Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015
ISBN: 979-587-580-9
EFEKTIVITAS DOLOMIT DAN BIOCHAR SEKAM TERHADAP PRODUKTIVITAS DUA VUB PADI RAWA EFFECTIVENESS OF DOLOMITE AND HUSK OF BIOCHAR TO RICE PRODUCTIVITY OF TWO VUB IN SWAMP LAND Junita Barus 1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung Corresponding author:
[email protected]
*)
ABSTRACT Swamp land in Lampung is potential producing rice beside irrigated lowland. Productivity improvement efforts can be done through improved productivity of land and the use of new varieties of high yield. With this objective, the research conducted in tidal swamp land Taman Sari Village, District Ketapang, South Lampung in April-August 2015. The treatments were: A. New Varieties (VUB) swamp rice (A1. Inpara 2; A2. Inpara 7 ); and B. Soil conditioner (B0. Without / control; B1.Dolomite 1 t ha-1; B2. Husk biochar 2 t ha-1; B3. Husk biochar 4 t ha-1). Treatment arranged in a randomized block design with four replications. Observations of some chemical properties of soil, growth and crop production of rice. Data were analyzed of varians, and when significant followed by DMRT.Applicationof dolomite improvesoilpH,P-available, and the CEConsoil that planted withvarietiesInpara2andInpara7.Levels of soilC-organic increased by about7% with the addition of huskbiochar4 t ha-1atInpara2.Treatmentof dolomitesignificantly increased the numberof grains perpaniclecompared tocontrolsatvarietyInpara2, whileonInpara7all treatmentsare notsignificantly different from thecontrol. Treatmentdolomiteandbiocharincrease rice productivitycompared tothe control, wherethe highest yieldsforboth varietiesobtained inthe treatmentof dolomite1 t ha-1ie6,32 t ha-1and5,51 t ha-1GKP. Key words : Dolomit, Biochar, Inpara 2, Inpara 7
ABSTRAK Selain lahan sawah irigasi, lahan rawa di Lampung berupa rawa lebak maupun rawa pasang surut sangat potensial untuk pengembangan tanaman pangan khususnya padi.Untuk peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan perbaikan produktivitas lahan dan penggunaan varietas unggul baru. Dengan tujuan perbaikan produktivitas padi di lahan rawa pasang surut dilakukan penelitian di Desa Taman Sari, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan pada bulan April – Agustus 2015, dengan perlakuan : A. Varietas Unggul Baru (VUB) padi rawa (A1. Inpara 2 dan A2.Inpara 7); dan B. Pembenah tanah (B0.Tanpa/kontrol; B1.Dolomit 1 t ha-1; B2.Biochar 2 t ha-1; dan B3.Biochar 4 t ha-1).Perlakuan disusun dalam rancangan acak kelompok dengan luas petakan sesuai ukuran petak lahan petani.Pengamatan dilakukan terhadap beberapa sifat kimia tanah, pertumbuhan dan produksi tanaman.Data yang 1
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015
ISBN: 979-587-580-9
terkumpul dianalisis sidik ragam dan apabila menunjukkan perbedaan dilanjutkan dengan uji DMRT.Aplikasi dolomit pada tanahmeningkatkan pH, P-tersedia, dan KTK tanah baik pada lahan yang ditanami varietas Inpara 2 maupun Inpara 7. Kadar C-Organik tanah meningkat sekitar 7 % dengan penambahan biochar sekam 4 t ha-1 pada Inpara 2.Perlakuan dolomit nyata meningkatkan jumlah gabah per malai dibandingkan kontrol pada Varietas Inpara 2, sedangkan pada Inpara 7 semua perlakuan tidak berbeda nyata dengan kontrol.Perlakuan dolomit dan biochar meningkatkan produktivitas padi dibandingkan kontrol, dimana hasil tertinggi untuk kedua varietas tersebut diperoleh pada perlakuan dolomit 1 t ha-1 yaitu 6.32 t ha-1 dan 5.51 t ha-1GKP. Kata Kunci : Dolomit, Biochar, Inpara 2, Inpara 7 PENDAHULUAN Selain lahan sawah irigasi, lahan rawa berupa rawa lebak maupun rawa pasang surut sangat potensial untuk pengembangan tanaman pangan khususnya padi di Lampung.Sebagai lahan marginal, pemanfaatan lahan rawa pasang surut untuk usaha pertanian memang tidak mudah