PENGARUH BIOCHAR DARI LIMBAH SEKAM PADI DAN TANDAN KELAPA SAWIT TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH SULFAT MASAM (BIOCHAR EFFECT FROM WASTE RICE HUSK AND PALM OIL TOWARD CHEMICAL PROPERTIES ACID SULPHATE SOILS) Yuni Aulia Agustina1, Nopi Stiyati Prihatni2 dan Bambang Joko Priatmadi3 1 Mahasiswi Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, ULM 2 Dosen Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, ULM 3 Dosen Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, ULM JL. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Tanah Sulfat masam memiliki karakteristik pH yang rendah, memiliki nilai kelarutan Al dan Fe yang tinggi, sehingga akan menimbulkan efek negatif antara lain penurunan ketersediaan unsur hara, meningkatkan dampak unsur beracun, penurunan hasil tanaman dan mempengaruhi fungsi penting biota tanah. Salah satu teknologi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan pada tanah sulfat masam adalah teknologi biochar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dan pemberian biochar dan dari limbah sekam padi dan limbah tandan kelapa sawit terhadap parameter sifat kimia tanah sulfat masam yaitu pH (Potential of Hydrogen), KTK (Kapasitas Tukar Kation), konsentrasi Fe-larut, Fe-dd (Fe-dapat ditukar),Al-larut dan Al-dd (Aldapat ditukar). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, yaitu 2 jenis biochar (biochar dari sekam padi dan tandan kelapa sawit) dan 4 dosis pemberian biochar yaitu 0 ton/ha, 6 ton/ha, 12 ton/ha dan 15 ton/ha atau setara dengan 0 g/5 kg, 15 g/5 kg, 30 g/5 kg dan 37,5 g/5 kg. Pengulangan sebanyak 3 kali sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian dosis biochar sekam padi memberikan pengaruh nyata terhadap parameter pH dengan dosis 15 g/5 kg tanah, Fe-dd dengan dosis 30 g/5 kg tanah dan Aldd dengan dosis 37,5 g/5 kg tanah dan tidak memberikan pengaruh nyata pada parameter KTK, Fe-larut dan Al-larut. Sedangkan pada pemberian biochar tandan kelapa sawit memberikan pengaruh nyata terhadap parameter pH dengan dosis 15 g/5 kg tanah, Fe-dd dengan dosis 15 g/5 kg tanah dan Al-dd dengan dosis 15 g/5 kg tanah dan tidak memberikan pengaruh nyata pada parameter KTK, Fe-larut dan Al-larut. Kata Kunci : Tanah sulfat masam, Biochar, Sekam padi, Tandan kelapa sawit ABSTRACT Sulfate acidic soil has a low pH characteristics, have Al and Fe solubility values are high, so it will cause negative effects include a decrease in the availability of nutrients, increasing the impact of toxic elements, reduction in crop yields and affect the essential function of soil biota. One technology that is used to solve the problems on acid sulphate soils are biochar technology. This study aims to determine the effect and the provision of biochar and waste rice husks and waste oil palm bunches against the parameters of acid sulfate soil chemical properties, namely pH, Cation 1
Exchange Capacity (CEC), concentrations of Fe-soluble, Fe-exchangeble, Al-soluble and Alexchangeble. This reserch uses a completely randomized design (CRD) with two factors, namely the two types of biochar (biochar from rice husk and palm oil) and 4 doses of biochar is 0 ton / ha, 6 tons / ha, 12 ton / ha and 15 tons / ha, equivalent to 0 g / 5 kg, 15 g / 5 kg, 30 g / 5 kg and 37.5 g / 5 kg. Repetition 3 times so that there are 24 experimental unit. The results showed that the dosing rice husk biochar significant effect on the parameters of pH at a dose of 15 g / 5 kg of soil, Fe-dd with a dose of 30 g / 5 kg of soil and Al-dd with a dose of 37.5 g / 5 kg of soil and no significant effect on the parameters CEC, Fe-soluble and Al-soluble. While the provision of biochar palm bunches significant effect on the parameters of pH at a dose of 15 g / 5 kg of soil, Fe-dd with a dose of 15 g / 5 kg of soil and Al-dd with a dose of 15 g / 5 kg of soil and no significant effect the parameters CEC, Fe-soluble and Al-soluble. Keywords: Soil of acid sulfate, Biochar, rice husk, palm oil.
1. PENDAHULUAN Tanah sulfat masam memiliki potensi besar untuk pengembangan pertanian, luasnya mencapai 6,7 juta hektar tersebar dipulau Sumatera, Kalimantan dan Papua. Tanah Sulfat masam memiliki karakteristik yang apabila teroksidasi akan menurunkan pH (Potential of Hydrogen) sampai sangat masam yang akan menimbulkan efek negatif antara lain penurunan ketersediaan unsur hara, meningkatkan dampak unsur beracun, penurunan hasil tanaman dan mempengaruhi fungsi penting biota tanah. (Sulistiyani dkk, 2014). Salah satu teknologi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan pada tanah sulfat masam adalah teknologi biochar. Bahan yang digunakan pada teknologi biochar ini yaitu limbah sekam padi dan tandan kelapa sawit. Penggunaan bahan dari limbah tersebut bertujuan untuk mengurangi timbulan-timbulan limbah yang dihasilkan dari sektor pertanian padi dan sektor perkebunan kelapa sawit. Teknologi biochar dapat meningkatkan beberapa sifat kimia tanah seperti pH, KTK, dan beberapa senyawa seperti C-organik, N-total, serta dapat mereduksi aktivitas senyawa Fe dan Al yang berdampak terhadap peningkatan P-tersedia (Sudjana, 2014). Hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya mengindikasikan biochar dari sekam padi dan tandan kelapa sawit dapat mengatasi permasalahan pada sifat kimia tanah sulfat masam yaitu pH, KTK, Fe-larut, Fe-dd, Al-larut dan Al-dd. Pada tanah sulfat masam memiliki karakteristik nilai pH yang rendah dan konsentrasi Fe yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh pH yang rendah akan menyebabkan unsur-unsur mikro tanah seperti konsentrasi Fe mudah larut dalam jumlah yang besar. Konsentrasi Al berhubungan dengan pH tanah, Al berkorelasi negatif dengan pH, semakin rendah nilai pH tanah maka konsentrasi Al semakin tinggi dan sebaliknya pH tanah yang tinggi menyebabkan Al cepat mengendap. Sedangkan untuk parameter KTK rendah, maka menghasilkan kation negatif yang semakin sedikit, hal ini disebabkan oleh ion-ion H+ yang semakin meningkat. Sehingga semakin rendah pH tanah (masam), maka KTK pada tanah semakin rendah pula. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian biochar terhadap sifat kimia tanah sulfat masam yaitu pH, KTK, konsentrasi Fe-larut, Fe-dd, Al-larut dan Al-dd.
