Seminar Nasional & Call For Paper, Dies Natalis Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ke-60 th: “Peluang, Tantangan, dan Strategi Perguruan Tinggi Menghadapi MEA 2015” Yogyakarta, 20 Agustus 2015
EFEKTIVITAS MODEL RECIPROCAL TEACHING BERDASARKAN MOTIVASI BELAJAR STATISTIKA PADA MAHASISWA PRODI PGSD FKIP UST Tri Astuti Arigiyati1), Annis Deshinta Ayuningtyas2) Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa email:
[email protected] 2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa email:
[email protected] 1
Abstract The aims of this research is to know the effectiveness of the learning model of reciprocal Against Statisika learning achievement based on students' level of motivation Prodi PGSD UST evens half academic year 2012 / 2013. This research is Quasi Experiment. The subyek of the research is Prodi PGSD UST student is taking courses in statistical that evens the semester academic year 2012/2013. Obyek of the research is a Learning Model reciprocal teaching, student learning achievement, and motivation to learn. Data collection is done by filling a questionnaire and tests. The data analysis techniques with descriptive statistical analysis techniques and inferential statistical analysis. This research shows that there are differences in learning achievement based models of learning and learning motivation level. The results obtained showed that the value of sig = 0,000 <= 0,05 then HoA rejected. Therefore it is necessary to test the post anava for seeing which motivation level provides different effects . The result showed that there is another difference model effects learning and motivation to learn statistics against the learning achievement. It initials can seen from value sig = 0.007 < = 0.05 then HoAB rejected. In the other words there is a difference between model learning and motivation to learning achievement. After averaging comparison test between the cell and the column is obtained some conclusions that the reciprocal teaching model is more effective than expository models only if given to students who have high motivation and low . While to the students who have medium motivation, expository models is better than reciprocal teaching. Keywords : model of reciprocal teaching , expository models , two-way ANOVA
1. PENDAHULUAN Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi. (3) MEA akan dijadikan sebagai
adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN
kawasan
yang
memiliki
dalam artian adanya sistem perdagaangan
ekonomi
bebas antara Negara-negara asean. Indonesia
memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah
dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya
(UKM). (4) MEA akan diintegrasikan secara
telah menyepakati perjanjian MEA.Terdapat
penuh terhadap perekonomian global.
yang
perkembangan
merata,
dengan
empat hal yang akan menjadi fokus MEA pada
Dengan adanya MEA berbagai negara
tahun 2015 yaitu: (1) Negara-negara di
di ASEAN bebas bersaing untuk mengisi
kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan
sektor
sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis
ASEAN. Bagi negara yang memiliki tenaga
produksi. (2) MEA akan dibentuk sebagai
kerja dengan kualifikasi pendidikan dan
tenaga
kerja
di
seluruh
negara
Seminar Nasional & Call For Paper, Dies Natalis Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ke-60 th: “Peluang, Tantangan, dan Strategi Perguruan Tinggi Menghadapi MEA 2015” Yogyakarta, 20 Agustus 2015
kompetensi
menjadi
Mata Kuliah Statistika merupakan
peluang untuk melakukan ekspansi tenaga
salah satu cabang ilmu matematika yang
kerja
lainnya.Untuk
diberikan kepada mahasiswa prodi PGSD UST
menghadapi persaingan yang sangat ketat
untuk membekali kemampuan berpikir logis,
dalam
kritis,
ke
yang
tinggi,
negara
MEA
ASEAN
MEA
ini,
Indonesia
harus
kreatif,
dan
itu,
mahasiswa
yang terampil, cerdas, kreatif,dan kompetitif.
bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan
Kondisi tersebut menuntut dunia pendidikan di
agar mahasiswa dapat memiliki kemampuan
Indonesia untuk menghasilkan tenaga kerja
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
yang produktif, inovatif, dan terdidik. Dalam
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan
hal ini, guru mempunyai peran yang sangat
yang
krusial dalam menciptakan generasi bangsa
kompetitif
yang berkualitas untuk menghadapi persaingan
kompetensi tersebut mahasiswa juga harus
dengan tenaga pendidikan dengan negara-
memiliki motivasi belajar dan pemahaman
negara
ASEAN. Untuk itu, peningkatan
konsep matematika yang dapat digunakan
kualitas tenaga pendidik harus terus dilakukan.
untuk menghadapi segala permasalahan yang
selalu
dibekali
Selain
mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
juga
inovatif.
berubah,
kemampuan
tidak
(Depdiknas,
pasti,
2006).
dan Selain
ada.
teknologi saat ini sudah sangat pesat. Hal ini
Adanya motivasi dalam diri individu
menuntut manusia di dalamnya untuk selalu
akan mendorong seseorang untuk melakukan
menyesuaikan
ilmu
suatu tindakan dan partisipasi di dalamnya.
tidak
Menurut
pengetahuan
perkembangan dan
teknologi
agar
Mc.