karena beberapa ciri kemarginalannya seperti fluktuasi rejim air, tingkat kemasaman tanah yang tinggi (pH < 5), kandungan besi (Fe2+) cukup tinggi dan lapisan pirit yang dangkal, serta intrusi air garam. Selanjutnya,menurut Nazemi et al. (2012), peningkatan pemanfaatan lahan rawa pasang surut dapat dilakukan dengan introduksi pengelolaan lahan (penggunaan pupuk berimbang, ameliorasi dengan kapur atau arang sekam dan bahan pembenah tanah lainnya), pengelolaan air (sistim tata air sesuai tipe luapan), dan pengelolaan budidaya tanaman (penggunaan varietas unggul yang adaptif,
pengendalian hama dan
penyakit, dll). Salah satu upaya untuk mengatasi kemarginalan lahan rawa pasang surut adalah dengan
aplikasi
pembenah
tanah
seperti
dolomit/kaptan(CaMg(CO3)2.Pengapuran
meningkatkan pH tanah dan efisiensi pemupukan P, bahkan mengekstrak P tanah yang terikat oleh Al atau Fe.Pengapuran efektif dalam menghambat penurunan pH akibat oksidasi pirit pada tanah sulfat masam (Priatmadi dan Haris 2009).Bahkan dosis pupuk NPKSdapat dikurangi hingga 50% dengan dikombinasi 750kg/ha dolomit + 1000 kg/ha pupuk kandang (Taufiq et al., 2011). Selain kapur, pemberian bahan organik juga efektif meningkatkan pH dan menurunkan Al-dd (Anwar et al. 2006).Peningkatan daya guna limbah tanaman seperti biochar juga telah banyak dimanfatkan sebagai pembenah tanah.Biochar sekam merupakan limbah hasilproses penggilingan padi menjadi beras yang terdapat melimpah di daerah sentra padi.Sekam padi mengandung karbon yang tinggi dan bila diproses dengan teknik pyrolisis 2
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015
ISBN: 979-587-580-9
(pembakaran tanpa atau sedikit oksigen) menghasilkan arang (biochar) yang dapat dimanfaatkan sebagai pembenah tanah.Sebagai pembenah tanah organik, biochar berfungsi meningkatkan produktivitas lahan, bertahan lama dalam tanah serta berkontribusi terhadap pengurangan emisi karena tidak cepat hilang melalui dekomposisi. Peran biochar sekam dalam memperbaiki kesuburan tanah diantaranya adalah dengan mengefektifkan pemupukan, dimana biochar dapat mengikat hara (pada saat kelebihan hara) dan dapat dilepaskan pada saat tanaman membutuhkan (slow release), sehingga tanaman terhindar dari keracunan hara (terutama hara mikro) dan kekurangan hara. Kelebihan biochar dibandingkan bahan organik lainnya adalah lebih persisten dalam tanah, sehinggasemua manfaat yang berhubungandengan perbaikankesuburan tanah dapat berjalanlebihlama, sementara pupukorganik mengalamipembusukan yangmengemisikangasberupametana,yang meningkatkanpemanasanglobal (Gani, 2009).Selain itu berperan dalam memperbaiki sifatsifat fisik tanah (Sun and Lu, 2014) serta sifat-sifat kimia tanah diantaranyaketersediaan beberapa unsur hara tanah (Kloss et al., 2014).
BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan dilahan rawa pasang surut Desa Taman Sari, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan pada musim kering (MK) bulan April – Agustus 2015, dengan perlakuan : A. Varietas Unggul Baru (VUB) padi rawa (A1. Inpara 2 dan A2.Inpara 7); dan B. Pembenah tanah (B0.Tanpa/kontrol; B1.Dolomit 1 t ha-1; B2.Biochar 2 t ha-1; dan B3.Biochar 4 t ha-1).Perlakuan disusun dalam rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan serta luas petakan sesuai ukuran petak lahan petani.Dolomit dan biochar diaplikasikan sebelum tanam (setelah pengolahan tanah terakhir).Pupuk NPK diberikan sesuai rekomendasi PUTR (Perangkat Uji Tanah Rawa). Pengamatan dilakukan terhadap beberapa sifat kimia tanah (pH, C-Organik, P dan K tersedia, dan KTK), pertumbuhandan komponen panen serta produksi tanaman (Tinggi tanaman, jumlah malai/tanaman, jumlah gabah/malai, persentase gabah hampa, dan produksi/ha.Data yang terkumpul dianalisis sidik ragam dan apabila menunjukkan perbedaan dilanjutkan dengan uji DMRT.