2
2. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016 sampai bulan Juni 2016. Lokasi inkubasi terletak di rumah kaca kultur jaringan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat dan lokasi penelitian parameter sifat kimia tanah sulfat masam di Laboratorium Fisika Kimia Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Peralatan yang digunakan antara lain pot (reaktor), lakban, alat pengaduk, pirolisis, jerigen, plastik, kertas label, saringan tanah, sekrup, timbangan, lesung dan saringan ukuran 40 mesh. Bahan yang digunakan antara lain limbah sekam padi dan limbah tandan kelapa sawit yang di jadikan sebagai bahan biochar dan tanah sulfat masam yang diambil dengan kedalaman yaitu sekitar 0 - 20 cm dari permukaan. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap ( RAL) terdiri dari 2 faktor, yaitu 2 jenis biochar (biochar dari sekam padi dan tandan kelapa sawit) dan 4 dosis pemberian biochar yaitu 0 ton/ha, 6 ton/ha, 12 ton/ha dan 15 ton/ha atau setara dengan 0 g/5 kg, 15 g/5 kg, 30 g/5 kg dan 37,5 g/5 kg. Pengulangan sebanyak 3 kali sehingga terdapat 24 satuan percobaan, dengan lama inkubasi 14 hari. Teknik pengambilan data dilakukan dengan pengambilan sampel tanah yang terganggu sebanyak 100 g. Sedangkan untuk pengujian parameter dilakukan dengan cara metode penetapan. Parameter pH dengan ekstraksi H2O, KTK dengan ekstraksi NH4OAc pH 7,0, Fe-larut dengan ekstraksi H2O, Fe-dd dengan ekstraksi NH4OAc pH 4,8, Al-larut dengan ekstrasi H2O dan Al-dd dengan ekstraksi KCL 1 N. Hasil penelitian dianalisa dengan uji F. Apabila hasil analisa ragam menunjukan bahwa perlakuan berpengaruh nyata atau signifikan, maka dilanjutkan dengan uji Least Significant Differences (LSD) 5% 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengaruh Pemberian Biochar dari Limbah Sekam Padi dan Tandan Kelapa Sawit Terhadap Parameter Kimia Tanah Sulfat Masam 3.1.1 pH Tanah 3.1.1.1 Biochar dari Sekam Padi Pengaruh dosis biochar dari sekam padi terhadap pH tanah sulfat masam dapat disajikan pada Tabel 3.1. berikut. Tabel 3.1. Nilai pH Tanah pada Berbagai Dosis Biochar Sekam Padi No. 1 2 3 4
Perlakuan Kontrol 0 g/5 kg Biochar 15 g/5 kg Biochar 30 g/5 kg Biochar 37,5 g/5 kg
P1
P2
P3
3,90 4,05 4,00 4,02
3,92 4,03 4,19 3,96
3,92 4,15 4,01 4,16
Rata-rata pH 3,91a 4,08b 4,13b 4,17b
Berdasarkan uji F bahwa perlakuan pemberian biochar sekam padi menunjukan berpengaruh secara nyata terhadap perubahan nilai pH tanah sulfat masam. Pada perlakuan kontrol (B0) pH tanah sebesar 3,91. Nilai pH tersebut sesuai dengan pendapat (Sukbisa, 2006) menyatakan bahwa tanah sulfat masam memiliki pH 3,5 - 4,3. Kemudian setelah perlakuan pemberian biochar sekam padi dengan dosis 15 g, 30 g dan 37,5 g terjadi kenaikan pH berkisar dari 4,08 - 4,17.
3
Berdasarkan hasil Uji LSD 5% menunjukan kenaikan pH terhadap variasi dosis biochar dari sekam padi pada perlakuan kedua sampai keempat (B1-B3) memberikan perbedaan nyata bila dibandingkan dengan perlakuan pertama (B0). Namun pada perlakuan ketiga sampai keempat (B2B3) dibandingkan dengan perlakuan kedua (B1) tidak berpengaruh signifikan. Pemberian biochar sekam padi dikatakan berpengaruh nyata dalam meningkatkan pH tanah sulfat masam. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh (Purba 2015) menunjukan bahwa bahan organik menghasilkan asam-asam organik yang mampu mengikat senyawa logam, sehingga dapat meningkatkan pH tanah. 3.1.1.2 Biochar dari Tandan Kelapa Sawit Pengaruh dosis biochar dari tandan kelapa sawit terhadap pH tanah sulfat masam dapat disajikan pada Tabel 3.2. berikut. Tabel 3.2. Nilai pH Tanah pada Berbagai Dosis Biochar Tandan Kelapa Sawit No.
Perlakuan
P1
P2
P3
1 2 3 4
Kontrol 0 g/5 kg Biochar 15 g/5 kg Biochar 30 g/5 kg Biochar 37,5 g/5 kg
3,90 4,04 4,12 4,09
3,85 4,20 4,19 4,09
3,85 4,04 4,16 4,15
Rata-rata pH 3,87a 4,09b 4,16b 4,11b
Berdasarkan uji F bahwa perlakuan pemberian biochar tandan kelapa sawit berpengaruh sangat nyata terhadap perubahan nilai pH tanah sulfat masam. Pada perlakuan kontrol (B0) pH tanah yaitu sebesar 3,87. Kemudian setelah pemberian biochar tandan kelapa sawit dengan dosis 15 g, 30 g dan 37,5 g terjadi kenaikan pH nyata berkisar 4,09 - 4,16. Berdasarkan hasil Uji LSD 5% menunjukan kenaikan pH terhadap variasi dosis biochar dari tandan kelapa sawit pada perlakuan kedua sampai keempat (B4-B6) memberikan perbedaan sangat nyata bila dibandingkan dengan perlakuan pertama (B0). Namun pada perlakuan ketiga sampai keempat (B5-B6) dibandingkan dengan perlakuan kedua (B4) tidak berpengaruh signifikan. Pemberian biochar tandan kelapa sawit dikatakan berpengaruh nyata dalam meningkatkan pH tanah sulfat masam. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh (Winarti, 2013) bahwa pemberian bahan organik tandan kelapa sawit akan terdekomposisi dan melepaskan mineralnya berupa kation basa (OH-) yang mengikat anion (H+) sehingga terjadi peningkatan pH tanah. 3.1.2 KTK 3.1.2.1 Biochar dari Sekam Padi Pengaruh dosis biochar dari sekam padi terhadap KTK sulfat masam dapat disajikan pada Tabel 3.3. berikut.