Donald,
motivasi
adalah
tertinggal. Salah satu bentuk penyesuaiannya
perubahan energi dalam diri pribadi seseorang
adalah
yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan
dengan
belajar
kembali,
belajar
terus,belajar tanpa henti atau dengan kata lain
reaksi
belajar sepanjang hayat. Pengetahuan perlu
Hamalik,
ditambah, diperbaharui, disesuaikan dengan
menentukan baik tidaknya dalam mencapai
kemajuan pengetahuan dan teknologi.
tujuan sehingga semakin besar motivasinya
Prestasi belajar merupakan tolok ukur
untuk
mencapai
2001:158).
tujuan Motivasi
(Oemar dapat
akan semakin besar kesuksesan dalam belajar
maksimal yang telah dicapai mahasiswa
(M.
Dalyono,
1997:235).
setelah melakukan perbuatan belajar selama
diungkapkan oleh Anderson C. R dan Faust G.
waktu yang telah ditentukan bersama.Untuk
W bahwa motivasi dalam belajar dapat dilihat
mengetahui prestasi belajar mahasiswa, dosen
dari karakteristik tingkah laku siswa yang
perlu mengadakan evaluasi hasil belajar.
menyangkut ketabahan, perhatian, konsentrasi
Melalui pelaksanaan evaluasi hasil belajar
dan ketekunan siswa.Siswa yang memiliki
tersebut, maka dapat dilihat prestasi belajar
motivasi tinggi dalam belajar menampakkan
mahasiswa yang dicapai selama mengikuti
minat besar dan perhatian yang penuh terhadap
proses perkuliahan.
tugas-tugas
belajar.Mereka
Seperti
yang
memusatkan
Seminar Nasional & Call For Paper, Dies Natalis Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ke-60 th: “Peluang, Tantangan, dan Strategi Perguruan Tinggi Menghadapi MEA 2015” Yogyakarta, 20 Agustus 2015
sebanyak energi fisik maupun psikis terhadap
mahasiswa dan model pembelajaran yang
kegiatan tanpa mengenal rasa bosan apalagi
digunakan
menyerah. Sebaliknya siswa yang memiliki
motivasi belajar dikarenakan mahasiswa prodi
motivasi
menampakkan
PGSD UST merasa bahwa ilmu statistika tidak
keengganannya, cepat bosan dan berusaha
akan diberikan atau tidak diajarkan kepada
menghindari dari proses kegiatan belajar
siswa-siswa Sekolah Dasar yang akan mereka
mengajar (Prayitno, 2004).
didik
rendah
Departemen
Pendidikan
Nasional
kurang
nantinya
mahasiswa
menarik.
setelah
prodi
Kurangnya
lulus.
PGSD
Sehingga
UST
tidak
(2007) menyatakan ada beberapa aspek yang
mempunyai ketertarikan untuk menguasai atau
perlu
pembelajaran
mendalami ilmu statistika. Sedangkan model
matematika, diantaranya adalah pemahaman
pembelajaran masih bersifat teacher centered.
konsep, pemecahan masalah, serta penalaran
Oleh karena itu diperlukan suatu model
dan
konsep
pembelajaran yang efektif dan bersifat student
merupakan fondasi dari dua aspek lainnya.
centered. Salah satu model pembelajaran yang
Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat
efektif adalah Reciprocal Teaching.Melalui
O’Connell (2007: 18) yang menyatakan bahwa
model Reciprocal Teaching, siswa diharapkan
dengan pemahaman konsep, siswa akan lebih
belajar melalui mengalami bukan menghafal.
dikembangkan
dalam
komunikasi.Pemahaman
mudah dalam memecahkan permasalahan
Reciprocal Teaching merupakan
karena siswa akan mampu mengaitkan serta
salah satu model pembelajaran yang
memecahkan permasalahan tersebut dengan
dilaksanakan agar tujuan pembelajaran
berbekal konsep yang sudah dipahaminya.
