%) dan 17 orang pengajar (33 %) berjenis kelamin perempuan. 2.
Karakteristik responden berdasarkan usia
Berdasarkan usia, diketahui bahwa 43 orang (83%) responden adalah pengajar dengan kelompok usia antara 20-30 tahun dan sisanya (9 orang atau 17%) adalah pengajar dengan kelompok usia antara 31-40 tahun. Berdasarkan informasi tersebut, dapat dikatakan bahwa seluruh pengajar masih berada pada usia produktif masa kerja. Dalam usia pengajar saat ini, masih mampu menyerap berbagai pengetahuan dan keterampilan baru untuk mendukung pekerjaannya, yaitu mengajar sehingga memungkinkan pengajar untuk menerima dan menerapkan ilmu-ilmu dari program pelatihan. 3.
Karakteristik responden berdasarkan masa kerja
Berdasarkan masa kerja, diketahui 17 orang responden (33%) pengajar telah bekerja di BP dengan masa kerja 1-2 tahun. Dan paling sedikit hanya 1 orang (2 %) pengajar dengan masa kerja di atas 5 tahun. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 6.
32
7% 2% <1 Tahun 29% 1-2 Tahun
29%
2-4 Tahun 33%
4-5 Tahun >5 Tahun
Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja 4.
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan Berdasarkan latar belakang pendidikan formal, diketahui bahwa responden didominasi oleh pengajar dengan tingkat pendidikan Sarjana (96%) %) dan sisanya, 1 orang pengajar dengan tingkat (S1), yaitu 50 orang (96 pendidikan Diploma (D3) dan 1 orang dengan tingkat pendidikan Pasca Sarjana (S2), atau masing-masing 2%. Berdasarkan informasi tersebut,
dapat dikatakan bahwa seluruh pengajar memiliki latar pendidikan formal yang baik, sehingga mampu untuk mengikuti pelatihan dan
menerapkan ilmu-ilmu dari program pelatihan. 5.
Karakteristik responden berdasarkan bidang studi yang diajarkan Berdasarkan bidang studi yang diajarkan, diket diketahui ahui bahwa sebanyak 19 orang (34%) responden mengajar bidang studi IPA yang terdiri dari Biologi, Kimia dan Fisika, serta sedikitnya 4 orang mengajar Bahasa Indonesia dan 4 orang mengajar bidang studi eksakta untuk tingkat
SD,
atau
masing-masing
4%.
Karakteristik
responden
berdasarkan bidang studi yang diajarkan selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 7.
33
18%
9%
IPA
34%
MTK 7%
EKSAK SD
25%
B. Indonesia 7%
IPS B. Inggris
Gambar 7. Karakteristik responden berdasarkan bidang studi yang diajarkan
4.3. Analisis Deskriptif Efektivitas Pelatihan Pengajar BP Analisis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi pengajar dalam menilai efektivitas pelatihan pengajar BP. Penilaian ini merupakan tolak ukur keberhasilan suatu program pelatihan. Efektivitas pelatihan diukur berdasarkan 4 (empat) level evaluasi, yaitu reaksi, pembelajaran, perilaku dan hasil. Hasil rataan skor efektivitas pelatihan pengajar BP berdasarkan persepsi pengajar dapat dilihat pada Tabel 44.. Berdasarkan Tabel diketahui rataan skor
evaluasi pelatihan pengajar BP sebesar 3,83 dan dapat diinterpretasikan bahwa pelatihan tersebut sudah efektif. pengajar BP berdasarkan Tabel 4. Rataan skor efektifitas pelatihan pengajar persepsi pengajar Indikator REAKSI Materi yang diberikan sesuai dengan tujuan pelatihan. Materi pengajaran yang diberikan sesuai dengan bidang studi yang diajar. Instruktur/pengajar menguasai materi pelatihan. Instruktur mampu mengkomunikasikan materi kepada peserta dengan baik. Instruktur melibatkan diskusi/partisipasi aktif peserta dalam pelatihan. Peserta diberikan tugas/latihan agar lebih mendalami materi pengajaran yang diberikan. Kondisi waktu pelatihan tidak mengganggu kegiatan kerja.
STS Bobot (1)
TS Bobot (2)
N Bobot (3)
S Bobot (4)
SS Bobot (5)
Total Skor
Rataan Skor
Interpretasi Hasil
0
0
2
43
7
213
4,10*
Efektif
0
0
1
40
11
218
4,19
Efektif
0
0
5
39
8
211
4,06
Efektif
0
1
9
36
6
203
3,90
Efektif
0
0
5
37
10
213
4,10
Efektif
0
0
4
40
8
212
4,08
Efektif
0
2
8
35
7
203
3,90
Efektif
34
Lanjutan Tabel 4. Indikator Pelatihan berjalan tepat waktu. Waktu yang dialokasikan untuk pelatihan sudah efektif. Ukuran tempat/ruangan mampu menampung seluruh peserta pelatihan. Alat peraga/media presentasi yang digunakan saat menyampaikan materi membantu peserta dalam memahami isi materi. Modul/handout pelatihan membantu peserta dalam memahami materi yang disampaikan. Saya puas dengan konsumsi yang diberikan. PEMBELAJARAN Setelah mengikuti pelatihan, pengajar dapat memahami materi pengajaran untuk 2 bulan mendatang. Pengajar dapat mengetahui metode pengajaran yang efektif. Pengajar dapat mengetahui metode pengajaran yang kreatif. Pengajar menemukan solusi permasahan mengajar. PERILAKU Materi yang diberikan telah diimplementasikan pengajar dengan mengajar secara optimal Pengajar menjadi termotivasi untuk mengajar dengan baik. Pengajar menjadi berusaha memberikan kontribusi ilmu yang bermanfaat. HASIL Pelatihan telah meningkatkan produktivitas mengajar. Pelatihan telah meningkatkan kreativitas mengajar. Pelatihan telah meningkatkan mutu pengajaran. EVALUASI PELATIHAN
STS Bobot (1)
TS Bobot (2)
N Bobot (3)
S Bobot (4)
SS Bobot (5)
Total Skor
Rataan Skor
Interpretasi Hasil
0
4
16
26
6
190
3,65
Efektif
0
5
17
26
4
185
3,56
Efektif
0
4
10
32
6
196
3,77
Efektif
0
4
19
24
5
186
3,58
Efektif
0
1
9
37
5
202
3,88
Efektif
0
5
24
21
2
176
3,38
Kurang Efektif
0
4
9
37
2
193
3,71
Efektif
0
4
10
35
3
193
3,71
Efektif
0
6
12
30
4
188
3,62
Efektif
0
3
15
31
3
190
3,65
Efektif
0
0
11
36
5
202
3,88
Efektif
0
1
5
37
9
210
4,04
Efektif
0
0
4
37
11
215
4,13
Efektif
0
2
16
29
5
193
3,71
Efektif
0
3
17
26
6
191
3,67
Efektif
0
2
11
33
6
199
3,83
Efektif
0
51
239
767
139
4582
3,83
Efektif
*) 213/52, dan seterusnya perhitungan untuk indikator lain adalah serupa.
35
4.3.1 Persepsi Pengajar terhadap Evaluasi Pelatihan Pengajar BP Level Reaksi Tabel 5. Rataan skor efektifitas pelatihan pengajar BP level reaksi berdasarkan persepsi pengajar Indikator Materi yang diberikan sesuai dengan tujuan pelatihan. Materi pengajaran yang diberikan sesuai dengan bidang studi yang diajar. Instruktur/pengajar menguasai materi pelatihan. Instruktur mampu mengkomunikasikan materi kepada peserta dengan baik. Instruktur melibatkan diskusi/partisipasi aktif peserta dalam pelatihan. Peserta diberikan tugas/latihan agar lebih mendalami materi pengajaran yang diberikan. Kondisi waktu pelatihan tidak mengganggu kegiatan kerja. Pelatihan berjalan tepat waktu. Waktu yang dialokasikan untuk pelatihan sudah efektif. Ukuran tempat/ruangan mampu menampung seluruh peserta pelatihan. Alat peraga/media presentasi yang digunakan saat menyampaikan materi membantu peserta dalam memahami isi materi. Modul/handout pelatihan membantu peserta dalam memahami materi yang disampaikan. Saya puas dengan konsumsi yang diberikan. REAKSI
STS Bobot (1)
TS Bobot (2)
N Bobot (3)
S Bobot (4)
SS Bobot (5)
Total Skor
Rataan Skor
Interpretasi Hasil
0
0
2
43
7
213
4,10*
Efektif
0
0
1
40
11
218
4,19
Efektif
0
0
5
39
8
211
4,06
Efektif
0
1
9
36
6
203
3,90
Efektif
0
0
5
37
10
213
4,10
Efektif
0
0
4
40
8
212
4,08
Efektif
0
2
8
35
7
203
3,90
Efektif
0
4
16
26
6
190
3,65
Efektif
0
5
17
26
4
185
3,56
Efektif
0
4
10
32
6
196
3,77
Efektif
0
4
19
24
5
186
3,58
Efektif
0
1
9
37
5
202
3,88
Efektif
0
5
24
21
2
176
3,38
Kurang Efektif
0
26
129
436
85
2.608
3,86
Efektif
*) 213/52, dan seterusnya perhitungan untuk indikator lain adalah serupa.
Berdasarkan Tabel 5, diketahui rataan skor evaluasi pelatihan pengajar BP level reaksi sebesar 3,86. Secara umum materi yang diberikan pada saat pelatihan dinilai telah sesuai dengan tujuan, yakni untuk memantapkan persiapan mengajar para pengajar dan telah sesuai dengan bidang studi
36
yang diajarkan oleh pengajar. KG atau guru pembina sebagai instruktur pelatihan secara umum dinilai oleh pengajar menguasai materi pelatihan dan mampu mengkomunikasikan materi dengan baik kepada pengajar. Instruktur pelatihan melibatkan partisipasi aktif pengajar untuk membahas mengenai materi pengajaran dan permasalahan-permasalahan mengajar. Selain itu instruktur juga memberikan latihan soal dan latihan soal mandiri kepada pengajar untuk lebih dapat mendalami materi pengajaran yang diberikan. Dari segi waktu, pengajar pada umumnya merasa pelaksanaan pelatihan tidak menggangu pekerjaan. Untuk ketepatan waktu dan alokasi pelaksanaan pelatihan perlu untuk ditingkatkan meskipun secara umum dinilai sudah efektif. Begitu pula dengan fasilitas pendukung pelatihan seperti alat peraga, modul dan ukuran ruangan yang perlu untuk ditingkatkan meskipun secara umum dinilai sudah memadai, namun untuk konsumsi dinilai kurang memuaskan oleh para pengajar pada umumnya. 4.3.2 Persepsi Pengajar terhadap Evaluasi Pelatihan Pengajar BP Level Pembelajaran Tabel 6. Rataan skor efektifitas pelatihan pengajar pembelajaran berdasarkan persepsi pengajar Indikator Setelah mengikuti pelatihan, pengajar dapat memahami materi pengajaran untuk 2 bulan mendatang. Pengajar dapat mengetahui metode pengajaran yang efektif. Pengajar dapat mengetahui metode pengajaran yang kreatif. Pengajar menemukan solusi permasahan mengajar. PEMBELAJARAN
BP level
STS Bobot (1)
TS Bobot (2)
N Bobot (3)
S Bobot (4)
SS Bobot (5)
Total Skor
Rataan Skor
Interpretasi Hasil
0
4
9
37
2
193
3,71*
Efektif
0
4
10
35
3
193
3,71
Efektif
0
6
12
30
4
188
3,62
Efektif
0
3
15
31
3
190
3,65
Efektif
0
17
46
133
12
764
3,67
Efektif
*) 193/52, dan seterusnya perhitungan untuk indikator lain adalah serupa.
Berdasarkan Tabel 6, diketahui rataan skor evaluasi pelatihan pengajar BP level pembelajaran 3,67. Para pengajar secara umum dapat memahami materi pengajaran untuk 2 (dua) bulan kedepan dan dapat mengetahui metode pengajaran efektif dan kreatif, serta dapat menemukan solusi permasalahan mengajar. Selain itu berdasarkan masukan dari pengajar,
37
untuk peningkatan pemahaman pengajar terhadap materi pengajaran, materi pelatihan yang diberikan dapat diperbanyak dengan penyesuaian kebutuhan untuk masing-masing bidang studi. Misalnya, untuk bidang studi Bahasa Indonesia ada masukan untuk menambahkan materi tentang penulisan cerita pendek (cerpen) dan puisi agar lebih menarik siswa dalam belajar Bahasa Indonesia. Kemudian untuk bidang studi eksakta, seperti Matematika dan Fisika ada masukan untuk menambahkan materi tentang rumus cepat agar siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan pengajar. 4.3.3 Persepsi Pengajar terhadap Evaluasi Pelatihan Pengajar BP Level Perilaku Tabel 7. Rataan skor efektifitas pelatihan pengajar BP level perilaku berdasarkan persepsi pengajar Indikator
STS Bobot (1)
TS Bobot (2)
N Bobot (3)
S Bobot (4)
SS Bobot (5)
Total Skor
Rataan Skor
Interpretasi Hasil
0
0
11
36
5
202
3,88*
Efektif
0
1
5
37
9
210
4,04
Efektif
0
0
4
37
11
215
4,13
Efektif
0
1
20
110
25
627
4,02
Efektif
Materi yang diberikan telah diimplementasikan pengajar dengan mengajar secara optimal Pengajar menjadi termotivasi untuk mengajar dengan baik. Pengajar menjadi berusaha memberikan kontribusi ilmu yang bermanfaat. PERILAKU
*) 202/52, dan seterusnya perhitungan untuk indikator lain adalah serupa.
Berdasarkan Tabel 7, diketahui rataan skor evaluasi pelatihan pengajar BP
level
perilaku
4,02.
Secara
umum
pengajar
merasa
telah
mengimplementasikan materi pelatihan dengan mengajar secara optimal dan menjadi termotivasi untuk mengajar dengan baik, serta memberikan kontribusi ilmu yang bermanfaat. Hal ini dikarenakan salah satunya oleh proses diskusi mengenai proses mengajar antara sesama pengajar pada saat pelatihan yang memotivasi para pengajar untuk mengajar dengan lebih baik. 4.3.4 Persepsi Pengajar terhadap Evaluasi Pelatihan Pengajar BP Level Hasil
Berdasarkan Tabel 8, diketahui rataan skor evaluasi pelatihan pengajar BP level hasil 3,74. Pelatihan untuk pengajar BP dirasakan secara umum oleh pengajar telah meningkatkan produktivitas, kreativitas dan mutu
38
pengajarannya. Pemberian materi pengajaran, diskusi mengenai proses mengajar, pendalaman materi dengan latihan soal-soal, maupun forum guru sebagai bentuk kelanjutan dari pelatihan, dirasakan mampu meningkatkan mutu pengajaran secara umum. Tabel 8. Rataan skor efektifitas pelatihan pengajar BP level hasil berdasarkan persepsi pengajar Indikator
STS Bobot (1)
TS Bobot (2)
N Bobot (3)
S Bobot (4)
SS Bobot (5)
Total Skor
Rataan Skor
Interpretasi Hasil
0
2
16
29
5
193
3,71*
Efektif
0
3
17
26
6
191
3,67
Efektif
0
2
11
33
6
199
3,83
Efektif
0
7
44
88
17
583
3,74
Efektif
Pelatihan telah meningkatkan produktivitas mengajar. Pelatihan telah meningkatkan kreativitas mengajar. Pelatihan telah meningkatkan mutu pengajaran. HASIL
*) 193/52, dan seterusnya perhitungan untuk indikator lain adalah serupa.