HASIL Aplikasi dolomit pada tanah terlihat meningkatkan pH baik pada lahan yang ditanami varietas Inpara 2 maupun Inpara 7, dengan kenaikan masing-masing 6.64% dan 4.06 %. Dengan aplikasi sekam biochar mampu meningkatkan pH tanah namun tidak setinggi 3
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015
ISBN: 979-587-580-9
dolomit. Dengan aplikasi 4t ha-1biochar pada lahan dengan Varietas Inpara 2 meningkatkan pH tanah 2.15 % dan kadar C-Organik meningkat sekitar 7 %. Peningkatan P-tersedia dan KTK tanah cukup tinggi dengan aplikasi dolomit 1 t ha-1 yaitu 31.9 % dan 22.7 % pada lahan Inpara 2; sedangkan dengan aplikasi biochar 4t ha-1 meningkatkan P-tersedia hanya sekitar 9.6 % dan KTK 13.6 %. Kapur /dolomit selain sebagai sumber kalsium, pengaruhnya pada tanah masam adalah meningkatkan ketersediaan P dengan membebaskan P dari ikatan logamlogam di dalam tanah. Tabel 1. Pengaruh perlakuan dolomit dan biochar terhadap sifat-sifat kimia tanah No
Perlakuan
pH
1 2 3 4 5 6 7 8
Inpara 2Kontrol Inpara 2 + Dolomit 1t ha-1 Inpara 2 + Biochar 2 t ha-1 Inpara 2 + Biochar 4 t ha-1 Inpara 7 Kontrol Inpara 7 + Dolomit 1t ha-1 Inpara 7 + Biochar 2 t ha-1 Inpara 7 + Biochar 4 t ha-1
5.12 5.46 5.15 5.23 5,17 5.38 5.21 5.28
C-Organik (%) 1.12 1.10 1.15 1.20 1.09 1.13 1.18 1.19
N-Total (%) 0.09 0.09 0.11 0.12 0.08 0.10 0.12 0.12
P-tersedia (Bray-1) 16.60 21.90 16.80 18.20 15.40 19.90 17.10 17.80
KTK 13.11 16.09 14.31 14.89 14.12 15.76 14.21 14.83
Tabel 2.Pengaruh perlakuan dolomit dan biochar terhadap tinggi tanaman dan komponen hasil padi rawa. No Perlakuan Tinggi Jumlah Jumlah Gabah Tanaman malai/ gabah/ hampa (cm) tanaman malai (%) 1 Inpara 2 Kontrol 110.3 a 13.2 a 95.3 b 17.3 a -1 2 Inpara 2 + Dolomit 1 t ha 114.4 a 15.4 a 114.2 a 15.6 a -1 3 Inpara 2 + Biochar 2 t ha 113.8 a 14.3 a 103.4 ab 16.7 a -1 4 Inpara 2 + Biochar 4 t ha 116.7 a 16.5 a 107.4 ab 14.2 a 5 Inpara 7 Kontrol 92.7 b 12.8 a 92.7 b 18.3 a -1 6 Inpara 7 + Dolomit 1 t ha 95.3 ab 14.4 a 104.6 ab 13.3 a -1 7 Inpara 7 + Biochar 2 t ha 93.5 b 12.8 a 102.3 ab 14.7 a -1 8 Inpara 7 + Biochar 4 t ha 96.5 ab 14.3 a 105.6 ab 15.2 a
Pengaruh pemberian dolomit dan biochar terhadap hasil (produktivitas) dua VUB padi rawa dapat dilihat dalam Gambar 1.Perlakuan dolomit dan biochar terlihat meningkatkan produktivitas padi dibandingkan kontrol, dimana hasil tertinggi untuk kedua varietas tersebut diperoleh pada perlakuan dolomit 1 t ha-1 yaitu 6.32 t ha-1dan 5.51 t ha-1Gabah Kering Panen
4
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015
ISBN: 979-587-580-9
(GKP). Kisaran hasil yang diperoleh dengan aplikasi dolomit dan biochar sudah mendekati potensi hasilnya, dimana potensi hasil inpara 2 adalah 6.08 t/ha GKG dan Inpara 7 adalah 5.1 t/ha GKG (Suprihatno, 2013). Selain pada tanaman padi, pemberian kapur dolomit juga terbukti meningkatkan hasil kedelai pada lahan kering masam, dimana pemberian kapur pada tahun pertama 100 % dan tahun kedua sebanyak 25 % nyata meningkatkan jumlah polong isi dan hasil kedelai pada lahan kering masam (Subandi dan Wijanarko, 2013).