tercapai dengan tepat melalui proses
Berdasarkan keadaan yang terjadi pada saat proses pembelajaran mata kuliah statistika
mahasiswa
prodi
PGSD
UST
diketahui bahwa: (1) beberapa mahasiswa
belajar
mandiri
dan
siswa
mampu
menyajikannya di depan kelas. Menurut Pulina Pannen (dalam Amin Suyitno,
masih kesulitan dalam menyajikan konsep
2006: 34), melalui model pembelajaran
dalam
representasi
terbalik ini siswa dapat mengembangkan
matematika karena masih ada mahasiswa yang
kemauan belajar mandiri, siswa memiliki
“asing” dengan istilah-istilah dalam ilmu
kemampuan
statistika. (2) beberapa siswa masih kesulitan
pengetahuannya sendiri dan guru berperan
dalam mengaplikasikan konsep dasar peluang
sebagai fasilitator, mediator, dan manager
dalam permasalahan sehari-hari. (3) beberapa
dalam proses pembelajaran.Siswa juga
berbagai
mahasiswa
bentuk
masih
kesulitan
dalam
menggunakan dan memilih prosedur pengujian hipotesis untuk tujuan penelitian. Hal tersebut di atas disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
adalah
kurangnya
motivasi
belajar
diharapkan
mengembangkan
dapat
meningkatkan
pemahaman konsep matematika mereka. Hal ini dikarenakan ketika siswa mampu mengembangkan langkah-langkah dalam
Seminar Nasional & Call For Paper, Dies Natalis Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ke-60 th: “Peluang, Tantangan, dan Strategi Perguruan Tinggi Menghadapi MEA 2015” Yogyakarta, 20 Agustus 2015
Reciprocal Teaching berarti mereka dapat
pembelajaran di sekolah atau di perguruan
menemukan dan menyelidiki materi yang
tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya
dibahas secara mandiri sehingga hasil yang
ditentukan
diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan oleh siswa. Dalam hal ini, mandiri tidak diartikan bahwa siswa harus selalu mengkonstruksi konsep secara individual, tetapi mereka dapat
mendiskusikan
pengukuran
dan
penilaian.Sementara prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan
oleh
mata
kuliah,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru (Tulus, 2004:74).
tersebut
Muhibbin Syahmengemukakanbahwa
dengan siswa lainnya.Dengan menemukan
“belajar ialah perubahan yang relatif menetap
materi secara mandiri, pengertian siswa
yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan
tentang
merupakan
tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengertian yang benar-benar dipahami
pengalaman” (Muhibbin, 1999: 61). Dari
oleh siswa.
beberapa
suatu
materi
melalui
konsep
pengertian
tersebut,
dapat
Berdasarkan permasalahan tersebut,
disimpulkan bahwa belajar adalah proses
perlu dilihat efektivitas model Reciprocal
perubahan keseluruhan tingkah laku individu
Teachingberdasarkan
yang relatif menetap sebagai hasil dari latihan
motivasi
belajar
statistika pada mahasiswa prodi PGSD UST
dan
tahun akademik 2012/2013.Tujuan yang ingin
dipandang sebagai pengertian belajar secara
dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Untuk
luas.
mengetahui apakah ada perbedaan prestasi
pengalaman.
Dari
Pengertian
pengertian
ini
“prestasi”
dapat
dan
belajar mahasiswa PGSD berdasarkan model
“belajar” tersebut di atas, dapat diambil suatu
pembelajaran. (2) Untuk mengetahui apakah
pengertian, bahwa prestasi belajar adalah hasil
ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa
yang diperoleh berupa pengetahuan, sikap
PGSD berdasarkan tingkat motivasi. (3) Untuk
maupun keterampilan yang mengakibatkan
mengetahui apakah ada perbedaan prestasi
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
belajar mahasiswa PGSD berdasarkan model
kegiatan belajar. Dalam pengertian yang lebih
pembelajaran dan tingkat motivasi.
praktis, prestasi belajar dapat diartikan dengan penguasaan
2.
KAJIAN
LITERATUR
DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu.Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan
pengetahuan,
sikap
dan
keterampilan oleh seorang mahasiswa yang dikembangkan
melalui
mata
kuliah
dan
indikatornya ditunjukkan dengan nilai hasil tes yang diberikan oleh dosen. Motivasi berasal dari kata Latin “movere”
yang
berarti
menggerakkan.Motivasi
dorongan
sangat
atau
diperlukan
Seminar Nasional & Call For Paper, Dies Natalis Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ke-60 th: “Peluang, Tantangan, dan Strategi Perguruan Tinggi Menghadapi MEA 2015” Yogyakarta, 20 Agustus 2015
dalam pelaksanaan aktivitas manusia karena
Dakir (2009:18), ReciprocalTeaching adalah
motivasi
model
merupakan
hal
yang
dapat
pembelajaran
berupa
kegiatan
menyebabkan, menyalurkan dan mendukung
mengajarkan materi kepada teman. Sementara
perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan
itu guru lebih berperan sebagai model yang
antusias untuk mencapai hasil yang optimal
menjadi fasilitator dan pembimbing yang
(Malayu S.P Hasibuan, 2001:141).