4.4. Analisis Deskriptif Peningkatan Kompetensi Pengajar BP Setelah Mengikuti Pelatihan
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pengajar BP terhadap peningkatan kompetensi yang dimilikinya setelah mengikuti pelatihan. Kompetensi pengajar dibagi ke dalam 5 (lima) karakteristik, yaitu knowledge, skill, self concept, trait dan motive. Berdasarkan Tabel 9, diketahui rataan
skor kompetensi 3,83. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa tingkat kompetensi pengajar setelah mengikuti pelatihan dinilai pengajar sudah baik. Tabel 9.
Rataan skor peningkatan kompetensi pengajar BP setelah mengikuti pelatihan berdasarkan persepsi pengajar
Indikator KNOWLEDGE Setelah mengikuti pelatihan, pengajar semakin memahami materi pengajaran yang akan diberikan kepada siswa. Pengajar semakin mengetahui metode pengajaran yang efektif. Pengajar semakin mengetahui cara menyampaikan materi kepada siswa. SKILL Melalui pelatihan, pengajar menjadi lebih mudah berkomunikasi dengan para siswa. Pengajar mampu memotivasi siswa untuk belajar.
STS Bobot (1)
TS Bobot (2)
N Bobot (3)
S Bobot (4)
SS Bobot (5)
Total Skor
Rataan Skor
Interpretasi Hasil
0
1
8
38
5
203
3,90*
Efektif
0
4
14
30
4
190
3,65
Efektif
0
3
8
37
4
198
3,81
Efektif
0
1
14
33
4
196
3,77
Efektif
0
2
15
31
4
193
3,71
Efektif
39
Lanjutan Tabel 9. Indikator Pengajar mampu menjawab pertanyaanpertanyaan siswa. Pengajar mampu membantu kesulitan siswa dalam memahami materi yang diajarkan. SELF CONCEPT Setelah mengikuti pelatihan, pengajar menjadi lebih percaya diri dalam mengajar. Pengajar menjadi lebih memerhatikan kesiapan mengajar agar dapat mengajar dengan baik. Pengajar selalu mengevaluasi proses belajar agar dapat lebih berkembang. TRAIT Setelah mengikuti pelatihan, pengajar lebih dapat mengontrol emosi ketika mengajar. Pengajar menjadi lebih perhatian kepada siswa dalam mengajar. Pengajar menjadi lebih disiplin dalam mengajar. MOTIVE Melalui pelatihan, pengajar semakin terdorong untuk membimbing siswa dalam mengajar. Pengajar semakin bersemangat untuk mengajar. Pengajar semakin berinsiatif untuk mengembangkan metode pengajaran. KOMPETENSI PENGAJAR
STS Bobot (1)
TS Bobot (2)
N Bobot (3)
S Bobot (4)
SS Bobot (5)
Total Skor
Rataan Skor
Interpretasi Hasil
0
0
13
36
3
198
3,81
Efektif
0
0
7
42
3
204
3,92
Efektif
0
2
10
34
6
200
3,85
Efektif
0
0
7
38
7
208
4,00
Efektif
0
0
10
35
7
205
3,94
Efektif
0
5
16
27
4
186
3,58
Efektif
0
1
12
32
7
201
3,87
Efektif
0
1
14
32
5
197
3,79
Efektif
0
0
12
34
6
202
3,88
Efektif
0
0
15
30
7
200
3,85
Efektif
0
2
8
34
8
204
3,92
Efektif
0
22
183
543
84
3.185
3,83
Efektif
*) 203/52, dan seterusnya perhitungan untuk indikator lain adalah serupa.
4.4.1 Persepsi Pengajar BP terhadap Peningkatan Knowledge setelah Mengikuti Pelatihan
Berdasarkan Tabel 10, setelah mengikuti pelatihan, pengajar merasa semakin memahami materi pengajaran yang akan diberikan kepada siswa, metode pengajaran yang efektif dan bagaimana menyampaikan materi kepada siswa. Knowledge berupa materi pengajaran yang diberikan telah sesuai dengan bidang studi yang diajarkan dan dapat meningkatkan pemahaman pengajar terhadap materi tersebut. Namun berdasarkan masukan dari pengajar, perlu adanya penambahan dan variasi soal dalam pelatihan untuk meningkatkan pendalaman materi dan menambah referensi pengajar.
40
Tabel 10. Rataan skor persepsi pengajar BP terhadap peningkatan knowledge setelah mengikuti pelatihan Indikator Setelah mengikuti pelatihan, pengajar semakin memahami materi pengajaran yang akan diberikan kepada siswa. Pengajar semakin mengetahui metode pengajaran yang efektif. Pengajar semakin mengetahui cara menyampaikan materi kepada siswa. KNOWLEDGE
STS Bobot (1)
TS Bobot (2)
N Bobot (3)
S Bobot (4)
SS Bobot (5)
Total Skor
Rataan Skor
Interpretasi Hasil
0
1
8
38
5
203
3,90*
Efektif
0
4
14
30
4
190
3,65
Efektif
0
3
8
37
4
198
3,81
Efektif
0
8
30
105
13
591
3,79
Efektif
*) 203/52, dan seterusnya perhitungan untuk indikator lain adalah serupa.
4.4.2 Persepsi Pengajar BP terhadap Peningkatan Skill setelah Mengikuti Pelatihan Tabel 11. Rataan skor persepsi pengajar BP terhadap peningkatan skill setelah mengikuti pelatihan Indikator Melalui pelatihan, pengajar menjadi lebih mudah berkomunikasi dengan para siswa. Pengajar mampu memotivasi siswa untuk belajar. Pengajar mampu menjawab pertanyaanpertanyaan siswa. Pengajar mampu membantu kesulitan siswa dalam memahami materi yang diajarkan. SKILL
STS Bobot (1)
TS Bobot (2)
N Bobot (3)
S Bobot (4)
SS Bobot (5)
Total Skor
Rataan Skor
Interpretasi Hasil
0
1
14
33
4
196
3,77*
Efektif
0
2
15
31
4
193
3,71
Efektif
0
0
13
36
3
198
3,81
Efektif
0
0
7
42
3
204
3,92
Efektif
0
3
49
142
14
791
3,80
Efektif
*) 196/52, dan seterusnya perhitungan untuk indikator lain adalah serupa.
Berdasarkan Tabel 11, setelah mengikuti pelatihan, pengajar merasa menjadi lebih mudah berkomunikasi dengan para siswa dan mampu memotivasi siswa untuk belajar. Selain itu pengajar merasa mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa dan membantu kesulitan siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Para pengajar mampu untuk berkomunikasi dengan baik dan intensif dengan para siswa yang setiap kelasnya berjumlah maksimal 5 (lima) orang. Namun, tetap dibutuhkan peningkatan hubungan baik antara pengajar dan siswa, dikarenakan perbedaan karakter tiap siswa dan perbedaan cara belajar disetiap sekolah.
41
Sehingga untuk memotivasi siswa dan membantu kesulitannya dalam belajar, dibutuhkan proses dan evaluasi yang berkelanjutan. 4.4.3 Persepsi Pengajar BP terhadap Peningkatan Self Concept setelah Mengikuti Pelatihan Tabel 12. Rataan skor persepsi pengajar BP terhadap peningkatan self concept setelah mengikuti pelatihan Indikator Setelah mengikuti pelatihan, pengajar menjadi lebih percaya diri dalam mengajar. Pengajar menjadi lebih memerhatikan kesiapan mengajar agar dapat mengajar dengan baik. Pengajar selalu mengevaluasi proses belajar agar dapat lebih berkembang. SELF CONCEPT
STS Bobot (1)
TS Bobot (2)
N Bobot (3)
S Bobot (4)
SS Bobot (5)
Total Skor
Rataan Skor
Interpretasi Hasil
0
2
10
34
6
200
3,85*
Efektif
0
0
7
38
7
208
4,00
Efektif
0
0
10
35
7
205
3,94
Efektif
0
2
27
107
20
613
3,93
Efektif
*) 200/52, dan seterusnya perhitungan untuk indikator lain adalah serupa.
Berdasarkan Tabel 12, setelah mengikuti pelatihan pengajar merasa menjadi lebih percaya diri dalam mengajar, memerhatikan kesiapan mengajar dengan baik dan mengevaluasi proses belajar agar dapat lebih berkembang. Melalui pelatihan, secara umum terdapat nilai-nilai yang bertambah dalam diri para pengajar. Hal ini tercermin dari mindset pengajar sebagai seorang pendidik untuk memberikan mutu pengajaran yang terbaik. Dengan pengarahan mutu yang diberikan oleh manajemen BP, pengajar berupaya untuk semakin baik dalam mengajar, baik dalam mempersiapkan dan menyampaikan materi, serta mengevaluasi materi yang diberikan kepada siswa. 4.4.4 Persepsi Pengajar BP terhadap Peningkatan Trait setelah Mengikuti Pelatihan
Berdasarkan Tabel 13, setelah mengikuti pelatihan pengajar merasa lebih dapat mengontrol emosi ketika mengajar, menjadi lebih perhatian kepada siswa dalam mengajar dan lebih disiplin dalam mengajar. Setelah mengikuti pelatihan, secara umum pengajar menjadi lebih peduli kepada siswanya. Proses mengajar dengan bermacam karakteristik siswa dan pengajaran yang berbeda di tiap sekolah, menjadikan pengajar berusaha semakin peka terhadap situasi dan kondisi siswa yang beragam.
42
Tabel 13. Rataan skor persepsi pengajar BP terhadap peningkatan trait setelah mengikuti pelatihan STS Bobot (1)
TS Bobot (2)
N Bobot (3)
S Bobot (4)
SS Bobot (5)
Total Skor
Rataan Skor
Interpretasi Hasil
0
5
16
27
4
186
3,58*
Efektif
0
1
12
32
7
201
3,87
Efektif
Pengajar menjadi lebih disiplin dalam mengajar.
0
1
14
32
5
197
3,79
Efektif
TRAIT
0
7
42
91
16
584
3,74
Efektif
Indikator Setelah mengikuti pelatihan, pengajar lebih dapat mengontrol emosi ketika mengajar. Pengajar menjadi lebih perhatian kepada siswa dalam mengajar.
*) 186/52, dan seterusnya perhitungan untuk indikator lain adalah serupa.
4.4.5 Persepsi Pengajar BP terhadap Peningkatan Motive setelah Mengikuti Pelatihan Tabel 14. Rataan skor persepsi pengajar BP terhadap peningkatan motive setelah mengikuti pelatihan Indikator
STS Bobot (1)
TS Bobot (2)
N Bobot (3)
S Bobot (4)
SS Bobot (5)
Total Skor
Rataan Skor
Interpretasi Hasil
0
0
12
34
6
202
3,88*
Efektif
0
0
15
30
7
200
3,85
Efektif
0
2
8
34
8
204
3,92
Efektif
0
2
35
98
21
606
3,88
Efektif
Melalui pelatihan, pengajar semakin terdorong untuk membimbing siswa dalam mengajar. Pengajar semakin bersemangat untuk mengajar. Pengajar semakin berinsiatif untuk mengembangkan metode pengajaran. MOTIVE
*) 202/52, dan seterusnya perhitungan untuk indikator lain adalah serupa.
Berdasarkan Tabel 14, setelah mengikuti pelatihan pengajar merasa semakin terdorong untuk membimbing siswa dalam mengajar, semakin bersemangat
untuk
mengajar
dan
semakin
berinisiatif
untuk
mengembangkan metode pengajaran. Pelatihan semakin memotivasi pengajar sebagai pendidik untuk memberikan konstribusi maksimal kepada para siswa. Mengajar dengan baik juga merupakan tolak ukur kinerja pengajar dalam bekerja, sehingga pengajar semakin tergerak untuk meningkatkan kinerja dalam mengajar. 4.5. Analisis PLS
Analisis PLS dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan, besarnya pengaruh, serta nyata atau tidaknya efektivitas pelatihan terhadap kompetensi pengajar BP. Analisis PLS dalam penelitian ini terdiri
43
dari pengaruh efektivitas pelatihan terhadap kompetensi dan pengaruh efektivitas pelatihan terhadap karakteristik kompetensi yang terdiri dari knowledge, skill, self concept, trait dan motive. 4.5.1 Pengaruh Efektivitas Pelatihan Terhadap Kompetensi
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan software SmartPLS, diperoleh suatu model yang menggambarkan pengaruh efektivitas pelatihan terhadap kompetensi. Sebelum hasil pengolahan dianalisis, dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terlebih dulu pada model pengukuran, agar model layak dan dapat dipercaya hasil interpretasinya. Pada model reflektif, pengujian tersebut dilakukan dengan cara melihat convergent validity, discriminant validity dan composite reliability. Convergent validity pada model reflektif dapat dilihat dari
korelasi antara skor indikator dengan skor konstruknya. Pada penelitian ini, indikator dianggap reliabel, jika memiliki loading factor di atas 0,50. Hasil output grafis model pengukuran awal dapat dilihat pada Gambar 8.
Pada Gambar 8 diketahui bahwa nilai loading factor untuk indikator R1, R2, R3, R4, R5, R6, R10, R13 dan PEM1 kurang dari 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa indikator-indikator tersebut tidak valid. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka indikator-indikator tersebut dikeluarkan dari model karena tidak valid. Kemudian, model diestimasi ulang dengan hasil output grafis model pengukuran dapat dilihat pada Gambar 9.
Pada Gambar 9, indikator-indikator yang tidak valid telah dikeluarkan dari model pengukuran. Setelah dilakukan estimasi ulang pada model pengukuran, masih ada nilai loading factor yang berada di bawah 0,5, yaitu pada indikator R7 dan R12. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka indikator-indikator tersebut dikeluarkan dari model karena tidak valid dan model kembali diestimasi ulang dengan hasil output grafis model pengukuran dapat dilihat pada Gambar 10.