Produktivitas Padi Rawa (t ha-1) 7 6
6,32
6,05 5,58
5,25
5,51 4,82
5
5,04
5,12
A2B2
A2B3
4 3 2 1 0 A1B0
A1B1
A1B2
A1B3
A2B0
A2B1
Gambar 1. Pengaruh aplikasi dolomit dan biochar terhadap produktivitas padi rawa Keterangan : A1B0 = Inpara 2 Kontrol; A1B1=Inpara 2 + Dolomit 1 t ha-1 ; A1B2=Inpara 2 + Biochar 2 t/ha; A1B3=Inpara 2 + Biochar 4 t/ha; A2B0 = Inpara 7, Kontrol; A2B1=Inpara 7 + Dolomit 1 t ha -1 ; A2B2=Inpara 7 + Biochar 2 t/ha; A2B3=Inpara 7 + Biochar 4 t/ha;
PEMBAHASAN Aplikasi dolomit dan biochar tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman padi Varietas Inpara 2, namun antar varietas terlihat berbeda nyata (Tabel 2).Jumlah malai tertinggi (16.5) diperoleh pada perlakuan biochar 4t ha-1 pada Inpara 2, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.Perlakuan dolomit nyata meningkatkan jumlah gabah per malai dibandingkan kontrol pada Varietas Inpara 2, sedangkan pada Inpara 7 semua perlakuan tidak berbeda nyata dengan kontrol.Persentase gabah hampa tertinggi (18.3 %) diperoleh pada perlakuan kontrol Inpara 7. Pemberian dolomit meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai dijelaskan oleh Sumaryo dan Suryono (2000), bahwa aplikasi dolomit dapat menambah ketersediaan Ca dan Mg dalam tanah, dimana dengan meningkatnya Ca dan Mg memacu turgol sel dan 5
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015
ISBN: 979-587-580-9
pembentukan khlorofil sehingga proses fotosintesis menjadilebih meningkat, produk dari fotosintesis juga meningkat, hasil dan proses fotosintesis ini sebagian digunakan oleh bakteri bintil akar untuk pertumbuhannya. Pengaruh pemberian dolomit dan biochar terhadap hasil (produktivitas) dua VUB padi rawa dapat dilihat dalam Gambar 1. Perlakuan dolomit dan biochar terlihat meningkatkan produktivitas padi dibandingkan kontrol, dimana hasil tertinggi untuk kedua varietas tersebut diperoleh pada perlakuan dolomit 1 t ha-1 yaitu 6.32 t ha-1 dan 5.51 t ha-1Gabah Kering Panen (GKP). Kisaran hasil yang diperoleh dengan aplikasi dolomit dan biochar sudah mendekati potensi hasilnya, dimana potensi hasil inpara 2 adalah 6.08 t/ha GKG dan Inpara 7 adalah 5.1 t/ha GKG (Suprihatno, 2013). Selain pada tanaman padi, pemberian kapur dolomit juga terbukti meningkatkan hasil kedelai pada lahan kering masam, dimana pemberian kapur pada tahun pertama 100 % dan tahun kedua sebanyak 25 % nyata meningkatkan jumlah polong isi dan hasil kedelai pada lahan kering masam (Subandi dan Wijanarko, 2013).