melakukan scaffolding. Scaffolding adalah
Dengan motivasi orang akan terdorong
bimbingan yang diberikan oleh orang yang
untuk bekerja mencapai sasaran dan tujuannya
lebih tahu kepada orang yang kurang tahu atau
karena yakin dan sadar akan kebaikan,
belum
kepentingan dan manfaatnya. Bagi mahasiswa
Reciprocal
motivasi ini sangat penting karena dapat
strategi, yaitu :
menggerakkan perilaku mahasiswa kearah
tahu.
Menurut
Teaching
Palinscar mengandung
(1986) empat
1) Question Generating
yang positif sehingga mampu menghadapi
Dalam
strategi
ini,
siswa
diberi
segala tuntutan, kesulitan serta menanggung
kesempatan untuk membuat pertanyaan terkait
resiko dalam belajarnya.
materi
Dalam
kaitannya
dengan
belajar,
tersebut
yang
sedang
diharapkan
dibahas.Pertanyaan dapat
mengungkap
motivasi sangat erat hubungannya dengan
penguasaan konsep terhadap materi yang
kebutuhan aktualisasi diri sehingga motivasi
sedang dibahas.
paling besar pengaruhnya pada kegiatan
2) Clarifying
belajar mahasiswa yang bertujuan untuk
Strategi
clarifying
ini
merupakan
mencapai prestasi tinggi. Apabila tidak ada
kegiatan penting saat pembelajaran, terutama
motivasi belajar dalam diri mahasiswa, maka
bagi siswa yang mempunyai kesulitan dalam
akan menimbulkan rasa malas untuk belajar
memahami suatu materi.Siswa dapat bertanya
baik dalam mengikuti proses belajar mengajar
kepada guru tentang konsep yang dirasa masih
maupun mengerjakan tugas-tugas individu dari
sulit atau belum bisa dipecahkan bersama
dosen. Orang yang mempunyai motivasi yang
kelompoknya.Selain itu, guru juga dapat
tinggi dalam belajar maka akan timbul minat
mengklarifikasi konsep dengan memberikan
yang
pertanyaan kepada siswa.
besar
dalam
mengerjakan
tugas,
membangun sikap dan kebiasaan belajar yang sehat melalui penyusunan jadual belajar dan melaksanakannya dengan tekun. Model
Reciprocal
Teaching
1982.Prinsip pembelajaran ini adalah siswa materi
yang
Strategi ini merupakan strategi dimana siswa melakukan hipotesis atau perkiraan
diperkenalkan oleh Ann Brown pada tahun
menyampaikan
3) Predicting
mengenai konsep apa yang akan didiskusikan selanjutnya oleh penyaji. 4) Summarizing
dipelajari
Dalam strategi ini terdapat kesempatan
sebagaimana jika guru mengajarkan suatu
bagi siswa untuk mengidentifikasikan dan
materi.Dalam Ibrahim sebagaimana dikutip
Seminar Nasional & Call For Paper, Dies Natalis Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ke-60 th: “Peluang, Tantangan, dan Strategi Perguruan Tinggi Menghadapi MEA 2015” Yogyakarta, 20 Agustus 2015
mengintegrasikan informasi-informasi yang
sehingga mereka dapat menerima materi-
terkandung dalam materi.
materi berikutnya lebih mudah.
Jadi, Reciprocal Teaching adalah suatu model
Tujuan dalam proses pembelajaran
pembelajaran dimana siswa diberi kesempatan
adalah agar mahasiswa menguasai secara
untuk mempelajari materi terlebih dahulu.
penuh materi yang diajarkan. Akan tetapi
Kemudian, siswa menjelaskan kembali materi
harapan tersebut belum tentu dapat terwujud
yang dipelajari kepada siswa yang lain. Guru
sepenuhnya. Pembelajaran yang berlangsung
hanya
dan
masih bersifat teacher centered sehingga
yaitu
keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran
bertugas
sebagai
pembimbing
dalam
meluruskan
atau
fasilitator
pembelajaran, memberi
penjelasan
masih
kurang.