44
Gambar 8. Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap kompetensi
45
Gambar 9. Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap kompetensi (setelah estimasi ulang)
46
Gambar 10. Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap kompetensi (setelah estimasi ulang kedua)
Pada Gambar 10, indikator-indikator yang tidak valid telah dikeluarkan dari model pengukuran. Setelah dilakukan estimasi ulang pada model pengukuran, nilai loading factor semua indikator berada di atas 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa syarat convergent validity telah terpenuhi. Hasil outer loading model pengukuran setelah estimasi ulang selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 5. Setelah syarat convergent validity terpenuhi, maka dilakukan pengujian discriminant validity. Discriminant validity dinilai berdasarkan cross loading antara indikator terhadap konstruk. Nilai korelasi indikator
terhadap konstruknya harus lebih besar dibandingkan nilai korelasi antara indikator dengan konstruk lainnya. Tabel cross loading untuk menguji
47
discriminant validity dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel cross loading
menunjukkan bahwa korelasi antara konstruk efektivitas pelatihan dengan indikator-indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi antara indikator tersebut dengan konstruk kompetensi. Begitu pula dengan konstruk kompetensi. Korelasi antara konstruk kompetensi dengan indikatorindikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi antara indikator tersebut dengan konstruk efektivitas pelatihan, hanya indikator KNO2 yang tidak menunjukkan korelasi tertinggi dengan konstruk kompetensi. Berdasarkan penjelasan tersebut, diketahui bahwa korelasi masingmasing konstruk dengan indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi masing-masing indikator konstruk dengan konstruk lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi indikator pada bloknya lebih baik dengan indikator di blok lainnya dan syarat discriminant validity telah terpenuhi. Uji validitas lainnya adalah menilai validitas konstruk dengan melihat nilai Average Variance Extracted (AVE). Model dikatakan baik jika nilai AVE masing-masing konstruk nilainya lebih besar dari 0,5. Nilai AVE konstruk efektivitas pelatihan dan kompetensi dapat dilihat pada Tabel 15. Berdasarkan tabel, diketahui nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,5 dan model dapat dikatakan baik. Tabel 15. Nilai AVE Konstruk Efektivitas Pelatihan Kompetensi
Nilai AVE 0,501036 0,591886
Disamping uji validitas, dilakukan juga uji reliabilitas konstruk dengan menggunakan composite reliability dan Cronbach Alpha. Konstruk dinyatakan memiliki reliabilitas baik atau reliabel, jika nilai composite reliability dan Cronbach Alpha di atas 0,70. Nilai composite reliability dan Cronbach Alpha masing-masing konstruk dapat dilihat pada Tabel 16.
Berdasarkan tabel, diketahui nilai composite reliability dan Cronbach Alpha semua konstruk lebih besar dari 0,70, sehingga dapat disimpulkan bahwa konstruk memiliki reliabilitas yang baik. Setelah model memenuhi asumsi
48
convergent validity, discriminant validity, validitas konstruk dan reliabilitas
konstruk, maka model dapat dianalisis dan diinterpretasikan. Tabel 16. Nilai composite reliability dan Cronbach Alpha Konstruk Composite reliability Cronbach Alpha Efektivitas Pelatihan 0,921710 0,906004 Kompetensi 0,958378 0,953371
Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap kompetensi pengajar BP memberikan nilai R-Square 0,777227. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa variabilitas konstruk kompetensi dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk efektivitas pelatihan 77,72% dan sisanya (22,28%) dijelaskan oleh konstruk lain diluar penelitian. Berdasarkan Tabel 17, besarnya pengaruh efektivitas pelatihan terhadap kompetensi pengajar BP diketahui 0,881605. Hal ini menunjukkan arah hubungan yang positif antara efektivitas pelatihan dengan kompetensi dan dapat diinterpretasikan bahwa semakin besar efektivitas pelatihan, maka akan semakin meningkat kompetensi yang dimiliki oleh pengajar. Sementara t-value efektivitas pelatihan terhadap kompetensi diketahui 39,714850 dan menunjukkan bahwa t-value lebih besar dari ttabel (ttabel pada taraf nyata 5% = 1,96). Artinya efektivitas pelatihan berpengaruh secara nyata terhadap kompetensi pengajar. Tabel 17. Nilai koefisien, t-value dan R-Square efektivitas pelatihan terhadap kompetensi Konstruk Efektivitas pelatihan → kompetensi
Koefisien
t-value
R-Square
Interpretasi
0,881605
39,714850
0,777227
Pengaruh positif dan nyata
Muatan indikator-indikator yang mencerminkan efektivitas pelatihan dapat dilihat pada Tabel 18. Berdasarkan Tabel diketahui nilai bobot indikator efektivitas pelatihan yang paling besar ditunjukkan oleh indikator HAS2 dengan nilai 0,846856 pada t-value 36,018662. Hal ini menunjukkan bahwa indikator HAS2 merupakan indikator paling positif dan nyata dalam mengukur efektivitas pelatihan. Artinya efektivitas pelatihan paling tercermin dari hasil pelatihan berupa peningkatan kreativitas mengajar pengajar.
49
Tabel 18. Nilai outer loading indikator-indikator efektivitas pelatihan Outer Model EFEKTIVITAS PELATIHAN → R8 EFEKTIVITAS PELATIHAN → R9 EFEKTIVITAS PELATIHAN → R11 EFEKTIVITAS PELATIHAN → PEM2 EFEKTIVITAS PELATIHAN → PEM3 EFEKTIVITAS PELATIHAN → PEM4 EFEKTIVITAS PELATIHAN → PER1 EFEKTIVITAS PELATIHAN → PER2 EFEKTIVITAS PELATIHAN → PER3 EFEKTIVITAS PELATIHAN → HAS1 EFEKTIVITAS PELATIHAN → HAS2 EFEKTIVITAS PELATIHAN → HAS3
Loading
t-value
Interpretasi
0,527886
6,669985
Pengaruh positif dan nyata
0,602873
10,874611
Pengaruh positif dan nyata
0,503939
4,077639
Pengaruh positif dan nyata
0,779869
19,088065
Pengaruh positif dan nyata
0,796694
23,483019
Pengaruh positif dan nyata
0,750167
19,254970
Pengaruh positif dan nyata
0,726071
10,394694
Pengaruh positif dan nyata
0,704193
16,000900
Pengaruh positif dan nyata
0,606628
6,881382
Pengaruh positif dan nyata
0,776730
21,430297
Pengaruh positif dan nyata
0,846856
36,018662
Pengaruh positif dan nyata
0,774044
22,161483
Pengaruh positif dan nyata
Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai bobot indikator reaksi pelatihan yang paling besar ditunjukkan oleh indikator R9 dengan nilai 0,602873 pada t-value 10,874611. Hal ini menunjukkan bahwa indikator R9 merupakan indikator paling positif dan nyata dalam mengukur reaksi peserta pelatihan. Artinya pengajar akan semakin puas terhadap pelatihan, jika waktu yang dialokasikan untuk pelatihan sudah efektif. Nilai bobot indikator pembelajaran yang paling besar ditunjukkan oleh indikator PEM3 0,947009 pada t-value 82,030537. Hal ini menunjukkan bahwa indikator PEM3 memiliki pengaruh paling positif dan nyata dalam merefleksikan pembelajaran pengajar. Artinya hasil belajar yang didapat dari pelatihan akan semakin besar jika semakin bertambahnya pengetahuan pengajar mengenai metode pengajaran kreatif. Nilai bobot indikator perilaku yang paling besar ditunjukkan oleh indikator PER1 dengan nilai 0,726071 pada t-value 10,394694. Hal ini menunjukkan bahwa indikator PER1 memiliki pengaruh paling positif dan nyata dalam merefleksikan perilaku pengajar. Artinya perilaku pengajar
50
akan semakin tercermin dengan baik setelah pelatihan melalui implementasi hasil pelatihan dengan memberikan pengajaran optimal kepada siswa. Nilai bobot indikator hasil yang paling besar ditunjukkan oleh indikator HAS2 dengan nilai 0,846856 pada t-value 36,018662. Hal ini menunjukkan bahwa HAS2 memiliki pengaruh paling positif dan nyata dalam mengukur hasil pelatihan. Artinya semakin tinggi atau semakin baik hasil pelatihan dapat tercermin dari semakin tingginya kreativitas mengajar pengajar. Tabel 19. Nilai outer kompetensi
loading
indikator-indikator
Outer Model KOMPETENSI → KNO1 KOMPETENSI → KNO2 KOMPETENSI → KNO3 KOMPETENSI → SKL1 KOMPETENSI → SKL2 KOMPETENSI → SKL3 KOMPETENSI → SKL4 KOMPETENSI → SEL1 KOMPETENSI → SEL2 KOMPETENSI → SEL3 KOMPETENSI → TRA1 KOMPETENSI → TRA2 KOMPETENSI → TRA3 KOMPETENSI → MOT1 KOMPETENSI → MOT2 KOMPETENSI → MOT3
Loading 0,625339 0,812600 0,793747 0,818904 0,804930 0,610150 0,800190 0,730784 0,822129 0,691758 0,754300 0,850438 0,820972 0,767516 0,774206 0,783912
t-value 6,633045 28,315202 20,797509 28,558677 22,174508 5,878950 13,897677 18,054189 27,811450 11,771456 16,827400 30,227897 27,897178 14,987861 18,755845 18,961301
karakteristik
Interpretasi Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan nyata
Muatan indikator-indikator yang mencerminkan efektivitas pelatihan dapat dilihat pada Tabel 19. Nilai bobot indikator kompetensi yang paling besar ditunjukkan oleh indikator TRA2 dengan nilai 0,850438 pada t-value 30,227897. Hal ini menunjukkan bahwa indikator TRA2 merupakan indikator paling positif dan nyata dalam mengukur kompetensi pengajar setelah pelatihan. Artinya kompetensi pengajar setelah pelatihan paling tercermin dari perhatian pengajar terhadap siswa dalam mengajar. Nilai loading indikator knowledge yang paling besar adalah indikator KNO2
0,812600 pada t-value 28,315202. Hal ini menunjukkan korelasi positif dan nyata. Artinya semakin besar knowledge yang didapat dari pelatihan, maka pengajar akan semakin mengetahui metode pengajaran yang efektif.
51
Nilai loading indikator skill yang paling besar adalah indikator SKL1 0,818904 pada t-value 28,558677. Hal ini menunjukkan korelasi positif dan nyata. Artinya semakin besar skill yang didapat dari pelatihan maka pengajar akan semakin dapat berkomunikasi dengan para siswa. Nilai loading indikator self concept yang paling besar adalah indikator SEL2
0,822129 pada t-value 27,811450. Hal ini menunjukkan korelasi positif dan nyata, serta
dapat diinterpretasikan bahwa indikator yang paling
mencerminkan self concept pengajar setelah mengikuti pelatihan adalah mind set untuk selalu memperhatikan kesiapan mengajar agar dapat
mengajar dengan baik. Nilai loading indikator trait yang paling besar adalah indikator TRA2 0,850438 pada t-value 30,227897. Hal ini menunjukkan korelasi positif dan nyata. Artinya, meningkatnya trait pengajar melalui pelatihan menyebabkan pengajar menjadi lebih perhatian kepada siswa dalam mengajar. Nilai loading indikator motive yang paling besar adalah indikator MOT3
0,783912 pada t-value 18,961301. Hal ini menunjukkan korelasi positif dan nyata, dapat diinterpretasikan bahwa semakin besar motive yang didapat melalui pelatihan, sehingga pengajar akan semakin berinisiatif untuk mengembangkan metode pengajaran. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7. 4.5.2 Pengaruh Efektivitas Pelatihan Terhadap Knowledge
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan software SmartPLS, diperoleh suatu model yang menggambarkan pengaruh efektivitas pelatihan terhadap knowledge. Sebelum hasil pengolahan dianalisis, dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terlebih dulu pada model pengukuran. Pada penelitian ini, indikator dianggap reliabel, jika memiliki loading factor di atas 0,50. Hasil output grafis model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap knowledge dapat dilihat pada Gambar 11.
52
Gambar 11. Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap knowledge Pada Gambar 11 diketahui bahwa nilai loading factor untuk indikator R3, R5, R6, R10, R13 dan PEM1 kurang dari 0,5. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka indikator-indikator tersebut dikeluarkan dari model, karena tidak valid. Kemudian, model diestimasi ulang dengan hasil output grafis model pengukuran pada Gambar 12.
Pada Gambar tersebut, indikator-
indikator yang tidak valid telah dikeluarkan dari model pengukuran. Setelah dilakukan estimasi ulang pada model pengukuran, nilai loading factor semua indikator berada di atas 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa syarat convergent validity telah terpenuhi. Hasil outer loading model pengukuran setelah estimasi ulang selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8.
53
Gambar 12. Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap knowledge (setelah estimasi ulang)
Setelah syarat convergent validity terpenuhi, maka dilakukan pengujian discriminant validity. Tabel cross loading untuk menguji discriminant validity dapat dilihat pada Lampiran 9. Tabel cross loading
menunjukkan bahwa korelasi antara konstruk reaksi, pembelajaran, perilaku, hasil
dan
knowledge
dengan
indikator-indikatornya
lebih
tinggi
dibandingkan korelasi antara indikator tersebut dengan konstruk lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi indikator pada bloknya lebih baik dengan indikator di blok lainnya dan syarat discriminant validity telah terpenuhi.
Uji validitas lainnya adalah menilai validitas konstruk dengan melihat nilai AVE. Model dikatakan baik, jika nilai AVE masing-masing konstruk nilainya lebih besar dari 0,5. Disamping uji validitas, dilakukan juga uji reliabilitas konstruk dengan menggunakan composite reliability dan
54
Cronbach Alpha. Konstruk dinyatakan memiliki reliabilitas baik, atau
reliabel, jika nilai composite reliability dan Cronbach Alpha di atas 0,70. Nilai AVE, composite reliability dan Cronbach Alpha konstruk reaksi, pembelajaran, perilaku, hasil dan knowledge dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Nilai AVE, composite reliability dan Alpha Cronbach Composite Cronbach Konstruk Nilai AVE Reliability Alpha Reaksi 0,387633 0,833868 0,777801 Pembelajaran 0,830900 0,936406 0,897775 Perilaku 0,766822 0,907922 0,849166 Hasil 0,819460 0,931480 0,888954 Knowledge 0,683039 0,864870 0,763984
Berdasarkan Tabel 20, diketahui nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,5, kecuali untuk konstruk reaksi dan model dapat dikatakan baik. Selain itu, diketahui nilai composite reliability dan Cronbach Alpha semua konstruk lebih besar dari 0,70, sehingga dapat
disimpulkan bahwa konstruk memiliki reliabilitas yang baik. Setelah model memenuhi asumsi convergent validity, discriminant validity, validitas konstruk dan reliabilitas konstruk, maka model dapat dianalisis dan diinterpretasikan. Tabel 21. Nilai koefisien, t-value dan R-Square efektivitas pelatihan terhadap knowledge Konstruk Reaksi → knowledge Pembelajaran → knowledge Perilaku → knowledge Hasil → knowledge
Koefisien
t-value
0,135445
3,203634
0,487702
6,379853
0,148442
1,849862
0,283454
3,203634
R-Square
Interpretasi
0,801685
Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan tidak nyata Pengaruh positif dan nyata
Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap knowledge pengajar BP memberikan nilai R-Square 0,801685. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa variabilitas konstruk knowledge dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk efektivitas pelatihan 80,17% dan sisanya (19,83%) dijelaskan oleh konstruk lain diluar penelitian. Berdasarkan Tabel 21, pengaruh efektivitas pelatihan terhadap knowledge pengajar BP menunjukkan arah hubungan positif dan
55
nyata serta dapat diinterpretasikan bahwa semakin besar efektivitas pelatihan, maka akan semakin meningkatkan knowledge yang dimiliki oleh pengajar. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10. 4.5.3 Pengaruh Efektivitas Pelatihan Terhadap Skill Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan software SmartPLS, diperoleh suatu model yang menggambarkan pengaruh efektivitas pelatihan terhadap skill. Sebelum hasil pengolahan dianalisis, dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terlebih dulu pada model pengukuran. Pada penelitian ini, indikator dianggap reliabel, jika memiliki loading factor di atas 0,50. Hasil output grafis model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap skill dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap skill
56
Pada Gambar 13 diketahui bahwa nilai loading factor untuk indikator R5, R6, R10, R13 dan PEM1 kurang dari 0,5. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka indikator-indikator tersebut dikeluarkan dari model, karena tidak valid. Kemudian, model diestimasi ulang dengan nilai loading factor indikator R3 masih di bawah 0,5. Model diestimasi ulang kembali dengan hasil output grafis model pengukuran dapat dilihat pada Gambar 14. Setelah dilakukan estimasi ulang pada model pengukuran, nilai loading factor semua indikator berada di atas 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa syarat convergent validity telah terpenuhi. Hasil outer loading model pengukuran
setelah estimasi ulang selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11.