Produktivitas Padi Rawa (t ha-1) 7 6
6,32
6,05 5,58
5,25
5,51 4,82
5
5,04
5,12
A2B2
A2B3
4 3 2 1 0 A1B0
A1B1
A1B2
A1B3
A2B0
A2B1
Gambar 1. Pengaruh aplikasi dolomit dan biochar terhadap produktivitas padi rawa Keterangan : A1B0 = Inpara 2 Kontrol; A1B1=Inpara 2 + Dolomit 1 t ha-1 ; A1B2=Inpara 2 + Biochar 2 t/ha; A1B3=Inpara 2 + Biochar 4 t/ha; A2B0 = Inpara 7, Kontrol; A2B1=Inpara 7 + Dolomit 1 t ha -1 ; A2B2=Inpara 7 + Biochar 2 t/ha; A2B3=Inpara 7 + Biochar 4 t/ha;
KESIMPULAN Aplikasi dolomit maupun biochar pada lahan rawa pasang surut meningkatkan pH, Ptersedia, dan KTK tanah baik pada lahan yang ditanami varietas Inpara 2 maupun Inpara 7. 6
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015
ISBN: 979-587-580-9
Kadar C-Organik tanah meningkat sekitar 7 % dengan penambahan biochar sekam 4 t ha-1 pada Inpara 2.Perlakuan dolomit nyata meningkatkan jumlah gabah per malai dibandingkan kontrol pada Varietas Inpara 2, Sedangkan pada Inpara 7, semua perlakuan tidak berbeda nyata terhadap komponen hasil (jumlah malai dan jumlah gabah/malai) dibandingkan dengan kontrol.Terhadap produktivitas padi, perlakuan dolomit maupun biochar meningkatkan dibandingkan kontrol, dimana hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan dolomit 1 t ha-1 yaitu 6.32 t ha-1(Inpara 2) dan 5.51 t ha-1GKP (Inpara 7). UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih diucapkan kepada Bapak Tusrimin sebagai teknisi lapang di BPTP Lampung dan Bapak Hamidan sebagai penyuluh lapang di BP3K Ketapang, Lampung Selatan atas bantuannya dalam pelaksanaan lapang kegiatan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Anwar, K., S. Sabiham, B. Sumawinata, A. Sapei,dan T. Alihamsyah.2006. Pengaruh kompos jerami terhadap kualitas tanah,kelarutan Fe2+dan SO42-serta produksi padi pada tanah sulfatmasam. J. Tanah dan Iklim 24:29-39 Gani, A. 2009.Potensi Arang Hayati Biochar sebagai Komponen Teknologi Perbaikan Produktivitas Lahan Pertanian. Iptek Tanaman Pangan 4 (1) : 33 - 48 Kloss, S.,F.Zehetner,B. Wimmer,J. Buecker,F. Rempt,andG.Soja. 2014. Biochar applicationtotemperatesoils:Effects onsoilfertilityandcrop growthunder greenhouseconditions. J. PlantNutr.SoilSci. :177,3–15 Nazemi, D., A. Hairani, dan Nurita 2012. Optimalisasi Pengelolaan Lahan Rawa Pasang Surut melalui Pengelolaan Lahan Rawa dan Komoditas. Jurnal Agrovigor 5 (1) : 52 - 57 Priatmadi, B.J., dan A. Haris. 2009. Reaksi pemasaman senyawapirit pada tanah rawa pasang surut. J. Tanah Tropika 14(1):19-24. Suprihatno, B., Aan A. Daradjat., Satato., Erwin Lubis., Baehaki, SE., S. Dewi Indrasari., I Putu Wardana dan M.J. Mejaya. 2013. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.Sukamandi. Taufiq, A., A. Wijanarko dan Suyamto. 2011. Takaran Optimal Pupuk NPKS, Dolomit, dan Pupuk Kandangpada Hasil Kedelai di Lahan Pasang Surut.J. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 30 (1) : 53 - 57 Sumaryo dan Suryono. 2000. Pengaruh dosis pupuk dolomit dan SP-36 terhadap jumlah bintil akar dan hasil tanaman kacang tanah di tanah Latosol. Agrosains 2 (2) : 54 – 58 Subandi dan Andy Wijanarko.2013. Pengaruh Teknik Pemberian Kapur terhadap Pertumbuhan dan hasil Kedelai pada Lahan Kering Masam. J Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 32 (3) : 171 – 178 Sun, F. dan S. Lu. 2014. Biochars improve aggregate stability, water retention, and porespace properties of clayey soil. J. Plant Nutr. Soil Sci., 177, 26–33
7