Pengaruh Jus Bonggol Buah Nanas …………………………………………………..… Fikri Muhammad Audy
EFEKTIVITAS JUS BONGGOL BUAH NANAS TERHADAP DAYA HAMBAT DAN PENURUNAN JUMLAH BAKTERI TOTAL PADA MILK CAN EFFECTIVENESS OF PINEAPPLE HUMP JUICE TO POTENTIAL INHIBITION AND REDUCTION OF TOTAL BACTERIA IN MILK CAN Fikri Muhammad Audy*, Eulis Tanti Marlina, Yuli Astuti Hidayati. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 **Staff Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran email :
[email protected]
ABSTRAK Bonggol buah nanas dapat dimanfaatkan sebagai desinfektan alami karena memiliki senyawa antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh desinfektan bonggol buah nanas terhadap daya hambat dan penurunan jumlah bakteri total pada milk can. Penelitian ini dilaksanakan selama Bulan November 2015 yang bertempat di Kandang Ternak Perah Fakultas Peternakan Univesitas Padjadjaran dan Laboratorium Mikrobiologi dan Penanganan Limbah Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap / RAL yang terdiri dari tiga perlakuan, yaitu P1 = air bersih, P2 = bonggol nanas 100%, P3 = detergen 20%. Peubah yang diamati adalah daya hambat dan penurunan jumlah bakteri total pada milk can. Bonggol buah nanas mampu menghambat bakteri pada milk can dengan rataan zona hambat sebesar 4,11 mm dan untuk penurunan jumlah bakteri dengan rataan persentase sebesar 55,43% pada milk can. Kata kunci: bonggol nanas, desinfektan alami, daya hambat, penurunan jumlah bakteri
ABSTRACT Pineapple hump can be used as a natural disinfectant because it has antibacterial compounds. The purpose of this study was to determine the effect of disinfectant pineapple hump for inhibition and reduction in the total number of bacteria in milk can. The research was conducted on November 2015 for a month which was Caged of Dairy Cattle Animal Husbandry, Padjadjaran University and Microbiology Laboratory and Waste Management Faculty of Animal Husbandry, Padjadjaran University. This study conducted in experimental method Completely Randomized Desaing which consisting of three treatment, namely P1= Fresh Water, P2 = Pineapple Hump 100%, and P3 = Detergent 20%. Variables measured was inhibition and reduction in the total number of bacteria in milk can. Pineapple hump is able to inhibit bacteria in milk can with the average inhibition zone of 4.11 mm and reduction in the total number of bacteria with the average percentage 55.43 in the milk can. Keywords : pineapple hump, natural disinfectant, inhibition, reduction number of bacteria, milk can.
PENDAHULUAN Milk can merupakan alat untuk menampung dan menyimpan sementara susu hasil pemerahan, untuk segera dikirim ke Koperasi / MCC (Milk Collecting Center) maupun ke Industri Pengolahan Susu yang jarak dan waktu tempuhnya tidak lebih 2 jam dari 24 proses pemerahan (Chairul Rachman, 2008). Penggunaan milk can bertujuan untuk melindungi susu agar tidak terkontaminasi oleh mikroba atau benda asing lainnya seperti debu, kotoran, dan lainlainnya yang bersifat patogen. Rusaknya susu dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya disebabkan karena milk can dalam kondisi yang kurang bersih. Hal ini terjadi karena
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
1
Pengaruh Jus Bonggol Buah Nanas …………………………………………………..… Fikri Muhammad Audy