Gambar 14. Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap skill (setelah estimasi ulang)
Setelah syarat convergent validity terpenuhi, maka dilakukan pengujian discriminant validity. Tabel cross loading untuk menguji discriminant validity dapat dilihat pada Lampiran 12. Tabel cross loading
57
menunjukkan bahwa korelasi antara konstruk reaksi, pembelajaran, perilaku, hasil dan skill dengan indikator-indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi antara indikator tersebut dengan konstruk lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi indikator pada bloknya lebih baik dengan indikator di blok lainnya dan syarat discriminant validity telah terpenuhi. Uji validitas lainnya adalah menilai validitas konstruk dengan melihat nilai AVE. Model dikatakan baik jika nilai AVE masing-masing konstruk nilainya lebih besar dari 0,5. Disamping uji validitas, dilakukan juga uji reliabilitas konstruk dengan menggunakan composite reliability dan Cronbach Alpha. Konstruk dinyatakan memiliki reliabilitas baik atau
reliabel, jika nilai composite reliability dan Cronbach Alpha di atas 0,70. Nilai AVE, composite reliability dan Cronbach Alpha konstruk reaksi, pembelajaran, perilaku, hasil dan skill dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Nilai AVE, composite reliability dan Alpha Cronbach Composite Cronbach Konstruk Nilai AVE Reliability Alpha Reaksi 0,387116 0,834310 0,777801 Pembelajaran 0,830424 0,936187 0,897775 Perilaku 0,765753 0,907456 0,849166 Hasil 0,818070 0,930826 0,888954 Skill 0,720173 0,911220 0,870666
Berdasarkan Tabel 22, diketahui nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,5, kecuali untuk konstruk reaksi dan model dapat dikatakan baik. Selain itu, diketahui nilai composite reliability dan Cronbach Alpha semua konstruk lebih besar dari 0,70, sehingga dapat
disimpulkan bahwa konstruk memiliki reliabilitas yang baik. Setelah model memenuhi asumsi convergent validity, discriminant validity, validitas konstruk dan reliabilitas konstruk, maka model dapat dianalisis dan diinterpretasikan. Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap skill pengajar BP memberikan nilai R-Square 0,615926. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa variabilitas konstruk skill dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk efektivitas pelatihan 61,59% dan sisanya (38,41%) dijelaskan oleh konstruk
58
lain diluar penelitian. Berdasarkan Tabel 23, pengaruh efektivitas pelatihan terhadap skill pengajar BP menunjukkan arah hubungan positif dan nyata serta dapat diinterpretasikan bahwa semakin besar efektivitas pelatihan maka akan semakin meningkatkan skill yang dimiliki oleh pengajar. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13. Tabel 23. Nilai koefisien, t-value dan R-Square efektivitas pelatihan terhadap skill Konstruk
Koefisien
t-value
Reaksi → skill
0,289294
4,351386
Pembelajaran → skill Perilaku → skill
0,263055
2,549628
0,160005
2,186744
Hasil → skill
0,239336
2,468974
R-Square
Interpretasi
0,615926
Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan tidak nyata Pengaruh positif dan nyata
4.5.4 Pengaruh Efektivitas Pelatihan Terhadap Self Concept
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan software SmartPLS, diperoleh suatu model yang menggambarkan pengaruh efektivitas pelatihan terhadap self concept. Sebelum hasil pengolahan dianalisis, dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terlebih dulu pada model pengukuran. Pada penelitian ini, indikator dianggap reliabel, jika memiliki loading factor di atas 0,50. Hasil output grafis model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap self concept dapat dilihat pada Gambar 15. Pada Gambar 15 diketahui bahwa nilai loading factor untuk indikator R3, R4, R5, R6, R10, R12, R13 dan PEM1 kurang dari 0,5. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka indikator-indikator tersebut dikeluarkan dari model karena tidak valid. Kemudian, model diestimasi ulang dengan nilai loading factor indikator R1 dan R2 masih dibawah 0,5. Model diestimasi
ulang kembali dengan hasil output grafis model pengukuran dapat dilihat pada Gambar 16. Setelah dilakukan estimasi ulang pada model pengukuran, nilai loading factor semua indikator berada di atas 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa syarat convergent validity telah terpenuhi. Hasil outer loading model pengukuran setelah estimasi ulang selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14.
59
Gambar 15. Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap self concept Setelah syarat convergent validity terpenuhi, maka dilakukan pengujian discriminant validity. Tabel cross loading untuk menguji discriminant validity dapat dilihat pada Lampiran 15. Tabel cross loading menunjukkan bahwa korelasi antara konstruk reaksi, pembelajaran, perilaku, hasil dan self concept dengan indikator-indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi antara indikator tersebut dengan konstruk lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi indikator pada bloknya lebih baik dengan indikator di blok lainnya dan syarat discriminant validity telah terpenuhi.
60
Gambar 16. Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap self concept (setelah estimasi ulang)
Uji validitas lainnya adalah menilai validitas konstruk dengan melihat nilai AVE. Model dikatakan baik jika nilai AVE masing-masing konstruk nilainya lebih besar dari 0,5. Disamping uji validitas, dilakukan juga uji reliabilitas konstruk dengan menggunakan composite reliability dan Cronbach Alpha. Konstruk dinyatakan memiliki reliabilitas baik atau
reliabel, jika nilai composite reliability dan Cronbach Alpha di atas 0,70. Nilai AVE, composite reliability dan Cronbach Alpha konstruk reaksi, pembelajaran, perilaku, hasil dan self concept dapat dilihat pada Tabel 24. Berdasarkan tabel, diketahui nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,5 dan model dapat dikatakan baik. Selain itu, diketahui nilai composite reliability dan Cronbach Alpha semua konstruk lebih besar dari
0,70, sehingga dapat disimpulkan bahwa konstruk memiliki reliabilitas yang baik. Setelah model memenuhi asumsi convergent validity, discriminant validity, validitas konstruk dan reliabilitas konstruk, maka model dapat
dianalisis dan diinterpretasikan.
61
Tabel 24. Nilai AVE, composite reliability dan Alpha Cronbach Composite Cronbach Konstruk Nilai AVE Reliability Alpha Reaksi 0,619733 0,866223 0,794877 Pembelajaran 0,830476 0,936216 0,897775 Perilaku 0,768541 0,908700 0,849166 Hasil 0,819426 0,931480 0,888954 Self Concept 0,699326 0,874418 0,784105
Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap self concept pengajar BP memberikan nilai R-Square 0,679151. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa variabilitas konstruk skill dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk efektivitas pelatihan 67,91% dan sisanya (32,09%) dijelaskan oleh konstruk lain diluar penelitian. Berdasarkan Tabel 25, pengaruh efektivitas pelatihan terhadap self concept pengajar BP menunjukkan arah hubungan positif dan nyata, serta dapat diinterpretasikan bahwa semakin besar efektivitas pelatihan maka akan semakin meningkatkan self concept yang dimiliki oleh pengajar. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16. Tabel 25. Nilai koefisien, t-value dan R-Square efektivitas pelatihan terhadap self concept Konstruk Reaksi → self concept Pembelajaran → self concept Perilaku → self concept Hasil → self concept
Koefisien
t-value
0,253272
5,301793
0,253854
3,715459
0,424214
4,228600
0,101312
0,878988
R-Square
Interpretasi
0,679151
Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan tidak nyata
4.5.5 Pengaruh Efektivitas Pelatihan Terhadap Trait
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan software SmartPLS, diperoleh suatu model yang menggambarkan pengaruh efektivitas pelatihan terhadap trait. Sebelum hasil pengolahan dianalisis, dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terlebih dulu pada model pengukuran. Pada penelitian ini, indikator dianggap reliabel, jika memiliki loading factor di atas 0,50. Hasil output grafis model pengaruh efektivitas
pelatihan terhadap trait dapat dilihat pada Gambar 17.
62
Gambar 17. Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap trait Pada Gambar 11 diketahui bahwa nilai loading factor untuk indikator R3, R5, R6, R10, R13 dan PEM1 kurang dari 0,5. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka indikator-indikator tersebut dikeluarkan dari model karena tidak valid. Kemudian, model diestimasi ulang dengan hasil output grafis model pengukuran dapat dilihat pada Gambar 18. Pada Gambar tersebut, indikator-indikator yang tidak valid telah dikeluarkan dari model pengukuran. Setelah dilakukan estimasi ulang pada model pengukuran, nilai loading factor semua indikator berada di atas 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa syarat convergent validity telah terpenuhi. Hasil outer loading model pengukuran setelah estimasi ulang selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17.
63
Gambar 18. Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap trait (setelah estimasi ulang)
Setelah syarat convergent validity terpenuhi, maka dilakukan pengujian discriminant validity. Tabel cross loading untuk menguji discriminant validity dapat dilihat pada Lampiran 18. Tabel cross loading
menunjukkan bahwa korelasi antara konstruk reaksi, pembelajaran, perilaku, hasil dan trait dengan indikator-indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi antara indikator tersebut dengan konstruk lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi indikator pada bloknya lebih baik dengan indikator di blok lainnya dan syarat discriminant validity telah terpenuhi. Uji validitas lainnya adalah menilai validitas konstruk dengan melihat nilai AVE. Model dikatakan baik jika nilai AVE masing-masing konstruk nilainya lebih besar dari 0,5. Disamping uji validitas, dilakukan juga uji reliabilitas konstruk dengan menggunakan composite reliability dan Cronbach Alpha. Konstruk dinyatakan memiliki reliabilitas baik atau
64
reliabel, jika nilai composite reliability dan Cronbach Alpha di atas 0,70. Nilai AVE, composite reliability dan Cronbach Alpha konstruk reaksi, pembelajaran, perilaku, hasil dan trait dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Nilai AVE, composite reliability dan Alpha Cronbach Composite Cronbach Konstruk Nilai AVE Reliability Alpha Reaksi 0,390017 0,833975 0,777801 Pembelajaran 0,830367 0,936162 0,897775 Perilaku 0,765270 0,907217 0,849166 Hasil 0,818870 0,931203 0,888954 Trait 0,741844 0,895949 0,825505
Berdasarkan Tabel 26, diketahui nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,5, kecuali untuk konstruk reaksi dan model dapat dikatakan baik. Selain itu, diketahui nilai composite reliability dan Cronbach Alpha semua konstruk lebih besar dari 0,70, sehingga dapat
disimpulkan bahwa konstruk memiliki reliabilitas yang baik. Setelah model memenuhi asumsi convergent validity, discriminant validity, validitas konstruk dan reliabilitas konstruk, maka model dapat dianalisis dan diinterpretasikan. Tabel 27. Nilai koefisien, t-value dan R-Square efektivitas pelatihan terhadap trait Konstruk
Koefisien
t-value
Reaksi → trait
0,339342
4,655609
Pembelajaran → trait Perilaku → trait
0,439859
4,450606
0,134264
1,516881
Hasil → trait
0,129606
1,242813
R-Square
Interpretasi
0,758637
Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan tidak nyata Pengaruh positif dan tidak nyata
Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap trait pengajar BP memberikan
nilai
R-Square
sebesar
0,758637.
Hal
ini
dapat
diinterpretasikan bahwa variabilitas konstruk trait dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk efektivitas pelatihan 75,86% dan sisanya (24,14%) dijelaskan oleh konstruk lain diluar penelitian. Berdasarkan Tabel 27, pengaruh efektivitas pelatihan terhadap trait pengajar BP menunjukkan arah hubungan positif dan nyata serta dapat diinterpretasikan bahwa semakin
65
besar efektivitas pelatihan, maka akan semakin meningkatkan trait yang dimiliki oleh pengajar. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 19. 4.5.6 Pengaruh Efektivitas Pelatihan Terhadap Motive Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan software SmartPLS, diperoleh suatu model yang menggambarkan pengaruh efektivitas pelatihan terhadap motive. Sebelum hasil pengolahan dianalisis, dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terlebih dulu pada model pengukuran. Pada penelitian ini, indikator dianggap reliabel, jika memiliki loading factor di atas 0,50. Hasil output grafis model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap motive dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19. Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap motive Pada Gambar 19 diketahui bahwa nilai loading factor untuk indikator R3, R5, R6, R10, R13 dan PEM1 kurang dari 0,5. Berdasarkan penjelasan
66
tersebut, maka indikator-indikator tersebut dikeluarkan dari model, karena tidak valid. Kemudian, model diestimasi ulang dengan hasil output grafis model pengukuran dapat dilihat pada Gambar 20. Pada Gambar tersebut, indikator-indikator yang tidak valid telah dikeluarkan dari model pengukuran. Setelah dilakukan estimasi ulang pada model pengukuran, nilai loading factor semua indikator berada di atas 0,5. Hal ini menunjukkan
bahwa syarat convergent validity telah terpenuhi. Hasil outer loading model pengukuran setelah estimasi ulang selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20.