4
Tabel 3.3. Nilai KTK pada Berbagai Dosis Biochar Sekam Padi No. 1 2 3 4
Perlakuan Kontrol 0 g/5 kg Biochar 15 g/5 kg Biochar 30 g/5 kg Biochar 37,5 g/5 kg
P1
P2
P3
17,44 24,61 27,36 27,90
28,19 20,91 23,52 21,17
26,61 22,57 17,44 20,76
Rata-rata KTK (me/100 g) 24,08 22,70 22,77 23,28
Berdasarkan uji F bahwa perlakuan pemberian biochar sekam padi menunjukan tidak berpengaruh secara nyata terhadap perubahan nilai KTK tanah sulfat masam. Pada perlakuan kontrol (B0) nilai KTK sebesar 24,08 me/100 g. Nilai KTK tersebut sesuai dengan Kriteria penilaian sifat kimia tanah menurut (Hardjowigeno, 1995) tergolong sedang 17 - 24 me/100 g. Kemudian setelah perlakuan pemberian biochar sekam padi dengan dosis 15 g, 30 g dan 37,5 g terjadi penurunan nilai KTK berkisar 23,28 - 22,70 me/100 g. Pemberian biochar sekam padi tidak berpengaruh signifikan dalam meningkatkan nilai KTK tanah sulfat masam dikarenakan nilai KTK tersebut sebelum diberi biochar sudah dalam kategori nilai KTK yang sedang. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh (Suastika, 2010) menunjukan bahwa nilai KTK sulfat masam tergolong tinggi sampai sangat tinggi yaitu 31,50 62,50 me/100 g tanah di lapisan atas, dan tinggi yaitu 28,90 - 32,70 me/100 g tanah dilapisan bawah karena pengaruh kandungan bahan organik yang sangat tinggi. Sehingga tidak ada pengaruhnya dan setelah diberikan dosis biochar sekam padi malah terjadi penurunan nilai KTK tetapi tidak signifikan terhadap dosis kontrol. 3.1.2.2 Biochar dari Tandan Kelapa Sawit Pengaruh dosis biochar dari tandan kelapa sawit terhadap KTK sulfat masam dapat disajikan pada Tabel 3.4. berikut. Tabel 3.4. Nilai KTK pada Berbagai Dosis Biochar Tandan Kelapa Sawit No. 1 2 3 4
Perlakuan Kontrol 0 g/5 kg Biochar 15 g/5 kg Biochar 30 g/5 kg Biochar 37,5 g/5 kg
P1
P2
P3
24,92 28,14 20,33 28,50
18,93 26,32 15,81 23,03
26,74 25,28 23,39 26,23
Rata-rata KTK (me/100 g) 23,53 26,58 19,84 25,92
Berdasarkan uji F bahwa perlakuan pemberian biochar tandan kelapa sawit menunjukan tidak berpengaruh secara nyata terhadap perubahan nilai KTK tanah sulfat masam. Pada perlakuan kontrol (B0) nilai KTK sebesar 23,53 me/100g. Kemudian setelah perlakuan pemberian biochar tandan kelapa sawit dengan dosis 15 g, 30 g dan 37,5 g terjadi peningkatan dan penurunan nilai KTK berkisar 26,58 – 19,84 me/100 g. Pemberian biochar tandan kelapa sawit tidak berpengaruh signifikan dalam meningkatkan nilai KTK tanah sulfat masam. Menurut (Santoso, 2011) bahwa peningkatan KTK disebabkan oleh bahan organik yang mempunyai kapasitas pengikat unsur hara maupun air yang tinggi, koloid bermuatan negatif berupa OH-, yang mempunyai kemampuan daya menarik kation tanah.
5
Nilai KTK tanah pada perlakuan biochar tandan kelapa sawit berkisar 19,84 - 26,58 me/100g tergolong sedang. Menurut Standar Pusat Penelitian Tanah (1983) yang menyatakan bahwa nilai KTK <5 maka bisa dikatakan kandungannya sangat rendah, dan apabila kandungannya 5 sampai 16 maka KTK tergolong rendah, kemudian jika nilainya >25 maka tanah tersebut memiliki tingkat kesuburan cukup tinggi, sehingga KTK tanah sulfat masam tidak berpengaruh setelah pemberian biochar tandan kelapa sawit. 3.1.3 Fe-larut 3.1.3.1 Biochar dari Sekam Padi Pengaruh dosis biochar dari sekam padi terhadap Fe-larut tanah sulfat masam dapat disajikan pada Tabel 3.5. berikut Tabel 3.5. Nilai Fe-larut pada Berbagai Dosis Biochar Sekam Padi No. 1 2 3 4
Perlakuan Kontrol 0 g/5 kg Biochar 15 g/5 kg Biochar 30 g/5 kg Biochar 37,5 g/5 kg
P1
P2
P3
13,4 12,2 11,4 13,0
12,4 6,74 12,6 12,8
12,2 6,54 12,2 11,8
Rata-rata Fe-larut (ppm) 12,66 8,50 12,06 12,52