Oleh
karena
itu
untuk
mengenai materi yang tidak dapat dipecahkan
mewujudkan harapan tersebut dosen harus
secara mandiri oleh siswa.
dapat
Prestasi belajar mata kuliah statistika dipengaruhi
oleh
mahasiswa.faktor
faktor dari
dari
luar
luar tersebut
memilih
dan
menetukan
model
pembelajaran yang tepat dan efektif serta bersifat student center. Salah satu model pembelajaran
yang
diharapkan
dapat
diantaranya adalah model pembelajaran yang
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
dipakai oleh guru. Dalam pembelajaran yang
mahasiswa adalah model reciprocal teaching.
menggunakan
model reciprocal teaching,
Hipotesis penelitian ini adalah (1)
selain untuk memotivasi mahasiswa dalam
Prestasi belajar mahasiswa dengan model
belajar,
pembelajaran
Reciprocal
Teaching
lebih
membuat masalah dan memberikan penjelasan
efektif jika
dibandingkan
dengan
model
layaknya dosen bagi mahasiswa yang lain.
pembelajaran
ekspositori.
Selain membuat permasalahan yang sesuai
dengan motivasi tinggi lebih mempunyai
dengan
juga
prestasi belajar lebih baik jika dibandingkan
menyelesaikan
dengan mahasiswa dengan motivasi sedang
permasalahan tersebut.Sehingga mahasiswa
atau mahasiswa dengan kemampuan rendah.
mempunyai motivasi dalam pembelajaran
(3)
mata kuliah statistika.
mahasiswa
mahasiswa
juga
materi,
diharapkanmampu
dituntut
mahasiswa untuk
untuk
Mahasiswa yang mempunyai motivasi dalam kategori tinggi akan memperoleh hasil
Terdapat
perbedaan
dengan
(2)
Mahasiswa
prestasi
model
belajar
pembelajaran
Reciprocal teaching dan model ekspositori berdasarkan motivasi.
belajar yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa dengan motivasi dalam kategori sedang maupun rendah. Hal ini dikarenakan
3. METODE PENELITIAN Penelitian
ini
menggunakan
jenis
mahasiswa yang mempunyai motivasi tinggi
penelitian quasi experiment yaitu penelitian
akan cenderung lebih rajin dan giat selama
yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala
proses
mengalami
atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari
kesulitan tidak akan ragu/takut untuk bertanya
adanya perlakuan tertentu.Pada penelitian ini
pembelajaran,
setiap
Seminar Nasional & Call For Paper, Dies Natalis Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ke-60 th: “Peluang, Tantangan, dan Strategi Perguruan Tinggi Menghadapi MEA 2015” Yogyakarta, 20 Agustus 2015
dilibatkan dua kelas yang dibandingkan, yaitu
digunakan untuk mendapatkan data mengenai
kelas kontrol dan kelas eksperimen.
prestasi belajar mahasiswa PGSD. (b) Angket :
Subyek dalam penelitian ini adalah
instrumen ini digunakan untuk mendapatkan
mahasiswa Prodi PGSD UST semester IV
data mengenai motivasi belajar mahasiswa
yang mengambil mata kuliah Statistika tahun
PGSD dan menggolongkan mahasiswa ke
akademik 2012/2013 yang berjumlah 172
dalam kategori tinggi, sedang, maupun rendah.
orang.Obyek dalam penelitian ini adalah
Skor motivasi yang diukur dalam
prestasi belajar dan motivasi belajar mata
penelitian ini menggunakan angket model
kuliah statistika.Dalam penelitian ini yang
ARCS (Attention, Relevance, Confidence,
menjadi variabel terikat adalah hasil prestasi
Satisfaction). Perhitungan skor yang diberikan
belajar mahasiswa, sedangkan yang menjadi
siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam
variabel bebas adalah motivasi belajar dan
angket
model pembelajaran.
ketentuan: 1=sangat tidak setuju, 2=tidak
Dalam penelitian ini menggunakan 2
motivasi
siswa
dibuat
dengan
setuju, 3=ragu-ragu, 4=setuju, 5=sangat setuju.