Gambar 20. Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap motive (setelah estimasi ulang)
Setelah syarat convergent validity terpenuhi, maka dilakukan pengujian discriminant validity. Tabel cross loading untuk menguji discriminant validity dapat dilihat pada Lampiran 21. Tabel cross loading
menunjukkan bahwa korelasi antara konstruk reaksi, pembelajaran, perilaku, hasil dan motive dengan indikator-indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi antara indikator tersebut dengan konstruk lainnya. Hal ini
67
menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi indikator pada bloknya lebih baik dengan indikator di blok lainnya dan syarat discriminant validity telah terpenuhi. Uji validitas lainnya adalah menilai validitas konstruk dengan melihat nilai AVE. Model dikatakan baik jika nilai AVE masing-masing konstruk nilainya lebih besar dari 0,5. Disamping uji validitas, dilakukan juga uji reliabilitas konstruk dengan menggunakan composite reliability dan Cronbach Alpha. Konstruk dinyatakan memiliki reliabilitas baik atau
reliabel, jika nilai composite reliability dan Cronbach Alpha di atas 0,70. Nilai AVE, composite reliability dan Cronbach Alpha konstruk reaksi, pembelajaran, perilaku, hasil dan motive dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28. Nilai AVE, composite reliability dan Alpha Cronbach Composite Cronbach Konstruk Nilai AVE Reliability Alpha Reaksi 0,391622 0,836031 0,777801 Pembelajaran 0,830660 0,936322 0,897775 Perilaku 0,768144 0,908551 0,849166 Hasil 0,817883 0,930755 0,888954 Motive 0,767353 0,908117 0,848406
Berdasarkan Tabel 28, diketahui nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,5, kecuali untuk konstruk reaksi dan model dapat dikatakan baik. Selain itu, diketahui nilai composite reliability dan Cronbach Alpha semua konstruk lebih besar dari 0,70, sehingga dapat
disimpulkan bahwa konstruk memiliki reliabilitas yang baik. Setelah model memenuhi asumsi convergent validity, discriminant validity, validitas konstruk dan reliabilitas konstruk, maka model dapat dianalisis dan diinterpretasikan. Model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap trait pengajar BP memberikan nilai R-Square 0,546156. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa variabilitas konstruk motive dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk efektivitas pelatihan 54,61% dan sisanya (45,39%) dijelaskan oleh konstruk lain diluar penelitian. Berdasarkan Tabel 29, pengaruh efektivitas pelatihan terhadap motive pengajar BP menunjukkan arah hubungan positif dan nyata, serta dapat diinterpretasikan bahwa semakin besar efektivitas pelatihan,
68
maka akan semakin meningkatkan motive yang dimiliki oleh pengajar. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22. Tabel 29. Nilai koefisien, t-value dan R-Square efektivitas pelatihan terhadap motive Konstruk Reaksi → motive
Koefisien
t-value
0,284676
4,182166
Pembelajaran → motive Perilaku → motive
0,218823
2,070215
0,247930
2,431380
Hasil → motive
0,155263
1,311262
R-Square
Interpretasi
0,546156
Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan nyata Pengaruh positif dan tidak nyata Pengaruh positif dan tidak nyata
4.6 Implikasi Manajerial
Implikasi manajerial yang disarankan kepada manajemen BP dalam meningkatkan efektivitas pelatihan dan peningkatan kompetensi pengajar adalah: 1. BP dapat mengukur efektivitas pelatihan pengajar BP yang telah dilaksanakan, dengan cara mengukur reaksi, pembelajaran, perilaku dan hasil pelatihan dilihat dari kepuasan pengajar terhadap pelatihan, nilai tambah apa yang didapat pengajar, bagaimana perubahan perilaku yang terjadi dan pencapaian hasil berdasarkan tujuan pelatihan tersebut. Hal ini bertujuan agar manajemen BP dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan untuk perbaikan dan peningkatan efektivitas pelatihan. Ada 2 (dua) strategi yang dapat dilakukan, yaitu membandingkan kompetensi pengajar sebelum dan sesudah pelatihan, atau membandingkan antara kompetensi pengajar yang melakukan pelatihan dengan kompetensi pengajar yang tidak mengikuti pelatihan. Salah satu ukuran evaluasi yang telah diterapkan oleh BP melalui latihan soal mandiri dapat dikembangkan menjadi desain evaluasi yang lebih komprehensif. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengevaluasi kompetensi pengajar tidak hanya setelah pelatihan, tetapi juga sebelum pelatihan agar dapat diketahui perubahan kompetensi yang diperoleh melalui pelatihan. 2. Manajemen BP dapat menyelenggarakan pelatihan-pelatihan sesuai dengan masing-masing bidang studi pengajar. Materi pelatihan yang dapat
69
diberikan, yaitu materi ajar dan materi lain yang dapat membantu pengajar dalam proses mengajar, misal materi mengenai kreatifitas dalam mengajar, psikologi anak dan pengelolaan kelas. Berdasarkan hasil pelatihan, indikator hasil merupakan indikator paling berpengaruh dalam mengukur efektivitas pelatihan, sehingga semakin besar hasil atau semakin baik hasil yang diperoleh dari pelatihan, maka semakin efektif pelatihan tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, manajemen BP dapat memperbanyak materi ajar dan pembaharuan materi, serta variasi soal-soal latihan yang diberikan kepada pengajar. Variasi trainer, atau tutor juga dapat dilakukan untuk mengurangi kebosanan pengajar. Sementara indikator-indikator yang perlu ditingkatkan antara lain waktu dan fasilitas pendukung pelatihan. Selain materi, trainer, waktu dan fasilitas pendukung, indikator yang juga penting untuk diperhatikan adalah komunikasi. Pelatihan dapat menjadi salah satu upaya untuk membangun komunikasi yang baik antara manajemen dan pengajar, komunikasi antar pengajar dan komunikasi antar pengajar dan siswa.
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan
a. Efektivitas pelatihan diukur berdasarkan 4 (empat) indikator, yaitu reaksi, pembelajaran, perilaku dan hasil. Dari hasil analisis deskriptif dapat disimpulkan bahwa persepsi pengajar terhadap pelaksanaan pelatihan pengajar BP sudah efektif. b. Tingkat kompetensi dibagi ke dalam 5 (lima) karakteristik, yaitu knowledge, skill, self concept, trait dan motive. Dari hasil analisis
deskriptif dapat disimpulkan bahwa persepsi pengajar terhadap tingkat kompetensi yang dimiliki pengajar BP setelah mengikuti pelatihan sudah baik. c. Dari hasil analisis PLS didapatkan bahwa : 1. Efektivitas pelatihan memiliki pengaruh yang positif dan nyata terhadap kompetensi pengajar. Indikator yang paling mencerminkan knowledge setelah pelatihan adalah pengajar semakin mengetahui
metode pengajaran efektif. Indikator yang paling mencerminkan skill setelah pelatihan adalah pengajar semakin mampu berkomunikasi dengan siswa. Indikator yang paling mencerminkan self concept setelah pelatihan adalah pengajar semakin memerhatikan persiapan mengajar agar dapat mengajar dengan baik. Indikator yang paling mencerminkan trait setelah pelatihan adalah pengajar menjadi lebih perhatian terhadap siswa dalam mengajar. Indikator yang paling mencerminkan motive setelah pelatihan adalah pengajar semakin berinisiatif untuk mengembangkan metode pengajaran. 2. Indikator yang paling dominan dalam mencerminkan efektivitas pelatihan hasil pelatihan berupa peningkatan kreativitas mengajar. Indikator reaksi yang paling mencerminkan reaksi kepuasan peserta pelatihan adalah alokasi waktu pelatihan. Indikator pembelajaran yang paling mencerminkan hasil belajar peserta dari pelatihan adalah pengajar semakin mengetahui metode pengajaran yang kreatif. Indikator yang paling mencerminkan perubahan perilaku peserta setelah pelatihan adalah melalui implementasi hasil pelatihan dengan
71
memberikan pengajaran optimal kepada siswa. Indikator hasil yang paling mencerminkan pencapaian pelatihan adalah peningkatan kreativitas mengajar. 2. Saran
a. Pihak perusahaan Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh efektivitas pelatihan terhadap kompetensi pengajar, maka strategi yang dilakukan BP untuk meningkatkan efektivitas pelatihan adalah : 1. Mengukur
efektivitas
pelatihan
dengan
mengukur
reaksi,
pembelajaran, perilaku dan hasil yang didapatkan secara berkala. 2. Menyelenggarakan pelatihan pengajar yang lebih komprehensif dengan materi pelatihan berupa materi pengajaran yang sesuai dengan bidang studi pengajar dan materi-materi yang menunjang pengajar dalam mengajar, seperti materi kreativitas dalam mengajar, psikologis anak dan pengelolaan kelas secara berkala. b. Untuk penelitian selanjutnya, perlu dilakukan analisis PLS tentang pengaruh
efektivitas
karakteristik responden.
pelatihan
terhadap
kompetensi
berdasarkan
DAFTAR PUSTAKA
Ainsworth, M, S. Neville, dan M. Anne. 2007. Managing Performance Managing People (Terjemahan). PT.Bhuana Ilmu Popular, Jakarta. Dessler, G. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia (Terjemahan). Indeks, Jakarta Ghozali, I. 2008. Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS). Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Handoko, T.H. 2007. Keunggulan Kompetitif Melalui Manajemen Sumber Daya Manusia. Amara Books, Yogyakarta. Haryo, 2011. Evaluasi Pelatihan WISE Leadership Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan Pada PT. Tirta Investama Depo Kawasan Jakarta Timur. Skripsi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Mangkuprawira, Tb.S. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Ghalia Indonesia, Jakarta. Mangkuprawira, Tb.S, dan A.V. Hubeis. 2007. Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia, Jakarta. Martin, A.D. 2007. Human Resource Kompetensi Model Tren Baru Revitalisasi Sumber Daya Manusia (Terjemahan). Amara Books, Yogyakarta. Nofrianti. 2009. Hubungan Pelatihan Mutu Produksi Bagian Quality Inspection dengan Kinerja Karyawan (Studi Kasus Departemen Quality Control PT Krama Yudha Ratu Motor, Jakarta). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Palan,
R. 2008. Competency Management (Terjemahan). Teknik Mengimplementasikan Manajemen SDM Berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Daya Saing Organisasi. PPM, Jakarta Pusat.
Prihadi, S.F. 2004. Assessment Centre, Identifikasi, Pengukuran Pengembangan Kompetensi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
dan
Rivai, V. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Simamora, H. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta.
73
Umar, H. 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. http://www.bintangpelajar.com/perusahaan.htm [20 September2011]
LAMPIRAN
75
Lampiran 1. Kuesioner penelitian EFEKTIVITAS PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGAJAR BINTANG PELAJAR
Yth, Bapak/Ibu Pengajar di Bintang Pelajar Kuesioner ini diberikan dalam rangka penelitian Diny Ayuningtyas pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Kuesioner ini hanya bertujuan untuk kepentingan penelitian dan tidak akan memengaruhi penilaian kinerja Bapak/Ibu. Jawaban yang Bapak/Ibu berikan sangat besar manfaatnya bagi pengembangan ilmu dan dapat menjadi masukan bagi Bintang Pelajar. Besar harapan saya untuk menerima kuesioner ini kembali dalam waktu singkat dan jika ada yang tidak jelas Bapak/Ibu dapat bertanya. Atas bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih. I. IDENTITAS RESPONDEN Nama Jenis kelamin Umur
: : a. Laki-laki b.Perempuan : a. <20 tahun b. 20-30 tahun c. 31-40 tahun d. 41-50 tahun e. > 50 tahun, sebutkan…… Pendidikan terakhir : a. SMA b. Diploma c. S1 d. S2 e. S3 Bidang studi yang diajarkan :………………………………………………….. Lama Bekerja di Bintang Pelajar : a. <1 tahun b. 1-2 tahun c. 2-4 tahun d. 4-5 tahun e. > 5 tahun, sebutkan…… II. PETUNJUK PENGISIAN Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner ini mempunyai 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu: STS TS N S SS
: Sangat Tidak Setuju (1) : Tidak Setuju (2) : Netral (3) : Setuju (4) : Sangat Setuju (5)
Berilah tanda silang (X) pada jawaban Bapak/Ibu langsung di lembar kuesioner.
76
Lanjutan Lampiran 1. III. EVALUASI PELATIHAN No
DAFTAR PERNYATAAN
2.
REAKSI Materi yang diberikan sesuai dengan tujuan pelatihan. Materi pengajaran yang diberikan sesuai dengan bidang studi yang diajar. Instruktur/pengajar menguasai materi pelatihan. Instruktur mampu mengkomunikasikan materi kepada peserta dengan baik. Instruktur melibatkan diskusi/partisipasi aktif peserta dalam pelatihan. Peserta diberikan tugas/latihan agar lebih mendalami materi pengajaran yang diberikan. Kondisi waktu pelatihan tidak mengganggu kegiatan kerja. Pelatihan berjalan tepat waktu. Waktu yang dialokasikan untuk pelatihan sudah efektif. Ukuran tempat/ruangan mampu menampung seluruh peserta pelatihan. Alat peraga/media presentasi yang digunakan saat menyampaikan materi membantu peserta dalam memahami isi materi. Modul/handout pelatihan membantu peserta dalam memahami materi yang disampaikan. Saya puas dengan konsumsi yang diberikan. PEMBELAJARAN Setelah mengikuti pelatihan, saya dapat memahami materi pengajaran untuk 2 bulan mendatang. Saya dapat mengetahui metode pengajaran efektif.
3.
Saya dapat mengetahui metode pengajaran kreatif.
4.
Saya menemukan solusi permasalahan mengajar.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9. 10. 11.
12. 13. 1.
1.
2. 3.
1.
2. 3.
PERILAKU Materi yang diberikan pada pelatihan telah saya implementasikan, dengan cara memberikan pengajaran secara optimal kapada siswa. Saya menjadi termotivasi untuk mengajar dengan baik. Saya menjadi berusaha memberikan kontribusi ilmu yang bermanfaat. HASIL Pelatihan telah meningkatkan produktivitas mengajar saya. Pelatihan telah meningkatkan kreativitas mengajar saya. Pelatihan telah meningkatkan mutu pengajaran saya.
1
Alternatif Jawaban 2 3 4
5
77
Lanjutan Lampiran 1. IV. KOMPETENSI PENGAJAR SETELAH MENGIKUTI PELATIHAN No 1. 2.
3.
1. 2. 3. 4.
1. 2.
3.
1. 2.
3. 1. 2. 3.
DAFTAR PERNYATAAN KNOWLEDGE Setelah mengikuti pelatihan, saya semakin memahami materi pengajaran yang akan diberikan kepada siswa. Saya semakin mengetahui metode pengajaran yang efektif. Saya semakin mengetahui cara menyampaikan materi kepada siswa. SKILL Melalui pelatihan, saya menjadi lebih mudah berkomunikasi dengan para siswa. Saya mampu memotivasi siswa untuk belajar. Saya mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa. Saya mampu membantu kesulitan siswa dalam memahami materi yang diajarkan. SELF CONCEPT Setelah mengikuti pelatihan, saya menjadi lebih percaya diri dalam mengajar. Saya menjadi lebih memerhatikan kesiapan mengajar, agar dapat mengajar dengan baik. Saya selalu mengevaluasi proses belajar, agar dapat lebih berkembang. TRAIT Setelah mengikuti pelatihan, saya lebih dapat mengontrol emosi ketika mengajar. Saya menjadi lebih perhatian kepada siswa dalam mengajar. Saya menjadi lebih disiplin dalam mengajar. MOTIVE Melalui pelatihan, saya semakin terdorong untuk membimbing siswa dalam mengajar. Saya semakin bersemangat untuk mengajar. Saya semakin berinsiatif untuk mengembangkan metode pengajaran.