masih ada sisa-sisa susu yang menempel pada dinding milk can. Dengan demikian, pencucian milk can harus selalu dilakukan dengan benar, untuk mencegah terjadinya kerusakan susu. Pencucian milk can tidak cukup dengan air saja, namun harus menggunakan bahanbahan yang memiliki sifat sebagai desinfektan agar milk can menjadi bersih kembali dari sisasisa susu yang menempel pada milk can. Susu mengandung bermacam-macam unsur dan sebagian besar terdiri dari zat makanan yang juga diperlukan bagi pertumbuhan bakteri, oleh karena itu pertumbuhan bakteri dalam susu sangat cepat (Buckle, 2009). Saat ini, pencucian milk can banyak yang menggunakan bahan kimia sintetis. Bahan tersebut memiliki kelebihan yaitu dapat mereduksi bakteri dengan cepat, tetapi penggunaan bahan kimia sintetis dapat menyisakan residu yang sulit terurai. Zat ini menimbulkan buih dan selama proses aerasi buih tersebut berada diatas permukaan dan biasanya relatif tetap dalam air (Sugiharto, 1987). Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengurangi penggunaan bahan kimia sintetis tersebut. Salah satunya adalah dengan menggunakan desinfektan alami yang memiliki bahan kimia yang berasal dari alam, seperti bonggol nanas. Bonggol nanas merupakan limbah dari pabrik pengolahan nanas yang kurang termanfaatkan, atau yang bisa disebut dengan limbah nanas. Belum ada pemanfaatan lebih lanjut dari bonggol nanas sehingga perlu adanya inovasi agar limbah tersebut dapat dimanfaatkan agar bernilai ekonomis. Bonggol nanas memiliki kandungan bromelin yang tinggi. Enzim ini merupakan salah satu enzim protease yang dapat menghidrolisis protein. Protease adalah eszim yang berfungsi untuk menghidrolisis ikatan peptida dari senyawasenyawa protein dan diurai menjadi senyawa lain yang lebih sederhana atau asam amino. Selain itu nanas juga memiliki kandungan polifenol, flavonoid, dan saponin sebagai antibakteri (Agustina, 2009). Dalam menguji efektivitas suatu desinfektan, yang dapat dilakukan adalah dengan mengukur wilayah pengukuran zona hambat yang dibentuk oleh bakteri dan penurunan jumlah bakteri total. Enzim bromelin merupakan salah satu enzim protease yang dapat menghidrolisis protein. Kandungan enzim bromelin pada bonggol nanas merupakan yang tertinggi pada bagian buah, sehingga bonggol nanas bermanfaat sebagai penghancur lemak (Agustina, 2009). Enzim bromelin juga berguna untuk mengencerkan lendir, sehingga dapat membersihkan sisa susu pada milk can yang memungkinkan membawa bakteri. Selain enzim bromelin, juga terdapat senyawa flavonoid, saponin dan polifenol yang bersifat antibakteri. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Bonggol Buah Nanas terhadap Daya Hambat dan Penurunan Jumlah Bakteri Total pada Milk Can”.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
2
Pengaruh Jus Bonggol Buah Nanas …………………………………………………..… Fikri Muhammad Audy
BAHAN DAN METODE 1. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah aquades 2000ml, jus bonggol nanas 300ml, media Nutrien Agar 28 gram, NaCl 0,9% 90ml, spirtus 100ml, lactose Broth 13 gram dan alat yang digunakan adalah autoclave, batang pengaduk, bulb dan pipet ukur 10ml, blender, bunsen, cawan petri, gelas ukur 250 ml, inkubator, jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm, kawat kasa, kertas label, kertas saring, kompor, milk can, oven, swab, spons, tabung durham, tabung reaksi, tabung erlenmeyer dengan ukuran 1000 ml, dan timbangan digital ketelitian 0.01 gram. 2. Persiapan Media Nutrien Agar Nutrien agar ditimbang sebanyak 28 gram, kemudian disimpan dalam tabung Erlenmeyer, lalu ditambahkan aquades hingga 1000 ml dalam tabung Erlenmeyer yang telah berisi Nutrien Agar. Bahan dipanaskan diatas api kecil dan diaduk hingga homogen kemudian disterilisasi dengan autoclave pada suhu 120˚C selama 15 menit dan media siap untuk digunakan. 3.
Persiapan Larutan Bonggol Nanas
Bonggol nanas dicuci sampai bersih dari kotoran yang menempel dan ditimbang setelah ditiriskan kemudian dimasukan kedalam juicer, maka diperoleh jus bonggol nanas dengan konsentrasi 100%. 4.