Berdasarkan uji F bahwa perlakuan pemberian biochar sekam padi menunjukan tidak berpengaruh secara nyata terhadap perubahan nilai Fe-larut tanah sulfat masam. Pada perlakuan kontrol (B0) Felarut tanah sebesar 12,66 ppm. Kemudian setelah perlakuan pemberian biochar sekam padi dengan dosis 15 g, 30 g dan 37,5 g terjadi penurunan nilai Fe-larut berkisar 12,52 - 8,50 ppm. Pemberian biochar sekam padi tidak berpengaruh signifikan dalam menurunkan nilai Fe-larut pada tanah sulfat masam, diberi variasi dosis biochar sekam padi, terjadi penurunan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh (Cyio, 2008) bahwa peningkatan nilai pH tanah di sebabkan oleh adanya kontribusi bahan organik yang melepaskan OH- dan akan terjadi keseimbangan antara OH- dengan H+ sehingga menyebabkan terjadinya Fe2+ (terlarut) menjadi Fe3+ (sukar larut) atau proses reduksi menjadi oksidasi. Pada penelitian Noor (2012) mengatakan bahwa kadar Fe dalam larutan bervariasi sekitar 10-500 ppm Fe, sedangkan klasifikasi batas kritis konsentrasi Fe dalam larutan tanah yang menyebabkan keracunan besi yang ringan yaitu ≤ 52 ppm, keracunan besi yang sedang 143 ppm dan keracunan besi yang berat ≥ 325 ppm . 3.1.3.2 Biochar dari Tandan Kelapa Sawit Pengaruh dosis biochar dari tandan kelapa sawit terhadap Fe-larut tanah sulfat masam dapat disajikan pada Tabel 3.6. berikut Tabel 3.6. Nilai Fe-larut pada Berbagai Dosis Biochar Tandan Kelapa Sawit No. 1 2 3 4
Perlakuan Kontrol 0 g/5 kg Biochar 15 g/5 kg Biochar 30 g/5 kg Biochar 37,5 g/5 kg
P1
P2
P3
7,22 15,01 11,98 11,81
13,23 13,90 12,90 9,43
12,03 13,49 12,54 8,76
6
Rata-rata Fe-larut (ppm) 10,83 14,13 12,47 10,00
Berdasarkan uji F bahwa perlakuan pemberian biochar tandan kelapa sawit menunjukan tidak berpengaruh secara nyata terhadap perubahan nilai Fe-larut tanah sulfat masam. Pada perlakuan kontrol (B0) Fe-larut sebesar 10,83 ppm. Kemudian setelah perlakuan pemberian biochar tandan kelapa sawit dengan dosis 15 g, 30 g dan 37,5 g terjadi peningkatan dan penurunan nilai Fe-larut berkisar 14,13 - 10,00 ppm. Pemberian biochar tandan kelapa sawit tidak berpengaruh signifikan dalam menurunkan nilai Felarut pada tanah sulfat masam, diberi variasi dosis biochar tandan kelapa sawit, terjadi peningkatan dan penurunan. Penelitian sebelumnya oleh (Mahdiannor, 2013) bahwa silika melepaskan ion OH-, Ion Fe dalam larutan tanah akan bereaksi dengan OH- tersebut dan akan membentuk senyawa Ferro hidroksida Fe(OH)2, sehingga konsentrasi Fe2+ menurun atau mengendap. Pada penelitian ini juga Fe-larut terjadi peningkatan, menurut penelitian (Fahmi, 2009) peningkatan konsentrasi Fe2+ dalam tanah disebabkan adanya penggenangan, penggenangan tanah akan mendorong terjadinya reduksi Fe3+ menjadi Fe2+. 3.1.4 Fe-dd 3.1.4.1 Biochar dari Sekam Padi Pengaruh dosis biochar dari sekam padi terhadap Fe-dd tanah sulfat masam dapat disajikan pada Tabel 3.7. berikut : Tabel 3.7. Nilai Fe-dd pada Berbagai Dosis Biochar Sekam Padi No. 1 2 3 4
Perlakuan Kontrol 0 g/5 kg Biochar 15 g/5 kg Biochar 30 g/5 kg Biochar 37,5 g/5 kg
P1
P2
P3
51,03 116,14 126,94 121,58
48,9 109,71 141,34 136,22
35,43 107,64 132,45 117,56
Rata-rata Fe-dd (ppm) 45,12a 111,16b 133,58c 125,12bc
Berdasarkan uji F bahwa perlakuan pemberian biochar sekam padi menunjukan berpengaruh sangat nyata terhadap perubahan nilai Fe-dd tanah sulfat masam. Pada perlakuan kontrol (B0) Fe-dd sebesar 45,12 ppm. Kemudian setelah perlakuan pemberian biochar sekam padi dengan dosis 15 g, 30 g dan 37,5 g terjadi kenaikan Fe-dd berkisar dari 111,16 - 133,58 ppm. Berdasarkan hasil uji LSD 5% menunjukan kenaikan Fe-dd terhadap variasi dosis biochar dari sekam padi pada perlakuan kedua sampai ketiga (B1-B2) memberikan perbedaan nyata bila dibandingkan dengan perlakuan pertama (B0). Namun pada perlakuan ketiga (B2) memberikan perbedaan nyata dibandingkan perlakuan kedua (B1), tetapi tidak memberikan perbedaan nyata dibandingkan perlakuan keempat (B3). Dan pada perlakuan keempat (B3) bila dibandingkan dengan perlakuan kedua (B1) dan perlakuan ketiga (B2) menunjukan tidak berpengaruh nyata. Pemberian dosis biochar sekam padi sangat berpengaruh nyata dalam meningkatkan Fe-dd pada tanah sulfat masam. Hasil penelitian ini mendukung penelitian oleh (Khusrizal, 2015) bahwa penambahan bahan organik dengan dosis 4,0 ton/ha mampu meningkatkan Fe-dd pada tanah masam menjadi 12,33 ppm dibandingkan tanpa pemberian bahan organik sebesar 3,15 ppm karena senyawa organik hasil penghancuran dengan unsur Fe-dd dapat membentuk senyawa kompleks sehingga Fe relatif kurang larut.