1
Alternatif Jawaban 2 3 4
5
78
Lanjutan Lampiran 1. V. TANGGAPAN DAN HARAPAN PENGAJAR
1. Menurut penilaian dan perkiraan anda, sampai saat anda mengisi kuesioner ini, seberapa besar sasaran/target pelatihan yang telah tercapai? 90%-100% 70%-90% 50%-70% 30%-50% <30%, sebutkan…… a. Menurut anda faktor apakah yang paling mendukung pencapaian target tersebut ? …………………………………………………………………...……...….. ………………………………………………………………….................... ........................................................................................................................ b. Menurut anda faktor apakah yang paling menghambat pencapaian target tersebut ? ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 2. Menurut anda, dengan kapasitas, jabatan, serta tanggungjawab anda saat ini, pelatihan apakah yang anda butuhkan ? a. ………………………………………………………………………… b. ………………………………………………………………………… c. ………………………………………………………………………… d. …………………………………………………………………………
Lampiran 2. Uji validitas Knowledge
Skill
Self Concept
Trait
Motive
No observasi
1
2
3
1
2
3
4
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5
4 3 4 3 4 5 5 3 3 4 4 4 3 4 4 3 2 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 2
4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2
4 3 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2
4 3 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2
4 4 4 4 4 3 5 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
4 3 4 4 4 5 5 5 3 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 4 3 2 4 4 3 4
4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3
4 3 4 4 4 5 5 4 3 3 3 4 4 4 5 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 4 3 4 4 5 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2
4 3 4 3 4 5 5 3 3 3 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3
4 3 4 4 4 5 5 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2
4 3 4 4 4 5 5 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 4 3 4 5 5 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4
Total
Ratarata
63 54 64 58 64 74 80 59 49 60 61 63 62 60 63 51 48 47 62 63 48 60 64 51 64 64 69 64 63 59 57 64 64 51 50
3.9375 3.375 4 3.625 4 4.625 5 3.6875 3.0625 3.75 3.8125 3.9375 3.875 3.75 3.9375 3.1875 3 2.9375 3.875 3.9375 3 3.75 4 3.1875 4 4 4.3125 4 3.9375 3.6875 3.5625 4 4 3.1875 3.125
79
79
Lanjutan Lampiran 2. No observasi 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 Pearson
1 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5
Knowledge 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5
3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5
Skill
0.636
0.808
0.785
1 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 0.81
Self Concept 2 4 5 4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5
2 3 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5
3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5
1 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5
0.806
0.617
0.794
0.733
0.817
3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 5
1 3 5 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5
Trait 2 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5
3 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5
1 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 3 5
Motive 2 3 5 4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 5 4 5 3 5
3 4 5 4 3 2 3 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5
0.695
0.758
0.849
0.816
0.777
0.779
0.786
Rtabel 5%
0.273
0.273
0.273
0.273
0.273
0.273
0.273
0.273
0.273
0.273
0.273
0.273
0.273
0.273
0.273
0.273
Validitas
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Total
59 73 61 58 58 52 60 63 70 64 64 62 66 57 80 61 80
Ratarata 3.6875 4.5625 3.8125 3.625 3.625 3.25 3.75 3.9375 4.375 4 4 3.875 4.125 3.5625 5 3.8125 5
80
80
Lanjutan Lampiran 2. No observasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
3 3 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 4 4 4 4
4 3 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 3 4 4 4 4
5 5 4 4 3 4 5 5 5 4 5 4 3 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
6 5 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Reaksi 7 3 4 4 3 4 5 5 3 3 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4
8 3 4 3 3 4 5 5 3 3 4 3 4 3 5 3 2 3 4 4 4 3 5 4 3 4 2 4 4 4 3 4 5 4 3 2 4 5 4 4 4
9 3 4 4 3 4 4 5 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 2 4 5 4 4 4
10 3 4 4 3 4 5 5 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4
11 3 4 3 3 4 5 5 4 3 3 4 4 4 5 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 2 5 4 4 2 3 4 3 4 4
12 3 4 4 3 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
13 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 5 3 4 2
1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
Pembelajaran 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 5 5 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 3 3 4 4 4 2
4 4 4 4 3 4 4 5 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 2
1 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3
Perilaku 2 4 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 5 2 4 3 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
3 4 4 4 3 4 5 5 5 4 5 4 3 4 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
1 4 3 4 3 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 2
Hasil 2 4 3 4 3 4 5 5 5 4 5 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4 3 2 3 4 3 4 2
3 4 4 4 3 4 5 5 5 4 5 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 2 4 4 3 3 4
Total 85 88 90 69 91 103 113 92 84 88 88 86 87 94 93 77 79 76 90 92 75 94 90 79 91 83 97 87 88 88 79 93 96 85 73 85 100 86 90 81
81
81
Ratarata 3.7 3.83 3.91 3 3.96 4.48 4.91 4 3.65 3.83 3.83 3.74 3.78 4.09 4.04 3.35 3.43 3.3 3.91 4 3.26 4.09 3.91 3.43 3.96 3.61 4.22 3.78 3.83 3.83 3.43 4.04 4.17 3.7 3.17 3.7 4.35 3.74 3.91 3.52
Lanjutan Lampiran 2. No observasi 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 Pearson Rtabel 5% Validitas
1 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 0.45 0.27 Valid
2 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 0.45 0.27
3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 0.44 0.27
4 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 0.49 0.27
5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 0.46 0.27
6 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 0.3 0.27
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Reaksi 7 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 5 0.55 0.27 Valid
8 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 0.57 0.27
9 2 2 3 4 4 3 4 4 3 4 2 5 0.63 0.27
10 3 4 4 5 4 4 2 3 2 4 2 2 0.34 0.27
11 3 4 3 5 4 3 4 3 3 4 2 2 0.54 0.27
12 4 5 4 4 4 4 4 3 3 5 4 5 0.52 0.27
13 4 3 2 4 4 2 2 3 3 4 4 5 0.35 0.27
1 4 2 3 3 4 3 4 4 4 5 3 5 0.47 0.27
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Pembelajaran 2 3 3 3 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 0.7 0.72 0.27 0.27 Valid
Valid
4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 5 4 5 0.69 0.27
1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 0.7 0.27
Valid
Valid
Perilaku 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 0.75 0.27 Valid
3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 0.59 0.27
1 3 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 0.74 0.27
Hasil 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 0.75 0.27
3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 0.67 0.27
Valid
Valid
Valid
Valid
Total 76 90 85 94 92 85 88 92 83 103 83 106
82
82
Ratarata 3.3 3.91 3.7 4.09 4 3.7 3.83 4 3.61 4.48 3.61 4.61
83
Lampiran 3. Uji reliabilitas Uji Reliabilitas Efektivitas Pelatihan Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded (a) Total
52
% 100,0
0
,0
52
100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,900
N of Items 23
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
VAR00001
4,0962
,40871
52
VAR00002
4,1923
,44451
52
VAR00003
4,0577
,50151
52
VAR00004
3,9038
,60260
52
VAR00005
4,0962
,53356
52
VAR00006
4,0769
,47881
52
VAR00007
3,9038
,66449
52
VAR00008
3,6538
,78926
52
VAR00009
3,5577
,77746
52
VAR00010
3,7692
,75707
52
VAR00011
3,5769
,77576
52
VAR00012
3,8846
,58255
52
VAR00013
3,3846
,71822
52
VAR00014
3,7115
,66676
52
VAR00015
3,7115
,69555
52
VAR00016
3,6154
,79592
52
VAR00017
3,6538
,68269
52
VAR00018
3,8846
,54786
52
VAR00019
4,0385
,59282
52
VAR00020
4,1346
,52502
52
VAR00021
3,7115
,69555
52
VAR00022
3,6731
,75980
52
VAR00023
3,8269
,67798
52
84
Lanjutan Lampiran 3. Uji Reliabilitas Kompetensi Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded (a) Total
52
% 100,0
0
,0
52
100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,952
16
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
VAR00001
3,9038
,56913
52
VAR00002
3,6538
,73790
52
VAR00003
3,8077
,65794
52
VAR00004
3,7692
,61406
52
VAR00005
3,7115
,66676
52
VAR00006
3,8077
,52537
52
VAR00007
3,9231
,43594
52
VAR00008
3,8462
,66817
52
VAR00009
4,0000
,52394
52
VAR00010
3,9423
,57440
52
VAR00011
3,5769
,77576
52
VAR00012
3,8654
,65765
52
VAR00013
3,7885
,63667
52
VAR00014
3,8846
,58255
52
VAR00015
3,8462
,63815
52
VAR00016
3,9231
,68158
52
85
Lampiran 4. Struktur organisasi BP Pimpinan
Direktur
Manajer
M Keu
GM
M
M BDv
M OPR
M Mark
M SDM
M REG Ko Litbang
Ass.
Supervisor
Staff
Account
Finance
Ko Guru
Ko QC
GL
Adm
Sekret
Kpl. Cbg
Bikon
Ass.KQ
QC
GT/GK
As.QC
Adm Opr
FL-
Marketing Executive
Ko.
IT
Log,Mnt
Markom
Tech. Support
Rekrutme
PSDM
Kepegawaia
Adm
FL-RC
Ket: Non Staff
Setter
OB
SATPA M
Garis struktural Garis Fungsional
86
86
Lampiran 5. Outer loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap kompetensi
EFEKTIVITAS PELATIHAN KOMPETENSI HAS1
0.776730
HAS2
0.846856
HAS3
0.774044
KNO1
0.625339
KNO2
0.812600
KNO3
0.793747
MOT1
0.767516
MOT2
0.774206
MOT3
0.783912
PEM2
0.779869
PEM3
0.796694
PEM4
0.750167
PER1
0.726071
PER2
0.704193
PER3
0.606628
R11
0.503939
R8
0.527886
R9
0.602873
SEL1
0.730784
SEL2
0.822129
SEL3
0.691758
SKL1
0.818904
SKL2
0.804930
SKL3
0.610150
SKL4
0.800190
TRA1
0.754300
TRA2
0.850438
TRA3
0.820972
87
Lampiran 6. Cross Loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap kompetensi EFEKTIVITAS PELATIHAN KOMPETENSI
HAS1
0.776730
0.714419
HAS2
0.846856
0.675234
HAS3
0.774044
0.608012
KNO1 0.556586
0.625339
KNO2 0.816546
0.812600
KNO3 0.776471
0.793747
MOT1 0.520150
0.767516
MOT2 0.651128
0.774206
MOT3 0.681158
0.783912
PEM2
0.779869
0.741705
PEM3
0.796694
0.738330
PEM4
0.750167
0.646461
PER1
0.726071
0.656705
PER2
0.704193
0.629186
PER3
0.606628
0.509229
R11
0.503939
0.380778
R8
0.527886
0.458499
R9
0.602873
0.597329
SEL1
0.695930
0.730784
SEL2
0.725215
0.822129
SEL3
0.570441
0.691758
SKL1
0.726433
0.818904
SKL2
0.665623
0.804930
SKL3
0.454634
0.610150
SKL4
0.687287
0.800190
TRA1
0.752130
0.754300
TRA2
0.741419
0.850438
TRA3
0.675826
0.820972
88
Lampiran 7. Bootsrapping model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap kompetensi
Total Effect Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
t Statistics (|O/STERR|)
0.881605
0.886642
0.022198
0.022198
39.714850
EFEKTIVITAS PELATIHAN -> KOMPETENSI
Outer Weights Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
t Statistics (|O/STERR|)
HAS1 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.135517
0.134722
0.008257
0.008257
16.412047
HAS2 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.128084
0.127882
0.007174
0.007174
17.854906
HAS3 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.115333
0.117827
0.007561
0.007561
15.253480
KNO1 <- KOMPETENSI
0.067259
0.068238
0.011996
0.011996
5.606573
KNO2 <- KOMPETENSI
0.098673
0.097152
0.007956
0.007956
12.403031
KNO3 <- KOMPETENSI
0.093830
0.093029
0.006601
0.006601
14.215353
MOT1 <- KOMPETENSI
0.062856
0.063067
0.006668
0.006668
9.426588
MOT2 <- KOMPETENSI
0.078683
0.078843
0.005150
0.005150
15.277785
MOT3 <- KOMPETENSI
0.082312
0.081916
0.004568
0.004568
18.019366
PEM2 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.140693
0.140114
0.009040
0.009040
15.562606
0.140053
0.137814
0.009200
0.009200
15.223063
PEM4 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.122626
0.121772
0.010255
0.010255
11.957917
PER1 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.124569
0.121020
0.011110
0.011110
11.212133
PER2 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.119349
0.116810
0.009997
0.009997
11.938458
PER3 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.096595
0.094226
0.013209
0.013209
7.312831
R11 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.072229
0.071457
0.022753
0.022753
3.174451
R8 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.086972
0.088548
0.015039
0.015039
5.782951
R9 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.113306
0.116671
0.011493
0.011493
9.858630
SEL1 <- KOMPETENSI
0.084097
0.082879
0.005241
0.005241
16.046650
SEL2 <- KOMPETENSI
0.087636
0.087383
0.006204
0.006204
14.126040
SEL3 <- KOMPETENSI
0.068933
0.068501
0.004470
0.004470
15.422234
SKL1 <- KOMPETENSI
0.087783
0.087036
0.006234
0.006234
14.082200
PEM3 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
89
Lanjutan Lampiran 7. Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
t Statistics (|O/STERR|)
SKL2 <- KOMPETENSI
0.080435
0.080193
0.006473
0.006473
12.425362
SKL3 <- KOMPETENSI
0.054939
0.054133
0.009430
0.009430
5.825850
SKL4 <- KOMPETENSI
0.083053
0.081109
0.005695
0.005695
14.583032
TRA1 <- KOMPETENSI
0.090888
0.088732
0.005622
0.005622
16.165290
TRA2 <- KOMPETENSI
0.089594
0.089488
0.006294
0.006294
14.235205
TRA3 <- KOMPETENSI
0.081668
0.082143
0.005735
0.005735
14.240789
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
t Statistics (|O/STERR|)
HAS1 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.776730
0.777160
0.036244
0.036244
21.430297
HAS2 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.846856
0.841792
0.023512
0.023512
36.018662
HAS3 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.774044
0.777840
0.034927
0.034927
22.161483
KNO1 <- KOMPETENSI
0.625339
0.638084
0.094276
0.094276
6.633045
KNO2 <- KOMPETENSI
0.812600
0.813802