Perhitungan Total Bakteri Pada Milk Can Menyiapkan tiga buah milk can yang telah digunakan dalam penyimpanan susu untuk
mengambil sampel, dengan perlakuan pencucian dengan air saja (P1), bonggol nanas (P2), dan detergen (P3). Milk can yang belum diberikan perlakuan diambil sampel dengan mengusapkan lidi kapas steril (swab). Hasil usapan lidi kapas dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi NaCl 0,9% 5ml. Milk can yang telah digunakan dibersihkan dari sisa susu dengan menggunakan air bersih dan digosok dengan spons dan isi penuh dengan air bersih selama 5 menit untuk memberi kesempatan air meresap dengan susu yang masih menempel pada milk can. Setelah itu keringkan milk can dibawah sinar matahari. Kemudian sampel diambil dengan mengusap milk can dengan lidi kapas steril (swab) sebagai sampel P1. Kemudian usapan lidi kapas dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi NaCl 0,9% 5ml. Milk can yang berbeda disemprot dengan larutan bonggol nanas sebanyak 50ml kemudian digosok menggunakan spons yang telah dipersiapkan, lalu didiamkan selama 5 menit agar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
3
Pengaruh Jus Bonggol Buah Nanas …………………………………………………..… Fikri Muhammad Audy
ekstrak bonggol nanas meresap. Bilas dengan air dan keringkan dibawah sinar matahari langsung. Kemudian sampel diambil dengan mengusap milk can dengan lidi kapas steril (swab) sebagai sampel P2. Kemudian usapan lidi kapas dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi NaCl 0,9% 5ml. Dilakukan pencucian milk can yang berbeda dengan menggunakan detergen 20% dengan cara menyemprotkan detergen pada milk can sebanyak 50ml dan menggosok dengan spons yang telah disiapkan, lalu diamkan selama 5 menit agar detergen dapat meresap. Kemudian bilas dengan air dan keringkan dibawah sinar matahari langsung. Kemudian sampel diambil dengan mengusap milk can dengan lidi kapas steril (swab) sebagai sampel P3. Kemudian usapan lidi kapas dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi NaCl 0,9% 5ml. Usapan lidi kapas steril yang dimasukkan NaCl 0.9% pada tabung reaksi diinkubasi pada media Plate Count Agar. Semua cawan petri diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam (posisi cawan tidak dibalik). Diamati adanya pertumbuhan mikroba, dihitung dan dinyatakan jumlah koloni per 100 cm2. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
[
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑚𝑖𝑘𝑟𝑜𝑏𝑎 100 𝑐𝑚²
]=[
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛
100
] x [𝑙𝑢𝑎𝑠𝑎𝑔𝑎𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑘𝑜𝑛𝑡𝑎𝑘 (𝑐𝑚²)]
Perhitungan jumlah mikroorganisme penurunan jumlah bakteri milk can dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut : 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑏𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑏𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑏𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑤𝑎𝑙
x 100%
Perlakuan tersebut dilakukan pengulangan setiap harinya sampai mendapatkan enam kali pengulangan.
5.
Perhitungan Daya Hambat yang Dihasilkan Oleh Bakteri Permukaan Milk can Untuk mengukur daya hambat bakteri terhadap suatu zat desinfektan dilakukan dengan
pengukuran zona hambat yang dihasilkan oleh bakteri. Terdapat metode pembuatan kultur bakteri dan perhitungan zona hambat. Lactose Broth ditimbang sebanyak 13 gram dan disimpan dalam tabung Erlenmeyer. Aquades sebanyak 1000 ml dimasukkan dalam Erlenmeyer dengan perlahan dan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
4
Pengaruh Jus Bonggol Buah Nanas …………………………………………………..… Fikri Muhammad Audy
dihomogenkan di atas nyala api kecil. Setelah homogen, Erlenmeyer ditutup rapat dengan penutup dan disterilisasikan dengan menggunakan autoclave dengan suhu 121oC 1 atm selama 15 menit. Kultur bakteri dari media pertumbuhan bakteri yang berasal dari milk can kemudian diinkubasi, dimasukkan dalam lactose broth dan dibiakkan selama 24 jam pada suhu 37oC. Kultur bakteri sebanyak 1 ml dituangkan dalam cawan petri dan sebanyak ± 15 ml nutrien agar ditambahkan ke dalamnya. Setelah nutrien agar membeku, buat sumur atau cakram dengan menggunakan tabung durham berdiameter 5 mm. Sumur ditetesi larutan bonggol nanas dan detergen 20% dalam cawan petri yang berbeda sebanyak 1 tetes dan ditutupi dengan kertas saring steril berbentuk bulat. Semua cawan petri diinkubasi dengan suhu 37oC selama 24 jam. Diameter zona bening dihitung yang terlihat di sekitar kertas saring dengan menggunakan jangka sorong 6.