instrumen, yaitu: (a) Tes : instrumen ini
Tabel 1. Kategori Motivasi No
Interval
Keterangan
1
𝑆𝑘𝑜𝑟 > 𝑋̅ + 0.5𝑆𝐷
Tinggi
2
𝑋̅ − 0.5𝑆𝐷 ≤ 𝑆𝑘𝑜𝑟 ≤ 𝑋̅ + 0.5𝑆𝐷
Sedang
3
𝑆𝑘𝑜𝑟 < 𝑋̅ − 0.5𝑆𝐷
Rendah (Sudijono, 2012:176)
Teknik analisis data merupakan
beberapa kriteria yaitu motivasi tinggi,
cara yang digunakan untuk menguraikan
motivasi sedang, dan motivasi rendah. (b)
keterangan-keterangan atau data
yang
Analisis Statistika Inferensial : Pengujian
diperoleh
agar
tersebut
dapat
hipotesis
dipahami
bukan
orang
yang
menggunakan anava dua jalan sel tak sama
data oleh
dalam
dengan
orang lain. Adapun langkah-langkah yang
sebelumnya harus memenuhi persyaratan,
ditempuh sebagai berikut: (a) Analisis
yakni populasi harus berdistribusi normal
Statistika
Deskriptif
dan homogen. Kedua persyaratan tersebut
penelitian
ini dianalisis
Data
dalam
dengan cara
faktorial
2x3
ini
mengumpulkan data saja, tapi juga oleh
:
desain
penelitian
yang
diuji dengan bantuan SPSS.
analisis statistic deskriptif yaitu dengan
Uji analisis dua jalan dapat dirangkum ke
menyusun
dalam tabel berikut ini:
kategori
motivasi
dalam
Seminar Nasional & Call For Paper, Dies Natalis Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ke-60 th: “Peluang, Tantangan, dan Strategi Perguruan Tinggi Menghadapi MEA 2015” Yogyakarta, 20 Agustus 2015
Tabel 2. Analisis Varians Dua Jalan Dk
RK
F hitung Fα
Pembelajaran JKA
p-1
RKA
Fa
F*
Motivasi (B)
JKB
q-1
RKB
Fb
F*
Interaksi (AB)
JKAB
(p-1)(q-1)
RKAB
Fab
F*
Galat (G)
JKG
N-pq
RKG
-
-
Total
JKT
N-1
-
-
-
Perlakuan Model
JK
(A)
(Budiyono, 2004) Setelah
uji
anava
41,65 ke bawah
diatas,
= rendah
dilanjutkan dengan uji komparasi ganda
Dengan rata-rata 59,48 berarti prestasi belajar
dengan
mahasiswa terhadap mata kuliah statistika
menggunakan
metode
Scheffe
dengan empat pengujian rerata, yakni
tergolong tinggi. Data
antarbaris, antarkolom, antarbaris pada kolom yang sama, dan antarkolom pada baris yang sama.
Diperoleh skor tertinggi 140 dan skor terendah
10,45.
murni ujian akhir semester genap yang diperoleh mahasiswa Program Studi PGSD
Untuk
dilihat
terendah 39 dengan rata-rata 59,48 dan
M = 0,5 (180 + 36) = 108 SD = 0,167 (180 - 36) = 24,048 Berdasarkan skor M dan SD ideal diperoleh kriteria sebagai berikut :
simpangan baku 9,07. mengetahui
kecenderungan
ideal sebagai berikut :
pada
lampiran.Diperoleh skor tertinggi 82 dan skor
mengetahui
data tersebut diperlukan skor M ideal dan SD
UST tahun akademik 2012/2013 untuk mata
Untuk
belajar
mahasiswa ada 36 item pernyataan yang valid.
Prestasi belajar ini merupakan nilai
Statistika.Dapat
motivasi
87 dengan rerata 118,42 dan simpangan baku
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
kuliah
mengenai
kecenderungan
data tersebut diperlukan skor M ideal dan SD
120,024 ke atas
= tinggi
95,976 – 120,024
= sedang
95,976 ke bawah
= rendah
Dengan
ideal sebagai berikut :
rata-rata
118,42
berarti
motivasi belajar mahasiswa terhadap mata
M = 0,5 (100 + 0) = 50 SD = 0,167 (100 - 0) = 16,7
kuliah statistika tergolong sedang. Data mengenai model pembelajaran
Berdasarkan skor M dan SD ideal diperoleh
yang digunakan mahasiswa saat mengikuti
kriteria sebagai berikut : 58,35 ke atas
= tinggi
41,65 – 58,35
= sedang
mata
kuliah
statistika
adalah
model
pembelajaran reciprocal teaching dan model pembelajaran
ekspositori.Model
reciprocal
Seminar Nasional & Call For Paper, Dies Natalis Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ke-60 th: “Peluang, Tantangan, dan Strategi Perguruan Tinggi Menghadapi MEA 2015” Yogyakarta, 20 Agustus 2015
teaching digunakan oleh mahasiswa yang
Hasil analisis
statistika
inferensia
berada pada kelas eksperimen yang berjumlah
meliputi hasil uji normalitas, uji homogenitas,
126 mahasiswa. Sedangkan model ekspositori
dan uji banding rata-rata. Hasil uji normalitas
digunakan oleh mahasiswa yang berada pada
adalah sebagai berikut: pada uji Kolmogorov-
kelas control yang berjumlah 46 mahasiswa.