7
3.1.4.2 Biochar dari Tandan Kelapa Sawit Pengaruh dosis biochar dari tandan kelapa sawit terhadap Fe-dd tanah sulfat masam dapat disajikan pada Tabel 3.8. berikut Tabel 3.8. Nilai Fe-dd pada Berbagai Dosis Biochar Tandan Kelapa Sawit No. 1 2 3 4
Perlakuan Kontrol 0 g/5 kg Biochar 15 g/5 kg Biochar 30 g/5 kg Biochar 37,5 g/5 kg
P1
P2
P3
52,53 123,69 119,24 98,18
15,12 108,15 103,19 101,86
42,41 113,73 131,72 105,77
Rata-rata Fe-dd (ppm) 36,69a 115,19b 118,05b 101,94b
Berdasarkan uji F bahwa perlakuan pemberian biochar tandan kelapa sawit menunjukan sangat berpengaruh secara nyata terhadap perubahan nilai Fe-dd tanah sulfat masam. Pada perlakuan kontrol (B0) Fe-dd sebesar 36,69 ppm. Kemudian setelah perlakuan pemberian biochar tandan kelapa sawit dengan dosis 15 g, 30 g dan 37,5 g terjadi kenaikan nilai Fe-dd berkisar dari 115,19 118,05 ppm. Berdasarkan hasil uji LSD 5% menunjukan kenaikan Fe-dd terhadap variasi dosis biochar dari tandan kelapa sawit pada perlakuan kedua sampai keempat (B4-B6) memberikan perbedaan nyata bila dibandingkan dengan perlakuan pertama (B0). Namun pada perlakuan ketiga sampai keempat (B5-B6) tidak memberikan perbedaan nyata dibandingkan dengan perlakuan kedua (B4). Untuk hasil uji LSD 5%. Pemberian dosis biochar tandan kelapa sawit sangat berpengaruh nyata dalam meningkatkan Fe-dd pada tanah sulfat masam, karena pemberian biochar dengan pengekstrakan NH4OAc mempengaruhi peningkatan Fe-dd. Hal ini disebabkan oleh biochar menghasilkan kation (OH-) yang akan mengikat Fe2+ pada larutan tanah sehingga terjadi pengendapan terhadap Fe2+ dan kandungan Fe-dd yang menempel di dalam tanah karena adanya muatan negatif tanah yang akan bereaksi bersama Fe2+, sehingga mengendap dan terjadi peningkatan Fe-dd. 3.1.5 Al-larut Pengaruh pemberian biochar dari sekam padi dan tandan kelapa sawit terhadap Al-larut tanah sulfat masam dapat disajikan pada Tabel 3.9. berikut. Tabel 3.9. Nilai Al-larut pada Berbagai Dosis Biochar Sekam Padi No. 1 2 3 4
Perlakuan Kontrol 0 g/5 kg Biochar 15 g/5 kg Biochar 30 g/5 kg Biochar 37,5 g/5 kg
P1
P2
P3
0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00
8
Rata-rata Al-larut (me/100 g) 0,00 0,00 0,00 0,00
Tabel 3.10. Nilai Al-dd pada Berbagai Dosis Biochar Tandan Kelapa Sawit No. 1 2 3 4
Perlakuan Kontrol 0 g/5 kg Biochar 15 g/5 kg Biochar 30 g/5 kg Biochar 37,5 g/5 kg
P1
P2
P3
0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00
Rata-rata Al-larut (me/100 g) 0,00 0,00 0,00 0,00
Berdasarkan hasil penelitian bahwa nilai Al-larut pada tanah sulfat masam menunjukan nilai 0,00 me/100 g pada dosis kontrol (B0) dari dosis perlakuan pertama sampai perlakuan ketiga (B1-B3) dan (B4-B6). Hal ini dikarenakan tidak adanya kandungan Al-larut pada tanah sulfat masam sehingga perlakuan pemberian dosis biochar sekam padi dan tandan kelapa sawit tidak berpengaruh dalam menurunkan nilai Al-larut, dan Al-larut tidak mengalami keracunan. Menurut (Sutaryo, 2005) bahwa konsentrasi Al sebesar 3 ppm atau 0,03 me/100 g dalam larutan tanah, dapat merusak jenis padi yang rentan terhadap keracunan Al. Sedangkan pada konsentrasi 10 ppm atau 0,1 me/100 g, semua jenis baik yang rentan maupun yang tahan mengalami kerusakan. 3.1.6 Al-dd 3.1.6.1 Biochar dari Sekam Padi Pengaruh dosis biochar dari sekam padi terhadap Al-dd tanah sulfat masam dapat disajikan pada Tabel 3.11. berikut Tabel 3.11. Nilai Al-dd pada Berbagai Dosis Biochar Sekam Padi No. 1 2 3 4
Perlakuan Kontrol 0 g/5 kg Biochar 15 g/5 kg Biochar 30 g/5 kg Biochar 37,5 g/5 kg
P1
P2
P3
3,99 5,94 5,23 4,06
4,25 5,96 4,45 4,54
5,59 6,12 5,73 4,37
Rata-rata Al-dd (me/100 g) 4,61a 6,01b 5,14ab 4,32a
Berdasarkan uji F bahwa perlakuan pemberian biochar sekam padi menunjukan berpengaruh secara nyata terhadap perubahan nilai Al-dd tanah sulfat masam. Pada perlakuan kontrol (B0) Al-dd sebesar 4,61 me/100 g. Kemudian setelah perlakuan pemberian biochar sekam padi dengan dosis 15 g, 30 g dan 37,5 g terjadi peningkatan dan penurunan nilai Al-dd berkisar dari 6,01 - 4,32 me/100 g. Berdasarkan hasil uji LSD 5% menunjukan peningkatan dan penurunan Al-dd terhadap variasi dosis biochar dari sekam padi, pada perlakuan pertama (B0) bila dibandingkan dengan perlakuan kedua (B1) memberikan perbedaan nyata. Tetapi bila dibandingkan dengan perlakuan ketiga (B2) tidak berpengaruh nyata. Dan perlakuan ketiga (B2) bila dibandingkan dengan perlakuan keempat (B3) dan perlakuan pertama (B0) tidak berpengaruh nyata. Pemberian dosis biochar sekam padi menyatakan berpengaruh dalam menurunkan nilai Al-dd dan juga terjadi peningkatan pada tanah sulfat masam. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh (Agusni, 2013) bahwa penambahan bahan organik pada tanah masam mampu meningkatkan pH tanah dan menurunkan Al tertukar (Al-dd), karena asam-asam organik hasil
9
dekomposisi akan menghasilkan kation basa dan mengikat Al membentuk senyawa komplek, sehingga Al tidak terhidrolisis lagi. 3.1.6.2 Biochar dari Tandan Kelapa Sawit Pengaruh dosis biochar dari tandan kelapa sawit terhadap Al-dd tanah sulfat masam dapat disajikan pada Tabel 3.12. berikut Tabel 3.10. Nilai Al-dd pada Berbagai Dosis Biochar Tandan Kelapa Sawit No. 1 2 3 4
Berdasarkan berpengaruh kontrol (B0) padi dengan me/100 g.