Analisis Statistika
Penelitian ini dilakukan secara esperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap / RAL (Completely Randomized Design) yang terdiri dengan tiga perlakuan pencucian milk can, yaitu P1 = menggunakan hanya dengan air bersih, P2 = menggunakan ekstrak bonggol nanas 100% dan P3 = menggunakan detergen (sunlight) 20%. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak enam kali. Data hasil pengamatan yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam, kemudian dilanjutkan pengujian Multiple Comparasion dengan menggunakan uji Tukey untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Efektivitas Bonggol Nanas Sebagai Desinfektan Alami Terhadap Daya Hambat Milk can Pengaruh perlakuan penggunaan air, jus buah nanans dan detergen terhadap daya hambat pada milk can hasilnya tercantum pada Tabel 1. Tabel 1. Pengaruh Berbagai Perlakuan Terhadap Daya Hambat Bakteri Total pada Milkcan. Perlakuan Rataan Zona Hambat (mm) Signifikasi P1 0 ,000 a P2 4,1100 b P3 10,6667 c Keterangan : huruf kecil yang berbeda ke arah vertikal pada kolom signifikasi menunjukan berbeda nyata. P1 : Air bersih P2 : Jus Bonggol Nanas P3 : Detergen Konsentrasi 20%
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
5
Pengaruh Jus Bonggol Buah Nanas …………………………………………………..… Fikri Muhammad Audy
Hasil pada Tabel 1, menunjukkan bahwa zona hambat dari ketiga perlakuan memiliki perbedaan yang nyata. Terlihat ada perbedaan hasil di antara perlakuan air bersih (P1), bonggol nanas (P2) dan detergen (P3). Zona hambat yang paling besar dibentuk oleh perlakuan detergen (P3) yaitu 10,67 mm, lebih besar dibandingkan dengan zona hambat yang dibentuk bonggol nanas (P2), yaitu 4,11 mm, sedangkan perlakuan penggunaan air tidak membentuk zona hambat. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas menurut Pratiwi (2008) yang digunakan untuk membunuh jasad renik adalah ukuran dan komposisi populasi jasad renik, konsentrasi zat antimikroba, lama paparan, temperatur, dan lingkungan sekitar.
Sejalan juga dengan
pernyataan Manik dan Edward (1987), detergen memiliki kandungan triclosan dan triclocarban yang berperan sebagai antimikroba, oleh karena itu memiliki daya hambat bakteri yang kuat. Hasil penelitian menggambarkan zona hambat dari larutan bonggol nanas termasuk dalam katagori lemah. Merujuk pada pernyataan Davis dan Stout (1971) yang menyatakan bahwa apabila zona hambat yang terbentuk pada uji difusi agar berukuran kurang dari 5 mm, aktivitas desinfektan dikategorikan lemah, sedangkan apabila zona hambat berukuran 5-10 mm dikategorikan sedang, dan apabila berukuran 10-20 mm dikategorikan kuat. Semakin lebar zona hambat semakin sensitif bakteri tersebut terhadap zat antibakteri yang diberikan (Bibiana dan Hastowo, 1992). Efektivitas Bonggol Nanas Sebagai Desinfektan Alami terhadap Penurunan Jumlah Bakteri Total pada Milk Can Hasil penelitian mengenai pengaruh air, bonggol nanas, dan detergen terhadap penurunan jumlah bakteri total pada milk can tercantum pada Tabel 2. Tabel 2. Pengaruh Berbagai Perlakuan terhadap Penurunan Jumlah Bakteri Total pada Milkcan Perlakuan
Rataan Zona Hambat (mm)
P1
0 ,000
P2
4,1100
P3
10,6667
Signifikasi a b c
Keterangan : huruf kecil yang berbeda ke arah vertikal pada kolom signifikasi menunjukan berbeda nyata. P1 : Air bersih P2 : Jus Bonggol Nanas P3 : Detergen Konsentrasi 20%
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
6
Pengaruh Jus Bonggol Buah Nanas …………………………………………………..… Fikri Muhammad Audy
Dari Tabel 2, menjunjukan penggunaan bonggol nanas dapat menurunkan jumlah bakteri total pada milk can lebih baik dibandingan dengan penggunaan air saja, hal ini tercermin dari jumlah penurunan bakteri total pada perlakuan bonggol nanas (55,43%) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan menggunakan air (13,20%). Hal ini sejalan dengan hasil yang diperoleh dari daya hambat yang dihasilkan oleh bonggol nanas terhadap bakteri total pada milk can (Tabel 1). Penggunaan detergen dalam menurunkan jumlah bakteri total pada milk can lebih baik dari penggunaan bonggol nanas sebesar 66,69%. sejalan dengan pernyataan Harold (1998), deterjen adalah surfaktan yang menurunkan tegangan permukaan air, yang memiliki sifat basa sehingga lebih mungkin