Smirnov menunjukkan nilai sig=0,2 >0,05
Pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata
maka Ho diterima artinya variabel prestasi
prestasi belajar adalah 59,79, sedangkan rata-
belajar berdistribusi normal. Hal ini diperkuat
rata prestasi belajar untuk kelas control adalah
dengan garis Q-Q Plot dimana kedudukan titik
58,18.
berada dekat dengan garis normal.
Gambar 1. Grafik Normal
Sedangkan
hasil
homogenitas
untuk melihat perbedaan rata-rata antara
dengan uji Lavene menunjukkan nilai sig=
kelompok model reciprocal teaching dan
0,111> 0,05 maka H0 diterima artinya keenam
ekspositori.
kelompok
menunjukkan bahwa nilai sig = 0,548 > =
mempunyai
uji
varian
sama
(homogen). Uji banding rata-rata pada penelitian
Hasil
yang
diperoleh
0,05 maka H0B diterima. Artinya tidak ada perbedaan efek
rata-rata prestasi belajar
ini meliputi uji banding kolom, uji banding
berdasarkan model pembelajaran reciprocal
baris, dan uji interaksi baris dan kolom. Uji
teaching dan ekspositori.
banding kolom digunakan untuk melihat
Uji
interaksi
baris
dan
kolom
perbedaan rata-rata antara kelompok motivasi.
digunakan untuk melihat apakah ada interaksi
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
antara kelompok baris (model pembelajaran)
nilai sig= 0,000 >= 0,05 maka H0A ditolak.
dan kolom (motivasi). Hasil yang diperoleh
Artinya terdapat perbedaan efek rata-rata
menunjukkan bahwa nilai sig = 0,007 <=
prestasi belajar berdasarkan tingkat motivasi
0,05 maka H0AB ditolak artinya ada interaksi
belajar.Sedangkan uji banding baris digunakan
antara model pembelajaran dan motivasi
Seminar Nasional & Call For Paper, Dies Natalis Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ke-60 th: “Peluang, Tantangan, dan Strategi Perguruan Tinggi Menghadapi MEA 2015” Yogyakarta, 20 Agustus 2015
belajar terhadap prestasi belajar. Karena H0A
kolom). Kecuali itu, karena H0AB ditolak,
ditolak, sedangkan terdapat 3 nilai untuk
maka perlu dilihat komparasi rataan antar sel.
variabel motivasi, maka perlu dilakukan uji
Untuk melakukan komparasi ganda,
lanjut pasca anava untuk melihat manakah
dicari dulu rataan marginal dan rataan masing-
tingkatan motivasi memberikan efek yang
masing sel, yang hasilnya tampak pada tabel di
berbeda (yang berarti komparasi ganda antar
bawah ini:
Tabel 3. Rataan Marginal Model Pembelajaran
Motivasi Tinggi 61,96 (11) 56,11 (21) 60,55 (.1)
Reciprocal Teaching Ekspositori Rataan marginal
Sedang 58,35 (12) 62 (22) 59,50 (.2)
Rataan Marginal
Rendah 45 (13) 40 (23) 42,5 (.3)
59,94 (1.) 58,18 (2.)
Setelah dihitung komparasi ganda rataan antar kolom, diperoleh rangkuman pada tabel berikut ini: Tabel 4. Rangkuman Komparasi Ganda H0 .1 = .2 .1 = .3 .2 = .3 11 = 12 11 = 13 12 = 13 21 = 22 21 = 23 22 = 23 11 = 21 12 = 22 13 = 23
Sig 0,728 0,000 0,000 0,059 0,01 0,09 0,085 0,012 0,000 0,004 0,112 0,035
P Kesimpulan > 0,05 H0 diterima (.1 = .2) < 0,05 H0 ditolak (.1>.3) < 0,05 H0 ditolak (.2>.3) > 0,05 H0 diterima (11 = 12) < 0,05 H0 ditolak (11>13) > 0,05 H0 diterima (12 = 13) >0,05 H0 diterima (21 = 22) <0,05 H0 ditolak (21>23) <0,05 H0 ditolak (22>23) <0,05 H0 ditolak (11>21) >0,05 Ho diterima (12 = 22) <0,05 H0 ditolak (13>23)
Berdasarkan hasil penelitian di atas
mahasiswa
dengan
motivasi
tinggi
dan
dapat diketahui bahwa mahasiswa dengan
motivasi sedang lebih baik dibandingkan
motivasi
dengan mahasiswa yang memiliki motivasi
mempunyai
tinggi
dan
prestasi
motivasi
belajar
yang
sedang sama.