Perlakuan Kontrol 0 g/5 kg Biochar 15 g/5 kg Biochar 30 g/5 kg Biochar 37,5 g/5 kg
P1
P2
P3
6,38 4,63 4,61 4,80
6,85 4,49 4,42 4,85
6,64 5,33 5,20 4,44
Rata-rata Al-dd (me/100 g) 6,62a 4,82b 4,74b 4,70b
uji F bahwa perlakuan pemberian biochar tandan kelapa sawit menunjukan secara nyata terhadap perubahan nilai Al-dd tanah sulfat masam. Pada perlakuan Al-dd sebesar 6,62 me/100 g. Kemudian setelah perlakuan pemberian biochar sekam dosis 15 g, 30 g dan 37,5 g terjadi penurunan nilai Al-dd berkisar dari 4,82 - 4,70
Berdasarkan hasil uji LSD 5% menunjukan penurunan Al-dd terhadap terhadap variasi dosis biochar dari tandan kelapa sawit pada perlakuan kedua sampai keempat (B4-B6) memberikan perbedaan nyata bila dibandingkan dengan perlakuan pertama (B0). Namun pada perlakuan ketiga sampai keempat (B5-B6) tidak memberikan perbedaan nyata bila dibandingkan dengan perlakuan kedua (B4). Pemberian dosis biochar tandan kelapa sawit berpengaruh nyata dalam menurunkan nilai Al-dd pada tanah sulfat masam. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh (Endriani, 2013) bahwa biochar yang diberikan ke dalam tanah memberikan efek seperti pengapuran yang menurunkan kemasaman tanah. Sejalan dengan (Indrasari, 2006) menjelaskan bahwa Al3+ yang berasal dari larutan tanah akan bereaksi dengan OH- dari hasil reaksi pengapuran sehingga membentuk Al(OH)3 dan terjadi peningkatan pH, sehingga Al-dd pada tanah akan menurun. (Yuliana, 2012) melaporkan hasil penelitiannya penurunan Al-dd akibat pengenangan, erat hubungannya dengan peningkatan pH tanah, penurunan Al-dd disebabkan terbentuknya endapan aluminium hidroksida akibat tingginya ion OH- terlarut sejalan dengan meningkatnya pH tanah, pengendapan Al-dd dalam bentuk Al(OH)3 terus berlanjut sampai pH tanah mencapai 5,5 sehingga daya meracun Al-dd cepat hilang pada tanah masam. 4.2. Pemberian Dosis Biochar Sekam Padi dan Tandan Kelapa Sawit Hasil uji sifat kimia tanah sulfat masam yang dilakukan pada penelitian ini untuk membuktikan pemberian dosis biochar sekam padi dan tandan kelapa sawit terhadap sifat kimia tanah sulfat masam. yaitu pada parameter pH, KTK, Fe-larut, Fe-dd, Al-larut dan Al-dd. Dengan dosis biochar 15 g/5 kg tanah, 30 g/5 kg tanah, 37,5 g/5 kg tanah. Dosis biochar dari sekam padi dan tandan
10
kelapa sawit pada setiap parameter yang dapat meningkatkan kualitas tanah sulfat masam pada penelitian ini dapat di lihat pada Tabel berikut : Tabel 4.13. Dosis Biochar Pada Masing-Masing Parameter Parameter pH Fe-dd Al-dd
Dosis (g/5 kg tanah) TKS Sekam Padi 15 15 30 15 37,5 15
Pada pemberian dosis biochar sekam padi dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap sifat kimia tanah sulfat masam. pH dengan dosis 15 g/5 kg tanah, Fe-dd dengan dosis 30 g/5 kg tanah, dan Al-dd dengan dosis 37,5 g/5 kg tanah dapat di lihat pada Tabel 4.13. Pada penelitian ini di peroleh dosis 15 g/5 kg tanah , 30 g/5 kg tanah dan 37,5 g/5 kg tanah. Namun di pilih salah satu sebagai dosis terbaik yang mampu meningkatkan kualitas sifat kimia tanah sulfat masam pada parameter pH, Fe-dd dan Al-dd. Dosis 15 g/5 kg tanah hanya mampu meningkatkan pH, tetapi tidak mampu mempengaruhi parameter Fe-dd dan Al-dd. Karena untuk meningkatkan kedua parameter tersebut perlu dosis yang lebih tinggi yaitu 37,5 g/5 kg tanah. Sehingga tidak dapat di pilih dosis 15 g/5 kg tanah dan 30 g/5 kg tanah. Oleh karena itu dosis terbaik yang mampu meningkatkan ketiga parameter tersebut adalah 37,5 g/5 kg tanah. Dosis 37,5 g/5 kg tanah dapat meningkatkan Al-dd, serta dapat meningkatkan pH dan Fe-dd pada tanah sulfat masam. Pada pemberian dosis biochar tandan kelapa sawit dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap sifat kimia tanah sulfat masam. Untuk parameter pH, Fe-dd dan Al-dd didapatkan dosis yaitu 15 g/5 kg tanah dapat di lihat pada Tabel 4.13. Berdasarkan uji statistik pemberian dosis biochar sebesar 15 g/5 kg tanah apabila dibandingkan dengan dosis 30 g/5 kg tanah dan 37,5 g/5 kg tanah tidak berpengaruh signifikan terhadap parameter pH, Fe-dd dan Al-dd. Sehingga yang di pilih sebagai dosis terbaik untuk meningkatkan kualitas sifat kimia tanah sulfat masam yaitu 15 g/5 kg tanah. Karena untuk meningkatkan parameter pH, Fe-dd dan Al-dd tidak perlu dosis yang lebih tinggi, dengan dosis 15 g/5 kg tanah sudah memberikan pengaruh yang signifikan. 4.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan Hasil penelitian menyimpulkan sebagai berikut ; 1. Biochar dari sekam padi dan tandan kelapa sawit dapat mempengaruhi parameter kimia tanah sulfat masam yaitu pH, Fe-dd dan Al-dd, tetapi tidak berpengaruh terhadap parameter KTK, Fe-larut dan Al-larut. 2. Pada dosis biochar sekam padi sebesar 37,5 g/5 kg tanah dan dosis biochar tandan kelapa sawit sebesar 15 g/5 kg tanah dapat mempengaruhi parameter kimia tanah sulfat masam. 4.2. Saran Biochar sekam padi dan tandan kelapa sawit hanya dapat memberikan pengaruh nyata terhadap beberapa parameter kimia tanah sulfat masam yaitu pH, Fe-dd dan Al-dd, sehingga disarankan penelitian lebih lanjut tentang kombinasi biochar yang dapat mempengaruhi parameter kimia tanah sulfat masam lainnya.