untuk berinteraksi dengan minyak dan lemak. Deterjen juga mengandung enzim untuk mendegradasi protein. Deterjen memiliki rantai molekul hidrofobik atau rantai molekul yang tidak suka air dan komponen hidrofilik atau rantai molekul suka air. Hidrokarbon hidrofobik yang ditolak oleh air, tapi ditarik oleh minyak dan lemak. Dengan kata lain berarti bahwa salah satu ujung molekul akan tertarik ke air, sementara sisi lain mengikat minyak. Oleh karena itu memungkinkan deterjen untuk menarik kotoran. Perlu adanya penggunaan bahan desinfektan dalam upaya sanitasi peralatan. Seperti yang dikatakan Soekarto (1990) sanitasi merupakan persyaratan yang bersifat mutlak dalam industri pangan dikarenakan sanitasi akan berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap mutu pangan dan daya awet produk serta nama baik atau citra perusahaan. Sanitasi juga menjadi salah satu tolak ukur teratas dalam menilai keberhasilan perusahaan yang menangani produk pangan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai efektivitas bonggol buah nanas terhadap daya hambat dan penurunan jumlah bakteri total pada milk can, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Bonggol buah nanas mampu menghambat bakteri total pada milk can sebesar 4,11 mm. 2. Bonggol buah nanas dapat menurunkan jumlah bakteri total pada milk can sebesar 55,43%. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
7
Pengaruh Jus Bonggol Buah Nanas …………………………………………………..… Fikri Muhammad Audy
Saran Penggunaan bonggol nanas sebagai desinfektan alami masih diperlukan pengolahan khusus agar meningkatkan efektivitasnya, karena kandungan antibakteri pada bonggol buah nanas akan efektif jika ada perlakuan tertentu yang membuat kandungan antibakteri berada pada keadaan optimal.
DAFTAR PUSTAKA Adi Putra, R. 2008. Perbandingan Efek Antibakteri Jus Nanas Pada Berbagai Konsentrasi Terhadap Streptococcus mutans. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Agustina, L., 1990. Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta. Bibiana W dan Sugyo Hastowo. 1992. Mikrobiologi. Rajawali. Jakarta Buckle, K.A. R.A. Edwards, G.H. Fleet, and M. Wooton. 2009. Ilmu Pangan. Jakatra. UI-Press. Chairul Rachman, 2008. Petunjuk Teknis Penanganan dan Pengolahan Susu. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian. Jakarta Davis dan Stout. 1971. Disc Plate Method Of Microbiological Antibiotic Essay. Journal Of Microbiology. Vol 22 No 4. Endang Suerni1, 2013. Uji Daya Hambat Ekstrak Buah Nanas (Ananas comosus L.Merr.), Salak (Salacca edulis Reinw.) dan Mangga Kweni (Mangifera odorata Griff.) terhadap Daya Hambat Staphylococcus aureus. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Tadulako. Sulawesi Tengah. Hart, Harold. 1998. Kimia Organik. Edisi Ke Enam. Penerbit Erlangga. Jakarta. Manik, J. M. dan Edward. 1987. Sifat-Sifat Deterjen dan Dampaknya terhadap Perairan. Oseana. Pratiwi, S. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga. Jakarta. Soekarto, E., 1985. Penilaian Organoleptik untuk Pangan dan Hasil Pertanian. Bhratara Karya Aksara. Jakarta. Sugiharto. 1987. Dasar-dasar pengelolaan air limbah. Universitas Indonesia. Jakarta
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
8
Pengaruh Jus Bonggol Buah Nanas …………………………………………………..… Fikri Muhammad Audy
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING DAN PERNYATAAN PENULIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama
: Fikri Muhammad Audy
NPM
: 200110110102
Judul Artikel
: Efektivitas Jus Bonggol Buah Nanas Terhadap Daya Hambat dan Penurunan Jumlah Bakteri Total pada Milk can
Menyatakan bahwa artikel ini merupakan hasil penelitian penulis, data dan tulisan ini bukan hasil karya orang lain, ditulis dengan kaidah-kaidah ilmiah dan belum pernah dipublikasikan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, tanpa tekanan dari pihak manapun. Penulis bersedia menanggung konsekuensi hukum apabila ditemukan kesalahan dalam pernyatan ini.
Dibuat di Jatinangor, 14 Maret 2016 Mengetahui, Pembimbing Utama,
Penulis, Nama lengkap dan Tandatangan
Materei Rp 6000,-
(Dr. Eulis Tanti Marlina, S.Pt., M.P.)
(Fikri Muhammad Audy)
Pembimbing Anggota,
(Dr. Ir. Yuli Astuti Hidayati., M.P.)
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
9