Sedangkan mahasiswa dengan motivasi rendah
rendah. Model
reciprocal
teaching
dan
mempunyai prestasi belajar yang berbeda
ekspositori memberikan hasil yang sama jika
dengan mahasiswa yang bermotivasi tinggi
dikenakan pada mahasiswa yang mempunyai
dan sedang.Berdasarkan rataan prestasi belajar
motivasi sedang, tetapi tidak demikian halnya
Seminar Nasional & Call For Paper, Dies Natalis Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ke-60 th: “Peluang, Tantangan, dan Strategi Perguruan Tinggi Menghadapi MEA 2015” Yogyakarta, 20 Agustus 2015
jika
diberikan
kepada
mereka
yang
Secara
umum,
motivasi
belajar
mempunyai motivasi tinggi dan motivasi
berpengaruh terhadap prestasi belajar.
rendah. Dengan melihat rataan, masing-masing
Artinya
dapat disimpulkan bahwa model reciprocal teaching
lebih
efektif
dibanding
model
ekspositori hanya apabila diberikan kepada mereka yang mempunyai motivasi tinggi dan
Untuk
mahasiswa dengan
yang
model
diberi
reciprocal
yang
mempunyai
motivasi tinggi dan motivasi sedang mempunyai prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang mempunyai
motivasi rendah.
pembelajaran
mahasiswa
motivasi
rendah.
Namun
demikian, kalau ditinjau secara khusus pada
model
reciprocal
teaching,
teaching, pada motivasi tinggi dan rendah
mahasiswa yang mempunyai motivasi
mempunyai
yang
tinggi sama prestasi belajarnya dengan
berbeda. Sedangkan motivasi tinggi dan
mahasiswa yang mempunyai motivasi
sedang mempunyai rataan prestasi belajar
sedang.
yang sama, demikian halnya dengan rataan
reciprocal
rataan
prestasi
belajar
prestasi belajar pada motivasi sedang dan rendah. Dengan melihat rataan, masing-masing prestasi belajar mahasiswa motivasi tinggi lebih baik dari motivasi rendah. Sedangkan rataan prestasi belajar mahasiswa motivasi
(b)
Secara
teaching
umum, dan
model
ekspositori
memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar. Namun, kalau dilihat dari masing-masing tingkatan motivasi, model reciprocal
teaching
lebih
baik
tinggi sama baiknya dengan prestasi belajar
dibandingkan dengan model ekspositori
mahasiswa motivasi sedang. Begitu pula
untuk
dengan prestasi belajar sedang sama baiknya
motivasi tinggi dan rendah, sedangkan
dengan rataan prestasi belajar motivasi rendah.
model ekspositori lebih baik dibandingkan
Untuk mahasiswa yang diberi pembelajaran
model
dengan model ekspositori, pada motivasi
mahasiswa yang mempunyai motivasi
rendah mempunyai rataan prestasi belajar
sedang.
mahasiswa
reciprocal
yang
mempunyai
teaching
untuk
lebih rendah dibanding rataan prestasi belajar motivasi
tinggi
dan
motivasi
sedang.
Sedangkan rataan prestasi belajar motivasi tinggi sama baiknya dengan rataan prestasi belajar smotivasi sedang. 5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan,
maka
6. REFERENSI
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktek). Jakarta: PT. Rineka Cipta Budiyono. 2009. Statistika untuk penelitian (edisi 2). Surakarta : UNS Press.
dapat
disampaikan simpulan sebagai berikut : (a)
Dakir.2009. Keefektifan Pembelajaran Matematika dengan Model Reciprocal
Seminar Nasional & Call For Paper, Dies Natalis Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ke-60 th: “Peluang, Tantangan, dan Strategi Perguruan Tinggi Menghadapi MEA 2015” Yogyakarta, 20 Agustus 2015
Teaching Berbantuan Program Macromedia Flash Berisikan Materi Lingkaran Kelas VIII.Skripsi. Semarang: Jurusan Matematika FMIPAUniversitas Negeri Semarang Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Kontemporer. Bandung: JICAUniversitas Pendidikan Indonesia Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta: Depdiknas
Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: Bumi Aksara.
Emi
Prayitno. 2004. Motivasi Dalam Belajar.Jakarta: P2LPTK Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Pujiastuti. 2000. Penerapan Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) dalam Perkuliahan di Jurusan Pendidikan Matematika sebagai Wahana Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa dalam Belajar Mandiri.Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Pendidikan MIPA di EraGlobalisasi. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sudijono. 2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.