0.028698
0.028698
28.315202
Outer loadings
KNO3 <- KOMPETENSI
0.793747
0.798811
0.038165
0.038165
20.797509
MOT1 <- KOMPETENSI
0.767516
0.770447
0.051209
0.051209
14.987861
MOT2 <- KOMPETENSI
0.774206
0.775968
0.041278
0.041278
18.755845
MOT3 <- KOMPETENSI
0.783912
0.789230
0.041343
0.041343
18.961301
PEM2 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.779869
0.778715
0.040856
0.040856
19.088065
PEM3 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.796694
0.791066
0.033926
0.033926
23.483019
PEM4 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.750167
0.747336
0.038960
0.038960
19.254970
PER1 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.726071
0.716180
0.069850
0.069850
10.394694
PER2 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.704193
0.708362
0.044010
0.044010
16.000900
PER3 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.606628
0.595920
0.088155
0.088155
6.881382
R11 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.503939
0.495373
0.123586
0.123586
4.077639
R8 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.527886
0.536118
0.079143
0.079143
6.669985
R9 <- EFEKTIVITAS PELATIHAN
0.602873
0.626564
0.055439
0.055439
10.874611
SEL1 <- KOMPETENSI
0.730784
0.741172
0.040477
0.040477
18.054189
SEL2 <- KOMPETENSI
0.822129
0.828994
0.029561
0.029561
27.811450
90
Lanjutan Lampiran 7. Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
t Statistics (|O/STERR|)
SEL3 <- KOMPETENSI
0.691758
0.696254
0.058766
0.058766
11.771456
SKL1 <- KOMPETENSI
0.818904
0.822755
0.028674
0.028674
28.558677
SKL2 <- KOMPETENSI
0.804930
0.806196
0.036300
0.036300
22.174508
SKL3 <- KOMPETENSI
0.610150
0.599822
0.103786
0.103786
5.878950
SKL4 <- KOMPETENSI
0.800190
0.788433
0.057577
0.057577
13.897677
TRA1 <- KOMPETENSI
0.754300
0.750320
0.044826
0.044826
16.827400
TRA2 <- KOMPETENSI
0.850438
0.857302
0.028134
0.028134
30.227897
TRA3 <- KOMPETENSI
0.820972
0.837002
0.029429
0.029429
27.897178
91
Lampiran 8. Outer loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap knowledge HASIL KNOWLEDGE PEMBELAJARAN PERILAKU REAKSI
HAS1
0.887114
HAS2
0.955693
HAS3
0.870667
KNO1
0.719407
KNO2
0.921725
KNO3
0.825830
PEM2
0.910271
PEM3
0.948532
PEM4
0.874296
PER1
0.856247
PER2
0.903659
PER3
0.866434
R1
0.557861
R11
0.607838
R12
0.563427
R2
0.600585
R4
0.560452
R7
0.718787
R8
0.659325
R9
0.690479
92
Lampiran 9. Cross Loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap knowledge HASIL KNOWLEDGE PEMBELAJARAN PERILAKU REAKSI
HAS1
0.887114 0.651857
0.533653
0.598602
0.516778
HAS2
0.955693 0.748793
0.630933
0.655635
0.420626
HAS3
0.870667 0.679724
0.626792
0.499679
0.388569
KNO1 0.465049 0.719407
0.552403
0.487234
0.453734
KNO2 0.687279 0.921725
0.815031
0.535654
0.550984
KNO3 0.724070 0.825830
0.656464
0.567764
0.566504
PEM2 0.588090 0.768954
0.910271
0.431001
0.569356
PEM3 0.627476 0.789078
0.948532
0.437608
0.537207
PEM4 0.592192 0.697146
0.874296
0.462344
0.484229
PER1
0.559010 0.594910
0.556040
0.856247
0.480191
PER2
0.573399 0.613090
0.400612
0.903659
0.568294
PER3
0.570652 0.445635
0.285627
0.866434
0.300645
R1
0.245064 0.209850
0.293973
0.254087
0.557861
R11
0.336669 0.374824
0.440426
0.233736
0.607838
R12
0.315443 0.473657
0.355096
0.452660
0.563427
R2
0.223046 0.277269
0.358893
0.203420
0.600585
R4
0.234220 0.391122
0.324985
0.373314
0.560452
R7
0.167917 0.340915
0.282133
0.376871
0.718787
R8
0.394479 0.426207
0.323338
0.313217
0.659325
R9
0.403289 0.503432
0.466526
0.341161
0.690479
93
Lampiran 10. Bootsrapping model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap knowledge
Total Effects Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
t Statistics (|O/STERR|)
HASIL -> KNOWLEDGE
0.283454
0.307343
0.088479
0.088479
3.203634
PEMBELAJARAN -> KNOWLEDGE
0.487702
0.485461
0.076444
0.076444
6.379853
PERILAKU -> KNOWLEDGE
0.148442
0.121393
0.080245
0.080245
1.849862
REAKSI -> KNOWLEDGE
0.135445
0.138277
0.052614
0.052614
2.574314
Outer Weights Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
t Statistics (|O/STERR|)
HAS1 <- HASIL
0.345685
0.346709
0.017317
0.017317
19.961913
HAS2 <- HASIL
0.397090
0.396134
0.017501
0.017501
22.689379
HAS3 <- HASIL
0.360462
0.361081
0.018360
0.018360
19.632816
KNO1 <- KNOWLEDGE
0.326272
0.312999
0.050156
0.050156
6.505171
KNO2 <- KNOWLEDGE
0.455215
0.457335
0.039476
0.039476
11.531547
KNO3 <- KNOWLEDGE
0.418602
0.424567
0.039227
0.039227
10.671168
PEM2
0.373653
0.379800
0.014165
0.014165
26.378249
PEM3
0.383432
0.387732
0.013479
0.013479
28.447342
PEM4
0.338760
0.337036
0.016521
0.016521
20.504364
PER1 <- PERILAKU
0.410416
0.407879
0.037728
0.037728
10.878387
PER2 <- PERILAKU
0.422959
0.436327
0.043485
0.043485
9.726584
PER3 <- PERILAKU
0.307435
0.304043
0.031829
0.031829
9.658995
R1 <- REAKSI
0.112150
0.098506
0.042023
0.042023
2.668750
R11 <- REAKSI
0.200316
0.208027
0.073617
0.073617
2.721043
R12 <- REAKSI
0.253135
0.246916
0.066573
0.066573
3.802374
R2 <- REAKSI
0.148180
0.135500
0.027713
0.027713
5.346931
R4 <- REAKSI
0.209026
0.197434
0.055259
0.055259
3.782691
R7 <- REAKSI
0.182194
0.180767
0.037715
0.037715
4.830805
R8 <- REAKSI
0.227776
0.235590
0.043789
0.043789
5.201684
R9 <- REAKSI
0.269048
0.269643
0.043858
0.043858
6.134491
94
Lanjutan Lampiran 10. Outer Loadings Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
HAS1 <- HASIL
0.887114
0.891253
0.038961
0.038961
22.769234
HAS2 <- HASIL
0.955693
0.954551
0.007849
0.007849
121.755549
HAS3 <- HASIL
0.870667
0.865362
0.028685
0.028685
30.352903
KNO1
0.719407
0.691609
0.126001
0.126001
5.709512
KNO2
0.921725
0.924342
0.016812
0.016812
54.825503
KNO3
0.825830
0.833463
0.044845
0.044845
18.415352
PEM2
0.910271
0.902554
0.027831
0.027831
32.707408
PEM3
0.948532
0.943895
0.011406
0.011406
83.163627
PEM4
0.874296
0.863822
0.030812
0.030812
28.375595
PER1 <- PERILAKU
0.856247
0.848612
0.031505
0.031505
27.178502
t Statistics (|O/STERR|)
PER2 <- PERILAKU
0.903659
0.902281
0.020240
0.020240
44.646596
PER3 <- PERILAKU
0.866434
0.852313
0.047369
0.047369
18.291205
R1 <- REAKSI
0.557861
0.517911
0.100768
0.100768
5.536119
R11 <- REAKSI
0.607838
0.619442
0.142351
0.142351
4.269999
R12 <- REAKSI
0.563427
0.551192
0.093266
0.093266
6.041059
R2 <- REAKSI
0.600585
0.556352
0.089371
0.089371
6.720156
R4 <- REAKSI
0.560452
0.527881
0.122218
0.122218
4.585661
R7 <- REAKSI
0.718787
0.717486
0.075513
0.075513
9.518766
R8 <- REAKSI
0.659325
0.666971
0.101249
0.101249
6.511928
R9 <- REAKSI
0.690479
0.688636
0.074888
0.074888
9.220158
95
Lampiran 11. Outer loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap skill
HASIL HAS1
0.911813
HAS2
0.953782
HAS3
0.844456
PEMBELAJARAN
PEM2
0.916862
PEM3
0.948825
PEM4
0.866237
PERILAKU
PER1
0.870943
PER2
0.888941
PER3
0.865160
REAKSI
R1
0.600922
R11
0.568887
R12
0.607048
R2
0.634238
R4
0.586114
R7
0.687753
R8
0.621937
R9
0.661880
SKILL
SKL1
0.853738
SKL2
0.870958
SKL3
0.770969
SKL4
0.893789
96
Lampiran 12. Cross Loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap skill
HASIL
PEMBELAJARAN
PERILAKU
REAKSI
SKILL
HAS1
0.911813
0.531945
0.598070
0.525919
0.674114
HAS2
0.953782
0.629277
0.658876
0.418771
0.599630
HAS3
0.844456
0.628327
0.497726
0.383629
0.489647
PEM2
0.574246
0.916862
0.434940
0.570219
0.653549
PEM3
0.625412
0.948825
0.442656
0.537644
0.632077
PEM4
0.586581
0.866237
0.467565
0.485674
0.525637
PER1
0.565241
0.554615
0.870943
0.491521
0.602741
PER2
0.577900
0.400006
0.888941
0.566110
0.511118
PER3
0.567252
0.284868
0.865160
0.308675
0.427962
R1
0.253479
0.294708
0.254264
0.600922
0.274139
R11
0.329007
0.442350
0.231543
0.568887
0.314776
R12
0.329020
0.356055
0.453738
0.607048
0.561562
R2
0.236100
0.358959
0.204538
0.634238
0.299618
R4
0.246708
0.323829
0.366689
0.586114
0.384184
R7
0.172191
0.282093
0.369206
0.687753
0.288442
R8
0.401258
0.324559
0.304901
0.621937
0.378414
R9
0.398880
0.468551
0.340472
0.661880
0.505141
SKL1
0.690487
0.612378
0.518834
0.555079
0.853738
SKL2
0.590648
0.533138
0.550791
0.605182
0.870958
SKL3
0.304571
0.428420
0.442537
0.454676
0.770969
SKL4
0.582195
0.657788
0.511134
0.565405
0.893789
97
Lampiran 13. Bootsrapping model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap skill
Total Effects Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
t Statistics (|O/STERR|)
HASIL -> SKILL
0.239336
0.261666
0.096937
0.096937
2.468974
PEMBELAJARAN -> SKILL
0.263055
0.253863
0.103174
0.103174
2.549628
PERILAKU -> SKILL
0.160005
0.150180
0.073171
0.073171
2.186744
REAKSI -> SKILL
0.289294
0.291742
0.066483
0.066483
4.351386
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
t Statistics (|O/STERR|)
HAS1 <- HASIL
0.421304
0.417274
0.034178
0.034178
12.326586
HAS2 <- HASIL
0.374753
0.370619
0.015698
0.015698
23.872476
HAS3 <- HASIL
0.306016
0.313054
0.036692
0.036692
8.340026
PEM2
0.395068
0.398677
0.031442
0.031442
12.565002
PEM3
0.382088
0.378175
0.018737
0.018737
20.392361
PEM4
0.317746
0.319135
0.022996
0.022996
13.817416
PER1 <- PERILAKU
0.446620
0.437363
0.034376
0.034376
12.992034
PER2 <- PERILAKU
0.378729
0.382678
0.025417
0.025417
14.900309
PER3 <- PERILAKU
0.317112
0.321191
0.025554
0.025554
12.409287
R1 <- REAKSI
0.146757
0.136509
0.035955
0.035955
4.081681
R11 <- REAKSI
0.168511
0.176585
0.055798
0.055798
3.020036
R12 <- REAKSI
0.300626
0.294177
0.055058
0.055058
5.460127
R2 <- REAKSI
0.160397
0.151721
0.028346
0.028346
5.658529
R4 <- REAKSI
0.205668
0.189181
0.050069
0.050069
4.107696
R7 <- REAKSI
0.154414
0.145320
0.033360
0.033360
4.628738
R8 <- REAKSI
0.202580
0.207886
0.049791
0.049791
4.068639
R9 <- REAKSI
0.270421
0.268701
0.039443
0.039443
6.855954
SKL1 <- SKILL
0.324077
0.322054
0.026811
0.026811
12.087684
SKL2 <- SKILL
0.309787
0.309505
0.024567
0.024567
12.609978
SKL3 <- SKILL
0.220585
0.218312
0.034563
0.034563
6.382114
SKL4 <- SKILL
0.317130
0.313682
0.018469
0.018469
17.170704
Outer Weights
\
98
Lanjutan Lampiran 13.
Outer Loadings Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
t Statistics (|O/STERR|)
HAS1 <- HASIL
0.911813
0.913192
0.017901
0.017901
50.936015
HAS2 <- HASIL
0.953782
0.953934
0.012084
0.012084
78.929370
HAS3 <- HASIL
0.844456
0.847615
0.035821
0.035821
23.574383
PEM2
0.916862
0.917301
0.022540
0.022540
40.677235
PEM3
0.948825
0.947825
0.010100
0.010100
93.942453
PEM4
0.866237
0.864757
0.030740
0.030740
28.179336
PER1 <- PERILAKU
0.870943
0.868734
0.023884
0.023884
36.465197
PER2 <- PERILAKU
0.888941
0.891630
0.026047
0.026047
34.128235
PER3 <- PERILAKU
0.865160
0.867158
0.037590
0.037590
23.015713
R1 <- REAKSI
0.600922
0.586736
0.105549
0.105549
5.693296
R11 <- REAKSI
0.568887
0.575832
0.130955
0.130955
4.344157
R12 <- REAKSI
0.607048
0.614748
0.081942
0.081942
7.408259
R2 <- REAKSI
0.634238
0.618902
0.097303
0.097303
6.518188
R4 <- REAKSI
0.586114
0.575939
0.125203
0.125203
4.681318
R7 <- REAKSI
0.687753
0.678090
0.066976
0.066976
10.268680
R8 <- REAKSI
0.621937
0.627673
0.105912
0.105912
5.872188
R9 <- REAKSI
0.661880
0.664586
0.102025
0.102025
6.487450
SKL1 <- SKILL
0.853738
0.862404
0.028735
0.028735
29.711169
SKL2 <- SKILL
0.870958
0.875248
0.029512
0.029512
29.511654
SKL3 <- SKILL
0.770969
0.768939
0.074110
0.074110
10.403029
SKL4 <- SKILL
0.893789
0.895933
0.034672
0.034672
25.778184
99
Lampiran 14. Outer loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap self concept
HASIL PEMBELAJARAN PERILAKU REAKSI SELF CONCEPT HAS1 0.892993
HAS2 0.951074 HAS3 0.869656 PEM2
0.917172
PEM3
0.946938
PEM4
0.868063
PER1
0.842761
PER2
0.903986
PER3
0.882147
R11
0.696920
R7
0.825420
R8
0.752298
R9
0.863693
SEL1
0.783109
SEL2
0.874012
SEL3
0.849011
100
Lampiran 15. Cross Loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap self concept HASIL PEMBELAJARAN PERILAKU REAKSI SELF CONCEPT
HAS1 0.892993
0.531441
0.596105
0.375842
0.596174
HAS2 0.951074
0.628783
0.653483
0.355002
0.573718
HAS3 0.869656
0.629457
0.504607
0.383854
0.584469
PEM2 0.587714
0.917172
0.423004
0.488023
0.639330
PEM3 0.625600
0.946938
0.425786
0.426834
0.591592
PEM4 0.591005
0.868063
0.453995
0.393324
0.519420
PER1 0.556114
0.554742
0.842761
0.344031
0.617669
PER2 0.574118
0.400337
0.903986
0.459988
0.670913
PER3 0.569644
0.285865
0.882147
0.227143
0.574966
R11
0.335135
0.441402
0.230285
0.696920
0.375424
R7
0.170203
0.282884
0.370867
0.825420
0.481388
R8
0.398073
0.325493
0.308113
0.752298
0.398732
R9
0.404473
0.468892
0.334749
0.863693
0.560792
SEL1 0.647345
0.650422
0.532322
0.319899
0.783109
SEL2 0.603953
0.549475
0.615440
0.619275
0.874012
SEL3 0.365768
0.416849
0.635156
0.513810
0.849011
101
Lampiran 16. Bootsrapping model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap self concept
Total Effects Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
t Statistics (|O/STERR|)
HASIL -> SELF CONCEPT
0.101312
0.114741
0.115259
0.115259
0.878988
PEMBELAJARAN -> SELF CONCEPT
0.253854
0.253623
0.068324
0.068324
3.715459
PERILAKU -> SELF CONCEPT
0.424214
0.417565
0.100320
0.100320
4.228600
REAKSI -> SELF CONCEPT
0.253272
0.255484
0.047771
0.047771
5.301793
Outer Weights Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
t Statistics (|O/STERR|)
HAS1 <- HASIL
0.375823
0.379459
0.019140
0.019140
19.634996
HAS2 <- HASIL
0.361667
0.362242
0.016301
0.016301
22.187466
HAS3 <- HASIL
0.368445
0.366424
0.019019
0.019019
19.372156
PEM2
0.400215
0.406485
0.025182
0.025182
15.893156
PEM3
0.370332
0.371201
0.014933
0.014933
24.798826
PEM4
0.325152
0.320997
0.020600
0.020600
15.784224
PER1
0.377953
0.376062
0.024193
0.024193
15.622591
PER2
0.410533
0.415548
0.032105
0.032105
12.787195
PER3
0.351823
0.350459
0.026478
0.026478
13.287308
R11 <- REAKSI
0.260114
0.258465
0.052235
0.052235
4.979671
R7 <- REAKSI
0.333532
0.330078
0.045458
0.045458
7.337168
R8 <- REAKSI
0.276263
0.273293
0.032119
0.032119
8.601197
R9 <- REAKSI
0.388547
0.393344
0.044736
0.044736
8.685313
SEL1 <- SELF CONCEPT
0.377972
0.377175
0.029113
0.029113
12.982910
SEL2 <- SELF CONCEPT
0.434971
0.438798
0.031909
0.031909
13.631601
SEL3 <- SELF CONCEPT
0.381428
0.381207
0.022235
0.022235
17.154335
102
Lanjutan Lampiran 16.