11
DAFTAR PUSTAKA Anggraini, D., dan Roliadi, H. 2011. Pembuatan Pulp dari Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Karton Pada Skala Usaha Kecil. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 29 (3) : 211-225. Agusni., dan Satriawan, H. 2012. Perubahan Kualitas Tanah Ultisol Akibat Penambahan Berbagai Sumber Bahan Organik. Universitas Almuslim Bireuen. Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi. Vol 12 No. 3 Hal : 32-36 Azmy. 2015. Manfaat Arang Sekam Sebagai Media Tanam. Pertanian. Azkiya, R. 2015. Pengaruh Variasi Ukuran Biochar dan Ukuran Efektif Biochar Dalam Meningkatkan Paearmeter Fisika-Kimia Tanah Ultisol Berat Jenis, Kadar Air, ph KTK dan Al-dd. Fakultas Teknik. Banjarbaru. Bandatanang. 2008. Pedoman Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit. Subdit Pengelolaan Lingkungan Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Ditjen PPHP, Departemen Pertanian. Jakarta. Blanco-Canqui, H., dan Lal, R. 2004. Mechanisms of carbon sequestration in soil agre-gates. Cri. Rev. In Plant Sci 23 (6) : 481-504. Bohn, Hinrich L., Mcneal, Brian L., dan O’connor, George A. 1934. Soil Chemistry. A Wiley and Sons. New York. Candra, A., Miryanti, YIP., Widjaya., L.B., dan Pramudita, A. 2012. Isolasi dan Karakterisasi Silika dari Sekam Padi. Universitas Katholik Parahiyangan. Jurnal LPPM no. 08 Tahun 2012 : Bandung. Cyio, M.B. 2008. Efektifitas Bahan Organik Dan Tinggi Genangan Terhadap Perubahan Eh, pH, Dan Status Fe, P, Al Terlarut Pada Tanah Ultisol. Universitas Tadulako. Sulewesi Tengah. Jurnal Agroland 15 (4). Endriani dan Ajidirman. 2013. Pemanfaatan Biochar Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Amandement Ultisol Sungai Bahar Jambi. Fakultas Pertanian. Jambi. Vol 15 No 1 Hal 3946. Fitrianty, L. 2015. Pengaruh Variasi Dosis Biochar Dari Limbah Tandan Kelapa Sawit Terhadap Perubahan Sifat Fisika-Kimia Tanah Ultisol Dengan Parameter BD, WHC, pH, KTK dan Al-dd. Fakultas Teknik. Banjarbaru. Fahmi, A. Radjagukguk, B., dan Purwanto, B.H. 2009. Kelarutan Fosfat dan Ferro pada Tanah Sulfat Masam yang Diberikan Bahan Organik Jerami Padi. Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada Jogyakarta. Vol 12 No 2 Hal 119-125 ISSN 0852-257X. Gani, A. 2010. Multiguna Arang – Hayati Biochar. Sinar Tani Edisi 13-19 Oktober 2010. Glaser, B., Lehmann, J., and Zech, W. 2002. Ameliorating Physical and Chemical Properties of Highly Weathered Soils in the Tropics With Charachoal: A Review. Biol Fertil Soils, 35: 219-230. Hasibuan, R.S. 2010. Kualitas Serat dari Limbah Batang Kelapa Sawit sebagai Bahan Baku Papan Serat, Fakultas Pertanian USU, Medan. Hidayat, B. 2015. Remediasi Tanah Tercemar Logam Berat Dengan Menggunakan Biochar. Fakultas pertanian USU. Medan. Vol 2 No. 1 Hal 31-41. Husna, N. 2014. Pengelolaan Bahan Organik Di Tanah Sulfat Masam. Studi Agroteknologi. Pertanian IBA. Palembang. ISBN : 979-587-529-9. Ibrahim, 2015. Pengaruh Waktu Kontak Biochar dari Sekam Padi Terhadap Beberapa sifat FisikaKimia Tanah Ultisol dengan Pararmeter Berat Jenis, Kadar Air, ph KTK dan Al-dd. Fakultas Teknik. Banjarbaru.
12
Indrasari, A. Dan Syukur, A. 2006. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Dan Unsur Hara Mikro Terhadap Pertumbuhan Jagung Pada Ultisol Yang Dikapur. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 6(2) Hal : 116-123. Khusrizal, 2015. Kontribusi Macam Bahan Organik Dan Kalsit Terhadap Perubahan Kadar Besi Dan Mangan Dalam Tanah Serta Serapannya Oleh Jagung Pada Inceptisol Aceh Utara. Universitas Malikissaleh. Jurnal Pertanian Tropik Vo.2 (16) Hal : 124-131. Lehmann, J., and Joseph, S. 2009. Biochar for Environmental Management. Earthscan, U.S.A. Lehmann, J. 2007. Bioenergy in the Black. Frontiers in Ecology and the Environment 5: 381-387. Lotuponu, H., Shiddieq, B.J., Syukur, A., dan Hanudin, E. 2011. Pengaruh Biochar dari Limbah Sagu Terhadap Pelindian Nitrogen Di Lahan Kering Masam. Agronomika Vol. 11, No. 2. Mahdiannoor. 2013. Tanggap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) Terhadap Pemberian Abu Sekam Padi Pada Lahan Rawa Lebak. Stiper. Amuntai. Jurnal Ziraa’ah Vol 37 No 2 Hal : 14-25. Matsuzawa, Y., Mae, K., Hasegawa, I., Suzuki, K., Fujiyoshi, H., Ito, M., dan Ayabe, M. 2007. Characterization of Carbonized Municipal Waste as Substitute for Coal Fuel. Fuel 86:264-272. Martin, A. 1990, Farmasi Fisika, Buku II, UI Press, Jakarta, 1022-1023, 1036-1038. Masulili, A. 2010. Kajian Pemanfaatan Biochar Sekam Padi untuk Memperbaiki Beberapa sifat Tanah Sulfat Masam dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi (Oryza sativa L). (Desertasi). Tidak di Publikasikan. Pascasarajana Universitas Brawijaya Malang. Masulili, A., Suryantini., dan Irianti, A.T.P. 2014. Pemanfaatan Limbah Padi dan Biomassa Tumbuhan Liar Cromolaena Odorata Untuk Meningkatkan Beberapa Sifat Tanah Sulfat Masam Kalimantan Barat. Fakultas Pertanian. Pontianak Vol 14 No.2 Hal : 7-18. Mawardiana. 2013. Pengaruh Residu Biochar Dan Pemupukan Npk Terhadap Dinamika Nitrogen, Sifat Kimia Tanah Dan Hasil Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) Musim Tanam Ketiga. Program Studi Magister Konservasi Sumberdaya Lahan, Pascasarjana Unsyiah. Banda Aceh. Vol 2 No 3 Hal 225-260. Miliyanti, W. 2011. Dinamika Aluminium (Al) dan Besi (Fe) Pada Tanah Mineral Masam. Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru. Najar. 2009. Penyebab Tanah Masam (ph rendah). Powered Jurnal. Nion, Y.A., Gusti, I. I., Hastin, E., Rehhart, J., dan Rawing, R. 2014. Pengaruh Suhu, Lama, Dan Ukuran Mesh Dalam Pembuatan Biochar Plus Tandan Kosong Kelapa Sawit Terhadap Retensi Tanah Gambut Dan Podsolik Merah Kuning. Disampaikan pada Simposium dan Seminar Nasional Perhimpunan Agronomi Indonesiadi Universitas Sebelas Maret. 13 dan 14 Nopember 2014 Solo Jawa Tengah. Nurida, N.L., Dariah, A., dan Rachman, A. 2010. Efikasi Formula Pembenah Tanah Biochar dalam Berbagai Bentuk (Serbuk, Granul, dan Pelet) Dalam Meningkatkan Kualitas Lahan Kering Masam Terdegradasi. Prosiding seminar nasional sumberdaya lahan pertanian. Bogor 30 Nov - 1 Des 2010. Buku II. Konservasi lahan, pemupukan dan biologi tanah. Noor, A dan Kharuddin. 2013. Keracunan Besi Pada Padi: Aspek Ekologi Dan FisiologIAgronomi. Balai Pengakajian Teknologi Pertanian. Kalimantan Selatan. Ogawa, M. 2006. Carbon sequestration by carbonization of biomass and forestation: three case studies. Halaman 133-146.
13
Parrot. 1971. Pharmaceutical Technology. Burgess Publishing Company. University of Lowa: Lowa. Priatmadi, B.J., dan Haris, A. 2009. Reaksi Pemasaman Senyawa Pirit pada Tanah Rawa Pasang Surut. Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Jurusan Ilmu Tanah. Banjarbaru. Vol 14 No 1 Hal : 19-24. Purba, M.A., Fauzi, dan Sari, K. 2015. Pengaruh Pemberian Fosfat Alam dan Bahan Organik pada Tanah Sulfat Masam Potensial Terhadap P-Tersedia Tanah dan Produksi Padi (Oryza satiya L.). Universitas Sumatera Utara. Medan. Jurnal Online Agroekoteaknologi Vol 3 No 3 Hal : 938-948. Putra, S.A. 2015. pengaruh variasi dosis biochar dari limbah sekam padi terhadap perubahan sifat fisika-kimia tanah ultisol dengan parameter bd, whc, ph, ktk dan al-dd. Fakultas Teknik. Banjarbaru. Pulungan, D.A. 2015. Evaluasi kesesuaian Retensi Hara Untuk Tanaman Bawang Merah Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Sumatera Utara. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera utara. Medan. Pohan, H. G., Siallagan, C., dan Wulandari, R. 2002. Pengaruh suhu dan konsentrasi Natrium Hidraoksida pada Pembuatan karbon Aktif Dari Sekam Padi. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Hasil Pertanian.Dept. Perindustrian dan Perdagangan. Jakarta. Ratnasari, F. 2011. Pengolahan Cangkang Kelapa Sawit dengan Teknik Pirolisis untuk Produksi Bio-Oil. Universitas Diponegoro: Semarang. Rondon, M.A., Lehmann, J., Ramirez, J., dan Hurtado, M. 2007. Biological Nitrogen Fixation by Common Beans (Phaseolus vulgaris L.) Increases with Bio-char additions. Biology and Fertility Soils 43: 699-708. Santoso, R.S. 2011. Hasil Padi Sawah Yang Diaplikasi pupuk Organik. Universitas Negeri Manado Tondano. Manado. Jurnal Agrivigor 10 (3) : 319-330 ISSN 1412-2286. Siregar, P. 2009. Dampak Ekelogi Perkembangan Perkebunan. Undrip. Suastika, I.W., Hartatik, W., dan Subiksa, I.G.M. 2006. Karakteristik Dan Teknologi Pengelolaan Lahan Sulfat Masam Mendukung Pertanian Ramah Lingkungan. Balitbangtan. Suistiyani, D. P., Napoleon dan Putra, A.G. 2014. Penlilaian Kulalitas Tanah pada Lahan Rawa Pasang Surut Untuk Tanaman Jagung (Zea mays) Di Desa Banyu Urip Kecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin. Jurusan Tanah. Palembang. Sutaryo, B., Aziz, P., dan Nasrullah. 2005. Seleksi Beberapa Kombinasi Persilangan Padi Untuk Ketahanan Terhadap Keracunan Aluminium. Ilmu Pertanian. Vol 12 No 1. Hal 20-31. Sudjana, B. 2014. Pengaruh Biochar Dan NPK Majemuk Terhadap Biomas Dan Serapan Nitrogen Di Daun Tanaman Jagung (Zea amys) Pada Tanah Typic Dystrudepts. Ilmu Pertanan dan Perikanan. Vol 3 No 1 Hal: 63-66. Sukbisa, I.G.M., dan Diah, S. 2006. Pemanfaatan Fosfat Alam Untuk Lahan Sulfat Masam. Penelitian Tanah. Cipayung. Sudaryono, 2009. Tingkat Kesuburan Tanah Ultisol Pada Lahan Pertambangan Batubara Sangaatta Kalimantan Timur. Peneliti Pusat Teknologi Lingkungan. Jakarta. Vol 10 No. 3 Hal 337-346. Sutaryo, B., Purwantoro, A., dan Nasrullah. 2005. Seleksi Beberapa Kombinasi Persilangan Padi Untuk Ketahanan Terhadap Keracunan Aluminium. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Jurnal Pertanian Vol 12 No.1 Hal 20-31. Triyono, J. SH. 2013. Laporan Uji Kualitas Tanah Untuk Produksi Biomassa Kegiatan Pengendalian Dan Pengawasan Pemanfaatan Sumberdaya Alam Di Kabupaten Sukoharjo. Ilmu Tanah Fakultas Pertanian. Surakarta.
14
Ulfah, D.H. 2015. Pengaruh Waktu Kontak Biochar dari Tandan Kelapa Sawit Terhadap Beberapa sifat Fisika-Kimia Tanah Ultisol dengan Pararmeter Berat Jenis, Kadar Air, ph KTK dan Al-dd. Fakultas Teknik. Banjarbaru. Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran teknologi Farmasi, edisi V, Cetakan I. UGM Press. Yogyakarta. Wayan, S., Wiwik, H dan Subiksa, I.G.M. 2006. 5 Karakteristik Dan Teknologi Pengelolaan Lahan Sulfat Masam Mendukung Prtanian Ramah Lingkungan. Peneliti BalitiBangtan Di Balai Penelitian tanah. Winarti, S., dan Neneng L. 2013. Pengaruh Pemberian Limbah Kelapa Sawit Terhadap Sifat Fisik, Kimia Dan Biologi Tanah Pada Lahan Kritis Eks Penambangan Emas. Universitas Palangkaraya. Jurnal Agripeat Vol 14 (2) Hal : 53-58. Yang, H., Yan, R. Liang, D.T., Chen, H., and Zheng, C. 2007. Pyrolisis of Palm Oil Wastes For Biofuel Production. As. J. Energy Env. 7 : 315-323. Yuliana, E.D. 2012. Jenis Mineral Liat Dan Perubahan Sifat Kimia Tanah Akibat Proses Reduksi Dan Oksidasi Pada Lingkungan Tanah Sulfat Masam. Universitas Hindu Indonesia. Denpasar. Jurnal Bumi Lestari. Vol 12 No 2 Hal : 327-337.
15