Outer Loadings Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
t Statistics (|O/STERR|)
HAS1 <- HASIL
0.892993
0.892318
0.032920
0.032920
27.126395
HAS2 <- HASIL
0.951074
0.951369
0.011789
0.011789
80.677486
HAS3 <- HASIL
0.869656
0.864630
0.031522
0.031522
27.589301
PEM2
0.917172
0.915992
0.022974
0.022974
39.921681
PEM3
0.946938
0.945893
0.011531
0.011531
82.120360
PEM4
0.868063
0.861517
0.038289
0.038289
22.671320
PER1
0.842761
0.841764
0.035757
0.035757
23.568905
PER2
0.903986
0.905713
0.019163
0.019163
47.174235
PER3
0.882147
0.874044
0.036811
0.036811
23.964106
R11 <- REAKSI
0.696920
0.687855
0.074098
0.074098
9.405367
R7 <- REAKSI
0.825420
0.832272
0.034952
0.034952
23.616102
R8 <- REAKSI
0.752298
0.738808
0.074387
0.074387
10.113360
R9 <- REAKSI
0.863693
0.863041
0.030183
0.030183
28.614885
SEL1 <- SELF CONCEPT
0.783109
0.775859
0.048783
0.048783
16.052912
SEL2 <- SELF CONCEPT
0.874012
0.879488
0.022962
0.022962
38.063197
SEL3 <- SELF CONCEPT
0.849011
0.841279
0.047677
0.047677
17.807691
103
Lampiran 17. Outer loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap trait HASIL PEMBELAJARAN PERILAKU REAKSI TRAIT
HAS1
0.906070
HAS2
0.952462
HAS3
0.853500
PEM2
0.917507
PEM3
0.948601
PEM4
0.865700
PER1
0.869853
PER2
0.894535
PER3
0.859635
R1
0.578062
R11
0.593724
R12
0.505386
R2
0.604791
R4
0.519516
R7
0.745552
R8
0.680051
R9
0.723924
TRA1
0.818926
TRA2
0.883446
TRA3
0.880010
104
Lampiran 18. Cross Loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap trait
HASIL
PEMBELAJARAN
PERILAKU
REAKSI
TRAIT
HAS1
0.906070
0.531714
0.599077
0.505225
0.668016
HAS2
0.952462
0.629051
0.658225
0.407462
0.597301
HAS3
0.853500
0.628605
0.496567
0.388520
0.537859
PEM2
0.579129
0.917507
0.436232
0.562231
0.774005
PEM3
0.625391
0.948601
0.444922
0.519542
0.740424
PEM4
0.588145
0.865700
0.468465
0.475933
0.616329
PER1
0.561761
0.554489
0.869853
0.461414
0.605475
PER2
0.576781
0.399986
0.894535
0.550021
0.546855
PER3
0.568111
0.284919
0.859635
0.291368
0.404503
R1
0.252934
0.294866
0.254399
0.578062
0.343897
R11
0.331073
0.442405
0.233655
0.593724
0.371379
R12
0.326267
0.356159
0.455431
0.505386
0.427014
R2
0.233202
0.358868
0.207099
0.604791
0.361197
R4
0.243248
0.323675
0.372500
0.519516
0.325403
R7
0.171812
0.282186
0.374436
0.745552
0.471656
R8
0.400672
0.324787
0.310073
0.680051
0.536637
R9
0.401114
0.468777
0.343056
0.723924
0.634773
TRA1
0.638196
0.693408
0.592025
0.571276
0.818926
TRA2
0.520015
0.755264
0.509195
0.660341
0.883446
TRA3
0.570487
0.562815
0.463829
0.632433
0.880010
105
Lampiran 19. Bootsrapping model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap trait
Total Effects Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
t Statistics (|O/STERR|)
HASIL -> TRAIT
0.129606
0.150615
0.104285
0.104285
1.242813
PEMBELAJARAN > TRAIT
0.439859
0.448425
0.098831
0.098831
4.450606
PERILAKU -> TRAIT
0.134264
0.099458
0.088513
0.088513
1.516881
REAKSI -> TRAIT
0.339342
0.331629
0.072889
0.072889
4.655609
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
t Statistics (|O/STERR|)
HAS1 <- HASIL
0.409013
0.411455
0.023604
0.023604
17.328464
HAS2 <- HASIL
0.365716
0.365538
0.015094
0.015094
24.229948
HAS3 <- HASIL
0.329321
0.328534
0.017735
0.017735
18.568643
PEM2
0.397726
0.398537
0.019551
0.019551
20.343267
PEM3
0.380470
0.381422
0.013771
0.013771
27.627410
PEM4
0.316703
0.315688
0.016132
0.016132
19.632042
PER1
0.444033
0.454781
0.045252
0.045252
9.812369
PER2
0.401044
0.410188
0.042182
0.042182
9.507374
PER3
0.296648
0.284820
0.039372
0.039372
7.534465
R1 <- REAKSI
0.156408
0.152920
0.024370
0.024370
6.418136
R11 <- REAKSI
0.168908
0.172225
0.050813
0.050813
3.324094
Outer Loadings
R12 <- REAKSI
0.194211
0.184482
0.037271
0.037271
5.210732
R2 <- REAKSI
0.164277
0.167909
0.028392
0.028392
5.785925
R4 <- REAKSI
0.147997
0.151918
0.035436
0.035436
4.176401
R7 <- REAKSI
0.214515
0.202885
0.036470
0.036470
5.882013
R8 <- REAKSI
0.244069
0.235230
0.036000
0.036000
6.779678
R9 <- REAKSI
0.288702
0.278283
0.025167
0.025167
11.471614
TRA1 <- TRAIT
0.393644
0.393038
0.022855
0.022855
17.223232
TRA2 <- TRAIT
0.412100
0.411962
0.020978
0.020978
19.644682
TRA3 <- TRAIT
0.356322
0.356522
0.015462
0.015462
23.045146
106
Lanjutan Lampiran 19.
Outer Loadings Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
t Statistics (|O/STERR|)
HAS1 <- HASIL
0.906070
0.904790
0.026209
0.026209
34.570794
HAS2 <- HASIL
0.952462
0.951262
0.010962
0.010962
86.886587
HAS3 <- HASIL
0.853500
0.851887
0.041132
0.041132
20.750496
PEM2
0.917507
0.916930
0.022200
0.022200
41.329200
PEM3
0.948601
0.949792
0.010342
0.010342
91.722408
PEM4
0.865700
0.862583
0.039595
0.039595
21.864113
PER1
0.869853
0.869249
0.020350
0.020350
42.744612
PER2
0.894535
0.888424
0.023108
0.023108
38.710885
PER3
0.859635
0.837525
0.055871
0.055871
15.385982
R1 <- REAKSI
0.578062
0.587945
0.090281
0.090281
6.402893
R11 <- REAKSI
0.593724
0.595054
0.137961
0.137961
4.303558
R12 <- REAKSI
0.505386
0.503223
0.087577
0.087577
5.770764
R2 <- REAKSI
0.604791
0.621771
0.081764
0.081764
7.396758
R4 <- REAKSI
0.519516
0.543986
0.111732
0.111732
4.649675
R7 <- REAKSI
0.745552
0.735429
0.047724
0.047724
15.622078
R8 <- REAKSI
0.680051
0.673224
0.078539
0.078539
8.658780
R9 <- REAKSI
0.723924
0.727074
0.052596
0.052596
13.763872
TRA1 <- TRAIT
0.818926
0.819503
0.028724
0.028724
28.510110
TRA2 <- TRAIT
0.883446
0.886693
0.023318
0.023318
37.886075
TRA3 <- TRAIT
0.880010
0.877250
0.028875
0.028875
30.476476
107
Lampiran 20. Outer loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap motive HASIL MOTIVE PEMBELAJARAN PERILAKU REAKSI
HAS1
0.913383
HAS2
0.951090
HAS3
0.845463
MOT1
0.842218
MOT2
0.914865
MOT3
0.869338
PEM2
0.898019
PEM3
0.947117
PEM4
0.887981
PER1
0.853293
PER2
0.896223
PER3
0.879265
R1
0.613267
R11
0.568949
R12
0.545899
R2
0.640997
R4
0.561342
R7
0.738157
R8
0.621502
R9
0.691412
108
Lampiran 21. Cross Loadings model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap motive HASIL MOTIVE PEMBELAJARAN PERILAKU REAKSI
HAS1
0.913383
0.624248
0.536203
0.596442
0.501795
HAS2
0.951090
0.512454
0.633319
0.655852
0.398473
HAS3
0.845463
0.452382
0.623725
0.502940
0.372731
MOT1
0.377567
0.842218
0.420481
0.493282
0.512364
MOT2
0.577168
0.914865
0.494082
0.575789
0.614774
MOT3
0.588072
0.869338
0.654853
0.502236
0.471051
PEM2
0.574846
0.502719
0.898019
0.426606
0.558533
PEM3
0.624361
0.574750
0.947117
0.430610
0.523237
PEM4
0.586167
0.562493
0.887981
0.458367
0.477632
PER1
0.563067
0.554198
0.558137
0.853293
0.473857
PER2
0.577910
0.534049
0.401406
0.896223
0.553544
PER3
0.566798
0.481332
0.286842
0.879265
0.297298
R1
0.255720
0.312189
0.292530
0.253684
0.613267
R11
0.328577
0.293551
0.436615
0.229727
0.568949
R12
0.330443
0.421623
0.353155
0.448389
0.545899
R2
0.237206
0.333319
0.358435
0.197204
0.640997
R4
0.246939
0.323272
0.326739
0.362532
0.561342
R7
0.173188
0.431016
0.282065
0.367777
0.738157
R8
0.402797
0.327251
0.321034
0.304498
0.621502
R9
0.399779
0.514167
0.462645
0.335529
0.691412
109
Lampiran 22. Bootsrapping model pengaruh efektivitas pelatihan terhadap motive
Total Effects Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
t Statistics (|O/STERR|)
HASIL -> MOTIVE
0.155263
0.147411
0.118407
0.118407
1.311262
PEMBELAJARAN -> MOTIVE
0.218823
0.243224
0.105701
0.105701
2.070215
PERILAKU -> MOTIVE
0.247930
0.238207
0.101971
0.101971
2.431380
REAKSI -> MOTIVE
0.284676
0.291328
0.068069
0.068069
4.182166
Outer Weights Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
t Statistics (|O/STERR|)
HAS1 <- HASIL
0.433494
0.434155
0.028892
0.028892
15.004116
HAS2 <- HASIL
0.355861
0.357409
0.016433
0.016433
21.655279
HAS3 <- HASIL
0.314145
0.314058
0.025291
0.025291
12.421203
MOT1 <- MOTIVE
0.334204
0.335150
0.020970
0.020970
15.937583
MOT2 <- MOTIVE
0.411378
0.411834
0.023954
0.023954
17.173897
MOT3 <- MOTIVE
0.393600
0.395805
0.024921
0.024921
15.793916
PEM2
0.336202
0.338660
0.019263
0.019263
17.452980
PEM3
0.384373
0.385533
0.018114
0.018114
21.219523
PEM4
0.376177
0.376432
0.023944
0.023944
15.710604
PER1
0.403130
0.401878
0.029478
0.029478
13.675414
PER2
0.388473
0.386983
0.031910
0.031910
12.174179
PER3
0.350126
0.350033
0.023680
0.023680
14.785495
R1 <- REAKSI
0.167771
0.172191
0.034206
0.034206
4.904697
R11 <- REAKSI
0.157755
0.152966
0.052628
0.052628
2.997535
R12 <- REAKSI
0.226581
0.219551
0.049330
0.049330
4.593139
R2 <- REAKSI
0.179126
0.178061
0.035098
0.035098
5.103562
R4 <- REAKSI
0.173728
0.183048
0.046319
0.046319
3.750665
R7 <- REAKSI
0.231629
0.233082
0.038411
0.038411
6.030275
R8 <- REAKSI
0.175866
0.163196
0.042964
0.042964
4.093332
R9 <- REAKSI
0.276315
0.273161
0.033209
0.033209
8.320556
110
Lanjutan Lampiran 22.
Outer Loadings Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
t Statistics (|O/STERR|)
HAS1 <- HASIL
0.913383
0.917424
0.020021
0.020021
45.620772
HAS2 <- HASIL
0.951090
0.949107
0.014388
0.014388
66.101043
HAS3 <- HASIL
0.845463
0.834672
0.040667
0.040667
20.789666
MOT1 <- MOTIVE
0.842218
0.837137
0.037082
0.037082
22.712401
MOT2 <- MOTIVE
0.914865
0.913239
0.016189
0.016189
56.510758
MOT3 <- MOTIVE
0.869338
0.867073
0.029723
0.029723
29.248369
PEM2
0.898019
0.892110
0.035513
0.035513
25.287328
PEM3
0.947117
0.946031
0.010498
0.010498
90.221561
PEM4
0.887981
0.884198
0.021475
0.021475
41.348716
PER1
0.853293
0.853634
0.029821
0.029821
28.614294
PER2
0.896223
0.901244
0.025515
0.025515
35.125121
PER3
0.879265
0.880460
0.036948
0.036948
23.797631
R1 <- REAKSI
0.613267
0.615922
0.089982
0.089982
6.815459
R11 <- REAKSI
0.568949
0.549230
0.146887
0.146887
3.873389
R12 <- REAKSI
0.545899
0.534429
0.088462
0.088462
6.170967
R2 <- REAKSI
0.640997
0.634658
0.081061
0.081061
7.907611
R4 <- REAKSI
0.561342
0.570586
0.110926
0.110926
5.060507
R7 <- REAKSI
0.738157
0.730545
0.047361
0.047361
15.585840
R8 <- REAKSI
0.621502
0.585743
0.093281
0.093281
6.662687
R9 <- REAKSI
0.691412
0.680502
0.080547
0.080547
8.583965